BAB II TINJAUAN TEORI. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORI. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah"

Transkripsi

1 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Kehamilan 1. Konsep Dasar Kehamilan Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan. Apabila kehamilan ini direncanakan, akan memberi rasa kebahagiaan dan penuh harapan (Mandriwati, 2008). Kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan fisiologis yang terjadi pada wanita yang didahului oleh suatu peristiwa fertilisasi yang membentuk zigot dan akhirnya menjadi janin yang mengalami proses perkembangan di dalam uterus sampai proses persalinan (Herlina, 2006). Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Prawirohardjo, 2008). Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 bagian : masing-masing 1) kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu); 2) kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu); dan 3) kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu) (Prawiroharjo, 2008). 7

2 8 2. Proses Kehamilan (Fisiologi Kehamilan) Kehamilan merupakan suatu hal yang membahagiakan tentunya bagi pasangan suami istri (Sebastian, 2008). Adanya kehamilan menyebabkan perubahan besar pada tubuh ibu, beberapa dari perubahan tersebut membuat ibu hamil merasa tidak nyaman bahkan terganggu (Nakita, 2004). Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya. Semakin bertambah usia kehamilan, akan mengakibatkan bentuk tubuh ibu berubah yang semula langsing menjadi tidak langsing lagi. Buah dada mulai membesar, pembuluh-pembuluh darah pada perut tampak biru, perut semakin menonjol ke depan. Semua perubahan fisik pada ibu mengakibatkan terjadinya perubahan psikis berupa rasa tidak percaya diri terhadap penampilan dirinya. Pada masa ini ibu akan enggan bepergian, bahkan ada yang sampai menarik diri dari aktifitas kehidupan sosial sebagai seorang ibu (Mandriwati, 2008). Tiap kehamilan harus ada spermatozoon, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi (Prawirohardjo, 2008). Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan, terdiri atas (1) ovulasi; (2) migrasi spermatozoa dan ovum; (3) nidasi (implantasi) pada uterus; (4) pembentukan plasenta; (5) pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai aterm (Hidayati, 2009).

3 9 Pembuahan (konsepsi/fertilasi) adalah penyatuan sperma dari lakilaki dengan ovum dari perempuan. Spermatozoa merupakan sel yang sangat kecil dengan ekor yang panjang sehingga memungkinkannya untuk bergerak dalam media cair. Sel-sel benih ini diyakini dapat mempertahankan kemampuan fertilisasinya selama 2-4 hari. Sel telur (ovum) akan hidup selama maksimal 48 jam setelah ovulasi sehingga agar fertilisasi berhasil, senggama harus dilakukan dalam waktu 5 hari di sekitar ovulasi. Selama senggama akan terdapat sebanyak 300 juta spermatozoa di dalam 3 ml cairan seminalis (air mani). Sejumlah besar sperma akan hancur akibat keasaman vagina, dan beberapa di antaranya mati dalam perjalanan menuju tuba fallopii. Sel-sel benih ini berjalan dengan menggerakkan ekornya memakai energinya sendiri dan pada saat ovulasi, gerakannya dibantu oleh mukus serviks yang mudah ditembus. Perjalanan sperma lewat serviks serta korpus uteri dan ke dalam tuba fallopii diperkirakan berlangsung selama sekitar 20 menit (Farrer, 2001). Pada saat ovulasi, ovum akan didorong keluar dari folikel de Graaf dan kemudian ditangkap oleh fimbria yang memeluk tuba fallopii pada sisi tersebut. Spermatozoa bertemu dengan ovum di dekat ujung tuba yang memiliki fimbria. Hanya satu sperma yang akan membuahi ovum, namun beberapa (juta) sperma lainnya diperlukan untuk memasok enzim hialuronidase yang akan melunakkan korona radiata (sel-sel yang mengelilingi ovum). Spermatozoa menembus ovum dengan membenamkan kepalanya lewat dinding ovum tersebut yang dengan

4 10 segera menjadi tidak permeabel lagi bagi semua sperma lainnya. Kedua sel benih itu menyatu dan membentuk satu sel tunggal. Sel tunggal ini merupakan individu yang baru dan unik karena mampu berkembang menjadi bayi dengan jenis kelamin serta karakteristik yang sudah ditentukan selain membentuk plasenta serta selaput ketuban (Farrer, 2001). Ovum yang sudah dibuahi (zigot) memerlukan waktu 6-8 hari untuk berjalan ke dalam uterus. Perjalanannya di sepanjang tuba fallopii dibantu oleh kerja peristaltik tuba, gerakan mendorong zigot yang dilakukan oleh silia pada dinding tuba dan cairan yang dihasilkan oleh epitelium bersilia. Selama perjalanannya ke dalam uterus, zigot berkembang melalui pembelahan sel yang sederhana setiap jam sekali, namun ukurannya tidak bertambah. Ketika mencapai uterus, zigot merupakan massa sel dan disebut morula. Kemudian morula terpisah menjadi dua lapisan, cairan terbentuk dan mengisi ruangan di antara kedua lapisan massa sel tersebut. Struktur ini disebut blastokist. Massa sel luar disebut trofoblast; trofoblast ini akan melekatkan ovum pada desidua dan berkembang menjadi plasenta serta membran (korion) luar. Dinding massa sel dalam akan berkembang menjadi embrio, tali pusat dan membran (amnion) dalam (Farrer, 2001). Sekitar 10 hari setelah terjadi fertilisasi ovum, blastokist akan menanamkan dirinya dalam endometrium. Implantasi (yang juga disebut penanaman atau nidasi) biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri. Sel-sel blastokist sebelah luar akan mensekresikan suatu substansi, yaitu

5 11 enzim proteolitik, untuk memecah permukaan endometrium sehingga blastokist dapat menanamkan dirinya. Aktivitas muskuler uterus pada saat ini adalah rendah karena kadar progesteron yang relatif tinggi dalam aliran darah. Begitu implantasi terjadi, lapisan uterus akan menyelimuti blastokist dan kehamilan terbentuk. Saat ini dan seterusnya sampai akhir kehamilan, lapisan uterus disebut desidua. Sel-sel trofoblast kemudian dapat menyerap nutrien dari desidua dan mensekresikan hormonnya sendiri, yaitu human chorionic gonadotropin (HCG) ke dalam aliran darah ibu yang hamil tersebut. Gonadotropin korionik ini mempertahankan korpus luteum dan dengan demikian mempertahankan desidua. Sekresi gonadotropin korionik meningkat dengan cepat dan mencapai puncaknya pada sekitar 70 hari sesudah konsepsi. Kemudian sekresi hormon ini menurun karena plasenta mengambil alih produksi estrogen dan progesteron dari korpus luteum. Pengukuran HCG dalam urin biasanya merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan untuk menegakkan kehamilan (Farrer, 2001). 3. Tanda dan Gejala Kehamilan Menurut Mansjoer dkk (2000) untuk dapat menegakkan kehamilan dibedakan dua tanda dan gejala, yaitu gejala dan tanda kehamilan tidak pasti, dan tanda pasti kehamilan.

