Viabilitas.Potensial Benih

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Viabilitas.Potensial Benih"

Transkripsi

1 BASIL DAN PEMBAHASAN Viabilitas.Potensial Benih Di antara ketiga kelompok faktor yang dapat mempengaruhi viabilitas benih, yaitu faktor innate, induced, enforced, dalam percobaan ini hanya diteliti pengaruh faktor yang disebutkan terakhir, yaitu faktor-faktor lingkungan simpan benih. Seperti diketahui, semakin lama benih disimpan, viabilitas benih cenderung menurun. Maka di dalam penelitian ini telah dicoba untuk memanipulasi faktor-faktor lingkungan simpan benih untuk mendapatkan Periode Simpan (PS), sebagaimana digambarkan dalam Konsepsi Steinbauer-Sadjad (Sadjad, 1993), yang selarna mungkin dengan viabilitas benih teijaga pada nilai yang tinggi. Viabilitas potensial (V p) benih adalah viabilitas benih pada kondisi optimum yang secara potensial mampu menghasilkan tanaman normal yang berproduksi normal. Tolok ukur Vp ialah nilai Daya Berkecambah (DB) benih dan persentase benih normal berdasarkan hasil uji Tetrazolium (TZ). Hasil uji TZ diamati berdasarkan deteksi normal viabilitas benih atas dasar jaringan struktur penting yang berkaitan dengan struktur tumbuh. Sedangkan DB diamati berdasarkan struktur tumbuh benih yang sudah nyata tumbuh. Rekapitulasi uji-f dari sidik ragam (Tabel Lampiran 1 dan 2) menunjukkan bahwa perlakuan-perlakuan yang dicobakan tidak berpengaruh nyata terhadap tolok ukur DB benih, sedangkan perlakuan komposisi gas di dalarn botol kemasan benih berpengaruh nyata terhadap tolok ukur hasil uji TZ (Tabell).

2 25 Tabel i. Rekapitulasi Uji-F Pengaruh Perlakuan Penyimpanan terhadap Viabiiitas Potensial Benih Sumber keragaman DB Tolok ukur Uji Tz Waktu(A) tn tn Komposisi gas (B) tn * AxB tn tn Tempat penyimpanan benih (C) tn tn AxC tn tn BxC tn tn AxBxC tn tn tn = tjdak nyata * = nyata pada tarafo.05 Dari hasil pengamatan penelitian ini, DB benih yang diperoleh pada berbagai interaksi perlakuan penyimpanan benih seperti yang diuraikan pada Bab Bahan dan Metode dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel Larnpiran 3. Tampak bahwa nilai DB tersebut berkisar antara % sampai 99.56%. Sedangkan hasil uji TZ dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel Lampiran 4. Nilai hasil uji TZ berkisar antara 93.52% sampai 98.15%. Semakin lama benih disimpan, Vp diperkirakan cenderung menurun. Namun, berdasarkan hasil pengamatan terhadap tolok ukur DB dan hasil uji TZ yang didapat menunjukkan bahwa penyimpanan benih sampai dengan enam bulan memberikan nilai Vp yang sarna baiknya dengan penyimpanan selama tiga bulan. Dalam hal komposisi gas dalam botol kemasan benih, diketahui bahwa Kadar oksigen yang terkandung di dalamnya mempengaruhi laju respirasi sehingga dapat

3 26 memperpendek umur benih (Justice dan Bass, 1990; Roberts, 1972). Copeland (1976) menyatakan bahwa respirasi pada dasarnya merupakan proses oksidatifperombakan Tabel2. Daya Berkecambah Benih setelah Periakuan Penyimpanan Kombinasi Perlakuan a Jumlah Kecambah Nonnal b DB (%)' AlBICI a AlBIC a AIB2Cl a AIB2C a A1B3Cl a A1B3C a A2BICI a A2BIC a A2B2Cl a A2B2C a A2B3Cl a A2B3C a a A = masa penylmpanan bemh (AI = 3 bulan; A2 = 6 bulan); B = komposlsi atmosfir di dalam botol kemasan benih (B I = udara; B2 = CO 2 90%; B3 = N z 90%); C = tempat penyimpanan benih (CI = gudang; C2 = kolam). b Nilai yang tercantum untuk masing-masing kombinasi perlakuan berasal dari rata-rata tiga ulangan satuan percobaan dan tiga ulangan penghitungan jumlah kecambah nonnal; jumlah benih total = 25 butir., % DB yang tercantum untuk masing-masing kombinasi periakuan berasal dari rata-rata tiga ulangan satuan percobaan dan tiga ulangan penghitungan DB; nilai-nilai DB yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 dengan uji Duncan. cadangan makanan dalam benih, baik karbohidrat, lemak maupun protein yang menghasilkan uap air, CO 2 dan energi. Semakin lama proses respirasi beriangsung, semakin banyak cadangan makanan yang digunakan sebagai substratnya (Justice dan

4 27 Bass, 1990). Roberts. (1972) menyatakan bahwa kehilangan cadangan makanan melalui respirasi merupakan salah satu penyebab hilangnya viabilitas benih selama penyimpanan. Hyde.dan Burrel (1982) berpendapat bahwa peningkatan konsentrasi oksigen akan mempercepat laju respirasi, sehingga benih akan kekurangan energi Tabel 3. HasH Uji Tetrazolium pada Benih setelah Perlakuan Penyimpanan Kombinasi Perlakuan Jumlah Kecambah Normal b Hasil uji TZ (%), AlBlCI ab AlBIC b AlB2CI b AlB2C ab AlB3Cl ab AlB3C a A2BIC b A2BIC ab A2B2Cl ab A2B2C ab A2B3Cl ab A2B3C ab A = masa penylmpanan beruh (AI = 3 bulan; A2 = 6 bulan); B = komposisi atmosfir di dalam botol kemasan benih (B 1 = udara; B2 = CO 2 90%; B3 = N2 90%); C = tempat penyimpanan benih (Cl = gudang; C2 = kolam). b Nilai yang tercantum untuk masing-masing kombinasi perlakuan berasal dari rata-rata tiga ulangan satuan percobaan dan tiga ulangan penghitungan jumlah kecambah normal hasil uji TZ; jumlah benih total = 12 butir., Hasil uji TZ yang tercantum untuk masing-masing kombinasi perlakuan berasal dari rata-rata tiga ulangan satuan percobaan dan tiga ulangan penghitungan jumlah benih normal hasil uji TZ; nilai-nilai hasil uji TZ yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 dengan uji Duncan.

