ANALISIS KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR WILAYAH PADA WILAYAH EKS KARESIDENAN BESUKI PROVINSI JAWA TIMUR
|
|
- Herman Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR WILAYAH PADA WILAYAH EKS KARESIDENAN BESUKI PROVINSI JAWA TIMUR Sarwedi Guru besar pada jurusan IESP Fakultas Ekonomi Universitas Jember Siti Mariyam Alumni jurusan IESP Fakultas Ekonomi Universitas Jember Abstract The average rate of economic growth in the region Ex Besuki Residency of East Java province during 2006 to 2010 amounted to 5.76% for Jember, Bondowoso by 5.40%, amounting to 5.35% Situbondo and Banyuwangi amounted to 5.15%. The value of the average rate of economic growth in the region Ex residency shows bring Besuki district has the highest growth rate values are Jember. During the 2004 to 2008 economic growth in the region Ex Besuki Residency is not much different, this is because each district in the region have similar ex Besuki Residency potential sector that can be seeded; within the region grouping using kallasen typology, Fourth District (Jember, Bondowoso, Situbondo and Banyuwangi) Former residency in the province of East Java Besuki during 2006 to 2010 is classified as advanced but depressed area, this is because the per capita income in the fourth district is greater than the average per capita income in East Java, while the economic growth rate the four districts is smaller than the rate of economic growth in East Java. The average value of the index between the Williamson County District of Besuki in Ex areas during 2006 to 2010 was 0, From the Williamson index values between district on Former District of Besuki region during 2006 to 2010 showed a low value or close to zero, which means that economic development in the District of Besuki Ex East Java province during 2006 to 2010 is very patchy. Meratnya economic development in the District of Besuki Ex one of East Java province affected by the presence of natural resources contained in the fourth district has a lot in common, so that each district have the potential sector that can be seeded. Keywords: potential sectoral development and inequality 1. Pendahuluan Ketimpangan antar wilayah merupakan salah satu fenomena permasalahan pembangunan yang umum terjadi pada negara maju maupun pada negara sedang berkembang pada saat ini. Hipotesa neo-klasik menyimpulkan bahwa pada umumnya ketimpangan pembangunan antar wilayah yang terjadi pada negara maju cenderung lebih rendah dibandingkan dengan negara yang sedang berkembang. Pada dasarnya ketimpangan pembangunan antar wilayah itu sendiri dikarenakan adanya perbedaan kandungan sumber daya alam dan perbedaan kondisi demografi yang ada pada masing-masing wilayah tersebut Perbedaan potensi yang dimiliki oleh masing-masing wilayah tersebut menjadikan wilayah satu dengan wilayah lainnya memiliki suatu pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang berbeda. Sehingga perbedaan pertumbuhan ekonomi antar wilayah ini memacu 1
2 Sarwedi dan Siti Mariyam, Ketimpangan Pendapatan Antar Wilayah terjadinya suatu ketimpangan pendapatan antar wilayah tersebut. Wilayah yang memiliki potensi yang lebih banyak akan lebih maju dibandingkan dengan wilayah yang memiliki potensi yang sedikit, sehingga wilayah yang tidak memiliki potensi akan tertinggal oleh wilayah-wilayah yang lain. Hal ini tidak boleh dibiarkan, oleh karena itu pembanguan ekonomi daerah (wilayah) sangat diperlukan untuk mengurangi terjadinya ketimpangan pendapatan antar wilayah. Aspek yang terpenting didalam suatu pembangunan wilayah adalah hubungan antara wilayah satu terhadap wilayah yang lainnya. Karena suatu wilayah tidak akan dapat berdiri sendiri dan harus berhubungan dengan wilayah yang lain, maka potensi yang ada didalam suatu wilayah masing-masing tersebut akan berperan cukup penting untuk membantu menentukan arah dari suatu kebijakan yang akan diambil didalam suatu wilayah tersebut. Menurut Syafrizal (2008:8) berdasarkan unsur utama dalam pengelompokan wilayah terdapat empat wilayah yang dapat digunakan sebagai analisa ekonomi, pertama wilayah homogenius region, yaitu kesatuan wilayah yang dibentuk dengan melihat kesamaan karateristik kesamaan sosial-ekonomi pada wilayah-wilayah yang bersangkutan, kedua wilayah nodal region, yaitu kesatuan wilayah yang terbentuk berdasarkan keterkaitan sosial-ekonomi yang erat antar daerah, ketiga wilayah planning region, yaitu kesatuan wilayah yang dibentuk dengan tujuan penyusunan pembangunan, dan keempat wilayah administrative region, yaitu kesatuan wilayah yang dibentuk dengan pertimbangan kemampuan dan kebutuhan administrasi pemerintah. Jawa Timur merupakan salah satu barometer perekonomian nasional, sehingga laju pertumbuhan perekonominan Jawa Timur memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian nasional. Disisi lain laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur dipengaruhi oleh wilayah-wilayah yang berada pada kawasan Jawa Timur. Salah satu wilayah yang berada pada kawasan Jawa Timur tersebut adalah wilayah Eks Karesidenan Besuki, yang terdiri dari empat Kabupaten yaitu, Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Banyuwangi, setiap Kabupaten yang berada pada wilayah Eks Karesidenan Besuki tersebut tergolong sebagai wilayah homogenius Region yaitu, kesatuan wilayah yang dibentuk dengan memperhatikan kesamaan karateristik sosialekonomi dalam wilayah yang bersangkutan. Laju pertumbuhan perekonomian di wilayah Eks Karesidenan Besuki merupakan salah satu kontibusi bagi laju pertumbuhan perekonominan di Provinsi Jawa Timur. Apabila laju pertumbuhan perekonomian di wilayah Eks Karesidenan Besuki mengalami penurunan dari tahun sebelumnya maka laju perekonominan di Jawa Timur juga akan mengalami penurunan, sebaliknya apabila laju pertumbuhan ekonomi di wilayah Eks Karesidenn Besuki meningkat maka laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur juga akan mengalami kenaikan atau peningkatan. Untuk itu laju pertumbuhan ekonomi di wilayah Eks Karesidenan Besuki harus dipertahankan dan ditingkatkan agar pertumbuhan ekonomi Provinsi juga mengalami peningkatan sehingga akan tercapai suatu kesejahteraan masyarkat pada wilayah tersebut. Wilayak Eks Karesidenan Besuki yang terdiri dari empat Kabupaten mampunyai kemiripan, yaitu sebagian dari penduduk yang bermukim pada keempat kabupaten tersebut berasal dari suku Jawa dan Madura. Sektor pertaniaan merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar pada keempat kabupaten tersebut, sehingga sebagian besar penduduk pada wilayah Eks karesidenan besuki bermata pencaharian sebagai petani (BPS, 2010). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) Nomor 26 tahun 2008 tanggal 10 Maret 2008 tentang kawasan andalan, Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Situbondo merupakan kawasan pengembangan dan pengendalian andalan untuk sektor perkebunan, 2