6 12 a. Gejala dan Tanda Kehamilan Tidak Pasti. Semakin banyak gejala dan tanda tidak pasti ditemukan semakin besar kemungkinan kehamilan, yaitu : 1) Amenore (tidak mendapat haid). Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir untuk menentukan usia kehamilan dan taksiran partus. Rumus taksiran partus menurut Naegele bila siklus haid + 28 hari adalah tanggal + 7, bulan 3. 2) Nausea (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah). Sering terjadi pagi hari pada bulan-bulan pertama kehamilan, disebut morning sickness. 3) Mengidam (menginginkan makanan atau makanan tertentu). 4) Konstipasi/obstipasi. Kondisi ini disebabkan penurunan peristaltik usus oleh hormon steroid. 5) Sering kencing. Terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan berkurang perlahan-lahan, lalu timbul lagi pada akhir kehamilan. 6) Pingsan dan mudah lelah. Pingsan dijumpai bila berada di tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu hilang setelah kehamilan 18 minggu. 7) Anoreksia (tidak ada nafsu makan).

7 13 8) Pigmentasi kulit. Terjadi kira-kira minggu ke-12 atau lebih. Timbul di pipi, hidumg, dan dahi, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Terjadi karena pengaruh hormon plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. 9) Leukore. Sekret serviks meningkat karena pengaruh hormon progesteron. 10) Epulis (hipertrofi papila gingiva). Kondisi ini sering terjadi pada trimester pertama kehamilan. 11) Perubahan payudara. Payudara menjadi tegang dan membesar karena pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli payudara. Daerah areola menjadi lebih hitam karena deposit pigmen berlebihan. Terdapat kolostrum bila kehamilan lebih dari 12 minggu. 12) Pembesaran abdomen. Jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu. 13) Suhu basal meningkat terus antara 37,2 37,8 derajat celcius. 14) Perubahan-perubahan organ dalam pelvik : a. Tanda Chadwick : vagina livid, terjadi kira-kira minggu ke-6. b. Tanda Hegar : segmen bawah uterus lembek pada perabaan. c. Tanda Piscaseck: uterus membesar ke salah satu jurusan. d. Tanda Braxton-Hicks : uterus berkontraksi bila dirangsang. Tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan. 15) Tes kehamilan positif (Mansjoer dkk, 2000).

8 14 16) Tanda McDonald, yaitu fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu sama lain dan bergantung pada lunak atau tidaknya jaringan isthmus (Hidayati, 2009). b. Tanda pasti kehamilan Indikator pasti kehamilan adalah penemuan-penemuan keberadaan janin secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi kesehatan yang lain (Hidayati, 2009), yaitu : 1) Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta gerak janin. 2) Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin (BJJ). Dengan Stetoskop Laennec BJJ baru terdengar pada kehamilan minggu. Dengan alat Doppler BJJ terdengar pada kehamilan 12 minggu. 3) Dengan ultrasonografi (USG) atau scanning dapat dilihat gambaran janin. 4) Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin. Pemeriksaan ini tidak dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin (Mansjoer dkk, 2000). 4. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Ibu Hamil Trimester I a. Perubahan fisiologis Tanda fisik pertama yang dapat dilihat pada beberapa ibu adalah perdarahan sedikit/ spotting sekitar 11 hari setelah konsepsi pada saat embrio melekat pada lapisan uterus. Jika seorang ibu mempunyai

9 15 siklus menstruasi 28 hari perdarahan ini terjadi sebelum ia akan mendapat menstruasi. Perdarahan implantasi ini biasanya kurang dari lamanya menstruasi normal. Setelah terlambat satu periode menstruasi, perubahan fisik berikutnya adalah nyeri dan pembesaran payudara diikuti oleh rasa kelelahan yang kronis/menetap dan sering kencing. Ibu akan mengalami dua gejala yang terakhir selama tiga bulan berikutnya. Morning Sickness atau mual muntah biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan mungkin berakhir sampai 12 minggu. Pada usia kehamilan 12 minggu pertumbuhan uterus diatas simpisis pubis bisa dirasakan. Ibu biasanya mengalami kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg selama trimester pertama (Saifudin, 2002). b. Perubahan psikologis Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali biasanya di awal kehamilan, ibu berharap untuk tidak hamil. Selain itu juga terjadi perubahan hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita trimester pertama ini berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama periode ini. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur

10 16 kepada suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa hubungan seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan, dan kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama (Kartono, 2000). B. Emesis Gravidarum 1. Pengertian Emesis Gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada pula yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi enam minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo, 2008). Morning sickness adalah gangguan yang dialami ibu hamil di awal trimester pertama, dengan gejala-gejala berupa rasa panas di perut, mual, muntah-muntah disertai pusing (Sholihah, 2007). Morning Sickness bukan berarti rasa mualnya hanya terjadi di pagi hari saja, rasa mual dapat terjadi setiap saat, bisa malam, siang, atau pun setiap waktu (Indra, 2008). Beverley O Brien (O Brien & Naber, 1995) menemukan bahwa 70-90% dari semua wanita hamil mengalami mual-mual, sementara 50% mengalami muntah-muntah paling tidak sekali (Wesson, 2002). Diperkirakan lebih dari 70% wanita hamil mengalami mual, yang bisa berbentuk pusing di pagi hari saja (kurang dari 10%), atau sepanjang hari, atau disertai muntah (Rose & Neil, 2006).

