pada bab tiga yang akan didasrakan pada teori teori bab dua pada bab empat ini
|
|
- Dewi Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT PODOROTO TERHADAP PROGRAM WAJIB BELAJAR SEMBILAN TAHUN DI DUKUH PODOROTO DESA BRENGKOLANG KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN Pada Bab ini akan dipaparkan hasil penelitian berdsarakan hasil penelitian pada bab tiga yang akan didasrakan pada teori teori bab dua pada bab empat ini penulis akan memaparkan mengenai analisis yang terdiri dari : a. Analisis persepsi masyarakat podoroto terhadap program sembilan tahun. b. Analisis faktor pendukung dan faktor penghambat program wajib blajar Sembilan tahun. A. Analisis Persepsi Masyarakat Podoroto Terhadap Program Wajib Belajar Sembilan Tahun Berdasarkan Penelitian Pada Bab Sebelumnya didapatkan gambaran Persepsi Masyarakat Podoroto Terhadap Program Wajib Belajar Sembilan Tahun. 1. Rendahnya Pengetahuan Masyarakat sehingga pendidikan dianggap tidak penting Secara pengetahuan, sumber daya manusia di dukuh podoroto belum bisa dikatakan merdeka. Hal ini dikarenakan pendidikan di podoroto dinyatakan masih rendah. Agar proses pengetahuan di dukuh brengkolang meningkat maka dibutuhkan pendidikan yang layak setidaknya masyarakat di dukuh brengkolang mengenyang pendidikan sampai jenjang SMP atau wajib belajar Sembilan tahun. 48
2 49 Dari data yang diperoleh bahwa para orang tua di dukuh podoroto ratarata hanya mengenyang pendidikan di tingkat SD serta tidak sedikit dari warga di dukuh podoroto yang tidak tamat SD, akibatnya pengetahuan tentang pentingnya pendidikan untuk anak-anaknya masih kurang dan masyarakat tersebut menganggap pendidikan kurang begitu penting. 1 Rendah nya pengetahuan disebabkan karena masyarakat sendiri masih kurang pengalaman. Bukti bahwa masyarakat masih berfikir kuno yaitu dengan adanya pernyataan bahwa pertama mereka mengganggap wanita hanya pelayan suami, dua pendidikan bukan penunjang keberhasilan materi, tiga mereka menganggap nasib seseorang sudah ada yang mengatur jadi percuma jika sekolah tinggi-tinggi jika nasibnya memang miskin. Untuk mengubah cara pandang masyarakat di Dukuh Podoroto di butuhkan pembinaan khusus baik dari desa maupun dari Dinas Pendidikan setempat. Agar masyarakat Dukuh Podoroto sadar akan pentingnya pendidikan untuk menuntaskan kebodohan, dengan adanya kesadaran dari orang tua di Dukuh Podoroto maka dengan adanya program wajib belajar Sembilan tahun dapat berjalan dengan baik di Dukuh Podoroto serta anakanak di Dukuh Podoroto merasakan pendidikan yang mampu meningkatkan kualitas pengetahuan di Dukuh Podoroto. 1 Dokumentasi Desa Brengkolang Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan diambil pada tanggal 20 Juli 2014.
3 50 2. Anggapan Masyarakat tentang pendidikan untuk anak perempuan. Pada zaman sekarang seseorang dituntut untuk bisa meningkatkan sumberdaya manusia. Baik laki-laki ataupun perempuan dituntut untuk meningkatkan kualitas kemampuan tentang pendidikan, setidaknya akan-anak di zaman sekarang telah mengenyang pendidikan sampai Sembilan tahun. Namun yang disayangkan masih banyak orang tua yang kurang memahami hal tersebut, seharusnya orang tua berfikir untuk meningkatkan pengetahuan anak-anaknya melalui program pendidikan tetapi di Dukuh Podoroto pemahaman orang tua terhadap pendidikan jauh berbeda dengan apa yang diharapkan pemerintah saat ini. Tugas orang tua tidak hanya memberi makan dan membesarkan, namun tugas mereka mencerdaskan anak-anaknya agar menciptakan generasi bangsa yang berpengetahuan. Kenyataan yang saya peroleh di Dukuh Podoroto bahwa Masyarakat Podoroto beranggapan pendidikan untuk anak perempuan itu percuma karena angggapan masyarakat anak perempuan kalau seorang anak perempuan melanjutkn sekolah yang lebih tinggi itu akan membuang waktu dan membuang tenaga saja karena pada kenyataanya anak perempuan hanya kembali ke dapur juga dan hanya mengurus rumah tangga. 2 Menurut analisis peneliti, masyarakat di Dukuh Podoroto khususnya orang tua belum memiliki pemahaman yang baik terhadap program wajib belajar Sembilan tahun, hal tersebut ditunjukan dengan anggapan anak 2 Observasi Dukuh Podoroto Desa Brengkolang Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan di mbil pada tanggal 24 Juli 2014.
