Nita Rahmawati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: puisi bebas, metode example non-example, kemampuan menulis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Nita Rahmawati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: puisi bebas, metode example non-example, kemampuan menulis"

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS METODE EXAMPLE NON-EXAMPLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs NEGERI HARJOKUNCARAN KABUPATEN MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Nita Rahmawati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Selama ini anak merasa kesulitan dalam pembelajaran menulis puisi bebas. Kendala yang menyebabkan adalah kurangnya pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Proses pembelajaran yang digunakan selama ini cenderung hanya pencapaian target materi kurikulum. Melihat kondisi yang seperti ini maka perlu diupayakan penerapan Metode Example Non-Exampledalam Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Peserta Didik Kelas VIII MTs Negeri Harjokuncaran.Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi objektif tentang efektivitas metode example non-exampledalam pembelajaran menulis puisi bebas. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi. Pengumpulan data yang digunakan berupa tes. Tes digunakan untuk memperoleh dan mengetahui nilai dari kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah penerapan metode example non-example.teknik analisi data yang digunakan adalah statistik deskriptif, uji independen berpasangan, dan uji t-independen. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa metode example non-exampleefektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi bebas. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya skor kelompok eksperimen dan kontrol yang berbeda secara signifikan. Kata-kata kunci: puisi bebas, metode example non-example, kemampuan menulis Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan pengungkap-an pikiran, gagasan, pendapat dan perasaan tersebut adalah kemampuan menulis. Kemampuan menulis sebagai kemampuan berbahasa yang aktifproduktif merupakan salah satu kompetensi dasar berbahasa yang harus dimiliki peserta didik agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Kompetensi yang baik akan mambantu peserta didik mampu menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks. Peserta didik akan mampu mengorganisasikan gagasan yang runtut, menggunakan kosakata yang tepat dan sesuai, memperhatikan ejaan dan tanda baca yang benar, serta menggunakan ragam kalimat yang variatif dalam menulis jika memiliki kompetensi yang baik. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia memiliki masing-masing empat aspek ketrampilan kebahasaan dan kesastraan. Pengajaran sastra memiliki bermacam kekhususan karena NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 142

2 sastra, manusia, dan pendidikan tidak dapat dipisahkan. Sastra merupakan hasil aktivitas manusia yang bersifat imajinatif, namun syarat dengan permasalahan manusia, dan dikembalikan lagi pada manusia melalui pendidikan dan pengajaran. Hal tersebut berpengaruh pada peserta didik dalam menyikapi persoalan di sekitar mereka. Mempelajari sastra dapat memperhalus budi pekerti, saling menghargai sesama makhluk Tuhan, sehingga hidup lebih bermakna. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia bertujuan di antaranya agar peserta didik memiliki kemampuan menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Namun pada kenyataannya pengajaran sastra masih dianggap sebagian peserta didik kurang menarik, hal ini harus diakui. Penyebab kurang menariknya pelajaran sastra, di antaranya kurang terbinanya pengajaran sastra Indonesia dengan baik, cara guru mengajar yang kurang memotivasi peserta didik, kurangnya sarana dan prasarana, serta kurangnya akrabnya peserta didik dengan karya sastra sehingga motivasi dan hasil belajar peserta didik rendah. Keberhasilan dan kegagalan pengajaran sastra sudah barang tentu memiliki sebab yang banyak, karena pengajaran sastra merupakan sebuah sistem yang meliputi kurikulum di sekolah, sarana dan prasarana pengadaan buku, minat baca masyarakat, iklim bersastra, dan lainlain. Pembelajaran sastra di sekolah memiliki peluang untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap sastra. Menulis puisi merupakan salah satu sarana untuk berekspresi menuangkan pengalaman bagi anak. Melalui puisi anak akan bebas menulis sesuatu yang dilihat, didengar, disaksikan dan dialaminya dalam bentuk puisi. Anak juga dapat menuliskan hasil imajinasi, rasa empati mereka terhadap segala hal, seperti kemiskinan, kebakaran, sekolah, pengamen dan lain sebagainya. Selain itu puisi juga dapat melatih daya nalar anak menjadi lebih selektif dalam menganalisis sesuatu dan melatih emosi menjadi empatif dan positif. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia dan hasil evaluasi peserta didik kelas VIII di MTs Negeri Harjokuncaran ditemukan bahwa banyak peserta didik yang belum mampu menulis puisi. Hal ini berarti pembelajaran menulis puisi belum mencapai kriteria ketuntansan minimal (KKM). Penyebab belum tuntasnya pembelajaran menulis puisi berasal dari peserta didik dan guru. Dari hasil wawancara diketahui bahwa peserta didik merasa malu dan takut untuk menulis puisi. Mereka merasa malu dan takut hasil tulisannya akan ditertawakan oleh temannya. Peserta didik tidak memiliki rasa percaya diri hal tersebut dikarenakan peserta didik tidak memahami cara menulis puisi yang benar. Dari aspek guru, ternyata guru belum mampu memilah dan memilih metode pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran menulis puisi. Pembelajaran yang terjadi selama ini adalah guru menerangkan apa yang dimaksud dengan puisi, setelah itu memberi tugas pada peserta didik untuk NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 143