11 17 Setiap wanita hamil akan mempunyai derajat mual yang berbedabeda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tetapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa sangat mual dan muntah setiap saat sehingga memerlukan pengobatan (Indiarti, 2008). Umumnya gejala ini menghilang pada usia kehamilan lebih kurang 14 minggu, tetapi adakalanya dapat berlangsung terus selama sembilan bulan atau timbul kembali pada trimester akhir kehamilan (Koesno, 2008/2009, p.a5). Keluhan morning sickness biasanya berkurang 12 minggu setelah menstruasi terakhir (umur kehamilan 3 bulan) dan lebih dari 90% merasa lebih baik setelah umur kehamilan 4 bulan tanpa memerlukan pengobatan. Sebagian kecil mengalami mual sepanjang masa kehamilannya dan yang lainnya mual kembali timbul pada akhir masa kehamilan (Lestari, 2005). Sebanyak 90% ibu mengalami mual selama masa kehamilan, dan sekitar setengahnya disertai muntah, hal tersebut terjadi pada tiga bulan pertama kehamilan (Maulana, 2008). Kehamilan pada trimester I terjadi perubahan aktifitas hormonal secara besar-besaran pada ibu, sehingga dapat dengan mudah mempengaruhi stabilitas emosi ibu dan menyebabkan morning sickness (Nakita, 2004). Morning sickness jarang menimbulkan bahaya bagi bayi (Koesno, 2008/2009). Emesis gravidarum dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi

12 18 hiperemesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada kehamilan yaitu ibu mengalami dehidrasi, terganggunya keseimbangan elektrolit, perdarahan gastrointestinal (robekan pada selaput lendir esophagus dan lambung), ablasia retina dan kematian ibu, sedangkan janin akan mengalami perkembangan yang terganggu dan kematian janin (Cendy, 2008). Bila adaptasi ibu tidak kuat dapat menimbulkan muntah bahkan ada yang sampai tidak mampu lagi menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari, misalnya memasak, mencuci, mandi, makan, bahkan harus istirahat di tempat tidur, sampai ada yang dirawat di rumah sakit. Ibu hamil yang mampu beradaptasi terhadap perubahan keseimbangan hormon ini, perasaan mual tidak begitu dirasakan, mereka bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari seperti tidak hamil (Mandriwati, 2008). Kehamilan di awal ini kebanyakan wanita hanya sedikit meningkat berat badannya, dan ini tidak mempengaruhi perkembangan bayi. Keluhan mual muntah akan menghilang pada akhir trimester pertama (Indiarti, 2008). Saat hormon menjadi stabil pada minggu 12-14, sebagian besar wanita merasa bahwa mual dan muntah juga berkurang, meski ini tidak berlaku bagi tiap wanita karena ada beberapa calon ibu yang terus merasakan mual dan muntah. Wanita akan kembali mengalami mual pada akhir kehamilan saat level hormon berubah kembali sebagai persiapan kelahiran (Smith, 2007).

13 19 2. Faktor Penyebab Emesis Gravidarum Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui secara pasti. Gejala ini mungkin diakibatkan karena kadar hormon estrogen dan chorionic gonodotropin (HCG) yang berlebihan (Koesno, 2008/2009). Prawirohardjo (2008) mengatakan penyebab morning sickness adalah peningkatan hormon estrogen dan HCG dalam serum darah ibu. Namun menurut Rose & Neil (2006) pernah diduga akibat psikologis adanya kekacauan pada kegiatan normal tubuh. Anggapan bahwa kadar hormon estrogen yang tinggi saat hamil muda, mungkin merupakan penyebabnya, wanita yang hamil untuk pertama kalinya dan wanita yang bertubuh besar, memiliki hormon estrogen yang bersirkulasi lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami gangguan kehamilan (Cendy, 2008). Adanya ketidakseimbangan hormon progestrogen dan hormon estrogen akan merangsang lambung sehingga asam lambung menjadi meningkat, dan menimbulkan rasa mual sampai muntah (Mandriwati, 2008). Makanan yang tidak tercerna dalam perut menyebabkan iritasi; makanan yang berlebihan dan berasa tajam menyebabkan muntah saat hamil tetapi kebanyakan muntah saat kehamilan disebabkan karena urat syaraf yang tertekan dan bahwa muntah yang selanjutnya disebabkan karena berkembangnya rahim dan tekanan kepala janin yang mengganggu gerakan peristaltis dan cenderung berhenti sebelum makanan sampai pada

14 20 tempatnya. Curtis (1837) menduga bahwa morning sickness disebabkan oleh iritasi perut yang dapat mengakibatkan muntah dan sering buang air besar (diare) pada bulan-bulan awal dan pertengahan (Wesson, 2002). Kehamilan akan terjadi kekenduran relatif jaringan otot dalam sistem pencernaan sehingga pencernaan menjadi kurang efisien, dan kelebihan asam dalam lambung. Tetapi pencetus fisik ini belum dapat menjelaskan secara pasti penyebab terjadinya mual dan muntah pada kehamilan, karena sebagian besar hal ini terjadi pada semua kehamilan, namun tidak semua ibu hamil mengalaminya. Pola makan calon ibu sebelum maupun pada minggu-minggu awal kehamilan, serta gaya hidupnya juga berpengaruh terhadap terjadinya emesis gravidarum ini (Rose & Neil, 2006). Rasa lapar dan lelah dapat membuat mual muntah semakin parah. Ini sebabnya banyak calon ibu melaporkan adanya mual muntah di pagi hari saat baru bangun tidur dengan perut kosong atau kelelahan setelah menjalani aktivitas sepanjang hari dapat memicu munculnya mual di malam hari (Smith, 2007). Beberapa penelitian melaporkan bahwa beberapa faktor mungkin berhubungan dengan meningkatnya risiko morning sickness yaitu hamil pada usia muda dan hamil pertama kalinya (Lestari, 2005). Wesson (2002) menyebutkan bahwa ada faktor predisposisi yang menyebabkan emesis gravidarum yaitu :

