BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Keuangan Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dipakai oleh manajemen perusahaan dan para stakeholder perusahaan untuk menilai keberhasilan yang telah dicapai oleh perusahaan. Ada beberapa teknik atau beberapa parameter kinerja keuangan yang dipakai oleh manajemen atau para stakeholder tersebut. Secara umum, kinerja keuangan adalah perhitungan yang melibatkan nilai investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dan laba (profit) atau aliran arus kas masuk yang dihasilkan perusahaan setelah adanya investasi tersebut (investasi berupa aktiva operasional) Return on Investment (ROI) Bila suatu perusahaan sangat terdesentralisasi, manajemen pada setiap segmen perusahaan diberikan otonomi yang besar. Sedemikian besarnya otonomi ini sehingga berbagai pusat laba dan investasi seringkali dipandang sebagai suatu usaha yang independen, dengan manajer memiliki kendali atas keputusan yang hampir sama dengan jika para manajer tersebut menjalankan perusahaan sendiri. Dengan otonomi ini, persaingan sengit seringkali berkembang antar manajer, dengan masing-masing manajer berjuang untuk membuat segmennya sebagai yang terbaik di dalam perusahaan. 8

2 9 Persaingan antara pusat investasi pada khususnya terlihat dengan jelas untuk dana investasi. Bagaimana para manajer puncak di kantor pusat korporasi bertindak dalam memutuskan siapa yang mendapatkan dana investasi baru saat tersedia, dan bagaimana manajer ini memutuskan pusat investasi mana yang paling menguntungkan dalam menggunakan dana yang telah dipercaya kepada mereka. Salah satu cara yang paling populer dalam membuat penilaian ini adalah mengukur tingkat pengembalian yang mampu dihasilkan oleh manajer pusat investasi pada aktiva mereka. Tingkat pengembalian ini dikenal sebagai Return on Investment (ROI). Return on Investment didefinisikan sebagai laba operasional dibagi dengan rata-rata aktiva operasional : ROI = Laba netto operasional Rata-rata aktiva operasional (rumus 2.1.) (Garrison and Noreen, 2000 : p 520) Terdapat beberapa bahasan tentang bagaimana mengukur laba operasional dan data rata-rata aktiva operasional. Semakin tinggi tingkat pengembalian pada investasi (ROI) suatu segmen usaha, maka semakin besar pula laba yang ditimbulkan per rupiah yang diinvestasikan dalam aktiva operasional segmen tersebut. Laba operasional adalah laba yang digunakan dalam perhitungan ROI sehingga laba netto setelah pajak tidak digunakan dalam menghitung ROI. Laba operasional adalah pendapatan sebelum pengeluaran bunga dan pajak dan laba operasional kadang-kadang disebut dengan EBIT (earning before

3 10 interest and taxes). Alasan untuk menggunakan laba operasional dalam rumus penghitungan ROI tersebut adalah karena angka laba yang digunakan harus konsisten dengan dasar penerapannya. Harga dasar atau penyebut terdiri dari aktiva operasional, jadi untuk tetap konsisten, laba yang digunakan adalah laba operasional sebagai pembilangnya. Aktiva operasional disini mencakup kas, piutang, inventaris, pabrik, dan peralatan, dan aktiva-aktiva lainnya yang dipertahankan untuk penggunaan produktifitas di dalam sebuah perusahaan. Contoh aktiva yang tidak tetap akan tercakup di dalam kategori aktiva tetap operasional yang mencakup antara lain contohnya lahan yang dipertahankan atau disimpan untuk penggunaan di masa yang akan datang, investasi perusahaan di dalam perusahaan lainnya, atau suatu bangunan pabrik yang disewakan kepada perusahaan lain. Dasar aktiva operasional yang digunakan dalam rumus pada umumnya diperhitungkan sebagai rata-rata aktiva operasional antara awal tahun dengan akhir tahun. Masalah utama dalam perhitungan ROI adalah berapakah nilai pabrik dan peralatan yang seharusnya tercakup dalam dasar aktiva operasional. Pendekatan yang secara luas dilakukan adalah dengan memasukkan nilai buku netto pabrik dan peralatan saja, artinya biaya sesungguhnya pabrik dikurangi akumulasi penyusutan. Pendekatan kedua adalah mengabaikan penyusutan dan memasukkan nilai bruto seluruh pabrik dan peralatan dalam dasar aktiva operasional. Kedua pendekatan ini digunakan di dalam praktek, walaupun

4 11 secara jelas akan menghasilkan angka aktiva operasional dan ROI yang berbeda. Ada beberapa pendapat yang mendukung penggunaan nilai buku netto untuk mengukur aktiva operasional dan penggunaan nilai buku bruto untuk mengukur aktiva operasional dalam perhitungan ROI : Argumen penggunaan nilai buku netto dalam mengukur aktiva operasional dalam perhitungan ROI adalah : Metode nilai buku netto konsisten dengan bagaimana pabrik dan peralatan dilaporkan pada neraca (nilai aktiva dikurangi akumulasi penyusutan sampai saat ini). Metode nilai buku netto konsisten dengan perhitungan pendapatan operasional yang mencakup penyusutan sebagai biaya operasional. (Garrison and Noreen, 2000 : p 521) Argumen penggunaan nilai bruto dalam mengukur aktiva operasional dalam perhitungan ROI adalah : Metode nilai bruto menghilangkan usia peralatan maupun metode penyusutan sebagai faktor-faktor dalam perhitungan ROI (dengan metode nilai buku netto, ROI akan cenderung meningkat sejalan dengan waktu bersamaan dengan menurunnya nilai buku netto karena penyusutan). Metode nilai bruto tidak menghalangi penggantian peralatan lama dan usang (dengan metode nilai buku netto, menggantikan peralatan yang sepenuhnya disusut dengan peralatan baru memiliki dampak yang dramatis pada ROI).

