BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Desa Tanjung Pasir Pantai Tanjung Pasir merupakan pantai wisata yang di kelola oleh TNI AL Kabupaten Tangerang, dan Desa Tanjung Pasir dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Pemerintahan Desa di lingkungan Kabupaten Tangerang. Berdasarkan Bupati tersebut struktur organisasi tata kerja pemerintahan desa, bahwa tugas kepala desa melaksanakan urusan pemerintahan, pembangunan, sosial masyarakat dan pemberdayaan pantai (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2012). Demografi Desa Tanjung Pasir terletak disebelah utara Kantor Kecamatan Teluknaga dengan jarak tempuh 6,9 km dan mempunyai unsur pembantu pemerintah terdiri dari 1 kepala dusun, 14 rukun warga dan 34 rukun tetangga. Desa Tanjung Pasir dengan luas 570 Ha dan merupakan daerah daratan rendah dengan ketinggian dari permukaan laut 1 m dengan suhu udara 37 o C. Jarak tempuh dari pusat Ibukota Kabupaten adalah 54 km (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2012). Desa Tanjung Pasir memiliki jumlah penduduk sekitar jiwa (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2012). Berdasarkan data Puskesmas Tegal Angus (2011) dalam Sandra (2012), mayoritas masyarakat Tanjung Pasir bersuku bangsa Betawi dan beragama Islam. Mata pencaharian utama penduduk desa Tanjung Pasir adalah pekerja pabrik, nelayan dan sebagian wiraswasta. Dimana yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak jiwa. Kepadatan jumlah penduduk desa Tanjung Pasir ± 1,625 penduduk/km 2 yang ratarata penduduknya tinggal di daerah pesisir pantai. Pantai Tanjung Pasir adalah salah satu pantai yang ada di kecamatan Teluknaga, kata tanjung pasir berasal dari tanjung yang berarti daratan yang menonjol dipermukaan laut jawa dan pasir adalah permukaan tanahnya pasir, disamping itu Tanjung pasir di masa penjajahan Belanda dan Jepang pernah 30

2 31 dijadikan benteng pertahanan. Pantai Tanjung Pasir merupakan kawasan pantai berpasir yang masih ditumbuhi hutan bakau. Kawasan pantai ini terdapat PPI yang didalamnya terdapat TPI, dermaga dan kawasan militer merupakan tempat pelatihan bagi TNI AL (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2010) Batas Wilayah dan Aksesibilitas Wilayah Desa Tanjung Pasir termasuk strategis karena terletak diantara kota Tangerang dan Jakarta. Letak geografis Desa Tanjung Pasir adalah 106 o o 43 Bujur Timur dan 6 o 00-6 o 20 Lintang Selatan. Menurut BPS Kabupaten Tangerang (2010) Desa Tanjung Pasir mempunyai luas km 2 (sekitar 570 Ha) dengan rincian penggunaan yakni untuk sawah 73 Ha dan darat 491,2 Ha. Batas wilayah Desa Tanjung Pasir : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Muara 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tegalangus 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung Jarak tempuh Pantai Tanjung Pasir termasuk strategis karena jarak pantai dengan kantor Kecamatan Teluknaga hanya sejauh 12 km dan dapat ditempuh selama 15 menit, sedangkan jarak dengan ibu kota Kabupaten Tangerang sejauh 54 km dan dapat ditempuh selama 60 menit, sedangkan jarak dengan ibu kota Propinsi Banten sejauh 72 km dan dapat ditempuh selama 90 menit (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2011). Desa Tanjung Pasir dapat dicapai dengan kendaraan umum dalam bentuk ojeg motor dan angkutan umum. Angkutan umum berangkat dari Kampung Melayu atau dari Pasar Tegal Angus dengan jam pemberangkatan tertentu dengan tujuan akhir Pantai Tanjung Pasir. Untuk menuju Desa Tanjung Pasir dari arah Kampung Melayu maka akan melewati salah satu sisi Bandara Soekarno Hatta dengan akses jalan yang relatif mudah namun pada jam tertentu mengalami kemacetan akibat jam berangkat atau pulang karyawan PT di sekitar wilayah

3 32 Tegal Angus atau Kampung Melayu. Sementara itu,memasuki wilayah Desa Tanjung Pasir dari arah Tegal Angus akan terlihat hamparan tambak udang dan bandeng yang berada di sisi kanan maupun kiri jalan (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2011). Sarana jalan di Desa Tanjung Pasir terutama di Kampung Tanjung Pasir umumnya berupa jalan aspal dengan kondisi yang masih cukup baik. Berdasarkan informasi dari warga desa, kondisi akses jalan di Kampung Tanjung Pasir dahulu sangat buruk dengan kondisi jalan berlubang yang becek saat hujan dan berdebu saat musim panas. Kondisi sarana akses transportasi dan jalan yang cukup baik tersebut menyebabkan mobilitas masyarakat Kampung Tanjung Pasir maupun dari luar desa cukup mudah sehingga akses terhadap perkembangan informasi dan ekonomi bisa lebih baik. Sedangkan sarana jalan di Kampung lainnya yaitu Kampung Gagah Sukamanah, Garapan dan Sukamulya umumnya sudah dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat meskipun sarana jalan rata-rata masih menggunakan paving blok (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2011) Kondisi Ekonomi Desa Tanjung Pasir Perekonomian Desa Tanjung Pasir yang pada umumnya bersumber dari penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan, pedagang, buruh, dan karyawan swasta, sehingga rata-rata kondisi ekonominya sangat rendah. Ekenomi masyarakata desa Tanjung Pasir perlu ditingkatkan melalui upaya ekonomi produktif setiap individu. Tabel 6. Daftar Mata Pencaharian Penduduk Tanjung Pasir No Mata Pencaharian Jumlah Jiwa 1 Nelayan Buruh / Swasta 65 3 PNS 15