15 21 a. Usia Usia ibu mempengaruhi bagaimana mengambil keputusan dalam pemeliharaan kesehatannya. (Notoatmodjo, 2003). Kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah tahun (Prawirohardjo, 2006). Usia 20 dan 30 adalah usia ideal untuk hamil dan melahirkan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), sedang para ahli berpendapat usia dan fisik wanita mempengaruhi proses kehamilan, kesehatan janin dan persalinannya (Indra, 2009), dijelaskan sebagai berikut : 1. Hamil kurang dari 20 tahun, rahim dan panggul sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa, dengan kata lain kondisi fisik belum 100% siap, di usia ini secara biologis belum optimal, emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami goncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian selama kehamilan. angka kematian ibu dan janin 4-6 kali lipat lebih tinggi dibanding wanita yang hamil dan bersalin di usia 20-an. 2. Hamil di usia 20-an, kondisi fisik prima. Rahim sudah mampu memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk kehamilan. Umumnya secara mental calon ibu juga sudah siap, ini berdampak pada perilaku ibu dimana ia menjaga dan merawat kehamilannya secara hati-hati.

16 22 3. Hamil di usia 30 hingga 35 tahun, mengingat kemajuan teknologi saat ini, di rentang usia ini ibu masih boleh hamil asal kondisi tubuh, kesehatan dan asupan nutrisi betul-betul terjaga. 4. Hamil di usia lebih dari 35 tahun, kesehatan ibu sudah menurun, kehamilan tergolong berisiko tinggi, itu sebabnya tidak dianjurkan menjalani kehamilan di usia ini (Indra, 2009). Menurut Wesson (2002), beberapa peneliti menemukan bahwa wanita yang lebih tua semakin cenderung mengalami keluhan mualmual dan muntah-muntah, sedangkan penelitian lainnya menemukan wanita-wanita muda lebih cenderung mengalami morning sickness. Pada usia lebih tua juga cenderung lebih menderita mual muntah. keparahan mual pun berkaitan dengan gaya hidup calon ibu, kurang makan, pola makan yang buruk, kurang tidur atau istirahat, dan stres dapat memperburuk rasa mual (Rose & Neil, 2006). b. Paritas Paritas adalah status melahirkan anak pada seorang wanita. Wanita hamil atau jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh seorang wanita (termasuk kehamilan yang sekarang) disebut Gravida, dengan adanya kehamilan pertama disebut primigravida dan kehamilan berikutnya multigravida. Wanita yang belum

17 23 pernah hamil sampai stadium viabilitas adalah Nulligravida. Grande multygravida adalah wanita yang pernah hamil lebih dari lima kali (Farrer, 2001). Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida, Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat (Prawirohardjo, 2008). wanita hamil yang pertama kalinya lebih cenderung mengalami gangguan kehamilan (Wesson, 2002). Primigravida lebih sering terjadi mual dan muntah, O Brien menemukan beberapa bukti yang menyatakan bahwa produksi hormon estrogen dan metabolisme berubah pada kehamilan pertama seorang wanita sehingga banyaknya oestriol bebas (dan rasa mual dam muntah sebagai akibatnya) akan lebih rendah pada kehamilan-kehamilan berikutnya (Wesson, 2002). Ibu yang sudah berpengalaman dalam kehamilan dianggap dapat bertindak secara profesional dalam menghadapi kehamilannya, menangani anak-anaknya dan tidak akan membiarkan perubahan jasmaninya itu mengganggu kehidupannya sehari-hari. Sebagian besar kasus, ibu yang berpengalaman dapat beradaptasi dengan baik tanpa banyak dipengaruhi oleh akibatakibat emosional serta sosial karena pengalaman hamil yang pertama membuatnya siap untuk menghadapi kehamilan berikutnya (Farrer, 2001).

18 24 c. Pekerjaan Kerja adalah sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan, atau pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu (Notoatmodjo, 2007). Pekerjaan ibu adalah kegiatan rutin sehari-hari yang dilakukan oleh seorang ibu dengan maksud untuk memperoleh penghasilan. Setiap pekerjaan apapun jenisnya, apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran, adalah beban bagi yang melakukan. Beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental, ataupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan si pelaku. Kemampuan tenaga kerja pada umumnya diukur dari keterampilannya dalam melaksanakan pekerjaan. Semakin tinggi keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja, semakin efisien badan (anggota badan), tenaga dan pemikiran (mentalnya) dalam melaksanakan pekerjaan. Penggunaan tenaga dan mental atau jiwa yang efisien, berarti beban kerjanya relatif rendah (Notoatmodjo, 2007). Wanita yang sehat mempunyai kesempatan untuk memenuhi semua potensi yang ada dalam dirinya. Wanita yang beban pekerjaannya cukup berat rentan terkena gangguan kesehatan (Astrini, 2007). Prospek karir atau kemajuan seorang

19 25 wanita tentu saja dapat dibatasi oleh kehamilan kendati hal ini tergantung pada kondisi wanita itu sendiri. Pengaruh kehamilan pada pekerjaannya dan pengaruh pekerjaan pada kehamilannya terutama tergantung pada jenis pekerjaan dan orang-orang tempat wanita itu bekerja. Banyak kasus seorang wanita hamil dapat terus bekerja selama kehamilannya, terutama jika pekerjaannya itu tidak banyak menyita tenaga dan wanita itu dapat beristirahat dengan baik pada malam (Farrer, 2001). Semua wanita butuh persiapan khusus dalam menyambut proses kehamilan. Makanan perlu dijaga, porsi istirahat perlu ditambah, dan pikiran perlu dibuat sepositif mungkin sehingga tidak menimbulkan ketegangan. Namun terkadang tuntutan di pekerjaan sulit diajak kompromi. Pekerjaan tidak pernah peduli dengan kondisi pejabatnya. Deadline tetap akan selalu menghantui sehingga tidak jarang berbagai cara hidup sehat selama hamil sulit diterapkan bagi wanita karir. Hal utama yang perlu diperhatikan seorang wanita karir yang memutuskan hamil tetapi mempertahankan pekerjaan adalah kenyamanan tempat kerja. Nyaman mencakup bersih dari polusi lingkungan, minim stres fisik maupun mental, dan menghindari atmosfir lingkungan yang kurang simpatik (Saputra, 2010). Agar mencapai kehamilan yang sehat, juga perlu meninjau kembali seberapa berat beban pekerjaan. Beban meliputi beban

