Berikut macam-macam tipe atap otomatis berdasarakan cara kerja dan bentuknya : a. Atap Vent Otomatis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Berikut macam-macam tipe atap otomatis berdasarakan cara kerja dan bentuknya : a. Atap Vent Otomatis"

Transkripsi

1 BAB II DESKRIPSI BUKA-TUTUP ATAP YANG DI RENCANAKAN 2.1 Deskripsi Atap Louvre Otomatis Atap merupakan salah satu konstruksi utama dalam sebuah bangunan. Atap juga memiliki fungsi penting dalam perencanaan sebuah bangunan. Pada masa sekarang ini selain fungsi utama atap sebagai pelindung dari cahaya sinar matahari dan hujan, pada perkembangannya atap juga memiliki nilai estetika yang tinggi. Belakangan ini banyak kita jumpai berbagai jenis atap yang sangat majemuk, mulai dari bentuknya hingga bahannya. Semua memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. Atap louvre merupakan salah satu jenis atap yang sering kita temukan, selain beberapa jenis atap lain yang sering kita temui misalnya atap pelana atau atap gergaji. Atap juga merupakan salah satu elemen penting dalam membuat suatu bangunan, karena dengan adanya atap maka kita terhindar dari terik matahari dan hujan. Oleh karena itu pengerjaannya harus mendapatkan penanganan yang serius. Beberapa dari kita mungkin pernah merasakan betapa repotnya jika sewaktu-waktu hujan datang begitu cepat, sedang kita masih memiliki beberapa pakaian yang masih dijemur. Anda tidak perlu merasakan hal yang demikian seandainya atap anda dilengkapi dengan system buka-tutup otomatis, yang tentunya akan sangat membantu anda dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dan hal itu sudah terjawab dengan adanya system buka tutup atap otomatis ini. System buka-tutup atap otomatis ini nantinya difungsikan sebagai alat pengendali atap terhadap panas dan hujan. Dan yang paling penting dari system yang digunakan pada buka-tutup atap otomatis ini menggunakan sensor cahaya sebagai pengatur bukatutupnya, dan selain dapat digunakan pada bidang rumah tangga juga dapat digunakan pada berbagai aplikasi bidang lainnya. Berikut macam-macam tipe atap otomatis berdasarakan cara kerja dan bentuknya : a. Atap Vent Otomatis

2 Atap vent otomatis dikendalikan diatas atap dan tidak memerlukan listrik atau baterai. Pengendali atap vent berupa sebuah pegas yang didalamnya berisi parafin yang mengembang ketika temperatur mencapai kira-kira 65 derajat farenheit. Ketika suhu mulai mendingin lalu parafin menyusut, menarik pegas pengendali setiap atap vent tertutup, dengan suhu kira-kira 50 derajat farenheit. Tabung pegas ini mudah dilepas jika ingin mengendalikan secara manual. Gambar 2.1 Tabung Pegas Pengendali Atap vent otomatis ini akan membuka dan menutup bingkai penutup dan engsel atap sampai 15 Lbs. Atap vent otomatis ini dapat terbuka dengan suhu kira-kira 60 derajat 70 derajat farenheit dan dapat membuka secara maksimum sampai 18 inchi yang dicapai saat suhu kira-kira 86 derajat farenheit. Atap vent otomatis ini memiliki berbagai macam jenis sistem penggerak seperti sistem yang dikendalikan oleh angin yang akan tertutup secara otomatis untuk mencagah masuknya hujan badai. ( ref 2 )

3 Gambar 2.2 Atap Vent Otomatis b. Atap Sliding Otomatis Sistem atap sliding sliding elektrik dibuat dengan kerangka aluminium, yang membuat struktur kerangka kecil dan ringan tetapi juga kuat. Sistem otomatis atap sliding ini mekanisme kerjanya adalah dengan membuka atap dengan gerak maju dan mundur pada rel yang terpampang dibagian kiri dan kanannya. Unit penggerak dari sistem ini menggunakan motor listrik sebagai penggerakknya. ( ref 7 )

4 Gambar 2.3 Atap Sliding Otomatis c. Atap Awning Otomatis Atap jenis ini banyak dijumpai dinegara amerika latin, karena bentuknya yang simpel dan ringan biasanya atap jenis ini sering digunakan pada rumah mobil, tetapi disamping itu cocok juga digunakan sebagai kanopi rumah dan berbagai aplikasi lainnya. Atap otomatis jenis ini dilengkapi dengan berbagai jenis sensor otomatis yang akan membuka dan menutup sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Walaupun atap ini memiliki banyak sensor otomatis tetapi atap otomatis jenis ini juga hemat energi dan mudah dalam perawatannya. ( ref 2 )

