BAB II TINJAUAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Serat alam Sebagai negara yang memiliki iklim tropis, Indonesia banyak menghasilkan tumbuhan-tumbuhan yang mengandung serat yang bisa dibuat menjadi bahan baku kerajinan. Dari setiap jenis serat memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda. Hal tersebut mempengaruhi sifat produk tekstil yang diproduksinya. Pada umumnya serat dalam tekstil digolongkan kedalam 2 golongan besar, yaitu: 1. Serat alam 2. Serat buatan Klasifikasi serat alam Serat-serat alam Selulosa Protein Mineral Batang : - Flax (linen) - Hemp - Jute - Kenaf - Ramie Buah : - Sabut kelapa Staple Rambut : - Alpaka - Unta - Kasmir - Lama - Mohair - Kelinci - Vikuma Filamen Sutera Asbes Chrysotile Crocidolite Daun : - Abaca(Manila) - Henequen - Sisal Wol : - biri-biri Biji : - Kapas - Kapok ( Soeprijono, serat-serat tekstil,1974) Serat serat yang tergolong dalam serat alam yaitu serat yang langsung diperoleh di alam. Serat alam digolongkan lagi menjadi : 1. Serat selulosa 14

2 2. Serat protein 3. Serat mineral Serat selulosa berasal dari : 1. Batang : serat flax (linen), henep, jute, kenaf and ramie 2. Buah : serat sabut kelapa 3. Daun : serat abaca, henequen dan sisal 4. Biji : serat kapas dan kapuk Serat protein dapat berbentuk staple dan berbentuk filament. Serat protein staple berasal dari : 1. Rambut : alpaca, unta, cashmere, Llama, mohair, kelinci dan vicuna 2. Wol : berasal dari biri-biri Sedangkan serat protein filament yaitu serat sutera, yang dibuat oleh ulat sutera. Serat mineral, yang termasuk kedalam serat mineral alam yaitu serat asbes Sifat tekstil berbahan dasar serat selulosa Sifat Keterangan 1. Penyerapan thd air baik Nyaman dipakai pada hari panas, baik untuk handuk dan sapu tangan 2. Penghantar panas yang baik Kain-kain tipis terasa dingin bila dipakai saat cuaca panas 3. Tahan thd panas Kain dapat dicuci panas agar steril, tidak ada perhatian khusus waktu penyetrikaan 15

3 4. Kelentingan rendah Kain mudah kusut 5. Konduktor listrik yang baik Tidak menimbulkan listrik statis 6. Tidak tua Serat bisa dipadatkan, karena itu dapat dihasilkan kain yang padat dan kedap angin 7. Tidak tahan asam mineral, dan Apabila terkena getah buah-buahan sedikit terpengaruh oleh asam harus segera dibersihkan untuk organik mencegah kerusakan bahan 8. Tahan ngengat Penyimpanan lebih mudah 9. Mudah berjamur Penyimpanan bahan harus diperhatikan, dijaga agar tidak menjadi lembab 10. Mudah terbakar Serat selulosa mudah menyala, bebas terbakar dan memiliki debu abu-abu. Bahan yang tipis atau berumbai harus dijauhkan dari sumber api terbuka 11. Ketahanan terhadap sinar matahari cukup Apabila digunakan sebagai tirai, bentuk tirai sebaiknya dibiarkan lurus vertikal (tirai vertikal) Proses penyempurnaan Jenis dan fungsinya dari proses penyempurnaan tekstil antara lain: a. Pembersihan serat Untuk membersihkan serat dari zat hijau daun dan kotoran-kotoran yang melekat, setelah diurai cukup dicuci dan bersihkan dengan menggunakan sabun halus atau teepol. Kemudian dibilas dengan air mengalir, lalu dijemur di bawah sinar matahari. Hasil yang dicapai akan berwarna gading agak gelap ke arah coklat- kelabu, karena pembersihan belum sempurna. Untuk mendapatkan serat yang benar-benar bersih dan berwarna cenderung kearah putih, maka perlu dilakukan proses pembersihan sebagai berikut : 16

4 1. Proses pemasakan serat (scouring) Tujuan pemasakan serat untuk membersihkan dari berbagai kotoran, baik dari faktor tumbuhan itu sendiri seperti lemak, gabus, klorophil (zat hijau daun), maupun kotoran dari keadaan lingkungan sumber serat tersebut. Seperti debu-debu, bakteri dan sebagainya yang dapat mengganggu proses-proses penyempurnaan selanjutnya. Zat-zat yang harus dihilangkan oleh pemasakan pada serat alam terutama adalah zat-zat yang bersifat hidrofob (menolak air) seperti lemak, minyak, getah, malam dan lainnya. Selain itu dengan proses pembersihan ini, serat akan lebih menyerap zat warna dan hasilnya lebih cemerlang. Bahan : - Pratesol LFW 2gr/l atau teepol (zat pembasah) - Air (vlot 1: 40 = 1 gr serat: 40 gr air) 2. Proses degumming Tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan zat lignin yang ada pada tumbuhan mengandung selulosa. Zat lignin ini dapat mengganggu proses penyerapan zat warna kedalam serat dan menyebabkan warna menjadi tidak rata serta mudah luntur. Tahap ini juga merupakan proses penghilangan atau merusakkan secara kimia pada zat warna atau pigmen alam yang terkandung dalam serat. Oleh karena itu, bahan menjadi lebih berwarna putih bersih bila dibandingkan dengan serat yang hanya memalui proses pemasakan. Bahan : - Prasetol LFW 1gr/L - Ha2o2 50% 15gr/L - Na silikat(25%) 4 gr/l 17