3 menulis puisi seperti yang dicontohkan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Melihat keadaan tersebut maka perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran menulis puisi. Guru harus bisa memilah dan memilih metode yang tepat. Salah satu metode yang efektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi adalah metode example nonexample. Metode example dan nonexamplemerupakan metode yang menggunakan media dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong peserta didik untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahanpermasalahan yang terkan-dung di dalamnya. Dalam pembelajaran menulis puisi media yang digunakan berupa teks puisi, teks puisi contoh (example) adalah teks puisi sesuai dengan kompetensi dasar yaitu puisi bebas. Sedangkan teks puisi bukan contoh ( non-example) adalah teks puisi yang tidak sesuai dengan kompetensi dasar yaitu jenis puisi lama (pantun atau syair). Dengan menggunakan metode ini maka peserta didik akan dapat dengan mudah mengenali puisi bebas. Metode ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik secara cepat dengan menggunakan dua hal yang terdiri dari example dan nonexample dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta peserta didik untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan nonexample memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.metodeexample dan nonexample penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian peserta didik terhadap example dan nonexample diharapkan akan dapat mendorong peserta didik untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada. Dari uraian di atas maka penelitian dengan judul Efektivitas Metode Example Non-Example Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Peserta Didik Kelas VIII MTs Negeri Harjokuncaran Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2013/2014 layak untuk dilaksanakan. Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut (1) memperoleh deskripsi objektif tentang kemampuan menulis puisi bebas peserta didik kelas VIII MTs Negeri Harjokuncaran Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2013/2014 denganmenggunakan metodeexample non-example (2)memperoleh deskripsi objektif tentang kemampuan menulis puisi bebas peserta didik kelas VIII Di MTs Negeri Harjokuncaran Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah (3) memperoleh deskripsi objektif tentang efektivitas metode example non-example pada pembelajaran menulis puisi bebas peserta didik kelas VIII MTs Negeri Harjokuncaran Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2013/2014. Kegunaan penelitian secara praktis terdiri dari kegunaan bagi sekolah, guru, peserta didik dan calon peneliti.(1)bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat membantu meningkatkan kualitas NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 144

4 pembelajaran. Memiliki peserta didik yang mengalami peningkatan hasil belajar dan lebih menguasai materi pembelajaran khususnya pembelajaran menulispuisi bebas dan memiliki guru yang selektif dalam memilih metode pembelajaran. (2) Bagi g uru hasil penelitian ini sebagai pertimbangan mengajar pelajaran bahasa Indonesia dan merupakan cara alternatif untuk meningkatkan proses dan hasil belajar peserta didik. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis puisi bebas dan termotivasi untuk lebih kreatif dalam menentukan metode pembelajaran.(3) Peserta didik, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk menjadi penulis puisi. (4) Bagi peneliti lain, yang tertarik terhadap masalah yang relevan yaitu tentang menulis puisi bebas, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk melengkapi kajian keilmuannya. METODE Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi karena peneliti tidak selalu dapat melakukan pemilihan subjek secara random. Dalam penetapan random peneliti tidak memungkinkan memilih dan memilah subjek sesuai rancangannya. Akan tetapi, peneliti terpaksa harus menerima kelas atau kelompok subjek yang telah ditentukan oleh sekolah, sesuai dengan kebijakan sekolah (Setyosari, 2010:183). Penelitian eksperimen kuasi dipilih apabila peneliti ingin menerapkan suatu tindakan atau perlakuan. Tindakan dapat berupa model, stretegi, metode atau prosedur baru kerja untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan agar hasilnya dapat optimal. Dengan adanya kriteria tersebut, maka peneliti dituntut untuk berfikir kreatif dalam mencari model, strategi, metode atau prosedur kerja yang baru yang akan diujicobakan (Mulyatiningsih, 2012: 86). Dalam penelitian ini, karena akan diamati efektivitas atau perubahan yang diakibatkan penggunaan metodeexample non-exampledalam pembelajaran menulis puisi bebas, maka rancangan penelitiannya adalah rancangan eksperimental kuasi. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan kelompok nonekuivalen. Dalam rancangan ini, sumjek penelitian atau partisipan tidak dipilih secara acak untuk dilibatkan dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada dasaranya, langkah-langkah dalam rancangan ini sama seperti pada rancangan pretest-posttest experimental control group design. Dalam rancangan ini, ada dua kelas subjek satu mendapat perlakuan dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Keduanya memperoleh pretes dan postes. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri Harjokuncaran. Oleh karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII MTs Negeri Harjokuncaran yang berjumlah 182 yang terbagi dalam 6 kelas pararel yaitu kelas VIII unggulan, VIII bahasa, VIII A, VIII B, VIII C, VIII D. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174). Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sesuai dengan rancangan penelitian di atas peneliti dalam pengambilan sampel menggunakan simple random sampling NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 145

