KARAKTERISASI PELARUT ASAM ( HNO 3, HF, DAN HCl ) PADA PROSES DIGESTI SEDIMEN SUNGAI DAERAH MURIA
|
|
- Lanny Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Supriyanto C., dkk. ISSN KARAKTERISASI PELARUT ASAM ( HNO 3, HF, DAN HCl ) PADA PROSES DIGESTI SEDIMEN SUNGAI DAERAH MURIA Supriyanto C., Muzakky Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb Yogyakarta ptapb@batan.go.id ABSTRAK KARAKTERISASI PELARUT ASAM ( HNO 3, HF, DAN HCl ) PADA DIGESTI SEDIMEN SUNGAI DAERAH MURIA. Telah dilakukan digesti menggunakan pelarut asam (HNO 3, HF, dan HCl) terhadap sedimen sungai daerah Muria sebagai calon lokasi PLTN. Digesti dilakukan pada 4 (empat) macam sedimen masing-masing Kancilan, Balong, Suru dan Dombang menggunakan variasi konsentrasi pelarut asam pada suhu dan waktu optimum masing-masing C, selama 5 jam. Analisis kadar unsur Cr, Fe, dan Cu hasil digesti ditentukan menggunakan metode nyala spektrometri serapan atom pada kondisi optimum masingmasing unsur. Diperoleh kadar Cr tertinggi dalam sedimen Balong (165,50 ppm), terendah dalam sedimen Suru (35,35 ppm), kadar Cu tertinggi dalam sedimen Suru (67,33 ppm) dan terendah dalam sedimen Balong (53,30 ppm), kadar Fe tertinggi dalam sedimen Kancilan (25,62 %) dan terendah dalam sedimen Dombang (8,23 %). Berdasarkan hasil digesti menggunakan pelarut HNO 3 dapat diperkirakan keterikatan unsur Cr, Cu, dan Fe dalam sedimen sungai Balong > Dombang > Kancilan > Suru. Sedangkan menggunakan pelarut HF dapat diperkirakan keterikatan unsur Cr, Cu, dan Fe dalam sedimen Balong > Kancilan >Dombang > Suru. Berdasarkan hasil digesti menggunakan pelarut HCl menunjukkan pelarut HCl kurang sesuai pada sedimen Balong, Kancilan, Suru, maupun Dombang. Kata kunci : Karakterisasi pelarut asam, logam berat, sedimen sungai, metode AAS. ABSTRACT CHARACTERIZATION OF ACID SOLVENT (HNO 3, HF, AND HCl) AT DIGESTION PROCESS OF RIVER SEDIMENT IN MURIA AREA. Digestion process of river sediment in Muria area as PLTN site s candidate has been performed by using acid solvent. The digestion process was conducted at 4 (four) sediments were Kancilan, Balong, Suru and Dombang by using the variation of solvent concentration at optimum condition of time and temperature of C for 5 hours. Quantitative analysis of Cr, Fe, and Cu element in result of digestion process was performed using flame atomic absorption spectrometry method at the optimum condition of each element.. At the digestion process, for Cr element the highest content obtained was Cr µg/g for Balong river sediment, the lowest content obtained was 35,35 µg/g for Suru river sediment, for Cu element the highest content obtained was Cu 67,33 µg/g for Suru river sediment, the lowest content obtained was 53,30 µg/g for Balong river sediment, for Fe element the highest content obtained was Fe 25,62 % for Kancilan river sediment, the lowest content obtained was 8,23 % for Dombang river sediment. Based on result of digestion process using HNO 3 solvent were predicted that binding of Cr, Cu, and Fe elements in Balong river sediment > Dombang > Kancilan > Suru. While using HF solvent were predicted that binding of Cr, Cu, and Fe elements in Balong river sediment > Kancilan > Dombang > Suru.. Based on the digestion process using HCl solvent demonstrated lack of suitable in Balong, Kancilan, Suru, and Dombang sediments. Key words : Characterization of acid solvent, heavy metal, river sediment, AAS method. PENDAHULUAN S edimen adalah padatan yang dapat langsung mengendap jika larutan didiamkan tidak terganggu selama beberapa waktu (1). Sedimen yang terbawa oleh air sungai dibedakan menjadi 1) muatan terlarut dari mineral bentukan yang mengendap (dissolved load), 2) muatan tersuspensi (suspended load) adalah muatan yang tersuspensi terdiri dari butiran halus lebih kecil dari 0,1 nm, senantiasa melayang dalam air dan tidak terpengaruh oleh alterasi dasar sungai, tetapi akan mengendap di dasar dasar waduk atau muara sungai dan 3) muatan dasar (bed load) adalah muatan yang tertarik hingga dasar sungai, bergerak dalam aliran sungai dengan cara bergulir, meluncur, dan melompat di atas permukaan dasar sungai. Keberadaan logam berat dalam suatu sedimen sungai berkaitan erat dengan keselamatan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan sedimen sungai merupakan salah satu siklus mayor (patway) dari logam berat yang akan berdampak besar bagi kehidupan manusia (2). Demikian juga keberadaan logam berat dalam sedimen sungai sekitar Muria seperti sungai Kancilan, Balong, Dombang dan Suru. Hal ini penting mengingat rencana
