PERKEMBANGAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS) DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA. Bobby Wiryawan Saputra Harapan Bangsa Business School
|
|
- Widyawati Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERKEMBANGAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS) DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA Bobby Wiryawan Saputra Harapan Bangsa Business School Agus Hermawan Harapan Bangsa Business School ABSTRACT The development of financial reporting in Indonesia by the year 2012 was a crucial development because the application of IFRS convergence has been completed and implemented in large companies in Indonesia. This is the first step for companies in Indonesia to compete with firms in other countries in the global competition. Trade and global transaction as a triggers to IFRS is applied in Indonesia that Indonesia is able to deal not only a national but also international financial reporting treatment with perceptions of the same with countries in the world. Application of IFRS convergence strategy by Indonesia is to facilitate adjustment in a variety of industry sectors, and understand its application in each transaction and their company's financial reporting. Convergence has actually been done since 2008 is gradually adopting a specific standard by 2012 target has been completed and ready for use. One noticeable difference Indonesia with IRFS accounting standards in terms of recognition is a change from the original rule-based, based on detailed rules to be principle based, based on the principle that emphasizes professional judgment as an accountant. Thus the accountant must have not only hardskills but also softskills. Keywords: financial statement, accounting standards report, international financial reporting standard, convergence implementation I. PENDAHULUAN Laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan oleh para stakeholder perusahaan (Purba, 2010). Laporan keuangan harus mampu menyajikan informasi yang menggambarkan kondisi sebenarnya atau minimal mendekati kondisi sebenarnya. Laporan keuangan berisi uraian peristiwa yang telah terjadi dan dapat mempengaruhi posisi ekonomi suatu entitas. Laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan pelaporan keuangan yang bersifat diterima secara umum atau Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) agar dapat dimengerti oleh pihak eksternal perusahaan khususnya para investor. Suatu prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan belum tentu dapat diterima oleh negara lain. Seperti, PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) Indonesia hanya dipahami oleh negara itu sendiri. Arus globalisasi yang tinggi menghilangkan batas-batas geografis dalam melakukan kegiatan ekonomi, termasuk di dalamnya investasi dan perdagangan. Hal ini didukung dengan munculnya pasar modal berskala regional dan global seperti New York Stock Exchange, London Stock Exchange, Singaporean Stock Exchange dan lain-lain. Dengan adanya pasar modal berskala global ini, dituntut adanya sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang seragam dan diterima oleh banyak negara guna mendukung kegiatan ekonomi terutama investasi dan perdagangan lintas negara. Untuk membangun sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang seragam dibutuhkan standar akuntansi keuangan yang dapat diterima secara global. Karena globalisasi dalam dunia bisnis, GAAP bukan lagi Generally Accepted Accounting Principles tetapi Globally Accepted Accounting Principles. Pada akhir dekade 1960-an, perwakilan lembaga-lembaga akuntansi profesional dari Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat sepakat membentuk Accountants International Standard Group (AISG) untuk melakukan kajian kemungkinan harmonisasi standar akuntansi dan auditing di Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada. Pada tahun 1972, perwakilan-perwakilan AISG dan
2 tujuh organisasi profesional bertemu dalam kongres profesi akuntan dunia di Sidney, Australia, untuk membicarakan proposal pembentukan International Accounting Standard Comittee (IASC). Pada tahun 1973, sepuluh organisasi profesional yang berasal dari Belanda, Kanada, Australia, Meksiko, Jepang, Perancis, Selandia Baru, Jerman Inggris, dan Amerika Serikat melakukan negosiasi atas ide pembentukan International Accounting Standard Committee (IASC). Setelah itu lahirlah IASC dengan produknya International Accounting Standard (IAS). Pada tahun 2000, IASC merestrukturisasi kelembagaan dengan membentuk International Accounting Standard Committee Foundation (IASCF) yang membawahi International Accounting Standard Board (IASB) dan International Accounting Financial Reporting Interpretation Committee (IFRIC). Kemudian IASB mengeluarkan International Financial Reporting Standards (IFRS) sebagai standar akuntansi dan pelaporan keuangan baru yang diberlakukan disamping IAS yang sudah ada. Harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan telah dianggap sebagai suatu hal yang mendesak yang harus dilakukan setiap negara termasuk Indonesia sebagai salah satu negara berkembang. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi telah menetapkan untuk melakukan adopsi penuh atas IFRS. Manfaat mengadopsi IFRS sendiri antara lain: memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan SAK yang dikenal secara internasional, meningkatkan arus investasi global melalui transparansi, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global, dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan. Namun, dalam proses adopsi penuh IFRS yang akan dilakukan tidak tanpa masalah. Adopsi penuh terhadap IFRS akan sulit dilakukan karena masih banyak regulasi yang tidak mendukung, entitas-entitas bisnis yang masih belum memiliki kesiapan, selain itu, perhatian dan komitmen yang kuat dari para pelaku bisnis, pemerintah Indonesia, dan otoritas pasar modal masih sangat minim. Terbukti dengan dimundurkannya jadwal implementasi IFRS, awalnya tahun 2010 sekarang menjadi tahun Di Indonesia, IAI menetapkan proses adopsi IFRS dalam 3 tahap, yaitu tahap adopsi, persiapan, dan implementasi. Tabel 1: Tahapan Konvergensi IFRS No. Tahap Keterangan 1. Tahap adopsi ( ) Adopsi seluruh IFRS ke PSAK Persiapan infrastruktur yang diperlukan Evaluasi dan kelola dampak adopsi terhadap PSAK yang berlaku 2. Tahap persiapan (2011) Penyelesaian persiapan infrastruktur yang diperlukan Penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS 3. Tahap implementasi (2012) Penerapan PSAK berbasis IFRS secara bertahap Evaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehensif Sumber: Zamzami, 2011 Melalui roadmap yang telah ditetapkan oleh IAI, diharapkan agar para entitas, pemerintah Indonesia, dan setiap pelaku bisnis mampu mempersiapkannya dengan baik selain DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) pun melakukan tanggung jawabnya. Namun pada IFRS Conference di Tokyo lalu, Ketua IASB sebelum masa jabatannya habis, ia memaparkan ambisinya untuk menyelesaikan 10 program kerja pada tahun Hal ini menunjukan bahwa beberapa perubahan besar yang sedang terjadi di IASB, mau tak mau DSAK-IAI harus bekerja keras lagi untuk mengejar perubahan-perubahan baru. Selain itu, karena perubahan standar yang
3 tidak tentu kapan, DSAK-IAI menentukan bahwa konvergensi IFRS 2012 berarti mengadopsi IFRS per versi 1 Januari Ada tiga permasalahan utama yang dihadapi oleh Indonesia dalam melakukan adopsi IFRS, yaitu: kurang siapnya infrastruktur seperti DSAK sebagai financial accounting standard setter di Indonesia, kondisi peraturan perundang-undangan yang belum tentu sesuai dengan IFRS, dan kurang siapnya sumber daya manusia dan dunia pendidikan di Indonesia. Contohnya, minimnya staf-staf pengajar yang memiliki kompetensi dan keahlian IFRS di universitasuniversitas seluruh Indonesia. Selain tiga permasalahan utama diatas, ada masalah lain yang tidak bisa dikesampingkan, yaitu masalah penerjemahan bahasa IFRS menjadi PSAK. Sebagaimana diketahui, PSAK harus ditulis dalam bahasa Indonesia. Hal ini mengakibatkan lamanya proses ratifikasi IFRS menjadi PSAK. Berbeda dengan negara-negara tetangga seperti Singapura yang langsung mengadopsi langsung teks asli IFRS. Proses penerjemahan IFRS ke dalam bahasa Indonesia membutuhkan waktu yang relatif lama, bahkan dapat juga memberikan makna yang berbeda dengan sumber aslinya. Berdasarkan hal tersebut pembahasan yang dilakukan mengenai peranan IFRS terhadap SAK di Indonesia, strategi konvergensi dan implementasi IFRS di Indonesia menuju 2012 dengan pembatasan konvergensi di Indonesia hanya sampai IFRS per 1 Januari II. PERANAN IFRS TERHADAP SAK DI INDONESIA Berdasarkan data dari IASB sampai tahun 2008, negara di dunia yang telah menerapkan IFRS dengan berbagai tingkat keharusan yang berbeda-beda sebanyak 102 negara. Data tersebut menunjukan banyak negara telah memandang pentingnya IFRS dalam meningkatkan kualitas perekonomian negara mereka khususnya dalam dunia akuntansi. Indonesia sebagai salah satu anggota G20 (Kelompok 20 negara yang menghimpun hampir 90% GNP dunia, 80% total perdagangan dunia, dan dua per tiga penduduk dunia) dimana salah satu butir kesepakatan G20 adalah program konvergensi standar akuntansi internasional (IFRS) ke dalam standar akuntansi lokal setiap negara. Selain itu, dengan adanya perusahaan Indonesia yang terdaftar di bursa efek luar negeri (New York Stock Exchange), yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dengan mengadopsi IFRS akan membantu perusahaan tersebut dalam mengungkapkan laporan keuangan menggunakan standar internasional (sehingga tidak perlu melakukan rekonsiliasi ke IFRS). Penerapan IFRS ini sendiri secara internasional dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Compliance terhadap IFRS