BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN
|
|
- Hendra Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN A. Analisis Moralitas Remaja Desa Kandangserang Pekalongan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada bab sebelumnya didapatkan gambaran tentang moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan. Dalam menganalisis peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif. Berikut adalah hasil analisis yang peneliti lakukan terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan ada 10 (sepuluh) bentuk moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan, antara lain: 1. Remaja desa melakukan shalat berjama ah 2. Remaja desa melakukan puasa ramadhan dan puasa sunnah 3. Remaja desa menolong teman yang membutuhkan pertolongan 4. Remaja desa selalu mensyukuri nikmat yang diperoleh dengan mengucap Alhamdulillah 5. Remaja desa membaca bismillah ketika hendak mengerjakan sesuatu. 6. Remaja desa mengikuti Peringatan Hari Besar Islam di masjid 7. Remaja desa bersikap sopan dan santun kepada siapa saja 8. Remaja desa berkata halus dan mulia kepada bapak dan ibu 9. Remaja desa membantu orang tua secara fisik dan materi. 10. Remaja desa senantiasa mendo akan orang tuanya 82
2 83 Itulah bentuk moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan. Dengan adanya pendidikan keagamaan pada anak diharapkan dapat berpengaruh kepada moralitas anak yang mana remaja Desa Kandangserang Pekalongan menjadi lebih agamis dan bersikap sopan santun terhadap orang lain. Orang tua memang berkewajiban untuk mengajarkan moral kepada anknya dengan cara yang baik. Cara mendidik moral pada anak menurut Al- Qur'an yang harus dilakukan antara lain pendidikan ibadah, disebutkan dalam firman Allah Qs. Lukman: 17 Artinya: Hai anakku, Dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Lukman: 17). Dengan adanya bekal ilmu agama diharapkan anak dapat membentengi dirinya sendiri dari segala hal yang negatif. Cara untuk memberikan pendidikan agama kepada anak yang baik adalah dengan metode pembiasaan. Metode pembiasaan digunakan untuk mendidik anak dengan cara menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari, seperti: membuang sampah pada tempatnya, mengucapkan bismillah sebelum memulai suatu pekerjaan, bersalaman ketika berjumpa dengan seseorang, mengerjakan shalat dan puasa. Dengan penggunaan metode pembiasaan ini, anak terbiasa untuk melakukan
3 84 perbuatan-perbuatan baik sehari-hari. Maka secara otomatis hal ini dapat membentuk moral pada anak yang santun dan berakhlakul karimah. Tujuan daripada pembiasan ini diharapkan anak dapat terbiasa untuk melakukan halhal yang baik, sehingga mereka lambat laun akan memiliki sikap dan perilaku yang baik pula. Metode pembiasaan membutuhkan orang yang benar-benar dapat dijadikan sebagai contoh tauladan dalam menanamkan sebuah nilai kepada anak, orang tua adalah sosok yang tepat untuk melakukan metode pembiasaan ini karena biasanya anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Jika kebiasaan orang tuanya itu baik maka anak akan meniru kebiasaan yang baik pula, sedangkan jika kebiasaan orang tuanya itu buruk maka anak akan meniru kebiasaan yang buruk pula. Pengawasan terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan memberikan banyak manfaat, antara lain: 1. Dapat membentengi perilaku atau perbuatan tercela serta meningkatkan Aqidah (Keimanan) bagi remaja Desa Kandangserang Pekalongan. 2. Meningkatkan ketekukan beribadah pada Desa Kandangserang Pekalongan. 3. Membentuk akhlak mulia pada diri Desa Kandangserang Pekalongan. Pembentukan moralitas yang islami, harus atas dasar kesadaran menyerah diri kepada Allah. Hal ini menyangkut akidah dengan cara beriman pada ke-esaan Allah, dan menyangkut akhlak, yang berarti seseorang harus berakhlak seperti yang diperintahkan Allah. Allah SWT menafsirkan makna
4 85 menyerahkan diri kepada Allah, saat dia memberikan contoh ideal yang tercermin sosok Rosulullah SAW dalam QS. Al-An am: Artinya: Katakanlah, sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-nya. Dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah). (Al-An am: ) Dari penjelasan di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa moralitas pada remaja Desa Kandangserang Pekalongan pada dasarnya merupakan anak dengan permasalahan sosial yang masih dapat diperbaiki. Kegiatan keagamaan merupakan bentuk pembinaan dan pengawasan terhadap remaja Desa Kandangserang Pekalongan sebagai ganti bimbingan dari orang tua. Pembinaan moralitas pada remaja Desa Kandangserang Pekalongan akan membentuk jiwa dan pribadi yang baik, berbudi dan taat kepada perintah agama sehingga tidak akan keluar menjadi pribadi yang jahat bahkan menjadi penyakit masyarakat. Menurut analisis peneliti, pembinaan pada moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalolngan sangat dibutuhkan, karena moralitas akan memberikan arah untuk dicapai, hal ini yang mendasari adalah fenomenafenomena yang terjadi akhir-akhir ini tentang isu globalisasi. Sehingga moralitas akan menjadi wacana dalam moralitas lingkungan hidup dengan dasar sains apakah itu perspektif ekologi, ilmu lingkungan, bioetika dan yang
