Sinar-X (X-ray) Course Outline B7.1 BAB 7. Dr. Horasdia SARAGIH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sinar-X (X-ray) Course Outline B7.1 BAB 7. Dr. Horasdia SARAGIH"

Transkripsi

1 BAB 7 Sinar-X (X-ray) 7.1. Sinar-X Sebagai Gelombang Elektromagnetik Sinar-X ditemukan oleh seorang fisikawan Jerman, W.K. Roentgen, pada tahun Sinar-X termasuk gelombang elektromagnetik yang memiliki energi relatif sangat tinggi, yaitu: 200 ev sampai ev. Catatan : 1 ev = 1,602x10-19 Joule. Oleh karena itu, dapat menembus beberapa jenis bahan. Dahulu kala sebelum sinar-x ditemukan, untuk melihat segala organ yang ada di bagian dalam tubuh dilakukan dengan cara pembedahan. Untuk melihat kondisi keretakan tulang misalnya, suatu proses pembedahan harus dilakukan agar dapat mengamati bentuk dan tingkat keretakan yang terjadi. Setelah sinar-x ditemukan, pembedahan seperti itu tidak lagi dibutuhkan sehingga mengurangi tingkat kerusakan organ dan cacat yang ditinggalkan. Dengan menggunakan sinar-x, potret keadaan tulang dapat diperoleh dengan sangat jelas. Oleh karena itu, penemuan sinar-x merevolusi pengembangan teknologi peralatan kesehatan. Sebagaimana juga seperti beberapa jenis gelombang elektromagnetik yang lain, yang memiliki energi yang tinggi, sinar-x dapat membahayakan organ tubuh bila pemakaiannya atau dosisnya tidak pada porsi yang tepat. Penggunaan sinar-x harus mengacu pada aturan main yang dianjurkan. Energinya yang tinggi dapat merusak bagian-bagian tertentu dari organ tubuh, biasanya menyebabkan terjadinya sel kanker Pembangkitan Sinar-X Sinar-X dapat dibangkitkan (dihasilkan) dari atom-atom suatu material melalui suatu proses gangguan berupa tumbukan yang dilakukan dengan menggunakan elektron berenergi tinggi terhadap inti-inti atom material itu. Elektron pengganggu yang berenergi tinggi digerakkan dan dipandu untuk menuju dan menumbuk atom-atom material sampai ke pada inti atomnya, kemudian suatu reaksi fisika terjadi dan oleh peristiwa itu suatu sinar-x kemudian dipancarkan. Jenis material yang ditumbuk (digunakan) umumnya adalah logam tungsten dan logam molybdenum. Tumbukan antara elektron berenergi tinggi dengan atom-atom material akan menghasilkan panas yang sangat tinggi. Oleh karena itu, jenis material yang digunakan adalah jenis material yang memiliki titik leleh yang tinggi, seperti tungsten (titik leleh C) atau molybdenum. Proses tumbukan antara elektron berenergi tinggi dengan atom-atom tungsten atau molybdenum dilakukan pada suatu tabung ruang vakum (hampa udara). Sementara untuk menghasilkan elektron yang berenergi tinggi, suatu beda potensial (tegangan) yang tinggi harus diberikan, besarnya sekitar 25 kev. Sebelum elektron diberi energi tinggi, elektron yang dimaksud terlebih dahulu dibebaskan dari inti atomnya. Pembebasan ini biasa dilakukan melalui proses pemanasan. Untuk tujuan itu, dibuatlah material sumber elektron bebas dalam bentuk filamen yang dapat dialiri arus listrik. Ketika arus listrik dialirkan pada filamen, pada nilai tertentu filamen akan berpendar menyala, dan pada tingkat nyala tertentu, elektron-elektron terluar dari atom-atomnya akan terlepas bebas. Elektron-elektron yang terlepas bebas tersebut kemudian diberi energi yang tinggi melalui proses mempercepatnya dengan menggunakan tegangan yang tinggi. Tegangan pemercepatnya biasanya sekitar 25 kev. Elektron bebas yang dipercepat ini kemudian memiliki energi yang sangat tinggi dan diarahkan bergerak untuk menumbuk bahan tungsten, sehingga terjadi suatu reaksi terhadap inti-inti atom tungsten. Tumbukan dengan inti atom tungsten tersebut menghasilkan suatu reaksi fisika dan menghasilkan suatu pancaran sinar-x. Sistim tabung pembangkit sinar-x yang sederhana ditunjukkan pada gambar 7.1. B7.1

