PENGGUNAAN MULTIMEDIA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Ahmed Doda, Joni Apriyanto*, Sutrisno Mohamad**

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN MULTIMEDIA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Ahmed Doda, Joni Apriyanto*, Sutrisno Mohamad**"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN MULTIMEDIA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH (Suatu Penelitian di SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango) Ahmed Doda, Joni Apriyanto*, Sutrisno Mohamad** Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Ahmed Doda. NIM Penggunaan Multimedia pada Pembelajaran Sejarah Suatu Penelitian di SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Skripsi Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) tampilan fisik multimedia yang digunakan dalam pembelajaran sejarah, (2) aplikasi multimedia dalam materi ajar sejarah, (3) implikasi multimedia bagi siswa dalam pembelajaran sejarah, dan (4) kesan siswa terhadap proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan multimedia di SMP Negeri 1 Tapa. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, yaitu memberikan gambaran secara rinci mengenai masalah yang berhubungan dengan penggunaan multimedia pada pembelajaran sejarah di SMP Negeri 1 Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Data penelitian ini diperoleh melalui berbagai sumber, antara lain informan atau narasumber (kepala sekolah, kepala tata usaha, para guru sejarah dan siswa kelas VIII.4 yang berjumlah sembilan belas orang), dokumen tertulis (latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan RPP), dan tempat kejadian (kegiatan pembelajaran IPS - Sejarah melalui penggunaan Multimedia). Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut. Pertama, tampilan fisik multimedia yang digunakan dalam pembelajaran sudah memadai untuk digunakan sebagai multimedia pembelajaran IPS-Sejarah. Kedua, aplikasi multimedia dalam materi ajar sejarah, dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep sejarah. Ketiga, implikasi multimedia bagi siswa dalam pembelajaran sejarah dapat membantu daya ingat, memudahkan memahami materi sejarah, meningkatkan minat belajar, serta meningkatkan hasil belajar, menjadikan kegiatan pembelajaran IPS-Sejarah menjadi menarik, serta membantu siswa lebih mengenal teknologi informasi. Keempat, kesan terhadap proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan multimedia adalah menjadikan mereka aktif selama pembelajaran, mengubah situasi pembelajaran menjadi menyenangkan, memotivasi siswa untuk belajar, meningkatkan konsentrasi dan perhatian belajar sejarah, serta menjadikan pembelajaran sejarah menjadi menarik. Kata Kunci : Multimedia, Pembelajaran Sejarah.

2 PENDAHULUAN Belajar merupakan suatu proses yang mengacu pada perubahan dalam diri seseorang. Perubahan tersebut sebagai hasil dari proses belajar dan dapat diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tingkah laku. Belajar merupakan suatu proses perubahan pada aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor siswa. Dalam proses belajar terdapat berbagai yang mempengaruhi, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berasal dari dalam diri siswa yang mencakup motivasi, minat, keinginan, dan kecakapan belajar, sedangkan faktor ekstern diantaranya guru dengan segala strateginya. Guru merupakan faktor utama dalam melakukan berbagai inovasi pembelajaran, terutama dalam hal pengelolaan kelas yang baik dan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat. Kedua hal tersebut sangat menentukan tercapainya proses pembelajaran yang ideal, sehingga siswa mudah memahami materi yang nantinya disampaikan. Proses pembelajaran yang ideal perlu dilaksanakan oleh guru dalam usaha membelajarkan siswa, terlebih dengan dukungan kemajuan di bidang teknologi pendidikan dewasa ini, maka sudah saatnya bagi guru sejarah untuk mengembangkan potensi atau kemampuan dirinya, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa dapat meningkat, khususnya pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)-Sejarah di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Realitas yang terjadi di lapangan memberikan kesan bahwa kondisi pembelajaran IPS-Sejarah pada jenjang SMP sangat memprihatinkan. Ini sangat dirasakan ketika menjalankan tugas sebagai calon guru dalam kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di salah satu SMP terkenal di Kota Gorontalo pada tahun Hal yang paling mengejutkan adalah ketika sebagian siswa di sekolah tersebut menganggap bahwa belajar sejarah itu tidak menyenangkan dan tidak menarik. Bahkan mereka mengatakan bahwa belajar sejarah hanyalah menghafal angka-angka tahun, nama-nama tokoh, peristiwa-peristiwa lama, dan benda-benda kuno yang kusam. Hal lain yang diperoleh di lapangan adalah ketika dilakukan wawancara kepada tiga orang guru IPS di SMP Negeri 1 Tapa, Kabupaten Bone Bolango,

