KEARIFAN LOKAL RUMAH VERNAKULAR DI JAWA BARAT BAGIAN SELATAN DALAM MERESPON GEMPA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEARIFAN LOKAL RUMAH VERNAKULAR DI JAWA BARAT BAGIAN SELATAN DALAM MERESPON GEMPA"

Transkripsi

1 KEARIFAN LOKAL RUMAH VERNAKULAR DI JAWA BARAT BAGIAN SELATAN DALAM MERESPON GEMPA Sugeng Triyadi 1 dan Andi Harapan 2 ABSTRACT Indigeneous knowledge is a knowledge in comunities which has been developed by trial & error to cope with natural events and changes, such as earthquake, flood, etc. Indigenous knowledge is very much linked to life-style and livelihood of people, especially in the rural areas, such as their housing. This paper will discuss indigenous knowledge of vernacular housing in Southern West Java. The purpose is to explore indigenous knowledge of vernacular housing in Southern West Java which cope earthquake disaster. For this purpose, we have conducted field observation and interview with local-society in Southern West Java. Keywords: local indigenous, vernacular housing, earthquake ABSTRAK Kearifan lokal atau indigenous knowledge merupakan pengetahuan yang dikembangkan didalam suatu masyarakat, yang didapatkan melalui proses trial & error terhadap lingkungan fisiknya, seperti terhadap gempa, banjir, dan lain-lain. Pengetahuan tersebut banyak tersimpan didalam suatu masyarakat lokal yang diterapkan terhadap lingkungan binaannya, seperti bangunan (rumah tinggal). Makalah ini akan membahas kearifan lokal rumah vernakular di Jawa Barat bagian Selatan didalam merespon gempa. Tujuannya adalah untuk mengetahui berbagai pengetahuan lokal di Jawa Barat Bagian Selatan yang terapkan terhadap bangunannya, sehingga bangunan tersebut mampu bertahan terhadap gempa yang pernah terjadi di Jawa Barat Bagian Selatan. Metode yang digunakan adalah observasi lapangan dan wawancara dengan masyarakat di wilayah tersebut. Kata kunci:kearifan lokal, rumah vernakular, gempa 1 KK-Teknologi Bangunan, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10, Bandung ( sugeng_triyadi@yahoo.com) 2 KK-Teknologi Bangunan, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10, Bandung ( andiharapan@yahoo.com) Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 2, Mei

2 1. PENDAHULUAN Bangunan vernakular merupakan bangunan yang unik yang berbeda dengan bangunan lainnya. Keunikan ini menurut Guiterrez (2004) disebabkan karena vernacular housings are nonengineered construction dan diturunkan dari ancient tradition sehingga mampu bertahan terhadap lingkungan fisiknya serta diterima oleh masyarakatnya. Tahan terhadap lingkungan fisik, seperti tahan terhadap gempa, menyesuaikan dengan iklim, dan lain-lain membuat bangunan vernakular eksis sampai sekarang. Menurut Rapoport (1969), bangunan vernakular mempunyai karakteristik: 1) tidak didukung oleh teori atau prinsip bangunan, 2) menyesuaikan dengan iklim dan lingkungannya, 3) peduli dengan masyarakatnya (dibangun secara bersama-sama) dan menyesuaikan dengan kemampuan masyarakatnya (ekonomi dan teknologi), 4) mempunyai ornamen-ornamen tertentu yang menggambarkan tradisi atau simbol penanda dari masyarakatnya, 5) terbuka terhadap alam (material didapatkan dari alam) dan menerima perubahan (trial & error). Bangunan vernakular merupakan bangunan yang teruji dari waktu ke waktu, merupakan turunan dari nenek moyang, yang sudah disesuaikan dengan berbagai kejadian alam sehingga bangunan tersebut mampu bertahan (Rapoport, 1989; Oliver, 1997). Untuk daerah gempa, bangunan vernakular juga telah melakukan penyesuaian atau respon terhadap bahaya tersebut. Hal ini dibuktikan dengan masih berdirinya bangunanbangunan tersebut walaupun gempa sering terjadi (dengan berbagai variasi 124 besaran magnitudnya). Di daerah Jawa Barat bagian Selatan yang termasuk daerah rawan gempa, mempunyai bangunan vernakuler yang telah merespon resiko terhadap bencana gempa. Hal ini terbukti ketika terjadi beberapa gempa di wilayah tersebut, bangunan tersebut mampu bertahan sedangkan bangunan modern (nonvernacular) banyak yang rusak dan runtuh. 2. SEKILAS TENTANG GEMPA DI JAWA BARAT Indonesia termasuk di dalam negara yang rawan terhadap gempa disebabkan oleh posisinya yang merupakan tempat bertemunya tiga lempengan bumi, yaitu Lempengan Indonesia-Australia, Lempengan Eurasia dan Lempengan Pasifik (Surahman, 2002). Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berada didalam zona rawan gempa, karena posisinya yang berdekatan dengan lempeng Australia (gambar 1) dan mempunyai tingkat populasi yang tinggi (memberikan beban terhadap tanah) khususnya untuk Jawa Barat bagian Selatan. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan Jawa Barat sering mengalami beberapa kejadian gempa, yang berdampak terhadap keselamatan masyarakatnya, sehingga hal ini mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat tersebut. Pola pikir dan perilaku tersebut memunculkan kearifan lokal (indigeneous knowledge) terhadap sistem keselamatan yang diciptakan terhadap bentuk dan teknologi membangun rumah, yang dilakukan secara trial & error sehingga terbentuk rumah vernakular yang sekarang banyak digunakan di Jawa Barat. Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.2, Mei 2008

