PENGENDALIAN KECEPATAN PUTAR MOTOR DC DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN B-SPLINE SECARA ON LINE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENDALIAN KECEPATAN PUTAR MOTOR DC DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN B-SPLINE SECARA ON LINE"

Transkripsi

1 1 of 9 PEGEDALIA KECEPATA PUTAR MOTOR DC DEGA JARIGA SARAF TIRUA B-SPLIE SECARA O LIE Abstrak Didik Widi Wardhana 1, Iwan Setiawan,ST. MT., Sumardii,ST. MT. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia : ardha_wardhanai@yahoo.com Dalam perancangan kendali kecepatan putar motor dc secara konvensional, misal dengan menggunakan PI, PID, konstanta proporsional, integral dihitung berdasarkan parameter motor yang dikendalikan. Secara praktis seringkali parameter-parameter ini tidak diketahui. Sebuah pendekatan dalam pengendalian plant yang parameternya tidak diketahui dapat dilakukan dengan menggunakan aringan saraf tiruan. Dalam hal ini aringan saraf tiruan B-Spline digunakan sebagai komponen pengendali motor dc dengan parameter yang tidak diketahui. Pada aringan saraf tiruan ini hanya menggunakan B-spline orde 1, orde, dan orde Pada tugas akhir ini dilakukan penguian terhadap unuk kera aringan syaraf B-spline untuk mengendalikan kecepatan putar motor secara on-line. Penguian terhadap unuk kera aringan syaraf dilakukan dengan penguian pengaruh lau konvergensil,gain proposional. Hasil penguian menunukkan semakin besar lau konvergensi dan gain proposional yang diberikan semakin cepat waktu penetapan. B-spline orde mempunyai lau pembelaaran yang lebih baik dari pada orde dan orde 1. Kata kunci : Jaringan Syaraf Tiruan, B-Spline,Motor DC I. PEDAHULUA 1.1 Latar Belakang Dalam perancangan sistem kontrol konvensional, parameter-parameter kontrol dihitung berdasarkan parameter plant. Ada beberapa metode dalam kontrol yang secara konvensional sering dipergunakan yaitu memakai Proporsional Integral (PI), Proporsional Integral Derivatif (PID), Konstanta Proporsional, Integral. Metode tersebut mengendalikan berdasarkan parameter-parameter plant yang sudah diketahui atau sudah ditentukan sebelumnya, sehingga untuk merancang kendali konvensional perlu terlebih dahulu dilakukan identifikasi parameter motor DC yang akan dikendalikan Secara praktis, parameter plant tersebut tidak diketahui, sehingga perancangan sistem kontrol harus diawali dengan proses identifikasi plant yang akan dikontrol. Untuk suatu plant yang kompleks, proses untuk mendapatkan parameter plant merupakan proses yang sulit dan memakan banyak waktu. Pengendalian plant yang parameterparameternya tidak diketahui dapat dilakukan dengan menggunakan kendali cerdas yaitu dengan menggunakan aringan saraf tiruan sebagai komponen kendali sistem aringan syaraf tiruan. Setiap aringan syaraf tiruan memiliki kecepatan beradaptasi atau konvergensi yang berbeda beda, tergantung pada struktur aringan dan algoritma pembelaaran yang digunakan. Oleh karena itu, untuk mengendalikan plant secara on-line dengan aringan syaraf tiruan harus diketahui terlebih dahulu unuk kera dari masing masing aringan syaraf pada pengendalian plant secara on-line. Pada tugas akhir ini mengimplementasikan pengendalian kecepataan motor DC menggunakan aringan syaraf tiruan B-Spline secara on-line. Secara historis B-Spline telah digunakan secara umum sebagai algoritma pencocokan fungsi (surface fitting) didalam bidang visualisasi grafis selama 0 tahun belakangan ini. pertama kali B- Spline digunakan pada tahun 197 oleh Cox (197) dan DeBoor (197). Sistem kendali aringan syaraf tiruan yang dipergunakan yaitu memakai model Fix Stabilising Controller yang pernah diusulkan oleh Kraft G tahun 1990 secara on- line. 1. Tuuan Tuuan penyusunan tugas akhir ini adalah: a. Mengendalikan kecepatan motor DC dengan aringan saraf tiruan B-Spline secara on line. b. Menunukkan pengaruh-pengaruh pemilihan parameter yaitu lau konvergensi dan gain

2 proposional pada dinamika keluaran kecepatan rotasi motor. 1. Batasan Masalah Dalam tugas akhir ini diberikan pembatasanpembatasan sebagai berikut: 1. Pengendalian dengan aringan saraf tiruan B- spline ini tidak dibandingkan dengan metode lain.. Untuk pembaharuan (update) bobot aringan saraf tiruan menggunakan algoritma LMS (Least Mean Square).. Range referensi kecepatan motor dc maksimum hanya 00 rpm. 4. Perancanang aringan saraf tiruan B-Spline menggunakan orde 1,orde dan orde. II. DASAR TEORI.1 Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dibangun pada awalnya dengan tuuan untuk mengemulasikan (meniru) secara fungsional mekanisme kera otak manusia dalam menyimpan, belaar, dan mengambil kembali pengetahuan yang tersimpan dalam sel saraf atau neuron. Jaringan saraf tiruan pada dasarnya adalah fungsi pemetaan masukan keluaran system yang bebas model matematis atau dikenal dengan istelah estimator bebas model, system ini memetakan kondisi ke aksi, dalam hal ini system-sistem dinamis yang dimodelkan tidak diekspresikan secara matematis menggunakan fungsi alih tetapi direpresentasikan dengan menggunakan kotak fungsional yang mengestimasi fungsi-fungsi dari data pelatihan seperti yang diperlihatkan gambar.1 dibawah: Masukan (Kondisi) Jaringan Syaraf Tiruan Keluaran (aksi) Gambar 1 Jaringan Syaraf sebagai Fungsi Pemetaan. Struktur Kendali Fixed Stabilizing Controller Salah satu arsitektur kendali dengan menggunakan komponen aringan syaraf tiruan secara on line diusulkan oleh kraft G. pada tahun Arsitektur ini dikenal dengan istilah fixed stabilising controller yang diagram kotak selengkapnya diperlihatkan pada gambar dibawah.. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa pengendalian dengan aringan saraf tiruan secara on line ini memiliki dua buah kalang, kalang pertama adalah kalang umpan balik biasa dengan kendali proporsional sedangkan kalang kedua adalah kalang kendali dengan aringan saraf tiruan. + Reference - Learning Model Simple Gain Feed Foward Control + + Learning Signal Plant Gambar Diagram blok pengendalian Fixed stabilising controller Arsitektur kendali gambar tersebut merupakan kendali adaptif langsung dengan keluaran gain proporsional digunakan untuk melatih modul aringan saraf tiruan. Gain proporsional ini dirancang sedemikian sehingga kendali keseluruhan stabil. Sinyal kendali uga memberikan sinyal latih untuk aringan syaraf tiruan tersebut. Unuk kera sistem kendali ini tergantung pada titik operasi pengendalian, walaupun demikian pelatihan iterative pada modul aringan syaraf tiruan akan menyebabkan peningkatan unuk kera secara on line. Algoritma Least Mean Square (LMS) Algoritma LMS merupakan salah satu algoritma yang digunakan untuk pembelaaran atau update bobot aringan. Secara matematis algoritma LMS dituliskan sebagai berikut : w k+1 = w k + * α * error * x...(1) Dimana : w k+1 : Bobot pada cacah ke k+1 w k : Bobot pada cacah ke k α : Lau konvergensi ( 0 < α < 1) x : Masukan yang diboboti.4 Jaringan Syaraf B-Spline Secara historis B-spline telah digunakan secara umum sebagai algoritma pencocokan fungsi (surface fitting) didalam bidang visualisasi grafis selama 0 tahun belakangan ini. Perggunaan pertama B-Spline pertama kali digunakan pada tahun 197, ketika Cox (197) dan DeBoor (197). Ketika B-Spline digunakan sebagai model set data yang memodifikasi data secara lokal dan uga perubahan yang teradi secara bersamaan pada respon aringan lokal. Hal ini menadi salah satu kemampuan yang menadikan B-spline menarik untuk model adaktif dan kontrol [4]. B-Spline telah digunakan pada beberapa bidang yang berbeda dalam riset robotik. Penerapannya adalah pada pembangkitan lintasan Output