5 Gambar 2.4 Atap Awning Otomatis d. Atap Louvre Otomatis Atap jenis ini paling cocok diaplikasikan sebagai atap otomatis, karena dapat membuka dan menutup secara cepat dan efisien. Hal ini disebabkan perputaran poros stripnya yang dapat membuka dan menutup hanya dengan 45 derajat putaran motor. Atap louvre otomatis ini dapat memanfaatkaan beberapa sensor seperti sensor cahaya dan sensor air sebagai pengendali sistem geraknya. Konstruksi dari sistem atap jenis ini tidak memerlukan ruang lingkup yang luas karena atap ini terdiri dari beberapa strip atap yang dapat menjalankan fungsinya sebagai pelindung dari sinar matahari atau membuka, agar sinar matahari dapat masuk hanya dengan memutar poros atap louvre tersebut. (ref 5) Gambar 2.5 Atap Louvre 2.2 Mekanisme Penggerak Buka-Tutup Atap Louvre Otomatis Untuk menggerakkan atap louvre diperlukan suatu alat penggerak utama disamping alat pendukung lainnya. Untuk alat penggerak utama pada atap semi otomatis dan otomatis sering menggunakan motor listrik. Untuk membuat kecepatan alat yang dikehendaki lebih rendah dari kecepatan motor maka dibutuhkan komponen puli bergerigi yang bisa mereduksi perputaran motor penggerak menjadi lebih rendah. Hal ini

6 memerlukan penyusunan transmisi, selain puli bergerigi juga bisa menggunakan roda gigi dimana untuk menghubungkan roda gigi yang satu dengan yang lain digunakan rantai. Pada prinsipnya kinerja dari atap hanyalah sebagai pelindung dari panas dan hujan, tetapi pada atap louvre otomatis ini atap akan menyesuaikan fungsinya sebagai pelindung hanya pada keadaan panas. Hal ini dikarenakan system kerjanya dikendalikan melalui sensor cahaya. Jadi apabila sewaktu sensor mendapatkan perlakuan cahaya atau disinari maka atap akan membuka, karena sensor akan memberi sinyal melalui arus listrik kepada motor penggerak pembuka sampai pada batas tertentu. Sebaliknya ketika sensor tidak mendapatkan cahaya seperti pada keadaan mendung atau menjalang malam, maka sensor akan mengirim sinyal melalui arus listrik kepada motor penggerak penutup hingga atap tertutup sempurna. System atap louvre otomatis dengan penggerak dua motor ini memiliki beberapa komponen-komponen, diantaranya : strip atap louvre, puli bergerigi, switch, sensor cahaya, belt, gear box, rol, bantalan serta rangka yang terbuat dari besi ukuran 3 cm dengan tinggi 49 cm lebar 30 cm dan panjang 34 cm. Rincian kinerja dari system buka-tutup atap louvre otomatis ini adalah sebagai berikut. Pada saat pagi hari ketika matahari mulai terbit maka sinarnya akan mengenai sensor yang sengaja diletakkan pada bagian atas rangka, untuk pengerjaan atap yang sebenarnya sensor tidak perlu diletakkan pada bagian atas tetapi dapat dialihkan ke bagian yang lain asalkan sensor masih mendapatkan sinar matahari. Kami meletakkan sensor pada bagian atas agar memudahkan untuk dapat diamati serta agar sensor dapat bekerja secara efektif. Setelah sensor bereaksi terhadap sinar yang datang maka komponen didalamnya yang bekerja seperti kinerja switch akan menghubungkan arus listrik ke motor penggerak pembuka sehingga atap akan terbuka dan menyentuh limit switch yang fungsinya memutus aliran arus listrik menuju motor pembuka. Dan apabila matahari akan terbenam atau ketika akan turun hujan, maka sensor tidak mendapat pencahayaan yang cukup maka sensor akan memberi sinyal berupa arus listrik kepada motor penggerak penutup untuk menutup atap sampai pada keadaan tertutup sempurna. Ketika atap sudah tertutup sempurna maka salah satu bagian atap akan menyentuh limit switch yang menyababkan aliran listrik menuju motor terhenti atau terputus.

7 Ada beberapa komponen yang mendukung system kerja dalam pembuatan system buka-tutup atap louvre otomatis ini. Diantara komponen-komponen penunjang tersebut adalah sebagai berikut : a. Motor listrik e. Rol b. Belt f. Sensor c. Puli Bergerigi g. Gear box d. Atap h.poros

8 Gambar 2.6 Dimensi Atap Louvre Yang Direncanakan 5 6

9 Gambar 2.7 Atap Louvre Tampak Depan Gambar 2.8 Atap Louvre Tampak Samping Keterangan : 1. Kerangka Utama 5. Sensor Cahaya 2. Motor Penggerak 6. Rol 3. Puli Bergerigi 7. Strip Atap Louvre 4. Gear Box 8. Sabuk Bergerigi 9. Switch 2.3 Konstruksi Atap Otomatis Untuk membuat system buka-tutup ini bekerja dengan baik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar hasilnya dapat maksimal dan efisien. Diantaranya adalah sebagai berikut :

