BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Khusus Pengertian Knowledge Management Menurut Dalkir (2007, p4), KM dari sudut pandang business perspective pengelolaan pengetahuan merupakan aktivitas bisnis yang terdiri dari dua aspek utama, yaitu: Ancaman pengetahuan tentang kegiatan usaha sebagai eksplisit dari suatu perhatian bisnis yang tercermin dalam strategi, kebijakan, dan praktek di semua tingkat organisasi serta membuat hubungan langsung antara intelektual organisasi. KM adalah pendekatan kolaboratif yang terintegrasi untuk proses penciptaan, penangkapan, pengorganisasian akses dan penggunaan aset intelektual sebuah perusahaan. Menurut Laudon (2010, p98), KM adalah seperangkat proses bisnis yang dikembangkan dalam organisasi untuk menciptakan, menyimpan, memindahkan, dan menerapkan pengetahuan. KM berfungsi untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mempelajari lingkungan sekitar dan menerapkan pengetahuan tersebut dalam proses bisnisnya. 7

2 8 Menurut Jashapara (2011, p342), KM adalah suatu proses pembelajaran yang baik, berhubungan dengan eksplorasi, eksploitasi, dan saling berbagi pengetahuan dengan manusia dan teknologi tepat guna serta lingkungan budaya sebuah organisasi untuk meningkatkan modal intelektual. Menurut Stankosky yang dikutip oleh Dalkir (2011,p5), KM terdiri dari memanfaatkan aset intelektual untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Rigby yang dikutip oleh Dalkir (2011,p5), KM mengembangkan sistem dan proses untuk memperoleh dan berbagi aset intelektual. KM meningkatkan generasi informasi yang berguna, ditindaklanjuti, bermakna dan berusaha untuk meningkatkan baik individu dan team learning. di samping itu, dapat memaksimalkan nilai dasar organisasi intelektual seluruh fungsi yang beragam dan lokasi yang berbeda. KM menyatakan bahwa bisnis yang sukses adalah sebuah koleksi bukan dari produk tetapi basis pengetahuan yang khas. Modal intelektual ini adalah kunci yang akan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dengan sasaran pelanggan. KM berusaha untuk mengakumulasi modal intelektual yang akan menciptakan kompetensi inti yang unik dan mengakibatkan hasil yang lebih unggul. Menurut Chaffey (2007, p486), KM adalah suatu pengelolaan kegiatan dan proses dalam memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan daya saing melalui penggunaan yang lebih baik serta

3 9 penciptaan sumber daya pengetahuan individu dan kolektif sehingga berguna bagi perusahaan. Tabel 2.1 Contoh representasi dari definisi KM Authors Definition Perspective Davenport and Prusak Manajemen pengetahuan ditarik dari sumber daya yang ada, yaitu bahwa organisasi sudah memiliki tempat yang baik di dalam suatu sistem informasi manajemen. Integrasi (SI dan SDM). Swan et al. Setiap proses atau praktek pembuatan, perolehan, penagkapan dan berbagi serta menggunakan pengetahuan, di manapun dia berada, untuk meningkatkan pembelajaran dan kinerja dalam organisasi. Proses SDM. Skyrime Penggelolaan eksplisit dan sistematis serta proses terkait dalam menciptakan, mengumpulkan, mengelola, menggunakan dan mengeksploitasi dalam mengejar tujuan organizational Proses SDM. Mertins et al. Semua metode, instrumen dan alat-alat yang digunakan dalam pendekatan holistik SI.

4 10 berkontribusi untuk peningkatan proses inti pengetahuan. Uit beijerse Pencapaian tujuan organisasi dengan membuat pengetahuan faktor produktif Strategi. Newell et al. (2009) Meningkatkan cara-cara di mana perusahaan menghadapi lingkungan yang sangat bergolak dengan sebuah basis pengetahuan yang memobilisasi dengan maksud untuk memastikan inovasi secara berkelanjutan. Strategi. Sumber : Jashapara (2011, p342) Menurut Widayana (2005, p9) berbagai konsep dan pendekatan KM tersebut agar konsep KM ini dapat diterapkan dalam perusahaan dengan mudah. Dengan sistem tersebut maka perusahaan akan dapat semakin cepat dalam menyusun strategi dan bertindak untuk menyikapi setiap perubahan dan dinamika yang terjadi di dalam maupun di luar organisasi. Menurut Turban, Rainer, dan Potter (2006, p119) KM adalah proses membantu organisasi mengidentifikasi, memilih, mengatur, menyebarkan, men-transfer, dan menerapkan informasi dan keahlian penting merupakan bagian dari memori organisasi dan umumnya berada di dalam organisasi dengan cara tidak terstruktur.

5 11 Menurut Widayana (2005,p9) KM merupakan sistem yang dibuat untuk menciptakan, mendokumentasikan, menggolongkan dan menyebarkan pengetahuan dalam perusahaan. Sehingga pengetahuan mudah digunakan kapanpun diperlukan, oleh siapa saja yang sesuai dengan tingkat otoritas dan kompetensinya. Dari beberapa teori tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa KM adalah sebagai sebuah gudang penyimpanan virtual untuk informasi relevan dan sangat penting untuk tugas yang dilakukan setiap harinya oleh suatu perusahaan. Sehingga knowledge mudah digunakan kapanpun diperlukan, oleh siapa saja yang sesuai dengan tingkat otoritas dan kompetensinya, untuk menciptakan nilai bisnis dan keunggulan dalam bersaing Jenis-Jenis Knowledge Menurut Polanyi yang dikutip oleh Dalkir (2011, p9) ada dua jenis knowledge yaitu: Tacit knowledge Suatu bentuk pengetahuan yang sulit untuk diartikan dalam bentuk kata, teks maupun gambar. Explicit Knowledge Konten representasi yang telah ditangkap dalam beberapa sumber.

