AUDIT KONSTRUKSI BANGUNAN
|
|
- Hartanti Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KARYA TULIS AUDIT KONSTRUKSI BANGUNAN Disusun Oleh: APRI HERI ISWANTO, S.Hut, M.Si NIP DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008
2 KATA PENGANTAR Puji syukur pada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis mengenai Audit Konstruksi Bangunan. Tulisan ini berisi tentang gambaran umum secara singkat mengenai pekerjaan mengaudit suatu bangunan bersejarah dengan cara mendata semua komponen bangunan baik yang mengalami kerusakan ataupun tidak. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan tambahan informasi dibidang perlindungan bangunan. Akhirnya penulis tetap membuka diri terhadap kritik dan saran yang membangun dengan tujuan untuk menyempurnakan karya tulis ini. Desember, 2008 Penulis
3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii DAFTAR TABEL...iii DAFTAR GAMBAR...iv HASIL PENGAMATAN...3 REFERENSI...9
4 DAFTAR TABEL No Keterangan Halaman 1 Hasil Pembobotan Pada Tiap Kelompok Pekerjaan Konstruksi 3
5 DAFTAR GAMBAR No Keterangan Halaman 1 Kotoran Burung Pada Dinding Bangunan Bagian Luar Dekat Atap 4 2 Kerusakan Pada Bagian Lantai Bangunan Dibagian Luar Bangunan Utama Dan Bangunan Pendukung 3 Bagian Dalam Atap Bangunan Yang Kemungkinan Terkena Tetesan Air Hujan 4 Model Deteriorasi Pada Bangunan Gedung 6 Kondisi Atap Luar Gedung Yang Mengalami Kerusakan Akibat 8 Terkena Air Hujan Dan Terekspose Sinar Matahari
6 PENDAHULUAN Masalah perlindungan bangunan merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan untuk menjamin pemenuhan fungsinya. Berbagai bangunan yang dikenal selama ini memerlukan perlakuan perlindungan untuk mempertahankan fungsinya sesuai jangka waktu yang ditargetkan. Bangunan-bangunan seperti gedung perkantoran, perumahan, jembatan, dan lain-lain adalah bangunan-bangunan dengan jangka waktu penggunaan yang relatif lama. Agar target jangka waktu penggunaannya terpenuhi, maka pemeliharaanya harus dilaksanakan secara maksimal. Bangunan cagar budaya adalah salah satu bentuk / jenis bangunan yang perlu mendapatkan perlindungan bangunan yang lebih teliti karena disamping peran utamanya sebagai sebuah bangunan, keberadaan bangunan cagar budaya juga sebagai salah satu bukti perjalanan sejarah yang harus dipertahankan agar generasi-generasi selanjutnya tidak kehilangan akar budaya nenek moyang mereka. Keberadaan suatu tempat dan sejarah sangat erat dengan sumber memori individu dan memori kolektif yang memberi kontribusi pada identitas individu dan kolektif dimana karakter dan kepribadian tempat itu sendiri yang membedakannya dari tempat lain sehingga masyarakat yang tinggal di suatu tempat mempunyai rasa memiliki dan keterikatan dengan tempat itu. Bangunan tidak terlepas dari cacat bangunan yang merupakan kegagalan atau kelemahan fungsi, ketatalaksanaan, syarat-syarat atau tuntutan kebutuhan terhadap penggunaan bangunan gedung yang terrepresentasikan pada kondisi bangunan gedung tersebut, seperti kondisi struktur bangunan, bahan-bahan bangunan, layanan atau fasilitas lain yang mempengaruhi kondisi bangunan gedung (Watt, 1999). Sama seperti bangunan lainya bangunan cagar budaya juga rentan terhadap kerusakan atau cacat yang pada akhirnya dapat menyebabkan hancur dan musnahnya bangunan cagar budaya tersebut, sehingga identifikasi awal sangat diperlukan agar kerusakankerusakan yang terjadi dapat diketahui sebelum kerusakan yang terjadi menjadi lebih parah. Pemeriksaan atau survey sangat penting dilakukan pada bangunan. Pada suatu tipe bangunan tertentu, diperlukan sejumlah persyaratan atau ukuran yang dapat menetapkan kondisi bangunan tersebut. Pada saat ukuran kondisi bangunan (benchmark) tidak dapat ditentukan, maka kerusakan, devisiensi, dan ukuran
7 keparahan (severity) dapat digunakan sebagai acuan untuk kondisi bangunan. Tingkat keparahan sebuah kerusakan bangunan dan hal-hal yang berkaitan dengan kerusakan, deteriorasi, atau pelapukan yang diperkirakan mempengaruhi kondisi bangunan gedung ditentukan berdasarkan persepsi dan ekspektasi dari penghuninya. Kerusakan atau tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan pengaruhnya terhadap bangunan, tergantung pada determinasi awal, prioritas perbaikan, pemeliharaan, atau pekerjaan lain untuk meningkatkan performan atau kapabilitas. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan survey pada salah satu bagunan cagar budaya yaitu Istana Kepresidenan Cipanas untuk mengetahui keandalan seluruh atau sebagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarananya sekarang dan mengetahui kegiatan perawatan baik memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan guna menyatakan kelaikan fungsinya.