3 pertanian, industri, pariwisata dan perikanan laut, sedangkan Kabupaten Banyuwangi merupakan kawasan pengembangan dan pengendalian andalan untuk sektor perikanan dan pertanian. Pada masing-masing Kabupaten di Wilayah Eks Karesidenan Besuki juga memiliki potensi unggulan yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian di masing-masing wilayah, beberapa potensi unggulan di wilayah Eks Karesidenan Besuki pada sektor perikanan, pertambangan, pariwisata, dan perkebunan dan kehutanan (BPS, 2010). Sektor-sektor potensial yang ada di wilayah Eks Karesidenan Besuki tersebut dapat dikembangkan lagi sehingga akan menjadikan laju pertumuhan ekonomi di wilayah Eks Karesidenan Besuki terus meningkat serta dapat menjadikan masyarakat yang tinggal di wilaayah Eks karesidenan Besuki hidup lebih sejahtera. Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: a) Laju pertumbuhan ekonomi dimasing-masing wilayah Eks Karisidenan Besuki. b) Ketimpangan pendapatan wilayah di wilayah Eks Karisidenan Besuki. 2. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Yang dimaksud penelitian deskritif adalah suatu penelitian yang menggambarkan fenomena-fenomena dengan merinci indikatorindikator pendukung fenomena, tanpa mencari ada tidaknnya pola hubungan antara indikator atau variabel pendukung indikator tersebut. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada masing-masing kabupaten di Wilayah Eks Karisidenan Besuki (Kabupaten Jember, Bondowoso, Situbondi dan Banyuwangi) di Propinsi Jawa Timur selama kurun waktu 2006 sampai Penelitian ini akan dilakukan pada wilayah Eks Karisidenan Besuki yang berada pada Provinsi Jawa Timur, wilayah Eks Karisidenan Besuki ini terdapat pada 4 Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yaitu, Kabupaten Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi.selama kurun waktu 2006 sampai Metode Analisis Data yang digunakan sebagai berikut: a) Analisis Pertumbuhan Ekonomi Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah pada setiap tahun dapat digunakan formulasi sebagai berikut (Suryana, 2000:11) : keterangan : Gt PDRBt PDRB t PDRB t-1 Gt = X 100% PDRB t-1 : pertumbuhan ekonomi tahun ke t (persona); : Produk Domestik Regional Bruto tahun ke t harga konstan (rupiah/ tahun); PDRB t-1 : PDRB tahun ke t-1 berdasrkan harga konstan (rupiah tahun); t : tahun observasi b) Analisis Tipology Klassen Analisis Tipology Klassen digunkan untuk mengetahui struktur pertumbuhan ekonomi didalam suatu daerah atau wilayah berdasarkan pengelompokan wilayah yang sudah dibagi dalam kriteria yang telah ditentukan. Matriks klasen tipology dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut: 3
4 Sarwedi dan Siti Mariyam, Ketimpangan Pendapatan Antar Wilayah Tabel 1. Matrik Klasifikasi Pertumbuhan Ekonomi Menurut Tipologi Klassen PDRB perkapita Laju Pertumbuhan (r) yi > y yi < y ri > r Daerah cepat maju dan cepat Daerah berkembang cepat tumbuh ri < r Daerah maju tetapi tertekan Daerah relative tertinggal Sumber: Imelia, 2008 Keterangan : ri = laju pertumbuhan PDRB Kabupaten i; r = laju pertumbuhan PDRB; yi = pendapatan perkapita kabupaten i; y = pendapatn perkapita rata-rata. c) Analisis Indeks Williamson Indek Wiliamson digunakan dalam mengukur disrtibusi pendapatan, indeks Williamson menggunakan Produk Domistik Regional Bruto (PDRB) per kapita sebagai data dasar. Alasannya karena yang dibandingkan adalah tingkat pembangunan antar wilayah. Indeks Williamson dapat diketahui dari : 0 < Vw < 1 Keterangan : yi = pendapatan perkapita daerah; y = pendapatan perkapita rata-rata seluruh daerah; ƒi = jumlah penduduk daerah i; n = jumlah penduduk total; kriteria pengambilan keputusan: jika Vw mendekati 1 maka, sangat tertimpang; jika Vw mendekati 0 maka, sangat merata. 3. Hasil Analisis dan Pembahasan 3.1 Analisis Pertumbuhan Ekonomi Analisis pertumbuhan ekonomi digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi pada masing-masing wilayah Eks Karesidenan Besuki Provinsi Jawa Timur yang dihitung dengan menggunakan PDRB Kabupaten pada masing-masing wilayah di Eks Karesidenan Besuki. Tingkat pertumbuhan ekonomi pada Wilayah Eks Karesidenan Besuki Provinsi Jawa Timur tahun dapat dilihat pada Tabel 1. 4
5 Tabel 1. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Eks Karesidenan Besuki Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun Tahun Kabupaten (%) Jember Bondowoso Situbondo Banyuwangi , , , , , , , , , , , , , , , , r* 5, , , , Sumber:data sekunder diolah, 2011 Table 1. menjelaskan bahwa rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Jember tahun adalah sebesar 5, %, Kabupaten Bondowoso sebesar 5, %, Kabupaten Situbondo sebesar 5, % dan Kabupaten Banyuwangi sebesar 5, %. Antara Kabupaten satu terhadap Kabupaten lain pada wilayah Eks Karesidenan Besuki memiliki tingkat pertumbuhan yang tidak berbeda jauh, tetapi diantara keempat Kabupaten tersebut Kabupaten Jember merupakan Kabupaten yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi disusul oleh Kabupaten Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi. 3.2 Analisis Tipologi Kallasen Analisis Tipologi Kallasen digunakan untuk mengetahui pengelompokan wilayah menurut struktur pertumbuhannya. Yang perlu diketahui dalam tipologi kallasen adalah laju pertumbuhan ekonomi pada masing-masing wilayah, pada seluruh wilayah, dan pendapatan rata-rata pada masing-masing wilayah serta seluruh wilayah. Laju pertumbuhan ekonomi pada masing-masing wilayah dan pendapatan perkapita pada wilayah Eks Karesidenan Besuki dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Rata-rata Pendapatan Perkapita Wilayah Eks Karesidenan Besuki Pada Provinsi Jawa Timur Tahun No Kabupaten ri* (dalam %) yi** (dalam Rupiah) 1 Jember 5, Bondowoso 5, Situbondo 5, Banyuwangi 4, Jawa Timur 5, Keterangan: * Dihitung dengann harga konstan 2005 ** Dihitung dengan harga berlaku Sumber: data sekunder diolah,