2 Gambar 8.1. Suatu sistim tabung pembangkit sinar-x. Filamen pemanas (heater filament) dipanaskan dengan mengalirkan arus listrik IF dari sumber tegangan VF. Pada saat nilai arus IF telah mencukupi, heater filament akan berpendar atau membara (menyala). Pada tingkat nyala tertentu, elektron-elektron yang ada di bagian permukaan filamen akan terlepas (tereksitasi). Untuk memberi energi yang tinggi kepadanya (melalui proses mempercepatnya), suatu beda tegangan yang tinggi kemudian diberikan, yang disuplai dari VA (high-voltage supply kv). Tegangan tinggi ini dihubungkan pada cathode dan rotating anode. Oleh karena itu, terjadi beda tegangan yang besar antara cathode dan rotating anode, sehingga apabila ada terdapat elektron bebas di sana akan mengalami percepatan dan bergerak menuju rotating anode. Dengan konfigurasi cathode dan rotating anode seperti gambar 7.1, yang mana material rotating anodenya dibuat dari bahan tungsten, elektron yang dipercepat tersebut akan bergerak menuju tungsten dan menumbuk atom-atom tungsten. Oleh karena terjadi proses tumbukan secara fisika, tungsten akhirnya memancarkan sinar-x. Material tungsten (rotating anode) dibuat dengan bentuk seperti piringan agar sinar-x dapat dihasilkan secara kontinu (berkelanjutan) dan homogen. Piringan tungsten dibuat dapat berputar (diputar oleh rotor pada kelajuan tertentu) agar panas yang dihasilkan oleh proses tumbukan tidak terkonsentrasi hanya pada satu titik sehingga bahan tungsten tidak meleleh. Elektron yang dipercepat yang berenergi tinggi itu akan menumbuk atom-atom tungsten dan bereaksi dengan inti-inti atom tungsten. Reaksi ini akan menghasilkan (memancarkan) radiasi sinar-x yang disebut dengan general radiation atau white radiation atau Bremsstrahlung radiation. Di samping itu elektron yang dipercepat yang berenergi tinggi itu dapat pula bereaksi dengan elektron-elektron orbital dari atom-atom tungsten yang akhirnya juga menghasilkan radiasi sinar-x yang disebut dengan characteristic radiation. Kedua jenis radiasi inilah yang dihasilkan di dalam suatu tabung sinar-x. White Radiation Ketika elektron berenergi tinggi itu masuk ke dalam atom tungsten pada saat terjadinya tumbukan dan bergerak mendekati intinya, gerak elektron itu akan dibelokkan (deflected) oleh inti atom tungsten (gambar 7.2). Arah gerak elektron berubah dari arah gerak awalnya. B7.2

3 Gambar 7.2. Skema proses pembelokan arah gerak elektron berenegri tinggi oleh inti atom tungsten. Dalam proses pembelokan ini, elektron dapat saja kehilangan energinya, dan dapat pula tidak. Jika elektron tidak kehilangan energinya, maka proses itu disebut hamburan elastis dan tidak ada sinar-x yang dihasilkan. Jika elektron kehilangan energinya, maka proses itu disebut hamburan tidak elastis dan energi yang hilang itu akan diubah dan diemisi dalam bentuk radiasi sinar-x. Radiasi yang dihasilkan dengan cara itu disebut white radiation. Probabilitas elektron kehilangan energinya bertambah besar bila nomor atom dari atom yang ditumbuk bertambah besar. Elektron berenergi tinggi dapat saja berinteraksi dengan lebih dari satu inti atom tungsten sebelum elektron itu kehilangan semua energinya dan berhenti. Interaksi terhadap banyak inti atom ini menghasilkan sebaran frekuensi radiasi sinar-x. Itulah sebabnya white radiation (general radiation) memiliki spektrum frekuensi yang lebar (gambar 7.3) Gambar 7.3. Spektrum sinar-x yang dihasilkan oleh atom-atom tungsten. B7.3

4 Characteristic Radiation Ketika elektron berenergi tinggi bertumbukan dengan atom-atom tungsten, elektron itu juga dapat berinteraksi dengan elektron-elektron orbital atom-atom tungsten, khususnya elektron yang berada pada orbital kulit paling dalam K. Elektron-elektron orbital pada kulit K ini dapat dieksitasi ke kulit yang lebih luar, yaitu L dan M. Elektron berenergi tinggi akan mentransfer energinya kepada elektron-elektron orbital kulit K atom tungsten untuk digunakan berpindah ke kulit yang lebih luar L atau M. Seseaat setelah energi yang diserap itu habis, elektron-elektron orbital yang tereksitasi tadi akan kembali ke kulit orbital awalnya K. Pada saat kembali ke kulit awalnya K, elektron-elektron orbital tersebut akan meradiasikan sinar-x dalam bentuk characteristic radiation α1, α2, β1, dan β2 (gambar 7.3). Charactersitic radiation ini tidak digunakan dalam bidang kesehatan. Sinar jenis ini digunakan untuk menelaah struktuk kristal dari suatu material yang sering digunakan pada ilmu material fisika dan kimia. Gambar 7.4. Konstruksi dasar cathode-anode suatu pembangkit sinar-x Teknologi Peralatan Sinar-X Teknologi peralatan sinar-x terus dikembangkan untuk tujuan kesempurnaan agar lebih efektif dan efesien. Konstruksi cathode-anode pada gambar 7.1 diperjelas bentuknya pada gambar 7.4. Komponen cahtode-anode ditempat-kan di ruang vacuum. Jumlah elektron-elektron yang akan dipercepat dapat diatur melalui besar arus yang dialirkan pada filamen. Proses penambahan tentu tidak dapat secara terus menerus dilakukan karena ada batas dimana filamen tidak lagi dapat bertambah panas walaupun arus listrik terus menerus diberikan. Atau, oleh karena terlalu panas (mendekati meleleh), filamen dapat menjadi putus. Bentuk cathode, dimana filamen ditempatkan, dibuat dengan bentuk cekung agar elektron-elektron bebas yang dihasilkan filamen dapat dikendalikan secara terfokus (tidak tersebar acak) bergerak menuju anode tungsten untuk menumbuk atom-atom tungsten. Permukaan anode tungsten dibuat bersudut agar sinar-x yang dihasilkan dapat keluar dari tabung pembangkit. Ukuran focal spot harus dikendalikan karena berkaitan dengan hasil potret pada film yang akan didapatkan nantinya. Sudut kemiringan focal spot di anode biasanya tersebar dari 5 15 derajat. Sudut yang semakin besar akan menghasilkan ukuran focal spot yang lebih lebar sehingga menghasilkan pancaran sinar-x yang melebar yang akibatnya menghasilkan potret pada film menjadi samar-samar (tidak dibutuhkan). Pada saat elektron bebas yang berenergi tinggi menumbuk (membombardir) permukaan anode, energi elektron tersebut hampir 90% dikonversi menjadi panas. Agar anode terhindar dari panas yang berlebihan, suatu teknik pemutaran kemudian dilakukan. Biasanya elemen anode diputar oleh suatu rotor pada kecepatan putar rpm (rotation per minute). B7.4