3 Provinsi Gorontalo, tepatnya pada tanggal 17 Maret Mereka menyatakan bahwa minat dan motivasi siswa belajar sejarah di sekolah itu sangat rendah. Ketika proses belajar-mengajar berlangsung, hampir sebagian siswa bersikap kurang aktif dan kurang perhatian terhadap materi yang disampaikan. Akibatnya, nilai hasil belajar mereka pada pelajaran sejarah menjadi rendah. Hal di atas disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, pelajaran sejarah dianggap sebagai pembelajaran yang ketinggalan zaman, membosankan sebab banyak berhubungan dengan konsep dan cerita. Kedua, sajian materinya seringkali dilakukan secara monoton dan penguasaan materinya membutuhkan kemampuan menghafal. Ketiga, pembelajaran sejarah sebagai produk masa lampau yang dalam penyajiannya tidak relevan dengan konteks sosial siswa masa kini. Keempat, kurangnya perhatian pemerintah dalam menempatkan pelajaran sejarah secara proporsional, terutama berhubungan dengan alokasi waktu. Kondisi pembelajaran IPS-Sejarah di SMP Negeri 1 Tapa pun demikian. Dari hasil wawancara dengan delapan orang siswa kelas VIII, tepatnya hari Sabtu, tanggal 24 Maret 2012 mendapatkan informasi bahwa mereka kurang tertarik dan kurang berminat untuk belajar sejarah sebab banyak konsep, tokoh dan peristiwa sejarah tertentu dalam buku paket yang harus dihapal. Para siswa tersebut menambahkan bahwa kebanyakan guru IPS-Sejarah hanya bercerita dan menjelaskan peristiwa tertentu secara berulang-ulang. Temuan yang diperoleh pada pra-penelitian di atas sangat memperihatinkan. Jika kondisi tersebut dibiarkan berlarut-larut, maka tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran IPS-Sejarah di masa yang akan datang. Masalah yang dihadapi para guru tersebut serta kesan yang disampaikan oleh sebagian siswa menurut dugaan disebabkan ketidaktepatan strategi pembelajaran yang digunakan guru. Kecenderungan pendekatan pembelajaran yang digunakan hanya berorientasi pada guru (teacher-center) turut pula mempengaruhi partisipasi, keaktifan dan motivasi belajar siswa. Guru tentunya memiliki peran yang sangat penting pada pembelajaran IPS-Sejarah. Oleh karena itu, selain mengembangkan pembelajaran yang berfokus pada kemajuan siswa, ia juga merancang pembelajaran yang aktif, inovatif, dan

4 menyenangkan bagi siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengembangkan atau menggunakan media pembelajaran yang ada secara proporsional yang dapat menunjang penyajian konsep, fakta, atau peristiwa sejarah. berdasarkan observasi yang di lakukan terhadap salah satu guru yang mengajarkan materi sejarah di kelas VIII.4 nampak ia tidak menggunakan media pembelajaran. Padahal, secara teoretis dan praktis, media sangat membantu guru dalam menyajikan konsep, fakta, atau peristiwa sejarah, memudahkan siswa memahami materi ajar, serta mempengaruhi minat dan motivasi belajar siswa. Ironisnya, ketersediaan sarana pembelajaran multimedia di sekolah itu cukup menunjang, seperti LCD, VCD, komputer/laptop, gambar, tape-recorder, dan sebagainya. Akan tetapi media-media tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik. Mempertimbangkan temuan observasi di atas, maka digunakanlah multimedia dalam pembelajaran sejarah pada penelitian ini. Pemilihan multimedia tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertama, multimedia dapat memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaran IPS- Sejarah akan menjadi lebih efektif, efesien, dan menyenangkan. Kedua, multimedia dapat memberikan pengalaman belajar yang baru dan menyenangkan bagi siswa karena berhubungan dengan perkembangan teknologi dewasa ini. Ketiga, multimedia dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa. Keempat, multimedia diasumsikan dapat memudahkan siswa untuk memahami konsep-konsep pelajaran sejarah. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran diharapkan memperoleh tanggapan balik dari para responden terutama berhubungan dengan empat hal, yaitu: (1) tampilan fisik multimedia, (2) aplikasi multimedia dalam materi ajar sejarah, (3) implikasi multimedia bagi siswa dalam pembelajaran sejarah, serta (4) kesan terhadap proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan multimedia. Penelitian ini menggunakan beberapa konsep teori, yakni teori hakekat media pembelajaran, hakekat multimedia, hakekat pembelajaran sejarah dan teori penggunaan multimedia pada pembelajaran sejarah di SMP. Adapun deskripsi teori yang telah disebutkan di atas adalah sebagai berikut.

