PERBANDINGAN ANALISIS PENGAMBILAN LOGAM Fe TOTAL SEDIMEN SUNGAI MURIA DENGAN PELARUT HF MEMAKAI TEFLON BOMB DIGESTER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN ANALISIS PENGAMBILAN LOGAM Fe TOTAL SEDIMEN SUNGAI MURIA DENGAN PELARUT HF MEMAKAI TEFLON BOMB DIGESTER"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN ANALISIS PENGAMBILAN LOGAM Fe TOTAL SEDIMEN SUNGAI MURIA DENGAN PELARUT HF MEMAKAI TEFLON BOMB DIGESTER Sihono, J. wasito, Muljono BATAN, Babarsari Yogyakarta ABSTRAK PERBANDINGAN ANALISIS PENGAMBILAN LOGAM Fe TOTAL SEDIMEN SUNGAI MURIA DENGAN PELARUT HF MEMAKAI TEFLON BOMB DIGESTER. Telah dilakukan pengambilan total logam Fe dalam sedimen sungai di daerah Muria dengan asam fluorida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengambilan total logam Fe dari sedimen sungai di daerah Muria. Berdasarkan hasil perbandingan analisis total logam Fe dalam sedimen sungai memakai dan, bahwa semakin tinggi konsentrasi HF pengambilan Fe dengan Teflon Bomb Digester semakin tinggi pula. Hal ini berlaku untuk sedimen sungai Kancilan = ± 2298,37 ppm; Suru = ± 735,8696 ppm dan sedimen sungai Wareng = ± 825,5435 ppm. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk sedimen sungai Balong dan Dombang. Hal ini terlihat pada perbandingan linier antara dan, harga R 2 sedimen sungai Balong = 0,0082 dan R 2 sedimen sungai Dombang = 0,591. ABSTRACT COMPARISON OF ANALYSIS. OF THE TOTAL Fe FROM SEDIMENT OF RIVER MURIA WITH HF ACID USE OF TEFLON BOMB DIGESTER. Comparison of analysis. of the total fe from sediment of river muria by HF acid by teflon bomb digester have been done. The aim of this research is to know the desorption of total Fe from river sediment Muria by HF Acid. Base on comparation of total analysis Fe in river sediment by and, that increases of concentration HF acid the intake of Fe by "Teflon Bomb Digester" also increases. This matter was valided for the sediment of Kancilan river was ± ppm; Suru ± ppm and sediment of river Wareng ware ± ppm. But this matter is not applicable for the sediment of river of Balong and Dombang. This Matter were seen at linear comparison between and comparation, that the vaue of R 2 of sediment river Balong was and R 2 of sediment of river Dombang was only PENDAHULUAN egiatan Analisis Mengenai Dampak K Lingkungan (AMDAL) di lingkungan Semenanjung Muria merupakan persyaratan penting untuk dapat dibangunnya PLTN di Indonesia yang telah dicanangkan sejak tahun Salah satu aktivitas AMDAL yang perlu dilakukan adalah untuk memperoleh data sebaran logam berat terhadap sungai-sungai di sekitar perairan Muria. Walaupun pembangunan PLTN tersebut belum dimulai aktivitasnya, tetapi datadata AMDAL tersebut setelah lima tahun harus diperbaharui sebagai data background level 5 tahunan. Kegiatan rutin ini penting karena untuk mengevaluasi pencemaran khususnya pencemaran akibat logam berat di Daerah Aliran Sungai (DAS) sekitar Muria. Akibat dari kegiatan AMDAL ini diharapkan gejolak peningkatan atau penurunan logam berat di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Muria dapat lebih awal diketahui, sehingga pengambil keputusan PEMDA setempat dapat mencegah atau melokalisir. Sihono, dkk. ISSN Buku II hal 205

