III. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada beberapa lokasi yaitu: (1) rumah kaca Program Studi Analisis Lingkungan, FMIPA, IPB, (2) Kebun Percobaan Sindangbarang, (3) Median Jalan Tol Jagorawi km , dan (4) Tepi Jalan Tol Jagorawi km 12.8 dan Analisis beberapa sifat fisiologi dan anatomi tanaman dilaksanakan di Laboratorium Unit Jasa Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB; Laboratorium Taksonomi, serta Laboratorium Fisiologi Tanaman Departemen Biologi, IPB. Analisis serapan NO 2 dilaksanakan di Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Preparasi alat dan bahan untuk pengukuran beberapa parameter kualitas udara serta analisis kimia dilakukan di laboratorium Sistem dan Manajemen Lingkungan, FMIPA, IPB. Waktu penelitian 14 bulan dari bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Februari Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah berbagai jenis tanaman yang banyak digunakan sebagai tanaman jalur hijau jalan dan diseleksi berdasarkan penelitian pendahuluan yaitu P. indicus, L. speciosa, C. sumatrana, D. regia, G.arborea, C. burmanii, S. macrophylla, dan M. elengi. Selain itu bahan yang digunakan adalah bahan kimia untuk paparan dan pengukuran serapan NO 2 dan N total daun; bahan kimia untuk pengukuran NO 2, NH 3, SO 2, H 2 S, dan Pb udara ambien; bahan kimia untuk pengukuran kandungan asam askorbat, total klorofil, dan ph daun. Alat yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan tanaman antara lain adalah meteran, mikrometer, dan leaf area meter. Alat yang digunakan untuk pengukuran kerapatan stomata antara lain adalah gelas objek dan kaca penutup, mikroskop, mikrometer garis, dan mikrometer pentas. Alat untuk pengambilan contoh dan analisis udara ambien antara lain adalah empinger, labu ukur 50 ml, pipet mohr 1, 5, dan 10 ml, buret 50 ml, kertas saring grade GF, aspirometer model kymko, spektrofotometer UV-Vis (sinar tampak), dan spektrofotometer

2 30 serapan atom. Alat untuk analisis asam askorbat, klorofil, ph, dan kadar air daun antara lain adalah tabung reaksi, labu ukur 50 ml, blender, timbangan, oven, penangas air, ph meter (Hanna 211), dan spektrofotemeter UV-Vis. Alat untuk pemaparan dan analisis kandungan 15 N dan N total daun environmental testing (Ogawa Seiki 6328) gas chamber, lampu pijar, termometer, lux meter, pompa vakum, leaf area meter, spektrometer emisi (Yasco-N151) Rancangan Penelitian Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu dilakukan survei jenis-jenis tanaman jalur hijau di jalan tol Jagorawi. Beberapa kriteria umum yang digunakan untuk tanaman jalur hijau jalan yaitu mudah tumbuh, tajuk rindang, percabangan tidak mudah patah, dan mampu menyerap pencemar. Selain itu pemilihan jenis tanaman juga mempertimbangkan keragaman famili. Beberapa data dari hasil penelitian sebelumnya digunakan untuk melihat kemampuan tanaman dalam menyerap NO 2. Dari jenis tanaman yang terpilih kemudian dilakukan penelitian pendahuluan berupa analisis kandungan asam askorbat. Selanjutnya dipilih 8 jenis tanaman dengan kandungan asam askorbat dari kisaran rendah, sedang, dan tinggi untuk digunakan sebagai tanaman uji. Penelitian ini terbagi atas tiga percobaan yaitu : (1) percobaan untuk mengkaji kemampuan serapan dan distribusi nitrogen yang berasal dari NO 2 (kondisi terkontrol dan semilapang); (2) percobaan untuk mengkaji toleransi jenis tanaman terhadap pencemar udara; (3) percobaan untuk mengkaji keefektifan vegetasi mengurangi konsentrasi NO 2 akibat aktivitas transportasi Percobaan Kemampuan Serapan NO 2 Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui kemampuan tanaman dalam menyerap NO 2 dan mengetahui distribusi nitrogen yang berasal dari NO 2. Faktor yang dilihat pengaruhnya adalah kerapatan stomata. Percobaan dilakukan dalam kondisi terkontrol dan semi lapang.

