BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Peranan Kata peranan mengandung arti, menurut Kamus Bahasa Indonesia (1995;751), adalah sebagai berikut : Bagian yang harus dilaksanakan. Sedangkan Prof. Kommrudin (1994;768) dalam bukunya Ensiklopedia Manajemen menyatakan tentang konsep peranan adalah sebagai berikut : 1. Bagian dari tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam manajemen. 2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status. 3. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata. 4. Fungsi dari setiap variabel dalam hubungan sebab akibat. Yang dimaksud peranan dalam skripsi ini menyangkut fungsi yang dilaksanakan, yaitu fungsi dari suatu variabel dihubungkan dengan variabel lain dalam hubungan sebab akibat. 2.2 Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Seiring dengan perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh suatu perusahaan, pemilik atau pemimpin perusahaan tidak memungkinkan lagi untuk menjalankan fungsi pengendalian dalam setiap aktivitas perusahaan seorang diri. Sehubungan dengan hal tersebut, pimpinan perusahaan memerlukan orang-orang yang dapat membantunya dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, perlu adanya suatu pertanggungjawaban dalam suatu organisasi. Pertanggungjawaban ini timbul sebagai akibat adanya pendelegasian wewenang dari tingkat manajemen yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Adanya pendelegasian wewenang ini mengharuskan tiap pusat pertanggungjawaban bertanggung jawab terhadap tindakan atau keputusan yang dibuatnya. Dengan demikian, dibutuhkan suatu sistem pengendalian yang dapat melaporkan tindakan atau aktivitas yang telah dilakukan

2 sesuai dengan wewenangnya masing-masing. Sistem yang dapat memenuhi hal tersebut adalah sistem akuntansi pertanggungjawaban. Sistem akuntansi pertanggungjawaban memfokuskan pengendalian terhadap biaya dengan cara menghubungkan biaya dengan manajer yang memiliki wewenang atas terjadinya biaya Pengertian Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Definisi sistem akuntansi pertanggungjawaban menurut Hansen and Mowen (1999;471) adalah sebagai berikut : Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional merupakan pertanggungjawaban keuangan unit organisasional dimana individu yang bertanggung jawab, pengukuran kinerjanya melalui membandingkan biaya aktual dengan biaya standar atau yang dianggarkan. Sedangkan Sistem akuntansi pertanggungjawaban kontemporer adalah pertanggungjawaban dari suatu proses tim dalam mata rantai multi dimensional, pengukuran kinerjanya adalah dengan mengukur ketepatan waktu pengiriman,penurunan biaya, produktivitas dan efisiensi proses. Dari definisi diatas, dapat dibuat simpulan bahwa sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang membagi struktur organisasi atas pusat-pusat pertanggungjawaban, orang-orang yang berada pada pusat pertanggungjawaban tersebut memiliki wewenang, tanggung jawab, dan mengumpulkan serta melaporkan informasi akuntansi yang dapat digunakan manajemen sebagai sarana pengendalian biaya. Unsur yang paling menentukan agar sistem akuntansi pertanggungjawaban berhasil adalah kesediaan para manajer pusat pertanggungjawaban untuk menerima tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka. Kesediaan para manajer dalam menerima tanggung jawab tergantung atas persepsi mereka terhadap kebijakan dan pengendalian yang mereka miliki atas sumber daya manusia dan sumber daya fisik yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada mereka. Sistem akuntansi pertanggungjawaban memperbaiki kerja sama dalam perusahaan dengan

3 cara memperlihatkan kepada para manajer, posisi aktivitas mereka masing-masing dalam aktivitas perusahaan secara keseluruhan dan dengan cara memperjelas sasaran yang hendak dicapai secara bersama-sama oleh semua manajer tersebut Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban Tujuan akuntansi pertanggungjawaban menurut Anthony dkk. (1995;541) adalah sebagai berikut : Responbility Accounting collects and reports planned and actual accounting information about the inputs and outputs of responbility center. Dalam akuntansi pertanggungjawaban, pengumpulan dan pelaporan biaya dilakukan oleh setiap pusat pertanggungjawaban. Dari laporan tersebut dapat dilihat perbedaan antara anggaran dan realisasi dari sumber daya (dalam hal ini biaya) yang dikonsumsi Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Manfaat informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berdasarkan informasi masa lalu bermanfaat sebagai penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dan pemotivasi manajer. Sedangkan berdasarkan informasi yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran. Menurut Mulyadi (2001; ) manfaat-manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Sebagai dasar penyusunan anggaran Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam proses penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang akan berperan dalam melaksanakan sebagian aktivitas pencapaian sasaran perusahaan dan ditetapkan pula sumber daya yang disediakan bagi pemegang peran tersebut untuk memungkinkan melaksanakan perannya. Sumber daya yang disediakan untuk memungkinkan manajer berperan dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan tersebut diukur dengan satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi. Oleh karena itu, penyusunan anggaran hanya

4 mungkin dilakukan jika tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur berbagai nilai sumber daya yang disediakan bagi setiap manajer yang berperan dalam usaha pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran. Dengan demikian, anggaran berisi informasi akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur nilai sumber daya yang disediakan selama tahun anggaran bagi manajer yang diberi peran untuk mencapai sasaran perusahaan. 2. Sebagai penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapatan atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya, dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan /atau biaya tersebut menurut manajer yang bertanggung jawab. Dengan demikian, informasi akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan skor (score) yang dibuat oleh setiap manajer tersebut dalam mencapai sasaran perusahaan. 3. Sebagai pemotivasian manajer Motivasi adalah proses prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan bertujuan. Pemotivasi adalah sesuatu yang digunakan untuk mendorong timbulnya prakarsa seseorang untuk melakukan tindakan secara sadar dan bertujuan. Orang akan memiliki motivasi jika ia memiliki nilai penghargaan yang tinggi atau jika ia berkeyakinan bahwa suatu kinerja akan diberi penghargaan tinggi. Berdasarkan uraian diatas, akuntansi pertanggungjawaban bermanfaat terhadap perusahaan yaitu berupa keputusan yang diambil tepat pada waktunya dan sesuai dengan tingkat manajemen yang ada, dan organisasi terbagi menjadi unit yang dikendalikan. Bagi para manajer, manfaat yang didapat adalah meningkatkan keahlian manajerialnya dan dapat berpartisipasi aktif dalam membuat keputusan sehingga kerja dan moralnya dapat lebih ditingkatkan.

5 2.2.4 Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001;186) menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban memiliki empat karakteristik, yaitu : 1. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban. 2. Standar ditetapkan sebagai tolok ukur kinerja manajer yang bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. 3. Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan anggaran. 4. Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi Pusat-pusat Pertanggungjawaban Dalam akuntansi pertanggungjawaban, suatu organisasi dibagi kedalam pusatpusat pertanggungjawaban. Suatu pusat pertanggungjawaban dibentuk untuk mencapai salah satu atau beberapa tujuan. Tujuan suatu pusat pertanggungjawaban secara individual diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan suatu organisasi sebagai suatu keseluruhan sehingga tercapai keselarasan tujuan (goal congruence). Definisi pusat pertanggungjawaban menurut Hongren dan kawan-kawan (2005;194), yaitu : Responsibility center is a part, segment or sub unit of an organization whose manager is accountable for a specifield set or activities. R.A Supriyono (2000;326) menyatakan bahwa : Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas-aktivitas pusat pertanggungjawabannya. Sedangkan menurut Mulyadi (2001;422) adalah sebagai berikut: 1. The responsibility center uses resources. These are its input. 2. It performs works with these resources. People are involved in this process.

