BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Harjanti Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Efektivitas Kepemimpinan Pelatih Kepemimpinan Pelatih Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk memepengaruhi, memberi petunjuk dan mampu menentukan individu untuk mencapai suatu tujuan (Stuart dalam Kahar, 2008). Dalam hal ini yang menjadi pemimpin dalam olahraga sepakbola yaitu pelatih. Menurut Pate, Mc.Clenaghan dan Rotella, (1984), pelatih adalah seorang profesional yang tugasnya membantu dalam memperbaiki dan meningkatkan penampilan atlet dan tim olahraga. Scheunemann (2013) mengungkapkan salah satu yang harus dimiliki oleh seorang pelatih yang berkulaitas adalah jiwa kepemimpinan. Murray, Mann & Mead dalam Watson II, Connole & Kadushin (2011) menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan seni dan ilmu mempengaruhi orang lain melalui kredibilitas, kemampuan dan komitmen. Kepemimpinan seoarang pelatih selain memegang peran vital dalam pengembangan kemampuan para atlet, menurut Short dan Short (2005), ada peran lain dari pelatih yaitu sebagai guru, manajer, kompetitor, pembelajar, teman dan sekaligus mentor bagi para atletnya. Pelatih adalah bagian yang signifikan dalam proses latihan, sebagaimana guru didalam proses pendidikan. Atas dasar hal ini, Grassroots FIFA kemudian menyatakan bahwa dalam pendidikan olahraga untuk anak-anak, tidak dibutuhkan kualitas pelatih hanya sebagai pelatih saja, tetapi pelatih yang kemudian sekaligus juga menjadi seorang pendidik, yang kemudian disebut sebagai The Coach-Educator s (Grassroots FIFA, 2012). Pelatih sebagai pengajar dan pendidik memiliki pengaruh besar pada pemain muda yang terlibat dalam olahraga sepakbola. Dari fakta bahwa pelatih sebagai pengajar menghabiskan banyak waktu dengan anak, tak dapat dipungkiri bahwa perilaku dan sikap mereka akan memengaruhi sikap dan perilaku anak-anak pula. Karena alasan ini, pelatih sebagai pengajar harus selalu menjaga sikap positif dan menampilkan sikap yang patut dicontoh pada setiap partisipan, baik dalam hal fisik, sosial, maupun hubungan emosional. Pelatih sebagai pengajar tidak hanya dapat dianggap sebagai ahli sepakbola,
2 tetapi juga sebagai pembimbing, pengajar, dan contoh yang harus diikuti (Grassroots FIFA, 2012) Efektivitas Kepemimpinan Pelatih diharapkan dapat memaksimalkan perannya sebagai pemimpin agar tujuan tim dapat tercapai. Dibutuhkan kepemimpinan yang efektif dari pelatih jika ingin membawa tim mencapai tujuan tersebut. Menurut Fiedler (dalam Schultz & Schultz, 2006) ada tipe pemimpin dimana salah satunya adalah tipe pemimpin yang efektif, yaitu person-oriented. Dia menjelaskan bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mampu memandang dan memperlakukan orang yang dipimpinnya sebagai manusia yang setara dan tidak banyak menuntut pengikutnya. Hal ini serupa dengan Dore (dalam Rumeser, 2013) yang mengemukakan, bahwa seorang pemimpin harus memperlakukan orang yang dipimpin sebagai manusia. Dapat dikatakan seorang pemimpin harus memahami pribadi setiap anggota tim, karena dengan begitu atlet akan merasa dihargai dan diperhatikan (KEMENPORA, 2011). Jika pelatih telah mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap anggota tim semestinya lebih mudah dalam memimpin. Menurut Dore (dalam Rumeser, 2013), pemimpin mesti mendelegasikan tanggung jawab dan keputusan kepada anggota tim. Seorang pelatih haruslah dapat merumuskan tujuan tim secara jelas dan terukur serta dapat memberikan penjelasan mengenai peran atau tugas setiap anggota tim. Pelatih juga diharapkan memiliki komunikasi secara terbuka dan melibatkan atlet dalam mengambil keputusan. Hal ini membuat mereka bertanggung jawab atas konsekuensi terhadap keputusannya tersebut dan membuat tugas pelatih menjadi efektif (KEMENPORA, 2011). Menurut Dore (dalam Rumeser, 2013) seorang pemimpin harus dapat menciptakan atmosfir yang baik guna terciptanya kerjasama. Penting bagi pelatih untuk menciptakan suasana latihan yang kondusif, salah satunya dengan memiliki hubungan yang baik dengan anggota tim. Menurut Blanchard, dkk (2009) jika atlet mempersepsikan hubungannya dengan pelatih secara positif, maka dapat mempengaruhi secara positif pula kebutuhan-kebutuhan dasarnya, seperti kebutuhan akan rasa aman, disayangi dan sebagainya. Hal ini berarti dalam kepemimpinan yang efektif membutuh relasi yang kuat antara pelatih dan atlet.
3 Menurut Hoption, Phelan dan Barling (dalam Eys & Beauchamp, 2007), pemimpin yang memberikan stimulasi intelektual mendorong anggota timnya menjadi kreatif dan mampu memecahkan masalah dengan cara yang inovatif. Dore (dalam Rumeser, 2013) menjelaskan, bahwa pemimpin harus memberikan umpan balik kepada anggota timnya. Hal ini dapat membuat anggota tim menjadi lebih baik dalam mencapai tujuan tim. Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, peneliti menggunakan konsep dasar kepemimpinan menurut Dore (dalam Rumeser, 2013) dalam penelitian ini. Hal ini karena dalam teori Dore (dalam Rumeser, 2013) terdapat aspek-aspek yang bisa membuat kepemimpinan menjadi efektif. Aspek-aspek tersebut adalah: 1. People : Pemimpin memperlakukan orang yang dipimpin sebagai manusia. 2. Delegation : Pemimpin mendelegasikan tanggung jawab dan keputusan. 3. Atmosphere : Pemimpin menciptakan atmosfir yang baik guna tercipta kerjasama. 4. Feedback : Pemimpin memberikan umpan balik Efektivitas Tim Tim Tim adalah dua atau lebih individu yang mempunyai motivasi, saling berinteraksi, dan setiap anggota menyadari saling ketergantungan dalam mencapai tujuan yang sama (KEMENPORA, 2011). Tim memiliki pikiran, gagasan, dan kehendak sendiri yang tidak sama dengan pribadi anggotanya. Dimana proses untuk menjadi sebuah tim yang kompak dan berpeluang untuk tampil maksimal dilalui dengan beberapa tahap. Menurut Tuckman (dalam Rumeser, 2013) ada empat tahap proses menjadi tim yang kompak, yaitu (1) forming, pada tahap ini anggota tim masih melakukan orientasi, penampilannya masih terdapat keraguan dan kebingungan, serta tingkahlakunya juga tampak tidak terkoordinasi dan ego individual pun masih menonjol. (2) Storming, tahap ini dicirikan dengan adanya pertentangan di dalam tim, anggota tim mulai berusaha memahami dan menemukan perannya dan peran anggota tim yang lain untuk kemudian bekerjasama mencapai tujuan. (3) Norming, kekompakan tim mulai terbentuk dalam tahap ini, peran anggota tim telah jelas, konflik bisa diatasi, hubungan personal telah
4 stabil dan seluruh energi anggota tim dicurahkan untuk mencapai tujuan bersama. (4) Performing, di tahap terakhir ini kekompakkan tim berujung pada kesuksesan dan kepuasan anggota tim. Menurut Tutko dan Ricahards (dalam Setyobroto, 2002), untuk menumbuhkan rasa kesatuan sebagai tim ada hal yang harus diperhatikan, yaitu saling menghormati antar pemain serta pemain dengan pelatih, menciptakan komunikasi yang efektif agar mengerti satu sama lain, memiliki rasa sebagai anggota yang penting, memiliki tujuan bersama dan perlakuan yang adil. Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat terciptanya kerjasama yang baik antar pemain, suasana kekeluargaan dan memiliki hubungan yang erat satu sama lain serta tiap pemain mengutamakan kebahagiaan tim daripada kepentingan pribadi Efektivitas Tim Tujuan dari dibentuknya tim adalah untuk mencapai target yang dibuat bersamasama. Jika dalam tim terdapat kelompok-kelompok kecil, hal ini membuat tidak adanya kerjasama atau kekompakkan tim. Timbulnya kelompok-kelompok kecil ini biasanya disebabkan perbedaan persepsi. Pelatih harus mengatasinya agar tidak semakin mempertajam konflik yang membuat sulit tercapainya tujuan tim. Menurut Hackman (1990) dan Klimonski & Jones (1995) mengutip dari Rumeser (2013), hasil kerja tim dinilai secara kualitatif maupun kuantitatif. Tim yang efektif dapat dicapai melalui kerjasama yang baik agar memberikan rasa puas atas hasil kerja tim (KEMENPORA, 2011). Kepuasan anggota tim bisa muncul bukan hanya karena hasil kerja pribadi atau tim baik. Menurut Chow dan Feltz (dalam Tenenbaum & Eklund, 2007), kepuasan bisa didapat karena adanya kepercayaan pada kemampuan antar anggota yang berfungsi secara efektif sebagai satu tim. Hal ini membuat tim harus dibuat berbeda dan terasa istimewa dibanding tim-tim lain agar muncul fanatisme dan semangat kebersamaan yang tinggi, sehingga menjadi tim yang efektif (KEMENPORA, 2011). Menurut Hoption, Phelan dan Barling (dalam Eys & Beauchamp, 2007), salah satu ciri tim efektif yaitu adanya pengetahuan baru yang didapat anggota tim. Pengetahuan ini bisa didapat melalui latihan, contoh yang diberikan pelatih dan antar anggota tim yang saling percaya sehingga membentuk suatu tim yang kuat.
5 Berdasarkan teori-teori yang dipaparkan, peneliti menggunakan teori efektivitas tim menurut Hackman (1990) dan Klimonski & Jones (1995) mengutip dari Rumeser (2013) pada penelitian ini. Dimana dalam teoti tersebut terdapat tiga kriteria utama dalam menentukan keefektifan sebuah tim, yaitu: 1. Hasil kerja tim, yaitu penilaian kinerja yang dihasilkan secara kualitatif maupun kuantitatif. 2. Kepuasan anggota tim, kepuasan yang didapatkan oleh masing-masing anggota tim dalam tim. 3. Belajar, yaitu anggota tim dapat belajar yang bermanfaat dari tim tersebut ASIOP APACINTI ASIOP APACINTI merupakan salah satu SSB terbaik di Jakarta. Hal ini terbukti dengan banyaknya prestasi yang diraih pada tingkat nasional. SSB ini didirikan sejak tahun 1997 dengan tujuan untuk menjadi pusat pengembangan dan pembinaan pemain sepakbola masa depan Indonesia. Tidak hanya memiliki banyak prestasi, ASIOP APACINTI juga sudah banyak menghasilkan pemain sepakbola profesional, seperti Syamsir Alam, Airlangga Soecipto, Egi Melgiansyah dan masih banyak lagi ( 2011). Awal tahun 2012 merupakan perubahan yang cukup besar bagi jajaran sistem pendidikan di ASIOP APACINTI. Untuk yang pertamakalinya ASIOP APACINTI memiliki seorang kepala sekolah, yang tidak memiliki latar belakang sepak bola. Diikuti dengan masuknya tim sport science yang terdiri dari dokter rehab medis, konsultan psikologi olahraga dan maseur. Mei 2012 kembali ASIOP APACINTI memiliki pelatih kepala yang hadir dengan program dan kebijakan-kebijakan yang mengacu pada kurikulum FIFA grassroots dan PSSI (APACINTI, 2013). Atlet adalah individu yang berpartisipasi dalam suatu program latihan pada olahraga prestasi, dimana pembinaan berupa latihan diekspresikan melalui kompetisi guna mencapai prestasi (Raalte, 2002). Atlet atau siswa ASIOP APACINTI beragam usia, dan terdiri dari delapan angkatan, yaitu dari usia 8 tahun (U-8) sampai dengan usia 16 tahun (U-16). Setiap angkatan dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas hobi yang dilaksanakan hanya setiap hari sabtu, dan kelas reguler yang dilaksanakan seminggu tiga kali. Baik kelas hobi dan kelas reguler, jumlah siswa tidak lebih dari 30 siswa.
6 Setiap angkatan dilatih oleh dua pelatih, yaitu pelatih angkatan dan asisten pelatih (APACINTI, 2013). Jadwal latihan reguler dilaksanakan pada sesudah jam sekolah yaitu mulai pukul sampai dengan Masing-masing angkatan memiliki total jam latihan 180 menit, dan proporsi latihan disesuaikan dengan usia siswa (APACINTI, 2013) Kerangka Berpikir Kepemimpinan Pelatih: 1. People 2. Delegation 3. Atmosphere 4. Feedback Tim: 1. Hasil Kerja Tim 2. Kepuasan Anggota Tim 3. Belajar Efektivitas Kepemimpinan Pelatih Efektivitas Tim Sumber: Olahan peneliti Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian Gambar 2.1. merupakan kerangka berpikir peneliti yang melatarbelakangi penelitian ini. Penelitian ini bermula dari hadirnya Sekolah Sepakbola (SSB) yang bertujuan untuk menghasilkan pemain sepakbola masa depan Indonesia. ASIOP APACINTI adalah salah satu SSB terbaik di Jakarta dan telah banyak menghasilkan pemain sepakbola profesional. Dalam perjalanannya menciptakan pemain sepakbola masa depan Indonesia ASIOP APACINTI juga memiliki masalah. Hal yang menjadi masalah tersebut yaitu dalam pemilihan pemain yang akan ikut pertandingan atau perlombaan. Dalam laporan hasil penelitian ASIOP APACINTI tahun 2013, ketua yayasan mengungkapkan banyaknya orangtua yang protes kepada pihak manajemen mengenai ketidak adilan pelatih dalam pemilihan pemain. Namun berbeda dengan apa
7 yang dijelaskan ketua yayasan, pelatih mengungkapkan ketidak konsistenan kebijakan dari manajemen, atas wewenang pelatih dalam memilih pemainnya di dalam tim, dimana tim yang sudah disusun oleh pelatih kemudian dirubah atas permintaan manajemen (APACINTI, 2013). Hal yang serupa juga dialami oleh tim nasional sepakbola Indonesia. Bedanya pelatih ASIOP APACINTI kurang memiliki wewenang penuh atas pemain yang dipilih sesuai karakter strategi permainannya, sedangkan tim nasional sepakbola Indonesia sering mengalami pergantian pelatih yang menyebabkan pemain kesulitan dalam menyesuaikan karakter strategi permainan yang dibuat. Hal ini diungkapkan oleh Bambang Pamungkas (2013) selaku mantan pemain tim nasional sepakbola Indonesia, dimana salah satu penyebab mengapa prestasi sepakbola Indonesia sedikit adalah seringnya pergantian pelatih. Dalam catatan Bambang Pamungkas (BP), selama kurun waktu 15 tahun, sejak tahun 1998 hingga tahun 2013 ada 12 orang yang pernah menjadi pelatih tim nasional sepakbola Indonesia. Menurut BP, seringnya pergantian pelatih ini akibat hanya untuk memenuhi budaya instan serta cara berpikir egois dari para pengurus PSSI, sehingga membuat pemain tertekan karena harus setiap saat berganti gaya permainan (Pamungkas, 2013). Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan peneliti, didapatlah sebuah jurnal yang membahas tentang Developing Young Athletes. Watson II, Connole dan Kadushin (2011) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa, pelatih memiliki pengaruh yang kuat terhadap manfaat yang didapat atlet saat pembinaan. Menurut Dore (dalam Rumeser, 2013) ada empat hal untuk melihat keefektifan kepemimpinan, yaitu memperlakukan anggota sebagai manusia (people), mendelegasikan tanggung jawab dan keputusan (delegation), menciptakan atmosfer guna tercipta kerjasama (atmosphere) dan memberikan umpan balik (feedback). Pada olahraga sepakbola dimainkan oleh 11 orang dalam satu tim. Posisi bermain dalam sepakbola terdapat 1 penjaga gawang dan 10 pemain yang terbagi dalam pemain bertahan, pemain tengah, dan penyerang. Dimana masing-masing posisi nantinya akan saling bekerjasama dalam setiap pertandingan. Tim yang efektif diperlukan apabila sebuah tim ingin memperoleh kemenangan dalam sebuah pertandingan. Menurut Hackman (1990) dan Klimonski & Jones (1995) mengutip dari Rumeser (2013), yang menyatakan bahwa keefektifan suatu tim dapat ditinjau dari tiga
8 hal, yaitu hasil kerja tim, kepuasan anggota tim dan belajar. Berdasarkan tiga hal inilah yang akan menjadi dasar pengukuran mengenai efektivitas tim. Melihat adanya kepemimpinan pelatih dalam suatu tim pada pembinaan pemain muda, maka peneliti melakukan penelitian ini untuk mencari tahu apakah ada hubungan antara efektivitas kepemimpinan pelatih dengan efektivitas tim pada atlet sepakbola ASIOP APACINTI. Jika efektivitas kepemimpinan pelatih tinggi, maka diharapkan tingkat efektivitas tim juga tinggi dan begitupun sebaliknya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepakbola adalah salah satu olahraga yang paling diminati banyak masyarakat di dunia tak terkecuali Indonesia. Bisa mendapatkan prestasi baik di tingkat nasional maupun
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai variabel penelitian dan hipotesis, subjek penelitian dan teknik sampling, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia. Olahraga ini digemari tidak hanya oleh laki-laki, tetapi juga perempuan dan dari berbagai
Lebih terperinciPSIKOLOGI PELATIHAN FISIK
1 PSIKOLOGI PELATIHAN FISIK Danu Hoedaya FPOK UPI Materi Penyajian Pelatihan Pelatih Fisik Sepak Bola Se-Jawa Barat FPOK-UPI, 14-17 Februari 2007 2 PENGANTAR Materi Psikologi Kepelatihan pada Pelatihan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola 1. Pengertian Motivasi Berprestasi Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu usaha pada tiap individu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya peranan olahraga dalam kehidupan manusia, dan sebagai usaha ikut serta memajukan manusia Indonesia berkualitas, maka pemerintah Indonesia mengadakan
Lebih terperinciTERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.
9. TIM DIHARGAI ATAS HASIL YANG SANGAT BAIK, DAN SETIAP Anggota DIPUJI ATAS KONTRIBUSI PRIBADINYA. 10. Anggota KELOMPOK TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam Pembangunan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam Pembangunan Negara. Bahkan dapat dikatakan bahwa dalam batas-batas tertentu keadaan pendidikan di suatu negara, merupakan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional Sesuai dengan pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga menjadi kebutuhan masyarakat dunia saat ini. Dimana fungsi olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar mengolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan olahraga sepak bola dan bulutangkis. Peminat olahraga hoki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga hoki merupakan salah satu cabang permainan bola kecil yang dapat dimainkan baik oleh pria maupun wanita. Cabang olahraga hoki mulai berkembang di sejumlah
Lebih terperinciPENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman yang modern ini masyarakat pada khususnya para pemuda sudah mengerti apa pentingnya olahraga. Olahraga yang dipilih bermacam macam, tapi belakangan
Lebih terperinciDevi Tirttawirya FIK UNY 1
Devi Tirttawirya FIK UNY 1 BUILDING A WINNING TEAM Devi Tirtawirya Pendahuluan Tim adalah sebuah kumpulan orang yang mempunyai kepentingan dan pemikiran yang sama untuk mewujudkan suatu gagasan atau kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu cara untuk menjaga agar kesegaran jasmani tetap berada dalam kondisi yang baik. Sehingga terlihat pria dan wanita, tua atau muda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga hingga kini kian meluas dan memiliki makna sebagai sebuah fenomena yang bersifat global, mencakup wilayah kajian hampir seluruh sendisendi kehidupan manusia.
Lebih terperinciA. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap cabang olahraga memiliki sejarah kelahirannya sendiri-sendiri, begitu juga dengan sepakbola. Sepakbola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Definisi kepemimpinan Pemimpin adalah seseorang yang membuat sebuah keputusan dan mengkomunikasikan pesan penting, dan merupakan seseorang yang bertanggung
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini akan dibahas mengenai kesimpulan, implikasi dan saran dari penelitian. 5.1 Kesimpulan Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian kesimpulan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jika kita membicarakan olahraga, tidak akan terlepas dari persoalan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jika kita membicarakan olahraga, tidak akan terlepas dari persoalan pertandingan dan dalam pertandingan sangat diperlukan adanya wasit. Betapa pentingnya wasit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan olahraga di Indonesia pada hakikatnya adalah usaha mengenai pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan nasional yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN (TEAM) (PRIDE)
BAB I PENDAHULUAN Organisasi pada dasarnya adalah sejumlah orang yang bekerjasama secara reguler untuk mencapai suatu tujuan yang sulit untuk dicapai bila dilakukan secara individu. Orang-orang dalam organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berguna membentuk jasmani dan rohani yang sehat.sampai saat ini olahraga telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan bagian dari aktivitas sehari-sehari manusia yang berguna membentuk jasmani dan rohani yang sehat.sampai saat ini olahraga telah memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala sumber daya yang ada. Manusia yang bekerja dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap perusahaan peranan manusia sangatlah dominan karena melalui peranan manusia tersebut dapat saling bekerjasama atau dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini olahraga sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik. Masyarakat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. S.E Iso-Ahola, 2006: 18) mendefinisikan sportivitas sebagai perilaku yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Sportivitas Secara umum sportivitas diidentifikasikan sebagai perilaku yang menunjukan sikap hormat dan adil terhadap orang lain serta sikap menerima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Moch.Vichi Fadhli Rachman, 2015 PENGARUH LATIHAN UMPAN KOMBINASI TERHADAP DOMINASI BALL POSSESSION DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga telah menjadi bagian hidup yang tidak pernah terlepas dari kebudayaan masyarakat. Dari berbagai macam olahraga yang berkembang, sepak bola menjadi salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Kinerja 1. Pengertian Efektivitas (efectiveness) secara umum dapat diartikan melakukan sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN ANTARA VO2MAX DAN DAYA JELAJAH WASIT SEPAK BOLA LISENSI C3 DALAM SUATU KOMPETISI DI KABUPATEN BANDUNG BARAT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang terkenal dan sangat digemari oleh hampir seluruh masyarakat di dunia.baik dewasa, remaja, dan
Lebih terperinciPELATIH OLAHRAGA DAN KODE ETIKNYA. Fitria Dwi Andriyani, M.Or.
PELATIH OLAHRAGA DAN KODE ETIKNYA Fitria Dwi Andriyani, M.Or. PELATIH OLAHRAGA Sukses tidaknya kegiatan ekstrakurikuler OR di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari segi pelatih, peserta didik,
Lebih terperinci2015 PERSEPSI ATLET WANITA JAWA BARAT TERHAD AP WASIT WANITA D ALAM CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola adalah salah satu olahraga beregu yang dimainkan di lapangan rumput oleh dua regu yang saling berhadapan, dengan masing-masing regu terdiri dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari masyarakat, terbukti dengan adanya klub-klub
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di seluruh belahan dunia, demikian juga di Indonesia, sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga
Lebih terperinciPENINGKATAN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
PENINGKATAN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF Suparni Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Sekolah sebagai suatu organisasi sosial harus mampu menyesuaikan diri dan mengantisipasi setiap perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika akan mengikuti sebuah kompetisi, sudah sepantasnya apabila seorang atlet melakukan latihan rutin sebagai persiapan dalam menghadapi pertandingan. Secara bertahap,
Lebih terperinciADJOURNING BAB I PENDAHULUAN
ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelompok merupakan kesatuan unit yang terkecil dalam masyarakat. Individu merupakan kesatuan dari kelompok tersebut. Anggota kelompok tersebut merupakan individu-individu
Lebih terperinciJURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) BALENOS JUNIOR DI KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2016
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) BALENOS JUNIOR DI KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2016 EDUCATION MANAGEMENT SCHOOL FOOTBALL (SSB) BALENOS JUNIOR IN THE DISTRICT NGANJUK YEAR 2016 Oleh: WINDA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola merupakan olahraga yang banyak digemari oleh semua kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba ingin menjadikan dirinya popular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu dan tim yang menyatu dalam sebuah kerja sama keseluruhan. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer. Olahraga permainan ini merupakan gabungan dari beberapa teknik individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia olahraga, motivasi berprestasi, lebih populer dengan istilah competitiveness merupakan modal utama dalam mencapai keberhasilan penampilan. Tidak mengherankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, kegiatan ekstrakurikuler bukanlah hal yang baru. Mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, semua lapisan pendidikan pasti mengenal kegiatan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap manusia dalam menjalankan proses kehidupannya mengalami perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi pada manusia secara alami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemimpin Menurut Tjiptono (2001:79) pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1. Tanggung jawab yang seimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi dan memegang peranan penting dalam. upaya meningkatkan sumber daya manusia. Melalui peningkatan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi dan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia. Melalui peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, karakter setiap pemain dan menciptakan kekompakan.
99 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1. Sifat-Sifat Pemimpin a. Intelejensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maanfaat yang diperoleh langsung dari aktivitas olahraga tersebut baik untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga menjadi kebutuhan masyarakat pada masa sekarang ini. Banyak maanfaat yang diperoleh langsung dari aktivitas olahraga tersebut baik untuk anak-anak hingga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gaya Kepemimpinan 1.1 Definisi Gaya Kepemimpinan Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang pemimpin yang dipersepsikan oleh karyawan dalam memberikan
Lebih terperinciSebutan untuk pelatih dari Grassroot adalah "COACH EDUCATOR" akan terlihat perbedaan peran "Coach" dengan "Coach Educator"
"COACH - EDUCATOR" GRASSROOT Oleh : Indra Sjafri Sebutan untuk pelatih dari Grassroot adalah "COACH EDUCATOR" akan terlihat perbedaan peran "Coach" dengan "Coach Educator" Ketertarikan coach-educator berpusat
Lebih terperinciTUGAS DAN PERAN PELATIH (Hak dan Kewajiban Pelatih) OLEH: YUNYUN YUDIANA
TUGAS DAN PERAN PELATIH (Hak dan Kewajiban Pelatih) OLEH: YUNYUN YUDIANA 1 An Anatomy Of A Good Coach 2 FALSAFAH SEORANG PELATIH : o Pelatih yang ingin menjadikan atletnya sebagai sang juara. o Pelatih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Olahraga yang dilakukan dengan rutin dan tidak berlebihan akan membuat manusia menjadi sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat menyadari bahwa olahraga sangat penting bagi kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat menyadari bahwa olahraga sangat penting bagi kesehatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam dunia olahraga. Olahraga adalah
Lebih terperinci, 2015 HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN FUTSAL DENGAN KINERJA WASIT FUTSAL ASPROV PSSI JAWA BARAT SAAT MEMIMPIN PERTANDINGAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Futsal adalah salah satu kegiatan olahraga yang cukup popular dan banyak diminati oleh warga Indonesia bahkan di dunia saat ini. Hal ini terlihat dari antusiasme bermain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang memiliki aspek yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang memiliki aspek yang menyeluruh dan pencapaian prestasinya sangat didukung oleh penerapan ilmu dan teknologi yang
Lebih terperinciPENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI
PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI Danu Hoedaya Ilustrator: Didin Budiman Kementerian Negara Pemuda & Olahraga Republik Indonesia Bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebanyak-banyaknya kegawang lawan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing regu 11 orang, termasuk seorang penjaga gawang. Dalam proses permainan dipimpin oleh seorang wasit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun Softball di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Softball merupakan olahraga bola kecil yang lahir di Amerika Serikat diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun 1887. Softball di Indonesia sering
Lebih terperinci2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga permainan yang saat ini menjadi tren masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Cabang olahraga yang dianggap berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di seluruh belahan dunia. Demikian juga di Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI
1 PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI Pendahuluan Guru-guru pendidikan jasmani (penjas) sudah mengetahui dan menyadari sepenuhnya bahwa aktivitas jasmani di samping mengembangkan aspek
Lebih terperinciPEMAHAMAN PERSONAL Oleh: Agus Supriyanto.
PEMAHAMAN PERSONAL Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id PEMAHAMAN PERSONAL KENALI DIRIMU.. KENALI LAWANMU BERAPAPUN KALI ANDA BERTANDING.MENANG.. (Napoleon) (untuk atlet dan pelatih)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri
BAB II LANDASAN TEORI A. Semangat Kerja 1. Pengertian Semangat Kerja Chaplin (1999) menyatakan bahwa semangat kerja merupakan sikap dalam bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri,
Lebih terperinciPENGELOLAAN PROGRAM EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SEKOLAH SEBAGAI FAKTOR PENDUKUNG OLAHRAGA PRESTASI. Aris Fajar Pambudi, M.Or.
PENGELOLAAN PROGRAM EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SEKOLAH SEBAGAI FAKTOR PENDUKUNG OLAHRAGA PRESTASI Aris Fajar Pambudi, M.Or. (FIK UNY) arisfajar22@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini merupakan kajian mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu pimpinan dan seluruh pegawai dinas pendidikan pemuda dan olahraga Kabupaten Deli Serdang berkomitmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana yang baik untuk mencapai pola hidup sehat, demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang sangat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Happiness at Work 1. Definisi Happiness at Work Happiness at work dapat diidentifikasikan sebagai suatu pola pikir yang memungkinkan karyawan untuk memaksimalkan performa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kesatuan yang komplek yang berusaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan suatu kesatuan yang komplek yang berusaha mengalokasikan sumberdaya secara penuh demi tercapainya tujuan. Apabila suatu organisasi mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat aktifitas fisik manusia semakin berkurang. Hal tersebut menyebabkan aktifitas gerak yang sedikit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rasa percaya diri diperlukan dalam hidup seseorang guna mencapai tujuan dalam kehidupannya. Tujuan tersebut akan dapat diraih manakala orang tersebut mempunyai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga salah satu cara untuk mempertahankan kesegaran jasmani, pembinaan gerakan dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas kesegaran dan penampilan puncak atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga futsal merupakan salah satu modifikasi olahraga sepak bola yang dimainkan di dalam ruangan. Jumlah pemain dalam olahraga futsal sebanyak lima orang
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas. Psikologi olahraga di Indonesia merupakan cabang psikologi yang sangat baru, sekalipun pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat terkenal di dunia dalam deretan olahraga beregu. Olahraga yang dimainkan oleh berjuta-juta manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka sangat dibutuhkan peran pendidik yang profesional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, suatu perusahaan dituntut untuk selalu bekerja keras dalam menyelesaikan segala tantangan baik yang sudah ada maupun yang akan datang.
Lebih terperincibaik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari manusia yang berguna membentuk jasmani dan rohani yang sehat.sampai saat ini olahraga telah memberikan kontrubusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional yang telah dibangun selama tiga dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan dan tantangan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan olahraga sepakbola adalah salah satu permainan yang digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola dibutuhkan kondisi fisik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat yang banyak ditandai dengan munculnya alat-alat modern dan makin meningkatnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini sangat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dikarenakan keberadaan pemimpin yang sangat penting bagi keberlangsungan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap organisasi pasti memiliki seorang pemimpin, hal ini dikarenakan keberadaan pemimpin yang sangat penting bagi keberlangsungan organisasi. Pemimpin
Lebih terperinciDASAR-DASAR MELATIH. Hedi Ardiyanto Hermawan
DASAR-DASAR MELATIH Hedi Ardiyanto Hermawan PELATIH? Pelatih adalah seseorang yang memberikan latihan keterampilan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pelatih olahraga adalah seseorang yang memberikan
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
1 B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap lembaga pemerintah didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagi Lembaga Pemerintah yang berorientasi sosial, tujuan utamanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. motivasi dan prestasi yang membentuk suatu kesatuan makna dan. berprestasi adalah usaha seseorang dalam menguasai tugasnya,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Berprestasi Istilah motivasi berprestasi merupakan perpaduan dari dua istilah motivasi dan prestasi yang membentuk suatu kesatuan makna dan intepretasi. Menurut Murray
Lebih terperinciMateri Minggu 2. Kelompok Kerja (Teamwork)
T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 7 Materi Minggu 2 Kelompok Kerja (Teamwork) 2.1 Pengertian dan Karakteristik Kelompok Kelompok dapat diartikan sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi pada
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menguraikan definisi dan teori-teori yang dijadikan landasan berpikir
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan definisi dan teori-teori yang dijadikan landasan berpikir penulis dalam melakukan penelitian berkaitan dengan topik pengaruh pemberian goal setting terhadap tingkat
Lebih terperincisekolah, maka semakin baik pula kinerjanya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini akan dibahas mengenai kesimpulan, implikasi dan saran dari penelitian. 5.1 Kesimpulan Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian kesimpulan yang
Lebih terperinciHP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com
e-mail : sitisyamsiar@yahoo.com HP : 081-1286833 Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com Peran Kepemimpinan Peran Pemimpin yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : 1. Servant
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu pesat, mulai dari berubahnya gaya hidup masyarakat hingga meningkatya kebutuhan-kebutuhan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani. Pendidikan Jasmani seringkali tersampingkan oleh pendidikan akademis lainnya, padahal aspek
Lebih terperinciAKADEMI SEPAKBOLA INTERNASIONAL LIVERPOOL FC MEDAN 04/24/2014 BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia negara besar yang memiliki banyak keistimewaan. Satu diantaranya adalah jumlah penduduk yang besar. Jumlah penduduk yang besar berdampak pada sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini paradigma pendidikan sudah semakin berkembang dari pendekatan tradisional dimana siswa hanyalah sebagai objek pendidikan, kurang aktif di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi senantiasa memanfaatkan sumber daya manusia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi senantiasa memanfaatkan sumber daya manusia yang dimilikinya dengan sumber daya lainnya seperti mesin, sarana dan prasarana untuk dioptimalkan dalam mendukung
Lebih terperinciBAB 10 KELOMPOK DAN TIM
BAB 10 KELOMPOK DAN TIM PENGERTIAN KELOMPOK Robbins & Judge,1 (2008:356) kelompok didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang berinteraksi,dan saling bergantung utk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain. Sepakbola adalah permainan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan transformasional ialah kemampuan seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan yang ditargetkan untuk melakukan hal-hal yang luar biasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah memasuki berbagai lapisan kehidupan di dunia termasuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah memasuki berbagai lapisan kehidupan di dunia termasuk Indonesia. Globalisasi dibidang perekonomian bahkan membawa dampak yang cukup besar bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sepak bola adalah olahraga yang cukup populer dan digemari di. seluruh dunia. Peningkatan teknologi dan perkembangan zaman menambah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola adalah olahraga yang cukup populer dan digemari di seluruh dunia. Peningkatan teknologi dan perkembangan zaman menambah peningkatan popularitas sepak
Lebih terperinci