3 Percobaan dalam Kondisi Terkontrol Tanaman yang digunakan berasal dari biji atau stek batang dari induk yang sama yang merupakan koleksi Unit Pengembangan Kebun Raya Bogor. Tanaman ditempatkan dalam pot berdiameter 30 cm yang berisi campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 3:1(v/v). Pemeliharaan tanaman berupa penyiraman secara teratur dan pemupukan awal dengan NPK (15:15:15) dosis 1 gram/polybag. Tanaman dipelihara dalam rumah kaca kurang lebih selama empat bulan hingga mencapai tinggi cm. Tanaman yang mendapat perlakuan exposure gas NO 2 dipilih berdasarkan kondisi morfologi yang relatif seragam. Selanjutnya pada tanaman uji dilakukan proses exposure dengan menggunakan gas NO 2 berlabel (99% atom 15 N) dalam gas chamber sesuai dengan metode Nasrullah et al., 1997 (Gambar 11). Tahapan Exposure Gas NO 2 Tanaman yang memperoleh perlakuan exposure gas NO 2 ditempatkan di dalam gas chamber kedap udara yang terbuat dari bahan flexy glass dengan tebal 4 mm dengan volume 1000 liter. Dalam gas chamber ditempatkan 4 kipas angin kecil (diameter kipas 7.5 cm) dan satu kipas angin besar (diameter kipas 20 cm). Selama proses exposure, kipas angin kecil dijalankan sedangkan kipas angin besar hanya dijalankan selama 5 menit pertama untuk mengaduk dan meratakan penyebaran gas NO 2 dalam gas chamber. Gas chamber ditempatkan di dalam environmental testing chamber (Ogawa Seiki 6328) yang berukuran 4.0 x 1.7 x 2.4 m dengan pintu berukuran 0.1 x 1.8 m. Suhu dan dalam gas chamber diatur melalui pengaturan suhu dan kelembaban pada environmental testing chamber yaitu 30ºC dan kelembaban udara pada awal perlakuan adalah 60%. Intensitas cahaya di dalam gas chamber sebesar 1000 lux diatur dengan penggunaan lampu yang sesuai. Exposure gas NO 2 dilakukan dengan cara menyuntikkan gas ke dalam gas chamber. Gas NO 2 diambil dari tabung melalui sampling line dengan menggunakan syringe 5 cc (hamilton gastight syringe) dan disuntikkan ke dalam gas chamber sebesar 3 ppm (ml per 1000 l).

4 32 Gambar 11. Gas chamber untuk exposure gas NO 2 (kondisi terkontrol) Pada setiap perlakuan, ke dalam gas chamber 1 dan 2 masing-masing dimasukkan tiga jenis tanaman dan dipapar selama 60 menit. Selama proses exposure bagian media tanam ditutup plastik menghindari penyerapan gas NO 2 oleh tanah. Setelah proses exposure, pintu chamber dibuka dan kipas angin dinyalakan untuk mengeluarkan gas NO 2 yang masih tersisa. Analisis Serapan dan distribusi 15 N Kemampuan tanaman menyerap NO 2 ditunjukkan dengan bobot 15 N pada tanaman. Analisis serapan dan distribusi 15 N dilakukan sesuai metode Nasrullah (1997). Tanaman yang telah diperlakukan dengan 15 NO 2 dikeluarkan dari gas chamber dan dipisahkan antara bagian batang, daun, dan akar. Luas daun dari seluruh daun tanaman diukur dengan menggunakan leaf area meter. Selanjutnya bagian batang, daun, dan akar dioven dengan suhu 70ºC selama 2 x 24 jam (bobot kering konstan) dan ditimbang bobot keringnya, kemudian dihaluskan untuk penentuan kadar nitrogen. Analisis kandungan N total pada tiap bagian tanaman ditentukan dengan metode kjeldahl dan kadar 15 N diukur dengan spektrometer emisi (yasco, N-151).

5 33 Analisis Kerapatan Stomata Daun Sampel daun segar yang akan dianalisis dioles dengan menggunakan kuteks bening pada bagian permukaan yang menghadap ke atas (abaksial), permukaan yang menghadap ke bawah (adaksial), dan dibiarkan mengering. Setelah kering lapisan kuteks dikelupas dengan menggunakan pinset runcing. Lapisan kuteks diletakkan pada kaca objek secara terbalik, kemudian diteteskan air dan ditutup dengan kaca penutup (cover glass). Selanjutnya preparat diamati di bawah mikroskop binokuler pada perbesaran 40 x 10. Nilai kerapatan stomata tiap jenis tanaman dihitung berdasarkan rata-rata kerapatan 9 preparat (3 ulangan daun dengan 3 ulangan pengamatan). Pengukuran panjang dan lebar stomata dilakukan dengan menggunakan mikrometer garis pada lensa okuler, sedangkan peneraan ukurannya digunakan mikrometer Pentas pada lensa objektif. Pengukuran stomata pada tiap preparat dilakukan sebanyak 3 kali. Pengukuran stomata dilakukan terhadap bagian yang paling panjang dan paling lebar dari sel penjaganya. Stomata yang diukur pada tiap preparat adalah stomata terbesar, terkecil, dan yang paling banyak dijumpai Percobaan Semi Lapang Pada percobaan semi lapang digunakan gas chamber dengan volume 1000 dm 3, berukuran 150 x x 60.5 cm. Gas chamber dilengkapi dengan 4 kipas angin kecil dan satu kipas angin besar yang terus dinyalakan selama proses exposure sehingga udara tercampur merata (Gambar 12). Semua jenis tanaman yang digunakan mempunyai tinggi berkisar antara cm. Gas chamber ditempatkan pada ruang terbuka dengan mendapatkan kondisi penyinaran sesuai dengan kondisi alami. Suhu dan kelembaban relatif di dalam gas chamber pada awal proses exposure diatur sesuai dengan kondisi alami yaitu 30 C dan 60%. Untuk mendapatkan faktor lingkungan awal yang relatif seragam, maka perlakuan exposure dilakukan mulai pukul sampai pukul