5 karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak. Pengambilan sampel dengan cara mengundi semua kelas VIII yang berjumlah enam kelas dengan hanya diwakili ketua kelas untuk menentukan satu kelas kontrol dan satu kelas eksperimen. Kelas kontrol berjumlah 25 dari kelas VIII D. Kelas eksperimen berjumlah 31 dari kelas VIII C, secara keseluruhan sampel berjumlah 56 peserta didik. Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan berupa tes. Tes digunakan untuk memperoleh dan mengetahui nilai dari kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah penerapan metode example nonexample. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam penelitian, data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, pengumpulan data harus dilakukan dengan sistematis, terarah dan sesuai dengan masalah penelitian. Data siswa tentang menulis puisi dengan menggunakan metode example nonexample dengan memberi tugas menulis puisi dengan tema dan kriteria penilaian yang sudah ditentukan. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan tahapan sebagai berikut (1) melaksanakan tes awal ( pretes) menulis puisi (2) memberikan perlakuan yang berbeda. Teknik analisi data menggunakan statistik deskriptif, uji independen berpasangan dan uji t-independen untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode example non-example dalam menulis puisi. HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan Menulis Puisi Bebas Dengan Metode Example- Nonexample Sebelum perlakuan dilakukan pada kelas eksperimen, terlebih dahulu dilakukan pretes menulis puisi. Hasil pretes ini akan digunakan untuk mengukur perkembangan peserta didik setelah menerima pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode example non-example. Berdasarkan hasil analisis data, nilai terendah pretes yang diperoleh peserta didik kelas eksperimen dalam menulis puisi pada aspek judul, kesesuaian isi dengan judul, diksi, majas, pencitraan, rima dan tipografi adalah 46 sedangkan nilai tertinggi adalah 82 rata-rata pretes kelompok eksperimen adalah 65,32. Hasil nilai postes menulis puisi pada kelas eksperimen diperoleh setelah peserta didik mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan kelas kontrol. Peserta didik pada kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran menu-lis puisi dengan metode example nonexample. Hasil dari pembelajaran ini dipakai untuk mengukur ada tidaknya keefektivitasan metode example nonexample dalam menulis puisi pada kelas eksperimen. Rincian hasil postes menulis puisi kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini. Berdasarkan tabel di atas nilai terendah pretes yang diperoleh peserta didik kelas eksperimen dalam menulis puisi pada aspek judul, kesesuaian isi dengan judul, diksi, majas, pencitraan, rima dan tipografi adalah 71 sedangkan nilai tertinggi adalah 96 rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 78,46. NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 146

6 Untuk mengetahui ada tidaknya efektivitas metode example non-example pada menulis puisi pada kelas eksperimen dapat dilihat berdasarkan perolehan nilai pretes dan postes, yaitu sebelum dan sesudah memperoleh pembelajaran dengan menerap-kan metode example non-example. Perkembangan menulis puisi masingmasing peserta didik ditentukan dengan cara membandingkan nilai pretes dan postes. Hasil keefektivitasan penggunaan metode example nonexample dapat dilihat pada grafik berikut ini. Grafik 1 Perbandingan Nilai Pretes dan Postes Menulis Puisi Bebas Kelas Eksperimen Berdasarakan grafik di atas dapat diperoleh gambaran bahwa garis biru menunjukkan pretes yang posisinya di bawah garis merah yang menunjukkan hasil postes. Garis biru menunjukkan hasil pretes pada peserta didik kelas eksperimen. Nilai postes lebih baik dari nilai pretes ini menunjukkan bahwa sebelum diperoleh metode example non-example kelas eksperimen dalam menulis puisi hasilnya masih jauh dari standar KKM yang ditetapkan di madrasah kami. Pada garis merah menunjukkan hasil postes peserta didik kelas eksperimen. Nilai postes lebih baik dari pretes Hal ini membuktikan bahwa setelah diterapkan metode example non-example pada kelas eksperimen dalam menulis puisi sudah menunjukkan peningkatan belajar sehingga mayoritas peserta didik dapat mencapai KKM yang Analisi data antara nilai pretes dan postes kelas eksperimen menggunakan uji t sampel berpasangan karena sampel yang diambil adalah sama, analisis datanya sebagai berikut. Pada output pertama yaitu Paired Statistika, dapat dilihat rata-rata menulis puisi dari 65,32 menjadi 78,45, N menunjukkan banyaknya data pretes dan postes sebanyak 31. Pada ourput kedua nilai korelasi antara pretes dan postes adalah 0,447 artinya keduanya mempunyai hubungan kuat dan positif. Pada output ketiga df (derajat kebebasan), untuk uji T paired selalu N- I, dimana df adalah 31-1=30. Nilai t hitung harus dibandingkan dengan nilai t tabel, apabila nilai t hitung >t tabel maka data tersebut signifikan. Data diatas t hitung 9,407 > t tabel 2,042 berarti data tersebut adalah signifikan. Berdasarkan temuan hasil dan pengujian hasil hipotesis dapat ditafsirkan bahwa terdapat pengaruh antara penggunaan metode example nonexample dan pembelajaran konvensional NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 147