3 (alan) dimana kehalusan lintasan yang dihasilkan. Penggunakan lainnya adalah algoritma pemarkiran mobil secara otomatis, kompensasi non-linier robotik, pemodelan actuator robotik. Kemampuan utama algoritma B-Spline adalah nilai outputnya yang halus yang disebabkan oleh bentuk fungsi basis.keluaran dari fungsi basis secara otomatis ditentukan oleh algoritmanya..4.1 Struktur B-Spline Standar Operasi B-Spline ini direpresentasikan kedalam sebuah pemetaan. Pada gambar tersebut X adalah vektor ruang masukan, dimana ruang masukan ini membaca data dari faktor luar yaitu keluaran plant (unit sensor) dan nilai yang referensi. Pada bagian fungsi basis ini teradi aktifitas perumusan dalam pembentukan sistem algoritma yang digunakan dalam aringan B-spline. Dimana pada fungsi basis ini memiliki buah orde. Dimana Masing-masing orde ini mempunyai nilai fungsi basis yang berbeda. Fungsi keluaran fungsi basis ini digunakan untuk update bobot, Dimana ketiga orde tersebut ditunukan pada gambar dibawah ini : Gambar. Fungsi basis B-Spline dengan fungsi orde yang berbeda A adalah vektor asosiasi (memori konseptual) berdimensi m sedangkan Y adalah keluaran berdimensi satu (untuk keluaran lebih dari satu strukturnya dapat diubah secara langsung dengan vektor bobot sebanyak tambahan keluaran yang diinginkan). masukan tertentu. Jumlah fungsi basis yang memberi kontribusi pada keluaran B-spline adalah konstan yaitu sebanyak. Dalam hal ini ada kaitan langsung antara umlah basis fungsi yang diaktifkan oleh masukan tertentu dengan orde basis B-spline yang dipilih. Untuk masukan X dengan dimensi n dan keluaran skalar y seperti diperlihatkan oleh gambar.5 Maka keluaran B-spline adalah: p y( k) a ( k) w ( k)....() i 1 i Dengan w i (k) adalah bobot yang terasosiasi dengan fungsi basis ke-i dan a adalah keluaran fungsi basis non zero ke-i, dalam hal ini i=(1,, ).4.. Univariate Basis Function Keluaran basis fungsi yang diaktifkan oleh masukan tertentu (X) dapat dihitung dengan menggunakan hubungan recurrence dibawah ini [4] : x x k 1 k k 1 k 1( x) () 1 k k ika x I ( -1, ) = 0, lainnya dengan adalah knot (posisi) ke- dan I = ( -1, ) adalah interval ke- sedangkan k adalah orde dari basis fungsi tersebut, hubungan recurrence tersebut diilustrasikan oleh gambar.6 berikut: 1 i 1 1 Gambar 5. Hubungan recurrence 1. Fungsi Basis Orde 1 Misal 1 J adalah fungsi basis ke- dan I adalah interval ke- ( -1, ). Maka keluaran fungsi basisnya untuk masukan x adalah: Gambar 4. Diagram Blok JST B-spline Seperti halnya JST enis lainnya, Keluaran B- spline merupakan kombinasi bobot-bobot adaptif dari seumlah fungsi basis yang diaktifkan oleh 1 1 ika x I ( -1, ) = 0, lainnya (4) x (5) ( ) 1