6 3. As a result of this work, the responsibility center produces outputs. These are its product, they are goods if they are tangible, or services if they are intangible. Mulyadi (2001;426) menjelaskan bahwa atas dasar hubungan antara masukan dengan keluaran, pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Pusat Biaya Pusat biaya adalah suatu pusat pertanggungjawaban dengan ciri pengukuran prestasi manajer didasarkan pada jumlah biaya yang dikeluarkan. Sebagaimana pusat pertanggungjawaban lainnya, pusat biaya juga mengkonsumsi masukan dan menghasilkan keluaran, namun keluaran pusat biaya tidak diukur dalam bentuk pendapatan. Hal ini disebabkan oleh : a. Manajer pusat biaya tidak mengendalikan pendapatan atas keluaran yang dihasilkan b. Keluaran pusat biaya tidak dapat atau sulit diukur secara kuantitatif. 2. Pusat Pendapatan Pusat pendapatan adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi dengan ciri prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan pusat pertanggungjawaban tersebut. Manajer pusat pertanggungjawaban diukur kinerjanya dari pendapatan yang diperoleh pusat pertanggungjawabannya dan tidak diminta pertanggungjawaban mengenai masukannya, karena dia tidak dapat mempengaruhi pemakaian pemasukan tersebut setiap pusat pendapatan juga suatu pusat biaya, tetapi ukuran prestasi pusat pertanggungjawaban tersebut yang terpenting adalah pendapatan. Biaya yang termasuk pusat pendapatan hanya biaya yang dapat dikendalikan langsung oleh pusat pendapatan. 3. Pusat Laba Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat pertanggungjawaban tersebut. Manajer pusat laba diukur kinerjanya dari selisih pendapatan dengan biaya yang

7 dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Oleh karena itu dalam pusat laba, baik masukan maupun keluaran diukur dalam satuan rupiah untuk menghitung laba, yang dipakai sebagai pengukur kinerja manajernya. 4. Pusat Investasi Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi dengan ciri prestasi manajer dinilai atas dasar laba yang diperoleh, dihubungkan dengan investasi yang bersangkutan. Pengukuran prestasi pusat investasi merupakan perluasan dari pengukuran prestasi pusat laba. Pengukuran ini diperlukan karena suatu divisi dengan laba tinggi belum berarti mempunyai prestasi yang baik. Penilaian pusat investasi bertujuan menyediakan alat evaluasi proyek investasi, menyediakan informasi untuk pembuatan keputusan, memotivasi manajer divisi, mengukur prestasi divisi dan sebagi dasar penentuan insentif para manajer Syarat Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut Mulyadi (2001;142), agar akuntansi pertanggungjawaban dapat diterapkan pada perusahaan dan terlaksana sesuai dengan tujuan, diperlukan beberapa persyaratan sebagai berikut : 1. Struktur organisasi yang menetapkan secara tegas wewenang dan tanggung jawab tingkatan manajemen. 2. Anggaran biaya yang disusun untuk tiap tingkatan manajemen (control ability). 3. Penggolongan biaya yang sesuai dan yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan oleh manajemen tertentu dalam organisasi. 4. Terdapat susunan kode rekening perusahaan yang dikaitkan dengan kewenangan pengendalian pusat pertanggungjawaban dan sistem akuntansi yang disesuaikan dengan struktur organisasi. 5. Sistem pelaporan biaya kepada manajer yang bertanggung jawab (Resposibility Reporting). Mulyadi (2001;179) mengemukakan bahwa sistem akuntansi pertanggungjawaban dirancang berdasarkan atas asumsi perilaku manusia, yaitu : 1. Pengelolaan berdasarkan penyimpangan (Management by exception) merupakan pengendalian operasi secara efektif dan memadai.

8 2. Pengelolaan berdasarkan tujuan (Management by object) akan menghasilkan anggaran yang disepakati, biaya standar, sasaran organisasi, dan rencana yang dapat dilaksanakan. 3. Struktur pertanggungjawaban yang sesuai dengan struktur hirarki organisasi. 4. Manajer dan bawahannya bersedia untuk menerima tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka melalui hirarki organisasi. 5. Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerja sama, bukan kompetisi. Pengelolaan berdasarkan penyimpangan menggunakan anggaran agar manajer secara efektif mengelola dan mengendalikan aktivitas organisasi, mereka harus memusatkan perhatian terhadap bidang yang didalamnya terdapat penyimpangan hasil sesungguhnya dan sasaran yang dianggarkan atau sasaran standar. Pengelolaan berdasarkan tujuan merupakan serangkaian prosedur formal yang dimulai dengan penetapan sasaran yang dinyatakan dalam hasil atau sasaran terukur yang diharapkan dan secara bersama-sama memantau kemajuan dalam pencapaian sasaran tersebut Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan hal penting dalam perusahaan dan merupakan salah satu syarat dalam menerapkan akuntansi pertanggungjawaban. Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri ( 2003 : 17) mendefinisikan organisasi sebagai berikut : Organisasi adalah suatu kelompok individu yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan organisasi tidak terlepas dari pembentukan struktur organisasi. Oleh karena itu, struktur organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap manajer menjadi jelas. Stephen P.Robbins (2003;178) menyatakan tentang struktur organisasi adalah sebagai berikut: Organizational structure defines how job takes are formally divided,grouped and coordinated.

9 Struktur organisasi merupakan susunan jalur tanggung jawab dalam satuan usaha, dan pada setiap perusahaan berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut : Luasnya perusahaan Metode yang dipakai dalam mendelegasikan kekuasaannya Departementalisasi, yaitu membagi suatu organisasi menjadi unit-unit yang disebut departemen, sub unit, bagian seksi dan sebagainya. Struktur organisasi dapat berbeda-beda ukuran dan bentuknya, tetapi menurut Robert. N. Anthony (1995;60) dapat dikelompokan kedalam tiga kategori hukum, yaitu : (1) a functional structure, in which each manager is responsible for a specified function, such as production or marketing; (2) a business unit structure, in which each business unit manager is responsible for most the activities of a business unit, which is responsible for most of the activities of business unit,which is semi-independent part of the company; and (3) a matrix structure, I which functional units have dual responsibilities. Tujuan pembentukan struktur organisasi adalah : 1. Struktur organisasi memudahkan pelaksanaan tugas, membagi-bagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan kecil, kemudian masing- masing kegiatan tersebut di tugaskan kepada orang yang cakap, sehingga akan memudahkan pelaksanaan tugas tersebut. 2. Memudahkan pelaksanaan tugas bawahan, sehingga akan dapat mengetahui dengan mudah dan dapat diminta tanggung jawabnya secara tegas. 3. Mempermudah penetapan pegawai yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.