7 dengan metode ceramah dalam menulis puisi dengan kelengkapan unsur-unsur puisi diantaranya judul, kesesuaian antara isi dengan judul, diksi, majas, pencitraan, rima dan tipografi. Berdasarkan perolehan nilai peserta didik, ditemukan bahwa nilai postes lebih tinggi dari pada nilai pretes. Hal ini menunjukkan bahwa pada tes akhir penulisan puisi dengan aspek judul, kesesuaian antara isi dengan judul, diksi, majas, pencitraan, rima dan tipografi hasilnya meningkat. Pada penelitian kelas eksperimen, awalnya peserta didik tidak aktif dalam pembelajaran menulis puisi, ini bisa dilihat pada pembelajaran menulis puisi disaat pretes. Setelah diterapkan metode example non-example peserta didik merasa semangat menulis puisi karena pada pembelajaran menulis puisi ini diberikan contoh antara puisi bebas dengan puisi terikat, jadi peserta didik langsung bisa menganalisis puisi yang ditayangkan di LCD oleh guru. Menurut Hamdani (2011;80-82) mengingat mengajar pada hakikatnya merupakaan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar, metode yang digunakan oleh guru harus mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar bagi siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar. Dengan kata lain, proses belajar mengajar merupakan proses interaktif edukatif antara guru yang menciptakan suasana belajar dan siswa yang memberi respon terhadap usaha guru tersebut. Metode yang diterapkan guru memungkinkan siswa banyak belajar proses ( lear,ning by process), bukan hanya belajar produk ( learning by product). Belajar produk pada umumnya hanya menekankan pada segi kognitif, sedangkan belajar proses dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar dari segi kognitif, afektif (sikap) maupun psikomotor (keterampilan). Oleh karena itu, pembelajaran harus diarahkan untuk mencapai sasaran tersebut, yaitu lebih banyak menekankan pembelajaran melalui proses. Pada penelitian kelas ekperimen ini menggunakan metodeexamples nonexamples adalah teknik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. teknik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari metode exampls non-example dari suatu definisi konsep yang ada dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Exampls memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan nonexample memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah guru membagikan materi tentang puisi kepada semua peserta didik. Guru mempersiapkan puisi bebas (example) dan puisi terikat ( nonexample) dan menayangkan puisi melalui LCD (Puisi bebas sebagai example, puisi terikat sebagai nonexample), setelah itu memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memerhatikan atau menganalisis puisi yang ditayangkan melalui LCD. Secara berpasangan peserta didik membandingkan puisi bebas dengan puisi terikat. Masingmasing peserta didik ditugaskan untuk membuat puisi dengan judul lingkungan. Peserta didikmenulis puisi dengan NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 148

8 memperhatikan judul, kesesuaian isi dengan judul, diksi, majas, pencitraan, rima dan tipografi. Guru menugasi peserta didik untuk mengedit tulisan dengan teman sebangku ( peer-editing) dan menugasi peserta didik untuk merevisi puisi yang telah diedit oleh teman dan guru memberikan reward pada peserta didik yang menulis puisi dengan baik. Peserta didik sangat antusis mengikuti pembelajaran ini, karena menemukan hal-hal yang mudah dalam pembelajaran menulis puisi. Pada awalnya peserta didik sebelum diterapkan metode example nonexample merasa kesulitan dalam menulis puisi, terutama dalam aspek diksi, rima, pencitraan dan penentuan judul. Setelah diterapkan teknik ini peserta didik merasa mudah dalam menulis puisi, jadi merasa ada keistimewaan dalam teknik ini. Berdasarkan hasil menulis puisi pada kelas eksperimen, semua aspek yang menjadi penilaian dalam menulis puisi dengan metode example nonexample mengalami peningkatan. Kemampuan Menulis Puisi Bebas dengan Pembelajaran Konvensional Metode Ceramah Pretes dilaksanakan sebelum peserta didik mendapatkan perlakuan. Hasil pretes ini akan digunakan untuk mengukur perkembangan peserta didik sebelum dan sesudah mendapat pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah. Berdasarkan analisis data, nilai terendah pretes yang diperoleh peserta didik kelas kontrol dalam menulis puisi pada aspek judul, kesesuaian isi dengan judul, diksi, majas, pencitraan, rima dan tipografi adalah 43 sedangkan nilai tertinggi adalah 68 rata-rata pretes kelas kontrol adalah 50,29. Hasil nilai postes menulis puisi kelas kontrol diperoleh setelah peserta didik mendapatkan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah. Rincian perolehan nilai dapat dilihat pada tabel berikut. Hasil postes ini digunakan untuk membandingkan hasil tes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tujuan dilaksanakannya perbandingan ini untuk mengetahui perbedaan hasil yang diperoleh setelah kedua kelas melaksanakan pembelajaran menulis puisi. Berdasarkan analisis data, nilai terendah postes yang diperoleh peserta didik kelas kontrol dalam menulis puisi pada aspek judul, kesesuaian isi dengan judul, diksi, majas, pencitraan, rima dan tipografi adalah 39 sedangkan nilai tertinggi adalah758 rata-rata postes kelas kontrol adalah 54,29. Untuk mengetahui ada tidaknya efektivitas pada kelas kontrol menulis puisi dapat dilihat berdasarkan perolehan nilai pretes dan postes. Hasil keefektivitasan penggunaan pembelajaran konvensional metode ceramah dapat dilihat pada grafik berikut ini. NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 149