6 34 Gambar 12. Gas chamber untuk exposure gas NO 2 (semilapang) Metode Pengumpulan Data Tanaman yang diuji dimasukkan dalam gas chamber. Sebanyak tiga jenis tanaman ditempatkan di dalam gas chamber pada tiap proses exposure. Exposure gas NO 2 dilakukan dengan cara menyuntikkan gas 15 NO 2 ke dalam gas chamber. Gas 15 NO 2 diambil dari tabung melalui sampling line dengan menggunakan syringe 5 cc (hamilton gastight syringe) dan disuntikkan ke dalam gas chamber sebesar 3 ppm. Exposure dilakukan selama 60 menit sesuai metode Nasrullah (1997). Selanjutnya tanaman dikeluarkan dari gas chamber dan dipisahkan bagian batang, daun, dan akar, kemudian dilakukan pengukuran luas daun dengan menggunakan leaf area meter. Selanjutnya bagian tanaman yang sudah dipisahkan dioven dengan suhu 70ºC selama 2 x 24 jam, ditimbang bobot keringnya, dan kemudian dihaluskan untuk selanjutnya dilakukan analisis kandungan nitrogen. Analisis kandungan N total dilaukan dengan metode kjeldahl dan serapan NO 2 diukur dengan spektrometer emisi (yasco, N-151). Bobot nitrogen yang berasal dari gas 15 NO 2 dihitung menurut rumus : % kelimpahan atom 15 N sampel N yang berasal dari 15 NO 2 = x N total % kelimpahan atom 15 N dari NO 2 % kelimpahan atom 15 N sampel = % atom 15 N sampel - % atom 15 N blanko

7 35 Untuk 15 N blanko digunakan % atom 15 N di alam yaitu 0.367%. Nilai serapan NO 2 adalah kadar 15 N pada daun, batang, akar dibagi dengan bobot kering daun. Data lingkungan yang diukur adalah suhu udara dan suhu dalam bilik gas, kelembaban udara, dan intensitas cahaya selama proses exposure. Metode Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan dalam percobaan serapan NO 2 dan distribusi 15 N adalah rancangan petak terbagi (split-plot design) dengan faktor (A dan B). Model linear yang digunakan adalah: Keterangan: Y ij Y ijk = µ + i + ik + ß j + ( ß) ij + ε ijk = nilai pengamatan pada taraf faktor A taraf ke-i faktor B taraf kej dan ulangan ke k µ = rataan i ß j ( ß) ij ε ijk = pengaruh utama faktor A (kondisi percobaan, terdiri dari terkontrol dan semilapang) = pengaruh utama faktor B (8 jenis tanaman, terdiri dari: 1 = P. indicus, 2 = L. speciosa, 3 = C. sumatrana, 4 = D. regia, 5 = G. arborea, 6 = C. burmanii, 7 = S. macrophylla, dan 8 = M. elengi) = interaksi faktor A dan faktor B = pengaruh acak dari anak petak Data serapan dan distribusi 15 N diolah dengan menggunakan ANOVA dan jika terdapat beda nyata dilakukan uji Duncan pada taraf =5%. dua Percobaan Toleransi Jenis Tanaman terhadap Pencemar Udara Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan toleransi jenis tanaman terhadap bahan pencemar udara. Tanaman yang digunakan ditanam dalam pot berdiameter 30 cm yang berisi campuran tanah dan kompos dengan perbandingan (3:1 v/v). Pada saat aplikasi di lokasi percobaan (Sindangbarang dan Jagorawi) tanaman sudah mempunyai tinggi sekitar m. Sebanyak 48 pot tanaman ditempatkan di median jalan tol km dan dibiarkan terpapar oleh bahan pencemar yang berasal dari aktivitas transportasi selama 4 bulan (Gambar 13a). Sebanyak 24 pot tanaman yang terdiri dari 8 jenis tanaman masing-masing 3

