BAB IV PENGEMBANGAN SARANA TERAPI INSOMNIA MENGGUNAKAN AIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGEMBANGAN SARANA TERAPI INSOMNIA MENGGUNAKAN AIR"

Transkripsi

1 BAB IV PENGEMBANGAN SARANA TERAPI INSOMNIA MENGGUNAKAN AIR 4.1. Kebutuhan desain Sarana penanggulangan gangguan insomnia dengan pengobatan berbentuk suatu terapi semburan air dengan penggunaan suhu yang berbeda. Proses terapi dilakukan dengan cara teknik semburan yang dilakukan oleh air yang dihasilkan oleh pompa air ke tubuh pengguna secara langsung. Semburan air yang dihasilkan pompa diarahkan pada dibagian belakang tubuh penderita insomnia. Posisi user saat menggunakan sarana ini adalah posisi telungkup layaknya hendak dipijat. Terapi dilakukan dengan bantuan seorang operator yang bertugas untuk mengatur tahapan-tahapan terapi. Sehingga perlu dirancang sebuah sistem pengoperasian yang mudah dan jelas untuk dioperasikan. Pengoperasian produk dilakukan didalam ruangan (indoor) dengan sasaran tempat/ fasilitas umum untuk terapi seperti spa dan sauna. Pertimbangan material yang digunakan harus material yang tahan air, karena media yang digunakan adalah media air. Pemilihan material plastik dan karet menjadi pilihan utama sebagai material yang akan digunakan pada sarana ini 4.2. Konsep Produk Produk alat terapi yang menggunakan media air (semburan, suhu) yang bersentuhan langsung dengan kulit manusia. Alas tidur yang dirancang berdasarkan posisi telungkup. Sistem semburan dan perubahan suhu air sebagai metode terapi utama yang menghasilkan ion-ion negatif. Seluruh tubuh bagian belakang kena semburan air. Pemanfaatan energi kinetik air yang bersentuhan dengan tubuh manusia. Memiliki 3 metode terapi yaitu teknik hujan, air terjun dan semburan besar 29

2 4.3. Pertimbangan desain Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam mendesain produk ini adalah Fungsi produk yang merupakan sarana terapi gangguan insomnia dengan menggunakan air dan suhu sebagai media terapinya. Selain itu yang juga harus diperhatikan adalah faktor antropometri dan ergonomi dari user yang menggunakan sarana tersebut dan operator yang mengoperasikan produk. Bentuk produk Kenyamanan user saat menggunakan sarana. Kemudahan operasional sarana oleh seorang operator. Keamanan saat sarana dioperasikan Studi dan eksperimen yang dilakukan A. Studi antropometri Studi antropometri dilakukan untuk mencari ukuran pengguna sarana. Khususnya pada posisi user saat tidur dalam posisi telungkup. Yang menjadi perhatian utama adalah ukuran tubuh user terutama tinggi dan lebar tubuh Gambar 4.1 Studi posisi tidur telungkup Selain itu studi ergonomi dilakukan pada saat posisi kepala, dan kaki user saat sedang tidur dalam keadaan telungkup. 30

3 Gambar 4.2 Studi posisi kepala saat sedang telungkup 31

4 Gambar 4.3 Studi antropometri posisi duduk Studi posisi duduk dilakukan agar didapat tinggi alas tidur dari alas bawah sarana, dan posisi user yang memang harus dalam posisi duduk dahulu sebelum akhirnya berbaring. B. Studi ergonomi Gambar 4.4 Studi antropometri tangan manusia. Studi ergonomi dilakukan untuk mendapatkan beberapa unsur desain dari alas produk agar produk nyaman untuk digunakan oleh pengguna, khususnya pada tidur telungkup. 32

5 Gambar 4.5 Studi ergonomi tubuh user pada posisi tidur telungkup. Pengukuran menggunakan seleksi persentil 50 sebagai acuan standar rata-rata orang Indonesia khususnya pada umur yang merupakan usia rata-rata penderita insomnia. Data yang dijadikan acuan antara lain adalah: Berat badan sebagai acuan berapa kuat konstruksi sarana untuk menopang tubuh user Tinggi badan sebagai acuan ukuran alas tidur sarana. Tinggi duduk tegak sebagai acuan tinggi alas tidur sarana dari tanah. Tinggi duduk normal sebagai acuan tinggi jarak aman kepala user dengan atap sarana. Tinggi bersih paha, tinggi lutut, tinggi lipatan dalam lutut sebagai acuan tinggi alas yang berhubungan saat user sedang duduk. 33

