BAB IV TEMUAN PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV TEMUAN PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB IV TEMUAN PENELITIAN Setelah peneliti mengadakan observasi dan wawancara, maka dalam bab ini akan dikemukakan tentang hasil penelitian yang telah didapatkan. Pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak wanita karier (studi kasus keluarga perawat Rumah Sakit Islam Magelang) pada keluarga Sri Widayati adalah usaha yang dilakukan orang tua (ayah dan ibu) dalam keluarga untuk mempersiapkan anak dan menumbuhkannya baik jasmani, akal pikiran dan rohaninya dengan pertumbuhan yang terus menerus, agar ia dapat hidup secara sempurna dan ia dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi dirinya dan umatnya dalam suatu keluarga dimana ibu sebagai salah satu anggota keluarga bekerja di luar rumah sebagai perawat Rumah Sakit Islam Magelang. Untuk membahas temuan penelitian tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak wanita karier dalam keluarga perawat rumah sakit Islam Magelang penulis akan berusaha menyajikannya secara bertahap. Pertama memaparkan tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak dalam keluarga perawat, kedua kendala yang dihadapi, dan yang ketiga mencari pemecahan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak wanita karier. Seperti yang disebutkan dalam bab III, bahwa penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, maka dalam bab ini akan dikemukakan tentang gambaran dan pemaparan dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak wanita karier sekaligus analisisnya. A. Pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak wanita karier (Studi kasus keluarga perawat Rumah Sakit Islam Magelang) 1. Pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak dalam keluarga wanita karier Keluarga adalah merupakan suatu lembaga pendidikan selain sekolah dan masyarakat. Fungsi keluarga sebagai pembentuk pribadi anak sangatlah vital karena dalam keluargalah pendidikan dasar tentang 56

2 57 keagamaan dan budaya terbentuk dalam jiwa anak. Di dalam keluarga anak mendapatkan kasih-sayang, materi, pendidikan dan lain sebagainya. Orang tua melaksanakan pendidikan agama Islam pada anak saat orang tua berada di rumah. Saat orang tua bekerja mereka merasakan kekhawatiran terhadap pelaksanaan pendidikan anak-anaknya, karena pendidikan yang mereka peroleh belum tentu bernilai positif. Dalam hal ini pendidikan itu dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, pembantu, nenek atau kakek, TPA dan lain sebagainya. Mendidik anak merupakan naluri yang diberikan Allah SWT dalam fitrah manusia khususnya dan mahluk hidup ciptaan-nya pada umumnya. Secara fitrah Allah SWT membekali manusia dengan kasih sayang. Kasih sayang lebih banyak dimiliki dan dicurahkan orang tua kepada anak dari pada kasih sayang dari anak kepada orang tua. Orang tua dalam mendidik anak-anaknya mempunyai harapan agar anaknya menjadi anak yang shaleh, taat pada Allah dan Rasul-Nya serta berbudi pekerti yang luhur. Anak shaleh adalah anak yang senantiasa berbakti pada Allah dan orang tua, merawat jika masih hidup dan mendo akan jika sudah meninggal. Ibu Sri Widayati sebagai informan dalam penelitian ini mempunyai tiga anak, dua putri dan satu putra. Putri pertama bernama Sarmita Listiasari, berumur 14 tahun. Putri kedua bernama Maulidina Widya Kusuma Wardani berumur 6 tahun, dan putra yang ketiga bernama Maulana Aditya Wijaya Kusuma berumur 2 tahun. 1 Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan terhadap subjek penelitian, yaitu ibu Sri Widayati yang bekerja sebagai perawat Rumah Sakit Islam Magelang memperlihatkan sikap yang positif terhadap pendidikan agama pada anaknya. Hal tersebut dibuktikan dengan tersedianya jam khusus untuk belajar agama, memperhatikan kegiatan 1 Hasil observasi dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak wanita karier (studi kasus keluarga perawat Rumah Sakit Islam Magelang) pada tgl 2 Mei 2004

3 58 anak untuk mengikuti kegiatan di Masjid, Mushalla dan juga tersedianya buku-buku agama yang cukup lengkap. 2 Dalam melaksanakan pendidikan agama Islam pada anak-anaknya, sebagai ibu yang mengemban tugas sebagai perawat tentunya tidak selamanya bisa dilakukan sendiri. Akan tetapi dengan bantuan suami, ibu Sri Widayai berusaha mendidik dan membimbing secara bersama-sama. Antara kedua orang tua terjadi kerja sama yang aktif dalam pelaksanaan pendidikan pada anak-anak. Orang tua berusaha mendidik anak-anaknya karena mereka mempunyai harapan-harapan yang cukup beralasan dan mulia, diantaranya adalah agar anak taat dan patuh terhadap perintah Allah SWT dan Rasul Nya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sri Widayati bahwa tujuan mendidik anak-anaknya adalah agar menjadi anak yang shaleh dan sholihah serta berilmu, berbudi dan berakhlak mulia. 3 Ibu Sri Widayati sebagai orang tua mempunyai persepsi atau anggapan bahwa pendidikan agama Islam pada usia dini sangat penting karena akan mempengaruhi perilaku anak dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini terbukti dari opini yang telah penulis dapatkan dari ibu Sri Widayati bahwa mereka selalu memperhatikan perilaku anak dalam kesehariannya dengan selalu menanyakan aktifitas anak dalam kegiatan sehari-harinya. 4 Selain sikap positif mereka terhadap pendidikan agama Islam pada anak dan persepsi mereka tentang agama, ibu Sri Widayati juga memiliki intensi atau kehendak yang kuat dalam mengarahkan dan mendidik agama pada anaknya. Hal ini dilakukan dengan cara memasukkan putri mereka ke sekolah yang banyak mengajarkan pendidikan agama. Mereka juga 2 Hasil observasi, dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak wanita karier (studi kasus keluarga perawat Rumah Sakit Islam Magelang) pada tgl 30 April Hasil wawancara, dengan keluarga Sri Widayati pada tgl 1 Mei ibid