5 86 lainnya. Moralitas dalam hal ini dipandang sebagai sebuah aturan yang digunakan sebagai rambu-rambu dalam aktivitas manusia di dunia ini. Dalam aktivitasnya, manusia harus mempu mengaplikasikan ilmu yang didasari pada nilai-nilai moral dan bisa menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga visi yang diemban bisa tercapai dengan baik dan sempurna. Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan tergolong baik atau positif, seperti yang telah dijelaskan di atas. Pembinaan moral kepada anak tidak cukup hanya dari orang tua semata melainkan diperlukan juga peran aktif dari tokoh masyarakat untuk mengajarkan moralitas yang baik kepada anaknya karena keluarga merupakan faktor utama dan pertama dalam membentuk moralitas pada anak. Perilaku orang tua yang baik akan menghasilkan moralitas anak yang baik pula, sebaliknya perilaku orang tua yang buruk akan ditiru oleh anak yang akan menghasilkan moralitas yang buruk pada anak. B. Analisis Perilaku Perantau Desa Kandangserang Pekalongan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada bab sebelumnya didapatkan gambaran tentang perilaku perantau Desa Kandangserang Pekalongan. Dalam menganalisis peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif. Berikut adalah hasil analisis yang peneliti lakukan terhadap perilaku perantau Desa Kandangserang Pekalongan ada 2 (dua) bentuk perilaku perantau Desa Kandangserang Pekalongan, yaitu:
6 87 1. Perilaku perantau Desa Kandasangserang Pekalongan yang menjurus kepada perilaku yang negatif, seperti: membuat keonaran, kebut-kebutan di jalan, mengenakan pakaian yang tidak sopan, berpacaran atau gontaganti pasangan. 2. Perilaku perantau Desa Kandasangserang Pekalongan yang menjurus kepada perilaku yang positif, seperti: mengikuti kerja bakti desa, mengikuti peringatan hari besar agama Islam, memeriahkan desa dengan kegiatan lomba pada saat Agustusan, tahun baru, dan sedekah bumi, mengikuti ronda malam. Kedua macam perilaku tersebut adalah hasil dari observasi yang peneliti lakukan dengan didukung oleh wawancara oleh beberapa tokoh masyarakat dan remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang melakukan merantau ke kota besar. Dari kedua macam perilaku tersebut yang paling menonjol adalah perilaku yang negatif dari remaja Desa Kandangserang Pekakongan yang melakukan merantau. Hal ini dikarenakan pengaruh budaya dan teknologi yang dibawa oleh remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang merantau. Menurut Bintarto, di masyarakat pedesaan ikatan sosial berlaku sangat kuat dan kaku, yaitu ikatan nilai-nilai dan norma adat terhadap semua anggota masyarakat atua warganya. Maka dari itu banyak pemuda yang mengembangkan pola berpikir baru dengan melepaskan ikatan dan peninggalan nilai-nilai yang ada di desanya dengan jalan merantau. Namun hal ini akan berdampak kepada perubahan budaya yakni terbawanya pengaruh
7 88 budaya kota menuju ke pedesaan. 1 Hal ini pulalah yang terjadi di Desa Kandangserang Pekalongan, banyak remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang merantau ke kota besar setelah pulang ikut membawa budaya dan kebiasaan dari kota besar. Menurut analisis peneliti, perilaku perantau Desa Kandangserang Pekalongan di atas merupakan bentuk perilaku yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan mengingat usia remaja perantau Desa Kandangserang Pekalongan adalah usia remaja menjelang dewasa sehingga dimungkinkan anak untuk berubah. Kalau dilihat dari kacamata paedagogis, maka pada dasarnya orang tuanyalah yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pertumbuhan perilaku remaja. Islam sebagai agama yang sempurna dan paripurna mewasiatkan akan tanggungjawab paedagogis ini yang terdapat dalam Qs. At-Tahrim ayat 6: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Qs. At-Tahrim: 6). 2 1 Bintarto, Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemah (Semarang: PT. Toha Putra, 2005), hlm. 591.