5 Pertama teori tentang hakekat media pembelajaran. Secara etimologi, kata media berasal dari bahasa Latin medius, bermakna perantara atau pengantar (Solihatin dan Raharjo, 2008: 22). Istilah media sangat populer dalam bidang komunikasi. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Hal ini ditegaskan oleh Hamalik (2008: 9-10) bahwa media mengarah pada sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Secara leksiografi, arti media dalam American Heritage Electronic Dictionary (dalam Ariani dan Haryanto, 2010: 1) bermakna alat untuk menyalurkan dan menyajikan informasi. Jadi, subyek mutimedia adalah informasi yang bisa dipresentasikan. Presentasi informasi tersebut dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan. Secara konseptual, Sadiman, dkk. (2009: 6) mendefinisikan media sebagai perantara atau pengantar pesan dari seorang pengirim ke penerima pesan. Dengan kata lain, eksistensi media pembelajaran di dalam kelas merupakan penghubung antara guru dan siswa serta antarsiswa sehingga terjadi proses belajar-mengajar. Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2008: 163) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan, sepeti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Akan tetapi, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Hal ini ditegaskan oleh Gerlach dan Ely (dalam Sanjaya, 2008: 163) bahwa media itu meliputi, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Menurut mereka, arti media bukan hanya terbatas pada alat perantara seperti TV, radio, slide, bahan cetakan, tetapi juga orang (sebagai sumber belajar) dan berbagai kegiatan (diskusi, seminar, karyawisata, simulasi, dan sebagainya) yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan keterampilan. Asyhar (2011: 7) mengutip beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian media sebagai berikut.

6 a. Media merupakan komponen dari lingkungan belajar yang membantu siswa untuk belajar (Gagne, 1970). b. Media adalah sarana fisik yang digunakan untuk mengirim atau menyampaikan pesan kepada para siswa dengan maksud untuk merangsang belajar (Briggs, 1977). c. Media merupakan teknologi pembawa pesan atau informasi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Widodo and Jasmadi, 2009). Selanjutnya, Munadi (2010: 148) memberikan batasan media dalam konteks komunikasi sebagai bahasa. Menurutnya, media dalam konteks tersebut adalah multibahasa, yakni ada bahasa yang mudah dipahami oleh indera pendengaran, penglihatan, penciuman, dan peraba, dan lain sebagainya. Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan keseluruhan alat bantu mengajar yang digunakan guru untuk menyampaikan suatu pesan yang memungkinkan dapat memberikan pengaruh terhadap lingkungan belajar sehingga siswa dapat belajar secara efektif dan efesien selama pembelajaran. Media dihadirkan guru dalam menjalankan kegiatan pembelajaran di kelas dimaksudkan agar informasi yang disampaikan kepada siswa mudah diterima. Kedua tentang multimedia, Istilah multimedia muncul pertama kali di awal tahun 1990 melalui media masa. Istilah ini dipakai untuk menyatukan teknologi digital dan analog di bidang hiburan, publikasi, komunikasi, penjualan, iklan serta komersial. Secara etimologis, multimedia berasal dari kata multi (bahasa Latin berarti banyak, bermacam-macam), dan medium (bahasa Latin yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu) (Asyhar, 2011: 75). Mayer, Richard (2009: 3) mendefinisikan multimedia sebagai presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar. Yang dimaksud dengan kata tersebut, yaitu materinya disajikan dalam bentuk verbal, misalnya dengan menggunakan teks kata-kata yang tercetak atau terucapkan. Sedangkan istilah gambar mengacu pada materi yang disajikan dalam bentuk gambar, baik

7 berbentuk grafik statis (ilustrasi, gambar, foto dan peta) atau grafik dinamis (animasi dan video). Arsyad (2009: 170) berpendapat bahwa istilah multimedia merupakan kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara, dan video. Dari pendapat tersebut, konsep multimedia dapat mencakup salah satu jenis dari kombinasi media yang telah disebutkan atau perpaduan atau kombinasi dua atau lebih jenis media dengan menekankan pada kendali komputer sebagai penggerak keseluruhan gabungan media tersebut. Ariani (2010: 10-11) mengutip pendapat Turban, dkk. (2002), Robin dan Linda (2001), Hofstetter (2001), Wahono (2007), Zeembry (2008) tentang pengertian dari multimedia secara berturut-turut sebagai berikut. a. Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar. b. Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif dengan mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video. c. Pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video dengan menggunakan alat yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. d. Perpaduan antara teks, grafik, sound, animasi, dan video untuk menyampaikan pesan kepada publik. e. Kombinasi dari data teks, audio, gambar, animasi, video, dan interaksi untuk menyimpan dan menampilkan data-data multimedia. Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa multimedia identik dengan beragam media yang digunakan untuk melakukan presentasi dengan menggabungkan teks, grafik, animasi, audio dan video melalui bantuan komputer. Menurut Mayer, Richard (2009: 7) membagi multimedia dalam tiga konsep yang didasarkan pada alat-alat yang digunakan untuk mengirimkan pesan instruksional (yakni, media pengirimnya), format-format representasional yang digunakan untuk menyajikan pesan instruksional (yakni, mode-mode