5 28 untuk perkecambahannya nanti. Sebaliknya, pengurangan konsentrasi oksigen disamping rnenghambat proses respirasi benih, juga menekan laju respirasi hama dan serangga penylmpanan. Penelitian Satrio (1991) menunjukkan bahwa benih-benih kacang tanah yang disimpan dalam kemasan yang berisi komposisi gas N2 90% mempunyai nilai vigor daya simpan (V DS) yang terbaik meskipun nilai ini tidak berbeda nyata dengan nilai V DS benih yang disimpan dalam kemasan yang berisi komposisi gas CO 2 90%. Sedangkan benih-benih yang disimpan dalam kemasan yang berisi komposisi udara biasa mempunyai nilai V DS yang lebih rendah. Hasil yang diperlihatkan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan komposisi gas di dalam botol kemasan, baik komposisi gas yang terdapat di udara, CO 2 90%, atau N2 90%, dalam botol kemasan benih tidak berpengaruh secara nyata terhadap nilai DB benih. Namun pada Tabel 3 perlakuan komposisi gas dalam botol kemasan menunjukkan perbedaan yang nyata pada nilai hasil uji TZ. Benih yang disimpan di dalam botol kemasan yang berisi gas CO 2 90% atau N2 90% menunjukkan hasil uji TZ yang lebih baik daripada benih yang disimpan di dalam botol kemasan yang berisi komposisi gas yang terdapat di udara. Jadi meskipun dari analisis DB tidak dapat ditunjukkan V p yang berbeda antara perlakuan komposisi gas di dalam botol kemasan, tetapi dengan analisis hasil uji TZ, Vp itu dapat ditunjukkan berbeda nyata. Perlakuan komposisi gas CO2 90% atau gas N2 90% di dalam botol kemasan merupakan perlakuan yang terbaik.

6 29 Gudang penyimpanan G 1 yang dipakai sebagai kontrol dalam penelitian ini dilengkapi dengan alat pengatur suhu dan kelembapan udara (RH) serta sarana ventilasi yang baik yang dapat dioperasikan sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan sebagaimana dikemukakan oleh Bewley dan Black (1986). Sedangkan pengukuran suhu di dalam air yang dilakukan pada pukul dini hari dan pukul menunjukkan kisaran suhu antara 19.8 C sampai 20.9 C. Melihat data yang tertera pada Tabel 2 maupun Tabel 3, dapat disimpulkan bahwa antara benih-benih yang disirnpan di gudang G 1 dengan benih-benih yang disirnpan di dalam kolam merniliki nilai V p yang tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 dengan uji Duncan. Maka dapat dikatakan bahwa air, dalam hal ini kolam, juga rnerniliki kondisi lingkungan yang sarna baiknya seperti yang terdapat pada gudang penyimpanan G 1 sehingga dapat menggantikan gudang penyimpanan. Hasil 1m didukung oleh Ruttner (1973) yang mengernukakan bahwa sifat anornali air rnerupakan suatu fenornena yang penting, alarni dan sangat rnencolok. Karena sifat anornalinya itu rnaka air hanya rnernbeku pada permukaan saja dimana air rnernpunya1 densitas yang lebih rendah pada suhu O C daripada suhu 4 C, dan ternperatur pada bagian yang lebih dalarn berada sedikit di bawah 4 C. Dengan alasan ini rnaka tanarnan dan hewan yang hidup di bawah air rnengalarni fluktuasi suhu yang lebih rendah daripada yang hidup di darat. Iklirn di dalarn air lebih stabil daripada di daratan. Variasi dalarn ternperatur berlangsung hanya secara berangsur-angsur, dan

7 30 suhu ekstrim antara sianll dan malam serta oerubahan suhu karena Derubahan musim.. '-' ~ ~ sangat rendah. Berdasarkan uramn di atas dapat disimpulkan bahwa benih kedelai yang disimpan di dalam kolam selama enam bulan dalam komposisi gas CO2 90% atau gas N2 90% di dalam botol kemasan memberikan nilai Vp sarna baiknya seperti benih yang disimpan di dalam gudang penyimpanan benih selama tiga bulan dengan di dalam botol kemasan yang berisi komposisi gas CO 2 90% atau N2 90%. Penemuan ini ternyata diperkuat oleh hasil uji tunggal Duncan yang dilakukan terhadap data mentah (Tabel Lampiran 3 dan Tabel Lampiran 4) sebagaimana tampak pada Tabel 4, Tabel 5, dan Tabel 6. Karena tujuan penelitian ini adalah untuk melihat peluang air sebagai pengganti gudang penyimpanan, maka jika benih setelah disimpan akan ditanam pada kondisi yang optimum sehingga tumbuh normal dan berproduksi secara normal, sebaiknya benih disimpan di dalam kemasan yang berisi komposisi gas CO 2 90% atau N2 90% dan dapat disimpan di dalam kolam selama enam bulan. Tabel4. Nilai Rata-rata DB dan Hasil Uji TZ pada Perlakuan Waktu Simpan Waktu Simpan DB (%) * Hasil uji TZ (%) * 3 bulan a a 6 bulan a a.. * Ntlm rata-rata yang dukutl dengan huruf yang sama tjdak berbeda nyata pada tarafo.05 dengan uji Duncan

8 31 Tabel5. Nilai Rata-rata DB dan Hasil Uji TZ pada Perlakuan Komposisi Gas di dalam Botol Kemasan Beriih Komposisi Gas DB (%) '" Hasil Uji TZ (%) * Udara a 93.98b C0 2 90% a a N 2 90% a a.... Nilal rata-rata yang dllkutl dengan huruf yang sama tldak berbeda nyata pada tarafo.05 dengan uji Duncan Tabel 6. Nilai Rata-rata DB dan Hasil Uji TZ pada Perlakuan Tempat Simpan Tempat Simpan DB (%) '" Hasil Uji TZ (%).. Gudang a a Kolam a a.... Nilal rata-rata yang dllkuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada tarafo.05 dengan uji Duncan Vigor Daya Simpan Benih Sesudah Mengalami Deraan Alkohol Vigor Daya Simpan (V DS) adalah kemampuan benih untuk disimpan lama dalam kondisi tidak optimum (Sadjad, 1993"), atau viabilitas absolut yang menunjukkan vigor benih pada Periode Simpan (PS) atau fragmen kedua dari Periode Viabilitas (PV) yang disebut Periode II yang adakalanya tidak optimum. Parameter V DS ini penting bagi kita di Indonesia karena kondisi tropis dan juga kemampuan industri benih kita masih banyak yang kurang memadai dalam optimasi kondisi simpan benih (Sadjad, 1994). Analisis Vos dapat dikembangkan berkat ditemukannya metode pengusangan cepat yang menjabarkan kemunduran benih secara artifisial (devigorasi), sehingga