4 B. Fungsi Basis Orde (linear sebagiansebagain) (a) 1 (b) 1 Gambar 6. a. Fungsi basis orde b. hubungan recurrence orde Keluaran basis fungsi orde yang diaktifkan oleh suatu masukan dimana pada orde fungsi basis 1 didapat nilai fungsi basis yaitu dan. x = 1. (6) 1 1 = x ( 1) 1 ( x )..(7) = +1...(8) C. Fungsi Basis Orde (kuadratik sebagiansebagian) (a) 1 1 Gambar 7. a. Fungsi basis orde b. hubungan recurrence orde Keluaran basis fungsi orde yang diaktifkan oleh masukan tertentu (x). dimana pada orde fungsi basis didapat nilai fungsi basis yaitu, 1,dan yang persamaannya dapat dihitung dengan menggunakan hubungan recurrence dibawah ini: = x ( ( x ).(9) 1 = x ( ) 1 1 x (10) = x ( x )...(11) = +1.(1) (b) 1 Fungsi Basis Dua Dimensi Fungsi basis dua dimensi menghitung keluaran B-spline terhadap masukan yang diberikan yaitu rpm referensi dan rpm plant. Fungsi basis dimensi ini digunakan untuk mencari letak nilai interval dan nilai fungsi yang baru setelah penggabungan nilai inputan yaitu dari masukan referensi dan masukan aktual rpm. ilai interval ini yang akan mengaktifkan letak bobot fungsi basis mana yang akan diaktifkan. Keluaran fungsi basis yang diaktifkan oleh masukan dihitung dengan mengalikan keluaran fungsi basis akibat masukan rpm referensi dan keluaran.. Algoritma Pelatihan B-spline Secara Iteratif Langkah 1 : Menentukan 0rde B-spline yang akan dihitung Langkah : Inisialisasi bobot w = [ ], Set lau konvergensi ( 0 < <1) Langkah : Untuk semua siyal latih kerakan langkah 4 - selesai Langkah 4 : Hitung Keluaran fungsi basis tiap input Langkah 5 : Hitung keluaran fungsi basis dimensi. Langkah 6 : Hitung keluaran out B-spline Langkah 7 : Hitung kesalahan (error) antara sinyal terharap (d) dengan keluaran B-spline error = d y Langkah 8:Update bobot-bobot tiap fungsi basis dan bobot basis dengan metoda LMS. W (baru)=w (lama)+.error [index] III PERACAGA.1 Perancangan Kontrol Jaringan Saraf Tiruan B-Spline Perancangan kontrol aringan syaraf tiruan B-Spline dilakukan untuk memberikan batasan terhadap besarnya parameter kontroller yang digunakan. Parameter kontroller tersebut meliputi gain proporsional, lau konvergensi, umlah fungsi basis berdasarkan orde dari fungsi basis yang ditentukan pada aringan syaraf B-Spline.1.1 Penentuan ilai Lau Konvergensi Jaringan Saraf B-Spline Lau konvergensi merupakan fungsi algoritma digunakan dalam proses penentuan kecepatan dalam proses pembaharuan pada tiap-tiap bobot aringan. Jika lau konvergensi yang dipilih

5 relatif kecil, maka kecepatan pembelaaran akan beralan secara lambat, dan sebaliknya ika lau konvergensi yang dipilih relatif besar akan mempercepat proses pembelaaran, bahkan dimungkinkan dapat teradinya over corrected pada bobot-bobot yang diperbaharui..1. Penentuan Gain Proporsional B-Spline ilai gain proporsional yang digunakan pada pengontrolan ditentukan secara empiris. Secara praktis besarnya gain proporsional yang dipilih dibatasi oleh tegangan maksimum DAC yang digunakan. Karena dalam penguian ini tegangan maksimum DAC adalah 5 volt, maka diusahakan sinyal kendali proporsional pada saat awal tidak melebihi 5 volt..gain Proporsional merupakan fungsi pengali yang digunakan untuk dapat mencapai referensi yang diinginkan..1. Penentuan ilai Fungsi Basis Tiap Input Pada Jaringan B-Spline IV. PEGUJIA DA AALISIS Dalam penguian ini algoritma B-spline akan diuikan untuk mengendalikan kecepatan motor dc. Untuk motor yang dikendalikan akan diamati pengaruh perubahan-perubahan parameter seperti lau konvergensi, dan gain proporsional. Untuk tiaptiap nilai parameter akan diamati respon kecepatan transiennya seperti waktu penetapan, waktu naik dan lonakan. Pengamatan yang dilakukan dengan bobot awal nol dan bobot hasil latih. 4.1 Penguian Pengaruh Gain Proposional Untuk memperlihatkan pengaruh pemilihan nilai gain proposional, pada penguian ini variasi nilai gain proposional yang berbeda mulai dari nilainilai yang lebih kecil kenilai yang lebih besar sedangkan nilai lau kovergensi dan kecepatan motor sama. Penguian ini dengan referensi motor 1000 rpm, dan lau kovergensi 0.5. Variasi nilai gain proposional digunakan adalah Fungsi B-spline Orde 1 Ambil data masukan B-Spline Rpm referensi dan rpm plant ormalisasi masukan referensi (dx) dan masukan rpm plant Indeks i = 1 Hitung keluaran fungsi basis orde-i (output_b-spline[1]) Hitung hasil kali keluaran fungsi basis ke-i (outputbspline[i]) dengan bobot ke-i (w_bspline[1]) = (outputbspline[1]) i =sum_basis+ 1 Tidak Hitung keluaran aringan b-spline dengan masukan (outrbforde) = umlah total outbspline [i] + bobot Selesai Gambar 8 Penguian Pengaruh Gain Proposional B-spline orde 1 Gambar 8 Diagram alir perhitungan keluaran b-spline dimensi

6 . Fungsi B-spline Orde Gambar 9 Penguian Pengaruh Gain Proposional B-spline orde Dari grafik respon diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada respon aringan syaraf B- sapline dengan menggunakan bobot pelatihan akan menadi semakin baik. Hal ini karena pada aringan B-Spline ketika menerima referensi yang baru maka aringan akan mengambil bobot bobot tertentu sesuai dengan memori yang aktifkan akibat referensi baru tersebut, masukan yang baru ia akan mengaktifkan fungsi basis yang berarti ketika ada referensi baru maka bobot yang digunakan adalah bobot hasil pelatihan terakhir. 4. Penguian Pengaruh Lau konvergensi Untuk memperlihatkan pengaruh pemilihan nilai gain proposional, pada penguian ini variasi nilai gain proposional yang berbeda mulai dari nilainilai yang lebih kecil kenilai yang lebih besar sedangkan nilai lau kovergensi dan kecepatan motor sama. Penguian ini dengan referensi motor 1000 rpm, dan lau kovergensi 0.05, gain proposional Pengaruh Lau konvergensi Orde 1. Fungsi B-spline Orde Gambar 10 Penguian Pengaruh Gain Proposional B- spline orde Gambar 11 Penguian Pengaruh Lau konvergensi B- spline orde 1

7 . Pengaruh Lau konvergensi Orde Gambar 1 Penguian Pengaruh Lau konvergensi B- spline orde Dari grafik respon diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada respon aringan syaraf B- spline dengan menggunakan bobot pelatihan akan menadi semakin baik. Lau konvergensi yang kecil mengakibatkan sistem lama mencapai keadaan tunak karena proses pembelaaran menadi relatif lama, sedangkan lau konvergensi yang besar mengakibatkan lonakan yang besar pada respon transien sistem karena adanya koreksi yang berlebih pada bobot aringan (over corrected) sehingga sinyal kontrol yang diberikan ke plant mengalami kenaikan yang besar. Gambar 1 Penguian Pengaruh Lau konvergensi B- spline orde 4. Penguian Referensi aik Untuk mengetahui kemampuan aringan dalam mengikuti perubahan referensi naik dilakukan penguian dengan mengubah referensi mulai dari rpm, dengan gain proposional 1 dan lau konvergensi 0.5 yang dibuat tetap. 1. Referensi aik B-spline Orde. Pengaruh Lau konvergensi Orde (a)bobot awal nol (a)bobot awal nol (b) Bobot hasil latih

