Lingkungan Penyelaman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lingkungan Penyelaman"

Transkripsi

1 Lingkungan Penyelaman Memahami daerah dan kondisi lokasi penyelaman disertai latihan yang benar akan membantu penyelaman anda menjadi aman, walau penyelaman tersebut dilakukan di lautan, danau, dermaga, daerah berkarang dan kondisi lainnya. Konsultasi awal dengan penyelam lokal atau para penyelam yang pernah menyelam di daerah tersebut adalah langkah yang bijak sebelum anda menyelam di daerah yang baru atau asing. Umumnya, mereka dengan senang hati akan memberikan informasi kepada anda, mengenai hal-hal yang mungkin harus dihadapi ataupun dihindari. Periksalah terlebih dahulu daerah penyelaman dari dataran di ketinggian agar lebih mudah untuk mengamati atau observasi, kondisi pergerakan air, visibility (jarak pandang), cuaca di kejauhan, daerah untuk entry dan exit, dan hal-hal lain yang diperlukan sebagai data untuk mematangkan rencana penyelaman anda. Tiap daerah dan karakter lingkungannya selalu menyajikan keragaman kondisi dan lokasi penyelamannya, apakah menyangkut kondisi fisik daratan dan perairan, maupun situasi dan kondisi mahluk yang bakal dijumpai selama melakukan aktifitas penyelaman tersebut. Mengenal karakter fisik alami dan perubahan yang terjadi dapat mengantisipasi suatu keadaan darurat. Tentunya sikap dan tindakan yang harus dilakukan juga perlu di cermati dalam usaha mencegah dan memperkecil resiko. Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 1 of 19 Daerah dan Kondisi Penyelaman OMBAK DAN GELOMBANG Ombak ditimbulkan oleh angin dan bergerak secara bergelombang kearah pantai. Ombak akan menjadi semakin curam di perairan yang dangkal, dimana tingginya akan sama dengan dalamnya air dan mulai berjambul (crest) serta patah kedepan yang disebut gelombang pecah (breaker). Ombak setinggi 2 meter akan memecah di kedalaman 2 meter pula dan ombak setinggi 1 meter akan memecah di air sedalam kira-kira 1 meter juga. Dapat di lihat bahwa jika terdapat ombak yang pecah pada suatu tempat, maka menunjukkan bahwa di daerah tersebut terdapat air yang dangkal. Ombak yang timbul di daerah yang berbeda letaknya mungkin dapat bertemu menjadi satu dan membentuk alun yang lebih besar yang menghasilkan gelombang yang lebih besar pula. Rangkaian gelombang ini dapat terdiri dari beberapa gelombang yang normal kemudian disusul dengan gelombang yang lebih besar. Ombak yang lebih besar ini merayap lebih jauh ke darat dan mengalir kembali ke laut dengan daya yang lebih besar pula, sehingga menyebabkan ombak normal berikutnya akan berjambul lebih tinggi dan memecah dengan daya yang sangat kuat. Terjadinya 1 atau 2 gelombang yang besar ditimbulkan oleh gelombang besar ysng pertama. Gelombang besar dapat berbahaya dan menyebabkan jarak pandang (visibility) yang sangat terbatas. Sebaiknya janganlah menyelam saat terjadi gelombang besar. Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 2 of 19

2 Akibat gelombang dan ombak pecah, air terdorong ke arah pantai, makin besar gelombang maka makin kuat dorongan air tersebut. Aliran air yang ke arah pantai ini dinamakan UP-RUSH (ombak hempasan). Sedangkan aliran air yang kembali ke laut sebagai akibat Up-rush disebut BACKRUSH (ombak tarik). Backrush ini dapat dengan mudah menjatuhkan seorang penyelam (Diver) yang berpelengkapan berat. Backrush akan mengalir kembali ke laut dengan jarak yang pendek di bawah gelombang yang sedang menuju kepantai. Pantai dengan kelandaian agak curam akan berpotensi beraliran backrush yang kuat. PASANG dan SURUT Pasang surut terjadi akibat adanya gaya tarik bulan dan matahari yang berbeda terhadap bumi. Besarnya dan lamanya pasang surut terhadap daerah tertentu di bumi akan bergantung pada posisi bumi, bulan dan matahari. Umumnya suatu daerah di bumi dalam satu hari akan mengalami 2 kali pasang dan 2 kali surut. Perubahan dari pasang ke surut atau sebaliknya akan berkontribusi dalam menimbulkan gelombang dan arus. ARUS Arus adalah perpindahan air dari suatu tempat ketempat lain. Terdapat beberapa penyebab terjadinya arus antara lain : Geografis Perbedaan Temperatur Perbedaan bentuk relief Pasang Surut Gelombang Perbedaan kadar garam Angin, dll... Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 3 of 19 Tidal Current (Arus Pasang Surut): Arus ini terjadi karena adanya pergerakan air laut saat pasang ke surut atau sebaliknya. Pasang surut di daerah tertentu memainkan peranan yang penting terhadap kuat arus dan kejernihan air. Air selalunya akan lebih jernih pada keadaan air pasang. Rip Current: atau Arus celah terjadi di dekat pantai dan disebabkan karena air di dorong oleh gelombang atau angin ke pantai dan mengalir kembali ke laut melalui celah yang sempit. Rip current dapat terjadi pada kondisi seperti di atas dengan di tandai oleh aliran arus dan buih yang mengalir keluar menjauhi pantai. Air berlumpur dan keruh juga menjadi indikator adanya Rip current ini. Hindarilah arus jenis ini jika akan menyelam. Apabila anda terbawa arus menjauhi pantai dan sukar untuk kembali ke pantai, umumnya dikarenakan anda telah terseret oleh Rip Current. Jika terperangkap dalam rip current, maka untuk melepaskan diri adalah dengan cara berenang sejajar pantai sampai terbebas dari pengaruh arus, dan kemudian barulah anda berenang menuju pantai melawati jalur lain yang aman. Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 4 of 19