9 Grafik 2 Perbandingan Hasil Pretes dan Postes Menulis Puisi Bebas Kelas Kontrol Berdasarakan grafik di atas dapat diperoleh gambaran bahwa garis merah menunjukkan pretes yang posisinya di bawah garis biru yang menunjukkan hasil postes. Garis merah menunjukkan hasil pretes pada peserta didik kelas kontrol. Analisi data antara nilai pretes dan postes kelas kontrol menggnakan uji t sampel berpasangan karena sampel yang diambil adalah sama, analisis datanya sebagai berikut Pada output pertama yaitu Paired Statistika, dapat dilihat rata-rata menulis puisi dari 50,24 menjadi 54,28, N menunjukkan banyaknya data pretes dan postes sebanyak 25. Pada ourput kedua nilai korelasi antara pretes dan postes adalah 0,789 artinya keduanya mempunyai hubungan signifikan. Pada output ketiga df (derajat kebebasan), untuk uji T paired selalu N-I, dimana df adalah 25-1=24. Nilai t hitung harus dibandingkan dengan nilai t tabel, apabila nilai t hitung >t tabel maka data tersebut signifikan. Data diatas t hitung 4,216 > t tabel 2,064 berarti data tersebut adalah signifikan. Berdasarkan hasil temuan peneliti, bahwa hasil rata-rata pretes menulis puisi kelas eksperimen adalah 2,61 sedangakan rata-rata hasil postes menulis puisi adalah 3,13. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah masih kurang disukai peserta didik. Metode ceramah ini sering dilakukan oleh hampir semua guru, metode ini kurang disukai oleh peserta didik karena kuramg inovatif, biasanya menyebabkan peserta didik mengantuk dan merasa bosan karena hanya mendengarkan. Pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional, tetapi tidak begitu menyenangkan dan hasil postes pun tidak begitu meningkat dari hasil pretes, ini dikarenakan pembelajaran yang kurang inovatif karena guru hanya berceramah, sehingga ketika guru menjelaskan biasanya sebagian peserta didik tidak mendengarkan, akibatnya ketika diberi tugas asal mengumpulkan. Ini terbukti dari hasil postes yang telah peneliti lakukan. Dalam penelitian pada kelas kontrol ini langkah yang dilakukan adalah guru NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 150

10 mengintruksikan pada peserta didik untuk bergabung dalam kelas yang sudah ditentukan setelah itu guru menugasi peserta didik untuk membaca berbagai puisi, kemudian mendaftar topik yang akan diangkat sebagai puisi dan bertanya jawab untuk menentukan puisi yang akan ditulis. Guru menugasi peserta didik untuk menulis puisi, setelah selesai menulis guru menugasi peserta didik untuk mengedit tulisan dengan teman sebangku ( peerediting).guru menugasi peserta didik untuk merevisi puisi yang telah diedit oleh teman dan guru memberikan reward pada peserta didik yang menulis puisi dengan baik serta guru membantu peserta didik menyusun kesimpulan. Pembelajaran menulis puisi dengan metode ceramah hasilnya kurang efektif dibandingkan dengan metode example non-example. Ini terbukti dengan nilai rata-rata yang jauh berbeda diantara keduanya. Efektivitas Metode Example Nonexample dalam Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Perbandingan hasil nilai pada postes kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil yang telah dicapai oleh kelas eksperimen dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode example nonexample dengan hasil yang telah dicapai oleh kelas kontrol dalam menulis puisi dengan menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah. Pengambilan data kedua kelas berdasarkan KKM yang telah ditetapkan Madrasah yaitu 75. Berdasarakan hasil analisis data, kelas eksperimen mendapatkan presentasi lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 75 sebanyak 5 peserta didik, sedangkan peserta didik yang memperoleh nilai di atas atau sama dengan 75 sebanyak 26 peserta didik. Pada kelas kontrol belum menunjukkan hasil yang memuaskan, yaitu peserta didik masih mendapatkan nilai di bawah 75 sebanyak 24 peserta didik, sedangkan yang mendapatkan nilai di atas sama dengan 75 hanya 1 peserta didik hal ini dapat dilihat dalam grafik berikut ini. Grafik 3 Perbandingan Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Postes Kelas Kontrol. NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 151

11 Berdasarkan di atas dapat disimpullkan bahwa penggunaan metode example non-example ternyata sangat efektif untuk meningkatkan pembelajaran menulis puisi dari pada mengunakan metode ceramah. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara keseluruhan kemampuan menulis puisi bebas didapat t hitung sebesar 13,224, sedangkan t tabel dengan taraf signifikan 5% sebesar 2,000. Dari dua angka tersebut dapat diketahui bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (13,224 > 2,000). Hal ini menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar antara metode example non-example dengan pembelajaran konvensioanal metode ceramah terhadap kemampuan menulis puisi bebas. Berdasarkan hasil analisi statistik menunjukkan bahwa skor rata-rata kelas eksperimen adalah 78,45 sedangkan rata-rata kelas kontrol adalah 54,28. Perolehan hasil postes pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan hasil postes kelas kontrol. Jadi dapat dipaparkan bahwa terdapat perbedaan antara metode example non-example dengan pembelajaran konvensioanal metode ceramah terhadap kemampuan menulis puisi bebas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan efektivitasan metode example non-example dalam pembelajaran menulis puisi bebas peserta didik kelas VIII dapat diterima. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah peserta didik lebih semangat mengikuti pembelajaran dengan metode example non-example daripada menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah. Hal ini terbukti dari nilai hasil antara postes kelas ekperimen dan postes kelompok kontrol. Dari nilai hasil dapat disimpulkan bahwa metode example non-example sangat efektif untuk pembelajaran menulis puisi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara menulis puisi bebas dengan metode example non-example dan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah Peserta Didik Kelas VIII MTs Negeri Harjokuncaran Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2013/2014. Sesuai dengan fakta yang ada, peserta didik kelas eksperimen menulis puisi bebas lebih baik setelah diterapkan metode example non-example dibandingkan dengan kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Adapun simpulan sebagai berikut (1) Kemampuan menulis puisi bebas dengan metode example non-example hasilnya sangat meningkat dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, dengan pembelajaran ini peserta didik sangat aktif mengikuti pelajaran sehingga peserta didik mampu menulis puisi bebas dengan nilai yang memuaskan. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai postes yang diperoleh peserta didik. Nilai terendah untuk postes adalah 68, sedangkan nilai tertinggi adalah 96 dan rata-rata nilai postes adalah 78,46. (2) Menulis puisi bebas dengan pembelajaran konvensional metode NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 152