3 Gambar 1. Jawa Barat berdekatan dengan lempeng Australia 3. BANGUNAN VERNAKULAR DI JAWA BARAT BAGIAN SELATAN Bangunan vernakular merupakan bangunan nonengineered tetapi dibangun melalui suatu tradisi yang turun temurun dan sudah mengalami berbagai perubahan (trial & error) baik bentuk maupun konstruksi bangunan, sehingga membuat bangunan tersebut bertahan terhadap lingkungan fisiknya dan dapat diterima oleh masyarakatnya (Gutierrez, 2004; Oliver, 1997; Rapoport, 1969). Bangunan vernakular di Jawa Barat bagian Selatan (gambar 2), merupakan salah satu contoh yang sudah teruji dari gempa yang melanda daerah tersebut. Bangunan tersebut mampu bertahan, sedangkan bangunan lainnya (non vernakular) banyak yang roboh. Hal ini merupakan bukti bahwa adanya suatu sistem indigenous knowledge masyarakat Jawa Barat yang diterapkan terhadap bangunan tersebut. Indigenous knowledge seperti ini merupakan kekayaan pengetahuan bangsa Indonesia yang perlu diketahui dan dicari melalui kajian lapangan serta wawancara dengan masyarakat, sehingga terkumpul datadata indigenous knowledge yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara umum, khususnya untuk masyakat di daerah tersebut. Secara garis besar rumah vernakular di Jawa Barat bagian Selatan mempunyai ciri-ciri, yaitu: Bangunan Panggung Rumah vernakular di Jawa Barat adalah bangunan panggung, yang lantainya diangkat dari muka tanah setinggi ± 60 cm. Struktur utama bangunan memakai kayu, dinding dari anyaman bambu dan atap memakai penutup ijuk dan rumbia (imperata cylindrica), serta ada sebagian dari bambu (Kampung Pulo dan Kampung Cikondang). Bangunan-bangunan tersebut menggunakan pondasi dari batu dimana tiang diletakkan diatasnya (gambar 3). Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 2, Mei

4 Rumah vernakular di Kampung Naga Kabupaten Tasik Malaya Rumah vernakular di Kampung Dukuh Kabupaten Garut Rumah vernakular di Kampung Pulo Kabupaten Garut Rumah vernakular di Kampung Dukuh Kabupaten Garut Gambar 2. Berbagai tipologi rumah vernakular di Jawa Barat bagian Selatan Sistem panggung pada bangunan vernakular di Kampung Pulo Sistem panggung pada bangunan vernakular di Kampung Naga Sistem panggung pada bangunan vernakular di Kampung Dukuh 126 Gambar 3. Sistem panggung pada bangunan vernakular Jawa Barat Struktur ringan, elastis, dan daktil Struktur yang digunakan ringan, elastis, dan daktil yang ditunjukkan dengan penggunaan material dari kayu dan bambu. Serta material untuk penutup atap dari ijuk, rumbia, dan bambu. Kayu digunakan untuk tiang, kuda-kuda atap, rangka dinding, dan balok lantai. Bambu digunakan untuk reng, kaso-kaso pada atap, rangka langit-langit, dinding (dalam bentuk anyaman bambu), balok anak pada rangka lantai, penutup atap, serta anyaman bambu pada lantai dan langit-langit (gambar 4). Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.2, Mei 2008

5 Gambar 4. Bambu dan kayu sebagai material bangunan Box Frame Bentuk rangka bangunan adalah box, yang saling terkait antara satu bagian dengan bagian lainnya (saling mendukung). Hal ini merupakan suatu indigenous knowledge yang khas pada bangunan vernakular ini. Bentuk ini membuat bangunan tersebut kaku karena sistem rangka yang menyeluruh. Kekakuan bentuk frame tidak hanya ditentukan oleh kolom-kolom, balok ring dan balok lantai, tetapi juga oleh rangka dinding dan rangka langit-langit yang menjadi satu bagian dengan box frame. Antar kolom selain diikat oleh balok ring dan balok lantai juga diikat oleh balok rangka dinding serta rangka langit-langit (gambar 5 dan gambar 6). Bentuk Atap Bentuk atap pada bangunan ini adalah atap pelana (suhunan jolopong) dan julang ngapak, penutupnya adalah ijuk atau rumbia yang bisa didapatkan dari lingkungan sekitarnya. Selain itu ada juga bangunan yang menggunakan atap sebagian dari bambu (bambu belah) dan ijuk (Kampung Pulo). Sistem Sambungan Konstruksi Bangunan Sistem sambungan yang digunakan adalah sistem pasak (paseuk), pada beberapa sistem struktur atap digunakan sistem ikat dengan bambu atau dengan ijuk (gambar 7). 4. SISTEM MEMBANGUN Bangunan vernakular di Jawa Barat bagian Selatan merupakan bangunan yang dibangun secara gotong-royong oleh masyarakatnya. Material yang digunakan adalah material yang didapatkan dari hutan yang berada disekitar kampung, misalnya bambu yang digunakan untuk reng, kaso, dan bahkan beberapa gording. Dinding bangunan juga menggunakan anyaman bambu yang dibuat sendiri oleh pemilik rumah dan dibantu oleh beberapa tetangganya. Bahan penutup atap Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 2, Mei

6 Gambar 5: Sistem rangka dan detail Gambar 6. Sistem rangka dan detailnya Gambar 7. Bambu yang digunakan sebagai kaso, reng, dan penutup atap diikat dengan menggunakan bambu yang ditipiskan dan rotan 128 Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.2, Mei 2008

7 menggunakan ijuk, rumbia dan bambu yang didapatkan dari hutan yang juga dibuat oleh masyarakat tersebut. Sifat kekerabatan yang sangat baik dari masyarakat tersebut disebabkan karena masyarakat tersebut merupakan masyarakat yang masih satu keturunan, yang mempunyai garis kekerabatan yang sangat kuat. Sedangkan pengetahuan untuk membangun didapatkan secara turun temurun dan bahkan masyarakat tersebut tidak mengerti maksud dari sistem sambungan dan manfaat dari material yang digunakan. Mereka melakukan hal tersebut dikarenakan sudah merupakan tradisi (melalui trial & error dan diturunkan secara turun temurun) dan dengan menggunakan material tersebut maka bangunan akan kuat. 5. KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA Pada saat kejadian gempa, beberapa bangunan vernakular mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut disebabkan karena adanya modifikasi terhadap bangunan vernakular, modifikasi yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Bahan penutup atap, yang seharusnya menggunakan ijuk, rumbia dan bambu diganti dengan menggunakan genteng, 2) pondasi, yang seharusnya menggunakan pondasi umpak dengan sistem panggung, tetapi banyak yang meratakan ke tanah dan bahkan mengunakan pondasi batu kali lajur yang tertanam di tanah, 3) sistem rangka bangunan, banyak yang tidak mengikuti sistem rangka yang khas dari bangunan vernakular yaitu sistem rangka yang kaku (box frame) yang saling mendukung antara satu bagian dengan bagian lainnya, 4) sambungan Gambar 8. pondasi yang bergeser konstruksi, seharusnya sambungan yang digunakan adalah sambungan pasak yang tidak menggunakan paku, tetapi kenyataannya bangunan-bangunan tersebut banyak yang dipaku akibatnya sambungan tidak fleksibel ketika terjadi gempa, 5) dinding, yang seharusnya menggunakan material anyaman bambu tetapi diganti dengan beton atau bata, sehingga ketika terjadi gempa, dinding banyak yang retak dan roboh. Beberapa kerusakan yang diamati adalah: Kerusakan pada pertemuan kolom dan pondasi Hal ini disebabkan karena goyangan yang disebabkan oleh gempa cukup kuat sehingga kolom Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 2, Mei dan pondasi bergeser (gambar 8). Kerusakan pada bagian penutup atap (runtuh) Beberapa bangunan vernakular yang tidak menggunakan bahan ijuk, tetapi menggunakan bahan penutup atap genteng banyak yang mengalami kerusakan (runtuh). Ikatan penutup bahan atap genteng ini yang menyebakan atap tersebut runtuh karena selain terlalu berat, juga tidak mempunyai sambungan atau ikatan yang kaku terhadap sistem struktur atap (gambar 9). Kerusakan pada bagian kolom (patah)