9 32 kemudian ditemukan tolok ukur tertentu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan konsumen benih apakah lot benihnya masih bisa disimpan untuk kurun waktu tertentu; atau pertanyaan produsen benih berapa lama produk benihnya yang disimpan pada suatu kondisi tertentu harus dianalisis ulang. Maka kemudian diciptakan alat IPB 77-1 yang memungkinkan benih sesudah direal:tifkan didera dalam uap etanol 95%. Devigorasi terjadi dengan cepat sesudah didera dalam uap etanol menit, tergantung spesiesnya (untuk benih kedelai waktu yang diperlukan adalah 30 menit). Kemudian benih dikecambahkan dalam substrat kertas pada media optimum. Parameter ini disebut Vigor Daya Simpan benih setelah mengalami deraan alkohol (VDS'lk ) dengan tolok ukur Daya Berkecambah Benih (DB) (Sadjad, 1993). Rekapitulasi uji-f dari sidik ragam (Tabel Lampiran 5) menunjukkan bahwa perlakuan waktu simpan berpengaruh nyata terhadap VDS,lk benih (Tabel 7). Tabel 7. Rekapitulasi Uji-F Pengaruh Perlakuan Penyimpanan terhadap V DS'lk Benih Sumber Keragaman Tolok Ukur : DB Waktu(A) ** Komposisi Gas (B) tn AxB Tempat Penyimpanan (C) AxC BxC AxBxC tn = tjdak berbeda nyata * * = berbeda nyata pada taraf 0.01 tn tn tn tn tn

10 33 Tabel 8. Vigor Daya Simpan Benih setelah Mengalami Deraan Alkohol evos'lk) dengan Tolok Ukur Daya Berkecambah (DB) setelah Perlakuan Penyimpanan Kombinasi Perlakuan Jumlah Kecambah Nonnal b VOS 1k (%)' AlBlCI a AlBIC a AIB2CI a AIB2C a. AlB3Cl a AlB3C a A2BICI b A2BIC b A2B2CI b A2B2C b A2B3CI b A2B3C b A = masa penylmpanan bemh (AI = 3 bulan; A2 = 6 bulan); B = komposisi atmosfir di dalarn botol kemasan benih (Bl = udara; B2 = CO 2 90%; B3 = N2 90%); C = ternpat penyirnpanan benih (CI = gudang; C2 = kolam). b Nilai yang tercanturn untuk rnasing-rnasing kornbinasi perlakuan berasal dari rata-rata tiga ulangan satuan percobaan dan tiga ulangan penghitungan jumlah kecarnbah nonnal; jumlah benih total = 25 butir., % V os alk yang tercanturn untuk rnasing-masing kornbinasi perlakuan berasal dari rata-rata tiga ulangan satuan percobaan dan tiga ulangan penghitungan VOS I\ nilai-nilai V OSaik yang diikuti dengan huruf yang sarna tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 dengan uji Duncan. V os.ik yang diperoleh pada berbagai interaksi perlakuan penyimpanan benih seperti yang diuraikan pada Bab Bahan dan Metode dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel Larnpiran 6. Tampak bahwa nilai V os lk tersebut berkisar antara 55.11% sampai 94.67%. Berdasarkan uji Duncan perlakuan waktu simpan yang dicobakan rnenunjukkan perbedaan yang nyata antara benih-benih yang disimpan selarna tiga

11 34 bulan dengan benih-benih yang disimpan selama enam bulan (Tabel 9). Sedangkan periakuan komi>osisi gas di dalam botol kemasan benih dan periakuan tempat penyimpanan pada satu waktu penyimpanan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Basil yang didapat ini sesuai seperti yang dinyatakan oleh Sadjad (1980) bahwa waktu simpan dalam PS pada Konsepsi Steinbauer-Sadjad merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap viabilitas benih, yaitu penurunan viabilitas seiring dengan pertambahan waktu. Komposisi gas di dalam botol kemasan, baik yang terdapat di udara, CO 2 90%, ataupun N2 90%, benih pada satu waktu penyimpanan yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap nilai Vns'lk benih. Begitujuga tempat penyimpanan benih, baik di gudang G 1 maupun di kolam, pada satu waktu penyimpanan yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada nilai V ns'lk benih. Begitu juga tidak ada interaksi antara faktor komposisi gas da dalam botol kemasan dengan tempat penyimpanan. Jadi faktor genetik (faktor innate) benih yang berpengaruh terhadap kemunduran benih. Meskipun tidak berbeda nyata, benih yang disimpan di dalam botol kemasan yang berisi gas CO 2 90% atau N2 90% menunjukkan nilai V ns'lk yang lebih baik daripada yang disimpan di dalam botol kemasan yang berisi komposisi gas yang terdapat di udara (Tabel 10). Begitu juga yang disimpan di kolam menunjukkan nilai V ns "" yang lebih baik daripada yang disimpan di gudang (Tabel 11). Jadi

12 35 penyimpanan di dalam air ini dengan manipulasi komposisi gas di dalam botol kemasan masih prospektif sebagai tempat penyimpanan plasma nutfah. Namun perlu penelitian lebih lanjut misalnya mengenai kedalaman air tempat penyimpanan, komposisi gas di dalam kemasan dan banyaknya benih di dalam kemasan. Tabel 9. Nilai Rata-rata DB sebagai Tolok Ukur V DS 1k Benih pada Perlakuan Waktu Simpan Waktu Simpan DB(%) * 3 bulan a 6 bulan b.. * NIial rata-rata yang dukutl dengan hurufyang sama tldak berbeda nyata pada tarafo.05 dengan uji Duncan Tabel 10. Nilai Rata-rata DB sebagai Tolok Ukur V DS 1k Benih pada Perlakuan Komposisi Gas dalam Botol Kemasan Benih Komposisi Gas DB (%) * Udara C0 2 90% a a N 2 90% a * Nilai rata-rata yang diikutl dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada tarafo.05 dengan uji Duncan Tabe111. Nilai Rata-rata DB sebagai Tolok Ukur VOS'lk Benih padaperiakuan Tempat Simpan Tempat Simpan DB (%) * Gudang a Kolam a.. * NIial rata-rata yang dukuti dengan hurufyang sama tidak berbeda nyata pada tarafo.05 dengan uji Duncan

