PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KENYAMANAN RUANG KANTIN LANTAI 2 UNIVERSITAS MERCU BUANA KAMPUS MERUYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KENYAMANAN RUANG KANTIN LANTAI 2 UNIVERSITAS MERCU BUANA KAMPUS MERUYA"

Transkripsi

1 PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KENYAMANAN RUANG KANTIN LANTAI 2 UNIVERSITAS MERCU BUANA KAMPUS MERUYA Dian Teguh Cahyono dan Andjar Widajanti Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia dianteguhcahyono@gmail.com ABSTRACT Mercu Buana University has increased each year, both in terms of quality of education and the number of students. Cafetaria provided by the Mercu Buana University campus Meruya a 2-storey building. 2nd floor cafeteria has always been an alternative to visit when the quality of food served in the cafeteria floor 2 already qualified and the same with most other cafetaria. The method used in this research is descriptive method, to explore students' perceptions of comfort room 2nd floor cafeteria Mercu Buana University campus Meruya, so the results of this study can be seen that there is comfort in the 2nd floor cafeteria Mercubuana University campus Meruya. Keywords: Comfort, Student perceptions, 2nd cafetaria of Mercu Buana University Meruya Campus ABSTRAK Universitas Mercu Buana mengalami peningkatan setiap tahunya, baik dari segi kualitas pendidikan maupun jumlah mahasiswanya. Kantin yang disediakan oleh pihak Universitas Mercu Buana kampus Meruya berupa bangunan 2 lantai. Kantin lantai 2 selalu menjadi alternatif untuk di kunjungi padahal kualitas makanan yang di sajikan di kantin lantai 2 sudah memenuhi syarat dan sama dengan kebanyakan kantin lainya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif, untuk menggali persepsi mahasiswa terhadap kenyamanan ruang kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya, sehingga hasil dari penelitian ini dapat diketahui kenyamanan yang ada di kantin lantai 2 Universitas Mercubuana kampus Meruya. Kata Kunci: Kenyamanan, Persepsi mahasiswa, Ruang kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 1

2 LATAR BELAKANG Universitas Mercu Buana adalah Universitas yang cukup terkenal di Jakarta. Dari pertama didirikanya Universitas ini, Universitas Mercu Buana mengalami peningkatan setiap tahunya, baik dari segi kualitas pendidikan, maupun jumlah mahasiswanya. Saat ini Universitas Mercu Buana sudah memiliki beberapa cabang kampus di Jakarta diantaranya : 1. Kampus A : Jl. Meruya Selatan, Kebon Jeruk - Jakarta Barat Kampus B : Gedung Tedja Buana (Kedaung) Lantai 4, 5 dan 6, Jl. Menteng Raya No.29 - Jakarta Pusat 3. Kampus C : Gd. LIA Depok, Jl. Margonda Raya No. 200, Depok - Jawa Barat 4. Kampus D : Jl. Raya Keranggan No.6 Bekasi - Jawa Barat Seiring dengan peningkatan tersebut, seharusnya di imbangi dengan peningkatan fasilitas atau sarana dan prasarana sebagai pendukung proses belajar mengajar di Universitas Mercu Buana, termasuk kantin kampus. Fasilitas kantin sebagai ruangan dalam sebuah gedung umum yang dapat igunakan pengunjungnya untuk makan, baik makanan yang dibawa sendiri maupun yang dibeli di sana. Keberadaan sebuah kantin perlu diperhatikan seiring berkembangnya kampus, karena kantin juga merupakan salah satu penunjang aktifitas belajar mengajar di saat mahasiswa beristirahat atau menunggu jam kuliah sambil makan siang atau bahkan sarapan untuk mengembalikan energi mereka. Selama hampir 5 tahun saya menjadi mahasiswa di Universitas Mercubuana kampus Meruya, fasilitas kantin di Universitas Mercu Buana kampus Meruya belum ada perubahan yang berarti jika dibandingkan dengan semakin meningkatnya kualitas universitas dan banyaknya mahasiswa yang masuk setiap tahunya. Kantin yang disediakan oleh pihak Universitas Mercu Buana kampus Meruya berupa bangunan 2 lantai yang masing-masing memiliki karakter ruangan berbeda. Dari dua karakter yang berbeda ini, kantin lantai 2 lebih cenderung sepi dibandingkan dengan kantin di lantai 1. Kalaupun kantin lantai 2 ini ramai, biasanya karena kantin di lantai 1 sudah penuh. Dari latar belakang diatas, perlu dipertanyakan tentang kenyamanan ruang kantin lantai 2 di Universitas Mercu Buana kampus Meruya. Apakah ruang kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya sudah bisa dikatakan nyaman untuk mahasiswanya atau belum. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 2

3 TINJAUAN PUSTAKA Persepsi Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut intern danekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam tentangpersepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Menurut Moskowitz dan orgel 1969 dalam Walgito. B (1994), persepsi merupakan proses yang integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya, yaitu sebagai proses pengorganisasian, penginter pretasian terhadap stimulus yang diterima oleh individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Sarwono (1995) mengungkapkan bahwa stimulus yang berupa rangsangan dari luar diri manusia diterima melalui sel-sel saraf reseptor (penginderaan), kemudian disatukan dan dikoordinasikan di dalam syaraf pusat (otak) sehingga manusia dapat mengenali dan menilai untuk memberikan makna terhadap objek atau lungkungan fisik. Kenyamanan Konsep tentang kenyamanan (comfort) sangat sulit untuk didefinisikan karena lebih merupakan penilaian responsif individu (Oborne, 1995). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nyaman adalah segar; sehat sedangkan kenyamanan adalah keadaan nyaman; kesegaran; kesejukan. Kolcaba (2003) menjelaskan bahwa kenyamaan sebagai suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang bersifat individual dan holistik. Dengan terpenuhinya kenyamanan dapatmenyebakan perasaan sejahtera padadiri individu tersebut. Teori Weismann (1981), tentang atribut kenyamanan sebagai produk interaksi antara perilaku individu / kelompok individu dengan setingnya. Kenyamanan (comfort) : adalah lingkungan yang memberi rasa nyaman yang sesuai dengan tuntutan panca indra dan antropometrik (menyangkut proporsi, dimensi, dan karakteristik fisiologis), serta mampu memfasilitasi kegiatan untuk mendapatkan produktifitas dan efesiensi kerja yang berarti suatu penghematan dalam penggunaan ruang (space). Menurut Suptandar (1999), Antropometrik sering disebut sebagai faktor manusia, yang dalam penerapan atau sistem kerjanya disebut ergonomik. Ergonomik sebagai ilmu yang mempelajari tentang kondisi fisik seseorang dalam melakukan kerja meliputi : kerja fisik, efisiensi kerja, tenaga yang dikeluarkan untuk suatu objek, konsumsi kalori, kelelahan, dan pengorganisasian sistem kerja. Pengertian ergonomik tidak hanya terbatas pada sisi fisik saja, melainkan juga meliputi segala hal yang berkaitan dengan kelima indera manusia, yaitu : penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, dan peraba. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 3