4 51 perempuan hanya menjadi ibu rumah tangga atau bertugas memasak, mengurus anak dan melayani suami. 3. Keadaan anak pada jam sekolah di dukuh podoroto desa brengkolang kecamatan kajen kabupaten pekalongan Terlibatnya anak di dalam pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting berjalanya program wajib belajar Sembilan tahun. Anak-anak di Dukuh Podoroto sebenarnya memiliki kesempatan yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar karena didukung adanya program pemerintah dan kepala desa yang peduli akan pendidikan. Namun dari pengamatan yang telah saya lakukan pada tanggal 20 agustus 2014 pada pukul s/d wib anak-anak di dukuh podoroto pada waktu itu kebanyakan dari mereka tidak melakukan akfitas belajar di sekolah melainkan mereka membantu orang tuanya untuk mencari uang. Seperti yang saya lihat banyak anak-anak yang membantu membuat anyaman reyeng yang dibuat dari bambu. 3 Serta dari wawancara yang saya lakukan kepada warga yang sedang membuat reyeng sebagian dari anak-anak Dukuh Podoroto banyak yang bekerja merantau ke Jakarta, hal tersebut dilakukan dengan alasan orang tua mereka tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup. 4 3 Observasi Dukuh Podoroto Desa Brengkolang Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan di mbil pada tanggal 22 Juli Bapak Kasmiun, KAUR Umum Desa Brengkolang Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Juli 2014.
5 52 Menurut analisis peneliti, secara umum keinginan anak-anak di Dukuh Podoroto untuk bersekolah cukup besar hanya saja ada beberapa faktor yang mempengaruhi hilangnya keinginan tersebut, salah satu faktor terbesar dan paling kuat menghilangkan keinginan bersekolah adalah dari orang tuanya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari sebagian anak-anak di Dukuh Podoroto yang di perintah orang tuanya untuk membantu kebutuhan ekonomi mereka. Misalnya, anak usia sekolah bekerja membuat reyeng serta adanya anak-anak yang merantau ke luar kota. Hal ini sebagaimana yang peneliti saksikan dalam observasi di dukuh podoroto pada jam s/d Alasan Masyarakat tidak menyekolahkan putra-putrinya di Dukuh Podoroto Desa Brengkolang Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan. Dengan adanya bekal ilmu melalui pendidikan diharapkan anak-anak dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta menambah pengetahuan yang mampu untuk menciptakan generasi muda yang kritis. Caranya dengan menyekolahkan anak-anak Dukuh Podoroto, dengan memberikan pendidikan sampai 9 tahun atau setara dengan SMP kepada anakanak di dukuh podoroto maka mampu merubah keadaan desa yang lebih baik. Namun harapan pemerintah pada saat ini di Dukuh Podoroto hanya sia-sia, 5 Observasi Dukuh Podoroto Desa Brengkolang Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan di mbil pada tanggal 22 Juli 2014.