4 59 mendidik secara langsung dengan cara membagi waktu antara pekerjaannya di luar rumah dan waktu untuk mendidik anaknya. Bila dilihat dari faktor ekonomi, keluarga ibu Sri Widayati merupakan keluarga yang sejahtera, ibu Sri Widayati bekerja sebagai perawat Rumah Sakit Islam Magelang sementara suaminya bekerja di Politeknik Pratama Mulia Solo. 5 Kedua orang tua mempunyai penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Dari kondisi ekonomi yang cukup, orang tua merasa mampu dan dapat memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh anak-anaknya. Dari fasilitas yang terpenuhi tersebut akan sangat menunjang dalam pelaksanaan pendidikan agama pada anak dalam keluarga. Bila dilihat dari faktor pengetahuan orang tua tentang agama Islam, mereka memiliki pengetahuan yang luas dalam pengetahuan umum dan pengetahuan agama. Dari aktifitas yang mereka lakukan dalam memberikan pendidikan dan pengarahan agama dalam kehidupan sehariharinya, jelas sekali bahwa pengetahuan mereka tentang agama sangat luas Dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak, ibu Sri Widayati melakukan dengan berbagai cara tergantung kesempatan waktu dan kemampuannya. Karena shift kerja yang sudah diatur dari pihak rumah sakit yaitu pagi mulai pukul , siang mulai pukul dan malam mulai pukul , maka dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak dikondisikan dengan waktu kerja ibu. Pada saat ibu kerja pagi, pendidikan agama Islam dilaksanakan oleh sekolah mulai pukul , kemudian sore dan malam anak dididik langsung oleh ibu. Kalau ibu shift kerjanya siang dan malam, anak diserahkan sepenuhnya pada bapak dan kakek. Dalam mendidik anaknya ibu Sri Widayati melaksanakan sendiri di bantu oleh bapak dan kakek, disamping memasukkannya ke sekolah, mengikuti pengajian di Masjid dan mushalla. 6 5 Hasil observasi, dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak wanita karier (studi kasus keluarga perawat Rumah Sakit Islam Magelang) pada tgl 2 Mei ibid

5 60 Jika kita kaji dari apa yang dilakukan oleh ibu Sri Widayati dalam melakukan aktivitasnya setiap harinya, maka peranan ibu sebagai wanita karier dan pendidik putra-putri mereka nampak jelas terlihat. Ibu Sri Widayati berusaha membagi dan memanfaatkan waktu yang ada untuk melaksanakan peran ganda yang diembannya. Secara garis besar pendidikan agama Islam yang dilakukan oleh ibu Sri Widayati dalam mendidik anaknya adalah sebagai berikut: a. Mendidik secara langsung Meskipun anak telah mendapatkan pendidikan di sekolah namun orang tua juga mendidiknya dalam lingkungan keluarga. Walaupun di dalam keluarga porsinya lebih sedikit bila dibandingkan di sekolah. Mendidik anak dalam keluarga dilakukan secara langsung dengan alasan ibu merasa masih mampu mendidik sendiri walaupun separuh waktunya dihabiskan untuk bekerja sebagai perawat Rumah Sakit Islam Magelang. Cara ini ditempuh dengan pertimbangan bahwa dengan dididik secara langsung maka orang tua akan lebih dekat dengan anakanaknya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Sarmita Listiasari dan Maulidina Widya Kusuma Wardani yang merupakan putri pertama dan kedua bahwa kami sholat maghrib berjamaah dan setelah itu mengaji bersama-sama. 7 Selain itu dari observasi yang penulis lakukan dalam keluarga ibu Sri Widayati, kedua orang tua berusaha memberikan pendidikan dan pengajaran agama kepada anak-anaknya. Dimana setiap sholat maghrib orang tua mengajar anak-anak mengaji dan memberikan petuah-petuah tentang agama Islam. 8 7 Hasil wawancara, dengan putri ibu Sri Widayati pada tgl 6 Mei Hasil observasi, pada tgl 7 Mei 2004

6 61 b. Mendidik melalui perantara Dalam mendidik anak melalui perantara dilakukan dengan cara memasukkannya ke sekolah MTsN ( Madrasah Tsanawiyah Negeri) dan TKIT (Taman Kanak kanak Islam Terpadu). Ibu Sri Widayati menyekolahkan anaknya yang pertama di MTsN Kaliangkrik dan juga memasukkannya ke pondok pesantren yang dekat dengan sekolah. Sementara anak yang kedua dimasukkan ke TKIT Tulung Magelang 9 Mendidik melalui perantara bukan merupakan alasan bahwa orang tua tidak bisa mendidik anak-anaknya sendiri. Namun ini dilakukan orang tua sebagai salah satu bentuk perhatian terhadap pendidikan anak. Dengan dimasukkan ke sekolah-sekolah agama maka anak akan memperoleh pendidikan agama dan pendidikan umum yang lebih banyak dan dapat menambah wawasan mereka. Walaupun pendidikan agama Islam diserahkan pada orang lain dengan memasukkan ke sekolah yang berbasis agama Islam, akan tetapi dalam sehari-hari orang tua selalu membimbing dan memberi contoh yang baik pada anak-anak mereka. Pendidikan dengan cara ini ditempuh dengan pertimbangan waktu yang sangat terbatas, juga karena anak cenderung lebih patuh apabila diperintah orang lain yaitu guru. Salah satu penjelasan mengapa dimasukkan ke MTsN dan TKIT adalah anak akan lebih banyak mendapatkan pengetahuan tentang agama Islam dari pada dimasukkan ke sekolah umum. Selanjutnya dalam rangka menunjang pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak-anaknya disediakan buku-buku tentang agama Islam untuk mengembangkan pengetahuan mereka tentang agama Islam. Untuk anak yang sekolah di TKIT tersedia buku-buku yang merupakan buku-buku panduan dari TKIT, diantaranya adalah buku akhlak, majalah bulanan pintar dakwah (bimbingan keimanan dan ketaqwaan) dan buku-buku tentang hadits Hasil wawancara, dengan keluarga Sri Widayati pada tgl 5 Mei Hasil observasi, dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak wanita karier (studi kasus keluarga perawat Rumah Sakit Islam Magelang) pada tgl 2 Mei 2004