8 Gambar 14 Penguian Referensi aik B-spline Orde. Referensi aik B-spline Orde mulai dari rpm dengan gain proposional 1 dan lau konversional 0.8 yang dibuat tetap. 1. Penguian Referensi Turun B-spline Orde (a)bobot awal nol Gambar 15 Penguian Referensi aik B-spline Orde Dari grafik diatas tampak bahwa pada saat digunakan bobot awal nol maka ketika referensi dinaikkan kedua aringan mampu mengikuti perubahan referensi naik.. Dengan menggunakan bobot hasil pelatihan waktu penetapan tiap perubahan referensi akan semakin cepat, tetapi pada aringan syaraf B-spline penggunaan bobot hasil pelatihan hanya berpengaruh pada respon awal terhadap referensi 500 rpm yaitu teradinya lonakan yang besar. Hal ini teradi karena ketika bobot hasil pelatihan digunakan, dimana bobot tersebut merupakan bobot untuk referensi terakhir yang diberikan yaitu 1500 rpm sehingga keluaran aringan B-spline besar akibatnya sinyal kontrol yang diberikan ke plant uga besar Penguian Referensi Turun Untuk mengetahui kemampuan aringan dalam mengikuti perubahan referensi naik dilakukan penguian dengan mengubah referensi (b) Bobot hasil latih Gambar 16 Penguian Referensi Turun B-spline Orde. Penguian Referensi Turun B-spline Orde (a)bobot awal nol

9 5. Saran (b) Bobot hasil latih Gambar 17 Penguian Referensi Turun B-spline Orde Dari grafik diatas tampak bahwa pada saat digunakan bobot awal nol maka ketika referensi diturunkan aringan mampu mengikuti perubahan referensi turun, ketika mengikuti perubahan referensi turun, sistem akan mengalami undershoot pada kecepatan 500 rpm yang cukup besar. Dengan menggunakan bobot hasil pelatihan undershoot dapat dikurangi sehinggga aringan mampu mengikuti perubahan referensi dengan baik. V PEUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penguian dan analisis dapat disimpulkan hal hal penting sebagai berikut : 1. Respon keluaran kecepatan motor dc akan sangat tergantung terhadap pemilihan parameter-parameter, yaitu besarnya lau konvergensi dan gain proporsional.. Pemilihan lau konvergensi yang relatif lebih besar akan menyebabkan keluaran transien mengalami lonakan tetapi lebih cepat mencapai sistem stabil dibandingkan dengan lau konvergensi yang lebih kecil.. Pemilihan gain proporsional relatif lebih besar akan menyebabkan keluaran transien lebih cepat mencapai stabil dibandingkan dengan pemilihan gain proporsional yang lebih kecil. 4. Penggunaan bobot hasil pelatihan akan meningkatkan unuk kera sistem dalam hal ini mempercepat waktu penetapan dan waktu naik serta mengurangi lonakan. 5. Sistem orde satu menunukkan unuk kera yang relatif buruk. Pada orde satu ini sebaiknya menggunakan lau konvergensi yang rendah untuk mengurangi isolasi yang teradi. Harga lau konvergensi yang digunakan bekisar Pada sistem B-spline orde tiga memiliki unuk kera yang lebih baik dibandingkan orde dua dan orde satu.. 1. Pengendalian kecepatan motor dc dengan aringan syaraf tiruan B-spline ini dapat dibandingkan dengan kendali lainnya misalnya RBF, CMAC, PID atau yang lainnya.. Perlu diteliti untuk menggunakan orde B- spline yang lebih tinggi dari orde. DAFTAR PUSTAKA. [1] Brown, Martin and Harris, eurofuzzy Adaptive Modelling and Control, Prentice Hall Inc, [] Coughlin, Robert and Federick Driscoll, Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu Linier, Jakarta : Erlangga. [] Haykin, Simon, eural erworks- A Comprehensive Foundation, Macmillan Colege- Publishing Company Inc, [4] Kraff, Gordon and David Campagna, A Comparison Between CMAC eural etwork Control and Two Traditional Adaptive Control Systems, Papers [5] Malvino, Prinsip Prinsip Elektronika, Jakarta : Erlangga, [6] Ogata, Katsuhiko, Teknik Kontrol Otomatik, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, [7] Setiawan, Iwan. Pengaturan Kecepatan Motor DC dengan Kendali CMAC secara On-line. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Gaah Mada Yogyakarta. [8]Widrow and Lehr,0 Years of Adaptive eural etwork : Perceptron, Madaline and Backpropagation, IEEE Journal. [9]..., supervised-bp.ppt [10]..., /004/rbf.pdf [11]..., ai-repository/ai/areas/neural/systems/cmac/ cmac.txt [1]..., csm10/euraletworks/rbfetworks.ppt [1]..., [14]..., [15]..., al.pdf.

10 BIOGRAFI Didik Widi Wardhana Lahir di Palembang. Sekarang sedang menyelesaikan studi Strata Satu Teknik Elektro Universitas Diponegoro angkatan tahun 00 dengan konsentrasi Teknik Kontrol. Mengesahkan, Pembimbing I, Pembimbing II, Sumardi, ST.MT Iwan Setiawan,ST.MT IP IP

PERANCANGAN KENDALI SUHU RUANG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN JENIS B-SPLINE SECARA ONLINE

PERANCANGAN KENDALI SUHU RUANG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN JENIS B-SPLINE SECARA ONLINE PERACAGA KEDALI SUHU RUAG MEGGUAKA JARIGA SYARAF TIRUA JEIS B-SPLIE SECARA OLIE oviyanto Prasetyo, Iwan Setiawan,ST. MT., Sumardi,ST. MT. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN VALVE UNTUK MENGATUR KETINGGIAN AIR DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN B-SPLINE

PENGENDALIAN VALVE UNTUK MENGATUR KETINGGIAN AIR DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN B-SPLINE Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN: 1907-5022 Yogyakarta, 21 Juni 2008 PENGENDALIAN VALVE UNTUK MENGATUR KETINGGIAN AIR DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN B-SPLINE

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN RBF PADA SISTEM KONTROL VALVE UNTUK PENGENDALIAN TINGGI MUKA AIR

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN RBF PADA SISTEM KONTROL VALVE UNTUK PENGENDALIAN TINGGI MUKA AIR APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN RBF PADA SISTEM KONTROL VALVE UNTUK PENGENDALIAN TINGGI MUKA AIR Wahyudi, Hariyanto, Iwan Setiawan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln.

Lebih terperinci

dan RBF pada pengendalian plant suhu secara online. I. PENDAHULUAN

dan RBF pada pengendalian plant suhu secara online. I. PENDAHULUAN Perbandingan Unjuk Kerja Jaringan Syaraf Tiruan CMAC (Cerrebellar Model Articulation Controller) dan RBF (Radial Basis Function) pada Pengendalian Plant Suhu secara On Line Amin Fauzan 1, Iwan Setiawan,ST.

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN B-SPLINE PADA SISTEM PENGATURAN SUHU CAIRAN Istichori 1, Iwan Setiawan, ST. MT., Wahyudi, ST. MT. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perbandingan Unjuk Kerja Kontroller PID Metode Pertama Ziegler-Nichols dan CMAC (Cerrebellar Model Articulation Controller) pada Pengendalian Plant Suhu Deni Juharsyah 1, Iwan Setiawan,ST. MT. 2, Wahyudi,ST.

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN JENIS AMN (Associative Memory Networks): CMAC, B-SPLINE dan RBF UNTUK APLIKASI PEMODELAN DAN PENGONTROLAN

JARINGAN SYARAF TIRUAN JENIS AMN (Associative Memory Networks): CMAC, B-SPLINE dan RBF UNTUK APLIKASI PEMODELAN DAN PENGONTROLAN JARINGAN SYARAF TIRUAN JENIS AMN (Associative Memory Networks): CMAC, B-SPLINE dan RBF UNTUK APLIKASI PEMODELAN DAN PENGONTROLAN (BY IWAN SETIAWAN, ST, MT) setiaone.iwan@gmail.com Office: Automatic Control

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA CMAC DENGAN KONTROLLER PID METODE PERTAMA ZIEGLER-NICHOLS PADA PENGENDALIAN PLANT SUHU. Wahyudi 1 ABSTRACT

PERBANDINGAN KINERJA CMAC DENGAN KONTROLLER PID METODE PERTAMA ZIEGLER-NICHOLS PADA PENGENDALIAN PLANT SUHU. Wahyudi 1 ABSTRACT PERBANDINGAN KINERJA CMAC DENGAN KONTROLLER PID METODE PERTAMA ZIEGLER-NICHOLS PADA PENGENDALIAN PLANT SUHU Wahyudi 1 ABSTRACT The 1 st Ziegler-Nichols method usually used in industrial workplace doesn

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN RBF (RADIAL BASIS FUNCTION) PADA SISTEM KONTROL VALVE UNTUK PENGENDALIAN TINGGI MUKA CAIRAN SECARA ON-LINE Hariyanto 1, Wahyudi, ST, MT 2 Iwan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Makalah Seminar Tugas Akhir Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan RBF (Radial Basis Fuction) pada Plant Pengaturan Level Cairan Berbasis Mikrokontroler ATmega32 Wahyu Nur Priyanto [1], Wahyudi, S.T, M.T [2],

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN B-SPLINE PADA PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC PENGUAT TERPISAH 1HP

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN B-SPLINE PADA PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC PENGUAT TERPISAH 1HP APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN B-SPLINE PADA PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC PENGUAT TERPISAH 1HP Purwo Nugroho 1, Mochammad Facta 2, Iwan Setiawan 2 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Makalah Seminar Tugas Akhir APLIKASI METODE MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROL (MRAC) PADA PLANT PENGATURAN LEVEL CAIRAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Ibnu Fatih [1], Wahyudi, S.T, M.T [], Budi Setiyono,

Lebih terperinci

e (t) = sinyal kesalahan

e (t) = sinyal kesalahan KENDALI SELF TUNING FUZZY PI PADA PENGENDALIAN WEIGHT FEEDER CONVEYOR 1 A. Chandra Saputro [1], Sumardi, ST. MT. [2], Budi Setiyono, ST. MT. [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Backpropagation untuk Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer

Perbaikan Metode Backpropagation untuk Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer Perbaikan Metode Backpropagation untuk Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Multilayer R. Muhammad Subekti 1 1. P2TRR BATAN, Kompleks Puspiptek Gedung 31, Serpong, Tangerang 15310 Abstrak Algoritma umum metode

Lebih terperinci

OPTIMALISASI ARSITEKTUR PROPAGASI BALIK PADA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LAPIS BANYAK

OPTIMALISASI ARSITEKTUR PROPAGASI BALIK PADA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LAPIS BANYAK OPTIMALISASI ARSITEKTUR PROPAGASI BALIK PADA PELATIHAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LAPIS BANYAK ABSTRAK Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar Algoritma umum metode propagasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Suara. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker recognition. Speech recognition adalah proses yang dilakukan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Makalah Seminar Tugas Akhir APLIKASI KENDALI MENGGUNAKAN SKEMA GAIN SCHEDULING UNTUK PENGENDALIAN SUHU CAIRAN PADA PLANT ELECTRIC WATER HEATER Ahmad Shafi Mukhaitir [1], Iwan Setiawan, S.T., M.T. [2],

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR)

ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR) ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR) Indar Chaerah Gunadin Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Hasanuddin Abstrak Perubahan daya reaktif yang disuplai ke beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beban dan Prakiraan Beban Listrik Di dalam sebuah sistem kelistrikan terdapat 2 sisi yang sangat berbeda, yaitu sisi beban dan sisi pembangkitan. Pada sisi beban atau beban

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN RBF (RADIAL BASIS FUNCTION) UNTUK PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA SECARA ON-LINE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Agus Dani

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE)

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE) Makalah Seminar Tugas Akhir RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE) Heru Triwibowo [1], Iwan Setiawan [2], Budi Setiyono

Lebih terperinci

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1] 1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan

Lebih terperinci

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi.

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi. 33 BAB 4 DISAIN MODEL Disain model sistem identifikasi citra karang dirancang sedemikian rupa dengan tuuan untuk memudahkan dalam pengolahan data dan pembuatan aplikasi serta memudahkan pengguna dalam

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

Sistem Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Berroda dengan Model Pembelajaran On-line Menggunakan NN

Sistem Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Berroda dengan Model Pembelajaran On-line Menggunakan NN Sistem Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Berroda dengan Model Pembelajaran On-line Menggunakan Eru Puspita Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Oleh : Amin Fauzan L2F

TUGAS AKHIR. Oleh : Amin Fauzan L2F Perbandingan Unjuk Kerja Jaringan Syaraf Tiruan CMAC (Cerebellar Model Articulation Controller) dan RBF (Radial Basis Function) pada Pengendalian Plant Suhu secara On- line TUGAS AKHIR Diajukan guna melengkapi

Lebih terperinci

BAB II NEURAL NETWORK (NN)