4 33 4 Pedagang Penjahit 24 6 Tukang Batu 62 7 Tukang Kayu 42 8 Peternak 6 9 Pengrajin 5 10 Montir Polri 8 12 Petani 176 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang Potensi Wisata Desa Tanjung Pasir Desa Tanjung Pasir terletak di Kecamatan Teluknaga, dimana jarak 54 km dari pusat kota Tigaraksa. Desa Tanjung Pasir memiliki pantai wisata dengan luas sebesar 10 ha yang menawarkan wisata panorama alam dengan ombak yang tenang, dan ada pasir pantai yang putih, bersih dan tidak berlumpur, selain itu para pengunjung dapat menikmati pemandangan Pulau Seribu di laut lepas, disana tersedia fasilitas pendukung untuk para pengunjung seperti usaha penyeberangan perahu, usaha kios cinderamata, usaha makanan ringan dan usaha rumah makan olahan (Dinas Pemuda Olahraga Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Tangerang 2010). Wisata desa Tanjung Pasir juga terdapat tempat private resort yang memiliki banyak fasilitas, dengan nama Tanjung Pasir Resort. Tanjung Pasir Resort merupakan kawasan wisata yang setara dengan Hotel Bintang III yang terletak di Desa Tanjung Pasir. Resort ini menawarkan kenyamanan dan keasrian suasana daerah pesisir dengan sejumlah hidangan kuliner khas laut (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2012). Di Desa Tanjung Pasir juga terdapat Taman Penangkaran Buaya, sejak tahun 2002 pemerintah menjadikan salah satu wisata disana, taman seluas 6 ha tersebut terdiri dari 4 kandang besar buaya, dimana masing-masing kandang diisi

5 34 oleh puluhan ekor buaya (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2011) 4.2 Kondisi Umum Responden 1. Umur Responden Kebiasaan nelayan Pantai Tanjung Pasir melakukan kegiatan dilakukan dari semenjak muda. Berikut tabel responden berdasarkan umur. Tabel 7. Responden berdasarkan umur No Umur Responden >50 1 Jumlah 17 6% Umur Responden 18% 23% % >51 Gambar 3. Diagram responden berdasarkan umur Berdasarkan Gambar 3, responden yang berumur tahun paling tinggi, yaitu sebesar 53%, sedangkan yang paling tinggi adalah responden yang berumur lebih dari 51 tahun, sisanya responden yang berumur tahun dan tahun masing-masing sebesar 18% dan 23%.

6 35 2. Tingkat Pendidikan Pendidikan nelayan sangat beragam, tentunya banyak dari mereka lebih memilih untuk usaha dari pada pendidikan. Berikut disajikan tabel tingkat pendidikan responden. Tabel 8. Tingkat Pendidikan Responden di Pantai Tanjung Pasir No Tingkat pendidikan Responden 1 SD 10 2 SMP 6 3 SMA 1 Jumlah 17 Tingkat Pendidikan 6% 35% 59% SD SMP SMA Gambar 4. Tingkat Pendidikan Responden Dari Gambar 4, responden yang memiliki pendidikan SD paling tinggi yaitu sebesar 59%, sedangkan yang memiliki pendidikan SMA paling rendah, yaitu 6 % dan sisanya sebesar 35 % yang memiliki pendidikan SMP.

7 36 Secara umum semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki, namun terdapat beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan pengetahuan seperti lingkungan sekitar dan pengalaman. 3. Pengalaman Kerja Pengalaman kerja menjadi salah satu faktor pendukung usaha. Berikut tabel responden berdasarkan pengalaman kerja. Tabel 9. Responden berdasarkan pengalaman kerja No Lamanya Kerja Responden Tahun Tahun 7 3 >21 Tahun 3 Jumlah 17 Pengalaman Kerja 18% 41% 1-10 tahun tahun >21 tahun 41% Gambar 5. Tingkat umur responden Dari Gambar 5, responden yang memiliki pengalaman kerja 1 sampai 10 tahun dan 11 sampai 20 tahun sebesar 41%, sedangkan yang memiliki umur lebih dari 20 tahun hanya sebesar 18.