5 12 (Garrison and Noreen, 2000 : p 521) Manajer secara umum memandang konsistensi sebagai hal yang paling penting dari pertimbangan diatas. Hasilnya mayoritas perusahaan menggunakan pendekatan nilai buku netto dalam perhitungan ROI. Rumus ROI dapat dituliskan dalam bentuk lain sebagai berikut : Laba operasional ROI = x Penjualan Penjualan Rata-rata aktiva operasional ROI = Margin x Turn Over (rumus 2.2.) (Garrison and Noreen, 2000 : p 522) Rumus mana yang seharusnya digunakan yang dinyatakan dengan laba operasional dan rata-rata aktiva operasional atau yang dinyatakan dengan margin dan turn over?. Keduanya dapat digunakan dan akan selalu memberikan hasil yang sama. Walaupun begitu, perumusan margin dan turn over memberikan beberapa wawasan tambahan. Beberapa manajer cenderung memfokuskan kepada margin dan mengabaikan turn over. Sampai pada suatu derajat tertentu paling tidak, margin dapat merupakan suatu indikator yang berharga dari prestasi seorang manajer. Margin sendiri mencakup satu bidang tanggungjawab manajer yang sangat pokok, investasi dalam aktiva operasional. Dana berlebihan yang ditanamkan dalam aktiva operasional, yang menekan turnover, dapat menyebabkan biaya operasional yang berlebihan dan mengakibatkan turunnya profitabilitas dan menekan margin. Salah satu dari keunggulan ROI sebagai suatu ukuran prestasi adalah bahwa ROI mendorong manajer untuk

6 13 mengendalikan investasi aktiva operasional seperti halnya mengendalikan biaya dan margin. Seorang manajer pusat investasi dapat meningkatkan ROI pada dasarnya dalam tiga cara : Meningkatkan penjualan Mengurangi biaya Mengurangi aktiva Walaupun ROI digunakan secara luas untuk mengevaluasi prestasi, tetapi bukan merupakan alat yang paling disukai. Metode ini dihadapkan pada kritik-kritik sebagai berikut : Hanya memberitahu manajer untuk meningkatkan ROI mungkin tidak cukup. Manajer mungkin tidak tahu bagaimana cara meningkatkan ROI; mereka mungkin meningkatkan ROI dengan cara yang konsisten dengan strategi perusahaan; atau mereka mungkin juga mengambil tindakantindakan yang meningkatkan ROI dalam jangka pendek tetapi mengancam perusahaan dalam jangka panjang (seperti memotong biaya penelitian dan pengembangan / biaya R&D). Seorang manajer yang mengambil alih suatu segmen usaha, biasanya mewarisi banyak committed cost yang tidak terkendali oleh manajer. Committed cost ini mungkin relevan dalam menilai prestasi segmen usaha sebagai suatu investasi tetapi menyulitkan untuk menilai secara adil prestasi manajer secara relatif dengan manajer lain.

7 14 Seorang manajer yang dievaluasi berdasarkan ROI mungkin menolak atau tidak memanfaatkan kesempatan investasi yang menguntungkan. (Garrison and Noreen, 2000 : p 527) Return on Equity (ROE) Return on Equity (ROE) didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara laba bersih (net income) perusahaan dengan nilai total ekuitas (equity) perusahaan. Secara matematis, Retun on Equity (ROE) didefinisikan sebagai berikut : ROE = Laba Bersih Total Equity (rumus 2.3.) (Scott, Martin, Petty, Keown ; 1999 : p 108) Return on Equity (ROE) adalah salah satu dari dua faktor dasar dalam menentukan pertumbuhan keuntungan dari suatu perusahaan. Kadangkala beralasan untuk mengasumsikan bahwa ROE dimasa yang akan datang akan mendekati nilai ROE yang terdahulu, tetapi tingginya nilai ROE dimasa lalu bukanlah berarti bahwa ROE dimasa yang akan datang akan menjadi tinggi pula. Peningkatan dalam ROE menjadi suatu indikasi bahwa investasi terbaru dari perusahaan telah memberikan harapan nilai perbandingan laba bersih dengan modal perusahaan yang lebih tinggi. Demikian pula sebaliknya, penurunan ROE menjadi indikasi bahwa investasi terbaru dari suatu perusahaan telah memberikan harapan perbandingan nilai laba bersih dengan