8 presentasinya), dan modalitas sensori (indrawi) yang digunakan siswa untuk menerima pesan instruksional (yakni, pancaindera). Konsep pertama, multimedia berarti penyajian materi dengan menggunakan dua atau lebih alat pengiriman. Fokusnya adalah pada sistem fisik yang digunakan untuk mengirimkan pesannya, misalnya, layar komputer, amplified speakers, proyektor, video recorder, papan tulis, serta kotak suara manusia. Singkat kata, konsep ini lebih menitikberatkan pada teknologi daripada siswa yang sedang belajar. Konsep kedua, multimedia berarti presentase materi dengan menggunakan dua atau lebih model. Fokusnya adalah pada cara penyampaian materi serta penggunaan kata dan gambar. Pada multimedia berbasis komputer, materi bisa disajikan secara verbal sebagai narasi atau teks on-screen dan secara pictorial sebagai grafik statis atau animasi. Konsep ini lebih menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered teaching). Konsep ketiga, yaitu modalitas sensori. Pada konsep ini, multimedia berarti dua atau lebih sistem sensor (alat indera) yang dilibatkan dalam diri siswa, dan bukan terfokus pada kode-kode yang digunakan untuk merepresentasikan pengetahuan dalam sistem pemrosesan informasi. Konsep modalitas sensori lebih fokus ke alat penerima inderawi yang digunakan untuk menangkap informasi atau materi. Secara umum, manfaat media atau multimedia dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Secara lebih khusus, manfaat multimedia dapat diuraikan berikut ini. Ariani dan Haryanto (2010: 26) menyatakan bahwa manfaat multimedia, yaitu (a) proses belajar-mengajar jelas lebih menarik dan lebih interaktif, (b) jumlah waktu mengajar (ceramah) dapat dikurangi, (c) kualitas belajar siswa dapat lebih termotivasi, (d) kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan kapanpun dan di manapun, serta (e) sikap dan perhatian belajar siswa dapat ditingkatkan dan dipusatkan.

9 Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa penggunaan multimedia sangat tepat dihadirkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sebab multimedia memiliki berbagai fasilitas yang dapat digunakan guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada siswa di kelas. Penggunaan multimedia pembelajaran yang dipilih dan digunakan secara tepat dan baik akan memberi manfaat yang sangat besar bagi para guru dan siswa. Ketiga tentang hakekat pembelajaran sejarah, Pengertian pembelajaran sangat erat kaitannya dengan istilah mengajar dan belajar. Sagala (2010: 61-62) berpendapat pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan siswa dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak, yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Jadi, hal terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar. Konsep pembelajaran menurut Sanjaya (2008: 104) merupakan usaha siswa untuk mempelajari bahan pelajaran, akibat perlakuan guru. Corey (dalam Sagala, 2010: 61) adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Pembelajaran adalah pengetahuan yang disadari atau yang disengaja tentang kaidah bahasa yang tidak secara khusus mengarah pada kefasihan atau kelancaran percakapan dan pengetahuan tersebut diperoleh dari pengajaran formal (Nunan, 1999: 9). Lain halnya dengan Maples dan Webster (dalam Smith, 2009: 31) yang mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Degeng (dalam Wena 2009: 2) mendefinisikan pembelajaran sebagai upaya membelajarkan siswa. Hal yang sama diungkapkan oleh Isjoni

10 (2010: 11) bahwa pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya guru untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Tujuannya adalah mewujudkan efesiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru yang dilakukan melalui proses kegiatan pada situasi atau lingkungan tertentu sehingga terjadi perubahan sikap, kemampuan, dan keterampilan pada diri siswa. Secara konseptual, Soewarso (2000: 26) mendefinisikan sejarah sebagai suatu biografi. Setiap manusia mempunyai biografi, begitu pula manusia pada masa lampau, tetapi yang dipelajari hanyalah biografi manusia yang mempunyai peranan penting yang tercatat dalam sejarah. Kehidupan orang-orang yang memegang peranan penting itulah yang akan ditiru oleh generasi sekarang. Ali (dalam Taupan, 2007: 4-5) mengemukakan tiga batasan sejarah sebagai (a) perubahan, kejadian dan peristiwa dalam kenyataan sekitar kita, (b) cerita tentang perubahan, kejadian, dan peristiwa yang merupakan realitas, dan (c) ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan, kejadian dan peristiwa yang merupakan realitas tersebut. Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan sosial yang berhubungan dengan perubahan, kejadian dan peristiwa nyata yang dialami oleh manusia dan terjadi pada masa lampau. Secara garis besar tujuan yang diharapkan dari penulisan ini adalah : Pertama, mengetahui tampilan fisik multimedia yang digunakan dalam pembelajaran sejarah. Kedua, Mengetahui aplikasi multimedia dalam materi ajar sejarah di SMP Negeri 1 Tapa. Ketiga, mengetahui implikasi multimedia bagi siswa dalam pembelajaran sejarah. Keempat, mengetahui kesan siswa terhadap proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan multimedia.