10 2.3.1 Roda Gigi Roda gigi merupakan bagian mesin yang meneruskan gaya atau roda yang mentransmisikan gerak putar dari sumber penggerak, dan ada juga yang berfungsi sebagai perantara atau idler gear. Roda gigi juga untuk mereduksi putaran dari sumber penggerak atau sering kita sebut putaran input dengan output. Jenis roda gigi menurut letak porosnya dibedakan menjadi : 1. Roda Gigi Poros Sejajar : a. Roda gigi lurus b. Roda gigi miring c. Roda gigi miring ganda d. Roda gigi dalam e. Roda gigi batang gigi dan pinyon 2. Roda Gigi Dengan Poros Berpotongan : a. Roda gigi kerucut lurus b. Roda gigi kerucut spiral c. Roda gigi permukaan 3. Roda Gigi Poros Bersilangan a. Roda gigi miring silang b. Roda gigi cacing c. Roda gigi cacing silindris d.. Roda gigi hypoid

11 Gambar 2.9 Jenis Roda Gigi Menurut Letak Porosnya Ukuran roda gigi didapat dengan menggunakan iterasi karena beban yang dipindahkan dan kecepatan kedua-duanya tergantug pada langsung atau tidak langsung, jarak puncak p. Informasi yang diketahui biasanya : a. Daya H b. Kecepatan n dalam rpm dari roda gigi yang ukurannya akan ditentukan c. Jumlah gigi n dari roda gigi yang akan ditentukan Prosedur perhitungan adalah memilih suatu harga coba-coba untuk puncak diametral dan kemudian melakukan urut-urutan perhitungan berikut : 1. Diameter puncak d Dalam Inchi dari persamaan N d = P dimana :

12 N = jumlah gigi P = puncak diametral ( ref. 6) 2. Lingkaran Puncak ρ dari persamaan π ρ = P dimana : P = puncak diametral ( ref. 6 ) 3. Kecepatan Garis Puncak V dalam feet per minute dari persamaan π d n V = 12 dimana: d = diameter puncak n = putaran, rpm. ( ref. 6 ) 4. Beban yang dipindahkan W t dalam pound dari persamaan 33(10) W t = V H = Daya 3 H V = Kecepatan garis puncak (ref. 6) 5. Faktor Kecepatan K v Dari persamaan 1200 K v = V = kecepatan garis puncak ( ref. 6 )

13 6. Lebar Muka Gigi Fdalam Inchi Dari Persamaan F = K W v t Y P σ ρ dimana : W t = Beban yang dipindahkan P = Puncak Diametral K v = Faktor Kecepatan Y = Faktor Bentuk dari Lewis ( tabel 13.3 ) σ ρ = Tegangan Lentur ( ref. 6 ) Gambar 2.10 Bagian-Bagian Roda gigi Pemilihan Sabuk Bergerigi Sabuk bergerigi merupakan dasar profil pahat pembuat gigi, pasangan antara sabuk bergerigi dan puli bergerigi digunakan untuk merubah gerakan putar menjadi gerak lurus atau sebaliknya. Dalam perancangan suatu mesin pemilihan belt atau sabuk sangat diperhatikan. Karena ada beberapa bentuk dan ukuran yang masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda. Dalam memilih sabuk haruslah yang sesuai dengan puli bergerigi dimana belt melekat, jika belt

14 dan puli bergerigi tidak sesuai maka akan terjadi slip antara belt dan puli bergerigi. Sabuk bergerigi yang kami pilih memiliki ukuran diameter 28 mm, lebar gigi 16 mm, tebal gigi 3,25 mm, jumlah gigi 19 dan lebar ruang 2,25 mm. Sabuk bergerigi ini memiliki beberapa kelebihan antara lain : 1. Ukurannya kecil sehingga cocok untuk pembuatan alat-alat dengan ukuran kecil. 2. Mudah untuk menstel kelonggaran atau kekencangan sabuk. 3. Harganya relatif murah. Gambar 2.11 Sabuk Bergerigi Rol Rol merupakan bagian yang ditempatkan pada sisi luar belt yang berfungsi sebagai penekan sekaligus membantu roda gigi agar tidak slip dengan belt. Rol yang kami pilih berasal dari komponen tape dengan diameter roda1 cm. Umumnya setiap rol persinggungan pada permukaannya yang melengkung dengan berbagai kelengkungan dan gesekan gelinding yang rendah dibanding dengan gesekan luncur. Sedangkan perbedaannya adalah: 1. Cara persinggungannya sebagai contoh persinggungan titik pada suatu peluru terhadap permukaan atau persinggungan garis pada suatu rol terhadap permukaan.