3 Natural Rip Current: Pada beberapa daerah karang dan daerah berbatuan legok, arus celah alami dapat timbul di antara relung-relung, dab formasi landasan serta alur yang menembus karang. Alun arus jenis ini akan berubah-ubah tergantung dari kondisi pasang surut di daerah tersebut. Longshore Current: Angin yang bertiup ke pantai dan membentur daratan sehingga angin terbias bergerak sepanjang pantai. Hal ini mengakibatkan permukaan air akan bergerak paralel menjadi arus yang menyusuri pantai dan disebut Longshore Current (arus paralel pesisir). Jika saat orientasi dan mengetahui adanya arus jenis ini dan ternyata tidak terlalu kuat, maka dapat direncanakan titik masuk (Entry) dan titik keluar (Exit) pada daerah yang sama. Usahakan mengawali penyelaman dengan melawan arus, sehingga anda dapat melayanglayang santai terbawa arus kembali ke exit tanpa kesulitan. THERMOCLINE Di dalam air, suhu air sendiri tidak sama dan tetap. Terdapat lapisan-lapisan air yang berbeda suhunya disebut THERMOCLINE. Perbedaan suhu lapisan air membuat kita harus memperhitungkan jenis pakaian selam yang sesuai. Untuk daerah tropis, kita dapat berenang di permukaan hanya dengan menggunakan kaos atau tanpa memakai baju. Tetapi jika menyelam lebih dalam lagi, maka kita membutuhkan pakaian selam yang lebih tebal untuk menghindari kehilangan panas tubuh yang berlebihan secara cepat. Makin dalam kita menyelam, maka suhu air akan semakin dingin. Flora dan fauna di kedalaman juga akan semakin berkurang dan berbeda. Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 5 of 19 KOMPOSISI DASAR Komposisi dasar juga mempengaruhi kondisi atau suasana saat menyelam. Variasi komposisi dasar mulai dari yang berlumpur, berpasir hingga berkarang. Dasar yang terdiri dari lumpur akan membuat visibility cepat berubah karena partikel-partikel dari lumpur mudah tersebar. Dasar yang berpasir lebih baik dari pada dasar berlumpur. Yang terbaik adalah dasar yang terdiri dari karang-karang, selain visibility yang relative jernih, juga variasi dari mahluk hidupnya lebih beragam. Waspadai komposisi dasar yang terdiri dari karang yang terdapat banyak karang tajam sehingga dapat melukai anda. Komposisi dasar lokasi penyelaman anda juga dapat mempengaruhi prosedur penyelaman, untuk itu diperlukan latihan-latihan tertentu dan pengalaman dari orang lain yang lebih mahir dalam negosiasi dengan kondisi-kondisi yang perlu diperhitungkan dengan cermat. BERAT JENIS AIR Berat jenis air mempengaruhi daya apung dari penyelam. Di air tawar, yang mempunyai berat jenis (BJ) lebih rendah dari air laut, maka daya apung seseorang akan lebih kecil dari di air laut. Misalnya seorang penyelam di air tawar memerlukan pemberat sebesar 3 kg, maka di air laut diperlukan jumlah pemberat yang lebih. Demikian pula jika kita menyelam di laut yang setiap daerahnya memiliki BJ yang berbeda. BJ air laut di perairan Indonesia ratarata tempat adalah sama. Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 6 of 19

4 Kehidupan Bawah Air Kehidupan bawah air menjadi salah satu tujuan utama kegiatan selam. Ragam jenis ikan dan tumbuhan laut serta warna-warni dari kehidupan bawah air ini merangsang penyelam untuk memegangnya ataupun menyentuhnya. Beberapa di antara sekian banyak tumbuhan maupun binatang yang sangat menarik itu terdapat jenis yang sangat membahayakan penyelam. Mahluk air ini dapat menyengat, menyerang maupun menggigit. HINDARILAH MEMEGANG MENYENTUH BINATANG & TUMBUHAN LAUT KARENA MUNGKIN TERMASUK SALAH SATU YANG MEMBAHAYAKAN ANDA. Sesungguhnya binatang laut yang membahayakan tersebut adalah terbatas jumlahnya dan dibedakan dalam beberapa jenis dengan kriteria mahluk yang menggigit / menyerang, berbisa / menyengat dan yang beracun. YANG MENGGIGIT / MENYERANG HIU (Shark): lkan hiu adalah salah satu jenis binatang berdarah dingin. Jenis ikan ini sangatlah ditakuti. Akan tetapi ikan jenis ini jarang menyerang dibandingkan dengan kepopuleran dari kegiatan menyelam itu sendiri. Ikan ini sangat peka terhadap bau darah dan akan segera menyerang sumber darah segera setelah ia mendeteksinya. Terdapat berbagai macam jenis ikan ini, dan hanya beberapa yang sangat berbahaya. Hingga saat ini belum ditemukan cara pencegahan yang benar-benar efektif dari ikan ini. Pemasangan jala cukup menjamin bagi perenang di pantai, akan tetapi tidak untuk para penyelam. Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 7 of 19 Selain sangat mudah terangsang oleh bau darah, ikan ini juga sangat mudah terpancing oleh darah ikan yang terluka. Maka pemburu ikan umumnya sering diserang oleh ikan ini. Serangan itu sebetulnya tidaklah ditujukan kepada orangnya, akan tetapi kepada ikan yang terluka. Biasanya pemburu ikan senang menyelipkan hasil buruan di pinggangnya yang dapat mengundang bahaya pada dirinya. Baracuda: Ikan jenis ini sebenarnya tidak begitu berbahaya, akan tetapi komposisi / susunan gigi yang kuat, dapat membuat korban gigitan ikan ini menimbulkan cedera yang serius bahkan kematian. Ikan ini biasa hidup secara bergerombol dan ukurannya dapat mencapai lebih dari 2 meter. Umumnya akan menyerang bila melihat benda-benda yang mengkilat seperti benda yang terbuat dari logam, jam tangan dll. Hal ini dilakukannya karena menduga benda tersebut adalah mangsanya. Jadi sebaiknya hindarilah memakai benda-benda yang mengkilat. Moray: Binatang ini bentuknya seperti belut/ular dengan panjang dan komposisi gigi yang kuat. Binatang ini sebenarnya takut kepada manusia dan akan menghindar jika melihat penyelam yang mendekat. Ia akan menyerang sebagai upaya pembelaan diri jika secara tiba-tiba dikagetkan. Binatang ini biasanya tinggal di lubang pada celahcelah karang. Luka yang diakibatkan oleh gigitan binatang ini cukup parah. Pemakaian wet suit sangat membantu mengurangi bahaya dari gigitan binatang ini. Ukuran Moray dapat mencapai panjang 3meter dengan diameter + 30 cm. Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 8 of 19