memberikan manfaat terhadap keterbandingan laporan keuangan dan peningkatan transparansi. Melalui compliance maka laporan keuangan perusahaan Indonesia akan dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan perusahaan dari negara lain, sehingga akan sangat jelas kinerja perusahaan mana yang lebih baik. Menurut Ketua Tim Implementasi IFRS-IAI, Dudi M Kurniawan (2011), jika Indonesia mengadopsi IFRS akan mendapatkan tujuh manfaat, yaitu: meningkatnya kualitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK), mengurangi biaya SAK, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan, meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan, meningkatkan transaparansi keuangan, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal, dan meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan. Jika dilihat dari pernyataan di atas, tentunya IFRS bila diadopsi oleh perusahaan Indonesia akan menguntungkan sekali. IFRS sendiri sebagai suatu standar akuntansi internasional berperan penting bagi
4 perusahaan. Peranannya bagi perusahaan mempengaruhi banyak hal. Salah satu aspek yang paling besar terkena dampaknya adalah basis penilaian, dimana ketika masih menggunakan INA- GAAP proses penilaian mengacu pada historical value sedangkan dalam penggunaan IFRS mengacu pada par value. Basis penilaian yang mendasarkan pada historical value telah kehilangan relevansinya dalam mengukur realita ekonomi, karena historical value hanya mengukur transaksi yang sudah selesai, tidak bisa mengakui perubahan nilai riil yang terjadi. III. STRATEGI KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA Strategi konvergensi IFRS dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara sekaligus (big bang) atau secara bertahap (gradual). Adopsi secara gradual lebih banyak digunakan oleh negara berkembang (salah satunya Indonesia) karena adopsi IFRS memerlukan infrastruktur pendukung seperti kesiapan penyusun laporan keuangan, auditor, pendidik, profesi pendukung, dan regulator. Karena persiapan yang dibutuhkan cukup lama, tentunya akan membutuhkan waktu yang lama. Seiring diberlakukannya beberapa PSAK yang telah direvisi secara bertahap oleh DSAK-IAI, diharapkan para entitas mampu mengikuti laju perkembangan PSAK. Bila Indonesia memilih menggunakan cara big bang, maka bisa dibayangkan akan semakin banyak pihak-pihak yang kesulitan untuk mengikuti perkembangan PSAK berbasis IFRS. Konvergensi IFRS di Indonesia yang menggunakan cara gradual otomatis lebih lambat daripada cara big bang. Menggunakan cara gradual pun masih ada saja hambatannya. Salah satu alasan yang cukup menghambat konvergensi IFRS adalah kurang cepatnya respon regulator perpajakan (Direktorat Jenderal Pajak) dalam menanggapi masa transisi ini. SAK saat ini sudah mengalami peningkatan yang sangat pesat, sementara itu peraturan perpajakan sangat tertinggal jauh dalam hal penggunaan dasar akuntansinya. Sebagai contoh, dalam kasus penerapan PSAK berbasis IFRS, akan ditemui perubahan laba yang cukup signifikan. Hal ini terjadi bukan secara nyata, hanya karena pengaruh kebijakan akuntansi baru. Perubahan laba ini akan berpengaruh terhadap besarnya pajak yang akan dibayarkan. Konvergensi IFRS sendiri harus diimbangi dengan perubahan peraturan perpajakan, akan tetapi sampai saat ini belum terlaksana dan dalam pelaksanaannya akan memakan waktu yang relatif lama. IV. IMPLEMENTASI PSAK BERBASIS IFRS DI INDONESIA Dari tahun 2006 hingga sekarang, sejumlah PSAK telah direvisi. Dalam proses revisi PSAK, DSAK menerbitkan Exposure Draft (ED) sebelum diberlakukannya PSAK revisi. ED berguna memberikan gambaran kepada publik sehingga bisa menampung saran-saran sebelum diberlakukannya PSAK secara resmi. Hingga 1 Januari 2011, PSAK revisi yang sudah berlaku total 23 PSAK. (lihat di tabel 1.) Sesuai agenda awal DSAK seharusnya semua entitas sudah menerapkan PSAK 50 dan PSAK 55 pada tanggal 1 Januari Namun karena industri keuangan menyatakan ketidaksiapannya yang menghasilkan tekanan besar, penerapan PSAK 50 dan PSAK 55 diundur menjadi tanggal 1 Januari Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia mewajibkan setiap bank menyajikan laporan keuangan mengacu pada PSAK 50 serta PSAK No. 55 mulai tahun PSAK 50 dan 55 merupakan standar akuntansi yang mengacu pada International Accounting Standard (IAS) 32 mengenai Financial Instruments: Presentation dan IAS 39 mengenai Financial Instruments: Recognition and Measurement. Namun dalam prakteknya, ada beberapa hambatan, salah satunya adalah masalah pengembangan infrastruktur khususnya sistem teknologi informasi dimana mayoritas masih mengacu pada nilai buku bukan nilai wajar sebagaimana PSAK 55. PSAK 50 dan 55 juga menimbulkan kontroversi. Kontroversi tersebut dikarenakan penganutan principle based yang hanya menekankan konsep dan prinsip saja, berbeda dengan konsep sebelumnya yang segala sesuatunya sudah diatur (rules based).
5 Bank Indonesia melalui Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/4/DPNP tahun 2009 tentang Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia mengharuskan bank menerapkan PAPI 2008 sebagai acuan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan, selain PSAK dan ketentuan lain yang berlaku. PAPI (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia) berisi petunjuk pelaksanaan dengan penjabaran lebih lanjut dari beberapa PSAK yang relevan bagi industri perbankan. PAPI juga mencakup penjabaran lebih lanjut dari PSAK 50 dan PSAK No. 55. Sementara itu, PSAK 14 tentang Persediaan mengalami perubahan dalam hal biaya perolehan dan rumus biaya. Dalam PSAK 14 (1994) selisih valuta asing yang terkait dengan pembelian persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan persediaan, berbeda dengan PSAK 14 (revisi 2008) yang tidak mengatur hal tersebut. Pada PSAK 14 (2008), dalam rumus biaya tidak diperkenankan lagi menggunakan LiFo (Last In First Out), yang diperkenankan hanya FiFO (First In First Out) dan rata-rata tertimbang. Berbeda dengan PSAK 14 (1994), rumus biaya LiFo masih diperkenankan digunakan serta metode lainnya. Dalam penggunaan rumus biaya LiFo, persediaan yang dijual adalah yang terakhir masuk dan akan mempengaruhi COGS (Cost Of Good Solds) menjadi lebih tinggi, tentu juga akan memperkecil net income yang akan diperoleh, sehingga pengenaan income tax akan lebih kecil dibandingkan dengan rumus biaya FiFo. Keuntungan rumus biaya LiFo ini sering digunakan perusahaan ketika menghadapi inflasi agar terhindar dari pengenaan income tax yang besar, dibandingkan dengan penggunaan FiFo yang COGS-nya rendah sehingga net income yang diterima akan besar yang secara otomatis pengenaan income tax pun akan besar. Tabel 2: Konvergensi IFRS No PSAK Ref Tanggal Efektif 1 PSAK 13 Properti Investasi IAS 40 1 Januari PSAK 16 Aset Tetap IAS 16 1 Januari PSAK 30 Sewa IAS 17 1 Januari PSAK 14 Persediaan IAS 2 1 Januari PSAK 26 Biaya Pinjaman IAS 23 1 Januari PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian IAS 32 1 Januari 2010 dan Pengungkapan 7 PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan IAS 39 1 Januari 2010 dan Pengukuran 8 PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan IAS 1 1 Januari PSAK 2 Laporan Arus Kas IAS 7 1 Januari PSAK 3 Laporan Keuangan Interim IAS 34 1 Januari PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian IAS 27 1 Januari 2011 dan Laporan Keuangan Tersendiri 12 PSAK 5 Segmen Operasi IAS 8 1 Januari PSAK 12 Bagian Partisipasi dalam Ventura IAS 31 1 Januari 2011 Bersama 14 PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak yang IAS 24 1 Januari 2011 berelasi 15 PSAK 15 Investasi Pada Entitas Asosiasi IAS 28 1 Januari PSAK 19 Aset Tak Berwujud IAS 38 1 Januari PSAK 22 Kombinasi Bisnis IFRS 3 1 Januari PSAK 23 Pendapatan IAS 18 1 Januari PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan IAS 8 1 Januari 2011
6 No PSAK Ref Tanggal Efektif 20 PSAK 48 Penurunan Nilai Aset IAS 36 1 Januari PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontijensi dan IAS 37 1 Januari 2011 Aset Kontijensi 22 PSAK 58 Aset Tak Lancar Yang Dimiliki IFRS 5 1 Januari 2011 Untuk Dijual dan Operasi Yang Dihentikan 23 PSAK 8 Peristiwa Setelah Tanggal Neraca IAS 10 1 Januari 2011 Sumber: Wahyuni, 2011 Kemudian, sebagai upaya DSAK memenuhi konvergensi IFRS 2012, pada tanggal 1 Januari 2012 mendatang, akan diberlakukan beberapa PSAK yang sudah direvisi, yang diantaranya terlihat pada tabel 2. Tabel 3: Konvergensi IFRS tahun 2012 No PSAK Ref 1 PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing IAS 21 2 PSAK 18 Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat IAS 26 Punakarya 3 PSAK 24 Imbalan Kerja IAS 19 4 PSAK 34 Akuntansi Kontrak Konstruksi IAS 11 5 PSAK 46 Akuntansi Pajak Penghasilan IAS 12 6 PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham IFRS 2 7 PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian IAS 32 8 PSAK 56 Laba per Saham IAS 33 9 PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan IFRS 7 10 PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan IAS 20 Pengungkapan Bantuan Pemerintah 11 PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi IAS 29 Hiperinflasi 12 PSAK 64 Explorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral IFRS 6 Sumber: Wahyuni, 2011 Sebagai contoh lain pada PSAK 16 tentang Aset Tetap, terjadi beberapa perubahan yang mencakup penggantian istilah dari Aktiva menjadi Aset dalam seluruh PSAK, pertukaran aset tetap, perubahan model pengukuran aset tetap setelah pengakuan awal, dll. Pada PSAK 16 (1994) dalam transaksi pertukaran aset tetap yang sejenis atau tidak sejenis dilakukan pencatatan yang berbeda, sementara itu, dalam PSAK 16 (revisi 2007) tidak membedakannya. Pada PSAK 16 (revisi 2007) dalam hal model pengukuran aset tetap setelah pengakuan awal, terjadi perubahan dimana entitas mempunyai 2 pilihan pencatatan pengukuran aset tetap setelah pengakuan awal, yaitu: model biaya dan revaluasi yang sebelumnya pada PSAK 16 (1994) model revaluasi tidak diperkenankan. V. PENUTUP Peranan IFRS terhadap SAK di Indonesia sangat penting. Hal itu terlihat dari pembahasan yang telah dilakukan untuk menunjang kemampuan Indonesia bersaing dan maju dalam persaingan global. Dengan adanya standar global tersebut memungkinkan keterbandingan dan pertukaran informasi secara universal. Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Adopsi standar internasional juga penting dalam rangka stabilitas perekonomian. Manfaat dari program konvergensi IFRS diharapkan akan mengurangi hambatan-