15 2. Cara gerakan, baik pergerakan murni seperti roda jalan tanpa tenaga ataupun dengan tambahan gesekan seperti pada roda gigi atau pelubangan seperti peluru pada suatu poros langsung atau pucuk yang dibulatkan atau dalam kasus extrim tanpa gerakan. 3. Cara pembebanan, baik hanya tegak lurus terhadap bidang singgung seperti pada bantalan gelinding atau juga tangensial seperti pada roda jalan bertenaga atau pada roda gesek, selanjutnya apakah keadaan keadaan beban tenang, membesar atau berupa kejutan tetap. Keamanan lapisan dan pengarah dari beban gelinding baik berdasarkan gaya atau berdasarkan bentuk, karena sarang dan rel ataupun pinggirannya atau karna pita gelinding pemegang. ( ref. 3 ) Gambar 2.12 Rol Pemilihan Sensor Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk merubah suatu besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu. Hampir seluruh peralatan elektronik yang ada mempunyai sensor didalamnya. Pada saat ini, sensor tersebut telah dibuat dengan ukuran sangat kecil

16 dengan orde nanometer. Ukuran yang sangat kecil ini sangat memudahkan pemakaian dan menghemat energi. Jenis-jenis sensor : A. Sensor Fisika Sensos fisika mendeteksi besaran suatu besaran berdasarkan hukumhukum fisika, contoh sensor fisika adalah sensor cahaya, sensor suara, sensor gaya, sensor kecepatan, sensor percepatan, sensor suhu. B. Sensor Kimia Sensor kimia mendeteksi jumlah suatu zat kimia dengan cara mengubah besaran kimia menjadi besaran listrik. Biasanya melibatkan beberapa reaksi kimia. Contoh sensor kimia adalah sensor ph, sensor oksigen, sensor ledakan dan sensor gas. Gambar 2.13 Sensor Cahaya Gear Box Gear box merupakan tempat dimana sabuk dan gear bekerja, gear box dibuat untuk melindungi rangkaian puli beserta sabuk agar tidak terkena kotoran

17 atau benda-benda yang dapat merusak sistem kerja suatu mesin. Gear box yang kami buat berasal dari bahan acrylic, karena bahan ini bersifat transparan sehingga kerja system puli bergerigi dan sabuk dapat terlihat dari luar. Gambar 2.14 Gear Box Pemilihan Motor Ukuran daya-mekanis motor dinyatakan dalam horse power ( hp ) atau watt. Dua faktor penting yang menentukan output daya-mekanis adalah torsi dan kecepatan. Torsi adalah besarnya puntiran atau daya pemutar, sering dinyatakan dalam pound-feet (lb\ft). Kecepatan motor umumnya dinyatakan dalam putaran per menit (rpm). kecepa tan ( rpm) x torsi ( lb \ ft) horse power = ( ref.10 ) 5252

18 Persentasi Torsi c a b ( ref.10 ) Persentasi Kecepatan Gambar 2.15 Grafik Torsi Kecepataan Motor Beberapa faktor penting yang ditunjukkan oleh grafik mencakup : a. Torsi Start : Adalah torsi yang dihasilkan pada kecepatan nol. B. Torsi Percepatan : Adalah torsi minimum yang dihasilkan selama percepatan dari keadaan diam sampai kecepatan kerja. C. Torsi Patah : Ini adalah torsi maksimum yang dapat dihasilkan motor sebelum mogok (stalling). Efisiensi daya dari motor listrik didefinisikan sebagai berikut : output Efisiensi (%) = input ( ref. 10 ) = daya output outputdaya + rugi rugi Efisiensi

19 Beban 90 Penuh 80 % Hp ( ref.10 ) Gambar 2.16 Grafik Efisiensi Motor Jadi untuk setiap motor, horse power tergantung pada kecepatan, makin lambat motor bekerja, makin besar torsi motor yang dihasilkan agar memberikan jumlah daya yang sama. Untuk mempertahankan torsi yang lebih besar, motor yang lambat memerlukan komponen yang lebih kuat dibanding dengan komponen dari motor kecepatan lebih tinggi untuk ukuran kerja yang sama. Motor yang lambat biasanya lebih besar, lebih berat, lebih mahal dibandingkan dengan motor yang cepat dengan ukuran kerja ekivalen. Besarnya torsi yang dihasilkan oleh motor biasanya kecepatannya berubah dan bergantung pada jenis dan desain motor. Terdapat tiga jenis motor motor listrik dalam hal perbedaan kelakuan dan penggunaannya. I. Motor DC Motor ini pengoperasiannya oleh arus listrik searah. Setiap motor memiiki 2 bagian dasar. a. Bagian yang tetap atau stasioner disebut stator, stator ini menghasilkan medan magnet baik yang dibangkitkan dari sebuah koil (elektromagnetik) ataupun medan magnet permanen. b. Bagian yang berputar disebut rotor, bagian ini berupa koil dimana arus listrik mengalir.

20 II. Motor AC Motor ini pengoperasiannya oleh arus bolak balik. Kelemahan dari motor ini adalah kurang mampu dalam menahan kelebihan beban hingga dua kali torsi rata-rata mereka. III. Motor Stepper Motor stepper adalah motor yang mengubah pulsa listrik yang menjadi gerakan discert ( berlainan ) yang disebut step ( langkah ) i derajat per langkah motor dibutuhkan 360 pulsa untuk menggerakkan melewati satu putaran. Ukuran kerja dari stepper biasanya diberikan dengan jumlah langkah per putaran per detik. Motor stepper biasanya berkecepatan rendah dan torsi rendah memiliki kontrol gerakan posisi yang cermat. Operasi motor stepper sangat bergantung pada suplay daya yang membangkitkan pulsa, biasanya dimulai oleh komputer mikro. Komputer memulai sederetan pulsa untuk menggerakkan alat yang dikendalikan pada posisi apapun yang dikehendaki. Pada cara ini motor stepper memiliki kontrol gerakan posisi yang sangat cermat. Dengan terus menghitung pulsa yang diberikan, komputer dapat mengetahui secara tepat dimana posisi motor itu. Sistem pengendali motor stepper terdiri dari motor stepper dan paket penggerak yang berisi pengendali elektronis dan suply daya. ( ref.10 ) Gambar 2.17 Motor AC

21 2.3.7 Poros Poros disini berfungsi sebagai tempat melekatnya strip atap serta tempat menopang puli bergerigi, dan Poros yang digunakan berjumlah tujuh buah yang terbuat dari bahan baja. Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir setiap mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran, peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros. Menurut pembebanannya poros dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu poros transmisi, spindle dan garden. Dalam merencanakan sangatlah perlu untuk memperhatikan kekuatan dan pembebanan yang diterima poros. Untuk itu dalam merencanakannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Kekuatan Poros Pada poros transmisi akan mengalami beberapa pembebanan yaitu beban puntir, beban lentur atau bisa terjadi pembebanan kedua-duanya. b. Kekakuan Poros Walau poros memiliki kekuatan yang cukup tinggi, jika defleksi atau puntiran terlalu besar maka akan mengakibatkan ketidakstabilan getaran dan suara. c. Putaran Kritis Putaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada putaran tertentu dan mengakibatkan terjadi getaran yang cukup besar. Hal ini sangatlah tidak diinginkan karena dapat merusak porosnya sendiri juga dapat merusak komponen lainnya. Untuk itu putaran kerja mesin harus dibawah putaran kritis. d. Korosi

22 Dalam perancangan perlu diperhatikan penggunaan bahan. Hal ini untuk mencegah terjadinya korosi dengan cepat pada poros. e. Bahan Poros Poros untuk mesin pada umumnya terbuat dari bahan baja yang ditarik dingin dan didefinisi. Baja karbon konstruksi mesin yang dihasilkan dari ingot yang dioksidasikan dengan ferrosilicon dan dicor, maka kadar karbonnya terjamin. Poros untuk meneruskan putaran yang tinggi dan beban yang berat dibuat dari paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan. Bahan untuk paduannya antara lain baja khrom, nikel, molibdem, baja khrom dan masih banyak lagi. (ref.11) Daya rencana : p d = f c.p atau p d = ( T /1000)(2π / 60) 102 Dimana : f c = faktor koreksi P T = daya motor = momen puntir N 1 = putaran poros (rpm) Momen puntir T = 9, p d ( ref. 11 ) n Baut Untuk konstruksi yang tidak permanen dalam penyambungan biasanya menggunakan sambungan baut. Dimana sambungan baut terdiri dari sebuah poros

23 dengan bentuk ulir yang kemudian ditanamkan kedalam elemen itu sendiri atau dikunci dengan mur. Selain itu baut juga memiliki tingkat kemudahan dalam pemasangan. Baut memiliki tiga tipe : a. Through Bolt Merupakan tipe baut yang berupa batang berbentuk silinder yang kedua bagian ujungnya dibuat ulir sebagai tempat dudukan dari mur. b. Tap Bolt Sebuah baut yang salah satu ujungnya dimasukkan kedalam lubang dan menyambung tanpa menggunakan mur. c. Studs Baut yang berupa batang bulat yang kedua ujungnya dibuat ulir, dimana ujung yang satu dimasukkan kedalam lubang tap dan ujung satunya sebagai dudukan dari mur. ( ref..6 ) Gambar 2.18 Jenis-Jenis Baut

24 Gambar 2.19 Variasi Kepala Baut Pengelasan Mengelas adalah salah satu cara menyambung dua bagian logam secara permanen dengan menggunakan tenaga panas. Tenaga panas ini diperlukan untuk mencairkan bahan dasar yang akan disambung dan kawat las sebagai bahan pengisi. Setelah dingin dan membeku, terbentuklah ikatan yang kuat dan permanen. Dalam konstruksi yang mengunakan bahan baku logam, hampir sebagian besar sambungan-sambungannya dikerjakan dengan cara pengelasan. Sebab dengan cara ini dapat diperoleh sambungan yang lebih kuat dan lebih ringan dibandingkan dengan keling, juga disamping itu proses pembuatannya lebih sederhana. Dewasa ini teknologi pengelasan telah berkembang begitu pesat lebih dari 40 jenis pengelasan telah dikenal orang dan digunakan dalam praktik penyambungan logam. Karena begitu banyak jenis pengelasan maka dibuatlah klasifikasi menurut cara pelaksanaan pengelasan dan proses : a. Las Lumer (cair) b. Las Tahanan Listrik