5 YANG BERBISA / MENYENGAT Yang termasuk dalam kelompok ini adalah mahluk yang menyengat dan ber bisa. Kelompok mahluk ini ini cukup banyak jumlahnya, mulai dari ukuran kecil hingga ada yang transparan sampai pada yang tidak terlihat mata. Akibat yang ditimbulkan akan beragam mulai dari kasus ringan sampai kepada kematian. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah: Sea Wasp: Nama sebenarnya adalah "Chironex Fleckeri" dan merupakan jenis ubur-ubur yang paling berbahaya. Badannya berbentuk kotak dengan panjang sisi dapat mencapai 20 cm dan mempunyai tentakel sampai sejumlah 5 buah menjulur hingga 3 meter. Sungutnya yang hampir tak terlihat di dalam air, bila bersentuhan dengan kulit korban dapat mengeluarkan sengatan yang amat ber bisa. Rasa sakit yang hebat akibat sentuhan sungut di kulit akan segera terasa. Kematian bisa terjadi dalam beberapa menit sebagai akibat langsung dari sengatan bisa nya. Luka pada kulit berupa bercak-bercak bergaris atau menonjol, yang bila sembuh akan menimbulkan bekas (cacat). Jika terkena sengatan binatang ini, maka segera bilas sengatan dengan spiritus atau cairan yang mengandung alkohol. Cungkil sungut/duri pada luka dengan pisau atau kayu dan keringkan duri tersebut dengan garam, bedak, debu, dll. Pencegahan resiko dari binatang ini, sebaiknya menyelam mengenakan pakaian pelindung. Portugese Man of War: Jenis ini sangat berbahaya. Binatang ini selalunya terapung (float) dan bagian tubuh yang mengapung berisi gas berwarna jingga-kebiruan. Di atasnya terdapat semacam jambul menyerupai layar. Sulur tentakelnya dapat mencapai panjang 50 feet (15 meter) dengan daya sengat yang hebat. Jenis ini umumnya hanyut mengikuti arus & arah angin berhembus. Walau menyerupai ubur-ubur, ia tergolong kelompok binatang Hydroid. Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 9 of 19 Blue Ring Octopus: Binatang kecil yang indah ini biasa terdapat pada celah karang ditepi pantai. Jika diganggu ia akan megeluarkan warna cincin kebiruan pada permukaan tubuhnya. Keindahan warna cincin ini yang sering menimbulkan korban, terutama pada anak-anak. Luka akibat gigitan relatif kecil, namun bisa yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan dapat menyebabkan kelumpuhan yang terjadi dalam beberapa menit dan berdampak pada terhentinya sistem pernafasan. Kesadaran biasanyanya tidak terganggu tetapi korban akan kesulitan berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya karena kelumpuhan. Cone Shell (Kerang Beracun): Kerang cukup berharga bagi para kolektor kerang karena warna yang menarik dan keragamannya. Kerang selayaknya di perlakukan secara hati-hati dan tidak dipegang dengan tangan telanjang. Bisa di suntikkan melalui panah beracun yang amat kecil dari organ kerang seperti pipa yang bergerak. Ular Laut: Jenis ular laut ini jumlahnya mencapai 50 jenis dan efek bisa nya 2 s/d 10 kali lebih berbahaya dari bisa ular kobra. Ular laut ini jarang menyebabkan kematian dikarenakan kemampuan pandangannya yang buruk. Jika berada di dekatnya, jangan menyentuh sambil menyentak, karena ular akan refleks membalas dan menggigit sebagai pembelaan diri. Pada siang hari ular laut cenderung beristirahat di bawah karang dan malam hari keluar mencari makan. Periode-periode tertentu muncul sesaat ke permukaan untuk mengambil oksigen dari udara permukaan. Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 10 of 19

6 Stone Fish (Ikan Batu): Ikan jenis ini dapat tumbuh hingga mencapai ukuran 30 cm. Umumnya berada di perairan dangkal dan berkarang serta sering sukar dikenali keberadaannya. Hal ini karena warna tubuhnya mampu berubah mengikuti kondisi warna lingkungan sekitarnya menyerupai bunglon. Racun dari tubuhnya dikeluarkan melalui tulang belakangnnya yang keras hingga menembus kulit korban. Gejala umum berupa nyeri setempat yang hebat disertai peradangan pada jaringan sekitar. Kondisi tertentu berakibat lebih parah berupa shock, gangguan pernafasan, koma hingga kematian. Kelebihan ikan ini dalam menyamar, membuat anda harus waspada jika bergerak di daerah yang berkarang. Kenakanlah sarung tangan dan boots beralas kuat, jika berjalan atau bergerak di daerah yang dikenal banyak terdapat ikan ini. Bulu Babi: Binatang ini memiliki duri yang sangat banyak dan tajam dengan panjang yang dapat mencapai 25 cm. Biasanya sering menimbulkan bencana bagi penyelam yang tanpa sengaja menginjaknya atau membenturnya. Bulu babi banyak terdapat pada gugusan karang, di celah karang dan daerah berbatuan. Umumnya jenis bulu babi yang terdapat di pantai memiliki duri yang mudah patah dan terbenam di kulit manusia. Duri tersebut di keluarkan dengan jepitan (pinset) dan kemudian di oleskan dengan larutan antiseptik. Jika duri gagal dikeluarkan, maka harus dihancurkan dengan cara dipukul menggunakan benda keras yang tumpul pada bagian tubuh yang tertusuk. Duri dari bahan kapur tersebut akan larut tanpa problema yang serius sepanjang tubuh tidak terinfeksi. Untuk daerah tropis, bulu babi berduri lebih panjang. Jenis dengan warna duri bergaris terang dan gelap mengindikasikan jenis yang berbahaya. Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 11 of 19 Pari (Sting Ray): Binatang ini suka membenamkan dirinya di pasir. Ikan pari terdiri dari beragam jenis. Jenis yang umum dijumpai di perairan hangat adalah ikan pari berbentuk bulat disebut Round Stingray. Ada juga yang berbentuk berlian (Diamond Shape Stingray), berbentuk kupu-kupu, berbentuk kelelawar dan berbentuk rajawali. Jenis pari dalam foto ini ini mempunyai duri / taji dibawah ekornya yang menyerupai cambuk. Taji duri tersebut mempunyai jalur bisa pada tiap sisinya yang tersembunyi dalam sangkur berwarna coklat. Taji duri ini merupakan piranti bela dirinya. Karang Api: Sesuai dengan namanya, maka seorang penyelam yang menyentuh karang api akan merasakan panas seperti terkena api. Karang api ini berwarna merah kecoklatan. Cara terbaik untuk menghindari terkena karang api ini adalah dengan memakai pakaian pelindung. Umumnya bagian telapak tangan kita dan bagian kulit tubuh yang lebih tebal tidak akan begitu terpengaruh oleh sengatan karang api. Bagian kulit tertentu yang terkena karang api akan menimbulkan bercak putih dan menggelembung (seperti bekas terkena api). Luka akibat terkena karang api itu akan sembuh kurang lebih 2 s/d 3 minggu dan selalunya menimbulkan bekas. Stinging Hydroid: Hydroid ini warnanya beragam, ada coklat kehijauan hingga ungu atau putih. Umum ditemukan di formasi karang perairan hangat. Akibat yang ditimbulkan jika tersengat akan bervariasi mulai dari rasa gatal hingga rasa sakit yang berat. Beberapa penyelam merasa lebih takut pada hydroid daripada Sea Wasp. Sebagai pertolongan pertama jika tersengat adalah dengan memberikan alkohol dibagian yang terkena. Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 12 of 19