10 Anggaran Menurut M. Nafarin (2000;9), definisi anggaran yaitu: Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Pengertian anggaran menurut Mulyadi (2001;488) adalah sebagai berikut : Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencangkup jangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan anggaran. Sedangkan Horngren (2005;12) menyatakan bahwa : Budget is (a) the quantitative expression of proposed plan of action by management an (b) an aid to coordinating whats needs to be done to implement that plan. Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah rencana kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran kuantitatif (biasanya dalam satuan uang), selama periode tertentu, biasanya satu tahun dengan tujuan agar setiap aktivitas didalam perusahaan dapat mencapai sasaran atau hasil yang sesuai dengan yang direncanakan.untuk memenuhi segala aspek yang ada dalam pengertian diatas, maka anggaran harus disusun dalam bentuk tabel dan bersifat kuantitatif. Disamping itu, anggaran harus bersifat realistis, yaitu tidak terlalu optimis dan juga tidak terlalu pesimis, fleksibel terhadap keadaan yang mungkin berubah, serta kontinyu dalam arti membutuhkan perhatian yang terus-menerus. Karakteristik anggaran menurut Mulyadi (2001;490) adalah sebagai berikut : 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun. 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.

11 4. Ukuran anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran. 5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu. 6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan. Selain itu, menurut Mulyadi (2001;511), berpendapat bahwa anggaran yang baik harus memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Anggaran disusun berdasarkan program. 2. Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi perusahaan. 3. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan alat pengendalian. Dalam proses ini, manajer pusat pertanggungjawaban berperan serta dalam penyusunan usulan anggaran serta mengadakan negosiasi dengan manajer yang memberikan tanggung jawab kepadanya. Oleh karena itu, anggaran yang sudah disahkan merupakan kesanggupan manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan rencana dalam anggaran tertentu. Menurut Supriyono (2000;95) anggaran terdiri dari tiga bagian penting yaitu: 1. Anggaran Operasi, yaitu anggaran yang menunjukan rencana operasi operasi biaya, anggaran atau kegiatan tahun yang akan datang. Elemen anggaran meliputi antara lain anggaran pendapatan, anggaran persediaan, dan elemen modal kerja lainnya. 2. Anggaran Kas, yaitu anggaran yang menunjukan perkiraan sumber dan penggunaan kas dalam tahun anggaran. 3. Anggaran Investasi, yaitu anggaran yang menunjukan mengenai rencana pengeluaran modal (investasi) dalam tahun anggaran.

12 Agar program anggaran dapat berjalan dengan baik, diperlukan adanya syaratsyarat sebagai berikut : 1. Adanya organisasi perusahaan yang sehat. Organisasi yang sehat adalah organisasi yang membagi tugas fungsional dengan jelas dan menentukan garis wewenang dan tanggung jawab yang tegas. 2. Adanya sistem akuntansi yang memadai. Sistem akuntansi yang memadai meliputi : a. Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan realisasinya sehingga dapat diperbandingkan dan dihitung penyimpangannya. b. Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi anggaran c. Laporan didasarkan pada akuntansi pertanggungjawaban. 3. Adanya penelitian dan analisis. Penelitian dan analisis diperlukan untuk menetapkan alat pengukuran prestasi sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisis prestasi. 4. Adanya dukungan dari pelaksana. Anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika ada dukungan aktif dari para pelaksana dari tingkat atas maupun tingkat bawah. Menurut Mulyadi (2001;513), untuk menghasilkan suatu anggaran yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan sekaligus sebagai alat pengendalian dalam kaitannya dengan akuntansi pertanggungjawaban, maka didalam penyusunannya suatu anggaran harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Partisipasi para manajer pusat pertanggugjawaban dalam proses penyusunan anggaran. 2. Organisasi anggota. 3. Penggunaan informasi akuntansi pertanggungjawaban dalam proses penyusunan anggaran dan sebagai pengukur kinerja manajer dalam pelaksanaan anggaran.

13 Gunawan (2003;50-52) menyatakan bahwa fungsi anggaran bagi perusahaan adalah sebagai berikut : a) Dalam bidang perencanaan 1. Mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian. 2. Mengerahkan seluruh tenaga perusahaan dalam menentukan arah atau kegiatan yang paling menguntungkan. 3. Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan. 4. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan. 5. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. 6. Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. b) Dalam bidang koordinasi 1. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan. 2. Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend dalam dunia usaha. 3. Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan. 4. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi. c) Dalam bidang pengendalian 1. Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran. 2. Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan, sebetulnya ini adalah tujuan yang paling umum dari penyusunan anggaran. Pengendalian terhadap pelaksanaan diharapkan dapat mengurangi pemborosan-pemborosan.

14 berikut : Sedangkan fungsi anggaran menurut Mulyadi (2001;502) adalah sebagai 1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja. 2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan di masa yang akan datang. 3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas. 4. Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya. 5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan. 6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi. Proses penyusunan anggaran menurut R.A. Supriyono (1993;54) adalah : 1. Penentuan jumlah anggaran setiap golongan biaya untuk periode yang akan datang. 2. Pengumpulan biaya yang sesungguhnya atau realisasi biaya. 3. Perbandingan antara pelaksanaan dengan anggarannya. 4. Analisis dan pelaporan penyimpangan atau selisih yang timbul antara realisasi dibandingkan dengan anggaran. 5. Membuat tindakan yang konsisten dengan analisis dan laporan tersebut. Jadi penyusunan anggaran itu harus : Formal, artinya anggaran disusun dengan sengaja dan dalam bentuk tertulis. Sistematis, artinya anggaran disusun secara berurutan dan berdasarkan suatu logika. Merupakan suatu hasil pengambilan keputusan yang berdasarkan pada beberapa asumsi tertentu, karena itu setiap tingkatan manajemen dihadapkan pada tanggung jawab masing-masing. Merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi, dan pengendalian.

15 Munandar (1994;10) menyatakan bahwa anggaran mempunyai tiga kegunaan pokok sebagai berikut : 1. Sebagai pedoman kerja Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatankegiatan perusahaan di waktu yang akan datang. 2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. 3. Sebagai alat pengawasan kerja Anggaran berfungsi pula sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (Evaluasi) realisasi kegiatan-kegiatan perusahaan nanti. Christina dkk. (2001;2-3) menyatakan manfaat penyusunan anggaran secara lebih lengkap sebagai berikut : 1. Adanya perencanaan terpadu Anggaran perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk merumuskan rencana perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan secara menyeluruh. 2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan Anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna baik bagi manajemen puncak maupun manajemen menengah. Anggaran yang disusun dengan baik akan membuat bawahan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman yang baik tentang operasi perusahaan dan bawahan akan mendapat pedoman yang jelas dalam melaksanakan tugasnya.