2 232 ISSN Supriyanto C., dkk. Pemeringtah akan membangun fasilitas PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di daerah Muria Jawa Tengah. Menurut Ming Chen dkk. (3), pelarut akuaregia dapat digunakan untuk proses digesti sedimen dengan recovery < 70 % untuk unsur Cd, Mn, dan Ni sedangkan unsur Co, Cr, Fe, Pb, dan Zn perolehan berkisar antara %. Sedangkan penggunaan campuran akuaregia, HF, dan H 3 BO 3 dapat digunakan pada proses digesti senyawa silika dengan reaksi sebagai berikut : 6 HF + SiO 2 H 2 SiF H 2 O Permasalahan yang selalu muncul pada analisis unsur dalam sedimen menggunakan metode nyala spektrometri serapan atom (SSA) adalah digesti sedimen menjadi larutan. Proses digesti menggunakan pemanasan secara terbuka di atas hot plate membutuhkan waktu yang lama, beresiko terjadinya kontaminasi dan dapat terjadi pelepasan senyawa-senyawa yang mudah menguap. Saat ini penggunaan teknik digesti dengan cara tertutup (bom digestion) telah banyak digunakan dengan keuntungan antara lain proses pelarutan lebih cepat, kontaminasi dari luar dapat ditekan, dan tanpa terjadi pelepasan senyawa-senyawa yang mudah menguap (3). Masing-masing pelarut mempunyai kemampuan berbeda dalam proses digesti logam berat dalam sedimen. Oleh karena itu, sebelum menentukan logam berat dalam sedimen sungai, perlu terlebih dahulu dipelajari pelarut yang paling tepat dan baik dalam mengekstraksi logam-logam berat tersebut. Adapun pelarut yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 (tiga) macam pelarut masing-masing HNO 3, HF, dan HCl dimana ketiga macam pelarut tersebut merupakan larutan asam dengan asumsi dapat lebih mudah melarutkan logam. Pemilihan pelarut asam nitrat sesuai pendapat Sun Y.C. (4) yang menyatakan bahwa asam nitrat dan asam khlorida mempunyai kemampuan yang tinggi untuk melarutkan senyawa organik tetapi kurang baik untuk melarutkan senyawa anorganik (silika) yang terdapat dalam sedimen sungai, sedangkan asam fluorida (HF) merupakan pelarut yang dapat melarutkan senyawa-senyawa silika yang terdapat di dalam sedimen sungai. Bradshaw dan kawan-kawan (1974), menyatakan bahwa asam khlorida encer dapat melepaskan ikatan yang lemah dan dapat digunakan pada proses digesti logam, mengendapkan garam, dan dimungkinkan menyerang beberapa dari silika dengan resistansi rendah seperti silika berlapis. Oleh karena itu, HCl 0,5 N dimungkinkan menyerang beberapa silika sehingga ekstraksi lebih efektif (5). Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar desorpsi (pelepasan) logam setelah dilakukan proses digesti menggunakan pelarut HNO 3, HF dan HCl. TATA KERJA Bahan Cuplikan sedimen sungai dari pengambilan di semenanjung Muria pada musim penghujan tanggal 22 April 2007 sampai 25 April 2007, akuabides, HNO 3 65%, HF 40 %, HCl 40 % masing-masing buatan Merck, larutan standar Cu, Cr dan Fe nitrat konsentrasi 1000 mg/l masingmasing buatan BDH, akuabides buatan lab kimia analitik PTAPB. Alat Pada penelitian ini digunakan satu perangkat alat atomic absorption spectrometry (AAS) tipe AA-300-P buatan Varian Techtron Australia, teflon bom digester, gelas teflon 50 ml, labu ukur 10 ml, vial polietilen ukuran 5 ml, mikro pipet effendorf µl, µl, dan neraca analitik. Cara Kerja Lokasi Pengambilan Cuplikan Cuplikan yang diambil berupa sedimen sungai dengan radius 2 km hingga 5 km dari calon tempat dibangunnya PLTN di semenanjung Muria. Lokasi pengambilan cuplikan diantaranya yaitu Sungai Kancilan, Sungai Balong, Sungai Suru, dan Sungai Dombang. Parameter insitu di lokasi adalah suhu, letak bujur timur dan lintang selatan, debit serta kecepatan arus air (6). Preparasi awal cuplikan sedimen Cuplikan sedimen hasil sampling dibersihkan dari kotoran seperti batu, rumput dan tumbuhan, kemudian dikeringkan pada suhu kamar, hasil pengeringan digerus menggunakan agat, diayak hingga lolos 100 mesh, dihomoginkan dan ditempatkan wadah polietilen dan diberi label. Digesti sedimen menggunakan pelarut HF, HNO 3, dan HCl Cuplikan sedimen yang telah homogin ditimbang dengan berat ± 0,1 g dalam tabung teflon (Gambar 1), dibasahi dengan akuabides dan ditambahkan pelarut dengan variasi pelarut HNO 3 13 %, 39 %, dan 65 %, variasi pelarut HF 8 %, 24 %, dan 40 %, dan pelarut HCl 0,5 N. Masingmasing tabung teflon dimasukkan ke dalam tabung yang terbuat dari besi, ditutup rapat dan dimasukkan ke dalam tungku pemanas dan dipanaskan pada suhu C selama 4 jam. Hasil peleburan setelah dingin dituang ke dalam beker teflon dan dipanaskan di atas penangas pasir dengan penambahan akuabides secara berulang.