7 Emergency Handling Emergency handling di definisikan sebagai suatu upaya penanganan keadaan darurat yang dapat mengancam jiwa manusia. Timbulnya keadaan darurat dikategorikan berdasarkan hal-hal yang berkontribusi pada kematian manusia. Bila ditinjau terhadap faktor-faktor penyebabnya maka kematian manusia dapat terjadi karena: Problema Alam (cuaca, keadaan medan, dll). Problema individu (konidisi physik, mental, pengetahuan, ketrampilan, dll). Masalah mahluk lain (binatang & tumbuhan) PROBLEMA ALAM Kedinginan: adalah proses kehilangan panas tubuh hingga berlebihan (hypothermia). Hilangnya kesadaran secara tiba-tiba, bahkan kematian mendadak dapat segera terjadi setelah seorang penyelam terjun ke air yang dingin. Penyelam yang terlalu lama menyelam di air dingin dapat membuat hilangnya kesadaran bila suhu tubuh turun dibawah 27 0 C. Penurunan suhu lebih lanjut dapat mengakibatkan berhentinya pernafasan dan jantung hingga kematian. Pada suhu C, tubuh akan menggigil dengan hebat dan koordinasi fungsi gerak menurun dilanjutkan dengan kemungkinan tenggelam bila terdapat problem yang tidak bisa diatasi sendiri. Penyelam yang kedinginan lebih mudah menderita penyakit dekompresi setelah penyelaman dalam (deep diving). Proses kehilangan panas tubuh dapat dipacu oleh pola pernafasan (konveksi), gerakan di air (konduksi & kerapatan air) serta penguapan (bagian tubuh di permukaan. Jika masuk dalam air dingin (dibawah 21 0 C) berkeadaan telanjang, maka kehilangan panas tubuh akan terjadi sebesar C hanya dalam beberapa saat. Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 13 of 19 Kepanasan / Terbakar: umumnya disebabkan sengatan matahari (sun burn) yang dapat mengakibatkan pingsan karena hilangnya cairan tubuh yang berlebihan, yang disebut dehidrasi. Dehidrasi karena terpapar panas juga membawa kepada kondisi yang lebih parah yaitu heat stroke yang telah dibahas di BAB IV. Keadaan Medan: adalah menyangkut kondisi lingkungan penyelaman yang dipengaruhi oleh perubahan arus, kejernihan air yang mempengaruhi visibility, karakter daerah entry dan exit, dan sebagainya. Hal-hal mnenyangkut medan telah dibahas pada awal bab ini termasuk beberapa bahaya / gangguan dari mahluk air. MASALAH DIRI SENDIRI Tidak mengenal kemampuan diri sendiri, gengsi, malu bertanya bahkan arogansi, dan selalu ingin lebih hebat dari yang lain adalah beberapa sikap dan perilaku yang juga dapat menyeret kepada kondisi berbahaya saat penyelaman. Sikap dan perilaku tersebut tentunya merupakan masalah diri sendiri selain dari pada apa yang telah dijabarkan secara detail dari bab-bab sebelumnya dan terangkum sebagai berikut: Physik: Kondisi tubuh yang kurang sehat (un-fit) yang disebabkan antara lain: Kurang makan, Kurang tidur, Kurang istirahat, dll. Mental: Kesiapan diri sendiri / keyakinan diri sendiri, sehingga menciptakan rasa ketergantungan terhadap orang lain atau menyembunyikan rasa takut karena malu yang pada akhirnya dapat menjadi panik mendadak jika tidak mampu mengatasi masalah. Pengetahuan dan Ketrampilan: dikarenakan antara lain malu bertanya, malas mencari referensi, termasuk jarang melakukan latihan selam dan kurang trampil dalam penguasaan alat apalagi dalam hal antisipasi medan. Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 14 of 19

8 Tindakan Meminimalkan Resiko Untuk mengurangi / menghindari resiko-resiko terhadap terjadinya suatu keadaan yang tidak diinginkan, maka tindakan-tindakan yang harus diambil demi aktifitas penyelaman yang aman: Be Fit: Mempunyai fisik dan mental yang mantap. Hal ini didapat dari latillan-latihan olah fisik yang teratur. Get Good Training: Pengetahuan teori saja tidak akan cukup tanpa disertai latihan-latihan yang benar dan teratur. Pelajari & cermati materi pelatihannya berikut dengan prosedurprosedurnya serta ketentuan-ketentuan dalam melakukan aktifitas penyelaman yang aman. Have Good Equipment: Rawatlah peralatan-peralatan anda. Periksakan secara teratur dan yakinkan fungsinya bekerja sebelum anda memulai suatu kegiatan penyelaman. Never Dive Alone: Menyelamlah selalu bersama dengan buddy anda. Jangan pernah menyelam sendirian. Know The Diving Area: Kenali daerah penyelaman sebelum anda menyelam. Jika menyelam di suatu tempat yang baru, sebaiknya mintalah petunjuk dan informasi dari penyelam setempat atau dari penyelam yang pernah menyelam di daerah tersebut. Use a Boat or Float: Pergunakanlah selalu benda-benda apung. Hal ini sangat penting sebagai pengamanan yang cepat. Jangan lupa kibarkan selalu bendera selam dilokasi penyelaman agar orang lain dapat mengetahui kegiatan penyelaman di daerah tersebut. Plan Your Dive: Rencanakanlah penyelaman anda sesuai dengan prosedur dan kesepakatan sebelum menyelam. Janganlah menyelam melampaui batas-batas yang telah ditentukan. Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 15 of 19 Be Ready For Emergency: Rencanakanlah atau bersiap untuk suatu tindakan keadaan darurat. Pelajari cara-cara penyelamatan, pertolongan pertama serta cara-cara memberikan bantuan pernafasan atau CPR. Bawalah selalu perlengkapan P3K. Be ware of Breathing Holding: Jika anda menyelam dengan menggunakan SCUBA, bernafaslah secara teratur, janganlah menahan nafas sewaktu naik. Jika anda melakukan Skin Diving, janganlah melakukan hyperventilasi secara berlebihan. Keep Track of Your Buddy: Jagalah jarak anda dengan buddy anda. Lakukan komunikasi sesering mungkin selama anda menyelam. Get Medical Attention: Jika anda merasakan / terjadi suatu kelainan selama atau sesudah menyelam, segera periksakan diri anda ke dokter Take a Safety Stop Before Surfacing: Jika anda menyelam menggunakan SCUBA, selalu melakukan safety stop sebelum muncul ke permukaan / mengakhiri tiap penyelaman. No Drug & Alkohol: Hindari minuman beralkohol atau penggunaan obat terlarang karena akan membahayakan diri saat menyelam. Neutral Bouyancy at All Times: Usahakanlah bouyancy anda selalu netral, karena penguasaan tehnik ini memberikan kenyamanan dan kenikmatan dalam maneuver penyelaman. Enter & Exit with Care: Berhati-hatilah dan perhatikanlah sekeliling anda sebelum masuk kedalam air atau saat keluar dari air. Verify Your Buddy Equipment: Selalu memeriksa peralatan buddy anda sebelum menyelam. Hal ini sangat membantu agar tidak tejdai kendala atau halangan saat penyelaman. Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 16 of 19