16 3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja Anggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern perusahaan. anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara keseluruhan. 4. Sebagai alat pengawas kerja. Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target yang bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap aktivitas dapat dinilai kinerjanya. 5. Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan Anggaran yang disusun dengan baik menerapkan standar yang relevan yang memberikan pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik, artinya dengan menggunakan sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap paling menguntungkan. Tujuan penyusunan anggaran menurut Christina dkk (2001 ; 4), yaitu : 1. Untuk menyatakan harapan atau sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen. 2. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dapat dimengerti, didukung, dan dilaksanakan. 3. Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. 4. Untuk mengkoordinasikan cara atau metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya. 5. Untuk menyediakan alat dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu atau tidaknya tindakan koreksi. Dalam penyusunan anggaran, diperlukan suatu unit organisasi yang mengkoordinasikan berbagai jenis usulan anggaran dari berbagai pusat pertanggungjawaban untuk kemudian disusun menjadi rancangan anggaran induk. Unit organisasi ini hanya dibentuk pada saat proses penyusunan anggaran saja. Jika

17 proses penyusunan anggaran perusahaan telah selesai, komite anggaran menjadi tidak berfungsi dan fungsi pengendalian pelaksanaan anggaran diserahkan kepada unit organik perusahaan. Komite anggaran menurut Mulyadi (2001;503) terdiri dari : (1). Direktur utama, sebagai ketua merangkap anggota komite. (2). Direktur pemasaran, sebagai anggota. (3). Direktur produksi, sebagai anggota. (4). Direktur keuangan dan administrasi, sebagai anggota. (5). Manajer departemen keuangan, sebagai seketaris komite. Mulyadi (2001; ) menyatakan tugas Komite Anggaran adalah : (1). Merumuskan sasaran anggaran dan kebijakan pokok perusahaan untuk tahun anggaran. (2). Menyampaikan informasi mengenai tujuan dan kebijakan pokok tersebut kepada para manajer pusat pertanggungjawaban. (3). Menelaah rancangan anggaran yang diajukan oleh para manajer pusat pertanggungjawaban mengenai rancangan anggaran yang mereka ajukan. (4). Melakukan negosiasi dengan para manajer pusat pertanggungjawaban mengenai rancangan anggaran yang mereka ajukan. (5). Mengajukan rancangan anggaran perusahaan secara keseluruhan kepada Dewan Komisaris dan rapat umum pemegang saham (RUPS). (6). Menelaah anggaran yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris dan RUPS. (7). Melakukan negosiasi dengan para manajer pusat pertanggungjawaban mengenai anggaran yang telah disahkan oleh RUPS. (8). Melakukan revisi anggaran, sesuai dengan kebijakan RUPS. Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program. Oleh karena itu, anggaran merupakan komitmen manajer pusat pertanggungjawaban yang digunakan sebagai alat pengendalian kegiatan. Dengan ditetapkan anggaran di suatu divisi, maka manajer termotivasi untuk mencapai target anggaran dan bermanfaat sebagai penilai prestasi kerja anggota divisi

18 yang bersangkutan, karena dapat diukur tingkat efektivitas dan efisiensi kerja yang telah dicapai. Bila terjadi penyimpangan dari yang telah ditetapkan, dapat diambil tindakan perbaikan. Meskipun anggaran memiliki banyak manfaat, namun masih terdapat kekurangan-kekurangan sebagai berikut : 1. Anggaran didasarkan pada taksiran-taksiran. Kekuatan dan kelemahan suatu anggaran sangat tergantung pada ketelitian dalam penyusunan taksiran. Karena anggaran didasarkan pada taksiran dan pertimbangan-pertimbangan, maka dalam pelaksanaannya diperlukan fleksibilitas. 2. Program budgeting memerlukan penyesuaian yang kontinyu, sesuai dengan keadaan yang berubah-ubah. 3. Pelaksanaan suatu program anggaran tidak dapat terjadi begitu saja, sehingga perlu usaha-usaha yang kontinyu dan agresif kearah penyelesaiannya. 4. Anggaran tidak dimaksudkan untuk menggantikan kedudukan manajemen, tetapi hanyalah merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk membantu melaksanakan proses manajemen. Kelemahan anggaran menurut Christina dkk (2001;19) yakni sebagai berikut : 1. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan. 3. Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja (Human relation) yang dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran. 4. Penyusunan anggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subjektif pembuat keputusan (Decision maker) terutama pada saat data dan informasi tidak lengkap Biaya Terkendali dan Biaya Tidak Terkendali Didalam akuntansi pertanggungjawaban, tiap manajer beradaptasi dalam penyusunan anggaran biaya bagiannya masing-masing. Oleh karena itu, bagian masing-masing akan dimintai pertanggungjawabannya mengenai realisasi anggarannya tersebut. Biaya yang terjadi didalam pusat pertangungjawaban yang bersangkutan, karena tidak semua biaya yang terjadi dalam pusat

19 pertanggungjawaban dapat dikendalikan oleh manajer yang bersangkutan. Didalam pengumpulan dan pelaporan biaya setiap pusat pertanggungjawaban harus dipisah antara biaya yang dapat dikendalikan (controllable cost) dengan biaya yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable cost), maka hanya biaya-biaya terkendalikan saja yang harus dipertanggungjawabkan olehnya. Menurut Horngren (2005;391), definisi dari biaya terkendali dan biaya tidak terkendali adalah : A controllable cost that a managers decisions and actions can influence. Uncollable cost any cost is any cost can not be affected by the management of responsibility center within a given time span. Sedangkan definisi biaya terkendali dan biaya tidak terkendali menurut Supriyono (1993; ) yaitu : Biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan biaya tidak terkendali adalah biaya yang tidak dapat dikendalikan oleh seorang manajer atau pegawai tingkat tertentu berdasarkan wewenang yang ia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dipengaruhi oleh manajer pusat pertanggungjawaban dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan biaya tidak terkendali adalah biaya yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh manajer suatu pusat pertanggungjawaban dalam jangka waktu tertentu. Mulyadi (2001;168) menjelaskan bahwa untuk menetapkan apakah suatu biaya dapat dibebankan sebagai tanggung jawab seorang manajer pusat pertanggungjawaban, dipakai pedoman sebagai berikut : 1. Jika seorang manajer memiliki wewenang, baik dalam perolehan maupun penggunaan jasa, ia harus dibebani dengan biaya jasa tersebut. 2. Jika seorang manajer dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah biaya tertentu melalui tindakannya sendiri, ia dapat dibebani dengan biaya tersebut.

20 3. Meskipun seorang manajer tidak dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah biaya tertentu melalui tindakan langsungnya sendiri, ia dapat juga dibebani biaya tersebut. Jika manajemen puncak menghendaki agar ia menaruh perhatian, sehingga ia dapat membantu manajer lain yang bertanggung jawab untuk mempengaruhi biaya tersebut. Dari pedoman tersebut dapat dikatakan bahwa seorang manajer dapat dimintakan pertanggungjawaban apabila ia memiliki wewenang dalam mengadakan dan menggunakan jasa tertentu, biaya terkendali dan biaya tidak terkendali dalam suatu perusahaan harus dipisahkan secara tegas dan jelas, karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu pusat pertanggungjawaban. Maka dalam pengumpulan dan pelaporan biaya setiap pusat pertanggungjawaban harus dipisahkan antara biaya terkendali dan biaya tidak terkendali. Dengan demikian setiap laporan biaya yang disajikan berisi anggaran biaya, realisasi biaya dan penyimpangan yang terjadi. Biaya tidak terkendali juga dapat diubah menjadi biaya terkendali melalui cara yang saling berkaitan seperti yang dikemukkan Mulyadi (2001;169) yaitu : 1. Dengan mengubah dasar pembebanan dari alokasi ke pembebanan langsung. 2. Dengan mengubah letak tanggung jawab pengambilan keputusan Klasifikasi dan Kode Rekening Dalam akuntansi pertanggungjawaban biaya dan pendapatan yang terjadi dikumpulkan dan dilaporkan untuk setiap tingkatan manajemen. Agar dapat terlaksana dengan baik, maka biaya dan pendapatan harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkat-tingkat manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi. Setiap tingkat manajemen merupakan pusat pertanggungjawaban dan akan dibebani dengan biaya-biaya yang terjadi didalamnya yang dipisahkan antara biaya terkendali dan biaya tidak terkendali. Oleh karena biaya-biaya yang terjadi akan dikumpulkan menurut tingkatan manajemen, maka klasifikasi dan kode rekening harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengumpulan biaya yang terkendali dari setiap tingkatan