6 12 Tabel 2.2 Perbedaan antara Tacit Knowledge dan Explicit Knowledge Tacit Knowledge Explicit Knowledge Mampu untuk beradaptasi, mampu mengahadapi situasi baru dan luar biasa Mampu untuk menyebarkan, menggandakan, untuk mengakses dan menerapkan keseluruh organisasi Sistem pakar, know-how, know-why, dan care-why Mampu untuk mengkolaborasikan, berbagi visi, dan mentransmisikan budaya Proses pelatihan untuk mentransfer pengetahuan dari suatu pengalaman Kemampuan untuk mengajar dan melatih Mampu untuk mengatur, mensistematisasi, menerjamahkan visi kedalam pernyataan misi, untuk menjadi pedoman operasional. Mentranser pengetahuan lewat produk, pelayanan, dan proses pendokumentasian. Sumber : Dalkir (2011, p10) Menurut Tobing (2007, p9), ada dua jenis knowledge antara lain: Explicit Knowledge Segala bentuk knowledge yang sudah direkam dan didokumentasikan sehingga lebih mudah untuk di distribusikan dan di kelola. Contoh: , surat, laporan, artikel, manual, buku, dokumen. Tacit Knowledge Knowledge yang terletak di dalam pikiran (otak) atau melekat di dalam diri seseorang yang diperolehnya melalui pengalaman

7 13 dan pekerjaannya. Contoh: Gagasan, persepsi, cara berpikir, wawasan, keahlian atau kemahiran. Menurut Chaffey (2007, p486), Ada dua jenis pengetahuan dengan cara pendekatan berbeda yang dapat digunakan untuk menyebarluaskan setiap jenis pengetahuan dalam sebuah organisasi, yaitu: Explicit knowledge merupakan rincian proses dan prosedur yang dapat segera diungkapkan dan dicatat dalam suatu sistem informasi. Tacit knowledge suatu pengetahuan yang tidak berwujud dan tidak dicatat karena merupakan bagian dari pikiran manusia Proses Penciptaan KM Menurut Nonaka dan Takeuchi yang dikutip oleh Dalkir (2011, p64), menyatakan bahwa proses penciptaan knowledge perusahaan terjadi karena adanya konversi antara tacit knowledge dan explicit knowledge, melalui proses sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi.

8 14 Gambar 2.1 Pemetaan Infrastruktur TI ke dalam Proses SECI Sumber : Dalkir (2011, p66) Menurut Setiarso (2009, p35) untuk mendukung proses aktivitas dan pengembangan SDM disuatu perusahaan merupakan perwujudan dari model SECI (Socialization, Externalization, Combination, Internalization) milik Nonaka, digunakan perangkat teknologi yang ada di perusahaan. Berikut adalah penjelasan dari SECI: Sosialisasi Proses sosialisasi antar SDM di perusahaan salah satunya dilakukan melalui pertemuan tatap muka (rapat, diskusi, dan pertemuan bulanan). Dengan demikian SDM dapat saling berbagi knowledge dan pengalaman yang dimilikinya

9 15 sehingga tercipta knowledge baru. Rapat dan diskusi yang dilakukan secara berkala harus memiliki notulen rapat. Notulen rapat ini kemudian menjadi bentuk explicit (dokumentasi) dari knowledge. Di dalam sistem KM yang akan dikembangkan, fitur-fitur Collaboration, seperti , diskusi elektronik, communities of practice memungkinkan pertukaran tacit knowledge yang dimiliki seseorang sehingga perusahaan semakin mampu belajar serta melahirkan ide-ide baru, kreatif, dan inovatif. Perusahaan telah mendorong penggunaan intranet dan kepada seluruh karyawannya. Hal ini baik untuk dilakukan karena bermanfaat untuk meningkatkan koordinasi, mempercepat proses aktivitas, dan menumbuhkan budaya belajar. Eksternalisasi Sistem KM akan sangat membantu proses eksternalisasi ini, yaitu proses untuk mengartikulasikan tacit knowledge akan menjadi suatu konsep yang jelas. Dukungan terhadap proses eksternalisasi ini, dapat diberikan dengan mendokumentasikan notulen rapat (bentuk eksplisit dari knowledge yang tercipta saat diadakannya pertemuan) ke dalam bentuk elektronik untuk kemudian dapat dipublikasikan kepada yang berkepentingan. Perusahaan telah mendatangkan expert untuk melakukan serangkaian kegiatan sesuai dengan bidang keahliannya, yang tidak

10 16 dimiliki oleh perusahaan. Dengan mendatangkan expert, akan terdapat knowledge baru dalam perusahaan yang dapat dipelajari, dikembangkan dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya. Kombinasi Proses konversi knowledge melalui kombinasi adalah mengkombinasikan berbagai explicit knowledge yang berbeda untuk disusun ke dalam sistem KM. Media untuk proses ini dapat melalui intranet (forum diskusi), database perusahaan dan internet untuk memperoleh sumber eksternal. Fitur-fitur enterprise portal seperti knowledge organization system yang memiliki fungsi untuk pengkategorian informasi (taksonomi), pencarian, dan sebagainya sangat membantu dalam proses ini. Data yang telah tersimpan dalam sistem dianalisis terutama untuk analisis data kondisi daerah, keuangan, operasional, serta yang bersifat strategis, seperti pembuatan indikator-indikator kinerja. Demikian pula content management memiliki fungsi untuk mengolah informasi perusahaan baik terstruktur (database) maupun tidak terstruktur (dokumen, laporan, notulen) dapat mendukung proses kombinasi ini. Internalisasi

11 17 Semua dokumen data, informasi dan knowledge yang sudah didokumentasikan dapat disebarkan, dan terjadilah peningkatan knowledge SDM. Sumber-sumber explicit knowledge dapat diperoleh melalui media intranet (database perusahaan), surat edaran atau surat keputusan, papan pengumuman dan internet serta media massa sebagai sumber external untuk dapat mendukung proses ini sistem perlu memiliki alat bantu pencarian dan pengambilan dokumen. Content Management, selain mendukung proses kombinasi, juga dapat memfasilitasi proses internalisasi pemicu untuk proses ini adalah penerapan learning by doing. Fitur-fitur terdapat pada fungsi learning akan sangat membantu terlaksananya proses ini. Selain itu pendidikan dan pelatihan (training) dapat mengubah pelajaran tertulis (explicit knowledge) menjadi tacit knowledge pada karyawan. Menurut Setiarso (2009, p35), faktor budaya memegang peran yang sangat penting dalam mendukung proses penciptaan knowledge perusahaan dan keberhasilan knowledge manajemen di perusahaan. Berbagi knowledge berarti setiap anggota perusahaan menyadari pentingnya knowledge bagi perusahaan, bersama-sama ingin membangun knowledge perusahaan, serta rela membangun budaya knowledge sharing di dalam diri SDM suatu perusahaan.