8 36 ulangan ditempatkan di daerah yang relatif tidak tercemar (kebun percobaan Sindangbarang IPB, Gambar 13b). Pemeliharaan tanaman di lapang dilakukan dengan cara menyiram secara teratur dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Setiap pot tanaman dibungkus plastik transparan untuk mempertahankan kelembaban tanah. a) b) Gambar 13. Penempatan tanaman uji di median jalan tol Jagorawi (a) dan kebun percobaan Sindangbarang (b) Metode Pengumpulan Data Untuk melihat toleransi jenis tanaman terhadap pencemar udara maka dilakukan pengamatan dan pengukuran beberapa parameter pertumbuhan yaitu: 1. Tinggi tanaman, diukur setiap minggu 2. Jumlah daun total, diukur setiap minggu 3. Pertambahan luas daun tiap tanaman, diukur setiap 4 minggu hingga akhir pengamatan (minggu ke 14). Luas daun diperoleh dengan cara menjiplak sampel daun, masing-masing sebanyak 30 daun pada tiap jenis tanaman, pada awal pengukuran (4 minggu), kecuali pada C. sumatrana tidak dilakukan pengukuran.. Pengukuran selanjutnya dilakukan pada sampel daun yang sama ditambah dengan daun yang baru terbentuk. 4. Kandungan asam askorbat total, khlorofil total, ph, dan kadar air daun dari tiap jenis tanaman diukur pada akhir pengamatan (minggu ke 14) Sebagai data pendukung dilakukan pengukuran suhu, kelembaban udara harian, kecepatan dan arah angin, konsentrasi NO 2, NH 3, SO 2, H 2 S, O 3, CO, Pb udara ambien, total debu, serta kepadatan kendaraan harian. Metode pengukuran kondisi fisiologi tanaman serta data lingkungan ditampilkan pada Tabel 4.

9 37 Tabel 4. Metode pengukuran kondisi fisiologi tanaman dan data lingkungan Parameter Metode Asam askorbat Klorofil total PH ekstrak daun Kadar air NO 2 NH 3 SO 2 H 2 S Debu O 3 CO Pb Spektrofotometri (sinar tampak, 540 nm) Spektrofotometri (sinar tampak, 652 nm) ph meter Oven Griess-Saltzman Indofenol Pararosanilin Metilen Blue Gravimetri Neutral Buffer Potassium Aspirometer AAS (Spektofotrometri serapan atom) Parameter Pertumbuhan Tanaman. Pertumbuhan tanaman yang diamati adalah pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan luas daun total. a. Pertambahan Tinggi Relatif Pertambahan tinggi relatif (PTR) dihitung berdasarkan pertambahan tinggi tanaman dengan menggunakan rumus: ln T(i) ta lnt (i) to PTR = t Keterangan: T ta = tinggi tanaman jenis ke-i pada akhir pengamatan T to = tinggi tanaman jenis ke-i pada awal pengamatan t = waktu pengamatan (14 minggu) b. Laju Pertumbuhan Relatif (RGR) Laju pertumbuhan relatif (RGR) dihitung berdasarkan pertambahan luas daun tiap jenis tanaman dengan menggunakan rumus:

10 38 ln Ld(i) ta lnld (i) to RGR = t Keterangan: Ld (i) ta = luas daun jenis ke-i pada akhir pengamatan Ld (i) to = luas daun jenis ke-i pada awal pengamatan t = selang waktu pengukuran (4 minggu) Parameter Fisiologi Tanaman Pengamatan fisiologi daun berupa analisis kandungan asam askorbat, klorofil total, ph daun, dan kadar air. Pengambilan sampel daun segar dilakukan pada akhir minggu ke-14, dilakukan pada pagi hari di antara pukul a. Asam askorbat. Kandungan asam askorbat ditentukan dengan metode spektrofotometri sinar tampak (Apriyantono et al., 1989). Sampel daun segar sebanyak 5 g dihaluskan di dalam blender dengan menggunakan larutan metafosfat asam asetat. Hancuran disaring dan ke dalam 15 ml filtrat ditambahkan 0.75 g arang aktif. Setelah dikocok rata dan disaring, sebanyak 4 ml hasil saringan ditempatkan dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 tetes thiourea 10% dan 1 ml dinitrofenilhidrazin. Tabung reaksi dimasukkan ke dalam penangas air 37 C selama 3 jam. Tabung didinginkan dalam es dan ditambahkan H 2 SO 4 85%, kemudian dikocok merata. Setelah dibiarkan selama 30 menit, absorban larutan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. b. Klorofil. Klorofil total daun (mg g -1 ) ditetapkan dengan metode spektrofotometri sinar tampak (Arnon, 1949). Sampel daun segar sebanyak 1g dihaluskan dan ditambah aceton 80% hingga jaringan menjadi homogen. Ekstrak dipindahkan ke labu ukur 50 ml melalui kertas saring. Prosedur ekstrasi pada sisa jaringan diulangi sehingga volume dalam labu ukur mencapai 50 ml. Selanjutnya 2.5 ml larutan dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml dan diencerkan hingga volume 25 ml hingga diperoleh supernatan. Selanjutnya supernatan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 652 nm.

11 39 c. ph ekstrak daun. Derajat keasaman (ph) ekstrak daun diukur dengan ph meter (Apriyantono et al.,1989). Sampel daun segar yang telah dihaluskan sebanyak 5 g ditambah air bebas ion sebanyak 50 ml dan ph suspensi diukur dengan ph meter. d. Kadar air. Kadar air daun ditetapkan dengan metode oven (Apriyantono et al., 1989). Sampel daun sebanyak 5 g dioven pada suhu 80º C selama 2 x 24 jam dan bobot keringnya konstan. Parameter Kualitas Udara Pengukuran konsentrasi udara ambien meliputi gas NO 2, NH 3, H 2 S, SO 2, CO, Pb, dan debu sesuai dengan Lodge (1988). Metode dan prinsip pengukuran ketujuh parameter tersebut ditetapkan sebagai berikut : a) Nitrogen dioksida (Metode Griess-saltzman). Nitrogen dioksida di udara ambien diserap dalam larutan penyerap yang mengandung asam sulfanilat dan N-(1-naphtyl)-ethylene diamin dihydro chloride membentuk senyawa berwarna merah muda. Intensitas warna yang terjadi diukur pada panjang gelombang 550 nm. b) Amonia (Metode Indofenol). Amonia di udara diserap dengan larutan penyerap H 2 SO N. Amonia akan bereaksi dengan asam sulfat membentuk garan amonium. Garam amonium yang terbentuk bereaksi dengan fenol dan hipoklorit membentuk senyawa indofenol yang berwarna biru. Intensitas warna yang terjadi diukur dengan spektro fotometer pada panjang gelombang 640 nm. c) Sulfur dioksida (Metode Pararosanilin). Sulfur dioksida di udara diserap oleh kalium tetrachloro mercurate (TCM) akan membentuk senyawa kompleks dichlorosulfito mercurate. Selanjutnya senyawa yang terbentuk direaksikan dengan pararosanilin dan formaldehide yang akan membentuk senyawa kompleks pararosanilin methylsulfonat yang berwarna merah ungu. Intensitas warna yang terjadi diukur dengan spektro fotometer pada panjang gelombang 548 nm. d) Hidrogen sulfida (Metode Metilen blue). Hidrogen sulfida di udara diserap oleh Zn-asetat 5%. Reaksi dengan larutan diamin (0.15 %(N,N-

12 40 dimethyl-1,4-phenylen diamonium diklorida) memben-tuk metilen blue yang berwarna biru. Intensitas warna yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 670 nm. e) Debu (Metode Gravimetri). Kertas fiber filter yang akan digunakan dioven terlebih dahulu, kemudian dalam keadaan kosong ditimbang. Selanjutnya kertas fiber diletakkan di lapangan terbuka selama satu jam. Kertas filter dioven kembali. Selanjutnya kertas fiber filter yang telah berisi debu ditimbang untuk mendapatkan bobot akhir filter. Kandungan partikel debu dihitung dengan rumus: (Wf Wi) x 10 6 Partikel debu = Vt Keterangan: Partikel debu (μg m -3 ) Wf = bobot akhir filter (g) Wi = bobot awal filter (g) Vt = volume udara sampel total (m 3 ) f). Ozon. Contoh udara diserap larutan Neutral Buffer Potasium (NBKI) dan absorbansi diukur dengsn spektrofotometer pada panjang gelombang 352 nm. g). CO (Aspirator). Karbon monoksida ditentukan dengan menggunakan Aspirator model kymko. Aspirator diaktifkan dengan mengatur tekanan udara sebesar 1 atm. Selanjutnya aspirator dibiarkan selama 5 menit. Pada skala terbaca kandungan CO yang terserap. h). Pb ( AAS ). Senyawa Pb di udara dianalisis dengan metode AAS. Sampel diambil dengan menggunakan pompa vakum udara, bersamaan dengan kandungan debu di udara. Kertas saring milipore diameter 5.5 cm per filter dimasukkan ke dalam sel holder yang terhubung dengan selang ke flow meter dan pompa vakum. Sampling dilakukan selama 2 jam pada laju alir sekitar 25 l/menit. Kertas saring ditimbang dan ditambahkan 20 ml larutan pengekstrak (campuran 182 ml HCL dan 65 ml HNO 3 pekat dalam 1 L air). Kemudian dipanaskan sampai larut pada suhu 100 ºC selama 50 menit. Larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan ditera dengan air bebas ion.