6 tahun tahun tahun tahun tahun (total) 50 Pria - Wanita berat badan 76, ,6 62,1 77,6 64,9 74,8 66,2 75,3 62,1 (kg) tinggi badan (cm) 175,3-161,8 174,2 161,0 173,5 159,5 171,7 158,2 173,5 159,8 tinggi 91,7-84,8 91,4 85,6 90,7 85,1 89,7 83,8 90,7 84,8 duduk tegak tinggi 87,4-82,8 87,1 82,6 86,9 82,0 86,1 81,5 86,6-82 duduk normal tinggi 14,7 13,7 14, , ,0 13,7 14,5 13,7 bersih paha tinggi lutut 54,9 50,0 54,6 49,8 54,4 49,5 53,6 49,5 54,4 49,8 tinggi lipatan dalam lutut 44,5 40,1 43,9 39,9 43,7 39,4 43,4 39,1 43,9 39,9 Tabel 4.1. Persentil 50 (Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior oleh JULIUS PANERO, AIA, ASID dan MARTIN ZELNIK, AIA, ASID) Persentil 50 ini diambil berdasarkan pengukuran yang diambil penulis seperti yang tertera pada gambar-gambar studi antropometri 34

7 Gambar 4.6 Acuan tubuh user pada posisi tidur telungkup. (Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior oleh JULIUS PANERO, AIA, ASID dan MARTIN ZELNIK, AIA, ASID) Gambar 4.7 Acuan tubuh user pada posisi tidur telungkup. (Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior oleh JULIUS PANERO, AIA, ASID dan MARTIN ZELNIK, AIA, ASID) 35

8 C. Eksperimen Semburan air Eksperimen semburan air dilakukan unruk mendapat jenis semburan yang nantinya akan dilakukan sebagai proses utama terapi. Pada proses studi ini, penulis menggunakan pipa air yang telah dilubangi per pipa guna mendapat bentuk akhir air yang keluar dari pipa saat dialiri air. Gambar 4.8 Studi Eksperimen jenis semburan air. Studi ergonomi yang dilakukan antara lain : Studi bentuk, dilakukan untuk mendapatkan bentuk produk yang nyaman untuk digunakan pengguna. Selain itu juga untuk mencari bentuk yang aman agar tidak membahayakan pengguna. Sisi produk sedapat mungkin dibuat membulat guna menghindari cedera yang dapat terjdi ketika pasien sedang menggunakan alat ini. 36

9 Studi image, dilakukan untuk mencari bentuk sederhana dan warna yang sesuai dari produk yang didesain. Dari studi image ini didapatkan keyword modern dan bersih. Hal ini akan berakibat pada pewarnaan produk yang akan menggunakan kombinasi warna putih dan biru atau warna-warna yang sejuk. Gambar 4.9. Studi image bersih pada produk 4.5. Proses Desain Ide awal 1. Pencarian bentuk sarana terapi Pencarian bentuk dilakukakan dengan cara pengembangan stilasi bentuk dari bentuk bentuk dasar sederhana agar dihasilkan rancangan bentk yang imagenya bersih, dan sederhana/simple namun tetap modern. 37

10 Gambar Pengembangan desin awal bentuk sarana dari bentuk dasar sederhana 2. Pencarian bentuk alas tidur Bentuk alas tidur yang didesain mengacu pada posisi user yang nantinya akan menggunakan alas dalam posisi tidur telungkup. Bentuk alas harus menunjang kenyamanan dan ukuran tubuh user yang akan menggunakan alas tidur tersebut. 38

11 Gambar Pengembangan desin awal bentuk alas tidur 3. Pencarian bentuk alas kepala dan penyangga kaki Penyangga kepala yang didesain harus mampu menyangga kepala user dengan baik agar user nyaman. Bentuk alas kepala juga didasari dari posisi kepala user baik dalam posisi miring, lurus. Selain itu dipertimbangkan juga bagian tangan yang sering dilipat oleh user saat dalam posisi tidur. Bentuk dasar alas didesain dengan bentuk membulat atau kotak 39