8 15 nilai modal perusahaan yang lebih rendah dari perbandingan (ROE) yang terdahulu. Faktor utama dalam analisa ROE bukanlah menerima data historis (historical value) sebagai indikasi untuk menentukan nilai yang akan datang (future value). Data yang bersifat lampau bisa saja menyajikan informasi yang berkaitan dengan kinerja perusahaan pada masa yang akan datang, tetapi analisis ROE harus selalu memberikan perhatian kepada periode atau masa yang akan datang. Dari rumus matematis tersebut diatas, dapat dilihat bahwa ROE mengindikasikan hubungan antara laba bersih perusahaan dengan modal (Equity) yang ada dalam perusahaan tersebut. Peningkatan ROE sesungguhnya merupakan peningkatan dari laba bersih perusahaan dibandingkan dengan modal yang ada Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara laba bersih (net income) perusahaan dengan nilai total aktiva (assets) perusahaan. Secara matematis, Retun on Assets (ROA) didefinisikan sebagai berikut : ROA = Laba Bersih Total Assets (rumus 2.4.) (Scott, Martin, Petty, Keown ; 1999 : p 109)

9 16 Secara Prinsip, ROA merupakan parameter pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang terkait dengan ROE. Yang menjadi perbedaan adalah bahwa dalam ROA, laba bersih perusahaan dibandingkan dengan Total aktiva yang ada pada perusahaan tersebut. Penurunan ROA sesungguhnya belum tentu merupakan penurunan laba bersih perusahaan, tetapi penurunan ROA merupakan penurunan tingkat perbandingan antara laba bersih yang dicapai perusahaan, dengan aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut. Nilai obyektif yang ada pada ROA sebagai suatu parameter pengukuran kinerja keuangan adalah bahwa ROA mengukur tingkat pengembalian seluruh harta perusahaan atau seluruh investasi yang telah diberikan. Pengukuran tingkat pengembalian harta perusahaan tersebut didasarkan atau bersumber kepada keuntungan bersih yang telah dihasilkan perusahaan. Salah satu alasan mengapa konsep ROA digunakan dalam mengukur kinerja keuangan adalah bahwa ROA memberikan gambaran yang signifikan terhadap tingkat pengembalian aktiva seluruh perusahaan. Berarti melalui pengukuran parameter ROA tersebut, investor dapat memperoleh gambaran secara jelas tentang tingkat pengembalian terhadap investasi yang telah dilakukannya pada suatu perusahaan tersebut Economic Value Added (EVA)

10 17 Economic Value Added didefinisikan sebagai nilai peningkatan laba operasional atau nilai peningkatan suatu profit operasional apabila perusahaan melakukan investasi kedalam aktiva operasional (Kaplan and Atkinson, 1998 : p 507). Peningkatan laba operasional ini diperoleh dari selisih antara total peningkatan laba operasional dengan total biaya untuk pemanfaatan aktiva operasional yang diinvestasikan oleh perusahaan. Secara matematis, Economic Value Added dapat dituliskan sebagai berikut : Economic Value Added = Laba Operasional Cost of Capital (rumus 2.5.) (Kaplan and Atkinson, 1998 : p 507) Obyektif yang hendak dicapai dalam analisa Economic Value Added adalah bahwa peningkatan laba yang dicapai setelah melakukan investasi terhadap aktiva operasional adalah harus melebihi dari biaya untuk pelaksanaan dan pemanfaatan aktiva operasional tersebut (cost of capital). Dengan demikian, dari tinjauan keuangan, perusahaan akan memiliki peningkatan laba dan manfaat ekonomis apabila hasil dari perhitungan Economic Value Added memberikan angka yang positif. Melalui analisa Economic Value Added, maka perusahaan akan dapat melihat benefit-benefit apa saja yang dapat diraih apabila perusahaan melakukan investasi terhadap aktiva operasional. Economic Value Added sendiri merupakan pengembangan konsep dari perhitungan Return on Investment (ROI) yang berisi tentang perhitungan kinerja keuangan dalam berbagai cara. Pertama-tama, Economic Value Added membangun suatu

11 18 konsep ekonomi keuangan terutama dalam hal penentuan model capital asset pricing (CAPM), untuk menentukan biaya atau cost dari suatu industri dan mendefinisikan resiko-resiko yang ada pada setiap divisi. Yang kedua, Economic Value Added adalah perhitungan atau analisa yang dilakukan setelah adanya penyesuaian (adjustment) terhadap penyimpanganpenyimpangan yang bisa saja timbul di dalam suatu laporan keuangan, dengan demikian hasil dari analisa Economic Value Added adalah berguna untuk mendukung laporan keuangan. Economic Value Added sendiri memerlukan spesifikasi yang diberikan oleh perusahaan terhadap cost of capital dari pemanfaatan suatu asset operasional milik perusahaan secara keseluruhan ataupun secara divisional. Para manajer sendiri, memang cenderung enggan untuk memberikan spesifikasi terhadap cost of capital dari divisinya terutama sekali bila sang manajer tersebut harus melakukan kalkulasi yang sifatnya eksplisit terhadap penyesuaian atau adjustment resiko yang dihadapi oleh divisi perusahaan dan golongan-golongan aktiva perusahaan. Sampai kepada kondisi yang membawa suatu penerimaan terhadap model capital asset pricing (CAPM model), para manajer perusahaan dengan menggunakan teknik ad-hoc mampu untuk melakukan estimasi terhadap cost of capital. Didalam analisis Economic Value Added, cost of capital secara eksplisit dapatlah dikenali atau didefinisikan. Pada analisis Economic Value Added, cost of capital dari aktiva operasional tidak dipandang sebagai pengeluaran