5 Catatan : Komposisi zat-zat tersebut diatas tergantung pada jenis serat yang dipakai, karena masingmasing serat memiliki karakter dan kekuatan yang berbeda. a. Penggelantangan ( Bleaching) Penggelantangan merupakan proses penghilangan atau merusak secara kimia pada zat warna atau pigmen alam yang terkandung dalam serat, sehingga bahan menjadi berwarna putih bersih. Proses penggelantangan dilakukan apabila : 1. Bahan yang dikehendaki berwarna putih bersih, misalnya kain kafan, kain putih, kain sprey,dsb. 2.Bahan akan dicelup dengan warna-warna muda dan cerah, seperti kuning, oranye, dsb. Proses penggelantangan yang dilakukan untuk tujuan ini bersifat setengah putih. Pengerjaan ini terutama dilakukan pada bahan yang terbuat dari serat alam. Didalam proses pemutihan dikenal 2 macam proses pemutihan, yaitu total bleaching dan surface bleaching. total bleaching biasa digunakan dalam proses industri keras dan tekstil, dengan mengghilangkan semua bahan non selulosa. Sedangkan surface bleaching hanya menghilangkan warna pada bagian permukaan, sehingga diperoleh derajat keputihan tertentu (Rasyid Jufri,1976). Beberapa metoda bleaching serat selulosa alam : 1. Dengan menggunakan Hidrogen peroksida (H2O2) lebih dikenal dengan nama pedrihol merupakan oksidator kuat. Penggunaan pedrihol dalam proses pemutihan dipengaruhi oleh temperature, derajat keasaman dan stabilitator yang digunakan. Pemutihan yang berlangsung pada suhu kurang dari 80 C 18

6 akan memberikan daya pemutih yang sangat efektif, derajat kesamaan (ph) yang paling baik untuk pemutihan menggunakan pedrihol adalah antara 8 sampai 9. Stabilitator pada pemutihan berguna untuk memperlambat penguraian pedrihol pada suhu dan ph yang tinggi. Stabilitator yang sering digunakan adalah Natium Silikat (NaSiO3). 2. Dilakukan dengan larutan yang mengandung kostik soda dan zat pembasah pada suhu 80 C hingga 100 C, selama 1-2 jam, yang diikuti dengan pencucian dengan air panas dan pembilasan dengan air dingin. 3. Pengelantangan dari serat selulosa alam dengan larutan garam hipoklorit, misalnya kaporit atau natrium hipoklorit dalam suasana alkali. Zat penggelantangan akan menyebabkan kerusakan pada serat. Untuk mencegah kerusakan yang lebih besar, maka dalam proses penggelantangan perlu diperhatikan mengenai jenis dan konsentrasi dari zat kelantang yang digunakan suasana larutan, suhu dan lama pengerjaan. Penggelantangan berlebihan (over bleaching) akan menyebabkan bahan cepat rusak dan kadan-kadang dalam penyimpanan warnanya akan menguning. Untuk bahan yang hasilnya dikehendaki berwarna putih bersih maka setelah proses pengelantangan, bahan tersebut dikerjakan lagi dengan zat pemutih optic ( optical brighteneri). Zat ini dapat juga dicampurkan pada larutan untuk pengkajian kain atau pada air yang digunakan untuk pembilasan Contoh tumbuhan penghasil serat alam 1. Akar wangi ( Vertiveria zizaniodes) 2. Aren (Arenga Pinnata) 3. Nanas (Annas comosus) 19

7 4. Abaca (Musa textilis) 5. Pisang batu (Musa branchycarpa) 6. Sansiviera (Saniviera trifaciata) 7. Sisal (Agave sisalana) 8. Katun/kapas (Gossypium spp) 9. Serat serabut kelapa (cocos nucifera) 10. Kapuk (bobax anafractuosum) 11. Ramie (Boehmeria nivea) 12. Eceng gondok (Eichornia crassipes) 13. Mendong (Frimbistylis globulosa/ fimbristylis umbelaris) 14. Flax / Linen (Linum usitatissimum) 15. Rosela (Hibiscus sabdariffa) 16. Jagung ( Zea mays L) 17. Jute/ Ramie cina ( Corchorus capsularis) 18. Jerami padi ( Oryza satifa L) 19. Raffia ( Raphia farinifera) 20. Agel ( Corrypa gebanga) 21. Lantung ( Orthopus elastica) 2.2 Serat Kapas Tanaman Kapas Serat kapas dihasilkan dari rambut biji tanaman yang termasuk dalam jenis Gossypium, ialah : 20

8 a. Gossypium Arboreum ( berasal dari India) b. Gossypium Herbareum ( asal tidak jelas) c. Gossypium Barbadense ( berasal dari Peru) d. Gossypium Hirsustum ( berasal dari Meksiko Selatan, Amerika Tengah dan Kepulauan Hindia Barat ) Spesies yang kemudia dikembangkan manjadi tanaman industri adalah Gossypium Hirsustum, yang kemudian dikenal sebagai kapas Upland atau kapas Amerika, kapas Upland ini sekarang merupakan 87% dari produksi kapas di dunia. Gossypium Barbadense di Amerika, kemudian muncul sebagai tanaman yang menghasilkan kapas dengan mutu tinggi karena seratnya halus dan stapelnya panjang, dan kemudian dikenal sebagai kapas Sea Island. Beberapa tahun kemudian Gossypium Barbadense di Mesir juga menghasilkan kapas dengan mutu yang sangat baik. Kapas ini akhirnya berkembang atau menyebar ke daerah-daerah Sudan, Amerika Serikat, Peru dan Rusia. Kapas Pima yang sekarang ditanam di daerah Barat Daya Amerika Serikat dan Peru Utara berasal dari kapas Mesir, tetapi Pima S-a yang ada sekarang merupakan campuran dengan Barbedense yang lain. Berdasarkan panjang dan kehalusan serat, kapas yang diperdagangkan dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu : Tipe I : Termasuk dalam tipe ini adalah serat kapas yang panjang, halus, kuat, berkilau, dengan panjang stapel 1 1 ½ Inci, misalnya kapas Mesir dan kapas Sea Island. Kapas tipe ini biasanya dipakai untuk benang dan kain yang sangat halus. 21

