BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap kegiatan organisasi selalu di arahkan untuk mencapai tujuan tertentu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap kegiatan organisasi selalu di arahkan untuk mencapai tujuan tertentu"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kegiatan organisasi selalu di arahkan untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan jenis organisasinya, baik organisasi yang bergerak di bidang produksi maupun organisasi yang bergerak di bidang jasa. Tujuan utama organisasi adalah memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya untuk mempertahankan kelangsungan hidup para anggota pekerja serta untuk mempertahankan kelangsungan hidup para anggota pekerja serta untuk kemajuan perusahaan sendiri kemudian meningkatkan kesejahteraan bagi anggotanya. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, khususnya organisasi industri membutuhkan beberapa faktor sumber daya yang meliputi dua kelompok besar yaitu saran yang memadai dan tenaga kerja manusia sebagai tenaga pengolahnya. Sumber daya manusia sebagai tenaga pengelola bertanggung jawab untuk memanfaatkan sumber daya lainnya didalam organisasi tersebut yaitu perlengkapan termasuk mesinmesin, metode kerja, waktu, dan material. Masuknya seorang sebagai anggota organisasi industri tidak terlepas dari usahanya memenuhi kebutuhan akan rasa aman secara ekonomi. Selain itu, bekerja juga merupakan sarana untuk mengadakan interaksi sosial dan sarana untuk mendapatkan penghargaan. 1

2 2 Saat ini dunia industri diwarnai dengan persaingan antar perusahaan yang sangat kompetitif. Pada perusahaan yang bergerak di bidang industri maka hal yang menjadi pusat perhatiannya adalah output berupa kualitas maupun kuantitas dari produk yang dihasilkan. Adapun service atau pelayanan merupakan fokus perhatian dari perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan adalah suatu perusahaan yang bergerak di bisnis jasa yang menawarkan jasa penginapan. Hotel dapat di definisikan sebagai bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan dan penginapan berikut makanan dan minuman. Perhotelan sebagai suatu bisnis jasa, akan menekankan kepada pentingnya pelayanan yang diberikan kepada tamu hotel, oleh karena itu perlu diperhatikan kualitas dari sumber daya manusianya agar mereka dapat memberikan pelayanan semaksimal mungkin. Tersedianya fasilitas seperti kolam renang, restoran dan lain-lain juga penting, namun semua itu tidak akan optimal bila pengelola dari hotel tersebut tidak baik. Di kota Bandung, hotel sangat banyak diminati terutama pada saat weekend maupun hari libur lainnya. Maka dari itu perkembangan hotel di kota Bandung sangat pesat. Sudah banyak hotel yang dibangun di kota Bandung. Namun hanya beberapa hotel yang sekaligus mengembangkan apartemen, diantaranya Hotel Galeri Ciumbuleuit, Hotel Apartemen Grand Setiabudi, Royal hotel dan Apartemen Setiabudi, Marbella Suites Bandung, dan La Grande Merdeka.

3 3 Setiap konsumen yang mencari hotel pada dasarnya akan mencari hotel yang letaknya strategis yang ada dipusat kota, yang dekat dengan pusat perbelanjaan, tempat wisata atau hiburan, maupun tempat wisata kuliner. Disini peneliti melihat beberapa hotel tempatnya memang terletak di pusat kota, namun ada hotel yang letaknya jauh dari pusat kota, yaitu hotel apartemen Marbella Suites Bandung. Peneliti melihat bahwa hotel tersebut mampu bersaing dengan hotel apartemen lainnya yang terletak di pusat kota, misalnya dalam trip advisor, maupun rating dalam Travelloka. Marbella dapat bersaing dengan hotel lain dan tetap dijadikan pilihan tempat untuk menginap para konsumen terutama konsumen yang dari luar kota. Selain dari tempat yang cukup jauh pusat kota, peneliti tertarik untuk meneliti di hotel yang juga sekaligus mengembangkan apartemen, dan mempunyai bintang antara bintang empat dan bintang 5. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti di hotel dan apartemen Marbella Suites Bandung. Marbella Suites Hotel diresmikan pada tanggal 09 September Nama perusahaan dari Marbella Suites Bandung ini adalah PT. Graha Komitra. Nama pengurus dari Marbella Suites Bandung Adalah Adwien Danu Suhendro. Marbella Suites Bandung adalah hotel ketiga setelah Marbella Anyer (Resort Hotel), dan Marbella Kemang (Apartment) yang didirikan oleh Marbella Group. Bapak Kosmian Pudjiadi dan Ratih Pudjiadi adalah pemilik dari Marbella Suites Bandung itu sendiri. Arti dari logo Marbella Suites Bandung itu sendiri dapat diartikan sebagai air yang biru menandakan bahwa Marbella Suites Bandung sumber kehidupan bagi setiap orang baik karyawan, management, owner dan tamu yang datang ke Marbella

4 4 Suites Bandung. Dan matahari terbit (Sunrise) manandakan bahwa dengan semangat pagi, Marbella Suites Bandung akan selalu berusaha sebaik mungkin untuk melayani tamu hingga tamu tersebut dapat kembali lagi ke Marbella Suites Bandung. Konsep didirikannya Marbella Suites Bandung adalah Service Apartment dimana sebagian unit yang terdapat di Marbella Suites Bandung adalah Apartment dan Hotel yang dikelola secara professional. Terdapat 180 units yang disediakan oleh Marbella Suites Bandung, yang terdiri dari 78 units Apartment dan 102 units Hotel. Apartement dengan 16 lantai ini menawarkan hawa sejuk dan panorama perbukitan di kawasan Bandung bagian utara. Semua unit apartment dilengkapi ruang keluarga dan dapur kecil. Lama pembangunan Marbella Suites Bandung sekitar 18 bulan. Bangunan itu dilengkapi pusat kebugaran, restoran, ruang pertemuan, dan kolam renang. Saat ini, unit yang sudah tersedia berada pada satu menara, yaitu Barcelona. Terdapat dua menara lainnya, yaitu California dan Athena, akan dibangun. Menara California direncanakan rampung dibangun dalam dua tahun. Adapun jadwal penyelesaian menara Athena belum dapat dipastikan. Hotel Marbella Suites Bandung ini sebagai suatu organisasi dalam bidang jasa terdiri dari departemen yaitu Front Office, Housekeeping, Food and Beverage, Finance Account, Sales and Marketing, Human Resources, Engineering, dan Purchasing yang memiliki fungsi kerja masing-masing. Dari departemen-departemen yang ada, dibagi menjadi divisi non operasional dan divisi operasional. Divisi non operasional, Finance Account, Sales and Marketing, Human Resources, Engineering, dan Purchasing. Divisi operasional adalah departemen yang secara langsung