9 Prosedur Keadaan Darurat Prosedur keadaan darurat yang akan dibahas berikut adalah hal-hal yang bakal di alami dalam penyelaman. Walau tidak seorangpun yang mengharapkan ketrampilan ini akan digunakan, dikarenakan tidak seorangpun mengharapkan keadaan darurat terjadi pada dirinya maupun buddy-nya (mitra selam). BUDDY BREATHING Adalah prosuder patungan udara dengan buddy dalam usaha kembali ke permukaan air. Dapat dilakukan dengan baik jika kedua penyelam telah terlatih. Buddy breathing selain menggunakan regulator sendiri, akan lebih mudah jika regulator dilengkapi dan menggunakan octopus. Prosedur berikut adalah buddy breathing menggunakan satu regulator secara bergantian: 1. Penerima memberi isyarat tangan ke buddynya bahwa suply udaranya habis/bermasalah, kemudian beri kode butuh buddy breathing. 2. Pemberi / donor segera menghampiri dan mengambil posisi di sisi kanan penerima. 3. Penerima memberikan isyarat jumlah tarikan nafas maksimum setiap kali pergantian 4. Penerima mengarahkan second stage regulatornya kepada penerima dengan tetap memegang mangkok second stage dan salah satu jari pada purge button. 5. Penerima menumpukan tangannya pada tangan pemberi yang memegang second stage. Setelah 2 atau 3 kali tarikan, penerima bersiap melepaskan second stage regulator agar segera dipakai kembali oleh donor. 6. Cara ke 4 dan ke 5 diatas dilakukan secara berkelanjutan sambil bergerak meningglakan kedalaman dengan tetap mengendalikan kecepatan ascent & safety stop sebelum muncul ke permukaan air. Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 17 of 19 E.S.A (Emergency Swimming Ascent) Adalah prosedur muncul ke permukaan saat buddy anda jauh dan tidak memungkinkan untuk melakukan buddy breathing, maka prosedur naik dan muncul kepermukaan dilakukan. Melaksanakan prosedur ini adalah dengan cara: Kepala ke belakang, muka menghadap keatas Hembus nafas perlahan (pastikan jalan nafas atau tenggorokan tetap terbuka agar pengembangan udara di dalam paru-paru bebas keluar tanpa terhalang) Bergerak secara terkendali menuju ke permukaan. E.B.A (Emergency Bouyancy Ascent) Adalah prosedur muncul ke permukaan saat dimana pemberat anda terlepas dan jatuh di kedalaman di luar batas jangkauan kemampuan. Maka prosedur naik dan muncul kepermukaan dilakukan dengan cara: Segera membuang sisa udara dalam BCD Badan terlentang tangan dan kaki di buka lebar. Kaki mengayuh agar gerakan naik muncul ke permukaan secara diagonal dan bukan tegak lurus. TOWING Adalah prosedur membawa penyelam yang bermasalah atau kelelahan saat berada di permukaan air dan tidak mampu kembali untuk naik ke darat, mendekati dermaga atau kapal. Pemahaman prosedur towing untuk 1-Star Diver (A1) dikhususkan pada kondisi tindakan pertolongan bagi korban yang kelelahan, tetap bernafas & masih sadar. Maka prosedur towing tersebut dapat dilakukan dengan cara: Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 18 of 19

10 Menarik dari belakang: dilakukan untuk jarak yang relatif dekat. Penolong memegang valve tabung penyelam yang keletihan dan secara perlahan mengayuh dengan gerakan kaki menggunting dengan posisi menyamping agar tidak membentur badan dan peralatan korban. Mendorong korban: hanya dapat dilakukan di perairan yang tenang (tidak berombak). Penyelam yang di dorong tetap mengenakan masker dan second stage regulator ( atau snorkel). Penolong memegang kedua lutut korban dan mendorong selaykanya skin diving / snorkeling. Selalu monitor penyelam yang di tolong setiap 2-4 kali kayuhan. Prosedur-prosedur keadaan darurat yang dibahas dalam bab ini hanyalah beberapa tehnik dari beragam prosedur keadaan darurat penyelaman lainnya. Pada jenjang A2 / 3 Star Diver / Advance, teknik & prosedur keadaan darurat ini akan diulang dan ditambah bobotnya. Mayoritas pembahasan prosedur ini akan ditingkatkan secara detail dengan variasi tingkat kesulitan pada jenjang A3 / 3 Star Diver / Rescue Diver. Kejadian dan kecelakaan di alam terbuka memberikan fakta bahwa salah satu faktor adalah dikarenakan alam tidak pernah memberi rasa kasihan bagi orang yang menantang dan tidak mempersiapkan dirinya. Kondisi alam bukanlah medan untuk menunjukkan kehebatan diri dan kompetisi, melainkan adalah tempat kita bernegosiasi melalui pengamatan dan perencanaan. Hasil pengamatan yang dijabarkan dalam perencanaan, selalunya harus siap mengantisipasi keadaan darurat yang terjadi. PLAN YOUR DIVE and DIVE YOUR PLAN Openwater Student Book DIVING ENVIRONMENT:Page 19 of 19

KEDARURATAN LINGKUNGAN

KEDARURATAN LINGKUNGAN Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.

Lebih terperinci

berada di bagian timur danau, berlawanan dengan Emporium. Aku bertanya-tanya apakah mereka menemukan sesuatu disana. Aku mengenakan pakaian selam dan

berada di bagian timur danau, berlawanan dengan Emporium. Aku bertanya-tanya apakah mereka menemukan sesuatu disana. Aku mengenakan pakaian selam dan berada di bagian timur danau, berlawanan dengan Emporium. Aku bertanya-tanya apakah mereka menemukan sesuatu disana. Aku mengenakan pakaian selam dan menempatkan pisau selam di tempatnya, tabung selam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Tujuan 1. Menyelamatkan jiwa korban 2. Meringankan penderitaan korban serta mencegah bahaya lanjut akibat kecelakaan 3. Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SELAM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SELAM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Rapat 5, tgl 15-10-2008 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SELAM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

REKRONSTRUKSI MATA KULIAH SELAM. Oleh Dr. Ir. Munasik, M.Sc NIP

REKRONSTRUKSI MATA KULIAH SELAM. Oleh Dr. Ir. Munasik, M.Sc NIP REKRONSTRUKSI MATA KULIAH SELAM Oleh Dr. Ir. Munasik, M.Sc NIP. 19680310 199303 1003 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2010 Latar Belakang Evaluasi Proses Belajar Mengajar (PBM)

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN KARYA TULIS PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Disusun Oleh: Tito Sucipto, S.Hut., M.Si. NIP. 19790221 200312 1 001 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Materi 6. Oleh : Agus Triyono, M.Kes. td&penc. kebakaran/agust.doc 1

Materi 6. Oleh : Agus Triyono, M.Kes. td&penc. kebakaran/agust.doc 1 Materi 6 Oleh : Agus Triyono, M.Kes td&penc. kebakaran/agust.doc 1 TETRA HEDRON KESELAMATAN MENGENALI MENGHINDARI BAHAYA PELATIHAN KESEHATAN FISIK PERLENGKAPAN PELINDUNG TUBUH td&penc. kebakaran/agust.doc