9 Tipe II : Termasuk dalam tipe ini adalah kapas medium yang lebih kasardan lebih pendek dengan panjang stapel ½ - 1 3/8 inci, misalnya kapas Upland. Tipe III : Termasuk dalam tipe ini adalah kapas-kapas yang pendek kasar dan tidak berkilau dengan panjang stapel 3/8 1 inci. Misalya kapas India, Cina, dan sebagian kecil kapas Timur Tengah, Eropa Tenggara dan Afrika Selatan Pertumbuhan serat Serat kapas tumbuh menutupi seluruh permukaan biji kapas. Dalam tiap-tiap buah terdapat 20 biji kapas atau lebih. Serat mulai tumbuh pada saat tanaman berbunga dan merupakan pemanjangan sebuah sel tunggal dari epidemis atau selaput luar biji. Sel membesar sampai diameter maksimum dan kemudian sel yang berbentuk silinder tersebut tumbuh yang mencapai panjang maksimum dalam waktu hari setelah bunga kapas membuka. Pada saat yang sama dengan tumbuhnya serat, tumbuh juga serat-serat yang sangat pendek dan kasar yang disebut linter hari berikutnya mulai masa pendewasaan serat, dimana dinding sel makin tebal dengan terbentuknya lapisan lapisan selulosa dibagian dalam dinding yang asli. Pada waktu serat dewasa, dasar sel serat tetap bertahan dalam lapisan epidemis. Serat selama pertumbuhan berbentuk silinder dan diameternya kurang lebih sama dibagian tengah serat, agak membesar dibagian dasar, dan mengecil kearah ujungnya. Ketika buah kapas terbuka uap air yang ada didalam menguap sehingga serat tidak berbentuk silinder lagi. Dalam proses pengeringan ini dinding serat mengkerut, lumennya menjadi lebih kecil dan lebih pipih dan terbentuk puntiran pada serat yang disebut konvolusi. 22

10 2.2.3 Sifat kapas Menurut Textile Fabric and their selection, maka dapat disimpulkan bahwa kapas memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1.Warna kapas tidak betul-betul putih, biasanya sedikit krem. 2. Mudah menyerap air. 3. Serat kapas pada umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan dan pemakaian yang normal. 4. Kapas mudah diserang oleh jamur dan bakteri, terutama pada keadaan lembab dan suhu yang hangat. 5. Kapas memiliki beberapa sifat istimewa misalnya mudah dicuci, enak dipakai dan murah, sehingga kapas lebih unggul dari serat-serat lain untuk pemakaian dalam musim panas dan pakaian kerja. 6. Kapas terbakar cepat dengan asap putih dan meninggalkan abu halus, bau seperti kertas atau daun terbakar. ( Wingate, Isabel Barnum.Textile Fabric and Their Selection. Prentice-Hall.1976 : ) Sifat fisika Warna kapas tidak betul-betul putih, biasanya sedikit krem. Beberapa jenis kapas yang seratnya panjang, warnanya lebih krem dibandingkan kapas Up Land dan Sea Island. Warna kapas akan semakin tua setelah penyimpanan selama 2-5 tahun. Karena 23

11 pengaruh cuaca yang lama, debu dan kotoran, warna kapas akan menjadi keabu-abuan dan dengan tumbuhnya jamur pada kapas sebelum pemetikan, menyebabkan warna putih kebiru-biruan yang tidak bisa dihilangkan dalam pengelantangan. Kekuatan serat kapas terutama dipengaruhi oleh kadar selulosa dalam serat, panjang rantai dan orientasinya. Kekuatan serat kaps dalam keadaan basah lebih tinggi dibandingkan jika dalam keadaan kering. Mulur serat kapas termasuk tinggi diantara selulosa alam, kira-kira dua kali mulur serat ramie. Serat kapas mempunyai afinitas yang besar terhadap air, dan air mempunyai pengaruh yang nyata terhadap sifat-sifat kapas. Serat kapas yang kering bersifat kasar, rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture ragain serat kapas bervariasi dengan perubahan kelembaban relatif dari atmosfer di sekelilingnya Sifat kimia Karena kapas sebagian besar tersusun dari selulosa, maka sifat-sifat kimia kapas adalah sifat-sifat kimia elulosa. Serat kapas pada umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan dan pemakaian yang normal. Beberapa zat pengoksidasi dan penghidroksida akan merusak kapas sehingga kekuatannya menjadi turun. Kerusakan karena oksidasi dengan terbentuknya oksi-selulosa, biasanya terjadi pada pengelantangan yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab atau pemanasan yang lama pada suhu diatas 140 C. Asam akan merusak kapas dan membentuk hidroselulosa. Asam kuat akan menyebabkan kerusakan yang hebat sampai melarutkan kapas. Alkali sedikit berpengaruh pada kapas, kecuali larutan alkali yang pekat yang menyebabkan 24