5 5 memberikan pelayanan pada konsumen setiap hari dan setiap saat yaitu Front Office, Housekeeping, dan Food and Beverage. Di hotel Marbella Suites Bandung, presentase dari tingkat hunian hotel setiap tahunnya tidak stabil, bahkan cenderung menurun. Menurut bagian marketing, hotel harus mencapai target untuk weekday (minggu sampai kamis) yaitu 50% dari keseluruhan jumlah kamar. Target untuk weekend (jumat dan sabtu) harus mencapai 100%. Target dapat tercapai di tahun pertama dan kedua, di tahun selanjutnya target hotel semakin menurun. Misalnya pada saat weekday tamu yang menginap terkadang hanya 20% atau 30% dari jumlah kamar. Jika melebihi targetpun, kebanyakan tamu yang menginap berasal dari tamu grup dan revenue atau keuntungan yang didapatkan oleh hotel tidak seimbang dengan tamu individual. Menurut pihak hotel pada bagian HRD (Human Resources Development), selain akibat dari semakin banyak hotel yang ada di kota Bandung, penurunan tingkat hunian juga salah satunya disebabkan dari hasil kerja karyawan pada departemen yang kurang memuaskan, salah satunya departemen housekeeping. Hal tersebut terlihat dari semakin lama semakin sering keluhan-keluhan yang berasal dari tamu. Housekeeping adalah salah satu unit departemen yang menangani hal-hal yang berkaitan dengan kebersihan, keindahan dan kerapihan lingkungan hotel baik kamar maupun area-area umum lainnya, agar seluruh tamu hotel merasa nyaman selama berada di hotel. Departemen housekeeping mempunyai kontribusi yang sangat besar untuk meningkatkan image hotel secara keseluruhan, jadi karena banyaknya keluhan dari para tamu tentang pelayanan housekeeping mengakibatkan image hotel menjadi memburuk. Secara umum, hotel harus senantiasa menjaga pelayanan kepada

6 6 tamu hotel dan menjaga lingkungan hotel khususnya kamar tetap bersih dan dalam kondisi yang baik agar tamu hotel merasa puas. Bila pelayanan pada tamu hotel kurang maksimal, berbau tidak sedap dan kotor maka tamu akan mempunyai kesan negatif terhadap hotel. Hal itu dapat membuat menurunnya image hotel yang berdampak pada turunnya tingkat hunian. Dari Guest Comment yang diisi oleh para tamu hotel, didapat data bahwa hal yang paling dominan yang dikeluhkan adalah mengenai lambatnya pelayanan dari karyawan departemen housekeeping, terutama dibagian room attendant. Misalnya lambatnya permintaan pergantian linen, lambatnya pelayanan dalam mengantar peralatan yang diminta tamu (ekstra bed, towel, slipper, atau barang-barang lain yang dibutuhkan oleh tamu), tidak ada penjelasan dari karyawan apabila barang yang diminta tidak ada atau tidak diperkenankan dikamar, lambatnya pelayanan dalam membersihkan kamar, dan tidak maksimalnya dalam membersihkan kamar. Keluhankeluhan yang ada tersebut lebih banyak berasal dari family yang menginap, dibandingkan misalnya dari tamu-tamu grup sebuah perusahaan. Karena jika dibandingkan tamu familly atau individual yang menginap tentu mereka ingin diberikan pelayanan yang terbaik karena mereka membayar langsung, sementara untuk tamu grup sendiri semua biaya ditanggung oleh perusahaan. Pelayanan yang kurang baik tersebut diberikan oleh karyawan di bagian departemen housekeeping. Karyawan yang termasuk staff pada departemen housekeeping berjumlah 15 orang yang terdiri dari seorang manager, 2 orang supervisor, dan 12 karyawan kontrak (bagian ordertaker dan room attendant). Pada karyawan housekeeping bagian room attendant yang sudah lama bekerja, dapat di

7 7 angkat menjadi karyawan bagian order taker. Perbedaannya karyawan room attendant bekerja menggunakan fisik misalnya dalam membersihkan kamar, sementara untuk karyawan order taker diam di office mengerjakan laporan-laporan dan mengangkat telfon dari tamu jika ada barang atau hal yang kekurangan yang ada di dalam kamar. Para karyawan room attendant pun ingin mendapatkan pengangkatan di posisi tersebut. Namun memang membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mendapatkan pekerjaan dengan status pekerjaan yang lebih tinggi serta diperlukan prestasi yang baik untuk kemudian diberikan penilaian oleh atasan atau pihak departemen. Untuk mendapatkan kenaikan posisi pada level yang lebih tinggi tersebut, atasan melihat dari kinerja karyawan. Atasan melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap bawahan-bawahannya namun tidak terlalu ketat, atasan hanya mengecek jika karyawan telah selesai membersihkan kamar. Dari hal tersebut, karyawan merasa bahwa atasan hanya melihat dari output atau hasil, bukan saat proses karyawan bekerja. Atasan juga lambat dalam menanggapi keluhan dari karyawan, jika karyawan mengeluhkan mengenai kekurangan alat maka atasan tidak langsung approve mengenai kekurangan tersebut Karyawan juga merasa sering kesulitan menghadapi complain dari tamu, dari hal-hal kecil misalnya masalah di linen atau alat yang kurang pada kamar tidak ditanggapi dengan cepat oleh atasan. Dalam pembagian kerja atau tugas (job description) yang ada sudah jelas, namun karyawan mengeluhkan mengenai tanggung jawabnya yang melebihi job description sebagai room attendant karena sebenarnya tugas mereka hanya