7 hambatan investasi, meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital. Sementara tujuan akhirnya laporan keuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanya akan memerlukan sedikit rekonsiliasi untuk menghasilkan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Dengan berbagai perbedaan yang mengakibatkan perubahan diharapkan membawa dampak positif bagi persaingan Indonesia secara global. Diharapkan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan yang terlibat dalam akuntansi untuk sadar dan berkembang untuk dapat menerapkan suatu standar yang berskala internasional sebagai salah satu langkah maju bersaing dengan negara-negara berkembang lainnya. Dalam penerapannya seorang akuntan sekarang dituntut memiliki professional judgement yang baik. Dengan demikian, para akuntan dapat memberikan kualitas hasil laporan keuangan yang baik dan sesuai dengan IFRS yang telah diterapkan dalam SAK yang berlaku di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA BePRO Seminar International Financial Reporting Standard (IFRS) update [brosur]: Jakarta. Dampak Konvergensi IFRS terhadap perpajakan, diakses tanggal 5 Juli Exposure Draft PSAK 14: Persediaan. Exposure Draft PSAK 16: Aset Tetap. Exposure Draft PSAK 50: Instrumen Keuangan-Penyajian. Exposure Draft PSAK 55: Instrumen Keuangan-Pengakuan dan Pengukuran. G20 Ekonomi Utama, diakses tanggal 30 Juni _ekonomi_utama. (diakses tanggal 30 Juni 2011). (diakses tanggal 15 Juni 2011). (diakses tanggal 9 Juli 2011). Kendala Adopsi Penuh IFRS di Indonesia, diakses 5 Juli Konvergensi IFRS, diakses tanggal 9 Juli Konvergensi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Indonesia ke InternationalFinancial Reporting Standards (IFRS), diakses tanggal 3 Juli Konvergensi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Indonesia ke InternationalFinancial Reporting Standards (IFRS), diakses tanggal 30 Juni Majalah Akuntan Indonesia. diakses tanggal 4 Juli Penggunaan LIFO dalam pelaporan pajak, bolehkah?, diakses tanggal 9 Juli Persepsi Perbankan terhadap PSAK 50 dan PSAK 55. diakses tanggal 8 Juli Perubahan Akuntansi di tahun 2011, diakses tanggal 5 Juli
8 Purba, Marisi International Financial Reporting Standards: Konvergensi & Kendala Aplikasinya di Indonesia. Graha Ilmu: Yogyakarta. Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/ 4 /DPNP tahun diakses tanggal 9 Juli Tri Wahyuni, Ersa Konvergensi IFRS di Indonesia: Sejarah, Capaian, dan Persepsi Masyarakat, Proceeding Seminar, dipresentasikan dalam seminar sehari Konvergensi IFRS di Indonesia. Weygandt, Kimmel, and Kieso Financial Accounting IFRS Edition. Wiley Zamzami, Faiz Perkembangan Konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS) di Indonesia, halaman 3.
BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang berskala besar maupun yang berskala kecil, untuk mengetahui perkembangan dan kelangsungan usaha
Lebih terperinciPERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption) standar akuntansi
Lebih terperinci1 Universitas Bhayangkara Jaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang cepat dalam pasar modal global memberi arti bahwa dimensi internasional dari akuntansi menjadi semakin penting dari masa sebelumnya bagi kalangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perdagangan bebas merupakan suatu bukti nyata bahwa perekonomian saat ini telah menuju pada sebuah perekonomian global, dimana setiap kegiatan ekonomi dapat
Lebih terperinciANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS
ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS KELOMPOK GOODWILL: Dwi Rahayu 090462201 098 Dedi Alhamdanis 100462201 362 Larasati Sunarto 100462201 107 FAKULTAS EKONOMI UMRAH 2012 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciTEORI AKUNTANSI MAKALAH ADOPSI PENUH IFRS
TEORI AKUNTANSI MAKALAH ADOPSI PENUH IFRS Dosen : Anis Chariri, SE, MCom, Ph.D. Akt. Disusun oleh: Astri Laksitafresti Destaria Ferdiani Ranny Tanjungsari Yuliana C2C008022 C2C008035 C2C008116 C2C008153
Lebih terperinci3. Standar Akuntansi Syariah Standar Akuntansi Syariah akan diluncurkan dalam tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab.
PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan perusahaan mencatat informasi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan digunakan untuk berbagai pihak seperti investor, karyawan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbedaan kondisi ekonomi, hukum, sosial, dan politik di berbagai negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbedaan kondisi ekonomi, hukum, sosial, dan politik di berbagai negara, seringkali menyebabkan standar akuntansi yang digunakan oleh suatu negara berbeda dengan
Lebih terperinciTinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998)
Jurnal Ilmiah ESAI Volume 6, Nomor 2, April 2012 ISSN No. 1978-6034 Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998) A Review of PSAK No.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA IFRS (International Financial Reporting Standards) oleh International Accounting Standard Board (IASB).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 IFRS (International Financial Reporting Standards) IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dibuatnya laporan keuangan adalah untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar pengguna laporan keuangan. Masing-masing pengguna memiliki beragam kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sebuah jembatan yang dapat menghubungkan keperluan bisnis. Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengaruh globalisasi saat ini telah menghilangkan batasan-batasan geografis dalam kegiatan perekonomian dan menuntut adanya suatu sistem akuntansi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasional rutin perusahaan, terutama aset tetap (fixed asset). Aset tetap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi memiliki sarana yang akan dicapai, baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu memperoleh laba dan menaikkan nilai perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi yang semakin deras telah menghilangkan batas-batas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus globalisasi yang semakin deras telah menghilangkan batas-batas geografis dalam melakukan investasi dan perdagangan dan mengarah kepada pembentukan satu sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan atau standar akuntansi.ifrs (Internasional Financial Reporting Standard) merupakansuatu
Lebih terperinciPERPAJAKAN II. Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan
PERPAJAKAN II Modul ke: Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013
Lebih terperinciC H A P T E R 1 FINANCIAL REPORTING AND ACCOUNTING STANDARDS (PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI)
Dosen : Christian Ramos Kurniawan C H A P T E R 1 FINANCIAL REPORTING AND ACCOUNTING STANDARDS (PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI) 1-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat perkembangan perekonomian dunia yang semakin berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat perkembangan perekonomian dunia yang semakin berkembang dalam kurun waktu 2 dekade ini telah menghilangkan gap atau batasan yang terjadi dari setiap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) adalah kumpulan standar, pernyataan, opini, interpretasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai dengan adanya kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, hal tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan bahasa universal untuk bisnis karena akuntansi digunakan hampir di seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia sehingga akuntansi menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, serta
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini perkembangan pengetahuan di bidang teknologi informasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, serta munculnya pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan informasi keuangan dapat dilakukan melalui laporan keuangan yang sangat bermanfaat bagi pemangku kepentingan yang terdiri dari pihak ekstern dan
Lebih terperinciDISCUSSION PAPER REVIU KOMPREHENSIF ATAS SAK ETAP
DISCUSSION PAPER REVIU KOMPREHENSIF ATAS SAK ETAP Tanggapan tertulis atas discussion paper paling lambat diterima pada tanggal 1 Februari 2018. Tanggapan dikirimkan ke: Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam melakukan persaingan internasional, terutama perusahaan-perusahaan yang melakukan transaksi bisnis
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi
BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi IFRS dan membandingkan laporan keuangan PT Telkom Indonesia yang telah mengadopsi
Lebih terperinciNAMA : MELISA MARIA NPM : JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE., MMSI
ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR PELAPORAN PSAK DAN STANDAR PELAPORAN IFRS PADA PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK. NAMA : MELISA MARIA NPM : 24212545 JURUSAN : AKUNTANSI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sebuah media yang dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi antara pihak manajemen dengan para pihak berkepentingan (Margaretta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak seragam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya globalisasi mengakibatkan semakin berkembangnya transaksi bisnis lintas negara dan arus modal investasi. Perusahaan harus mampu bersaing dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Singapura pada tahun Konsekuensi atas kesepakatan MEA tersebut berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang telah dilakukan secara bertahap mulai KTT ASEAN di Singapura pada tahun 1992.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi menjadikan perekonomian dunia seakan tanpa batas (borderless). Negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang terintegrasi
Lebih terperinciINTERPRETASI ATAS RUANG LINGKUP PSAK 13: PROPERTI INVESTASI
ED ISAK INTERPRETASI ATAS RUANG LINGKUP PSAK 13: PROPERTI INVESTASI Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta 100
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri serta arus globalisasi yang semakin pesat menuntut perusahaan untuk mampu bergerak sejalan dengan perkembangan tersebut. Selain itu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan informasi yang relevan bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. International Accounting Standards Board (IASB) dan International Accounting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Accounting Standards Board (IASB) dan International Accounting Standards Committee (IASC) dibentuk untuk menyusun standar pelaporan keuangan internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat bagi investor untuk mengetahui kondisi perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu laporan keuangan juga memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Munculnya globalisasi pada awal abad 20 menyebabkan banyaknya pluralisme dan pergerakan dari produk, manusia dan ide dalam waktu bersamaan. Perekonomian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan rangkuman kinerja perusahaan untuk melaporkan setiap aktivitas yang dilakukan, mulai dari aktivitas operasional, investasi, dan pembiayaan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media penghubung antara manajemen perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari laporan keuangan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak diluar perusahaan. Segala informasi yang menyangkut keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap entitas bisnis harus melaporkan aktivitas yang dilakukan perusahaan selama periode tertentu. Laporan tersebut merupakan sebuah laporan pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (DSAK IAI) melakukan adopsi International Financial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini menguji relevansi nilai pajak tangguhan sebagai dampak perubahan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) di Indonesia. Perubahan PSAK ini terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dunia internasional, terdapat dua standar akuntansi keuangan yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia internasional, terdapat dua standar akuntansi keuangan yang telah dikenal, yaitu US GAAP (produk dari FASB) dan IFRS/ IAS (produk dari IASB). Para praktisi