7 62 Dalam pelaksanaan pendidikan melalui perantara ini, terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan agama Islam pada anak dalam keluarga yaitu faktor lingkungan. Sekolah merupakan bagian dari lingkungan selain keluarga dan masyarakat. Dalam sekolah anak dapat mendapatkan dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki dalam bidang ilmu dan pengetahuan untuk bekal hidup selanjutnya. 2. Materi pendidikan agama Islam pada anak dalam keluarga perawat Rumah Sakit Islam Magelang Dalam mendidik anaknya, Ibu Sri Widayati merujuk pada materimateri dasar Islam, seperti akidah, akhlak, ibadah (mu amalah) dan hukum-hukum Islam dasar, serta Al-Qur an sebagai pokok. 11 Untuk lebih jelas dalam memahami materi yang disampaikan dalam pendidikan agama Islam pada anak wanita karier akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut: a. Materi Al-Qur an Al-Qur an adalah materi pendidikan agama Islam yang mempunyai prioritas utama dalam mendidik anak karena dalam Al- Qur an terdapat materi-materi tentang keimanan, shalat, sejarah Islam dan juga materi akhlak. Selain itu Al-Qur an adalah merupakan landasan pertama dari semua ajaran Islam, sehingga pendidikan agama pada anak dalam keluarga harus berdasarkan ajaran-ajaran yang ada dalam Al-Qur an. Di sekolah anak-anak telah diajarkan tentang materi-materi tersebut, dan orang tua hanya tinggal mengulang tentang materi-materi yang diajarkan di sekolah. Dalam hal ini Sri Widayati mengatakan bahwa anak saya yang pertama sudah khatam Al-Qur an, sedang anak yang kedua sudah hafal urutan-urutan surat dalam Al-Qur an. Anak saya juga saya suruh untuk mengaji di rumah dan menghafalkan suratsurat pendek yang sering dibaca dalam shalat. 12 Hal ini juga terlihat 11 Hasil wawancara, dengan keluarga Sri Widayati pada tgl 4 Mei Ibid

8 63 dalam aktifitas keluarga mereka setelah sholat maghrib. Orang tua membimbing anak-anak untuk mengaji bersama dan juga memberikan pengetahuan agama Islam pada anak-anaknya. 13 Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa materi Al-Qur an adalah merupakan induk dari materi-materi yang lain maka sangat beralasan apabila orang tua memprioritaskan mengajari Al-Qur an pada anak-anak disamping juga materi yang lainnya. b. Materi keimanan Materi keimanan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi anak, karena aqidah atau keimanan adalah merupakan masalah landasan pokok dalam kehidupan manusia. Dengan keyakinan yang telah tertanam dalam diri anak, maka akan dapat mengontrol segala bentuk perbuatan yang dilakukan sehari-hari. Materi tentang keimanan ini dijadikan sebagai landasan pertama dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam keluarga, agar anak dapat berjalan sesuai dengan fitrahnya dan tidak memiliki kecenderungan untuk menyekutukan Allah SWT. Dalam memberikan pendidikan tentang materi keimanan ini, masih dalam tataran yang cukup sederhana, belum sampai pada tingkat yang sulit. Untuk putri yang pertama yang sudah besar, untuk materi ini anak sudah banyak menguasai karena telah diajarkan di sekolah, namun untuk putri kedua yang masih TK penyampaian materi keimanan ini hanya sebatas tentang rukun iman dan rukun Islam. Pada penyampaiannya anak yang masih usia dasar dikenalkan pada Allah SWT sebagai sang pencipta, Allah maha pemurah serta menguasai segala kehidupan di alam semesta ini Hasil Observasi, dalam pendidikan agama Islam pada anak wanita karier (studi kasus keluarga perawat Rumah Sakit Islam Magelang) pada tanggal 2 Mei Hasil wawancara, dengan keluarga Sri Widayanti pada tgl 5 Mei 2004

9 64 Hal ini disampaikan pula oleh Sarmita Listiasari anak pertama ibu Sri Widayati bahwa saya mendapatkan pengetahuan tentang rukun iman dan rukun Islam dari pelajaran di sekolah. 15 Dari keterangan tersebut jelas sekali bahwa dalam menyampaikan materi keimanan ini, orang tua menyeimbangkan dengan umur dan kondisi anak. Anak yang telah berumur 10 tahun ke atas akan dapat menangkap tentang pengertian iman secara global, namun untuk anak dibawah 10 tahun, baru akan diberikan materi keimanan yang sederhana saja. Jadi dalam prinsipnya, materi keimanan yang diberikan kepada anak yaitu menanamkan keyakinan pada anak tentang ketauhidan bahwa Tuhan itu Maha Esa, Tuhan Maha Kuasa, Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, Tuhan Maha Bijaksana, tidak ada yang menyamainya dan seterusnya, serta menanamkan tentang adanya kepercayaan kepada adanya hal yang ghoib, seperti malaikat, syurga, neraka, hari kiamat, iblis dan lain sebagainya. Disamping itu Ibu Sri Widayati selalu memberikan pengertian kepada anak-anaknya bahwa nikmat adalah karunia Allah yang tiada habisnya yang telah diberikan kepada manusia, serta seluruh mahluk yang telah diciptakannya. Maka dari itu manusia disuruh untuk selalu menyembah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan tidak menyekutukannya. 16 c. Materi Shalat Materi shalat pada anak lebih banyak diajarkan dalam bentuk perbuatan langsung atau melatih mengerjakannya. Ibu Sri Widayati mengajak anak shalat berjamaah bersama di rumah dan di masjid Hasil wawancara, dengan putri ibu Sri widayati pada tgl 6 Mei Ibid 17 Hasil Observasi, dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak wanita karier (studi kasus keluarga perawat Rumah Sakit Islam Magelang) pada tgl 4 Mei 2004