6 53 berdasarkan hasil observasi dan wawancara bahwa sebagai orang tua seharusnya prihatin terhadap pendidikan anak-anaknya. 6 Menurut informasi yang telah saya terima, Kepala Desa Brengkolang Dukuh Podoroto justru lebih memperhatikan pendidikan terhadap warganya tetapi orang tua dari anak-anak di Dukuh Podoroto justru tidak begitu mementingkan pendidikan terhadap anak-anaknya, dari hasil wawancara menunjukan bahwa orang tua di Dukuh Podoroto khususnya yang mempunyai anak-anak usia sekolah tidak mementingkan pendidikan dengan alasan: pertama Biaya yang mahal, kedua jangkuan sekolah yang sangat jauh dan jalan rusak, serta ketiga tidak tersedianya angkutan umum yang masuk ke desa. 7 Itulah beberapa Persepsi Masyarakat Podoroto Terhadap Program Wajib Belajar Sembilan Tahun. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat Podoroto mempunyai beberapa pandangan yang kurang mendukung tentang terwujudnya program wajib belajar sembilan tahun sehingga untuk mewujudkan terlaksananya program wajib belajar Sembilan tahun membutuhan pembinaan khusus terhadap warga agar masyarakat Dukuh Podoroto mempunyai persepsi positive terhadap 6 Bapak Kaspoyo, Warga Desa Brengkolang Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 23 Juli Bapak Rasno, Ketua RT Desa Brengkolang Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 24 Juli 2014.
7 54 pendidikan sehingga program wajib belajar Sembilan tahun dapat berjalan sebagaimana mestinya. B. Analisis Faktor pendukung dan faktor penghambat program belajar Sembilan tahun di Dukuh Podoroto Desa Brengkolang Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan. Dalam setiap kegiatan pasti terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat seperti halnya yang akan dijelaskan di bawah ini. Berdasarkan wawancara pada bab sebelumnya di dapatkan informasi bahwa faktor pendukung program wajib belajar Sembilan tahun di Dukuh Podoroto Desa Brengkolang Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan antara lain: 1. Faktor yang mendukung program wajib belajar Sembilan tahun Faktor yang mendukung program wajib belajar Sembilan tahun di Dukuh Podoroto Desa Brengkolang yaitu: a. Adanya keinginan untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan SMP Faktor pendukung yang pertama adalah motivasi anak yang ingin melanjutkan sekolah tingkat SMP, motivasi anak anak yang ingin melanjutkan ke sekolah meskipun hanya sedikit yang mempunyai keinginan untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SMP, setidaknya ada masyarakat podoroto yang berkeinginann untuk melanjutkan ke tingkat SMP, masyarakat podoroto yang berkeinginan untuk melanjutkan tingkat SMP adalah masyarakat yang mempunyai prestasi yang baik di tingkat
8 55 Sekolah Dasar (SD) sehingga berkeinginan untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi seperti tingkat SMP sederajat. Masyarakat yang berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang SMP merasa senang dengan sendirinya karena bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Akan tetapi keinginan itu bisa terhalang Karena orang tua dan lingkungan yang kurang mendukdung terlaksananya program belajar Sembilan tahun.dan tidak bisa terlaksananya tanpa bantuan dari pemerintah seperti bantuan BOS dari pemerintah ntuk masyarakat yang kurang mampu. sehingga masyarkat yang kurang mampu bisa melanjutkan sekolah tanpa ada beban dan hambatan. Program belajar Sembilan tahun yang sudah dicanangakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Menurut analisis peneliti bahwa pengaruh masyarakat Podoroto yang mampu membangkitkan motivasi kepada masyarkat yang kurang mendukung dengan adanya program wajib belajar Sembilan tahun, motivasi pada masyarakat Podoroto merupakan faktor pendukung yang sangat baik, karena dengan mereka bisa termotivasi dapat melaksanakan atau melancarakan program belajar Sembilan tahun di Dukuh Podoroto Desa Brengkolang Kecamatan Kajen Kaabupaten Pekalongan.