4 Operasional Variabel Adapun variabel terikat dan variabel bebas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel1. Keterkaitan Antara Variabel Terikat, Indikator, dan Tolak Ukur Penelitian Variabel Terikat Indikator Persepsi Motif Persepsi mahasiswa terhadap ruang kantin Universitas Mercu Buana kampus Meruya Harapan Minat Tujuan Minat Menunggu Kuliah Menunggu Dosen Menunggu Teman Tolak Ukur 1. Mahasiswa menentang eksistensi ruang kantin 2. mahasiswa menyesuaikan eksistensi ruang kantin 1. Ruang kantin di rubah ( adjustment ) 2. Ruang kantin dibiarkan apa adanya ( adaptasi ) Bentuk Minat 1. Makan 2. Ngobrol 3. Diskusi 4. Baca 1. Makan 2. Ngobrol 3. Diskusi 4. Baca 1. Makan 2. Ngobrol 3. Diskusi 4. Baca Tabel2. Keterkaitan Antara Variabel Bebas, Indikator, dan Tolak Ukur Penelitian Variabel Bebas Ruang kantin Universitas Mercu Buana kampus Meruya Indikator Ruang Kenyamanan Sirkulasi Indra Penglihatan Indra Pendengaran Indra Peraba Indra Penciuman Keamanan Tolak Ukur Jarak Penerangan Kebersihan Warna Dimensi Kebisingan Temperatur Tekstur Aroma Konstruksi 1. Lebar 2. Sempit 1. Terang 2. Gelap 1. Bersih 2. Kotor 1. Bagus 2. Jelek 1. Lebar 2. Sempit 1. Tenang 2. Gaduh 1. Sejuk 2. Panas 1. Halus 2. Kasar 1. Sedap 2. Tidak sedap 1. Kuat 2. Rapuh Nyaman / Tidak Nyaman Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 4

5 METODE PENELITIAN Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menggali persepsi mahasiswa terhadap tingkat kenyamanan ruang kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya tersebut, maka perlu adanya pendekatan metode penelitian sejenis yang mana pendekatan ini di adaptasi dari penelitian Yohanes Wahyu Dwi Yudono ( 2012 ), yaitu metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan ( Arikunto, 2005 : 234 ). Dalam penelitian deskriptif ditujukan untu kmembuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Perspektif waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif adalah waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya dalam jangkawaktu yang masih terjangkau dalam ingatanresponden (Nazir, ). Lokasi penelitian adalah kantin di dalam Universitas Mercu Buana yang terletak di Jl. Meruya Selatan,KebunJeruk - Jakarta Barat. Batasan dari penelitian ini dibatasi pada ruangan kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya, Jakarat Barat. Alasan kenapa hanya kantin lantai 2 karena kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya cenderung lebih sepi dari pada kantin di lantai 1. Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yaitu analisis yang mempergunakan alat analisis bersifat kuantitatif. Alat analisis yang bersifa kuantitatif adalah alat analisis yang menggunakan modelmodel,seperti model matematika, model statistik, danekonometrik. Hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dandi interpretasikan dalam suatu uraian ( M. Iqbal, 2002 ). HASIL PENELITIAN Data Responden 1. Umur Gambar1. Diagram Batang Umur Mahasiswa Yang menggunakan Fasilitas Kantin Lantai 2 Dilihat dari diagram batang di atas, umur mahasiswa kelas karyawan ( reguler 2 ) yang sering menggunakan ruang kantin lantai 2 yang paling banyak adalah antara umur Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 5

6 16-25 yaitu sebanyak 78,6 %. Sedangkan sebanyak 21,4% yang berkunjung adalah mahasiswa antara umur Jenis Kelamin 52,0% 5 48,0% 46,0% Laki-Laki Perempuan Gambar2. Diagram Batang Jenis Kelamin Mahasiswa Yang menggunakan Fasilitas Kantin Lantai 2 Penilaian Mahasiswa Terhadap Kondisi Ruang Kantin Lantai 2 1. Penilaian Mahasiswa Terhadap Jarak Antara Konter Penjual Dan Meja/Kursi Di Kantin Lantai 2 6 Tidak Lebar ( Sempit ) 4 2 Kurang Lebar Cukup Lebar Lebar Sangat Lebar Gambar3. Diagram Batang Penilaian Mahasiswa Terhadap Jarak Antara Konter Penjual Dan Meja/Kursi Di Kantin Lantai 2 Dilihat dari diagram batang di atas, mahasiswa menilai bahwa jarak antara konter dengan meja/kursi di kantin lantai 2 cenderung cukup lebar, tetapi hanya selisih sedikit dengan penilaian kurang lebar. Kondisi dinyatakan sangat lebar sebanyak 1,9%, lebar sebanyak 10,7 %, cukup lebar sebanyak 40,8%, kurang lebar sebanyak 38,8 %, dan tidak lebar ( sempit ) sebanyak 7,8 %. 2. Penilaian Mahasiswa Tentang Jarak Antara Meja Dan Kursi Di Kantin Lantai 2 6 Tidak Lebar ( Sempit ) 4 2 Kurang Lebar Cukup Lebar Lebar Sangat Lebar Gambar4. Diagram Batang Penilaian Mahasiswa Tentang Jarak Antara Meja Dan Kursi Di Kantin Lantai 2 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 6

7 Dilihat dari diagram batang di atas, mahasiswa menilai bahwa jarak antara meja dan kursi di kantin lantai 2 cenderung cukup lebar. Kondisi dinyatakan sangat lebar sebanyak 1,9%, lebar sebanyak 9,7 %, cukup lebar sebanyak 53,4 %, kurang lebar sebanyak 22,3 %, dan tidak lebar ( sempit )sebanyak 9,7 %. 3. Penilaian Mahasiswa Mengenai Penerangan Di Kantin Lantai 2 60% Tidak Terang ( Gelap ) 40% 20% 0% Kurang Terang Cukup Terang Terang Sangat Terang Gambar5. Diagram Batang Penilaian Mahasiswa Mengenai Penerangan Di Kantin Lantai 2 Dilihat dari diagram batang di atas, mahasiswa menilai bahwa penerangan di kantin lantai 2 cenderung cukup terang. Kondisi dinyatakan sangat terang sebanyak 4,9%, terang sebanyak 25,2 %, cukup terang sebanyak 46,6 %, kurang terang sebanyak 22,3 %, dan tidak terang ( gelap ) sebanyak 1 %. 4. Penilaian Mahasiswa Mengenai Kebersihan Di Kantin Lantai 2. 6 Tidak Bersih ( Kotor ) 4 2 Kurang Bersih Cukup Bersih Bersih Sangat Bersih Gambar6. Diagram Batang Penilaian Mahasiswa Mengenai Kebersihan Di Kantin Lantai 2 Dilihat dari diagram batang di atas, mahasiswa menilai bahwa kebersihan di kantin lantai 2 cenderung kurang bersih, tetapi hanya selisih sedikit dengan penilaian cukup bersih. Kondisi dinyatakan sangat bersih sebanyak 1,9 %, bersih sebanyak 14,6 %, cukup bersih sebanyak 33 %, kurang bersih sebanyak 42,7 %, dan tidak bersih ( kotor ) sebanyak 7,8 %. 5. Penilaian Mahasiswa Terhadap Perpaduan Warna Di Kantin Lantai 2 6 Tidak Bagus ( Jelek ) 4 2 Kurang Bagus Cukup Bagus Bagus Sangat Bagus Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 7