10 65 Hal ini sebenarnya hampir sejalan dengan teori psikologi pendidikan bahwa pada awalnya anak akan mengerjakan shalat atau mungkin pekerjaan lain adalah karena orang tua atau guru agama, ingin penghargaan dipuji dan lain sebagainya. Sehingga hal ini perlu bimbingan terus-menerus agar sampai pada taraf kesadaran dirinya. 18 Dalam pelaksanaannya orang tua mengajarkan kepada anak halhal yang berkaitan dengan syarat dan juga rukunnya. Sebelum melakukan sholat saya ajarkan terlebih dahulu tentang cara berwudhu yang benar. 19 Anak akan cenderung merasa gembira apabila mengerjakan shalat secara bersama-sama. Hal tersebut akan memudahkan untuk melatih mengerjakan shalat baik shalat sunat ataupun shalat wajib. Mengenai tata cara shalat, bacaan dan aturan-aturannya disampaikan secara bertahap setelah anak merasa suka dan senang melakukan shalat. Keluarga Sri Widayati mengajari anak-anak untuk shalat dengan mengajak mereka shalat berjamaah dengan bapak dan juga mengajak berjamaah ke masjid. Baru kemudian setelah anak mulai merasa senang melakukan shalat sedikit demi sedikit diajarkan tentang tata cara shalat yang baik serta manfaatnya. 20 Dengan demikian bila diperhatikan cara yang ditempuh orang tua mempunyai dua manfaat, disamping mengajari ketrampilan ibadah pada anak, juga penanaman kepribadian agar anak rajin dan disiplin. d. Materi Akhlak Yang dimaksud dengan akhlak adalah sikap mental seseorang yang digerakkan oleh jiwa sehingga dapat menimbulkan tindakan atau perbuatan. Oleh karena itu akhlak yang perlu ditekankan di sini adalah yang bersumber dari ajaran agama Islam. Materi tentang akhlak ini 18 Drs. Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 1987, hal Hasil Wawancara, dengan keluarga Sri Widayati pada tgl 6 Mei Hasil observasi, pada tgl 4 Mei 2004

11 66 tidak hanya didapatkan anak di rumah, namun juga didapatkan di sekolah. Hal ini diketahui dengan adanya buku-buku tentang akhlak yang merupakan buku panduan dari sekolah. Materi tentang akhlak disampaikan kepada anak tidak secara khusus sendiri, tetapi digabungkan dengan materi lain. Sebagai contoh, pada waktu mengajar ngaji dikatakan bahwa anak yang baik adalah anak yang rajin beribadah, mengerjakan shalat, taat pada orang tua dan meninggalkan perbuatan yang tercela. Dengan demikian secara tidak langsung anak mendapatkan materi akhlak disamping materi shalat. 21 Orang tua menyampaikan materi akhlak ini juga terlihat dari adanya aktifitas yang dilakukan oleh anak-anak yaitu, bangun pagi dan sholat berjamaah, setelah makan pagi kurang lebih jam anak berangkat ke sekolah diantar oleh ibu (apa bila shif kerja sore atau malam), kemudian setelah pulang sekolah, sholat dhuhur dan makan siang, setelah itu anak disuruh istirahat. Sore harinya setelah sholat ashar, anak diberi waktu untuk bermain sampai menjelang maghrib, kemudian setelah maghrib anak diajak sholat berjamaah (kadang di masjid dan juga di rumah) dan diberi ceramah sedikit. Setelah itu makan bersama dan dilanjutkan dengan santai, nonton Televisi, belajar, mengerjakan PR dari sekolah dan lain-lain. Pada jam 21.00, anak disuruh istirahat dan tidur. 22 Dengan demikian adanya rutinitas tersebut dapat menjadikan anak bersikap disiplin dalam mengatur waktu dan melakukan kegiatankegiatan dalam kesehariannya. Seperti halnya pada saat makan, anak selalu saya ingatkan untuk membaca Basmallah dan berdo a. 23 Kurikulum materi akhlak dalam keluarga tidak ada, sehingga dalam menyampaikan materi maupun metodenya akan sangat bervariasi 21 Hasil wawancara, dengan ibu Sri Widayati pada tgl 5 Mei Hasil Observasi, dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak wanita karier (studi kasus keluarga perawat Rumah Sakit Islam Magelang) pada tgl 4, dan 6 Mei Hasil Wawancara, dengan ibu Sri Widayati pada tgl 6 Mei 2004

12 67 tergantung bagaimana orang tua menyampaikannya. Keluarga ibu Sri Widayati menyampaikan materi akhlak ini dalam bentuk perbuatan langsung (suri tauladan), sehingga anak akan mencontoh akhlak yang baik dari orang tuanya. 24 Kondisi keluarga akan sangat berpengaruh dalam pembentukan akhlak anak. Kerjasama antara pendidik di luar keluarga dalam hal ini di sekolah dengan keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Materi yang telah diajarkan di sekolah akan ditunjang dengan interaksi antara anak dan orang tua dalam keluarga. e. Materi Sejarah Islam Materi sejarah Islam banyak berkaitan dengan pembentukan akhlak atau penanaman akhlak pada anak karena kisah-kisah teladan Rasulullah adalah merupakan salah satu bentuk materi akhlak yang nantinya akan ditiru oleh anak. Orang tua menyampaikan materi sejarah Islam dengan cara bercerita tentang kisah-kisah Nabi dan Rasul, juga kisah orang-orang yang shaleh. Dalam menyampaikan materi sejarah Islam ini, terdapat dua manfaat secara global yaitu pertama, anak akan mengetahui sejarah Islam pada masa terdahulu dan yang kedua anak akan menyerap suri tauladan dari kisah-kisah yang disampaikan. Hal ini akan sangat menarik bagi anak karena pada usia 6-15 tahun, anak cenderung menyukai terhadap cerita-cerita. Dengan demikian tinggal orang tua bagaimana bisa mengemas sedemikian rupa sehingga cerita yang disampaikan bersifat positif dan membekas pada ingatan anak. Materi sejarah Islam disampaikan setelah atau sebagai selingan bagi materi yang lainnya. Apabila anak merasa bosan dan jemu maka diselingi dengan cerita tentang Nabi dan Rasul. Ibu Sri Widayati mengatakan bahwa anaknya cepat bosan bila diajar mengaji, maka 24 Ibid