8 HASIL PENGAMATAN Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap kondisi bangunan Istana Kepresidenan Cipanas diperoleh hasil sebagaimana disajikan dalam Tabel 3 berikut : Tabel 3. Hasil Pembobotan Pada Tiap Kelompok Pekerjaan Konstruksi N o Objek pengamatan 1. Pekerjaan kuda-kuda - Kuda-kuda - Rangka atap - Pendukung kuda-kuda - Penutup atap Bobot (BB) % Hasil Pemeriksaan B S RR RS RP Nilai (Sn) Pondasi Rangka 19 dinding - Balok sloof 2 - Kolom 2 - Kolom 4 20 praktis - Balok 2 atas/ring beton 4. Langit-langit - Rangka - Plafon Dinding wallpaper rusak; ada kotoran burung 6. Kusen/daun - Pintu - Jendela Lantai di bagian luar turun; retak; pecah 8. Drainase halaman - Alat penerimaan air buangan - Saluran pembuangan - jalan 9. Utilitas - Penerangan 1 0,2 0, BB x Sn ,2 2, 1 0,2 1,2 1,2 2, Ket
9 - Air - Pengatur udara - Telekomunik asi 0,2 0,2 0,2 1,2 1,2 TOTAL Ket: B= Baik S= Sedang RR= Rusak Ringan RS= Rusak Sedang RP= Rusak parah 1,2 = 97,6% Dari Tabel 3 di atas dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan kondisi bangunan istana tergolong masih terawat dan mempunyai nilai 97,6 % atau masuk dalam kategori baik yaitu komponen tersebut masih berfungsi dengan baik dan ada pemeliharaan rutin Baiknya kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya 1). Jenis kayu yang digunakan adalah kayu dengan jati kualitas prima baik untuk rangka atap atas maupun untuk pintu dan jendela, 2). Pada struktur dinding gedung pembuatannya selain menggunakan bata merah juga diperkuat atau dilapisi dengan kerangka baja dan 3). Selalu dilakukan perawatan secara rutin. Pemeliharaan atau perawatan bangunan yang rutin dan pengawasan berkala yang terus menerus dilakukan oleh pihak pengelola istana terutama bagian rumah tangga. Pengawasan dan peninjauan secara rutin juga dilakukan oleh pemandu istana (guide) saat mereka bertugas memandu. Hal ini sesuai dengan tujuan perawatan yaitu usaha untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi agar bangunan dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Gambar 1 Kotoran Burung Pada Dinding Bangunan Bagian Luar Dekat Atap Namun demikian pada bangunan tersebut terjadi juga beberapa kerusakan, umumnya merupakan kerusakan non-struktural yaitu kerusakan pada pekerjaan finishing seperti plesteran berupa retak rambut pada dinding bangunan, pemasangan
10 keramik/lantai berupa ubin yang terangkat karena pergeseran tanah (Gambar 2), terkelupasnya wall paper pada ruang tamu dan ruang makan gedung induk, kondisi penutup atap dimana di beberapa bagian terdapat bekas bocoran air hujan (Gambar 3). Pada bagian atap diluar bangunan terdapat juga sedikit kerusakan terutama yang bersinggungan dengan talang. Akibat kerusakan atau kebocoran tersebut menyebabkan kerusakan juga pada bahan bangunan dibawahnya (Gambar 2). Kerusakan lainnya disebabkan oleh burung yang bersarang di sebagian atap bangunan (Gambar 1). Jika dibiarkan, lama kelamaan akan menimbulkan pengaruh yang sangat besar dimana akan mengundang faktor-faktor perusak bangunan. Gambar 2. Kerusakan Pada Bagian Lantai Bangunan Dibagian Luar Bangunan Utama Dan Bangunan Pendukung. Gambar 3. Bagian Dalam Atap Bangunan Yang Kemungkinan Terkena Tetesan Air Hujan. Menurut Triwiyono (2003) dalam Sulaiman (200) bahwa setiap kerusakan diusahakan dapat dideteksi sedini mungkin. Satu kerusakan dapat merembet, memicu dan memperparah kerusakan lainnya. Semakin dini dilakukan perbaikan maka semakin kecil biaya perbaikan tersebut atau semakin kecil biaya investasi total