8 Gambar7. Diagram Batang Penilaian Mahasiswa Terhadap Perpaduan Warna Di Kantin Lantai 2 Dilihat dari diagram batang di atas, mahasiswa menilai bahwa perpaduan warna di kantin lantai 2 cenderung cukup bagus. Kondisi dinyatakan sangat bagus sebanyak 2,9 %, bagus sebanyak 22,3 %, cukup bagus sebanyak 47,1 %, kurang bagus sebanyak 26,2 %, dan tidak bagus ( jelek ) sebanyak 6,8 %. 6. Penilaian Mahasiswa Terhadap Ukuran Kursi Di Kantin Lantai 2 60,00% Tidak Lebar ( Sempit ) 40,00% 20,00% 0,00% Kurang Lebar Cukup Lebar Lebar Sangat Lebar Gambar8. Diagram Batang Penilaian Mahasiswa Terhadap Ukuran Kursi Di Kantin Lantai 2 Dilihat dari diagram batang di atas, mahasiswa menilai bahwa ukuran kursi di kantin lantai 2 cenderung cukup lebar. Kondisi dinyatakan sangat lebar sebanyak 1,9 %, lebar sebanyak 7,8 %, cukup lebar sebanyak 56,3 %, kurang lebar sebanyak 28,2 %, dan tidak lebar ( sempit ) sebanyak 5,8 %. 7. Penilaian Mahasiswa Terhadap Ukuran Meja Di Kantin Lantai 2 6 Tidak Lebar ( sempit ) 4 2 Kurang Lebar Cukup Lebar Lebar Sangat Lebar Gambar9. Diagram Batang Penilaian Mahasiswa Terhadap Ukuran Meja Di Kantin Lantai 2 Dilihat dari diagram batang di atas, mahasiswa menilai bahwa ukuran meja di kantin lantai 2 cenderung cukup lebar. Kondisi dinyatakan sangat lebar sebanyak 2,9 %, lebar sebanyak 9,7 %, cukup lebar sebanyak 53,4 %, kurang lebar sebanyak 31,1 %, dan tidak lebar ( sempit ) sebanyak 2,9 %. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 8

9 8. Penilaian Mahasiswa Terhadap Tingkat Kebisingan Di Kantin Lantai 2 6 Tidak Tenang ( Gaduh ) 4 2 Kurang Tenang Cukup tenang Tenang Sangat Tenang Gambar10. Diagram Batang Penilaian Mahasiswa Terhadap Tingkat Kebisingan Di Kantin Lantai 2 Dilihat dari diagram batang di atas, mahasiswa menilai bahwa tingkat kebisingan di kantin lantai 2 cenderung kurang tenang. Kondisi dinyatakan sangat tenang sebanyak 1,9 %, tenang sebanyak 7,8 %, cukup tenang sebanyak 32 %, kurang tenang sebanyak 46,6 %, dan tidak tenang ( gaduh ) sebanyak 11,7 %. 9. Penilaian Mahasiswa Terhadap Temperatur Di Kantin Lantai 2 6 Tidak Sejuk ( Panas ) 4 2 Kurang Sejuk Cukup Sejuk Sejuk Sangat Sejuk Gambar11. Diagram Batang Penilaian Mahasiswa Terhadap Temperatur Di Kantin Lantai 2 Dilihat dari diagram batang di atas, mahasiswa menilai bahwa temperatur di kantin lantai 2 cenderung kurang sejuk dan diikuti penilaian tidak sejuk pada urutan 2 dengan selisih yang sedikit. Kondisi dinyatakan sangat sejuk sebanyak 1 %, sejuk sebanyak 7,8 %, cukup sejuk sebanyak 18,4 %, kurang sejuk sebanyak 38,8 %, dan tidak sejuk ( panas ) sebanyak 34 %. 10. Penilaian Mahasiswa Terhadap Tekstur Meja Dan Kursi Di Kantin Lantai 2 6 Tidak Halus ( Kasar ) 4 2 Kurang Halus Cukup Halus Halus Sangat Halus Gambar12. Diagram Batang Penilaian Mahasiswa Terhadap Tekstur Meja Dan Kursi Di Kantin Lantai 2 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 9

10 Dilihat dari diagram batang di atas, mahasiswa menilai bahwa tekstur meja dan kursi di kantin lantai 2 cenderung kurang halus. Kondisi dinyatakan sangat halus sebanyak 1,9 %, halus sebanyak 29,1 %, cukup halus sebanyak 3,9 %, kurang halus sebanyak 48,5 %, dan tidak halus ( kasar ) sebanyak 16,5 %. 11. Penilaian Mahasiswa Mengenai Aroma Di Kantin Lantai 2 6 Tidak Sedap ( Bau ) 4 2 Kurang Sedap Cukup Sedap Sedap Sangat Sedap Gambar13. Diagram Batang Penilaian Mahasiswa Mengenai aroma Di Kantin Lantai 2 Dilihat dari diagram batang di atas, mahasiswa menilai bahwa aroma di kantin lantai 2 cenderung kurang sedap. Kondisi dinyatakan sangat sedap sebanyak 1,9 %, sedap sebanyak 5,8 %, cukup sedap sebanyak 35 %, kurang sedap sebanyak 51,5 %, dan tidak sedap ( bau ) sebanyak 5,8 %. 12. Penilaian Mahasiswa Terhadap Kekuatan Konstruksi Bangunan Di Kantin Lantai 2 6 Tidak Kuat ( Rapuh ) 4 2 Kurang Kuat Cukup Kuat Kuat Sangat Kuat Gambar14. Diagram Batang Penilaian Mahasiswa Terhadap Kekuatan Konstruksi Bangunan Di Kantin Lantai 2 Dilihat dari diagram batang di atas, mahasiswa menilai bahwa kekuatan konstruksi bangunan di kantin lantai 2 cenderung cukup kuat. Kondisi dinyatakan sangat kuat sebanyak 2,9 %, kuat sebanyak 37,9 %, cukup kuat sebanyak 49,5 %, kurang kuat sebanyak 7,8 %, dan tidak kuat ( rapuh ) sebanyak 1,9 %. 13. Penilaian Mahasiswa Terhadap Kekuatan Meja Di Kantin Lantai 2 6 Tidak Kuat ( Rapuh ) 4 2 Kurang Kuat Cukup Kuat Kuat Sangat Kuat Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 10