5 Gambar 7.5. Rangkaian listrik sederhana suatu pembangkit sinar-x. X-ray Tube Ratings Sejumlah faktor dapat mempengaruhi intensitas sinar-x yang dipancarkan oleh tabung generator, yaitu : (1) temperatur filamen yang dikendalikan melalui arus filamen (If), (2) beda potensial (besar tegangan) antara anode dan cathode (voltage tube, Vt), (3) jumlah elektron yang membombardir anode (tube current, ma), dan (4) jenis material anode. Rangkaian listrik sederhananya ditunjukkan pada gambar 7.5. Material Anode. Menggunakan jenis material yang bernomor atom yang lebih besar sebagai anode, menghasilkan efesiensi produksi sinar-x yang lebih tinggi. Misalnya : Platinum (nomor atom 78), menghasilkan white radiation yang lebih baik dibanding dengan tungsten (nomor atom 74) pada arus dan beda tegangan tabung yang sama. Tegangan Tabung. Tegangan tabung, Vt, dapat bersumber dari tegangan searah (dc) maupun tegangan bolak-balik (ac). Nilai tegangan tabung sangat bergantung pada tipe peralatan. Arus Tabung. Jumlah poton sinar-x yang dihasilkan suatu tabung pembangkit, bergantung pada jumlah elektron yang menumbuk anode, sehingga, oleh karena itu bergantung pada nilai arus tabung. Umumnya pada berbagai peralatan tabung sinar-x yang diproduksi saat ini, nilai arus tabung berada pada kisaran bebearapa ma sampai ratusan ma. Arus Filamen. Arus tabung akan bertambah bila tegangan tabung ditambah pada suatu arus filamen yang tetap. Namun, penambahan ini tidak secara terus menerus dapat terjadi. Akan ada suatu nilai tegangan tabung tertinggi dimana arus tabung tidak lagi dapat bertambah. Nilai tegangan tabung tertinggi itu disebut sebagai tegangan tabung saturasi. Pada keadaan seperti itu, arus tabung ditentukan oleh temperatur filamen atau arus filamen. Pada berbagai alat sinar-x yang ada saat ini, arus filamen adalah beberapa ampere yang dapat berbentuk arus dc atau arus ac. B7.5

6 Filter Tabung pembangkit sinar-x tentu saja juga menghasilkan sinar-sinar berfrekuensi lain yang tidak dibutuhkan pada saat dioperasikan untuk membangkitkan sinar-x. Sinar-sinar yang berfrekuensi yang tidak dibutuhkan ini perlu dihentikan agar tidak sampai mengenai tubuh pasien. Seperti telah disebutkan, tabung sinar-x akan menghasilkan sinar-x polycromatic (ragam panjang gelombang atau frekuensi). Frekuensi-frekuensi yang tidak dibutuhkan haruslah difiltrasi (disaring) dengan menggunakan suatu filter. Filter yang digunakan adalah suatu absorber (penyerap) dari frekuensi yang tidak dibutuhkan tadi. Absorbernya biasanya adalah suatu bahan metal atau compound yang dibuat dalam bentuk lembaran film tipis yang ditempatkan di antara pembangkit sinar-x dan pasien. Logam aluminium adalah suatu absorber yang sangat baik untuk menyerap sinar-x yang berenergi rendah. Sementara, logam tembaga (copper) sangat baik untuk menyerap sinar-x yang berenergi tinggi. Namun pada prakteknya, logam tembaga tidak pernah digunakan secara murni sebagai absorber karena logam tembaga juga dapat menghasilkan characteristic radiation (8 kev) yang seperti telah disebutkan tidak dibutuhkan untuk tujuan medis. Umumnya logam tembaga dicampur dengan logam aluminium (compound). Lapisan logam aluminium dengan tebal 3 mm dapat menyerap sekitar 90% sinar-x berenergi 20 kev. Pembatas Pancaran (Restrictors) dan Grids Agar supaya sinar-x yang dihasilkan oleh suatu generator dapat terkendali (luas dan pola penyinarannya serta dosisnya) sebelum menyinari si pasien, suatu restrictor (pembatas) dan suatu grids harus digunakan. Tipe restrictor yang paling umum digunakan adalah collimator (gambar 7.6). Gambar 7.6. Konstruksi dari suatu collimator. Dengan menggunakan collimator, ukuran luas pancaran dengan mudah dapat diatur (pengaturannya dapat dilakukan dengan bantuan pinyanaran lampu biasa). Luas penyinaran diatur dengan menggerakkan diaphragma. Bila pasien disinari dengan sinar-x, maka oleh tubuh pasien akan dihasilkan sinar-x terhambur (scattered X-ray). Sinar terhambur ini akan mengkaburkan potret yang akan terekam pada film, oleh karenanya haruslah dihilangkan. Untuk tujuan tersebut, suatu grids selalu digunakan yang diletakkan di antara pasien dan film perekam (gambar 7.7). Grids disusun oleh sekumpulan jalur-jalur yang memiliki pembatas-pembatas. Pembatas tersebut dibuat dari suatu bahan yang umumnya adalah logam aluminium atau material organic yang bertugas untuk menyerap sinar-x yang dihamburkan oleh tubuh pasien. B7.6