6 Sarwedi dan Siti Mariyam, Ketimpangan Pendapatan Antar Wilayah Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa rata-rata laju pertumbuhan ekonomi selama tahun 2006 sampai 2010 yang menunjukkan angka paling tinggi berada pada Kabupaten Jember, kemudian disusul oleh Kabupaten Bondowoso, Situbondo dan terakhir Banyuwangi. Akan tetapi besarnya rata-rata laju pertumbuhan ekonomi pada keempat Kabupaten di wilayah Eks Karesidenan Besuki tidak dapat melebihi besarnya nilai rata-rata laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Banyuwangi merupakan Kabupaten yang memiliki jumlah rata-rata pendapatan perkapita paling tinggi selama tahun 2006 sampai tahun 2010 di wilayah Eks Karesidenan Besuki, kemudian disusul oleh Kabupaten Situbondo, Jember dan terakhir Bondowoso. Besarnya nilai rata-rata pendapatan perkapita pada keempat Kabupaten di wilayah Eks Karesidenan Besuki selama tahun 2006 sampai 2010 lebih besar dari rata-rata pendapatan perkapita pada seluruh Provinsi Jawa Timur. Dengan mengetahui laju pertumbuhan dan pendapatan perkapita, maka dapat dilihat pengelompokan pertumbuhan ekonomi wilayah Eks Karesidenan Besuki berdasarkan tipologi kallasen pada Tabel 3. Tabel 3. Pengelompokan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Eks Karesidenan Besuki Pada Provinsi Jawa Timur Tahun Berdasarkan Tipologi Kallasen PDRB perkapita yi > y yi < y Laju Pertumbuhan (r) ri > r Daerah cepat maju dan cepat tumbuh _ Daerah berkembang cepat _ Sumber: Tabel 2 ri < r Daerah maju tetapi tertekan (Jember, Situbondo, Banyuwangi dan Bondowoso) Daerah relatif tertinggal - Tabel 3 menunjukkan bahwa dalam pengelompokan wilayah berdasarkan tipologi kallasen dapat diklarifikasikan menjadi 4 (empat) daerah, yaitu dearah cepat maju dan cepat berkembang, daerah berkembang cepat, daerah maju tetapi tertekan, dan daerah relatif tertinggal. Pengklarifikasian daerah berdasarkan tipologi kallasen dengan melihat laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita pada masing-masing daerah. Berdasarkan Tabel 3 keempat Kabupaten yaitu Jember, Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso yang terletak pada wilayah Eks Karesidenan Besuki Provinsi Jawa Timur selama tahun 2006 sampai 2010 dapat digolongkan sebagai daerah maju tetapi tertekan. Alasan yang menyebutkan keempat Kabupaten di wilayah Eks Karesidenan Besuki Provinsi Jawa Timur sebagai daerah maju tetapi tertekan selama tahun 2006 sampai 2010, karena rata-rata laju pertumbuhan ekonomi pada keempat Kabupaten tersebut selama tahun 2006 sampai 2010 lebih rendah dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur, selain itu pendapatan perkapita pada keempat Kabupaten tersebut selama tahun 2006 sampai 2010 lebih besar dibandingkan dengan rata-rata pendapatan perkapita pada Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian keempat Kabupaten yang terletak pada wilayah Eks Karesidenan Besuki pada Provinsi Jawa Timur tergolong sebagai wilayah maju tetapi tertekan. 6
7 3.3 Analisis Indeks Wiliamson Indeks Wiliamson merupakan perhitungan yang digunakan untuk mengetahui nilai ketimpangan pembangunan wilayah pada wilayah Eks Karesidenan Besuki Provinsi Jawa Timur. Indeks wiliamson Wilayah Eks Karesidenan Besuki Provinsi Jawa Timur tahun dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Indeks Wiliamson Wilayah Eks Karesidenan Besuki Provinsi Jawa Timur Tahun No Tahun Indekes Wiliamson , , , , , r* 0, Sumber: data sekunder diolah, 2011 Tabel 4 menunjukkan bahwa besarnya nilai rata-rata indeks wiliamson di wilayah Eks Karesidenan Besuki selama tahun 2006 sampai tahun 2010 adalah sebesar 0, Dari besarnya nilai rata-rata indeks wiliamson selama tahun 2006 sampai tahun 2010 di wilayah Eks Karesidenan Besuki Provinsi Jawa Timur menunjukkan angka yang mendekati nol, maka hal ini dapat diartikan bahwa di wilayah Eks karesidenan Besuki selama tahun 2006 sampai tahun 2010 tidak terjadi adanya suatu ketimpangan atau dapat dikatakan pembangunan di wilayah Eks Karesidenan Besuki selama tahun 2006 sampai tahun 2010 sangat merata. 3.4 Pembahasan Wilayah Eks karesidenan Besuki yang berada pada Provinsi Jawa Timur terdiri dari empat Kabupaten, yaitu Kabupen Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi. Keempat Kabupaten yang terletak di wilayah Eks Karesidenan Besuki memiliki kemiripan, sehingga pembangunan ekonomi di wilayah Eks Karesidenan Besuki tidak beda jauh. Tingkat pertumbuhan ekonomi di wilayah Eks Karesidenan Besuki digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan yang diukur dengan PDRB (Kuncoro, 2004). Tingkat pembangunan ekonomi pada Kabupaten Jember dalam setiap tahun selama tahun 2006 sampai 2010 mengalami kenaikan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi dalam setiap tahun pada Kabupaten Jember dapat diartikan bahwa perekonomian di Kabupaten Jember mengalami perkembangan, hal ini sesauai dengan yang dikatakan oleh Kuncoro (2004, 129) yang menyatakan bahwa suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau perkembangan apabila tingkat kegiatan ekonominya lebih tinggi dari pada apa yang dicapai pada masa sebelumnya. Diantara keempat Kabupaten di wilayah Eks Karesidenan Besuki, Kabupaten Jember merupakan Kabupaten yang mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi dibandingkan dengan Kabupaten yang lain. Menurut Qodim, 2007 tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jember dipengaruhi oleh letak dari Kabupaten Jember sebagai kota pendidikan ketiga di Provinsi Jawa Timur, selain itu didukung potensi sektor pertanian yang dapat menarik pedagang untuk berinteraksi dan bermukim di Kabupaten Jember, sehingga hal ini dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan Kabupaten 7
8 Sarwedi dan Siti Mariyam, Ketimpangan Pendapatan Antar Wilayah Jember. Akan tetapi, rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi pada wilayah Eks Karesidenan Besuki selama tahun 2006 sampai 2010 tidak jauh berbeda. Adapun rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Jember sebesar 5, %, Kabupaten Bondowoso sebesar 5, %, Kabupaten Situbondo sebesar 5, %, dan Kabupaten Banyuwangi sebesar 5, %. Rata-tara tingkat pertumbuhan ekonomi antar Kabupaten di wilayah Eks Karesidenan Besuki tidak jauh berbeda. Tidak jauh bedanya rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi antar Kabupaten di wilayah Eks karesidenan Besuki selama tahun 2004 sampai 2008 di karenakan pada keempat Kabupaten di wilayah Eks Karesidenan Besuki memiliki potensi-potensi ekonomi yang hampir sama, hal ini sesuai dengan pernyataan dari Sjafrizal, menurut Sjafrizal (2008) target pertumbuhan ekonomi disesuaikan dengan potensi ekonomi yang dimilki oleh masingmasaing wilayah, dari pernyataan Sjafrizal tersebut maka dapat dikatakan bahwa apabila potensi ekonomi yang dimiliki suatu wilayah banyak, maka pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut lebih bagus, dan apabila potensi ekonomi di suatu wilayah sedikit, maka pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut tidak bagus. Menurut data BPS, masing-masing Kabupaten pada wilayah Eks Karesidenan Besuki memiliki potensi-potensi ekonomi pada beberapa sektor, seperti sektor perkebunan, pertambangan, perikanan, dan pariwisata yang unggul dan hampir sama. Potensi-potensi ekonomi yang ada pada masing-masing Kabupaten di wilayah Eks Karesidenan Besuki menjadikan rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi di wilayah Eks Karesidenan Besuki tidak beda jauh. Rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi di wilayah Eks