21 manajemen. Kode rekening yang paling sesuai dengan tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah kode kelompok (group classification code), sebab pada kelompok posisi dari masing-masing angka yang digunakan mempunyai arti tersendiri dan jika terjadi perluasan rekening dapat diperlukan dengan mudah. Pemberian kode akan membantu untuk memudahkan dalam mencari perkiraan yang dibutuhkan, memudahkan proses pencatatan, pengklasifikasian dan pelaporan data akuntansi. Agar dapat mengetahui dan membedakan perkiraan-perkiran tersebut, maka kode yang diberikan harus disusun secara konsisten. Ada beberapa cara yang digunakan yaitu dengan angka, huruf atau kombinasi keduanya. Ada beberapa cara pengklasifikasian yaitu dengan angka, huruf dan kombinasi keduanya. Adapun kriteria kode perkiraan yang harus dipenuhi didalam suatu perusahaan yang menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban yaitu : 1. Jumlah angka (digit) dalam setiap kode harus sama 2. Posisi angka dalam setiap kode memiliki maksud tertentu 3. Setiap kode memiliki lebih dari satu makna, tergantung pada pemberian makna posisi angka pada tiap kode 4. Klasifikasi perkiraan dilakukan dengan cara menambahkan angka tertentu didalam kode perkiraan Menurut Mulyadi (2001;129) pemberian kode dapat dilakukan dengan cara : 1. Metode Kode Kelompok (Group code method) Kode kelompok mempunyai sifat-sifat khusus sebagai berikut : a. Posisi masing-masing angka mempunyai arti, angka paling kiri adalah kode kelompok dan angka paling kanan adalah jenis perkiraan. b. Setiap kode kelompok akan terdiri dari angka-angka yang sudah diperkirakan lebih dulu. c. Setiap kode dalam klasifikasi menggunakan angka yang sama. d. Jika terjadi perubahan kelompok perkiraan, dapat dilakukan dengan merubah angka yang paling kiri.

22 2. Metode Kode Blok (Block code method) Kode yang diberikan untuk setiap klasifikasi tidak menggunakan urutan digit, tetapi dengan memberikan suatu blok nomor untuk setiap kelompok. Jadi kode akan diberikan pada setiap biaya yang dimulai dengan angka tertentu dan diakhiri dengan angka tertentu pula yang merupakan satu blok nomor kode. Contoh : Kelompok aktiva kodenya Kelompok hutang kodenya Stelsel Rekening Desimal Dalam metode ini perkiraan-perkiraan diklasifikasikan menjadi kelompok, golongan dan jenis perkiran maksimum sepuluh. Setiap kelompok, golongan maupun jenis diberi kode mulai 0-9 perkiraan dibagi menjadi sepuluh rubrik, masing-masing rubrik ini dibagi menjadi sepuluh golongan dan masing-masing golongan dibagi menjadi sepuluh perkiraan. Contoh : Rubrik 0(nol) untuk perkiraan aktiva tetap dan seterusnya sampai rubrik 9 (sembilan) dan rubrik ini dapat dibagi lagi menjadi sepuluh golongan dan golongan menjadi sepuluh jenis perkiraan. Agar lebih jelas akan diberikan ilustrasi mengenai klasifikasi dan kode rekening untuk akuntansi pertanggungjawaban. Gambar 2.1 Kode Rekening xxx xxx xxx xxx Kode Perkiraan Golongan Perkiraan Sub Golongan Perkiraan Jenis Perkiraan

23 Pemberian kode dapat memudahkan untuk mencari rekening yang dibutuhkan, membutuhkan proses pencatatan, pengklasifikasian dan pelaporan data akuntansi Laporan Pertanggungjawaban Laporan pertanggungjawaban dalam setiap periode yang ditentukan harus membuat laporan untuk atasannya dan bagian diatasnya akan menggabungkan laporan dari bagian-bagian bawahnya untuk dilaporkan ke bagian atau pejabat yang lebih tinggi setelah di kombinasikan dengan laporan di bagiannya sendiri. Laporan ini disebut laporan pertanggungjawaban. Melalui laporan pertanggungjawaban, seorang manajer dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan tiap-tiap pusat pertanggungjawaban. Di dalam laporan ini dicantumkan semua biaya yang sesungguhnya terjadi dengan biaya yang dianggarkan. Dengan demikian, dapat diketahui penyimpangan atau ketidakefisienan biaya yang terjadi dalam perusahaan. Laporan pertanggungjawaban biaya ini dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap manajer berbagai jenjang organisasi. Menurut Mulyadi (2001;194), laporan ini disusun dengan dasar-dasar berikut ini : 1. Jenjang terbawah yang diberi laporan ini adalah tingkat manajer bagian. 2. Manajer jenjang terbawah diberi laporan pertanggungjawaban biaya yang berisi rincian realisasi biaya dibandingkan dengan anggaran biaya yang disusunnya. 3. Manajer jenjang atasnya diberi laporan mengenai biaya pusat pertanggungjawaban sendiri dan ringkasan realisasi biaya yng dikeluarkan oleh manajer-manajer yang berada dibawah wewenangnya, yang disajikan dalam bentuk perbandingan dengan anggaran biaya yang disusun oleh masing-masing manajer yang bersangkutan. 4. Semakin keatas, laporan pertanggungjawaban disajikan semakin jelas.