7 Gambar 7.7. Poton sinar-x yang dihamburkan oleh tubuh pasien yang dapat mengaburkan potret pada film, dapat dihilangkan dengan menggunakan suatu grids sehingga kualitas gambar pada film menjadi sangat baik. Detektor Sinar-X Detektor sinar-x yang biasa digunakan adalah suatu film atau suatu detektor radiasi. Namun yang sering kita jumpai adalah rekaman dalam bentuk film. Film Sinar-X Film sinar-x adalah suatu film photographic yang tersusun dari substrat plastik yang transparan yang terbuat dari acetate atau polyester yang kedua sisinya dilapisi dengan suatu light-sensitive emulsion. Komponen bahan emulsi adalah silver halide crystal dengan ukuran butir dari 0,1 sampai 1 μm. Ada juga silver bromide crystal dan gelatin. Silver bromide crystal, apabila terkena sinar, menghasilkan suatu elektron bebas yang dapat berikatan dengan ion-ion silver untuk membentuk suatu atom silver. Silver iodide 1 10% digunakan sebagai sensitizer. Atom silver adalah berwarna hitam. Sebagai hasilnya, ketika film dikenai sinar (atau hanya bagian-bagian tertentu), maka bagian film yang terkena sinar itu akan menjadi hitam. Proses penghitaman tersebut secara langsung dikaitkan dengan energi dari cahaya yang menyinarinya, yaitu perkalian dari intensitas sinar dengan lamanya penyinaran. B7.7

8 7.4. Metode Diagnosa Sinar-X A. Conventional X-ray Radiography Komponen-komponen dasar dari suatu sistim radiografi konvensional ditunjukkan pada gambar 7.8. Gambar 7.8. Komponen-komponen dasar dari suatu sistim radiografi konvensional. Sinar-X yang polychromatic dihasilkan dan dipancarkan dari anode. Sinar ini kemudian difiltrasi untuk menghilangkan sinar yang memiliki tingkat-tingkat energi tertentu yang tidak dibutuhkan. Suatu grid diletakkan di antara pasien dan film perekam, untuk menghilangkan radiasi terhambur yang dibangkitkan oleh tubuh pasien. Hasil akhir yang didapatkan adalah suatu potret yang terekam pada selembar film transparan yang selanjutnya dapat didiagnosa. B7.8

9 1. Penumbra atau Geometric Unsharpness Ukuran focal spot dari suatu pembangkit sinar-x akan menyebabkan terjadinya suatu efek pengaburan (blurring) dari potret sinar-x yang dihasilkan pada film (gambar 7.9). Gambar 7.9. Ukuran focal spot suatu pembangkit sinar-x menyebabkan terjadinya efek pengaburan potret pada film. Suatu objek titik P (yang terdapat pada tubuh pasien) seharusnya akan terpotret sebagai suatu titik juga pada film perekam. Namun, oleh karena focal spot memiliki ukuran tertentu sebesar f, sehingga potret yang dihasilkan pada film bukan suatu titik, akan tetapi seperti suatu noda, yaitu suatu titik yang samar-samar (kabur). Lebar dari pengaburan titik ini, yaitu: d, didefenisikan sebagai geometric penumbra atau geometric unsharpness. Hubungan d dengan ukuran focal spot dirumuskan sebagai : ft d = ( S t) dari perumusan di atas dapatlah kita nyatakan bahwa untuk mereduksi pengaburan pada potret di film, ukuran f dan t haruslah dibuat sekecil mungkin dan S dibuat sebesar mungkin. Untuk alasan inilah sehingga pada pemotretan dengan sinar-x, pasien harus diletakkan sangat dekat dengan film (yaitu : jarak t diusahakan sependek mungkin) dan sangat jauh dari sumber sinar (yaitu : jarak S harus dibuat sebesar mungkin). 2. Film Magnification Andaikan suatu objek O yang lebarnya Lo ada di dalam tubuh seorang pasien yang akan dipotret dengan sinar- X. Objek O tersebut berjarak t dari film (gambar 7.10). Lo akan diperbesar oleh suatu faktor penguatan : B7.9