13 68 kadang-kadang saya selingi dengan cerita Nabi dan Rasul baru kemudian diteruskan mengaji. 25 Disamping itu juga ada buku paket dari sekolah tentang buku-buku cerita tentang Nabi dan Rasul serta buku cerita tentang orang yang saleh Metode Pendidikan Agama Islam pada anak dalam keluarga perawat Rumah Sakit Islam Magelang Metode pendidikan agama Islam dalam keluarga Sri Widayati sebagai perawat Rumah Sakit Islam Magelang adalah cara yang dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anak yang sesuai dengan ajaran Islam, dengan harapan agar potensi anak sesuai dengan fitrahnya. Metode yang dilakukan oleh keluarga Sri Widayati dalam mendidik agama pada anaknya meliputi metode teladan, metode latihan, metode dialog dan nasehat, metode cerita serta metode hadiah dan hukuman. 27 Dari metode-metode tersebut, yang paling sering digunakan adalah metode tauladan karena metode ini berkaitan dengan aktivitas seharihari. 28 Memang apabila mengamati kejiwaan anak, pada usia tersebut cenderung menyukai atau meniru perbuatan-perbuatan orang dewasa. Dan secara tidak disadari kecenderungan meniru tersebut akan melekat pada diri anak. Untuk lebih jelas dalam memahami metode pendidikan agama Islam yang dilakukan oleh keluarga Sri Widayati adalah sebagai berikut: a. Metode suri tauladan Dalam melaksanakan pendidikan agama Islam pada anaknya, orang tua keluarga perawat menggunakan metode teladan disamping juga metode yang lainnya. Metode ini praktis dan anak mudah mengikutinya. Apabila orang tua mengerjakan ibadah atau sesuatu 25 Hasil wawancara, dengan keluarga Sri Widayati pada tgl 7 Mei Ibid 27 Ibid 28 Ibid

14 69 yang baik, mengajak anak untuk mengikutinya maka akan lebih mudah bagi anak dibanding menyuruhnya tanpa memberi contoh yang baik. Akan lebih baik lagi apabila diberikan pujian-pujian atau pengakuanpengakuan pada anak sehingga anak akan semangat dalam melaksanakan suatu perbuatan. Keluarga Sri Widayati selalu memberikan tauladan yang baik kepada anaknya. Hal ini dilakukan dengan mengajak anaknya untuk shalat berjamaah bersama, berpuasa bersama dan juga mengaji bersama setelah shalat maghrib. 29 b. Metode latihan Metode latihan adalah suatu metode yang penggunaannya langsung melibatkan anak untuk belajar sesuatu. Materi yang sering menggunakan metode ini adalah materi tentang Al-Qur an, shalat dan puasa. Pada waktu anak mengaji dan shalat perlu dilatih cara membaca Al-Qur an dan shalat yang benar. Begitu juga dengan puasa, anak dilatih untuk berpuasa agar setelah besar nanti menjadi kebiasaan. 30 Selain itu anak juga diberikan tentang hafalan-hafalan hadits, do a-do a harian, metode reward (metode praktis membaca Al- Qur an). 31 Cara inilah yang dilakukan oleh keluarga Sri Widayati dalam melaksanakan pendidikan agama Islam pada anaknya sehingga dengan adanya latihan yang terus-menerus, maka dengan sendirinya anak akan terbiasa dengan apa yang ia perbuat. c. Metode dialog dan nasehat Dalam penggunaan metode dialog dan nasehat ini tidaklah setiap hari, akan tetapi menyesuaikan dengan kondisi dan situasi yang memungkinkan digunakannya metode ini. Biasanya metode ini 29 Ibid 30 Ibid 31 Hasil observasi, dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak wanita karier (studi kasus keluarga perawat Rumah Sakit Islam Magelang) pada tgl 4 Mei 2004

15 70 digunakan di sela-sela materi lain atau pada saat santai. 32 Orang tua pada saat tersebut berusaha untuk berdialog dengan anak dan juga menasehati tentang hal-hal yang dianggap tidak baik dilakukan oleh anak d. Metode cerita dan perumpamaan Usia anak adalah usia untuk menghayal dan mengandai-andai, jadi pada usia anak cenderung suka terhadap cerita-cerita. Untuk itu maka sangat strategis untuk memasukkan nilai-nilai agama melalui metode cerita. Fenomena yang terjadi sekarang anak lebih suka menikmati kisah-kisah produk teknologi seperti film-film kartun di televisi, komik-komik dan buku cerita yang lainnya. Oleh karena itu kiranya perlu mengemas kembali kisah-kisah Nabi dan kisah-kisah orang yang shaleh sebagai tindakan antisipasi terhadap gencarnya pengaruh acaraacara televisi yang tidak kondusif. Dalam keluarga Sri Widayati metode ini digunakan untuk memberikan contoh yang baik kepada anak melalui cerita tersebut sehingga anak dapat meniru hal-hal yang baik dari kisah tersebut. Juga disediakan kaset-kaset tentang cerita Nabi dan Rasul. 33 e. Metode hadiah dan hukuman Kelihatannya bila mendengar tentang hukuman maka yang terkesan adalah kesadisan. Namun lain lagi hukuman pada pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam keluarga perawat Rumah Sakit Islam Magelang yang ada pada keluarga Sri Widayati. Dalam pelaksanaan hukuman ini tidak berbentuk hukuman berat dan menakutkan namun hanya sekedar untuk memberikan rangsangan dan memberi semangat sekaligus peringatan pada anak. 32 ibid 33 ibid