12 19 (expense) atau sebagai pengurang laba (profit) operasional, tetapi dipandang sebagai angka pembanding terhadap peningkatan laba yang telah dicapai. Kemungkinan yang paling besar adalah para manajer lebih menyukai untuk menggunakan ukuran persentase profitabilitas, seperti saja contohnya nilai persentase Return on Investment (ROI) dibandingkan dengan perhitungan yang menggunakan konsep Economic Value Added. Analisis performance dengan menggunakan Return on Investment (ROI) akan lebih memberikan kenyamanan bagi para manajer pada saat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan atau oleh divisi perusahaan dibandingkan dengan ukuran kinerja keuangan yang lainnya, misalnya laju inflasi, suku bunga, dan juga persentase laba yang dicapai oleh divisi perusahaan lainnya di dalam perusahaan yang sama atau juga persentase laba yang dicapai oleh perusahaan lain (perusahaan kompetitor) Return Saham Individu Return Saham Individu didefinisikan sebagai besarnya tingkat pengembalian nilai investasi dalam bentuk saham, untuk jangka waktu periode tertentu. Secara matematis, Return Saham Individu didefinisikan sebagai berikut : P it P it-1 r it = + P it-1 (Bodie, Kane, Marcus ; 1999 : p 672) D it P it-1...(rumus 2.6.)

13 20 Dimana : r it = Return Saham Individu pada periode t. P it = Harga Saham Individu pada periode t. P it-1 = Harga Saham Individu pada periode t-1. D it = Pembagian Dividen pada periode t. Jika pada periode t, perusahaan tidak membagikan dividen kepada para investornya, maka rumus 2.5. diatas menjadi sebagai berikut : r it = P it P it-1 P it-1...(rumus 2.7.) (Bodie, Kane, Marcus ; 1999 : p 674) Dividen adalah laba bersih perusahaan yang dibagikan bersama-sama oleh manajemen perusahaan kepada seluruh pemegang saham atau investor. Pembagian laba bersih tersebut adalah dalam bentuk pembagian nominal nilai laba bersih perusahaan perlembar saham. Dividen sendiri merupakan komponen return dari saham individu, apabila dividen tersebut diputuskan untuk dibagikan oleh manajemen kepada para pemilik saham atau investor. Apabila diputuskan bahwa dividen tidak dibagikan, maka return dari saham individu adalah pada peningkatan nilai dari saham individu tersebut. Selanjutnya dividen yang tidak dibagikan tersebut merupakan laba yang ditahan oleh perusahaan (retained earning).

14 21 Return Saham Individu memberikan informasi atau gambaran kepada investor, berapa besar tingkat pengembalian suatu investasi yang dilakukan oleh mereka dalam bentuk saham yang diperdagangkan di bursa saham. Informasi yang didapat dari Return Saham Individu adalah bersifat spesifik, artinya informasi tersebut terfokus untuk satu perusahaan saja. Return Saham Individu sangat tergantung atau sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan juga faktor eksternal perusahaan. Faktor internal tersebut yaitu kinerja perusahaan contohnya peningkatan laba bersih, peningkatan aktiva, peningkatan kualitas dari sistem kerja perusahaan, dan peningkatan pangsa pasar dari perusahaan tersebut. Sedangkan yang menjadi faktor eksternal yang mempengaruhi besarnya Return Saham Individu adalah faktor-faktor fundamental ekonomi negara, faktor politik negara dan keamanan negara, serta faktor sosial negara yang bersangkutan. Return Saham Individu banyak berguna bagi para investor yang memiliki kecenderungan untuk berinvestasi pada satu jenis perusahaan, karena parameter ini menghitung kinerja keuangan untuk satu perusahaan Return Pasar Return Pasar didefinisikan sebagai besarnya tingkat pengembalian nilai investasi berupa gabungan seluruh saham perusahaan yang diperdagangkan di bursa saham, pada jangka waktu periode tertentu.

15 22 Return Pasar memberikan gambaran atau informasi kepada para investor tentang tingkat pengembalian investasi dalam bentuk saham, tetapi untuk seluruh jenis perusahaan, baik itu perusahaan yang bergerak di bidang produksi barang konsumsi, produksi minyak dan gas bumi, retail, jasa, keuangan dan perbankan, dan lainnya. Artinya, Return Pasar memberikan gambaran keseluruhan terhadap tingkat pengembalian investasi saham pada perusahaan-perusahaan yang tercatat pada bursa. Informasi yang didapat dari Return Pasar adalah informasi secara keseluruhan atau global. Secara matematis, Return Pasar didefinisikan sebagai berikut : r mt = IHSG t IHSG t-1 IHSG t-1...(rumus 2.8.) (Bodie, Kane, Marcus ; 1999 : p 678) Dimana : r mt = Return Pasar pada periode t. IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t. IHSG t-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t-1. Indeks Harga Saham merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga-harga saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen penghitungan indeks. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa saham, baik saham biasa maupun saham preferen.