8 89 Rasulullah SAW juga memerintahkan kepada umatnya untuk mendidik anak-anaknya seperti halnya Nabi bersabda: ع ن ا ن س ع ن ى الن ب ى ص ل ى هللا ع ل ي و و س ل م ق ال : ا ى ا ا و م و ا ح س ن ى ا ا ب ه م. )رواه ابن اجو( Artinya: Dari Anas Rasulullah SAW berkata : muliakanlah anak-anakmu dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang baik. (HR. Ibnu Majah). 3 Ayat tersebut di atas merupakan dasar pelaksanaan pembinaan perilaku remaja dalam keluarga. Hadits di atas juga menunjukkan bahwa orang tua dituntut untuk memperhatikan anaknya terutama dalam berperilaku atau bersopan santun dengan orang lain. Apabila orang tua dapat mendidik dirinya sendiri dan seluruh anggota keluarganya dengan pendidikan agama Islam, maka mereka akan terhindar dari siksa api neraka. Jadi keluargalah yang bertanggung jawab penuh sebagai pengemban amanat atau wasiat dari ayat tersebut untuk dapat menjaga diri sendiri dan keluarga dari siksa api neraka adalah dengan melalui jalan pendidikan dan pengajaran. Untuk mengatasi perilaku remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang negatif dapat dicegah melalui pendidikan agama dalam keluarga. Pendidikan agama merupakan pendidikan yang dibutuhkan oleh remaja untuk membentuk dan mengarahkan perilaku yang baik dan benar. Karena pendidikan agama Islam adalah salah satu alat pembudaya masyarakat manusia itu sendiri. Prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani dengan tingkat yang dipelajarinya. Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan 3 Imam AZ. Zabidi, Ringkasan Shahih Al-Bukhari (Bandung: Mizan, 2000), hlm. 352.
9 90 kemampuan yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan akibatnya tidak memperoleh hasil belajar yang baik. 4 Sebenarnya perilaku negatif yang terjadi pada remaja Desa Kandangserang Pekalongan masih dapat diperbaiki, untuk itu diperlukan peran serta dari segenap pihak tidak hanya dari orang tua, tetapi juga dari tokoh masyarakat guna ikut menciptakan faktor lingkungan yang agamis. Dengan adanya lingkungan yang agamis diharapkan perilaku yang negatif pada remaja Desa Kandangserang Pekalongan yagn merantau dapat dicegah dan diredam. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku perantau Desa Kandangserang Pekalongan cenderung kepada perilaku yang negatif, selain ada juga perilaku perantau Desa Kandangserang Pekalongan yang positif. Dengan adanya pengawasan dari orang tua dan masyarakat pada remaja diharapkan dapat berpengaruh kepada perilaku perantau Desa Kandangserang Pekalongan menjadi lebih agamis. 4 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 12.