9 56 b. Adanya dana bantuan dari pemerintah (BOS) Pemberian dana BOS yang diberikan pemerintah untuk masyarakat merupakan faktor pendorong terlaksananya program belajar Sembilan tahun yang berada di Dukuh Podoroto Desa Brengkolang Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan.dengan adanya pemberian dana BOS maka akan lebih banyak masyarakat yang melanjutkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi seperti SMP. Sedangkan Faktor penghambat yang terjadi di Dukuh Podoroto Desa Brengkolang Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan Sesuai wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti antara lain: 1) Sarana transportasi yang menjadi faktor penghambat terlaksananya Program wajib Belajar Sembilan tahun. Alat transportasi merupakan kebutuhan yang diperlukan masyarakat sekitar untuk bisa melakukan aktivitas yang diperlukan masyarakat tersebut, di Dukuh Podoroto sendiri alat trnsportasi umum belum tersedia sehingga masyarakat yang mau melanjutkan tingkat pendidikan dasar Sembilan tahun menjadi terhambat karena sarana transportasi. 2) Jarak yang jauh dari desa menuju ke sekolah jarak tempuh antara rumah menuju ke sekolah jauh kurang lebih 3km, jarak tempuh yang jauh sehingga membuat warga masyarakat dukuh Podoroto tidak mau melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP.
10 57 Faktor ekonomi yang rendah, selain faktor di atas masih ada lagi faktor penghambat program wajib belajar Sembilan tahun yang berada di Dukuh Podoroto Desa Brengkolang Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan keadaan ekonomi orang tua yang kurang mampu membiayai pendidikan anak-anaknya sampai jenjang pendidikan yang lebih tinggi. karena biaya untuk melanjutkan sekolah sangat mahal sekali. Tanggung jawab rumah tangga sebagian besar yang menanggung masalah ekonomi adalah kepala keluaraga, dalam hal ini yang berperan adalah suami atau seorang bapak, tanggung jawab tersebut dalam hal kehidupan sehari hari. Tetapi dengan pengahasilan yang tak tentu maka orang tua tidak bisa untuk menyekolahkan anak-anaknya. Penghasilan masyarakat Podoroto perbulanya bisa dikatakakan rendah dengan melihat UMR kabupaten pekalongan yang berjumlah Sedangkan penghasilan perbulan masyarakat Podoroto adalah 300 ribu. sehingga menghambat terlaksanaya program wajib belajar Sembilan Tahun. Menurut analisis peneliti, ketiga hal inilah yang merupakan faktor yang menghambat berjalanya wajib belajar Sembilan tahun di Dukuh Podoroto. Dapat dilihat bahwa hambatan terlaksananya pendidikan di Dukuh podoroto tidak hanya dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan persepsi masyarakat yang negatif, akan tetapi juga dipengaruhi oleh keadaan Desa yang masih jauh dari pusat kota, sarana transportasi yang kurang tercukupi serta keadaan jalan yang sulit untuk dilewati. Peran
11 58 kepala desa di Dukuh Podoroto harus benar-benar memperhatikan kondisi tersebut. Sebagai Kepala Desa mampu mengelola dan mengatur serta memperbaharui kondisi Desa, khususnya pembinaan warga untuk mengubag persepsi tentang pendidikan, memperbaiki kondisi jalan yang rusak, serta mengajukan proposal untuk diadakanya angkutan umum dari Desa brengkolang menuju pusat keramaian atau kota. Dengan cara tersebut maka Dukuh Podoroto akan lebih baik dari sebelumnya. Menurut analisis peneliti, sebagai pemimpin Kepala Desa dapat mengeluarkan kebijakan untuk mengadakan pembinaan merubah persepsi masyarakat terhadap pendidikan, dengan memberikan pembinaan kepada masyarakat Dukuh Podoroto maka perlahan persepsi masyarakat terhadap pendidikan akan berubah. Sedangkan untuk kondisi jalan yang rusak dan minimnya transportasi Kepala Desa bisa menggerakkan perangkat Desa untuk mengajukan proposal ke Kabupaten Pekalongan.
BAB I PENDAHULUAN. perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini.
1 BAB I PENDAHULUAN Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN
BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI. kuantitas maupun kualitas masyarakat itu. Banyak sedikit jumlah penduduk di suatu tempat
BAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI A. Perkembangan Pendidikan di Desa Lebakwangi Berdirinya sekolah berkait erat dengan masyarakat atau penduduk, baik dari segi kuantitas maupun kualitas masyarakat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Berikut ini simpulan dari seluruh hasil penelitian terhadap empat keluarga pra sejahtera di Kampung Kudang Uyah Kelurahan Cipedes Kota Tasikmalaya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. A. Analisis tentang Persepsi Masyarakat Desa Langkap terhadap. Negeri 1 Kedungwuni dapat diketahui dari hasil angket yang dilakukan
BAB IV ANALISIS A. Analisis tentang Persepsi Masyarakat Desa Langkap terhadap Madrasah Aliyah Negeri 1 Kedungwuni Persepsi masyarakat desa Langkap terhadap Madrasah Aliyah Negeri 1 Kedungwuni dapat diketahui
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMPN 4 Aluh-Aluh Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala sekolah SMPN 4 Aluh-Aluh, SMP ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha manusia dalam rangka memajukan aktivitas. Pendidikan sebagai suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyumbangkan kemampuan usaha manusia dalam rangka memajukan aktivitas. Pendidikan sebagai suatu aspek yang menyumbangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang, dan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bernegara demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah pelita dan harapan bagi suatu masyarakat, bangsa, dan negara yang kelak akan menjadi motor penggerak kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional sangat berperan bagi pembangunan manusia karena dapat mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia, berkarakter produktif dan berdaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaannya telah mencanangkan programprogram
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suatu keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang. Bangsa Indonesia
Lebih terperinciBaru dapat 1,5 kilogram kotor, kata Tarsin dalam bahasa Jawa, akhir Maret lalu.
Tarsin (70) kelelahan. Matanya menatap lesu. Memegang ember berisi lhem, atau sisa tetes getah karet alam, ia duduk di bawah pohon karet di area perkebunan PT Perkebunan Nusantara XIX di Sedandang, Pageruyung,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja laki-laki dan perempuan membutuhkan pendidikan untuk bekal masa depan mereka, pendidikan juga akan membantu remaja baik lakilaki maupun perempuan untuk berpikir
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan menimbulkan banyak pola pikir pendidik. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasca amandemen Pasal 31 ayat satu, dua, tiga dan empat. Ayat 1 berbunyi Setiap warga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara di dunia internasional. Kecenderungan tersebut yang kemudian mendorong bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sumber daya utama bagi kemajuan suatu bangsa, untuk itu pendidikan perlu dibangun dan dikembangkan agar mampu menghasilkan sumber daya yang unggul.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah terjadi sejak dahulu kala. Kemiskinan sangat terkait dengan kepemilikan modal, kepemilikan lahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang mempunyai banyak pulau serta keragaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang mempunyai banyak pulau serta keragaman karakteristik, selain itu Indonesia juga merupakan Negara hukum, dimana didalamnya melekat peaturan-peraturan
Lebih terperinci2016 PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYRAKAT
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya untuk mewujudkan salah satu tujuan dari UUD 1945, yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Pemulung diidentikkan dengan sampah, dimana ada sampah disana ada
102 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemulung diidentikkan dengan sampah, dimana ada sampah disana ada pemulung. Pemulung pada dasarnya mencari barang-barang bekas yang bisa mereka jual kembali seperti sampah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan pemerintah akan menimbulkan terselenggaranya hubungan industrial. Tujuan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Keluarga Petani
TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Petani Keluarga petani ialah keluarga yang kepala keluarga atau anggota keluarganya bermatapencaharian sebagai petani. Keluarga petani mendapatkan penghasilan utama dari kegiatan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. terutama pada posisi jabatan struktural. Hal ini dapat diindikasikan bahwa terdapat
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta merupakan dinas yang memiliki jumlah pegawai perempuan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pegawai laki-laki, terutama pada posisi jabatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MOTIVASI REMAJA PUTUS SEKOLAH DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI DESA KWAYANGAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS MOTIVASI REMAJA PUTUS SEKOLAH DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI DESA KWAYANGAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN A. Analisis Motivasi Remaja Putus Sekolah dalam Menempuh Pendidikan Kesetaraan
Lebih terperinciBAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu
Lebih terperinciBAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.