24 adalah: Tujuan laporan pertanggungjawaban menurut Hammer dkk (1994;475) 1. To motivate individuals to achieve a high level of performance by reporting efficiencies to responsible manager and their superior. 2. To provide information that will help responsible managers identify in efficiencies so they can control cost more efficiently. Menurut Usry and Hammer sesuai dengan terjemahan Alfonsus Sirait (1999;467) mengemukakan asas-asas dari laporan yaitu : 1. Laporan harus sesuai dengan bagan organisasi. 2. Bentuk dan isi laporan harus konsisten setiap kali diterbitkan. 3. Laporan harus cepat dan tepat waktu. 4. Laporan harus diterbitkan secara teratur. 5. Laporan harus mudah dicerna. 6. Laporan harus memberikan rincian yang memadai namun tidak berlebihan. 7. Laporan harus memuat angka-angka yang dapat dibandingkan yaitu perbandingan antara angka aktual dengan anggaran, atau antara standar dengan hasil (aktual) dan harus menunjukan varians yang terjadi. 8. Laporan harus bersifat analitis. 9. Laporan untuk manajemen operasi harus dinyatakan baik dalam unit fisik maupun dalam nilai uang. 10. Laporan dapat cenderung menonjolkan keefisienan dan ketidakefisienan dalam departemen-departemen. Adapun laporan pertanggungjawaban dapat dirasakan oleh : 1. Manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan Berdasarkan laporan pertanggungjawaban manajer suatu pusat dapat melakukan analitis dan mengambil tindakan perbaikan atas selisih yang tidak menguntungkan yang terjadi dan mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu. 2. Manajer Puncak Berdasarkan laporan pertanggungjawaban manajer puncak dapat mengetahui apa yang terjadi dalam suatu pusat pertanggungjawaban tertentu, sehingga manajer puncak dapat lebih baik dalam memberikan pengarahan kepada para manajer pembantunya.

25 2.3 Pengertian Efektivitas Pengertian efektivitas menurut Kommarudin (1994;296) yaitu : Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dulu. Menurut Horngren (2005;345), pengertian efektivitas adalah : Effectiveness is the degree to which a goal,objective, or target is met. Suatu unit akan dikatakan efektif jika kontribusi output terhadap tujuan semakin besar karena tujuan atau suatu hasil diukur secara kuantitas, maka efektivitas sering diukur dengan mempertimbangkan pertimbangan lain atau dinyatakan dalam istilah non-kuantitatif. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan hubungan antara output suatu pusat pertanggungjawaban dengan sasaran perusahaan yang harus dicapainya. 2.4 Pemasaran Pengertian Pemasaran Menurut Philip Kotler (2000;8) pengertian pemasaran adalah sebagai berikut: Marketing is sociental process by which individuals and goup obtain what they need and what through creating, offering and freely exchanging products and services of value with other. Sedangkan menurut Usri dan Hammer (1994;748) menyatakan bahwa pemasaran adalah : Marketing is the match of company s product with market for the satifaction of customers at a reasonable profit for the firm. Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain

26 2.4.2 Tujuan Pemasaran Philip Kotler yang dialih bahasakan oleh Damos Sihombing (2001;6) mengemukakan tujuan pemasaran adalah sebagai berikut : Penjualan hanyalah salah satu dari berbagai fungsi pemasaran dan seringkali bukan merupakan bagian yang terpenting. Jika pemasaran melakukan pekerjaan dengan baik untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan dan menetapkan harga yang tepat agar produk dapat dijangkau oleh masyarakat luas, mendistribusikan produk serta mempromosikan produk agar produk perusahaan dapat terjual dengan mudah Pengendalian Pemasaran Pengendalian merupakan salah satu usaha perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Kebutuhan akan pengendalian akan meningkat sejalan dengan berkembangnya perusahaan. Pengendalian oleh manajemen dapat dilakukan antara lain dengan membandingkan hasil pelaksanaan dengan rencana atau anggaran yang telah ditetapkan perusahaan. Pengendalian pemasaran (marketing control) adalah proses pengukuran dan evaluasi hasil-hasil strategi dan rencana pemasaran, serta pengambilan tindakantindakan perbaikan untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan pemasaran telah dicapai. Pengendalian pemasaran terdiri dari empat tahapan, yaitu : 1. Manajemen menetapkan tujuan-tujuan pemasaran secara spesifik 2. Manajemen mengukur kinerja di pasar 3. Manajemen mengevaluasi sebab-sebab terjadinya perbedaan antara kinerja nyata dengan kinerja yang diharapkan 4. Manajemen melakukan tindakan perbaikan untuk menutup jurang perbedaan antara tujuan yang diharapkan dengan kinerja nyatanya. Apabila terdapat perbedaan atau penyimpangan yang nilainya material, maka harus segera dilakukan tindakan perbaikan atau penyesuaian. Kegiatan pengendalian harus dilakukan secara terus-menerus jika manajemen ingin tetap ada dalam batasbatas kemampuan yang telah ditetapkan.

27 Usry and Hammer yang dialihbahasakan oleh Alfonsus Sirait (1994;5) menyatakan bahwa pengendalian adalah sebagai berikut : Pengendalian (control) merupakan usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengkoreksi perbedaan yang penting. Anthony (1995;688), mendefinisikan pengendalian sebagai berikut : Control may be defined simply as the necessary to assure that objectives, plans, policies and standars are being attained. Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa pengendalian merupakan usaha manajemen untuk mencapai tujuan dengan membandingkan antara hasil pelaksanaan dengan rencana-rencana yang telah ditetapkan. Pengendalian juga mencangkup tindakan mendeteksi dan memperbaiki pelaksanaan kegiatan, sehingga operasi perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dengan kata lain bahwa pengendalian merupakan suatu langkah yang diambil manajemen untuk memastikan bahwa tujuan, rencana, standar yang dibuat dapat dicapai secara konsisten dengan kebijakan Jenis-jenis Pengendalian Pemasaran Tugas departemen pemasaran adalah untuk merencanakan dan mengendalikan aktivitas pemasaran. Karena banyak hal-hal yang akan terjadi selama pelaksanaan rencana pemasaran. Departemen pemasaran harus terus-menerus memonitor, dan mengendalikan aktivitas pemasaran. Walaupun hal ini diperlukan, banyak perusahaan mempunyai prosedur pengendalian yang tidak memadai. Menurut A.B Susanto (2001;968) ada empat jenis pengendalian pemasaran, yaitu :

28 Jenis pengendalian 1. Pengendalian rencana tahunan 2. Pengendalian profitabilitas 3. Pengendalian Efisiensi 4. Pengendalian strategi Tabel 2.1 Jenis-jenis Pengendalian Pemasaran Tanggung jawab Tujuan Pendekatan utama pengendalian - Manajemen Untuk memeriksa - Analisis penjualan puncak apakah hasil yang - Analisis pangsa pasar - Manajemen direncanakan - Rasio penjualan Menengah berhasil dicapai terhadap biaya - Analisis keuangan Pengendalian Untuk memeriksa Profitabilitas menurut : pemasaran perusahaan dalam produk, teori, segmen memperoleh laba pelanggan, saluran dan kerugian perdagangan, ukuran pesanan Manajemen lini Mengevaluasi dan Efisiensi dari : dan Staf meningkatkan Wiraniaga, periklanan, efisiensi promosi penjualan, pengeluaran serta distribusi pengaruh biaya pemasaran - Manajemen Untuk memeriksa Instrumen penyusutan : puncak apakahperusahaan - peringkat efektivitas - Auditor mengejar peluang pemasaran pemasaran terbaiknya sesuai - Audit pemasaran dengan pasar, - Review atas tanggung produk dan jawab etika dan sosial salurannya perusahaan