11 bangunan. Agar bangunan dapat berfungsi selama layanannya (Gambar 4) maka perlu dilakukan perbaikan. Dari gambar tersebut terlihat bahwa perbaikan I dan II (umur bangunan T1 dan T2) menjadikan umur bangunan dari yang tidak mampu menjadi mampu bertahan dalam masa pemakaian yaitu selama Tn. Jika tidak dilakukan perbaikan sama sekali dalam masa pemakaiannya, maka umur bangunan tidak mencapai Tn dan garis kurva menunjukkan biaya perbaikan yang semakin tinggi. Kurva Model Deteriorasi Pada Bangunan Gedung Incepient Akselerasi Decelaselerasi Perawatan Energi Perawatan Waktu Gambar 4. Model Deteriorasi Pada Bangunan Gedung Bangunan Istana Negara Cipanas dominan menggunakan bahan kayu kelas awet I-II sebagai penyusun bahan konstruksi bangunan sehingga meskipun telah berumur 264 tahun namun masih tetap berfungsi dan masih eksis dalam memberikan fungsi dan pelayanannya. Selain itu, di Istana tersebut mempunyai penjaga, khususnya dalam mengawasi atau menjaga anggota konstruksi dari serangan iklim secara langsung. Perlakuan yang diberikan sederhana saja yaitu menjaga dan mencegah atap dari kebocoran. Bangunan istana merupakan kekayaan budaya bangsa yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan sebagai warisan budaya bangsa. Kasus ini mungkin membuka pengetahuan kita mengenai umur suatu bahan bangunan berupa kayu yaitu mempunyai umur pakai yang tahan lama.
12 Menurut Yap (1997), kayu dari kelas awet I, II dan III dapat bertahan selamalamanya jika ditempatkan pada kondisi yang tidak disenangi oleh unsur-unsur perusak kayu. Sedangkan kelas awet IV dan V akan bertahan selama 20 tahun lebih jika dilakukan perlakuan yang sama. Jenis dan sifat bahan bangunan yang digunakan juga sangat menentukan hasil yang diperoleh dari keterandalan bangunan. Penutup atap merupakan penentu utama dalam keterandalan ruangan. Hasil pengamatan terlihat genteng merupakan jenis penutup atap yang ideal dalam menentukan keterandalan bangunan, kemudian diikuti oleh seng aluminium, asbes gelombang dan yang paling jelek dalam menjaga komponen di bawah penutup atap ialah jenis penutup atap dari bahan seng bergelombang (Sulaiman 200). Penyebab kerusakan bangunan pada umumnya disebabkan oleh kesalahan manusia dalam merancang bangunan dan dalam pelaksanaannya, berupa buruknya konstruksi awal gedung dan kurangnya perawatan yang memadai setelah konstruksi. Namun dalam kasus Istana Cipanas ini perawatan bangunannya cukup memadai sebagaimana yang telah diuraikan di awal tulisan ini. Selain manusia, faktor perusak bangunan lainnya adalah perusak biologis misalnya rayap dan jamur. Namun dalam pengamatan terhadap istana Cipanas ini tidak ditemukan adanya rayap, yang ada hanya jamur yang tumbuh pada lipslank yang terkena bocoran air hujan dan pada kuda-kuda di bagian rangka atap (Gambar ). Hal ini disebabkan karena penutup atap tidak dijaga dari kebocoran atau penutup atap tidak melebar keluar, sehingga air hujan akan langsung mengenai lipslank tersebut sehingga menjadi lembab dan mengundang kehadiran jamur. Namun demikian pelapukan tetap dapat terjadi walau tanpa kehadiran jamur yaitu disebabkan oleh intensitas serangan air yang tidak diimbangi dengan pemasukan dan pengeluaran air.
13 Gambar. Kondisi Atap Luar Gedung Yang Mengalami Kerusakan Akibat Terkena Air Hujan Dan Terekspose Sinar Matahari Menurut Hunt dan Garrat (1986) dalam Sulaiman (200), pelapukan disebabkan oleh perubahan kadar air yang berulang-ulang, karena kayu bersifat higroskopis kayu mudah dipengaruhi oleh perubahan kelembaban atmosfir akibatnya permukaan kayu yang tidak terlindung akan mengabsorbsi lembab sehingga akan mengembang dalam kondisi basah dan menyusut dalam kondisi kering. Tetapi karena lambatnya transfusi kadar air timbulnya gaya tarik dan gaya tekan secara bergantian yang akhirnya menimbulkan kerusakan pada permukaan kayu. Selain itu faktor jamur, cahaya, air, angin, suhu dan partikel debu turut berperan dalam proses pelapukan kayu. Menurut Nandika (1997) dalam Sulaiman (200), air berperan penting dalam kerusakan kayu di bangunan. Pelapukan dapat terjadi bila terdapat jamur, sumber air dan sumber makanan (kayu). Sumber air yaitu air yang berada dalam kayu, air hujan, kondensasi/pengembunan, air tanah, air metabolisme dan pembasahan oleh pipa air. Faktor perusak biologis lain yaitu tumbuh-tumbuhan tidak didapati sebagai agen perusak karena semuanya tertata dengan rapi dan tidak ada yang berinteraksi langsung dengan bangunan, misalnya sebagai tanaman merambat maupun mengganggu bangunan dengan cabangnya. Namun yang mungkin dapat mengganggu adalah akar tanaman yang dapat mengganggu struktur pondasi dan lantai bangunan, tetapi dalam pengamatan juga tidak didapati kerusakan bangunan yang dapat diindikasikan sebagai gamgguan akar.
14 REFERENSI Watt DS.1999.Building Pathology Timber in Contruction, Principles and Practise. Blackwell Science. Leicester: De Montfort University. Keputusan menteri permukiman dan prasarana wilayah. Nomor: 332/kpts/m/2002. Tanggal 21 agustus Tentang pedoman teknis pembangunan bangunan gedung negara Undang-undang republik indonesia. Nomor 28 tahun Tentang Bangunan gedung Marpaung M A, Metode Konservasi Benda cagar Budaya dari Bahan Kayu, Direktorat Purbakala Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Jakarta. Samidi, Konservasi Bangunan cagar Budaya dari Kayu, Direktorat Purbakala Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Jakarta. Sulaiman Keterandalan Konstruksi Bangunan Pendidikan. Thesis Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor. Yap, K.H.F Konstruksi Kayu. Binacipta.
Struktur dan Konstruksi II
Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pemerintah, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai aset negara yang sangat melimpah, baik aset sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun aset milik negara yang di kelola oleh pemerintah, baik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Umum Bangunan Sekolah Kota Bogor memiliki 284 unit sekolah dasar (SD), 242 unit (85,2%) diantaranya merupakan sekolah dasar negeri, sedangkan sisanya (42
Lebih terperinciA TD Cahyono. Keandalan Bangunan Rumah Contoh Tahan Gempa Pre-Pabrikasi
A147--3-TD Cahyono Keandalan Bangunan Rumah Contoh Tahan Gempa Pre-Pabrikasi Tekat Dwi Cahyono 1, Dodi Nandika 2 1) Fakultas Pertanian Universitas Darussalam Ambon. Email: tekatdwicahyono@gmail.com 2)
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH KERETAKAN PADA BETON. Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH KERETAKAN PADA BETON 7.1 Uraian Umum Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton banyak mengalami perkembangan,
Lebih terperinciBAB V FREKUENSI DAN INTENSITAS SERANGAN JAMUR PELAPUK PADA BANGUNAN RUMAH SERTA KERUGIAN YANG DITIMBULKANNYA
BAB V FREKUENSI DAN INTENSITAS SERANGAN JAMUR PELAPUK PADA BANGUNAN RUMAH SERTA KERUGIAN YANG DITIMBULKANNYA Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan jamur pelapuk rata-rata terjadi pada 87% rumah di
Lebih terperinciA. GAMBAR ARSITEKTUR.
A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil
Lebih terperinciTABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA
TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS A PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. Jarak Antar Bangunan minimal
Lebih terperinciDaniel, Farah Diba, dan Harnani Husni. Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak
IDENTIFIKASI KERUSAKAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR DI KOTA PONTIANAK BERDASARKAN FAKTOR PERUSAK KAYU Identification Damage of Building in Elementary School in the City of Pontianak Based on Wood Damaging
Lebih terperinciDINDING DINDING BATU BUATAN
DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan
Lebih terperinciRUMAH SEHAT. Oleh : SUYAMDI, S.H, M.M Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar
RUMAH SEHAT Oleh : SUYAMDI, S.H, M.M Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar Pengertian Rumah Rumah Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia dimanapun dia berada. * Rumah adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian yang terkait dengan kebencanaan letusan gunung berapi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian, disini dibagi menjadi 2 kategori yaitu terkait dengan
Lebih terperinciBAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI
BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI 5.1. Pengembangan Desain Mengingat pengembangan sistem prefabrikasi ini ditujukan untuk pembangunan rumah secara massal, sistem ini akan lebih menguntungkan
Lebih terperinciB. BENTUK, FORMAT DAN ISI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI
B. BENTUK, FORMAT DAN ISI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI Kepada Yth. Bupati Pati Cq. Kepala Dinas di Pati FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI Yang bertanda tangan di bawah ini : Pemohon
Lebih terperinciIII. DASAR PERENCANAAN
III. DASAR PERENCANAAN Persamaan kekuatan secara umum dapat dituliskan seperti pada Persamaan 3.1, dimana F u adalah gaya maksimum yang diakibatkan oleh serangkaian sistem pembebanan dan disebut pula sebagai
Lebih terperinciDirektorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional A. G. Tamrin TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2 SMK TUT
Lebih terperinciPERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan
PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan dan atau unsur bangunan, termasuk segala unsur tambahan
Lebih terperinciRumah Sehat. edited by Ratna Farida
Rumah Sehat edited by Ratna Farida Rumah Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia dimanapun dia berada. * Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tipologi bangunan rumah tinggal masyarakat lereng gunung Sindoro tepatnya di Dusun
Lebih terperinciGAMBAR : PEMBANGUNAN BARU GEDUNG ICU/ICCU
PEMERINTAH DAERAH Jln. Trans Halmahera - Maba PEMBANGUNAN BARU GEDUNG /ICCU LOKASI : KOTA - TAHUN ANGGARAN 201 B 22. 4. 3.0 3.0 3.0 3.0 4. PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 201 PEMBANGUNAN GEDUNG BARU /ICCU
Lebih terperinci3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian
3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian 7 3.2. Data Yang Diperlukan Untuk kelancaran penelitian maka diperlukan beberapa data yang digunakan sebagai sarana
Lebih terperinciPERAWATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG
Pertemuan ke-15 Materi Perkuliahan : Sistem perawatan dan pemeliharaan bangunan baik pada internal dan eksternal PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG Pemeliharan (maintenance) bangunan adalah sangat
Lebih terperinciTKS 4406 Material Technology I
TKS 4406 Material Technology I Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Department of Civil Engineering Faculty of Engineering University of Brawijaya UMUM Atap adalah bagian bangunan yang mempunyai fungsi ganda
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (KBBI, 2005:854).
Lebih terperinciTEKNIK JILID 2 SMK. Suparno
Suparno TEKNIK GAMBAR BANGUNAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen
Lebih terperinciInternational Quality Waterproofing
International Quality Waterproofing Hidup di negara tropis, kita dihadapkan pada cuaca yang cukup ekstrim yang datang silih berganti, yaitu panas matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi. Menghadapi
Lebih terperinciBAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 Volume Pekerjaan 8.1.1 Perkerjaan Persiapan 8.1.1.1 Pembersihan Lokasi panjang bangunan (p) = 40 m lebar bangunan (l) = 40 m Luas Pembersihan Lokasi = p x l = 1600 m2 8.1.1.2
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR
LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi
Lebih terperinciBAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik ruma htinggal,ruko,rukan maupun gedung lainya. Dengan RAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia konstruksi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini, di berbagai tempat dibangun gedung-gedung betingkat, jembatan layang, jalan, dan
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN
SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : Bangunan Kelas /Semester : X/1 dan 2 Kompetensi Inti KI 1 KI 2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya : Menghayati dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeliharaan Bangunan Gedung Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan
Lebih terperinciPENGAWETAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn
PENGAWETAN KAYU Eko Sri Haryanto, M.Sn PENGERTIAN Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan dimana kayu akan digunakan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
75 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perpustakaan BPHN merupakan perpustakaan khusus dalam bidang hukum. Namun, keberadaannya sebagai sebuah lembaga pembinaan hukum nasional dalam pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciKELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA Tri Hartanto Abstrak Pengetahuan tentang sistim struktur dan konstruksi, dan teknologi bahan sangat erat sekali
Lebih terperinciPerencanaan rumah maisonet
Perencanaan rumah maisonet Pd-T-01-2005-C 1 Ruang lingkup Pedoman ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan rumah maisonet, sebagai arahan desain dan spesifikasi teknis yang diperuntukkan bagi para
Lebih terperinciPENGUJIAN KARAKTERISTIK MEKANIK GENTENG
TUGAS AKHIR PENGUJIAN KARAKTERISTIK MEKANIK GENTENG Disusun : YULLI ARIYADI NIM : D.200.02.0067 NIRM : 02.6.106.03030.50067 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Juni
Lebih terperinciDasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :
PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu
Lebih terperinciDIKTAT PENGERINGAN KAYU. Oleh: Efrida Basri
1 DIKTAT PENGERINGAN KAYU Oleh: Efrida Basri I. Konsep Dasar Pengeringan Kayu Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB V. akan. Pembahasan. dianalisa. adalah: data untuk. di Ujung Berung. PGRI, terletak. Gambar 11 Bagan
46 BAB V Pembahasan Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi biaya konstruksi rumah sederhana, antara lain: value engineering, proses perancangan, jumlah unit yang dibangun, metoda membangun yang
Lebih terperinciSpesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air
Standar Nasional Indonesia ICS 91.140.60 Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi.. i Prakata ii Pendahuluan.iii 1 Ruang lingkup..
Lebih terperinciPERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 03/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 9 JULI 2007 PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP 1. Ruang lingkup
Lebih terperinciPerbedaan GH di daerah Tropis dan Sub Tropis. Keunggulan Tanaman dalam GH
BANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE BY : TIM PENGAMPU MK.MEKANISASI PERTANIAN DEPARTMENT OF AGRICULTURAL ENGINEERING FACULTY OF AGRICULTURAL TECHNOLOGY BRAWIJAYA UNIVERSITY SNI 7604-2010
Lebih terperinciBANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE
BANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE BY : TIM PENGAMPU MK.MEKANISASI PERTANIAN DEPARTMENT OF AGRICULTURAL ENGINEERING FACULTY OF AGRICULTURAL TECHNOLOGY BRAWIJAYA UNIVERSITY SNI 7604-2010
Lebih terperinciPERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI Perencanaan Waktu Pelaksanaan Konstruksi (time schedule) adalah rencana waktu penyelesaian masing-masing pekerjaan konstruksi secara rinci dan berurutan. (pekerjaan
Lebih terperinci1- PENDAHULUAN. Baja Sebagai Bahan Bangunan
1- PENDAHULUAN Baja Sebagai Bahan Bangunan Sejak permulaan sejarah, manusia telah berusaha mencari bahan yang tepat untuk membangun tempat tinggalnya, jembatan untuk menyeberangi sungai dan membuat peralatan-peralatan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) REHAB GEDUNG KANTOR YANG DIPINJAM PAKAI OLEH PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DAN PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH KOTA GUNUNGSITOLI (DAU-2017) BIDANG PERUMAHAN, PRASARANA,SARANA
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON
BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON Beton bertulang adalah struktur komposit yang sangat baik untuk digunakan pada konstruksi bangunan. Pada struktur beton bertulang terdapat berbagai keunggulan akibat
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKAT LAIK FUNGSI RUMAH SUSUN
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKAT LAIK FUNGSI RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciMakalah Kusen SMK NEGERI 2 SALATIGA TUGAS KONSTRUKSI BANGUNAN XI TGB-B. Kelompok 2:
TUGAS KONSTRUKSI BANGUNAN Makalah Kusen XI TGB-B Kelompok 2: Deni Setyawan Dewi U. Dwi Prasetyo Ma rifatun K. Sekar Sukma D. Suryo T. Widya N. U. - - SMK NEGERI 2 SALATIGA - - Hal Pengesahan ` Laporan
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA
Lebih terperinciANALISIS KETERANDALAN BANGUNAN
KARYA TULIS ANALISIS KETERANDALAN BANGUNAN Disusun Oleh: Tito Sucipto, S.Hut., M.Si. NIP. 19790221 200312 1 001 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 KATA PENGANTAR Puji
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada 6 08 LU sampai LS sehingga memiliki
1 BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia terletak pada 6 08 LU sampai 11 15 LS sehingga memiliki iklim tropis lembab basah dengan ciri khas: curah hujan yang tinggi namun penguapan rendah, suhu
Lebih terperinciMetode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >
Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota
BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Rincian Produk Sesuai dengan target pasar yang di rencanakan oleh CV. Griya Indah Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota Payakumbuh. Usaha CV. Griya
Lebih terperinciSANITASI DAN KEAMANAN
SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1.Konsep Dasar Konsep dasar pada bangunan baru ini adalah dengan pendekatan arsitektur kontekstual, dimana desain perancangannya tidak lepas dari bangunan eksisting yang ada.
Lebih terperinciRencana Anggaran Biaya
Rencana Anggaran Biaya RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN ARSITEKTUR, STRUKTUR & M/E BANGUNAN RUKO - Jl. Moh. Toha, Bandung Luas Konstruksi, A = 90 m 2 No Uraian Pekerjaan Volume Sat Harga Jumlah Sub Total
Lebih terperinciBAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan
Lebih terperinciKetentuan gudang komoditi pertanian
Standar Nasional Indonesia Ketentuan gudang komoditi pertanian ICS 03.080.99 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar Isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Istilah dan definisi...1 3 Persyaratan
Lebih terperinciRANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung
RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung - 1983 Kombinasi Pembebanan Pembebanan Tetap Pembebanan Sementara Pembebanan Khusus dengan, M H A G K = Beban Mati, DL (Dead Load) = Beban Hidup, LL
Lebih terperinciPEMBUATAN SCHEDULE PROYEK PEMBANGUNAN RUKO BERLANTAI 2 DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2007 MAKALAH
PEMBUATAN SCHEDULE PROYEK PEMBANGUNAN RUKO BERLANTAI 2 DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2007 MAKALAH Diajukan sebagai Tugas Pengganti Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Manajemen Proyek Sistem Informasi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Buku ini juga di dedikasikan bagi tugas semester 5 kami yaitu struktur dan utilitas 2. Semoga buku ini bermanfaat.
KATA PENGANTAR Buku ini ditulis berdasarkan hasil pengetahuan selama kami menempuh study sampai ke jenjang semester 5 ini. Dasar teori dan metode perancangan bangunan dan strukturnya sebagian disarikan
Lebih terperinciSEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG
V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang
Lebih terperinciINDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION
INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION BASEMENT OF WATER TANK WRT-14-075 oleh: BAMBANG JOKO SUTONO UNIVERSITAS BALIKPAPAN Jl. Pupuk kel.gn.bahagia (BALIKPAPAN) (2014) ABSTRAK Rumah merupakan kebutuhan
Lebih terperinciEBOOK PROPERTI POPULER
EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu
Lebih terperinciPERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING
PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING DEASY MONICA PARHASTUTI M. IRFAN NUGRAHA NOVSA LIRIK QORIAH TAUFAN HIDAYAT KELOMPOK 3 KG-3A PERMASALAHAN PADA ATAP PERMASALAHAN 5. BUBUNGAN RETAK PENYEBAB
Lebih terperinciJenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan
Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material
Lebih terperinciPEMBOROSAN BIAYA PEMBANGUNAN AK1BAT PENULANGAN YANG TIDAK SESUAI ATURAN TEKNIK. Tri Hartanto. Abstrak
PEMBOROSAN BIAYA PEMBANGUNAN AK1BAT PENULANGAN YANG TIDAK SESUAI ATURAN TEKNIK Tri Hartanto Abstrak Membangun berarti mengatur dan aturan tersebut dapat dicerminkan dalam setiap proses tahapan pembangunan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi (preventive
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeliharaan Bangunan Gedung Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan
Lebih terperinciTESIS ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA TASIKMALAYA OLEH: ARIS WANRISNA NRP:
TESIS ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA TASIKMALAYA OLEH: ARIS WANRISNA NRP: 3109207710 PEMBIMBING: Ir. I PUTU ARTAMA WIGUNA, MT, PhD. Ir. RETNO INDRYANI,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian yang terkait dengan kebencanaan tanah longsor
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian, disini dibagi menjadi 2 kategori yaitu terkait dengan
Lebih terperinciD. BANGUNAN KANTOR PEMERINTAH A. PENGERTIAN
D. BANGUNAN KANTOR PEMERINTAH A. PENGERTIAN 1. BANGUNAN GEDUNG Yang dimaksud dengan bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat dan kedudukannya, sebagian atau
Lebih terperinciCara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST
Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST Cakupan pekerjaan I. Pekerjaan Awal II. Pekerjaan Galian dan urugan III. Pekerjaan Fondasi IV. Pekerjaan Beton
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis memulai praktek pelaksanaan kerja atau magang pada Kementerian Negara Koperasi dan UKM selama 1 (satu) bulan yang dimulai dari tanggal
Lebih terperinciEvaluasi Kerusakan Beton Bertulang pada Kolom Bangunan Gedung Bekas Mess Korem 012/TU Ujong Karang Meulaboh Akibat Terkena Tsunami
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Kerusakan Beton Bertulang pada Kolom Bangunan Gedung Bekas Mess Korem 012/TU Ujong Karang Meulaboh Akibat Terkena Tsunami Samsunan samsunan@utu.ac.id Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Jenis kayu yang dipakai dalam penelitian ini adalah kayu rambung dengan ukuran sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu
Lebih terperinciMATA PELAJARAN : KERJA KAYU JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
MATA PELAJARAN : KERJA KAYU JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Kompetensi guru 1. Mengenal karakteristik peserta didik 1 Guru mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis
185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada perencanaan pembangunan sebuah pondasi harus diperhatikan beberapa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perencanaan pembangunan sebuah pondasi harus diperhatikan beberapa aspek penting, seperti lingkungan, sosial, ekonomi, serta aspek keamanan. Untuk itu diperlukan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan yang memiliki peran sebagai sarana transportasi yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana jembatan berfungsi untuk menghubungkan rute/lintasan
Lebih terperinciMetode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Bangunan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Bangunan METODE & TAHAPAN PELAKSANAAN Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya pelaksanaan, dimana Kontraktor harus dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kayu jati sebagai bahan bangunan seperti kuda-kuda dan kusen, perabot rumah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu jati merupakan salah satu jenis kayu yang diminati dan paling banyak dipakai oleh masyarakat, khususnya di Indonesia. Selain memiliki sifat yang awet dan kuat,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan
Lebih terperinciBelajar Konstruksi Kayu Langsung dari Tukang Bangunan
Belajar Konstruksi Kayu Langsung dari Tukang Bangunan 2 6 Juni 2015 Tidak semua orang tinggal di bangunan baru. Kebanyakan orang membeli rumah yang sudah pernah ditinggali oleh seseorang dan memutuskan
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
Lebih terperinciCut Nuraini/Institut Teknologi Medan/
Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/16-09-2014 APA ITU ARSITEKTUR TROPIS? TROPIS tropikos artinya : Garis Balik Garis lintang utara 23 0 27 adalah garis balik cancer dan matahari pada tanggal 27 Juni
Lebih terperinciANALISIS KERUSAKAN BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI OLEH FAKTOR BIOLOGIS DI KOTA BOGOR RULI HERDIANSYAH
ANALISIS KERUSAKAN BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI OLEH FAKTOR BIOLOGIS DI KOTA BOGOR RULI HERDIANSYAH DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 RINGKASAN Ruli Herdiansyah.
Lebih terperinciPENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan
PENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu No. 5. Bogor 16610. Telp/fax : 0251 8633378/0251 86333413
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Worm dan Hattum (2006), penampungan air hujan adalah
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penampungan Air Hujan Menurut Worm dan Hattum (2006), penampungan air hujan adalah pengumpulan limpasan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air domestik, pertanian, maupun
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Gempa yang melanda daerah Sumatera Barat khususnya Kota Padang pada tanggal 30 September 2009, mengakibatkan banyaknya kantor pemerintahan dan rumah masyarakat (non-engineered
Lebih terperinciTEKNIK STRUKTUR BANGUNAN JILID 2
Dian Ariestadi TEKNIK STRUKTUR BANGUNAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada
Lebih terperinciBAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) merupakan perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran
LAMPIRAN Sistem proteksi pasif terdiri dari : Ketahanan Api dan Stabilitas Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran sehingga pada saat terjadi kebakaran pengguna gedung
Lebih terperinciTim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra. [pic] Gambar 1 Tampak Depan Gedung Gereja.
Laporan Survei Kerusakan Bangunan dan Rekomendasi Perbaikan Gereja Baptis di Padang Tim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra Pendahuluan Pada tanggal 30
Lebih terperinciRINCIAN KEGIATAN DAN ALOKASI PERTEMUAN DALAM SEMESTER
MATA GAMBAR ARSITEKTUR TR-221 DISUSUN OLEH : NURYANTO, S.PD., M. T. NIP. : 19761305 2006041010 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR PERUMAHAN-D3 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciSAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S
SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Disusun Oleh: Ignatius Christianto S 0951010043 JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANN
Lebih terperinci