Lebih terperinciAKUNTANSI INTERNASIONAL
AKUNTANSI INTERNASIONAL A. Definisi Akuntansi Internasional 1. Accounting for foreign subsidiary, akuntansi internasional hanya menyangkut proses penyusunan laporan konsolidasi dari perusahaan induk dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang IFRS (International Financial Reporting Standards) menjawab tantangan bagaimana pelaporan keuangan harus dilakukan. Arus besar dunia sekarang ini sedang menuju ke dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
11 BAB II TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Berdasarkan hasil penelitian dari Yaumil Utami (2013) yang berjudul
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian dari Yaumil Utami (2013) yang berjudul Analisis Penilaian Aset Tetap Berdasarkan US GAAP Dan Penilaian Aset Tetap Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perusahaan yang pesat dan semakin beragamnya perusahaan multinasional di berbagai negara merupakan tanda dari adanya globalisasi. Pada era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Instrumen keuangan merupakan kontrak yang mengakibatkan timbulnya aset keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas bagi entitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. baik organisasi profit maupun non profit untuk menghasilkan informasi yang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan mengenai transaksi (kejadian ekonomi dan keuangan) suatu organisasi,
Lebih terperinciALASAN PERLUNYA KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA
ALASAN PERLUNYA KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA A. PENDAHULUAN Globalisasi mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan global di berbagai negara, dimana terciptanya bentuk hubungan yang tidak terbatas antar
Lebih terperinciPEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)
PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) Pelatihan APHI 18 MEI 2011 Dwi Martani & Taufik Hidayat Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEUI Tim Penyusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Arus globalisasi yang semakin deras telah menghilangkan batas-batas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arus globalisasi yang semakin deras telah menghilangkan batas-batas geografis dalam melakukan investasi dan perdagangan dan mengarah kepada pembentukan satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multinasional yang membutuhkan Standar Akuntansi Internasional. Dunia bisnis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, banyak bermunculan perusahaan multinasional yang membutuhkan Standar Akuntansi Internasional. Dunia bisnis saat ini dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) merupakan standar yang digunakan perusahaan di Indonesia untuk menyusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Hanafi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan perlu membuat laporan keuangan untuk mengetahui kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan kata lain, laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu negara yang terlibat dalam forum G-20 (Group of
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu negara yang terlibat dalam forum G-20 (Group of Twenty) yang dilaksanakan di Washington DC pada 15 November 2008, salah satu kesepakatan yang
Lebih terperinciTiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan
BAB 1 Apa itu AKUNTANSI? Akuntansi adalah seni yg menurut kepercayaan luas pertama kali ditemukan oleh Fra Luca Bartolomeo de Pacioli, seorang ahli matematika Italia dan friar Franciscan di abad ke 16
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor. Laporan keuangan merupakan cermin dari kondisi suatu perusahaan, sehingga investor dapat memutuskan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. telaah pustaka untuk mencari bahan acuan atau pijakan yang mempunyai kaitan dengan
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penelitian Terdahulu Dalam rangka membuat penelitian yang lebih terarah, maka penulis melakukan telaah pustaka untuk mencari bahan acuan atau pijakan yang mempunyai kaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di setiap negara, penyusunan laporan keuangan memiliki standar dan tahapan yang berbeda-beda. Standar dan tahapan tersebut ditentukan oleh kalangan profesi yang bergabung
Lebih terperinciPerbedaan IFRS, U.S. GAAP, dan PSAK: Investement Property
Perbedaan IFRS, U.S. GAAP, dan PSAK: Investement Property Nunik L.D. Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi-Univ. Kristen Maranatha (Jl. Prof. Drg. Surya Sumantri No. 65 Bandung) Abstract International
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. I.1 Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan
Lebih terperinciPERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP
PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP Materi ini dipersiapkan oleh Divisi Teknis IAI sebagai bagian yang takterpisahkan dari Discussion Paper Reviu 1 Ruang lingkup Small and medium entities (SMEs),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. IFRS (International Financial Reporting Standards) telah menjadi pedoman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IFRS (International Financial Reporting Standards) telah menjadi pedoman penyajian laporan keuangan internasional yang digunakan di beberapa negara. IFRS dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan investasi. Informasi yang diperlukan tersebut diantaranya disajikan dalam laporan keuangan
Lebih terperinciKONVERGENSI IFRS DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERPAJAKAN: Hasil Penelitian Komprehensif dan Terlengkap atas Seluruh PSAK pasca Konvergensi IFRS
FA_Konvergenc IFRS Cover.ai 1 10/10/2012 12:28:11 PM KONVERGENSI IFRS DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERPAJAKAN: Hasil Penelitian Komprehensif dan Terlengkap atas Seluruh PSAK pasca Konvergensi IFRS Penulis:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dunia. Selama tahun tersebut siklus laporan keuangan untuk International Financial