Karesidenan Besuki tidak jauh berbeda. Akan tetapi dengan menggunakan tipologi kallasen, Kabupaten di wilayah Eks Karesidenan Besuki dapat dibagi menjadi empat klarifikasi, yaitu daerah cepat maju dan cepat tumbuh, daerah berkembang cepat, daerah maju tetapi tertekan, dan daerah relatif tertinggal. Dengan menggunakan tipologi kallasen selama tahun 2006 sampai 2010, daerah yang tergolong sebagai daerah cepat maju dan cepat tumbuh, daerah berkembang cepat, serta daerah relatif tertinggal di wilayah Eks Karesidenan Besuki kosong atau tidak ada, ini berarti bahwa keempat Kabupaten yang terdiri dari Kabupaten Jember, Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso yang terletak pada wilayah Eks Karesidanan Besuki tergolong sebagai daerah maju tetapi tertekan. Menurut Kuncoro (2004) keempat Kabupaten ini (Jember, Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso) adalah daerah atau Kabupaten yang relatif maju tetapi dalam beberapa tahun mengalami pertumbuhan yang relatif kecil, akibat tertekannya kegiatan utama Kabupaten yang bersangkutan. Alasan mendasar yang menyatakan keempat Kabupaten yang terletak pada wilayah Eks karesidenan Besuki Provinsi Jawa Timur selama tahun 2006 sampai 2010 tergolong sebagai daerah maju tetapi tertekan karena rata-rata laju pertumbuhan ekonomi pada keempat Kabupaten tersebut memilki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur selama tahun 2006 sampai 2010, serta pendapatan perkapita pada keempat Kabupaten di wilayah Eks Karesidenan Besuki memiliki jumlah yang lebih besar bila dibandingkan dengan rata-rata pendapatan perkapita di Provinsi Jawa Timur selama tahun 2006 sampai Dengan demikian keempat Kabupaten di wilayah Eks karesidenan Besuki digolongkan sebagai daerah maju tetapi tertekan. Salah satu tujuan dari pembangunan ekonomi pada suatu daerah adalah dengan berkurangnya ketimpangan pada daerah tersebut. Sedangkan ketimpangan itu sendiri dapat diukur dengan menggunakan Indeks Wiliamson. Nilai indeks wiliamson di wilayah Eks Karesidenan Besuki Provinsi Jawa Timur selama tahun 2006 sampai 2010 rendah atau lebih mendekati nol, selama tahun tersebut nilai rata-rata indeks wiliamson adalah sebesar 0, Dari nilai rata-rata indeks wiliamson 8
9 tersebut, maka dapat diartikan bahwa pembangunan ekonomi antar Kabupaten di wilayah Eks Karesidenan Besuki Provinsi Jawa Timur selama tahun 2006 sampai 2010 sangat merata. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kuncoro tahun di Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa tengah, dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi antar kecamatan di Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah sangat merata. Menurut Sjafrizal (2008, 117) salah satu penyebab terjadinya ketimpangan adalah berbedanya sumber daya alam pada masing-masing daerah. Seperti yang disebutkan pada data BPS, Keempat Kabupaten Pada wilayah Eks karesidenan Besuki memiliki kondisi yang hampir sama, sehingga masing-masing Kabupaten pada wilayah Eks Karesidenan Besuki memilki potensi-potensi sektoral hampir sama yang dapat di unggulkan. Akan tetapi menurut Kuncoro (2004) rendahnya nilai indeks wiliamson antar Kabupaten di wilayah Eks Karesidenan Besuki Provinsi Jawa Timur, tidak berarti secara otomatis bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah Eks Karesidenan Besuki lebih baik dibandingkan dengan daerah atau wilayah Eks Karesidenan lain di Provinsi Jawa Timur. Indeks wiliamson hanya menjelaskan distribusi pendapatan perkapita antar Kabupaten di wilayah Eks Karesidenan Besuki tanpa menjelaskan seberapa besar pendapatan perkapita yang didistribusikan tersebut dengan rata pendapatan perkapita daerah lain. 4, Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, kesimpulan penelitian ini sebagai berikut: a) rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi di wilayah Eks Karesidenan Besuki Provinsi Jawa Timur selama tahun 2006 sampai 2010 adalah sebesar 5,76% untuk Kabupaten Jember, Bondowoso sebesar 5,40%, Situbondo sebesar 5,35%, dan Banyuwangi sebesar 5,15%. Besarnya nilai rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi di wilayah Eks Karesidenan Besuki tersebut menunjukkan bawa Kabupaten yang memiliki nilai tingkat pertumbuhan paling tinggi adalah Kabupaten Jember. Selama tahun 2006 sampai 2010 pertumbuhan ekonomi di wilayah Eks Karesidenan Besuki tidak jauh beda, hal ini dikarenakan setiap Kabupaten pada wilayah Eks Karesidenan Besuki memiliki kemiripan potensi-potensi sektoral yang dapat diunggulkan; dalam pengelompokan wilayah dengan menggunakan tipologi kallasen, keempat Kabupaten (Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi) di wilayah Eks karesidenan Besuki Provinsi Jawa Timur selama tahun 2006 sampai 2010 tergolong sebagai daerah maju tetapi tertekan, hal ini dikarenakan pendapatan perkapita pada keempat Kabupaten tersebut lebih besar dari rata-rata pendapatan perkapita Jawa Timur, sedangkan laju pertumbuhan ekonomi pada keempat Kabupaten tersebut lebih kecil dari laju pertumbuhan ekonomi pada Jawa Timur; b) nilai rata-rata indeks wiliamson antar Kabupaten pada wilayah Eks Karesidenan Besuki selama tahun 2006 sampai 2010 adalah 0, Dari nilai indeks wiliamson antar Kabupaten pada wilayah Eks Karesidenan Besuki selama tahun 2006 sampai 2010 menunjukkan nilai yang rendah atau mendekati nol, yang berarti bahwa pembangunan ekonomi di wilayah Eks Karesidenan Besuki Provinsi Jawa Timur selama tahun 2006 sampai 2010 sangat merata. Meratnya pembangunan ekonomi di wilayah Eks Karesidenan Besuki Provinsi Jawa Timur salah satunya dipengaruhi oleh adanya sumber daya alam yang terkandung pada keempat Kabupaten tersebut memiliki banyak persamaan, sehingga pada masing-masing Kabupaten memilki potensi-potensi sektoral yang dapat diunggulkan. 9
10 Sarwedi dan Siti Mariyam, Ketimpangan Pendapatan Antar Wilayah Saran sebagai implikasi kebijakan: a) Pmbangunan ekonomi pada suatu wilayah harus lebih ditingkatkan dengan memberikan kebijakan-kebijakan yang sama dengan kondisi yang ada pada masingmasing wilayah, agar tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah dapat meningkat dari sebelumnya. b) Potensi-potensi sektoral yang ada pada masing-masing Kabupaten harus dapat dikembangkan dan dapat diunggulkan agar daerah tersebut dapat meningkatkan pendaaptan perkapita wilayah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada wilayah tersebut. c) Pada Analisis Indeks wiliamson hanya menjelaskan distribusi pendapatan perkapita antar Kabupaten di wilayah Eks Karesidenan Besuki tanpa menjelaskan seberapa besar pendapatan perkapita yang didistribusikan tersebut dengan rata pendapatan perkapita daerah lain, untuk itu diperlukan suatu alat analisis yang lebih detail untuk meneliti mengenai ketimpangan pembangunan antar wilayah. Daftar Pustaka Arsyad, L Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: LP3ES. Azis, I J Ilmu Ekonomi Regional dan beberapa aplikasinya di Indonesia.Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Unifersitas Indonesia. Dumayry Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. Gemmell, N Ilmu Ekonomi Pembanguanan Beberapa Surve. Jakarta: LP3ES. Jhingan, M.L Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Kuncoro, M Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah dan kebijakan. Jakarta: UPP AMP YKPN. Kuncoro, M Otonomi dan Pembangunan Daerah Reformasi, perencanaan, Strategi, dan Peluang. Jakarta: Erlangga. Nugroho, S dan Dahuri, R Pembangunan Wilayah. Jakarta: LP3S. Panca, d Analisis Kesenjangan Spesial Antara Kabupaten atau Kota di Provinsi Jawa Timur tahun Jember: Universitas Jember. Sanusi, B Pengantar Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Rineka Cipta. 10