29 2.5 Biaya Pemasaran Pengertian Biaya Pemasaran Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan tidak terlepas dari sejumlah biaya-biaya yang digunakan untuk mendukung kegiatan tersebut. Biayabiaya inilah yang disebut dengan biaya pemasaran. Dibawah ini dikutip pengertian biaya pemasaran menurut Wilson and Campbell (1995 ; 292), biaya pemasaran dinyatakan sama dengan biaya distribusi, yaitu sebagai berikut: Biaya distribusi adalah biaya yang berhubungan dengan semua kegiatan, mulai dari saat barang-barang telah dibeli atau diproduksi sampai dengan barang-barang tiba ditempat pelanggan. Ini meliputi bagian dari semua biaya yang dibebankan pada kegiatan penjualan termasuk biaya administrasi umum dan biaya finansial. Mulyadi (1999;529) menyatakan bahwa biaya pemasaran adalah sebagai berikut : 1. Dalam arti sempit, biaya pemasaran seringkali dibatasi, artinya sebagai biaya penjualan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menjual dan membawa produk ke pasar 2. Dalam arti luas biaya pemasaran meliputi bagian dari semua biaya yang terjadi saat produk selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai produk tersebut harus diubah kembali dalam bentuk uang tunai Penggolongan Biaya Pemasaran Menurut Mulyadi (1999;530) biaya pemasaran dibagi dalam dua golongan besar, yaitu : 1. Biaya mendapatkan pesanan (Order getting cost), adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan. Contoh :Biaya salesman, advertensi, komisi 2. Biaya memenuhi pesanan (Order filling cost), dalah semua biaya yang dikeluarkan untuk mengusahakan agar produk sampai ke tangan pembeli Contoh :Biaya pembungkusan, biaya pengiriman, biaya penagihan.

30 Mulyadi (1999; ) menggolongkan biaya pemasaran berdasarkan fungsi atau kegiatan pemasarannya, yaitu sebagai berikut : 1. Fungsi Penjualan Terdiri dari kegiatan untuk memenuhi pesanan yang diterima pelanggan Contoh :Gaji salesman, bonus dan komisi serta biaya perjalanan salesman, biaya telepon. 2. Fungsi Advertensi Terdiri dari kegiatan perancangan dan pelaksanaan kegiatan order melalui kegiatan advertensi dan promosi 3. Fungsi Pergudangan Terdiri dari kegiatan penyimpanan produk jadi yang siap untuk dijual Contoh :Gaji karyawan bagian gudang, sewa gudang 4. Fungsi Pembungkusan dan Pengiriman Terdiri dari kegiatan pembungkusan, biaya ekploitasi truk, biaya pengiriman, biaya angkut untuk produk yang dikembalikan 5. Fungsi Kredit dan Penagihan piutang dari pelanggan Contoh :Gaji karyawan bagian penagihan, kerugian penghapusan piutang, potongan tunai 6. Fungsi Akuntansi Pemasaran Terdiri dari kegiatan pembuatan faktur dan penyelenggaran catatan akuntansi penjualan. Contoh :Gaji karyawan bagian administrasi pemasaran Dari pendapat-pendapat tersebut dapat diperhatikan bahwa fungsi pemasaran dalam suatu pemasaran tidak terbatas hanya pada aspek pemasaran produk atau jasa perusahaan tersebut, tetapi meliputi seluruh pelaksanaan kerja yang dimulai dari pesanan pembelian pelanggan sampai dengan kegiatan penagihan piutang pelanggan. Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi pemasaran dalam suatu perusahaan sangat penting artinya dalam pencapaian tujuan perusahaan, khususnya dalam penjualan produk yang dihasilkan perusahaan. Dengan berjalannya fungsi pemasaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Evaluasi Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2001;310) yang ditulis oleh Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan Nasional, pengertian kata evaluasi adalah: Evaluasi: penilaian.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan (role) menurut Komaruddin (1994; 768) adalah sebagai berikut: 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh seseorang dalam manajemen.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran perusahaan dapat dianggap sebagai suatu sistem tunggal yang memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Menurut Kamus Bahasa Indonesia, peranan diartikan sebagai fungsi (function). Sedangkan peranan atau fungsi (function) menurut Komaruddin (1994: 768), sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Business Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Sejalan dengan perkembangan dunia usaha, manajemen memerlukan alat bantu yang digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengendalian Manajemen Pengendalian pada umumnya adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian

Lebih terperinci

1. Pengertian Biaya Pemasaran 2. Penggolongan Biaya Pemasaran

1. Pengertian Biaya Pemasaran 2. Penggolongan Biaya Pemasaran 1. Pengertian Biaya Pemasaran Biaya pemasaran adalah semua biaya yang sejak saat produk selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut berubah kembali dalam bentuk uang tunai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Gagasan dibalik akuntansi pertanggungjawaban adalah bahwa kinerja setiap manajer harus seberapa baik dia mengelola hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi situasi ekonomi dewasa ini. Perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan prestasinya baik dalam kinerja maupun dalam bentuk mutu produk atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya perkembangan perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia juga semakin gencar dan giat membangun di segala bidang. Bukan saja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:710) yang ditulis oleh Tim Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional mendefinisikan kata manfaat sebagai guna, faedah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pusat Pertanggungjawaban 1. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II Tinjauan Pustaka 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Komaruddin (1994:768) dalam bukunya Ensiklopedia Manajemen peranan dapat didefinisikan sebagai berikut

Lebih terperinci

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli BAB II LANDASAN TEORI A. PEMASARAN 1. Pengertian dari Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Tentang Peranan Salah satu alat utama bagi pimpinan perusahaan dalam usahanya memproduktifkan perusahaan adalah akuntansi yang modern. Oleh karena itu pimpinan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pusataka 2.1.1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada perusahaan yang cukup besar, pimpinan perusahaan harus mendelegasikan wewenangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu alat perencanaan dan pengendalian operasi keuangan dalam suatu perusahaan yang bertujuan untuk mendapatkan laba.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Proses Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. 2.1.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia telah cukup mendorong para pelaku ekonomi baik swasta, asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan sedang memanas di segala bidang baik itu dalam bidang industri, bisnis ataupun jasa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep tentang peranan Salah satu alat bagi pimpinan perusahaan dalam usahanya memproduktifkan perusahaan adalah akuntansi yang modern. Oleh karena itu pimpinan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori Pada perusahaan yang sederhana pemimpin perusahaan dapat mengambil keputusan dan dapat mengawasi kegiatan perusahaan seorang diri. Dengan semakin besar dan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Teori Akuntansi adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. wewenang pada waktu wewenang tersebut akan dilaksanakan. Menurut Trisnawati

BAB II LANDASAN TEORI. wewenang pada waktu wewenang tersebut akan dilaksanakan. Menurut Trisnawati BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban muncul sebagai akibat dari adanyapendelegasian wewenang. Pendelegasian wewenang adalah pemberian wewenang oleh manajer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jenis barang dagang yang belakangan ini harganya meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jenis barang dagang yang belakangan ini harganya meningkat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat persaingan dunia usaha yang semakin tinggi membuat pengusaha harus semakin pandai dalam menerapkan strategi yang tepat untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, akuntan melaporkan kepada setiap manajer hanya informasi yang

Lebih terperinci

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Each responsibility center have manager in charge

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan (role) menurut Komarudin (1999; 768) adalah: 1. Bagian tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen. 2. Pola prilaku