11 Gambar15. Diagram Batang Penilaian Mahasiswa Terhadap Kekuatan Meja Di Kantin Lantai 2 Dilihat dari diagram batang di atas, mahasiswa menilai bahwa kekuatan meja di kantin lantai 2 cenderung cukup kuat. Kondisi dinyatakan sangat kuat sebanyak 5,8 %, kuat sebanyak 22,3 %, cukup kuat sebanyak 46,6 %, kurang kuat sebanyak 22,3 %, dan tidak kuat ( rapuh ) sebanyak 2,9 %. 14. Penilaian Mahasiswa Terhadap Kekuatan Kursi Di Kantin Lantai 2 6 Tidak Kuat ( Rapuh ) 4 2 Kurang Kuat Cukup Kuat Kuat Sangat Kuat Gambar16. Diagram Batang Penilaian Mahasiswa Terhadap Kekuatan Kursi Di Kantin Lantai 2 Dilihat dari diagram batang di atas, mahasiswa menilai bahwa kekuatan kursi di kantin lantai 2 cenderung cukup kuat. Kondisi dinyatakan sangat kuat sebanyak 5,8 %, kuat sebanyak 24,3 %, cukup kuat sebanyak 46,6 %, kurang kuat sebanyak 20,3 %, dan tidak kuat ( rapuh ) sebanyak 2,9 %. Persepsi Mahasiswa Terhadap Kenyamanan Ruang Kantin Lantai 2 Diagram batang dibawah ini menggambarkan persepsi mahasiswa terhadap kenyamanan ruang kantin lantai 2 Universitas Mercubuana kampus meruya. Pernyataan setuju adalah pernyataan yang menerangkan bahwa kondisi kantin lantai 2 dalam kondisi nyaman Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju 1 Sangat Setuju Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 11

12 Gambar17. Diagram Batang Persepsi Mahasiswa Terhadap Kenyamanan Kantin Lantai 2 Dilihat dari diagram batang di atas maka dapat di jelaskan sebagai berikut : 1. Jarak antara konter dan meja/kursi di kantin lantai 2 cenderung nyaman, hal ini diperlihatkan dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 1,9 %, setuju sebanyak 49,5 %, netral sebanyak 35 %, kemudian tidak setuju sebanyak 11,7 % dan sangat tidak setuju sebanyak 1,9 %. 2. Jarak antara meja dan kursi di kantin lantai 2 cenderung nyaman, hal ini diperlihatkan dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 1%, setuju sebanyak 45,6 %, netral sebanyak 33 %, kemudian tidak setuju sebanyak 19,4 % dan sangat tidak setuju sebanyak 1 %. 3. Penerangan di kantin lantai 2 cenderung netral, tetapi bisa dinyatakan nyaman juga karena pernyataan setuju dan sangat setuju jika di jumlah sudah lebih banyak dari pada pernyataan netral. Hal ini diperlihatkan dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 4,9 %, setuju sebanyak 38,8 %, netral sebanyak 39,8 %, kemudian tidak setuju sebanyak 15,5 % dan sangat tidak setuju sebanyak 1 %. 4. Tingkat kebersihan di kantin lantai 2 cenderung tidak nyaman, hal ini diperlihatkan dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 6,8 %, setuju sebanyak 24,3 %, netral sebanyak 29,1 %, kemudian tidak setuju sebanyak 33 % dan sangat tidak setuju sebanyak 6,8 %. 5. Perpaduan warna di kantin lantai 2 cenderung netral, hal ini diperlihatkan dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 4,9 %, setuju sebanyak 32 %, netral sebanyak 44,7 %, kemudian tidak setuju sebanyak 16,5 % dan sangat tidak setuju sebanyak 1,9 %. 6. Ukuran kursi di kantin lantai 2 cenderung netral, hal ini diperlihatkan dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 3,9 %, setuju sebanyak 33 %, netral sebanyak 44,7 %, kemudian tidak setuju sebanyak 15,5 % dan sangat tidak setuju sebanyak 2,9 %. 7. Ukuran meja di kantin lantai 2 memiliki dua kecenderungan netral dan nyaman, karena keduanya memiliki persentasi yang sama. Tetapi kondisi ukuran meja di kantin lantai 2 bisa dinyatakan nyaman karena pernyataan setuju dan sangat setuju jika dijumlah sudah melebihi pernyataan netral. Hal ini diperlihatkan dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 1,9 %, setuju sebanyak 35 %, netral sebanyak 35 %, kemudian tidak setuju sebanyak 27,2 % dan sangat tidak setuju sebanyak 1 %. 8. Tingkat kebisingan di kantin lantai 2 cenderung netral, tetapi bisa dinyatakan tidak nyaman karena pernyataan tidak setuju dan sangat tidak setuju jika di jumlah sudah melebihi pernyataan netral. Hal ini diperlihatkan dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 3,9 %, setuju sebanyak 11,7 %, netral sebanyak 40,8 %, kemudian tidak setuju sebanyak 35,9% dan sangat tidak setuju sebanyak 7,8 %. 9. Temperatur di kantin lantai 2 cenderung tidak nyaman, hal ini diperlihatkan dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 4,9 %, setuju sebanyak 11,7 %, netral sebanyak 22,3 %, kemudian tidak setuju sebanyak 42,7 % dan sangat tidak setuju sebanyak 18,4 %. 10. Tekstur meja dan kursi di kantin lantai 2 cenderung netral, hal ini diperlihatkan dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 1 %, setuju sebanyak 29,1 %, netral Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 12