10 91 C. Analisis Dampak Perilaku Perantau Terhadap Moralitas Remaja Desa Kandangserang Pekalongan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada bab sebelumnya didapatkan gambaran tentang dampak perilaku perantau terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan. Dalam menganalisis peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif. Berikut adalah hasil analisis yang peneliti lakukan terhadap dampak perilaku perantau terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan terdapat 4 (empat) macam dampak, yakni: 1. Banyak dari remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang meniru perilaku perantau remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang negatif Dampak perilaku perantau terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang pertama adalah banyak dari remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang meniru perilaku perantau remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang negatif, seperti: membuat keonaran, kebut-kebutan di jalan, mengenakan pakaian yang tidak sopan, berpacaran atau gonta-ganti pasangan. Hal ini juga dirasakan oleh segenap warga Desa Kandangserang Pekalongan sebagai dampak perilaku perantau terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perilaku perantau terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan dari banyak dari remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang meniru perilaku perantau remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang negatif adalah pengajaran pendidikan agama dari orang tua. Dengan adanya
11 92 pengajaran pendidikan agama dari orang tua diharapkan dapat mencegah dan menyaring perilaku yang negatif yang dapat ditiru oleh remaja Desa Kandangserang Pekalongan. 2. Banyak dari remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang mulai menjauh dari kegiatan keagamaan di Masjid Dampak perilaku perantau terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang kedua adalah banyak dari remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang mulai menjauh dari kegiatan keagamaan di Masjid, seperti: shalat berjama ah, mengaji, berjanji, manaqib, yasinan dan tahlilan. Hal ini juga dirasakan oleh segenap warga Desa Kandangserang Pekalongan sebagai dampak perilaku perantau terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perilaku perantau terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan dari banyak dari remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang mulai menjauh dari kegiatan keagamaan di Masjid adalah menggiatkan kegiatan keagamaan di Masjid atau musholla setempat. Dengan adanya kegiatan keagamaan yang banyak, seperti: shalat berjama ah, pengajian, yasinan, tahlilal, manaqib dan lain sebagainya dapat menjadikan remaja Desa Kandangserang Pekalongan lebih sibuk sehingga waktu untuk melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat dapat dihindari. Untuk itu dibutuhkan peran aktif dari pengurus masjid dan remaja masjid untuk menggiatkan kembali kegiatan keagamaan di Desa Kandangserang Pekalongan.
12 93 3. Gaya berpakaian dan bicara remaja Desa Kandangserang yang mulai berubah meniru gaya berpakaian dan bicara remaja yang merantau. Dampak perilaku perantau terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang ketiga adalah gaya berpakaian dan bicara remaja Desa Kandangserang yang mulai berubah meniru gaya berpakaian dan bicara remaja yang merantau. Hal ini juga dirasakan oleh segenap warga Desa Kandangserang Pekalongan sebagai dampak perilaku perantau terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perilaku perantau terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan dari gaya berpakaian dan bicara remaja Desa Kandangserang yang mulai berubah meniru gaya berpakaian dan bicara remaja yang merantau adalah mengajarkan tentang pendidikan berbusana dan sopan santun melalui kegiatan pengajian dan pendidikan dari orang tua di rumah. Dengan adanya kegiatan pengajian dan pendidikan dari orang tua di rumah dapat menjadikan remaja Desa Kandangserang Pekalongan lebih tahu tentang manfaat berpakaian yang benar dan sopan santu dalam berbicara terhadap orang lain. Untuk itu dibutuhkan peran aktif dari orang tua untuk mengajarkan etika berbusana kepada anaknya. 4. Mulai berkurangnya rasa sopan santun remaja Desa Kandangserang yang mulai berubah meniru perilaku remaja yang merantau. Dampak perilaku perantau terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan yang keempat adalah mulai berkurangnya rasa
13 94 sopan santun remaja Desa Kandangserang yang mulai berubah meniru perilaku remaja yang merantau. Hal ini juga dirasakan oleh segenap warga Desa Kandangserang Pekalongan sebagai dampak perilaku perantau terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perilaku perantau terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan dari mulai berkurangnya rasa sopan santun remaja Desa Kandangserang yang mulai berubah meniru perilaku remaja yang merantau adalah mengajarkan tentang pendidikan etika dan moralitas kepada remaja. Hal ini dapat dilakukan oleh segenap tokoh masyarakat dan orang tua. Pendidikan etika dan moralitas yang dilakukan dapat dimasukkan dalam pendidikan agama dan kegiatan keagamaan yang ada di Masjid Desa Kandangserang Pekalongan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dampak perilaku perantau terhadap moralitas remaja Desa Kandangserang Pekalongan terdapat 4 (empat) macam dampak. Keempat dapat tersebut dapat dicegah dengan memberikan pendidikan agama dan menggiatkan kegiatan keagamaan yang ada di masjid dan musholla Desa Kandangserang Pekalongan. Untuk itu dibutuhkan peran dari orang tua dan tokoh masyarakat dalam mengajarkan penddiikan agama kepada anak sehingga dapat membentengi perilaku atau perbuatan tercela serta meningkatkan keimanan pada remaja Desa Kandangserang Pekalongan.