23 BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR A. Sejarah Singkat Desa Gumingsir Berdasarkan catatan yang disusun oleh penilik kebudayaan kecamatan Pagentan kabupaten Banjarnegara (Karno, 1992:39) asal mula desa Gumingsir
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian, mengetahui kondisi yang akan diteliti
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Dalam melaksanakan penelitian, mengetahui kondisi yang akan diteliti merupakan hal yang sangat penting yang harus terlebih dahulu diketahui oleh peneliti. Adapun
Lebih terperinciBAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan
BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai kualitas hidup. Istilah kualitas hidup digunakan untuk mengevaluasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas hidup adalah istilah yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan. Kesejahteraan menggambarkan seberapa baik perasaan seseorang terhadap lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahkan menjadi tolak ukur kemajuan Negara. Secara umum, Indonesia merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek yang penting dalam kehidupan suatu negara dan bahkan menjadi tolak ukur kemajuan Negara. Secara umum, Indonesia merupakan negara yang mutu
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan
77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,
Lebih terperinciBAB III DATA HASIL PENELITIAN DI DESA ARJOWILANGUN KECAMATAN KALIPARE KABUPATEN MALANG
BAB III DATA HASIL PENELITIAN DI DESA ARJOWILANGUN KECAMATAN KALIPARE KABUPATEN MALANG A. Gambaran Umum Desa Arjowilangun 1. Letak Geografis Desa Arjowilangun merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Lebih terperinci2014 ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, hampir sebagian kota di Indonesia berkembang semakin pesat, di tandai dengan laju pertumbuhan dan persebaran penduduknya lebih terpusat kepada kota
Lebih terperinciBAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas
BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK A. Kondisi Geografis Kondisi geografis penelitian di Desa Margamulya yang penulis akan utarakan dalam Bab II ini, yaitu hasil observasi dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang turut berkontribusi dalam pembangunan Indonesia. Pertanian memegang peranan untuk menyediakan bahan baku pangan maupun non pangan.
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH
60 5.1. Latar Belakang Program BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH Pembangunan Sosial berbasiskan komunitas merupakan pembangunan yang menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal dengan berbagai macam penyebab yang berbeda. Tidak ada ibu rumah tangga yang menginginkan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam
IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada
Lebih terperinciSIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN
55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita
BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita 1. Keadaan geografis Pasar Pelita merupakan salah satu pasar yang ada di kecamatan Kubu Babussalam tepatnya di desa
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. hal yaitu simpulan dan saran-saran serta diakhiri pula dengan penutup. mendisriminasi ataupun menelantarkan pendidikan formal kaum
BAB IV PENUTUP Sebagai akhir pembahasan skripsi ini penulis akan kemukakan dual hal yaitu simpulan dan saran-saran serta diakhiri pula dengan penutup. A. kesimpulan Pendidikan adalah hak setiap orang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakteristik sendiri dalam pelaksanaan pembangunan yang menuntut semua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua pembangunan yang menyangkut masyarakat mempunyai karakteristik sendiri dalam pelaksanaan pembangunan yang menuntut semua pihak untuk senantiasa menggerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perlis terletak di Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat. Desa ini adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara administrasi data yang diperoleh dari kepala desa ini adalah Desa Perlis terletak di Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat. Desa ini adalah salah satu desa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Budiardjo dalam Dewi (2014: 1) menyatakan bahwa :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Budiardjo dalam Dewi (2014: 1) menyatakan bahwa : Indonesia merupakan Negara yang menganut sistem demokrasi memiliki pemikiran mendasar mengenai konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Pendidikan sebagai sarana strategis
Lebih terperinciBAB II BERDIRINYA SMP MUHAMMADIYAH PURWAREJA KLAMPOK. menginginkan adanya perkembangan pada sisi keagamaan dengan
22 BAB II BERDIRINYA SMP MUHAMMADIYAH PURWAREJA KLAMPOK A. Latar Belakang dan Proses Pendirian Sekolah adalah penentu pendidikan dan PCM Purwareja Klampok yang diketuai oleh S. Darto serta Bachrun di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Perkembangan IPTEK yang pesat memaksa kita untuk dapat