8 Gambar 9: Bangunan yang tidak mengikuti kaidah vernakular 130 Gambar 10: Kolom yang patah karena diikat (baja) dengan pondasi Beberapa bangunan vernakular yang kolomnya roboh disebabkan oleh karena tidak mengikuti sistem bangunan vernakular yang ada. Pada umumnya antara kolom dengan rangka dinding menyatu yang diikat oleh sistem sambungan yang menyebabkan solid. Tetapi pada bangunan yang tidak mengikuti kaidah ini maka kolomnya patah (gambar 10). Ikatan kolom dan pondasi dirubah dengan menggunakan pondasi batu kali dan hubungannya dibuat dengan menggunakan tulangan baja, akibatnya ketika terjadi gempa, struktur ini seharusnya fleksibel tetapi karena sambungan yang kaku maka kolom bergeser yang berakibat terhadap runtuhnya bangunan. Sedangkan pada bangunan vernakular, pada saat terjadi gempa kolom hanya bergeser. Dinding Banyak bangunan-bangunan masyarakat yang merubah material dinding dengan tembok, yang seharusnya adalah anyaman bambu. Hal ini akan memberikan beban terhadap sistem struktur bangunan tersebut dan ikatan dengan kolom, balok, lantai tidak sesolid bila memakai bambu, akibatnya ketika terjadi gempa dinding retak dan roboh. 6. RESPON BANGUNAN TERHA- DAP GEMPA 6.1. Structural frame configuration (box frame) Bangunan vernakular di Jawa Barat bagian Selatan seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya adalah struktur Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.2, Mei 2008

9 ringan yang menggunakan kayu sebagai rangka struktur bangunan (kolom, balok, rangka kuda-kuda atap, dan lain-lain), demikian pula rangka dinding dan rangka langit-langitnya. Bentuk massa bangunan adalah empat persegi panjang, kolom ada di pojok-pojoknya dan di tengah bidang dinding yang memanjang (jarak antar kolom ± 2,50 m). Masing-masing kolom diikat oleh balok lantai, balok ring untuk menyatukannya. Adanya bracing beam atau skor untuk mengkakukan hubungan antara kolom dan balok atas. Antar kolom juga disatukan dengan rangka dinding (tempat menempel dinding papan atau anyaman bambu) dimana hal ini menambah kekakuan keseluruhan rangka bangunan. Dinding-dinding penyekat ruangan (partisi) bentuknya atau susunannya sangat teratur dan selalu dikaitkan dengan kolom. Jadi selain adanya ikatan antara balok dan kolom pada bidang dinding perimeter bangunan juga ada ikatan di dalam bangunan, yaitu balok bawah dan atas dinding partisi yang menghubungkan antar kolom. Gubahan struktur bangunan yang demikian sangat solid dan kaku, membentuk satu kesatuan yang utuh, yang dapat mengantisipasi beban gempa dan dapat pula disebut sebagai struktur box (box frame) (gambar 11) Rangka atap (roof frame) Rangka atap bangunan yang berdiri di atas setiap kolom bangunan hubungannya adalah solid, saling di takik/ di coak, dipasak memakai pasak bambu. Hubungan seperti ini sangat kaku tetapi masih dapat bergerak, bila terjadi gempa (fleksibel). Hubungan antara rangka atap dengan kolom dan balok ring sangat kaku dan solid membentuk satu kesatuan (gambar 12). Dalam satu bangunan biasanya ada 4 rangka atap, 2 buah berada di kedua sisi luar dan 2 buah lagi berada di tengah bangunan. Keempat rangka atap ini disatukan satu sama lain dengan 2 batang bambu yang saling dikaitkan. Bambu ini secara tidak sengaja dapat berfungsi sebagai ikatan angin, yang dapat menyatukan keempat rangka atap menjadi satu kesatuan. Padahal fungsi sebenarnya dari kedua bambu itu untuk menggantung hasil panen (padi, jagung, singkong, dan lain-lain). Penghuni bangunan untuk dapat menyimpan hasil panen di atap tersebut harus menggunakan tangga naik ke langit-langit bangunan. Langit-langit bangunan yang terdiri dari rangka kayu, bambu dan anyaman bambu harus kuat menahan beban manusia dan benda hasil Gambar 11. Struktur box pada bangunan vernakular di Kampung Naga dan Kampung Dukuh Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 2, Mei

10 Gambar 12: Sistem kuda-kuda dan detail sambungan panen. Rangka langit-langit dibuat cukup kuat (dimensi kayunya sama dengan rangka atap). Pemasangan rangka langitlangit ini diikatkan pada batang horisontal rangka atap, hubungan antar baloknya adalah dengan pen dan dipasak (hubungan solid dan kaku). Dengan adanya rangka langit-langit ini antara rangka bangunan, langit-langit, dan rangka atap, semuanya terhubungkan menjadi satu kesatuan sistem struktur yang solid dan kaku, serta tahan terhadap gempa Joint and connection Sambungan antar komponen atau 132 Gambar 13: Jenis-jenis sistem bangunan panggung elemen bangunan terutama yang mempunyai kontribusi terhadap kekakuan bangunan secara keseluruhan yang tahan terhadap gempa, adalah sesuatu yang penting pada kasus ini. Bangunan secara keseluruhan sudah cukup kaku dan tahan terhadap goncangan gempa, tetapi bagaimana dengan sistem pondasi?. Pondasi yang digunakan untuk bangunan-bangunan disini adalah pondasi umpak batu (gambar 13). Kolom bangunan diletakkan diatas batu yang permukaan atasnya relatif datar dan luas permukaan atasnya lebih besar dari penampang kolom (gambar Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.2, Mei 2008

11 material ringan untuk struktur utama dan penutup atap, yaitu kayu, bambu, dan ijuk atau alang-alang. Material tersebut tidak memberikan beban terhadap sistem strukturnya, sehingga ketika terjadi gempa tidak runtuh (fleksibel), serta material tersebut umumnya elastis. Material tersebut berasal dari lingkungan sekitarnya, yang mudah didapatkan, dimana penggunaannya dilakukan melalui trial & error. Gambar 14. Sistem rangka lantai dan detail sambungan 14). Pondasi seperti ini bila terjadi gempa, kolom akan bergerak bebas dan bergeser dari posisinya semula. Dengan bergeraknya seluruh kolom dari landasannya dan struktur bangunan yang solid, maka secara keseluruhan bangunan hanya berpindah posisi, tidak ada kerusakan pada bangunannya pada saat terjadi gempa. Pondasi umpak seperti ini sangat sesuai untuk bangunan di daerah gempa. Dinding bangunan yang berupa anyaman bambu atau papan ditempelkan pada rangka dinding (gambar 15). Rangka dinding selain digunakan sebagai tempat menempel dinding juga sebagai rangka pintu dan jendela sekaligus. Susunan dan dimensi rangka dinding secara tidak sengaja menjadi satu dengan rangka bangunan dan akan memperkuat rangka bangunan secara keseluruhan terutama terhadap goncangan gempa. Sambungan antara komponen menggunakan pen dan pasak. 7. KESIMPULAN Bangunan vernakular selalu menyesuaikan dengan kondisi alam disekitarnya (pemakaian material bangunan), kemampuan masyarakatnya di dalam membangun (teknologi membangun yang dimiliki), serta tanggap terhadap lingkungan alamnya (gempa, banjir, dll). Dengan demikian bangunan vernacular tetap bertahan hingga sekarang. Bangunan vernakular di Jawa Barat bagian Selatan yang sering mengalami kejadian gempa mampu bertahan. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan, dapat dinyatakan bahwa kearifan lokal 6.4. Material Material yang digunakan adalah Gambar 15. Sistem rangka dinding dan detail sambungan Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 2, Mei

12 (indigenous knowledge) bangunan vernacular di Jawa Barat bagian Selatan dalam merespon gempa ditunjukan dengan: 1) struktur bangunan yang terdiri dari kolom, balok lantai, balok ring, dan lain-lain, tersusun menjadi konfigurasi struktur rangka utama, ditambah rangka untuk menempelkan dinding yang seklaigus menyatu dengan struktur utama, serta rangka langit-langit dan kuda-kuda atap yang turut menyumbangkan kekakuan secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan konfigurasi bangunan secara keseluruhan menjadi struktur box (box frame). Struktur box tersebut adalah salah satu struktur yang elastis, ductile terhadap gempa, 2) pondasi bangunan yang berupa umpak batu ternyata sangat sesuai untuk bangunan yang mempunyai rangka bangunan yang solid dan kaku, bila terjadi gempa bangunan tetap utuh hanya bergeser posisinya, 3) sambungansambungan antar komponen struktur bangunan menggunakan sistem pen dan pasak mempunyai keuntungan bila terjadi gempa masih tetap terikat antar komponenya walaupun terjadi goyangan akibat gempa, 4) seluruh material struktur utama adalah menggunakan kayu, termasuk dalam struktur bangunan ringan yang mempunyai sifat elastis dan liat. DAFTAR PUSTAKA Gutierrez, Jorge (2004), Notes on the Seismic Adequacy of Vernacular Buildings, 13th World Conference on Earthquake Engineering. Vancouver. B.C. Canada August Paper No Oliver, P. (1997), The encyclopedia of vernacular architecture of the world. Cambridge: Cambridge University Press. Rapoport, A. (1969), House, Form and Culture, London: Prentice-Hall International, Inc. Schefold, R., Domenig, G. & Nas, P. (2004), Indonesian Houses (Volume 1): Tradition and Transformation in Vernacular Architecture, Singapore: Singapore University Press Surahman, Adang (2002), Evaluasi Kerentanan Kota Bandung Terhadap Gempa, Jurnal Teknik Sipil Untar, Nomor 3, Tahun ke-viii, November, 2002 Triyadi, Sugeng & Harapan, Andi (2007), Kajian Pengetahuan Lokal- Indigeneous Struktur dan Konstruksi Tahan Gempa pada Rumah Vernakular Sunda di Pangandaran, Laporan Riset KK-Teknologi Bangunan, Institut Teknologi Bandung Triyadi, Sugeng & Harapan, Andi (2008), Kajian Sistem Bangunan pada Bangunan Tradisional Sunda dari Aspek Pemakaian Energi, Prosiding Seminar Nasional: Peran Arsitektur Perkotaan dalam Mewujudkan Kota Tropis, Universitas Diponegoro, Semarang, 6 Agustus 2008, Hal , ISBN: Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.2, Mei 2008

KEARIFAN LOKAL PADA BANGUNAN RUMAH VERNAKULAR DI BENGKULU DALAM MERESPON GEMPA Studi Kasus: Rumah Vernakular di Desa Duku Ulu

KEARIFAN LOKAL PADA BANGUNAN RUMAH VERNAKULAR DI BENGKULU DALAM MERESPON GEMPA Studi Kasus: Rumah Vernakular di Desa Duku Ulu KEARIFAN LOKAL PADA BANGUNAN RUMAH VERNAKULAR DI BENGKULU DALAM MERESPON GEMPA Studi Kasus: Rumah Vernakular di Desa Duku Ulu Sugeng Triyadi 1), Iwan Sudradjat 2), dan Andi Harapan 3) 1) SAPPK ITB, E-mail:

Lebih terperinci

Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Konsep rumah tahan gempa, dari analisa data Kementrian Ristek Indonesia: Negara Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap gempa, karena negara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Desain Premis... BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gempa Bumi di Indonesia... 1

DAFTAR ISI. Desain Premis... BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gempa Bumi di Indonesia... 1 DAFTAR ISI Halaman Pengesahan.. Catatan Dosen Pembimbing... Halaman Pernyataan Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Gambar... Daftar Tabel... Ucapan Terima Kasih... Abstrak Desain Premis... i ii Iii iv v