12 Gambar Pengembangan desin awal bentuk alas kepala 4. Pencarian bentuk penyangga kaki. Setelah dilakukan studi ergonomi pada posisi user saat telungkup, ditemukan masalah kenyamanan posisi kaki saat bertemu dengan bidang datar yang menjadi alas tidur. Dari masalah ini maka perlu didesain bentuk alas yang mampu menyangga kaki agar bisa dalam posisi yang nyaman. 40

13 Gambar 4.13 Desain penyangga kaki Konsep 3 jenis semburan air - metode gerimis - metode air terjun - metode semburan besar Metode gerimis Gambar Metode terapi gerimis Metode ini menggunakan jenis semburan berupa rinti-rintik air layaknya ketika sedang gerimis. Rintik-rintik air yang dihasilkan bermaksud untuk melakukan permulaan terapi dengan menggunakan air dingin. Rintik-rintik yang dihasilkan dimaksudkan juga agar tubuh user tidak terlalu terkejut saat dilakukan terapi dengan air dingin. 41

14 Metode Air terjun Gambar Metode terapi air terjun Metode yang dilakukan setelah metode gerimis adalah metode air terjun, dimana metode ini bertujuan untuk memulai pijatan yang bertujuan untuk merangsang otot-otot mengendur. Dimana bentuk semburan air yang memanjang di tujukan pada bagian sekitar punggung user. Metode Semburan besar/ gelontor Gambar Metode terapi semburan besar Metode semburan ini dimaksudkan untuk mendapatkan pijatan yang lebih terasa pada bagian tubuh penderita. Dimana pada jenis semburan ini ion-ion negatif dari air yang dihasilkan besentuhan langsung dengan tubuh pasien. Tekanan yang dihasilkan juga dimaksudkan untuk memperlancar peredaran darah. Ketiga jenis semburan air ini akan ditujukan langsung ke bagian belakang tubuh user, dimana bagian yang terkena semburan air antara lain adalah dari daerah bahu hingga kaki. Besar semburan berbeda-beda tiap satu sama lain. Pada teknik gerimis, air yang 42

15 dihasilkan berupa rintik-rintik air yang menyerupai gerimis. Semburan ini di tujukan untuk mengenai sebagian besat tubuh bagian belakang. Sementara pada teknik air terjun semburan ditujukan dibagian kanan dan kiri sekitar tulang belakang. Teknik semburan besar ditujukan untuk mengenai daerah tepat pada bagian tengah dari punggung. Gambar titik semburan pada tubuh manusia Berikut adalah urutan, durasi dan suhu yang digunakan pada tiap metode semburan air. Jenis metode Durasi Suhu Metode gerimis menit C Metode air terjun 5-10 menit C Metode semburan besar jmenit C Tabel 4.2. Pembagian Metode terapi. 43

16 Didalam produk terdapat berbagai sistem untuk mengoperasikan produk seperti: Sistem pompa, Sistem pengairan Sistem pengaturan semburan pada tubuh user Sistem pembuangan air Sistem tirai penutup Sistem pompa Pompa yang digunakan adalah pompa dengan kemampuan menyuplai debit air yang cukup untuk melakukan terapi.. Didalam pengoperasiannya, sarana terapi ini memerlukan 2 buah pompa yang masing-masing pompa menyalurkan air dingin atau air hangat. Maksudnya disini adalah untuk mempermudah pembagian penyaluran air yang akan digunakan sebagai proses terapi. Pompa yang digunakan adalah pompa yang dapat menyuplai air sebanyak 1-2 L/detik Gambar Ide sistem pompa. 44

17 4.5.2 Sistem pengairan Penggunaan 2 buah pompa air, dimaksudkan untuk mempermudah pembagian terapi air hangat atau ar dingin. Sistem pengairan ini memiliki 2 buah pipa utama yang menerima suplai air langsung dari pompa dimana nantinya akan dibagi bagi lagi pada 3 buah pipa yang masing-masing tersambung ke pipa-pipa yang memiliki jenis terapi berbeda. Gambar Gambar detail sistem pengairan 45

18 4.5.3 Sistem pengaturan semburan pada tubuh user Sistem pengaturan semburan air ini diatur oleh 3 buah keran yang masing-masing berfungsi untuk membuka atau menutup aliran air menuju pipa-pipa penyembur. Gambar Sistem keran (sumber:koleksi penulis) Bentuk dari ketiga handle keran ini berbeda satu sama lain. Penggunaan bentuk yang berbeda-beda ini dimaksudkan agar operator dengan mudah mengetahui teknik semburan yang akan dilakukan. Sistem penggunaan keran ini hampir sama dengan keran-keran pada umumnya. Dimana pengoperasiannya dengan cara diputar searah dengan arah jarum jam. 46