12 ceramah hasilnya kurang menunjukkan hasil yang kurang bagus dibandingkan dengan menggunakan metode example non-example. Peserta didik pasif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai postes yang diperoleh peserta didik. Nilai terendah untuk postes adalah 39, sedangkan nilai tertinggi adalah 64 dan rata-rata nilai postes adalah 54,29 (3) Pembelajaran menulis puisi bebas sangat efektif menggunakan metode example nonexample dibandingkan dengan pembelajaran konvensional metode ceramah karena bagi peserta didik pembelajaran menulis puisi dengan metode example non-example merupakan pembelajaran yang kreatif serta inovatif. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai postes yang diperoleh peserta didik. Nilai rata-rata kelas ekperimen 78,46, sedangkan nilai ratarata kelas kontrol adalah 54,29. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara keseluruhan kemampuan menulis puisi bebas didapat t hitung sebesar 13,224, sedangkan t tabel dengan taraf signifikan 5% sebesar 2,000. Dari dua angka tersebut dapat diketahui bahwa t hitung lebih besar dari pada t tabel (13,224 > 2.000). Hal ini menunjukkan bahwa menulis puisi dengan metode example non-example sangat efektif. Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang harus disampaikan kepada berbagai pihak berkaitan dengan hasil penelitian ini. Saran-saran tersebut diuraikan sebagai berikut. (1) Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Guru bahasa Indonesia hendaknya menjadikan penelitian ini sebagai masukan untuk menambah pengetahuan dan kreativitas guru dalam mengembangkan metode pembelajaran disekolah. Pembelajaran menulis puisi dengan metode example non-example mempunyai keunggulan dibandingkan pembelajaran konvensional metode ceramah. Dalam proses pembelajaran, metode example non-exampleini juga dapat menumbuhkan minat dan perhatian peserta didik dalam belajar sehingga bisa meningkatkan prestasi belajar. Pada pembelajaran konvensional metode ceramah peserta didik hanya dituntut untuk mendengarkan penjelasan dari guru kemudian menulis puisi bebas dengan tema yang sudah ditentukan. (2) Bagi Peserta Didik. Metode example non-example merupakan metode yang digunakan untuk mempermudah peserta didik menulis puisi bebas, karena guru menunjukkan contoh puisi bebas dan contoh puisi tidak bebas. Di sisi lain implementasi penggunaan metode ini mudah diikuti oleh peserta didik. Oleh karena itu, peserta didik disarankan untuk mengikuti semua prosedur pembelajaran yang diterapkan oleh guru bahasa Indonesia agar memperoleh hasil yang lebih baik.(3) Bagi Peneliti Lain. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi keberhasilan dalam pembelajaran menulis puisi bebas. Selain itu, diharapkan peneliti lain dapat mengembangkan penelitian dengan menggunakan metode yang berbeda maupun materi yang berbeda sehingga penelitian yang dilakukan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan memenuhi tuntutan perkembangan kurikulum. DAFTAR RUJUKAN Arikunto,S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 153

13 Hamdani, M.A Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Mulytiningsih, E Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Yokyakarta: Alfabeta. Setyosari, P Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Wahyuni dan Ibrahim Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: Refika Aditama. NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 Halaman 154

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan EFEKTIVITAS TEKNIK PEMBELAJARAN THINK, PAIR, AND SHARE DENGAN MEDIA GAMBAR PADA KOMPETENSI MENULIS TEKS CERITA PETUALANGAN SDN PURWANTORO 4 KOTA MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ulfah Khamidah Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006 : 317), secara umum mata pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 2, Desember 2016 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN Universitas Pancasakti

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014 1 2 Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Florenta Winda Herlina Pardede 2103111025 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan hasil kebudayaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar siswa memiliki keterampilan berbahasa dan pengetahuan kebahasaan. Keterampilan berbahasa mencakup 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah siswa memiliki keterampilan berbahasa Indonesia, pengetahuan yang memadai mengenai penguasaan struktur bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan hal yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan menulis tidak dapat terlepas dari ketiga komponen lainnya seperti keterampilan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING 0 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Nur Aisyah Harahap Dr. Wisman

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Kustiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2011 : 2) secara kuantitatif maupun kualitatif. (Arikunto, 2006: 10).