3 Supriyanto C., dkk. ISSN Hasil pelarutan setelah dingin ditepatkan menjadi volume tertentu dengan penambahan akuabides. Gambar 1. Bejana Digesti Asam. Sumber : (Anonim, 2008 (7) ) Analisis unsur dalam cuplikan Dibuat 5 buah larutan campuran yang terdiri dari Fe 100 ppm, Cr 100 ppm, HNO 3 1 N dan akuatrides sedemikian rupa sehingga konsentrasi HNO 3 dalam masing-masing larutan campuran tetap 0,1 N, sedangkan konsentrasi Fe dan Cr dalam larutan campuran bervariasi 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5 ppm. Masing-masing larutan campuran diukur serapannya pada kondisi analisis yang optimum. Analisis unsur Cu dilakukan dengan cara kerja yang sama dengan variasi konsentrasi Cu 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; dan 0,5 ppm. Kadar unsur Fe, Cr dan Cu dalam cuplikan ditentukan dengan cara mengintrapolasikan serapan cuplikan pada kurva standar campuran, konsentrasi yang diperoleh dihitung kembali dengan faktor pengenceran. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter yang berpengaruh pada proses digesti sedimen sungai antara lain adalah suhu, ukuran butiran sedimen, konsentrasi pelarut asam yang digunakan dan waktu kontak. Pengaruh suhu terhadap proses digesti adalah dengan bertambahnya suhu reaksi maka kelarutan akan meningkat, sehingga proses digesti semakin cepat. Demikian juga pengaruh waktu kontak dan ukuran butiran, semakin lama waktu kontak dan semakin kecil ukuran butiran akan memperluas permukaan sehingga proses digesti yang terjadi semakin cepat. Parameter suhu dan waktu kontak yang optimal pada penelitian ini masing-masing adalah pada suhu C dan waktu 5 jam (6). Pada Tabel 1, disajikan perolehan kadar Cr hasil proses digesti dalam sedimen sungai Kancilan, Balong, Suru dan Dombang. Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa perolehan kadar unsur Cr pada sedimen sungai Kancilan tertinggi diperoleh pada konsentrasi HNO 3 13 % sebesar 99,30 ppm, unsur Cr lebih rendah (69,49 ppm), dan proses digesti menggunakan pelarut HCl perolehan kadar unsur Cr jauh lebih rendah dibanding pelarut asam yang lain. Selanjutnya pada sedimen sungai Balong, perolehan kadar unsur Cr tertinggi diperoleh pada proses digesti menggunakan HNO 3 39 % sebesar 165,50 ppm, sedangkan proses digesti menggunakan HF pada keadaan yang sama lebih rendah (103,12 ppm), demikian juga proses digesti menggunakan pelarut HCl. Hal ini dapat diartikan bahwa komposisi sedimen sungai Balong didominasi oleh kandungan anorganik dibandingkan sedimen sungai Kancilan, sehingga dalam hal ini pemilihan pelarut HNO 3 lebih tepat digunakan pada proses digesti sedimen sungai Balong. Tabel 1. Kadar Cr dalam sedimen Kancilan, Balong, Suru dan Dombang hasil digesti dengan HNO 3, HF, dan HCl Jenis asam Konsentrasi Kadar Cr hasil digesti (ppm) untuk daerah asam (%) Kancilan Balong Suru Dombang HNO ,30 78,90 88,22 127,50 30,70 165,50 33,70 127,33 35,35 HF 8 41,96 95,98 27, ,24 94,16 24, ,49 103,12 25,09 HCl 0,5 *) 7,429 9,23 3, ,95 24,75 17,13 *) konsentrasi dalam N (normalitas) 61,00 68,37 66,18 41,29 49,20 49,73 3,07 16,14 Proses digesti yang terjadi pada sedimen sungai Suru diperoleh kadar Cr tertinggi diperoleh pada konsentrasi HNO 3 65 % sebesar 35,35 ppm, unsur Cr lebih rendah (27,08 ppm), dan proses digesti menggunakan pelarut HCl perolehan kadar unsur Cr jauh lebih rendah dibanding pelarut asam yang lain. Selanjutnya pada sedimen sungai Dombang, perolehan kadar unsur Cr tertinggi pada proses digesti menggunakan HNO 3 39 % sebesar 68,37 ppm, sedangkan perolehan kadar unsur Cr menggunakan HF pada keadaan yang sama lebih rendah (49,73 ppm), demikian juga proses digesti menggunakan pelarut HCl. Hal ini dapat diartikan bahwa komposisi sedimen sungai Dombang didominasi oleh kandungan anorganik dibandingkan sedimen sungai Suru, sehingga dalam hal ini pemilihan pelarut HNO 3 lebih tepat digunakan pada ekstraksi sedimen sungai Dombang