2 Kegiatan AMDAL adalah satunya adalah monitoring yang berguna untuk menentukan konsentrasi kontaminan awal atau rona awal dari polutan berbahaya di suatu wilayah tertentu ( background area ) (1). Menurut Ziwart dan Trivedi (2), dampak dari kegiatan pemantauan diharapkan dapat melakukan identifikasi ancamanancaman yang potensial terhadap kesehatan manusia dan ekosistem alam (ekotoksikologi). Hasil data yang didapat selanjutnya dilakukan evaluasi untuk pemenuhan terhadap beberapa standar pemerintah (PP No ) ataupun beberapa standar internasional seperti WHO, IAEA, ISD, dan lain-lain. Keluaran kegiatan pemantauan dapat dipakai oleh pengambil keputusan (Pemerintah), untuk diinformasikan kepada masyarakat tentang kualitas lingkungan sungai, selanjutnya dapat dikembangkan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat akan isuisu lingkungan. Kegiatan pemantauan dipilih daerah atau area dengan radius 2 km hingga 5 km dari calon tempat dibangunnya PLTN pertama di Indonesia yaitu Ujung Lemahabang. Daerah dengan luasan radius 2 km hingga 5 km tersebut yang diperkirakan sebagai sumber utama penyebab pencemaran selain PLTN sendiri adalah sungaisungai yang melewati di daerah tersebut. Sungaisungai yang terdapat pada 2 km hingga 5 km seperti Sungai Kancilan, Sungai Balong, Sungai Suru, Sungai Dombang dan Sungai Wareng. Sungai-sungai tersebut diperkirakan membawa polutan ion logam yang berasal dari pelapukan batuan dan mineral, limbah pertanian (pestisida dan pupuk), industri kayu dan limbah domestik yang dibawa dari daerah yang lebih luas radiusnya. Pada daerah radius 2 km hingga 5 km dimana muara kelima sungai-sungai tersebut berada, diperkirakan akan terakumulasi pencemar ion logam dari tahun ketahun akan terus bertambah. Jadi dengan mengambil sampel dari kelima sungai-sungai tersebut untuk ditentukan rona awalnya diharapkan telah memenuhi syarat pemantauan sesuai dengan persyaratan oleh Canter, 1996 (3). Untuk melakukan pemantauan sesuai persyaratan, diperlukan data-data kandungan unsur yang ada dalam kelima sedimen sungai. Salah satu metoda yang dapat digunakan adalah metoda nyala spektrometri serapan atom (SSA). Pada metoda SSA, cuplikan sedimen diubah menjadi bentuk larutan melalui proses ekstraksi padat-cair. Menurut Murray, C.N. and Murray, L. (4) desorpsi yang terjadi pada ekstraksi padat-cair merupakan peristiwa keluarnya analit yang terkandung di dalam bulk sedimen (padatan) ke dalam larutan. Beberapa faktor yang berpengaruh adalah waktu kontak, konsentrasi pelarut, konsentrasi zat terlarut dalam sedimen, spesiasi zat terlarut, kandungan organik/anorganik dalam sedimen dan salinitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelarut asam HF yang digunakan pada proses ekstraksi padat-cair sehingga terjadi proses desorpsi (pelepasan) logam dari padatan ke bentuk cair. Penelitian ini juga untuk mengetahui seberapa besar desorpsi (pelepasan) logam setelah dilakukan ekstraksi secara padat-cair menggunakan HF. Analisis unsur dapat dilakukan oleh berbagai alat, tergantung unsur apa saja yang akan dianalisis. Spektrometer pendar sinar-x merupakan salah satu alat yang populer digunakan untuk analisis unsur mayor dan minor, dan cuplikan dapat berupa padat dan cair dan penanganan sampel dan pengoperasiannya tidak rumit. Sedangkan SAA lebih rumit dalam pengoperasian maupun preparasi sampelnya, mengingat sampel yang akan dianalisis harus berupa cairan bening dan analisis unsur tergantung dari tersedianya lampu yang akan digunakan, maka pada penelitian ini akan membandingkan analisis pengambilan logam Fe total sedimen sungai Muria dengan pelarut HF memakai Teflon Bom Digester. Pada penelitian ini sengaja dipilih pengambilan logam Fe dalam 5 (lima) sedimen sungai di daerah Muria. Karena Fe merupakan unsur mayor dan esensial bagi tanaman, tetapi dapat berupa racun apabila berlebihan dan masuk ke dalam air sungai pada musim hujan. TATA KERJA Bahan Blanko (aquadest/air suling), standar: Fe (Eisen-standard, 1000 mg Fe, no Titrisol), buatan Merck. Bahan kimia antara lain : asam nitrat dan asam fluorida. Cuplikan sedimen sungai Kancilan (A), Balong (B), Suru (C), Dombang (D) dan Wareng (E), dari Muria. Lokasi dan letak astronomis pengambilan cuplikan, seperti disajikan pada Tabel 1. Selain itu diperlukan pula standar unsur Fe, Cu dan Sr (dalam bentuk serbuk). Tabel 1. Lokasi dan letak astronomis pengambilan cuplikan. Tabel 1. Lokasi dan letak astronomis pengambilan cuplikan. Sedimen Bujur Timur Lintang Selatan Sungai Kancilan (A) 110 o, 46, 40,3 06 o, 30, 04,5 Balong (B) 110 o, 47, 47,5 06 o, 28, 04,8 Suru (C) 110 o, 48, 48,5 06 o, 26, 43,5 Dombang (D) 110 o, 49, 43,1 06 o, 28, 57,8 Wareng (E) 110 o, 50, 14,7 06 o, 27, 48,6 Buku II hal 206 ISSN Sihono, dkk

3 Peralatan 1. Spektrometer Nyala Serapan Atom (Flame Atomic Absorption Spectrometer, ) Seperangkat spektrometer nyala serapan atom (SpectrAA-300), buatan Varian, Techtron, Australia. Teflon bomb digester, Peralatan gelas, antara lain : labu takar kaca dan teflon 10 ml, gelas beker teflon 50 ml, pipet mikro µl, µl, dan µl. 2. Spektrometer Pendar Sinar-X (X-Ray Fluorescence, ) Alat penumbuk cuplikan yang terbuat dari stainless steel; Timbangan OHAUS GT 410. Sumber eksitasi : Cd-109; Drop out relay.; Stabilizer Philips PE1414 line conditioner 1.5 kva.; Detector Si(Li) Canberra Model SL beserta perangkatnya yang terdiri atas : Bin power supply Canberra Model 2000, HV power supply Canberra Model (diset 0.50 = 500 Volt), Spectroscopy amplifier Canberra Model 2020 (Coarse gain 100, Fine gain 9.30=0,93 dan Shapping time 6 µsec.), Pre amplifier (perangkat awal) Canberra Model 2008B. Seperangkat computer yang terdiri atas : CPU Simbadda Model Sim-X, Key board Model Millenia, Monitor LG Model Flatron L 1553 S. Cara Kerja 1. Spektrometer Nyala Serapan Atom (Flame Atomic Absorption Spectrometer, ) a) Penyiapan Blanko (aquadest/air suling), standar: Fe (Eisen-standard, 1000 mg Fe, no Titrisol), buatan Merck. Cuplikan sedimen sungai Kancilan (A), Balong (B), Suru (C), Dombang (D) dan Wareng (E), dari Muria yang diambil pada 16 Juli Preparasi standar dan cuplikan, meliputi : pembuatan standar dan penimbangan cuplikan, masing-masing kurang lebih 0,100 gram. b) Masing-masing cuplikan dimasukkan ke dalam Teflon Bomb Digester, ditambah HNO 3 65% masing-masing sebanyak 1 ml (tetap untuk setiap cuplikan); ditambah HF (variasi persentase: 8%, 24% dan 40%) 0,5 ml dan aquades secukupnya.. Ditutup rapat-rapat, dimasukkan ke dalam oven, dipanaskan dengan suhu 150 o C selama 3 jam. Setelah dingin, dibuka dan dilanjutkan dipanaskan secara terbuka di atas plat panas (hot plate) untuk menghilangkan asam dengan cara menambahkan air suling/aquadest dan dipanaskan lagi beberapa kali. Ditepatkan sampai tanda garis dalam labu takar teflon 10 ml dengan air suling/aquadest. Cuplikan diencerkan 500 (lima ratus) kali. Cuplikan siap untuk dilakukan pengukuran/analisis. c) Persiapan pengoperasian spektrometer nyala serapan atom, meliputi : optimasi kondisi analisis untuk unsur Fe. d) Pengoperasian spektrometer nyala serapan atom, meliputi : analisis standar dan cuplikan. Pengukuran logam Fe dapat dibaca langsung pada tampilan komputer yang telah di-set dengan seperangkat spektrometer nyala serapan atom. Pengukuran/analisis dilakukan masing-masing 3X (tiga kali) untuk Blanko, Standar maupun Cuplikan. Hasil yang diperoleh berupa data dalam print out. Kondisi operasi Spektrometer nyala serapan atom, disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Kondisi operasi Spektrometer nyala serapan atom Logam Besi (Fe) Kondisi operasi Lebar celah (Slit width) Panjang gelombang (Wave length) Nyala (Flame) Arus lampu (Lamp curent) Tinggi pembakar (Burner) Lajju alir udara (Air flow) Laju alir acetylene (Acetylene flow) Laju alir cuplikan 0,2 nm 248,3 nm Air acetylene 5 ma 14 mm 13,5 L/menit 2,47 L/menit 4,5 ml/menit 2. Spektrometer Pendar Sinar-X (X-Ray Fluorescence, ) a). Preparasi Cuplikan ditumbuk/dihaluskan dengan menggunakan peralatan stainless still. Disaring dengan ayakan lolos 100 mesh, dihomogenkan, ditimbang ± 1 gram, menggunakan Timbangan OHAUS GT 410. Sebagai wadah/tempat cuplikan digunakan pralon PVC diameter Ø = ½ tinggi 1 cm dan diberikan alas plastik milar serta dijepit menggunakan pralon PVC. Standar yang digunakna adalah : Standar BRS dengan Kode BRS. b).kalibrasi tenaga, pencacahan dengan sumber eksitasi Cd-109 Diletakkan Sumber standar unsur Fe, Cu dan Sr (dalam bentuk serbuk) di atas sumber eksitasi Cd-109. Selanjutnya pencacahan dilakukan dengan cara : mengklik kiri pada mause, dimana anak panah pada layar monitor menunjuk Start. Sihono, dkk. ISSN Buku II hal 207