BAB 3 METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2011 : 2) secara kuantitatif maupun kualitatif. (Arikunto, 2006: 10). 29 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2011 : 2) Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun sering menjadi momok bagi peserta didik, bahkan banyak yang menganggap bahwa Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut mendapat porsi seimbang dan dilaksanakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Widhihastuti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sesuai dengan jenis penelitian yang akan dilaksanakan. Metode tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sesuai dengan jenis penelitian yang akan dilaksanakan. Metode tersebut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Setiap desain penelitian harus memiliki metode atau prosedur tertentu yang

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII Dian Susanti, Wignyo Winarko, Nyamik Rahayu S. Universitas Kanjuruhan Malang diansanyen@gmail.com

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V DINI NURSARI nursaridini@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 0 PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Monica Putri Manurung (monicaputri0595@gmail.com)

Lebih terperinci

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X SMA PRAYATNA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 OLEH Vera Puspita Liangsari NIM 209311084 ABSTRAK

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example Oleh : Dina Wardiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian dan menjawab

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya pikir dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 Tyas Wahyu Ningsih Universitas Negeri Malang Email :

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Nur Hasanah Dr. Wisman Hadi, M. Hum. Penelitian

Lebih terperinci

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki. Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki Ida Nurhayati 1 1 SMPN 1 Besuki, Tulungagung Email: 1 idanurhayati@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR 167 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR Galih T. Lesmana 1, Ono Wiharna 2, Sulaeman 3 Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO Herly Kurniyawan, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BABAKANSARI PLERED KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011-2012 USMAN SYARIP HIDAYAT 10210198

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi atau disebut juga quasi eksperimental research.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan menggunakan one group pretes-posttest design,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan menggunakan one group pretes-posttest design, 21 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian yang dilaksanakan menggunakan one group pretes-posttest design, yaitu sekelompok subjek dikenai perlakuan untuk jangka waktu tertentu, pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan kegiatan 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi penelitian ini akan menguraikan tentang metode penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, paradigma penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016. 0 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Sri Gustina Limbong Drs. Malan Lubis, M.Hum. Penelitian

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NHT (Numbered Heads Together) Abstrak

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NHT (Numbered Heads Together) Abstrak UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NHT (Numbered Heads Together) Anisa Nur Khasanah 1), Endang Tri Wahyuni 2), Andari puji Astuti 3) 1 FMIPA, email: annisank721@gmail.com

Lebih terperinci

TAHUN AJARAN 2014/2015. ARTIKEL

TAHUN AJARAN 2014/2015. ARTIKEL Artikel Skripsi PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI DAN MEDIA AUDIO-VISUAL (VIDEO) PADA KEGIATAN MENGENAL DAN MENGURUTKAN DAUR HIDUP TUMBUHAN DAN HEWAN TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP MAKHLUK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBEJARAN BONEKA KAUS KAKI BERBASIS LESSON STUDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBEJARAN BONEKA KAUS KAKI BERBASIS LESSON STUDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN MEDIA PEMBEJARAN BONEKA KAUS KAKI BERBASIS LESSON STUDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR Erwin Putera Permana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan pendidikan. Mempelajari bahasa Indonesia, berarti ikut serta menjaga dan melestarikan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi saat melakukan Program Latihan Profesi (PLP) di SMKN 2 Cimahi pada Mata Pelajaran Teknik Pengendali, terdapat beberapa permasalahan pada

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah SMP Kartika XIX-2 Bandung yang beralamat di Jalan Pak Gatot Raya No.

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN METODE GIST (GENERATING INTERACTION SCHEMATA AND TEXT) BERORIENTASI PENGALAMAN PADA PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN.

KEEFEKTIFAN METODE GIST (GENERATING INTERACTION SCHEMATA AND TEXT) BERORIENTASI PENGALAMAN PADA PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN. KEEFEKTIFAN METODE GIST (GENERATING INTERACTION SCHEMATA AND TEXT) BERORIENTASI PENGALAMAN PADA PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII-7 SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL INKUIRI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL INKUIRI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT PENGARUH PENGGUNAAN MODEL INKUIRI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG Widia Rahmawati Anuar 1, Aruna Laila², Rina Sartika 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER Vivien Fidiawati 6 Abstrak. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi di sekolah pembelajaran masih didominasi dengan guru sehingga kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas II SD Negeri Tembok 02, yang merupakan SD yang terdapat di wilayah Kecamatan Limpung yang

Lebih terperinci

Oleh Era Oktarina Sianturi Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd

Oleh Era Oktarina Sianturi Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Era Oktarina Sianturi Prof. Dr. Biner Ambarita,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH : PENGARUH MODEL ARTIKULASI DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENCERITAKAN PERISTIWA YANG PERNAH DIALAMI, DILIHAT, ATAU DIDENGAR PADA SISWA KELAS III SDN KAMPUNGBARU 1 KECAMATAN KEPUNG KABUPATEN KEDIRI

Lebih terperinci

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Ketepatan pemilihan model pembelajaran akan berdampak pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang urgen peranannya dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antarmanusia. Selain

Lebih terperinci

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BABAKAN SARI PLERED KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011-2012 USMAN SYARIP HIDAYAT 10210198

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA Eva M. Ginting dan Harin Sundari Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013 Ali Manshur Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia ABSTRAK: Peningkatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan proses seseorang memberi dan menerima informasi yang terjadi setiap waktu. Kesehariannya manusia selalu berinteraksi dengan manusia lain

Lebih terperinci

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA SMP Raisya Andhira Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia raisyaandhira@student.upi.edu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL Imam Sopingi Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Menulis puisi

Lebih terperinci

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia.