BAB II NEURAL NETWORK (NN) BAB II NEURAL NETWORK (NN) 2.1 Neural Network (NN) Secara umum Neural Network (NN) adalah jaringan dari sekelompok unit pemroses kecil yang dimodelkan berdasarkan jaringan syaraf manusia. NN ini merupakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PARAMETER SISTEM PADA PLANT ORDE DENGAN METODE GRADIENT

IDENTIFIKASI PARAMETER SISTEM PADA PLANT ORDE DENGAN METODE GRADIENT IDENTIFIKASI PARAMETER SISTEM PADA PLANT ORDE DENGAN METODE GRADIENT Larasaty Ekin Dewanta *, Budi Setiyono, and Sumardi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup[1] Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN A. OTAK MANUSIA Otak manusia berisi berjuta-juta sel syaraf yang bertugas untuk memproses informasi. Tiaptiap sel bekerja seperti suatu prosesor sederhana. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software maupun hardware yang digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID Joko Prasetyo, Purwanto, Rahmadwati. Abstrak Pompa air di dunia industri sudah umum digunakan sebagai aktuator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mendisain sebuah sistem kontrol untuk sebuah plant yang parameterparameternya tidak berubah, metode pendekatan standar dengan sebuah pengontrol yang parameter-parameternya

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Model Reference Adaptive Control untuk Pengaturan Tracking Optimal Posisi Motor DC

Desain dan Implementasi Model Reference Adaptive Control untuk Pengaturan Tracking Optimal Posisi Motor DC Desain dan Implementasi Model Reference Adaptive Control untuk Pengaturan Tracking Optimal Posisi Motor DC Dinar Setyaningrum 22081000018 Teknik Sistem Pengaturan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Rabu,

Lebih terperinci

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Kompetensi : 1. Mahasiswa memahami konsep Jaringan Syaraf Tiruan Sub Kompetensi : 1. Dapat mengetahui sejarah JST 2. Dapat mengetahui macam-macam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Analisis adalah kemampuan pemecahan masalah subjek kedalam elemen-elemen konstituen, mencari hubungan-hubungan internal dan diantara elemen-elemen, serta mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggerakan belt conveyor, pengangkat beban, ataupun sebagai mesin

BAB I PENDAHULUAN. menggerakan belt conveyor, pengangkat beban, ataupun sebagai mesin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor DC atau motor arus searah yaitu motor yang sering digunakan di dunia industri, biasanya motor DC ini digunakan sebagai penggerak seperti untuk menggerakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI AKTIVASI SIGMOID BINER DAN SIGMOID BIPOLAR DALAM ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA PREDIKSI KEMAMPUAN SISWA

ANALISIS FUNGSI AKTIVASI SIGMOID BINER DAN SIGMOID BIPOLAR DALAM ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA PREDIKSI KEMAMPUAN SISWA ANALISIS FUNGSI AKTIVASI SIGMOID BINER DAN SIGMOID BIPOLAR DALAM ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA PREDIKSI KEMAMPUAN SISWA Julpan 1 *, Erna Budhiarti Nababan 1 & Muhammad Zarlis 1 1 Program S2 Teknik Informatika

Lebih terperinci

ABSTRAK. Inverted Pendulum, Proporsional Integral Derivative, Simulink Matlab. Kata kunci:

ABSTRAK. Inverted Pendulum, Proporsional Integral Derivative, Simulink Matlab. Kata kunci: PROJECT OF AN INTELLIGENT DIFFERENTIALY DRIVEN TWO WHEELS PERSONAL VEHICLE (ID2TWV) SUBTITLE MODELING AND EXPERIMENT OF ID2TWV BASED ON AN INVERTED PENDULUM MODEL USING MATLAB SIMULINK Febry C.N*, EndraPitowarno**

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENDALIAN MOTOR DC MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Wahyudi, Sorihi, dan Iwan Setiawan. Jurusan Teni Eletro Faultas Teni Universitas Diponegoro Semarang e-mail : wahyuditinom@yahoo.com.

Lebih terperinci

MAKALAH. Sistem Kendali. Implementasi Sistim Navigasi Wall Following. Mengguakan Kontrol PID. Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda

MAKALAH. Sistem Kendali. Implementasi Sistim Navigasi Wall Following. Mengguakan Kontrol PID. Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda MAKALAH Sistem Kendali Implementasi Sistim Navigasi Wall Following Mengguakan Kontrol PID Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda oleh : ALFON PRIMA 1101024005 PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps,

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps, 1.1 Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik meningkat mengikuti perkembangan kehidupan manusia dan pertumbuhan di segala sektor industri yang mengarah ke modernisasi. Dalam sebagian besar industri, sekitar

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI PARAMETER LEARNING VECTOR QUANTIZATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA ODOR

ANALISIS VARIASI PARAMETER LEARNING VECTOR QUANTIZATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA ODOR Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS VARIASI PARAMETER LEARNING VECTOR QUANTIZATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA ODOR PARAMETER VARIATION ANALYSIS OF LEARNING VECTOR QUANTIZATION

Lebih terperinci

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC Dwiana Hendrawati Prodi Teknik Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH.,

Lebih terperinci

TEKNIK KENDALI HIBRID PI FUZZY UNTUK PENGENDALIAN SUHU ZAT CAIR

TEKNIK KENDALI HIBRID PI FUZZY UNTUK PENGENDALIAN SUHU ZAT CAIR TEKNIK KENDALI HIBRID PI FUZZY UNTUK PENGENDALIAN SUHU ZAT CAIR Waskito Budi 1, Wahyudi 2, Iwan Setiawan 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN Nazrul Effendy 1), Masrul Solichin 2), Teuku Lukman Nur Hakim 3), Faisal Budiman 4) Jurusan Teknik Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

Identifikasi Unsur-unsur Radioaktif dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Identifikasi Unsur-unsur Radioaktif dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Identifikasi Unsur-unsur Radioaktif dengan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Rokhmadi 1 dan R. Muhammad Subekti 1 1. Pusat Pengembangan Teknologi Reaktor Riset (P2TRR) BATAN, Serpong Abstrak Jaringan

Lebih terperinci

1.1. Definisi dan Pengertian

1.1. Definisi dan Pengertian BAB I PENDAHULUAN Sistem kendali telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Peranan sistem kendali meliputi semua bidang kehidupan. Dalam peralatan, misalnya proses

Lebih terperinci

Perbandingan Arsitektur Multilayer Feedforward Network dengan memakai Topologi Multiprosesor Ring Array Dan Linear Array

Perbandingan Arsitektur Multilayer Feedforward Network dengan memakai Topologi Multiprosesor Ring Array Dan Linear Array Nico Saputro Perbandingan Arsitektur Multilayer Feedforard Netork dengan memakai Topologi Multiprosesor Ring Array Dan Linear Array Abstrak Jaringan Syaraf Tiruan dapat diimplementasikan secara perangkat

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA Ramli e-mail:ramli.brt@gmail.com Dosen Tetap Amik Harapan Medan ABSTRAK Jaringan Syaraf Tiruan adalah pemrosesan

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER Nursalim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto-Penfui Kupang,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara BAB II DASAR TEORI Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM INTRODUCTION Jaringan Saraf Tiruan atau JST adalah merupakan salah satu representasi tiruan dari otak manusia yang selalu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

Aplikasi Kendali PID Menggunakan Skema Gain Scheduling Untuk Pengendalian Suhu Cairan pada Plant Electric Water Heater

Aplikasi Kendali PID Menggunakan Skema Gain Scheduling Untuk Pengendalian Suhu Cairan pada Plant Electric Water Heater Available online at TRANSMISI Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi TRANSMISI, 12 (1), 21, 27-32 Research Article Aplikasi Kendali Menggunakan Skema Gain Scheduling Untuk Pengendalian

Lebih terperinci

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN Dwiana Hendrawati Prodi Teknik Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL 2.1 Pengenalan Sistem Kontrol Definisi dari sistem kontrol adalah, jalinan berbagai komponen yang menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan

Lebih terperinci

APLIKASI ADAPTIVE FIR INVERSE LINEAR CONTROLLER PADA SISTEM MAGNETIC LEVITATION

APLIKASI ADAPTIVE FIR INVERSE LINEAR CONTROLLER PADA SISTEM MAGNETIC LEVITATION APLIKASI ADAPTIVE FIR INVERSE LINEAR CONTROLLER PADA SISTEM MAGNETIC LEVITATION Jonifan 1 Laboratorium Fisika Dasar, Jalan Akses UI Kelapa Dua E-mail : jonifan@staff.gunadarma.ac.id Iin Lidiya Zafina Laboratorium

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI AKTIVASI RBF PADA JST UNTUK MENDUKUNG PREDIKSI GANGGUAN GEOMAGNET

ANALISIS FUNGSI AKTIVASI RBF PADA JST UNTUK MENDUKUNG PREDIKSI GANGGUAN GEOMAGNET Prosiding SaPP0 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISS 089-58 AALISIS FUGSI AKTIVASI RBF PADA JST UTUK MEDUKUG PREDIKSI GAGGUA GEOMAGET John Maspupu Pussainsa LAPA, Jl. Dr. Dundunan o. Bandung 407, Tlp.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal Jaringan syaraf adalah merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia. Syaraf manusia Jaringan syaraf dengan lapisan

Lebih terperinci

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp Strategi Dalam Teknik Pengendalian Otomatis Dalam merancang sistem pengendalian ada berbagai macam strategi. Strategi tersebut dikatakan sebagai strategi konvensional, strategi modern dan strategi berbasis

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN BERJARINGAN : DESAIN DAN IMPLEMENTASI SLIDING MODE CONTROL PADA PRESSURE PROCESS RIG

SISTEM PENGATURAN BERJARINGAN : DESAIN DAN IMPLEMENTASI SLIDING MODE CONTROL PADA PRESSURE PROCESS RIG SISTEM PENGATURAN BERJARINGAN : DESAIN DAN IMPLEMENTASI SLIDING MODE CONTROL PADA PRESSURE PROCESS RIG 8-7 Chandra Choirulyanto 050006 Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 60, e-mail : Chandrachoirulyanto@gmailcom

Lebih terperinci

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Control Unit G.U.N.T Tipe dengan Pengendali PID MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor, Juni 9 SIMULASI KENDALIAN FLOW CONTROL UNIT G.U.N.T TIPE DENGAN PENGENDALI PID Syahrir

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Kecepatan Stasioner Mesin Bensin Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Stasioner Mesin Bensin Menggunakan Kontroler PID Sistem Pengaturan Kecepatan Stasioner Mesin Bensin Menggunakan Kontroler PID Primadani Kurniawan, 2207100041 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, kampus

Lebih terperinci

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF Asti Rahma Julian 1, Nanik Suciati 2, Darlis Herumurti 3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, ITS

Lebih terperinci

SIMULASI KENDALI ADAPTIF MENGGUNAKAN ALGORITMA LMS UNTUK IDENTIFIKASI PLANT ORDE-2

SIMULASI KENDALI ADAPTIF MENGGUNAKAN ALGORITMA LMS UNTUK IDENTIFIKASI PLANT ORDE-2 SIMULASI KENDALI ADAPTIF MENGGUNAKAN ALGORITMA LMS UNTUK IDENTIFIKASI PLANT ORDE-2 SUKARMAN Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010 Telp. 0274.489716, Faks.489715

Lebih terperinci

Architecture Net, Simple Neural Net

Architecture Net, Simple Neural Net Architecture Net, Simple Neural Net 1 Materi 1. Perceptron 2. ADALINE 3. MADALINE 2 Perceptron Perceptron lebih powerful dari Hebb Pembelajaran perceptron mampu menemukan konvergensi terhadap bobot yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor DC merupakan salah satu jenis aktuator yang cukup banyak digunakan dalam bidang industri. Seiring dengan kemajuan teknologi, permasalahan pada dunia industri

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI TEKNIK KENDALI FUZZY PADA PENGENDALIAN LEVEL CAIRAN

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI TEKNIK KENDALI FUZZY PADA PENGENDALIAN LEVEL CAIRAN MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR 1 APLIKASI TEKNIK KENDALI FUZZY PADA PENGENDALIAN LEVEL CAIRAN Zulaikah 1, Wahyudi, ST, MT 2, Trias Andromeda, ST, MT 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI PID SEBAGAI PENGONTROL KECEPATAN ROBOT MOBIL PADA LINTASAN DATAR, TANJAKAN, DAN TURUNAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI PID SEBAGAI PENGONTROL KECEPATAN ROBOT MOBIL PADA LINTASAN DATAR, TANJAKAN, DAN TURUNAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI PID SEBAGAI PENGONTROL KECEPATAN ROBOT MOBIL PADA LINTASAN DATAR, TANJAKAN, DAN TURUNAN TUGAS AKHIR Oleh : Imil Hamda Imran NIM : 06175062 Pembimbing I : Ir.

Lebih terperinci

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 67 Telp & Fax. 5566 Malang 655 KODE PJ- PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI

Lebih terperinci

PREDIKSI DATA RUNTUN WAKTU MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

PREDIKSI DATA RUNTUN WAKTU MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI DATA RUNTUN WAKTU MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN TIME SERIES DATA PREDICTION USING ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS Agung Mubyarto Prodi Teknik Elektro, Universitas Jenderal Soedirman Jl. Kampus

Lebih terperinci

PENGENDALI PID. Teori kendali PID. Nama Pengendali PID berasal dari tiga parameter yg secara matematis dinyatakan sebagai berikut : dengan

PENGENDALI PID. Teori kendali PID. Nama Pengendali PID berasal dari tiga parameter yg secara matematis dinyatakan sebagai berikut : dengan PENGENDALI PID Pengendali PID (proportional integral derivative controller) adalah pengendali yg sangat umum digunakan dalam sistem kendali di dunia industri. Sesuai fungsi pengendali, suatu pengendali

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Jaringan Syaraf Tiruan Artificial Neural Network atau Jaringan Syaraf Tiruan (JST) adalah salah satu cabang dari Artificial Intelligence. JST merupakan suatu sistem pemrosesan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM

IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM Aretasiwi Anyakrawati, Pembimbing : Goegoes D.N, Pembimbing 2: Purwanto. Abstrak- Pendulum terbalik mempunyai

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang TUGAS AKHIR RESUME PID Oleh: Nanda Perdana Putra MN 55538 / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL (PID) Pendahuluan Sistem

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN CERREBELLAR MODEL ARTICULATION CONTROLLER PADA PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC PENGUAT TERPISAH 1 HP

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN CERREBELLAR MODEL ARTICULATION CONTROLLER PADA PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC PENGUAT TERPISAH 1 HP APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN CERREBELLAR MODEL ARTICULATION CONTROLLER PADA PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC PENGUAT TERPISAH 1 HP Fredrik Octavianus Parapat 1, Mochammad Facta 2,Iwan Setiawan 2 Jurusan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN :

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : 086 4981 VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 011 SIMULASI ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC Irma Husnaini 1 ABSTRACT

Lebih terperinci

ESTIMASI PRODUKTIVITAS PEKERJA KONSTRUKSI DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK

ESTIMASI PRODUKTIVITAS PEKERJA KONSTRUKSI DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK ESTIMASI PRODUKTIVITAS PEKERJA KONSTRUKSI DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK Lila Ayu Ratna Winanda Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Pekerjaan konstruksi yang tengah menggeliat bangkit tidak

Lebih terperinci

ANALISIS GALAT AKIBAT KUANTISASI PADA IMPLEMENTASI DIGITAL SISTEM ADAPTIF LMS

ANALISIS GALAT AKIBAT KUANTISASI PADA IMPLEMENTASI DIGITAL SISTEM ADAPTIF LMS ANALISIS GALAT AKIBAT KUANTISASI PADA IMPLEMENTASI DIGITAL SISTEM ADAPTIF LMS Indrastanti R. Widiasari Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana indrastanti@yahoo.com ABSTRACT Most

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software dan hardware yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang

Lebih terperinci

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane E. Merry Sartika 1), Hardi Sumali 2) Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS 1 Sofyan Azhar Ramba 2 Adiwijaya 3 Andrian Rahmatsyah 12 Departemen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian Terkait Perkembangan teknik pengendalian di dunia industri dewasa ini sangat pesat. Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam rangka menemukan teknik kendali baru

Lebih terperinci

Architecture Net, Simple Neural Net

Architecture Net, Simple Neural Net Architecture Net, Simple Neural Net 1 Materi 1. Model Neuron JST 2. Arsitektur JST 3. Jenis Arsitektur JST 4. MsCulloh Pitts 5. Jaringan Hebb 2 Model Neuron JST X1 W1 z n wi xi; i1 y H ( z) Y1 X2 Y2 W2

Lebih terperinci

SIMULASI KONTROL PID UNTUK MENGATUR PUTARAN MOTOR AC

SIMULASI KONTROL PID UNTUK MENGATUR PUTARAN MOTOR AC F.5 SIMULASI KONTROL PID UNTUK MENGATUR PUTARAN MOTOR AC M. Subchan Mauludin *, Rony Wijanarko, Nugroho Eko Budiyanto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kendali dengan campur tangan manusia dalam jumlah yang sangat kecil.

BAB I PENDAHULUAN. kendali dengan campur tangan manusia dalam jumlah yang sangat kecil. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pada saat ini mulai bergeser kepada otomatisasi sistem kendali dengan campur tangan manusia dalam jumlah yang sangat kecil. Banyaknya penemuan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

PEMBELAJARAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB ISSN : 1978-6603 PEMBELAJARAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB Ahmad Yani STT HARAPAN MEDAN E-mail : ahmad_yn9671@yahoo.com Abstrak Abstrak Pembelajaran sistem kontrol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kendali PID paling banyak digunakan dalam pengendalian di industri. Keberhasilan pengendali PID tergantung ketepatan dalam menentukan konstanta (penguatan) PID

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam I. Tujuan 1. Mampu melakukan analisis kinerja sistem pengaturan posisi motor arus searah.. Mampu menerangkan pengaruh kecepatan

Lebih terperinci

Jaringan Neuro-Fuzi Berbasis Algoritma Genetik Dinamis Multiresolusi untuk Pemodelan Sistem Chaotic Diskrit Henon

Jaringan Neuro-Fuzi Berbasis Algoritma Genetik Dinamis Multiresolusi untuk Pemodelan Sistem Chaotic Diskrit Henon Jaringan Neuro-Fuzi Berbasis Algoritma Genetik Dinamis Multiresolusi untuk Pemodelan Sistem Chaotic Diskrit Henon Oyas Wahyunggoro 1, Gunawan Ariyanto 2 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Metode Pengasapan Cold Smoking Ikan asap merupakan salah satu makanan khas dari Indonesia. Terdapat dua jenis pengasapan yang dapat dilakukan pada bahan makanan yaitu hot smoking

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB

PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB Jurnal Teknika ISSN : 85-859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume No. Tahun PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB Affan Bachri ) Dosen Fakultas Teknik Prodi Elektro Universitas

Lebih terperinci

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID JURNAL INTAKE---- Vol. 5, Nomor 2, Oktober 2014 Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID Alamsyah Ahmad Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Lilik Kurniawan (L2F008053) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

PERILAKU TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR DENGAN METODA PENEMPATAN KUTUB DALAM DOMAIN WAKTU

PERILAKU TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR DENGAN METODA PENEMPATAN KUTUB DALAM DOMAIN WAKTU PERILAKU TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR DENGAN METODA PENEMPATAN KUTUB DALAM DOMAIN WAKTU Heru Dibyo Laksono 1, Noris Fredi Yulianto 2 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Andalas Email : heru_dl@ft.unand.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari 2015. Perancangan dan pengerjaan perangkat keras (hardware) dan laporan

Lebih terperinci