10 r m L1 = L 0 = S ( S t) dimana L1 adalah ukuran objek pada film dan Sf adalah jarak antara focal spot dan film. Dari perumusan di atas terlihat bahwa, perbesaran ukuran suatu objek pada film ditentukan oleh nilai Sf dan t. Agar ukuran objek pada film mendekati sama dengan ukuran sebenarnya, maka Sf >> t. f f Gambar Suatu objek akan mengalami perbesaran dengan ratio Sf/(Sf-t). B. Conventional Tomography Metode X-ray conventional memiliki banyak keterbatasan. Pertama, metode ini hanya memberikan gambaran dua dimensi dari suatu benda yang berstruktur tiga dimensi. Beberapa struktur tertentu tidak dapat digambarkan dengan sempurna. Informasi tentang kedalaman suatu benda di dalam tubuh pasien tidak dapat disajikan. Bukan saja itu, oleh karena hasil potret dari beberapa bidang menjadi saling tindih menindih, maka penyelidikan terhadap ketidak normalan bagian tubuh yang halus sukar teramati. Kedua, hasil X-ray conventional tidak memberikan informasi tentang perbedaan terhadap jaringan-jaringan lunak (soft tissue) di dalam tubuh. Ketiga, dengan X-ray conventional kita tidak dapat mengukur kerapatan berbagai jaringan dengan cara kuantitatif. Suatu solusi terhadap permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan tomographical imaging technique atau tomography (tomo artinya potong atau cut). Tomography X-ray adalah suatu teknik X-ray khusus yang dapat mengaburkan (menghilangkan) gambar-gambar yang tidak dibutuhkan dan menonjolkan gambar-gambar yang perlu diselidiki. Teknik ini pertama-tama dikembangkan oleh BOCAGE dari Francis. Prinsip tomography ditunjukkan pada gambar Bagian-bagiannya adalah X-ray tube (source), film, dan suatu struktur logam yang dapat berotasi di titik porosnya yang disebut sebagai fulcrum plane. Film digerakkan seiring dengan pergerakan sumber X-ray, namun arahnya berlawanan. Segala bagian yang ditempatkan (berada) pada bidang fulcrum akan terpotret secara jelas. Semua bagian yang ada di atas atau di bawah bidang fulcrum akan terpotret sangat samar. Misalkan ada dua objek di dalam tubuh seorang pasien seperti ditunjukkan pada gambar 7.11, yang direpresentasikan oleh benda lingkaran dan kotak. Lingkaran tepat berada pada bidang fulcrum, sementara kotak ada di atasnya. Pada saat X-ray source digerakkan secara continu ke kiri, film juga digerakkan B7.10

11 secara kontinu ke arah yang berlawanan. Kelajuan gerak film diatur sedemikian rupa pada saat X-ray source bergerak sehingga gambar dari lingkaran tetap berada pada posisi yang sama pada film, sementara gambar kotak bergeser, yang tadinya di sebelah kiri lingkaran menjadi ke sebelah kanan lingkaran. Kondisi seperti ini akan menghasilkan gambar lingkaran yang tajam dan gambar kotak menjadi sangat samar. Susunan peralatan dan cara kerja seperti di atas di sebut linier tomography. Gambar Prinsip kerja suatu sistim linier topography. DAFTAR PUSTAKA 1. Hill, C.R. (Physics Department, Institute of Cancer Research, UK), Physical Principles of Medical Ultrasonics, 2 nd Edition, John Wiley & Sons Ltd., UK, Davidovits, P. (Boston College Massachusetts, USA),, Second Edition, Elsevier Science, Academic Press, USA, Aston, R. (Pennsylvania State University, USA), Principles of Biomedical Instrumentation and Measurement, Macmillan Publ. Company, USA, Urone, P.P. (California State University, USA), Physics With Health Science Applications, John Wiley & Sons, Inc. USA, Cameron, J.R. (University of Wisconsin, USA), Medical Physics, John Wiley & Sons, Inc. USA, B7.11

UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AJARAN 2011/2012

UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AJARAN 2011/2012 UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AJARAN 2011/2012 Matakuliah : Fisika Kesehatan Program Studi : Ilmu Gizi Hari, tanggal : Jumat, 22 Juni 2012 Sifat : Buku tertutup Dosen Waktu : Yosi Apriansari, M.Si Supardi,

Lebih terperinci

Sinar X. (Diajukan Guna Memenuhi Tugas Fisika Modern) Oleh :

Sinar X. (Diajukan Guna Memenuhi Tugas Fisika Modern) Oleh : Sinar X (Diajukan Guna Memenuhi Tugas Fisika Modern) Oleh : Nur Izzati R. (120210102026) Nanda Nurarivikka F. (120210102029) Novida Ismiazizah (120210102090) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

DISTRIBUSI ENERGI ATOM BERDASARKAN TEMPERATUR PADA PERCOBAAN FRANK HERTZ

DISTRIBUSI ENERGI ATOM BERDASARKAN TEMPERATUR PADA PERCOBAAN FRANK HERTZ LAPORAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DISTRIBUSI ENERGI ATOM BERDASARKAN TEMPERATUR PADA PERCOBAAN FRANK HERTZ Oleh : Agus Purwanto Sumarna JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Biomekanika. Course Outline B2.1 BAB 2. Dr. Horasdia SARAGIH

Biomekanika. Course Outline B2.1 BAB 2. Dr. Horasdia SARAGIH BAB 2 Biomekanika 2.1. Pengertian Biomekanika Mekanika adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang gerak benda-benda. Jika kita membahas gerak maka kita berhadapan dengan bagian dari mekanika yang disebut

Lebih terperinci

12/03/2015 SEKILAS SEJARAH. PERTEMUAN KE-3 PEMBENTUKAN DAN PENDETEKSIAN SINAR-X Nurun Nayiroh, M.Si TABUNG SINAR-X SKEMA TABUNG SINAR-X

12/03/2015 SEKILAS SEJARAH. PERTEMUAN KE-3 PEMBENTUKAN DAN PENDETEKSIAN SINAR-X Nurun Nayiroh, M.Si TABUNG SINAR-X SKEMA TABUNG SINAR-X MK DIFRAKSI SINAR-X SEKILAS SEJARAH PERTEMUAN KE-3 PEMBENTUKAN DAN PENDETEKSIAN SINAR-X Nurun Nayiroh, M.Si William Roentgen menemukan sinar-x yang memiliki sifat: 1. Merambat dengan lintasan lurus 2.