20 26 fisik, misalnya pekerjaan yang butuh banyak kegiatan berdiri untuk waktu yang lama atau banyak mengangkat barang berat. Kondisi tempat kerja dengan suara berisik, suhu yang terlalu panas, jam kerja yang terlalu panjang, serta resiko bahaya dari peralatan kerja yang digunakan sangat perlu diantisipasi sejak usia kehamilan dini. Masing-masing tempat kerja cenderung punya sumber stres tersendiri yang berbeda-beda. Baik bagi wanita yang bekerja di kantor, rumah sakit, mengajar di sekolah, bekerja di restaurant atau café, atau bahkan menjadi seorang pramugari, ada banyak hal yang dapat mempengaruhi kesehatan semasa hamil. (Saputra, 2010). Bagi pekerja maka Waktu Kerja menurut UU Ketenagakerjaan, UU No 13 Tahun 2003, meliputi : 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu (Suyatno, 2009). Menurut Wesson (2002) banyak wanita yang melaporkan adanya hubungan antara gangguan kehamilan yang mereka alami dengan kelelahan. Salah satu gejala kelelahan umum adalah munculnya perasaan letih, suatu perasaan kelelahan akan teratasi jika dilakukan istirahat, kelelahan merupakan suatu kondisi dimana seluruh fungsi tubuh dalam bekerja sudah tidak maksimal lagi.

21 27 Curtis (2000) mengemukakan hal-hal yang membuat berkeringat atau kepanasan dapat memicu rasa mual. Menurut Wesson (2002) kelelahan fisik maupun mental tampaknya juga meningkatnya kemungkinan rasa mual. Wesson (2002) menambahkan ibu hamil yang bekerja pada outlet makanan siap saji paling cenderung mengalami mual muntah. Menurut Long (1996) dalam Nursalam (2001) mengatakan seseorang yang mempunyai pekerjaan penting dan memerlukan aktivitas akan mengganggu saat kehamilan, ibu yang bekerja merasa terganggu dari pada ibu yang tidak bekerja, terutama sekretaris yang memerlukan penampilan dan kegiatan prima yang menyebabkan kecemasan yang merangsang rasa mual. Rose & Neil (2006) berpendapat keparahan mual pun berkaitan dengan gaya hidup calon ibu, kurang makan, kurang tidur atau istirahat dan stress dapat memperburuk rasa mual. Aktifitas sehari-hari adalah kegiatan rutin harian, Aktivitas di bagi menjadi tiga golongan yaitu aktivitas ringan (ibu rumah tangga, pekerja salon, sekolah, kuliah), aktivitas sedang (pelayan toko, pelayan departement store, pedagang, pekerja kantor), aktivitas berat (karyawan pabrik, petani, kuli bangunan, pendaki gunung, tukang becak) (Irianto, 2007).

22 28 3. Tanda dan Gejala Emesis Gravidarum Tanda-tanda emesis gravidarum (Rose & Neil, 2006) berupa : a. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat. b. Nafsu makan berkurang c. Mudah lelah d. Emosi yang cenderung tidak stabil Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya yaitu yaitu ibu mengalami dehidrasi, terganggunya keseimbangan elektrolit, perdarahan gastrointestinal (robekan pada selaput lendir esophagus dan lambung), ablasia retina dan kematian ibu, sedangkan janin akan mengalami perkembangan yang terganggu dan kematian janin.

23 29 4. Penanganan emesis gravidarum adalah : Hal-hal yang harus dilakukan dalam mengatasi emesis gravidarum a. Mengatur porsi makanan, Makan sesering mungkin, dalam porsi kecil. Siang hari untuk porsi besar, malam hari cukup porsi kecil. b. Istirahat lebih banyak, hal ini akan membantu mengurangi keletihan yang dapat menimbulkan rasa mual. c. Simpan beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker untuk dimakan sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari. d. Bangun tidur perlahan-lahan, luangkan waktu untuk bangkit dari tempat tidur secara perlahan-lahan. e. Olahraga dan hirup udara segar, dengan melakukan olah raga ringan, berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan membantu mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari. f. Beberapa ahli nutrisi menyarankan suplemen vitamin B6 mencegah dan mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum dalam dosis tinggi atau menurut aturan dokter (Rose & Neil, 2006). g. Morning sickness akan bertambah buruk jika kelelahan. Untuk itu perlu meningkatkan waktu istirahat dan waktu untuk tidur beberapa saat pada siang hari. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat membantu meredakan mual muntah. Jahe melintasi batas antara sebagai obat penyembuh sehari-hari dan ramuan tumbuhan karena jahe merupakan ramuan yang berhubungan dengan dapur atau masakan,

24 30 yang digunakan baik dalam keadaan segar dan dalam bentuk bubuk kering. Jahe mempunyai tempat khusus dalam pengobatan mual dan muntah, tidak hanya dalam kehamilan, tetapi juga dalam kasus mabuk perjalanan dan jenis gangguan kehamilan lainnya. Jahe diduga bekerja dalam beberapa cara, jahe dapat meningkatkan motilitas dalam sistem pensernaan yang berhubungan dengan lambung dan usus (gastrointestinal tract) itu sendiri sehingga makanan lewat sistem pencernaan lebih cepat dan cenderung tidak menimbulkan mual dam muntah. Jahe merupakan salah satu sumber makanan yang mengandung seng paling banyak. Dan jahe pun tidak menimbulkan efek samping bagi ibu hamil sendiri dan janinnya (Wesson, 2002). Adapun hal-hal yang harus dihindari agar tidak tejadi emesis gravidarum (Wesson, 2002) yaitu : a. Menghindari masak atau mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng karena akan lebih sulit untuk dicerna dan sering menyebabkan mual bagi wanita hamil. Sebagian wanita tidak tahandengan bau saat memasak tetapi senang makan makanan yang dimasak; sebagian lainnya hanya dapat mentolerir makanan yang tidak dimasak seperti buah-buahan, sayur-sayuran, sereal dan roti isi. b. Menghindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola, teh, semua minuman yang membuat merasa mual. c. Menghindari sikat gigi begitu selesai makan.