8 Pelaku Usaha di Pantai Tanjung Pasir Kegiatan wisata bahari yang ada di pantai Tanjung Pasir terdiri dari beberapa macam pelaku usaha, yaitu 1. Nelayan Penangkapan Nelayan penangkapan merupakan nelayan yang melakukan perikanan tangkap di laut. Dalam pelaksanaan kegiatan penangkapan biasa dilakukan pada waktu yang berbeda, untuk nelayan yang menggunakan jaring dilakukan pukul sampai dengan pukul WIB. 2. Nelayan Sampingan Nelayan sampingan merupakan nelayan yang melakukan kegiatan wisata bahari di luar waktu penangkapan. Kegiatan usaha wisata bahari di Pantai Tanjung Pasir adalah usaha makanan ringan, makanan olahan, penjual cinderamata, dan penyeberangan perahu. 3. Anggota Keluarga Nelayan Tangkap Anggota keluarga nelayan merupakan anggota keluarga yang melakukan kegiatan wisata bahari yang ditujukan untuk membantu melengkapi pendapatan dari keluarga rumah tangga nelayan Usaha Yang Dijalani Rumah Tangga Nelayan Nelayan melakukan pekerjaannya dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan demi kebutuhan hidup. Pada pelaksanaannya diperlukan beberapa perlengkapan dan dipengaruhi pula oleh banyak faktor guna mendukung keberhasilan kegiatan (Tarigan, 2000 dalam Sujarno 2008), Menurut Salim (1999) dalam Sujarno (2008) faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan meliputi faktor sosial dan ekonomi, dimana faktor tersebut terdiri dari besarnya modal, jumlah perahu, jumlah tenaga kerja, jarak tempuh saat melaut, dan pengalaman. Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner terhadap responden, didapat tabel kriteria responden sebagai berikut:

9 38 Tabel 10. Keluarga Nelayan yang memiliki usaha wisata bahari Kepala Kegiatan Wisata No. Keluarga Nelayan Usaha Cinderamata Usaha Penyeberangan Usaha Makanan Ringan Usaha Rumah Makan Olahan 1 Ucup V 2 Farid V 3 Suki V 4 Yanto V 5 Sugino V 6 Nur V 7 Dodi V 8 Mardi V 9 Kasun V 10 Darto V 11 Hasmin V 12 Musman V 13 Rodi V 14 Rajib V 15 Kamba V 16 Sidiq V 17 Ocid V Dari Tabel 12, sebanyak 15 keluarga memiliki satu usaha tambahan diluar penangkapan seperti usaha cinderamata, usaha penyeberangan, usaha makanan ringan dan usaha rumah makan olahan, sedangkan sisanya memiliki dua usaha tambahan yaitu usaha penyeberangan dan usaha makanan ringan, dan lainnya usaha penyeberangan dengan usaha makanan olahan.

10 Analisis Usaha Perikanan Tangkap pada Tabel 11. Analisis usaha perikanan tangkap dengan waktu 10 bulan dapat dilihat Tabel 11. Analisis Usaha Perikanan Tangkap (dalam 10 bulan) No Uraian Nilai (dalam Rp) 1 Biaya tetap Penyusutan Perahu Penyusutan Mesin Penggantian Alat Tangkap Restribusi Biaya Es Total Biaya Tetap Biaya Variabel Bahan Bakar Perbekalan Total Biaya Variabel Total Biaya Pengeluaran Total Penerimaan Kriteria Finansial Keuntungan Bersih Per Unit Keuntungan Perorang Keuntungan Pemilik (2 Bagian) Sumber : data primer (diolah) 2013 Dilihat dari Tabel 11, rata-rata Total Biaya sebesar Rp yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel, sedangkan rata-rata total penerimaan per unit kapal sebesar Rp pertahunnya. Dapat dilihat diatas, keuntungan bersih perunit sebesar Rp , sedangkan keuntungan pemilik dari 1 unit yang memiliki 2 ABK adalah sebesar Rp pertahun penangkapan.

11 Analisis Usaha Kegiatan Wisata Bahari Analisis Usaha Penjualan Cinderamata Analisis usaha kegiatan wisata bahari di pantai Tanjung Pasir berupa Penjualan cinderamata dengan masa penjualan 1 tahun dapat dilihat dari Tabel 12. Tabel 12. Analisis Penjualan Cinderamata (1 tahun ) No Uraian Nilai (dalam Rp) 1 Biaya Tetap Penyusutan Bangunan Penyusutan Peralatan Restribusi Total Biaya Tetap Biaya Variabel Modal Usaha Listrik pertahun Total Biaya Variabel Total Biaya Pengeluaran Total Penerimaan Kriteria Finansial Keuntungan Bersih Sumber: Data Primer (Diolah) 2013 Dilihat dari Tabel 12, rata-rata Total Biaya usaha cinderamata sebesar Rp yang terdiri dari jumlah rata-rata total biaya variable dan biaya tetap, sedangkan rata-rata total penerimaan sebesar Rp pertahunnya, sehingga didapat keuntungan bersih sebesar Rp per tahunnya.

12 Analisis Usaha Penyeberangan Perahu Analisis usaha kegiatan wisata bahari di pantai Tanjung Pasir berupa penyeberangan perahu dalam masa 1 tahun dapat dilihat dari Tabel 13. Tabel 13. Analisis Usaha Penyeberangan Perahu (1 tahun) No Uraian Nilai (dalam Rp) 1 Biaya Tetap Penyusutan Perahu Penyusutan Mesin Restribusi Total Biaya Tetap Biaya variabel Bahan Bakar Uang Makan dan Rokok Total Biaya Variabel Total Biaya Pengeluaran Total Penerimaan Kriteria Finansial Keuntungan Bersih Per Unit Keuntungan Perorang Sumber : Data Primer (diolah) 2013 Dilihat dari Tabel 13, rata-rata Total Biaya usaha penyeberangan sebesar Rp yang terdiri dari jumlah rata-rata total biaya variabel biaya tetap, sedangkan rata-rata total penerimaan sebesar Rp per unit dalam 1 tahun. Sehingga didapat keuntungan bersih sebesar Rp per tahun dengan keuntungan perorang yang terdiri dari 5 awak kapal sebesar Rp per tahunnya.