19 Gambar Desain handle keran 47

20 Gambar Sistem pengoperasian keran Gambar Sistem kerja keran Pada sistem kerja keran, terdapat bola penghalang yang akan menutup jalan masuk air ketika posisi handle dalam keadaan off. 48

21 4.5.4 Sistem pembuangan air Gambar Gambar alas dengan lubang pembuangan air Setelah air telah digunakan, hasil dari semburan air yang tadinya telah mengenai tubuh pasien selanjutnya segera dialirkan melalui lubang-lubang yang terdapat disisi-sisi alas tidur. Air sisa tadi dialirkan menuju bagian bawah alas tidur, dimana pada bagian bawah alas tidur terdapat sebuah tabung penampungan sementara yang digunakan untuk menampung air sisa dari terapi. Dari bagian penampungan, air bekas terapi akan dialirkan menuju sebuah pipa pembuangan yang terdapat dibagan tengah bawah tabung pembuangan. Posisi pipa diletakkan diposisi tersebut agar air dengan lancar dapat dialirkan ke pipa. 49

22 Gambar Gambar sistem pembuangan air Sistem tirai penutup Hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah masalah cipratan yang dihasilkan dari semburan air saat terapi sedang berlangsung. Untuk mengatasinya, dibutuhkan adanya suatu penutup yang berfungsi untuk menghalangi cipratan air menyiprat kemana-mana. Hal ini dapat membuat area disekitar sarana menjadi basah/becek karena air cipratan, maka perlu adanya suatu sistem untuk mengatasi masalah ini. 50

23 Gambar Gambar masalah ciprtan air Hal ini dapat diatasi dengan cara menggunakan tirai penutup yang dapat dibuka-tutup pada saat sarana hendak atau telah selesai digunakan. Tirai penutup terdapat didalam bagian body sarana. Tirai penutup ini dapat digulung sehingga saat akan digunakan atau dioperasikan, operator tinggal menarik handle untuk menarik gulungan tirai yang akan menutupi bagian sisi sarana yang terbuka. Tirai ini tidak menutupi seluruh sisi sarana, tetapi hanya setinggi sekitar 50 cm. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penumpukan uap saat dilakukan terapi dengan air hangat. 51

24 Gambar Ide sistem tirai penutup 52

25 Alternatif Desain Gambar Alternatif desain. Gambar Operasional Alternatif desain. Pada alternative desain 1 ini, sarana memiliki bagian penyembur yang ditempatkan diatas dan dapat diputar. Bagian penyembur ini memiliki 3 bagian sisi yang memiliki pipa-pipa dengan metode penyemburan berbeda-beda. 53

26 Desain terpilih Gambar 4.30 Desain akhir sarana terapi (sumber:koleksi penulis) 4.6 Deskripsi Produk Nama Produk Julukan Fungsi Produk Tujuan Pembuatan Produk Kelas Produk Pengguna Produk Material Sarana Penanggulangan gangguan insomnia menggunakan hydropressuretheraphy dan thermotheraphy Neptun Sebagai alat terapi berbasiskan metode hydrotheraphy Membantu mengatasi gangguan insomnia Produk kesehatan Penderita insomnia Plastik (Body) Karet busa tahan air (alas kepala dan penyangga kaki) Tabel 4.3 Deskripsi Produk 54

27 Gambar operasional produk Gambar 4.31 Gambar operasional. Gambar 4.32 Gambar operasional teknik gerimis 55

28 Gambar 4.33 Gambar operasional teknik air terjun. Gambar 4.34 Gambar operasional teknik gelontor/semburan besar. 56

29 Gambar Sistem Keseluruhan Gambar 4.35 Gambar Sistem keseluruhan. Prosedur urutan operasional Gambar 4.36 Prosedur Operasional. 57

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, maka kebutuhan manusia juga makin meningkat. Banyak produk yang dirancang dan diproduksi untuk memberi kepuasan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan

Lebih terperinci

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS Dian Palupi Restuputri *1, Erry Septya Primadi 2, M. Lukman 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kursi Roda adalah alat bantu untuk melakukan aktifitas bagi penderita cacat fisik seperti patah tulang kaki, cacat kaki, atau penyakit-penyakit lain yang menyebabkan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM KAJIAN PUSTAKA ANTROPOMETRI & ERGONOMI FASILITAS DUDUK