12 penggelembungan yang besar pada serat seperti pada proses merserisasi, yang menyebabkan serat menjadi lebih mengkilap dan kekuatannya juga lebih tinggi. Pelarut-pelarut yang biasa digunakan untuk melarutkan kapas ialah kupramonium hidroksida dan kupiretilena diamina. Kapas mudah diserang oleh jamur dan bakteri, terutama pada keadaan lembab dan pada suhu hangat. Untuk identifikasi kapas, dapat dilakukan dengan uji baakr. Kapas terbakar cepat dengan asap putih dan meninggalkan abu halus, bau seperti kertas atau daun terbakar. Sewaktu nyala api padam, timbul peletikan api yang berjalan (after glow). Uji bakar ini tidak dapat membedakan serat kapas dengan serat selulosa lainnya. Selain itu kapas dapat diidentifikasikan dengan mikroskop Klasifikasi Kapas Menurut cara klasifikasi Amerika, mutu kapas ditentukan oleh 3 faktor, yaitu : 1. Grade 2. Panjang stapel 3. Karakter 2.3 Simpul Definisi simpul Definisi simpul berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah : 1. ikatan pada benang dan tali Kegunaan simpul Ada banyak variasi dari simpul atau ikatan dan setiap ikatan mempunyai sifat dan pantas tidaknya ikatan yang akan dilakukan. Beberapa simpul/ikatan dapat menyesuaikan 25

13 diri dengan objek yang akan diikat. Simpul lain dibuat untuk mengikat atau menarik di sekeliling objek. Simpul dekoratif biasanya dibuat untuk mengikat tali itu sendiri yang membentuk pola-pola tertentu. Memilih simpul yang tepat untuk pekerjaan yang akan dilakukan adalah aspek paling penting untuk menggunakan simpul dengan baik Penggunaan simpul Simpul menjadi dasar hal-hal yang perlu diketahui pada industri, pekerjaan, rekreasi, dan keadaan domestik. Bahkan aktivitas sederhana seperti menarik perangkat keras kedalam rumah akan celaka jika ikatannya tidak baik. Begitu juga dengan truk ketika mengangkat beban membutuhkan ikatan khusus, dan itu memberikan keuntungan bagi mesin. Apapun aktivitasnya, sedang berlayar atau mendaki gunung dan aktivitas yang penuh resiko sebaiknya mempelajari simpul terlebih dahulu karena akan bisa mengambil tindakan yang tepat di saat-saat yang dibutuhkan. Simpul dapat dikombinasikan dalam membuat objek yang rumit seperti tali temali kapal dan membuat jala. Dalam kegiatan membuat simpul, juntaian pada akhir ikatan digabung menjadi satu dengan salah satu jenis simpul yang disebut whipping knot. Banyak produk tekstil yang menggunakan simpul untuk memperbaiki kerusakan. Macrame adalah salah satu teknik tekstil yang menggunakan simpul sebagai teknik utamanya, disamping crochets, tenun atau teknik kempa felting. Macrame dapat membuat struktur tekstil secara 3 dimensi, bisa juga dibuat datar, tetapi lebih sering dibuat menjadi hiasan dekoratif. 2.5 Macrame 26

14 Pengertian macramé menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bentuk seni kerajinan simpul-simpul dengan menggarap rantaian benang pada awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai. Macramé telah digunakan sejak sekitar enam abad yang lalu yang akhirnya membuat macramé termasuk Old Craft pada tekstil yang dibuat tanpa tenun, dengan menggunakan motif ornamental. Bentuk dasar ataupun utama simpul pada macramé adalah persegi dan bentuk-bentuk dari hasil ikatan dan pertalian. Macramé banyak digunakan untuk benda-benda perabotan atau perlengkapan interior, aksesoris pakaian dan pakaian itu sendiri Sejarah dan perkembangan macrame Macrame pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Turki dan negara-negara Balkan ( Eropa Timur) dan sekitarnya. Berasal dari kata Maqrama yang digunakan oleh bangsa Turki, kata tersebut mengalami perubahan dengan huruf Arab menjadi MIqramah yang kemudian menjadi macramé. Dari Timur Tengah, macramé menyebar sampai ke negara Spanyol dengan melewati invansi The Morris pada abad ke-8, dan Italia lewat tentara perang salib abad ke-11 sampai ke-13, sampai akhirnya menyebar ke seluruh Eropa. Pada akhir abad ke-19, macramé mulai diekspor ke Negara Amerika Selatan dan California oleh negara Italia. Teknik macramé tidak diketahui pada awalnya, tetapi sampai akhirnya diketahui oleh orang Spanyol yang mempelajari macramé dari para 27

SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS) SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS)

SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS) SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS) SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS). SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS) Pengertian serat. SERAT adalah suatu benda yang berbanding panjang diameternya sangat besar sekali. asal serat bahan tekstil

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN DATA, EKSPERIMEN, DAN ANALISA. Pohon kapuk berbunga tiga atau empat kali dalam setahun dengan selang

BAB III TINJAUAN DATA, EKSPERIMEN, DAN ANALISA. Pohon kapuk berbunga tiga atau empat kali dalam setahun dengan selang BAB III TINJAUAN DATA, EKSPERIMEN, DAN ANALISA 3.6 Proses Pengambilan Serat Kapuk Pohon kapuk berbunga tiga atau empat kali dalam setahun dengan selang waktu 2 atau 3 pekan, yang pertama kalinya biasanya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Setelah mengikuti serangkaian kegiatan, peserta didik diharapkan mampu:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Setelah mengikuti serangkaian kegiatan, peserta didik diharapkan mampu: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu A. Tujuan Pembelajaran : SMP N 3 MAGELANG : Prakarya / Kerajinan : VII / 1 (satu) : 1 pertemuan (2 JP) Setelah

Lebih terperinci

MAKALAH PROGRAM PPM PEMUTIHAN SERAT ECENG GONDOK. Oleh: Kun Sri Budiasih, M.Si NIP Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA

MAKALAH PROGRAM PPM PEMUTIHAN SERAT ECENG GONDOK. Oleh: Kun Sri Budiasih, M.Si NIP Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA MAKALAH PROGRAM PPM PEMUTIHAN SERAT ECENG GONDOK Oleh: Kun Sri Budiasih, M.Si NIP.19720202 200501 2 001 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 I. Pendahuluan Pemutihan

Lebih terperinci

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT 4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengetahuan bahan dan alat kriya tekstil. Setelah mempelajari pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai Negara yang memiliki iklim tropis, Indonesia banyak menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat yang bisa dibuat menjadi bahan baku kerajinan.

Lebih terperinci

MODUL IV MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL

MODUL IV MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL FILE 22 : MODUL IV MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL SERAT TEKSTIL TUMBUH-TUMBUHAN Serat tekstil dari tumbuh-tumbuhan terutama kapas, flax dan rami sudah sejak lama menjadi produk dari beberapa negara tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jagung (Zea mays) Menurut Effendi S (1991), jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting selain padi dan gandum. Kedudukan tanaman ini menurut

Lebih terperinci

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII 1. Arti dari kata kerajinan adalah? a. Kreativitas pada suatu barang melalui ketrampilan tangan. b. Kreativitas pada suatu barang dari bahan alam. c. Barang

Lebih terperinci

FILE 23 : MODUL V MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL

FILE 23 : MODUL V MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL FILE 23 : MODUL V MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL SERAT TEKSTIL DARI KHEWAN Serat tekstil dari khewan memiliki polimer protein, biasanya dari bulu binatang kecuali filamen sutera yang berasal dari ulat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES (pra Rancangan Pabrik,kgrtas kgrajinan dari enceng gondok. BAB III PERANCANGAN PROSES Perancangan pabrik home industri ini menghasilkan produk kertas kerajinan yang siap dibuat untuk kerajinan yang unik.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS BAHAN BAKU Analisis bahan baku bertujuan untuk mengetahui karakteristik bahan baku yang digunakan pada penelitian utama. Parameter yang digunakan untuk analisis mutu

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI SERAT TEKSTIL

MENGIDENTIFIKASI SERAT TEKSTIL MENGIDENTIFIKASI SERAT TEKSTIL Oleh: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digester Digester merupakan alat utama pada proses pembuatan pulp. Reaktor ini sebagai tempat atau wadah dalam proses delignifikasi bahan baku industri pulp sehingga didapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar masyarakat Jatisrono berwirausaha sebagai pedagang ayam, para pedagang tersebut menjualnya dalam bentuk daging mentah dan ada pula yang matang.

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN IKAT CELUP DAN PEWARNAAN

TEKNIK PEMBUATAN IKAT CELUP DAN PEWARNAAN ABSTRAK Di Indonesia kain jumputan dikenal dengan nama nama yang berbedabeda, masyarakat Jawa menyebutnya Jumputan, di daerah Bali dikenal dengan nama Sangsangan, sedangkan di Palembang orang menamakannya

Lebih terperinci

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong) Arang sekam padi memiliki banyak kegunaan baik di dunia pertanian maupun untuk kebutuhan industri. Para petani memanfaatkan arang sekam sebagai penggembur tanah. Arang sekam dibuat dari pembakaran tak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Menurut Trubus (2012), permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dewasa ini pemberdayaan manfaat dari serat alami telah banyak dikembangkan, mulai dari kerajinan sebagai hiasan, pembuatan tas, hingga dalam dunia Industri Tesktil Interior

Lebih terperinci

PERANAN JASA LAUNDRY Laundry Service

PERANAN JASA LAUNDRY Laundry Service PERANAN JASA LAUNDRY Laundry Service Kepuasan para tamu akan hasil pencucian anda adalah sangat tergantung kepada diri anda, yakinkan proses pencucian yang anda lakukan sudah baik dan benar guna menciptakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Judul yang dipilih sebagai Tugas Akhir adalah Eksplorasi Serat Kapuk

BAB II KAJIAN TEORITIS. Judul yang dipilih sebagai Tugas Akhir adalah Eksplorasi Serat Kapuk BAB II KAJIAN TEORITIS 2.5 Definisi Judul Judul yang dipilih sebagai Tugas Akhir adalah Eksplorasi Serat Kapuk Sebagai Bahan Baku Tekstil. Pengertian dan cakupan dari judul diatas dapat dijelaskan sebagai

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya

Lebih terperinci

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) 1 Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan proses pembuatan bahan bakar padat berbasis eceng gondok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kertas merupakan salah satu produk turunan selulosa yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus mengalami

Lebih terperinci

Kisi-kisi dan Format Soal Pilihan Ganda

Kisi-kisi dan Format Soal Pilihan Ganda Indikator utir Soal Kunci Jawaban menjelaskan pengertian kerajinan menjelaskan pengertian alam. apa bahan bahanbahan alam yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan dengan benar. bahanbahan alam yang

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian Secara garis besar penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu pembuatan kertas dengan modifikasi tanpa tahap penghilangan lemak, penambahan aditif kitin, kitosan, agar-agar, dan karagenan,

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT Feri Manoi PENDAHULUAN Untuk memperoleh produk yang bermutu tinggi, maka disusun SPO penanganan pasca panen tanaman kunyit meliputi, waktu panen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit jagung dan bulu ayam merupakan contoh limbah hasil pertanian dan peternakan yang jumlahnya sangat melimpah. Tanaman jagung dapat tumbuh hampir diseluruh daratan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN EKSTRAK WARNA DAUN ALPUKAT SEBAGAI ZAT PEWARNA ALAM (ZPA) TEKSTIL PADA KAIN SUTERA