4 Maka perangkat spektrometer pendar sinar-x mulai mencacah. Setelah 300 detik atau lima menit, maka pencacahan secara otomatis berhenti. Dicatat nomor salur (X) dan tenaga (Y) untuk masing-masing puncak Fe, Cu dan Sr. Hasil pencacahan disajikan pada Tabel 3. Data pencacahan dibuat grafik dengan menggunakan program excel. Dimasukkan data hasil pencacahan sumber standar masing-masing nomor salur (X) dan tenaga, KeV (Y). Persamaan garis lurus yang merupakan grafik kalibrasi tenaga dapat diperoleh dan ditampilkan dalam program excel tersebut. Selain dari itu persamaan garis lurus (Y = bx + a) dan harga koefisien korelasinya (R 2 ) dapat ditampilkan pula dalam gambar tersebut. Kurva kalibrasi tenaga disajikan pada Gambar 1. Tabel 3.Hasil pencacahan standar unsur Fe, Cu dan Sr (dalam bentuk serbuk) untuk kalibrasi spektrometer pendar sinar-x menggunakan detektor Si(Li) dengan sumber eksitasi Cd-109, waktu pencacahan lima menit. No. Unsur Tenaga, KeV (Y) Nomor salur (X) 1. Fe 6, , Cu 8, , Sr 14, , Lalibrasi Tenaga (sumber Eksitasi Cd-109) Tenaga (KeV) y = 0,0546x - 0,09 R 2 = Nomor Salur Gambar 1. Kurva kalibrasi tenaga unsur Fe, Cu dan Sr (dalam bentuk serbuk) spektrometer pendar sinar-x menggunakan detektor Si(Li) dengan sumber eksitasi Cd-109, waktu pencacahan lima menit c). Analisis Analisis dilakukan dengan menggunakan Spetrometer pendar sinar-x. Sumber eksitasi yang digunakan antara lain adalah : Cd-109 (menganalisis unsur-unsur logam yang mempunyai tenaga antara 5 sampai dengan 20 KeV). Analisis dilakukan dengan cara pencacahan cuplikan dan standar. Cuplikan diletakkan di atas sumber eksitasi, waktu pencacahan 1000 detik. Hasil pencacahan disimpan di dalam hard disc. Buku II hal 208 ISSN Sihono, dkk

5 d).perhitungan hasil analisis Kadar Cuplikan, digunakan Rumus Baku : Net Area Cuplikan Net Area Coumpton Berat Cuplikan Kadar log am dalam cuplikan = Net Area S tan dar Net Area Coumpton Berat S tan dar x Kadar S tan dar HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis baik dengan metoda maupun, disajikan pada Gambar 2 dan Gambar 3. Untuk memperjelas hasil analisis setiap cuplikan sedimen sungai, maka ditampilkan pula Gambar 4 sampai dengan Gambar 8. Kons. Fe (ppm), dalam cuplikan dengan Kons. Fe (ppm) Kancilan Balong Suru Dombang Wareng Cuplikan Gambar 2. Hf=8% Hf=24% Hf=40% Hasil analisis Fe total pada beberapa cuplikan sedimen sungai Muria dengan. Hasil analisis Fe total pada beberapa cuplikan sedimen sungai Muria dengan, disajikan pada Gambar 2. Dalam Gambar 2, terlihat bahwa di dalam sedimen sungai Kancilan, konsentrasi Fe tertinggi dapat terambil dengan konsentrasi HF 40%, sedangkan pada konsentrasi HF 8% dan 24% pengambilan logam Fe kurang baik. Dengan kata lain, Fe dalam sedimen Sungai Kancilan lebih mudah diambil dengan konsentrasi HF = 40%. Karena pengambilan optimum pada 40%, maka diperkirakan Fe total ikut di dalam sedimen yang mengandung SiO 2 (mineral Fe, Si) atau sedimen Sungai Kancilan kemungkinan merupakan mineral paduan antara Fe dan Si. Karena SiO 2 sangat mudah larut dalam HF. Sihono, dkk. ISSN Buku II hal 209