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material

Lebih terperinci

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP Latihan Soal UKK (Ulangan Kenaikan Kelas) Mapel Penjasorkes (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) Kurikulum 2013 Kelas VII SMP 1. Kemampuan tubuh

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Pengertian P3K Pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang menderita sakit atau kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari dokter. Sifat dari P3K :

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT Klinik Pratama 24 Jam Firdaus Pendahuluan serangkaian usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan seseorang dari kematian

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KECELAKAAN KERJA

PENANGGULANGAN KECELAKAAN KERJA PENANGGULANGAN KECELAKAAN KERJA Sebuah perusahaan hendaknya memiliki ruangan khusus (ruang P3K) untuk berjaga-jaga jika ada pegawai yang mengalami kecelakaan kerja. Letak ruang Pertolongan Pertama (P3K)

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

P3K Posted by faedil Dec :48

P3K Posted by faedil Dec :48 P3K Posted by faedil011-06 Dec 2009 20:48 PENDAHULUAN 1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman:

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB I KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA Latar belakang: Sumber bahaya di tempat kerja Disadari tapi tidak dimengerti Dapat mengakibatkan cedera terhadap pekerja (manusianya) Adanya kecelakaan

Lebih terperinci

CARA MENGATASI GIGITAN ULAR

CARA MENGATASI GIGITAN ULAR CARA MENGATASI GIGITAN ULAR Waingapu, 18 Pebruari 2016 SAMPOERNA RESCUE 1 PEMBAHASAN Cara Mengatasi Gigitan Ular Berbisa Cara Mengatasi Gigitan Ular Tidak Berbisa Memahami Ular dan Gigitannya 2 MENGENAL

Lebih terperinci

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA DIABETES HIPOGLIKEMIA GEJALA TANDA : Pusing Lemah dan gemetar Lapar Jari dan bibir kebas Pucat Berkeringat Nadi cepat Mental bingung Tak sadar DIABETES HIPOGLIKEMIA PERTOLONGAN PERTAMA ; Bila tak sadar

Lebih terperinci

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI TSUNAMI ADALAH... Ÿ Serangkaian gelombang laut yang sangat besar, akibat dari gempa bumi yang sangat kuat bersumber di laut. Ÿ Gempa bumi membuat perubahan mendadak pada

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA Menimbang : DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA 1. Bahwa penanggulangan kebakaran

Lebih terperinci

TES DIAGNOSTIK I POKOK BAHASAN TEKANAN ( Tekanan Pada Zat Padat, Tekanan Dalam Zat Cair, Hukum Pascal) Waktu : 90 menit

TES DIAGNOSTIK I POKOK BAHASAN TEKANAN ( Tekanan Pada Zat Padat, Tekanan Dalam Zat Cair, Hukum Pascal) Waktu : 90 menit 180 TES DIAGNOSTIK I POKOK BAHASAN TEKANAN ( Tekanan Pada Zat Padat, Tekanan Dalam Zat Cair, Hukum Pascal) Waktu : 90 menit Petunjuk : Kerjakanlah soal-soal berikut dengan sebaik-baiknya! 1. Suatu benda

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3 #7 PENGELOLAAN OPERASI K3 Dalam pengelolaan operasi manajemen K3, terdapat beberapa persyaratan yang dapat dijadikan suatu rujukan, yaitu: 1. OHSAS 18001 2. Permenaker 05/MEN/1996 Persyaratan OHSAS 18001

Lebih terperinci

CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA

CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA BAB 1 CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA Tujuan Pembelajaran: 1) mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus hewan dengan lingkungannya; 2) mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN BENAR NO. KODE : INA.5230.223.23.01.07

Lebih terperinci

Ikan-ikan Laut yang Berbahaya

Ikan-ikan Laut yang Berbahaya Ikan-ikan Laut yang Berbahaya Pada dasarnya tidak ada hewan hewan di terumbu karang yang benar benar mempertimbangkan manusia sebagai mangsa potensialnya kecuali beberapa jenis ikan hiu seperti tiger shark

Lebih terperinci

Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara

Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara Bencana kabut asap yang menimpa saudara kita di Sumatera dan Kalimantan sungguh mengkhawatirkan. Selain merusak kualitas udara, juga membahayakan kesehatan

Lebih terperinci

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA PRESS RELEASE TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA 10 August 2011 Image not found or type unknown JAKARTA - Hari Raya Lebaran kian dekat dan para pemudik pun siap-siap mudik untuk merayakannya bersama keluarga

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3 1 dari 7 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) Tanggal terbit Ditetapkan, Direktur RS. Dedy Jaya Brebes PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR dr. Irma Yurita 1. Identifikasi bahaya B3 (Bahan Berbahaya dan

Lebih terperinci

PerencanaanObservasi BawahAir

PerencanaanObservasi BawahAir Matakuliah Metode Observasi Bawah Air PerencanaanObservasi BawahAir Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Kenapaperlu perencanaanobservasi

Lebih terperinci

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK Demam pada anak merupakan salah satu pertanda bahwa tubuhnya sedang melakukan perlawanan terhadap kuman yang menginfeksi. Gangguan kesehatan ringan ini sering

Lebih terperinci

Perlengkapan pribadi untuk pendakian antara lain:

Perlengkapan pribadi untuk pendakian antara lain: Perlengkapan Dasar dan Persiapan Perjalanan Keberhasilan seseorang dalam melakukan perjalanan ditentukan oleh perencanaan dan persiapan sebelum melakukan perjalanan. Gagal dalam melakukan sebuah perencanaan

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMP/MTS SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMP/MTS SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMP/MTS SEDERAJAT PAKET 1 1. Diameter sebuah lingkaran yang diukur oleh siswa adalah 8,50 cm. Keliling lingkaran tersebut berdasarkan aturan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar STRUKTUR BUMI 1. Skalu 1978 Jika bumi tidak mempunyai atmosfir, maka warna langit adalah A. hitam C. kuning E. putih B. biru D. merah Jawab : A Warna biru langit terjadi karena sinar matahari yang menuju

Lebih terperinci

Obat Alami Diabetes Dapat Mencegah Amputasi Pada Diabetesi

Obat Alami Diabetes Dapat Mencegah Amputasi Pada Diabetesi Obat Alami Diabetes Dapat Mencegah Amputasi Pada Diabetesi Obat Alami Diabetes Untuk Pengobatan Komplikasi Pada Diabetesi Komplikasi Pada Kaki Penderita diabetes dapat mengalami banyak permasalahan pada

Lebih terperinci

Ayo Belajar IPA. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI semester 1. Elisabeth Sekar Dwimukti Universitas Sanata Dharma

Ayo Belajar IPA. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI semester 1. Elisabeth Sekar Dwimukti Universitas Sanata Dharma Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI semester 1 Elisabeth Sekar Dwimukti Universitas Sanata Dharma Peta Konsep Ciri khusus mahkluk hidup 1. Mencari makan 2. Kelangsungan hidup 3. Menghindari diri dari Hewan