25 c. Las Solder Atau Brazing Las Lumer Pada proses las cair bahan dasar dan kawat las dipanaskan hingga keduanya mencair dan berpadu satu sama lain. Untuk jenis sambungan tertentu las cair ini kadang tidak diperlukan kawat las, sehingga yang dicairkan hanyalah bagian bahan dasar yang akan disambungkan saja. Las gas adalah cara pengelasan dimana panas yang digunakan untuk pengelasan diperoleh dari nyala api pembakaran bahan bakar gas dengan oksigen (zat asam). Bahan bakar gas yang biasa digunakan pada pengelasan gas adalah gas asitelin (gas karbit). Untuk pekerjaan yang tidak memerlukan suhu terlalu tinggi digunakan jenis gas lain, misalnya propan, gas alam (methan) dan LPG (liquid petroleum gas). Gas tersebut memiliki nilai panas lebih rendah dari gas asitelin. Las gas yang menggunakan bahan bakar asitelin lebih popular disebut las asitelin atau las oksi-asitelin atau las karbit. Las asitelin adalah cara pengelasan dengan menggunakan nyala api yang didapat dari pembakaran gas asitelin dan oksigen Las Tahanan Listrik Las listrik atau las busur adalah cara pengelasan dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panasnya. Las tahanan listrik adalah cara pengelasan dengan mengunakan tahanan listrik yang terjadi antara dua bagian logam yang akan disambungkan. Cara pengelasan ini digunakan pada alas titik, las tekan atau las roll. Beberapa macam proses las yang termasuk pada kelompok las ini adalah : a. Las listrik elektroda karbon. b. Las listrik dengan elektroda berselaput. c. Las listrik TIG (tungsten inert gas). d. Las listrik MIG (metel inert gas). e. Las listrik busur rendam.

26 Solder atau Brazing Penyolderan adalah cara penyambungan logam dibawah pengaruh penyaluran panas dengan bantuan logam penyambung yang memiliki ttitik lebur rendah dari pada logam yang akan disambungkan. Pada proses solder atau brazing, hanya bahan penyambung saja yang dicairkan, sedang bahan dasarnya dipanaskan sampai suhu cair bahan penyambung tersebut. Sebagai alat pemanas untuk penyolderan ini dapat digunakan pipa hembus, pemanas listrik, atau alat pembakar yang biasa digunakan dalam las gas (las asitelin). Pelapisan permukaan (mempertebal permukaan) termasuk juga proses pengelasan, bahan pelapis yang dilapiskan pada permukaan benda dapat berupa kawat las atau serbuk las. (ref 12) 2.4 Perancangan Arti Perancangan Perancangan merupakan usaha lanjut dari merencana, merencana berarti merumuskan suatu rencana dalam memenuhi kebutuhan manusia. Dimana manusia setaip harinya melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan, untuk memudahkan kebutuhan diutarakan dengan jelas. Kita dapat melihat contoh dalam kehidupan yang kita hadapi setiap saat, misalkan saja suatu keinginan yang berbeda dalam memilih tempat berlibur. Dan mengambil suatu keputusan harus mempertimbangkan waktu, jarak, biaya, perjalanan, biaya inap dan juga harus bisa mencofer keinginan dari semua anggota keluarga. Berbeda dengan persoalan ilmiah atau matematika, dimana persoalan perencanaan tidak memiliki jawaban yang khas. Dan hal ini sangat mustahil untuk mengharapkan suatu jawaban yang tepat atas permasalahan perencanaan. Pada kenyataannya jawaban yang tepat pada saat sekarang bisa jadi besok menjadi jawaban yang tidak baik. Hal ini dikarenakan adanya suatu permasalahan yang menyebabkan terjadinya perubahan sehingga menuntut pula suatu keputusan yang sesuai dengan kondisi terakhir. Suatu persoalan perencanaan memiliki maksud yaitu suatu kreasi atas suatu yang memiliki kenyataan fisik. Perencanaan dalam

27 bidang teknik menyangkut suatu proses dimana prinsip-prinsip ilmiah dan alat teknik seperti matematika, komputer, grafik, dan bahasa dalam menghasilkan suatu rancangan yang kalau dilaksanakan akan bisa memenuhi kebutuhan manusia Perancangan Teknik Mesin Perancangan teknik mesin merupakan suatu sistem yang berkaitan dengan bidang mesin, struktur, produk, alat-alat dan lain sebagainya.pada umumnya perencanaan teknik mesin mempergunakan matematika, ilmu bahan dan ilmu mekanika teknik. Untuk perencanaan mesin perencana harus menguasai disiplin ilmu yang mendasari bidang permesinan misalkan saja tentang ilmu fluida panas dan lain sebagainya Tahap Perancangan Sebelum kita memulai suatu perencanaan dalam diri kita akan timbul beberapa persoalan serta pertanyaan bagaimana kita akan memulainya. Untuk itu kita perlu membuat suatu bagan sebelum kita memulai suatu perencanaan.