11 METODE PENULISAN Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran secara rinci mengenai masalah yang berhubungan dengan penggunaan multimedia pada pembelajaran sejarah di SMP Negeri 1 Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal. HASIL DAN PEMBAHASAN Media pembelajaran adalah faktor penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran, khususnya IPS-sejarah di SMP. Oleh karena media pembelajaran memiliki banyak macam atau ragam, maka guru sejarah sebaiknya memilih secara cermat media yang akan digunakan. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan di Indonesia terus diupayakan. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan sebuah penelitian kualitatif terhadap pembelajaran sejarah dengan menggunakan multimedia. Multimedia pada penelitian ini dibatasi pada gambar dan animasi, rekaman, video, serta program powerpoint dengan menggunakan fasilitas komputer atau laptop. Alasan peneliti menggunakan multimedia pada pembelajaran IPS-Sejarah di SMP Negeri 1 Tapa didasarkan atas beberapa problematika yang ada di sekolah tersebut, yaitu (1) siswa memiliki antusias, motivasi, sikap, dan minat sangat rendah, (2) siswa terkesan jenuh karena menghapal banyak konsep, tokoh dan peristiwa sejarah, (3) fasilitas multimedia di sekolah tersedia, akan tetapi belum dimanfaatkan secara optimal dalam proses pembelajaran IPS-sejarah. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran IPS-Sejarah yang secara sengaja dan kreatif dirancang untuk membantu memecahkan problematika di atas dan diharapkan merupakan salah satu alternatif yang dapat memberikan manfaat positif dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran di SMP Negeri 1 Tapa. Dikatakan sengaja, karena peneliti menghadirkan materi pelajaran sejarah melalui

12 multimedia di dalam kelas yang sebelumnya belum pernah digunakan dapat proses pembelajaran IPS-Sejarah. Dikatakan kreatif, karena peneliti merancang sendiri materi ajar yang akan disajikan dengan memperhatikan KD yang sedang atau sementara diajarkan, menyiapkan media-media yang dibutuhkan, mendesain presentasi pembelajaran yang berisi materi gambar, animasi, rekaman, video, dalam program powerpoint dengan bantuan fasilitas laptop, LCD, dan layar (screen). Peneliti melaksanaan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah di siapkan sebelumnya. Melalui pelaksanaan pembelajaran yang telah dijalankan, kemudian peneliti mengharapkan balikan dari para responden (dalam hal ini siswa kelas VIII.4 SMP Negeri 1 Tapa) dalam bentuk wawancara di akhir pembelajaran. Ada empat indikator yang menjadi fokus wawancara, yaitu (1) tampilan fisik multimedia yang digunakan dalam pembelajaran sejarah, (2) aplikasi multimedia dalam materi ajar sejarah, (3) implikasi multimedia bagi siswa dalam pembelajaran sejarah, dan (4) kesan siswa terhadap proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan multimedia. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan paparan yang dikemukakan pada bab sebelumnya maka peneliti mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Tampilan teks, kualitas gambar, animasi, tampilan warna slide, kualitas suara atau musik, serta tampilan huruf sudah memadai untuk digunakan sebagai multimedia pembelajaran IPS-Sejarah di SMP Negeri 1 Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. 2. Keseluruhan penggunaan multimedia, penyajian materi pelajaran melalui powerpoint, aplikasi gambar dan foto dalam membantu pertanyaan guru, penggunaan video, dan tampilan animasi dapat membantu siswa SMP Negeri

13 1 Tapa untuk memahami konsep-konsep sejarah bahkan efektif dibandingkan dengan sajian melalui buku paket. 3. Keseluruhan penggunaan multimedia dapat membantu siswa SMP Negeri 1 Tapa mengenal teknologi informasi, membantu daya ingat, menjadikan kegiatan pembelajaran IPS-Sejarah menjadi menarik, memudahkan siswa memahami materi sejarah, meningkatkan minat belajar, serta meningkatkan hasil belajar. 4. Keseluruhan penggunaan multimedia menjadikan siswa SMP Negeri 1 Tapa aktif dalam belajar, menjadikan situasi pembelajaran menjadi menyenangkan, meningkatkan motivasi belajar, pembelajaran menjadi menarik serta meningkatkan konsentrasi dan perhatian menjadi meningkat dan terfokus dalam belajar sejarah. Saran Berdasarkan paparan yang dikemukakan pada bab sebelumnya maka peneliti mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Tampilan teks, kualitas gambar, animasi, tampilan warna slide, kualitas suara atau musik, serta tampilan huruf sudah memadai untuk digunakan sebagai multimedia pembelajaran IPS-Sejarah di SMP Negeri 1 Tapa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. 2. Keseluruhan penggunaan multimedia, penyajian materi pelajaran melalui powerpoint, aplikasi gambar dan foto dalam membantu pertanyaan guru, penggunaan video, dan tampilan animasi dapat membantu siswa SMP Negeri 1 Tapa untuk memahami konsep-konsep sejarah bahkan efektif dibandingkan dengan sajian melalui buku paket. 3. Keseluruhan penggunaan multimedia dapat membantu siswa SMP Negeri 1 Tapa mengenal teknologi informasi, membantu daya ingat, menjadikan kegiatan pembelajaran IPS-Sejarah menjadi menarik, memudahkan siswa memahami materi sejarah, meningkatkan minat belajar, serta meningkatkan hasil belajar. 4. Keseluruhan penggunaan multimedia menjadikan siswa SMP Negeri 1 Tapa aktif dalam belajar, menjadikan situasi pembelajaran menjadi menyenangkan,