Lebih terperinci

Vidya Ikawati. Keywords : sinar-x, FSA, single phasa, MA, HU

Vidya Ikawati. Keywords : sinar-x, FSA, single phasa, MA, HU Perbandingan Ketahanan Panas Focus Spot Area 0,3 mm Tabung Sinar- X Single Phasa pada High Speed Rotation dengan Low Speed Rotation Rentang Uji 50-150 MA Vidya Ikawati Program Studi Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh. 1. Pendahuluan Sinar X adalah jenis gelombang elektromagnetik. Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895, ia menemukan secara tidak sengaja sebuah gambar asing dari generator

Lebih terperinci

Dualisme Partikel Gelombang

Dualisme Partikel Gelombang Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT)

PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT) PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan fisika radiasi sebagai dasar dalam diagnosa Roentgenografi. POKOK BAHASAN : Fisika radiasi Sub pokok bahasan : 1. Konsep dasar sinar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Prinsip Kerja Sinar-X Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang di dalamnya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung Roentgen dihubungkan ke

Lebih terperinci

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER)

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) Oleh: Kusnanto Mukti / M0209031 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012 I. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar- BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan teknologi sangat cepat pertumbuhannya dari suatu negara, perkembangan tersebut hampir menyeluruh disegala bidang terutama dibidang kelistrikan. Sejak berkembangnya

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd)

Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd) Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd) Spektroskopi difraksi sinar-x (X-ray difraction/xrd) merupakan salah satu metoda karakterisasi material yang paling tua dan paling sering digunakan

Lebih terperinci

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF)

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) Philips Venus (Picture from http://www.professionalsystems.pk) Alat X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) memanfaatkan sinar

Lebih terperinci

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Fisika Kuantum - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0799 Version: 2012-09 halaman 1 01. Daya radiasi benda hitam pada suhu T 1 besarnya 4 kali daya radiasi pada suhu To, maka T 1

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI 1. EKSITASI ATOMIK 2. SPEKTRUM EMISI HIDROGEN 3. DERET SPEKTRUM HIDROGEN 4. TINGKAT ENERGI DAN

Lebih terperinci

+ + MODUL PRAKTIKUM FISIKA MODERN DIFRAKSI SINAR X

+ + MODUL PRAKTIKUM FISIKA MODERN DIFRAKSI SINAR X A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari karakteristik radiasi sinar-x 2. Mempelajari pengaruh tegangan terhadap intensitas sinar x terdifraksi 3. Mempelajari sifat difraksi sinar-x pada kristal 4. Menentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Sejarah Penemuan Sinar-X Sinar-X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Rontgen pada tanggal 8 November 1895. Pada saat Rontgen menyalakan sumber

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN TEORI FOTON Gelombang Elektromagnetik termasuk cahaya memiliki dwi-sifat (Dualisme)

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 (50 MENIT)

PERTEMUAN KE 3 (50 MENIT) PERTEMUAN KE 3 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan faktor faktor pembentuk dalam radiografi POKOK BAHASAN : Faktor faktor pembentuk radiografi Sub pokok bahasan : 1. Interaksi antara sinar

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB XIV ARUS BOLAK BALIK Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

METODE X-RAY. Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

METODE X-RAY. Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : METODE X-RAY Kristalografi X-ray adalah metode untuk menentukan susunan atom-atom dalam kristal, di mana seberkas sinar-x menyerang kristal dan diffracts ke arah tertentu. Dari sudut dan intensitas difraksi

Lebih terperinci

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam

Lebih terperinci

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL Kekerasan Sifat kekerasan sulit untuk didefinisikan kecuali dalam hubungan dengan uji tertentu yang digunakan untuk menentukan harganya. Harap diperhatikan bahwa

Lebih terperinci

Pertanyaan Final (rebutan)

Pertanyaan Final (rebutan) Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. a. Pompa Vakum Rotary (The Rotary Vacuum Pump) Gambar 1.10 Skema susunan pompa vakum rotary

PEMBAHASAN. a. Pompa Vakum Rotary (The Rotary Vacuum Pump) Gambar 1.10 Skema susunan pompa vakum rotary PENDAHULUAN Salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh lapisan tipis adalah Evaporasi. Proses penumbuhan lapisan pada metode ini dilakukan dalam ruang vakum. Lapisan tipis pada substrat diperoleh

Lebih terperinci

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT FISIKA MODERN Radiasi Benda Hitam 1. Suatu benda hitam pada suhu 27 0 C memancarkan energi sekitar 100 J/s. Benda hitam tersebut dipanasi sehingga suhunya menjadi 327 0 C.

Lebih terperinci

1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan

1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan 1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan setiap benda akan memancarkan cahaya bila dipanaskan, contoh besi yang dipanaskan warna yang terpancar tidak bergantung pada jenis bahan atau warna asalnya, melainkan

Lebih terperinci

Pembuatan Modul Petunjuk Praktikum Fisika pada Eksperimen Franck-Hertz

Pembuatan Modul Petunjuk Praktikum Fisika pada Eksperimen Franck-Hertz Pembuatan Modul Petunjuk Praktikum Fisika pada Eksperimen Franck-Hertz G. Budijanto Untung Tjondro Indrasutanto Herwinarso Abstrak. Telah dilakukan penelitian untuk menunjukkan bahwa energi elektron suatu

Lebih terperinci

Dhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP

Dhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP Pengaruh Teknik Tegangan Tinggi Terhadap Entrasce Skin Exposure( ESE ) dan Laju Paparan Radiasi Hambur Pada Pemeriksaan Abdomen Dhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan tanpa kesehatan yang baik segala yang dilakukan tidak akan maksimal.

Lebih terperinci

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di  dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa yang akan terjadi jika sinar-x ditembakkan ke permukaan logam seng? (A) tidak ada elektron

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX

ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX Youngster Physics Journal ISSN : 3-737 Vol. 4, No., Januari 5, Hal 33-38 ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX Aulia Narindra Mukhtar dan Heri Sutanto

Lebih terperinci

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi yang lebih tinggi dari sinar alpha. Partikel sinar beta memiliki massa yang lebih ringan dibandingkan partikel alpha. Sinar β merupakan

Lebih terperinci

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10, No.4, Oktober 2007 hal. 187-192 STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN Nanang Suriansyah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

10-3 mk). Hubungan tersebut disebut Hukum pergeseran Wien, yang dinyatakan oleh Wilhelm Wien ( ). (Baca juga : Radiasi Panas)

10-3 mk). Hubungan tersebut disebut Hukum pergeseran Wien, yang dinyatakan oleh Wilhelm Wien ( ). (Baca juga : Radiasi Panas) Hukum Pergeseran Wien, Hukum Radiasi Planck, Bunyi, Rumus, Contoh Soal, Jawaban, Radiasi Benda Hitam, Intensitas, Frekuensi, Teori, Fisika - Berikut ini adalah materi lengkapnya : 1. Hukum Pergeseran Wien

Lebih terperinci

Karakterisasi XRD. Pengukuran

Karakterisasi XRD. Pengukuran 11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id APA ITU KIMIA INTI? Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi

Lebih terperinci

PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL

PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana sains SURYA

Lebih terperinci

Fisika Modern (Teori Atom)

Fisika Modern (Teori Atom) Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor DC Motor DC adalah suatu mesin yang mengubah energi listrik arus searah (energi lisrik DC) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran rotor. [1] Pada dasarnya, motor

Lebih terperinci

DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN

DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN Pengelasan adalah suatu proses dimana bahan dengan jenis sama digabungkan menjadi satu sehingga terbentuk suatu sambungan melalui ikatan kimia yang dihasilkan dari pemakaian

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN Paket C 2011 Program IP Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Pembacaan jangka sorong berikut ini (bukan dalam skala sesungguhnya) serta banyaknya angka penting adalah. 10 cm 11 () 10,22

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ). PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1.Dasar dasar Fisika sinar-x Sinar-X atau sinar Rontgen ditemukan oleh W.C.Rontgen pada tahun 1895 merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang sangat pendek (

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telah menciptakan inovasi terhadap perkembangan sistem radiografi konvensional ke sistem radiografi digital. Sistem radiografi berawal dari penemuan

Lebih terperinci

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI suatu emisi (pancaran) dan perambatan energi melalui materi atau ruang dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel 2 3 Peluruhan zat

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM - Perpindahan panas matahari kebumi disebut salah satu contoh peristiwa radiasi - Setiap benda memancarkan radiasi panas - Pada suhu 1 K benda mulai berpijar kemerahan seperti

Lebih terperinci

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER DASAR DASAR KELISTRIKAN Dasar dasar kelistrikan Komposisi benda Substance Suatu benda bila kita bagi, kita akan mendapatkan suatu partikel yang disebut Molekul, Molekul bila kita bagi lagi kita kan mendapatkan

Lebih terperinci

Rudi Susanto

Rudi Susanto LISTIK DINAMIS udi Susanto http://rudist.wordpress.com 1 Tujuan Instruksional Dapat menentukan arus listrik, hambatan listrik, energi listrik, daya listrik serta dapat menggunakan hukum Ohm dan aturan

Lebih terperinci

PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK

PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari efek/gejala fotolistrik secara eksperimen. 2. Menentukan fungsi kerja/work function sel foto (photo cell). 3. Menentukan nilai tetapan Planck

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional

Tujuan Instruksional Arus Listrik 1 Tujuan Instruksional Dapat menentukan arus listrik, hambatan listrik, energi listrik, daya listrik serta dapat menggunakan hukum Ohm dan aturan Kirchhoff pada analisa rangkaian listrik.

Lebih terperinci

DASAR-DASAR RADIOLOGI

DASAR-DASAR RADIOLOGI DENTAL RADIOGRAFI Prinsip dan Teknik BAB 1 DASAR-DASAR RADIOLOGI 1.1. SEJARAH S inar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen, seorang professor fisika dari Universitas Wurzburg, Jerman. Saat itu ia melihat

Lebih terperinci

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya. Arus Listrik Arus listrik adalah arus elektron dari satu atom ke atom di sebelahnya. Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x 10 18 yang melewati satu titik pada setiap

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Feni Fitriyani 1, Suharyana 1, Muhtarom 2

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES Nama Kelompok: 1. Diah Ayu Suci Kinasih (24040115130099) 2. Alfiyan Hernowo (24040115140114) Mata Kuliah Dosen Pengampu : Ilmu Material Umum : Dr.

Lebih terperinci

ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN

ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN Ahmad Rizal Sultan 1) Abstrak : Secara umum, tiap jenis lampu listrik memiliki umur sendiri. Namun karena berbagai faktor umur rata-rata belum

Lebih terperinci

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA)

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN PROGRAM SP4 Tahun anggaran 004 RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) Oleh: Agus Purwanto Slamet MT Sumarna

Lebih terperinci

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1.

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Hasil perhitungan klasik ini dikenal sebagai Hukum Rayleigh-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar-x pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895 memberikan hal yang sangat berarti dalam perkembangan

Lebih terperinci

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi

Lebih terperinci

PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM

PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM ISSN 1979-2409 Penentuan Kestabilan Sparking Spektrometer Emisi Menggunakan Bahan Paduan Aluminium (Agus Jamaludin, Djoko Kisworo, Darma Adiantoro) PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

TEORI ATOM. Awal Perkembangan Teori Atom

TEORI ATOM. Awal Perkembangan Teori Atom TEORI ATOM Awal Perkembangan Teori Atom Teori atom pada masa peradaban Yunani Demokritus, Epicurus, Strato, Carus Materi tersusun dari partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dibagi lagi Partikel

Lebih terperinci

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

D. 80,28 cm² E. 80,80cm² 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sinar-X Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, cahaya tampak (visible light) dan sinar ultraviolet, tetapi dengan panjang

Lebih terperinci

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Retno Kusumawati Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan prinsip kerja elemen dan arus listrik yang ditimbulkannya

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma A. PENDAHULUAN Pada umumnya suatu instrumen atau alat (instalasi nuklir) yang dibuat dengan didesain atau direncanakan untuk dapat

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

Jenis-jenis Monitor. Gambar 1. CRT

Jenis-jenis Monitor. Gambar 1. CRT Jenis-jenis Monitor 2.4.1 Monitor tabung CRT Tabung sinar katoda (bahasa Inggris: cathode ray tube atau CRT) yang ditemukan oleh Karl Ferdinand Braun, merupakan sebuah tabung penampilan yang banyak digunakan

Lebih terperinci

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si. DETEKTOR RADIASI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor radiasi. Prinsip: Mengubah radiasi menjadi

Lebih terperinci

TEORI PERKEMBANGAN ATOM

TEORI PERKEMBANGAN ATOM TEORI PERKEMBANGAN ATOM A. Teori atom Dalton Teori atom dalton ini didasarkan pada 2 hukum, yaitu : hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier), massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa

Lebih terperinci

Penentuan Energi Eksitasi Elektron dan Panjang Gelombang Foton Menggunakan Percobaan Franck-Hertz

Penentuan Energi Eksitasi Elektron dan Panjang Gelombang Foton Menggunakan Percobaan Franck-Hertz Penentuan Energi Eksitasi Elektron dan Panjang Gelombang Foton Menggunakan Percobaan Franck-Hertz Evi Nurafida (081411331018), Rahmatul Izza N.A. (081411331028), Miftachul Nur Afifah (081411331062) Laboratorium

Lebih terperinci

FISIKA MODERN DAN FISIKA ATOM

FISIKA MODERN DAN FISIKA ATOM MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-14 CAKUPAN MATERI 1. TEORI RELATIVITAS KHUSUS. EFEK FOTOLISTRIK 3. GELOMBANG DE BROGLIE 4. ATOM HIDROGEN 5. DIAGRAM

Lebih terperinci

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE A. Handjoko Permana *), Ari W., Hadi Nasbey Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta 13220 * ) Email:

Lebih terperinci

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan)

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan) Mekanisme Kerja Devais Sel Surya Sel surya merupakan suatu devais semikonduktor yang dapat menghasilkan listrik jika diberikan sejumlah energi cahaya. Proses penghasilan energi listrik itu diawali dengan

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A PREDIKSI 7 1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A B C D E 2. Pak Pos mengendarai sepeda motor ke utara dengan jarak 8 km, kemudian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M0209054, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021) ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha

Lebih terperinci

PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR

PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR Penumbuhan film tipis semikonduktor di atas substrat dapat dilakukan secara epitaksi. Dalam bahasa yunani epi berarti di atas dan taksial berarti menyusun dengan kata

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Laporan Kimia Analitik KI-3121 Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 19 Oktober 2012 Tanggal Laporan : 2 November 2012 Asisten

Lebih terperinci

PENGUKURAN SUHU MENGGUNAKAN THERMOMETER INFRA MERAH

PENGUKURAN SUHU MENGGUNAKAN THERMOMETER INFRA MERAH SEMINAR LITERATUR PENGUKURAN SUHU MENGGUNAKAN THERMOMETER INFRA MERAH ZULFA 0503111062 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2009 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR

Lebih terperinci

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif Ella nurlela 1, purwantiningsih 1, Budi Santoso 1 1 Program Studi Fisika, Universitas Nasional, Jalan Sawo Manila,

Lebih terperinci

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar Bab II Ruang Bakar Sebelum berangkat menuju pelaksanaan eksperimen dalam laboratorium, perlu dilakukan sejumlah persiapan pra-eksperimen yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan pedoman

Lebih terperinci