25 31 Bagi beberapa ibu hamil menyikat gigi menjadi hal yang problematik karena hanya dengan memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat mereka muntah, sehingga pilih waktu yang tepat untuk menggosok gigi. d. Menghindari gerakan-gerakan yang tiba-tiba, khususnya setelah bangun tidur, dengan memperlama waktu bangun akan dapat membantu. e. Menghindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat. Bau menyengat seperti air buangan, tempat sampah, kotoran hewan, asap pembuangan pabrik, asap rokok biasanya dapat menimbulkan rasa mual dan muntah. f. Menghindari berpakaian yang ketat atau pakaian dengan ikat pinggang ketat. Pakaian yang terlalu ketat dapat memberikan tekanan yang tidak nyaman pada perut dan dapat memperburuk rasa mual. Pakaian longgar atau ikat pinggang elastis dapat membantu.

26 32 C. Kerangka Teori Faktor Hormonal - Progesteron - Estrogen - HCG Pola Makan Iritasi Perut Gaya Hidup Kejadian Emesis Gravidarum Faktor Predisposisi Usia Paritas Pekerjaan - Aktifitas Kelelahan Gambar.I. Faktor Kejadian Emesis Gravidarum. Sumber : Modifikasi dari Wesson (2002), Prawirohardjo (2008), Rose & Neil (2006), Lestari (2005).

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Perawatan kehamilan & PErsalinan Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep kehamilan Tanda tanda kehamilan Tanda tanda persalinan Kriteria tempat bersalin Jenis tempat bersalin

Lebih terperinci

TANDA-TANDA KEHAMILAN

TANDA-TANDA KEHAMILAN Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan Kode : BD 301 Dosen : Rosmainun, M.Kes Materi: 1. Menjelaskan tentang tanda tidak pasti kehamilan 2. Menjelaskan tentang tanda kemungkinan kehamilan 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi

Lebih terperinci

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 - Ada banyak pertanda yang menyertai kehamilan, berdasarkan pengalaman para wanita yang telah hamil, tanda dan gejala kehamilan biasanya muncul pada minggu-minggu awal kehamilan. Berikut ini 9 tanda-tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya

BAB I PENDAHULUAN. tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap

Lebih terperinci

MAKALAH MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH. Teknologi Informasi dalam Kebidanan. yang dibina oleh

MAKALAH MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH. Teknologi Informasi dalam Kebidanan. yang dibina oleh MAKALAH MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nurudin Santoso.ST.,MT Oleh: Siska Dian Mandasari NIM 1302100036 POLITEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kehamilan. 2.1.1. Pengertian Kehamilan Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel

Lebih terperinci

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL

SATUAN ACARA PENYULUHAN MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL SATUAN ACARA PENYULUHAN MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL Topik : Morning Sickness Sub topik : Pengertian morning sickness pada ibu hamil Penyebab morning sickness pada ibu hamil Gejala morning sickness

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik perut, fisik maupun fisiologi ibu (Varney, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. baik perut, fisik maupun fisiologi ibu (Varney, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal ialah 280

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

GENITALIA EKSTERNA GENITALIA INTERNA

GENITALIA EKSTERNA GENITALIA INTERNA GENITALIA EKSTERNA..... GENITALIA INTERNA..... Proses Konsepsi Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi korona radiata mengandung persediaan nutrisi Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah di dunia yang sedang berkembang sudah terbukti dengan jelas, kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap mortalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang. Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang. Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan kaum laki-laki. Sehingga tidak jarang kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu (Prawirohardjo, 2002:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut

Lebih terperinci

CAROLINA SIMANJUNTAK, S.KEP, NS

CAROLINA SIMANJUNTAK, S.KEP, NS CAROLINA SIMANJUNTAK, S.KEP, NS Perubahan yg normal karena kehamilan Uterus Peningkatan dramatis dalam ukuran dan berat Kontraksi braxton hicks, dimulai pada akhir trimester I. Kontraksi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. titik pericardium 6 terhadap morning sickness pada ibu hamil trimester I di

BAB V PEMBAHASAN. titik pericardium 6 terhadap morning sickness pada ibu hamil trimester I di BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan data penelitian dan analisa hasil penelitian maka dilakukan pembahasan secara mendalam mengenai hasil penelitian. Pembahasan di fokuskan untuk menjawab permasalahan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi dan memiliki peluang untuk terjadi pada semua ibu hamil. Komplikasikomplikasi ini bila dapat dideteksi

Lebih terperinci

Berdasarkan susunan selaput embrionya kembar identik dibedakan menjadi 3 yaitu :

Berdasarkan susunan selaput embrionya kembar identik dibedakan menjadi 3 yaitu : 1. Kembar Identik Kembar identik disebut juga sebagai kembar monozigotik, yaitu kembar yang berasal dari satu telur. Proses terjadinya kembar identik yaitu pada masa pembuahan sebuah sel telur matang dibuahi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tempat sel telur dari juta sperma yang dikeluarkan. Dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tempat sel telur dari juta sperma yang dikeluarkan. Dari jumlah BAB I ` PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah hasil dari pertemuan antara sperma dan sel telur. Dalam proses perjalanan sperma menemui sel telur (ovum), hanya sedikit yang berhasil mencapai tempat

Lebih terperinci

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Neuropati otonom Neuropati otonom mempengaruhi saraf otonom, yang mengendalikan kandung kemih,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tindakan. Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku misalnya Bloom

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tindakan. Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk perilaku misalnya Bloom BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Konsep Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses yang kompleks. Selama masa kehamilan kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah mual dan muntah (Tiran, 2007).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perilaku a. Pengertian Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,

Lebih terperinci

Bab IV Memahami Tubuh Kita

Bab IV Memahami Tubuh Kita Bab IV Memahami Tubuh Kita Pubertas Usia reproduktif Menopause Setiap perempuan pasti berubah dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan dari dewasa menjadi dewasa yang lebih tua Sistem Reproduksi Perempuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo dalam Wawan dan Dewi (2010), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan merupakan peristiwa besar dalam kehidupan manusia yang harus disyukuri dan dikelola secara tepat. Kehamilan merupakan puncak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan suami istri. Dimana pada masa ini sesuatu anugrah seorang anak akan hadir diantara mereka. Masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada trimester pertama (Hutahaean, 2013). Hampir 45% wanita