Lebih terperinci

Pengetahuan Dasar Mengenai Kegiatan Relawan Bencana

Pengetahuan Dasar Mengenai Kegiatan Relawan Bencana Pengetahuan Dasar Mengenai Kegiatan Relawan Bencana Gempa yang melanda Prefektur Kumamoto pada tanggal 14 April lalu telah mengakibatkan kerusakan parah. Di situasi seperti inilah, para relawan mengerahkan

Lebih terperinci

BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI

BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI Lokasi pada lepas pantai yang teridentifikasi memiliki potensi kandungan minyak bumi perlu dieksplorasi lebih lanjut supaya

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH OLAHRAGA AIR (RENANG) DATA MAHASISWA NAMA LENGKAP : KELOMPOK

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH OLAHRAGA AIR (RENANG) DATA MAHASISWA NAMA LENGKAP : KELOMPOK MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH OLAHRAGA AIR (RENANG) DATA MAHASISWA NAMA LENGKAP : NPM : KELOMPOK : Disusun oleh: TIM DOSEN DAN ASISTEN DOSEN MATA KULIAH OLAHRAGA AIR (RENANG) UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 1. Cara aman membawa alat gelas adalah dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 Satu tangan Dua tangan Dua jari Lima jari Kunci Jawaban : B Alat-alat

Lebih terperinci

Matahari dan Kehidupan Kita

Matahari dan Kehidupan Kita Bab 5 Matahari dan Kehidupan Kita Tema Peristiwa dan Kesehatan Pernahkah kalian berjalan di siang hari yang terik? Misalnya, saat sepulang sekolah. Apa yang kalian rasakan? Kalian tentu merasa kepanasan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci

keluhan baru. Emang dasar mungkin saya aja termasuk tipe ibu hamil yang rewel kali ya.

keluhan baru. Emang dasar mungkin saya aja termasuk tipe ibu hamil yang rewel kali ya. Keluhan Saat Hamil Ditulis oleh: Monik Wulandari Ini dia 15 keluhan yang paling umum dirasakan oleh para ibu hamil. Bedanya, selain di jenis keluhan juga pada kadarnya. Ada yang berat, ada juga yang ringan.

Lebih terperinci

! KARTU PP/ DARSTELLERKARTEN / ACTORS CARDS 1

! KARTU PP/ DARSTELLERKARTEN / ACTORS CARDS 1 KARTU PP/ DARSTELLERKARTEN / ACTORS CARDS 1 "#$%&'()%*&' "#$%&'#$()*+,-+*#.'/0#12.##$.34,./#$5%#'*,+67"894$:(;0;#,&+*3/,)&1/.D.;=#&/+$/$E4,6#$%*+,='/0.,4$#)

Lebih terperinci

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M.

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M. PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, 24-26 Maret 2015 Oleh: Fariz M. Rizanulhaq Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) TUJUAN DAN SASARAN Peserta memahami berbagai macam alat proteksi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Apakah diabetes tipe 1 itu? Pada orang dengan diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat membuat insulin. Hormon ini penting membantu sel-sel tubuh mengubah

Lebih terperinci

siswa mampu menentukan hubungan tekanan, gaya yang bekerja dan luas permukaan. tanah liat, nampan, balok kayu, balok besi, balok alumunium.

siswa mampu menentukan hubungan tekanan, gaya yang bekerja dan luas permukaan. tanah liat, nampan, balok kayu, balok besi, balok alumunium. 6.5 Tekanan Apa kamu pernah mendengar orang terkena penyakit darah tinggi? Hal itu terjadi karena adanya penyempitan pada pembuluh darah. Kejadian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara besar tekanan

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Wisata Alam dan Selancar Wisata Alam

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Wisata Alam dan Selancar Wisata Alam 7 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata Alam dan Selancar 2.1.1 Wisata Alam Bentuk-bentuk wisata dapat dikembangkan berdasarkan pada bentuk atraksi utama dari kegiatan wisata tersebut, diantaranya adalah ekowisata

Lebih terperinci

Latihan Olah Nafas Zhen Qi

Latihan Olah Nafas Zhen Qi Latihan Olah Nafas Zhen Qi Meditasi adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar untuk memusatkan banyak titik perhatian ke satu titik perhatian. Salah satu teknik meditasi yang terkait dengan olah

Lebih terperinci

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8 5 Hidup Sehat Pola hidup akan menentukan kualitas kesehatan seseorang. Pola hidup yang baik akan membawa seseorang pada kesehatan jasmani. Sebaliknya, pola hidup yang buruk dapat menimbulkan berbagai masalah.

Lebih terperinci

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Pedologi Cedera Otak dan Penyakit Kronis Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Apakah yang Dimaksudkan dengan Kelumpuhan Otak itu? Kelumpuhan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB I. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PENGENALAN. Irman Sonjaya, SE

PENGENALAN. Irman Sonjaya, SE PENGENALAN Irman Sonjaya, SE PENGERTIAN Gempa bumi adalah suatu gangguan dalam bumi jauh di bawah permukaan yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda di permukaan. Gempa bumi datangnya sekonyong-konyong

Lebih terperinci

MANAJEMEN P3K DI TEMPAT KERJA. Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja

MANAJEMEN P3K DI TEMPAT KERJA. Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja MANAJEMEN P3K DI TEMPAT KERJA Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi kecelakaan yang menimpa Kecelakaan

Lebih terperinci

BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OPERASI K3

PENGELOLAAN OPERASI K3 PENGELOLAAN OPERASI K3 Bahan Kuliah Fakultas : Teknik Program Studi : Teknik Industri Tahun Akademik : Genap 2012/2013 Kode Mata Kuliah : TIN 211 Nama Mata Kuliah : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

LUKA BAKAR Halaman 1

LUKA BAKAR Halaman 1 LUKA BAKAR Halaman 1 1. LEPASKAN: Lepaskan pakaian/ perhiasan dari daerah yang terbakar. Pakaian yang masih panas dapat memperburuk luka bakar 2. BASUH: Letakkan daerah yang terbakar di bawah aliran air

Lebih terperinci

Petir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt

Petir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt Petir : 30.000 Volt 60.000 Volt = 30-60 Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt Tubuh Manusia: 70 milivolt = 0,07 Volt Biolistrik_02 Listrik Eksternal. Yang

Lebih terperinci

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama

Lebih terperinci

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.