13 Analisis Usaha Makanan Ringan Analisis usaha kegiatan wisata bahari di pantai Tanjung Pasir berupa usaha makanan ringan dalam masa 1 tahun dapat dilihat dari tabel 14. Tabel 14. Analisis Usaha Makanan Ringan ( 1 tahun) No Uraian Nilai (dalam Rp) 1 Biaya Tetap Penyusutan Bangunan Penyusutan Meja dan Kursi Penyusutan Peralatan Dapur Restribusi Total Biaya Tetap Biaya Variabel Listrik Bahan Baku Total Biaya Variabel Total Biaya Pengeluaran Total Penerimaan Kriteria Finansial Keuntungan Bersih Sumber : Data Primer (diolah) 2013 Dilihat dari Tabel 14, rata-rata Total Biaya usaha makanan ringan sebesar Rp yang terdiri dari jumlah rata-rata total biaya variabel dan biaya tetap, sedangkan rata-rata total penerimaan sebesar Rp per tahun, sehingga didapat keuntungan bersih sebesar Rp pertahunnya.

14 Analisis Usaha Makanan Olahan Analisis usaha kegiatan wisata bahari di pantai Tanjung Pasir berupa usaha makanan olahan laut dalam masa 1 tahun dapat dilihat dari Tabel 15. Tabel 15. Analisis Usaha Makanan Olahan Laut (1 tahun) No Uraian Nilai (dalam Rp) 1 Biaya Tetap Penyusutan Bangunan Penyusutan Meja dan Kursi Penyusutan Peralatan Dapur Restribusi Total Biaya Tetap Biaya Variabel Listrik Bahan Baku Total Biaya Variabel Total Biaya Pengeluaran Total Penerimaan Kriteria Finansial Keuntungan Bersih Sumber : Data Primer (diolah) 2013 Dilihat dari Tabel 15, rata-rata Total Biaya usaha rumah makan olahan sebesar Rp yang terdiri dari jumlah rata-rata total biaya variabel dan biaya tetap, sedangkan rata-rata total penerimaan sebesar Rp per tahunnya, sehingga didapat keuntungan bersih sebesar Rp per tahunnya.

15 Analisis Pendapatan Rumah Tangga Nelayan dan Kegiatan Wisata Perhitungan pendapatan rumah tangga nelayan dengan 1 usaha kegiatan wisata dapat dilihat pada Tabel 16 sebagai berikut. Tabel 16. Pendapatan Nelayan dan Kegiatan Usaha Wisata (1 tahun) N Pendapatan Kepala Usaha Kegiatan Pendapatan Total o Rumah Tangga (Rp) Wisata Wisata (Rp) Pendapatan(Rp) Cinderamata Penyeberangan Makanan Ringan Makanan Olahan Jumlah Perhitungan pendapatan rumah tangga nelayan dengan 2 usaha kegiatan wisata dapat dilihat pada Tabel 17 sebagai berikut. Tabel 17. Pendapatan Nelayan dan 2 Kegiatan Usaha Wisata (1 tahun) No Uraian Pendapatan (dalam Rp) 1 Pendapatan RTN 1 Penangkapan Penyeberangan Makanan Ringan Total Pendapatan RTN 71,894,695 2 Pendapatan RTN 2 Penangkapan Penyeberangan Makanan Olahan Total pendapatan 105,583,028

16 Analisis Curahan Kerja pada Kegiatan Wisata Bahari Kegiatan Usaha Penjualan Cinderamata Curahan kerja usaha penjualan cinderamata bergantung pada jumlah pengunjung setiap bulannya. Pada umumnya waktu beroperasi usaha tersebut dimulai pukul sampai dengan atau selama 9 jam per hari, dengan perhitungan selama 1 bulan berarti 9 jam X 30 hari = 270 jam. Dari 3 responden yang ditelitimemiliki waktu yang sama, sehingga didapat curahan kerja per bulan sebagai berikut : CK RTN = X 100% = 37,5% Artinya rumah tangga nelayan yang memiliki kios usaha penjualan cinderamata beroperasi selama 270 jam atau 37,5% per bulan (720 jam) Kegiatan Usaha Penyeberangan Perahu Jumlah pengunjung di Pantai Tanjung Pasir mempengaruhi waktu operasi usaha penyeberangan perahu, sehingga mempengaruhi nilai curahan kerja usaha tersebut. Pada umumnya usaha penyeberangan beroperasi mulai pukul sampai dengan yang beroperasi dari Pantai Tanjung Pasir, sedangkan penyeberangan dari Pulau Untung Jawa Kepulauan Seribu beroperasi sampai pukul Artinya total jam operasi pada usaha penyeberangan perahu ini berjumlah 10 jam dimana dalam hitungan bulan sebesar 300 jam. Dari 9 responden yang diteliti, didapat total waktu operasi dalam 1 bulan adalah selama 295 jam, sehingga curahan kerja nelayan yang melakukan penyeberangan perahu per bulannya sebagai berikut : CK RTN = X 100% = 40,97% Artinya curahan kerja rumah tangga nelayan yang memiliki usaha penyeberangan perahu beroperasi selama 295 jam atau 40,97% per bulan (720 jam).