28 Pengenalan kebutuhan Perumusan masalah Sintesa Analisa optimasi Evaluasi Penyajian Gambar 2.20 Diagram Tahap Perencanaan Evaluasai Dan Penyajian Sebelum kita memutuskan secara final dari suatu rencana, terlebih dahulu kita mengevaluasi rencana tersebut. Evaluasi sangat penting karena evaluasi

29 merupakan tahap akhir dalam suatu perencanaan. Dengan evaluasi kita akan mengetahui apakah rencana ini sudah memenuhi kebutuhan yang menjadi tuntutan dalam masyarakat. Dengan begitu seandainya belum memenuhi dari keinginan kita dalam perencanaan maka kita perlu mengadakan langkah-langkah ulang dari awal, dan seandainya sudah memenuhi keinginan maka kita bisa teruskan dalam bentuk penyajian. Penyajian merupakan suatu cara untuk menyampaikan hasil perencanaan kepada publik atau orang lain Pertimbangan Perencanaan Dalam merencanakan kita sangatlah perlu memperhatikan hal-hal yang bisa mempengaruhi pada suatu yang kita rencanakan. Apabila kita lupa akan hal tersebut maka bisa saja terjadi kegagalan pada perencanaan itu sendiri. Faktor-faktor ini sangat berkaitan dengan sifat yang mempengaruhi dari elemen itu sendiri. Kadang jika kekuatan dari suatu elemen merupakan factor yang paling penting dalam mencari dari geometri dan ukuran dari elemen tersebut. Selain dari kekuatan juga masih banyak faktor-faktor lainnya misalkan saja : kekuatan, keandalan, pertimbangan panas, korosi keausan, gesekan pembuatan, kegunaan, kekakuan dan masih banyak lagi faktor-faktor yang mempengaruhinya. ( ref..11 )

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis,

BAB II TEORI DASAR. seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, BAB II TEORI DASAR A. Pengertian Kerupuk Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum

Lebih terperinci

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang

BAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang BAB II TEORI DASAR A. Pengertian Kerupuk Kerupuk adalah sejenis makanan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang kemudian ditambahkan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB VI POROS DAN PASAK BAB VI POROS DAN PASAK Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PERHITUNGAN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN ROLL PIPA GALVANIS 1 ¼ INCH SETYO SUWIDYANTO NRP 2110 030 006 Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS Nama :Bayu Arista NPM : 21412385 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : 1. Dr. Rr.

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Digester Digester berasal dari kata Digest yang berarti aduk, jadi yang dimaksud dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau melumatkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu TINJAUAN PUSTAKA Pencampuran Secara ideal, proses pencampuran dimulai dengan mengelompokkan masingmasing komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu sama lain dalam bentuk

Lebih terperinci

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

TEORI SAMBUNGAN SUSUT TEORI SAMBUNGAN SUSUT 5.1. Pengertian Sambungan Susut Sambungan susut merupakan sambungan dengan sistem suaian paksa (Interference fits, Shrink fits, Press fits) banyak digunakan di Industri dalam perancangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Standar Pengujian Tarik Standar pengujian tarik yang digunakan adalah American Society for Testing Materials (ASTM) E 8M-04 sebagai acuan metode pengujian standar pengujian tarik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian CVT (Continously Variable Transmision) Sistem CVT (Continously Variable Transmission) adalah sistem otomatis yang dipasang pada beberapa tipe sepeda motor saat ini.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM VENDING MESIN ROKOK

BAB II DESKRIPSI UMUM VENDING MESIN ROKOK BAB II DESKRIPSI UMUM VENDING MESIN ROKOK Mesin penjual otomatis (vending machine) akan mudah kita jumpai di nagara-nagara maju. Rokok termasuk salah satu produk yang banyak dijual di mesin ini. Vending

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena

Lebih terperinci

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik, hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur

Lebih terperinci

ANALISA PUTARAN RODA GIGI PADA KINCIR AIR TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN GENERATOR MINI DC

ANALISA PUTARAN RODA GIGI PADA KINCIR AIR TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN GENERATOR MINI DC ANALISA PUTARAN RODA GIGI PADA KINCIR AIR TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN GENERATOR MINI DC Sugeng Triyanto Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Kata kunci : Putaran,

Lebih terperinci

MESIN PERAJANG SINGKONG

MESIN PERAJANG SINGKONG PROPOSAL MERENCANA MESIN MESIN PERAJANG SINGKONG Diajukan oleh : 1. Aan Setiawan ( 04033088 ) 2. Muhammad Wibowo ( 04033146 ) 3. Wisnu Kusuma Wardhani ( 04033159 ) 4. Andi Mardiyansah ( 04033160 ) kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya pembuatan, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat uji, diagram alir pembuatan alat uji serta langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 UMUM Faraday menemukan hukum induksi elektromagnetik pada tahun 1831 dan Maxwell memformulasikannya ke hukum listrik (persamaan Maxwell) sekitar tahun 1860. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-DasarPemilihanBahan Didalammerencanakansuatualatperlusekalimemperhitungkandanmemilihbahan -bahan yang akandigunakan, apakahbahantersebutsudahsesuaidengankebutuhanbaikitusecaradimensiukuranata

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi 1* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Perencanaan Rancang Bangun Dalam merencanakan suatu alat bantu, terlebih dahulu kita harus memperhatikan faktor-faktor yang mendasari terlaksananya perencanaan alat bantu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007) 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dinamometer Dinamometer adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengukur torsi (torque) dan daya (power) yang diproduksi oleh suatu mesin motor atau penggerak berputar

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1)

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1) 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Motor adalah suatu komponen utama dari sebuah kontruksi permesinan yang berfungsi sebagai penggerak. Gerakan yang dihasilkan oleh motor adalah sebuah putaran poros. Komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Pemilihan Bahan Setiap perencanaan rancang bangun memerlukan pertimbanganpertimbangan bahan agar bahan yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan. Hal-hal penting

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Muiai. Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP. Sketsa alat. Desain gambar

BAB III PERANCANGAN ALAT. Muiai. Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP. Sketsa alat. Desain gambar BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Alir Perancangan Muiai Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP I Sketsa alat Desain gambar Perancangan alat Kerangka Mesin Kerangka Meja Poros Perakitaiimesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 3 DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 1. PENGANTAR Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk lembaran ini tidak dapat

Lebih terperinci

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis. MESIN LISTRIK 1. PENDAHULUAN Motor listrik merupakan sebuah mesin yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik atau tenaga gerak, di mana tenaga gerak itu berupa putaran dari pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan Latar Belakang Dalam mencapai kemakmuran suatu negara maritim penguasaan terhadap laut merupakan prioritas utama. Dengan perkembangnya

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Konstruksi Prototipe Manipulator Manipulator telah berhasil dimodifikasi sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan. Dimensi tinggi manipulator 1153 mm dengan lebar maksimum

Lebih terperinci

MACAM MACAM SAMBUNGAN

MACAM MACAM SAMBUNGAN BAB 2 MACAM MACAM SAMBUNGAN Kompetensi Dasar Indikator : Memahami Dasar dasar Mesin : Menerangkan komponen/elemen mesin sesuai konsep keilmuan yang terkait Materi : 1. Sambungan tetap 2. Sambungan tidak

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Penelitian Tahap-tahap penelitian terdiri dari : (1) proses desain, () konstruksi alat, (3) analisis desain dan (4) pengujian alat. Adapun skema tahap penelitian seperti

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI

BAB II PEMBAHASAN MATERI BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesinyang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Perencanaan Rangka Mesin Peniris Minyak Proses pembuatan mesin peniris minyak dilakukan mulai dari proses perancangan hingga finishing. Mesin peniris minyak dirancang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan. sumbu poros yang terdiri atas: c. Kopling karet bintang

Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan. sumbu poros yang terdiri atas: c. Kopling karet bintang KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT KELAPA SKALA RUMAH TANGGA BERUKURAN 1 KG PER WAKTU PARUT 9 MENIT DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK 100 WATT

RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT KELAPA SKALA RUMAH TANGGA BERUKURAN 1 KG PER WAKTU PARUT 9 MENIT DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK 100 WATT RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT KELAPA SKALA RUMAH TANGGA BERUKURAN 1 KG PER WAKTU PARUT 9 MENIT DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK 100 WATT Joko Hardono Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODE PEMBUATAN BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung

Lebih terperinci

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Istilah yang digunakan untuk mekanisme yang menggerakkan robot. Aktuator dapat berupa hidrolik, pneumatik dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)

Lebih terperinci

PEMBUATAN PAPAN REKLAME ELEKTRIK

PEMBUATAN PAPAN REKLAME ELEKTRIK PEMBUATAN PAPAN REKLAME ELEKTRIK Toufik Hidayat, Lagiyono, Ananta Vicky Aprillia ABSTRAK Pada sistem tersebutterdiri dari beberapa komponen atau peralatanyang menunjanguntuk mengendalikan suatu papan reklameuntuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB II LADASAN TEORI

BAB II LADASAN TEORI II-1 BAB II LADASAN TEORI.1. Proses Ekstraksi Proses ekstrasi adalah suatu proses untuk memisahkan campuran beberapa macam zat menjadi komponen komponen yang terpisah. Ekstrasi dapat dilakukan dalam dua

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN Dani Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta E-mail: daniprabowo022@gmail.com Abstrak Perencanaan ini

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Roda Gigi Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 1. Perancangan dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai januari 2017

METODE PENELITIAN. 1. Perancangan dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai januari 2017 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data, untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat.

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batok Kelapa Batok Kelapa (endocrap) merupakan bagian buah kelapa yang bersifat keras yang diselimuti sabut kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa (Lit.5 diunduh

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Tentang Alat/Mesin Pengerol Pipa Alat/mesin pengerol pipa merupakan salah satu alat/mesin tepat guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES TARTONO 202030098 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Kampus Terpadu UMY, Jl. Lingkar Selatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasan umum mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Dalam hal ini, mesin

Lebih terperinci