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia. EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMP NEGERI 1 SIBABANGUN TAHUN PELAJARAN 2010-2011 Fitri Agustina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis.

BAB I PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa indonesia adalah alat komunikasi paling penting untukmempersatukan seluruh bangsa. Oleh karena itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bahasa Indonesia sangat penting karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang berfungsi sebagai pemersatu bangsa, identitas bangsa, serta

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 SATU ATAP KEPENUHAN HULU TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 SATU ATAP KEPENUHAN HULU TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 SATU ATAP KEPENUHAN HULU TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Sri Handayani *), Rena Lestari 1), Dahlia 2 ) 1&2) Program

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MEREVISI TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII MTS AL-KAUTSAR AL-AKBAR MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Khairun Nisyah Dr. Wisman Hadi,

Lebih terperinci

NERIS PERI ARDIANSYAH,

NERIS PERI ARDIANSYAH, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dalam peningkatan kualitas siswa untuk mendapatkan kompetensi keahlian belum dimilikinya. Dalam mendapatkan kompetensi tersebut diperlukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3 Andriana Isbinarni Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Keterampilan menulis puisi merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti membaginya dalam tiga tahap yaitu:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti membaginya dalam tiga tahap yaitu: BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahap Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti membaginya dalam tiga tahap yaitu: 1) Tahap Persiapan Adapun persiapan mengajar yang telah disusun mencakup beberapa kegiatan

Lebih terperinci

Susti Rahmah Yulita S 1

Susti Rahmah Yulita S 1 MENDIDIK: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pengajaran Volume 2, No. 1, Pengaruh April 2016: Penerapan Page 36-44 Model Pembelajaran Pair Check Terhadap ISSN: 2443-1435 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 1, Maret 2017 ABSTRAK

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 1, Maret 2017 ABSTRAK PROSES PENYANDIAN BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN DAYA INGAT (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VI SD NEGERI CIARO

Lebih terperinci

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain Eni Sukaeni, 2012 Penggunaan Model Penemuan Konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas kehidupan, serta

Lebih terperinci

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA YASPENDA PULAU RAKYAT TAHUN PEMBELAJARAN 2012/ 2013 OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK Murni Harahap. NIM 208311084.

Lebih terperinci

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 1 No.2 November 2015

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 1 No.2 November 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING DAN LEARNING (CTL) Rika Rostikaningsih, Uba Umbara, Ir. Irmakhamisah. STKIP Muhammadiyah

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAHASA (LANGUAGE GAMES) Tutin Mulyati NIM : 08210086 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Penerapan Strategi 3M (Meniru, Mengolah, Mengembangkan) untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Poster

Penerapan Strategi 3M (Meniru, Mengolah, Mengembangkan) untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Poster Penerapan Strategi 3M (Meniru, Mengolah, Mengembangkan) untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Poster Djoko Santoso (1) 1 SMP Negeri 3 Kalidawir Tulungagung Email: 1 djokosantoso@gmail.com, DOI:

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI INFORMATION SEARCH

PENGARUH STRATEGI INFORMATION SEARCH PENGARUH STRATEGI INFORMATION SEARCH (IS) DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 26 BANDAR LAMPUNG Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mohammad Ali (1992:140) menjelaskan bahwa :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mohammad Ali (1992:140) menjelaskan bahwa : 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Mohammad Ali (1992:140) menjelaskan bahwa : Kuasi eksperimen hampir mirip dengan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI DISKUSI DAN SIMPOSIUM DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI KEUNGGULAN IKLIM DI INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO

PENGGUNAAN STRATEGI DISKUSI DAN SIMPOSIUM DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI KEUNGGULAN IKLIM DI INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO PENGGUNAAN STRATEGI DISKUSI DAN SIMPOSIUM DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI KEUNGGULAN IKLIM DI INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembinaan dan Pengembangan bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) dewasa ini cukup menggembirakan. Hal itu tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION 0 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA SISWA KELAS IX SMP SWASTA AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SITI

Lebih terperinci

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksposisi oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Babalan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Warniatul Ulfah 2101111022 ABSTRAK

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir E O1 X1 O2 K O3 X2 04

BAB III METODE PENELITIAN. Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir E O1 X1 O2 K O3 X2 04 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Peneliti menggunakan metode eksperimen semu atau quasi experimental design dalam penelitian ini. Alasan penggunaan metode eksperimen kuasi ini

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP

PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Puragabaya Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Andiyannita Khrishandiri Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS V SD NEGERI 106146 MULIOREJO MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri 106146 Muliorejo

Lebih terperinci

Oleh Dwi Budi Mulyono

Oleh Dwi Budi Mulyono 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI OLEH SISWA KELASX SMA MUHAMMADIYAH 8 KISARAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014 / 2015 Oleh Dwi Budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan berbahasa yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pembekalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pembekalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoretis saja, tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) yaitu metode yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan (treatment)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu model pembelajaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting, dalam menunjang keberhasilan dan pemahaman siswa. Keberhasilan belajar siswa dapat

Lebih terperinci

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rini Turnip Drs. H.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa Indonesia dipelajari untuk menjadikan peserta didik mampu berkomunikasi dengan baik

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti Dinamika Vol. 5, No. 4, April 2015 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian yaitu

Lebih terperinci