4 234 ISSN Supriyanto C., dkk. Berdasarkan keterikatan unsur Cr dalam bulk sedimen, dapat diperkirakan berdasarkan proses digesti menggunakan pelarut HNO 3 sedimen sungai Balong > Dombang > Kancilan > Suru. Sedangkan keterikatan unsur Cr dalam bulk sedimen, dapat diperkirakan berdasarkan proses digesti menggunakan pelarut HF sedimen Balong > Kancilan >Dombang > Suru. Pada Tabel 2, disajikan perolehan kadar Cu hasil proses digesti dalam sedimen sungai Kancilan, Balong, Suru dan Dombang. Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa perolehan kadar unsur Cu pada sedimen sungai Kancilan tertinggi diperoleh pada konsentrasi HNO 3 65 % sebesar 54,26 ppm, unsur Cu lebih rendah (46,58 ppm), demikian juga proses digesti menggunakan pelarut HCl perolehan kadar unsur Cu lebih rendah dibanding pelarut asam yang lain. Tabel 2. Kadar Cu dalam sedimen Kancilan, Balong, Suru dan Dombang hasil digesti Jenis asam dengan HNO 3, HF, dan HCl Konsentrasi asam (%) Kadar Cu hasil digesti (ppm) untuk daerah Kancilan Balong Suru Dombang HNO ,30 48,60 54,26 33,50 65,20 53,30 65,10 32,77 67,33 HF 8 32,89 31,23 61, ,28 32,18 58, ,58 41,71 55,93 HCl 0,5 *) 2,67 12,57 4, ,57 29,70 40,90 *) konsentrasi dalam N (normalitas) 49,90 53,56 55,00 44,46 49,30 44,19 6,07 35,35 Selanjutnya pada sedimen sungai Balong, perolehan kadar unsur Cu tertinggi pada proses digesti menggunakan HNO 3 39 % sebesar 53,30 ppm, sedangkan perolehan kadar unsur Cu menggunakan HF pada keadaan yang sama lebih rendah (41,71 ppm), demikian juga proses digesti menggunakan pelarut HCl. Seperti halnya unsur Cr, berdasarkan perolehan kadar unsur Cu, maka pemilihan pelarut HNO 3 lebih tepat digunakan pada ekstraksi sedimen sungai Balong. Proses digesti yang terjadi pada sedimen sungai Suru dan sedimen sungai Dombang terlihat bahwa perolehan kadar unsur Cu pada sedimen sungai Suru tertinggi diperoleh pada konsentrasi HNO 3 65 % sebesar 67,33 ppm, sedangkan pada konsentrasi HF diperoleh kadar unsur Cu lebih rendah (61,70 ppm), demikian juga ekstraksi menggunakan pelarut HCl perolehan kadar unsur Cu lebih rendah dibanding pelarut asam yang lain. Selanjutnya pada sedimen sungai Dombang, perolehan kadar unsur unsur Cu tertinggi diperoleh pada proses digesti menggunakan HNO 3 65% sebesar 55,00 ppm, sedangkan perolehan kadar unsur Cu menggunakan HF pada keadaan yang sama lebih rendah (49,30 ppm), demikian juga proses digesti menggunakan pelarut HCl. Seperti halnya unsur Cr, berdasarkan perolehan kadar unsur Cu, maka pemilihan pelarut HNO 3 lebih tepat digunakan pada proses digesti sedimen sungai Dombang. Tabel 3. Kadar Fe dalam sedimen Kancilan, Balong, Suru dan Dombang hasil digesti Jenis asam dengan HNO 3, HF, dan HCl Konsentrasi asam (%) HNO HF Kadar Fe hasil digesti (%) untuk daerah Kancilan Balong Suru Dombang 23,03 17,11 25,62 15,50 14,88 17,78 13,23 7,64 11,07 7,84 12,08 9,65 11,00 9,52 11,05 7,67 10,75 6,81 HCl 0,5 *) 20 1,12 2,05 1,03 2,12 2,72 4,95 *) konsentrasi dalam N (normalitas) 5,37 7,15 8,23 5,65 6,33 5,66 0,11 2,41 Pada Tabel 3, disajikan proses digesti logam Fe dalam sedimen Sungai Kancilan, Balong, Suru, dan Dombang. Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa perolehan kadar unsur Fe pada sedimen sungai Kancilan tertinggi diperoleh pada konsentrasi HNO 3 65 % sebesar 25,62 %, unsur Fe lebih rendah (17,78 %), demikian juga proses digesti menggunakan pelarut HCl perolehan kadar unsur unsur Fe lebih rendah dibanding pelarut asam yang lain. Selanjutnya pada sedimen sungai Balong, perolehan kadar unsur Fe tertinggi diperoleh pada proses digesti menggunakan HNO 3 13 % sebesar 13,23 %, sedangkan perolehan kadar unsur Fe menggunakan HF pada keadaan yang sama lebih rendah (11,05 %), demikian juga proses digesti menggunakan pelarut HCl. Seperti halnya unsur Cr, berdasarkan perolehan kadar unsur Fe, maka pemilihan pelarut HNO 3 lebih tepat digunakan pada ekstraksi sedimen sungai Balong. Proses digesti logam Fe dalam sedimen sungai Suru dan sungai Dombang, terlihat bahwa perolehan kadar unsur Fe pada sedimen sungai Suru tertinggi diperoleh pada konsentrasi HNO 3 65 % sebesar 9,65 %, sedangkan pada konsentrasi HF
5 Supriyanto C., dkk. ISSN diperoleh kadar unsur Fe lebih rendah (9,52 %), demikian juga proses digesti menggunakan pelarut HCl perolehan kadar unsur Fe lebih rendah dibanding pelarut asam yang lain. Selanjutnya pada sedimen sungai Dombang, perolehan kadar unsur Fe tertinggi diperoleh pada proses digesti menggunakan HNO 3 65% sebesar 8,23 %, sedangkan perolehan kadar unsur Fe menggunakan HF pada keadaan yang sama lebih rendah (6,33 %), demikian juga proses digesti menggunakan pelarut HCl. Seperti halnya unsur Cr, berdasarkan perolehan kadar unsur Fe, maka pemilihan pelarut HNO 3 lebih tepat digunakan pada proses digesti sedimen sungai Dombang Beberapa ikatan kimia antara logam yang terdapat di dalam sedimen sungai (baik yang terdapat di dalam senyawa organik, maupun senyawa anorganik) dengan larutan asam yang dimungkinkan terjadi selama proses digesti adalah sebagai berikut (3,8) : 1. Senyawa organik - Permukaan luar ( S OH 2 ) +... NO - 3 ( S OH 2 ) NO 3 ( S OH 2 ) +... Cl - ( S OH 2 ) + + Cl - - Permukaan dalam ( S F) + OH - ( SOH) + F - 2. Senyawa anorganik - Permukaan luar ( SOL) + NO - 3 ( SO) - + LNO 3 - Permukaan dalam ( SOL) + F - ( SO) - + LF di mana S : gugus aktif organik yang terdapat di dalam sedimen sungai H 2 O, OH - : gugus aktif organik yang terdapat di dalam sedimen sungai L : logam KESIMPULAN 1. Berdasarkan keterikatan unsur Cr, Cu, dan Fe dalam bulk sedimen, dapat diperkirakan berdasarkan proses digesti menggunakan pelarut HNO 3 sedimen sungai Balong > Dombang > Kancilan > Suru. Sedangkan keterikatan unsur Cr, Cu, dan Fe dalam bulk sedimen, dapat diperkirakan berdasarkan proses digesti menggunakan pelarut HF sedimen Balong > Kancilan >Dombang > Suru. 2. Proses digesti menggunakan pelarut asam khlorida (HCl) kurang sesuai pada sedimen Balong, Dombang, Kancilan dan Suru dengan perolehan kadar unsur Cr, Cu, dan Fe masingmasing lebih kecil dibandingkan pelarut HNO 3 maupun HF. 3. Berdasarkan perhitungan diperoleh kadar Cr tertinggi dalam sedimen Balong (165,50 ppm), terendah dalam sedimen Suru (35,35 ppm), kadar Cu tertinggi dalam sedimen Suru (67,33 ppm) dan terendah dalam sedimen Balong (53,30 ppm), kadar Fe tertinggi dalam sedimen Kancilan (25,62 %) dan terendah dalam sedimen Dombang (8,23 %). DAFTAR PUSTAKA 1. ANONIM, Guidance for Environmental Background Analysis., vol.ii.sediment., NFECS user guide UG-2054-ENV., Naval Facilities Engineering Command., Washington DC , MUZAKKY, SUKIRNO, DAN ROSIDI, Analisis dan Prediksi transfer Radionuklida Di Lingkungan Pantai Semenanjung Muria,PPI-PDIPTN BATAN, MING CHEN AND LENA Q.MA., Comparation of three aqua regia methods for twenty florida soils, Soil Sci.Soc.Am.J., 2001, p SUN.Y,C., CHI.P.C., AND SHIEU.M.Y., Comparison of different Digestion Methods for total Decomposition of Siliceous and Organic Environmentals Sample, Analytical Sciences December 2001, Vol.17., p HAIG AGEMIAN, AND A.S.Y.CHAU, A Study of Different Analytical Extraction Methods for Nondetrital Heavy Metals in Aquatic Sediments, Canada Centre for Inland Waters, Berlington, SUPRIYANTO C., MUZAKKY, Proses Desorpsi Logam Pada Sedimen Sungai Daerah Muria Dengan Pelarut Asam, Jurnal Iptek Nuklir Ganendra Vol 13, ANONIM, General Purpose Acis Digestion Bombs, Illinois : Parr Instrument Company, KENT I.MAHAN et.all, Microwave Digestion Techniques in The Sequential Extraction of Calcium, Iron, Chromium, Lead, and Zinc in Sediments*,American Chemical Society, 1987, p TANYAJAWAB Sahat Simbolon Apakah cuplikan sampai larut semua, kalau sampai larut berarti harus sama konsentrasinya? Kalau tidak sama berarti ada yang salah?
6 236 ISSN Supriyanto C., dkk. Supriyanto C. Cuplikan tidak larut semua karena pelarut HF, HCl dan HNO 3 masing-masing mempunyai karakteristik lain-lain terhadap ligan pengikat SiO 2 dan organik dalam sedimen. tidak sama kadarnya karena tidak larut 100%. Bila menggunakan pelarut HF, HCl dan HNO 3 secara individu mengingat pelarut HF baik untuk ligan SiO 2, tidak baik untuk ligan organik, demikian juga pelarut HNO 3 baik untuk ligan Cu, Cr, dan Fe akan berbeda pada masing-masing pelarut. Untuk menghasilkan pelarutan sempurna 100% disarankan digunakan campuran dari ketiga pelarut tersebut.
PROSES DESORPSI LOGAM BERAT PADA SEDIMEN SUNGAI DAERAH MURIA DENGAN PELARUT ASAM
Proses Desorpsi Logam Berat Pada Sedimen Sungai Daerah Muria Dengan Pelarut Asam (Supriyanto C., dkk.) PROSES DESORPSI LOGAM BERAT PADA SEDIMEN SUNGAI DAERAH MURIA DENGAN PELARUT ASAM Supriyanto C., Muzakky
Lebih terperinciSTUDI EKSTRAKSI PADAT CAIR MENGGUNAKAN PELARUT HF DAN HNO 3 PADA PENENTUAN LOGAM Cr, DAN Cu DALAM SAMPEL SEDIMEN SUNGAI DI SEKITAR CALON PLTN MURIA
STUDI EKSTRAKSI PADAT CAIR MENGGUNAKAN PELARUT HF DAN HNO 3 PADA PENENTUAN LOGAM Cr, DAN Cu DALAM SAMPEL SEDIMEN SUNGAI DI SEKITAR CALON PLTN MURIA Imelda Fajriati, 1 Muzakky, 2 Malawati Rizkiyah 3 1,3
Lebih terperinciANALISIS SEBARAN LOGAM BERAT DALAM CUPLIKAN SEDIMEN SUNGAI GAJAHWONG SECARA SSA.
ANALISIS SEBARAN LOGAM BERAT DALAM CUPLIKAN SEDIMEN SUNGAI GAJAHWONG SECARA SSA. Supriyanto C.&Sunardi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN. Jl. Babarsari Po Box 1008 Yogyakarta. ABSTRACT
Lebih terperinciUNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI
246 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., Samin UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI Supriyanto C., Samin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciKUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)
ISSN 1410-697 KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE) Supriyanto C., Iswani G. PTAPB BATAN, Jl.
Lebih terperinciPENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI
110 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., dkk. PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI PROFISIENSI TINGKAT NASIONAL Supriyanto C., Samin B.K. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses
Lebih terperinciStudi Ekstraksi Padat Cair Menggunakan Pelarut HF dan HNO 3 pada Penentuan Logam Cr dan Cu dalam Sampel Sedimen Sungai di Sekitar Calon PLTN Muria
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 12 No. 1, Januari 2011: 13-22 13 Studi Ekstraksi Padat Cair Menggunakan Pelarut HF dan HNO 3 pada Penentuan Logam Cr dan Cu dalam Sampel Sedimen Sungai di Sekitar Calon PLTN Muria
Lebih terperinciKUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)
224 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., Iswani G. KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE) Supriyanto
Lebih terperinciVALIDASI METODE F-AAS UNTUK MEMPEROLEH JAMINAN MUTU PADA ANALISIS UNSUR Cd, Cu, Cr, Pb, DAN Ni DALAM CONTOH UJI LIMBAH CAIR
Supriyanto C., dkk. ISSN 0216-3128 121 VALIDASI METODE F-AAS UNTUK MEMPEROLEH JAMINAN MUTU PADA ANALISIS UNSUR,,,, DAN DALAM CONTOH UJI LIMBAH CAIR Supriyanto C., Susana TS. Pusat Teknologi Akselerator
Lebih terperinciVALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM
Purwanto, A., dkk. ISSN 0216-3128 151 VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Purwanto, A., Supriyanto,C., Samin P. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik
Lebih terperinciIDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM BERAT Fe, Cr, Mn, Mg, Ca, DAN Na DALAM AIR TANGKI REAKTOR DENGAN METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SAA)
216, dkk. IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM BERAT,,,,, DAN DALAM AIR TANGKI REAKTOR DENGAN METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SAA), Kris Tri Basuki dan A. Purwanto P3TM BATAN ABSTRAK IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Zul Alfian Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi
Lebih terperinciANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT Pb, Cu, DAN Cd PADA IKAN AIR TAWAR DENGAN METODE SPEKTROMETRI NYALA SERAPAN ATOM (SSA).
ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT,, DAN PADA IKAN AIR TAWAR DENGAN METODE SPEKTROMETRI NYALA SERAPAN ATOM (SSA). SUPRIYANTO C, SAMIN, ZAINUL KAMAL Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari
Lebih terperinciPRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Vogyakarta, 28 Agustus 2008
PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Vogyakarta, 28 Agustus 2008 DEKOMPOSISI CUPLIKAN BIOLOGIS MENGGUNAKAN TEKNIK TEFLON BOM DIGESTI UNTUK VALIDASI METODE NYALA SPEKTROMETRI
Lebih terperinciUnjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10
UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMATIC ABSORPTION SPECTROMETER (F-AAS) AIR LIMBAH PADA PRA AKREDITASI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVISI BANTEN UPT Labortaorium Lingkungan
Lebih terperinciTabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI
UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMATIC ABSORPTION SPECTROMETER (F-AAS) AIR SUPPLY PADA PRA AKREDITASI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVISI BANTEN UPT Labortaorium Lingkungan
Lebih terperinciidentifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data
BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian seperti tampak pada Gambar 3.1. identifikasi masalah penentuan titik sampling penentuan metode sampling
Lebih terperinciEVALUAS][ HASIL ANAL ISIS LOGAM BERAT Cd, Co, Cr DAN Ph DALAM CUPLIKAN AIR SUNGAI CODE
YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 EVALUAS][ HASIL ANAL ISIS LOGAM BERAT Cd, Co, Cr DAN Ph DALAM CUPLIKAN AIR SUNGAI CODE SUPRIYANTO C, SAMIN BK. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari
Lebih terperinciPENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR Pb, Cd, DAN Cr DALAM CONTOH UJI AIR LIMBAH.
Supriyanto C., dkk. ISSN 0216-3128 27 PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR Pb, Cd, DAN Cr DALAM CONTOH UJI AIR LIMBAH Supriyanto C., Susanna T.S. PTAPB - BATAN ABSTRAK PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Metode penelitian secara umum yakni tentang analisis penyebaran logam berat tembaga pada air tanah dan aliran sungai di sekitar industri kerajinan
Lebih terperinciPERBANDINGAN ANALISIS PENGAMBILAN LOGAM Fe TOTAL SEDIMEN SUNGAI MURIA DENGAN PELARUT HF MEMAKAI TEFLON BOMB DIGESTER
PERBANDINGAN ANALISIS PENGAMBILAN LOGAM Fe TOTAL SEDIMEN SUNGAI MURIA DENGAN PELARUT HF MEMAKAI TEFLON BOMB DIGESTER Sihono, J. wasito, Muljono BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id
Lebih terperinciDISTRIBUSI LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA AIR LAUT, SEDIMEN, DAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN PANTAI PANDAWA
DISTRIBUSI LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA AIR LAUT, SEDIMEN, DAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN PANTAI PANDAWA SKRIPSI Oleh : I Putu Bagus Mahendra NIM. 1108105011 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPreparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.
Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan
Lebih terperinciOPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH
J. Ris. Kim. Vol. 5, No. 2, Maret 12 OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH Imelda, Zaharasmi Kahar, Maria Simarmata, dan Djufri Mustafa Laboratorium
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura Lampung pada bulan Juli - Agustus 2011. B. Materi Penelitian B.1. Biota Uji Biota
Lebih terperinciVALIDASI METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM PADA ANALISIS LOGAM BERAT Cr, Cu, Cd, Fe, Pb, Zn DAN Ni DALAM CONTOH UJI AIR LAUT
Supriyanto C., dkk. ISSN 0216-3128 115 VALIDASI METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM PADA ANALISIS LOGAM BERAT Cr, Cu, Cd, Fe, Pb, Zn DAN Ni DALAM CONTOH UJI AIR LAUT Supriyanto C., A.Purwanto. Pusat Teknologi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia
44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan
Lebih terperinciPenyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Bijih Sulfida Cu, Pb, Zn, Ag, Dan Au
Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Bijih Sulfida Cu, Pb, Zn, Ag, Dan Au Oleh: Nelly Susanna Pusat Sumber Daya Geologi Jl. Soekarno Hatta no. 444 Bandung SARI Standar operasional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011
36 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Proses pengambilan sampel dilakukan di Perairan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada tiga
Lebih terperinciANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM
ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Asminar, Rahmiati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 20 Serpong Tangerang
Lebih terperinciEVALUASI KECEPATAN TRANSPOR LOGAM DALAM AIR SUNGAI DI DAERAH MURIA
ISSN 1410-6957 Akreditasi No. 129/Akred-LIPI/P2MBI/06/2008 EVALUASI KECEPATAN TRANSPOR LOGAM DALAM AIR SUNGAI DI DAERAH MURIA Muzakky Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan, BATAN-Yogyakarta ABSTRAK
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014
33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciUNSUR Pb, Fe, Cd, DAN Cu DALAM IKAN TUNA DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAP AN ATOM (SSA) UNTUK UJI PROFISIENSI.