11 Sjafrizal Ekonomi Regionoal Teori dan Aplikasi. Padang: Baduose Media. Sukirno, S Ekonomi Pembangunan. Prosess, Masalah, dan Dasar KEbijaksanaan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sukidin Ekonomi Pembangunan Konsep, Teori, dan Implementasinya. Yogyakarta: Laks Bang PRESSINDO. Suryana Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan. Jakarta: Salemba Empat. Leswati, S Analisis Ketimpangan Daerah dan Potensi Sektoral Dalam Mengembangkan Wilayah Pada satuan Wilayah Pembangunan II Propinsi Jawa Timur. Jember: Universitas Jember. Todaro, M Ekonomi Untuk Negara Berkembang Suatu Pengantar Tentang Prinsipprinsip Masalah-masalah dan Kebijakan Pembangunan. Jakarta: Bumi Angkasa. Tambunan, T Perakonomian Indonesia Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia. Tarigan, R Perencanaan Pembangunan Wilayah Pendekatan Ekonomi Ruang. Departemen Pendidikan: Jakarta. 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di empat Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yaitu Kabupaten Gresik, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Bojonegoro.
Lebih terperinciANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI ACEH DENGAN PENDEKATAN INDEKS KETIMPANGAN WILLIAMSON PERIODE TAHUN
ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI ACEH DENGAN PENDEKATAN INDEKS KETIMPANGAN WILLIAMSON PERIODE TAHUN 2008-2011 INCOME DISPARITY ANALYSIS AMONG DISTRICTS IN ACEH PROVINCE USING INDEX
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. struktur dan pertumbuhan ekonomi, tingkat ketimpangan pendapatan regional,
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan membahas tentang laju pertumbuhan ekonomi, struktur dan pertumbuhan ekonomi, tingkat ketimpangan pendapatan regional, serta hubungan
Lebih terperinciSUPRIANIK, S.E NIM : PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JEMBER
ANALISIS HIPOTESIS KUZNETS PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DISPARITAS REGIONAL WILAYAH EKS-KARESIDENAN BESUKI JAWA TIMUR SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN DESENTRALISASI FISKAL DI INDONESIA Analysis of Kuznets
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada penilaian kualtias pertumbuhan ekonomi kawasan Subosukowonosraten. Data diambil secara tahunan pada setiap
Lebih terperinciKONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM MENGURANGI KETIMPANGAN EKONOMI DI KOTA TASIKMALAYA
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM MENGURANGI KETIMPANGAN EKONOMI DI KOTA TASIKMALAYA Dian Hadian 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi kang_dian78@yahoo.com Unang 2) Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dharmawan (2016) dalam penelitiannya tentang Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengembangan Sektor Potensial Di Kabupaten Pasuruan Tahun 2008-2012 dengan
Lebih terperinciDINAMIKA PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI KAWASAN SOLO RAYA
DINAMIKA PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI KAWASAN SOLO RAYA Wiwit Rahayu, Nuning Setyowati 1) 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret email: wiwit_uns@yahoo.com
Lebih terperinciAnalisa Keterkaitan Ketimpangan Pembangunan Antar Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Sumatera
Analisa Keterkaitan Ketimpangan Pembangunan Antar Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Sumatera Tiur Roida Simbolon Ilmu Ekonomi Regional, Fakultas Ekonomi Pascasarjana Unimed, Medan e-mail :
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PEREKONOMIAN PADA EMPAT KORIDOR DI PROPINSI JAWA TIMUR
ANALISIS PERBANDINGAN PEREKONOMIAN PADA EMPAT KORIDOR DI PROPINSI JAWA TIMUR Oleh: Zainal Arifin Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang E-mail/No. Hp: azainala@yahoo.com/08155528001 Abstract
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PEREKONOMIAN PADA EMPAT KORIDOR DI PROPINSI JAWA TIMUR
ANALISIS PERBANDINGAN PEREKONOMIAN PADA EMPAT KORIDOR DI PROPINSI JAWA TIMUR Oleh: Zainal Arifin Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang E-mail/No. Hp: azainala@yahoo.com/08155528001 Abstract
Lebih terperinciANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN REGIONAL DI PROVINSI ACEH
ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN REGIONAL DI PROVINSI ACEH Abstract This study aimed to analyze the level of income disparity in the district / city in the province of Aceh. The study used secondary data
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN KETIMPANGAN REGIONAL DI PROPINSI SULAWESI SELATAN TAHUN SKRIPSI
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN KETIMPANGAN REGIONAL DI PROPINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi OLEH: ASDAR K. NIM. 08.630.006
Lebih terperinciKINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA
SEPA : Vol. 9 No. 2 Februari 2013 : 201-208 ISSN : 1829-9946 KINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA WIWIT RAHAYU Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi ruang lingkup penelitian dengan menitikberatkan permasalahan yang akan dibahas yaitu mengenai obyek penelitian
Lebih terperinciPENENTUAN LEADING SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR
PENENTUAN LEADING SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR Sudarti 1 1 Fakultas Ekonomi, IESP, Universitas Muhammadiyah Malang Alamat Korespondensi : Perum Pondok Bestari Indah E1/157 Landungsari
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR EKONOMI EMPAT KABUPATEN WILAYAH BARLINGMASCAKEB Oleh: Ratna Setyawati Gunawan 1) dan Diah Setyorini Gunawan 2)
EKO-REGIONAL, Vol 1, No.1, Maret 26 ANALISIS STRUKTUR EKONOMI EMPAT KABUPATEN WILAYAH BARLINGMASCAKEB Oleh: Ratna Setyawati Gunawan 1) dan Diah Setyorini Gunawan 2) 1) Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder rangkai waktu (Time
