BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan profitabilitas perusahaan. Manajer seharusnya menginvestasikan
|
|
- Yulia Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendekatan tradisional terhadap pengambilan keputusan berasal dari teori ekonomi yang mengasumsikan bahwa manajer akan mengambil keputusan yang memaksimalkan profitabilitas perusahaan. Manajer seharusnya menginvestasikan sumber dayanya dalam proyek yang diproyeksikan menghasilkan profit terbesar bagi perusahaan dan secara periodik mengevaluasi kinerja ekonomi proyek tersebut (Harrison dan Harrel, 1993). Oleh karena itu, informasi akuntansi yang menunjukkan kinerja ekonomi menjadi sumber informasi utama dalam pengambilan keputusan proyek. Berbagai penelitian empiris pun menggunakan informasi akuntansi yang menunjukkan kinerja ekonomi dari proyek sebagai dasar manajer dalam mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh Staw (1976), Harrison dan Harrel (1993), Rutledge dan Karim (1999), Booth dan Schulz (2004) dan Chong dan Suryawati (2010). Namun demikian, fokus bisnis saat ini tidak seharusnya hanya terbatas pada maksimalisasi profit dengan mengabaikan perusakan lingkungan dan masyarakat (Larson dan Gray, 2011). Peningkatan perhatian dan kekhawatiran terhadap dampak bisnis atas lingkungan dan sosial dan dampak isu lingkungan dan sosial telah mendorong sejumlah perusahaan secara aktif mengelolanya (Adams dan Frost, 2008). Atkinson dkk. (2011) juga mengatakan bahwa perbaikan, kepatuhan dan manajemen lingkungan menjadi aspek penting dalam praktik bisnis yang baik saat ini. Perusahaan maupun proyeknya harus 1
2 memperhatikan pemangku kepentingannya (Boddy, 2002) termasuk lingkungan dan sosial. Dalam praktik, perhatian besar dunia bisnis atas informasi lingkungan dan sosial ditunjukkan oleh hasil survei KPMG (2011) yang mengungkapkan bahwa 95 persen dari 250 perusahaan terbesar di dunia (G250 Companies) melaporkan aktivitas tanggung jawab sosialnya. Namun, sejauh penelusuran penulis terhadap penelitian-penelitian empiris, penelitian mengenai penggunaan informasi lingkungan dan sosial hanya berfokus pada pengguna eksternal, belum ada penelitian yang menguji penggunaan informasi lingkungan dan sosial dalam pengambilan keputusan internal termasuk dalam keputusan atas evaluasi proyek.. Survei KPMG (2011) yang menjelaskan praktik pelaporan kinerja lingkungan dan sosial di atas seharusnya dapat menggambarkan bahwa informasi lingkungan dan sosial dipertimbangkan oleh manajer dalam pengambilan keputusannya. Laporan yang diungkapkan kepada publik merepresentasikan kinerja manajer dalam internal perusahaan. Namun, pengungkapan kinerja lingkungan dan sosial tidak serta merta sejalan dengan peningkatan kinerja pada aspek tersebut. Clarkson dkk. (2007) dan Al-Tuwaijri dkk. (2004) menunjukkan hubungan positif pengungkapan informasi lingkungan dan kinerja lingkungan. Namun, Patten (2002) menunjukkan hubungan negatif antara pengungkapan informasi lingkungan dan sosial dengan kinerja lingkungan dan sosial. Hasil yang tidak konsisten ini memunculkan pertanyaan mengenai bagaimana informasi lingkungan dan sosial dimanfaatkan oleh dunia bisnis termasuk manajer. Hal ini juga diperkuat oleh Gond (2012) yang mengatakan bahwa meskipun organisasi 2
3 telah mengklaim isu lingkungan dan sosial dalam pelaporannya, masih belum banyak diketahui apakah terintegrasi dalam sistem pengendalian manajemennya. Pemanfaatan informasi lingkungan dan sosial dalam dunia bisnis, khususnya oleh pihak eksternal perusahaan, telah menjadi perhatian banyak peneliti yang menguji pengaruh informasi akuntansi lingkungan dan sosial terhadap nilai perusahaan seperti Guidry dan Patten (2010), Rikhardsson dan Holm (2008), Murray dkk. (2006), Hassel dkk. (2005), Al-Tuwaijri dkk. (2004), Milne dan Patten (2002), Chan dan Milne (1999), Teoh dan Shiu (1990), Anderson dan Frankle (1980), Ingram (1978), Hendricks (1976), Belkaoui (1976). Penelitian-penelitian tersebut sebagian besar menunjukkan bahwa informasi akuntansi mengenai informasi sosial dan lingkungan memiliki information content dengan arah pengaruh yang tidak konsisten. Dari kondisi tersebut, dapat dipahami bahwa investor, sebagai principle dalam teori keagenan (Jensen dan Meckling, 1976) dan juga pihak eksternal, mempertimbangkan informasi sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan investasinya. Oleh karena itu, menarik untuk menguji pengambilan keputusan manajer karena akan memberikan bukti empiris bagaimana manajer sebagai agent dan pihak internal merespon informasi sosial dan lingkungan. Penelitian empiris mengenai keputusan manajer banyak yang menggunakan teori keagenan (agency theory) sebagai dasar argumen, salah satunya oleh Harrison dan Harrel (1993). Namun, Rutledge dan Karim (1999) dan Booth dan Schulz (2004) menunjukkan kelemahan generalisasi teori agensi dengan menggunakan pendekatan moralitas. Kelemahan teori agensi juga dapat 3
4 ditemukan dalam menjelaskan praktik bisnis yang melibatkan konflik kepentingan antara banyak pemangku kepentingan. Hill dan Jones (1992) menjelaskan bahwa salah satu kelemahan teori agensi adalah ketidakmampuan menjelaskan sifat hubungan kontraktual implisit maupun eksplisit yang terjadi pada hubungan perusahaan dengan berbagai pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan dapat berupa lingkungan (Gibson, 2012; Starik, 1995) dan masyarakat (Silver, 2012). Penelitian Harrison dan Harrel (1993), Rutledge dan Karim (1999), Booth dan Schulz (2004) dan Chong dan Suryawati (2010) juga hanya menjelaskan konflik kepentingan yang terjadi antara pihak manajer dan pemilik saham dalam keputusan melanjutkan atau tidak melanjutkan sebuah proyek. Sebuah teori akan dinilai berdasarkan kemampuan komprehensif dalam menjelaskan masalah. Oleh karena itu, penelitian mengenai pengambilan keputusan manajer atas proyek yang melibatkan konflik kepentingan banyak pihak menarik untuk dilakukan dengan menggunakan teori yang lebih komprehensif karena akan memberikan penjelasan atas realitas bisnis tersebut. Teori pemangku kepentingan (stakeholder theory) mengakui keberagaman kelompok yang memiliki pancang (stake) atau kepentingan dalam operasi perusahaan yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan (Freeman, 1984; Freeman dkk., 2010). Teori ini memiliki cakupan yang lebih luas daripada teori agensi yang oleh Hill dan Jones (1992) dikatakan meliputi hubungan kontraktual yang implisit maupun eksplisit antara semua pemangku kepentingan. Kepentingan berbagai kelompok pemangku kepentingan kunci lebih cenderung tidak saling melengkapi sehingga penting untuk memiliki mekanisme untuk menyeimbangkan 4
5 berbagai kepentingan (Wall dan Greiling, 2011) yang berarti tanggung jawab manajer meningkat. Grit (2004) mengusulkan rerangka untuk meningkatkan tanggung jawab manajer yang salah satu aspek pentingnya adalah informasi. Oleh karena itu, Wall dan Greiling (2011) berargumen bahwa akan menguntungkan jika sistem akuntansi manajerial didesain menggunakan pandangan pemangku kepentingan terhadap perusahaan karena menurut Grit (2004) manajer akan mengambil keputusan yang lebih baik jika memiliki pengetahuan yang lebih banyak mengenai dampak eksternal dan sosial. Wall dan Greiling (2011) mengatakan: Information provision to (external) stakeholders plays a prominent role in the field of stakeholder theory-related accounting techniques. The currently existing accounting techniques for supporting managerial decision-making only address selective aspects. Therefore it is necessary to integrate and augment existing accounting techniques in order to develop a more integrated approach towards measuring whether stakeholder value is created or not from the perspective of a firm or the perspective of a stakeholder value creating network. Berbagai penelitian telah mengeksplorasi penggunaan teknik akuntansi untuk kepentingan pengambilan keputusan pihak eksternal dengan menggunakan pendekatan teori pemangku kepentingan seperti Robert (1992), Clarkson (1995) dan Gamerschlag dkk. (2011). Sementara praktik dan penelitian empiris yang berfokus pada penggunaan teknik akuntansi dalam mendukung pengambilan keputusan internal, manajer, untuk menciptakan nilai bagi berbagai pemangku kepentingan masih kurang. Padahal menurut Hall (2010) informasi ini dapat digunakan oleh manajer untuk mengembangkan pengetahuan mengenai lingkungan kerjanya, termasuk untuk menguji asumsi dan ekspektasi mengenai 5
6 operasi organsisasi dan untuk mengidentifikasi masalah, peluang dan kejutan potensial (potential surprises). Informasi lingkungan dan sosial yang diperoleh seringkali bertentangan dengan informasi ekonomi sebagaimana hasil penelitian Seifert dkk. (2003) yang menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara kinerja ekonomi dan kinerja sosial perusahaan. Selain kemungkinan pertentangan, informasi ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, masyarakat termasuk konsumen, lingkungan, pemerintah, dan lembaga sosial masyarakat sehingga dibutuhkan teori yang dapat mempertimbangkan semua pemangku kepentingan. Teori pemangku kepentingan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi kemungkinan keputusan yang akan diambil oleh manajer. Meskipun teori pemangku kepentingan dapat menjelaskan keputusan yang akan diambil oleh manajer secara umum, namun menurut Trevino (1986) dan Jones (1991), keputusan manajer dipengaruhi oleh karakteristik individu. Oleh karena itu, dalam pengambilan keputusan atas informasi lingkungan dan sosial, pertimbangan manajer bergantung pada kepribadian manajer. Salah satu karakteristik individu yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah locus of control (Rotter, 1966 dalam Hodgkinson, 1992; Trevino, 1986; Jones, 1991). Berbagai penelitian telah menunjukkan peran locus of control dalam mempengaruhi berbagai kondisi yang dialami oleh individu termasuk manajer. Brownell (1981) menunjukkan peran locus of control dalam memoderasi 6
7 pengaruh penganggaran partisipatif terhadap individu. Hyatt dan Prawitt (2001) juga menunjukkan peran variabel ini mempengaruhi kinerja auditor ketika bekerja pada kondisi kantor audit yang berbeda. Berdasarkan model pengambilan keputusan etis dari Trevino (1986), locus of control mempengaruhi keputusan yang diambil oleh manajer. Oleh karena itu, pemanfaatan informasi sosial dan lingkungan mungkin bergantung pada konsepsi manajer mengenai tanggung jawabnya atas informasi tersebut. Selain itu, manajer mungkin akan mempertimbangkan menggunakan lebih banyak informasi mengenai lingkungan perusahaan karena menganggap dapat mengendalikannya (Hodgkinson, 1992) sehingga keyakinan mengenai kemampuan mengendalikan mungkin berpengaruh terhadap pemanfaatan informasi tersebut Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka masalah utama yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah: a. Apakah manajer mempertimbangkan informasi lingkungan dan sosial dalam pengambilan keputusan melanjutkan atau tidak melanjutkan proyek? b. Apakah atribut manajer, locus of control, mempengaruhi penggunaan informasi lingkungan dan sosial? Tujuan penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menguji penggunaan informasi lingkungan dan sosial dalam pengambilan keputusan manajer. Hal ini 7
8 memberikan bukti empiris mengenai keputusan manajer atas informasi lingkungan dan sosial dan keputusan yang melibatkan pertimbangan banyak pemangku kepentingan yang belum digunakan oleh Harrison dan Harrel (1993), Both dan Schulz (2004), Rutledge dan Karim (1999), dan Chong dan Suryawati (2010) dalam penelitiannya. Hal ini juga memberikan bukti empiris mengenai bagaimana manajer sebagai pihak internal merespon informasi lingkungan dan sosial. Hal ini didasari oleh banyaknya bukti empiris mengenai penggunaan informasi lingkungan dan sosial oleh pihak eksternal terutama investor (seperti Guidry dan Patten, 2010; Murray dkk., 2006; Hassel dkk., 2005; Al-Tuwaijri dkk., 2004; Chan dan Milne, 1999; Teoh dan Shiu, 1990; Anderson dan Frankle, 1980; Ingram, 1978; Hendricks, 1976; Belkaoui, 1976), namun bukti empiris pemanfaatan oleh pihak internal belum ada. Penelitian ini menggunakan teori pemangku kepentingan untuk menjelaskan bagaimana manajer memanfaatkan informasi lingkungan dan sosial. Teori pemangku kepentingan secara luas diakui sebagai teori manajemen, namun masih sedikit penelitian yang mempertimbangkannya dalam pengambilan keputusan manajer secara individu (Reynolds dkk., 2006). Oleh karena itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji secara empiris teori pemangku kepentingan dengan menggunakan informasi lingkungan dan sosial. Penelitian ini juga bertujuan menguji secara empiris peran karakteristik individu dalam pengambilan keputusan atas informasi lingkungan dan sosial. Keputusan manajer dipengaruhi oleh karakteristik individu (Trevino, 1986; Jones, 1991) yang salah satunya adalah locus of control. Penelitian ini menguji bahwa 8
9 manajer dengan locus of control internal cenderung menggunakan informasi lingkungan dan sosial. Oleh karena itu, berdasarkan teori pemangku kepentingan dan konsep locus of control, penelitian ini bertujuan menguji apakah manajer dengan karakter tertentu akan mempertimbangkan informasi lingkungan dan sosial Kontribusi Penelitian Penelitian ini memiliki kontribusi teoritis dan praktis. Dari segi teoritis penelitian ini memberikan penjelasan mengenai bagaimana pihak internal perusahaan, dalam hal ini manajer, merespon jika diberikan informasi lingkungan dan sosial oleh akuntan. Hal ini memberikan sumbangsih penjelasan atas penyajian informasi akuntansi yang tidak hanya terbatas pada kinerja ekonomi tapi juga mempertimbangkan kinerja lingkungan dan sosial. Sumbangsih lainnya adalah adanya penjelasan mengenai penggunaan informasi lingkungan dan sosial oleh pihak internal sehingga penjelasan tidak hanya terbatas pada penggunaannya oleh pihak eksternal. Kontribusi teoritis lainnya adalah memberikan bukti empiris penggunaan teori pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan individu manajer karena selama ini masih kurang (Reynolds dkk., 2006). Selain itu, penelitian ini juga memberikan bukti empiris tambahan atas konsep pengambilan keputusan Trevino (1986) dan Jones (1991) mengenai peran karakteristik individu dalam pengambilan keputusan manajer. Dari segi praktis, penelitian ini memberi masukan kepada akuntan manajemen mengenai perlunya menyajikan informasi lingkungan dan sosial dalam evaluasi proyek manajer. Demski dan Feltham (1976) dalam Wall dan 9
10 Greiling (2011) menjelaskan bahwa informasi akuntansi, dalam hal ini informasi sosial dan lingkungan, mempengaruhi pengambilan keputusan manajerial dalam dua cara: secara langsung sebagai masukan atas keputusan dan secara tidak langsung mempengaruhi perilaku manajer. Hal ini akan menjadi sumber informasi sekaligus dapat merubah perilaku manajer sehingga semakin bertanggung jawab sosial. Dari pendekatan instrumental, hal ini akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh kinerja sosial perusahaan terhadap peningkatan kinerja ekonomi sebagaimana penelitian Surroca dkk. (2010) dan Simpson dan Kohers (2002). Oleh karena itu, penyajian informasi lingkungan dan sosial dapat mendorong peran akuntan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Kontribusi praktis lainnya terkait dengan hasil pengujian peran karakteristik individu manajer dalam hal ini locus of control terhadap penggunaan informasi lingkungan dan sosial. Klarifikasi peran perbedaan karakter individu akan mengarahkan pada pembuatan dan penggunaan efektif desain sistem informasi manajemen (Fisher, 1996). Hasil pengujian ini akan menunjukkan tingkat perlunya sistem informasi manajemen mengenai lingkungan dan sosial yang disesuaikan dengan locus of control manajer Sistematika Penulisan Pembahasan penelitian ini selengkapnya diorganisasikan sebagai berikut: 10
11 Bab I : Menguraikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan serta kontribusi penelitian. Bab II : Membahas tinjauan literatur dan pengembangan hipotesis Bab III : Membahas metoda penelitian, dengan menguraikan desain penelitian, prosedur dan protokol eksperimen, partisipan, dan ukuran operasionalisasi variabel. Bab IV : Menguraikan analisis data dan pengujian hipotesis, dengan menyajikan hasil pengolahan data dan pembahasannya Bab V : Berisi diskusi dan implikasi penelitian, simpulan, dan keterbatasan yang ada serta saran bagi penelitian mendatang. 11
BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Garis besar sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip perusahaan dalam pengambilan keputusan berorientasi untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Garis besar sebuah perusahaan adalah mendapatkan keuntungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguntungkan secara ekonomi, namun perkembangan bisnis saat ini mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi perusahaan dalam memutuskan investasi proyek adalah berorientasi pada keuntungan kompetitif jangka panjang (Huang dan Chang, 2010) sehingga manajer dalam
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. digunakan untuk memprediksi keputusan manajer, tetapi penelitian ini tidak
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan ulasan yang telah dilakukan oleh peneliti, ditemukan bukti empiris bahwa informasi lingkungan dan sosial adalah informasi penting dalam proses pengambilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, tuntutan untuk mengelola suatu entitas adalah dengan akuntabilitas dan transparansi sangat diperlukan. Akuntabilitas dan transparansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam meningkatkan pertumbuhan usahanya, salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi Negara memegang peranan yang penting dalam menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teori pengambilan keputusan klasik atau rasional mengasumsikan bahwa manajer
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teori pengambilan keputusan klasik atau rasional mengasumsikan bahwa manajer berperilaku untuk memaksimalkan profitabilitas perusahaan (Horowitz 2005). Manajer melanjutkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada teori
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada teori keagenan dimana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya isu kedermawanan sosial perusahaan belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan berkembangnya konsep tanggung jawab sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesuksesan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori ekonomi menjelaskan bahwa pengambilan keputusan rasional ditandai dengan upaya manajer untuk meningkatkan keuntungan maksimal perusahaan. Tindakan tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan (agency theory) telah menjadi basis penelitian yang kuat dalam disiplin keuangan dan akuntansi (Abdullah, 2001). Teori keagenan menjelaskan
Lebih terperinciSEMINAR AKUNTANSI. Teori Agensi (AgenCy Theory)
SEMINAR AKUNTANSI Teori Agensi (AgenCy Theory) ISU/ FENOMENA MASALAH TEORI UTAMA (GRAND THEORY) Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa agency theory menjelaskan hubungan keagenan yang terjadi antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan pemegang saham. Dengan prinsip ini beberapa perusahaan mengabaikan pihak-pihak lain yang berkepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan agent) umumnya mempunyai kepentingan yang berbeda. Hal ini menyebabkan munculnya hubungan
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang
Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajer dan pemegang saham merupakan dua partisipan terkait dalam sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang saham dapat dikatakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan yaitu pihak pemilik dan pengelola, yang berkontribusi dalam modal, keahlian, serta tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate governance merupakan salah satu topik pembahasan sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) maupun keterpurukan
Lebih terperincipemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era pertumbuhan perusahaan yang semakin tinggi membuat kesadaran akan penerapan tanggung jawab sosial menjadi penting seiring dengan semakin maraknya kepedulian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berhubungan dengan kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi pihak eksternal. Informasi tersebut berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau kinerja manager. Informasi tentang laba dapat digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laba merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan atau kinerja manager. Informasi tentang laba dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori utama (grand theory) yang mendasari penelitian ini adalah agency
BAB II KAJIAN PUSTAKA Teori utama (grand theory) yang mendasari penelitian ini adalah agency theory dan teori pendukung (supporting theory) adalah Legitimacy theory dan Stakeholder Theory. Berikut ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Persaingan dunia yang semakin ketat dan perekonomian dunia yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia yang semakin ketat dan perekonomian dunia yang semakin tidak menentu mendorong manajemen untuk bekerja lebih efektif dan efisien agar perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (shareholder) dengan jalan memaksimalkan kekayaan pemilik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemilik perusahaan kadang kala mengalami keterbatasan dalam pengelolaan perusahaan, oleh karena itu pemilik pada sebagian perusahaan menyerahkan tanggung jawab
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik. Terjadinya konflik yang disebut agency
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prespektif teori tradisional, bahwa aktivitas perencanaan pajak untuk mentransfer
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pajak dapat dilihat dengan dua prespektif yang berbeda. Pertama, prespektif teori tradisional, bahwa aktivitas perencanaan pajak untuk mentransfer kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal tahun 1970-an dengan adanya perluasan kredit-kredit perbankan kepada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara perusahaan dan masyarakat yang membutuhkan informasi keuangan dan perkembangan perusahaan. Bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi yang dihasilkan perusahaan yang berguna untuk proses pengambilan keputusan, hal tersebut tidak terlepas dari proses penyusunannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem teknologi informasi dan bertambah luasnya ilmu pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era globalisasi seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntanbilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itulah, pemerintah maupun investor memberikan perhatian yang lebih dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara Indonesia, isu mengenai tata kelola perusahaan mengemuka setelah Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan sejak tahun 1998. Sejak itulah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di masyarakat. Perusahaan ini menggambarkan perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut sudah baik. Jika dinilai kinerja kurang baik maka diharapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian kinerja dalam investasi sangatlah penting karena melalui penilaian kinerja dapat diketahui apakah kinerja dan operasional perusahaan tersebut sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan saja, namun juga memiliki pengaruh ke pihak-pihak lain, seperti kreditur, investor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi menyebabkan inefisiensi alokasi sumber daya dan merugikan bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eskalasi komitmen terbukti menjadi masalah yang serius bagi organisasi. Kecenderungan manajer melanjutkan proyek yang tidak memberikan keuntungan bagi organisasi menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya dan meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham. Suatu perusahaan dikatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan sangatlah penting untuk memiliki seorang manajer. Dalam hal ini membantu untuk mengambil suatu keputusan dalam kegiatan perusahaan ketika membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun. Laporan keuangan menjadi media bagi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tekanan persaingan di antara pemain pasar yang ada dan new entrants,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan-perusahaaan yang berhasil dan memiliki kinerja yang baik mengerti bagaimana beradaptasi dengan pasar yang berubah secara kesinambungan. Peningkatan tekanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Ujiyantho dan Pramuka, 2007) dalam Putri dan Yuyetta (2013). Dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu yang merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen perusahaan pada dasarnya memiliki kepentingan ganda yaitu untuk memaksimalkan kepentingan pemegang saham dan kepentingan perusahaan itu sendiri. Untuk itu,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama sebagian besar perusahaan, terutama perusahaan yang berorientasi bisnis, adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat dilihat dari peningkatan pasar modalnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir bergerak menuju ke arah lebih
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang dapat menjelaskan tentang adverse selection. Adverse selection adalah salah satu permasalahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aspek dan implikasi hubungan keagenan dalam praktik bisnis perusahaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Teori keagenan merupakan sebuah teori yang mendasari atas berbagai aspek dan implikasi hubungan keagenan dalam praktik bisnis perusahaan. Hubungan
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B
PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT DENGAN KESADARAN ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (SURVEI PADA KANTOR AKUNTAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian pustaka 1. Teori Stakeholder (stakeholder theory) Konsep tanggung jawab sosial telah mulai dikenal sejak awal tahun 1970an yang secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajer perusahaan merupakan pihak yang mengelola suatu perusahaan yang secara langsung banyak mengetahui informasi internal perusahaan di banding dengan pemegang saham.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan dalam sebuah perusahaan bertujuan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya perlu mengetahui perkembangan sejauh mana perusahaan itu mencapai tujuan perusahaannya. Setiap perusahaan mempunyai sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bazerman (1994) mendefinisikan eskalasi adalah derajat dimana individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eskalasi komitmen adalah tendensi dari pengambil keputusan untuk tetap bertahan atau mengeskalasi komitmennya pada serangkaian tindakan yang gagal. Bazerman (1994)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini maka persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit. Pada tingkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa teori keagenan merupakan teori
Lebih terperinciISNI WIYATMI B
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen (agent). Masalah keagenan terjadi ketika manajemen melakukan tindakan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, diantaranya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam melaporkan hasil dari kinerjanya adalah melalui laporan keuangan. Laporan keuangan umumnya menguraikan berbagai informasi akuntansi suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat serta teknologi yang semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan informasi mengenai kondisi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pertimbangan Etis Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan pertimbangan etis sebab pertimbangan etis merupakan suatu kriteria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam praktik akuntansi. Sebagaimana dikatakan Lasdi (2008), meskipun. melaporkan laporan keuangan secara konservatif.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konservatisme merupakan konvensi laporan keuangan yang penting dalam akuntansi, sehingga disebut sebagai prinsip akuntansi dominan. Konvensi seperti konservatisme
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kelangsungan usaha (going concern) suatu perusahaan merupakan salah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelangsungan usaha (going concern) suatu perusahaan merupakan salah satu hal yang penting bagi para pemangku kepentingan (stakeholders), terutama investor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja perusahaan adalah kemampuan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian Kinerja perusahaan merupakan penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Sucipto, 2003).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Agency Theory Agency theory menjelaskan permasalahan yang mungkin timbul ketika kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau memaksimalkan kekayaan pemegang
Lebih terperinciBAB I PE DAHULUA Latar Belakang. Perusahaan seringkali menghadapi peluang atau kebutuhan untuk
BAB I PE DAHULUA 1.1. Latar Belakang Perusahaan seringkali menghadapi peluang atau kebutuhan untuk melakukan investasi dalam aktiva atau proyek untuk memaksimumkan nilai perusahaan/kekayaan pemegang saham
Lebih terperinciPENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (EARNINGS MANAGEMENT)
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (EARNINGS MANAGEMENT) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pemisahan antara kepemilikan saham dan manajemen di perusahaanperusahaan besar sangat diperlukan. Sebagian besar perusahaan itu memiliki ratusan atau ribuan pemegang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya pelaporan keuangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan memiliki tujuan yaitu untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi dalam membantu pengguna untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi mengalami perkembangan pesat dengan hadirnya revolusi industri. Pelaporan akuntansi digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajer perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan investasi, keputusan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN
54 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengujian statistik serta pembahasan seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini dalam memasuki era pasar bebas mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke periode.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Governance mulai menjadi isu yang hangat dibicarakan sejak terbukanya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Corporate Governance mulai menjadi isu yang hangat dibicarakan sejak terbukanya skandal keuangan berskala besar (misalnya skandal Enron, Worldcom, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerintahkan bawahannya untuk terlibat dalam kecurangan pelaporan keuangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa skandal akuntansi menunjukkan keterlibatan figur berotoritas yang memerintahkan bawahannya untuk terlibat dalam kecurangan pelaporan keuangan. CFO WorldCom,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR...... iv ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan sangatlah penting bagi perusahaan publik. Hal ini dilakukan sebagai wujud transparasi dan akuntabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipicu oleh fenomena gagal bayar subprime mortgage bertransformasi menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis finansial tercatat banyak terjadi hingga tahun 2013. Krisis tersebut menimpa perusahaan, baik di negara berkembang maupun negara maju. Kegagalan menjaga likuiditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. seringkali membuat adanya konflik kepentingan antara kedua belah pihak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemisahan antara kepemilikan perusahaan dan manajemen perusahaan seringkali membuat adanya konflik kepentingan antara kedua belah pihak. Konflik yang terjadi
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N. dapat terjadi di berbagai bidang: bisnis, pemerintahan, agama, pendidikan,
B A B I P E N D A H U L U A N I.1. Latar Belakang Perilaku tidak etis penting untuk dipelajari karena perilaku tidak etis kemungkinan akan membawa dampak buruk pada kinerja organisasi (Beu dan Buckely,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah mempengaruhi beberapa aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang paling signifikan perubahannya adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi (Agency Theory) Teori agensi adalah sebuah teori yang menjelaskan hubungan antara dua belah pihak yang berbeda kepentingan. Pihak pertama berperan
Lebih terperinciPENGARUH PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA
PENGARUH PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan perusahaan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna, seperti informasi mengenai likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perputaran roda industri tidak hanya ditopang oleh sumber daya manusia saja, tetapi juga oleh sumber daya alam. Seiring dengan berkembangnya teknologi, sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. berdampak terhadap nilai perusahaan (Fama dan French, 1998).
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Banyaknya perusahaan dalam industri, serta kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur. Persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan sumber daya tambangnya dan sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan sumber daya tambangnya dan sektor pertambangan merupakan sumber devisa potensial yang dimiliki Indonesia. Sekarang ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang diukur menggunakan analisis rasio keuangan, untuk mengetahui kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi
BAB I PENDAHULUAN Bab pertama menguraikan latar belakang, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau pemisahan pengelolaan perusahaan. Pemilik ( principle)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan kontrak di antara faktor-faktor produksi dan hubungan di antara prinsipal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dunia bisnis, perusahaan dituntut untuk selalu berkembang dan menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan eksternal perusahaan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS
14 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Relevansi Nilai Setiap perusahaan sudah pasti memiliki laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut sebagai tanggung jawab dan keterbukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang untuk menunjukan performa yang lebih baik. Seperti halnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan secara global menuntut banyak perusahaan di negara berkembang untuk menunjukan performa yang lebih baik. Seperti halnya Indonesia, yang harus dapat mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kegiatan operasinya, suatu perusahaan secara periodik menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan semakin jelas terlihat dalam era modern saat ini. Perspektif tradisional
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah Pergeseran perspektif mengenai peran akuntan manajemen dalam suatu perusahaan semakin jelas terlihat dalam era modern saat ini. Perspektif tradisional
Lebih terperinci