MODUL PRAKTIKUM KAJIAN PUSTAKA ANTROPOMETRI & ERGONOMI FASILITAS DUDUK MODUL PRAKTIKUM KAJIAN PUSTAKA ANTROPOMETRI & ERGONOMI FASILITAS DUDUK MATA KULIAH : DESAIN MEBEL I KODE : DI2313 SKS : 3 SKS SEMESTER : III / Ganjil TAHUN AJARAN : 2015/2016 KOORDINATOR : Rangga Firmansyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah explanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Erni Suparti 1), Rosleini Ria PZ 2) 1),2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

Analisa Ergonomi Fasilitas Duduk Ruang Kuliah Bagi Pengguna dengan Kelebihan Berat Badan

Analisa Ergonomi Fasilitas Duduk Ruang Kuliah Bagi Pengguna dengan Kelebihan Berat Badan Analisa Ergonomi Fasilitas Duduk Ruang Kuliah Bagi Pengguna dengan Kelebihan Berat Badan Grace Mulyono Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Email: gracem@petra.ac.id

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Fungsi untuk menaruh buku buku agar mempermudah pengguna atau membaca mengambil buku tersebut mempengaruhi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pentingnya Konsep Ergonomi untuk Kenyamanan Kerja Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni yang berupaya menserasikan antara alat, cara, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan,

Lebih terperinci

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS PKMT-2-1-1 RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS Mirta Widia, Mia Monasari, Vera Methalina Afma, Taufik Azali Jurusan Teknik Industri, Universitas Andalas, Padang ABSTRAK Perancangan wheelbarrow

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya ruang kuliah yang digunakan untuk sarana penunjang dalam proses belajar mengajar antara dosen dan mahasiswa adalah sarana yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai model dan kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian mengenai desain perbaikan kursi untuk karyawan pada bagian kerja penyetelan dan pelapisan

Lebih terperinci

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las Sulistiawan I 1303010 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan

Lebih terperinci

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain. DADA 1. Breast Twist Fly 1. Posisikan tubuh bersandar incline pada bench dengan kedua tangan terbuka lebar memegang dumbbell. Busungkan dada untuk gerakan yang optimal. Angkat kedua dumbbell ke depan dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Kondisi Lapangan Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat usaha informal pejahitan pakaian di wilayah Depok, khususnya Kecamatan Sukmajaya. Jumlah tempat usaha

Lebih terperinci

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA Fadilatus Sukma Ika Noviarmi 1, Martina Kusuma Ningtiyas 1 1 Universitas Airlangga fadilasukma@gmail.com Abstrak Stasiun kerja dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri saat ini sangat berkembang pesat di Indonesia. Akan tetapi kepedulian para pengusaha baik perusahaan besar maupun kecil terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural

Lebih terperinci

Optimasi Ergonomi Pada Fasilitas Kamar Di Hotel Kapsul My Studio Surabaya

Optimasi Ergonomi Pada Fasilitas Kamar Di Hotel Kapsul My Studio Surabaya Optimasi Ergonomi Pada Fasilitas Kamar Di Hotel Kapsul My Studio Surabaya Tania Kausalya Jirajaya 1, Novita Siaul 2 Universitas Kristen Petra, Surabaya 1*,2 e-mail : tania.kausalya@gmail.com Abstrak Hotel

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA Pendahuluan Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama

Lebih terperinci

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG Darsini Teknik Industri Fakultas Teknik - Univet Bantara Sukoharjo e-mail: dearsiny@yahoo.com Abstrak Tujuan Penelitian ini adalah merancang desain troli

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Keergonomisan Sarana Fasilitas Fisik Gerbong Kereta Makan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan PT.VIP ( Visi Indah Prima ) merupakan perusahaan di bidang jasa dan sarana kebugaran yang berkembang cukup baik di kawasan Bandung. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu Ukuran dan model dari kursi taman/teras yang lama. Data anthropometri tentang ukuran

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Keadaan fasilitas fisik aktual belum sesuai apabila dilihat dari segi ergonomi untuk meja makan, kursi makan, meja salad, kursi tunggu, meja kasir, dan mix 4 fun.