13 sebanyak 45,6 %, kemudian tidak setuju sebanyak 19,4 % dan sangat tidak setuju sebanyak 4,9 %. 11. Aroma di kantin lantai 2 cenderung netral, hal ini diperlihatkan dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 2,9 %, setuju sebanyak 18,4 %, netral sebanyak 45,6 %, kemudian tidak setuju sebanyak 26,2 % dan sangat tidak setuju sebanyak 6,8 %. 12. Kekuatan konstruksi bangunan di kantin lantai 2 cenderung nyaman, hal ini diperlihatkan dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 4,9 %, setuju sebanyak 46,6 %, netral sebanyak 39,8 %, kemudian tidak setuju sebanyak 6,8 % dan sangat tidak setuju sebanyak 1,9 %. 13. Kekuatan meja di kantin lantai 2 cenderung nyaman, hal ini diperlihatkan dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 3,9 %, setuju sebanyak 38,8 %, netral sebanyak 37,9 %, kemudian tidak setuju sebanyak 15,5 % dan sangat tidak setuju sebanyak 3,9 %. 14. Kekuatan kursi di kantin lantai 2 cenderung netral, hal ini diperlihatkan dengan pernyataan sangat setuju sebanyak 2,9 %, setuju sebanyak 37,9 %, netral sebanyak 43,7 %, kemudian tidak setuju sebanyak 12,6 % dan sangat tidak setuju sebanyak 2,9 %. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari analisa yang sudah dilakukan di atas, maka dapat di simpulkan menjadi 3 kategori kenyamanan dengan masing-masing variabel yang ada. Tiga kenyamanan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Nyaman Variabel yang masuk kedalam kategori nyaman adalah sebagai berikut : a. Jarak antara konter dan meja/kursi di kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya dengan kondisi jarak antara konter dan meja kursi yang dinilai oleh mahasiswa cukup lebar. b. Jarak antara meja dan kursi di kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya dengan kondisi jarak antara meja dan kursi yang dinilai oleh mahasiswa cukup lebar. c. Penerangan di kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya dengan kondisi penerangan yang dinilai oleh mahasiswa cukup terang. d. Ukuran meja di kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya dengan kondisi ukuran meja yang dinilai oleh mahasiswa cukup lebar. e. Kekuatan konstruksi bangunan di kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya dengan kondisi kekuatan konstruksi bangunan yang dinilai oleh mahasiswa cukup kuat. f. Kekuatan meja di kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya dengan kondisi kekuatan meja yang dinilai oleh mahasiswa cukup kuat. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 13

14 2. Netral Variabel yang masuk kedalam kategori netral adalah sebagai berikut : a. Perpaduan warna di kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya dengan kondisi perpaduan warna yang dinilai oleh mahasiswa cukup bagus. b. Ukuran kursi di kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya dengan kondisi ukuran kursi yang dinilai oleh mahasiswa cukup lebar. c. Tekstur meja dan kursi di kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya dengan kondisi tekstur meja dan kursi yang dinilai oleh mahasiswa kurang halus. d. Aroma di kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya dengan kondisi aroma yang dinilai oleh mahasiswa kurang sedap. e. Kekuatan kursi di kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya dengan kondisi kekuatan kursi yang dinilai oleh mahasiswa cukup kuat. 3. Tidak Nyaman Variabel yang masuk kedalam kategori tidak nyaman adalah sebagai berikut : a. Kebersihan di kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya dengan kondisi kebersihan yang dinilai mahasiswa kurang bersih. b. Tingkat kebisingan di kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya dengan kondisi tingkat kebisingan yang dinilai oleh mahasiswa kurang tenang. c. Temperatur di kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya dengan kondisi temperatur yang dinilai oleh mahasiswa kurang sejuk. Saran Dari kesimpulan di atas, maka dapat di usulkan saran-saran baik kepada pihak pengelola ataupun kepada mahasiswa Universitas Mercu Buana kampus Meruya dalam mengelola / menggunakan kantin lantai 2. Tentu saja saran-saran ini mengacu kepada tingkat kenyamanan yang tidak nyaman. a. Saran untuk pengelola Universitas Mercu Buana kampus Meruya : 1. Lebih memperhatikan petugas dan penyediaan alat-alat kebersihan. Dengan penyediaan alat kebersihan seperti tempat sampah yang ditambah, diharapkan mahasiswa bisa ikut serta menjaga kebersihan kantin dengan membuang sampak pada tempatnya. 2. Perlu adanya perubahan denah kantin lantai 2 dengan membagi zona bising dan zona tenang dengan pembatas yang masing masing zona bisa terjaga privasinya. Sehingga mahasiswa yang lebih suka dengan kondisi tingkat kebisingan yang tenang tidak terganggu dengan kegaduhan yang ditimbulkan oleh mahasiswa lain. 3. Perlu adanya penambahan bukaan di kantin lantai 2 agar terjadi aliran udara yang cukup sehingga bisa mengurangi temperatur panas di ruang tersebut. Atau bila Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 14

15 ingin praktis, bisa menambahkan pendingin ruangan berupa AC atau kipas angin jika melihat kondisi kantin lantai 2 yang banyak menggunakan material kaca. b. Saran untuk mahasiswa Universitas Mercu Buana kampus Meruya : 1. Jika ingin kantin lantai 2 lebih bersih dari kondisi sekarang, mohon kepada mahasiswa jangan membuang sampah sembarangan. 2. Jika ingin kantin lantai 2 Universitas Mercu Buana kampus Meruya tidak gaduh, mohon kepada mahasiswa agar berbicara atau diskusi dengan suara yang tidak perlu terlalu keras. DAFTAR PUSTAKA Jurnal : Yohanes Wahyu Dwi Yudono,2012. " Persepsi Mahasiswa Terhadap Atribut Kenyamanan Pada Setting Tangga Dalam Hall Fakultas Ekonomi Universitas Wijayakusuma - Purwokerto". Soepraptikno,2004. " Hubungan Ruang Komunal Persepsi Mahasiswa Terhadap Seting Ruang Teras Utama Gedung A Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang". Buku : Akitson, Rita L. dkk, 1983." PengantarPsikologidalamArsitekturLansekap.BumiAksara, Jakarta. Bimo Walgito, Prof. Dr., " Psikologi Sosial". Andi Offset, Yogyakarta. Lang J, "Creating Architectural Theory, The Role of The Behavioral Sciences in Environmental Design". Van Nostrand Reinhold Company Inc, New York. Masri singarimbun dan Sofian Effendi (Penyunting),1982. " Metode Penelitian Survai.LP3es, Jakarta. M. Iqbal Hasan, M.M, Ir " Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya ". Ghalia Indonesia. Sarwono, Sarlito.W, "PsikologiLingkungan". PT. Gramedia Widiasarana, Jakarta. Weisman, J.,1981. " Modelling Environmental Relation".Pensilvania, USA. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 15

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT KENYAMANAN PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT KENYAMANAN PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT KENYAMANAN PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO Oleh: Yohanes Wahyu Dwi Yudono Abstraksi Pemahaman suatu lingkungan fisik,

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT SOSIALIBILITAS PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT SOSIALIBILITAS PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT SOSIALIBILITAS PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO Oleh: Yohanes Wahyu Dwi Yudono Abstraksi Pemahaman suatu lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang kompleks dengan padat pakar dan padat modal. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 2.1 Konsentrasi Belajar 2.1.1. Definisi Konsentrasi Belajar Konsentrasi belajar merupakan suatu prilaku dan fokus perhatian siswa untuk dapat memperhatikan