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN A. Analisis Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa-Siswi SD Negeri Salit Kajen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak akan terbentuk secara efektif apabila ditanamkan sejak usia dini. Hal tersebut untuk membekali anak agar lebih matang menghadapi permasalahan kehidupan.
Lebih terperinciPERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI DUKUH TANON RT 07/RW 03 KELURAHAN MANJUNG KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014
PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI DUKUH TANON RT 07/RW 03 KELURAHAN MANJUNG KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam kehidupan masyarakat. Ahli psikologi pada umumnya sependapat bahwa dasar pembentukan akhlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PERATURAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA. DI MTs ISTIFAIYAH NAHDLIYAH BANYURIP AGENG PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PERATURAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MTs ISTIFAIYAH NAHDLIYAH BANYURIP AGENG PEKALONGAN Pada bab IV akan membahas tentang analisis implementasi peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia akan lebih berpengetahuan luas dan menjadi lebih bijaksana dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Shalat adalah salah satu rukun Islam yang kedua. Shalat merupakan
1 BAB I PENDAHLUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat adalah salah satu rukun Islam yang kedua. Shalat merupakan suatu kewajiban yang dibebankan kepada kaum muslim yang beriman dan kewajiban itu melekat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugrah dan amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dan dipelihara oleh orang tua, karena kelak akan di minta pertanggung jawabanya dihadapan-nya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kepribadian merupakan sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain. 1 Kepribadian ini sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciPENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN)
PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN) SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan lahir bersamaan dengan diciptakannya Nabi Adam As sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan Adam berdialog dengan Allah SWT. 1 Dialog
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG
77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat (Muchtar, 2005:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat (Muchtar, 2005: 43) mempunyai peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi kehidupan dan perilaku anak.
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang
1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal utama bagi kemajuan bangsa dan memiliki posisi strategis dalam menumbuhkan kualitas kehidupan manusia. Pendidikan juga sebagai proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu materi yang tertuang dalam mata pelajaran fiqih adalah shalat. Shalat sebagai salah satu ibadah maghdah mempunyai kedudukan yang sangat penting. Salat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Secara fitrah manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling bergantung satu sama lain. Dengan fitrah tersebut, maka manusia akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang yang berhasil di Masyarakat. Keluarga terdiri dari ayah ibu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keluarga merupakan tempat yang paling penting dimana anak akan memperoleh dasar dalam membentuk kemampuannya agar kelak menjadi orang yang berhasil di Masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir tanpa memiliki pengetahuan, namun Allah melengkapinya dengan fitrah yang memungkinkannya untuk menguasai ilmu pengetahuan. Dengan menggunakan fitrah
Lebih terperinciKesadaran Akan Keberadaan. Ahmad Munir
Kesadaran Akan Keberadaan Ahmad Munir Segala puji bagi Allah, kami memujinya, memohon pertolongannnya, dan ampunannya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri diri kami, dan dari kejelekan amalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan (Mustari, 2014 : 35). Sedangkan menurut ahli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat dalam rangka melahirkan manusia beriman dan bertaqwa kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pernikahan merupakan sarana untuk menemukan babak baru dalam kehidupan, tidak hanya jalan mulia untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan, tetapi juga
Lebih terperinciPertama, simaklah firman Allah SWT. tentang beliau. Dalam Al-Qur an Allah SWT. menggambarkan pribadi Rasul Saw. sebagai berikut:
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah. Pada bulan Rabiul Awal ini kita teringat momentum kelahiran Rasulullah Saw., tepatnya tanggal 12 Rabiul Awal. Mari pada kesempatan ini kita sejenak mengenal lebih dekat
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI
PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT telah memberikan tuntunan hidup berupa Al Qur an dan Sunnah, sebagai pedoman yang sempurna, karena dalamnya terkandung hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak-anak mulai menerima pendidikan. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah al-qur an merupakan kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara Malaikat Jibril, sebagai kitab suci bagi umat Islam yang berisi pedoman
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III
Lebih terperinciDAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah
DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah 1 4 I Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kontemporer), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hal. 7.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha investasi manusia yang sangat berharga bagi pembina dan kelangsungan bangsa dan negara. Pendidikan sesungguhnya merupakan pembibitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perilaku dan kepribadian siswa dewasa ini memang masih jauh dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang, kepribadian yang merosot dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. merupakan perwujudan tanggung jawab orang tua dalam membina anak sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Anak yang telah terlahir dalam keluarga merupakan amanah dari Allah Swt, menjaga kelangsungan hidupnya dengan cara merawat dan mendidiknya
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia membutuhkan pendidikan dalam
Lebih terperinciIbadah, (Jakarta : Amzah, 2010), Cet. II, hlm Ibadah..., hlm Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahib Sayyed Hawwas, Fiqih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT menjadikan shalat sebagai media untuk membina dan meluruskan orang mukmin setelah sebelumnya Dia memberikan kepada manusia segala macam ciptaannya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN Dari data-data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditemukan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang begitu pesat akibat dari pengaruh globalisasi yang melanda diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak menimbulkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
71 BAB IV ANALISIS DATA A. Upacara Tradisi Manganan dalam Perspektif Teologi Islam Islam adalah agama yang sempurna, yaitu suatu agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia yang diturunkan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah keharusan yang diperoleh dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan kebutuhan hakiki manusia karena manusia tidak akan bisa dipisahkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Persepsi Masyarakat Petani Desa Trembulrejo Tentang Zakat Pertanian Mencermati keterangan narasumber dari hasil wawancara dari 15 petani, banyak petani yang mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Wardiman Djoyonegoro, sedikitnya terdapat tiga syarat utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Wardiman Djoyonegoro, sedikitnya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Berkenaan dengan tanggung jawab ini pendidikan agama di sekolah berarti suatu usaha yang sadar akan dilakukan oleh
Lebih terperinciTafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286
Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 286 ل ا ي ك ل ف الل ه ن ف س ا ا ل ا و س ع ه ا ل ه ا م ا ك س ب ت و ع ل ي ه ا م ا اك ت س ب ت ر ب ن ا ل ا ت و اخ ذ ن ا ا ن ن س ين ا ا و ا خ ط ا ن ا ر ب ن ا و ل ا ت ح
Lebih terperinciج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب
KARAKTERISTIK ETIKA ISLAM 1. Al Qur an dan Sunnah Sebagai Sumber Moral Sebagai sumber moral atau pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah Al Qur an dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebuah lembaga tempat anak didik memperoleh pendidikan dan pelajaran yang diberikan guru. Sekolah mempersiapkan anak didik memperoleh ilmu
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi memberikan perubahan besar pada tatanan dunia secara menyeluruh dan perubahan itu dihadapi bersama sebagai suatu perubahan yang wajar. Sebab, mau tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah
Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesrta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekecil apapun ilmu yang didapat, kita harus selalu berusaha untuk menyampaikannya kepada yang lain. Karena setiap individu berhak untuk dididik dan mendidik, berhak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan, bahkan termuat dalam undang-undang pendidikan nasional, karena pendidikan agama mutlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik. kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada si terdidik, baik jasmani maupun rohani, diarahkan kepada suatu tujuan positif dan mampu mengembangkan
Lebih terperinciPENDIDIKAN ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA PEDAGAN SAYUR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN (STUDI KASUS KEPADA IBU PEDAGANG SAYUR)
PENDIDIKAN ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA PEDAGAN SAYUR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN (STUDI KASUS KEPADA IBU PEDAGANG SAYUR) OLEH RINI AMELIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M /
Lebih terperinciPEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI
PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI و ل ت ك ن م ن ك م أ م ة ي د ع ون إ ل ا ل ي و ي م ر ون ب ل م ع ر وف و ي ن ه و ن ع ن ال م ن ك ر و أ ول ى م ال م ون ) 104 ( Dan hendaklah diantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya
Lebih terperinciPENDIDIKAN AGAMA ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA TNI JL. GATOT SUBROTO NO.51, PENGAMBANGAN, KEC. BANJARMASIN TIMUR OLEH ALI HUDRI
PENDIDIKAN AGAMA ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA TNI JL. GATOT SUBROTO NO.51, PENGAMBANGAN, KEC. BANJARMASIN TIMUR OLEH ALI HUDRI 1301210565 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI BANJARMASIN 2017 M/1439 H PENDIDIKAN AGAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikat Jibril sebagai pedoman
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 11 TAHUN 2013 TENTANG BEBAS AKSARA AL QUR AN PADA SATUAN PENDIDIKAN DASAR KHUSUSNYA BAGI SISWA YANG BERAGAMA ISLAM DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak usia dini merupakan individu yang sedang mengalami proses perkembangan secara pesat. Dalam lima tahun pertama, seorang anak mempunyai potensi yang sangat besar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG
BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk merubah tingkah laku ke arah yang baik. Tingkah laku
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha yang di sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kehidupannya sebagai
Lebih terperinciTAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.
Materi Halaqah Tarbawiyah Tamhidi TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc. QS. AN-NAAS : 1-6 Tahsin Tilawah Tarjamah lafzhiyah T a f s i r ) 2( ق ل أ ع وذ ب ر ب الن اس )1( م ل ك الن اس )
Lebih terperinci2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam
Lebih terperinciISBN:
Muhammad Farid Wajdi, Lc. 2017, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Hak cipta dilindungi undang undang Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kompas - Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah fundamental dalam pembangunan bangsa dan merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda agar kelak dapat menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya permasalahan kehidupan telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat Indonesia seperti permasalahan ekonomi, politik, sosial, dan lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan individu yang sedang berkembang dimana mereka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang sedang berkembang dimana mereka sangat memerlukan dorongan dan perhatian khusus dari orangtuanya. Hal ini disebabkan orangtua
Lebih terperinciMaka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)
Ditulis oleh slam Center FATWA-FATWA PLHAN (18) Hukum Menyembelih untuk selain Allah Pertanyaan: Apakah hukum menyembelih untuk selain Allah? Jawaban: Sudah kami jelaskan dalam kesempatan lain bahwa tauhid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan satu proses yang panjang dan diselenggarakan di berbagai bentuk lingkungan, yaitu dari proses lingkungan keluarga, sekolah
Lebih terperinciIslam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar dijadikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama dalam hal menanamkan akhlāqul karīmah kepada anak didik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru agama Islam memiliki tantangan yang cukup berat. Tantangan itu terutama dalam hal menanamkan akhlāqul karīmah kepada anak didik. Bukankah fakta hasil pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, penyesuaian diri dapat menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam di Indonesia sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa Indonesia terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. murka Tuhan adalah dengan beragama yang benar. Keluarga berkewajiban mengajar, membimbing, atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sosok manusia kecil sedang tumbuh atau mengalami proses pertumbuhan menuju kedewasaan. Ia membawa segudang karakter, watak, pribadi, tingkah laku
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS SISWA SMA MUHAMMADIYAH BANTUL SKRIPSI
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS SISWA SMA MUHAMMADIYAH BANTUL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) strata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang tinggi, selalu meletakkan pendidikan dan pada derajat yang tinggi. Adapun untuk memperoleh derajat manusia didunia adalah melalui ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam adalah salah satu dari empat kitab suci yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS A. Upaya Pencegahan Miras Melalui Shalat Bagi Masyarakat Bangetayu Wetan
50 BAB IV ANALISIS A. Upaya Pencegahan Miras Melalui Shalat Bagi Masyarakat Bangetayu Wetan Masyarakat Bangetayu Wetan adalah masyarakat yang mayoritas penduduknya beragama Islam, maka dari itu masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi setiap pasangan pengantin yang telah disahkan dalam perkawinan suci yaitu pernikahan, kehadiran seorang bayi mungil tentu dinantikan, sebab merekalah lambang cinta
Lebih terperinciBAB III BUKU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V (SD) YANG DITERBITKAN OLEH CV. SAHABAT KLATEN
BAB III BUKU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V (SD) YANG DITERBITKAN OLEH CV. SAHABAT KLATEN A. Gambaran Isi Buku Pendidikan Agama Islam Kelas V Terbitan CV. Sahabat Dalam sub bab ini penulis akan memberikan
Lebih terperinciMAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA
MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA Jama ah Jum at rahimakumullah Setiap muslim pasti bersaksi, mengakui bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulullah, tapi tidak semua muslim memahami hakikat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam perjuangan. Kalbunya masih bersih, suci, dan polos. Jika dia dibiasakan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak adalah amanah untuk kedua orang tuanya. Anak adalah wakil kita dalam perjuangan. Kalbunya masih bersih, suci, dan polos. Jika dia dibiasakan untuk melakukan kebaikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesungguhnya usia anak merupakan usia yang paling subur dan panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang pendidik untuk menanamkan pondasi-pondasi
Lebih terperinciMOTIVASI WALI MURID MEMASUKKAN ANAKNYA DI TPQ AL- ANWAR DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH, SEMARANG TAHUN 2013/2014
MOTIVASI WALI MURID MEMASUKKAN ANAKNYA DI TPQ AL- ANWAR DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH, SEMARANG TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan nilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. interaksi yang bernilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya banyak orang berpendapat bahwa anak yang memiliki IQ tinggi pasti akan sukses dalam menjalani kehidupannya, terutama dalam kehidupan akademik. Anggapan
Lebih terperinciAdab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.
ADAB ISLAMI : ADAB SEBELUM MAKAN Manusia tidak mungkin hidup tanpa makan. Dengan makan manusia dapat menjaga kesinambungan hidupnya, memelihara kesehatan, dan menjaga kekuatannya. Baik manusia tersebut
Lebih terperinciDengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.
Imam Nasser Muhammad Al-Yamani 18-11 - 1430 AH 06-11 - 2009 AD 12:41 am Tuhanmu Tidak Pernah Zhalim Kepada Siapapun Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak adalah implementasi dari iman dan segala bentuk perilaku. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam Al-Quran surat Luqman
Lebih terperinciMODEL PENDIDIKAN ISLAM ANAK JALANAN. (Studi Kasus di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan. Pengemis Madiun-Ponorogo) SKRIPSI
MODEL PENDIDIKAN ISLAM ANAK JALANAN (Studi Kasus di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis Madiun-Ponorogo) SKRIPSI Diajukan kepada : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan dan sebuah proses belajar. Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah objek
Lebih terperinciModul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.
Modul ke: Kesalehan Sosial Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Secara bahasa makna kesalehan sosial adalah kebaikan atau keharmonisan dalam hidup bersama, berkelompok baik dalam
Lebih terperinciTafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284
Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 284 ل ل ه م ا ف ي الس م او ات و م ا ف ي ال ا ر ض و ا ن ت ب د وا م ا ف ي ا ن ف س ك م ا و ت خ ف وه ي ح اس ب ك م ب ه الل ه ف ي غ ف ر ل م ن ي ش اء و ي ع ذ ب م ن ي ش اء
Lebih terperinci