17 Kegiatan Usaha Penjualan Makanan Ringan Jumlah pengunjung di Pantai Tanjung Pasir tidak mempengaruhi waktu operasi usaha makanan ringan, sehingga tidak mempengaruhi nilai curahan kerja usaha tersebut. Pada umumnya, waktu operasi dimulai pukul sampai dengan 17.00, tapi ada beberapa kios makanan ringan yang menutup usahanya lebih cepat 1 jam karena posisinya di tepi pantai sehingga mereka khawatir dengan ombak besar yang sering terjadi di sana, sehingga waktu operasi mereka hanya sampai pukul 16.00, artinya jam operasi pada usaha penjualan makanan ringan selama 260 jam per bulan. Dari 4 orang responden yang diteliti, didapat rata- rata per bulannya sebagai berikut: CK RTN = X 100% = 36,11% Artinya curahan kerja rumah tangga nelayan yang memilki usaha penjualan makanan ringan di pantai Tanjung Pasir adalah sebesar 260 jam atau 36,11% per bulan (720jam) Kegiatan Usaha Rumah Makan Hasil Olahan Laut Jumlah pengunjung di Pantai Tanjung Pasir tidak mempengaruhi waktu operasi usaha rumah makan olahan, sehingga tidak mempengaruhi nilai curahan kerja usaha tersebut, karena tersedia tempat khusus di Desa Tanjung Pasir bagi usaha rumah makan tersebut. Pada umumnya waktu operasi mulai dari pukul sampai dengan atau selama 13 jam per hari baik weekday maupun weekend (hari libur) sehingga selama 1 bulan. Dilihat dari 3 responden, didapat rata-rata jam kerja per bulan yaitu selama 390 jam, sehingga didapat curahan kerja per bulan adalah sebagai berikut :

18 47 CK RTN = X 100% = 54,17% Artinya curahan kerja rumah tangga nelayan yang memiliki usaha rumah makan hasil olahan di Pantai tanjung Pasir sebesar 390 jam atau 54,17% perbulannya (720 jam). Curahan kerja rumah tangga nelayan di Pantai Tanjung Pasir selama 1 bulan dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Curahan Kerja usaha wisata di Pantai Tanjung Pasir No Usaha Wisata Curahan Kerja Total Jam Kerja 1 Cinderamata 37,5% 270 Jam 2 Penyeberangan 40,97% 295 Jam 3 Makanan Ringan 36,11% 260 Jam 4 Makanan Olahan 54,17% 390 Jam 4.8 Analisis Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Kontribusi Relatif Pendapatan RTN dengan Kegiatan Wisata Kontribusi relatif pendapatan rumah tangga nelayan dengan 1 usaha di Pantai Tanjung Pasir dapat dihitung sebagai berikut : 1. Kontribusi Relatif Usaha Cinderamata I w. bahari = Usaha Cinderamata = I total Maka, = Usaha Penangkapan + Usaha Cinderamata = = I relatif off fishing = X 100% = 56,04 % Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha cinderamata terhadap rumah tangga nelayan sebesar 56,04 %.

19 48 2. Kontribusi Relatif Usaha Penyeberangan I w. bahari = Usaha Penyeberangan = I total Maka, = Usaha Penangkapan + Usaha Penyeberangan = = I relatif off fishing = X 100% = 43,51 % Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha penyeberangan terhadap rumah tangga nelayan sebesar 43,51%. 3. Kontribusi Relatif Usaha Makanan Ringan I w. bahari = Usaha Makanan Ringan = I total Maka, = Usaha Penangkapan + Usaha Makanan Ringan = = I relatif off fishing = X 100% = 34,42 % Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha makanan ringan terhadap rumah tangga nelayan sebesar 34,42%. 4. Kontribusi Relatif Usaha Makanan Olahan I w. bahari = Usaha Makanan Olahan = I total Maka, = Usaha Penangkapan + Usaha Makanan Olahan = = I relatif off fishing = X 100% = 61,54 % Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha makanan olahan terhadap rumah tangga nelayan sebesar 61,54%.