Lebih terperinci

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal Aulia Fikriarini Muchlis (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Doktor Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung (2) Kelompok

Lebih terperinci

KENYAMANAN BELAJAR SISWA DI KELAS IV SD NEGERI SE- KECAMATAN PAKUALAMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL

KENYAMANAN BELAJAR SISWA DI KELAS IV SD NEGERI SE- KECAMATAN PAKUALAMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL KENYAMANAN BELAJAR SISWA DI KELAS IV SD NEGERI SE- KECAMATAN PAKUALAMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment ERGONOMI Ergonomics Human Machine Work Environment RANCANGAN YANG ERGONOMIS Fokus Perhatian : MANUSIA dalam Perencanaan Man-Made Objects dan Lingkungan Kerja Tujuan Rancang Bangun dalam Menciptakan Produk,

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III: METODE PENELITIAN

BAB III: METODE PENELITIAN BAB III: METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Metode Penelitian Banyak pendekatan-pendekatan yang telah diambil dalam penelitian mengenai ergonomi sebuah ruang. Pendekatan dalam penelitian ini mengambil dari

Lebih terperinci

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi Modul 1 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Persepsi dapat diartikan sebagai bagaimana

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA 1. Temperatur Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena kemampuannya utk melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan jika terjadi kekurangan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik Emmelia Tricia Herliana (1) Himasari Hanan (2) (1) Mahasiswa Program Doktor Arsitektur,

Lebih terperinci

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D. TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.I Yogyakarta Puja Kurniawan Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang Annisa Safira Riska Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB. Abstrak Merasakan ruang merupakan sebuah kegiatan yang dialami manusia

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek.

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Universitas Mercu Buana merupaan salah satu universitas swasta di Jakarta yang saat ini banyak diminati oleh murid-murid yang baru lulus SMA/SMK maupun oleh

Lebih terperinci

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT KUNJUNGAN SISWA SMP N 1 BATANG ANAI

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT KUNJUNGAN SISWA SMP N 1 BATANG ANAI PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT KUNJUNGAN SISWA SMP N 1 BATANG ANAI Putri Mustika 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri

Lebih terperinci

LABORATORIUM PENGUJIAN INDERAWI

LABORATORIUM PENGUJIAN INDERAWI LABORATORIUM PENGUJIAN INDERAWI MAKALAH SENSORI PANGAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sensori pangan yang diampu oleh: Dewi Nur Azizah, S.TP.,M.P. Oleh : Meti Maryati (1405875) PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang, sedangkan di era krisis global saat ini kebutuhan hidup melambung tinggi termasuk

Lebih terperinci

Pemilihan pohon pada areal lintas berupa pohon jenis palem sebagai pengarah, pohon peneduh diletakan pada area parkir pengunjung, sedangkan.

Pemilihan pohon pada areal lintas berupa pohon jenis palem sebagai pengarah, pohon peneduh diletakan pada area parkir pengunjung, sedangkan. Pemilihan pohon pada areal lintas berupa pohon jenis palem sebagai pengarah, pohon peneduh diletakan pada area parkir pengunjung, sedangkan. BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan/ Penekanan Desain

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kemajuan perekonomian di Indonesia telah membuat perusahaan semakin bersaing. Oleh karena itu, perusahaan terus memperbaiki dan mempertahankan produk yang mereka hasilkan. Perusahaan terus memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Saat ini industri perhotelan di Indonesia terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia usaha yang ditandai dengan terus bertambahnya jumlah hotel yang ada. Dengan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berikut ini adalah penarikan kesimpulan yang berisi rangkuman dari analisis, serta perumusan masalah yang harus dijawab dengan jelas dan ringkas. 7.1.1 Temperatur

Lebih terperinci

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :27-38 PERSEPSI GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) PENYELENGGARA PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:

BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut: BAB IV PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut: Ruang studio di kampus Ruang studio di kampus Tabel 4.1 Perbandingan ruang studio desain

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Lingkungan Fisik dan Fasilitas Fisik Aktual Lingkungan Fisik Temperatur Temperatur pada ruangan-ruangan yang ada di lantai 3 dan 5 gedung GWM ini tidak merata

Lebih terperinci

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA LAMPIRAN-A STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Tanggal: Waktu : (Pagi/

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada 1

Universitas Gadjah Mada 1 MINGGU III 1.1. Pokok Bahasan : Pemahaman tentang fenomena perilaku 1.2. Sub Pokok Bahasan : Atribut Lingkungan, Teori Adaptasi Lingkungan, Adaptasi dan Tekanan Lingkungan: Kompetensi 1.3. Materi Pembahasan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Fasilitas Fisik Sekarang 1. Meja Kasir Ukuran ketinggian meja kasir saat ini sudah ergonomis, namun tinggi monitor ke lantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas dalam kehidupannya. Salah satu aktifitas itu diwujudkan dalam gerakan yang dinamakan kerja. Kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diketahui. Informasi dapat diperoleh melalui beberapa sarana, antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 3, , ,59. 14,16 Rata-rata ,29 8,85

BAB 1 PENDAHULUAN 3, , ,59. 14,16 Rata-rata ,29 8,85 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Purwokerto adalah ibukota kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Bertambahnya jumlah fasilitas perekonomian dan pendidikan yang ada di Kota Purwokerto dari waktu ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi juga diartikan sebagai kolektivitas orang-orang yang bekerja sama

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi juga diartikan sebagai kolektivitas orang-orang yang bekerja sama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi pada dasarnya adalah salah satu unit sosial yang dikoordinasikan secara sengaja terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi dan berwenang untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk eksperimen. Menurut Sugiyono

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk eksperimen. Menurut Sugiyono BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk eksperimen. Menurut Sugiyono (2009:72) Penelitian Eksperimen atau Experimental Research dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah proses belajar-mengajar. Dalam pelaksanaan proses belajar- mengajar tersebut melibatkan peran

Lebih terperinci

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perguruan tinggi biasanya dilengkapi dengan adanya perpustakaan di mana perpustakaan ini dapat menjadi pusat informasi dan sumber

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI Unsur-unsur bangunan seperti Ketinggian bangunan, Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB) / Building

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas, ada masalah-masalah terkait kenyamanan yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas, ada masalah-masalah terkait kenyamanan yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Pada kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari sebuah aktivitas yaitu makan. Makan adalah sebuah aktivitas manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang bertempat tinggal dan bekerja di dalam kota maupun yang berasal dari daerah pinggiran seperti,

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEBERADAAN GURU PPL MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN TERHADAP MINAT BELAJARNYA

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEBERADAAN GURU PPL MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN TERHADAP MINAT BELAJARNYA PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEBERADAAN GURU PPL MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN TERHADAP MINAT BELAJARNYA E-mail: yunialk@yahoo.com Kautsar, Silvia Dwi Yunial Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Penelitian

Lebih terperinci

01FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

01FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Persepsi Bentuk Fakultas 01FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

Peranan Ibu Rumah Tangga Terhadap Terciptanya Ruang Publik Di Kawasan Padat Penduduk Pattingalloang Makassar

Peranan Ibu Rumah Tangga Terhadap Terciptanya Ruang Publik Di Kawasan Padat Penduduk Pattingalloang Makassar Received: March 2017 Accepted: March 2017 Published: April2017 Peranan Ibu Rumah Tangga Terhadap Terciptanya Ruang Publik Di Kawasan Padat Penduduk Pattingalloang Makassar Indah Sari Zulfiana 1* 1 Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: dan Googlemaps, 2009) Peta Kota Bandung Tanpa Skala.