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tahun 2005 merupakan permulaan pasar di era globalisasi dan genap 30 tahun untuk membuat aturan atas pelaporan keuangan untuk perusahaan kapital diseluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi (DSAK, Kerangka Dasar Penyajian dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Laporan keuangan disajikan dengan tujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan yang terjadi di lingkungan pasar modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan dan perkembangan yang terjadi di lingkungan pasar modal Indonesia dan internasional menuntut adanya peningkatan terhadap tata kelola usaha, akuntabilitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan output dari proses akuntansi yang menjadi sarana komunikasi atas hasil pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan digunakan untuk menilai kinerja sebuah perusahaan. Laporan keuangan merupakan output dari proses akuntansi yang menjadi sarana komunikasi atas hasil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konvergensi PSAK dengan IFRS/IAS merupakan salah satu komitmen dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International Federation of Accountants
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Biaya modal ekuitas merupakan salah satu komponen biaya yang penting bagi perusahaan yang dapat berdampak pada keputusan investasi. Karena biaya modal ekuitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. properti di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan sekitar 20% di
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan properti cukup berkembang pesat di beberapa negara. Pasar properti di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan sekitar 20% di tahun
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT PELATIHAN IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) 14: PERSEDIAAN DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN BAGI GURU-GURU AKUNTANSI KEUANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modalnya pada perusahaan mereka. Akuntansi mengalami perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, pasar modal di dunia sudah sangat luas. Berbagai perusahaan dari negara berlomba-lomba menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut uraian beberapa penelitian terdahulu :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut uraian beberapa penelitian terdahulu : 1. Nurhikmah
Lebih terperinciIkatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved
Ikatan Akuntan Indonesia Tiga Pilar Akuntansi Keuangan: Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK ETAP SAK Syariah SAK ETAP digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP). ETAP adalah entitas yang
Lebih terperinciDalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?
Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Oleh: Tarkosunaryo Paper ini bermaksud untuk menyajikan analisis penggunaan mata uang yang seharusnya digunakan oleh perusahaan dalam menyusun
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dipatuhi. Setiap negara memiliki standar akuntansi yang berbeda-beda dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam menyusun laporan keuangan dikenal adanya standar yang harus dipatuhi. Setiap negara memiliki standar akuntansi yang berbeda-beda dalam perlakuan, metode,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat bawah. Sarana lembaga keuangan non bank yang mampu memenuhi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu adanya lembaga keuangan bank dan non bank yang langsung menyentuh lapisan masyarakat bawah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan dilaksanakannya program konvergensi
Lebih terperinciPT Multi Prima Sejahtera Tbk dan Anak Perusahaan Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) (Dalam Rupiah) 34. Standar akuntansi baru Terdapat beberapa standar akuntansi yang sudah diterbitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipilih pada suatu industri untuk investor domestik maupun investor internasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan sektor industri secara global saat ini sangat menuntut untuk adanya pengaturan secara standar dalam sebuah laporan. Berbagai sektor industri menjadikan
Lebih terperinciAkuntansi Keuangan Kontemporer Lobbying of the international accounting standards committee
Modul ke: Fakultas Pasca Sarjana Akuntansi Keuangan Kontemporer Lobbying of the international accounting standards committee Dr.Harnovinsah M.Si,Ak,CA Program Studi Magister Akuntansi www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu laporan keuangan yang memiliki kredibilitas tinggi. International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan pedoman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki suatu tantangan untuk terus meningkatkan kualitas informasi akuntansi disetiap perusahaan yaitu dengan melakukan penyajian dan pengungkapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan
Lebih terperinciBAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuju International Financial Reporting Standards (IFRS) telah menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tahapan konvergensi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) menuju International Financial Reporting Standards (IFRS) telah menjadi pusat perhatian para
Lebih terperinciPERBANDINGAN PSAK, SAK ETAP, DAN SAK EMKM
PERBANDINGAN PSAK, SAK ETAP, DAN SAK EMKM OLEH Kelompok 12: Muttaqin Abdillah Linda Nur Yuniant Widyarini Pangest Fyana Putri Permata C1C014017 C1C014042 C1C014062 C1C014096 JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aturan, standar, dan prinsip yang mengatur penyajian laporan keuangan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor dan para stakeholder lainnya dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. Banyak aturan, standar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Proses konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di Indonesia dimulai dari tahun 2008. Konvergensi IFRS ke dalam standar akuntansi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.
Lebih terperinciKONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi
ED AMANDEMEN PSAK 62 KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi Diterbitkan oleh: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (International Federation of Accountant) harus tunduk kepada SMO (Statment
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini standar akuntansi di Indonesia telah mengalami perubahan. Indonesia yang merupakan anggota G20 forum serta bagian dari IFAC (International Federation
Lebih terperinciPSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010
Akuntansi Keuangan serta Workshop PSAK Terbaru" 1 PSAK TERBARU Dr. Dwi Martani Tiga Pilar Standar Akuntansi 2 Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK-ETAP Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Standar akuntansi
Lebih terperinciDAFTAR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 PSAK / ISAK / PPSAK UMUM
DAFTAR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 No 1 PSAK 1 (2009) PSAK / ISAK / PPSAK UMUM Penyajian Laporan Keuangan 2 PSAK 2 (2009) Laporan Arus Kas 3 PSAK 3 (2010) Laporan
Lebih terperinci