12 18 Menurut Tjakraatmadja (2006, p111) bahwa kondisi faktor internal, yang terdiri dari kondisi fisik (karakteristik modal terstruktur proses produksi, struktur produksi, sistem dan prosedur, serta perusahaan) dan kondisi komunitas (karakteristik modal tidak terstruktur gaya manajerial, budaya kerja, sasaran bisnis). Sedangkan kondisi faktor eksternal, yang digambarkan oleh karakteristik informasi tentang kondisi kompetensi bisnis, konsumen, pemasok, pasar dan kebijakan-kebijakan pemerintah Knowledge Management Models The Inukshuk KM Model Menurut Girard yang dikutip oleh Dalkir (2011, p91) Inukshuk KM model dikembangkan untuk membantu departemen pemerintahan Canada dalam membantu mengelola pengetahuan. Inukshuk telah digunakan selama berabad-abad, keterampilan membangun sebuah Inukshuk secara tradisional melewati turun dari satu generasi ke generasi berikutnya dengan masing-masing struktur memiliki tujuan tertentu. Awalnya digunakan untuk menunjukan jalan ke tempat memancing atau ke desa terdekat di mana traveler mungkin menemukan suatu arah, tetapi kemudian berkembang memiliki kegunaan spiritual, menandai tempat penghakiman, dan pengambilan

13 19 keputusan. Secara keseluruhan Inukshuk telah berubah menjadi simbol harapan dan persahabatan. MEASUREMENT Tacit Knowledge Explicit Knowledge Socialization Externalization Internalization Combination LEADERSHIP TECHNOLOGY CULTURE Gambar 2.2 Overview of the Inukshuk KM Model Sumber : Dalkir (2011, p91) Proses elemen Inukshuk secara langsung berasal dari Model SECI. Technology dan culture merupakan elemen struktur penting yang membantu menjaga integritas sebuah penelitian. Measure dan leadership ditempatkan di bagian paling atas untuk mewakili pentingnya fungsi secara menyeluruh dalam mengukur dampak KM dan menyediakan kepemimpinan serta dukungan untuk implementasi tersebut.

14 KM untuk Individu, Komunitas dan Organisasi Menurut Dalkir (2011, p25) KM menyediakan keuntungankeuntungan sebagai berikut: 1. Individual Membantu setiap individu dalam pekerjaannya untuk membuat suatu keputusan serta pemecahan masalah. Membangun ikatan komunitas dalam suatu organisasi. Membantu setiap orang untuk tetap up to date. Menyediakan kesempatan dan peluang untuk berkontribusi. 2. Komunitas Membangun kemampuan-kemampuan profesional. Meningkatkan proses belajar mengajar. Memfasilitasi jaringan dengan baik dan berkolaborasi. Mengembangkan kode etik profesi untuk dipatuhi para anggota. 3. Organisasi Membantu dalam menjalankan strategi. Membantu memecahkan masalah secara cepat. Menjalankan praktek kerja terbaik. Meningakatkan pengetahuan yang tertanam dalam produk dan layanan.

15 21 Menciptakan ide dan meningkatkan inovasi serta peluang. Memungkinkan organisasi untuk menjadi lebih baik dalam menghadapi persaingan. Membangun memori perusahaan. Menurut Dalkir (2011, 145), Knowledge Sharing Groups (KSG) merupakan suatu komunitas yang ada dalam sejarah dan telah berevolusi menjadi satu kesatuan organisasi dengan penekanan khusus untuk pengembangan sosial. Teknik dan teknologi seperti jaringan sosial disajikan sebagai cara untuk memvisualisasikan dan menganalisa arus pengetahuan selama kegiatan, dimensi kehadiran media sosial diperkenalkan sebagai suatu alat karakterisasi saluran KSG. Komunitas mengacu pada sekelompok orang yang bertugas dalam proses pengidentifikasian dengan tujuan untuk saling berbagi, berpartisipasi dan membangun sebuah persahabatan. Komunitas dapat di definisikan sebagai sekelompok orang secara bersama-sama menciptakan hubungan dinamis dengan tujuan untuk saling berbagi pengetahuan antara satu sama lain Knowledge Management System (KMS) Menurut Tobing (2007, p8-9), KMS adalah mekanisme dan proses terpadu dalam kegiatan penyimpanan, pemeliharaan, pengorganisasian informasi bisnis dan pekerjaan yang berhubungan dengan penciptaaan berbagai informasi menjadi aset intelektual permanen.

16 22 Menurut Dalkir (2011, p207), KMS merupakan alat yang ditujukan untuk mendukung dan mengelola seluruh pengetahuan dalam suatu organisasi sebagai aset intelektual perusahaan. Karakteristik kunci dari KMS adalah untuk: Komunikasi antara berbagai pengguna. Koordinasi pada aktivitas pengguna. Kolaborasi berbagai kelompok pengguna dalam proses pembuatan, modifikasi, dan menyebarkan produk-produk. Mengkontrol pemrosesan untuk memastikan suatu integritas dan berguna dalam melacak kemajuan proyek. Sedangkan menurut Rainer (2011, p147), KMS merupakan suatu TI modern dengan menggunakan teknologi internet, intranet, ekstranet, dan tempat penyimpanan data secara sistematisasi. KMS menyediakan dukungan dalam banyak fungsi informasi, di antaranya adalah untuk: Memperoleh, mengindeks, menangkap, mengarsip informasi. Menemukan dan mengakses. Menggabungkan, menyusun dan memodifikasi. Penelusuran Knowledge Management Cycle (KMC) Menurut Bukowitz dan Williams yang dikutip oleh Dalkir (2011, p38), KMC adalah suatu kerangka kerja yang terdiri dari tempat penyimpanan pengetahuan, hubungan, TI, infrastuktur