BAB III METODOLOGI. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:  dan Googlemaps, 2009) Peta Kota Bandung Tanpa Skala. 13 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Studi Penelitian ini dilakukan di Taman Cilaki Atas (TCA), Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kenyamanan adalah keadaan nyaman;kesejukan. Kolcaba (2003) menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kenyamanan adalah keadaan nyaman;kesejukan. Kolcaba (2003) menjelaskan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kenyamanan 2.1. Pengertian Kenyamanan Konsep tentang kenyamanan atau comfort sangat sulit untuk didefenisikan karena lebih merupakan penilaian responsif individu (Oborne,1995).menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Hospital. Tapak berupa

BAB III METODOLOGI. Hospital. Tapak berupa BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan pusat kota atau Central Business District (CBD) Bandung, Jawaa Barat, tepatnya di Santosa Bandung International Hospital.

Lebih terperinci

PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI

PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI Dibimbing oleh: Prof. Dr. Tb. Zulrizka Iskandar, S.Psi., M.Sc. ABSTRAK Keterbatasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009:3). Metode penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009:3). Metode penelitian yang 38 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009:3). Metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Hubungan

Lebih terperinci

SENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/

SENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/ SENSASI dan PERSEPSI 4/2/2015 1 SENSASI =PENGAMATAN (PENGINDERAAN) 4/2/2015 2 A. PENGERTIAN PENGAMATAN MANUSIA PENGAMATAN REALITAS (DUNIA OBJEKTIF) 4/2/2015 3 PENGAMATAN Pengamatan / penginderaan : proses

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi 2.1.1. Definisi Persepsi Menurut Chaplin (2008) persepsi adalah proses atau hasil menjadi paham atas keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,

Lebih terperinci

SEJARAH & PERKEMBANGAN

SEJARAH & PERKEMBANGAN Amalia, ST., MT. SEJARAH & PERKEMBANGAN ERGONOMI Suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem

Lebih terperinci

KAJIAN ERGONOMI TANGGA PENYEBRANGAN JALAN DI DEPAN KAMPUS I UNTAR JAKARTA

KAJIAN ERGONOMI TANGGA PENYEBRANGAN JALAN DI DEPAN KAMPUS I UNTAR JAKARTA KAJIAN ERGONOMI TANGGA PENYEBRANGAN JALAN DI DEPAN KAMPUS I UNTAR JAKARTA I Wayan Sukania Staf Pengajar Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta ABSTRAK Tangga penyebrangan jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) menyatakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter, kapasitas

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP AKUSTIK STUDI KASUS: RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

KAJIAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP AKUSTIK STUDI KASUS: RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA KAJIAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP AKUSTIK STUDI KASUS: RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA Andy Sutanto 1, Jimmy Priatman 2, Christina E. Mediastika 3 ABSTRAK: Faktor

Lebih terperinci

STUDENT HOUSING UNIVERSITAS MERCU BUANA TEMA : Green Arsitektur

STUDENT HOUSING UNIVERSITAS MERCU BUANA TEMA : Green Arsitektur LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR STUDENT HOUSING UNIVERSITAS MERCU BUANA TEMA : Green Arsitektur DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR Disusun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK i iv ix xii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Identifikasi Masalah 3 1.3 Rumusan Masalah 3 1.4 Tujuan Penelitian 3 1.5

Lebih terperinci

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang) Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang) Umamah Al Batul 1 dan Rinawati P. Handajani 2 1 Mahasiswi Jurusan Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak di daerah tropis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xviii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xviii ABSTRAK Warnet merupakan sarana alternatif yang sering digunakan untuk browsing internet. Banyaknya warnet saat ini mendorong peneliti melakukan penelitian untuk merancang suatu warnet yang ideal. Penelitian

Lebih terperinci

Amelia Atika 1,Kamaruzzaman 2

Amelia Atika 1,Kamaruzzaman 2 SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 HUBUNGAN KETERAMPILAN KOGNITIF DENGAN KEMAMPUAN MEWUJUDKAN GAGASAN PADA MAHASISWA SEMESTER PENDEK PROGRAM STUDI BK STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2011/2012

Lebih terperinci

PERSEPSI KUALITAS KONSUMEN TERHADAP PRODUK OTOMOTIF

PERSEPSI KUALITAS KONSUMEN TERHADAP PRODUK OTOMOTIF PERSEPSI KUALITAS KONSUMEN TERHADAP PRODUK OTOMOTIF Nama : Erlan Gus Hermawan NPM : 30408316 Jurusan Dosen Pembimbing : Teknik Industri : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc. JAKARTA 2012 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

DATTA SAGALA WIDYA PRASONGKO, 2016 PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP SISTEM SIRKULASI GEDUNG FPTK UPI

DATTA SAGALA WIDYA PRASONGKO, 2016 PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP SISTEM SIRKULASI GEDUNG FPTK UPI 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Arsitektur adalah ilmu dan seni dalam perencanaan dan perancangan lingkungan binaan, mulai dari lingkup makro hingga lingkup mikro. Dalam arti yang lebih sempit, arsitektur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah perusahaan Berkembang pesatnya industri perumahan baik itu perumahan yang berada di daerah pinggiran kota merupakan suatu fenomena yang terjadi pada masyarakat

Lebih terperinci

BEHAVIOR SETTING TOKO BUNGA DI JALUR PEDESTRIAN SOLO CITY WALK ( Studi Amatan: Perempatan Nonongan - Gapura Gladak Di Surakarta) Tri Hartanto.