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada trimester pertama (Hutahaean, 2013). Hampir 45% wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap ibu hamil pada trimester pertama mengalami mual dan muntah. Keadaan ini merupakan hal yang wajar dan sering terjadi pada kehamilan terutama pada trimester pertama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tidak tahu menjadi tahu, ini terjadi karena seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa embrio didalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12 Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka

Lebih terperinci

dr. Supriyatiningsih, M.Kes., SpOG

dr. Supriyatiningsih, M.Kes., SpOG dr. Supriyatiningsih, M.Kes., SpOG 1 Fisiologi Kehamilan 2 Fertilisasi Pembuahan terjadi umumnya di ampula tuba. Ovum dibuahi dalam 12 jam setelah ovulasi, atau bila tidak akan segera mati dalam 24 jam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan satu periode dimana seorang wanita membawa embrio (fetus) didalam rahimnya. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu mulai waktu menstruasi terakhir

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010). 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu bagian dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mandapatkan perhartian yang

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now. DIAGNOSIS KEHAMILAN By : Ns.HIRZAL,S.Kep Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Mufdlilah, 2009, p.41). Masa kehamilan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prevalensi 2.1.1. Pengertian Prevalensi Prevalensi adalah pengukuran jumlah orang dikalangan penduduk yang menderita satu penyakit pada satu titik di waktu tertentu. (Notoatmodjo,

Lebih terperinci

MASA PRANATAL. Siti Rohmah Nurhayati

MASA PRANATAL. Siti Rohmah Nurhayati MASA PRANATAL Siti Rohmah Nurhayati 1 Tahapan Perkembangan Janin dalam Kandungan Permulaan kehidupan manusia dapat ditinjau secara psikologis dan biologis Secara psikologis kehidupan manusia dimulai pada

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN TEORI

BAB II TINJUAN TEORI 6 BAB II TINJUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Hiperemesis gravidarum a. Kehamilan Kehamilan adalah proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan, sehingga menghasilkan janin yang tumbuh didalam rahim

Lebih terperinci

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Lebih terperinci

Faizatul Ummah ABSTRAK

Faizatul Ummah ABSTRAK KETIDAKNYAMANAN PADA SISTEM PENCERNAAN IBU HAMIL BERDASARKAN TRIMESTER KEHAMILAN DI BPM Hj. SITI ISTRI MURTININGSIH DESA BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN Faizatul Ummah ABSTRAK Selama masa hamil,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi beberapa faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial budaya serta

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi beberapa faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial budaya serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita, proses ini akan menyebabkan terjadinya perubahan fisik, mental, dan social yang dipengaruhi beberapa

Lebih terperinci

BAB 1: ASAL MULA KEJADIAN

BAB 1: ASAL MULA KEJADIAN BAB 1: ASAL MULA KEJADIAN KELAHIRANKU Ternyata proses kelahiranku itu dahsyat, saat pasangan suami istri melakukan hubungan intim, maka bisa jadi sang istri hamil. Kehamilan terjadi saat sperma masuk ke

Lebih terperinci

oleh: Dr. Lismadiana, M.Pd Lismadiana/lismadiana.uny.ac.id

oleh: Dr. Lismadiana, M.Pd Lismadiana/lismadiana.uny.ac.id oleh: Dr. Lismadiana, M.Pd lismadiana@uny.ac.id Alkohol: menyebabkan berkurangnya unsur Seng (Zn) yang penting dalam perkembangan seksual (mengurangi jumlah sperma, kadar hormon testosteron) dan zat lain:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa, ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan

Lebih terperinci

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima. Menjelang haid atau menstruasi biasanya beberapa wanita mengalami gejala yang tidak nyaman, menyakitkan, dan mengganggu. Gejala ini sering disebut dengan sindrom pra menstruasi atau PMS, yakni kumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, dokter

BAB I PENDAHULUAN. paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, dokter 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, dokter obstetric

Lebih terperinci

PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN

PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN 1. Perubahan Fungsi Perubahan Hormonal Perubahan Mekanikal Pembesaran uterus yang menyebabkan tekanan organ, payudara menyebabkan perubahan postur dan posisi tubuh 2. Perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman Menurut kamus besar bahasa indonesia (2005) pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah (dijalani, dirasakan, ditanggung). Menurut Notoatmodjo (2005) pengalaman

Lebih terperinci

Kritisi jawaban kehamilan Bioreproduksi kelompok 7 no.2

Kritisi jawaban kehamilan Bioreproduksi kelompok 7 no.2 Kritisi jawaban kehamilan Bioreproduksi kelompok 7 no.2 Nama : Retno Jayanti NIM : 09047 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengerjakan no.4 dan akan mengkritisi jawaban kelompok 7 no.2 yang dikerjakan oleh Yuliani

Lebih terperinci

PENANGANAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI BPM NUNIK KUSTANTINNA TULANGAN - SIDOARJO

PENANGANAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI BPM NUNIK KUSTANTINNA TULANGAN - SIDOARJO PENANGANAN EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI BPM NUNIK KUSTANTINNA TULANGAN - SIDOARJO Evi Rinata 1*, Fatchiatur Rahmah Ardillah 1 Program Studi Diploma III Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan Kehamilan pada ibu akan terjadi apabila terjadi pembuahan yaitu bertemunya sel telur (ovum) dan spermatozoa. Yang secara normal akan terjadi di tuba uterina. Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menjadi salah satu penyebab sindrom dispepsia (Anggita, 2012).

BAB V PEMBAHASAN. menjadi salah satu penyebab sindrom dispepsia (Anggita, 2012). BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden (51 orang) adalah perempuan. Perempuan lebih mudah merasakan adanya serangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Kehamilan 1.1 Definisi Kehamilan Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu), dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata Paham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1 1. Perhatikan gambar berikut! Bagian yang disebut dengan oviduct ditunjukkan oleh huruf... A B C D Bagian yang ditunjukkan oleh gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Hamid (1999) menentukan usia remaja antara 12 18 tahun dan menggunakan usia 12 20 tahun sebagai

Lebih terperinci

keluhan baru. Emang dasar mungkin saya aja termasuk tipe ibu hamil yang rewel kali ya.

keluhan baru. Emang dasar mungkin saya aja termasuk tipe ibu hamil yang rewel kali ya. Keluhan Saat Hamil Ditulis oleh: Monik Wulandari Ini dia 15 keluhan yang paling umum dirasakan oleh para ibu hamil. Bedanya, selain di jenis keluhan juga pada kadarnya. Ada yang berat, ada juga yang ringan.