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN SIFAT DATA

III. DATA PERANCANGAN SIFAT DATA III. DATA PERANCANGAN A. Tabel Data Perancangan RINCIAN DATA UTAMA SIFAT DATA SKUNDER Data Objek Perancangan MANFAAT DATA DALAM PERANCANGAN Furnitur save saving Sebagai referensi konsep 1. Human Dimension

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Ergonomi Kata Ergonomi berasal dari dua kata Latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam. Ergonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran

Lebih terperinci

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Ergonomi merupakan keilmuan multidisiplin yang mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu kehayatan (kedokteran, biologi), ilmu kejiwaan (psikologi) dan kemasyarakatan

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN TEMPAT SAMPAH DI GERBANG TOL KENDARAAN GOLONGAN SATU BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI

USULAN RANCANGAN TEMPAT SAMPAH DI GERBANG TOL KENDARAAN GOLONGAN SATU BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI USULAN RANCANGAN TEMPAT SAMPAH DI GERBANG TOL KENDARAAN GOLONGAN SATU BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI Disusun Oleh: Reza Dicky Arfian 36411041 Pembimbing: Dr. Ir. Dian Kemala Putri, MT. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain 100 Data pada Tabel 5.1 menunjukkan intensitas cahaya, suhu kering dan suhu basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain interior berbeda bermakna atau tidak sama

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernafas spontan? Apakah Anda

Lebih terperinci

MODUL I DESAIN ERGONOMI

MODUL I DESAIN ERGONOMI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem kerja, pada dasarnya terdiri dari empat komponen utama, yaitu: manusia, bahan, mesin dan lingkungan kerja. Dari keempat komponen tersebut, komponen manusia

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL Pada bab ini akan dilakukan analisis dan interpretasi hasil penelitian yang telah dikumpulkan dan diolah pada bab sebelumnya. Analisis dan intepretasi hasil tersebut

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuci jet stream motor Al-Hidayah adalah suatu bidang jasa mencuci motor dengan menggunakan engine spray. Kelebihan dari cuci jet stream motor adalah bisa membersihkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kebebasan beragama bagi masyarakatnya. Hal ini dibuktikan dengan diakuinya enam agama di Indonesia yaitu

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Produksi Kondisi aktual dari fasilitas fisik di tempat produksi obat paracetamol 5 mg, jika dilihat dari segi antropometri

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Duduk nyaman di kursi adalah factor cukup penting untuk diperhatikan, apapun itu model kursi minimalis,

Lebih terperinci

TANAH DASAR, BADAN JALAN REL DAN DRAINASI

TANAH DASAR, BADAN JALAN REL DAN DRAINASI Nursyamsu Hidayat, Ph.D. TANAH DASAR, BADAN JALAN REL DAN DRAINASI TANAH DASAR (SUBGRADE) Fungsi tanah dasar: Mendukung beban yang diteruskan balas Meneruskan beban ke lapisan dibawahnya, yaitu badan jalan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT

RANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT RANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT Rindra Yusianto Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : rindrayusianto@yahoo.com ABSTRAK Salah satu

Lebih terperinci

REDESAIN BONCENGAN ANAK PADA SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

REDESAIN BONCENGAN ANAK PADA SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI REDESAIN BONCENGAN ANAK PADA SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI Bambang Suhardi 1, Rahmaniyah D.A 2, M. Ivan Agung Saputra 2 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA 138 BAB V HASIL DAN ANALISA 5.2. Hasil PT. Intan Pertiwi Industri merupakan perusahaan industri yang bergerak dalam pembuatan elektroda untuk pengelasan. Untuk menemukan permasalahan yang terdapat pada

Lebih terperinci

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR Abstrak. Meja dan kursi adalah fasilitas sekolah yang berpengaruh terhadap postur tubuh siswa. Postur tubuh akan bekerja secara alami jika menggunakan

Lebih terperinci

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan) SENAM REFLEKSI Senam refleksi dilakukan dengan menggabungkan gerakan tubuh dan teknik pengaturan pernapasan. Tujuannya adalah memperbaiki fungsi-fungsi otot-otot yang berhubungan dengan alat-alat/organ

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Data Meja Belajar Tabel 4.1 Data pengukuran meja Pengukuran Ukuran (cm) Tinggi meja 50 Panjang meja 90 Lebar meja 50 4.1.. Data Kursi Belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi tidak terlepas dari peran manusia, salah satu hal penting yang masih dilakukan pada industri kecil sampai menengah bahkan industri besar sekalipun.