Lebih terperinci

Bab tinjauan pustaka berisi tentang masalah kejadian-kejadian gempa

Bab tinjauan pustaka berisi tentang masalah kejadian-kejadian gempa BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab tinjauan pustaka berisi tentang masalah kejadian-kejadian gempa bumi di Indonesia, perencanaan pengawasan pelaksanaan dan mutu rendah, kerusakan bangunan sederhana secara umum

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK VOLUME 6 NO. 1, FEBRUARI 2010 STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA Febrin Anas Ismail 1 ABSTRAK Gempa bumi yang melanda Sumatera Barat, 6

Lebih terperinci

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof RING BALK Ring balk adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang terletak diatas dinding bata, yang berfungsi sebagai pengikat pasangan bata dan juga untuk meratakan beban dari struktur yang

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

Gambar 1. Posisi Indonesia dalam Area Ring of Fire Sumber: Puslit Geoteknologi

Gambar 1. Posisi Indonesia dalam Area Ring of Fire Sumber: Puslit Geoteknologi KONSTRUKSI BANGUNAN RUMAH TAHAN GEMPA Oleh: Drs. Rijal Abdullah, MT.*) A. Pendahuluan Berdasarkan berbagai catatan tentang peristiwa gempa bumi ini, dapat disimpulkan bahwa hampir tidak ada wilayah di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posisi Indonesia terletak diantara pertemuan 4 lempeng tektonik yaitu, lempeng Filipina, lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan Lempeng Hindia-Australia. Akibat letaknya

Lebih terperinci

Rumah Tahan Gempa. (Bagian 1) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

Rumah Tahan Gempa. (Bagian 1) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Rumah Tahan Gempa (Bagian 1) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. KONSTRUKSI RUMAH TAHAN GEMPA Wilayah Indonesia mencakup daerah-daerah yang mempunyai tingkat resiko gempa yang tinggi diantara beberapa daerah gempa

Lebih terperinci

Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat

Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 PENELITIAN Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat Erlina Laksmiani Wahjutami erlina.laksmiani@unmer.ac.id Sejarah, Kritik

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMENTAL POLA RETAK PADA PORTAL BETON BERTULANG AKIBAT BEBAN QUASI CYCLIC ABSTRAK

KAJIAN EKSPERIMENTAL POLA RETAK PADA PORTAL BETON BERTULANG AKIBAT BEBAN QUASI CYCLIC ABSTRAK VOLUME 6 NO. 1, FEBRUARI 2010 KAJIAN EKSPERIMENTAL POLA RETAK PADA PORTAL BETON BERTULANG AKIBAT BEBAN QUASI CYCLIC Oscar Fithrah Nur 1 ABSTRAK Kajian eksperimental ini dilakukan untuk mendapatkan kurva

Lebih terperinci

KAWAT ANYAM SEBAGAI PERKUATAN PADA RUMAH SEDERHANA TANPA BETON BERTULANG SKRIPSI

KAWAT ANYAM SEBAGAI PERKUATAN PADA RUMAH SEDERHANA TANPA BETON BERTULANG SKRIPSI KAWAT ANYAM SEBAGAI PERKUATAN PADA RUMAH SEDERHANA TANPA BETON BERTULANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Strata-1 Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI Sistem struktur dan konstruksi Rumah Gadang memiliki keunikan, dimulai dari atapnya yang rumit hingga pondasinya yang sederhana tetapi memiliki peran yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan pembangunan yang sangat pesat, juga diikuti munculnya

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan pembangunan yang sangat pesat, juga diikuti munculnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan pembangunan yang sangat pesat, juga diikuti munculnya berbagai teknik membangun, konstruksi dan bahan yang baru dan beraneka ragam, dengan spesifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERKUATAN STRUKTUR KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN DINDING GESER DAN STEEL BRACING Nugrafindo Yanto, Rahmat Ramli

ANALISIS PERKUATAN STRUKTUR KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN DINDING GESER DAN STEEL BRACING Nugrafindo Yanto, Rahmat Ramli ANALISIS PERKUATAN STRUKTUR KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN DINDING GESER DAN STEEL BRACING Nugrafindo Yanto, Rahmat Ramli Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Email: nugrafindo@gmail.com

Lebih terperinci

KELAYAKAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA (SETENGAH BATA) TERHADAP KERUSAKAN AKIBAT GEMPA INTISARI

KELAYAKAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA (SETENGAH BATA) TERHADAP KERUSAKAN AKIBAT GEMPA INTISARI KELAYAKAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA (SETENGAH BATA) TERHADAP KERUSAKAN AKIBAT GEMPA Margeritha Agustina Morib 1) 1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta e-mail : margerithaagustina@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam selama ini selalu dipandang sebagai forcemajore yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam selama ini selalu dipandang sebagai forcemajore yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana alam selama ini selalu dipandang sebagai forcemajore yaitu sesuatu hal yang berada di luar kontrol manusia, oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KEKAKUAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG TERHADAP GEMPA Muhtar *) ABSTRACT

EFEKTIVITAS KEKAKUAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG TERHADAP GEMPA Muhtar *) ABSTRACT EFEKTIVITAS KEKAKUAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG TERHADAP GEMPA Muhtar *) ABSTRACT Indonesia merupakan negara kepulauan dengan tingkat resiko terhadap gempa bumi yang cukup tinggi, karena berada pada 4 pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Indonesia adalah salah satu negara yang dilintasi jalur cincin api dunia. Terdapat empat lempeng tektonik dunia yang ada di Indonesia, yaitu lempeng Pasific,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan adalah wujud fisik berupa struktur yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari mulai pondasi, dinding sampai atap secara permanen dan dibuat pada satu tempat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah yang memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai kejadian gempa dalam

Lebih terperinci

Kampung Wisata -> Kampung Wisata -> Konsep utama -> akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara

Kampung Wisata -> Kampung Wisata -> Konsep utama -> akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara Kampung Wisata -> suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENERAPAN SISTEM STRUKTUR

PERENCANAAN DAN PENERAPAN SISTEM STRUKTUR Teknologi PERENCANAAN DAN PENERAPAN SISTEM STRUKTUR 1 PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA SALAH SATU SOLUSI UNTUK MENGURANGI TINGKAT RESIKO KORBAN JIWA DI DALAM BANGUNAN Latar Belakang : Indonesia memiliki