Lebih terperinci

ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU HAMIL

ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU HAMIL ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU HAMIL Niken Andalasari Tanda-tanda kehamilan awal Pemeriksaan test pack positif Telat menstruasi Munculnya flek Mual dan muntah Pusing Rasa lelah dan mengantuk 1 Perubahan Anatomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nidasi atau implantasi ( Prawirohardjo, 2009:213).

BAB I PENDAHULUAN. dengan nidasi atau implantasi ( Prawirohardjo, 2009:213). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan menurut Federasi Obstetri Ginekologi International adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Stres 2.1.1 Pengertian Menurut Hawari (2001), stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

Lebih terperinci

BAB XXI. Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah. Nyeri perut hebat yang mendadak. Jenis nyeri perut. Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut

BAB XXI. Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah. Nyeri perut hebat yang mendadak. Jenis nyeri perut. Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut BAB XXI Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah Nyeri perut hebat yang mendadak Jenis nyeri perut Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut 460 Bab ini membahas berbagai jenis nyeri di perut bawah (di bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan perempuan. Suatu peristiwa yang dimulai sejak terjadinya konsepsi sampai keluarnya hasil konsepsi dari

Lebih terperinci

Keluhan-keluhan Selama Kehamilan

Keluhan-keluhan Selama Kehamilan Keluhan-keluhan Selama Kehamilan Keluhan-keluhan pada umumnya terjadi selama masa kehamilan. Keluhan tersebut umum didapatkan pada kondisi hamil dan merupakan kejadian yang normal. Keluhan tersebut diantaranya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui,

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis dan adaptasi seseorang wanita yang pernah mengalami kehamilan. Sebagian besar wanita menganggap bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai calon ibu. Tidak semua wanita yang sudah menikah mengalami hal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai calon ibu. Tidak semua wanita yang sudah menikah mengalami hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu anugerah yang didambakan semua wanita sebagai calon ibu. Tidak semua wanita yang sudah menikah mengalami hal yang dinamakan hamil atau mengandung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita, proses ini akan menyebabkan terjadinya perubahan fisik, mental, dan social yang dipengaruhi beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang yang lebih tua melainkan

Lebih terperinci

Referat Fisiologi Nifas

Referat Fisiologi Nifas Referat Fisiologi Nifas A P R I A D I Definisi Masa Nifas ialah masa 2 jam setelah plasenta lahir (akhir kala IV) sampai 42 hari/ 6 bulan setelah itu. Masa Nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI LAMPIRAN 1 GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan lingkari pada jawaban yang paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan (Knowledge) a. Pengertian Pengetahuan ( knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI BANGSAL DAHLIA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI BANGSAL DAHLIA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI BANGSAL DAHLIA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan cukup bulan / aterm (Nazriah, 2011). Lama kehamilan yaitu 280 hari atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan cukup bulan / aterm (Nazriah, 2011). Lama kehamilan yaitu 280 hari atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Defenisi Kehamilan adalah suatu proses pembuahan mulai dari kontrasepsi sampai dengan cukup bulan / aterm (Nazriah, 2011). Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN

SATUAN ACARA PENGAJARAN SATUAN ACARA PENGAJARAN T o p i k : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Reproduksi Sub Topik : Konsep dasar Gangguan Haid/ Menstruasi T e m p a t : Kampus Stikes Al Irsyad Al Islamiyyah

Lebih terperinci

Gangguan Hormon Pada wanita

Gangguan Hormon Pada wanita Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi kodrat seorang wanita untuk mengandung kemudian melahirkan, yang tentunya akan sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Kehamilan dan kelahiran

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan adanya tinja yang keras sehingga buang air besar menjadi jarang, sulit dan nyeri. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai aktifitas salah satunya adalah belajar. Seseorang yang dikatakan remaja berada dalam usia 10 tahun sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan lahirnya bayi, placenta dan membran dari rahim ibu (Depkes, 2004). Persalinan dan kelahiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dismenore adalah nyeri menstruasi seperti kram pada perut bagian bawah yang terjadi saat menstruasi atau dua hari sebelum menstruasi dan berakhir dalam 72 jam. Terkadang

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN NORMAL ( ANTENATAL CARE ) DI RS.Dr. SARDJITO YOGYAKARTA Diposkan oleh Rizki Kurniadi

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN NORMAL ( ANTENATAL CARE ) DI RS.Dr. SARDJITO YOGYAKARTA Diposkan oleh Rizki Kurniadi LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN NORMAL ( ANTENATAL CARE ) DI RS.Dr. SARDJITO YOGYAKARTA Diposkan oleh Rizki Kurniadi A. Pengertian Perawatan antenatal (antenatal care) adalah pengawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Definisi Kehamilan adalah dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu ) dihitung dari hari pertama sampai terakhir.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARITAS IBU HAMIL TRIMESTER I DENGAN KEJADIAN EMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS TERAS

HUBUNGAN PARITAS IBU HAMIL TRIMESTER I DENGAN KEJADIAN EMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS TERAS HUBUNGAN PARITAS IBU HAMIL TRIMESTER I DENGAN KEJADIAN EMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS TERAS Vicki Elsa W & Herdini Widyaning Pertiwi Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Eemesis gravidarum adalah

Lebih terperinci

PENGERTIAN GIZI DAN FERTILITAS PENYEBAB FERTILITAS. Muslim, MPH 5/18/2010

PENGERTIAN GIZI DAN FERTILITAS PENYEBAB FERTILITAS. Muslim, MPH 5/18/2010 PENGERTIAN GIZI DAN FERTILITAS Muslim, MPH Blog: www.muslimpinang.wordpress.com Blog: www.akbidanugrahbintan.wordpress.com Email: muslimmph@yahoo.co.id Hp: 081 277 69269 Fertilitas (kesuburan) yaitu kemampuan

Lebih terperinci