DAFTAR ISI. Desain Premis... BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gempa Bumi di Indonesia... 1

Transkripsi

1 DAFTAR ISI Halaman Pengesahan.. Catatan Dosen Pembimbing... Halaman Pernyataan Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Gambar... Daftar Tabel... Ucapan Terima Kasih... Abstrak Desain Premis... i ii Iii iv v viii xi xii xvi xviii BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gempa Bumi di Indonesia Gempa Bumi di Yogyakarta Rumah Bantuan Gempa Kearifan Lokal Pembangunan Permukiman Rumah Tanggap Gempa Rumusan Masalah Permasalahan Umum... 9 v

2 1.2.2 Permasalahan Khusus Tujuan dan Sasaran Tujuan Sasaran Batasan Desain Metode Perancangan Metode Pengumpulan Data Metode Pendekatan Perancangan Metode Pengujian Perancangan Keaslian Penulisan Kerangka Pola Pikir Data Eksisting BAB II KAJIAN LITERATUR Kearifan Lokal Pengertian Kearifan Lokal Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta Sistem Konstruksi Rumah Jawa Permukiman Prinsip Bangunan tanggap Gempa BAB III ANALISIS DATA Analisa Kearifan Lokal vi

3 3.1.1 Metode Konstruksi Bahan Bangunan Tata Ruang Luar dan Tata Ruang Dalam Analisa Permukiman Penataan Kawasan Permukiman Analisis Sistem Tanggap Gempa Denah Bangunan Tanggap Gempa Bahan Bangunan Tanggap gempa Konstruksi Atap Sistem Pondasi BAB IV KONSEP DAN HASIL RANCANGAN Konsep Denah Rumah Tinggal Penataan Ruang Luar Sistem Konstruksi Bahan Bangunan Daftar Pustaka Lampiran vii

4 DAFTAR TABEL Tabel 1. Jenis Komponen Struktur Tabel 2. Hubungan antara Komponen Struktur yang Tanggap Gempa Tabel 3. Jenis Komponen Struktur Tabel 4. Cara Memperoleh Bahan Bangunan Tabel 5. Analisa Kebutuhan Ruang Tabel 6. Daftar Besaran Ruang Tabel 7. Penggunaan Bahan Bangunan Tabel 8. Karakteristik Panil Dinding xi

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Peta Kepulauan Indonesia pada Tiga lempeng... 1 Gambar 2. Peta Persebaran Gempa di Indonesia... 2 Gambar 3. Jalur Cincin Gempa atau Ring of Fire... 3 Gambar 4. Rumah rakyat yang Rusak Akibat Gempa Yogyakarta Gambar 5. Shelter Baja di Kecamatan Jetis Bantul Gambar 6. Rumah Dome di dusun Nglepen Prambanan Yogyakarta... 5 Gambar 7. Rumah Kayu di kecamatan Jetis, Bantul... 7 Gambar 8. Pembagian zona kawasan Gambar 9. Situasi Kawasan Hunian Gambar 10. Mata Pencaharian Lain Penduduk Prangwedanan Gambar 11. Kandang Kelompok Prangwedanan Gambar 12. Situasi Persawahan di dusun Prangwedanan Gambar 13. Situasi Bagian dalam Permukiman di dusun Prangwedanan Gambar 14. Pondasi Menerus Gambar 15. Pondasi umpak Gambar 16. Pondasi Ceblokan Gambar 17. Lantai Jogan Gambar 18. Lantai Jobin Gambar 19. Lantai Kayu Gambar 20. Dinding Kayu viii

6 Gambar 21. Dinding Kayu Gambar 22. Dinding Bata Gambar 23. Kolom kayu Gambar 24. Kolom Bambu Gambar 25. Tiang Congkog Gambar 26. Langit-langit pyan Gambar 27. Atap Payon Gambar 28. Konstruksi Atap Rumah Kampung Gambar 29. Konstruksi Atap Rumah Tinggal Gambar 30. Analisa Jarak Antar Bangunan Gambar 31. Kantung Keselamatan di Pojok Lingkungan Hunian Gambar 32. Kantung Keselamatan di dua Pojok Lingkungan Hunian Gambar 33. Penanda pada Landscape Gambar 34. Pembagian Ruang Dalam Rumah Kampung Pokok Gambar 35. Bentuk Simetris dari Bentukan Masa Gambar 36. Analisa Massa Total Bangunan Berdasarkan Material Konstruksi Gambar 37. Kuda-kuda papan paku Gambar 38. Pondasi Menerus Gambar 39. Pondasi umpak Gambar 40. Pondasi Tiang Gambar 41. Pondasi Rakit kayu Gambar 42. Potongan dan Denah Rumah Kampung Pokok Gambar 43. Pembagian Ruang Dalam Rumah Kampung Pokok ix

7 Gambar 44. Pembagian Ruang Dalam Rumah Kampung Pokok Gambar 45. Proses Pembentukan Denah Rumah Tinggal Gambar 46. Tata Ruang Dalam Hunian Tanggap Gempa Gambar 47. Prinsip Pembagian Zona Ruang Luar Gambar 48. Prinsip Pembagian Zona Ruang Luar Gambar 49. Penentuan Lebar Jalan Setapak Satu Arah Gambar 50. Penentuan Lebar Jalan Kendaraan Satu Arah Gambar 51. Permodelan Penataan Hunian Gambar 52. Pondasi umpak Gambar 53. Konsep Pembentukan Kuda-Kuda Gambar 54. Potongan Kawasan Hunian x

8 DESAIN PREMIS Earthquake response system pada kawasan perumahan diartikan sebagai suatu sistem penataan kawasan perumahan yang terpadu dan berwawasan partisipatif. Model penataan yang dikembangkan dengan membangun paradigma masyarakat pada kawasan perumahan tersebut terhadap kesiapsiagaan bencana gempa bumi yang melingkupi penataan seluruh kawasan perumahan. Sehingga dapat tercipta suatu kondisi tanggap terhadap bencana gempa bumi dan mampu mengurangi resiko yang ditimbulkan dari bencana gempa (Purwakananta, 2008). Sistem penataan perumahan yang tanggap gempa, dipandang sebagai suatu sistem yang dapat membantu masyarakat untuk menyelamatkan diri mereka baik ketika berada di dalam rumah maupun ketika ia berada di luar rumah pada saat terjadi gempa bumi. Sistem keselamatan di dalam rumah adalah dengan membuat suatu desain bangunan yang tanggap gempa, sehingga setidaknya ketika terjadi gempa orang yang berada di dalam rumah masih memiliki kesempatan untuk menyelamatkan diri sebelum rumah itu benar-benar runtuh. Sedangkan untuk sistem keselamatan di ruang luar adalah dengan merancang suatu sistem keamanan dan keselamatan bagi penghuni yang diaplikasikan dengan konsep penataan landscape (pedestrian, papan penanda, dsb) yang dapat membantu penghuni untuk mencapai ruang-ruang terbuka sebagai area evakuasi. Sistem keselamatan dan keamanan pada kawasan perumahan dirancang meliputi keamanan dan keselamatan bangunan hunian dan juga tata ruang luar dikarenakan kedua hal tersebut sangat berperan dalam menekan bertambahnya korban akibat bencana gempa. Saat ini yang sedang digalakkan adalah desain bangunan tanggap gempa saja, namun apabila keselamatan penghuni di luar rumah tidak diperhatikan bisa berdampak fatal. Hal tersebut berdasarkan wacana yang timbul di masyarakat adalah ketika ia bearada di luar rumah bisa saja kondisi tersebut membahayakan keselamatannya mengingat kepanikan yang terjadi pasca gempa dan juga konstruksi bangunan hunian lainnya yang belum tentu memperhatikan aspek bangunan tanggap gempa. xviii

9 Kearifan local dijadikan prinsip penataan kawasan permukiman kembali pasca gempa dengan harapan model rumah bantuan dan system penataan lingkungan permukiman dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Kearifan local diartikan sebagai suatu prinsip lokalitas yang didalamnya terkandung nilai-nilai local kebudayaan yang mencerminkan tradisi dari suatu masyarakat dan juga pola hidup suatu masyarakat. Terdapat juga tradisi membangun dari masyarakat yang berupa bentuk bangunan dan dengan memanfaatkan material local untuk membangun. Sistem kearifan local dirasa sangat efektif untuk menata suatu kawasan hunian, dikarenakan kearifan local tersebut telah terbukti mampu bertahan di tengah kemajuan jaman. Kearifan local yang akan diangkat dalam perancangan ini adalah kearifan local yang berfokus pada system konstruksi rumah tinggal, bahan bangunan local dan juga pola hidup masyarakat. Sehingga dengan cara pandang yang demikian, diharapkan dapat membuat suatu rancangan model penataan sebuah kawasan permukiman yang memiliki standar dasar pembangunan kawasan permukiman tanggap gempa, karena standar yang ditawarkan dapat diterapkan secara partisipatif dan mengadopsi kearifan local setempat. Model permukiman tanggap gempa yang diterapkan apat digunakan di daerah lain dengan catatan harus memperhatikan kearifan local pada daerah tersebut, xix