14 meningkatkan motivasi belajar, pembelajaran menjadi menarik serta meningkatkan konsentrasi dan perhatian menjadi meningkat dan terfokus dalam belajar sejarah.

15 DAFTAR RUJUKAN Anderson, Ronald H Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Terjemahan oleh Yusufhadi Miarso, dkk. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Ariani, Niken dan Haryanto, Dany Pembelajaran Multi Media di Sekolah: Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publishers. Arifin, Zainal Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arsyad, Azhar Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pres. Asyhar, H. Rayandra Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press. Depdiknas Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depdiknas Panduan Implementasi Standar Penilaian pada KTSP di Sekolah. Jakarta: Depdiknas. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara. Isjoni Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Kochhar, S. K Pembelajaran Sejarah. Jakarta: Grasindo. Mayer, Richard Multimedia Learning: Prinsip dan Aplikasi. Terjemahan oleh Teguh Wahyu Utomo. USA: McGraw-Hill, Inc. Munadi, Yudhi Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Priyono, Andreas Minat Siswa Belajar Sejarah Menurun. Online: diakses 6 September 2012.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Hasil Penelitian. Keadaan Sekolah SMP Negeri Tapa Lokasi SMP Negeri Tapa berada di Jalan Irigasi Lomaya No. 223, Desa Popodu, Kec. Bulango Timur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbatas pada informasi dari surat kabar dan majalah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. terbatas pada informasi dari surat kabar dan majalah, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun belakangan ini perkembangan teknologi informasi sangat cepat, sehingga perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran IPA Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk, proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang pesat. Seiring dengan kebutuhan masyarakat atas informasi yang aktual. Peran teknologi semakin dilibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha sadar, terencana, dan disengaja untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia. Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF Endang Sri Mureiningsih 1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF Endang Sri Mureiningsih 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF Endang Sri Mureiningsih 1 endangsrimureiningsih@yahoo.co.id Abstrak Pengajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Sebagaimana dikemukakan oleh Rusman dan Dewi (2009 : 174) menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana guru harus menyelidiki hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar yang dialami oleh peserta didik menghasilkan perubahanperubahan dalam bidang pengetahuan atau pemahaman, bidang keterampilan, dan bidang nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Sebaliknya mengajar sering dikaitkan

Lebih terperinci

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media dalam Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti Istilah media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti perantara

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL STORYTELLING PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DIKELAS XI IPS DI SMA NEGERI 15 PADANG.

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL STORYTELLING PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DIKELAS XI IPS DI SMA NEGERI 15 PADANG. EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL STORYTELLING PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DIKELAS XI IPS DI SMA NEGERI 15 PADANG. JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. biasanya berlangsung pada tempat dan waktu tertentu. Proses pembelajaran

I. PENDAHULUAN. biasanya berlangsung pada tempat dan waktu tertentu. Proses pembelajaran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika teknologi khususnya teknologi informasi belum berkembang seperti saat ini, ketika ilmu pengetahuan belum sepesat ini, proses pembelajaran biasanya berlangsung

Lebih terperinci

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA A. Definisi Belajar dan Pembelajaran Menurut Arsyad (2007: 1) belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan

Lebih terperinci

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Hasruddin Abstrak Perkembangan biologi sebagai sains murni dan aplikasinya dalam teknologi yang semakin pesat mendorong upaya-upaya inovasi pemanfaatan hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan global terutama dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan global terutama dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan global terutama dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Salah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi masyarakat, karena dengan pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kecakapan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Partisipasi Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah ketrelibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Media Secara etimologi, kata media merupakan bentuk jamak dari medium, yang berasal dan bahasa Latin medius yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia,

Lebih terperinci

Oleh: I Wayan Sirna Program Studi Magister Dharma Acarya RESUME

Oleh: I Wayan Sirna Program Studi Magister Dharma Acarya RESUME PEMANFAATAN MULTIMEDIA PRESENTASI DAN MEDIA CETAK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Pendahuluan Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlakunya kurikulum 2004 berbasis kompetensi, yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berjudul Aplikasi Pembelajaran Bahasa Arab pada Anak Prasekolah Berbasis Multimedia (Studi Kasus Tk Uswatun Hasanah Yogyakarta), mengemukakan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 5 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 5 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 5 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 ROSWATI 1021-0593 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan

Lebih terperinci

MODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN

MODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL TEORI BELAJAR, PRINSIP-PRINSIP BELAJAR, DAN MEDIA PEMBELAJARAN Oleh : Annisa Ratna Sari, M.S.Ed FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 DAFTAR ISI Kata Pengantar...2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Hampir semua orang akan dikenai pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap orang mengalami belajar dalam hidupnya. Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena pendidikan merupakan gerbang menuju wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena pendidikan merupakan gerbang menuju wawasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan gerbang menuju wawasan dan pengetahuan akan dunia yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) ataupun menghafal (memorizing) tetapi dituntut untuk memahami konsep biologi. Untuk kurikulum

Lebih terperinci

Pengantar Multimedia. Pertemuan III

Pengantar Multimedia. Pertemuan III Pengantar Multimedia Pertemuan III Definisi Definisi Multimedia -Multi [latin] banyak; bermacam-macam -Medium [latin] sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu; -Medium [American Heritage

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Terbukti dengan adanya pembangunan pada sektor pendidikan seperti munculnya sekolah-sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika memegang peranan penting dalam dunia pendidikan yaitu mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan yang selalu berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Adanya pemberian pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan akademis dan psikologis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pengembangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan (2008: 414)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah yang timbul di SD sebagai bahan pengembangan media, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang ditawarkan dan manfaat yang diperoleh dari penelitian.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Salah satunya menurut Duch (1995) dalam http://www.uii.ac.id pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Layanan Informasi. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: ) layanan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Layanan Informasi. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: ) layanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Bimbingan Konseling terdapat 9 (sembilan) Layanan Bimbingan Konseling. Salah satunya adalah Layanan Informasi. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:259-260)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan manusia untuk menjadikan manusia yang berkualitas. Salah satu upaya pembangunan pendidikan untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING 111 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGATURAN REFRIGERASI Raden I. Saputra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di SD 1. Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Lebih terperinci

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

BAB. II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB. II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Pengertian aktivitas adalah semua kegiatan seseorang dalam mengikuti suatu kegiatan baik secara kelompok maupun perorangan atau individu. Menurut

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS II SDN BANTARGEBANG II KOTA BEKASI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS II SDN BANTARGEBANG II KOTA BEKASI PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS II SDN BANTARGEBANG II KOTA BEKASI Ari Hastuti* Yudi Budianti Email: yudi_budianti@yahoo.com ABSTRAK Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap orang dimanapun dan kapan pun orang itu berada. Pendidikan sangat penting, karena tanpa adanya pendidikan manusia akan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu 93 BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu adanya analisis hasil penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang dihasilkan tersebut dapat dilakukan interprestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa gambar. Peradapan manusia kuno sebelum mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kualitas pendidikan yang ada pada bangsa

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD. Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD. Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta Abstract This study aims to improve motivation and learning

Lebih terperinci

Michael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Michael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL BENTUK VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI X IPS 2 SMA BATIK 1 SURAKARTATAHUN PELAJARAN 2015/2016 Michael Ricy Sambora Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar para siswa atau sering disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan ketika akan mempelajari tentang sejarah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan ketika akan mempelajari tentang sejarah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mempelajari sejarah sering kali memunculkan beberapa pertanyaan, untuk apa belajar sejarah; apa gunanya belajar sejarah; mengapa sejarah harus dipelajari. Pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

: Pengembangan, Media Komputer Pembelajaran, Video

: Pengembangan, Media Komputer Pembelajaran, Video PENGEMBANGAN MEDIA KOMPUTER PEMBELAJARAN TENTANG TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR KAMERA VIDEO PADA MATA PELAJARAN KOMPETENSI KEJURUAN SISWA KELAS XI MULTIMEDIA SMK IPIEMS Yuniar Eka Fauzi 1, Rusijono 2 Kurikulum

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR 162 PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR M. Ridwan*, Indrati Kusumaningrum**, Risma Apdeni*** Email: mhdridwan33@yahoo.com ABSTRACT Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widiawati dkk menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Penerapan Computer Assist Language

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, karena melalui pendidikan, manusia dapat berbudaya dan bertanggung jawab serta berkualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terbagi menjadi beberapa jenis, seperti yang tercantum pada penjelasan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 15,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk meningkatkan sumber daya manusia seutuhnya yang mampu membangun dirinya dan bertanggung

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI KELAS V SDN 2 TAPA KEC. TAPA KAB. BONE BOLANGO.