13 41 Selanjutnya disaring dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan diukur absorbannya dengan AAS pada panjang gelombang nm. Metode Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan dalam percobaan serapan NO 2 dan distribusi 15 N adalah rancangan petak terbagi (split-plot design) dengan faktor (A dan B). Model linear yang digunakan adalah: Keterangan: Y ij Y ijk = µ + i + ik + ß j + ( ß) ij + ε ijk = nilai pengamatan pada taraf faktor A taraf ke-i faktor B taraf kej dan ulangan ke k µ = rataan i ß j ( ß) ij ε ijk = pengaruh utama faktor A (kondisi percobaan, terdiri dari kontrol (tidak terpolusi) dan (terpolusi) = pengaruh utama faktor B (8 jenis tanaman, terdiri dari: 1 = P. indicus, 2 = L. speciosa, 3 = C. sumatrana, 4 = D. regia, 5 = G. arborea, 6 = C. burmanii, 7 = S. macrophylla, dan 8 = M. elengi) = interaksi faktor A dan faktor B = pengaruh acak dari anak petak Semua data parameter pertumbuhan dan parameter fisiologi tanaman diolah dengan ANOVA dan jika terdapat beda nyata dilakukan uji Duncan pada taraf = 5%. Selain itu data kandungan asam askorbat, khlorofil, ph, dan kadar air daun dihitung berdasarkan formula APTI (air pollution tolerance index) (Singh et al., 1991) : A (T + P) + R APTI = 10 Keterangan: A = asam askorbat total (mg g -1 ) T = klorofil total (mg g -1 ) P = ph daun R = kadar air daun (%) dua

14 42 Pengukuran Toleransi Tanaman terhadap Pencemar Udara Toleransi tanaman diukur berdasarkan laju pertambahan luas daun (RGR) yang diolah dengan ANOVA, dan jika terdapat beda nyata dilakukan uji Duncan pada taraf = 5%. Selanjutnya dilakukan pemberian skor berdasarkan hasil uji Duncan tersebut (modifikasi Dahlan, 1995). Skor 1 jika terdapat beda nyata dan rerata tanaman terpolusi lebih rendah dari kontrol/ tidak terpolusi. Skor 2 diberikan jika rerata tanaman kontrol dan terpolusi tidak berbeda nyata; skor 3 jika terdapat beda nyata dan rerata tanaman terpolusi lebih tinggi dari kontrol; Penggolongan toleransi tanaman ditentukan berdasarkan skor RGR yaitu termasuk toleran jika skor 3; toleransi sedang jika skor = 2; tidak toleran jika skor =1. Sebagai pembanding, dilakukan juga penentuan toleransi tanaman berdasarkan metode APTI. Nilai APTI tiap jenis tanaman dalam kondisi terpolusi dibandingkan dengan tabel kriteria Sensitifitas dan Toleransi Tanaman (Singh et al., 1991) (Tabel 5). Untuk memperoleh informasi mengenai mekanisme fisiologi yang mempengaruhi toleransi tanaman, maka dilakukan pembandingan tingkat toleransi dan perubahan kondisi fisiologi. Pendugaan Kemampuan Tanaman Menyerap NO 2. Nilai kemampuan tanaman menyerap NO 2 di lapang dihitung berdasarkan luas daun tanaman kondisi terpolusi pada akhir pengamatan (minggu ke-14) dikalikan dengan kemampuan jenis tanaman menyerap 15 N per luasan daun. Tabel 5. Kriteria sensitivitas dan toleransi tanaman menurut Singh et al., 1991 Kriteria Deciduous Evergreen Sensitif <14 <12 Sedang Cukup Toleran Toleran >24 > Percobaan Pengurangan Gas NO 2 oleh Vegetasi Percobaan ini terdiri dari dua unit percobaan yang berbeda. Percobaan pertama mengkaji sebaran gas NO 2 pada tiga ketinggian dan tiga jarak dari sumber emisi. Percobaan ke dua adalah mengkaji pengaruh vegetasi serta jarak dari

15 43 sumber emisi terhadap pengurangan konsentrasi gas NO 2 akibat aktivitas transportasi. Pengukuran k di dan Metode Pengumpulan Data Pengukuran konsentrasi NO 2 udara ambien dilakukan di tempat terbuka (tepi Jalan Tol Jagorawi km 10.4) dan bervegetasi (tepi jalan tol Jagorawi pada km 12.8). Pada percobaan pertama, pengukuran konsentrasi NO 2 dilakukan pada tiga jarak yang berbeda yaitu 5, 15, dan 25 m dari sumber emisi serta ketinggian yang berbeda yaitu 1.5, 3, dan 10 m di atas permukaan tanah. Titik pengambilan sampel NO 2 udara ambien di tempat terbuka dan bervegetasi serta profil vegetasi dari masing-masing lokasi dapat dilihat pada Gambar 14 dan Lampiran 1. Pada percobaan ke dua, dilakukan pengukuran konsentrasi gas NO 2 udara ambien pada tempat terbuka dan bervegetasi pada tiga jarak dan tiga waktu pengukuran yang berbeda yaitu 5, 15, serta 25 m dari sumber emisi pada pagi, siang, dan sore hari. Pengukuran pada tempat terbuka dan bervegetasi dilakukan pada saat yang bersamaan, pagi (pukul ), siang (pukul ), dan sore hari (pukul ) dengan 3 kali ulangan. Sebagai pelengkap dilakukan juga pengukuran suhu udara, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin, serta kepadatan kendaraan pada saat pengukuran konsentrasi gas NO 2. km10.4 Cibubur_km12.8 Bogor Jalan tol Jagorawi Arah ke Jakarta 5m 5m Vegetasi G. arborea 10 m 10 m Tempat terbuka 10m Kebun singkong 10m Kebun penduduk Gambar 14. Titik pengambilan sampel NO 2 udara ambien di tempat terbuka dan bervegetasi

16 44 Metode Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan dalam percobaan sebaran konsentrasi gas NO 2 pada berbagai ketinggian dan jarak dari sumber emisi adalah rancangan faktorial acak lengkap. Keterangan: Model linier yang digunakan adalah : Y ij = + α i + β j + (αβ) ij + ε ijk Y ij = nilai pengamatan µ = rataan α i β j (αβ) ij ε ijk = pengaruh faktor ketinggian taraf ke-i (tiga ketinggian di atas permukaan tanah) yaitu 1.5, 3, dan 10 m = pengaruh faktor jarak taraf ke-j (tiga jarak dari sumber emisi), yaitu jarak 5, 15, dan 25 m dari bahu jalan = pengaruh interaksi faktor ketinggian dari permukaan tanah dan jarak dari sumber emisi = galat percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam percobaan pengurangan konsentrasi gas NO 2 oleh vegetasi adalah rancangan faktorial acak kelompok dengan perlakuan adalah lokasi, jarak dari sumber pencemar yaitu 5, 15, dan 25 m, dan waktu pengukuran (pagi, siang, sore hari), dengan 3 ulangan. Model linier yang digunakan adalah: Keterangan: Y ij = + α i + β j + k + (αβ) ij + ( β )jk + (α ) ik +( αβ ) ijk + ε ijkl Y ij α i β j k (αβ) ij (β )jk (α ) ik = nilai pengamatan = rataan = pengaruh faktor lokasi ke-i (dua lokasi) = pengaruh faktor jarak emisi taraf ke-j (tiga jarak dari sumber emisi) yaitu jarak 5, 10, dan 15 m dari bahu jalan = pengaruh faktor waktu ke-k (tiga waktu pengukuran), yaitu pagi, siang, dan sore hari = pengaruh interaksi lokasi ke-i dan jarak ke-j = pengaruh interaksi lokasi ke-i dan waktu pengukuran ke-k = pengaruh interaksi lokasi ke-i dan waktu pengukuran ke-k

17 45 ( αβ ) ijk = pengaruh interaksi lokasi ke-i, jarak ke-j, dan waktu ke-k ε ijkl = galat percobaan Selanjutnya data konsentrasi gas NO 2 dan pengurangan gas NO 2 oleh vegetasi diolah dengan ANOVA dan jika terdapat beda nyata dilakukan uji selang berganda Duncan pada taraf =5%.

METODOLOGI. Tempat dan Waktu

METODOLOGI. Tempat dan Waktu 19 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah pengadaan bahan tanaman yang dilakukan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium pengolahan limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan di Laboratorium

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd.), HNO 3 1

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2010 yang bertempat di Laboratorium Pengolahan Limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2009 sampai dengan bulan Agustus 2009 di Laboratorium Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia 17 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei 2012. Sampel Salvinia molesta diambil dari Waduk Batu Tegi Tanggamus. Analisis sampel

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Lewikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati 1. Amonia (NH3) Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Maret 2009. Tempat penelitian di Kebun IPB Tajur I dan analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian lapang dilaksanakan dari bulan Januari s.d. Juli 2010. Lokasi percobaan terletak di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Ceria Prima II, Divisi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O Bahan-bahan - air destilasi - larutan kalium chloride (KCl) 1N ditimbang 373 g KCl yang sudah dikeringkan di dalam oven pengering 105 o C, dilarutkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan 19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai kecernanan dan fermentabilitas tanaman orok-orok secara in vitro sebagai bahan pakan yang ditanam secara tumpangsari dengan jagung manis dilaksanakan pada

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan Februari-Juli 2016. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca dan laboratorium Kimia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat 25 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Juli 2011. Pengambilan sampel dilakukan di kawasan restorasi resort Bodogol Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang sungai Kali Pucang, Cilacap. Sampel yang diambil berupa tanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca PT. ASABI, Sentul Rest Area Jalan Tol Jagorawi Km 35 Desa Kedungmangu Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor. Analisis stomata

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA. B.

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli sampai Oktober 2011, dan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 22 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2010 sampai dengan Pebruari 2011. Tempat pelaksanaan kultur jaringan tanaman adalah di Laboratorium Kultur Jaringan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di net house Gunung Batu, Bogor. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea terhadap ketersediaan NH3, volatile fatty acids dan protein total secara in vitro dilaksanakan pada tanggal

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Oktober 2007 di kebun percobaan Cikabayan. Analisis klorofil dilakukan di laboratorium Research Group on Crop Improvement

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet-

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet- BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet- Cibeureum. Sampel yang diambil berupa tanaman CAF. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 s/d juni 2014. Lokasi penelitian dilaksanakan di perkebunan PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Gerilya Kota Purwokerto. bio.unsoed.ac.id

III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Gerilya Kota Purwokerto. bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah HCl 0,7 %, NaOH1 N, ZnSO4 5%, Ba(OH)2 0,3 N, Akuades, Pereaksi Cu, Alkohol 70%. Sedangkan alat yang digunakan adalah

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan pupuk cair dan karakteristik pupuk cair ini dilaksanakan dari bulan November sampai Desember 200 yang dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2010 di Area Perlindungan Laut Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Deskripsi varietas Grobogan Nama Varietas : Grobogan SK : 238/Kpts/SR.120/3/2008 Tahun : 2008 Tetua : Pemurnian populasi Lokal Malabar Grobogan Rataan Hasil : 3,40 ton/ha Potensi Hasil : 2,77

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel 1. Pengukuran Kadar Air (AOAC, 1984) Cawan aluminium dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 C selama 15 menit, kemudian didinginkan di dalam desikator lalu ditimbang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3. METODOLOGI 3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus tahun 0. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan lokasi penelitian di analisis di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Metode

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Metode BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di kebun percobaan Babakan Sawah pada bulan Juni - September 2009. Untuk analisis kandungan flavonoid dan pigmen dilakukan di laboratorium RGCI, Institut

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Analitik dan laboratorium penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, mulai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan-bahan untuk persiapan bahan, bahan untuk pembuatan tepung nanas dan bahan-bahan analisis. Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Uji Akademi Kimia Analisis Penelitian dilakukan bulan Desember 2011 sampai dengan Februari 2012.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan September sampai November 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap selama bulan April-Oktober 2010. Tahap pertama adalah proses pencekokan serbuk buah kepel dan akuades dilakukan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Bagian Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratoriun Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat penelitian BAB III BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2014 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan. Faktor I: Dosis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan ini terdiri dari 6 perlakuan, dan masing-masing

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2015 hingga bulan Maret 2016. Pengambilan sampel tanah untuk budidaya dilaksanakan di Desa Kemuning RT

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH Berikut diuraikan prosedur analisis contoh tanah menurut Institut Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. Pengujian Kandungan

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah timbangan analitik, tabung reaksi, higrometer, altimeter, pipet berskala, labu ukur, oven, spektrofotometer, gunting, plastik, alat

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release 9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Pengaruh Lama Inkubasi terhadap Kemampuan Zeolit Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release secara In Vitro dilaksanakan

Lebih terperinci

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). Lampiran 1. Gambar Sampel dan Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Sampel Brokoli Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). 45 Lampiran

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian 9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2005 sampai Pebruari 2006. Tempat penelitian di Kebun Tajur I UPT Kebun Percobaan IPB Unit Kegiatan Pusat Kajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap uji pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu mengadakan kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Perlakuan iradiasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL ) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan.

Lebih terperinci

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Desikator Neraca analitik 4 desimal Lampiran 1. Prosedur Uji Kadar Air A. Prosedur Uji Kadar Air Bahan Anorganik (Horwitz, 2000) Haluskan sejumlah bahan sebanyak yang diperlukan agar cukup untuk analisis, atau giling sebanyak lebih dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Proses pengambilan sampel dilakukan di Perairan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada tiga

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).

Lebih terperinci

Lampiran 1. Denah Penelitian dan Bagan Plot Penelitian dan Letak Tanaman Sampel

Lampiran 1. Denah Penelitian dan Bagan Plot Penelitian dan Letak Tanaman Sampel LAMPIRAN Lampiran 1. Denah Penelitian dan Bagan Plot Penelitian dan Letak Tanaman Sampel Lampiran 2. Deskripsi Caisim varietas Tosakan Nama : Caisim (Bangkok) Umur tanaman : 30 hari Bentuk tanaman : Besar,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang untuk pengujian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan sampel yaitu, di sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2015 hingga Mei 2015. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Benih, Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro jerami tanaman kedelai yang ditanam dengan penyiraman air laut dan mulsa eceng gondok dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM PENGUJIAN AMDK Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM PARAMETER UJI Warna Kekeruhan Kadar kotoran ph Zat terlarut Zat organik(angka KMnO40 Nitrat Nitrit Amonium Sulfat Klorida Flourida Sianida Klor bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini terdiri dari 4 titik yaitu Titik 1 (Simpang Lima

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini terdiri dari 4 titik yaitu Titik 1 (Simpang Lima 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi dalam penelitian ini terdiri dari 4 titik yaitu Titik 1 (Simpang Lima Agusalim), Titik 2 (kompleks Universitas Negeri Gorontalo),

Lebih terperinci