PEMANFAATAN EKSTRAK WARNA DAUN ALPUKAT SEBAGAI ZAT PEWARNA ALAM (ZPA) TEKSTIL PADA KAIN SUTERA PEMANFAATAN EKSTRAK WARNA DAUN ALPUKAT SEBAGAI ZAT PEWARNA ALAM (ZPA) TEKSTIL PADA KAIN SUTERA Oleh: Widihastuti Staf Pengajar Prodi Teknik Busana FT UNY widihastuti@uny.ac.id Pendahuluan Tanaman alpukat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyamplung Nyamplung memiliki sebaran yang luas di dunia, dari Afrika, India, Asia Tenggara, Australia Utara, dan lain-lain. Karakteristik pohon nyamplung bertajuk rimbun-menghijau

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL digilib.uns.ac.id BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL Hasil uji coba/eksperimen dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi beberapa kategori sesuai dengan jenisnya yaitu tentang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai masa depan baik untuk dikembangkan. Hingga kini semakin banyak orang mengetahui nilai gizi jamur

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN UDARA INDUSTRI PT. CEMARA AGUNG. bidang industri tenun dan tekstil dengan kapasitas produski sebesar

BAB III PENCEMARAN UDARA INDUSTRI PT. CEMARA AGUNG. bidang industri tenun dan tekstil dengan kapasitas produski sebesar BAB III PENCEMARAN UDARA INDUSTRI PT. CEMARA AGUNG A. Profil Perusahaan PT. Cemara Agung PT. Cemara Agung merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tenun dan tekstil dengan kapasitas produski

Lebih terperinci

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM

Lebih terperinci

akan sejalan dengan program lingkungan pemerintah yaitu go green.

akan sejalan dengan program lingkungan pemerintah yaitu go green. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, masyarakat Indonesia masih memahami bahwa serat alam tidak terlalu banyak manfaatnya, bahkan tidak sedikit yang menganggapnya sebagai bahan yang tak berguna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNOLOGI SECARA MIKROBIOLOGI

APLIKASI TEKNOLOGI SECARA MIKROBIOLOGI APLIKASI TEKNOLOGI SECARA MIKROBIOLOGI Winarto B.W. *) ABSTRAK Pada umumnya proses degumming pada serat rami kasar hasil proses dekortikasi(=china grass) ialah dengan cara kimia. Cara ini menggunakan bahan

Lebih terperinci

BAHAN SERAT. Arie Febrianto M Sakunda Anggarini. Departement of Agroindustry Brawijaya University 2014

BAHAN SERAT. Arie Febrianto M Sakunda Anggarini. Departement of Agroindustry Brawijaya University 2014 BAHAN SERAT Arie Febrianto M Sakunda Anggarini Departement of Agroindustry Brawijaya University 2014 Serat (fiber) suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang

Lebih terperinci

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Penggolongan minyak Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Definisi Lemak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas satu molekul gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul asam lemak.

Lebih terperinci

Mengapa Air Sangat Penting?

Mengapa Air Sangat Penting? Mengapa Air Sangat Penting? Kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung pada air. Kita banyak menggunakan air untuk keperluan sehari-hari seperti untuk minum, memasak, mencuci, 1 mandi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tongkol jagung sebagai limbah tidak bermanfaat yang merugikan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar.

BAB I PENDAHULUAN. tongkol jagung sebagai limbah tidak bermanfaat yang merugikan lingkungan jika tidak ditangani dengan benar. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kulit jagung merupakan bagian tanaman yang melindungi biji jagung, berwarna hijau muda saat masih muda dan mengering pada pohonnya saat sudah tua. Tongkol jagung merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Morfologi dan Rendemen Tubuh Cangkang Kijing Lokal (Pilsbryoconcha sp.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Morfologi dan Rendemen Tubuh Cangkang Kijing Lokal (Pilsbryoconcha sp.) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Morfologi dan Rendemen Tubuh Cangkang Kijing Lokal (Pilsbryoconcha sp.) Cangkang kijing lokal yang diperoleh dari danau Teratai yang terdapat di Kec. Mananggu Kab. Boalemo

Lebih terperinci

BAB III EKSPERIMEN & ANALISA

BAB III EKSPERIMEN & ANALISA BAB III EKSPERIMEN & ANALISA 3.1 Definisi eksplorasi Definisi Eksplorasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah : a. Penjelajahan lapangan dengan tujuan sumber-sumber alam yang terdapat di tempat

Lebih terperinci

Pengeringan Untuk Pengawetan

Pengeringan Untuk Pengawetan TBM ke-6 Pengeringan Untuk Pengawetan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan

Lebih terperinci

Paket Latihan Ulangan IPA Kelas 3 SD Semester II

Paket Latihan Ulangan IPA Kelas 3 SD Semester II Paket Latihan Ulangan IPA Kelas 3 SD Semester II LATIHAN 1 Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Gerak adalah.. 2. Apel yang telah masak dari pohon dapat mengalami gerak. 3. Lapangan

Lebih terperinci

ZAT WARNA BEJANA/INDHANTHREN UNTUK PEWARNAAN BATIK

ZAT WARNA BEJANA/INDHANTHREN UNTUK PEWARNAAN BATIK ABSTRAK Zat warna untuk kain katun terdiri dari zat warna Alami (Natural Dyes) dan zat warna Sintetis (Synthetic Dyes). Zat warna alam terdiri dari akar, batang, kulit, buah, dan bunga. Sedangkan zat warna

Lebih terperinci

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur. KALOR Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan wujud-wujud zat 2. Menjelaskan susunan partikel pada masing-masing wujud zat 3. Menjelaskan sifat fisika dan sifat kimia zat 4. Mengklasifikasikan benda-benda

Lebih terperinci

Perubahan Sifat Benda

Perubahan Sifat Benda Bab 6 Perubahan Sifat Benda Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. menjelaskan berbagai perubahan sifat pada benda (seperti bentuk, warna, dan rasa) akibat pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka;

Lebih terperinci

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh 14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh Written by Rosalia in Beauty Tips Sebelum membahas lebih lanjut mengenai berbagai cara menghilangkan komedo, terlebih dahulu kita harus tahu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Arecaceae dan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini

BAB I PENDAHULUAN. atau Arecaceae dan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera) merupakan satu jenis tumbuhan dari suku arenarenan atau Arecaceae dan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua

Lebih terperinci

TANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao

TANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao TANAMAN PERKEBUNAN Kelapa Melinjo Kakao 1. KELAPA Di Sumatera Barat di tanam 3 (tiga) jenis varietas kelapa, yaitu (a) kelapa dalam, (b) kelapa genyah, (c) kelapa hibrida. Masing-masing mempunyai karakteristik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia serta Amerika. Pisang merupakan salah satu buah tropik yang

TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia serta Amerika. Pisang merupakan salah satu buah tropik yang TINJAUAN PUSTAKA Pisang (Musa paradisiaca) Pisang (Musa paradisiaca) berasal dari Asia dan tersebar di Spanyol, Itali, Indonesia serta Amerika. Pisang merupakan salah satu buah tropik yang mempunyai nilai

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) LAMPIRAN 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) METODE PENGUJIAN Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Untuk pengujianan total oksalat ke dalam Erlenmeyer ditambahkan larutan

Lebih terperinci

HANDOUT PENGUJIAN BENANG. Oleh: Widihastuti, M.Pd.

HANDOUT PENGUJIAN BENANG. Oleh: Widihastuti, M.Pd. HANDOUT PENGUJIAN BENANG Oleh: Widihastuti, M.Pd. widihastuti@uny.ac.id Sifat-sifat yang menentukan mutu benang antara lain: A. Grade dan kenampakan benang B. Kehalusan benang C. Kekuatan benang D. Twist

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka yang sangat tinggi. Ada beberapa jenis kertas antara lain

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka yang sangat tinggi. Ada beberapa jenis kertas antara lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata yang biasanya terbuat dari kayu, sering digunakan untuk berbagai kepentingan misalnya untuk menulis, mencetak, menggambar,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan, temuan penelitian, dan pembahasannya. Hasil penelitian yang diperoleh disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biomassa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Biomassa meliputi semua bahan yang bersifat organik ( semua makhluk yang hidup atau mengalami pertumbuhan dan juga residunya ) (Elbassan dan Megard, 2004). Biomassa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KETAHANAN TARIK DAN KETAHANAN SOBEK KERTAS SENI Hasil penelitian tentang kertas yang terbuat dari bulu ayam dan kulit jagung diperoleh data hasil pengujian ketahanan

Lebih terperinci

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL TEKNIK RAGAM JENIS PENGERTIAN DAN HIAS SIFAT BAHAN TEKSTIL BAHAN PEWARNA TEKSTIL Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Jurusan PTBB FT UNY, Volume 4, Tahun 2009

Prosiding Seminar Nasional Jurusan PTBB FT UNY, Volume 4, Tahun 2009 PEWARNAAN SERAT DAUN SUJI (Pleomele Angustifolia) MENGGUNAKAN ZAT PEWARNA ALAM (ZPA) Widihastuti Jurusan PTBB Fakultas Teknik UNY widihastuti@uny.ac.id; twidihastutiftuny@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Pengelompokan Tanaman berdasarkan manfaatnya bagi Manusia: Apa manfaatnya bagi Manusia?

Pengelompokan Tanaman berdasarkan manfaatnya bagi Manusia: Apa manfaatnya bagi Manusia? Pengelompokan Tanaman berdasarkan manfaatnya bagi Manusia: a. Grain (biji-bijian) Tanaman yang menghasilkan biji yang keras, kering dan berukuran kecil (dengan atau tanpa lapisan buah), dengan tanaman

Lebih terperinci

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. Ilmu Pengetahuan Alam - Kelas VII SMP/MTs

GLOSSARIUM. Ilmu Pengetahuan Alam - Kelas VII SMP/MTs GLOSSARIUM Berat Besarnya gaya tarik bumi terhadap benda itu Jangka sorong Alat ukur panjang dengan tingkat ketelitian 0,1 mm Mikrometer sekrup Alat ukur panjang dengan tingkat ketelitian 0,01 mm Neraca

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

Gambar 7. Jenis-jenis serat alam.

Gambar 7. Jenis-jenis serat alam. III. TINJAUAN PUSTAKA A. Serat Alam Penggunaan serat alam sebagai bio-komposit dengan beberapa jenis komponen perekatnya baik berupa termoplastik maupun termoset saat ini tengah mengalami perkembangan

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA H.Abdullah Saleh,, Meilina M. D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

Tujuan mempelajari bab ini yaitu untuk mengukur atau meneliti, dengan cara meringkas, arti dan nilai kerajaan tumbuhan bagi umat manusia;

Tujuan mempelajari bab ini yaitu untuk mengukur atau meneliti, dengan cara meringkas, arti dan nilai kerajaan tumbuhan bagi umat manusia; Tujuan mempelajari bab ini yaitu untuk mengukur atau meneliti, dengan cara meringkas, arti dan nilai kerajaan tumbuhan bagi umat manusia; Tumbuhan memiliki beragam kegunaan; Contoh kegunaan tumbuhan tersebut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat,

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit. 2. Dasar teori

Lebih terperinci

I. JARINGAN. A.Pengertian Jaringan

I. JARINGAN. A.Pengertian Jaringan I. JARINGAN A.Pengertian Jaringan Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi, jaringan hamper dimiliki oleh makhluk hidup bersel banyak (multisluler). Setiap makhluk

Lebih terperinci

II. PEWARNAAN SEL BAKTERI

II. PEWARNAAN SEL BAKTERI II. PEWARNAAN SEL BAKTERI TUJUAN 1. Mempelajari dasar kimiawi dan teoritis pewarnaan bakteri 2. Mempelajari teknik pembuatan apusan kering dalam pewarnaan bakteri 3. Mempelajari tata cara pewarnaan sederhana

Lebih terperinci

KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 TEKNIK PEMBUATAN BATIK TULIS ALAT 1. GAWANGAN 2. KUAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas merupakan benda yang sering kita temukan sehari-hari dalam berbagai kegiatan kehidupan manusia. Kertas didefinisikan sebagai lembaran yang relatif tipis

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK 3.1. Flowchart Pengolahan dan Pengujian Minyak Biji Jarak 3.2. Proses Pengolahan Minyak Biji Jarak Proses pengolahan minyak biji jarak dari biji buah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman jagung Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini, lalu teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan kerajinan tangan. Kerajinan tangan yang bisa dibuat dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahuntahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan seksama,

Lebih terperinci

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROSES PENGOLAHAN BERAS PRATANAK Gabah yang diperoleh dari petani masih bercampur dengan jerami kering, gabah hampa dan kotoran lainnya sehingga perlu dilakukan pembersihan.

Lebih terperinci

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas Biogas adalah gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik

Lebih terperinci

BATIK DARI INDONESIA

BATIK DARI INDONESIA BATIK DARI INDONESIA Disusun Oleh: Nama : Rissa Destyan Anindita NIM : 09.12.3519 Kelas : S1SI4K SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Abstrak Seni batik adalah sebuah

Lebih terperinci

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI Definisi : * Bahan makanan olahan yang harus diolah kembali sebelum dikonsumsi manusia * Mengalami satu atau lebih proses pengolahan Keuntungan: * Masa simpan lebih panjang

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PENYEMPURNAAN KAIN

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PENYEMPURNAAN KAIN KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PENYEMPURNAAN KAIN No Kompetensi Utama Kompetensi Inti Guru (KI) Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi

Lebih terperinci

PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG

PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG OLEH: ADHITYA NUGROHO 10.11.3831 S1 TI 1D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 A. ABSTRAK Banyaknya permintaan akan jamur merang dikalangan masyarakat akhir-akhir ini sedang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dijadikan tanaman perkebunan secara besaar besaran, karet memiliki sejarah yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dijadikan tanaman perkebunan secara besaar besaran, karet memiliki sejarah yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Karet Sejak pertama kali ditemukan sebagai tanaman yang tumbuh secara liar sampai dijadikan tanaman perkebunan secara besaar besaran, karet memiliki sejarah yang cukup

Lebih terperinci

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan KOPI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BAHAN PENYEGAR Mutu kopi dipengaruhi pengolahan dari awal - pemasaran. Kadar air kopi kering adalah 12-13% 13% Pada kadar air ini : 1. mutu berkecambah

Lebih terperinci

PROSPEK PEMANFAATAN TEKNOLOGI BAHAN BAKU KAIN KHUSUS BATIK DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS DAN DAYA SAING BATIK PEKALONGAN

PROSPEK PEMANFAATAN TEKNOLOGI BAHAN BAKU KAIN KHUSUS BATIK DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS DAN DAYA SAING BATIK PEKALONGAN PROSPEK PEMANFAATAN TEKNOLOGI BAHAN BAKU KAIN KHUSUS BATIK DALAM RANGKA MENINGKATKAN KUALITAS DAN DAYA SAING BATIK PEKALONGAN Adi Ankafia 1, Diah Anggraeni Jatraningrum 1, Harini Yaniar 1 1 Pusat Inovasi

Lebih terperinci

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY Materi yang disampaikan dalam rangka memberi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM Kelompok 10 Delis Saniatil H 31113062 Herlin Marlina 31113072 Ria Hardianti 31113096 Farmasi 4B PRODI

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Nama : Jakariya Nugraha Noerma Rachamwati Fani Miftah Rizkiyah Boby Fansha Graha : Sukirman S.

Disusun Oleh : Nama : Jakariya Nugraha Noerma Rachamwati Fani Miftah Rizkiyah Boby Fansha Graha : Sukirman S. LAPORAN PRAKTIKUM PENYEMPURNAAN TEKSTIL PROSES PENYEMPURNAAN MENGKERET (KREPING) PADA KAIN KAPAS DAN RAYON VARIASI KONSENTRASI NaOH, WAKTU KONTAK DAN JARAK MOTIF Disusun Oleh : Nama : Jakariya Nugraha

Lebih terperinci

Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya

Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya Matahari merupakan sumber energi panas ciptaan Tuhan YME yang sangat bermanfaat bagi manusia. Berbagai proses pengeringan memanfaatkan panas matahari yang dapat

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

II. TELAAH PUSTAKA. bio.unsoed.ac.id

II. TELAAH PUSTAKA. bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA Koloni Trichoderma spp. pada medium Malt Extract Agar (MEA) berwarna putih, kuning, hijau muda, dan hijau tua. Trichoderma spp. merupakan kapang Deutromycetes yang tersusun atas banyak

Lebih terperinci