Lebih terperinci

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab 5 Kesimpulan dan Saran Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Desain konstruksi yang telah dilakukan dalam tugas akhir ini membuktikan bahwa anggaran yang besar tidak diperlukan untuk mendesain suatu bangunan tahan gempa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada daerah pertemuan 4 (empat)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada daerah pertemuan 4 (empat) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan yang terletak pada daerah pertemuan 4 (empat) lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( ) BAB 4 STUDI KASUS Struktur rangka baja ringan yang akan dianalisis berupa model standard yang biasa digunakan oleh perusahaan konstruksi rangka baja ringan. Model tersebut dianggap memiliki performa yang

Lebih terperinci

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983) 7 1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989) 2. Perencaaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah dan Gedung SNI-03-1726-2002 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diantara berbagai bencana alam yang ada di bumi ini, gempa merupakan bencana yang paling membahayakan dan paling sering terjadi. Banyak daerah dengan populasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S - 1 Teknik Sipil diajukan oleh

Lebih terperinci

PERILAKU STRUKTUR RANGKAA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADAA GEDUNG EMPAT LANTAI

PERILAKU STRUKTUR RANGKAA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADAA GEDUNG EMPAT LANTAI PERILAKU STRUKTUR RANGKAA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADAA GEDUNG EMPAT LANTAI TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMENTAL PADA DINDING BATA DI LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISPLACEMENT CONTROL ABSTRAK

KAJIAN EKSPERIMENTAL PADA DINDING BATA DI LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISPLACEMENT CONTROL ABSTRAK VOLUME 7 NO. 2, OKTOBER 2011 KAJIAN EKSPERIMENTAL PADA DINDING BATA DI LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISPLACEMENT CONTROL Dr. Abdul Hakam 1, Oscar Fithrah Nur 2, Rido 3 ABSTRAK Gempa bumi yang

Lebih terperinci

TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1)

TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1) TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1) Nama NIM Dosen Pembimbing Rencanakan suatu bangunan baja bertingkat (5 lantai) dengan data data perencanaan sebagai berikut : 1. Lantai tingkat 5 : Penutup atap : a) tipe

Lebih terperinci

Struktur dan Konstruksi II

Struktur dan Konstruksi II Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan

Lebih terperinci

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA M.I. Ririk Winandari, Adaptasi Teknologi di Rumah Adat Sumba 109 ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA M.I. Ririk Winandari* Jurusan Arsitektur - Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No.1 Grogol, Jakarta

Lebih terperinci

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi Panduan Praktis Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi Jl. Panyaungan, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung 0393 Telp:(022) 7798393 ( lines), Fax: (022) 7798392, E-mail: info@puskim.pu.go.id, Website: http://puskim.pu.go.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan

Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Sugeng Triyadi S. Andi Harapan S. Abstrak Perumahan gempol merupakan salah satu perumahan peninggalan Belanda

Lebih terperinci

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang BAB II TINJAUAN PIISTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dapat dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap (Senol,Utkii,Charles,John Benson, 1977), yaitu : 2.1.1 Tahap perencanaan (Planningphase)

Lebih terperinci

PERANCANGAN GEDUNG SEKOLAH TAHAN GEMPA DI CABANG MUHAMMADIYAH WEDI KLATEN

PERANCANGAN GEDUNG SEKOLAH TAHAN GEMPA DI CABANG MUHAMMADIYAH WEDI KLATEN PERANCANGAN GEDUNG SEKOLAH TAHAN GEMPA DI CABANG MUHAMMADIYAH WEDI KLATEN Sri Widodo, M.S.Priyono Nugroho, dan Budi Setiawan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRACT Earthquake effect

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang

Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang Vicky Rizcky, Endah Wahyuni ST., MSc., PhD dan Data Iranata ST., MT., PhD Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

KEARIFAN LOKAL DAN MITIGASI BENCANA PADA RUMAH TRADISIONAL BESEMAH, PAGAR ALAM, SUMATERA SELATAN Oleh : M. ALI HUSIN

KEARIFAN LOKAL DAN MITIGASI BENCANA PADA RUMAH TRADISIONAL BESEMAH, PAGAR ALAM, SUMATERA SELATAN Oleh : M. ALI HUSIN KEARIFAN LOKAL DAN MITIGASI BENCANA PADA RUMAH TRADISIONAL BESEMAH, PAGAR ALAM, SUMATERA SELATAN Oleh : M. ALI HUSIN 250120140028 A. PENDAHULUAN Nusantara sejak lama ditinggali oleh masyarakat adat dari

Lebih terperinci

ARSITEKTUR TRADISIONAL KENALI SALAH SATU KEARIFAN LOKAL DAERAH LAMPUNG. William Ibrahim 1 Nandang 1

ARSITEKTUR TRADISIONAL KENALI SALAH SATU KEARIFAN LOKAL DAERAH LAMPUNG. William Ibrahim 1 Nandang 1 ARSITEKTUR TRADISIONAL KENALI SALAH SATU KEARIFAN LOKAL DAERAH LAMPUNG William Ibrahim 1 Nandang 1 Abstrak Arsitektur tradisonal Kenali merupakan indigeneous knowledge yang menjadi salah satu kekayaan

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

Sistem Struktur Rumah Adat Barat Rattenggaro

Sistem Struktur Rumah Adat Barat Rattenggaro TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Sistem Struktur Rumah Adat Barat Rattenggaro Cindy F. Tanrim, Mellisa Stefani Y, Cynthia K, Wenny Stefanie, Jessica Wijaya L Sejarah dan Teori Arsitektur/kota, Prodi Arsitektur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pertumbuhan penduduk membuat permintaan akan bangunan rumah dan gedung sebagai tempat tinggal, beraktifitas dan bersosialisasi bagi masyarakat ikut meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko korban

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko korban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko korban jiwa akibat bencana gempa perlu suatu konstruksi bangunan yang tahan terhadap gempa. Perencanaan

Lebih terperinci

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa Struktur Atas & Pasangan Batu Bata Ferdinand Fassa Tujuan dari akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur atas bangunan sederhana 2. Mahasiswa dapat menggambar bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER MAKALAH TUGAS AKHIR PS 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER FERRY INDRAHARJA NRP 3108 100 612 Dosen Pembimbing Ir. SOEWARDOYO, M.Sc. Ir.

Lebih terperinci

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM KELAS III (NYATOH) DENGAN KAYU KELAS I (BENGKIRAI), KAYU KELAS II (KAMFER) DAN PELAT BAJA

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM KELAS III (NYATOH) DENGAN KAYU KELAS I (BENGKIRAI), KAYU KELAS II (KAMFER) DAN PELAT BAJA ABSTRAK STUDI ANALISIS KINERJA BANGUNAN 2 LANTAI DAN 4 LANTAI DARI KAYU GLULAM KELAS III (NYATOH) TERHADAP BEBAN SEISMIC DENGAN ANALISIS STATIC NON LINIER (STATIC PUSHOVER ANALYSIS) DAN ANALISIS PERKUATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI KAJIAN PERBANDINGAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN BEKISTING BAJA TERHADAP METODE KONVENSIONAL DARI SISI METODE KONSTRUKSI DAN KEKUATAN STRUKTUR IRENE MAULINA

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN EVALUASI PROYEK KONSTRUKSI RUMAH TAHAN GEMPA DI DESA CUCUKAN, PRAMBANAN, KLATEN, JAWA TENGAH

HALAMAN PENGESAHAN EVALUASI PROYEK KONSTRUKSI RUMAH TAHAN GEMPA DI DESA CUCUKAN, PRAMBANAN, KLATEN, JAWA TENGAH HALAMAN PENGESAHAN EVALUASI PROYEK KONSTRUKSI RUMAH TAHAN GEMPA DI DESA CUCUKAN, PRAMBANAN, KLATEN, JAWA TENGAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademis Dalam Menyelesaikan Pendidikan Sarjana

Lebih terperinci

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA STRUKTUR MASSA 1.1. PENDAHULUAN Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu keluarga yang bersifat

Lebih terperinci

PREDIKSI KEKUATAN LATERAL PANEL KAYU

PREDIKSI KEKUATAN LATERAL PANEL KAYU PREDIKSI KEKUATAN LATERAL PANEL KAYU Ali Awaludin, Ph.D Laboratorium Teknik Struktur Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada ali.awaludin@ugm.ac.id I. PENDAHULUAN Sebagai salah satu

Lebih terperinci

Rumah Tahan Gempabumi Tradisional Kenali

Rumah Tahan Gempabumi Tradisional Kenali Rumah Tahan Gempabumi Tradisional Kenali Kearifan lokal masyarakat Lampung Barat terhadap bencana khususnya gempabumi yang sering melanda wilayah ini sudah banyak ditinggalkan. Kearifan lokal tersebut

Lebih terperinci

A. Pasangan Dinding Batu Bata

A. Pasangan Dinding Batu Bata Perspektif dua titik lenyap digunakan karena bangunan biasanya mempunyai arah yang membentuk sudut 90. Sehubungan dengan itu, maka kedua garis proyeksi titik mata dari titik berdiri (Station Point = SP)

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinding bata sering digunakan sebagai partisi pemisah di bagian dalam atau penutup luar bangunan pada struktur portal beton bertulang maupun struktur portal baja,

Lebih terperinci

ANALISA PORTAL DENGAN DINDING TEMBOK PADA RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA

ANALISA PORTAL DENGAN DINDING TEMBOK PADA RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA ANALISA PORTAL DENGAN DINDING TEMBOK PADA RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA Rowland Badenpowell Edny Turang Marthin D. J. Sumajouw, Reky S. Windah Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

PRESENTASI ARCHEVENT 2014 TEMA: SEJARAH DAN ARSITEKTUR KOTA DALAM MEMBANGUN KARAKTER KOTA BERBASIS LOKALITAS

PRESENTASI ARCHEVENT 2014 TEMA: SEJARAH DAN ARSITEKTUR KOTA DALAM MEMBANGUN KARAKTER KOTA BERBASIS LOKALITAS PRESENTASI ARCHEVENT 2014 TEMA: SEJARAH DAN ARSITEKTUR KOTA DALAM MEMBANGUN KARAKTER KOTA BERBASIS LOKALITAS JUDUL MAKALAH: PENGEMBANGAN MODEL DESAIN RUMAH RAMAH GEMPA DI DESA JAYAPURA KEC. CIGALONTANG,

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) 1 PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai S-1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II A. Konsep Pemilihan Jenis Struktur Pemilihan jenis struktur atas (upper structure) mempunyai hubungan yang erat dengan sistem fungsional gedung. Dalam proses desain struktur perlu dicari kedekatan

Lebih terperinci

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL Oleh : Fajar Nugroho Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Padang fajar_nugroho17@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beban Struktur Pada suatu struktur bangunan, terdapat beberapa jenis beban yang bekerja. Struktur bangunan yang direncanakan harus mampu menahan beban-beban yang bekerja pada

Lebih terperinci

Konstruksi Bangunan Tradisional Sunda Ramah Bencana

Konstruksi Bangunan Tradisional Sunda Ramah Bencana Konstruksi Bangunan Tradisional Sunda Ramah Bencana Nuryanto, Johar Maknun, Tjahyani Busono Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI nuryanto_adhi@upi.edu; http://nuryanto.staf.upi.edu Abstrak

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PENGEKANG (BRACING) PADA DINDING PASANGAN BATU BATA TERHADAP RESPON GEMPA

PENGARUH PENGGUNAAN PENGEKANG (BRACING) PADA DINDING PASANGAN BATU BATA TERHADAP RESPON GEMPA PENGARUH PENGGUNAAN PENGEKANG (BRACING) PADA DINDING PASANGAN BATU BATA TERHADAP RESPON GEMPA Lilya Susanti, Sri Murni Dewi, Siti Nurlina Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA Tri Hartanto Abstrak Pengetahuan tentang sistim struktur dan konstruksi, dan teknologi bahan sangat erat sekali

Lebih terperinci

BAB 3 METODE ANALISIS

BAB 3 METODE ANALISIS BAB 3 METODE ANALISIS Perkembangan teknologi membawa perubahan yang baik dan benar terhadap kemajuan di bidang konstruksi dan pembangunan infrastruktur. Perkebangan ini sangat membantu alam dan ekosistemnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah Gempa bumi merupakan suatu fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN DAFTAR SATUAN ANALISA PEKERJAAN No SATUAN UPAH BAHAN A PEKERJAAN PERSIAPAN 1 PEMASANGAN BOWPLANK/ 10 M' 0,01000 Kepala Tukang 0,10000 Tukang 0,10000 Pekerja 0,05000 Mandor 0,01200 M3 Balok Klas IV 0,02000

Lebih terperinci

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian : Pengertian struktur Struktur adalah sarana untuk menyalurkan beban dalam bangunan ke dalam tanah. Fungsi struktur dalam bangunan adalah untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahayabahaya

Lebih terperinci

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA Oleh : A.A.M DINDING Menurut fungsinya dinding dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Dinding Struktural : Yaitu dinding yang berfungsi untuk ikut menahan beban struktur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya maupun teknik tidak terlepas dari bangunan tetapi dalam perencanaan bangunan sering tidak

Lebih terperinci

Rumah Jawa adalah arsitektur tradisional masyarakat Jawa yang berkembang sejak abad ke- 13 terdiri atas 5 tipe dasar (pokok) yaitu:

Rumah Jawa adalah arsitektur tradisional masyarakat Jawa yang berkembang sejak abad ke- 13 terdiri atas 5 tipe dasar (pokok) yaitu: Rumah Jawa adalah arsitektur tradisional masyarakat Jawa yang berkembang sejak abad ke- 13 terdiri atas 5 tipe dasar (pokok) yaitu: 1. Joglo (atap joglo) 2. Limasan (atap limas) 3. Kampung (atap pelana)

Lebih terperinci

MODUL KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA. Oleh : Erna Krisnanto, ST. MT.

MODUL KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA. Oleh : Erna Krisnanto, ST. MT. MODUL KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA Oleh : Erna Krisnanto, ST. MT. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI & KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008 1 DAFTAR ISI A. Pendalaman

Lebih terperinci

KAJIAN FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA BUMI (STUDI KASUS GEMPA DI NTB 2004) Antonius 1, Djoko Susilo Adhy 2 dan Ruslan 3 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO MAHASISWA : WAHYU PRATOMO WIBOWO NRP. 3108 100 643 DOSEN PEMBIMBING:

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RANTING BAMBU ORI (BAMBUSA ARUNDINACEA) SEBAGAI KONEKTOR PADA STRUKTUR TRUSS BAMBU (053S)

PENGGUNAAN RANTING BAMBU ORI (BAMBUSA ARUNDINACEA) SEBAGAI KONEKTOR PADA STRUKTUR TRUSS BAMBU (053S) PENGGUNAAN RANTING BAMBU ORI (BAMBUSA ARUNDINACEA) SEBAGAI KONEKTOR PADA STRUKTUR TRUSS BAMBU (053S) Astuti Masdar 1, Zufrimar 3, Noviarti 2 dan Desi Putri 3 1 Jurusan Teknik Sipil, STT-Payakumbuh, Jl.Khatib

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan. VOLUME 8 NO. 1, FEBRUARI 2012 EVALUASI KELAYAKAN BANGUNAN BERTINGKAT PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER 2009 SUMATERA BARAT ( Studi Kasus : Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atap merupakan salah satu bagian kontruksi yang berfungsi untuk melindungi bagian bawah bangunan dari panas matahari, hujan, angin, maupun sebagai perlindungan lainnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan terjadi gempa-gempa besar yang membentang dari benua

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan terjadi gempa-gempa besar yang membentang dari benua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan daerah rawan gempa tektonik karena dilewati jalur gempa Mediteranian dan Circum Pasifik. Jalur Circum Pasifik akan terjadi gempa-gempa dalam dan

Lebih terperinci

berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman

berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Perencanaan merupakan langkah awal dari suatu pembangunan fisik berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman oleh perencana agar

Lebih terperinci

Struktur dan Konstruksi II

Struktur dan Konstruksi II Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Pondasi Bangunan Bertingkat Rendah Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN GAYA GESER PADA BANGUNAN BERTINGKAT YANG BERDIRI DI ATAS TANAH MIRING AKIBAT GEMPA DENGAN CARA DINAMIS

PERHITUNGAN GAYA GESER PADA BANGUNAN BERTINGKAT YANG BERDIRI DI ATAS TANAH MIRING AKIBAT GEMPA DENGAN CARA DINAMIS PERHITUNGAN GAYA GESER PADA BANGUNAN BERTINGKAT YANG BERDIRI DI ATAS TANAH MIRING AKIBAT GEMPA DENGAN CARA DINAMIS Fillino Erwinsyah R.Windah, S.O. Dapas, S.E. Wallah Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

Pengenalan RISHA. oleh: Edi Nur BBB - BPL

Pengenalan RISHA. oleh: Edi Nur BBB - BPL Pengenalan RISHA oleh: Edi Nur BBB - BPL Disampaikan pada Kegiatan penyelenggaraan sosialisasi Teknologi Hasil Litbang Bidang Perumahan dan Permukiman 30 September 2015 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015

KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015 KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN: TEKNIK GAMBAR BANGUNAN KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI GURU NO UTAMA KOMPETENSI MATA KOMPETENSI INTI GURU INDIKATOR ESENSIAL/ IPK PELAJARAN a b c d e 1

Lebih terperinci

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. No. Kategori Elemen Bangunan Istana Kepresidenan Bogor. Arsitektur Palladian. Kesesuaian 1. Wujud Tatanan

Lebih terperinci

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : MIRANA

Lebih terperinci

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik sipil diajukan oleh : M. Rofiq Setyawan NIM : D 100 040

Lebih terperinci

1- PENDAHULUAN. Baja Sebagai Bahan Bangunan

1- PENDAHULUAN. Baja Sebagai Bahan Bangunan 1- PENDAHULUAN Baja Sebagai Bahan Bangunan Sejak permulaan sejarah, manusia telah berusaha mencari bahan yang tepat untuk membangun tempat tinggalnya, jembatan untuk menyeberangi sungai dan membuat peralatan-peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua dari banyak faktor yang dapat memancing orang dari luar daerah untuk datang

BAB I PENDAHULUAN. dua dari banyak faktor yang dapat memancing orang dari luar daerah untuk datang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa akibat yang sering terlihat di daerah yang tengah berkembang seperti kota Padang adalah peningkatan bisnis dan perdagangan. Dan ini adalah dua dari banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permukaaan bumi. Ketika pergeseran terjadi timbul getaran yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. permukaaan bumi. Ketika pergeseran terjadi timbul getaran yang disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempa bumi merupakan pergeseran tiba tiba dari lapisan tanah di bawah permukaaan bumi. Ketika pergeseran terjadi timbul getaran yang disebut gelombang seismik. Gelombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton juga telah banyak mengalami perkembangan-perkembangan baik

Lebih terperinci

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG Dalam bahasan laporan mingguan proses pengamatan pelaksanaan proyek ini, praktikan akan memaparkan dan menjelaskan

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building) LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG (Structure Design of DKK Semarang Building) Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata 1 pada

Lebih terperinci

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui

Lebih terperinci