8 8 membersihkan kamar namun sekarang harus membersihkan seluruh koridor di sepanjang jalan menuju kamar hotel, karena seharusnya itu adalah tanggung jawab dari Public Area. Karyawan juga mengeluhkan mengenai atasan yang tidak cepat tanggap jika ada tamu yang complain masalah hotel atau kekurangan hotel. Sementara karyawan merasa tidak melakukan salah, sehingga membuat karyawan tetap mengakui kesalahan dan harus lebih memberikan servis yang lebih baik tanpa peran serta dari atasan. Menurut karyawan, misalnya ada tamu yang complain mengenai kebisingan misalnya ada perbaikan atau maintenance di appartement, langsung menegur room attendant padahal yang mengerjakan pekerjaan tersebut adalah bagian dari engineering. Jika karyawan mengeluhkan hal tersebut pada atasan, atasan tidak langsung menanggapi keluhan dari karyawan dan tidak cepat melakukan tindakan atas complain tamu tersebut, sehingga karyawan merasa kinerjanya semakin menurun jika hal-hal tersebut terjadi. Berdasarkan hasil interview dengan karyawan room attendant, beberapa karyawan mengeluhkan mengenai penilaian yang dinilai perusahaan di anggap tidak adil dan tidak transparan, karyawan merasa hanya orang yang ada hubungan dekat dengan atasan yang mendapatkan penilaian yang baik, padahal mereka bekerja secara sama dengan membersihkan jumlah room yang sama, dan jika ada yang belum selesai membersihkan kamar pun mereka saling membantu. Kemampuan kerja karyawan dinilai sama dengan karyawan yang bekerja secara malas-malasan, karyawan yang merasa sudah optimal dalam bekerja namun tetap dipandang kurang. Berbeda dengan karyawan yang memiliki faktor kedekatan, pada kenyataannya tetap mendapat

9 9 penilaian yang baik dari atasan. Karyawan juga tidak mengetahui mengenai salah satu isi dari penilaian tersebut, misalnya dari cara menggunakan peralatan saat make over room karena pada saat kekurangan alat pun atasan tidak langsung approve sehingga karyawan menggunakan alat seadanya. Terkadang beberapa karyawan juga tidak pernah mendapatkan feedback dari atasan sehingga mereka tidak mengetahui kesalahan-kesalahan mereka. Jika karyawan menanyakan mengenai hasil penilaian kerja mereka yang kurang baik, atasan hanya memberikan penjelasan untuk meningkatkan kinerja karyawan tersebut. Pemilihan the best employee dilakukan selama sebulan sekali dan setahun sekali (of the month and of the year). Adapun cara penilaian yang dilakukan di bagian housekeeping adalah dengan supervisor menentukan terlebih dahulu beberapa orang kandidat, kemudian salah seorang karyawan dipilih langsung oleh manager dari housekeeping untuk di ajukan menjadi penerima the best employee tersebut. Namun karyawan merasa tidak adil, karena penilaian untuk menjadi kandidat the best employee tersebut tidak bersifat transparan dan hanya supervisor yang mengetahuinya. Tidak berupa skor angka maupun abjad, hanya dilihat dari pengamatan supervisor saja. Tidak di anggap adil juga karena yang menjadi kandidat dinilai karyawan bukan dari hasil kerja karyawan namun karena lamanya dan seberapa dekat karyawan dengan supervisor tersebut padahal karyawan lain merasa kerja yang dilakukan sudah maksimal. Peneliti melakukan observasi langsung terhadap kerja dari room attendant yang sering mendapatkan the best employee dan yang tidak pernah mendapatkan the

10 10 best employee, ternyata hasil dan cara bekerja karyawan tersebut sama yaitu dari langkah-langkah membersihkan kamar, prosedur making bed, prosedur membersihkan bathroom. Para karyawan mengetahui urutan pekerjaan yang harus dikerjakan serta melakukannya sesuai dengan job description yang harus dilakukan. Namun tetap saja karyawan dinilai kurang oleh atasan, karyawan merasa kurang adanya penghargaan dari atasan. Hal di atas menunjukkan gejala ketidakpuasan pada diri karyawan departemen housekeeping. Rasa tidak puas terhadap pekerjaannya akan termanifestasikan dalam menghadapi pekerjaan yang selanjutnya dapat mempengaruhi disiplin kerjanya. Sehingga makin lama karyawan juga merasa dorongan internal dari dalam dirinya sendiri yang terkadang dirasa kurang kuat untuk mengejar target yang tinggi. Karyawan departemen housekeeping yang baru diangkat menjadi karyawan kontrak merasa pihak hotel kurang menjamin kesejahteraan mereka dengan tidak disediakannya tunjangan bagi karyawan yang sudah berkeluarga dan tidak disediakannya asuransi kesehatan. Mereka mengharapkan agar disediakannya tunjangan bagi keluarga dan disediakannya asuransi kesehatan. Memang sebenarnya ada jatah untuk asuransi kesehatan maupun tunjangan, namun proses untuk mendapatkan hal tersebut sangat lama. Padahal mereka menginginkan keadilan dari perusahaan untuk disamaratakan dengan karyawan yang sudah lama bekerja dan dengan di posisi yang lama. Dari kesempatan untuk mengembangkan karir di departemen housekeeping dirasakan tidaklah mudah dengan proses yang cukup panjang selain dengan penilaian

11 11 yang dilakukan sekurang-kurangnya selama 6 bulan. Awalnya karyawan memang bersemangat dan menunjukkan kinerja yang optimal namun kelamaan karyawan merasa pekerjaan yang dilakukan kurang tanggapan positif dari atasan, dan apabila karyawan dekat dengan atasan maka proses kenaikan pangkat tersebut akan lebih mudah. Dari kebijakan perusahaan beberapa bulan ini karyawan mengeluhkan bahwa sekarang perusahaan lebih sering untuk merekrut karyawan baru dari luar perusahaan, daripada mengangkat karyawan lama yang ada di perusahaan Karyawan mengharapkan agar pimpinan mereka lebih peduli kepada bawahannya, terkadang pimpinan tidak ada di tempat dan jika karyawan menemukan kesulitan saat bekerja atasan kurang menanggapi kesulitan yang dihadapi oleh karyawannya tersebut. Karyawan jika melakukan salah ditegur namun tidak diberitahu solusi untuk menghadapi kesalahan tersebut, namun jika karyawan melakukan hal positif misalnya bekerja melebihi target contoh karyawan bisa dengan cepat atau tepat waktu dalam menyelesaikan tugas membersihkan kamar, atasan tidak akan memberikan pujian pada bawahannya tersebut dan tidak ada penilaian positif yang diberikan atasan sehingga tidak memicu karyawan untuk bekerja lebih baik dan membuat karyawan merasa kurang diperhatikan oleh atasan dan tidak bisa optimal dalam bekerja. Karyawan mengharapkan agar atasan bisa memberikan penghargaan ketika mereka berhasil mengerjakan pekerjaannya dengan baik, walaupun penghargaan tersebut hanya berupa ucapan terimakasih. Adapula perbedaan cara pandang antara supervisor dan para karyawan dalam proses penilaian prestasi kerja yang menimbulkan suatu kondisi kerja yang tidak