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Spesifikasi, dimensi dan bentuk serta rancangan Fasilitas Fisik pada gerbong kepresidenan dari segi ergonomi sebagai berikut : - Meja Kerja Meja kerja memiliki

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG Nama : Dimas Triyadi Wahyu P NPM : 32410051 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Ir. Asep

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No. (015) 17-3 ISSN 30 934X Ergonomic and Work System Perancangan Kursi yang Ergonomis sebagai Alat Bantu di Stasiun Kerja Produksi Air Galon ( Studi Kasus

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Perancangan mobil khusus menjual makanan khas Semarang yang ergonomis bagi pelayan dan konsumen adalah: Ukuran-ukuran dari fasilitas-fasilitas fisik yang sudah

Lebih terperinci

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik LAMPIRAN 1 Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien Stroke Non Hemoragik A. Pengertian Latihan aktif dan pasif / ROM adalah merupakan suatu kebutuhan manusia untuk melakukan pergerakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan mist blower merek Yanmar tipe MK 15-B. Sistem yang digunakan pada alat tersebut didasarkan oleh hembusan aliran udara berkecepatan tinggi. Oleh karena

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD.

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD. ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD. SONATA JAYA) PURWATI Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

:Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT

:Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TROLI TANGAN PT SEIKI MITRA TECH BERDASARKAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK SOLID WORK Disusun Oleh: Nama : Ario Windarto NPM : 31410107 Jurusan Pembimbing

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Produksi Dilihat dari kondisi aktual dari fasilitas fisik di tempat produksi mochi kacang, jika ditinjau dari segi antropometri

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan PT.VIP (Visi Indah Prima) yang bergerak di bidang sarana kebugaran dan pembuatan alat olahraga. Perusahaan tersebut adalah perusahaan yang berkecimpung dalam bidang pembuatan alat olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini memunculkan berbagai jenis usaha. Semua kegiatan perindustrian tersebut tidak terlepas dari peran manusia, mesin dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama

Lebih terperinci

SARANA PENYARING AIR BANJIR UNTUK SKALA RUMAH TANGGA

SARANA PENYARING AIR BANJIR UNTUK SKALA RUMAH TANGGA SARANA PENYARING AIR BANJIR UNTUK SKALA RUMAH TANGGA Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Akhir Desain Produk Oleh: Sang Ayu Made Wijaya Laksmi putra NIM 17503020 Nama Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan

Lebih terperinci

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 03/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 9 JULI 2007 PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP 1. Ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional atau studi belah lintang dimana variabel

Lebih terperinci

KEUNTUNGAN, KERUGIAN DAN PENGGUNAAN BED DECUBITUS DAN BLANKET ELECTRIC DOSEN : BU MIRA ASMIRAJANTI

KEUNTUNGAN, KERUGIAN DAN PENGGUNAAN BED DECUBITUS DAN BLANKET ELECTRIC DOSEN : BU MIRA ASMIRAJANTI KEUNTUNGAN, KERUGIAN DAN PENGGUNAAN BED DECUBITUS DAN BLANKET ELECTRIC DOSEN : BU MIRA ASMIRAJANTI KEUNTUNGAN, KERUGIAN DAN PENGGUNAAN BED DECUBITUS DAN BLANKET ELECTRIC ANGGOTA KELOMPOK 5 Sri Harta Carina

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Hasil penilaian REBA nilai action level tertinggi dengan kriteria

Lebih terperinci

PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X)

PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X) Jurnal Teknik Industri Universitas Bung Hatta, Vol. 2 No. 1, pp. 26-36, Juni 2013 PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X) Eva Suryani, Yesmizarti

Lebih terperinci

Rancang Bangun Mesin Pengolahan Kopi Terpadu

Rancang Bangun Mesin Pengolahan Kopi Terpadu Rancang Bangun Mesin Pengolahan Kopi Terpadu Sri Indriani 1, Sanny Andjar Sari 2 1) Program Studi Teknik Industri, ITN Malang e-mail: indri000@yahoo.com ABSTRAK UD. Karya Aneka Sejahtera, Pakisaji Malang

Lebih terperinci

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA Suryawirawan Widiyanto Program Studi Teknik Industri, Universitas Ma Chung, Malang Villa Puncak Tidar

Lebih terperinci

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA 55 LAMPIRAN TEKNIK PELAKSANAAN LATIHAN HATHA YOGA PERSIAPAN LATIHAN Partisipan menggunakan pakaian yang bersih dan longgar. Partisipan tidak memakai alas kaki selama latihan. Karena latihan yoga harus