BEHAVIOR SETTING TOKO BUNGA DI JALUR PEDESTRIAN SOLO CITY WALK ( Studi Amatan: Perempatan Nonongan - Gapura Gladak Di Surakarta) Tri Hartanto. BEHAVIOR SETTING TOKO BUNGA DI JALUR PEDESTRIAN SOLO CITY WALK ( Studi Amatan: Perempatan Nonongan - Gapura Gladak Di Surakarta) Tri Hartanto Abstrak Upaya Pemerintah Kota Solo untuk meningkatkan aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka-angka dari hasil penelitian setelah di peroleh dari jawaban kuisioner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka-angka dari hasil penelitian setelah di peroleh dari jawaban kuisioner BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Pada penelitian skripsi ini, tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan angka-angka

Lebih terperinci

PENINGKATAN SCHOOL WELL BEING MAHASISWA MELALUI OPTIMALISASI PERAN PERPUSTAKAAN

PENINGKATAN SCHOOL WELL BEING MAHASISWA MELALUI OPTIMALISASI PERAN PERPUSTAKAAN PENINGKATAN SCHOOL WELL BEING MAHASISWA MELALUI OPTIMALISASI PERAN PERPUSTAKAAN Siti Yuanah Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang sitiyuanah@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV. Analisis dan interpretasi hasil akan

Lebih terperinci

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL Frans Soehartono 1, Anik Juniwati 2, Agus Dwi Hariyanto 3 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN PROSES SOSIAL DALAM ARSITEKTUR. (Study Kasus Starbucks Focal Point Medan) SKRIPSI OLEH : DESTIA FARAHDINA

KAJIAN PENERAPAN PROSES SOSIAL DALAM ARSITEKTUR. (Study Kasus Starbucks Focal Point Medan) SKRIPSI OLEH : DESTIA FARAHDINA KAJIAN PENERAPAN PROSES SOSIAL DALAM ARSITEKTUR (Study Kasus Starbucks Focal Point Medan) SKRIPSI OLEH : DESTIA FARAHDINA 110406091 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian dinamika aktifitas di ruang pejalan kaki di Jalan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian dinamika aktifitas di ruang pejalan kaki di Jalan 86 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian dinamika aktifitas di ruang pejalan kaki di Jalan Babarsari adalah: - Dinamika aktivitas yang terjadi yaitu adanya multifungsi aktivitas dan pengguna

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian di Indonesia pada saat ini telah membuat perusahaan semakin bersaing satu sama lain. Terutama di era globalisasi ini,

Lebih terperinci

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA OLEH WAHYU PURWANTO LABOTARIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. 12 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Menurut Nursid Sumaatmadja (2001:11) Pengertian Geografi adalah : Ilmu yang memperlajari persamaan dan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Ali Ramadhan S.Sn.,M.Ds Program Studi Desain Produk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada 90 Gourmet restaurant, dapat ditarik kesimpulan bahwa 90 Gourmet restaurant, 78% memenuhi aspek green desain

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS TEMA 3.1. Arsitektur Perilaku Setiap orang pasti merasakan ketakutan tertentu secara psikologis mengenai hal yang berkenaan dengan Rumah Sakit. Hal ini dikarenakan kita takut akan

Lebih terperinci

KAJIAN ASPEK KENYAMANAN PADA JALUR PEDESTRIAN PENGGAL JALAN PROF. SOEDHARTO, SEMARANG (NGESREP (PATUNG DIPONEGORO) - GERBANG UNDIP)

KAJIAN ASPEK KENYAMANAN PADA JALUR PEDESTRIAN PENGGAL JALAN PROF. SOEDHARTO, SEMARANG (NGESREP (PATUNG DIPONEGORO) - GERBANG UNDIP) KAJIAN ASPEK KENYAMANAN PADA JALUR PEDESTRIAN PENGGAL JALAN PROF. SOEDHARTO, SEMARANG (NGESREP (PATUNG DIPONEGORO) - GERBANG UNDIP) ABSTRAKSI Jalur pedestrian merupakan wadah atau ruang untuk kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, maupun lembaga yang berhubungan dengan perguruan tinggi, yang mempunyai

Lebih terperinci

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah diberikan sebagai pedoman awal dalam perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Umum Jakarta Selatan.

Lebih terperinci

Kelompok 3. Edwin septian yusuf ( ) Iva marviana s ( ) Sindy ( ) Roxanne ( ) Reza

Kelompok 3. Edwin septian yusuf ( ) Iva marviana s ( ) Sindy ( ) Roxanne ( ) Reza Kelompok 3 Edwin septian yusuf (625090208) Iva marviana s (625100188) Sindy (625090139) Roxanne (625102002) Reza PERSEPSI Persepsi Perngertian persepsi : Proses diterimanya rangsang(objek,kualitas,hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. profesional, diharapkan karyawan bekerja secara produktif. Pengelolaan karyawan. dan pengembangan karirnya (Mangkunegara, 2011: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. profesional, diharapkan karyawan bekerja secara produktif. Pengelolaan karyawan. dan pengembangan karirnya (Mangkunegara, 2011: 1). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu organisasi atau perusahaan, peranan manajemen sumber daya manusia (SDM) sangatlah penting. Dengan pengaturan manajemen SDM secara profesional,

Lebih terperinci

BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN

BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Pendekatan dengan menggunakan metode komparatif mengenai ergonomi sebagai landasan dalam penelitian yang telah banyak dilakukan oleh beberapa

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR Nur Widia Wardani Nurul Ulfatin E-mail: nurwidia_wardani@yahoo.co.id, Universitas Negeri Malang, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Meningkatnya kebutuhan akan rumah, terbatasnya lahan, serta tingginya nilai lahan menjadi fenomena umum yang terjadi hampir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini, sebanyak 232 responden dari penelitian ini terdiri dari laki-laki 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini, sebanyak 232 responden dari penelitian ini terdiri dari laki-laki 82 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian Berikut disajikan hasil analisis data yang didapat dari lapangan, Pada bagian awal disajikan karakteristik responden

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini, di Bandung mulai banyak menjamur mini market-mini market yang menjual barang dengan harga serba 5000 rupiah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beragam aktivitas dilakukan manusia setiap harinya baik itu makan, bekerja, belajar, beristirahat, ataupun bermain. Aktivitas belajar dan bekerja merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kerja. 2 Iklim kerja atau cuaca kerja yang terlalu panas atau dingin dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan industri dengan produk dan distribusinya telah menimbulkan suatu lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu berusaha untuk menciptakan suasana yang enak. dan nyaman dimana saja berada. Pada mulanya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu berusaha untuk menciptakan suasana yang enak. dan nyaman dimana saja berada. Pada mulanya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Manusia selalu berusaha untuk menciptakan suasana yang enak dan nyaman dimana saja berada. Pada mulanya manusia memerlukan jendela yang besar dan banyak pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) Julianus Hutabarat,Nelly Budiharti, Ida Bagus Suardika Dosen Jurusan Teknik Industri,Intitut Teknologi Nasional Malang

Lebih terperinci