20 49 5. Kontribusi Relatif Usaha Penyeberangan dan Makanan Ringan I w. bahari = Usaha Makanan Ringan + Penyeberangan = I total Maka, = Usaha Penangkapan + Usaha Wisata = = I relatif off fishing = X 100% = 56 % Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha makanan ringan dan penyeberangan terhadap rumah tangga nelayan sebesar 56%. 6. Kontribusi Relatif Usaha Penyeberangan dan Makanan Olahan I w. bahari = Usaha Makanan Olahan + Penyeberangan = I total Maka, = Usaha Penangkapan + Usaha Wisata = = I relatif off fishing = X 100% = 70% Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha makanan olahan dan penyeberangan terhadap rumah tangga nelayan sebesar 70 %. Kontribusi relatif pendapatan rumah tangga nelayan yang diperoleh dari kegiatan wisata bahari dapat dilihat pada Tabel 18. Sebagai berikut: Tabel 18. Kontribusi Relatif Pendapatan Rumah Tangga Nelayan No Pendapatan Pendapatan Usaha Total Pendapatan Kontribusi Nelayan (Rp) Wisata (Rp) (Rp) Relatif ,04% (Cinderamata) ,51% (Penyeberangan) ,42%

21 50 (Makanan ringan) (Makanan Olahan) (Penyeberangan dan Makanan Ringan) (Penyeberangan dan Makanan Olahan) ,54% % % Kontribusi Mutlak Pendapatan RTN dengan Kegiatan Wisata 1. Usaha Cinderamata I relatif off fishing = X = Jadi, kontribusi mutlak terhadap pendapatan rumah tangga nelayan usaha cinderamata dalam 1 tahun di Pantai Tanjung Pasir berjumlah Rp , sedangkan dalam kontribusi relatif sebesar 56,04% sehingga usaha wisata bahari ini dapat dijadikan mata pencaharian tambahan. 2. Usaha Penyeberangan I relatif off fishing = X = Jadi, kontribusi mutlak terhadap pendapatan rumah tangga nelayan usaha penyeberangan dalam 1 tahun di Pantai Tanjung Pasir berjumlah Rp , sedangkan dalam kontribusi relatif sebesar 43,51% sehingga usaha wisata bahari ini dapat dijadikan mata pencaharian tambahan. 3. Usaha Makanan Ringan I relatif off fishing = X = Jadi, kontribusi mutlak terhadap pendapatan rumah tangga nelayan usaha makanan ringan dalam 1 tahun di Pantai Tanjung Pasir berjumlah Rp ,

22 51 sedangkan dalam kontribusi relatif sebesar 34,42 % sehingga usaha wisata bahari ini dapat dijadikan mata pencaharian tambahan. 4. Usaha Makanan Olahan I relatif off fishing = X = Jadi, kontribusi mutlak terhadap pendapatan rumah tangga nelayan usaha rumah makan olahan dalam 1 tahun di Pantai Tanjung Pasir berjumlah Rp , sedangkan dalam kontribusi relatif sebesar 61,54 % sehingga usaha wisata bahari ini dapat dijadikan mata pencaharian tambahan. 5. Usaha Penyeberangan dan Usaha Makanan Ringan I relatif off fishing = X = Jadi, kontribusi mutlak terhadap pendapatan rumah tangga nelayan usaha penyeberangan dan usaha makanan ringan dalam 1 tahun di Pantai Tanjung Pasir berjumlah Rp , sedangkan dalam kontribusi relatif sebesar 56% sehingga usaha wisata bahari ini dapat dijadikan mata pencaharian tambahan. 6. Usaha Penyeberangan dan Makanan Olahan I relatif off fishing = X = Jadi, kontribusi mutlak terhadap pendapatan rumah tangga nelayan usaha penyeberangan dan usaha makanan ringan dalam 1 tahun di Pantai Tanjung Pasir berjumlah Rp , sedangkan dalam kontribusi relatif sebesar 70% sehingga usaha wisata bahari ini dapat dijadikan mata pencaharian tambahan.

23 52 Kontribusi mutlak pendapatan rumah tangga nelayan yang diperoleh dari kegiatan wisata bahari dapat dilihat pada Tabel 19. Sebagai berikut: Tabel 19. Kontribusi Mutlak Pendapatan Rumah Tangga Nelayan No Pendapatan Pendapatan Usaha Total Pendapatan Kontribusi Nelayan (Rp) Wisata (Rp) (Rp) Mutlak (Rp) (Cinderamata) (Penyeberangan) (Makanan ringan) (Makanan Olahan) (Penyeberangan dan Makanan Ringan) (Penyeberangan dan Makanan Olahan) Analisis Pendapatan Real Pendapatan real dari rumah tangga nelayan selama 3 tahun kedepan dan 3 tahun lalu yang digunakan untuk mengetahui pendapatan sebenarnya, perhitungan pendapatan real dengan nilai suku bunga 6,38 dalam dapat dilihat Tabel 19 sebagai berikut :

24 53 Tabel 19. Data Pendapatan Real 3 Tahun yang akan Datang No. Usaha Pendapatan Saat ini 3 tahun yang akan datang 1 Cinderamata 71,254,509 85,781,238 2 Penyeberangan 55,449,695 66,754,281 3 Makanan Ringan 47,766,176 57,504,315 4 Rumah Makan Olahan 81,454,509 98,060,722 5 Penyeberangan dan Makanan Ringan 71,894,695 86,551,939 6 Penyeberangan dan Rumah Makan Olahan 105,583, ,108,347 Jumlah 433,402, ,760,842 Dari Tabel 19, dapat dilihat jumlah pendapatan kontribusi wisata mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari Rp per tahun menjadi Rp di tahun ketiga. Artinya perhitungan NPV pada perkiraan pendapatan seluruh kegiatan wisata sebagai alternatif pendapatan bagi rumah tangga nelayan mengalamai peningkatan pada 3 tahun yang akan datang. Untuk mengetahui jumlah nominal pendapatan real pada 3 tahun kebelakang dengan nilai suku bunga 6,38 dari tahun 2010 sampai tahun 2013 dapat dilihat Tabel 20 sebagai berikut: Tabel 20. Data Pendapatan Real 3 Tahun yang lalu No. Usaha Pendapatan Saat ini 3 tahun yang lalu 1 Cinderamata 71,254,509 59,187,827 2 Penyeberangan 55,449,695 46,059,498 3 Makanan Ringan 47,766,176 39,677,154 4 Rumah Makan Olahan 81,454,509 67,660,495 5 Penyeberangan dan Makanan Ringan 71,894,695 59,719,600 6 Penyeberangan dan Rumah Makan Olahan 105,583,028 87,702,941 Jumlah 433,402, ,007,515