17 23 komunikasi, keahlian fungsional, lingkungan, kecerdasan organisasi dan sumber daya eksternal. Menurut Meyer dan Zack yang dikutip oleh Dalkir (2011,p33), KMC adalah berasal dari pekerjaan pada desain dan pengembangan produk informasi. pelajaran yang dipetik dari siklus produk fisik dapat diterapkan untuk pengelolaan aset pengetahuan. Menurut MCElroy yang dikutip oleh Dalkir (2011,p42), KMC menggambarkan siklus pengetahuan hidup yang terdiri dari proses produksi pengetahuan dan integrasi pengetahuan, dengan serangkaian umpan balik ke memori organisasi, keyakinan, dan klaim dan lingkungan bisnis pengolahan Knowledge Management System Cycle Menurut Turban dan Volonino (2010, p394) KM memiliki suatu siklus yang terdiri dari enam langkah fungsi (lihat Gambar 2.3). Alasan sistem tersebut berada dalam siklus karena knowledge secara dinamik disempurnakan dari waktu ke waktu. Knowledge dalam suatu sistem KM yang baik tidak akan pernah sempurna, karena seiring berjalannnya waktu keadaan lingkungan terus berubah dan knowledge harus selalu update untuk merepresentasikan perubahan tersebut. Fungsi siklus KM menurut Turban dan Volonino (2010, p394) meliputi :

18 24 a) Create Knowledge : knowledge tercipta sebagai suatu cara baru dalam melakukan sesuatu atau mengembangkan know-how, terkadang external knowledge termasuk di dalamnya. b) Capture Knowledge: knowledge baru harus diidentifikasi sebagai sesuatu yang bernilai dan dapat direpresentasikan dengan beralasan. c) Refine Knowledge: knowledge baru harus ditempatkan dalam suatu makna sehingga dapat ditindaklanjuti. d) Store Knowledge: knowledge yang berguna harus disimpan dalam knowledge repository dengan format sistematis, sehingga semua bagian dalam organisasi dapat mengaksesnya. e) Manage Knowledge: knowledge harus tetap update dan dapat di review untuk memastikan knowledge tersebut relevan dan akurat. f) Disseminate Knowledge: knowledge harus tersedia dalam format yang berguna bagi organisasi kapan dan di mana saat dibutuhkannya. Knowledge Create Capture Refine Disseminat Manage Store

19 25 Gambar 2.3 Siklus Knowledge Management menurut Turban dan Volonino (2010). Tobing mendefisikan bahwa (2007, p25) siklus utama dalam KM yaitu proses knowledge creation, knowledge retention, knowledge sharing/transfer, knowledge utilization. Di mana salah satu proses utamanya adalah knowledge sharing/transfer, maksudnya adalah penciptaan kesempatan yang luas untuk pembelajaran seluruh anggota organisasi sehingga dapat meningkatkan kompetensinya secara mandiri Manfaat KM pada Perusahaan Keuntungan dan manfaat KM bagi perusahaan menurut Tobing (2007, p38), cukup beragam dan banyak. Di antaranya adalah: Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Meningkatkan kualitas dalam penanganan pelanggan. Menekan biaya pengeluaran perusahaan. Meningkatkan profit bagi perusahaan. Meningkatkan kolaborasi dalam perusahaan. Cara kerja menjadi lebih baik dari sebelumnya. Meningkatkan pangsa pasar. Menyempurnakan pengembangan produk terbaru. Meningkatkan mutu produk dan layanan.

20 26 Menurut Andriarto, et al (2008, p3) KM memiliki manfaat serta fungsi penting yang terbagi dalam empat hal yaitu: mengidentifikasi aset kunci dari knowledge ada di dalam perusahaan, merefleksikan apa yang organisasi diketahui, saling berbagi segala knowledge kepada siapapun yang membutuhkannya, menerapkan penggunaan knowledge untuk meningkatkan kinerja organisasi. Namun dari sekian banyak keuntungan yang ditawarkan oleh KM, penelitian dari Anantatmula yang dikutip oleh Tobing (2007, p38), menyimpulkan bahwa hasil atau manfaat yang paling disukai oleh perusahaan dari hasil implementasi KM adalah Meningkatkan kolaborasi dalam perusahaan, meningkatkan keterampilan karyawan, dan meningkatkan mutu produk serta layanan Knowledge Taxonomy (KT) Menurut Dalkir (2011, p124), dapat dianggap sebagai bangunan dari suatu pengetahuan dan keahlian, taxonomy merupakan sistem aplikasi dasar yang berguna untuk memaparkan konsep-konsep dalam bentuk Hierarchical Model. Semakin tinggi suatu konsep diletakan, maka semakin umum dan dapat dirincikan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah suatu konsep, maka semakin spesifik nama dari satu subclass. Konsep penting yang menggaris bawahi taksonomi adalah gagasan tentang turunan. Setiap node merupakan suatu sub kelompok

21 27 dari kelas atasnya, itu mengartikan bahwa simpul yang lebih tinggi akan di pindahkan dari kelas induk ke kelas anak/cabang. Gambar 2.4 Example of Knowledge Taxonomy Sumber : Dalkir (2011, p125) Taksonomi adalah suatu skema klasifikasi kelompok yang saling terkait bersama-sama, sering dinamai sebagai suatu jenis konsep hubungan kepada satu sama lain dan memberikan pengertian tentang kategori secara umum dibandingkan contoh atau kasus khusus. Skema klasifikasi dapat sangat bersifat pribadi, seperti contoh penamaan pada sebuah folder pribadi Kriteria Keberhasilan Implementasi KM Menurut Tobing (2007, p137) kunci sukses dari KM adalah knowledge sharing, karena melalui knowledge sharing terjadi peningkatan value dari knowledge yang dimiliki perusahaan.

22 28 Seseorang yang melakukan knowledge sharing tidak akan kehilangan knowledge miliknya, tetapi justru melipat gandakan nilai dari knowledge tersebut apabila sudah dimanfaatkan oleh banyak orang. Budaya berbagi pengetahuan merupakan fondasi bagi proses learning, di mana proses learning memperluas inovasi dan dengan inovasi perusahaan dapat tumbuh dan bertahan. Menurut Tobing (2007, p137) elemen-elemen penting budaya sharing terdiri dari beberapa hal, yaitu: a) Keterlibatan pemimpin memberi keteladanan serta monitoring. b) Membangun kepercayaan dan keterbukaan. c) Mempromosikan knowledge sharing dan kolaborasi. d) Apresiasi terhadap knowledge, pembelajaran,dan inovasi. e) Memiliki struktur organisasi yang mendukung dan adaptif. Menurut Nonaka dan Ichijo (2007, p288) sharing knowledge dalam suatu organisasi merupakan sebuah pemicu serta sebuah langkah awal dari suksesnya penciptaan knowledge. Knowledge cenderung personal dan konseptual serta lebih banyak berupa tacit knowldge, oleh sebab itu ketika knowledge disebarkan maka secara perlahan knowledge tersebut berpindah dari satu individu ke individu lainnya melalui komunikasi. 2.2 Analisis dan Rancangan Sistem Informasi Analisis Sistem

23 29 Analisis sistem menurut Bently dan Whitten (2007, p160) adalah suatu teknik pemecahan masalah yang mengurangi sistem menjadi potongan-potongan komponen untuk tujuan mempelajari seberapa baik bagian-bagian komponen bekerja dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Laudon (2010, p208) analisis sistem adalah suatu masalah yang coba diselesaikan perusahaan dengan SI. Tahap ini terdiri atas pendefinisian masalah, identifikasi penyebab, pencarian solusi, dan identifikasi kebutuhan informasi yang harus dipenuhi oleh suatu solusi sistem. Analisis sistem menurut McLeod dan Schell (2007, p154), adalah suatu penelitian terhadap sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru dan kemudian diimplementasikan. Maka simpulan dari analisis sistem adalah suatu penelitian sistem yang ada untuk mendapatkan kebutuhan informasi untuk merancang sistem baru dan kemudian diimplementasikan Pengertian Perancangan Sistem Menurut Laudon (2008, p210) perancangan sistem adalah keseluruhan rencana atau model untuk sistem. Perancangan sistem menggambarkan apa yang harus dilaksanakan oleh sistem dalam memenuhi kebutuhan informasi.

24 30 Perancangan sistem berdasarkan pendapat Stair dan Reynolds (2010, p497), adalah fase pengembangan sistem dengan cara mendefinisikan bagaimana SI akan melakukan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan cara dalam memecahkan masalah. Sedangkan menurut Satzinger et al., (2010, p4) perancangan sistem adalah proses menentukan secara rinci bagaimana komponenkomponen dari SI harus diimplementasikan secara fisik. Menurut McLeod dan Schell (2011, p192), perancangan sistem adalah proses penentuan data yang diperlukan oleh sistem baru dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dan memberikan gambaran serta perancangan bangun secara lengkap dari pihak terlibat di dalamnya. Simpulan dari perancangan sistem adalah suatu spesifikasi dengan cara melakukan fungsi-fungsi yang telah diidentifikasi pada saat analisis sistem dengan tujuan untuk menangani dan mengatasi masalah. 2.3 Pengertian Object-Oriented Analysis and Design Menurut Satzinger et al (2010, p60) pengertian Object-Oriented Analysis (OOA) and Design with the Unified Process (OOD) adalah: Object Oriented Programming (OOP) menuliskan tentang pernyataan dalam bahasa pemrograman untuk mendifinisikan tipe dari masing-masing objek.

25 31 Object-Orientied Analysis (OOA) adalah semua jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam sistem dan menunjukan interaksi pengguna apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas. Objek diartikan sebagai suatu hal dalam sistem komputer yang dapat merespon pesan-pesan. Object-Oriented Design (OOD) adalah semua jenis objek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang dan perangkat dalam sistem, menunjukan bagaimana objek berinteraksi untuk meyelesaikan tugas, dan menyempurnakan definisi dari masing-masing jenis objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa tertentu. Sedangkan menurut Whitten et al (2007, p25), Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) merupakan suatu kumpulan alat dan teknik untuk mengembangkan suatu sistem yang akan menggunakan teknologi objek untuk membangun sebuah sistem dan piranti lunak. 2.4 Permodelan Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Unified Modeling Language (UML) Menurut Satzinger (2010, p61), Unified Modeling Language (UML) merupakan suatu set standar konstruksi model dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan berorientasi objek. Dengan menggunakan UML, analis dan penggguna akhir mampu

26 32 untuk menggambarkan dan mengerti berbagai diagram spesifik yang digunakan dalam proyek pengembangan suatu sistem. Menurut Chaffey (2007, p516), UML adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menjelaskan, memvisualisasikan, dan mendokumentasikan data dan informasi kedalam sistem yang berorientasi objek. UML memberikan akses untuk mengenalkan dan menjelaskan bagaimana model suatu objek dapat diterapkan untuk menganalisis proses dari alur kerja. Simpulan dari UML adalah suatu teknik yang menggambarkan proses alur kerja dan didokumentasikan kedalam sistem berorientasi objek dengan tujuan untuk membantu dan mempermudah para pengguna dalam membuat diagram dalam pengembangan suatu sistem Activity Diagram Menurut Satzinger (2010, p141), activity diagram adalah jenis diagram alur kerja yang menggambarkan tentang kegiatan pengguna dan alur sekuensial. Aktivitas diagram hanyalah sebuah diagram alur yang menggambarkan berbagai kegiatan pengguna maupun sistem.

27 33 Gambar 2.5 Activity Diagram Symbol Sumber : Satzinger (2010, p142) Class Diagram Menurut Satzinger (2010, p60), dapat diartikan bahwa class diagram adalah suatu model grafik yang digunakan dalam pendekatan object-oriented untuk menampilkan class dari suatu objek di dalam sistem.

28 34 Gambar 2.6 Class Diagram Sumber : Satzinger (2010, p60) Menurut McLeod dan Scheel (2007, p164), class diagram adalah suatu teknik secara grafis yang dapat menggambarkan hubungan antar data sekaligus menunjukan tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan terhadap data. Teknik ini dinamakan diagram kelas dan merupakan salah satu model berorientasi objek. Objek adalah satu konsep dalam TI, terdiri dari data, tindakan yang akan dilakukan dan menandakan suatu hubungan Domain Model Class Diagram Domain model class diagram menurut Satzinger et al. (2010, p187), adalah sebuah UML class diagram yang menggambarkan cara kerja problem domain classes, associations, dan attributes. Tabel 2.3 Notasi Class Diagram

29 35 Class Multiply 0..1 ; 1 ; 1..1 ; 0..* ; * ; 1..* Communication -End1 -End2 * * Sumber : Satzinger et al. (2010) diagram: Keterangan tambahan mengenai isi dari domain class Atribute: karakteristik dari sebuah objek yang memiliki nilai seperti ukuran, bentuk, warna, lokasi dan lain sebagainya. Class: Tipe atau klasifikasi dari objek yang sama. Methods: Behaviours atau operasi sebagai gambaran apa yang dapat dilakukan oleh sebuah objek. Message: Komunikasi dari objek yang saling berhubungan.

30 Use Case Menurut Satzinger (2010, p242), use case adalah suatu aktivitas sistem yang melaksanakan tugas, biasanya dalam menanggapi permintaan oleh pengguna. Masing-masing use case didefinisikan secara rinci untuk menentukan persyaratan fungsional. Use Case juga menyediakan kerangka kerja untuk merencanakan suatu proses pengulangan. Menurut Chaffey (2007, P518) use case merupakan urutan transaki-transaksi antara aktor dan sistem yang mendukung aktivitas pada aktor. Use Case memaparkan aktivitas dan tugas yang merupakan suatu bagian antara aktor dan sistem, kemudian menjabarkan kebutuhan-kebutuhan pada suatu sistem dari masingmasing aktor. Gambar 2.7 A simple Use Case with an actor Sumber : Satzinger (2010, p243) Menurut McLeod dan Scheel (2007, p201), use case adalah deskriptif ringkasan suatu dialog yang terjadi antara sistem primer dan

31 37 sekunder. Ada dua format use case, pertama adalah naratif berkelanjutan dengan masing-masing tindakan diberi nomor secara berurutan, kedua disebut format ping pong, sebab terdiri dari dua naratif dan nomor menandai bagaimana tugas dilaksanakan secara bergantian System Sequence Diagam (SSD) Menurut Satzinger (2010, p242) System Sequence Diagram (SSD) digunakan untuk menggambarkan alur informasi yang masuk dan keluar dari sistem secara otomatis. Gambar 2.8 Sample System Sequence Diagram Sumber : Satzinger (2010, p253)

32 38 Sistem adalah suatu objek yang mewakili sistem secara keseluruhan, didalam SSD dan semua diagram interaksi suatu analisis menggunakan notasi objek, di mana notasi tersebut menunjukan bahwa kotak mengacu pada objek individu. Dalam diagram interaksi, pesan yang dikirim dan diterima yaitu oleh objek individu bukan oleh class User Interface Menurut Satzinger et al. (2010, p531), User Interface (UI) adalah sistem itu sendiri dan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan end user saat sedang menggunakan sistem seperti fisik, perseptual, dan konseptual. Shneiderman (2010, p88-89) mengemukakan delapan aturan yang dapat digunakan sebagai dasar petunjuk yang baik untuk merancang suatu UI. Delapan aturan ini disebut dengan Eight Golden Rules of Interface Design, yaitu: Berusaha konsisten. Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut. Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan

33 39 singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro. Memberikan umpan balik informative. Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu memasukan data atau muncul pesan kesalahannya. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan. Umpan balik informatif akan memberikan indikasi penutupan bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan langkah berikutnya. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana. Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sederhana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya. Hal ini dapat mengurangi ke khawatiran pengguna, karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga pengguna tidak takut untuk

34 40 mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan. Mendukung tempat pengendali internal. Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna dari pada pengguna merasa bahwa sistem mengkontrol pengguna. Mengurangi beban ingatan jangka pendek. Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, dan urutan tindakan. 2.5 Kerangka Berpikir PT. Cipta KreasiSandang Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang retail garment. Divisi marketing pada perusahaan ini merupakan divisi terpenting dalam perusahaan, karena seluruh proses distribusi barang yang dilakukan dinaungi oleh divisi ini. Masalah yang terjadi di dalam divisi ini adalah turnover karyawan yang tinggi dan belum adanya sarana yang menjadi wadah bagi knowledge karyawan sehingga knowledge yang dimiliki karyawan dapat hilang begitu saja. Untuk mengatasi masalah yang telah disebutkan diatas maka dibuat portal knowledge management. Diharapkan dapat memudahkan karyawan perusahaan untuk dapat saling berbagi knowledge yang dimiliki oleh mereka.

35 41 Dalam penyusunan skripsi sesuai dengan topik yang diambil, dibutuhkan kerangka berpikir untuk mempermudah dalam penyusunannya, berikut urutannya: Tabel 2.4 Kerangka Pikir Problems Belum adanya sarana yang berfungsi sebagai wadah Belum adanya sarana untuk mendokumentasikan atau penyimpanan informasi - informasi knowledge karyawan. penting perusahaan. mengenai Solution Membuat portal Knowledge Management. Approach Model KM (Inukshuk) Software Development Software specification and design : UML Software Construction : Notepad ++

BAB 2 LANDASAN TEORI. meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi, semua sistem pada bidang

BAB 2 LANDASAN TEORI. meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi, semua sistem pada bidang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi, semua sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian KM Menurut Laudon (2010: 98), KM adalah seperangkat proses bisnis yang dikembangkan dalam organisasi untuk menciptakan, menyimpan, memindahkan, dan menerapkan pengetahuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kumpulan yang kompleks dan saling berinteraksi apabila

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kumpulan yang kompleks dan saling berinteraksi apabila BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kumpulan yang kompleks dan saling berinteraksi apabila mereka menjadi satu kesatuan (Bennet et al, 2010, p22). Selain itu, O Brien dan Marakas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu set elemen dan komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Hubungan tersebut menentukan bagaimana sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, untuk menambah daya saing dan mempertahankan posisi dalam pasar tidaklah mudah. Diperlukan analisis pasar dan pengalaman baik berbentuk fisik maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori 2.1.1 Knowledge Management (KM) Knowledge Management menurut Tobing (2007: 8), adalah mekanisme dan proses yang terpadu dalam penyimpanan, pemeliharaan, pengorganisasian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Knowledge Management (KM) di perusahaan sudah menjadi suatu kebutuhan mendasar pada saat ini. Kemampuan perusahaan mengelola knowledge yang ada merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di beberapa tahun terakhir ini Knowledge Management (KM) menjadi salah satu teknik yang banyak diminati perusahaan untuk mengelola asset pengetahuannya. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagian besar perusahaan termasuk perusahaan konsultan kontruksi bertujuan untuk tumbuh dan sukses dalam bisnis mereka. Pertumbuhan adalah aspek penting

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen-komponen saling berhubungan, yang dikumpulkan, diproses, disimpan, lalu

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen-komponen saling berhubungan, yang dikumpulkan, diproses, disimpan, lalu 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi (SI) Menurut Satzsinger (2005, p7), sistem informasi adalah kumpulan dari komponen-komponen saling berhubungan, yang dikumpulkan, diproses, disimpan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Multimedia 2.1.1 Pengertian Multimedia Menurut Vaughan(2011,p1), Multimedia adalah kombinasi teks, gambar, suara, animasi dan video yang disampaikan kepada user melalui komputer.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Knowledge Management (KM) Berikut ini adalah definisi dari KM menurut beberapa ahli, yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Knowledge Management (KM) Berikut ini adalah definisi dari KM menurut beberapa ahli, yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Knowledge Management (KM) Berikut ini adalah definisi dari KM menurut beberapa ahli, yaitu: Menurut Tobing (2007: 8), KM adalah mekanisme dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.

Lebih terperinci

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan

Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan. analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan 18 2. Mengadakan sharing vision secara periodik Sharing vision mempunyai penekanan membangun dan mengasah kemampuan analisis setiap individu. Oleh karena itu, data dan informasi kondisi perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian KM Menurut Laudon & Laudon (2010, p. 98) KM adalah seperangkat proses bisnis yang khusus dikembangkan dalam organisasi untuk menyimpan, menciptakan, memindahkan, dan

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah menjangkau aktivitas manusia baik secara individual maupun organisasional. Teknologi informasi telah bertransformasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, teknologi informasi telah menjadi suatu kesatuan yang erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan Internet merupakan sekumpulan jaringan yang berskala global. Tidak ada satu pun orang, kelompok atau organisasi yang bertanggung jawab untuk menjalankan internet.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Knowledge Management berkembang sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir sebagai sebuah cara yang spesifik dan terencana untuk menangkap, menstrukturkan

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS (STUDI KASUS : RADIOLOGI DIAGNOSTIK PADA PASIEN KANKER) SKRIPSI. Oleh

KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS (STUDI KASUS : RADIOLOGI DIAGNOSTIK PADA PASIEN KANKER) SKRIPSI. Oleh KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS (STUDI KASUS : RADIOLOGI DIAGNOSTIK PADA PASIEN KANKER) SKRIPSI Oleh Agnes Stella Kurniawan 1301032473 Noviany 1301064235 Regi Arizal 1301068965 Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi, khususnya di era globalisasi saat ini tidak dapat dielakkan lagi. Untuk dapat berkembang dan bertahan di dunia bisnis, suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) adalah badan yang berwenang untuk melaksanakan sebagian penyelenggaraan jalan tol meliputi pengaturan, pengusahaan dan pengawasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup besar dalam arus informasi yang beredar dalam dunia ini. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup besar dalam arus informasi yang beredar dalam dunia ini. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, kemajuan teknologi memegang peranan yang cukup besar dalam arus informasi yang beredar dalam dunia ini. Hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia semakin meningkat, tingginya persaingan antar lembaga pendidikan mengakibatkan setiap lembaga pendidikan harus dapat mengelola lembaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam pemodelan Customer Relationship Management. Adapun teori yang akan dijelaskan antara lain adalah Customer

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Sejarah singkat mengenai berdirinya CV. Jadikom ini diawali oleh ide dari 3

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Sejarah singkat mengenai berdirinya CV. Jadikom ini diawali oleh ide dari 3 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di CV. Jadikom. Penelitian difokuskan pada absensi karyawan. 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah singkat mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Stair (2010:5), data adalah fakta atau kenyataan, contoh: nomor karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

Knowledge Management Tools

Knowledge Management Tools Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menjelaskan beberapa prinsip umum sistem antara lain: menghadapi keadaan-keadaan yang berbeda.

BAB 2 LANDASAN TEORI. menjelaskan beberapa prinsip umum sistem antara lain: menghadapi keadaan-keadaan yang berbeda. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Hariyanto (2004, p59), sistem adalah kumpulan objek atau elemen yang saling beinteraksi untuk mencapai satu tujuan tertentu. Ia menjelaskan beberapa prinsip umum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengacu pada jurnal yang ditulis oleh Atin Triwahyuni (2012) dengan judul Sistem Informasi Absensi Siswa Pada Perguruan Islam Mathali ul Falahpati Jawa Tengah. Sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

ANALISA DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI LOGISTIK PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM BARATA

ANALISA DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI LOGISTIK PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM BARATA ANALISA DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI INVENTARISASI LOGISTIK PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM BARATA Windarto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Universitas Budi

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun tersebut.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan mereka untuk memberikan kepuasan pada para

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan mereka untuk memberikan kepuasan pada para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin ketatnya kompetisi saat ini, persaingan bisnis tidak hanya dapat mengandalkan produk yang dijual semata. Setiap pelaku bisnis perlu berupaya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi menyebabkan perusahaan harus terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat meningkatkan keunggulan kompetitif.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian akan di lakukan di kampus D3 FMIPA dan ilmu komputer Universitas Padjadjaran yang beralamat di Jl. Ir H. Djuanda No 4 Bandung. 3.1.1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dengan adanya kemajuan teknologi tersebut, menyebabkan meningkatnya tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis dalam bidang jasa dewasa ini bertumbuh dengan pesat. Salah satunya adalah bisnis dibidang jasa. Peningkatan bisnis dibidang jasa tak terlepas dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management BAB III ANALISIS Pada bab ini dipaparkan analisis yang dilakukan terhadap pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai proses KM. Analisis yang dilakukan adalah terkait dengan pemahaman bahwa KM didasari oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan atau knowledge merupakan sumber inovasi yang dibutuhkan oleh organisasi maupun perusahaan untuk bertahan dan berkembang [1], [2]. Supaya efektif dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis retail memiliki berbagai macam jenis, seperti jenis store retail, nonstore retail atau biasanya yang kita kenal dengan penjualan melalui online, organization

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI

ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI ANALISA DAN DESAIN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM KEUANGAN PADA PERWAKILAN BPK RI DI KENDARI Veronika Dewi Puspitayani dan Aris Tjahyanto Program Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi pada masa kini, telah menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka proses-proses yang ada

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam e-learning terutama yang berbasis web, terdapat dua konsep belajar yang berbeda, yaitu Virtual Learning Environment (VLE) dan Personal Learning Environment

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu teknologi dan informasi pada era globalisasi ini, membuat persaingan bisnis semakin kompetitif terutama perusahaan yang bergerak pada sektor

Lebih terperinci

BAB III. Landasan Teori

BAB III. Landasan Teori BAB III Landasan Teori Dalam bab ini akan dijelaskan berbagai macam landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek. Landasan teori yang dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan dalam memperoleh berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai permasalahan yang akan diteliti.

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Museum merupakan sebuah tempat pembelajaran yang menampung berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN. Museum merupakan sebuah tempat pembelajaran yang menampung berbagai macam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum merupakan sebuah tempat pembelajaran yang menampung berbagai macam informasi sesuai dengan kategori koleksi yang dimiliki, seperti koleksi dan proses bisnis.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Penulis mengadakan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Untuk memudahkan pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis website, maka akan dibuat model menggunakan UML (Unified Modeling Language). Perlu diketahui metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi mobile pada saat ini semakin pesat. Perkembangan teknologi tersebut tidak lepas dari perkembangan perangkat lunak dan perangkat keras yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. universitas maka dibutuhkan pula sebuah sistem untuk mendukung proses

BAB 1 PENDAHULUAN. universitas maka dibutuhkan pula sebuah sistem untuk mendukung proses BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya proses pembelajaran di sebuah universitas maka dibutuhkan pula sebuah sistem untuk mendukung proses pembelajaran tersebut. Sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia perindustrian di era globalisasi saat ini semakin ketat dengan kemajuan teknologi informasi. Kemajuan dalam teknologi informasi menjadikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi informasi untuk mempertahankan dan mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi informasi untuk mempertahankan dan mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan waktu hampir seluruh perusahaan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Selain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan informasi dari website Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik (Asperindo, 2015) jumlah anggota perusahaan swasta yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Ada beberapa masalah dalam pengenalan tulisan tangan matematika yang dapat

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Ada beberapa masalah dalam pengenalan tulisan tangan matematika yang dapat BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Ada beberapa masalah dalam pengenalan tulisan tangan matematika yang dapat didefinisikan sejauh ini, antara lain: Pengenalan karakter matematika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BTN ( Bank Tabungan Negara ) Syariah merupakan Strategic Bussiness Unit (SBU) dari Bank BTN ( Bank Tabunga Negara ) yang menjalankan bisnis dengan prinsip syariah,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dengan demikian objek yang akan penulis kaji adalah Sistem Informasi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dengan demikian objek yang akan penulis kaji adalah Sistem Informasi BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dengan demikian objek yang akan penulis kaji adalah Sistem Informasi Penyewaan Peralatan Pesta Pada CV.Risha. Penelitian dilakukan di CV.Risha yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet telah membawa banyak sekali dampak perubahan dimana perubahan tersebut ada yang negatif dan positif, namun bagaimana cara kita mengambil manfaatnya untuk menunjang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berperan dalam menciptakan competitive advantage bagi perusahaan. Teknologi. menunjukkan perkembangannya yang kian pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. berperan dalam menciptakan competitive advantage bagi perusahaan. Teknologi. menunjukkan perkembangannya yang kian pesat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, teknologi informasi adalah salah satu alat yang sangat berperan dalam menciptakan competitive advantage bagi perusahaan. Teknologi informasi telah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Tahap analisis sistem merupakan salah satu usaha mengidentifikasi kebutuhan dan spesifikasi sistem yang akan diciptakan. Di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jurnal Ilmu Administrasi, Volume V, Nomor 3, Asropi (2008:252)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jurnal Ilmu Administrasi, Volume V, Nomor 3, Asropi (2008:252) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan administrasi atau yang lebih dikenal dengan kegiatan ketata usahaan pada sebuah lembaga mempunyai output yang sangat penting, terkait diberbagai

Lebih terperinci

Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) Tatik yuniati Abstrak Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas merupakan intuisi akademis yang memiliki karakteristik yang sama dengan organisasi pembelajaran. Dimana dalam organisasi ini banyak subsub kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

Kegunaan tahap ini adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir g SDM yang akan melakukan Reengineering

Kegunaan tahap ini adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir g SDM yang akan melakukan Reengineering BPR Tahap 1 (Persiapan) Telaahan Business Process Reengineering (BPR) Tahap 1 - Persiapan Kegunaan tahap ini adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir g SDM yang akan melakukan Reengineering Apa yang

Lebih terperinci

PERANGKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN

PERANGKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN PERANGKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN Pertemuan 8 PENDAHULUAN Teknologi digunakan untuk memfasilitasi komunikasi, kolaborasi, dan manajemen konten untuk penangkapan, berbagi, penyebaran, dan aplikasi pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1. Aplikasi Pengertian aplikasi adalah program siap pakai yang dapat digunakan untuk menjalankan perintah dari pengguna aplikasi tersebut dengan tujuan mendapatkan hasil yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian sebelumnya yang berjudul Pengembangan Model Arsitektur Enterprise Untuk Perguruan Tinggi dilakukan pengembangan model arsitektur enterprise untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini sudah berkembang sangat pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis teknologi informasi tidak bisa di

Lebih terperinci

: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI FUTSAL PADA VINI VIDI VICI. : Nouvy Wulansari, Titi Dwijayanti dan Nia Prima Mulia

: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI FUTSAL PADA VINI VIDI VICI. : Nouvy Wulansari, Titi Dwijayanti dan Nia Prima Mulia Pendekatan Kuantitatif Judul Skripsi : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI REGISTRASI KEANGGOTAAN DAN PEMESANAN LAPANGAN FUTSAL PADA VINI VIDI VICI Nama Peneliti : Nouvy Wulansari, Titi Dwijayanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan

Lebih terperinci