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai pemenuhan hak-hak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia secara berkelanjutan melakukan pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai pemenuhan hak-hak manusia yang tertuang
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH. Indonesia. Kecamatan Jakenan terletak di bagian timur Kabupaten Pati (sekitar 16
IV. KARAKTERISTIK WILAYAH 1. Geografi A. Karakteristik Wilayah Kecamatan Jakenan Jakenan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Jakenan terletak di bagian timur Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maka sangat dibutuhkan peranan yang sangat penting dalam mengatasi persoalan yang ada.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dihadapi oleh bangsa dan negara kita saat ini semakin kompleks. Maka sangat dibutuhkan peranan yang sangat penting dalam mengatasi persoalan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Pusat Statistik, Penduduk buta aksara usia tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan pembangunan manusia yang dilakukan secara sengaja untuk meningkatkan potensi yang dimilikinya. Pembangunan
Lebih terperinciPedoman Wawancara. 3. Apa faktor yang mempengaruhi minat masyarakat suku Tolaki dalam
78 Pedoman Wawancara 1. Bagaimana gambaran minat melanjutkan studi siswa di SMP negeri 14 Konawe Selatan? 2. Bagaimana gambaran minat siswa suku Tolaki melanjutkan studi pada SMP Negeri 14 Konawe Selatan?
Lebih terperinciBAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.
BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK Bab ini akan membahas tentang temuan data yang telah dipaparkan sebelumnya dengan analisis teori pengambilan keputusan.
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK
BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Desa Desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena anak putus sekolah menjadi suatu keprihatinan pada saat ini. Ketika kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena anak putus sekolah menjadi suatu keprihatinan pada saat ini. Ketika kita mencari akar permasalahannya, kebanyakan adalah karena kemiskinan. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Sejarah Desa Pejukutan adalah salah satu desa di Kecamatan Nusa Penida, terletak 13 (tiga belas) kilometer dari kota Kecamatan, awal terbentuknya Desa Pejukutan adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam keluarga dibanding pria. Wanita di mana-mana mencurahkan tenaganya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu telah ada orang-orang yang memberikan perhatian kepada nasib wanita, yang dianggap diperlakukan tidak adil dalam masyarakat maupun dalam keluarga dibanding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah istilah kunci yang paling paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses,
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1 Profil Keluarga Dampingan Salah satu yang menjadi fakus dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat Periode XIII adalah Program Pendampingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah Satu indikator kemajuan pembangunan suatu bangsa adalah tingkat capaian Sumber Daya Manusianya, bahkan pendidikan merupakan bagian utama untuk suatu
Lebih terperinciBAB IV PENGARUH PEMBENTUKAN ORGANISASI DHARMA WANITA DI KOTA BANJAR PATROMAN. A. Pengaruh organisasi Dharma Wanita dalam Bidang Pendidikan
BAB IV PENGARUH PEMBENTUKAN ORGANISASI DHARMA WANITA DI KOTA BANJAR PATROMAN A. Pengaruh organisasi Dharma Wanita dalam Bidang Pendidikan Bidang pendidikan adalah sektor pembangunan yang paling vital dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada setiap warganegara untuk memperoleh pendidikan. Karena itu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional telah memberikan kesempatan yang seluasluasnya kepada setiap warganegara untuk memperoleh pendidikan. Karena itu dalam penerimaan siswa,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Desa Mekarjaya merupakan salah satu dari 13 (tiga belas desa) yang berada di Kecamatan Bungbulang. Kecamatan Bungbulang merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan
50 BAB II PENYAJIAN DATA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan 1. Keadaan Geografis Karang Kembang merupakan salah satu desa dari 23 desa yang berada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP KEGIATAN KEAGAMAAN DI DESA PAKUMBULAN DUKUH KLEKOR WETAN BUARAN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP KEGIATAN KEAGAMAAN DI DESA PAKUMBULAN DUKUH KLEKOR WETAN BUARAN PEKALONGAN A. Analisis gambaran umum remaja desa Pakumbulan dukuh Klekor Wetan Remaja adalah sekelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mental dan fisik. Persiapan mental seseorang dilihat dari faktor usia dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu perjanjian untuk mengikatkan seorang pria dan wanita menjadi ikatan suami istri yang sah (Saimi, 2017:68). Dalam melaksanakan pernikahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat pencapaian pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa. Bahkan pendidikan menjadi domain