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. informasi yang mengacu pada pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. informasi yang mengacu pada pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen, dimana bentuk formal yang dihasilkan adalah berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 2.1. Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi dalam buku yang berjudul "Sistem Akuntansi" menyatakan bahwa : "Prosedur adalah suatu urutan kegiatan krelikal, biasanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Anggaran II.1.1 Pengertian Anggaran Untuk mendapatkan pengertian anggaran yang lebih jelas dan tepat, di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dalam dunia usaha di negara Indonesia mengalami situasi perekonomian yang tidak menentu. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi di Indonesia

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba

Lebih terperinci

6 Universitas Indonesia

6 Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian dan Tipe Anggaran Anggaran merupakan salah satu alat vital suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Semua perusahaan harus membuat anggaran, baik itu perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tentang Peranan Sejalan dengan berkembangnya perusahaan, pimpinan perusahaan memerlukan alat bantu yang mempunyai peranan dalam mengarahkan, mengendalikan, dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Tinjauan Umum Atas Anggaran Biaya Produksi. Kondisi yang selalu berubah ubah sanagat membawa dampak yang

BAB II BAHAN RUJUKAN Tinjauan Umum Atas Anggaran Biaya Produksi. Kondisi yang selalu berubah ubah sanagat membawa dampak yang BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Tinjauan Umum Atas Anggaran Biaya Produksi Kondisi yang selalu berubah ubah sanagat membawa dampak yang signifikan bagi setiap unsure masyarakat demikian juga bagi instansi. Dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif yang lain. Penyusunan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan, yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management 13 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management Accounting Practices (MAP) Comittee adalah: proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KAJIAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah merupakan objek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya. Definisi biaya menurut Bastian Bustami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan sektor industri di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya industri-industri yang didirikan baik oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Menurut Komarudin (1999;768) definisi peranan adalah sebagai berikut: 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan seseorang dalam manajemen. 2. Pola

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Penelitian Terdahulu Rina MS dan Farid D (2012) Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Studi Kasus Bagian PT. PAL Surabaya-Divisi Kapal Perang).

Lebih terperinci

Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran adalah merupakan suatu alat di dalam proses perencanaan dan pengendalian operasional keuangan dalam suatu perusahaan baik yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Semakin berkembangnya suatu perusahaan baik dalam aktivitas maupun organisasinya maka semakin besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Pada perusahaan berskala besar tentunya pimpinan perusahaan tidak dapat mengendalikan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seperti yang kita ketahui bersama bahwa air adalah salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan. Di kota yang sedang berkembang seperti kota Serang, kebutuhan

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA Vinsensia Luki Windaratri Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, manajemen perusahaan memerlukan suatu tindakan yang hati-hati dan cermat, sehingga dalam setiap tindakan dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengaruh Pengertian pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:849) yaitu: Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut

Lebih terperinci

Analisa Biaya Pemasaran

Analisa Biaya Pemasaran Analisa Biaya Pemasaran Kemajuan teknologi dalam berproduksi mengakibatkan jumlah produk dapat dihasilkan secara besar-besaran dan dapat menekan biaya produksi satuan serendah mungkin. Permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Anggaran 1. Anggaran Definisi anggaran ada bermacam-macam tetapi mempunyai karakterisrik yang hampir mirip, berikut salah satu definisi anggaran dari berbagai macam

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis Penganggaran Perusahaan Dosen : Agus Arijanto,SE,MM Program Studi Manajemen S-1 Pengertian dan Konsep Anggaran Pengertian anggaran (budget) ialah suatu rencana yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan semakin ketat serta semakin kompleks permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Sejalan dengan berkembangnya perusahaan, pimpinan perusahaan memerlukan alat bantu yang mempunyai peranan dalam mengarahkan, mengendalikan, dan mengembangkan

Lebih terperinci

Jurnal FASILKOM Vol.2 No.2, 1 Oktober 2004 PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA

Jurnal FASILKOM Vol.2 No.2, 1 Oktober 2004 PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA Abstraks Eva Faja Ripanti evaripanti@yahoo.com Anggaran adalah alat perencanaan dan pengendalian manajemen.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep tentang Peranan Salah satu alat bagi pimpinan perusahaan dalam usahanya memproduktifkan perusahaan adalah akuntansi yang modern. Oleh karena itu pimpinan perusahaan memerlukan

Lebih terperinci

PUSAT BIAYA PENGERTIAN

PUSAT BIAYA PENGERTIAN PUSAT BIAYA PENGERTIAN Pusat biaya merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai atas dasar biaya yang terjadi diwilayah yang menjadi wewenang manajer tersebut. sebagai mana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai peranan anggaran bahan baku terhadap efektifitas bahan baku di PT. Gold Coin Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban. pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu :

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban. pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu : BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban Sistem akuntansi manajemen merupakan sistem yang memainkan peranan yang sangat penting dalam mengukur suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan secara pesat membuat perusahaan semakin mudah dalam melakukan aktivitas perusahaan. Dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang belum stabil pada saat ini, serta semakin ketatnya persaingan pada sektor industri, sektor jasa, dan sektor lainnya, perusahaan

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN Anggaran merupakan unsur yang penting dalam perusahaan, karena anggaran digunakan manajemen dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam perencanaan dan pengendalian.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya Definisi mengenai biaya dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Peranan Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto (2000; 268) adalah: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI PRESTASI MANAJER PEMASARAN PT NARWASTU AGUNG SENTOSA ABSTRACT

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI PRESTASI MANAJER PEMASARAN PT NARWASTU AGUNG SENTOSA ABSTRACT 1 PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI PRESTASI MANAJER PEMASARAN PT NARWASTU AGUNG SENTOSA Lucia Ika Andriningtyas Dini Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:815) yang ditulis oleh Tim Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional mendefinisikan kata peranan sebagai sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab V Simpulan dan Saran 116 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Tentang Anggaran 2.2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan rencana manajemen untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN 2.1. Anggaran 2.1.1.Definisi Anggaran Pemahaman mengenai konsep anggaran dimulai dari memahami pengertian anggaran. Berikut ini adalah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi khususnya akuntansi biaya. Menurut pendapat Carter dan Usry (2006 : 33) :

BAB II URAIAN TEORITIS. biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi khususnya akuntansi biaya. Menurut pendapat Carter dan Usry (2006 : 33) : BAB II URAIAN TEORITIS A. Akuntansi Biaya. 1. Defenisi Akuntansi Biaya. Istilah akuntansi biaya bukanlah suatu istilah yang baru. Pengertian akuntansi biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi

Lebih terperinci

TINJAUAN ATAS PENYUSUNAN DAN REALISASI ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN ABSTRAK

TINJAUAN ATAS PENYUSUNAN DAN REALISASI ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN ABSTRAK TINJAUAN ATAS PENYUSUNAN DAN REALISASI ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN Debbie Christine Email: debbie.christine@widyatama.ac.id debbie.dr75@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian yang cepat membawa dampak persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian yang cepat membawa dampak persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang cepat membawa dampak persaingan yang semakin ketat antara perusahaan-perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang yang sejenis.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran sebagai alat manajemen berfungsi merencanakan dan mengawasi keuntungan. Anggaran merupakan kata benda, yakni hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan tugas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci