BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya perkembangan perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia juga semakin gencar dan giat membangun di segala bidang. Bukan saja di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang lainnya yang ditujukan untuk kemakmuran rakyatnya. Pembangunan di Indonesia diprioritaskan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan segenap rakyat Indonesia agar lebih maju dan merata. Sebagai suatu perusahaan yang berorientasi laba serta diorganisasikan dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat, pada dasarnya perusahaaan selalu berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan menggunakan segala kemampuan dan sumber daya yang tersedia serta meningkatkan kesejahteraan bagi karyawannya. Dalam menjalankan fungsinya, perusahaan dihadapkan pada bagaimana cara penggunaan faktor-faktor produksi yang terbatas, seperti bahan baku, tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lainnya yang dikoordinasikan dan digunakan dengan baik, efektif dan efisien. Seiring dengan berkembangnya skala usaha perusahaan dan semakin tajamnya persaingan dalam dunia usaha, maka semakin berkembang pula kebutuhan dan tuntutan atas informasi oleh pihak manajemen perusahaan. Hal ini didorong oleh perlunya pertimbangan yang semakin kritis dalam memanfaatkan berbagai dana dan sumber daya lainnya secara optimal. Dana dan sumber daya lainnya pada umumnya jumlahnya terbatas sehingga mengharuskan kita untuk memperolehnya dengan biaya sehemat mungkin dan menggunakannya seefisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu lingkungan yang berubah dengan cepat membuat perusahaan harus selalu waspada untuk segera menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. 1

2 2 Dalam menghadapi situasi bisnis yang semakin kompetitif, setiap perusahaan di tuntut untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang dimilikinya secara optimal untuk meningkatkan kemampuan bersaing, antara lain dapat berupa harga jual yang kompetitif, yang di dukung oleh kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar. Manajemen harus selalu memperhatikan masalah penggunaan sumber dayanya karena penggunaan sumber daya ekonomi yang kurang efisien dan efektif akan merupakan biaya yang akan mengurangi pendapatan perusahaan. Dalam suatu perusahaan, biaya merupakan suatu komponen penting. Banyaknya jenis-jenis biaya membuat masalah biaya menjadi semakin rumit, baik yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi harga jual suatu produk. Salah satu kelompok biaya yang perlu dikendalikan adalah biaya pemasaran. Meningkatnya persaingan antar perusahaan semakin tajam dan besarnya persentase biaya pemasaran yang terkandung pada harga jual suatu produk, menjadi peranan dan usaha manajemen dalam pengendalian biaya pemasaran semakin penting. Perusahaan yang berskala besar aktivitas perusahaan sudah meningkat. Menimbulkan kompleksitas dalam pengendalian biaya aktivitasnya. Dalam situasi ini, manajemen tidak mungkin lagi dapat melakukan pengawasan langsung terhadap kegiatan operasi perusahaan. Salah satu alat bantu manajemen dalam pengendalian perusahaan adalah dengan cara menerapkan akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting). Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang di susun sedemikian rupa sehingga pengumpulan, pelaporan biaya dan penghasilan yang dilakukan sesuai dengan bidang pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuannya agar dapat diketahui organisasi atau kelompok yang bertanggung jawab atas penyimpangan biaya dan penghasilan yang dianggarkan. Setiap pusat pertanggungjawaban di pimpin oleh seorang manajer yang akan bertanggung jawab atas perencanaan yang di buat. Perencanaan ini disebut anggaran (budget) dan pada waktu tertentu dilaporkan hasil dari pelaksanaan pusat biaya kemudian dibandingkan dengan rencana anggaran yang telah dianggarkan sebelumnya. Dari hasil perbandingan, manajer dapat mengetahui

3 3 berapa besar perbedaan. Hal ini memungkinkan manajer untuk dapat menganalisis lebih lanjut terjadinya perbedaan dan pengambilan tindakan koreksi. Informasi semacam ini disebut dengan akuntansi pertanggungjawaban. Pengendalian biaya melalui akuntansi pertanggungjawaban dapat dijalankan dengan menyelenggarakan suatu sistem pencatatan atas biaya-biaya yang dapat dikendalikan. Dari sini akan dihasilkan laporan biaya yang menunjukkan bagaimana manajemen memenuhi tanggung jawab pemakaian biaya yang terjadi pada unit organisasi yang dipimpinnya. Efektivitas merupakan suatu bauran yang menunjukkan sejauh mana sasaran atau target yang tercapai. Efektivitas dan efisiensi tidak terlepas dari akuntansi pertanggungjawaban. Hal ini penting untuk dapat menghindari pemborosan dan kecurangan akibat pendelegasian wewenang, sehingga tercipta suatu pengendalian biaya yang tepat. Dengan adanya akuntansi pertanggungjawaban dalam perusahaan, maka pimpinan dapat menilai tanggung jawab dan kinerja atau prestasi bawahan atas tugas yang didelegasikan kepadanya sehingga tujuan perusahaan secara keseluruhan dapat tercapai. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai akuntansi pertanggungjawaban dalam menunjang efektifitas biaya pemasaran dan menuangkannya kedalam skripsi yang berjudul : Tinjauan atas peranan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat Bantu manajemen dalam menunjang efektivitas biaya pemasaran. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalahmasalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada PT. INTI (Persero) Bandung sudah memadai. 2. Apakah penerapan akuntansi pertanggungjawaban berperan dalam efektivitas biaya pemasaran pada PT. INTI (Persero) Bandung.

4 4 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah-masalah yang telah diidentifikasikan di atas, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan : 1. Untuk mengetahui memadainya penerapan akuntansi pertanggunjawaban pada PT. INTI (Persero) Bandung. 2. Untuk mengetahui peranan akuntansi pertanggungjawaban dalam menunjang efektivitas biaya pemasaran pada PT. INTI (Persero) Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan. Hasil kesimpulan penelitian ini diharapkan dapat melengkapi implementasi konsep akuntansi pertanggungjawaban dan memberikan masukan-masukan atau rekomendasi yang berguna untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada didalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan, sehingga di masa yang akan datang perusahaan dapat melaksanakan aktivitasnya dengan baik dan efisien. 2. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan menambah pengetahuan tentang teori-teori dan konsep-konsep yang diperoleh selama perkuliahan dibandingkan dengan penerapannya secara nyata dalam perusahaan, dan juga merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Widyatama. 3. Bagi pihak lain, khususnya di kalangan perguruan tinggi. Hasil penelitian yang dituangkan dalam karya ilmiah diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan sebagai gambaran praktik di lapangan dan menjadi bahan referensi bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

5 5 1.5 Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan, baik yang bertujuan untuk mencari laba maupun tidak, secara umum pasti berusaha untuk selalu menjaga kelangsungan hidup perusahaannya. Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan manajemennya untuk merencanakan dan mengendalikan setiap aktivitas yang ada dalam perusahaan. Masalah aktivitas pemasaran yang harus senantiasa ditangani dengan seksama adalah perencanaan dan pengendalian. Pada prinsipnya, manajemen perusahaan berhubungan dengan semua aktivitas, mulai dari perencanaan awal perusahaan.sampai dengan tercapainya tujuan perusahaan. Sehubungan dengan itu, pimpinan memerlukan perencanaan untuk semua kegiatannya dan juga pengendalian sebagai alat pengawasan apakah hasil yang dicapai sesuai dengan yang telah direncanakan. Fungsi perencanaan dan pengendalian merupakan dua aktivitas yang terpisahkan tetapi saling berhubungan. Tanpa ada perencanaan maka pengendalian yang baik tidaklah dapat dilaksanakan, sebab perencanaan yang efektif harus didasarkan pada fakta yang dikumpulkan dan dianalisis kemudian dituangkan dalam suatu rencana yang spesifik, baik itu rencana jangka pendek maupun jangka panjang. Pengendalian dipandang sebagai suatu jaringan komunikasi yang memantau kegiatan dalam organisasi dan menyediakan dasar untuk tindakan koreksi di masa yang akan datang jika diperlukan. Untuk dapat menjalankan fungsinya, manajemen dalam rangka pengendalian tersebut membutuhkan informasi yang selektif, relevan dan tepat waktu. Pimpinan banyak membutuhkan informasi khususnya informasi biaya yang dapat diperbandingkan serta dibuat secara sistematik. Di dalam akuntansi pertanggungjawaban, pengendalian biaya dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan unit yang bertanggung jawab terhadap terjadinya biaya tersebut. Dengan demikian, akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang mengakui adanya pusat pertanggungjawaban didalam organisasi, sehingga dimungkinkan adanya penelusuran biaya-biaya kepada setiap bagian yang bertanggung jawab untuk

6 6 pengambilan keputusan. Oleh karena itu, akuntansi pertanggungjawaban diterapkan dalam organisasi yang telah membagi-bagi bidang pertanggungjawaban secara jelas dan tegas, dengan dibuatnya wewenang bagi manajer agar dapat diperoleh informasi dari masing-masing manajer tersebut secara bertingkat. Jadi, dalam suatu organisasi perlu dibuat struktur yang dapat menggambarkan secara jelas pemberian wewenang dan tanggung jawab dari setiap jenjang manajemen. Kegiatan manajer pemasaran ini pada dasarnya adalah perencanaan dan pengendalian, dan ini merupakan bagian dari Responsibility Accounting. Sistem akuntansi yang disusun agar dapat mengumpulkan biaya-biaya yang sesungguhnya dikeluarkan, untuk dilaporkan kepada orang atau orang yang bertanggung jawab. Dari sudut teknis akuntansi, Robert N Anthony (1993;54) mengemukakan pengertian responsibility accounting yaitu : Responsibility accounting collect, report planned and actual accounting information about the inputs and outputs of responsibility centers. Dari definisi tersebut dapat dikatakan, responsibility accounting merupakan aktivitas pengumpulan dan pelaporan informasi, khususnya informasi akuntansi baik yang direncanakan maupun yang sesungguhnya tentang input dan output dari pusat pertanggungjawaban. Selanjutnya, Mulyadi (2001;214) mengatakan bahwa : Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa, sehingga pengumpulan dan pelaporan penghasilan dan biaya dilakukan sesuai dengan pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau sekelompok orang yang bertanggung jawab terhadap penyimpangan dari penghasilan dan biaya yang dianggarkan. Terjadinya biaya-biaya dalam suatu pusat pertanggungjawaban tidak selalu akibat dari keputusan yang di ambil oleh kepala bidang yang bersangkutan. Oleh karena itu, tidak semua biaya-biaya dalam suatu bidang pertanggungjawaban

7 7 dapat dikendalikan oleh kepala bagian yang bersangkutan. Maka perlu adanya pemisahan antara biaya terkendali (controllable cost) dengan biaya tidak terkendali (uncontrollable cost). Biaya yang dapat dipertanggungjawabkan hanya biaya yang dapat dikendalikan. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran tidak terlepas dari masalah biaya pemasaran. Masalah biaya ini perlu diperhatikan secara serius, karena besarnya biaya pemasaran mempengaruhi besarnya pendapatan dan laba. Apabila kegiatan ini dikelola dengan baik akan dapat menghasilkan harga jual yang kompetitif, sehingga tujuan perusahaan yang direncanakan dan ditetapkan akan dapat tercapai. Pengendalian sebaiknya di dukung oleh perencanaan yang memadai dan sistem pelaporan yang menyeluruh. Dalam akuntansi pertanggungjawaban diperlukan anggaran. Anggaran merupakan alat untuk menilai pelaksanaan yang telah ditetapkan, apakah telah sesuai dengan tujuan dari proses perencanaan dan pengendalian dalam struktur organisasi perusahaan di setiap bagian pertanggungjawaban. Anggaran yang telah di susun digunakan sebagai alat pengukuran pelaksanaan aktivitas masing-masing bagian tersebut. Untuk melaksanakan sistem akuntansi pertanggungjawaban, maka terdapat hal-hal yang merupakan persyaratan yaitu : 1. Terdapatnya struktur organisasi dengan job description yang jelas serta adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban yang dipimpin oleh seorang manajer. 2. Adanya anggaran yang di susun oleh setiap pusat pertanggungjawaban. 3. Adanya pemisahan antara biaya terkendali dan biaya tidak terkendali. 4. Adanya pengklasifikasian kode-kode rekening perusahaan yang dikaitkan dengan kewenangan pusat pertanggungjawaban. 5. Adanya laporan pertanggungjawaban. Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis dapat menarik sebuah hipotesis sebagai berikut: Apabila akuntansi pertanggungjawaban diterapkan secara memadai dalam aktifitas perusahaan maka akan menunjang efektifitas biaya pemasaran.

8 8 1.6 Metodologi Penelitian Merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan teknik-teknik dan alat tertentu dalam menguji serangkaian hipotesis. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus, yaitu mengolah data yang diperoleh melalui penelitian, kemudian di analitis dan di proses lebih lanjut berdasarkan teori-teori yang telah diajarkan. Definisi metode deskriptif menurut Whitney (1960) seperti yang dikutip oleh Moh.Nazir, Ph.D dalam bukunya Metode Penelitian (1988;63) yaitu: Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat.penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasisituasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, dan proses-proses yang sedang berlangsung serta pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Untuk melengkapi data yang diperlukan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data: 1. Penelitian Kepustakaan (Literature Research) Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat teori yang bermanfaat sebagai acuan dan pembanding dengan penelitian yang diperoleh, yaitu dengan cara baca, mempelajari dan memahami literatur dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang di teliti. Penelitian kepustakaan bermanfaat sebagai landasan teoritis dalam penyusunan skripsi ini. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan dilakukan dengan cara mengadakan : a. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung terhadap objek penelitian yang bersangkutan. b. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan Tanya jawab pejabat yang berwenang atau bagian lain yang berhubungan dengan permasalahan.

9 9 c. Kuisioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengedarkan daftar-daftar pertanyaan yang kemudian akan diisi oleh responden atau pejabat yang berkaitan dengan peranan akuntansi pertanggunjawaban dalam menunjang efektifitas biaya pemasaran. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. INTI (Persero) yang berlokasi di jalan Moh. Toha No. 77 Bandung dan waktu penelitian dilakukan mulai bulan September 2005 sampai dengan bulan November 2005.

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Peranan berasal dari kata peran yaitu perilaku yang patut bagi pemegang jabatan tertentu dalam suatu organisasi, khususnya menyangkut fungsi yang dilaksanakan (role). Dimana fungsi itu merupakan bagian utama dari cabang kerja yang selanjutnya terbagi menjadi aktifitas. Peranan (role) menurut Prof.Komaruddin (1994;768) adalah sebagai berikut : 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan seseorang dalam manajemen. 2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status. 3. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata. 4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya 5. Fungsi setiap variable dalam hubungan sebab-akibat. Sedangkan fungsi (function) menurut Prof.Komaruddin (1994;328) adalah sebagai berikut : 1. Dalam statistik, suatu kuantitas yang berubah dengan cara tertentu dengan kualitas lainnya; besaran yang berhubungan, artinya apabila suatu besaran berubah, besaran yang juga akan berubah. 2. Kegunaan. 3. Pekerjaan atau jabatan yang dilaksanakan. 4. Kegiatan suatu organ atau organisme. 5. Tindakan atau kegiatan perilaku. 6. Tujuan atau hasil akhir dari suatu organ. 7. Kategori bagi suatu aktifitas. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan peranan merupakan fungsi yang terdapat dalam manajemen yang menimbulkan hubungan sebab-akibat. Tujuan atau hasil akhir dari suatu bagian yang akan mempengaruhi perubahan terhadap suatu entitas. 10

11 Akuntansi Pertanggungjawaban Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban merupakan kewajiban untuk berbuat sesuatu. Pertanggungjawaban berhubungan erat dengan wewenang dan kekuasaan, karena pelaksanaannya berdasarkan fungsi, tugas, pengangkatan, atau pekerjaannya. Dalam organisasi, pertanggungjawaban merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan atas dasar wewenang yang dimiliki. Organisasi adalah sistem terencana mengenai usaha kerjasama, yang mana setiap peserta mempunyai peranan dan kewajiban atau tugas yang harus dilaksanakan. Organisasi dibentuk oleh pimpinan tertinggi dengan membagi kegiatan dan menetapkan suatu hirarki bagi para manajer. Setiap manajer mempunyai wewenang dan tanggungjawab dalm mengatur lingkup kegiatan dan memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan dalam ruang lingkup tersebut. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan bagian dari akuntansi manajemen yang menitik beratkan pada masalah pertanggungjawaban dalam unitunit organisasi. Pendapat mengenai pengertian akuntansi pertanggungjawaban yang dikemukakan oleh Slamet Sugiri (1994;195) sebagai berikut: Akuntansi Pertanggungjawaban adalah penyusunan laporanlaporan prestasi yang dikaitkan kepada individu atau anggotaanggota kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh individu atau anggota-anggota kelompok tersebut. Dari teknis controllership, Anthony and Govindarajan (1998;6) mendefinisikan akuntansi pertanggungjawaban sebagai berikut : Management control (also called responsibility accounting) is the process by which manager is influence other members of organization to implement the organization strategies. Dari definisi tersebut, akuntansi pertanggungjawaban merupakan proses dimana seorang manajer mempengaruhi anggota organisasi lain untuk mengimplementasikan strategi-strategi organisasi.

12 12 Sedangkan menurut Charles T. Horngren (2000;194), akuntansi pertanggungjawaban adalah : Responsibility accounting is a system thet measures the plans by budget and actions by actual result of each responsibility center. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang mengakui adanya berbagai pusat pertanggungjawaban pada keseluruhan organisasi yang mencerminkan rencana dan tindakan setiap pusat pertanggungjawaban dengan menetapkan penghasilan dan biaya tertentu bagi pusat yang memiliki tanggung jawab yang bersangkutan. Setiap manajer yang mengepalai suatu pusat pertanggungjawaban mempunyai tanggung jawab terhadap kegiatan yang didelegasikan kepadanya. Meskipun manajer pusat pertanggungjawaban memiliki tanggung jawab hanya pada kegiatan pusat pertanggungjawabannya, keputusan yang dibuat oleh manajer tersebut mungkin akan mempengaruhi pusat pertanggungjawaban lainnya. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan bagian dari akuntansi manajemen yang dirancang secara spesifik untuk proses pengendalian manajemen yang membandingkan apa yang direncanakan dengan realisasinya. Pada dasarnya, suatu sistem akuntansi pertanggungjawaban akan mengukur hasil kerjanya, yang diukur adalah biaya-biaya yang dapat dikendalikan (controllable cost). Jadi akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang menerapkan pengumpulan biaya dan penghasilan dari tiap pusat pertanggungjawaban yang ada dalam suatu perusahaan agar penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam anggaran yang telah ditentukan dapat ditelusuri Pusat Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang membagi struktur organisasi atas bagian-bagian pertanggungjawaban, yang pada bagian masing-masing orang memiliki otoritas dan tanggung jawab yang jelas. Dari

13 13 bagian-bagian tersebut dikumpulkan dan dilaporkan hasil-hasil dari prestasi yang telah dicapai. Pengumpulan dan pelaporan biaya didasarkan pada masing-masing bidang pertanggungjawaban yang ada dalam tingkatan organisasi. Untuk itu harus ditetapkan bidang pertanggungjawaban dari tiap tingkatan manajemen yang disebut pusat pertanggungjawaban. Charles t. Horngren (2000;194) mengemukakan pengertian pusat pertanggungjawaban sebagai berikut : Responsibility center is a part, segment, or sub unit of an organization whose manager is accountable for a specified set of activities. Menurut Supriyono (1991;15), pusat pertanggungjawaban adalah : Suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas unitnya. Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pusat pertanggungjawaban adalah suatu bagian dari organisasi yang dikepalai seorang manajer yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan dalam unitnya. Selain itu, manajer tersebut harus dapat memperhitungkan serangkaian kegiatan dan mendelegasikan tugas, wewenang dan tanggung jawab kepada staf dibawahnya. Karakteristik dari pusat pertanggungjawaban adalah adanya input sebagai sumber yang dapat digunakan untuk diolah dalam suatu pekerjaan dan dalam mengolahnya digunakan sistem atau benda lain termasuk sumber daya manusia. Sebagai hasilnya berupa barang atau jasa yang akan dialihkan ke pusat-pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang sama atau kepada konsumen di luar perusahaan. Menurut Mulyadi (2001;426), pusat pertanggungjawaban dapat diklasifikasikan dalam empat (4) kelompok yaitu : 1. Pusat biaya Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur atas dasar biayanya (nilai masukan). Dalam pusat biaya, keluarannya tidak dapat atau tidak perlu diukur dalam wujud pendapatan. Hal ini disebabkan karena kemungkinan keluaran pusat biaya tersebut tidak dapat diukur secara kuantitatif, atau kemungkinan manajer pusat biaya

14 14 tersebut tidak dapat bertanggung jawab atas keluaran pusat biaya tersebut. 2. Pusat pendapatan Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan pusat pertanggungjawaban tersebut. Manajer pusat pertanggungjawaban diukur kinerjanya dari pendapatan yang diperoleh pusat pertanggungjawabannya dan tidak dimintai pertanggungjawaban mengenai masukannya, karena dia tidak dapat mempengaruhi pemakaian masukan tersebut. 3. Pusat laba Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat pertanggungjawaban tersebut. 4. Pusat investasi Pusat investasi adalah pusat laba yang prestasi manajernya diukur dengan menghubungkan laba yang diperoleh pusat pertanggungjawaban tersebut dengan investasi yang bersangkutan. Ukuran prestasi manajer pusat investasi dapat berupa rasio antara laba dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Berdasarkan karakteristik hubungan antara masukan dengan keluarannya, Mulyadi (2001;426) membagi lebih lanjut pusat biaya menjadi : 1. Pusat biaya teknik (engineered expense center) Pusat biaya teknik adalah pusat pertanggungjawaban yang sebagian besar masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat dengan keluarannya. 2. Pusat biaya kebijakan (discretionary expense center) Pusat biaya kebijakan adalah pusat pertanggungjawaban yang sebagian besar masukannya tidak mempunyai hubungan dengan keluarannya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pusat pertanggungjawaban dapat diklasifikasikan dalam empat (4) kelompok antara lain pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi. Pusat biaya dapat dibagi lagi atas dasar hubungan input dan outputnya, yaitu pusat biaya teknik yang mempunyai hubungan yang erat dan nyata dan pusat biaya kebijakan tidak mempunyai hubungan dengan keluarannya.

15 Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Sistem akuntansi pertanggungjawaban mempunyai empat karakteristik yang dikemukakan oleh Mulyadi (2001;191), yaitu : 1. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban. 2. Standar ditetapkan sebagai tolak ukur kinerja manajer yang bertanggung jawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. 3. Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan anggaran. 4. Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi. Sistem pertanggungjawaban mengidentifikasi pusat pertanggungjawaban sebagai unit organisasi seperti departemen, keluarga produk, tim kerja atau individu. Apapun satuan pusat pertanggungjawaban yang dibentuk, sistem akuntansi pertanggungjawaban membebankan tanggung jawab kepada individu yang diberi wewenang. Tanggung jawab dibatasi pada satuan keuangan (seperti biaya). Setelah pusat pertanggungjawaban diidentifikasi dan ditetapkan, sistem akuntansi pertanggungjawaban akan menetapkan biaya standar sebagai dasar untuk menyusun anggaran. Anggaran berisi biaya standar yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Biaya standar dan anggaran merupakan ukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan dalam anggaran yang bersangkutan. Pada pelaksanaan anggaran, manajer pusat pertanggungjawaban menggunakan sumber daya yang ada untuk mewujudkan sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Penggunaan sumber daya ini diukur dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban, untuk pengukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dalam mencapai sasaran anggaran. Sistem penghargaan dan sanksi dirancang untuk memacu atau memotivasi para manajer dalam mengelola biaya untuk mencapai target biaya standar yang dicantumkan dalam anggaran. Atas dasar evaluasi penyebab terjadinya penyimpangan biaya yang direalisasikan dari biaya yang dianggarkan, para manajer secara individual diberi penghargaan atau sanksi menurut sistem

16 16 penghargaan dan sanksi yang ditetapkan berdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban Berdasarkan definisi akuntansi pertanggunjawaban yang dikemukakan oleh Slamet Sugiri (1994;195), tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah menghasilkan laporan-laporan untuk setiap tingkat manajemen pada setiap pusat pertanggungjawaban (responsibility center). Laporan yang dibuat harus disesuaikan dengan tingkatan manajemen yang akan menggunakan laporan tersebut, yang merupakan hasil kegiatan suatu unit yang berada dibawah wewenangnya. Laporan yang dibuat dan ditujukan kepada tiap tingkatan manajemen akan memberikan umpan balik bagi manajemen, sehingga dapat diambil suatu tindakan korektif atau pencegahan dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Selain menghasilkan laporan, akuntansi pertanggungjawaban juga bertujuan memotivasi manajemen pusat pertanggungjawaban untuk menampilkan kinerja yang efektif dan efisien. Selain itu, umpan balik berupa informasi membuat keputusan untuk mengestimasi hasil-hasil kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang dan melakukan perencanaan selanjutnya. Menurut Mulyadi (2001;174), manfaat informasi akuntansi pertanggungjawaban yaitu sebagai berikut : 1. Penyusunan anggaran (jika informasi akuntansi pertanggungjawaban tersebut berupa informasi yang akan datang). 2. Penilaian kinerja manajer pusat pertanggungjawaban (jika informasi akuntansi pertanggungjawaban berupa informasi masa lalu). 3. Pemotivasian manajer pusat perrtanggungjawaban (jika informasi akuntansi pertanggunjawaban tersebut berupa informasi masa lalu). Dengan menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban yang diharapkan dari suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

17 17 1. Organisasi akan lebih mudah dikendalikan karena organisasi dibagi menjadi unit-unit kecil pengendalian yang berupa pusat-pusat pertanggungjawaban. 2. Keputusan-keputusan operasional akan lebih baik karena dilakukan oleh manajemen pada pusat pertanggungjawaban yang mengetahui permasalahan dan informasi untuk pemecahan masalah. 3. Para manajer pusat pertanggungjawaban dapat mengembangkan kemampuan manajerialnya dan dapat mengambil keputusan yang tepat. 4. Meningkatkan rasa tanggung jawab dan keputusan kerja para manajer pusat pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban bermanfaat terhadap jalannya perusahaan yaitu berupa keputusan yang diambil tepat pada waktunya serta sesuai dengan tingkat manajemen yang ada dalam organisasi, dimana terdapat unit-unit yang dapat dikendalikan. Bagi para manajer manfaat yang didapat adalah meningkatkan keahlian manajerialnya serta dapat berpartisipasi aktif dalam membuat keputusan, sehingga kepuasan kerja dan moralnya dapat lebih ditingkatkan Syarat-syarat Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Agar akuntansi pertanggungjawaban dapat diterapkan dengan baik, diperlukan syarat-syarat seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi (1992;142) yaitu : 1. Struktur organisasi yang menetapkan secara tegas wewenang dan tanggung jawab tiap tingkatan manajemen. 2. Anggaran biaya yang disusun untuk tiap tingkatan manajemen (controllability). 3. Penggolongan biaya sesuai dengan yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan oleh manajemen tertentu dalam organisasi. 4. Terdapat susunan kode rekening perusahaan yang dikaitkan dengan kewenangan pengendalian pusat pertanggungjawaban dan sistem akuntansi yang disesuaikan dengan struktur organisasi. 5. Sistem pelaporan biaya kepada manajer yang bertanggung jawab (responsibility reporting).

18 18 Mulyadi (2001;179) juga mengemukakan bahwa sistem akuntansi pertanggungjawaban dirancang berdasarkan atas beberapa asumsi tentang perilaku manusia, yaitu : 1. Pengelolaan berdasarkan penyimpangan (management by exception). Merupakan pengendalian operasi secara efektif dan memadai. 2. Pengelolaan berdasarkan tujuan (management by objective) akan menghasilkan anggaran yang disepakati, biaya standar, sasaran organisasi, dan rencana yang dapat dilaksanakan. 3. Struktur pertanggungjawaban yang sesuai dengan struktur hirarki organisasi. 4. Manajer dan bawahannya bersedia untuk menerima tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka melalui hirarki organisasi. 5. Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerjasama, bukan kompetisi. Pengelolaan berdasarkan penyimpangan menggunakan anggaran agar manajer secara efektif mengelola dan mengendalikan aktivitas organisasi, mereka harus memusatkan perhatian terhadap bidang dimana terjadi penyimpangan hasil sesungguhnya dari sasaran yang dianggarkan atau sasaran standar. Pengelolaan berdasarkan tujuan merupakan serangkaian prosedur formal atau setengah formal yang dimulai dengan penetapan sasaran dan dilanjutkan melalui penelaahan kinerja. Dalam pengelolaan berdasarkan tujuan, manajer atas dan manajer bawah bersama-sama menetapkan sasaran yang dinyatakan dalam hasil atau sasaran terukur yang diharapkan dan secara bersama-sama memantau kemajuan dalam pencapaian sasaran tersebut. 2.3 Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan salah satu syarat dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban. Dalam struktur organisasi, ruang lingkup wewenang setiap individu ditetapkan sehingga individu tersebut hanya mempertanggungjawabkan apa yang menjadi wewenangnya dan kepada siapa ia harus bertanggung jawab.

19 19 Menurut Luther Gulick (1957;118), pengertian organisasi adalah : Organizations is the means of the interrelating the subdivisions of work by allotting them to men who are placed in a structure of authority, so that the work may be coordinated by orders of superiors to subordinates, reaching from the top to the bottom of the entire enterprise. Dari definisi di atas, organisasi adalah alat untuk saling berhubungan antara satuan-satuan kerja yang diberikan dan siapa orang-orang yang akan ditempatkan dalam struktur wewenang, sehingga pekerjaan dapat dikoordinasikan oleh perintah para atasan kepada para bawahan, yang menjangkau dari puncak sampai ke bawah dari seluruh badan usaha. John Pfiffner & Owen Lane (1951;18),mengemukakan definisi struktur organisasi sebagai berikut : Organization structure is the relationship of worker and their activities to be one another and the whole, the parts being the tasks, jobs, or functions and the respective members of the personnel who perform them. Sedangkan Slamet Sugiri (1994;3) mendefinisikan organisasi dan struktur organisasi sebagai berikut : Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Struktur organisasi merupakan kerangka hubungan antar satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang yang masing-masing mempunyai peranan tertentu dalam kesatuan yang utuh. Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa struktur adalah hubungan antar fungsi atau aktivitas. Struktur organisasi adalah hubungan antar pegawai dan aktivitas mereka, susunan antar hubungan, antar pertanggungjawaban dan antar wewenang melalui tujuan perusahaan pada pencapaian sasarannya. Struktur organisasi yang akan dibentuk adalah struktur organisasi yang baik. Oleh karena itu, Sutarto (1995;43) menyatakan : Struktur yang baik harus memenuhi syarat sehat dan efisien. Struktur yang sehat berarti setiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya dengan tertib, struktur organisasi efisien berarti dalam menjalankan peranannya tersebut masing-masing

20 20 satuan organisasi dapat mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil kerja. Struktur organisasi akan lebih jelas dan tegas apabila dituangkan dalam suatu bagan yang merupakan arus dari suatu kesatuan. Organisasi harus disusun agar wewenang dan tanggung jawab tiap pimpinan menjadi lebih jelas. Tanggung jawab timbul dari pemberian wewenang. Jadi wewenang mengalir dari atas ke bawah sedangkan tanggung jawab mengalir dari bawah ke atas. Tujuan pembentukan organisasi meliputi : 1. Struktur organisasi memudahkan pelaksanaan tugas dengan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan kecil, kemudian masing-masing kegiatan tersebut ditugaskan kepada orang-orang ahli yang telah ditentukan. 2. Mempermudah pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga atasan dapat mengetahui dengan mudah dan dapat meminta tanggung jawabnya. 3. Mempermudah penetapan karyawan sesuai dengan keahliannya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian wewenang dan tanggung jawab sangat diperlukan dalam akuntansi pertanggungjawaban suatu perusahaan. Setiap jabatan akan dimintai tanggung jawab atas kegiatan yang berada di bawah pengawasannya. Struktur organisasi pada setiap perusahaan berbeda-beda tergantung pada : 1. Luas perusahaan 2. Metode yang dipakai dalam pendelegasian wewenang 3. Departementasi yaitu membagi suatu organisasi menjadi unit-unit yang disebut departemen, sub unit, seksi, dan sebagainya. 2.4 Anggaran Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba atau tidak, secara umum pasti berusaha menjaga kelangsungan hidup perusahaannya. Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan manajemennya untuk merencanakan dan mengendalikan setiap aktivitas yang ada dalam perusahaan. Salah satu alat yang penting untuk perencanaan dan pengendalian tersebut adalah anggaran.

21 Pengertian Anggaran Business budget sering diterjemahkan menjadi anggaran perusahaan yaitu rencana tentang kegiatan keuangan perusahaan. Rencana ini mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. M. Munandar (1991;1) mengemukakan pengertian anggaran adalah sebagai berikut : Budget (anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi susunan kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tahun yang akan datang. Dari definisi di atas, Budget mempunyai empat unsur yaitu : 1. Rencana, di mana budget merupakan penentuan terlabih dahulu tentang kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang. 2. Kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan. 3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan. 4. Jangka waktu yang akan datang, di mana budget berlaku untuk waktu tertentu dimasa yang akan datang yang berarti apapun yang ada dalam anggaran adalah berupa taksiran-taksiran (forecast) tentang apa yang akan terjadi. Horngren (2000;178) menyatakan anggaran adalah : A budget is the quantitative expression of proposed plan of action by management for a future time periode and is an aid the coordination and implementation of the plan. Sedangkan menurut Agus Ahyari (1996;8), pengertian anggaran dijelaskan sebagai berikut : Anggaran perusahaan merupakan perencanaan secara termal diseluruh kegiatan perusahaan di dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam unit kuantitatif (moneter).

22 22 Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu alat yang digunakan untuk melaksanakan proses perencanaan dan pengendalian manajemen serta komitmen dari pihak manajemen yang dinyatakan dalam satuan moneter. Umumnya anggaran selalu dinyatakan dalam nilai uang atau secara kuantitatif yang diproyeksikan untuk jangka waktu satu tahun atau satu periode operasi perusahaan Karakteristik Anggaran Menurut Robert N. Anthony, et al (1993;44), yang di alih bahasakan oleh Agus Maulana MSM., karakteristik anggaran adalah sebagai berikut : 1. Dinyatakan dalam satuan keuangan, meskipun angka-angka ini tidak didukung dengan satuan keuangan seperti unit terjual produksi 2. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun 3. Mendukung komitmen manajemen, yaitu para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab pencapaian sasaran yang telah dianggarkan 4. Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pejabat pelaksana anggaran 5. Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam keadaan khusus 6. Secara berkala untuk kerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran dan varian (penyimpangan) yang dianalisis dan dijelaskan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan komitmen manajemen yang disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi, yang biasanya dinyatakan dalam satuan keuangan untuk waktu satu tahun, yang secara berkala dibandingkan dengan aktual, dan hanya dapat diubah dalam keadaan khusus.

23 Fungsi Anggaran berikut: Fungsi anggaran menurut M. Munandar (1991;10) adalah sebagai 1. Sebagai pedoman kerja. Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang. 2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja. Anggaran berfungsi sebagai alat pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju sasaran yang telah ditetapkan. 3. Sebagai alat pengawasan kerja. Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya. Dari perbandingan tersebut dapat diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat diketahui pula kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan fungsi anggaran yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran yang baik sangat berguna bagi kelancaran pelaksanaan operasi perusahaan. Untuk mencapai efektifitas perusahaan, anggaran berfungsi sebagai program kerja dan alat pengkoordinasian kerja serta alat pengawasan kerja. Anggaran merupakan program kerja yang berfungsi memberikan arah dan target yang harus dicapai oleh perusahaan. Anggaran sebagai alat pengkoordinasian kerja, mengkoordinasikan individu-individu dalam melaksanakan tugas untuk mencapai sasaran perusahaan. Dan sebagai alat pengawasan kerja, berfungsi mengawasi pelaksanaan aktivitas dalam perusahaan dan mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang dapat mengganggu kelancaran operasi perusahaan Manfaat dan Keterbatasan Anggaran Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa budget (anggaran) mempunyai kaitan erat dengan fungsi perencanaan dan pengendalian, dengan demikian budget merupakan alat bantu bagi manajemen. Meskipun anggaran

24 24 disusun dengan baik dan sempurna namun bila tidak dikelola oleh manajemen yang baik maka realisasinya tidak akan terwujud seperti yang diharapkan. Hal yang paling penting dari anggaran adalah anggaran merupakan rencana yang harus selalu ditinjau dan direvisi dari waktu ke waktu. Anggaran memiliki beberapa keterbatasan menurut Ellen Christina, dkk (2001;19) yaitu : 1. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami perkembangan jauh berbeda dari pada yang direncanakan. Hal ini berarti diperlukan pemikiran untuk penyesuaian agar data dan informasi yang diperoleh akurat. 3. Penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja (human relation) yang dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran. 4. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subjektif pembuat kebijakan (decision maker) terutama pada saat data dan informasi tidak lengkap atau akurat. Walaupun anggaran mempunyai beberapa keterbatasan, tetapi anggaran memberikan sumbangan yang besar dalam perencanaan terutama anggaran memberikan arah agar pelaksanaannya sesuai dengan yang direncanakan. Manfaat anggaran menurut Ellen Christina, dkk (2001;2) meliputi : 1. Terdapatnya rencana terpadu. Dengan menggunakan anggaran, perusahaan akan dapat menyusun perencanaan seluruh kegiatan secara terpadu. 2. Terdapatnya pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan. Dengan adanya anggaran perusahaan, maka pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan dapat dilaksanakan dengan pasti, karena mendasarkan diri pada anggaran yang telah ada. Anggaran yang disusun dengan baik akan membuat bawahan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman yang baik tentang operasi perusahaan dan bawahan akan mendapatkan pedoman yang jelas dalam melaksanakan tugasnya. 3. Terdapatnya alat koordinasi dalam perusahaan. Penyusunan anggaran akan meliputi seluruh kegiatan yang ada, dengan demikian akan melibatkan seluruh kegiatan dalam perusahaan. Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan anggaran sebagai pedoman berarti dalam melakukan kegiatan perusahaan dibawah koordinasi yang baik. 4. Terdapatnya alat pengawasan yang baik.

25 25 Perusahaan dapat membandingkan hasil penyelesaian suatu kegiatan dengan anggaran, sehingga anggaran disini digunakan sebagai alat pengawasan terhadap kegiatan yang dilaksanakan. 5. Terdapatnya alat evaluasi kegiatan perusahaan. Seberapa jauh penyimpangan pelaksanaan kerja dari rencana yang telah disusun, apa penyebab terjadi penyimpangan, yang semua itu sulit dijawab apabila tidak ada anggaran dalam perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat kita ketahui manfaat anggaran antara lain memberikan perencanaan seluruh kegiatan secara terpadu, memberikan pedoman pada pelaksanaan tugas, pengkoordinasian kerja, dan pengawasan kerja serta pengevaluasi seluruh kegiatan perusahaan Hubungan Anggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut Mulyadi (2001;488), proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran (role setting) dalam usahanya mencapai sasaran perusahaan. Sumber daya yang tersedia memungkinkan manajer untuk berperan penting dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan tersebut yang diukur dengan satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi. Karenanya penyusunan anggaran hanya bisa dilakukan jika akuntansi pertanggungjawaban tersedia, yang digunakan untuk mengukur berbagai nilai sumber daya yang tersedia untuk setiap manajer yang berperan penting dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran.informasi akuntansi pertanggungjawaban dalam proses penyusunan anggaran berfungsi sebagai alat pengirim pesan (role sending device). Menurut Horngren & Horrison (2000;921), penyusunan anggaran yang baik harus memenuhi ketentuan berikut ini : 1. Bersifat formal, artinya anggaran tersebut sengaja disusun dan dalam bentuk tertulis. 2. Sistematis, artinya anggaran tersebut disusun secara berurutan logis. 3. Merupakan suatu hasil pengambilan keputusan bersama karena itu setiap tingkatan manajemen dihadapkam pada tanggung jawab masing-masing. 4. Bersifat sebagai alat perencanaan, koordinasi dan pengendalian.

26 26 Setiap manajer pusat pertanggungjawaban bertanggung jawab terhadap kegiatan atau elemen-elemen yang secara langsung berada di bawah wewenang pengendaliannya. Salah satunya adalah tanggung jawab manajer terhadap biaya. Agar manfaat akuntansi pertanggungjawaban ini tercapai, organisasi harus mengamati dan menggolongkan biaya sesuai dengan tingkat manajemen yang bertanggung jawab. Anggaran setiap pusat pertanggungjawaban dibandingkan dengan realisasinya agar dapat diketahui dan ditentukan prestasi manajer pusat pertanggungjawaban yang dapat diketahui melalui laporan prestasi. 2.5 Biaya Terkendali dan Biaya Tidak Terkendali Setiap departemen akan meminta tanggung jawab atas apa yang dapat manajer yang bersangkutan kendalikan secara langsung. Setiap manajer pusat pertanggungjawaban diharuskan untuk dapat mengidentifikasikan biaya yang berada di bawah pengawasannya (controllable) dan yang tidak berada di bawah pengawasannya (uncontrollable). Dalam hal ini (akuntansi pertanggungjawaban), hanya biaya yang dapat dikendalikan yang harus dipertanggungjawabkan oleh manajer pusat pertanggungjawaban. Horngren, dkk (2000;340) mengemukakan pengertian biaya terkendali dan biaya tidak terkendali sebagai berikut : Controllable cost is any cost that is influenced by a manager s decisions and actions. Uncontrollable cost is any cost cannot be affected by management of responsibility center within a given span. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya terkendali merupakan biaya yang secara langsung dipengaruhi oleh manajer suatu pusat pertanggungjawaban dalam periode tertentu. Sedangkan biaya tidak terkendali merupakan biaya yang tidak secara langsung dipengaruhi oleh manajer suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu periode. Kenyataan yang ada sekarang seringkali kesulitan untuk memisahkan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali, tetapi adanya pedoman untuk menetapkan apakah suatu biaya dapat dibebankan sebagai tanggung jawab

27 27 seorang manajer pusat pertanggungjawaban atau tidak menurut Mulyadi (2001;168) adalah : 1. Seseorang memiliki wewenang dalam perolehan dan penggunaan jasa, akan dibebani dengan biaya tersebut. 2. Seseorang yang dapat mempengaruhi jumlah biaya tertentu, dibebani dengan biaya tersebut. 3. Seseorang yang tidak dapat mempengaruhi, dapat menaruh perhatian dan dapat membantu orang-orang yang bertanggung jawab untuk mempengaruhi. Dari pedoman tersebut, dapat dikatakan bahwa pertanggungjawaban dapat diminta dari seorang manajer bila manajer tersebut memiliki wewenang dalam mengadakan dan menggunakan jasa tertentu. Biaya terkendali harus dipisahkan secara tegas dan jelas, karena tidak semua biaya yang terjadi dalam pusat pertanggungjawaban dapat dikendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban, maka dalam pengumpulan dan pelaporan biaya antara biaya terkendali dan biaya tidak terkendali harus dipisahkan pada setiap pusat pertanggungjawaban. 2.6 Klasifikasi dan Kode Rekening Untuk Akuntansi Pertanggungjawaban Sistem biaya yang ada pada perusahaan disesuaikan dengan struktur organisasi untuk penerapan akuntansi pertanggungjawaban. Dalam pengendalian biaya, setiap biaya yang dikeluarkan dikelompokkan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan dengan tujuan agar manajemen dapat mempertanggungjawabkan biaya yang dikeluarkan tersebut. Untuk dapat memudahkan pengelompokkan setiap perkiraan diperlukan bagan perkiraan yang memuat perkiraan-perkiraan tersebut baik yang ada di dalam neraca maupun perhitungan laba rugi. Perkiraan tersebut diberi kode tertentu sesuai dengan tingkat manajemen atau bagian pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan dimana akan dibebani dengan biaya yang terjadi di dalamnya dan biaya yang dibebankan tersebut harus dipisahkan antara biaya terkendali dengan yang tidak terkendali.

28 28 berikut : Tujuan pemberian kode menurut Mulyadi (1993;130) adalah sebagai 1. Mengidentifikasi data akuntansi secara unik. 2. Meringkas data. 3. Mengklasifikasikan rekening atau transaksi. 4. Menyampaikan makna tertentu. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa data akuntansi harus diidentifikasi agar dapat dilakukan pencatatan, klasifikasi, penyimpanan, dan pengambilan data yang benar. Selain itu data akuntansi harus lebih ringkas agar dapat menunjukkan ke dalam klasifikasi apa suatu rekening dan agar dapat menyampaikan informasi yang mempunyai makna tertentu. Pengklasifikasian dan pengkodean rekening harus disusun sedemikian rupa agar memungkinkan pengumpulan biaya yang terkendali dari setiap tingkatan manajemen. Dengan adanya pengklasifikasian dan pengkodean rekening ini akan mempermudah dalam pencarian rekening yang diinginkan, proses pencatatan, pengklasifikasian dan pelaporan tentang data akuntansi yang diperlukan. Menurut Mulyadi (1993;132), klasifikasi perkiraan dalam bagan perkiraan dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Aktiva Lancar 2. Investasi Jangka Panjang 3. Aktiva Tetap Berwujud 4. Aktiva Tetap Tidak Berwujud 5. Aktiva Lain-lain 6. Hutang Lancar 7. Hutang Jangka Panjang 8. Modal 9. Pendapatan Penjualan 10. Harga Pokok Penjualan 11. Biaya Produksi 12. Biaya Administrasi dan Umum 13. Biaya Pemasaran 14. Penghasilan di Luar Usaha 15. Biaya di Luar Usaha 16. Rugi-Laba.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Evaluasi Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2001;310) yang ditulis oleh Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan Nasional, pengertian kata evaluasi adalah: Evaluasi: penilaian.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perekonomian Indonesia saat ini mengalami penurunan dalam berbagai sektor industri, salah satunya dapat dilihat dari semakin banyaknya pengangguran akibat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengendalian Manajemen Pengendalian pada umumnya adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang belum stabil pada saat ini, serta semakin ketatnya persaingan pada sektor industri, sektor jasa, dan sektor lainnya, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat telah mempengaruhi dunia usaha terutama dalam bidang jasa. Dalam hal ini perusahaan jasa semakin dirasakan manfaatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seperti yang kita ketahui bersama bahwa air adalah salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan. Di kota yang sedang berkembang seperti kota Serang, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin di capai baik berupa laba yang maksimal, pertumbuhan jangka panjang juga untuk menjaga kelangsungan hidupnya, seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi situasi ekonomi dewasa ini. Perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan prestasinya baik dalam kinerja maupun dalam bentuk mutu produk atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, perusahaan-perusahaan dituntut tidak hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan masyarakat, tetapi juga berusaha memberikan nilai tambah (value added)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan sangat erat kaitannya dengan gaya hidup seseorang. Sementara

BAB I PENDAHULUAN. Makanan sangat erat kaitannya dengan gaya hidup seseorang. Sementara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Makanan sangat erat kaitannya dengan gaya hidup seseorang. Sementara itu kecenderungan masyarakat sekarang lebih terpengaruh untuk mengikuti gaya hidup kebarat-baratan,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi era perdagangan bebas, baik untuk kawasan ASEAN berupa AFTA dan untuk kawasan Asia Pasifik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan secara pesat membuat perusahaan semakin mudah dalam melakukan aktivitas perusahaan. Dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dalam dunia usaha di negara Indonesia mengalami situasi perekonomian yang tidak menentu. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tentang Pengaruh Sebuah perusahaan harus mengembangkan usaha sedemikian rupa agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Jika perusahaan semakin berkembang maka aktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian yang cepat membawa dampak persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian yang cepat membawa dampak persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang cepat membawa dampak persaingan yang semakin ketat antara perusahaan-perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang yang sejenis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi situasi perekonomian dewasa ini, dimana persaingan dunia bisnis semakin ketat, perusahaan dituntut untuk dapat mengoptimalkan prestasinya baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep tentang Peranan Salah satu alat bagi pimpinan perusahaan dalam usahanya memproduktifkan perusahaan adalah akuntansi yang modern. Oleh karena itu pimpinan perusahaan memerlukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, telah cukup mendorong para pelaku ekonomi baik swasta, asing, maupun BUMN/BUMD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi situasi ekonomi dewasa ini, perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan prestasinya baik dalam kinerja maupun mutu produk yang dihasilkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang cukup banyak dan mempunyai banyak kebutuhan pokok yang vital. Salah satu dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia telah cukup mendorong para pelaku ekonomi baik swasta, asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan sektor industri di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya industri-industri yang didirikan baik oleh

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era ekonomi global, yaitu tahun 2003 (AFTA) dan 2020 (APEC), lalu lintas barang, jasa, serta kreativitas manusia (hak cipta intelektual) akan semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:710) yang ditulis oleh Tim Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional mendefinisikan kata manfaat sebagai guna, faedah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan baik perusahaan besar maupun kecil dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan baik perusahaan besar maupun kecil dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Setiap perusahaan yang didirikan baik perusahaan besar maupun kecil dalam kegiatan usahanya selalu bertujuan untuk mencari laba. Laba diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi yang handal serta menjamin dipatuhinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan yang selalu ingin dicapai oleh negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan yang selalu ingin dicapai oleh negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan yang selalu ingin dicapai oleh negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, aman, dan sejahtera,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan berusaha untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini mengalami penurunan dalam berbagai sektor industri, salah satunya dapat dilihat dari semakin banyaknya pengangguran akibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan (role) menurut Komaruddin (1994; 768) adalah sebagai berikut: 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh seseorang dalam manajemen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi yang semakin pesat beriringan dengan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi yang semakin pesat beriringan dengan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dimulai dari kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami krisis berkepanjangan hingga peningkatan yang pesat di bidang teknologi transportasi maupun komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Sejalan dengan berkembangnya perusahaan, pimpinan perusahaan memerlukan alat bantu yang mempunyai peranan dalam mengarahkan, mengendalikan, dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan semakin ketat serta semakin kompleks permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Teori Akuntansi adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Sejalan dengan perkembangan dunia usaha, manajemen memerlukan alat bantu yang digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran perusahaan dapat dianggap sebagai suatu sistem tunggal yang memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban. pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu :

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban. pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu : BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban Sistem akuntansi manajemen merupakan sistem yang memainkan peranan yang sangat penting dalam mengukur suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Tentang Peranan Salah satu alat bagi pimpinan perusahaan dalam usahanya memproduktifkan perusahaan adalah akuntansi yang modern. Oleh karena itu pimpinan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Menurut Kamus Bahasa Indonesia, peranan diartikan sebagai fungsi (function). Sedangkan peranan atau fungsi (function) menurut Komaruddin (1994: 768), sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tentang Peranan Sejalan dengan berkembangnya perusahaan, pimpinan perusahaan memerlukan alat bantu yang mempunyai peranan dalam mengarahkan, mengendalikan, dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada Badger Invaders Bandung, mengenai peranan akuntansi pertanggungjawaban dalam menunjang efektivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fungsi Sesuai dengan judul yang akan penulis bahas yaitu Fungsi Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Pendapatan, maka terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Business Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan

Lebih terperinci

Handout Akuntansi Manajemen

Handout Akuntansi Manajemen Handout Akuntansi Manajemen RESPONSIBILITY ACCOUNTING INFORMATION (INFORMASI AKUNTASI PERTANGGUNGJAWABAN) 1 PERKEMBANGAN FOKUS METODE PENGENDALIAN BIAYA SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TRADITIONAL

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang ada di Indonesia terdiri dari perusahaan pemerintah maupun swasta. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Proses Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. 2.1.2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep tentang peranan Salah satu alat bagi pimpinan perusahaan dalam usahanya memproduktifkan perusahaan adalah akuntansi yang modern. Oleh karena itu pimpinan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beropersasi secara efektif dan efisien agar hasil produksinya mempunyai daya saing

BAB I PENDAHULUAN. beropersasi secara efektif dan efisien agar hasil produksinya mempunyai daya saing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada setiap perusahaan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapainya, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai setiap perusahaan sebenarnya sama yaitu ingin mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Berbagai rumusan mengenai akuntansi pertanggungjawaban menurut pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas keluar masuk dalam suatu Negara tanpa disertai dengan adanya peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. bebas keluar masuk dalam suatu Negara tanpa disertai dengan adanya peraturan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar merupakan salah satu ciri dari era globalisasi, dimana barang dan jasa bebas keluar masuk dalam suatu Negara tanpa disertai dengan adanya peraturan

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

PENGANGGARAN PERUSAHAAN PENGANGGARAN PERUSAHAAN Merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalannya suatu perusahaan. Karena setiap perusahaan didirikan untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalannya suatu perusahaan. Karena setiap perusahaan didirikan untuk mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan dunia perekonomian tidaklah semudah yang dibayangkan dan sesederhana seperti apa yang terlihat. Begitu pula dalam menjalankan suatu perusahaan. Tercapainya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Anggaran II.1.1 Pengertian Anggaran Untuk mendapatkan pengertian anggaran yang lebih jelas dan tepat, di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu alat perencanaan dan pengendalian operasi keuangan dalam suatu perusahaan yang bertujuan untuk mendapatkan laba.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pusat Pertanggungjawaban 1. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. informasi yang mengacu pada pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. informasi yang mengacu pada pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen, dimana bentuk formal yang dihasilkan adalah berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada saat ini mulai bergerak dengan pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada saat ini mulai bergerak dengan pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Perkembangan dunia usaha pada saat ini mulai bergerak dengan pesat, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan ruang lingkup operasi pada perusahaan yang semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Tentang Peranan Salah satu alat utama bagi pimpinan perusahaan dalam usahanya memproduktifkan perusahaan adalah akuntansi yang modern. Oleh karena itu pimpinan perusahaan

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI A. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Gagasan dibalik akuntansi pertanggungjawaban adalah bahwa kinerja setiap manajer harus seberapa baik dia mengelola hal-hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini persaingan yang dihadapi oleh perusahaan semakin berat. Hal ini seiring makin berkembangnya teknologi dan informasi sehingga setiap perusahaan

Lebih terperinci

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Each responsibility center have manager in charge

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu sistem pengendalian yang terencana, sehingga sistem

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu sistem pengendalian yang terencana, sehingga sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini menyebabkan perusahaan membutuhkan suatu sistem pengendalian yang terencana, sehingga sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu organisasi dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari suatu sistem yang dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha di Indonesia tidak terlepas dari faktor-faktor yang mendukung perkembangan tersebut. Salah satunya adalah usaha transportasi. Transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan sedang memanas di segala bidang baik itu dalam bidang industri, bisnis ataupun jasa.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. wewenang pada waktu wewenang tersebut akan dilaksanakan. Menurut Trisnawati

BAB II LANDASAN TEORI. wewenang pada waktu wewenang tersebut akan dilaksanakan. Menurut Trisnawati BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban muncul sebagai akibat dari adanyapendelegasian wewenang. Pendelegasian wewenang adalah pemberian wewenang oleh manajer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia sedang melakukan pembangunan di berbagai bidang. Salah satunya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Halim, dkk. (2005;6)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Halim, dkk. (2005;6) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai kebijaksanaan yang ditetapkan sehubungan dengan era globalisasi membawa dampak yang besar bagi perusahaan, salah satunya adalah perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pusataka 2.1.1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada perusahaan yang cukup besar, pimpinan perusahaan harus mendelegasikan wewenangnya

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Zuraidah Abstrak. Laporan pertanggungjawaban akan membantu pimpinan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus aktif melaksanakan pembangunan di segala bidang dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

Lebih terperinci

Jurnal FASILKOM Vol.2 No.2, 1 Oktober 2004 PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA

Jurnal FASILKOM Vol.2 No.2, 1 Oktober 2004 PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA Abstraks Eva Faja Ripanti evaripanti@yahoo.com Anggaran adalah alat perencanaan dan pengendalian manajemen.

Lebih terperinci

BAB I. Persaingan dunia usaha dewasa ini semakin kompetitif. Penyebab utama dari makin

BAB I. Persaingan dunia usaha dewasa ini semakin kompetitif. Penyebab utama dari makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha dewasa ini semakin kompetitif. Penyebab utama dari makin kompetitifnya persaingan di dunia usaha adalah perkembangan kerjasama dunia

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor industri memegang peranan penting setelah sektor pertanian dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi rakyat karena sektor industri menciptakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu program pembangunan yang mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah adalah pembangunan dalam bidang ekonomi. Pembangunan dalam bidang ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia mulai. mengalami kemajuan yang cukup pesat, terutama dalam bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia mulai. mengalami kemajuan yang cukup pesat, terutama dalam bidang ekonomi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia mulai mengalami kemajuan yang cukup pesat, terutama dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Slamet Sugiri (2004:194) menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah penyusunan laporan prestasi yang dikaitkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, manajemen perusahaan memerlukan suatu tindakan yang hati-hati dan cermat, sehingga dalam setiap tindakan dan pengambilan

Lebih terperinci