Lebih terperinciKata Kunci: Aksesibilitas dan Partisipasi Masyarakat, Pendidikan Dasar 9 Tahun, dan Daerah Perbatasan
AKSESIBILITAS DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN DI DAERAH PERBATASAN KABUPATEN SAMBAS DAN SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT Oleh: Eusabinus Bunau, Clarry Sada, Laurensius Salem,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertama dituliskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan isi Undang-Undang dasar tahun 1945 pasal 31 ayat yang pertama dituliskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. UUD tersebut
Lebih terperinciJurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
PENDIDIKAN RENDAH (STUDI PADA PETANI RAMBUTAN DESA PALLANTIKANG, KECAMATAN PATTALLASSANG KABUPATEN GOWA) Nuralfi Khaerany Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimal. Untuk mencapai semuanya, manusia mencari sekolah - sekolah. Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan bukan hanya sekedar merupakan pewarisan budaya dan hasil peradaban manusia. Akan tetapi pendidikan adalah daya upaya untuk menolong manusia memperoleh kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan. sumber daya manusia. Karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia. Karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. lokasi penelitian, yaitu di KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN
BAB III PENYAJIAN DATA Dalam bab ini penulis akan memaparkan data yang penulis peroleh dari lokasi penelitian, yaitu di KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU. Adapun data yang penulis
Lebih terperinciANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN Oleh. I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H
ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN 2003 Oleh I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dan yang paling pokok dalam menentukan kemajuan dan
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
231 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kualitas remaja mencakup kecerdasan intelektual (IQ), status gizi (IMT/U), dan kecerdasan emosi. a) Analisis deskriptif terhadap kecerdasan intelektual menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa pada masa yang akan datang, diperlukan anak-anak yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai generasi penerus bangsa yang akan bertanggung jawab dalam pembangunan bangsa pada masa yang akan datang, diperlukan anak-anak yang kuat, mandiri, beriman,
Lebih terperinciMAKALAH KESADARAN BUDAYA PENDIDIKAN MASYARAKAT DALAM RANGKA MENSUKSESKAN PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN
MAKALAH KESADARAN BUDAYA PENDIDIKAN MASYARAKAT DALAM RANGKA MENSUKSESKAN PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN Disampaikan dalam Seminar dan Lokakarya Peningkatan Budaya Pendidikan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai
BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Rantau Panjang merupakan salah satu desa yang berada di daerah pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai Labu. Desa Rantau
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Lokasi a. Letak Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65 persen dari luas Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tantangan Indonesia saat ini adalah menghadapi bonus demografi tahun 2025 yang diikuti dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Badan Perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia. Dengan diberlakukannya MEA (masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini sangat mempengaruhi sistem pendidikan di Indonesia. Dengan diberlakukannya MEA (masyarakat ekonomi asean) di tahun 2016, tidak hanya membuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan
Lebih terperinciTeknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan
BUKU 4e SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan
Lebih terperinciBAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER
BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER 4.1. Keadaan Umum Lokasi Desa Cibaregbeg masuk wilayah Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur, yang merupakan tipologi desa dataran rendah dengan luas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP ANAK PEREMPUAN YANG MELANJUTKAN PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP ANAK PEREMPUAN YANG MELANJUTKAN PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI A. Analisis Pendidikan Anak Perempuan di Desa Sidorejo Warungasem Batang. Pendidikan anak perempuan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang unggul hanya tercipta melalui suatu proses pendidikan. Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1, pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya ini pemerintah berupaya mencerdaskan anak bangsa melalui proses pendidikan di jalur
Lebih terperinci