Lebih terperinci

BAB IV PENGEMBANGAN SARANA TERAPI INSOMNIA MENGGUNAKAN AIR

BAB IV PENGEMBANGAN SARANA TERAPI INSOMNIA MENGGUNAKAN AIR BAB IV PENGEMBANGAN SARANA TERAPI INSOMNIA MENGGUNAKAN AIR 4.1. Kebutuhan desain Sarana penanggulangan gangguan insomnia dengan pengobatan berbentuk suatu terapi semburan air dengan penggunaan suhu yang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN WISATA SELAM REKREASI

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN WISATA SELAM REKREASI SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN WISATA SELAM REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA Jika anda orang yang pertama menemukan kejadian kecelakaan yang serius, jangan menjadikan diri anda sebagai korban. Tetap tenang Ikuti prosedur gawat darurat Pertolongan pertama harus

Lebih terperinci

Disaster Management. Transkrip Minggu 4: Tindakan Pertolongan Pertama dan Penyelamatan Korban Bencana

Disaster Management. Transkrip Minggu 4: Tindakan Pertolongan Pertama dan Penyelamatan Korban Bencana Disaster Management Transkrip Minggu 4: Tindakan Pertolongan Pertama dan Penyelamatan Korban Bencana Video 1: Pertolongan Pertama Pada Korban Bencana Video 2: Bantuan Hidup Dasar Video 3: Penyelamatan

Lebih terperinci

Samudera adalah kumpulan air yang sangat banyak, menutupi hampir. 71 persen Bumi dan memisahkan benua. Jutaan tahun yang lalu ketika Bumi

Samudera adalah kumpulan air yang sangat banyak, menutupi hampir. 71 persen Bumi dan memisahkan benua. Jutaan tahun yang lalu ketika Bumi Samudera Samudera adalah kumpulan air yang sangat banyak, menutupi hampir 71 persen Bumi dan memisahkan benua. Jutaan tahun yang lalu ketika Bumi mendingin, uap air di atmosfer mengembun membentuk air.

Lebih terperinci

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP) PT. ARFAK INDRA

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP) PT. ARFAK INDRA STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP) PT. ARFAK INDRA Kantor Pusat : Wisma Nugraha Lt. 4 Jl. Raden Saleh No. 6 Jakarta Pusat Telepon (021)31904328 Fax (021)31904329 Kantor Perwakilan : Jl Yos Sudarso No.88

Lebih terperinci

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M Alat Pemotong Berbentuk Jari Manual 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk memotong material belt termoplastik. PERINGATAN Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK

Lebih terperinci

Tips Mencegah LPG Meledak

Tips Mencegah LPG Meledak Tips Mencegah LPG Meledak Beberapa rekan pernah menyampaikan tips tips mencegah peledakan LPG di rumah tangga. Saya hanya mencoba mengingatkan kembali akan pentingnya kewaspadaan pengelolaan LPG di rumah

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Fasilitas Fisik saat ini yang ada pada ruangan motion capture adalah: Meja komputer Kursi komputer Pintu ruangan Kondisi fasilitas fisik yang tidak ergonomis

Lebih terperinci

AKTIVITAS LUAR KELAS MATERI POKOK KEMAH OLEH PRODI PJKR FIK UNY

AKTIVITAS LUAR KELAS MATERI POKOK KEMAH OLEH PRODI PJKR FIK UNY AKTIVITAS LUAR KELAS MATERI POKOK KEMAH OLEH NURHADI SANTOSO PRODI PJKR FIK UNY Tata Cara Berkemah Yang Baik Untuk suatu perkemahan yang baik, pentahapan yang harus ditempuh adalah: A. Persiapan 1. Penentuan

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernafas spontan? Apakah Anda

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Artikel ini merupakan sebuah pengetahuan praktis yang dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga memudahkan anda dalam memberikan pertolongan untuk

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Modul ke: Hubungan Industrial KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, M.Si Sub Bahasan 1. Tujuan K3 2. Macam-Macam Kecelakaan

Lebih terperinci

Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter?

Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter? Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter? Prof. Dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K) Divisi Perinatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU 1 Kuning/jaundice pada bayi baru lahir atau disebut

Lebih terperinci

PERTEMUAN 1 s/d 3 MENGINJAK AIR

PERTEMUAN 1 s/d 3 MENGINJAK AIR PERTEMUAN 1 s/d 3 MENGINJAK AIR A. Judul Bahan Ajar : Pengenalan air (Menginjak air) B. Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan pengenalan air dengan baik dan benar C. Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 28 November 2012 SILABUS Kelas I Tema 8 : Peristiwa Alam Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 TEMA KELAS I Peristiwa Alam KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan dalam melakukan aktivitas kontruksi harus memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam kegiatan konstruksi kecelakaan dapat terjadi

Lebih terperinci

DM-ST (Bahasa Indonesia) Panduan Dealer. Tuas kontrol ganda ST-9001 ST-9000 ST-6800 ST-5800 ST-4700 ST-4703

DM-ST (Bahasa Indonesia) Panduan Dealer. Tuas kontrol ganda ST-9001 ST-9000 ST-6800 ST-5800 ST-4700 ST-4703 (Bahasa Indonesia) DM-ST0002-04 Panduan Dealer Tuas kontrol ganda ST-9001 ST-9000 ST-6800 ST-5800 ST-4700 ST-4703 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3 UNTUK MENJAGA KESELAMATAN... 4 PEMASANGAN... 6 Daftar

Lebih terperinci

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi ASI Asi harus dibuang dulu sebelum menyusui, karena ASI yang keluar adalah ASI lama (Basi). ASI tak pernah basi! biasanya yang dimaksud dengan ASI lama adalah

Lebih terperinci

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

APA ITU TB(TUBERCULOSIS) APA ITU TB(TUBERCULOSIS) TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah

Lebih terperinci

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Masalah Kulit Umum pada Bayi Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Brosur ini memberikan informasi mendasar tentang permasalahan kulit yang lazimnya dijumpai pada usia dini sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kepuasan Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang kepuasan, adapun berbagai macam pengertian

Lebih terperinci

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM Alat Pelindung Diri adalah salah satu alat yang harus tersedia di laboratorium. Digunakan untuk perlindungan badan, mata, pernapasan dan kaki. Peralatan dan

Lebih terperinci

Suhu, Cahaya dan Warna Laut. Materi Kuliah 6 MK Oseanografi Umum (ITK221)

Suhu, Cahaya dan Warna Laut. Materi Kuliah 6 MK Oseanografi Umum (ITK221) Suhu, Cahaya dan Warna Laut Materi Kuliah 6 MK Oseanografi Umum (ITK221) Suhu Bersama dengan salinitas dan densitas, suhu merupakan sifat air laut yang penting dan mempengaruhi pergerakan masa air di laut

Lebih terperinci

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA Materi 12 CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA Oleh : Agus Triyono, M.Kes A. CEDERA KEPALA Pengertian : Semua kejadian pada daerah kepala yang dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan

Lebih terperinci

III. TUJUAN Miniatur Jembatan Ponton 1

III. TUJUAN Miniatur Jembatan Ponton 1 BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Hukum Archimedes mengatakan bahwa Jika suatu benda dicelupkan ke dalam sesuatu zat cair, maka benda itu akan mendapat tekanan keatas yang sama besarnya dengan beratnya

Lebih terperinci

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA Penjelasan gambar Zat aktif + pencampur Pestisida Sebagian besar pestisida digunakan di pertanian,perkebunan tetapi bisa digunakan di rumah tangga Kegunaan : - Mencegah

Lebih terperinci