16 23 Sedikit berbeda dengan Return Saham Individu, Return Pasar lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan. Faktor eksternal tersebut seperti telah dituliskan pada sub bab sebelumnya adalah berupa faktor fundamental ekonomi negara, dan juga faktor sosial, politik dan keamanan negara. Hal ini dikarenakan bahwa Return Pasar merupakan tingkat pengembalian investasi saham untuk seluruh perusahaan yang ada, yang sahamnya tercatat dan diperjual-belikan di bursa saham Market Adjusted Return Market Adjusted Return adalah selisih antara nilai Return Saham Individu dengan Return Pasar. Bisa juga didefinisikan bahwa Market Adjusted Return adalah Return Saham Individu yang telah disesuaikan dengan kondisi pasar saham (kondisi return yang telah dicapai dalam pasar saham). Market Adjusted Return merupakan perhitungan parameter Return Saham Individu yang telah disesuaikan dengan tingkat pengembalian seluruh saham yang ada dan tercatat di bursa saham. Secara matematis, Market Adjusted Retuen didefinisikan sebagai berikut : Market Adjusted Return t (MAR) = Return Saham Individu Return Pasar MAR = r it r mt...(rumus 2.9.) (Bodie, Kane, Marcus ; 1999 : p 682) Melalui perhitungan Market Adjusted Return sebagai suatu pengukuran kinerja keuangan perusahaan, saham individu dapat dihitung tingkat

17 24 pengembaliannya secara lebih obyektif, karena tingkat pengembalian yang dihitung, sudah disesuaikan dengan kondisi pasar secara keseluruhan Sistem Data on-line Sistem data on-line adalah sistem informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan yang bersifat langsung dan tanpa adanya proses data entry yang berulang-ulang. Salah satu ciri utama dari sistem data on-line adalah ketiadaannya atau minimnya penggunaan dokumen-dokumen berupa kertas atau lebih sering disebut sebagai Scripless. Kelebihan sistem data on-line yang langsung dapat dilihat dan dirasakan adalah adanya penghematan dalam hal biaya atau cost, kemudian lebih cepat dan tepatnya aliran dan penerimaan informasi atau data, dan kemudian dapat dirasakan bahwa manajemen suatu organisasi atau perusahaan dapat lebih cepat dan tepat dalam hal pengambilan keputusan. Sistem data on-line dalam prakteknya menggunakan atau ditunjang oleh suatu alat atau piranti lunak. Alat penunjang sistem data on-line ini sering disebut sebagai software. Ada banyak software yang dipakai untuk mengimplementasikan sistem data on-line. Salah satu software yang paling dikenal dan banyak digunakan oleh berbagai perusahaan dalam mengimplementasikan sistem data on-line adalah software Oracle. Software Oracle inilah yang digunakan oleh PT. HM Sampoerna Tbk. didalam mengimplementasikan sistem data on-linenya.

18 Perbedaan Teknis Sistem Data On-Line Dengan Sistem Data Manual. Sistem data on-line dengan sistem data manual memiliki perbedaanperbedaan teknis yang dapat dituliskan dibawah ini : 1. Sistem data on-line membutuhkan server utama yang merupakan penunjang untuk berjalannya sistem tersebut. Sistem data manual membutuhkan adanya data dalam bentuk hard copy untuk diinformasikan antar departemen (fungsi) perusahaan. 2. Sistem data on-line tidak membutuhkan adanya aktifitas data entry (rekap data) yang berulang-ulang, sedangkan dalam sistem data manual, data entry adalah hal yang sering terjadi. 3. Informasi yang mengalir dalam sistem data on-line berpusat pada server, dan proses pengiriman dan penerimaan informasi dapat berlangsung secara lebih cepat dan tidak terlalu membutuhkan banyak hardcopy. Pada sistem data manual, informasi yang mengalir merupakan informasi fisik dalam bentuk pengiriman data atau file antar fungsi dalam perusahan, sehingga proses pengiriman dan penerimaan informasi memakan waktu yang lebih lama. Berikut ini adalah ilustrasi teknis operasional pada sistem data on-line dan sistem data manual :

19 26 PRODUKSI PERSEDIAAN GUDANG BARANG JADI Data dan Informasi PENJUALAN Gambar 2.1. Sistem Data Manual PRODUKSI PERSEDIAAN Data dan Informasi SERVER (Oracle) GUDANG BARANG JADI PENJUALAN

20 27 Gambar 2.2. Sistem Data On-Line Dalam sistem data manual, terlihat bahwa masing-masing fungsi dalam perusahaan terhubung melalui adanya aliran informasi dan data. Dalam sistem ini, data dan informasi yang ada, mengalir dari salah satu fungsi perusahaan ke fungsi perusahaan yang lainnya secara bertahap. Secara teknis terlihat bahwa sistem data manual akan memakan waktu lebih banyak dalam hal kegiatan operasional perusahaan. Dalam sistem data on-line, masing-masing fungsi dalam perusahaan dapat langsung mengakses data dan informasi atau mengirim data dan informasi langsung kedalam server yang tersedia. Data dan informasi yang ditampung secara kolektif di dalam server ini dapat dilihat atau diambil secara langsung oleh setiap fungsi perusahaan. Secara teknis terlihat bahwa sistem data on-line memberikan waktu yang lebih singkat dalam hal kegiatan operasional perusahaan. Hal ini tentunya akan dapat menghemat biaya operasional perusahaan Software Oracle Software Oracle adalah software yang merupakan sistem database online yang dapat diterapkan untuk antar divisi pada internal perusahaan atau antar perusahaan yang melakukan aktifitas bisnis (Business to Business).

21 28 Secara sistem, database on-line Oracle adalah berupa sistem database yang tersusun dari sekumpulan modul-modul yang ada (misalnya modul Account Payable, Modul General Ledger, Modul Inventory, dan lain-lain). Masing-masing modul ini terkumpul secara sentral (sentralisasi sistem) dalam suatu server utama (mainserver) yang merupakan tempat disimpannya dan diupdatenya master data. Server ini kemudian dihubungkan kepada masingmasing personal computer yang akan digunakan oleh stakeholder (contohnya staf keuangan, staf gudang, staf produksi, para manajer menengah, manajer atas, top eksekutif) yang akan memakai sistem tersebut dalam menjalankan seluruh proses bisnis yang ada (dalam hal ini juga berkaitan dengan pengambilan keputusan). Dengan adanya sistem data on-line yang dimiliki oleh software Oracle, maka secara langsung perusahaan menjadi lebih cepat dalam beraktifitas bisnis, misalnya perusahaan dapat mereduksi atau mengurangi waktu dari proses produksi yang tidak memberikan nilai tambah bagi suatu produk (nonvalue added time). Dalam aspek perdagangan antar perusahaan (Business to Business), software Oracle memiliki beberapa keuntungan antara lain : - Mengurangi biaya internal dalam proses bisnis dan juga biaya eksternal yaitu biaya proses transaksi dengan partner bisnis (perusahaan customer). - Meningkatkan feasibilitas dalam siklus mata rantai perdagangan.

22 29 - Dapat memenuhi atau mencapai tingkat kepuasan yang diinginkan oleh pelanggan (dalam hal ini pelanggan adalah perusahaan lain sebagai customer). - Secara umum dapat memberikan kondisi bagi perusahaan untuk dapat menentukan strategi harga yang lebih konpetitif (low price). - Meningkatkan obyektifitas dalam hal komunikasi antar perusahaan. Bagi internal perusahaan, software Oracle memberikan keuntungan antara lain sebagai berikut : - Dapat memenuhi seluruh demand atau permintaan dari pasar. - Menghasilkan real-time yang lebih akurat. - Dapat menghasilkan strategi harga dan strategi promosi yang lebih baik. - Menunjang efisiensi dalam seluruh aspek manufacturing yaitu : desain, proses, repetisi, asembling, inspeksi, dan finishing. - Dapat memberikan keputusan yang tepat dalam berbagai aspek kebijakan perusahaan. - Menekan biaya dalam hal memanfaatkan inventory. - Perusahaan mampu untuk mencapai konsep just-in-time (konsep inventory = 0 dalam proses produksi dan proses bisnis). - Dapat meningkatkan respon waktu kepada pelanggan. - Meningkatkan feasibilitas produk yang dihasilkan. - Mampu untuk meningkatkan tingkat penjualan. - Meningkatkan efisiensi dalam hal komunikasi antar divisi.

23 Profil Singkat PT. HM Sampoerna Tbk. PT. HM Sampoerna Tbk. adalah perusahaan yang bisnis utamanya adalah di bidang produksi rokok dan tembakau. PT. HM Sampoerna Tbk. merupakan suatu grup dari beberapa perusahaan. Sebagai Induk adalah PT. Hanjaya Mandala Sampoerna. Kemudian PT. HM Sampoerna Tbk. memiliki beberapa perusahaan afiliasi, antara lain PT. Sampoerna Percetakan Nusantara, PT. Panamas, PT. Sampoerna Transport Nusantara, PT. Wahana Sampoerna, PT. Sampoerna advertising Nusantara, PT. Sumber Alfaria Trijaya. Gambar dibawah ini adalah gambar PT. HM Sampoerna Tbk. dan perusahaan afiliasinya : PT. Hanjaya Mandala Sampoerna PT. Sampoerna Percetakan Nusantara PT. Sampoerna Transport Nusantara PT. Sampoerna Advertising Nusantara PT. Wahana Sampoerna PT. Panamas PT. Sumber Alfaria Trijaya