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR PENENTUAN UNSUR Pb,, Cd, DAN Cu DALAM IKAN TUNA DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAP AN ATOM (SSA) UNTUK UJI PROFISIENSI. Samiardjo, Y. Wasito Pustek Ake/erator
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilanjutkan dengan analisis di laboratorium. Penelitian ini didukung oleh penelitian deskriptif dengan pendekatan
Lebih terperinciIII MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.
24 III MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1 Materi Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel. 3. Bahan yang digunakan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Kota Gorontalo.
1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pengambilan sampel dilakukan di TPA Tanjung Kramat, selanjutnya pemeriksaan dan analisis sampel dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciUNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC --- ABSORPTION SPECTROMETR Y (F-AAS) PASCA AKREDIT ASI
246 ISSN 0216-3128 Supriyanto C, Samin UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC --- ABSORPTION SPECTROMETR Y (F-AAS) PASCA AKREDIT ASI Supriyanto C., Samin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciANALISIS HASIL DESORPSI ION SiF 6 2- DARI LIMBAH GEL FASILITAS PEMURNIAN ZIRKONIUM SECARA SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM
ANALISIS HASIL DESORPSI ION (Hasna Irfantiningtyas Sari )37 ANALISIS HASIL DESORPSI ION SiF 6 DARI LIMBAH GEL FASILITAS PEMURNIAN ZIRKONIUM SECARA SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM ANALYSIS OF RESULTS OF WASTE
Lebih terperinciPENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A
PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016
Lebih terperinciANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr
ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr Asminar, Rahmiati, Siamet Pribadi ABSTRAK ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi terutama bidang industri di Indonesia memiliki dampak yang beragam. Dampak positifnya adalah pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat, di sisi
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan januari hingga maret 2008 percobaan skala 500 mililiter di laboratorium kimia analitik Institut Teknologi Bandung. III.2
Lebih terperinciPENENTUAN KANDUNGAN PENGOTOR DALAM SERBUK UO2 HASIL KONVERSI YELLOW CAKE PETRO KIMIA GRESIK DENGAN AAS
PENENTUAN KANDUNGAN PENGOTOR DALAM SERBUK UO2 HASIL KONVERSI YELLOW CAKE PETRO KIMIA GRESIK DENGAN AAS Rahmiati, Asminar, Purwadi KP Bidang Bahan Bakar Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir E-mail
Lebih terperinciPupuk dolomit SNI
Standar Nasional Indonesia Pupuk dolomit ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Syarat mutu... 1 4 Pengambilan contoh...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudhi No.
Lebih terperinciTOTAL LOGAM Pb DAN Cr DALAM TANAH PERTANIAN DAN AIR DANAU BERATAN SERTA BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH PERTANIAN DI DAERAH BEDUGU
TOTAL LOGAM Pb DAN Cr DALAM TANAH PERTANIAN DAN AIR DANAU BERATAN SERTA BIOAVAILABILITASNYA DALAM TANAH PERTANIAN DI DAERAH BEDUGU I. G. Eka Saputra Jaya, I. M. Siaka, dan N. P. Diantariani Jurusan Kimia
Lebih terperinciANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER Asminar ABSTRAK ANALISIS KANDUNGAN PENGOTOR DALAM PELET U02 SINTER. Telah dilakukan analisis pengotor
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September
33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciLampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)
L A M P I R A N Lampiran 1. Data Kualitas Perairan St. Lokasi Koordinat Kedalaman Temperatur Bujur Lintang (m) (0C) Salinitas 1 Muara Angke 106.7675-6.1035 3.1 27.6 2 2 Laut 106.744-6.0939 3.2 29.7 10
Lebih terperinciVALIDASI METODE F-AAS UNTUK MEMPEROLEH JAMINAN MUTU PADA ANALISIS UNSUR Cd, Cn, Cr, Pb, DAN Ni DALAM CONTOH UJI LIMBAH CAIR
Supriyanto c., dkk. ISSN 0216-3128 121 VALIDASI METODE F-AAS UNTUK MEMPEROLEH JAMINAN MUTU PADA ANALISIS UNSUR Cd, Cn, Cr, Pb, DAN Ni DALAM CONTOH UJI LIMBAH CAIR Supriyanto c., Susana TS. Pusat Teknologi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN
PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN NI PUTU DIANTARIANI DAN K.G. DHARMA PUTRA Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. ABSTRAK Telah diteliti
Lebih terperinciPELINDIAN NIKEL DAN BESI PADA MINERAL LATERIT DARI KEPULAUAN BULIHALMAHERA TIMUR DENGAN LARUTAN ASAM KLORIDA
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim Flotasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan
dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitiaan Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinci3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).
3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT
PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT Aditiya Yolanda Wibowo, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan sampel yaitu, di sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia,
Lebih terperinciBAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September
BAB III BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium Riset kimia makanan dan material, untuk
Lebih terperinciPENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR-UNSUR Cr DAN Cu DALAM CONTOH SRM SOIL-7 DAN SEDIMEN
130 ISSN 0216-3128 Susanna Tuning S., dkk. PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR-UNSUR Cr DAN Cu DALAM CONTOH SRM SOIL-7 DAN SEDIMEN Susanna Tuning S. dan Samin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )
41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Sampel yang digunakan adalah gorengan berlapis tepung yang diolah sendiri. Jenis gorengan yang diolah mengacu pada hasil penelitian pendahuluan mengenai jenis
Lebih terperinciUJI HOMOGINITAS DAN STABILITAS KANDIDAT BAHAN STANDAR ZIRKONIL KLORIDA (ZrOCL2) HASIL OLAH PASIR ZIRKON KALIMANTAN DENGAN METODE F-AAS
UJI HOMOGINITAS DAN STABILITAS KANDIDAT BAHAN STANDAR ZIRKONIL KLORIDA (ZrOCL2) HASIL OLAH PASIR ZIRKON KALIMANTAN DENGAN METODE F-AAS THE HOMOGENEITY, AND STABILITY TEST OF ZIRCONYL CHLORIDE (ZrOCL2)
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan program penelitian tentang logam berat di Teluk Jakarta yang dilakukan oleh bagian Dinamika Laut, Pusat Penelitian Oseanografi
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahapan Penelitian Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap pelaksanaan yang secara umum digambarkan oleh bagan alir di bawah ini: MULAI Pengambilan sample Lumpur Sidoardjo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Tahapan dalam penelitian ini di mulai dari studi literatur hingga penyusunan Laporan Tugas Akhir, dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kerangka Penelitian :
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACT
29 Analisis Cd Pada Sediaan EyeShadow Dari Pasar Kiaracondong Bandung Analysis of Cadmiumon on EyeShadow Derived From Kiaracondong Market Bandung Fenti Fatmawati 1,, Ayumulia 2 1 Program Studi Farmasi,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Agustus 2015. Ekstraksi hemin dan konversinya menjadi protoporfirin dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode expost facto. Ini berarti analisis dilakukan berdasarkan fakta dan data yang sudah terjadi. Dengan demikian penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe, Sn DAN Pb DALAM IKAN SARDEN KEMASAN KALENG T. Gunawan 1, S. Anita 2, Itnawita 2
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe, Sn DAN Pb DALAM IKAN SARDEN KEMASAN KALENG T. Gunawan 1, S. Anita 2, Itnawita 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia 2 Bidang Analitik Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciUJI BANDING METODA SSA DAN AAN PADA ANALISIS UNSUR MAYOR DAN MINOR DALAM MINERAL ZIRKON KALIMANTAN
Uji Banding Metoda SSA dan AAN Pada Analisis Unsur Mayor dan Minor Dalam Mineral Zirkon Kalimantan UJI BANDING METODA SSA DAN AAN PADA ANALISIS UNSUR MAYOR DAN MINOR DALAM MINERAL ZIRKON KALIMANTAN THE
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Nopember 2012 sampai Januari 2013. Lokasi penelitian di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik
Lebih terperinciANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIAAN OBAT HERBAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH PADANG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIAAN OBAT HERBAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH PADANG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Zulharmita 1), Meta Zulfaretna 1), Sestry Misfadhila 1) 1) Sekolah Tinggi
Lebih terperinciANALISIS TEMBAGA (Cu), BESI (Fe) DAN KARBON (C) PADA SEDIMEN KOLAM INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) TPA MUARA FAJAR PEKANBARU
ANALISIS TEMBAGA (Cu), BESI (Fe) DAN KARBON (C) PADA SEDIMEN KOLAM INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) TPA MUARA FAJAR PEKANBARU R.Jahninra 1, S.Anita 2, Itnawita 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa jerami jagung (corn stover) menjadi 5- hidroksimetil-2-furfural (HMF) dalam media ZnCl 2 dengan co-catalyst zeolit,
Lebih terperinciPEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION
PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION Anung Pujiyanto, Hambali, Dede K, Endang dan Mujinah Pusat Pengembamgan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani
Lebih terperinciOnline Jurnal of Natural Science, Vol.3(3): ISSN: December 2014
ANALISIS LOGAM TIMBAL (Pb) PADA IKAN PETEK (Leiognathus sp.) DAN IKAN TERI (Stelophorus sp.) DI KAWASAN LAUT TELUK PALU SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM LEAD DETECTION ON Leiognathus sp. AND Stelophorus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, karena di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, karena di daerah tersebut banyak terdapat penjual jajanan
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI PELARUT UNTUK MENENTUKAN KADAR ZIRKONIUM DALAM PADUAN U-Zr DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
No. 17/Tahun IX. Oktober 2016 ISSN 1979-2409 PENGARUH KONSENTRASI PELARUT UNTUK MENENTUKAN KADAR ZIRKONIUM DALAM PADUAN U-Zr DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Yanlinastuti 1), Syamsul Fatimah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas
Lebih terperinciKANDUNGAN LOGAM Pb DAN Hg DALAM SEDIMEN DI MUARA SUNGAI MATIKABUPATEN BADUNG BALI
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Volume 3, Nomor 12, Mei 2015 KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Hg DALAM SEDIMEN DI MUARA SUNGAI MATIKABUPATEN BADUNG BALI Henu Sumekar 1, Iryanti E. Suprihatin
Lebih terperinciADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT
KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol.1, No. 1, pp. 623-628, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 9 February 2015, Accepted 9 February 2015, Published online 11 February 2015 ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium
23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tipe Estuari dan Debit Sungai. Tipe estuari biasanya dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Pada saat pasang, salinitas perairan akan didominasi oleh salinitas air laut karena
Lebih terperinciUJI KOMPOSISI NATRIUM ZIRKONAT HASIL OLAH PASIR ZIRKON DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA).
ISSN 016-318 Supriyanto C., dkk. UJI KOMPOSISI NATRIUM ZIRKONAT HASIL OLAH PASIR ZIRKON DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA. Supriyanto C., Samin. K., Susana T.S. Pusat Teknologi Akselerator
Lebih terperinci