Lebih terperinci

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan latihan dengan gerakan-gerakan berikut ini. "Saya seorang wanita berusia 30 tahun. Secara teratur, saya melakukan olahraga jalan pagi. Setiap latihan waktunya antara

Lebih terperinci

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA Samuel Bobby Sanjoto *1), M.Chandra Dewi K 2) dan A. Teguh Siswantoro 3) 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kursi Kerja a. Pengertian Kursi Kerja Kursi kerja merupakan perlengkapan dari meja kerja atau mesin, sehingga kursi akan dapat dijumpai dalam jumlah yang lebih

Lebih terperinci

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk Modul ke: Studio Desain II Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn Fakultas 10FDSK Program Studi Desain Produk ERGONOMI Studi ergonomi dilakukan bedasarkan panduan dari Human Factor Design

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan dunia modern, mesin, peralatan dan segala produk sudah dipasarkan kepada seluruh masyarakat agar mereka merasa lebih mudah dan diuntungkan. Pada awalnya,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, perkembangan dunia industri semakin meningkat seiring dengan kemajuan zaman dari teknologi. Di Indonesia, perkembangan usaha dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi tradisional yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : diusahakan atas dasar hitungan harian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi tradisional yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : diusahakan atas dasar hitungan harian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Sektor Informal Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), sektor informal adalah kegiatan ekonomi tradisional yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Pola kegiatannya

Lebih terperinci

ANALISIS RANCANGAN A. KRITERIA RANCANGAN B. RANCANGAN FUNGSIONAL

ANALISIS RANCANGAN A. KRITERIA RANCANGAN B. RANCANGAN FUNGSIONAL IV. ANALISIS RANCANGAN A. KRITERIA RANCANGAN Alat pemerah susu sapi ini dibuat sesederhana mungkin dengan memperhitungkan kemudahan penggunaan dan perawatan. Prinsip pemerahan yang dilakukan adalah dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kursi roda adalah salah satu alat bantu bagi penyandang cacat kaki, pasien rumah sakit yang tidak diperbolehkan untuk melakukan banyak aktivitas fisik, dan orang tua (manula) untuk dapat berpindah

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK Nama : Dimas Harriadi Prabowo NPM : 32411114 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo,

Lebih terperinci

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Setelah dilakukannya pengolahan data dan analisis data dalam penelitian Tugas Akhir ini, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal berikut ini : 1. Gerakan kerja

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN SURVEI PERUSAHAAN

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN SURVEI PERUSAHAAN L1 LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN SURVEI PERUSAHAAN L2 LAMPIRAN 2 DATA AKTUAL TIAP-TIAP KOMPONEN 2D 1. Meja 2. Papan Tulis 3. Panggung L3 L4 LAMPIRAN 3 PENGUMPULAN DATA FMEA 1. Suhu Ruangan Potensi Kegagalan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 (Tabel Antropometri)

LAMPIRAN 1 (Tabel Antropometri) LAMPIRAN 1 (Tabel Antropometri) Data Rangkuman Antropometri Tubuh Data Antropometri Tubuh Data Antropometri Telapak Tangan Data Antropometri Kepala Data Antropometri Kaki No Tabel Rangkuman Antropometri

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER LAMPIRAN 60 Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER Tanggal: Lokasi: Nama: Usia: (L/P) tahun 1. Lama penyemprotan (per proses): 3 jam 2.

Lebih terperinci

REDESAIN SHELTER BUS TRANS JOGJA DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI DAN AKSESIBILITAS

REDESAIN SHELTER BUS TRANS JOGJA DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI DAN AKSESIBILITAS REDESAIN SHELTER BUS TRANS JOGJA DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI DAN AKSESIBILITAS Bambang Suhardi 1, Pringgo Widyo Laksono 2 dan Yoseph Tri Minarto 3 Abstract: Pada makalah ini disampaikan kajian mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di sebelah halaman sebelah timur Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016 Lampiran 1 Nama : Agung Prasetio NIM : 1401100116 No. Kegiatan Penelitian I II III Tahap Persiapan a. Penentuan Judul b. Mencari Literatur c. Penyusunan Proposal d. Konsultasi Proposal e. Perbaikan Proposal

Lebih terperinci

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo Herry Christian Palit Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci