STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BAKU DAN HARGA AIR PADA DAS TUKAD OOS DI KAWASAN GIANYAR PROVINSI BALI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BAKU DAN HARGA AIR PADA DAS TUKAD OOS DI KAWASAN GIANYAR PROVINSI BALI"

Transkripsi

1 STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BAKU DAN HARGA AIR PADA DAS TUKAD OOS DI KAWASAN GIANYAR PROVINSI BALI Sekar Handari 1, Ussy Andawayanti 2, Rispiningtati 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya sekarsekar6@yahoo.com ABSTRAK DAS Tukad Oos memiliki sisa air sebesar 100 lt/dt yang belum dimanfaatkan. Pada studi ini sisa air tersebut akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air baku. Oleh sebab itu studi ini bertujuan untuk mengetahui besar produksi air baku yang siap didistribusikan dengan menggunakan long storage, untuk mengetahui manfaat yang diperoleh dari perencanaan jaringan air baku, untuk mengetahui nilai kelayakan ekonominya, juga untuk menetapkan harga air yang layak. Dari hasil analisa diperoleh 100 lt/dt air yang siap didistribusikan dengan menggunakan long storage dengan dimensi b = 23,052 m, h = 23,052 m, L = 155,121 m, serta kapasitas tampungan sebesar 1520 m 3. Dari studi ini diketahui memiliki harga air minimum sebesar Rp 5.181, yang kemudian ditetapkan harga jual air ke PDAM sebesar 30% dari harga air minimum (Rp hingga Rp 6.062), dengan hasil analisa ekonominya berupa nilai Benefit Cost Ratio adalah 1,3, untuk Net Present Value adalah Rp , untuk Tingkat Pengembalian Internal adalah 12,4%. Sedang hasil dari Analisa Sensitivitasnya adalah kondisi terjadinya penurunan manfaat sebesar 10% dan kondisi terjadinya keterlambatan pelaksanaan konstruksi. Kata Kunci : jaringan air baku, long storage, harga air. ABSTRACT DAS Tukad Oos has a residual water of 100 liters / second untapped. In this study the rest of the water will be used to meet the needs of raw water. Therefore, this study aims to determine the major raw water production is ready to be distributed using a long storage, to find out the benefits of network planning raw water, to determine the feasibility value of its economy, also to set the price of water. From the analysis results obtained 100 liters / second of water is ready to be distributed by using long storage with size b = 23,052 m, h= 23,052 m, L = 155,121 m, and the storage capacity is 1520 m 3. From this study have a minimum rise of water prices as much as Rp 5.181, and then determined water prices for PDAM using 30% from minimum rise of water prices (Rp up to Rp 6.062), with result of economics analysis are Benefit Cost Ratio is 1.3, for Net Present Value is Rp 5, , for the Internal Rate of Return is 12.4%. And for Sensitivity Analysis are condition of the decrease in benefits by 10% and conditions construction delays. Keywords : raw water network, long storage, the price of water.

2 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan perkembangan terakhir yang terjadi di wilayah Kabupaten Gianyar, kebutuhan air baku semakin lama semakin meningkat, sementara ketersediaan air semakin terbatas. Peningkatan kebutuhan air tersebut sejalan dengan adanya peningkatan jumlah penduduk fasilitas permukiman, dan kebutuhan irigasi. Hal ini semakin terasa apabila musim kemarau tiba, Proyek perencanaan jaringan air baku ini dapat menjadi solusi permasalahan tersebut. Proyek perencanaan jaringan air baku di Kabupaten Gianyar ini lebih memprioritaskan pada manfaat penyediaan untuk kebutuhan air baku dan air irigasi. Dengan perbandingan persentase untuk air baku sebesar 60% dan untuk air irigasi sebesar 40%. Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Oos memiliki luas area sebesar 119,95 km² dengan panjang sungai 51,963 km. Untuk luasan DAS di Kabupaten Badung sekitar 22,271 km 2 dan luasan di Kabupaten Gianyar sekitar 97,68 km 2. Diharapkan dengan dukungan kondisi DAS yang baik, debit andalan akan mencukupi kebutuhan penyediaan air baku di saat musim kering. Pembangunan proyek perencanaan jaringan air baku ini membutuhkan investasi yang cukup besar, maka sebelum dilaksanakan harus diperhatikan beberapa faktor yang dapat membatalkan pelaksanaannya. Salah satu faktor diantaranya adalah kelayakan ekonomi proyek. Hal ini disebabkan karena pada setiap investasi akan ditemui permasalahan antara biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang dihasilkan. Perbandingan antara keduanya merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi kelayakan ekonomi proyek tersebut. Untuk itu pada kajian ini lebih di titik beratkan pada penetapan harga jual air baku serta menganalisa dari hasil optimasi. Dari hasil optimasi tersebut akan diketahui proyek tersebut layak dibangun atau tidak. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dari studi ini adalah setelah digunakan untuk kebutuhan irigasi sebesar 50 lt/dt, terdapat sisa air dari DAS Tukad Oos yang belum dimanfaatkan sebesar 100 lt/dt, kondisi dasar sungai yang cukup sempit maka perlu dibangun long storage, perlu adanya pendistribusian air baku di Kabupaten Gianyar, harga jual air baku belum di tetapkan. 1.3 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui besar produksi air baku, untuk mengetahui manfaat yang diperoleh dari jaringan air baku, dapat mengetahui nilai kelayakan ekonomi setelah ditinjau dari BCR, NPV, IRR, dan Analisa Sensitivitas, serta dapat memprediksi harga air per m 3 yang layak secara ekonomi. Untuk manfaat dari studi ini sendiri adalah untuk memberikan masukan kepada instansi terkait dalam penentuan harga air baku agar senantiasa memperhatikan tingkat kesanggupan masyarakat. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Penyedia Air Suatu sistem penyedia air yang mampu menyediakan air yang dapat diminum dalam jumlah yang cukup besar merupakan hal yang penting bagi suatu kota besar yang modern. Unsurunsur yang membentuk suatu sistem penyediaan air yang modern meliputi (Lindsey, 1995:89) : sumber-sumber penyediaan,sarana-sarana penampungan,sarana-sarana penyaluran (ke pengolahan), sarana-sarana pengolahan, sarana-sarana penyaluran (dari pengolahan) tampungan sementara, sarana-sarana distribusi.

3 2.2 Analisis Kebutuhan Air Untuk menentukan kebutuhan air bersih pada masa mendatang, terlebih dahulu perlu diperhatikan keadaan pertumbuhan penduduk pada saat ini dan proyeksi di masa mendatang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proyeksi penduduk adalah jumlah populasi dalam satu wilayah, kecepatan pertambahan penduduk, dan kurun waktu proyeksi. Hasil analisa tersebut nantinya digunakan untuk dasar perhitungan perencanaan jaringan air baku. Metode yang digunakan untuk memproyeksikan jumlah penduduk di masa datang ada tiga, yaitu metode eksponensial, metode aritmatik, dan metode geometrik. Setelah diperoleh proyeksi penduduk, baru dihitung kebutuhan air domestik dan non domestiknya, dan baru di dapatkan kebutuhan airnya. Untuk kehilangan air didapat dari 25% kebutuhan air, lalu barulah diperoleh produksi air baku dengan cara kebutuhan air dikurangi kehilangan air. 2.3 Analisa Manfaat Manfaat dari suatu proyek berarti semua pemasukan keuntungan yang diperoleh sama umur proyek tersebut. Manfaat suatu proyek dapat diklasifikasikan menjadi (Kadariah, 1976:71) : manfaat langsung, manfaat tidak langsung, manfaat nyata, dan manfaat tidak nyata. Dalam hal ini pemasukan adalah dari pelanggan yang membayar rekening airnya, dan disebut benefit. Pendapatan Penyedia jasa dari air terdiri dari hasil penjualan air, dan beban tetap 2.4 Analisa Biaya Biaya dapat dibagi ke beberapa golongan seperti : biaya langsung, biaya tetap, biaya pengganti, biaya yang diperhitungkan karena hilangnya kesempatan, dan biaya menurut pembukuan. 2.5 Analisis Ekonomi Analisis ekonomi teknik pada suatu proyek mengarah pada menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif dari hasil perencanaan yang dipilih. Alternatif dapat berupa perbandingan biaya, atau analisis ekonomi yang melibatkan unsur resiko yang mungkin terjadi. Telah dikembangkan berbagai cara untuk memperoleh ukuran yang menyeluruh sebagai dasar dalam penilaian kelayakan proyek. Hal ini dinamakan kriteria investasi. Kriteria yang biasa digunakan dan dianjurkan digunakan dalam evaluasi proyek adalah Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR), dan analisa sensitivitas. 2.6 Tarif Air Bersih Tarif adalah harga yang harus dibayar untuk setiap pemakaian m 3 air bersih yang disalurkan. Tarif harga minimum diperoleh dari B = C, yang kemudian dijabarkan sebagai berikut: tarif dasar air = biaya usaha / jumlah produksi air 3. METODE PENELITIAN Sistematika pembahasan dalam studi ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Proyeksi jumlah penduduk dihitung sampai dengan tahun b. Besarnya kebutuhan air baku dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk. c. Dari biaya konstruksi dan biaya O&P, dapat dihitung analisa biayanya. d. Kebutuhan air baku dihitung terhadap debit sumber, apakah debit mencukupi atau tidak sampai tahun e. Bersarnya produksi air dihitung sehingga diperoleh analisa manfaat. f. Setelah diperoleh analisa biaya dan analisa manfaat, dilakukan analisa ekonomi menggunakan BCR, NPV, IRR, dan Analisa Sensitivitas. g. Prediksi harga air ditetapkan.

4 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sistem Penyedia Air Baku Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Untuk proyeksi kebutuhan air bersih pada Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar menggunakan prosentase 100%, 80%, 60%, 40%, dan 20%. Berikut ini adalah contoh perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih tahun 2027 dengan prosentase penduduk terlayani sebesar 100% dan kehilangan air sebesar 25%. 1. Proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2027 sebesar jiwa. 2. Kebutuhan air domestik (dengan asumsi 150 liter/orang/hari) = x 150 = ,35 liter/hari = 289,97 liter/detik 3. Kebutuhan non domestik (dengan asumsi 20%) = 20% x 289,97 = 57,99 liter/detik 4. Total kebutuhan air = Q domestik + Q non domestik = 289, ,99 = 347,97 liter/detik 5. Kehilangan air = 25% x 347,97 = 86,99 liter/detik 6. Kebutuhan air rata-rata = total kebutuhan air + kehilangan air = 347, ,99 = 434,96 liter/detik 7. Produksi air baku = kebutuhan air rata-rata - kehilangan air = 434,96 86,99 = 347,97 liter/detik = ,36 m 3 /tahun 8. Kebutuhan air maksimum = 1,15 x 434,96 = 500,21 liter/detik 9. Kebutuhan jam puncak = 1,56 x 434,96 = 678,54 liter/detik 4.2 Perencanaan Konstruksi Long Storage Pemilihan Lokasi Terdapat dua area yang menjadi alternatif untuk pembangunan long storage. Kedua lokasi tersebut berada di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Untuk lokasi 1 long storage memiliki alur sungai yang lurus dengan tepian tebing curam berupa batuan cadas serta ditumbuhi pepohonan dan semak belukar. Lebar sungai sekitar 2-5 meter dengan struktur tanah dasar berupa batuan dan lempung berpasir. Sedangkan pada lokasi 2 long storage sendiri juga memiliki alur sungai yang lurus dengan tebing kanan dan kiri terdapat sedikit lempung. Di tepi sungai terdapat sedikit sedimentasi yang sudah tertutup oleh rerumputan. Lebar sungai sekitar 5-10 meter. Struktur tanah dasar sungai berupa lempung. Dikarenakan pada lokasi 1 lebih banyak memenuhi kriteria untuk lokasi konstruksi, maka lokasi 1 dipilih sebagai lokasi long storage. Lokasi 1 atau lokasi yang ditetapkan sebagai lokasi pembangunan konstruksi long storage berada di Kecamatan Sukawati dengan jarak 1 km dari bendung Dimensi dan Kapasitas Tampungan Long Storage Untuk menghitung dimensi, perlu diketahui beberapa data. Adapun data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: S (kemiringan) = 0,007 Q = 100 lt/dt H (pernah banjir) = 3 m z = 1 : 1 n = 0,025 Elevasi muka air normal = +8,27 m L (panjang sungai) = 51,963 km Jarak sungai dengan konstruksi = 1 km Pada perhitungan kali ini menggunakan Rumus Manning. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut : Q = V x A

5 V = 1/n x R 3/2 x S 1/2 A = (b +z.h). h = (h+h). h = 2h 2 b = h P = b + 2h = h + 2h = h + 2h = h + 2,828h = 3,828h R = A/P = 2h 2 / 3,828h = 0,522h Q = V x A 100 = (1/0,025. 0,522h 2/3. 0,007 1/2 ) x 2h = 2,169h x 2h 2 46,104/h= 2h 2 h = 23,052 m b = h = 23,052 m R = 0,522h = 0,522 x 23,052 = 12,725 A = 2h 2 = 2 x (23,052) 2 = 1062,798 V = 1/n x R 3/2 x S 1/2 = 1/0,025 x 12,725 3/2 x 0,007 1/2 w = 18,24 m/dt = 1/3 x h = 1/3 x 23,052 = 7,684 m h/a = 23,052 / 1062,798 = 0,02 Apabila h/a adalah 1, maka L (panjang) = = = ,4 = 155,121 m Elevasi = h ( 1 - ) 2 = 8,27 ( 1 - ) 2 = +7,85 m Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa long storage memiliki tinggi (h) sebesar 23,052 m, lebar (b) sebesar 23,052 m, juga panjang (L) sebesar 155,121 m dengan elevasi +7,85 m. Untuk perhitungan kapasitas tampungannya adalah sebagai berikut : V=( ) x [area lokasi + area setelah lokasi + (area lokasi x area setelah lokasi) 0,5 ] x (10 + volume di elevasi +6) = ( ) x [ 0,22 + 0,06 + (0,22 x 0,06) 0,5 ] x (10 + 0,2) = 1,52 m = 1520 m 3 Dari perhitungan di atas, diperoleh kapasitas tampungan sebesar 1520 m Stabilitas Long Storage Untuk menghitung stabilitas dapat menggunakan dua kondisi, yaitu kondisi tanpa gempa dan kondisi dengan gempa. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut : I. Kondisi Tanpa Gempa a. Stabilitas terhadap guling SF = > 1,5 = > 1,5 = 191,309 > 1,5 b. Stabilitas terhadap geser SF = > 1,2 = > 1,2 = 9,084 > 1,2 c. Stabilitas terhadap eksentrisitas e = ( - ) < = ( - ) < = -883,609 < 3,842 d. Stabilitas terhadap daya dukung tanah q max = [ ( 1 + )] < q = x ( 1 + ) = 6117,7 t/m 2 q min = [ ( 1 - )] < q = x ( 1 - ) = 6171,1 t/m 2 II. Kondisi dengan Gempa a. Stabilitas terhadap guling SF = > 1,5

6 = > 1,5 = 107,841 > 1,5 b. Stabilitas terhadap geser SF = > 1,2 = > 1,2 = 8,941 > 1,2 c. Stabilitas terhadap eksentrisitas e = ( - ) < = ( - ) < = -879,97 < 3,842 d. Stabilitas terhadap daya dukung tanah q max = [ ( 1 + )] < q = x ( 1 + ) = 6092,4 t/m 2 q min = [ ( 1 - )] < q = x ( 1 - ) = 6145,8 t/m 2 III. Kontrol Terhadap Daya Dukung c = 0,85 Φ = 30,96 Nc = 39,5232 Nq = 24,3816 Nγ = 22,0736 B = 23,052 σ ijin = c.nc + γ.δf.nq + 0,5.γ.B.Nγ = 0,85.29, , , ,5.1,66.23,052.22,0736 = 568,852 σ max = x ( 1 + ) < σ ijin = x(1+ ) <568,852 = 139,104 < 568,852 σ min = x ( 1 - ) < σ ijin = x(1- ) < 568,852 = 131,161 < 568, Analisa Biaya Biaya Modal Biaya modal terdiri dari 2 macam, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung dalam proyek ini meliputi seluruh biaya yang digunakan untuk pembangunan dalam proyek ini. Sedangkan biaya tidak langsung terdiri dari : Biaya Engineering = 5% dari biaya konstruksi Biaya Administrasi = 2,5% dari biaya konstruksi Biaya Tak Terduga = 5% dari biaya konstruksi Cara menghitung biaya modal untuk seluruh perencanaan air baku adalah sebagai berikut : Biaya konstruksi=rp Biaya admin =Rp x 2,5% =Rp Biaya engineering=rp x 5% = Rp Biaya tak terduga=rp x 5% =Rp Perhitungan dan analisa biaya modal dapat dilihat pada tabel 4.1 dengan langkah perhitungan sebagai berikut : a) Menghitung biaya konstruksi untuk perencanaan jaringan air baku sebesar Rp Angka tersebut diperoleh dari total biaya yang harus dikeluarkan dalam pembangunan proyek ini. b) Menghitung biaya konstruksi di kalikan dengan viactor konversi untuk mendapatkan biaya konstruksi tiap tahunnya Tabel 4.1 Analisis Biaya Konstruksi Tahunan Tahun Faktor Konversi Biaya Konstruksi (F/P,11.5,1) 1,115 (A/P,11.5,10) 0,

7 Tahun 2017 Biaya O&P Biaya Tahunan Biaya tahunan dari proyek ini terdiri dari perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan. Dalam biaya operasional terdiri dari : Biaya variabel : biaya yang berhubungan langsung dengan kebutuhan dana untuk menyalurkan air mulai dari sumber hingga ke PDAM. Biaya tetap : biaya yang meliputi biaya langsung usaha dan beban administasi umum. Dengan menggunakan viiactor nilai sekarang dapat dilihat pada tabel 4.2 dengan langkah perhitungan sebagai berikut : a) Biaya O&P : Rp b) Biaya O&M : Rp c) Analisis O&P dan O&M tahunan = Rp Rp = Rp Tabel 4.2 Analisis O&P dan O&M Tahunan Biaya O&M Total Biaya Konstruksi Tabel 4.3 Biaya Total Rencana Biaya O&P + O&M Biaya Total Harga Air Sebelum menghitung harga air minimum, ada baiknya untuk mengetahui jumlah produksi airnya terlebih dahulu. Berikut adalah contoh perhitungan tahun 2027: Kebutuhan air : m 3 /tahun Kehilangan air : (25% dari kebutuhan air) Produksi : (kebutuhan air kehilangan air) Tabel 4.4 Produksi Air per m 3 /tahun Tahu n Kebutuha n Air (m 3 /th) Sumber : HasilPerhitungan Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa proyek ini memiliki produksi air sebesar m 3 /tahun pada tahun Harga air minimum juga diperoleh dari jumlah produksi air. Berikut adalah contoh perhitungan harga air minimum untuk tahun Harga air minimum = Kehilanga n Air (m 3 /th) Produksi (m3/th) = = Rp Dari perhitungan di atas dapat diketahui harga air minimum per m 3 adalah Rp untuk tahun

8 4.5 Tarif Dasar Untuk Dijual ke PDAM Dari pembahasan sebelumnya telah didapatkan harga air minimum untuk tahun 2017 adalah Rp , maka untuk memperoleh tarif dasar air yang akan dijual ke PDAM adalah dengan menaikkan harga dengan kisaran 10% hingga 50%. Hal ini dilakukan agar dari pihak PDAM sendiri nantinya dapat memutuskan sendiri perihal ketetapan harga air yang akan dijual ke masyarakat. Di bawah ini adalah contoh perhitungan tarif dasar air dengan kenaikan 10% untuk dijual ke PDAM pada tahun Tarif dasar air = Harga air minimum tahun (Harga air minimum tahun 2017 x 10%) = (5.181 x 10%) = Rp. 5,699 Tabel 4.5 Tarif Dasar Air untuk Dijual ke PDAM Tahun Harga Air , , , , , , , , , , ,181 Kenaikan dari Harga Air 10% 20% 30% 29,986 32,712 35,438 21,025 22,937 24,848 16,188 17,660 19,131 13,160 14,357 15,553 11,087 12,095 13,103 9,578 10,448 11,319 8,430 9,197 9,963 7,528 8,213 8,897 6,801 7,419 8,037 6,201 6,765 7,329 5,699 6,217 6,735 Lanjutan Tabel 4.5 Tarif Dasar Air untuk Dijual ke PDAM Tahun Harga Air , , , , , , , , , , ,181 Kenaikan dari Harga Air 40% 50% 38,164 40,890 26,760 28,671 20,603 22,075 16,750 17,946 14,110 15,118 12,190 13,060 10,729 11,496 9,581 10,266 8,655 9,274 7,892 8,456 7,253 7, Analisa Manfaat Manfaat langsung merupakan manfaat yang ditimbulkan oleh pembangunan jaringan pipa sebagai suplai pemenuhan kebutuhan air baku. Manfaat total tahunan dapat dihitung berdasarkan = produksi air x harga air. Karna terdapat 5 kali kenaikan untuk tarif dasar air, maka juga terdapat 5 manfaat. Untuk nilai manfaatnya dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Manfaat Tiap Kenaikan Harga Harga Air Kenaikan dari Harga Air Manfaat % % % % %

9 4.7 Analisa Ekonomi Benefit Cost Ratio (B/C) Dalam perhitungan ini masingmasing komponen manfaat dan biaya dijadikan nilai sekarang (present value). Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 11,5% dan analisa ekonomi berdasarkan usia guna adalah 10 tahun. Karena patokan tarif dasar air yang digunakan memiliki kisaran 10% hingga 50%, maka terdapat lima pilihan juga untuk BCRnya. Adapun contoh perhitungan BCR adalah sebagai berikut dengan kenaikan tarif dasar air 10% : Total biaya : Rp Total manfaat : Rp Sehingga : BCR = = = 1,1 Untuk kenaikan pada presentase selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Rekapitulasi Nilai BCR Harga Air Besar Kenaikan dari Harga Air B/C Rp % 1,1 Rp % 1,2 Rp % 1,3 Rp % 1,4 Rp % 1,5 Karena B/C lebih dari 1, maka dapat dikatakan bahwa proyek ini layak secara ekonomi Net Present Value (B-C) Nilai dalam NPV pada tingkat suku bunga yang berlaku harus memiliki harga > 0. Jika nilai NPV=0, maka proyek tersebut memiliki manfaat yang senilai dengan biaya investasinya. Namun jika NPV < 0, maka proyek tersebut dari segi ekonomi tidak layak untuk dibangun. Adapun perhitungan sesuai proyek untuk tahun 2027 dengan kenaikan tarif dasar air sebesar 10% adalah sebagai berikut : (Benefit) = Rp (Cost) = Rp B C = Rp Untuk kenaikan pada presentase selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai NPV Harga Air Mini mum 5,181 5,181 5,181 5,181 5,181 Kenaikan dari Harga Air Benefit 10% 21,140,27 7,117 20% 23,062,12 0,491 30% 24,983,96 3,865 40% 26,905,80 7,239 50% 28,827,65 0,613 Cost 19,218,433, ,218,433, ,218,433, ,218,433, ,218,433, Internal Rate of Return (IRR) IRR atau tingkat pengembalian internal diartikan sebagai tingkat suku bunga yang membuat manfaat dan biaya memiliki nilai yang sama (B-C = 0 atau B/C = 1). Contoh perhitungan IRR untuk proyek ini adalah sebagai berikut: IRR = I + x ( I -I ) =11,5%+ x (11,5% - 10,5%) = 12,2% Untuk perhitungan dengan kenaikan tarif dasar air mulai dari 10% hingga 50% dapat dilihat pada tabel 4.9. B-C 1,921,8 43,374 3,843,6 86,748 5,765,5 30,123 7,687,3 73,497 9,609,2 16,871

10 Tabel 4.9 IRR dengan Berbagai Kenaikan Harga Air Harga Air Besar Kenaikan dari Harga Air IRR (%) % 12, % 12, % 12, % 12, % 12,4 Sumber ; Hasil Perhitungan Dari perhitungan IRR di atas dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak secara ekonomi, dikarenakan hasil perhitungan IRRnya lebih dari suku bunga komersil yang berlaku. Oleh karena itu proyek ini dianggap menguntungkan Analisa Sensitivitas Analisa sensitivitas bertujuan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan hasil proyek apabila terjadi kemungkinan perubahan dalam penentuan biaya dan manfaat yang masih merupakan estimasi. Pada analisis ini digunakanlah prosentase kenaikan sebesar 10%. Dengan prosentase tersebut dapat dilihat apakah B/C sesuai dengan ketetapan, yaitu B/C= 1. Maka dari itu dilakukan perhitungan terhadap : 1. Komponen biaya (cost) naik 10%, manfaat (benefit) tetap. 2. Komponen biaya (cost) turun 10%, manfaat (benefit) tetap. 3. Komponen biaya (cost) tetap, manfaat (benefit) naik 10%. 4. Komponen biaya (cost) tetap, manfaat (benefit) turun 10%. 5. Keterlambatan pelaksanaan konstruksi ( n + 2 ). Karena terdapat kenaikan tarif dasar air dari 10% hingga 50%, makan analisa sensitivitasnya pun nantinya tebagi dari kenaikan 10% hingga 50% juga. Dari lima kondisi tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut : Tarif dasar air 10% tidak memiliki kondisi layak. Tarif dasar air 20% memiliki dua kondisi layak, yaitu keempat dan kelima. Tarif dasar air 30% memiliki dua kondisi layak, yaitu keempat dan kelima. Tarif dasar air 40% memiliki dua kondisi layak, yaitu keempat dan kelima. Tarif dasar air 50% memiliki dua kondisi layak, yaitu keempat dan kelima. Kondisi yang lain dinyatakan tidak layak karena B/C nya kurang dari 1, nilai B C nya kurang dari 0, dan nilai IRRnya kurang dari suku bunga komersial yaitu 11,5%. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan Perencanaan Jaringan Air Baku dan Harga Air yang dilakukan di Gianyar, dapat disimpulkan : 1. Dari hasil perhitungan diperoleh produksi air baku yang siap didistribusikan dengan menggunakan long storage sebesar 100 liter/detik. 2. Proyek ini memiliki manfaat berupa manfaat langsung. Adapun manfaat langsung yang diperoleh dalam perencanaan jaringan air baku terbagi dalam 5 kali kenaikan harga dari harga air minimum. Untuk kenaikan harga 10% dari harga minimum memiliki manfaat sebesar Rp , untuk kenaikan 20% sebesar Rp , untuk kenaikan 30% sebesar Rp , untuk kenaikan 40% sebesar Rp , dan untuk kenaikan 50% sebesar Rp Untuk analisa ekonomi proyek meninjau Benefit Cost Ratio (B/C), Net Present Value (B-C), Tingkat Pengembalian Internal (IRR), Titik Impas Investasi, serta Analisa

11 Sensitivitas dilakukan dengan berdasarkan kenaikan harga air minimum. Terdapat 5 kali kenaikan, yaitu 10% hingga 50%. a. Benefit Cost Ratio (B/C) Pada kenaikan harga 10%, B/C memiliki nilai sebesar 1,1. Pada kenaikan 20% sebesar 1,2, kenaikan 30% sebesar 1,3, kenaikan 40% sebesar 1,4, dan yang terakhir adalah kenaikan 50% sebesar 1,5. b. Net Present Value (B-C) Saat kenaikan 10%, B-C memiliki nilai sebesar Rp Kenaikan 20% memiliki nilai sebesar Rp Kenaikan 30% memiliki nilai sebesar Kenaikan 40% memiliki nilai sebesar Rp Dan pada kenaikan 50% meiliki nilai sebesar Rp c. Tingkat Pengembalian Internal (IRR) Pada kenaikan 10%, IRR memiliki nilai sebesar 12,2%. Pada kenaikan 20% memiliki nilai sebesar 12,3%, kenaikan 30% memiliki nilai sebesar 12,4%, kenaikan 40% memiliki nilai sebesar 12,4%. Dan juga pada kenaikan 50% memiliki nilai sebesar 12,4%. d. Analisa Sensitivitas Dan untuk analisa sensitivitas, terdapat beberapa hasil seperti dibawah ini : Tarif dasar air 10% tidak memiliki kondisi layak. Tarif dasar air 20% memiliki dua kondisi layak, yaitu keempat dan kelima. Tarif dasar air 30% memiliki dua kondisi layak, yaitu keempat dan kelima. Tarif dasar air 40% memiliki dua kondisi layak, yaitu keempat dan kelima. Tarif dasar air 50% memiliki dua kondisi layak, yaitu keempat dan kelima. Dari segi ekonomi, proyek jaringan air baku ini dikatakan layak karena sesuai dengan ketetapan yang ada. Seperti B/C = 1, NPV > 0, dan IRR lebih besar dari suku bunga komersil. 4. Dari hasil analisis diperoleh tarif yang dinilai menguntungkan bagi PDAM sebesar 30%, yaitu sekitar Rp hingga Rp Hal ini dikarenakan harga tersebut sudah berada diatas harga air minimum, yaitu sebesar Rp Saran Hal hal yang perlu diperhatikan dalam Studi Perencanaan Jaringan Air Baku dan Harga Air ini adalah sebagai berikut : 1. Perlunya mempertimbangkan tarif air yang akan ditetapkan dengan sebaik mungkin dikarenakan terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan, salah satunya adalah tingkat kemampuan dari masyarakat untuk membayar tarif air tersebut. 2. Memaksimalkan penanganan pemeliharaan agar apabila terjadi kerusakan dapat segera diatasi dan meminimalisir biaya operasi dan pemeliharaan. Tinjauan Pustaka Kadariah Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta : FE.UI Press. Kodoatie, Robert Analisis Ekonomi Teknik Yogyakarta : Andi Offset. Lindsey, R. K, Joseph, B.F Teknik Sumber Daya Air Terjemahan Pujawan, I.N.P Ekonomi Proyek. Yogyakarta : Liberty.

STUDI PERENCANAAN SISTEM JARINGAN AIR BAKU DAN ANALISA EKONOMI PADA TUKAD MELANGIT DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR PROVINSI BALI

STUDI PERENCANAAN SISTEM JARINGAN AIR BAKU DAN ANALISA EKONOMI PADA TUKAD MELANGIT DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR PROVINSI BALI STUDI PERENCANAAN SISTEM JARINGAN AIR BAKU DAN ANALISA EKONOMI PADA TUKAD MELANGIT DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR PROVINSI BALI Ria Rahma Putri Rahayu, Rispiningtati, Rahmah Dara Lufira Teknik Pengairan

Lebih terperinci

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR Intan Fardania Putri 1, Rispiningtati 2, Ussy Andawayanti 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan dan Manfaat 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benefit Cost Ratio (BCR) 1.2 Identifikasi Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan dan Manfaat 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benefit Cost Ratio (BCR) 1.2 Identifikasi Masalah 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah kebutuhan dasar untuk kehidupan manusia, terutama untuk digunakan sebagai air minum, memasak makanan, mencuci, mandi dan kakus. Indonesia merupakan negara

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS HARGA AIR TERHADAP KUALITAS AIR PELAYANAN DAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DI PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI. Ahaddian Ovilia Damayanti

STUDI ANALISIS HARGA AIR TERHADAP KUALITAS AIR PELAYANAN DAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DI PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI. Ahaddian Ovilia Damayanti STUDI ANALISIS HARGA AIR TERHADAP KUALITAS AIR PELAYANAN DAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DI PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI Ahaddian Ovilia Damayanti Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UNTUK PENENTUAN HARGA AIR PADA JARINGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SANANKERTO KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UNTUK PENENTUAN HARGA AIR PADA JARINGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SANANKERTO KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UNTUK PENENTUAN HARGA AIR PADA JARINGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SANANKERTO KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG Yayan Tri Ramadhani 1, Ussy Andawayanti 2, Evi Nur Cahya 2 1

Lebih terperinci

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Kelayakan Ekonomi Bendungan Jragung Kabupaten Demak (Kusumaningtyas dkk.) KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Ari Ayu Kusumaningtyas 1, Pratikso 2, Soedarsono 2 1 Mahasiswa Program Pasca

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG JURNAL ILMIAH

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG JURNAL ILMIAH STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SUKOLILO KECAMATAN PRIGEN KABUPATEN PASURUAN JURNAL ILMIAH

ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SUKOLILO KECAMATAN PRIGEN KABUPATEN PASURUAN JURNAL ILMIAH ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SUKOLILO KECAMATAN PRIGEN KABUPATEN PASURUAN JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PENGETAUAN DASAR TEKNIK SUMBER

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN LONGSTORAGE KALI MATI KABUPATEN SIDOARJO

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN LONGSTORAGE KALI MATI KABUPATEN SIDOARJO STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN LONGSTORAGE KALI MATI KABUPATEN SIDOARJO Zakiiya Salsabiila 1, Rispiningtati 2, Pitojo Tri Juwono 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Untuk Menentukan Harga Air Pada Bendungan Ir. H. Djuanda Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta

Kajian Ekonomi Untuk Menentukan Harga Air Pada Bendungan Ir. H. Djuanda Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta Kajian Ekonomi Untuk Menentukan Harga Air Pada Bendungan Ir. H. Djuanda Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta Evy Anisa 1, Ussy Andawayanti 2, Harry M. Sungguh 3 1) Mahasiswa Program Sarjana Teknik

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI KECAMATAN PUCANGLABAN KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR JURNAL

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI KECAMATAN PUCANGLABAN KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR JURNAL STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI KECAMATAN PUCANGLABAN KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PENGETAHUAN DASAR TEKNIK

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR MINUM DAN ANALISIS EKONOMI DI IKK JABUNG DAN IKK PAKIS KABUPATEN MALANG

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR MINUM DAN ANALISIS EKONOMI DI IKK JABUNG DAN IKK PAKIS KABUPATEN MALANG STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR MINUM DAN ANALISIS EKONOMI DI IKK JABUNG DAN IKK PAKIS KABUPATEN MALANG Abdullah Charif 1, Widandi Soetopo 2, Jadfan Sidqi Fidari 2 1) Mahasiswa Program Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Aplikasi Software WaterCAD Untuk Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Taman Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo

Aplikasi Software WaterCAD Untuk Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Taman Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo Aplikasi Software WaterCAD Untuk Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Taman Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo Rizki Adhitya Nugraha¹, Runi Asmaranto², Riyanto Haribowo² ¹Mahasiswa Program Sarjana

Lebih terperinci

Kata kunci: Pengembangan sistem distribusi, prediksi kebutuhan, efisiensi

Kata kunci: Pengembangan sistem distribusi, prediksi kebutuhan, efisiensi ANALISA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA JOMBANG Iwan D. Winarto 1, Retno Indriyani 2 1 Mahasiswa Program Studi MMT-ITS 2 Dosen Program Studi MMT-ITS ABSTRAK Dewasa ini banyak Perusahaan

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR

ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISA STUDI HARGA AIR PADA PERENCANAAN BENDUNGAN LEUWIKERIS KABUPATEN TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT

ANALISA STUDI HARGA AIR PADA PERENCANAAN BENDUNGAN LEUWIKERIS KABUPATEN TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT ANALISA STUDI HARGA AIR PADA PERENCANAAN BENDUNGAN LEUWIKERIS KABUPATEN TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT Enggar Dwi Hartantyo 1, Pitojo Tri Juwono 2, Widandi Soetopo 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN EMBUNG PENGGUNG GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN NAWANGAN KABUPATEN PACITAN

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN EMBUNG PENGGUNG GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN NAWANGAN KABUPATEN PACITAN STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN EMBUNG PENGGUNG GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN NAWANGAN KABUPATEN PACITAN Intan Puspitaningrum 1, Ussy Andawayanti 2, Evi Nur Cahya 2 1 Mahasiswa Program Sarjana

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA GUNUNGRONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD JURNAL

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA GUNUNGRONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD JURNAL STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA GUNUNGRONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR Diajukan untuk

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR

JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANGGUNGGUNUNG KECAMATAN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS HARGA AIR DI PDAM KOTA MALANG TERHADAP KENAIKAN BIAYA PRODUKSI AIR Rifqi Linati 1, Ussy Andawayanti 2, Dian Chandrasasi 2

STUDI ANALISIS HARGA AIR DI PDAM KOTA MALANG TERHADAP KENAIKAN BIAYA PRODUKSI AIR Rifqi Linati 1, Ussy Andawayanti 2, Dian Chandrasasi 2 STUDI ANALISIS HARGA AIR DI PDAM KOTA MALANG TERHADAP KENAIKAN BIAYA PRODUKSI AIR Rifqi Linati 1, Ussy Andawayanti 2, Dian Chandrasasi 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas

Lebih terperinci

OPTIMASI DAN SIMULASI SISTEM PENYEDIAAN JARINGAN AIR BERSIH DI KECAMATAN KADEMANGAN KABUPATEN BLITAR

OPTIMASI DAN SIMULASI SISTEM PENYEDIAAN JARINGAN AIR BERSIH DI KECAMATAN KADEMANGAN KABUPATEN BLITAR 6 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 3, Nomor 1, Mei 2012, hlm 6 14 OPTIMASI DAN SIMULASI SISTEM PENYEDIAAN JARINGAN AIR BERSIH DI KECAMATAN KADEMANGAN KABUPATEN BLITAR Rahmah Dara Lufira 1, Suhardjono 2,

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG Volume 14, Nomor 1 STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG Evaluation and Development of Water Distribution Network PDAM Malang in Kedungkandang

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI PERENCANAAN PENGEMBANGAN LAYANAN PDAM DI KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN

STUDI ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI PERENCANAAN PENGEMBANGAN LAYANAN PDAM DI KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN STUDI ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI PERENCANAAN PENGEMBANGAN LAYANAN PDAM DI KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Rembang merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, terletak di Jawa Tengah bagian timur. Dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penurunan produktivitas hutan alam telah mengakibatkan berkurangnya suplai hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri kehutanan. Hal ini mendorong

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS IPB DRAMAGA Penyelenggaraan kegiatan pendidikan di kampus IPB Dramaga tidak bisa terlaksana tanpa adanya air bersih. Saat ini pemenuhan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI MATERI KULIAH 4 PERTEMUAN 6 FTIP - UNPAD METODE MEMBANDINGKAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI Ekivalensi Nilai dari Suatu Alternatif Investasi Untuk menganalisis

Lebih terperinci

PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) Deviany Kartika, Miftahul Arifin, Rahman Darmawan Program Studi Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA DURI (Intake Air Baku Sungai Jurong II)

ANALISIS INVESTASI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA DURI (Intake Air Baku Sungai Jurong II) ANALISIS INVESTASI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA DURI (Intake Air Baku Sungai Jurong II) 1 Donny Halim, 2 Siswanto, 2 Trimaijon 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau 2

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM PKB-111 PADA IRIGASI AIR TANAH DI DESA KALIAKAH KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI

KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM PKB-111 PADA IRIGASI AIR TANAH DI DESA KALIAKAH KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM PKB-111 PADA IRIGASI AIR TANAH DI DESA KALIAKAH KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI Achmad Nifan El Wafi 1), Moch. Sholichin 2), Ussy Andawayanti 2) 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERNYATAAN...i KERANGAN PERBAIKAN/REVISI...ii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR...iii ABSTRAK...iv UCAPAN TERIMA KASIH...v DAFTAR ISI...vi DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Tabel 5.1. Hasil Survei Harga Jual Ruko sekitar Kedoya

BAB V ANALISA DATA. Tabel 5.1. Hasil Survei Harga Jual Ruko sekitar Kedoya 51 BAB V ANALISA DATA 5.1 Analisa Data Aspek Pasar Dalam analisa aspek pasar pembangunan ruko ini, penulis membagi menjadi beberapa acuan analisa yaitu : 5.1.1. Analisa Harga Jual Ruko Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Neraca Kebutuhan dan Ketersediaan Air. dilakukan dengan pendekatan supply-demand, dimana supply merupakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Neraca Kebutuhan dan Ketersediaan Air. dilakukan dengan pendekatan supply-demand, dimana supply merupakan 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Neraca Kebutuhan dan Ketersediaan Air Kondisi Saat ini Perhitungan neraca kebutuhan dan ketersediaan air di DAS Waeruhu dilakukan dengan pendekatan supply-demand, dimana supply

Lebih terperinci

Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos ABSTRACT

Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos ABSTRACT STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN UPSTREAM INFRASTRUCTURE AIR BERSIH PDAM KOTA PEKANBARU TAHUN 2015-2035 Ito Tandika 1), Ari Sandhyavitri 2), Andy Hendri 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA SURAKARTA PLANNING HORIZON 10 TAHUN (STUDI KASUS : PDAM KOTA SURAKARTA)

STUDI KELAYAKAN PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA SURAKARTA PLANNING HORIZON 10 TAHUN (STUDI KASUS : PDAM KOTA SURAKARTA) STUDI KELAYAKAN PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA SURAKARTA PLANNING HORIZON 10 TAHUN (STUDI KASUS : PDAM KOTA SURAKARTA) Guilden Laelatu Yudha 1), Siti Qomariyah 2), Sugiyarto 3) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Feasibility Study Pembangunan Embung Taman Sari dan Sumber Blimbing, Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi

Feasibility Study Pembangunan Embung Taman Sari dan Sumber Blimbing, Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi Feasibility Study Pembangunan Embung Taman Sari dan Sumber Blimbing, Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Banyuwangi adalah salah satu dari beberapa daerah

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM Financial Feasibility Study of Herbal Instan Coffee Produced by UD. Sari Alam Hilda Rosmalia Saida 1), Nurhayati Nurhayati

Lebih terperinci

Analisis Sistem Penyediaan Air Bersih di PDAM Tirta Silau Piasa, Kisaran Barat, Asahan, Sumatra Utara

Analisis Sistem Penyediaan Air Bersih di PDAM Tirta Silau Piasa, Kisaran Barat, Asahan, Sumatra Utara JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 16, No. 1, 83-90, Mei 2013 83 Analisis Sistem Penyediaan Air Bersih di PDAM Tirta Silau Piasa, Kisaran Barat, Asahan, Sumatra Utara (Analysis of Water Supply System in

Lebih terperinci

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI TESIS A.A. ASTRI DEWI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012 TESIS A.A ASTRI DEWI NIM 1091561021 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR Oleh: Candra Santosa 1119151001 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 PERNYATAAN Yang bertanda tangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sudi Mampir di Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian adalah bulan April sampai

Lebih terperinci

5.3.1 Pengamatan Sistem Produksi WTP

5.3.1 Pengamatan Sistem Produksi WTP III. METODOLOGI 5.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di sekitar Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat selama tiga bulan dari Agustus sampai Oktober 2010. 5.2 ALAT DAN BAHAN Alat-alat

Lebih terperinci

6 BAB VI EVALUASI BENDUNG JUWERO

6 BAB VI EVALUASI BENDUNG JUWERO 6 BAB VI EVALUASI BENDUNG JUWERO 6.1 EVALUASI BENDUNG JUWERO Badan Bendung Juwero kondisinya masih baik. Pada bagian hilir bendung terjadi scouring. Pada umumnya bendung masih dapat difungsikan secara

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN WADUK JLANTAH KABUPATEN KARANGANYAR DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI Gani Abdurrahman, M. Hamzah Hasyim, Pudyono

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN WADUK JLANTAH KABUPATEN KARANGANYAR DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI Gani Abdurrahman, M. Hamzah Hasyim, Pudyono STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN WADUK JLANTAH KABUPATEN KARANGANYAR DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI Gani Abdurrahman, M. Hamzah Hasyim, Pudyono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Sesuai tujuan yang hendak dicapai, maka konsep rancangan penelitian secara skematis ditunjukkan Gambar 3.1 Studi Pendahuluan Studi Pustaka Rumusan Masalah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usahatani Bachtiar Rifai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal yang

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

Kata kunci: gedung perkantoran, analisa teknis dan finansial, Kabupaten Kapuas

Kata kunci: gedung perkantoran, analisa teknis dan finansial, Kabupaten Kapuas SWASTANISASI PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN MENGGUNAKAN ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL (Studi Kasus Proyek Pembangunan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kapuas) Astati Novianti, Retno Indryani,

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN RANDU GUNTING KABUPATEN BLORA

ANALISA KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN RANDU GUNTING KABUPATEN BLORA Analisa Kelayakan Ekonomi Bendungan Randu Gunting... (Nugroho dkk.) ANALISA KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN RANDU GUNTING KABUPATEN BLORA Lalu Ardian Bagus Nugroho 1, Faiqun Ni am 2, Soedarsono 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RI SPAM) KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015-2030 DENGAN

Lebih terperinci

STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK

STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Ulfa Fitriati, M.Eng, Novitasari, M.Eng dan M. Robiyan Noor M Program Studi Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI 5.1 PENDAHULUAN Pengembangan usaha pelayanan jasa pengeringan gabah dapat digolongkan ke dalam perencanaan suatu kegiatan untuk mendatangkan

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH UNTUK LIMA BELAS TAHUN YANG AKAN DATANG DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

PREDIKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH UNTUK LIMA BELAS TAHUN YANG AKAN DATANG DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU PREDIKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH UNTUK LIMA BELAS TAHUN YANG AKAN DATANG DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU Arifal Hidayat Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian Email: arifal77@ymail.com

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO Vika Arini 1), Siti Qomariyah 2), Agus Hari Wahyudi 3 ) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : DAS Tukad Petanu, Neraca air, AWLR, Daerah Irigasi, Surplus

ABSTRAK. Kata Kunci : DAS Tukad Petanu, Neraca air, AWLR, Daerah Irigasi, Surplus ABSTRAK Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Petanu merupakan salah satu DAS yang berada di Provinsi Bali. DAS Tukad Petanu alirannya melintasi 2 kabupaten, yakni: Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar. Hulu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM Air merupakan salah satu unsur utama untuk kelangsungan hidup manusia, disamping itu air juga mempunyai arti penting dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Lebih terperinci

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk 86 BAB IV KAJIAN PEMBIAYAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH 4.1 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Proyeksi kebutuhan air bersih pada wilayah pelayanan yang telah ditentukan didapat berdasarkan guna lahan rencana Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM JARINGAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU KECAMATAN BUNGA RAYA KABUPATEN SIAK Zara Suriza 1), Manyuk Fauzi 2), Siswanto 2)

ANALISIS SISTEM JARINGAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU KECAMATAN BUNGA RAYA KABUPATEN SIAK Zara Suriza 1), Manyuk Fauzi 2), Siswanto 2) ANALISIS SISTEM JARINGAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU KECAMATAN BUNGA RAYA KABUPATEN SIAK Zara Suriza 1), Manyuk Fauzi 2), Siswanto 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau 2)

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG ABSTRAK

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG ABSTRAK STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG Bastyo Tafano, Eko Noerhayati, Azizah Rachmawati Email: tyotafa@ymail.com ABSTRAK Kecamatan Ngunut merupakan salah satu

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEMBALI DAN ANALISIS HARGA JUAL SETIAP UNIT RUMAH PADA PROYEK PERUMAHAN PERMATA BIRU PURBAYAN

PERENCANAAN KEMBALI DAN ANALISIS HARGA JUAL SETIAP UNIT RUMAH PADA PROYEK PERUMAHAN PERMATA BIRU PURBAYAN PERENCANAAN KEMBALI DAN ANALISIS HARGA JUAL SETIAP UNIT RUMAH PADA PROYEK PERUMAHAN PERMATA BIRU PURBAYAN 1) Heppy Oktaria, 2) Siti Qomariyah, 3) Sugiyarto 1) Mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax

Lebih terperinci

METODOLOGI BAB III III Tinjauan Umum

METODOLOGI BAB III III Tinjauan Umum III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1 Tinjauan Umum Dalam suatu perencanaan embung, terlebih dahulu harus dilakukan survey dan investigasi dari derah atau lokasi yang bersangkutan guna memperoleh data yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain : BAB III METODOLOGI 45 3.1. URAIAN UMUM Di dalam melaksanakan suatu penyelidikan maka, diperlukan data-data lapangan yang cukup lengkap. Data tersebut diperoleh dari hasil survey dan investigasi dari daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum Semua makhluk hidup di dunia ini pasti membutuhkan air untuk hidup baik hewan, tumbuhan dan manusia. Begitu besar peran air dalam kehidupan membuat air termasuk kebutuhan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi 23 III METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan penelitian yaitu tahap pengumpulan data dan informasi, tahap pengkajian pengembangan produk, tahap pengkajian teknologi, tahap uji coba dan

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMI PEMBANGUNAN WADUK PIDEKSO DUSUN PIDEKSO, KECAMATAN GIRIWOYO, KABUPATEN WONOGIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE IRR, BCR DAN BEP

ANALISA EKONOMI PEMBANGUNAN WADUK PIDEKSO DUSUN PIDEKSO, KECAMATAN GIRIWOYO, KABUPATEN WONOGIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE IRR, BCR DAN BEP ANALISA EKONOMI PEMBANGUNAN WADUK PIDEKSO DUSUN PIDEKSO, KECAMATAN GIRIWOYO, KABUPATEN WONOGIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE IRR, BCR DAN BEP PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan digunakan pada saat musim kemarau (Purnomo, 1994). Menurut Peraturan Pemerintah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan digunakan pada saat musim kemarau (Purnomo, 1994). Menurut Peraturan Pemerintah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Evaluasi Proyek Bendungan Bendungan adalah bangunan penampung kelebihan air hujan pada musim hujan dan digunakan pada saat musim kemarau (Purnomo, 1994). Menurut Peraturan

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBUATAN STUDI KELAYAKAN DRAINASE PERKOTAAN

TATA CARA PEMBUATAN STUDI KELAYAKAN DRAINASE PERKOTAAN TATA CARA PEMBUATAN STUDI KELAYAKAN DRAINASE PERKOTAAN 1. PENDAHULUAN Seiring dengan pertumbuhan perkotaan yang amat pesat di Indonesia, permasalahan drainase perkotaan semakin meningkat pula. Pada umumnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN SARANA PENYEDIAAN AIR BAKU DEMPO TENGAH KOTA PAGARALAM. Delli Noviarti Rachman

ANALISA KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN SARANA PENYEDIAAN AIR BAKU DEMPO TENGAH KOTA PAGARALAM. Delli Noviarti Rachman ISSN 2338-6762 Jurnal Tekno Global, Vol. III No. 1, Desember 2014 (66-75) Fakultas Teknik UIGM ANALISA KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN SARANA PENYEDIAAN AIR BAKU DEMPO TENGAH KOTA PAGARALAM Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-25 Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung Firga Yosefa dan Hariwiko Indarjanto

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sektor penting bagi perkembangan perekonomian wilayah dan kehidupan masyarakat. Adanya pertumbuhan dan perkembangan aktivitas di suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri, maka disadari pula pentingnya penghematan energi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR PERENCANAAN TEKNIK EMBUNG DAWUNG KABUPATEN NGAWI

PROYEK AKHIR PERENCANAAN TEKNIK EMBUNG DAWUNG KABUPATEN NGAWI PROYEK AKHIR PERENCANAAN TEKNIK EMBUNG DAWUNG KABUPATEN NGAWI Disusun Oleh : PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2009

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA Florence Kartika Panditasiwi Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit 94, Bandung Telp: (022)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : simulasi F.J Mock, debit andalan, neraca air baku, simulasi air baku, analisa ekonomi ABSTRACT

ABSTRAK. Kata Kunci : simulasi F.J Mock, debit andalan, neraca air baku, simulasi air baku, analisa ekonomi ABSTRACT KAJIAN EKONOMI UNTUK MEMPERKIRAKAN HARGA AIR BAKU BERDASARKAN USIA GUNA BENDUNGAN TILONG KECAMATAN KUPANG TENGAH, KABUPATEN KUPANG- PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Ardhi Nurhakim 1, Pitojo Tri Juwono 2, Widandi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL, PETITENGET-BALI

STUDI KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL, PETITENGET-BALI STUDI KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL, PETITENGET-BALI TUGAS AKHIR Oleh: I Wayan Wahyu Pemudantara NIM: 1004105034 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ABSTRAK

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

Kata kunci: Evaluasi, Sistem Distribusi Air Bersih, Penurunan Tingkat Kehilangan Air

Kata kunci: Evaluasi, Sistem Distribusi Air Bersih, Penurunan Tingkat Kehilangan Air PENURUNAN TINGKAT KEHILANGAN AIR MELALUI EVALUASI SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BANJARMASIN Setia Budi, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi,

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA Hendra Taufik 1 dan Ria Larici 2 1,2 Program Studi S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau

Lebih terperinci

BAB VII ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL

BAB VII ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL BAB VII ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL 7.1. UMUM Bab ini menguraikan lebih lanjut tentang hasil yang diperoleh pada Bab VI Studi Optimasi. Analisa Ekonomi dan Finansial dimaksudkan untuk menilai apakah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data secara langsung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Tinjauan Umum

BAB III METODOLOGI. 3.1 Tinjauan Umum 94 BAB III METODOLOGI 3.1 Tinjauan Umum Dalam suatu perencanaan embung, terlebih dahulu harus dilakukan survei dan investigasi dari daerah atau lokasi yang bersangkutan guna memperoleh data yang berhubungan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE TUGAS AKHIR OLEH : NI PUTU FITRI MAHA INDRAWATI ( 1004105083) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 UCAPAN

Lebih terperinci

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam melaksanakan kegiatannya, manusia selalu membutuhkan air bahkan untuk beberapa kegiatan air merupakan sumber utama.

Lebih terperinci

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Analisis kelayakan investasi proyek jalan tol pada dasaraya adalah mencoba mengkaji ulang suatu rencana penanaman sejumlah uang dengan memperhatikan manfaat yang dinikmati oleh

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kuta Baru Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai terancam

BAB I PENDAHULUAN. Kuta Baru Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai terancam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Ribuan hektar areal persawahan masyarakat di Desa Paya Lombang dan Kuta Baru Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai terancam gagal panen karena jebolnya bronjong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan zaman serta bertambahnya jumlah penduduk dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan zaman serta bertambahnya jumlah penduduk dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman serta bertambahnya jumlah penduduk dengan pesat maka permintaan akan barang dan jasa yang berasal dari sumber daya air akan meningkat.

Lebih terperinci

ABSTRAK Faris Afif.O,

ABSTRAK Faris Afif.O, ABSTRAK Faris Afif.O, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, November 2014, Studi Perencanaan Bangunan Utama Embung Guworejo Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Dosen Pembimbing : Ir. Pudyono,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL KONSENTRASI MANAJEMEN KONSTRUKSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP

ABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP ABSTRAK Town house merupakan salah satu investasi yang diminati dengan membidik pasar wisatawan asing yang berkunjung ke Bali. Town house adalah kompleks perumahan dengan unit terbatas disertai fasilitas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN PELIMPAH EMBUNG KRUENG RAYA KELURAHAN KRUENG RAYA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR

STUDI PERENCANAAN PELIMPAH EMBUNG KRUENG RAYA KELURAHAN KRUENG RAYA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR STUDI PERENCANAAN PELIMPAH EMBUNG KRUENG RAYA KELURAHAN KRUENG RAYA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR M.Fa is Yudha Ariyanto 1, Pitojo Tri Juwono 2, Heri Suprijanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri

Lebih terperinci