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI KELAS V SDN 2 TAPA KEC. TAPA KAB. BONE BOLANGO. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI KELAS V SDN 2 TAPA KEC. TAPA KAB. BONE BOLANGO. Oleh : Stivan Saleh 1. Pembimbing I Dra. Elmia Umar, M.Pd 2. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai, selain membaca

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai, selain membaca BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai, selain membaca dan menulis. Menguasai ilmu matematika, membaca, dan menulis berarti mempunyai harapan untuk

Lebih terperinci

Teknologi & Media Pembelajaran

Teknologi & Media Pembelajaran Teknologi & Media Pembelajaran Oleh: Khairul Umam dkk 1.1 Pengertian Secara etimologi, kata "media" merupakan bentuk jamak dari "medium", yang berasal dan Bahasa Latin "medius" yang berarti tengah. Sedangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus menerus dicari solusinya. Hal ini disebabkan karena hasil belajar siswa merupakan indikator tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisikan pendahuluan penelitian, adapun yang disampaikan pada Bab ini diantaranya, (A) Latar Belakang, (B) Perumusan Masalah, (C) Tujuan Penelitian, (D) Manfaat Penelitian, dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA GAME ULAR TANGGA EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR EKONOMI

PENGEMBANGAN MEDIA GAME ULAR TANGGA EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR EKONOMI PENGEMBANGAN MEDIA GAME ULAR TANGGA EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR EKONOMI Titi Wijayanti & Tejo Nurseto Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Email: titiestukara@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas. Oleh sebab, itu guru harus

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas. Oleh sebab, itu guru harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan pada masa kini selalu berupaya mendewasakan manusia melalui berbagai strategi, metode dalam melaksanakan pembelajaran yang diberikan oleh pendidik.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai

Lebih terperinci

Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula

Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula Mawarni, Huber Yaspin Tandi, Dan Rizal Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan pokok dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan pokok dalam menciptakan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan pokok dalam menciptakan sumber daya manusia yang bermutu dan dapat diandalkan dalam kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan investasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPS, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Media Visual.

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPS, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Media Visual. PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBASIS MEDIA VISUAL DI KELAS IV SDN 02 TEMULUS Oleh: Yulina Ismiyanti PGSD FKIP Universitas Islam Sultan Agung ABSTRAK

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN. Oleh. MARTEN MOKO NIM (SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango)

JURNAL PENELITIAN. Oleh. MARTEN MOKO NIM (SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango) 1 JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 6 SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh MARTEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang paling penting. Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari kesiapan seluruh komponen

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Berdasarkan Temuan Terkait Fokus Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Berdasarkan Temuan Terkait Fokus Penelitian 122 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Berdasarkan Temuan Terkait Fokus Penelitian Pertama: Bagaimana Kreativitas guru dalam mengembangkan metode pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk meningkatkan motivasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU ARNIS Guru SD Negeri 113 Pekanbaru arrnis6@gmail.com ABSTRAK Hasil observasi penulis di SDN 113

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di masa sekarang ini perkembangan teknologi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang diperlukan oleh semua orang. Dapat dikatakan bahwa pendidikan dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dalam pembelajaran, terdapat proses belajar mengajar yang pada dasarnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi tersebut, guru bertindak sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Selain itu, pendidikan merupakan bagian integral

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI MULTIMEDIA INTERAKTIF GAMBIRO (GAME BILANGAN ROMAWI) UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

PEMANFAATAN TEKNOLOGI MULTIMEDIA INTERAKTIF GAMBIRO (GAME BILANGAN ROMAWI) UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR PEMANFAATAN TEKNOLOGI MULTIMEDIA INTERAKTIF GAMBIRO (GAME BILANGAN ROMAWI) UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Artikel ini diajukan untuk mengikuti simposium guru dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman ditandai dengan kemajuan teknologi, dituntut untuk dapat mengikuti kemajuan teknologi yang telah ada. Begitu halnya dengan jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan dewasa ini dapat dilihat dari peningkatan sistem pelaksanaan pendidikan dan pengembangan pembelajaran yang selalu diusahakan

Lebih terperinci

URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR

URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR Arrofa Acesta *Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kuningan arrofa.acesta@uniku.ac.id Abstrak Media pembelajaran yang dikemas dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PERAWATAN PC. Vivin Ayu Lestari, Suwasono

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PERAWATAN PC. Vivin Ayu Lestari, Suwasono Ayu Lestari, Suwasono, Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Multimedia Interaktif PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PERAWATAN PC Vivin

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI HIDROKARBON ALKANA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI HIDROKARBON ALKANA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8 ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI HIDROKARBON ALKANA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8 OLEH MUHAMMAD ANSHORI HASIBUAN NIM A1C108019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan sekaligus berhak mendapatkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 (1) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Potret pembelajaran sastra di berbagai sekolah (di Indonesia) selama ini terlihat buram dan sedih. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian Alwasilah (dalam

Lebih terperinci