24 31 Gambar 2.3. PT. HM Sampoerna Tbk. dan perusahaan afiliasinya 1. PT. Sampoerna Percetakan Nusantara Perusahaan ini berdiri tahun 1982, pada mulanya berlokasi di Rangkut. Kini berlokasi di Pandaan, perusahaan ini bertanggungjawab untuk mencetak kertas rokok dan bungkus rokok. 2. PT. Sampoerna Transport Nusantara Perusahaan ini didirikan tahun 1981, bertanggungjawab untuk mentransportasikan produk-produk PT. HM Sampoerna Tbk. keseluruh jaringan distribusi yang ada. 3. PT. Sampoerna Advertising Nusantara Perusahaan ini didirikan tahun 1989, bertanggungjawab untuk melakukan display barang, menangani masalah periklanan dan promosi dari produk-produk PT. HM Sampoerna Tbk.. 4. PT. Wahana Sampoerna Perusahaan ini didirikan tahun 1989, bertanggungjawab untuk melakukan pengembangan dan konstruksi dari pabrik-pabrik yang dimiliki

25 32 oleh PT HM Sampoerna Tbk., selain itu, perusahaan ini juga mengurusi fasilitas produksi yang baru di Pandaan, Jawa Timur. 5. PT. Panamas Perusahaan ini beroperasi untuk mengurusi distribusi dari produkproduk PT. HM Sampoerna Tbk.. 6. PT. Sumber Alfaria Trijaya Didirikan tahun 1989, perusahaan ini bertanggungjawab untuk mempromosikan aktifitas distribusi dari PT. HM Sampoerna Tbk. kedalam seluruh aktifitas retail yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. makin kompetitif jika ingin bertahan dalam persaingan bisnis. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. makin kompetitif jika ingin bertahan dalam persaingan bisnis. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada kondisi ekonomi seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk makin kompetitif jika ingin bertahan dalam persaingan bisnis. Banyak perusahaan yang mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sudah baik. Jika dinilai kinerja kurang baik maka diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sudah baik. Jika dinilai kinerja kurang baik maka diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian kinerja dalam investasi sangatlah penting karena melalui penilaian kinerja dapat diketahui apakah kinerja dan operasional perusahaan tersebut sudah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED NAMA : FITRI SABRINA NPM : 22210840 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Dwi Asih Haryanti, SE.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return) BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada umumnya investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan

Lebih terperinci

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII : PRESENTASI VIII : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPONEN UTAMA : RASIO KEUANGAN INFORMASI KEUANGAN SELURUH INFORMASI YANG SECARA SIGNIFIKAN MENGANDUNG DAN MENGEDEPANKAN ASPEK-ASPEK KEUANGAN DENGAN TUJUAN UNTUK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi ini pasar merupakan suatu fenomena yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi ini pasar merupakan suatu fenomena yang tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ini pasar merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dihindari baik oleh pribadi maupun perusahaan, sehingga perusahaan berlomba-lomba dalam meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN

ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN 20210331 LATAR BELAKANG MASALAH Tujuan dari sebuah perusahaan adalah memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan saham. Peran pasar modal adalah mempertemukan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Analisis Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi pada PT. HM Sampoerna, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)

Lebih terperinci

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor dalam melakukan investasi tentu akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Kinerja yang baik menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN. ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id 1. LAPORAN KEUANGAN Ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu: A. Neraca B. Laporan laba-rugi C. Laporan aliran kas a. neraca Neraca menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian kinerja terhadap suatu perusahaan merupakan suatu tahap evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk.

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. L1 Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. Periode Analisis Horisontal Analisis Vertikal 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba 1. Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan

Lebih terperinci

EMA SUNDARI Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anita Wasutiningsih, MM

EMA SUNDARI Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anita Wasutiningsih, MM ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. MUSTIKA RATU TBK MENGGUNAKAN METODE RATIO PROFITABILITAS DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED EMA SUNDARI 10208434 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anita Wasutiningsih, MM Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang terhadap mata uang asing khususnya terhadap dolar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola

BAB I PENDAHULUAN. prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus membuat keputusan. Setiap keputusan, yang diambil mempunyai dampak terhadap posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Lebih terperinci

SEGMENT REPORTING & DECENTRALIZATION

SEGMENT REPORTING & DECENTRALIZATION Segment Reporting & Decentralization Akmen-Chapter 12-Page 1 of 6 SEGMENT REPORTING & DECENTRALIZATION Desentralisasi Organisasi: suatu sistem dalam organisasi dimana pembuatan keputusannya tidak diserahkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan suatu perekonomian diikuti juga dengan. bisnis perusahaan. Untuk mendapatkan modal yang besar dan terikat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan suatu perekonomian diikuti juga dengan. bisnis perusahaan. Untuk mendapatkan modal yang besar dan terikat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan suatu perekonomian diikuti juga dengan meningkatnya berbagai cara perusahaan untuk mengembangkan usahanya dan melakukan kegiatan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan ataupun organisasi pasti menginginkan tujuannya tercapai secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada untuk senantiasa meningkatkan efisiensinya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, efisiensi biaya, maupun kinerja yang makin tinggi. Dengan demikian,

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, efisiensi biaya, maupun kinerja yang makin tinggi. Dengan demikian, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Situasi perekonomian di Indonesia sekarang ini membawa dampak persaingan yang semakin ketat di berbagai bidang industri. Untuk itu perusahaan harus dapat menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

Menurut Hanafi dan Halim (1996), pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori, yaitu:

Menurut Hanafi dan Halim (1996), pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori, yaitu: Definisi Analisa Rasio Untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan, diperlukan ukuran-ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan adalah rasio. Rasio diperoleh dengan membandingkan satu pos atau elemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks setiap waktunya, menyebabkan pasar modal dan industri sekuritas

BAB I PENDAHULUAN. kompleks setiap waktunya, menyebabkan pasar modal dan industri sekuritas 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Seiring dengan berkembangnya perekonomian yang semakin cepat dan kompleks setiap waktunya, menyebabkan pasar modal dan industri sekuritas menjadi salah

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS KEUANGAN. o o ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas perekonomian Indonesia selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Perkembangan aktivitas perekonomian Indonesia dapat dilihat dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut, salah satunya menggunakan laporan keuangan. Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut, salah satunya menggunakan laporan keuangan. Pengguna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pasti memiliki tujuan yang sama, yaitu ingin meningkatkan kekayaan dari pemilik modalnya. Oleh karena itu diperlukan suatu pengukuran kinerja keuangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Kualitas Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya kualitas adalah sebagai berikut : Biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan kinerja keuangan telah banyak dilakukan, antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas khususnya

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN Analisis Rasio Keuangan Fakultas Ekonomi & Bisnis Riska Rosdiana SE., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengantar Sebelum manajer keuangan mengambil keputusan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PREDIKSI LABA MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PREDIKSI LABA MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PREDIKSI LABA MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama setiap perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan agar kegiatan operasional perusahaan terus berjalan. Bukan hanya tanggung jawab kepada pemilik, namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian Manajemen menurut James A.F. Stoner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, keepemimpinan dan pengendalian upaya dari anggota organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Saham dan Return Saham Pada sebuah perusahaan publik, tujuan dari manajemen adalah memaksimalkan harga saham perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan. menjadi tempat kegiatan investasinya. Kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan. menjadi tempat kegiatan investasinya. Kemampuan perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KINERJA KEUANGAN PADA PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk.

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KINERJA KEUANGAN PADA PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk. KINERJA KEUANGAN PADA PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk. Erin email: erin_wang94@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta Anak Perusahaan Periode 2007-2011 berdasarkan Analisa Rasio Keuangan Perhitungan rasio-rasio keuangan PT. BAKRIE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Analisis keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian,

BAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan memegang peranan penting bagi perekonomian yaitu sebagai Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian, terutama dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Wibowo (2014:7 ), kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan Laporan keuangan sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA 2.1.1.1 Pengertian PBV (Price Book Value) Rasio PBV (Price Book Value) ini di definisikan sebagai rasio harga saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua sektor perusahaan di Indonesia selain melalui sektor perbankan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. semua sektor perusahaan di Indonesia selain melalui sektor perbankan. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari berkembangnya perekonomian Indonesia. Pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan bagi semua sektor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini berdasarkan atas penelitian-penelitian yang terdahulu, natara lain : 1.1.1 Penelitian Raja Lambas (2005) Telah melakukan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia investasi bukan lagi merupakan kegiatan baru di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia investasi bukan lagi merupakan kegiatan baru di dunia BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Dewasa ini, dunia investasi bukan lagi merupakan kegiatan baru di dunia ekonomi Indonesia. Dengan didukung oleh keterbukaan informasi sekarang ini, para pelaku pasar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan Analisa Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau atau indeks, yang menghubungkan

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 http://www.deden08m.wordpress.com Estimasi nilai intrinsik saham Price Earning Ratio EPS dan laporan keuangan perusahaan Overview analisis perusahaan CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 Analisis perusahaan dengan

Lebih terperinci

perusahaan adalah menghasilkan laba yang sebesar-besarnya. Tujuan

perusahaan adalah menghasilkan laba yang sebesar-besarnya. Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya akan selalu diarahkan pada pencapaian tujuan perusahaan. Salah satu tujuan perusahaan adalah menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah bursa saham di Jakarta yang merupakan bursa tempat dimana orang memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang mempunyai dua fungsi yaitu: fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data-data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian dalam penulisan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini, istilah globalisasi ekonomi telah menjadi topik hangat yang mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif, tidak terkecuali di Indonesia.

Lebih terperinci

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 20 Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan Mahasiswa dapat memahami dan menyebutkan laporan keuangan dasar dalam laporan keuangan tahunan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru Indonesia, baik di kota-kota besar maupun didaerah. Pembangunan ini tentunya tidak terlepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1) Earnings Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk

BAB I PENDAHULUAN. (1) Earnings Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kondisi perekonomian nasional saat ini mengarah pada pemulihan krisis ekonomi global pada tahun 2009 yang tercermin dalam kondisi ekonomi makro. Sejalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah: 2.1.1 Widayanti dan Haryanto (2013) Penelitian Widayanti dan Haryanto (2013)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran operasional serta menjaga kelangsungan hidupnya dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu Tbk. Salah satu cara yang diterima untuk meneliti keadaan keuangan adalah dengan cara memperoleh Laporan Keuangan seperti neraca,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan sehingga. tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan sehingga. tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini mendorong perusahaan untuk terus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saham 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

Lebih terperinci