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder rangkai waktu (Time series) antara tahun 2009 hingga tahun 2013. Data tersebut terdiri dari:
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERTUMBUHAN DAN KETIMPANGAN EKONOMI ANTARPROVINSI DI INDONESIA TAHUN
IDENTIFIKASI PERTUMBUHAN DAN KETIMPANGAN EKONOMI ANTARPROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2001-2010 M Iqbal Gazali miqbalgazali@gmail.com Luthfi Muta ali luthfi.mutaali@gmail.com Abstract The issue of inequality
Lebih terperinciANALISA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH DI PULAU SUMATERA. Etik Umiyati
Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) ANALISA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH DI PULAU SUMATERA Etik Umiyati ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam rangka pengelolaan keuangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ekonomi yang ada di Pulau Jawa. Selain mengetahui struktur juga untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui sektor unggulan dan struktur ekonomi yang ada pada seluruh provinsi di Pulau Jawa, sehingga
Lebih terperinciPENGARUH ALOKASI DANA PERIMBANGAN TERHADAP KETIMPANGAN EKONOMI REGIONAL DI PROVINSI JAMBI
PENGARUH ALOKASI DANA PERIMBANGAN TERHADAP KETIMPANGAN EKONOMI REGIONAL DI PROVINSI JAMBI T E S I S Oleh : MASRIDA ZASRIATI,SE BP : 09212 06 023 PROGRAM STUDI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROGRAM PASCA SARJANA
Lebih terperinciANALISIS POTENSI EKONOMI SEKTORAL PADA EMPAT KABUPATEN DI PULAU MADURA SKRIPSI
ANALISIS POTENSI EKONOMI SEKTORAL PADA EMPAT KABUPATEN DI PULAU MADURA SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: AZMI FAIZ NUR 08630058 FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI WILAYAH SUBOSUKOWONOSRATEN PERIODE
ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI WILAYAH SUBOSUKOWONOSRATEN PERIODE 1990-2014 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciKata Kunci : Analisis Lokasi, Analisis Kontribusi, Tipologi Klassen, koridor Jawa Timur
ANALISIS POTENSI EKONOMI SEKTORAL KORIDOR UTARA SELATAN PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2005 2009 Oleh: M. Sofyan Andiatma Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang ABSTRACT The research analyzes
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Barat yang terdiri dari 14 (empat belas) kabupaten/kota (Gambar 3.1) dengan menggunakan data sekunder
Lebih terperinciANALISIS DISPARITAS REGIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI (STUDI KASUS DI KOTA BATU TAHUN ) Alfiana Mauliddiyah. Abstract
ANALISIS DISPARITAS REGIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI (STUDI KASUS DI KOTA BATU TAHUN 22-212) Alfiana Mauliddiyah Abstract The Purpose of economic development in Batu city basically are to realize the prosperous
Lebih terperinciDISPARITAS PEMBANGUNAN EKONOMI ANTAR WILAYAH DI PROVINSI MALUKU UTARA. Aisa Mashud Noortje M. Benu Mex L. Sondakh
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907 4298, Volume 14 Nomor 1, Januari 2018 : 117-124 DISPARITAS PEMBANGUNAN EKONOMI ANTAR WILAYAH DI PROVINSI MALUKU UTARA Aisa Mashud Noortje M. Benu Mex L. Sondakh ABSTRACT
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DAN KLASIFIKASI PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN
ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DAN KLASIFIKASI PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2011-2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat - Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN
DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-10 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jme ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN 1997-2010 Ronny Pitartono, Banatul
Lebih terperinciANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI ACEH DENGAN PENDEKATAN INDEKS KETIMPANGAN WILLIAMSON PERIODE TAHUN
ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI ACEH DENGAN PENDEKATAN INDEKS KETIMPANGAN WILLIAMSON PERIODE TAHUN 2008-2011 Hakim Muttaqim Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciHalaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)
Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1,no 7 April 2013 Analisis Tipologi Pertumbuhan Sektor Ekonomi Basis dan Non Basis dalam Perekonomian Propinsi Jambi Emilia,
Lebih terperinciVolume 9 Nomor 1 Maret 2015
Volume 9 Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 2015 Volume 9 Nomor 1 Hal. 63 71 ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTARA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU Jefri Tipka Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik Provinsi Lampung ( time series ) pada jangka waktu 6 tahun. terakhir yakni pada tahun 2006 hingga tahun 2007.
31 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini seluruhnya adalah data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diterbitkan oleh
Lebih terperinciHalaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)
Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.4 Oktober 2011 ANALISIS EKONOMI ANTAR WILAYAH DI PROVINSI JAMBI Dra.Imelia.,MSi Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan,
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN ANTAR PROPINSI SUMATERA TAHUN
ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN ANTAR PROPINSI SUMATERA TAHUN 2011-2015 Putri Suryani Sebayang Jurusan Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Email : putrisby76@gmail.com
Lebih terperinciAnalisis Pertumbuhan Ekonomi dan Disparitas Pendapatan Antar Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi
Vol.1 / No. 2: 1-24, Agustus 2015, ISSN : 2460-0083 96 Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Disparitas Pendapatan Antar Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi Nur Anim Jauhariyah, S.Pd.,M.Si Institut Agama Islam
Lebih terperinciSUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN
SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN 2005-2014 Sri Hidayah 1) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Uniersitas Siliwangi SriHidayah93@yahoo.com Unang 2) Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu :
BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pertumbuhan ekonomi dan disparitas pendapatan antar wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu : Penelitian
Lebih terperinciTema: pengelolaan wilayah kelautan, pesisir dan pedalaman ANALISIS TIPOLOGI DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS.
Tema: pengelolaan wilayah kelautan, pesisir dan pedalaman ANALISIS TIPOLOGI DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS. Oleh: Agustin Susyatna Dewi 1) Sukiman 1) Rakhmat Priyono
Lebih terperinciCVw = 3. Analisis penentuan subsektor unggulan perekonomian daerah, dengan teknik analisis Location Quotient ( LQ ).