25 54 Dari Tabel 20, dapat dilihat jumlah pendapatan kontribusi wisata mengalami peningkatan signifikan yaitu dari Rp menjadi Rp Artinya perhitungan NPV dari pendapatan seluruh kegiatan wisata untuk jangka waktu 3 tahun yang lalu meningkat bila kondisi dan situasi sama, meskipun pendapatan diperkirakan meningkat, pendapatan tersebut belum tentu menunjukan keadaan sejahtera karena jumlah inflasi yang berubah dan meningkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang pariwisata, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pembangunan, pengusahaan obyek

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Wilayah Tanjung Pasir ( Kecamatan Teluk Naga) Lokasi Penelitian

Lampiran 1. Peta Wilayah Tanjung Pasir ( Kecamatan Teluk Naga) Lokasi Penelitian 61 Lampiran 1. Peta Wilayah Tanjung Pasir ( Kecamatan Teluk Naga) Lokasi Penelitian 62 Lampiran 2. Kuesioner Untuk Responden KUESIONER PENELITIAN UNTUK NELAYAN DI PANTAI TANJUNG PASIR, KABUPATEN TANGERANG

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keadaan Umum Desa Tanjung Pasir Pantai Tanjung Pasir merupakan pantai wisata yang di kelola oleh TNI AL Kabupaten Tangerang, dan Desa Tanjung Pasir dibentuk berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Desa Tanjung Pasir merupakan salah satu desa di Kecamatan Teluknaga dimana masyarakatnya mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan tradisional, kata tanjung

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Desa Lebih terletak di Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dengan luas wilayah 205 Ha. Desa Lebih termasuk daerah dataran rendah dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. Dunia pariwisata Indonesia sempat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang sangat luas dan terdiri dari lima pulau besar dan belasan ribu pulau kecil. Letak antara satu pulau dengan pulau lainnya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan Pantai Wisata Tanjung Pasir, terletak di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Kepulauan (Archipelagic state) terbesar di dunia. Jumlah Pulaunya mencapai 17.506 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Kurang lebih 60%

Lebih terperinci

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi 54 IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN IV.1. Deskripsi Umum Wilayah yang dijadikan objek penelitian adalah kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Muara Gembong berjarak

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Palabuhnratu merupakan daerah pesisir di selatan Kabupaten Sukabumi yang sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi. Palabuhanratu terkenal

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten 35 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Biofisik dan Tata Guna Lahan Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Propinsi Lampung. Desa ini memiliki luas ±.702

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN aa 16 a aa a 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107 52' 108 36' BT dan 6 15' 6 40' LS. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada luas daratannya. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah lima

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

P R O F I L DESA DANUREJO

P R O F I L DESA DANUREJO P R O F I L DESA DANUREJO PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG KECAMATAN MERTOYUDAN DESA DANUREJO ALAMAT :DANUREJO MERTOYUDAN MAGELANG TELP (0293) 325590 Website : danurejomty.wordpress.com Email : desadanurejo@yahoo.co.id

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK 25 BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK A. Kondisi Geografis Desa Klampok Secara geografis letak wilayah Desa Klampok khususnya sangatlah strategis dan menguntungkan karena berada pada perbatasan

Lebih terperinci

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan Umum Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

Rumah Susun Di Muarareja Kota Tegal

Rumah Susun Di Muarareja Kota Tegal BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Lokasi 3.1.1 Tinjauan Detail Lokasi a. Keadaan Geografis Kota Tegal sebagai salah satu daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah yang terletak 109 o 08 sampai 109

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah 4.1.1 Geografi, topografi dan iklim Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak pada 108 o 20 sampai dengan 108 o 40 Bujur Timur (BT) dan 7 o

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri 27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Biofisik dan Tata Guna Lahan Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas 1.702

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Sibolga terletak di kawasan pantai Barat Sumatera Utara, yaitu di Teluk Tapian Nauli. Secara geografis, Kota Sibolga terletak di antara 01 0 42 01 0 46 LU dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

Artikel Liburan ke Pulau Pari

Artikel Liburan ke Pulau Pari Artikel Liburan ke Pulau Pari Liburan yang bakal seru bareng keluarga: kakak, adik dan saudara-saudara sepupu ataupun dengan teman-teman, baik teman sekantor sepermainan, sekuliah ataupun teman sekomplex

Lebih terperinci

LINGKUNGAN. Jakarta. 2 pulau (Besar dan Kecil) 1 jam Speedboat, 2,15 Fery Angke. Homestay AC, NO Hotels, NO Cottages Mengenai Pulau Tidung

LINGKUNGAN. Jakarta. 2 pulau (Besar dan Kecil) 1 jam Speedboat, 2,15 Fery Angke. Homestay AC, NO Hotels, NO Cottages Mengenai Pulau Tidung Jakarta 2 pulau (Besar dan Kecil) 4,148 jiwa *2010 1 jam Speedboat, 2,15 Fery Angke Homestay AC, NO Hotels, NO Cottages Mengenai ini sudah didiami penduduk sejak zaman penjajah Belanda. Dalam buku Sejarah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 16 IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 4.1 Administrasi dan Geografis Secara administratif Pit Ata terletak di tiga desa yaitu Desa Batuharang, Desa Gunung Raya dan Desa Produksi. Ketiga desa ini terdaftar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki perananan penting bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism Organization (WTO) sektor

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PANTAI KEDONGANAN SEBAGAI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Badung dan merupakan wilayah (palemahan) Desa Adat Kedonganan.

BAB IV GAMBARAN UMUM PANTAI KEDONGANAN SEBAGAI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Badung dan merupakan wilayah (palemahan) Desa Adat Kedonganan. BAB IV GAMBARAN UMUM PANTAI KEDONGANAN SEBAGAI LOKASI PENELITIAN 4.1 Aspek Geografis dan Kondisi Fisik Pantai Kedonganan terletak di Kelurahan Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung dan merupakan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa. 31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 9 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kecamatan Megamendung Kondisi Geografis Kecamatan Megamendung Kecamatan Megamendung adalah salah satu organisasi perangkat daerah Kabupaten Bogor yang terletak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k 13 PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR Profil Desa Cihideung Ilir memuat informasi mengenai desa yang dijadikan tempat penelitian. Adapun informasi yang tersaji dalam bab ini adalah mengenai kondisi geografis Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan Desa Cisarua adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar ±

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Tabel 4 Luas wilayah studi di RPH Tegal-Tangkil

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Tabel 4 Luas wilayah studi di RPH Tegal-Tangkil 27 4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Lokasi penelitian, khususnya ekosistem mangrove masuk dalam wilayah pengelolaan Resort Polisi Hutan (RPH) Tegal-Tangkil, BKPH Ciasem- Pamanukan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang II. KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN Kabupaten Brebes terletak di sepanjang pantai utara Laut Jawa, merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah, memanjang keselatan berbatasan dengan wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Rembang. geografis Kabupaten Rembang terletak pada garis koordinat

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Rembang. geografis Kabupaten Rembang terletak pada garis koordinat 45 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Gambaran Umum Kabupaten Rembang 2.1.1 Letak Geografis Kabupaten Rembang Kabupaten Rembang terletak di pesisir pantai utara Provinsi Jawa Tengah dan berbatasan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Desa Sriwulan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak 3.1.1. Aspek Geografis Desa Sriwulan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak merupakan sebuah desa dimana

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Bekasi Secara administratif Kabupaten Bekasi termasuk salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta.

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN digilib.uns.ac.id 40 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Bedono merupakan salah satu Desa di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak yang terletak pada posisi 6 0 54 38,6-6 0 55 54,4

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang dipergunakan dalam penelitian. Pada Bab ini penulis akan menggambarkan tentang gambaran umum tempat

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang V. KEADAAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang Wilayah Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari 12 pulau dan memiliki kondisi perairan yang sesuai untuk usaha budidaya. Kondisi wilayah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya paling

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya paling BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN IV.1. Deskripsi Kabupaten Bima IV.1.1. Letak Dan Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Bima terletak di Pulau Sumbawa bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kondisi Kebun Buah Mangunan. 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kebun Buah Mangunan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kondisi Kebun Buah Mangunan. 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kebun Buah Mangunan III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Kondisi Kebun Buah Mangunan 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kebun Buah Mangunan Wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak

Lebih terperinci

V. KONDISI UMUM PULAU PARI

V. KONDISI UMUM PULAU PARI V. KONDISI UMUM PULAU PARI 5.1. Lokasi Penelitian Secara geografis Pulau Pari terletak antara 05 0 50 LS hingga 05 0 52 LS dan 106 0 34 BT hingga 106 0 38 BT. Daerah ini terletak di Laut Jawa, tepatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut,

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menunjang otonomi daerah, pemerintah berupaya untuk menggali dan menemukan berbagai potensi alam yang tersebar diberbagai daerah untuk dikembangkan potensinya,

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989. V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil dan Kelembagaan UBH-KPWN Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (KPWN) merupakan koperasi yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan umum Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul terdiri dari 5 desa meliputi Desa Bantul, Desa Palbapang, Desa Trirenggo, Desa Sabdodadi, dan Desa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan keindahan alamnya. Keindahaan alam yang terdapat di Indonesia sangat berpotensi menjadi obyek wisata yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkenal dengan kekayaan keindahan alam yang beraneka ragam yang tersebar di berbagai kepulauan yang ada di Indonesia dan

Lebih terperinci