13 36 Analisis Sistem MultipIikasi Devigorasi Benih Setiap individu benih mempunyai viabilitas yang disebut viabilitas benih: Viabilitas benih adalah daya hidup benih yang ditunjukkan oleh fenomena pertumbuhan benih atau gejala metabolismenya. Dapat pula ditunjukkan oleh keadaan organel sitoplasma atau kromosom. Kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman nonnal yang berproduksi nonnal dalam keadaan yang suboptimum, dan di atas normal dalam keadaan yang optimum, atau mampu disimpan dalam kondisi simpan yang suboptimum dan tahan disimpan lama dalam kondisi optimum adalah vigor benih. Hasil uji Tetrazoliumjuga dapat dipakai sebagai tolok ukur vigor benih (Sadjad, 1993). Rekapitulasi uji-f dari sidik ragam (Tabel Lampiran 7 dan 8) menunjukkan bahwa perlakuan waktu simpan dan komposisi gas di dalam botol kemasan benih berpengaruh nyata terhadap Vigor Konservasi (V KS) benih dan Vigor Daya Simpan (V os) benih (Tabel 12). Tabell2. Rekapitulasi Uji-F Pengaruh Perlakuan Penyimpanan terhadap Vigor Konservasi (V KS) dan Vigor Daya Simpan (V os ) Benih Sumber Keragaman V KS Vos Waktu(A) * * Komposisi gas (B) ** ** AxB * * Tempat penyimpanan benih (C) tn tn AxC tn, tn BxC tn tn AxBxC tn tn tn = tldak nyata * nyata pada taraf 0.05 * * = nyata pada taraf 0.01

14 37 Tabel 13. Vigor Konservasi dan Vigor Daya Simpan Benih setelah Perlakuan Penyimpanan dan Analisis Sistem Multiplikasi Devigorasi Kombinasi Perlakuan V KS (menit/%) b Vos, AlBICl 5.34 cd 0.21 c AlBIC cd 0.28 be AlB2Cl a 0.75 a AlB2C ab 0.57 ab AlB3CI a 0.63 a AlB3C a 0.66 a A2BICI 1.72 cd 0.06 c A2BIC cd 0.15 c A2B2CI 5.11 cd 0.18 c A2B2C cd 0.12 c A2B3CI 3.98 cd 0.14 c A2B3C be 0.29 be A = masa penylmpanan bemh (AI = 3 bulan; A2 = 6 bulan); B = komposisi atmosfir di dalam botol kemasan benih (B I = udara; B2 = CO2 90%; B3 = N2 90%); C = tempat penyimpanan benih (CI = gudang; C2 = kolam). b Nilai yang tercantum untuk masing-masing kombinasi perlakuan berasal dari rata-rata tiga ulangan penghitungan V KS dan dua ulangan dari tiga ulangan satuan percobaan; nilai-nilai V KS yang diikuti dengan hurnf yang sama tidak berbeda nyata pada tarafo.05 dengan uji Duncan. 'Nilai yang tercantum untuk masing-masing kombinasi perlakuan berasal dari rata-rata tiga ulangan penghitungan Vos dan dua ulangan dari tiga ulangan satuan percobaan, salah satu ulangan yang dianggap terlalu menyimpang tidak disertakan nilai-nilai Vos yang diikuti dengan hurnf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 dengan uji Duncan. Hasil dari analisis Sistem Multiplikasi Devigorasi (SMD) benih pada berbagai interaksi perlakuan penyimpanan benih seperti yang diuraikan pada Bab Bahan dan Metode dapat dilihat pada Tabel 13. Sedangkan Persamaan Regresi Polinomial Tingkat Tinggi, Nilai D TZ pada saat 0 menit (x = 0), Nilai ZPo, Nilai K et, dan Grafik Nilai Delta berdasarkan Persamaan Regresi Polinomial Tingkat Tinggi untuk setiap

15 38 kombinasi perlakuan penyimpanan, yang diperlukan untuk menghitung VKJ! dan V DS dapat dilihat pada Tabel Lampiran 9 dan Tabel Lampiran 10 dan Gambar Lampiran Tampak bahwa nilai VKS berkisar antara 1.72 menitl% sampai menitl%, sedangkan nilai Vos berkisar antara 0.06 sampai Nilai Vos yang didapat ini bukanlah nilai V DS yang absolut. Jika diuraikan satu demi satu berdasarkan uji tunggal Duncan pada data mentah, maka didapat hasil seperti yang diuraikan pada Tabel 14, Tabel 15, dan TabeJ 16. Benih yang disimpan sejama tiga bulan menunjukkan nilai V KS dan nilai Vos yang berbeda nyata dan lebih baik daripada benih yang disimpan sejama enam bulan (Tabel 14). Hal ini sesuai dengan seperti yang dikemukakan ojeh Sadjad (1980) bahwa waktu simpan dalam periode simpan pada Konsepsi Steinbauer-Sadjad merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kemunduran viabilitas benih (faktor innate). Benih yang disimpan di dajam botol kemasan yang berisi komposisi gas CO 2 90% atau N2 90% juga menunjukkan nilai V KS dan Vos yang berbeda nyata dan Jebih baik daripada benih yang disimpan di dalam botol kemasan yang berisi komposisi gas yang terdapat di udara (Tabel 15). Hasil ini sesuai seperti yang didapatkan oleh Satrio (1991) bahwa benih-benih yang disimpan dalam kemasan yang berisi udara mempunyai viabilitas \ :~;, ':';, "; -.,.'.....,> '...;0~_~:~:. i;;:.,'

16 39 rendah dibandingkan dengan benih-benih yang disimpan di dalam kemasan yang berisi komposisi gas CO 2 90% atau N2 90%. Roberts (1972) menyatakan bahwa kondisi simpan yang banyak mengandung oksigen akan memperpendek umur simpan benih. Hal ini berkaitan dengan pendapat Justice dan Bass (1990) yang menerangkan bahwa komposisi gas dalam atmosfir ruang simpan benih dapat mempengaruhi laju resplrasi. Namun benih yang disimpan di gudang Gl menunjukkan nilai V KS dan nilai V DS yang sarna baiknya dengan benih yang disimpan di kolam (Tabel 16). Nilai V KS menunjukkan bahwa benih setelah melampaui Peri ode Konservasi yang sub-optimum kemudian ditanam pada kondisi yang sub-optimum diharapkan dapat tumbuh secara normal dan berproduksi normal, atau jika ditanam pada kondisi optimum mampu berproduksi di atas normal,apabila benih disimpan selama tiga bulan di dalam botol kemasan yang berisi gas CO 2 90% atau N2 90% dan disimpan di dalam air (kolam). Sedangkan berdasarkan nilai V DS yang didapat maka dapat dikatakan bahwa faktor genetik benih berpengaruh pada kemunduran benih. Sedangkan faktor manipulasi komposisi gas di dalam kemasan dan disimpan di dalam air cenderung dapat dimanfaatkan untuk penyimpanan plasma nutfah. Tabel14. Nilai Rata-rata VK}; dan V DS Benih pada Perlakuan Waktu Simpan Waktu Simpan V KS (menit/%) * V DS * 3 bulan a 0.52 a 6 bulan 4.46b 0.16 b.. * Nllat rata-rata yang dukuti dengan hurufyang sarna tldak berbeda nyata pada tarafo.05 dengan uji Duncan.

17 40 Tabel IS. Nilai Rata-rata V KB dan V DS Benih pada Perlakuan Komposisi Gas di dalam Botol Kemasan Benih Komposisi Gas V KS (menitl%) * Vos * Udara 4.41b 0.18 b CO, 90% 9.79 a 0.41 a N 2 90% a 0.57 a.. * Nilal rata-rata yang dllkutl dengan hurufyang sama tldak berbeda nyata pada tarafo.05 dengan uji Duncan. Tabel 16. Nilai Rata-rata V KB dan V DS Benih pada Perlakuan Tempat Simpan Tempat Simpan V KS (menitl%) * V DS * Gudang 8.06 a 0.33 a Kolam 8.79 a 0.35 a.. * Nilal rata-rata yang dllkutl dengan huruf yang sama tjdak berbeda nyata pada tarafo.05 dengan uji Duncan.

STUDI EKSPLORATIF PENYIMPANAN BENIH DALAMAIR

STUDI EKSPLORATIF PENYIMPANAN BENIH DALAMAIR STUDI EKSPLORATIF PENYIMPANAN BENIH DALAMAIR Oleh GERALDINE AMANITA JAYANATA A 27.0411 JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTASPERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997 RINGKASAN GERALDINE AMANITA JA YANA TA.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Lot Benih Pembuatan lot benih dilakukan untuk memperoleh beragam tingkat vigor yang berbeda. Lot benih didapat dengan perlakuan penderaan terhadap benih jagung melalui Metode

Lebih terperinci

penyimpanan benih yang selanjutnya disebut gudang G 1), Leuwikopo. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Mei 1994 dan selesai Februari 1995.

penyimpanan benih yang selanjutnya disebut gudang G 1), Leuwikopo. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Mei 1994 dan selesai Februari 1995. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan pertanian dan kolam ikan di Desa Gadog, Ciawi, Bogor, serta di Laboratorium Teknologi Benih Faperta-IPB (termasuk gudang penyimpanan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan Metode Pengusangan APC IPB 77-1 MM Alat Pengusangan Cepat (APC) IPB 77-1 MM ini dirancang untuk dapat melakukan pengusangan cepat secara fisik maupun kimia. Prosedur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran, buah tomat sering digunakan sebagai bahan pangan dan industri, sehingga nilai ekonomi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 28 HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Metode Pengusangan Cepat Benih Kedelai dengan MPC IPB 77-1 MM Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan metode pengusangan cepat benih kedelai menggunakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman 2 I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang penting karena memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Setiap 100 gram kacang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Benih Indigofera yang digunakan dalam penelitian ini cenderung berjamur ketika dikecambahkan. Hal ini disebabkan karena tanaman indukan sudah diserang cendawan sehingga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih

TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih 4 TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Mutu benih merupakan sebuah konsep yang kompleks yang mencakup sejumlah faktor yang masing-masing mewakili prinsip-prinsip fisiologi, misalnya daya berkecambah, viabilitas,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Benih kedelai dipanen pada dua tingkat kemasakan yang berbeda yaitu tingkat kemasakan 2 dipanen berdasarkan standar masak panen pada deskripsi masing-masing varietas yang berkisar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae, genus Lycopersicon, spesies Lycopersicon esculentum Mill. Tomat sangat bermanfaat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Propagul Rhizophora mucronata dikecambahkan selama 90 hari (3 bulan) dan diamati setiap 3 hari sekali. Hasil pengamatan setiap variabel pertumbuhan dari setiap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Buncis Buncis berasal dari Amerika Tengah, kemudian dibudidayakan di seluruh dunia di wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dalam penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB. Pelaksanaan percobaan dimulai dari

Lebih terperinci

(1981) adalah menurunnya potensi tumbuh rnaksimum, daya berkecambah dan vigor

(1981) adalah menurunnya potensi tumbuh rnaksimum, daya berkecambah dan vigor I. PENDAHULUAN Latar Belakang Selama periode penyimpanan benih mengalami kemunduran yang disebabkan oleh faktor-faktor alami. Proses ini disebut deteriorasi. Kemunduran benih dapat juga tejadi oleh tindakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai Kedelai termasuk tanaman kacang-kacangan dengan klasifikasi lengkap tanaman kedelai adalah sebagai berikut, divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas benih Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah benih, persentase kecambah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Biji Buru Hotong Gambar biji buru hotong yang diperoleh dengan menggunakan Mikroskop Sterio tipe Carton pada perbesaran 2 x 10 diatas kertas millimeter blok menunjukkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, produksi perlu ditingkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran polongan

I. PENDAHULUAN. Kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran polongan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran polongan terluas diantara empat spesies phaseolus yang diusahakan dan semuanya berasal dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala viabilitas 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas dan Vigor Benih Viabilitas benih mencakup vigor dan daya kecambah benih. Viabilitas adalah daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Mengenai Buncis Secara Umum Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Amerika. Buncis merupakan tanaman musim panas yang memiliki tipe

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan konsumsi pangan juga ikut meningkat. Namun pada kenyataannya, produksi pangan yang dihasilkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BENIH KEDELAI (Glycine max L.) UNTUK MEMPERTAHANKAN VIABILITASNYA SETELAH DIDERA DENGAN ETANOL NITASARI DWI ANGGRAENI

KEMAMPUAN BENIH KEDELAI (Glycine max L.) UNTUK MEMPERTAHANKAN VIABILITASNYA SETELAH DIDERA DENGAN ETANOL NITASARI DWI ANGGRAENI KEMAMPUAN BENIH KEDELAI (Glycine max L.) UNTUK MEMPERTAHANKAN VIABILITASNYA SETELAH DIDERA DENGAN ETANOL NITASARI DWI ANGGRAENI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan. Berasal dari genus Oryza, famili Graminae (Poaceae) dan salah satu spesiesnya adalah Oryza

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan konsumsi pangan berupa beras juga ikut meningkat. Oleh karena itu, perlu dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai II. TINJAUAN PUSTAK A 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai Ukuran benih kacang kedelai berbeda-beda antarvarietas, ada yang kecil, sedang, dan besar. Warna bijinya kebanyakan kuning kecoklatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Penyimpanan Suhu Rendah Pepaya Varietas Sukma Rekapitulasi sidik ragam pada pepaya Varietas Sukma baik pada faktor tunggal maupun interaksinya dilihat pada Tabel 1. Faktor

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Varietas Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Varietas Kacang Tanah 3 TINJAUAN PUSTAKA Varietas Kacang Tanah Faktor-faktor yang ikut berperan terhadap peningkatan produksi dan produktivitas tanaman kacang tanah, antara lain varietas unggul dan benih bermutu, perbaikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat hasil. Penggunaan benih bermutu tinggi dalam budidaya akan menghasilkan panen tanaman yang tinggi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih TINJAUAN PUSTAKA Vigor Benih Vigor adalah sekumpulan sifat yang dimiliki benih yang menentukan tingkat potensi aktivitas dan kinerja benih atau lot benih selama perkecambahan dan munculnya kecambah (ISTA,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi yang dikenal sebagai sumber utama protein nabati yang dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Secara struktural benih itu sama dengan biji tumbuhan yang dihasilkan dari ovula yang dibuahi. Tetapi secara fungsional benih itu tidak sama dengan biji, sebab benih digunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas Benih 2.1.1 Viabilitas benih Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih serta Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian

Lebih terperinci

Genotipe Padi Gogo Genotipe Padi Rawa Genotipe Padi Sawah Batu Tegi B11586F-MR Aek Sibundong Jati Luhur Inpara 2

Genotipe Padi Gogo Genotipe Padi Rawa Genotipe Padi Sawah Batu Tegi B11586F-MR Aek Sibundong Jati Luhur Inpara 2 LAMPIRAN 47 Lampiran 1. Daftar Nama Genotipe Padi yang Digunakan untuk Pengujian Vigor Daya Simpan dan Vigor Kekuatan Tumbuh pada Penelitian Pendahuluan Genotipe Padi Gogo Genotipe Padi Rawa Genotipe Padi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2. Kondisi Pols (8 cm) setelah Penyimpanan pada Suhu Ruang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2. Kondisi Pols (8 cm) setelah Penyimpanan pada Suhu Ruang HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Bahan Tanam Setelah Penyimpanan Penyimpanan bahan tanam dilakukan pada kondisi suhu yang berbeda dengan lama simpan yang sama. Kondisi yang pertama ialah suhu ruang yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Tidak hanya di Indonesia,

Lebih terperinci

METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 13 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor pada bulan Desember 2011 sampai Agustus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Kacang tanah termasuk kelompok benih ortodoks yaitu benih yang memerlukan kadar air (KA) rendah agar viabilitas benih dapat dipertahankan selama di penyimpanan. Benih kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Keanekaragaman Budidaya Padi

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Keanekaragaman Budidaya Padi TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Keanekaragaman Budidaya Padi Padi (Oryza sativa L.) termasuk ke dalam tanaman serelia.tanaman padi diklasifikasikan ke dalam ordo Poales, famili Poaceae, genus Oryza, dan spesies

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah. agar bisa mempertahankan mutunya. Tujuan dari penyimpanan benih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah. agar bisa mempertahankan mutunya. Tujuan dari penyimpanan benih II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyimpanan Benih Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah mengkondisikan benih pada suhu dan kelembaban optimum untuk benih agar bisa mempertahankan mutunya.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2012 sampai Mei 2012. Penderaan fisik benih, penyimpanan benih, dan pengujian mutu benih dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan

yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat rampai atau tomat ranti banyak disukai oleh konsumen karena tomat mempunyai rasa yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013), kebutuhan kedelai nasional

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013), kebutuhan kedelai nasional 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013), kebutuhan kedelai nasional mencapai 2,6 juta ton

Lebih terperinci

VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PADI (Oryza sativa, L) VARIETAS IR 64 BERDASARKAN VARIASI TEMPAT DAN LAMA PENYIMPANAN

VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PADI (Oryza sativa, L) VARIETAS IR 64 BERDASARKAN VARIASI TEMPAT DAN LAMA PENYIMPANAN VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PADI (Oryza sativa, L) VARIETAS IR 64 BERDASARKAN VARIASI TEMPAT DAN LAMA PENYIMPANAN Ika Nurani Dewi 1*, Drs. Sumarjan M.Si 2 Prodi Pendidikan Biologi IKIP Mataram 1* Dosen

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode 23 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2012. Perbanyakan benih dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di KP Leuwikopo. Pengujian benih dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena memiliki kadar protein yang tinggi, yaitu sebesar 37% dan kandungan lemak sebesar 16%

Lebih terperinci

Kemunduran Benih Kedelai Akibat Pengusangan Cepat Menggunakan Alat IPB 77-1 MM dan Penyimpanan Alami

Kemunduran Benih Kedelai Akibat Pengusangan Cepat Menggunakan Alat IPB 77-1 MM dan Penyimpanan Alami Kemunduran Benih Kedelai Akibat Pengusangan Cepat Menggunakan Alat IPB 77-1 MM dan Penyimpanan Alami Soybean Seed Deterioration Using Accelerated Aging Machine IPB 77-1 MM Compared to Natural Storage Syarifa

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mortalitas. biopestisida berpengaruh nyata terhadap tingkat mortalitas Tribolium castaneum

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mortalitas. biopestisida berpengaruh nyata terhadap tingkat mortalitas Tribolium castaneum IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mortalitas Hasil penelitian menunjukkan pemberian serbuk rumput teki sebagai biopestisida berpengaruh nyata terhadap tingkat mortalitas Tribolium castaneum (lampiran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang relatif

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Oktober 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor dan di Balai

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ALAT PENGUSANGAN CEPAT (APC) TIPE IPB 77-1 MM UNTUK PENDUGAAN VIGOR DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) RIAH BADRIAH A

PEMANFAATAN ALAT PENGUSANGAN CEPAT (APC) TIPE IPB 77-1 MM UNTUK PENDUGAAN VIGOR DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) RIAH BADRIAH A PEMANFAATAN ALAT PENGUSANGAN CEPAT (APC) TIPE IPB 77-1 MM UNTUK PENDUGAAN VIGOR DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) RIAH BADRIAH A24080076 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih. Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih. Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh tingginya vigor awal yang merupakan hasil dari faktor

Lebih terperinci

Kemampuan Benih Kedelai (Glycine max L.) untuk Mempertahankan Viabilitasnya setelah Didera dengan Etanol

Kemampuan Benih Kedelai (Glycine max L.) untuk Mempertahankan Viabilitasnya setelah Didera dengan Etanol Kemampuan Benih Kedelai (Glycine max L.) untuk Mempertahankan Viabilitasnya setelah Didera dengan Etanol Storability of Soybean (Glycine max L.) Seed After Accelerated Aging Treatment With Ethanol Nitasari

Lebih terperinci

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan mengamati kecambah benih merbau yang hidup yaitu dengan cara memperhatikan kotiledon yang muncul ke permukaan tanah. Pada tiap perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruhsuhu penyimpanan terhadap viabilitas kedelai (Glycine max

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruhsuhu penyimpanan terhadap viabilitas kedelai (Glycine max BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruhsuhu penyimpanan terhadap viabilitas kedelai (Glycine max (L). Merrill) Berdasarkan hasil penelitian dan analisis varian (ANAVA) dua jalur 5% menunjukkan bahwa suhu

Lebih terperinci

Suhu udara pengeringan ( C) Sumber: Otten et al. (1984)

Suhu udara pengeringan ( C) Sumber: Otten et al. (1984) 12 Tabel 2. Persentase biji retak setelah biji kacang-kacangan dikeringkan pada beberapa taraf kelembaban udara dan suhu udara pengeringan Kelembaban udara (%) Suhu udara pengeringan ( C) 40 50 60 10 17.2

Lebih terperinci

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN Oom Komalasari dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Mutu fisiologis jagung berpengaruh terhadap vigor awal tanaman dan

Lebih terperinci

Viabilitas Benih Koro (Canavalia ensiformis (L.) DC.) yang Disimpan pada Beberapa Jenis Kemasan dan Periode Simpan

Viabilitas Benih Koro (Canavalia ensiformis (L.) DC.) yang Disimpan pada Beberapa Jenis Kemasan dan Periode Simpan Viabilitas Benih Koro (Canavalia ensiformis (L.) DC.) yang Disimpan pada Beberapa Jenis Kemasan dan Periode Simpan Viability of Jack bean seed (Canavalia ensiformis (L.)DC.) storaged in various types of

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah padi dan jagung. Menurut Irwan (2006), kandungan gizi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas terpenting di dunia. Sebagai tanaman kacang-kacangan sumber protein dan lemak nabati,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistematika 2.1.1. Botani Tanaman Padi Menurut Herawati (2012), tanaman padi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Ordo : Poales Family

Lebih terperinci

PENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG

PENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 1 Juni 2015 53 PENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG Tita Kartika Dewi 1 1) Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH Fauziah Koes dan Ramlah Arief: Pengaruh Lama Penyimpanan PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) ialah tanaman penghasil beras yang menjadi sumber

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) ialah tanaman penghasil beras yang menjadi sumber I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oryza sativa L.) ialah tanaman penghasil beras yang menjadi sumber karbohidrat sebesar 84,83 %, protein 9,78%, lemak 2,20%, mineral 2,09%, serat kasar 1,10%

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Air Berdasarkan analisis varian satu jalur terhadap variabel kadar air biji sorgum yang berasal dari posisi yang berbeda pada malai sorgum disetiap umur panennya menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa (Cocos nucifera) terhadap Viabilitas Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa var. sabdariffa) Berdasarkan hasil analisis (ANAVA) pada lampiran

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR UMUM. ANALISIS MATEMATIS PENDUGAAN UMUR SIMPAN BENIH CABAI MERAH (Capsicum annum L.)

MAKALAH SEMINAR UMUM. ANALISIS MATEMATIS PENDUGAAN UMUR SIMPAN BENIH CABAI MERAH (Capsicum annum L.) MAKALAH SEMINAR UMUM ANALISIS MATEMATIS PENDUGAAN UMUR SIMPAN BENIH CABAI MERAH (Capsicum annum L.) Disusun Oleh: MAHFUD NIM: 10/297477/PN/11918 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Prapto Yudhono, M.Sc. JURUSAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih Leuwikopo, Institut Pertanian Bogor, Dramaga-Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober

Lebih terperinci

KEMUNDURAN BENIH KEDELAI HITAM AKIBAT PENGUSANGAN CEPAT DENGAN APC IPB 77-1 MM DAN PENYIMPANAN ALAMI GIGIH KRIDANING PAWESTRI

KEMUNDURAN BENIH KEDELAI HITAM AKIBAT PENGUSANGAN CEPAT DENGAN APC IPB 77-1 MM DAN PENYIMPANAN ALAMI GIGIH KRIDANING PAWESTRI KEMUNDURAN BENIH KEDELAI HITAM AKIBAT PENGUSANGAN CEPAT DENGAN APC IPB 77-1 MM DAN PENYIMPANAN ALAMI GIGIH KRIDANING PAWESTRI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Tabel 1. Keterangan mutu label pada setiap lot benih cabai merah

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Tabel 1. Keterangan mutu label pada setiap lot benih cabai merah 11 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di 14 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian,, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di atas permukaan laut, pada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Informasi umum mengenai kondisi awal benih sebelum digunakan dalam penelitian ini penting diketahui agar tidak terjadi kekeliruan dalam penarikan kesimpulan (misleading

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam al-qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam al-qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam al-qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang kekuasaan Allah, sehingga apa yang telah diciptakannya patut disyukuri dan di pelajari. Allah berfirman

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang HASIL DA PEMBAHASA 21 Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang Tabel 1 menunjukkan hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh

Lebih terperinci

PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE

PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE Rahmawati 1) dan Syamsuddin 2) 1) Balai Penelitian Tanaman Serealia dan 2) Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat ABSTRAK Kemunduran mutu

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta dalam suhu ruang. Parameter penelitian di. normal di akhir pengamatan (Fridayanti, 2015).

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta dalam suhu ruang. Parameter penelitian di. normal di akhir pengamatan (Fridayanti, 2015). IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Invigorasi Terhadap Viabilitas dan Vigor Penelitian dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam suhu ruang. Parameter

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 2 Desember 2015 117 PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI Tita Kartika

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGUJIAN FAKTOR PERIODE SIMPAN, KONDISI RUANG, DAN MEDIA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS BENIH JAGUNG

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGUJIAN FAKTOR PERIODE SIMPAN, KONDISI RUANG, DAN MEDIA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS BENIH JAGUNG PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGUJIAN FAKTOR PERIODE SIMPAN, KONDISI RUANG, DAN MEDIA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS BENIH JAGUNG Jenis Kegiatan PKM Artikel Ilmiah Diusulkan oleh : Uut Kuswendi A44050971

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ALAT PENGUSANGAN CEPAT (APC) IPB 77-1 MM UNTUK PENDUGAAN VIGOR DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) ANNISA IMANIAR A

PEMANFAATAN ALAT PENGUSANGAN CEPAT (APC) IPB 77-1 MM UNTUK PENDUGAAN VIGOR DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) ANNISA IMANIAR A PEMANFAATAN ALAT PENGUSANGAN CEPAT (APC) IPB 77-1 MM UNTUK PENDUGAAN VIGOR DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) ANNISA IMANIAR A24080075 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 21 I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perkecambahan Biji 1. Kecepatan Kecambah Viabilitas atau daya hidup biji biasanya dicerminkan oleh dua faktor yaitu daya kecambah dan kekuatan tumbuh. Hal

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL J. Agrotek Tropika. ISSN 27-4 24 Jurnal Agrotek Tropika 1():24-251, 21 Vol. 1, No. : 24 251, September 21 PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum

Lebih terperinci

Deteksi Dini Mutu dan Ketahanan Simpan Benih Jagung Hibrida F1 Bima 5 Melalui Uji Pengusangan Cepat (AAT)

Deteksi Dini Mutu dan Ketahanan Simpan Benih Jagung Hibrida F1 Bima 5 Melalui Uji Pengusangan Cepat (AAT) Deteksi Dini Mutu dan Ketahanan Simpan Benih Jagung Hibrida F1 Bima 5 Melalui Uji Pengusangan Cepat (AAT) Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi No. 274 Maros

Lebih terperinci

Pengaruh Kemasan, Kondisi Ruang Simpan dan Periode Simpan terhadap Viabilitas Benih Caisin Brassica chinensis L.)

Pengaruh Kemasan, Kondisi Ruang Simpan dan Periode Simpan terhadap Viabilitas Benih Caisin Brassica chinensis L.) Pengaruh Kemasan, Kondisi Ruang Simpan dan Periode Simpan terhadap Viabilitas Benih Caisin Brassica chinensis L.) The Effect of Packaging Materials, Storage Room Conditions and Storage Periods on the Seed

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Karakterisitik Benih Kedelai Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji berkisar 18 g/ 100 biji. Warna kulit biji kuning muda dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penyusunan Buah Dalam Kemasan Terhadap Perubahan Suhu Penelitian ini menggunakan dua pola penyusunan buah tomat, yaitu pola susunan acak dan pola susunan teratur. Pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara agronomis benih didefinisikan sebagai biji tanaman yang diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara agronomis benih didefinisikan sebagai biji tanaman yang diperlukan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih merupakan biji yang digunakan sebagai sumber perbanyakan tanaman, atau berkaitan dengan perbanyakan tanaman. Batasan tentang pengertian benih dapat dibedakan

Lebih terperinci

PENGUJIAN VIGOR DAYA SIMPAN BENIH KUBIS (Brassica oleracea var. capitata L.) MENGGUNAKAN METODE PENGUSANGAN CEPAT DENGAN ETANOL AMALIA ROSIDA

PENGUJIAN VIGOR DAYA SIMPAN BENIH KUBIS (Brassica oleracea var. capitata L.) MENGGUNAKAN METODE PENGUSANGAN CEPAT DENGAN ETANOL AMALIA ROSIDA PENGUJIAN VIGOR DAYA SIMPAN BENIH KUBIS (Brassica oleracea var. capitata L.) MENGGUNAKAN METODE PENGUSANGAN CEPAT DENGAN ETANOL AMALIA ROSIDA DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UJI KONDUKTIVITAS SEBAGAI UJI VIGOR PADA BENIH GANDUM (Triticum aestivum L.) TESIS OLEH : ENDANG MURWANTINI

PENGGUNAAN UJI KONDUKTIVITAS SEBAGAI UJI VIGOR PADA BENIH GANDUM (Triticum aestivum L.) TESIS OLEH : ENDANG MURWANTINI PENGGUNAAN UJI KONDUKTIVITAS SEBAGAI UJI VIGOR PADA BENIH GANDUM (Triticum aestivum L.) TESIS OLEH : ENDANG MURWANTINI 11 212 01 011 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013 DAFTAR ISI KATA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Viabilitas yang tinggi ditunjukkan dengan tolok ukur persentase daya berkecambah yang tinggi mengindikasikan bahwa benih yang digunakan masih berkualitas baik. Benih kedelai

Lebih terperinci

PENYIMPANAN BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr) PADA BERBAGAI KADAR AIR BENIH DAN JENIS KEMASAN NICKY LINTANG AGENG PURNAMA SARI

PENYIMPANAN BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr) PADA BERBAGAI KADAR AIR BENIH DAN JENIS KEMASAN NICKY LINTANG AGENG PURNAMA SARI i PENYIMPANAN BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr) PADA BERBAGAI KADAR AIR BENIH DAN JENIS KEMASAN NICKY LINTANG AGENG PURNAMA SARI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Spesies Phaseolus vulgaris L. atau common bean dikenal pula dengan sebutan French bean, kidney bean, haricot bean, salad bean, navy bean, snap bean, string bean, dry bean,

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemberian pupuk akar NPK dan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan

Lebih terperinci

DAYA SIMPAN BENIH MENTIMUN (Cucumis sativus L.) YANG TELAH DIUSANGKAN DENGAN PERLAKUAN ETANOL ASTRYANI ROSYAD

DAYA SIMPAN BENIH MENTIMUN (Cucumis sativus L.) YANG TELAH DIUSANGKAN DENGAN PERLAKUAN ETANOL ASTRYANI ROSYAD DAYA SIMPAN BENIH MENTIMUN (Cucumis sativus L.) YANG TELAH DIUSANGKAN DENGAN PERLAKUAN ETANOL ASTRYANI ROSYAD DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Lebih terperinci

KEMUNDURAN BENIH KEDELAI AKIBAT PENGUSANGAN CEPAT MENGGUNAKAN ALAT IPB 77-1 MM DAN PENYIMPANAN ALAMI SYARIFA MUSTIKA

KEMUNDURAN BENIH KEDELAI AKIBAT PENGUSANGAN CEPAT MENGGUNAKAN ALAT IPB 77-1 MM DAN PENYIMPANAN ALAMI SYARIFA MUSTIKA KEMUNDURAN BENIH KEDELAI AKIBAT PENGUSANGAN CEPAT MENGGUNAKAN ALAT IPB 77-1 MM DAN PENYIMPANAN ALAMI SYARIFA MUSTIKA DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Posisi Biji pada Tongkol terhadap Viabilitas Biji Jagung (Zea

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Posisi Biji pada Tongkol terhadap Viabilitas Biji Jagung (Zea BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Posisi Biji pada Tongkol terhadap Viabilitas Biji Jagung (Zea mays L.) Berdasarkan hasil analisa varian (ANAVA) 5% tiga jalur menunjukkan bahwa posisi biji pada

Lebih terperinci

PENYIMPANAN BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr) KUNING DAN HITAM PADA BEBERAPA TINGKAT KADAR AIR BENIH RICKY SIDIK PERMANA

PENYIMPANAN BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr) KUNING DAN HITAM PADA BEBERAPA TINGKAT KADAR AIR BENIH RICKY SIDIK PERMANA PENYIMPANAN BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr) KUNING DAN HITAM PADA BEBERAPA TINGKAT KADAR AIR BENIH RICKY SIDIK PERMANA DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Padi Syarat Tumbuh Tanaman Padi Gogo dan Padi Rawa

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Padi Syarat Tumbuh Tanaman Padi Gogo dan Padi Rawa TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim yang dalam taksonomi tumbuh-tumbuhan termasuk famili Graminae. Berdasarkan klasifikasi padi berasal dari

Lebih terperinci