1 Analisis Kinerja Perekonomian Propinsi Jambi 2009 ( Kab. Batang Hari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, Tebo, Kota Jambi, Kota Sungai Penuh ) Oleh : Bhian Rangga Prodi Geografi FKIP UNS A. Pendahuluan
Lebih terperinciJURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:
JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 219-228 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB (Studi Kasus BPS Kabupaten Kendal
Lebih terperinciBABV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai
BABV METODE PENELITIAN 5.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber data. Sumber data yang digunakan adalah dari Biro Pusat Statistik (BPS) dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. analisis, menunjukkan hasil bahwa keadaan perekonomian dan pola perubahan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan beberapa alat analisis, menunjukkan hasil bahwa keadaan perekonomian dan pola perubahan struktural
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR PERTANIAN DITINJAU DARI KLASIFIKASI, STABILITAS PERTUMBUHAN, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI KABUPATEN SUKOHARJO
ANALISIS SEKTOR PERTANIAN DITINJAU DARI KLASIFIKASI, STABILITAS PERTUMBUHAN, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI KABUPATEN SUKOHARJO Putri Isabel Lumbantobing, Eny Lestari, Agustono Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciVARIASI PERKEMBANGAN EKONOMI WILAYAH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA. Arif Karunia Putra Lutfi Muta ali
VARIASI PERKEMBANGAN EKONOMI WILAYAH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA Arif Karunia Putra Arif.karunia.putra@gmail.com Lutfi Muta ali luthfimutaali@ugm.ac.id Abstract Yogyakarta city has grown so fast, so its development
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI LAMPUNG SKRIPSI
ANALISIS PERBANDINGAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI LAMPUNG SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi Oleh: SETYO EDI UTOMO 201010180311057 ILMU EKONOMI
Lebih terperinciDISPARITAS PEMBANGUNAN EKONOMI ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA. Irene Rumagit / ABSTRAK
DISPARITAS PEMBANGUNAN EKONOMI ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA Irene Rumagit / 100314126 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji disparitas pembangunan ekonomi antar kabupaten/kota
Lebih terperinciEconomics Development Analysis Journal
EDAJ 2 (2) (2013) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj ANALISIS PERBANDINGAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI KAWASAN
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI KABUPATEN JAYAPURA. Aurelianus Jehanu 1 Ida Ayu Purba Riani 2
Jurnal Kajian Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume II No 3, Desember 2015 ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI KABUPATEN JAYAPURA Aurelianus Jehanu 1 rulijehanu@gmail.com Ida Ayu Purba Riani 2 purbariani@yahoo.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal,
Lebih terperinciVARIASI TINGKAT PEREKONOMIAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN KULON PROGO
VARIASI TINGKAT PEREKONOMIAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN KULON PROGO Imanda Nico Kareza Imanda.nico.k@gmail.com Lutfi Muta ali Luthfi.mutaali@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, yang digunakan sebagai obyek penelitan adalah sektor ekonomi di kabupaten Banjarnegara yang menyusun Pendapatan Daerah Regional
Lebih terperinciMedia Trend Vol. 10 No.2 Oktober 2015, hal
DISPARITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH DI SATUAN WILAYAH PEMBANGUNAN IV PROPINSI JAWA TIMUR Siswoyo Hari Santosa Fakultas Ekonomi Universitas Jember e-mail: siswoyohari68@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KESENJANGAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN JEPARA TAHUN
ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KESENJANGAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN JEPARA TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi Oleh : GAWAT FARIZ
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN REGIONAL ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI JAWA BARAT.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN REGIONAL ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI JAWA BARAT ABSTRAK Oleh : Lili Masli Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DISPARITAS PENDAPATAN KABUPATEN / KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR
ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DISPARITAS PENDAPATAN KABUPATEN / KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi Oleh : Muchamad Ilham Imawan
Lebih terperinciA. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Ketimpangan pendapatan adalah sebuah realita yang ada di tengah-tengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketimpangan pendapatan adalah sebuah realita yang ada di tengah-tengah masyarakat dunia ini, dan juga selalu menjadi isu penting untuk ditinjau. Di negara berkembang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN BULELENG
E-Jurnal EP Unud, 2 [3] : 164-172 ISSN: 2303-0178 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN BULELENG Puput Desi kurnia Sari Made Kembar Sri Budhi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Disparitas antar Kabupate/kota di Provinsi Sulawesi Selatan :
57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian dan pembahasan terhadap Disparitas antar Kabupate/kota di Provinsi Sulawesi Selatan : 1. Pada periode pengamatan
Lebih terperinciKUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR
KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR Ida Nuraini Universitas Muhammadiyah Malang nuirainiida@yahoo.com Abstract Pertumbuhan ekonomi telah lama dijadikan sebagai indikator keberhasilan
Lebih terperinciPenentuan Pusat Pertumbuhan dan Wilayah Pengaruhnya Berbasis Z-score Analysis dan Gravity Index (Studi Kasus: Provinsi Maluku)
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penentuan Pusat Pertumbuhan dan Wilayah Pengaruhnya Berbasis Z-score Analysis dan Gravity Index (Studi Kasus: Provinsi Maluku) Gilber Payung, Ihsan, Marly Valenti Patandianan Lab.
Lebih terperinciKAJIAN TIPOLOGI KABUPATEN DAN KOTA DI PROPINSI SUMATERA BARAT
KAJIAN TIPOLOGI KABUPATEN DAN KOTA DI PROPINSI SUMATERA BARAT Muhammad Candra Agusti, Harne Julianti Tou, Hamdi Nur Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bung Hatta, Padang Email: mchandraagusti@gmail.com,
Lebih terperinciANALISIS POTENSI EKONOMI SEKTORAL PADA EMPAT KABUPATEN DI PULAU MADURA
ANALISIS POTENSI EKONOMI SEKTORAL PADA EMPAT KABUPATEN DI PULAU MADURA Oleh: Azmi Faiz Nur Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang E-mail/No. Hp: azmi_fn@gmail.com/- Ida Nuraini Fakultas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN POTESI EKONOMI LOKAL DAERAH UNTUK MENGURANGI KESENJANGAN PERTUMBUHAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN
PENGEMBANGAN POTESI EKONOMI LOKAL DAERAH UNTUK MENGURANGI KESENJANGAN PERTUMBUHAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010-2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciStudi Komperatif Ketimpangan Wilayah Antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia. Rosmeli Nurhayani Universitas Jambi
Studi Komperatif Ketimpangan Wilayah Antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia Rosmeli Nurhayani Universitas Jambi ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi, pemeratan hasil-hasil pembangunan dan kemampuan
Lebih terperinciANALISIS DISPARITAS PEMBANGUNAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KOTA MEDAN. Astari Khairunnisa Paidi Hidayat, SE, M.Si ABSTRACT
Astari Khairunnisa Analisis Disparitas Pembangunan... ANALISIS DISPARITAS PEMBANGUNAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KOTA MEDAN Astari Khairunnisa Paidi Hidayat, SE, M.Si ABSTRACT This research aimed to determine
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR UNGGULAN, POLA PERTUMBUHAN DAN KETIMPANGAN SPASIAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN SKRIPSI
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN, POLA PERTUMBUHAN DAN KETIMPANGAN SPASIAL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2007-2011 SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses yang terintgrasi dan komprehensif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang terintgrasi dan komprehensif dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Di samping mengandalkan pertumbuhan ekonomi dan
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi Oleh
Lebih terperinciAnalisis Tipologi Pertumbuhan Ekonomi Dan Disparitas Pendapatan Dalam Implementasi Otonomi Derah di Propinsi Jambi. Oleh : Etik Umiyati.SE.
Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.5 April 2012 Analisis Tipologi Pertumbuhan Ekonomi Dan Disparitas Pendapatan Dalam Implementasi Otonomi Derah di Propinsi
Lebih terperinciPENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH KOTA MADIUN DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PDRB
PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN WILAYAH KOTA MADIUN DENGAN PENDEKATAN SEKTOR PEMBENTUK PDRB Dian Pratiwi 1) 1), Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun Abstract This research is focused
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional dan internasional dengan pemerataan dan pertumbuhan yang diinginkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menghadapi berbagai fenomena pembangunan di tingkat daerah, nasional dan internasional dengan pemerataan dan pertumbuhan yang diinginkan sejalan dalam proses
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN MENGGUNAKAN DATA PDRB (STUDI KASUS BPS KABUPATEN KENDAL TAHUN 2006-2010) SKRIPSI Disusun oleh : ROSITA WAHYUNINGTYAS J2E 008 051 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
Lebih terperinci*) Bekerja di BPS Provinsi Kalimantan Tngah
TINJAUAN KINERJA EKONOMI REGIONAL: STUDI EMPIRIS : PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2003 2007 OLEH : ERNAWATI PASARIBU, S.Si, ME *) Latar Belakang Kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan selama ini dalam prakteknya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor penentu perubahan struktur ekonomi,deskripsi kegiatan ekonomi serta
Lebih terperinciAnalisis Sektor Unggulan Kota Bandar Lampung (Sebuah Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB)
Analisis Sektor Unggulan Kota Bandar Lampung (Sebuah Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB) Zuhairan Yunmi Yunan 1 1 Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR KABUPATEN/ KOTA DI ACEH,
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR KABUPATEN/ KOTA DI ACEH, 2005-2014 1 ECONOMIC GROWTH AND INCOME DISPARITIES OF DISTRICT/ CITY IN ACEH, 2005-2014 Ervina Yunita 2 Email : vina_mat04@gmail.com
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KABUPATEN ANGGOTA LEMBAGA REGIONAL BARLINGMASCAKEB
Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 9, Nomor 1, April 2008: 26 43 IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KABUPATEN ANGGOTA LEMBAGA REGIONAL BARLINGMASCAKEB Diah Setyorini Gunawan 1 dan Ratna
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA. Mitrawan Fauzi
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA Mitrawan Fauzi mitrawanfauzi94@gmail.com Luthfi Mutaali luthfimutaali@ugm.ac.id Abtract Competition
Lebih terperinciDISPARITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH DI SATUAN WILAYAH PEMBANGUNAN IV PROPINSI JAWA TIMUR
DISPARITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH DI SATUAN WILAYAH PEMBANGUNAN IV PROPINSI JAWA TIMUR Siswoyo Hari Santosa FakultasEkonomiUniversitasJember siswoyohari68@gmail.com Abstract
Lebih terperinciANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN PER KAPITA ANTAR KECAMATAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KECAMATAN DI KABUPATEN KARANGASEM
E-Jurnal EP Unud, 2 [4] : 181-189 ISSN: 2303-0178 ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN PER KAPITA ANTAR KECAMATAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KECAMATAN DI KABUPATEN KARANGASEM Amrillah I Nyoman Mahaendra
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk menganalisis ketimpangan wilayah menggunakan Indeks Williamson, diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis transformasi struktural (struktur ekonomi) dengan menggunakan metode pengelompokan sektor berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI ANTAR WILAYAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI PROVINSI JAWA TIMUR
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI ANTAR WILAYAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI PROVINSI JAWA TIMUR Maretha Berlianantiya Pendidikan Ekonomi FKIP UNIVERSITAS PGRI MADIUN Maretha_berlianantiya@yahoo.com
Lebih terperinciDAMPAK BELANJA DAERAH TERHADAP KETIMPANGAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI JAMBI
Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Jurnal Paradigma Ekonomika Vol. 9, No. 01 April 2014 DAMPAK BELANJA DAERAH TERHADAP KETIMPANGAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI JAMBI Rosmeli * *Dosen Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciPERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DAN KETIMPANGAN SPASIAL DI KABUPATEN BONDOWOSO SKRIPSI. Oleh SYAIFUL BAHRI NIM
PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DAN KETIMPANGAN SPASIAL DI KABUPATEN BONDOWOSO SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Ilmu Ekonomi dan
Lebih terperinciFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
IDENTIFIKASI SUB SEKTOR PERTANIAN DAN PERANNYA DALAM MENGURANGI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI EKS KARESIDENAN KEDU (PENDEKATAN MINIMUM REQUIREMENTS TECHNIQUE DAN INDEKS WILLIAMSON) SKRIPSI Oleh : Dinan Azifah
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN BANYUWANGI. Nur Anim Jauhariyah & Nurul Inayah
ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN BANYUWANGI Nur Anim Jauhariyah & Nurul Inayah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIDA Banyuwangi Email: nuranim_staida@yahoo.com & Email: inayahsyaiqoni@yahoo.com
Lebih terperinciDISPARITAS REGIONAL KOTA PEMATANGSIANTAR PROVINSI SUMATERA UTARA
DISPARITAS REGIONAL KOTA PEMATANGSIANTAR PROVINSI SUMATERA UTARA Faty Rahmarisa dan Bambang Kurniawan Universitas Islam Sumatera Utara Email: fatyrahmarisa@gmail.com ABSTRACT Economic development basically
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang menimbulkan ketimpangan dalam pembangunan (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya makin kaya sedangkan
Lebih terperinciANALISIS TYPOLOGI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN PEMEKARAN DI PROPINSI JAMBI. Imelia, Syaifuddin dan Emilia
Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) ANALISIS TYPOLOGI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN PEMEKARAN DI PROPINSI JAMBI Imelia, Syaifuddin dan Emilia Magister Ilmu Ekonomi, Ekonomi Pembangunan, Jurusan
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN, SEKTOR UNGGULAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KOTA MALANG TAHUN SKRIPSI
ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN, SEKTOR UNGGULAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KOTA MALANG TAHUN 2008-2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: SENO AJI
Lebih terperinciEconomics Development Analysis Journal
EDAJ 1 (1) (2012) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj ANALISIS KETIMPANGAN PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN DALAM KAWASAN BARLINGMASCAKEB
Lebih terperinciANALISIS KETIMPANGAN PENDAPATAN Se-Eks KARISIDENAN. SURAKARTA Di PROPINSI JAWA TENGAH PERIODE
ANALISIS KETIMPANGAN PENDAPATAN Se-Eks KARISIDENAN SURAKARTA Di PROPINSI JAWA TENGAH PERIODE 1996-2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat - Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciSTRUKTUR EKONOMI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
STRUKTUR EKONOMI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Fitriadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman Abstract Economic structure of the province of East Kalimantan, tend not to change because it is still
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka
Lebih terperinciANALISIS INDEKS WILLIAMSON PADA SATUAN WILAYAH PEMBANGUNAN II ( SWP ) JAWA TIMUR SKRIPSI. Oleh : Dhino Taufan / FE / EP.
ANALISIS INDEKS WILLIAMSON PADA SATUAN WILAYAH PEMBANGUNAN II ( SWP ) JAWA TIMUR SKRIPSI Oleh : Dhino Taufan 0611310115 / FE / EP Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR
Lebih terperinci