16 71 Sebagai contoh bila anak membuat kesalahan maka anak dinasehati agar tidak melakukan hal tersebut. Begitu juga bila anak mendapatkan prestasi yang bagus maka orang tua memberikan hadiah dibelikan pakaian atau diajak rekreasi. 34 B. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak wanita karier dalam keluarga perawat Rumah Sakit Islam Magelang Setelah diuraikan tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak wanita dalam keluarga perawat di atas, maka pembahasan berikutnya yaitu kendala yang di hadapi dalam pelaksanaan pendidikan tersebut. Kendala pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak wanita karier dalam keluarga perawat adalah hal-hal yang menimbulkan masalah dalam usaha orang tua untuk mempersiapkan anak dan menumbuhkannya agar dapat hidup secara sempurna serta dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi dirinya dan sesama manusia yang pelaksanaan pendidikannya dalam suatu keluarga di mana ibu sebagai salah satu anggota keluarga bekerja di luar rumah sebagai perawat Rumah Sakit Islam Magelang. Ibu Sri Widayati sebagai Wanita karier memiliki peran ganda yang harus bisa dijalankan secara seimbang yaitu peran sebagai ibu dan peran sebagai perawat yang melayani masyarakat yang membutuhkan perawatan kesehatan. Oleh karena peran ganda tersebut, maka dalam melaksanakan pendidikan agama Islam pada anaknya terdapat kendala-kendala yang menghambat pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anaknya, diantaranya adalah: a. Kesibukan orang tua sehingga waktunya terbatas untuk anak. Kesibukan orang tua dimana ibu bekerja sebagai wanita karier dan bapak bekerja di luar kota, menjadikan mereka mempunyai kendala 34 ibid

17 72 dengan terbatasnya waktu yang tersedia untuk memberikan pendidikan dan kasih sayang kepada anak. b. Ketaatan anak Frekuensi berkumpulnya antara anak dan orang tua yang terbatasi oleh adanya waktu dan pekerjaan mereka, menjadikan anak kadang tidak taat dan susah diatur. Perintah dan nasehat orang tua kadang hanya masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. c. Lingkungan kurang mendukung. Lingkungan masyarakat merupakan pendidikan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Lingkungan sebagai tempat pergaulan juga merupakan lapangan pendidikan yang luas. Sesuai dengan perkembangan jiwa anak yang senang bergaul dan cenderung meniru, maka lingkungan masyarakat mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian anak. 35 Dari kendala-kendala yang dihadapi oleh keluarga ibu Sri Widayati tersebut sesungguhnya memang tidak begitu banyak dan hal ini sebenarnya sudah menjadi sebuah resiko, karena setiap kegiatan atau tindakan tentu akan menemui hambatan dalam pelaksanaannya. Akan tetapi selama berusaha, maka hambatan-hambatan itu akan dapat dengan mudah diatasi. Dari hambatan-hambatan yang ada sebenarnya akan dapat menjadikan tantangan tersendiri bagi orang tua untuk menuju pada perkembangan anak pada masa-masa yang akan datang. C. Upaya untuk Mengatasi Kendala dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada Anak Wanita Karier dalam Keluarga Perawat Setiap permasalahan atau kendala pasti ada pemecahannya, begitu juga dengan kendala yang dihadapi keluarga Sri Widayati dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anaknya. 35 Hasil wawancara, dengan keluarga Sri Widiyati pada tgl 8 Mei 2004

18 73 Kendala yang dihadapi oleh keluarga Sri Widayati dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anaknya berusaha untuk diselesaikan sendiri. Kerja sama antara ibu dan bapak dalam menyelesaikan kendala sangat dibutuhkan karena bapak juga berperan penting dalam membantu mendidik anak mereka. Dalam upaya untuk menyukseskan pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak wanita dalam lingkungan keluarga perawat, maka perlu dicari solusi untuk mencari jalan keluar dalam menghadapi kendala-kendala dalam pelaksanaan pendidikan tersebut. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, diantara kendala-kendala yang dihadapi keluarga perawat dalam mendidik agama Islam pada anaknya maka diambil langkah-langkah antisipasi untuk mengatasi kendala tersebut seperti : a. Karena kesibukan orang tua sehingga kesulitan untuk meluangkan waktu dalam mendidik anak-anaknya maka diatasi dengan : memasukkan ke sekolah pada waktu pagi dan bila malam tidak bekerja maka mengajari anak mengaji menjadi pekerjaan orang tua. Selain itu juga orang tua menyediakan buku-buku agama selain buku-buku agama yang didapatkan dari sekolah. b. Untuk menanggulangi ketaatan anak yang kadang-kadang tidak patuh terhadap perintah orang tua maka diatasi dengan menasehati mereka dan juga menggunakan metode hadiah dan hukuman. Dengan cara ini diharapkan anak dapat memahami dan juga dapat mematuhi perintahperintah orang tua. c. Untuk mengatasi keadaan lingkungan yang kurang mendukung maka orang tua berusaha untuk mendidik sendiri dan juga memantau pergaulan anak di lingkungan sekitar rumah. Hal ini dilakukan dengan alasan di lingkungan tempat tinggal perawat kurang tersedia sarana dan prasarana pendidikan agama Islam yang memadai Ibid

19 74 Demikianlah upaya-upaya yang dilakukan oleh ibu Sri Widayati untuk mengantisipasi kendala yang timbul dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anaknya, sehingga nantinya orang tua dapat melaksanakan pendidikan agama Islam pada anaknya dengan baik sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Kebun Bunga termasuk dalam wilayah Kecamatan Banjarmasin Timur dengan luas wilayah 94 Ha yang terdiri dari 34 RT, orbitasi,

Lebih terperinci

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih BAB IV ANALISIS PERAN WANITA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI DUKUH BRAJAN DESA SALAKBROJO KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 A. Analisis Peran Wanita

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN AL QUR'AN (TPQ) AL-ISHLAH DESA CANDI KEC. BANDAR KAB. BATANG. A. Analisis Tentang Motivasi Orang Tua

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN A. Analisis Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa-Siswi SD Negeri Salit Kajen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi, mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN A. Desain Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang dipadukan antara: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

dalam kegiatan belajar mengajar dan materi tersebut dapat mudah di rekam dalam ingatan anak perlu adanya pembiasaan. Misalkan dari materi akidah yang

dalam kegiatan belajar mengajar dan materi tersebut dapat mudah di rekam dalam ingatan anak perlu adanya pembiasaan. Misalkan dari materi akidah yang BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN DALAM MENGINTERNALISASIKAN NILAI-NILAI AKHLAK MULIA PADA ANAK USIA DINI DI TKAT BIRRUL WALIDAIN DEMAAN KUDUS A. Analisis Implementasi Metode Pembiasaan Pada

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA 4.1. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Proses Bimbingan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini.

BAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini. BAB V PEMBAHASAN Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini. Pada pembahasan ini peneliti akan mendialogkan temuan penelitian di lapangan dengan teori atau pendapat para ahli.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG A. Analisis Tujuan Pendidikan Kecerdasan Spiritual Segala macam usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak adalah implementasi dari iman dan segala bentuk perilaku. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam Al-Quran surat Luqman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO A. Tipologi Demografis Masyarakat Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang 1. Keadaan Demografis Penduduk Kelurahan Wonolopo berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG A. Analisis Pelaksanaan Pembinaan Narapidana di Lapas Klas I Kedungpane

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN A. Analisis Moralitas Remaja Desa Kandangserang Pekalongan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA 47 BAB III PENYAJIAN DATA Upaya Pembimbing Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Pada Anak Asuh Dipanti Asuhan Ar-Rahim Kota Pekanbaru. Sesuai dengan judul skripsi yang diajukan dalam Bab ini, penulis akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses pembelajaran Akidah Akhlak merupakan pembelajaran yang lebih menekankan penguasaan teori dan praktik, karena mata pelajaran Akidah Akhlak berhubungan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak INSTRUMEN PENELITIAN Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI No Indikator Uraian Observasi 1. Profil a. Sejarah MTs Nurul Huda b. Susunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social

BAB I PENDAHULUAN. keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat, dalam keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social yang diikuti oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab Penurunan Minat Mengaji Al-Qur an Bagi Anak Pasca Sekolah Dasar Setiap manusia mulai sejak dini sampai akhir hayatnya harus belajar al-qur an dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG 45 BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG A. Analisis Materi Pendidikan Akhlak di MI Islamiyah Kluwih Kec. Bandar Kab. Batang Banyak pendapat pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT Pada bab ini, peneliti akan menganalisis kegiatan bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi manusia karena dengan pendidikan manusia dapat maju dan berkembang supaya

Lebih terperinci

A. Kesimpulan. 1. Tujuan pembinaan keagamaan. Dari 9 KK ada 3 KK yang tujuan pembinaan kepada anak ada

A. Kesimpulan. 1. Tujuan pembinaan keagamaan. Dari 9 KK ada 3 KK yang tujuan pembinaan kepada anak ada 83 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian dan pembahasan hasil wawancara dan observasi tentang pembinaan keagamaan anak dalam Keluarga di desa Hampalit Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi. Dampak Negatif Internet (Facebook) pada Peserta Didik MIN

BAB V PEMBAHASAN. A. Langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi. Dampak Negatif Internet (Facebook) pada Peserta Didik MIN BAB V PEMBAHASAN A. Langkah-langkah Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Dampak Negatif Internet (Facebook) pada Peserta Didik MIN Tunggangri Guru merupakan seorang pendidik yang tidak hanya mendidik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN A. Analisis Penggunaan Metode Pembiasaan dalam Menghafal Doa Harian di KB Al Barokah

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN A. PAPARAN DATA 1. Usaha Guru dan Orang Tua dalam Memotivasi Ibadah Shalat wajib Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Pucanglaban. a. Usaha guru dalam memotivasi ibadah shalat

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum lokasi penelitian 1. Sejarah Singkat PSBR Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria Provinsi Kalimantan Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kesadaran akan pentingnya internalisasi nilai-nilai agama pada anak sejak dini mulai meningkat. Kondisi ini disebabkan orangtua sangat menyadari bahwa

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Alalak Kabupaten Barito Kuala dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Alalak Kabupaten Barito Kuala dengan batas-batas sebagai berikut: BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data / Fakta 1. Letak Geografis dan Wilayah Desa Panca Karya adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala dengan batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, namun dengan demikian ia telah mempunyai potensi bawaan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dalam Perspektif Islam adalah amanah dari Allah SWT. Semua orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang soleh, berilmu dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b) 156 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) Pengaruh Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b) Pengaruh Perhatian

Lebih terperinci

USIA MENJELANG REMAJA MERUPAKAN MASA TRANSISI YANG KRUSIAL

USIA MENJELANG REMAJA MERUPAKAN MASA TRANSISI YANG KRUSIAL USIA MENJELANG REMAJA MERUPAKAN MASA TRANSISI YANG KRUSIAL Oleh: Nunung NS Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37 ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN A. Analisis Strategi Guru PAI dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 70 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Pada tanggal 4 April 2016 peneliti melakukan penelitian yang pertama. Peneliti datang ke sekolah MTs Darul Hikmah pada pukul 08.30 WIB. Ketika sampai di sekolahan,

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Penelitian Penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana gambaran mengenai upaya madrasah dalam menanggulangai pengaruh negatif teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesungguhnya usia anak merupakan usia yang paling subur dan panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang pendidik untuk menanamkan pondasi-pondasi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini, BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Umum Hasil Penelitian a. Profil Desa 1) Demografi Desa Caruban mempunyai jumlah penduduk 4.927 Jiwa. Tabel 4.1 Statistik penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi kegiatan amaliah dan diniah penting untuk diterapkan di sekolah sebagai wujud pembiasaan dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam, terlebih untuk anak

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN 35 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak lokasi pasar Pandu Pasar Pandu Banjarmasin timur terletak di jalan Pandu K.M 4,5 kelurahan kuripan dengan batas-batas sebagai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari penjelasan dan analisis penelitian tersebut, maka dapat ditarik. suatu kesimpulan antara lain:

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari penjelasan dan analisis penelitian tersebut, maka dapat ditarik. suatu kesimpulan antara lain: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan dan analisis penelitian tersebut, maka dapat ditarik suatu kesimpulan antara lain: 1. Strategi orang tua dalam menanamkan keberagamaan anak usia dini secara

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN 74 BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Karakter Siswa di Madrasah Tsanawiyah YMI Wonopringgo Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 A. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Keluarga Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Langkah persiapan guru dalam pembinaan perilaku keberagamaan siswa. mengadakan rapat untuk membuat perencanaan dan merancang

BAB V PENUTUP. 1. Langkah persiapan guru dalam pembinaan perilaku keberagamaan siswa. mengadakan rapat untuk membuat perencanaan dan merancang 118 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari keseluruhan data yang penulis uraikan dalam skripsi ini, dapat ditarik kesimpilan sebagai berikut: 1. Langkah persiapan guru dalam pembinaan perilaku keberagamaan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai kehidupannya. Keluarga membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

TAMAN BELAJAR MASYARAKAT

TAMAN BELAJAR MASYARAKAT 1. AMAL APA (Lagu : Sedang apa) Amal apa. Amal apa, yang disukai Allah Bersholatlah, bersholatlah, tepat pada waktunya Apa lagi, apa lagi, yang disukai Allah Berbaktilah, berbaktilah pada ibu dan ayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Islam ada tiga ajaran pokok yaitu akidah, ibadah, dan muamalah. Ibadah merupakan kewajiban utama manusia terhadap Allah SWT. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Allah menciptakan manusia dengan penciptaan yang paling sempurna di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada manusia, salah satunya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang hidup saling bergantung dan membutuhkan ditengah-tengah masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial, tentunya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari semua tahapan-tahapan kegiatan penelitian ini, penulis menyusun

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari semua tahapan-tahapan kegiatan penelitian ini, penulis menyusun BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Dari semua tahapan-tahapan kegiatan penelitian ini, penulis menyusun kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian sebagai berikut. A. Kesimpulan Perencanaan pendidikan tauhid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) dengan penuh tanggung jawab untuk membimbing anak didik menuju kedewasaan secara terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN. Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN. Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI MI WALISONGO PEKAJANGAN Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo Pekajangan Kecerdasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Anak Usia Dini (AUD) merupakan masa emas perkembangan (golden age) pada individu, masa ini merupakan proses peletakan dasar pertama terjadinya pematangan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran adalah hal yang paling utama dan tidak bisa diabaikan. Dalam proses pembelajaran itu sendiri juga harus mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Religius (religiosity) merupakan ekspresi spiritual seseorang yang berkaitan dengan sistem keyakinan, nilai, hukum yang berlaku. Religiusitas diwujudkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Citra merupakan image yang diberikan seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER BERKONSEP NILAI-NILAI KEISLAMAN DI PAUD MASJID AL-AZHAR PERUMAHAN PERMATA PURI

ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER BERKONSEP NILAI-NILAI KEISLAMAN DI PAUD MASJID AL-AZHAR PERUMAHAN PERMATA PURI BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER BERKONSEP NILAI-NILAI KEISLAMAN DI PAUD MASJID AL-AZHAR PERUMAHAN PERMATA PURI A. Analisis Pentingnya Pendidikan Karakter Berkonsep Nilai-nilai Keislaman di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia merupakan hal yang sangat mendasar, karena itu nilai ini harus senantiasa ditanamkan sejak dini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom 1. Remaja melakukan penyimpangan karena kurangnya pengetahuan agama. Akhlak remaja adalah tingkah laku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 11 TAHUN : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sunyi dari segala macam lukisan dan gambaran. Manakala anak-anak itu dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN. sunyi dari segala macam lukisan dan gambaran. Manakala anak-anak itu dibiasakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seorang anak sejak dilahirkan merupakan amanat dari Allah kepada orang tuanya. Kalbu anak masih bersih dan suci bagai suatu permata yang sangat berharga, sunyi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Bentuk Partisipasi Orang tua Terhadap Pelaksanaan. Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Bentuk Partisipasi Orang tua Terhadap Pelaksanaan. Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa BAB IV ANALISIS A. Analisis Bentuk Partisipasi Orang tua Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang yaitu: 1. Analisis bentuk partisipasinya dengan memberikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM

BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM Keinginan seorang guru untuk mendidik anak didiknya menjadi orang yang pintar, berbudi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan.

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan. BAB V PEMBAHASAN Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan. Salah satunya adalah kepemimpinan. Banyak gaya yang digunakan pemimpin dalam mempengaruhi bawahan, diantaranya

Lebih terperinci

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi BAB IV ANALISIS PERAN TATA TERTIB PONDOK PESANTREN DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM SANTRI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MAMBAUL FALLAH SAMPANGAN PEKALONGAN A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah ( analisis konsep pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah persepektif Zakiah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Proses Penanaman Nilai-nilai Keagamaan pada Anak Usia Sekolah Dasar di Lingkungan Keluarga Penanaman nilai-nilai keagamaan adalah suatu proses edukatif berupa kegiatan atau usaha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN Dari data-data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditemukan suatu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. 1. Nama Sekolah : SDIT Baitul Jannah. 2. Alamat : Jln. Pramuka No.43 Kemiling Raya 3. NSS/NPSN : /

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. 1. Nama Sekolah : SDIT Baitul Jannah. 2. Alamat : Jln. Pramuka No.43 Kemiling Raya 3. NSS/NPSN : / 40 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI A. Identitas Sekolah 1. Nama Sekolah : SDIT Baitul Jannah 2. Alamat : Jln. Pramuka No.43 Kemiling Raya Kecamatan Kemiling, Telp: 0721 271385 3. NSS/NPSN : 102126013021/10814724

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menghormati sesama manusia di MTsN Tulungagung. yang menghormati sesama manusia dapat dikatakan sudah dapat dijalankan

BAB V PEMBAHASAN. menghormati sesama manusia di MTsN Tulungagung. yang menghormati sesama manusia dapat dikatakan sudah dapat dijalankan BAB V PEMBAHASAN 1. Upaya guru Aqidah Akhlak dalam mengembangkan sikap siswa yang menghormati sesama manusia di MTsN Tulungagung. Guru bidang pelajaran Aqidah Akhlak dalam mengembangkan sikap siswa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah banyak pernyataan yang dikemukakan bahwa Indonesia sekarang krisis keteladanan. Krisis keteladanan maksudnya tidak ada lagi tokoh yang pantas menjadi idola,

Lebih terperinci

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Artikel MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Oleh : Drs. Mardiya Banyaknya anak yang cenderung nakal, tidak sopan, suka berkata kasar, tidak disiplin, tidak mau bekerjasama dengan teman, malas

Lebih terperinci