6 3000 Kons. Fe (ppm) dalam Cuplikan dengan X-Ray 2500 Kons. Fe (ppm) Kancilan Balong Suru Dombang Wareng Cuplikan Hf=8% Hf=24% Hf=40% Gambar 3. Hasil analisis Fe total pada beberapa cuplikan sedimen sungai Muria dengan. Demikian juga hasil analisis dengan menggunakan, pengambilan total Fe dalam sedimen sungai Kancilan terbaik adalah pada konsentrasi HF = 40%, sedangkan pada konsentrasi HF 8% dan 24% pengambilan Fe kurang baik. Hal ini dapat dilihat pada Hasil analisis Fe total pada beberapa cuplikan sedimen sungai Muria dengan, yang disajikan pada Gambar 3. Selanjutnya pada Gambar 2 dan 3, untuk sedimen sungai Balong, Suru, Dombang dan Wareng, hasil analisisnya baik analisis (Gambar 2) dan (Gambar 3) mempunyai pola yang hampir sama, kecuali sedimen sungai Balong yang mempunyai pola berlainan antara dan. Untuk memperjelas fenomena ini dapat dilihat dengan analisis regresi hubungan antara dan dapat dilihat pada Gambar 4, 5, 6, 7 dan Kadar Fe (ppm) dalam Sedimen Sungai Kancilan y = 0,764x + 302,12 R 2 = 0, Gambar 4. Hasil analisis Fe dalam cuplikan sedimen Sungai Kancilan dengan menggunakan dan. Buku II hal 210 ISSN Sihono, dkk

7 1500 Kadar Fe (ppm) dalam Sedimen Sungai Balong y = -0,2001x ,2 R 2 = 0, Gambar 5. Hasil analisis Fe dalam cuplikan sedimen Sungai Balong dengan menggunakan dan. Pada Gambar 4: Hasil analisis Fe dalam cuplikan sedimen Sungai Kancilan dengan menggunakan dan, terlihat hubungan linier antara hasil analisis dan pada sedimen sungai Kancilan. Hal ini berarti semakin tinggi konsentrasi HF, akan semakin tinggi pula konsentrasi logam Fe yang dapat diambil. Pada Gambar 5: Hasil analisis Fe dalam cuplikan sedimen Sungai Balong dengan menggunakan dan, terlihat bahwa ketidak linieran antara analisis dan. Hal ini dapat dilihat pada harga R 2 = 0,0082. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan antara konsentrasi HF dalam pengambilan logam Fe, untuk logam Fe yang terkandung di dalam sedimen sungai Balong. Berdasarkan penelitian (5), dinyatakan bahwa spektra infra red sedimen sungai Balong mempunyai kandungan silikat tinggi, kemungkinan tidak dapat diambil dengan HF. Kadar Fe (ppm) dalam Sedimen Sungai Suru y = 1,3422x - 360,31 R 2 = 0, Gambar 6. Hasil analisis Fe dalam cuplikan sedimen Sungai Suru dengan menggunakan dan. Pada Gambar 6: Hasil analisis Fe dalam cuplikan sedimen Sungai Suru dengan menggunakan dan, terlihat bahwa terdapat hubungan linier antara analisis dan, dengan R 2 = 0,9867. Berarti bahwa semakin tinggi konsentrasi HF, akan mengakibatkan pengambilan logam Fe di dalam sedimen sungai Suru semakin besar pula. Sihono, dkk. ISSN Buku II hal 211

8 700 Kadar Fe (ppm) dalam Sedimen Sungai Dombang 650 y = 0,4295x + 323,58 R 2 = 0, Gambar 7. Hasil analisis Fe dalam cuplikan sedimen Sungai Dombang dengan menggunakan dan. Pada Gambar 7: Hasil analisis Fe dalam cuplikan sedimen Sungai Dombang dengan menggunakan dan, terlihat bahwa ketidak linieran antara analisis dan. Hal ini dapat dilihat pada harga R 2 = 0,591. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan antara konsentrasi HF dalam pengambilan logam Fe, untuk logam Fe yang terkandung di dalam sedimen sungai Dombang. Berdasarkan penelitian (5), untuk sedimen sungai Dombang mempunyai kandungan silikat lebih tinggi dari pada sedimen sungai Balong, dengan demikian sedimen sungai Balong dan Dombang mempuntai karakteristik yang berbeda dengan sungai Kancilan, Suru dan Wareng. Kadar Fe (ppm) dalam Sedimen Sungai Wareng y = 1,1284x - 189,91 R 2 = 0, Gambar 8. Hasil analisis Fe dalam cuplikan sedimen Sungai Wareng dengan menggunakan dan. Adapun pada Gambar 8: Hasil analisis Fe dalam cuplikan sedimen Sungai Wareng dengan menggunakan dan, terlihat bahwa terdapat hubungan linier antara analisis dan, dengan R 2 = 0,8415. Berarti bahwa semakin tinggi konsentrasi HF, akan mengakibatkan pengambilan logam Fe di dalam sedimen sungai Wareng semakin besar pula. Buku II hal 212 ISSN Sihono, dkk

9 KESIMPULAN Berdasarkan hasil perbandingan analisis total logam Fe dalam sedimen sungai memakai HF, bahwa semakin tinggi konsentrasi HF, pengambilan Fe dengan Teflon Bomb Digester semakin tinggi pula. Hal ini berlaku untuk sedimen sungai Kancilan = ± 2298,37 ppm; Suru = ± 735,8696 ppm dan sedimen sungai Wareng = ± 825,5435 ppm. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk sedimen sungai Balong dan Dombang. Hal ini terlihat pada perbandingan linier antara dan, harga R 2 sedimen sungai Balong = 0,0082 dan R 2 sedimen sungai Dombang = 0,591. DAFTAR PUSTAKA 1. ANONIM, Guidance for Environmental Background Analysis., vol. II. Sediment., NFECS user guide UG-2054-ENV., Naval Facilities Engineering Command., Washington DC , ZIWART.D., AND TRIVEDI.R.C., manual on intergrated water quality evaluation., report , Biomonitoring Indian River II., RIVM proyect IN/92/021, CANTER.L.W., Environmental Impact Assessment., McGraw-Hill, Inc., New York, MURRAY.C.N., AND MURRAY, L., Adsorption-desorption aquilibria of some radionuclides in sedimen-fresh-water and sedimen-seawater systems, Proceeding of a symposium seattle, Juli Supriyanto C., Muzakky, Proses Desorpsi Logam Berat Pada Sedimen Sungai Daerah Muria Dengan Pelarut Asam, Jurnal Iptek Nuklir, Ganendra, ISSN : , Volume 13 Nomor 1 Januari Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir, Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, ISSN : , Yogyakarta, 5 September Iswani S., Mempelajari Pengaruh Variasi Butiran Partikel Terhadap Analisa Kuantitatip Zr Metoda Spektrometri Pendar Sinar X, Kolokium Teknologi Elemen Bakar Nuklir Teknologi Reaktor & Penggunaan Reaktor, Bandung, Oktober Sahat Simbolon, Penentuan Zr Di Dalam Monazit Dengan Spektrometri Sinar X Radioisotop, Kolokium Teknologi Elemen Bakar Nuklir Teknologi Reaktor & Penggunaan Reaktor, Bandung, Oktober Program microsoft Excel TANYA JAWAB Sri Artiningsih Bagaimana cara analisis cuplikan dengan menggunakan dua perangkat analisis? Sihono Analisis cuplikan dilakukan dengan preparasi cuplikan yang sama. Jadi cuplikan Dianalisis dengan, setelah selesai analisis cuplikan dengan maka dilanjutkan dengan analisis. Untung Margono Bagaimana cara pengambilan cuplikan? Sihono prosedurnya : Pengambilan cuplikan dilakukan pada lokasi dan titik tertentu. Pengambilan sedimen dengan peralatan dari plastik, kemudian dimasukkan kedalam plastic clip, pengambilan cuplikan kurang lebih 1 kg Sihono, dkk. ISSN Buku II hal 213

PROSES DESORPSI LOGAM BERAT PADA SEDIMEN SUNGAI DAERAH MURIA DENGAN PELARUT ASAM

PROSES DESORPSI LOGAM BERAT PADA SEDIMEN SUNGAI DAERAH MURIA DENGAN PELARUT ASAM Proses Desorpsi Logam Berat Pada Sedimen Sungai Daerah Muria Dengan Pelarut Asam (Supriyanto C., dkk.) PROSES DESORPSI LOGAM BERAT PADA SEDIMEN SUNGAI DAERAH MURIA DENGAN PELARUT ASAM Supriyanto C., Muzakky

Lebih terperinci

EVALUASI KECEPATAN TRANSPOR LOGAM DALAM AIR SUNGAI DI DAERAH MURIA

EVALUASI KECEPATAN TRANSPOR LOGAM DALAM AIR SUNGAI DI DAERAH MURIA ISSN 1410-6957 Akreditasi No. 129/Akred-LIPI/P2MBI/06/2008 EVALUASI KECEPATAN TRANSPOR LOGAM DALAM AIR SUNGAI DI DAERAH MURIA Muzakky Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan, BATAN-Yogyakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI

PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI 110 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., dkk. PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI PROFISIENSI TINGKAT NASIONAL Supriyanto C., Samin B.K. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)

KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE) ISSN 1410-697 KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE) Supriyanto C., Iswani G. PTAPB BATAN, Jl.

Lebih terperinci

KARAKTERISASI PELARUT ASAM ( HNO 3, HF, DAN HCl ) PADA PROSES DIGESTI SEDIMEN SUNGAI DAERAH MURIA

KARAKTERISASI PELARUT ASAM ( HNO 3, HF, DAN HCl ) PADA PROSES DIGESTI SEDIMEN SUNGAI DAERAH MURIA Supriyanto C., dkk. ISSN 0216-3128 231 KARAKTERISASI PELARUT ASAM ( HNO 3, HF, DAN HCl ) PADA PROSES DIGESTI SEDIMEN SUNGAI DAERAH MURIA Supriyanto C., Muzakky Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan

Lebih terperinci

KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)

KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE) 224 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., Iswani G. KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE) Supriyanto

Lebih terperinci

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI 246 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., Samin UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI Supriyanto C., Samin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR Pb, Cd, DAN Cr DALAM CONTOH UJI AIR LIMBAH.

PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR Pb, Cd, DAN Cr DALAM CONTOH UJI AIR LIMBAH. Supriyanto C., dkk. ISSN 0216-3128 27 PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR Pb, Cd, DAN Cr DALAM CONTOH UJI AIR LIMBAH Supriyanto C., Susanna T.S. PTAPB - BATAN ABSTRAK PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS

Lebih terperinci

VALIDASI METODE F-AAS UNTUK MEMPEROLEH JAMINAN MUTU PADA ANALISIS UNSUR Cd, Cu, Cr, Pb, DAN Ni DALAM CONTOH UJI LIMBAH CAIR

VALIDASI METODE F-AAS UNTUK MEMPEROLEH JAMINAN MUTU PADA ANALISIS UNSUR Cd, Cu, Cr, Pb, DAN Ni DALAM CONTOH UJI LIMBAH CAIR Supriyanto C., dkk. ISSN 0216-3128 121 VALIDASI METODE F-AAS UNTUK MEMPEROLEH JAMINAN MUTU PADA ANALISIS UNSUR,,,, DAN DALAM CONTOH UJI LIMBAH CAIR Supriyanto C., Susana TS. Pusat Teknologi Akselerator

Lebih terperinci

ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER

ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER Asminar ABSTRAK ANALISIS KANDUNGAN PENGOTOR DALAM PELET U02 SINTER. Telah dilakukan analisis pengotor

Lebih terperinci

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMATIC ABSORPTION SPECTROMETER (F-AAS) AIR SUPPLY PADA PRA AKREDITASI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVISI BANTEN UPT Labortaorium Lingkungan

Lebih terperinci

ANALISIS SEBARAN LOGAM BERAT DALAM CUPLIKAN SEDIMEN SUNGAI GAJAHWONG SECARA SSA.

ANALISIS SEBARAN LOGAM BERAT DALAM CUPLIKAN SEDIMEN SUNGAI GAJAHWONG SECARA SSA. ANALISIS SEBARAN LOGAM BERAT DALAM CUPLIKAN SEDIMEN SUNGAI GAJAHWONG SECARA SSA. Supriyanto C.&Sunardi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN. Jl. Babarsari Po Box 1008 Yogyakarta. ABSTRACT

Lebih terperinci

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10 UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMATIC ABSORPTION SPECTROMETER (F-AAS) AIR LIMBAH PADA PRA AKREDITASI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVISI BANTEN UPT Labortaorium Lingkungan

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr Asminar, Rahmiati, Siamet Pribadi ABSTRAK ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK

Lebih terperinci

VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Purwanto, A., dkk. ISSN 0216-3128 151 VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Purwanto, A., Supriyanto,C., Samin P. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

Lebih terperinci

UNSUR Pb, Fe, Cd, DAN Cu DALAM IKAN TUNA DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAP AN ATOM (SSA) UNTUK UJI PROFISIENSI.

UNSUR Pb, Fe, Cd, DAN Cu DALAM IKAN TUNA DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAP AN ATOM (SSA) UNTUK UJI PROFISIENSI. PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR PENENTUAN UNSUR Pb,, Cd, DAN Cu DALAM IKAN TUNA DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAP AN ATOM (SSA) UNTUK UJI PROFISIENSI. Samiardjo, Y. Wasito Pustek Ake/erator

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Asminar, Rahmiati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 20 Serpong Tangerang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM BERAT Fe, Cr, Mn, Mg, Ca, DAN Na DALAM AIR TANGKI REAKTOR DENGAN METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SAA)

IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM BERAT Fe, Cr, Mn, Mg, Ca, DAN Na DALAM AIR TANGKI REAKTOR DENGAN METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SAA) 216, dkk. IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM BERAT,,,,, DAN DALAM AIR TANGKI REAKTOR DENGAN METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SAA), Kris Tri Basuki dan A. Purwanto P3TM BATAN ABSTRAK IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM

Lebih terperinci

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel. 24 III MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1 Materi Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel. 3. Bahan yang digunakan untuk

Lebih terperinci

Analisa AAS Pada Bayam. Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT

Analisa AAS Pada Bayam. Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT Analisa AAS Pada Bayam Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT AAS itu apa cih??? AAS / Spektrofotometer Serapan Atom adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan logam Timbal pada kerupuk rambak dengan menggunakan alat Spektrofotometer serapan atom Perkin Elmer 5100 PC. A.

Lebih terperinci

STUDI EKSTRAKSI PADAT CAIR MENGGUNAKAN PELARUT HF DAN HNO 3 PADA PENENTUAN LOGAM Cr, DAN Cu DALAM SAMPEL SEDIMEN SUNGAI DI SEKITAR CALON PLTN MURIA

STUDI EKSTRAKSI PADAT CAIR MENGGUNAKAN PELARUT HF DAN HNO 3 PADA PENENTUAN LOGAM Cr, DAN Cu DALAM SAMPEL SEDIMEN SUNGAI DI SEKITAR CALON PLTN MURIA STUDI EKSTRAKSI PADAT CAIR MENGGUNAKAN PELARUT HF DAN HNO 3 PADA PENENTUAN LOGAM Cr, DAN Cu DALAM SAMPEL SEDIMEN SUNGAI DI SEKITAR CALON PLTN MURIA Imelda Fajriati, 1 Muzakky, 2 Malawati Rizkiyah 3 1,3

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI PELARUT UNTUK MENENTUKAN KADAR ZIRKONIUM DALAM PADUAN U-Zr DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

PENGARUH KONSENTRASI PELARUT UNTUK MENENTUKAN KADAR ZIRKONIUM DALAM PADUAN U-Zr DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS No. 17/Tahun IX. Oktober 2016 ISSN 1979-2409 PENGARUH KONSENTRASI PELARUT UNTUK MENENTUKAN KADAR ZIRKONIUM DALAM PADUAN U-Zr DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Yanlinastuti 1), Syamsul Fatimah

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1. Tahapan Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan. Pertama adalah pembuatan elektroda pasta karbon termodifikasi diikuti dengan karakterisasi elektroda yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR ISSN 1979-2409 Analisis Unsur Pb, Ni Dan Cu Dalam Larutan Uranium Hasil Stripping Efluen Uranium Bidang Bahan Bakar Nuklir (Torowati, Asminar, Rahmiati) ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM

Lebih terperinci

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian seperti tampak pada Gambar 3.1. identifikasi masalah penentuan titik sampling penentuan metode sampling

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Proses pengambilan sampel dilakukan di Perairan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada tiga

Lebih terperinci

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 39 BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 3.1. Alat-alat dan bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Lampu hallow katoda - PH indikator universal - Alat-alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Metode penelitian secara umum yakni tentang analisis penyebaran logam berat tembaga pada air tanah dan aliran sungai di sekitar industri kerajinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilanjutkan dengan analisis di laboratorium. Penelitian ini didukung oleh penelitian deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT) BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini direncanakan dilaksanakan pada tanggal 7 Juli 2013 sampai dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas

Lebih terperinci

Studi Ekstraksi Padat Cair Menggunakan Pelarut HF dan HNO 3 pada Penentuan Logam Cr dan Cu dalam Sampel Sedimen Sungai di Sekitar Calon PLTN Muria

Studi Ekstraksi Padat Cair Menggunakan Pelarut HF dan HNO 3 pada Penentuan Logam Cr dan Cu dalam Sampel Sedimen Sungai di Sekitar Calon PLTN Muria Jurnal ILMU DASAR, Vol. 12 No. 1, Januari 2011: 13-22 13 Studi Ekstraksi Padat Cair Menggunakan Pelarut HF dan HNO 3 pada Penentuan Logam Cr dan Cu dalam Sampel Sedimen Sungai di Sekitar Calon PLTN Muria

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa jerami jagung (corn stover) menjadi 5- hidroksimetil-2-furfural (HMF) dalam media ZnCl 2 dengan co-catalyst zeolit,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Proses penyemaian, penanaman, dan pemaparan dilakukan

Lebih terperinci

KALIBRASI TENAGA DAN STANDAR MENGGUNAKAN ALAT X-RAY FLUORESENCE (XRF) UNTUK ANALISIS UNSUR ZIRKONIUM DALAM MINERAL

KALIBRASI TENAGA DAN STANDAR MENGGUNAKAN ALAT X-RAY FLUORESENCE (XRF) UNTUK ANALISIS UNSUR ZIRKONIUM DALAM MINERAL KALIBRASI TENAGA DAN STANDAR MENGGUNAKAN ALAT X-RAY FLUORESENCE (XRF) UNTUK ANALISIS UNSUR ZIRKONIUM DALAM MINERAL Mulyono, Sukadi, Sihono, Rosidi. Bambang Irianto -BATAN Yogyakarta Jl Babarsari Nomor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura Lampung pada bulan Juli - Agustus 2011. B. Materi Penelitian B.1. Biota Uji Biota

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional D a f t a r i s i Daftar

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Sampel. Sampel yang digunakan adalah tanaman nilam yang berasal dari Dusun

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Sampel. Sampel yang digunakan adalah tanaman nilam yang berasal dari Dusun BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Sampel Sampel yang digunakan adalah tanaman nilam yang berasal dari Dusun Kembangan, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Bagian tanaman yang digunakan adalah daun dan batang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat-alat - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Alat-alat gelas pyrex - Pipet volume pyrex - Hot Plate Fisons - Oven Fisher - Botol akuades - Corong - Spatula

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Alat dan Bahan 4.1.1 Alat-Alat yang digunakan : 1. Seperangkat alat kaca 2. Neraca analitik, 3. Kolom kaca, 4. Furnace, 5. Kertas saring, 6. Piknometer 5 ml, 7. Refraktometer,

Lebih terperinci

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia ANALISIS LOGAM ARSENIK (AS) DAN KADMIUM (CD) PADA SAYUR BAYAM HIJAU (AMARANTHUS TRICOLOR) TERHADAP BAYAM MERAH (BLITUM RUBRUM) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) Muhammad Ridwan Harahap

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat alat yang digunakan ; a. Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ), Type Buck Scientific seri 205 b. Lampu katoda Zn dan Cu c. Lampu katoda Fe dan

Lebih terperinci

ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT Pb, Cu, DAN Cd PADA IKAN AIR TAWAR DENGAN METODE SPEKTROMETRI NYALA SERAPAN ATOM (SSA).

ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT Pb, Cu, DAN Cd PADA IKAN AIR TAWAR DENGAN METODE SPEKTROMETRI NYALA SERAPAN ATOM (SSA). ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT,, DAN PADA IKAN AIR TAWAR DENGAN METODE SPEKTROMETRI NYALA SERAPAN ATOM (SSA). SUPRIYANTO C, SAMIN, ZAINUL KAMAL Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental Murni dengan rancangan eksperimental random atau disebut juga randomized pretest posttest control group

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peralatan gelas yang umum digunakan dalam analisis. Selain itu digunakan

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR PENGOTOR Fe, Cr, DAN Ni DALAM LARUTAN URANIL NITRAT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

ANALISIS UNSUR PENGOTOR Fe, Cr, DAN Ni DALAM LARUTAN URANIL NITRAT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM ANALISIS UNSUR PENGOTOR Fe, Cr, DAN Ni DALAM LARUTAN URANIL NITRAT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM BOYBUL, IIS HARYATI Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek Gd 20, Serpong,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan sampel yaitu, di sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,

Lebih terperinci

PENENTUAN KANDUNGAN PENGOTOR DALAM SERBUK UO2 HASIL KONVERSI YELLOW CAKE PETRO KIMIA GRESIK DENGAN AAS

PENENTUAN KANDUNGAN PENGOTOR DALAM SERBUK UO2 HASIL KONVERSI YELLOW CAKE PETRO KIMIA GRESIK DENGAN AAS PENENTUAN KANDUNGAN PENGOTOR DALAM SERBUK UO2 HASIL KONVERSI YELLOW CAKE PETRO KIMIA GRESIK DENGAN AAS Rahmiati, Asminar, Purwadi KP Bidang Bahan Bakar Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir E-mail

Lebih terperinci

DISTRIBUSI LOGAM Fe, Ca, Ti, Ba, Sr, Zr dan Ce DALAM BATUBARA DAN LIMBAH PEMBAKARANNYA PLTU CILACAP MENGGUNAKAN XRF

DISTRIBUSI LOGAM Fe, Ca, Ti, Ba, Sr, Zr dan Ce DALAM BATUBARA DAN LIMBAH PEMBAKARANNYA PLTU CILACAP MENGGUNAKAN XRF DISTRIBUSI LOGAM Fe, Ca, Ti, Ba, Sr, Zr dan Ce DALAM BATUBARA DAN LIMBAH PEMBAKARANNYA PLTU CILACAP MENGGUNAKAN XRF M. Miqdam Musawwa 1, Agus Taftazani 2, Riyanto 1 1 Program Studi Ilmu Kimia, FMIPA, UII

Lebih terperinci

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Noviarty, Dian Angraini Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Email: artynov@yahoo.co.id ABSTRAK ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu mengadakan kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) A. TUJUAN 1. Mengetahui kondisi optimum parameter operasi alat uji SSA milik STTN- BATAN dalam menganalisis unsur Fe. 2. Menentukan sensitivitas,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

VALIDASI METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM PADA ANALISIS LOGAM BERAT Cr, Cu, Cd, Fe, Pb, Zn DAN Ni DALAM CONTOH UJI AIR LAUT

VALIDASI METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM PADA ANALISIS LOGAM BERAT Cr, Cu, Cd, Fe, Pb, Zn DAN Ni DALAM CONTOH UJI AIR LAUT Supriyanto C., dkk. ISSN 0216-3128 115 VALIDASI METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM PADA ANALISIS LOGAM BERAT Cr, Cu, Cd, Fe, Pb, Zn DAN Ni DALAM CONTOH UJI AIR LAUT Supriyanto C., A.Purwanto. Pusat Teknologi

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala Standar Nasional Indonesia SNI 6989.16:2009 Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.

Lebih terperinci

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+ MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP

Lebih terperinci

EVALUAS][ HASIL ANAL ISIS LOGAM BERAT Cd, Co, Cr DAN Ph DALAM CUPLIKAN AIR SUNGAI CODE

EVALUAS][ HASIL ANAL ISIS LOGAM BERAT Cd, Co, Cr DAN Ph DALAM CUPLIKAN AIR SUNGAI CODE YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 EVALUAS][ HASIL ANAL ISIS LOGAM BERAT Cd, Co, Cr DAN Ph DALAM CUPLIKAN AIR SUNGAI CODE SUPRIYANTO C, SAMIN BK. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari

Lebih terperinci

UJI BANDING METODA SSA DAN AAN PADA ANALISIS UNSUR MAYOR DAN MINOR DALAM MINERAL ZIRKON KALIMANTAN

UJI BANDING METODA SSA DAN AAN PADA ANALISIS UNSUR MAYOR DAN MINOR DALAM MINERAL ZIRKON KALIMANTAN Uji Banding Metoda SSA dan AAN Pada Analisis Unsur Mayor dan Minor Dalam Mineral Zirkon Kalimantan UJI BANDING METODA SSA DAN AAN PADA ANALISIS UNSUR MAYOR DAN MINOR DALAM MINERAL ZIRKON KALIMANTAN THE

Lebih terperinci

PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Vogyakarta, 28 Agustus 2008

PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Vogyakarta, 28 Agustus 2008 PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Vogyakarta, 28 Agustus 2008 DEKOMPOSISI CUPLIKAN BIOLOGIS MENGGUNAKAN TEKNIK TEFLON BOM DIGESTI UNTUK VALIDASI METODE NYALA SPEKTROMETRI

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN ORGANIK MATTER, NITRAT, SULFAT, FOSFAT DAN AMONIA DALAM SEDIMEN DAN AIR 01 SEMENANJUNG MURIA

ANALISIS KANDUNGAN ORGANIK MATTER, NITRAT, SULFAT, FOSFAT DAN AMONIA DALAM SEDIMEN DAN AIR 01 SEMENANJUNG MURIA ANALISIS KANDUNGAN ORGANIK MATTER, NITRAT, SULFAT, FOSFAT DAN AMONIA DALAM SEDIMEN DAN AIR 01 SEMENANJUNG MURIA Hendro, Zulfiyandi Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS KANDUNGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Tahapan dalam penelitian ini di mulai dari studi literatur hingga penyusunan Laporan Tugas Akhir, dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kerangka Penelitian :

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan. 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Kerja Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Biomassa dari bulan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II) LAMPIRAN I LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II) 1. Persiapan Bahan Adsorben Murni Mengumpulkan tulang sapi bagian kaki di RPH Grosok Menghilangkan sisa daging dan lemak lalu mencucinya dengan air

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Kota Gorontalo. 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pengambilan sampel dilakukan di TPA Tanjung Kramat, selanjutnya pemeriksaan dan analisis sampel dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Uji Akademi Kimia Analisis Penelitian dilakukan bulan Desember 2011 sampai dengan Februari 2012.

Lebih terperinci

SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) A. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja Spektrometri Serapan Atom (SSA). 2. Menentukan konsentrasi unsur Fe di dalam suatu sampel. B. DASAR TEORI Spektrometri atomik adalah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR Fe, Ca, Ti, Ba, Ce, Zr DAN La DALAM SEDIMEN LAUT DI SEMENANJUNG MURIA DENGAN METODE XRF

ANALISIS UNSUR Fe, Ca, Ti, Ba, Ce, Zr DAN La DALAM SEDIMEN LAUT DI SEMENANJUNG MURIA DENGAN METODE XRF ISSN 1410-6957 Akreditasi No. 129/Akred-LIPI/P2MBI/06/2008 ANALISIS UNSUR Fe, Ca, Ti, Ba, Ce, Zr DAN La DALAM SEDIMEN LAUT DI SEMENANJUNG MURIA DENGAN METODE XRF Sukirno, Sri Murniasih Pusat Teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI ISSN 1979-2409 PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI Noviarty, Darma Adiantoro, Endang Sukesi, Sudaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 36 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di lapangan dan di laboratoirum. Pengambilan sampel ikan bertempat di DAS Citarum bagian hulu dengan 4 stasiun yang telah ditentukan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Zul Alfian Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian adalah galah bambu, kantong plastik, ice box, kertas ph, gunting, oven, timbangan

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengembangkan metoda analisis menggunaan elektroda pasta karbon untuk penentuan p-nitofenol Secara umum penelitian ini dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen

Lebih terperinci

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Laporan Kimia Analitik KI-3121 Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 19 Oktober 2012 Tanggal Laporan : 2 November 2012 Asisten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel air diambil di Kost Kuning Jalan Pangeran Hidayat Kelurahan. Heledulaa Utara Kecamatan Kota Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel air diambil di Kost Kuning Jalan Pangeran Hidayat Kelurahan. Heledulaa Utara Kecamatan Kota Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi 1. Lokasi Pengambilan Sampel Air Tanah Sampel air diambil di Kost Kuning Jalan Pangeran Hidayat Kelurahan Heledulaa Utara Kecamatan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum penelitian akan dilakukan dengan pemanfaatan limbah media Bambu yang akan digunakan sebagai adsorben dengan diagram alir keseluruhan

Lebih terperinci