12 12 menyenangkan. Kondisi ini membuat karyawan merasa tidak puas atas penilaian penghargaan The Best Employee karena sebaik apapun mereka bekerja tidak akan mendapatkan nilai prestasi kerja yang tinggi dan otomatis tidak akan mendapatkan The Best Employee dan kinerja karyawan menjadi kurang produktif sehingga karyawan memperlihatkan perilaku yang tidak diharapkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil interview yang dilakukan kepada supervisor mengenai bagaimana cara penilaian terhadap karyawan serta dalam menentukan the best employee. Awalnya supervisor menentukan 3 kadidat untuk kemudian dipilih satu karyawan oleh manager housekeeping sebagai the best employee. Namun pada saat peneliti menanyakan bagaimana cara supervisor menilai serta kriteria apa saja yang dijadikan acuan oleh supervisor untuk menentukan kandidat ternyata tidak ada. Itu hanya berdasarkan pengamatan supervisor saja tanpa ada kriteria tertentu dari perusahaan. Hal yang sama juga peneliti dapat dari hasil interview dengan manajer housekeeping, manajer tersebut menjelaskan bahwa untuk memilih karyawan menjadi the best employee ada beberapa kriteria yaitu absensi kehadiran, loyalitas terhadap pekerjaan, sikap kerja, cara kerja, dan pengetahuan. Saat ditanya mengenai daftar penilaian tertulis tersebut tidak ada karena memang sesuai penilaian menurut dari atasan sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan Supervisor Housekeeping dan catatan yang diperoleh dari supervisor, karyawan saat ini sering tidak tepat waktu saat masuk kerja seharusnya pukul karyawan harus sudah berkumpul untuk briefing terlebih dahulu sebelum bekerja namun kebanyakan karyawan masih berada di loker

13 13 bahkan belum datang ke hotel. Karyawan housekeeping juga sering melakukan kesalahan, misalnya tidak masuk kerja dengan tidak memberikan alasan, istirahat sebelum waktu istirahat tiba, adapula yang menggunakan waktu kerja tidak sesuai dengan peraturan perusahaan, misalnya ketika jam kerja berlangsung karyawan berbincang-bincang sambil meminum kopi dengan rekan kerjanya dan membicarakan hal diluar pekerjaanya. Keluhan dari atasan juga berupa seringnya karyawan melakukan kesalahan dalam bekerja, berupa pemasangan linen yang kurang rapi, masih ada lipatan-lipatan, masih ada debu yang menempel di meja dan masih adanya air di lantai kamar mandi atau bathtub. Oleh karena itu, Supervisor terkadang sering meminta pada Room Attendat untuk mengulangi proses make up room yang tidak memenuhi standar tersebut. Peneliti mengobservasi cara karyawan bekerja yang tidak sejalan dengan SOP. Misalnya, pada saat make over room karyawan mensiasati pekerjaannya agar lebih cepat yaitu mengunakan peralatan yang seharusnya tidak boleh digunakan, contoh menggunakan towel untuk membersihkan bathtub. Dari perilaku-perilaku tersebut karyawan terlihat tidak disiplin dalam pekerjaanya serta karyawan tidak mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan telah melakukan usaha-usaha untuk mengurangi pelanggaran terhadap aturan perusahaan, misalnya dengan melakukan berbagai macam sangsi terhadap pelanggaran yang dilakukan karyawan. Sangsi tersebut antara lain dengan memberikan surat peringatan pertama, sampai akhirnya memberikan surat peringatan ketiga, maka karyawan tersebut tidak diijinkan untuk masuk kerja dan uang service yang diberikan perbulan dipotong. Walaupun telah diberikan berbagai macam sangsi,

14 14 para karyawan masih melakukan pelanggaran-pelanggaran, sehingga hal ini menimbulkan masalah terhadap perusahaan. Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Pada Karyawan Departemen Housekeeping Di Hotel Marbella Suites Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Suatu organisasi yang baik yang bergerak dibidang jasa maupun produksi sudah pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dalam usaha pencapaian tujuan organisasi, manusia merupakan salah satu sumber daya dalam organisasi yang memiliki peranan penting dan harus dimanfaatkan secara optimal, karena manusia merupakan faktor penentu yang mempengaruhi faktor-faktor lainnya dalam organisasi seperti faktor modal, mesin, material dan manajemen. Pesatnya kemajuan perusahaan akan sangat tergantung pada peran sumber daya yang paling berperan penting dalam meningkatkan produktivitas perusahaan. Suasana lingkungan yang menyenangkan dapat diciptakan oleh usaha dari individu sendiri maupun dari perusahaan. Usaha yang dilakukan oleh individu sendiri yaitu mereka akan berusaha menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan lingkungan pekerjaannya. Karyawan sebagai sumber daya yang penting serta diperlukan upaya untuk mempertahankan karyawan untuk menumbuhkan rasa puas karyawan terhadap perusahaan.

15 15 Discrepancy Theory menurut Locke (wexley & Yukl 1977 : 99) menerangkan bahwa kepuasan kerja seseorang tergantung selisih atau discrepancy antara apa yang di anggap telah didapatkan dengan apa yang diinginkan. Jumlah yang diinginkan dan karakteristik pekerjaan didefinisikan sebagai jumlah minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Seseorang akan merasa puas jika tidak ada selisih antara kondisi-kondisi yang diinginkan dengan kondisi-kondisi aktual. Semakin besar kekurangan dan semakin banyak hal penting yang diinginkan, semakin besar ketidakpuasannya. Jika jumlah pekerjaan yang ditentukan lebih banyak dan keuntungan yang diberikan banyak maka orang tersebut akan merasa lebih puas dibandingkan dengan mendapat selisih antara keinginan dan kenyataan. Kepuasan kerja merupakan hasil interaksi manusia dengan lingkungan dan bersifat individual, setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaannya yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan individu tersebut semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan. Begitu juga sebaliknya, bila semakin sedikit aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka individu tersebut akan merasakan ketidakpuasan. Kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan departemen housekeeping tentu saja berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena berbedanya kebutuhan tiap individu. Untuk memenuhi kebutuha hidupnya,seorang individu harus bekerja, dengan bekerja ia akan mendapatkan penghasila untuk memenuhi kebutuhannya. Seperti halnya karyawan depatemen housekeeping yang kebutuhan hidupnya akan terpenuhi apabila kebutuhan hidupnya sudah terpenuhi maka akan menimbulkan kepuasan dalam bekerja bagi karyawan tersebut.

16 16 Namun kenyataannya, para karyawan departemen housekeeping merasa yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan harapannya. Seperti karyawan room attendant yang merasa penilaian prestasi kerja karyawan yang dilakukan oleh supervisor tidak objektif, karyawan merasa hanya orang-orang yang terdekat saja yang mendapatkan penilaian prestasi kerja yang baik dan karyawan melihat rekan kerja yang kemampuan kerjanya dinilai sama bahkan bekerja secara malas-malasan dengan mereka namun karena ada faktor kedekatan tersebut rekan kerja dinilai lebih baik oleh supervisor. Karyawan juga mengaku tidak pernah mendapat feedback dari atasan sehingga mereka tidak mengetahui kesalahan-kesalahan mereka, penilaian tidak bersifat transparan. Selain itu, karyawan merasa perusahaan kurang menjamin kesejahteraan mereka. Hal tersebut menunjukan gejala ketidakpuasan pada diri karyawan departemen housekeeping. Rasa puas dan tidak puas terhadap pekerjaannya akan termanifestasikan dalam menghadapi pekerjaannya, yang selanjutnya dapat mempengaruhi kinerja karyawannya. Menurut Kreitner & Kinicki (2003 : 274), kepuasan kerja berkaitan dengan perilaku sebagai anggota organisasi yang baik. Perilaku sebagai anggota organisasi yang baik merupakan perilaku karyawan yang melampaui panggilan tugas. Jika karyawan puas dengan penilaian yang didapatkan maka karyawa akan menunjukkan kinerja yang baik, dan sebaliknya jika karyawan merasa tidak puas dengan hasil penilaian atasan maka akan berdampak pada kinerja yang kurang baik pula. Indikasi ini dapat dilihat dari perilaku kerja karyawan room attendant, karyawan tersebut tidak langsung melakukan pengecekan kondisi room tetapi mengobrol

17 17 dengankarywan lain di lantai paling atas sambil mengobrol mengenai hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Karyawan juga terkadang ada yang tidak masuk kerja tanpa memberikan alasan, ada yang datang terlambat dan beristirahat sebelum jam istirat tiba dan meninggalkan pekerjaan yang belum selesai. Disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang untuk menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas serta tanggung jawab. Sehingga akan mematuhi atau mengerjakan tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Sedangkan kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai denga peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya Singodimedjo (2002). Kedisiplinan di artikan jika karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Malayu Hasibuan, 2005). Perilaku disiplin kerja yang rendah ditunjukan dengan munculnya perilaku dimana karwayan tidak mematuhi peraturan perusahaan dan tidak mengerjakan tugasnya dengan baik sesuai aturan, seringnya datang terlambat, tidak masuk kerja tanpa alasan, mengobrol dan berkeliaran saat jam kerja, beristirahat lebih dari waktu yang sudah ditentukan, mengerjakan tugas dengan hasil yang kurang optimal. Ketidakpuasan yang terjadi pada karyawan departemen housekeeping karena apa yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Tempat

18 18 bekerja mereka belum dapat memenuhi keinginan mereka. Keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi akan memunculkan ketegangan (tension) dan membentuk keadaan yang tidak nyaman. Tension tersebut membuat individu bertingkah laku untuk mengurangi keadaan yang tidak nyaman tersebut. Perilaku tersebut akan terus terelihara sampai kebutuhan terpenuhi dan ketegangan akan reda jika kebutuhan karawan sudah terpenuhi. Karyawan mengatakan bahwa mereka berperilaku tidak menaati peraturan perusahaan sebagai bentuk protes karena mereka merasa terdapat kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi dan hal ini membuat mereka menjadi tidak nyaman dalam bekerja. Berdasarkan hal yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti mencoba merumuskan masalah : Seberapa erat hubungan antara kepuasan kerja dengan disiplin kerja karyawan departemen Housekeeping di Hotel Marbella Suites Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai persepsi karyawan terhadap penilaian kerja sebagai upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja pada karyawan bagian housekeeping di Hotel Marbella Suites Bandung. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui secara empirik kekuatan hubungan antara kepuasan kerja dan disiplin kerja karyawan bagian departemen Housekeeping Hotel Marbella Suites Bandung.

19 Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau bahan informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai teori-teori yang kepuasan kerja dan disiplin kerja serta proses-proses yang terjadi di dalamnya, terutama bagi mereka yang tertarik untuk meneliti hal yang serupa. Kegunaan Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi pihak hotel berkaitan dengan aspek psikologis karyawan dalam hal ini disiplin kerja dan kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan informasi tersebut diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk mengambil langkah selanjutnya.

Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Disiplin Kerja pada Karyawan Housekeeping di Hotel Marbella Suites Bandung

Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Disiplin Kerja pada Karyawan Housekeeping di Hotel Marbella Suites Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Disiplin Kerja pada Karyawan Housekeeping di Hotel Marbella Suites Bandung 1) Neni Amelia, 2) Lisa Widawati 1,2 Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki tempat-tempat menarik untuk pariwisata, salah satunya adalah kota Bandung. Bandung memiliki cukup banyak pilihan objek wisata, seperti wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata memiliki peran dalam pembangunan nasional, diantaranya sebagai sumber perolehan devisa, menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis dewasa ini yang tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien artinya dapat dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Manjemen Departemen Housekeeping di Singhasari Resort Sebagai section yang menangani kamar, maka room section dan public area sectiom harus dapat membuat hotel tersebut nyaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi dan semakin tingginya tingkat kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi dan semakin tingginya tingkat kesejahteraan 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Keberadaan industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi merupakan industri yang sangat menjanjikan dalam menghadapi persaingan industri pada abad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN. Tabel 6.1 Rangkuman Hubungan Kerjasama Departemen Housekeeping N O HUBUNGAN KERJASAMA DALAM HAL 6-1

BAB 6 KESIMPULAN. Tabel 6.1 Rangkuman Hubungan Kerjasama Departemen Housekeeping N O HUBUNGAN KERJASAMA DALAM HAL 6-1 BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian, pengolahan, dan analisis maka dapat disimpulkan hal-hal penting sebagai berikut : 1. Hubungan kerjasama antar departemen yang terdapat di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu industri yang berkembang sangat pesat dan mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hotel merupakan suatu industri yang dikelola oleh seseorang atau suatu badan usaha, yang bergerak dalam bidang jasa yang menyediakan tempat akomodasi. Hotel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bali yang ditetapkan sebagai pusat pariwisata di Indonesia bagian tengah merupakan daerah wisata yang terkenal dengan keramah tamahan penduduknya, adat istiadatnya,

Lebih terperinci

BAB 3 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 SIMPULAN DAN SARAN BAB 3 SIMPULAN DAN SARAN 3.1.Simpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai berikut : 1. Manager HRD (Human Resource Development) di Jambuluwuk Batu Village Resort

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan pada umumnya didirikan dengan tujuan dapat melangsungkan hidupnya dan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Pengelolaan sumber daya manusia sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor pembangunan yang mendatangkan devisa bagi negara adalah pariwisata. Di samping itu pariwisata juga merupakan industri yang besar yang dibangun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearah pemenuhan kebutuhan lainnya seperti makan, minum, rekreasi, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. kearah pemenuhan kebutuhan lainnya seperti makan, minum, rekreasi, olahraga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan zaman, akomodasi tidak hanya sekedar sarana tempat tinggal sementara bagi orang yang bepergian, tetapi sudah berkembang kearah pemenuhan

Lebih terperinci

PENGARUH EFEKTIVITAS PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTMENT DI ASTON BRAGA HOTEL & RESIDENCE BANDUNG

PENGARUH EFEKTIVITAS PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTMENT DI ASTON BRAGA HOTEL & RESIDENCE BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menghadapi arus globalisasi saat ini, sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan dalam aktivitas atau kegiatan perusahaan. Berhasil atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata. Banyaknya objek wisata baru di Yogyakarta ini membuat wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata. Banyaknya objek wisata baru di Yogyakarta ini membuat wisatawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta sebagai kota pariwisata, sedang giat dalam membangun industri pariwisata. Banyaknya objek wisata baru di Yogyakarta ini membuat wisatawan domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan di dalam keputusan

BAB I PENDAHULUAN. serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan di dalam keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hotel merupakan suatu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makanan dan minuman serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang cukup diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang cukup diminati oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang cukup diminati oleh sebagian besar masyarakat dari luar kota, khususnya pada saat akhir pekan maupun ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai perjalanan wisata yang bertitik tolak dari pemikiran bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai perjalanan wisata yang bertitik tolak dari pemikiran bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai keanekaragaman, memiliki peluang yang cukup besar dalam pengembangan sektor kepariwisataan dalam upaya mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Department, Purchasing Department, dan Security Department.

BAB 1 PENDAHULUAN. Department, Purchasing Department, dan Security Department. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai faisilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terserap di industri pariwisata, seiring dengan bergesernya kecenderungan

BAB I PENDAHULUAN. yang terserap di industri pariwisata, seiring dengan bergesernya kecenderungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata Indonesia khususnya Bali merupakan salah satu pilar penyangga yang menjadi kekuatan ekonomi negara sehingga banyak tenaga kerja yang terserap di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam penelitian ini. Adapun teori-teori yang akan digunakan adalah mencakup :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam penelitian ini. Adapun teori-teori yang akan digunakan adalah mencakup : BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk membahas lebih jauh permasalahan yang sedang diteliti, maka pada bab ini akan dijelaskan beberapa teori yang dapat dijadikan dan acuan pembahasan dalam penelitian ini. Adapun

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PKL. 3.1 Gambaran Singkat Hotel The Majesty Bandung. sebuah perusahaan yang bernama PT. Bandung Inti Kharisma (BAIK) yang

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PKL. 3.1 Gambaran Singkat Hotel The Majesty Bandung. sebuah perusahaan yang bernama PT. Bandung Inti Kharisma (BAIK) yang BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PKL 3.1 Gambaran Singkat Hotel The Majesty Bandung The Majesty Hotel & Apartment mulai beroperasi sejak tahun 2004. The Majesty Hotel & Apartment ini merupakan salah satu unit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis terutama di bidang pariwisata yang semakin kompetitif, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis terutama di bidang pariwisata yang semakin kompetitif, menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis terutama di bidang pariwisata yang semakin kompetitif, menuntut organisasi pada perhotelan cepat merespon dari segala bentuk perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini pertumbuhannya semakin meningkat. Perkembangan pariwisata saat ini demikian pesat, dan merupakan fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari manusia dan hanya dapat dikelola dan diselesaikan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari manusia dan hanya dapat dikelola dan diselesaikan oleh manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hotel merupakan sebuah akomodasi komersil yang bergerak dalam bidang bisnis melalui jasa penginapan,makanan dan minuman ataupun fasilitas lainnya dimana pada industri

Lebih terperinci

2.16 Pengeluaran Departemen Housekeeping Memperkirakan Pengeluaran Departemen Housekeeping Metode Pengendalian

2.16 Pengeluaran Departemen Housekeeping Memperkirakan Pengeluaran Departemen Housekeeping Metode Pengendalian ABSTRAK Hotel VUE PALACE merupakan salah satu hotel berbintang 3 di kota Bandung yang baru diresmikan pada tanggal 6 Maret 2007. Hotel ini memiliki 59 buah kamar. Sebagai industri yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai bidang industri, tak terkecuali pada industri Pariwisata. Persaingan tidak hanya terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan organisasi tersebut, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan organisasi tersebut, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kerja merupakan dunia tempat sekumpulan individu dalam melakukan suatu aktivitas kerja, baik di dalam perusahaan maupun organisasi. Masyarakat menyadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Perkembangan pariwisata diindonesia tidak bisa dilepaskan dari peran

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Perkembangan pariwisata diindonesia tidak bisa dilepaskan dari peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri pariwisata adalah industri yang perubahan dan perkembangannya dinamis. Perkembangan pariwisata diindonesia tidak bisa dilepaskan dari peran serta akomodasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut organisasi untuk berinovasi guna menghadapi tuntutan perubahan dan berupaya menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan telah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan telah menjadi salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai Kuta adalah salah satu daerah tujuan wisata yang terletak di Kecamatan Kuta. Daerah ini merupakan sebuah daerah tujuan wisata bagi wisatawan baik domestik maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata memiliki potensi cukup besar dalam usaha meningkatkan devisa negara. Pariwisata menjadi suatu kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah

Lebih terperinci

: Pengaruh Keseimbangan Kehidupan-Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan di Hotel Mercure Kuta ABSTRAK

: Pengaruh Keseimbangan Kehidupan-Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan di Hotel Mercure Kuta ABSTRAK Judul : Pengaruh Keseimbangan Kehidupan-Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan di Hotel Mercure Kuta Nama : Alland Christ Wida Wijaya NIM : 1006205168 ABSTRAK Keseimbangan Kehidupan-Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Peran sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas pada perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas pada perkembangan organisasi saat ini sangat diperlukan untuk mendukung kesuksesan perusahaan. Sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satu hal yang merupakan bagian dari pariwisata adalah hotel. Fungsi hotel adalah sebagai tempat menginap para wisatawan ketika melakukan liburan atau berkunjung kedaerah

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. pemandu wisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, industri pariwisata memegang

BAB I PENGANTAR. pemandu wisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, industri pariwisata memegang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa, hotel, jasa transportasi, restoran, kerajinan tangan dan lain

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa, hotel, jasa transportasi, restoran, kerajinan tangan dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan global, manajemen sumber daya manusia sangat penting dan harus diperhatikan oleh pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi perusahaannya. Agar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Untuk menjadi bagian dalam pembangunan Kecamatan Kandis, maka

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Untuk menjadi bagian dalam pembangunan Kecamatan Kandis, maka BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Singkat Hotel Mutiara Kandis Untuk menjadi bagian dalam pembangunan Kecamatan Kandis, maka didirikan Hotel Mutiara Kecamatan Kandis yang terletak dijalan lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, salah satunya adalah persaingan antar perusahaan. Dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, salah satunya adalah persaingan antar perusahaan. Dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, persaingan dalam berbagai bidang kehidupan semakin ketat, salah satunya adalah persaingan antar perusahaan. Dikarenakan banyaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu memegang peranan penting dalam suatu organisasi karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu memegang peranan penting dalam suatu organisasi karena 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Individu memegang peranan penting dalam suatu organisasi karena individu merupakan roda penggerak agar kegiatan sebuah organisasi dapat berjalan dengan lancar. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu adanya sebuah pengelolaan atau manajemen yang baik. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. perlu adanya sebuah pengelolaan atau manajemen yang baik. Dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan tempat wisata saat ini sudah semakin berkembang dan semakin beraneka ragam. Indonesia adalah salah satu negara pemilik kekayaan melimpah yang potensial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 7. Bonus (Departemen Khusus) 2. Tunjangan transportasi. 8. Service charge 3. Tunjangan kesehatan(bpjs) 9. Kantin 4.

BAB I PENDAHULUAN. 7. Bonus (Departemen Khusus) 2. Tunjangan transportasi. 8. Service charge 3. Tunjangan kesehatan(bpjs) 9. Kantin 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Star Hotel (sebelumnya bernama Best Western Star Hotel) adalah hotel bintang empat yang berlokasi sangat strategis di Jl. MT. Haryono

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, memiliki kekayaan alam dan seni budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, memiliki kekayaan alam dan seni budaya BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, memiliki kekayaan alam dan seni budaya yang sangat diminati oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kuta. Jendela pariwisata di Bali yang baru menonjol adalah Seminyak. Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Kuta. Jendela pariwisata di Bali yang baru menonjol adalah Seminyak. Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Bali sangat pesat, seperti yang terjadi didaerah Kuta. Jendela pariwisata di Bali yang baru menonjol adalah Seminyak. Daerah Seminyak mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena unsur manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana, dan pengendali

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Berdirinya Hotel Grand Angkasa Internasional Medan Pada tahun 1930 dibawah pimpinan kolonial belanda Grand Angkasa International hotel bernama Hotel Astoria.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan sebuah industri yang bergerak di bidang jasa dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan sebuah industri yang bergerak di bidang jasa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah industri yang bergerak di bidang jasa dan pelayanan yang mencakup beberapa komponen dan bidang-bidang yang saling berhubungan. Pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya berbagai pembangunan hotel, maka banyak pemilik modal

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya berbagai pembangunan hotel, maka banyak pemilik modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa perhotelan akhir-akhir ini sangat berkembang terutama di daerah wisata atau di pusat bisnis. Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebaik mungkin. Keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi tidak hanya dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebaik mungkin. Keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi tidak hanya dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat menentukan keberhasilan perusahaan, maka selayaknya SDM tersebut dikelola sebaik mungkin.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu organisasi atau perusahaan, baik swasta nasional maupun swasta asing berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri sebelumnya.

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK Yuliana Susi yulianasusi888@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Tujuan penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Adi Soenarno dalam bukunya Front Office Management (2006 :

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Adi Soenarno dalam bukunya Front Office Management (2006 : BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Lounge Menurut Adi Soenarno dalam bukunya Front Office Management (2006 : 364), : Lounge merupakan fasilitas penunjang untuk memberikan hiburan kepada tamu yang menginap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan wisatawan memiliki hubungan erat dengan kualitas pelayanan (jasa). Terjadinya loyalitas konsumen disebabkan adanya pengaruh kepuasan dan ketidakpuasan wisatawan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu diluar tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi merupakan sebuah istilah yang berhubungan dengan peningkatan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia diseluruh dunia melalui hubungan perdagangan,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG HOUSEKEEPING. Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah dan keeping ( to

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG HOUSEKEEPING. Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah dan keeping ( to BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG HOUSEKEEPING 2.1 PENGERTIAN HOUSEKEEPING Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah dan keeping ( to keep ) yang berarti memelihara, merawat, atau menjaga. Jadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dioperasikannya jalan tol CIPULARANG (Cikampek-Purwakarta-

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dioperasikannya jalan tol CIPULARANG (Cikampek-Purwakarta- 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak dioperasikannya jalan tol CIPULARANG (Cikampek-Purwakarta- Padalarang) pada akhir April 2005 yang menghubungkan Jakarta-Bandung, membuat jalur Jakarta-Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ditandai dengan semakin pesatnya perkembangan di segala kegiatan bisnis. Perubahan lingkungan sedemikian dinamis telah memaksa berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta kerangka berfikir.

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta kerangka berfikir. 1 BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta kerangka berfikir. A. Latar Belakang Masalah Setiap

Lebih terperinci

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4 Lampiran 4.1 Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4 Untuk membangun sebuah Hotel Resort khususnya Bintang 4 harus memperhatikan persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut : 1. Lokasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu fungsi operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat memberikan nilai kepuasan lebih terhadap pelanggan. Pelanggan umumnya mengharapkan produk berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang

Lebih terperinci

2015 ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTEK MAKE-UP ROOM OLEH PESERTA DIDIK DI EDOTEL SMK NEGERI 9 BANDUNG

2015 ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTEK MAKE-UP ROOM OLEH PESERTA DIDIK DI EDOTEL SMK NEGERI 9 BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara berkembang yang terus berupaya untuk melaksanakan pembangunan dalam berbagai sektor kehidupannya. Keberhasilan suatu Negara, dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pemerintah telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pemerintah telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang dipacu oleh pasar global, pemerintah telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, pendapatan pemerintah, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, pendapatan pemerintah, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu prioritas pembangunan yang sangat diharapkan dapat memberi kontribusi positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berbagai upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu setiap organisasi harus memperhatikan semua karyawannya. mencapai target atau tujuan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu setiap organisasi harus memperhatikan semua karyawannya. mencapai target atau tujuan yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan hal penting terhadap suatu organisasi baik secara individu atau kelompok, dan sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah perjalanan keliling dari suatu tempat ketempat lain, Berwisata merupakan suatu cara pemenuhan kebutuhan manusia untuk rekreasi dan liburan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini tidak terkecuali pada bisnis perhotelan yang juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini tidak terkecuali pada bisnis perhotelan yang juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan di berbagai sektor semakin cepat dalam era globalisasi sekarang ini tidak terkecuali pada bisnis perhotelan yang juga mengalami perubahan dari tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perhotelan dalam upaya penyediaan jasa akomodasi pariwisata di Indonesia semakin hari semakin menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pentingnya komunikasi tidak dapat dipungkiri demikian pula halnya di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Daya Tarik Wisata yang ada di Indonesia sangatlah beragam keindahan alamnya, khususnya kota Manado. Kota tersebut Tidak hanya dikenal oleh orang-orang Indonesia saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Puri Artha dikenal sebagai Hotel yang menerapkan adat tradisional

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Puri Artha dikenal sebagai Hotel yang menerapkan adat tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hotel Puri Artha dikenal sebagai Hotel yang menerapkan adat tradisional khas Yogyakarta yang kental akan budaya nya dan keramah tamahan, yang di kemas sedemekian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat. Karena persaingan dunia usaha yang semakin tinggi saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat. Karena persaingan dunia usaha yang semakin tinggi saat ini, 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia usaha semakin meningkat selaras dengan peningkatan kondisi perekonomian di Indonesia juga berarti adanya persaingan yang semakin ketat. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan akomodasi untuk tempat menginap wisatawan yaitu hotel.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan akomodasi untuk tempat menginap wisatawan yaitu hotel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai faisilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan Pemerintah Daerah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat meningkat. Cara kerja di setiap organisasi senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ujung tombak pelaksana kegiatan produksi. Begitu pula dengan PT X, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ujung tombak pelaksana kegiatan produksi. Begitu pula dengan PT X, sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang diketahui oleh setiap perusahaan bahwa karyawan merupakan ujung tombak pelaksana kegiatan produksi. Begitu pula dengan PT X, sebagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pambangunan nasional. Oleh karena itu, pendidikan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Sektor ini akan menciptakan banyak peluang kerja terkait

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Sektor ini akan menciptakan banyak peluang kerja terkait BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan. Sektor ini akan menciptakan banyak peluang kerja terkait pada kegiatan pariwisata seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kompetisi antar perusahaan semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kompetisi antar perusahaan semakin ketat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi saat ini, kompetisi antar perusahaan semakin ketat dengan perusahaan kompetitornya. Menghadapi situasi dan kondisi tersebut, perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pada dasarnya pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perekonomian yang bukan semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa saja, akan tetapi lebih mengarah

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang terpenting dalam suatu perusahaan maupun instansi pemerintah, hal ini disebabkan semua aktivitas dari suatu instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bisnis, maka selayaknya SDM tersebut dikelola sebaik mungkin. Kesuksesan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bisnis, maka selayaknya SDM tersebut dikelola sebaik mungkin. Kesuksesan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat menentukan keberhasilan bisnis, maka selayaknya SDM tersebut dikelola sebaik mungkin. Kesuksesan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam tantangan era globalisasi ini, persaingan antar lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam tantangan era globalisasi ini, persaingan antar lembaga-lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam tantangan era globalisasi ini, persaingan antar lembaga-lembaga pendidikan menjadi semakin kuat. Universitas-universitas swasta harus dapat bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Salah satunya adalah faktor sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Salah satunya adalah faktor sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu perusahaan yang sukses, selalu memperhatikan faktor-faktor penentu kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Salah satunya adalah faktor sumber daya manusia. Faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan hidup suatu organisasi/perusahaan saat ini dipengaruhi oleh era globalisasi, suatu proses dimana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung termasuk salah satu Kota Pariwisata dimana banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung termasuk salah satu Kota Pariwisata dimana banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung termasuk salah satu Kota Pariwisata dimana banyak dikunjungi para wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Tentunya para wisatawan yang berkunjung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana akomodasi, objek wisata, biro perjalanan usaha, restaurant, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. sarana akomodasi, objek wisata, biro perjalanan usaha, restaurant, dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya arus kunjungan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, fasilitas penunjang kepariwisataan juga meningkat seperti sarana akomodasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan suatu daerah terutama dengan adanya hubungan dengan otonomi daerah khususnya di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari banyak nya wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Dengan berkembang nya

BAB 1 PENDAHULUAN. dari banyak nya wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Dengan berkembang nya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan sektor pariwisata di Indonesia berkembang sangat pesat, terlihat dari banyak nya wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Dengan berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas menjadi prioritas dan kebutuhan utama setiap perusahaan. Setiap perusahaan tentunya akan berusaha untuk mendapatkan SDM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi bentuk masalah serta kekhawatiran selalu dihadapi para karyawan. Karyawan banyak mengalami permasalahan pekerjaan dari waktu ke waktu dan cenderung mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan. Hotel adalah salah satu badan

BAB I PENDAHULUAN. saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan. Hotel adalah salah satu badan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran serta akomodasi perhotelan, karena keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang saling melengkapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut akan diuraikan secara singkat, yang selajutnya penjelasan tersebut akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut akan diuraikan secara singkat, yang selajutnya penjelasan tersebut akan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian terhadap hasil-hasil karya yang relevan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci