TINJAUAN PUSTAKA. Susu merupakan bahan pangan yang kaya akan protein. dijumpai di masyarakat baik dalam segar maupun olahannya.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Susu merupakan bahan pangan yang kaya akan protein. dijumpai di masyarakat baik dalam segar maupun olahannya."

Transkripsi

1 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Susu Susu merupakan bahan pangan yang kaya akan protein. Susu mudah dijumpai di masyarakat baik dalam segar maupun olahannya. Komposisi kimia dalam susu sapi menurut Muchtadi dkk (2011) sebagai berikut : Tabel 1. Komposisi Susu Sapi Komposisi Rata-rata Kisaran normal (%) Air 87,25 89,50-84,00 Lemak 3,80 2,60-6,00 Protein 3,50 2,80-4,00 Laktosa 4,80 4,50-5,20 Mineral 0,65 0,60-0,80 Sumber : Muchtadi, dkk (2011) Bedasarkan codex, susu didefinisikan sebagai cairan yang dihasilkan oleh kelenjar mamae (kelenjar susu) hewan betina, sedangkan menurut Winarno (2007) susu adalah cairan berwarna putih yang disekresikan oleh kelenjar mamae (ambing) pada binatang mamalia betina, untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi anaknya. Susu yang baik didapatkan dari proses pengolahan yang baik pula, seperti menjaga sanitasi lingkungan sekitar. Kedatangan mikroba selain mendatangkan keuntungan seperti membantu proses fermentasi, meningkatkan nilai gizi makanan, pengadaan bau dan rasa, dan berperan dalam merubah warna. Mikroba juga mendatangkan kerugian. Kerugian yang didatangkan menurut Supardi (1998) seperti :

2 11 Mengubah bau, rasa dan warna yang tidak dikehendaki. Menurunkan berat atau volume. Menurunkan nilai gizi/ nutrisi. Mengubah bentuk dan susunan senyawa. Menghasilkan toksin yang membahayakan. Menurut Buckle (2009), susu mengandung bermacam -macam unsur dan sebagian besar terdiri dari zat makanan yang juga diperlukan bagi pertumbuhan bakteri, oleh karena itu pertumbuhan bakteri dalam susu sangat cepat. Pencemaran berikutnya timbul dari sapi, alat-alat pemerahan yang kurang bersih dan tempat-tempat penyimpanan yang kurang bersih, debu, udara, lalat dan penananganan oleh manusia. Air susu yang tercemar oleh bakteri biasanya disebabkan oleh manusia dan lingkungan, seperti udara yang kotor pada waktu pemerahan dan petugas yang tidak memperhtikan kebersihan. Oleh karena itu penanganan produksi susu harus memperhatikan masalah higiene dengan cara melindungi susu dari kontak langsung ataupun tidak langsung dengan sumber-sumber yang dapat mencemari air susu selama pemerahan, pengumpulan, dan pengangkutan. Faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan ialah : Kesehatan sapi, Pegawai harus bersih dan sehat, Lingkungan peternakan yang bersih, Alat yang digunakan dalam keadaan bersih dan bentuknya tepat, Membersihkan alat secara tepat, Ruang susu harus terpisah, pengolahan dan penanganan susu harus dilakukan dalam suatu ruangan khusus yang terpisah dengan ruangan

3 12 lainnya. Ruang atau kamar susu tidak boleh jadi satu dengan kandang sapi, kamar tidur petugas ataupun tempat tinggal peternak. Hal ini dimaksudkan mencegah pengotoran susu, termasuk bau-bauan yang ada. Ruang susu harus memiliki ventilasi sempurna, yang ditutup dengan kawat kasa untuk mencegah lalat dan serangga lainnya masuk. Ruangan harus berdinding dan berlantai dari bahan yang berlapis porselin, sehingga tahan air, mudah dibersihkan, dan tidak berdebu, Tersedia alat pendingin, dan Pasteurisasi air susu (Aak, 2005) Keamanan pangan perlu diperhatikan agar menghasilkan susu yang berkualitas baik. Menurut Rahayu (2011), pengendalian keamanan pangan seharusnya dilakukan sejak diproduksi hingga produk tersebut sampai tangan konsumen (from farm to table). Kegiatan ini dilakukan secara terpadu sehinnga melibatkan banyak institusi, saling bekerja sama disepanjang rantai pangan secara berkontinyu. 2.2 Ruang Penyimpanan Susu (Kamar Susu) Menurut Badan Standardisasi Nasional (1987) kamar susu adalah kamar penampungan air susu dari kandang pemerahan sebelum susu itu disebarkan ke konsumen langsung atau ke pusat-pusat penampungan air susu. Adapun persyaratan konstruksi kamar susu sebagai berikut : Dinding harus kedap air. Tinggi dinding berporselen 2 meter. Warna dinding dan tegel putih.

4 13 Berlangit-langit dari bahan yang tidak mengotori air susu dan tertutup rapat dan bersih. Batas dinding dan lantai tidak bersudut. Pintu dan jendela dapat menutup sendiri dengan bebas. Ventilasi baik dan memakai kawat kasa. Menurut Jenie dan Fardiaz (1989) udara dalam suatu ruangan merupakan sumber kontaminasi dalam pengolahan pangan. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, akan tetapi kontaminasi dari lingkungan disekitarnya mengakibatkan udara mengandung berbagai jenis mikroflora. Kontaminasi juga berasal dari alat, wadah, atau pekerja pengolahan pangan. Pekerja pengolahan pangan harus menjaga kebersihannya, karena baik tangan, kaki dan rambut maupun pakaian yang kotor dapat menyebabkan kontaminasi pada makanan yang diolahnya. Sanitasi yang dilakukan terhadap wadah dan alat pengolahan pangan meliputi pencucian untuk menghilangkan kotoran dan sisa makanan, diikuti dengan perlakuan sanitasi menggunakan germisidal. Proses sanitaso wadah dan alat-alat pengolahan ditunjukan untuk membunuh sebagian besar atau semua mikroorganisme yang terdapat pada permukaan wadah dan alat-alat tersebut. 2.3 Sanitasi Menurut Soekarto (1990) sanitasi merupakan persyaratan yang bersifat mutlak dalam industri pangan dikarenakan sanitasi akan berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap mutu pangan dan daya awet produk serta nama baik atau citra perusahaan. Sanitasi juga menjadi salah satu tolak ukur teratas dalam menilai keberhasilan perusahaan yang menangani produk pangan.

5 14 Kasus peracunan makanan sebagian besar diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik. Adapun sasaran sanitasi pangan dalam menjaga mutu pangan : Mencegah pencemaran oleh mikroba pembusuk Mencegah pencemaran oleh mikroba patogen Mencegah pencemaran oleh serangga atau benda asing Menjaga agar bebas dari polutan dan mikroba yang menjadi indikasi sanitasi Mempertahankan kondisi bersih Serta adapun daerah fokus sanitasi dalam industri pangan : Lokasi pabrik : Daerah sekitar lokasi pabrik perlu diperhatikan dan dijauhkan dari sumber-sumber cemaran baik fisik, kimia maupun biologis. Bangunan : Perlu sirkulasi udara, cahaya dan ruang gerak yang cukup dalam bangunan pabrik, tiap pelosok ruangan harus dapat mudah dibersihkan. Lantai ruang kerja pengolahan perlu dijaga tetap bersih dan mudah dibersihkan. Kebersihan lantai dan dinding, menjadi sumber cemaran yang penting. Karena itu lantai dan dinding harus selalu dalam keadaan bersih. Bila permukaan tidak rata maka akan sulit dibersihkan, namun bila permukaan licin akan membahayakan pekerja. Lantai menjadi tempat sisa-sisa atau tumpukan makanan. Peralatan : Baik peralatan yang langsung bersentuhan

6 15 dengan produk maupun peralatan yang tidak langsung bersentuhan harus tetap dalam kondisi bersih. Instalasi air : Air merupakan hal penting dalam industri. Cemaran dalam air, selain bersumber dari airnya sendiri, juga dapat bersumber dari instalasi air yang kurang baik. Sistem pembuangan : Limbah yang dihasilkan dalam proses produksi perlu langsung diolah agar tidak mencemari lingkungan dan mengganggu proses produksi. Adapun persyaratan sanitasi pekerja menurut Jenie (1988) ialah : Kesehatan yang baik untuk mengurangi kemungkinan pekerja menjadi tempat penyimpanan bakteri patogen, Kebersihan untuk mengurangi kemungkinan penyebaran bakteri oleh pekerja, Kemauan untuk mengerti tentang sanitasi merupakan persyaratan agar program sanitasi berjalan dengan efektif. Cara untuk mengawasi sanitasi pekerja dapat dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan secara periodik, menjaga kebersihan pekerja (rambut, kulit, tangan, kuku dan pakaian) dan memberikan pendidikan mengenai pronsipprinsip sanitasi personalia. Fasilitas pencucian tangan harus tersedia dalam kamar ganti, pakaian, kamar kecil, dan daerah pelayanan makanan. Fasilitas seperti air pencucian berupa air hangat F, sabun-sabun antiseptik seperti yang digunakan di rumah-rumah sakit tersedia dalam jumlah yang cukup. Demikian pula handuk saniter atau alat pengering tangan atau lap sekali pakai (disposabie).

7 16 Para pekerja tidak diperkenankan merokok di daerah-daerah persiapan makanan, ruangan makan, dan daerah pencucian alat-alat makan. Pakaian pekerja harus bersih, dan bila digunakan lebih dari satu hari harus disimpan dalam lemari. Tutup rambut atau kepala harus digunakan untuk mencegah terjadinya kontak antara rambut dengan makanan. Para pekerja disediakan seragam khusus yang dikenakan segera tiba di pabrik, dan tidak diperkenankan datang ke pabrik dari rumah dengan seragam. 2.4 Desinfektan Dalam menjaga sanitasi lingkungan, maka diperlukan kegiatan desinfeksi dengan menggunakan bahan desinfektan. Desinfektan adalah suatu bahan biasanya kimia yang digunakan untuk membunuh jasad renik sel vegetatif tetapi belum tentu mematikan spora mikroorganisme yang menyebabkan penyakit, sedangkan desinfeksi ialah proses yang menghancurkan sel-sel vegetatif penyebab infeksi namun tidak selalu mematikan sporanya (Pelczar dan Chan, 1988). Adapun syarat dari desinfektan menurut Jenie dan Fardiaz (1989) sebagai berikut: Toksisitas terhadap mikroorganisme, Kelarutan dalam air, Stabilitas, Tidak beracun terhadap manusia maupun hewan, Homogenitas, Kemampuannya untuk mencegah kombinasi dengan bahan organik, Toksisitas terhadap mikroorganisme pada suhu kamar, Kemampuan berpenetrasi, Tidak korosif,

8 17 Tidak menimbulkan warna, dan Kemampuan menghilangkan bau. Desinfektan dikelompokkan menjadi delapan kelompok menurut Fardiaz (1992), yaitu sebagai berikut : 1. Grup alkohol larut Contoh : etanol, isopropil alkohol Cara kerja: koagulasi protein dan melarutkan membran Konsentrasi : 70-90% Keuntungan Kelemahan : bakterisidal cepat, tubrtkulosidal : tidak membunuh spora, menyebabkan korosi metal kecuali jika ditambahkan komponen pereduksi (2% 2. Grup gas sterilisasi Nanitrit, mengeringkan kulit) Contoh Cara kerja : etilen oksida : substitusi grup alkali didalam sek dengan atom hidrogen yang labil Waktu reaksi : 4-18 jam Keuntungan : tidak membahayakan untuk kebanyakan bahan, mensterilkan bahan, digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas. Kelemahan : membutuhkan peralatan khusus. 3. Grup gas desinfektan Contoh Cara kerja : formaldehid : seperti etilen oksida

9 18 Konsentrasi Keuntungan : larutan jenuh atau dalam bentuk gas : mambunuh spora, tidak korosif, digunakan untuk bahan yang tidak panas. Kelemahan : membutuhkan waktu relatif lama sebagai desinfektan, menimbulkan bau, beracun pada kulit dan membran mukus. 4. Grup halogen Contoh Cara kerja : khlorin, yodium : oksidasi grup sulfhidril bebas Konsentrasi : hipokhlorit konsentrasi tertinggi HCl (Warexin) larutan 1.5% Yodium tinktur konsentrasi tertinggi Keuntungan : Khlorin tuberkulosidal Yodium - pencucian dan desinfektan, tidak meninggalkan warna, meninggalkan residu antibakteri, yodium tinktur bersifat tuberkulosidal. Kelemahan : Khlorin - memutihkan bahan, korosi logam, tidak stabil didalam air sadah, larutan harus segar Yodium - yodium tinktur menimbulkan warna dan iritasi kulit, iodofor tidak stabil, akticitasnya hilang di dalam air sadah, korosif terhadap logam, menyebabkan pengeringan kulit.

10 19 5. Grup Fenol Contoh Cara kerja : kreosol, fenol semi-sintesis, lisol : koagulasi protein, menyebabkan kebocoran membran sel. Konsentrasi : kreosol 2%, lisol 1% Keuntungan : aktivitasnya tidak hilang oleh bahan organik, sabun atau air sadah, meninggalkan efek residu jika mengering. Kelemahan : kreosol harus digunakan di dalam air lunak. 6. Grup deterjen ktionik (amonium quaternar) Cara kerja : pengerutan membran sel dan merusak permeabilitasnya Konsentrasi : larutan 1/1000 1/5000 Keuntungan Kelemahan : tidak berbau : tidak bersifat tuberkulosidal, aktivitas virisidal terbatas, harus dilarutkan didalam air destilata, aktivitasnya hilang oleh protein, sabun dan serat selulosa, aktvitas bakterisidalnya lemah sehingga harus dikombinasikan dengan grup fenol. 7. Grup deterjen anionik (aditif sabun atau deterjen) Cara kerja: heksakhlorfen (G-11), tertrakhlorsalisilanilida Konsentrasi : heksakhlorfen septisol 2%, phisohex 3% Keuntungan : aktivitas antibakteri lama, baik digunakan sebagai pencuci

11 20 Kelemahan : tidak bersifat sporisidal maupun tuberkulosidal, cara kerja 8. Desinfektan lain-lain lambat, beracun jika digunakan terus menerus dan diserap di dalam tubuh. Garam : komponen merkuri organik seperti merkurokhrom dan tiomersal bersifat kurang beracun dibandingkan komponen merkuri lainnya, tetapi aktivitas bakterisidalya lemah. Alkali : larutan NaOH sering digunakan dalam kedokteran veteriner untuk desinfektan kandang. Hidrogen : dalam konsentrasi 3% digunakan untuk memcuci luka. Peroksida Sabun : aktivitas bakterisidalnya lemah, tetapi efektif untuk mencuci/ menghilangkan jasad renik. Komponen Biguanida : misalnya khlorheksidin, bersifat bakterisidal, tetapi tidak efektif terhadap virus, spora dan mikrobakteri, biasanya dicampur dengan deterjen kationik. Dialdehida : spektrum aktivitasnya paling luas, yang bersifat bakterisidal, virisidal, fungisidal dan sporosidal. Tersedia dalam bentuk asam yang harus diaktivasi dengan menambahkan natrium karbonat (menaikkan ph) supaya aktivitasnya maksimum. Dalam keadaan aktif tahan selama 2 minggu. Kelemahannya adalah beracun terhadap kulit dan harganya mahal. Pada umumnya, masyarakat menggunakan desinfektan berbahan kimia. Desinfektan berbahan kimia memiliki kelebihan cepat dalam mereduksi jumlah

12 21 bakteri. Ketersediaannya pun yang mudah ditemui dan cara penggunaannya yang sederhana. Kelompok utama bahan antimikrobial kimiawi menurut Pelzcar dan Chan (1988) ialah : Fenol dan persenyawaan fenolat Fenol (asam karbolat), yang digunakan pada tahun 1860 dan telah merupakan standar pembanding bagi desinfektan lain untuk mengevaluasi aktivitas bakterisidalnya. Dewasa ini telah banyak turunan fenol, dan dikatakan turunan fenol ada yang lebih efektif dari senyawa fenol itu sendiri. Senyawa ini bekerja dengan mendenaturasi protein sel dan merusak membran sel. Persenyawaan fenolat dapat bersifat bakterisidal atau bakteriostatik bergantung pada konsentrasi yang digunakan. Suhu rendah dan sabun juga akan mengurangi aktivitas antimikrobial fenolat. Persenyawaan Alkohol Etil alkohol dengan konsentrasi 50-70% efektif terhadap mikroorganisme vegetatif atau yang tidak membentuk spora. Etil alkohol ini mempunyai aktivitas sporisidal yang rendah. Mekanisme kerja alkohol ialah dengan mendenaturasi protein, suatu sifat yang memberikan aktivitas antimikrobial pada alkohol, disamping itu alkohol juga merupakan pelarut lipid sehingga dapat pula merusak membran sel. Halogen dan persenyawaannya Persenyawaan halogen terdiri atas unsur flour, klor, brom dan iodium. Klor dan iodium ialah yang paling luas penggunaannya sebagai zat antimikrobial. Logam berat dan persenyawaannya

13 22 Logam tertentu dalam jumlah amat kecil, terutama perak dapat mematikan bakteri. Banyak sekali persenyawaan logam berat memiliki aktivitas germisidal atau antiseptik. Pesenyawaan logam berat yang paling penting ialah persenyawaan yang mengandung merkuri, perak dan tembaga. Deterjen Zat pengurangan tegangan permukaan atau zat pembasah yang terutama digunakan untuk membersihkan permukaan benda disebut deterjen. Salah satu contohnya ialah sabun. Tetapi sabun tidak dapat bekerja dengan baik dalam air sadah, karena itulah kini telah dikembangkan bahan pembersih baru yang lebih efisien yang disebut surfaktan atau diterjen sintesis. Aldehide Glutaraldehide dan formaldehide merupakan dua persenyawaan aldehide yang mempunyai berbagai penerapan untuk mengendalikan populasi mikroorganisme. Kemosterilasator gas Proses kemosterilsator bahan dikenai gas didalam suatu ruangan tertutup pada suhu kamar. Setelah perlakuan, gas tersebut dapat dengan mudah dikeluarkan atau dihilangkan. Bahan plastik yang peka terhadap panas, seperti alat suntik, tabung reaksi, cawan petri, dan pipet serta ruangan tertutup dapat disterilkan dengan gas. Zat utama yang digunakan ialah gas etilenokside. Menurut Fardiaz (1992) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan bahan kimia sebagai desinfektan atau antiseptik ialah : Sifat mikrosidal : Spora umumnya lebih tahan daripada bentuk vegetatif dan hanya beberapa desinfektan seperti halogen,

14 23 merkurikhlorida, formalin dan etilen oksida yang efektif terhadap spora. Sifat mikrostatik : Beberapa komponen bahan kimia pada konsentrasi rendah tidak dapat membunuh jasad renik, tetapi hanya menghambat pertumbuhannya, misalnya senyawa rempah-rempah. Kecepatan penghambatan : Komponen kimia mempunyai kecepatan pembunuh atau penghambatan yang berbeda-beda terhadap jasad renik. Sifat lainnya : Dalam pemilihan suatu desinfektan harus diusahakan yang harganya tidak mahal, aktivitasnya tetap dalam waktu lama, larut didalam air, dan stabil didalam larutan. Bila ditinjau dari keberlanjutannya dalam lingkungan desinfektan berbahan kimia akan membahayakan karena akan sulit diuraikan. Menurut Sugiharto (1987) desinfektan dalam air limbah merupakan golongan dari molekul yang dipergunakan sebagai pembersih untuk mendapat hasil yang lebih baik. Zat ini menimbulkan buih dan selama proses aerasi buih tersebut berada diatas permukaan gelembung dara dan biasanya relatif tetap dalam air. Limbah ini berasal dari rumah tangga atau pemukiman. 2.5 Pemanfaatan Limbah Peternakan Lebah (Apis cerana) Sebagai Desinfektan Alami Menurut Marhiyanto (1999) Apis cerana diduga berasal dari dataran Asia dan menyebar sampai ke Afganistan, Cina maupun Jepang. Labah ini terdiri dari

15 24 berbagai jenis, diantaranya Apis cerana indica yang diteliti di India. Bentuknya hampir sama seperti Apis mellifera tetapi ukuran tubuhnya lebih kecil. Sifatnya suka berpindah-pindah tempat dan memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungannya. Meskipun terjadi perubahan iklim secara mendadak, jenis lebah ini masih bisa bertahan. Pada musim dingin mereka tidak begitu aktif keluar sarang. Namun ketika musim semi, para lebah jenis Apis cerana sangat rajin mencari nektar sepanjang hari. Penyebaran hampir merata di seluruh dunia, dan semenjak 200 tahun sudah dibudidayakan, khususnya di Jepang, Cina dan India. Indonesia pada waktu itu peternak setempat masih melakukan pembudidayaan bersifat sederhana dan tradisional. Di Indonesia lebah jenis ini dinamakan Apis cerana javanica. Jenis ini mampu menarik para ahli dan peternak lebah, alasannya karena Apis cerana javanica lebih tahan terhadap penyakit, terutama tungau perusak. Lebih dari itu, Apis cerana javanica mampu bertahan dan menyesuaikan diri pada iklim tinggi di lingkungan hidupnya. Tetap kadang-kadang peternak juga merasa kesulitan, karena sifat lebah jenis ini suka berpindah tempat. Akhir-akhir ini ada usaha dari dinas peternakan menyilangkan lebah jenis ini dengan Apis mellifera. Produk yang dihasilkan oleh lebah antara lain : Madu Madu berasal dari nektar dan merupakan produk utama dari lebah. Pada mulanya lebah menghisap nektar pada bunga-bunga, kemudian diolah didalam tubuhnya pada akhirnya keluar dan disimpan dalam sel-sel sarang. Madu merupakan bahan makanan yang sangat berguna bagi kesehatan. Zat yang terkandung dalam madu mencangkup 180 macam. Kandungan gula yang ditemui

16 25 dalam madu ialah jenis levulosa dan dekstorsa. Vitamin yang terkandung didalamnya meliputi roboflamin, pantotenat, niasin, tiamin, pridoksin dan askorbat. Warna madu dipengaruhi oleh asal nektar juga membedakan kandungan mineral. Royal Jelly Royal jelly dihasilkan oleh lebah pekerja secara alamiah, royal jelly berupa susu madu yang diperuntukkan calon lebah ratu yang masih berbentuk larva. Royal jelly ini dapat dimanfaatkan untuk stamina dan menyembuhkan penyakit, serta untuk bahan campuran kosmetika. Tepung sari (pollen) Tepung sari atau polen merupakan produk sampingan lebah madu. Sumber polen didapat dari bunga yang kemudian mengalami proses pengolahan pada tubuh lebah. Dalam polen terkandung sumber protein, lemak, sedikit karbohidrat dan mineral-mineral. Lilin lebah (malam) Lilin lebah adalah produk lebah yang umumnya disebut malam lebah. Dihasilkan oleh empat pasang kelenjar yang terdapat dibagian samping bawah perut. Semenjak usia dua minggu, lebah sudah mampu memproduksi malam. Pada peternakan modern, lilin lebah dikumpulkan dan dijual ke pasaran. Sebenarnya lilin lebah (malam) mencangkup berbagai manfaat, terutama dalam bidang industri kosmetika. Propolis Bahan yang dipakai untuk membentuk propolis berupa zat yang bersifat resin berasal dari kuncup, kulit tumbuhan dan bahkan kadang-kadang didapat dari bagian lain dari tumbuhan. Manfaat propolis bagi lebah adalah :

17 26 o o o Untuk mempernis dan menghaluskan sarang yang kasar Untuk merekatkan bagian sarang yang pecah/ retak Untuk mendempul celah-celah atau lubang sarang yang tidak diinginkan o Untuk mengurangi lubang bagian luar. Produk sampingan yang dihasilkan dalam peternakan lebah ialah sarang lebah. Sarang lebah mengandung 50% senyawa resin (flavonoid dan asam fenolat), 30% lilin lebah, 10% minyak aromatik, 5% polen dan 5% berbagai senyawa aromatik (Pietta, 2002). Aktivitas antibakteri ditemukan dalam senyawa flavonoid (Bankova, 2005). Dewasa ini pemanfaatan flavonoid dilakukan dengan ektrasi murni dari propolis. Cara kerja ektrasi murni ialah dengan menggunakan metode Matienzo dan Lamorena (2004). Ekstraksi dilakukan dengan maserasi pelarut alkohol 70%. Propolis kasar direndam dalam etanol 70% kemudian ditutup dan dikocok dengan shaker pada ruang gelap selama satu minggu. Setelah itu, suspensi tersebut disaring, filtratnya diamil dan residunya kembali dimaserasi kembali. Selanjutnya, filtrat tersebut diambil setiap hari selama tujuh hari. Setelah tujuh hari, filtrat terakhir yang dihasilkan berwarna jernih dan teknik maserasi diakhiri. Setelah seluruh filtrat hasil maserasi terkumpul, filtrat tersebut dipekatkan dengan menggunakan rotavapor pada temperatur 40 0 C. Esktrak pekat yang diperoleh ditimbang untuk mendapatkan nilai rendemennya, kemudian ektrak tersebut dilarutkan dengan propilen glikol dengan perbandingan propolis : propilen glikol adalah 1:1, sebagai ekstrak propolis 100%. Ekstrak flavonoid dapat menghambat pertumbuhan bakteri E.coli (Prasetyorini dkk, 2011) juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans (Sabir, 2005) dan bakteri

18 27 Streptococcus aureus, Bacillus subtilis dan Pseudomonas aeruginosa (Angraini, 2006). Antibakteri merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat atau mengganggu metabolisme bakteri. Keadaan yang mempengaruhi kerja antimikroba menurut Pelzcar dan Chan (1988) ialah : Konsentrasi dan intensitas zat antimikrobial Semakin banyak konsentrasi yang diberikan pada waktu tertentu, maka akan semakin cepat mikroba itu melemah. Jumlah mikroorganisme Pola kematian mikroorganisme yaitu eksponensial, artinya diperlukan waktu yang banyak untuk membunuh populasi, dan bila jumlah selnya banyak, maka harus diberikan perlakuan yang lebih lama pula. Suhu Kenaikan suhu yang sedang secara besar dapat menaikkan keefektifan suatu desinfektan atau bahan mikrobial lain. Spesies mikroorganisme Spesies mikroorganisme menunjukkan kerentanan yang berbeda-beda terhadap sarana fisik dan bahan kimia. Spesies pembentuk spora, sel vegetatif yang sedang tumbuh lebih mudah dibunuh dibandungkan dengan sporanya. Adanya bahan organik Adanya bahan organik lain dapat menurunkan dengan nyata keefektifan zat kimia antimikrobial dengan cara menginaktifkan bahan-bahan tersebut atau melindungi mikroorganisme dari padanya. Keasaman atau kebasaan (ph)

19 28 Mikroorganisme yang terdapat pada bahan dengan ph asam dapat dibasmi pada suhu yang lebih rendah dan dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan mikroorganisme yang sama dalamlingkungan basa. Adapun cara kerja zat antimikrobial menurut Pelzcar dan Chan (1988) ialah : Kerusakan pada dinding sel Struktur dinding sel dapat dirusak dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai terbentuk. Perubahan permeabilitas sel Membran sitoplasma mempertahankan bahan-bahan tertentu di dalam sel serta mengatur aliran keluar masuknya bahan-bahan lain. Kerusakan memberan ini akan mengakhibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau matinya sel. Perubahan molekul protein dan asam nukleat Hidupnya suatu sel bergantung pada terpeliharanya molekul-molekul protein dan asam nukleat dalam keadaan alamiahnya. Suatu kondisi atau substansi yang mengubah keadaan ini yaitu mendenaturasi protein dan asam-asam nukleat dapat merusak sel tanpa dapat diperbaiki kembali. Penghambatan kerja enzim Setiap sel dari beratus-ratus enzim berbeda-beda yang ada didalam sel merupakan sasaran potemsial bagi bekerjanya suatu penghambat. Banyak zat kimia yang telah diketahui dapat mengganggu reaksi biokimia. Penghambatan sitesis asam nukleat dan protein DNA, RNA dan protein memegang peranan amat penting dalam proses kehidupan normal sel. Hal ini berarti bahwa gangguan apapun yang terjadi pada pembentukan atau pada fungsi zat-zat tersebut dapat mengakhibatkan kerusakan total pada sel.

20 29 Antibakteri ini dapat dimanfaatkan menjadi desinfektan alami. Desinfektan alami ialah suatu bahan yang dapat menghambat atau mengganggu metabolisme bakteri dengan menggunakan bahan alami. Keuntungan dengan penggunaan desinfektan alami ini ialah pemanfaatan bahan organik dan mengurangi pencemaran lingkungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk berbagai keperluan tentunya kita telah mengenal bahkan mungkin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk berbagai keperluan tentunya kita telah mengenal bahkan mungkin BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Desinfektan Untuk berbagai keperluan tentunya kita telah mengenal bahkan mungkin menggunakan beberapa produk keperluan rumah tangga, laboraturium atau rumah sakit

Lebih terperinci

SANITASI DAN HYGIENE STERILISASI & DESINFEKSI. DINI SURILAYANI, S. Pi., M. Sc.

SANITASI DAN HYGIENE STERILISASI & DESINFEKSI. DINI SURILAYANI, S. Pi., M. Sc. SANITASI DAN HYGIENE STERILISASI & DESINFEKSI DINI SURILAYANI, S. Pi., M. Sc. dhinie_surilayani@yahoo.com STERILISASI Proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam

Lebih terperinci

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 APA ITU CPPOB? adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. mencegah tercemarnya pangan

Lebih terperinci

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,

Lebih terperinci

ANTISEPTIC DAN DESINFEKTAN

ANTISEPTIC DAN DESINFEKTAN MAKALAH ANTISEPTIC DAN DESINFEKTAN Ditujukan untuk memenuhi tugas Kelompok Mata Kuliah : Mikrobiologi Dosen : Evi Roviati M. Si. S. Si. Di susun oleh : Khumaedullah Ajijul Edo Kuswanto Sri apriyanti TARBIYAH

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu Susu adalah sekresi yang dihasilkan oleh mammae atau ambing hewan mamalia termasuk manusia dan merupakan makanan pertama bagi bayi manusia dan hewan sejak lahir (Lukman

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang terkenal dengan kekayaan alamnya. Berbagai macam flora dan fauna dapat ditemui serta dapat dimanfaatkan, salah satunya

Lebih terperinci

Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013

Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013 Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Friday, 08 February 2013 Pemutakhiran Terakhir Tuesday, 28 May 2013 eskalisa.sch.id Jenis Lebah Yang Ada di Indonesia Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki jenis

Lebih terperinci

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak kulit nanas pada pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dengan cara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan bahan alam yang berasal dari tumbuhan sebagai obat tradisional telah lama dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk menangani berbagai masalah kesehatan.

Lebih terperinci

PAPER BIOKIMIA PANGAN

PAPER BIOKIMIA PANGAN PAPER BIOKIMIA PANGAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia terkait erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan tentang gizi mendorong orang untuk mendapatkan bahan pangan yang sehat dan berkualitas agar dapat diandalkan untuk meningkatkan dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jenis Bakteri Udara Pada Rumah Sakit Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya bakteri udara kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 8 media violet red bile agar (VRB). Sebanyak 1 ml contoh dipindahkan dari pengenceran 10 0 ke dalam larutan 9 ml BPW 0.1% untuk didapatkan pengenceran 10-1. Pengenceran 10-2, 10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6

Lebih terperinci

HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT

HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Pendahuluan Sanitasi : pencegahan penyakit dengan menghilangkan/mengatur

Lebih terperinci

BAB IX SANITASI PABRIK

BAB IX SANITASI PABRIK BAB IX SANITASI PABRIK Sanitasi merupakan suatu kegiatan yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan baku, peralatan dan kebersihan, kesehatan, kesejahteraan pekerja, mencegah terjadinya pencemaran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Daging broiler

PENDAHULUAN. amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Daging broiler PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Daging broiler merupakan komoditas yang banyak diperdagangkan dan sangat diminati oleh konsumen karena merupakan sumber protein hewani yang memiliki kandungan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel susu, air dan peralatan berasal dari tujuh peternak dari Kawasan Usaha Peternakan Rakyat (Kunak), yang berlokasi di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Total sampel susu

Lebih terperinci

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 1 Summary STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 TRI ASTUTI NIM 811408115 Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

I. PENDAHULUAN. (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat I. PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6)

Lebih terperinci

4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air

4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air TINJAUAN PUSTAKA Telur Telur merupakan bahan pangan asal hewan yang mempunyai daya pengawet alamiah yang paling baik, karena memiliki suatu pelindung kimia dan fisis terhadap infeksi mikroba. Mekanisme

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 416 / MENKES / PER / 1990, tentang syarat-syarat kualitas air disebutkan bahwa air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu,

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu, maupun pada permukaan jaringan tubuh kita sendiri, di segala macam tempat serta lingkungan

Lebih terperinci

MENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU

MENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU MENANGANI AIR SUSU MENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU Air susu mengandung zat-zat gizi yg sangat cocok utk perkembangbiakan bakteri penyebab kerusakan air susu. Proses produksi yg tdk hygienes, penanganan yg

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Madu

Proses Pembuatan Madu MADU PBA_MNH Madu cairan alami, umumnya berasa manis, dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar); atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nektar); atau ekskresi serangga cairan

Lebih terperinci

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya. SUSU a. Definisi Susu Air susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Air Kualitas air secara biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba yang sering bercampur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh daya antibakteri ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis secara in vitro dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Daging ayam merupakan salah satu bahan pangan yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang berkualitas tinggi

Lebih terperinci

BAB HIGIENE DAN SANITASI DALAM INDUSTRI PANGAN Dalam aspek keamanan dan kesehatan pangan maka aspek higiene dan sanitasi memegang peranan yg penting.

BAB HIGIENE DAN SANITASI DALAM INDUSTRI PANGAN Dalam aspek keamanan dan kesehatan pangan maka aspek higiene dan sanitasi memegang peranan yg penting. BAB HIGIENE DAN SANITASI DALAM INDUSTRI PANGAN Dalam aspek keamanan dan kesehatan pangan maka aspek higiene dan sanitasi memegang peranan yg penting. Hal yang mendasar adalah berbagai masalah kontaminasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 113 LAMPIRAN 113 114 Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 1 Lokasi Lokasi produksi harus jauh dari tempattempat yang menjadi sumber cemaran, seperti: tempat pembuangan sampah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) Daun Belimbing Wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) Daun Belimbing Wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) Daun Belimbing Wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang diduga memiliki khasiat sebagai antioksidan, antibakteri dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bioaktivator Menurut Wahyono (2010), bioaktivator adalah bahan aktif biologi yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator bukanlah pupuk, melainkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri ekstrak etanol daun ciplukan (Physalis angulata L.) dalam bentuk sediaan obat kumur terhadap bakteri

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011) 3 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Selais (Ompok hypophthalmus) Ikan Ompok hypophthalmus dikenal dengan nama daerah selais, selais danau dan lais, sedangkan di Kalimantan disebut lais

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi penanganan pasca panen Penanganan pasca panen dilakukan untuk memperbaiki cita rasa dan meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas comosus L. Merr) Nanas merupakan tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat terutama pada buahnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan bahan makanan yang banyak mengandung protein dan dikonsumsi oleh manusia sejak beberapa abad yang lalu. Ikan banyak dikenal karena termasuk lauk pauk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah

Lebih terperinci

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama PENGAWETAN PANGAN I. PENDAHULUAN Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan

Lebih terperinci

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI - 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI A. BANGUNAN 1. Lokasi Lokasi jasaboga tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, WC umum, pabrik cat dan sumber pencemaran

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hingga saat ini semakin banyak zat-zat kimia yang dipakai untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hingga saat ini semakin banyak zat-zat kimia yang dipakai untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan disinfektan Hingga saat ini semakin banyak zat-zat kimia yang dipakai untuk membunuh mikroorganisme, akan tetapi belum ada yang efektif dan efisien.karena belum ada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi, sumber vitamin (A, C,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan berperan penting dalam kehidupan makhluk hidup sebagai sumber tenaga, pembangun bahkan penyembuh penyakit. Sumber makanan yang dibutuhkan oleh tubuh mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh manusia, baik dalam bentuk segar maupun sudah diproses dalam bentuk produk. Susu adalah bahan pangan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus niruri, L.) Terhadap. Pertumbuhan Staphylococcus aureus.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus niruri, L.) Terhadap. Pertumbuhan Staphylococcus aureus. 87 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus niruri, L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. Taraf perlakuan ekstrak Daun Meniran dengan berbagai konsentrasi menunjukan hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer di Indonesia. Buah naga mengandung antara lain vitamin C, betakaroten, kalsium,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk 94 Lampiran 1 Lembar Observasi Higiene Sanitasi Pengolahan Tahu Pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Tahun 2016 (Sumber : Keputusan Menteri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Efektivitas Bonggol Nanas Sebagai Desinfektan Alami Terhadap Daya Hambat Milk can

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Efektivitas Bonggol Nanas Sebagai Desinfektan Alami Terhadap Daya Hambat Milk can IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Efektivitas Bonggol Nanas Sebagai Desinfektan Alami Terhadap Daya Hambat Milk can Hasil penelitian mengenai pengaruh air, bonggol nanas, dan detergen terhadap daya hambat pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan pengawet berbahaya dalam bahan makanan seperti ikan dan daging menjadi permasalahan serius yang dihadapi oleh pemerintah. Penggunaan bahan pengawet

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG V. HASIL PEMBAHASAN 5.1. Sukrosa Perubahan kualitas yang langsung berkaitan dengan kerusakan nira tebu adalah penurunan kadar sukrosa. Sukrosa merupakan komponen utama dalam nira tebu yang dijadikan bahan

Lebih terperinci

DESINFEKTANSIA DAN ANTISEPTIKA. Oleh : IMBANG DWI RAHAYU

DESINFEKTANSIA DAN ANTISEPTIKA. Oleh : IMBANG DWI RAHAYU DESINFEKTANSIA DAN ANTISEPTIKA Oleh : IMBANG DWI RAHAYU PENGERTIAN Desinfektansia : senyawa untuk mencegah infeksi dengan jalan penghancuran atau pelarutan jasad renik patogen dikenakan pada jaringan tak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial Apis cerana merupakan serangga sosial yang termasuk dalam Ordo Hymenoptera, Famili Apidae hidup berkelompok membentuk koloni. Setiap koloni terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Hayati et al., 2010). Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 5-10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Hayati et al., 2010). Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 5-10 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) merupakan salah satu jenis tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya

Lebih terperinci

Penambahan jumlah sel pada bakteri dilakukan secara biner (membelah diri) yaitu dari 1 sel membelah menjadi 2 sel yang identik dengan sel induk

Penambahan jumlah sel pada bakteri dilakukan secara biner (membelah diri) yaitu dari 1 sel membelah menjadi 2 sel yang identik dengan sel induk Firman Jaya 2 Diartikan sebagai penambahan jumlah sel Penambahan jumlah sel pada bakteri dilakukan secara biner (membelah diri) yaitu dari 1 sel membelah menjadi 2 sel yang identik dengan sel induk 3 4

Lebih terperinci

PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN

PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN MADU MADU ADALAH SUBSTANSI PEMANIS BUATAN ALAMI YANG DIPRODUKSI OLEH LEBAH MADU YANG BERASAL DARI BEBERAPA BUNGA ATAU SEKRESI TUMBUHAN. Kandungan Madu Gula

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan pangan mentah merupakan komoditas yang mudah rusak sejak dipanen. Bahan pangan mentah, baik tanaman maupun hewan akan mengalami kerusakan melalui serangkaian reaksi

Lebih terperinci

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP Pengalengan buah dan sayur Kuliah ITP Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pengalengan atau pembotolan sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak pengalengan atau pembotolan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Data yang diperoleh dari Dinas Kelautan, Perikanan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Gorontalo memiliki 10 Tempat Pemotongan Hewan yang lokasinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang sangat penting fungsinya. Dengan adanya penyediaan

Lebih terperinci

MAKALAH KIMIA ANALITIK

MAKALAH KIMIA ANALITIK MAKALAH KIMIA ANALITIK Aplikasi COD dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Disusun oleh : Ulinnahiyatul Wachidah ( 412014003 ) Ayundhai Elantra ( 412014017 ) Rut Christine ( 4120140 ) Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengawet adalah substansi kimia yang berguna untuk melindungi produksi makanan, stimulan, produksi obat-obatan, dan kosmetik untuk melawan perubahan berbahaya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino,

BAB I PENDAHULUAN. Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino, karbohidrat, protein, beberapa jenis vitamin serta mineral adalah zat gizi dalam madu yang mudah diserap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Susu 1. Pengertian Susu Susu segar merupakan cairan yang berasal dari sekresi ambing sapi sehat, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi Hasil penelitian pengaruh berbagai konsentrasi sari kulit buah naga merah sebagai perendam daging sapi terhadap total bakteri

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MIKROORGANISME

PENGENDALIAN MIKROORGANISME PENGENDALIAN MIKROORGANISME 1 MIKROORGANISME Menimbulkan penyakit Infeksi ringan-berat- kematian Mencemari makanan, minuman, kosmetik, obat dan sediaan farmasi Perubahan secara kimia Tidak dapat dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Identifikasi Masalah Apakah daun beluntas menghilangkan bau badan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Identifikasi Masalah Apakah daun beluntas menghilangkan bau badan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini penelitian dan pengembangan tumbuhan obat baik di dalam maupun di luar negeri berkembang pesat. Penelitian terutama berkembang dalam segi farmakologi

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Titanium Dioksida (TiO 2 ) Titanium merupakan salah satu unsur logam transisi golongan IV B, berbentuk padat yang berwarna putih keperakan. Titanium murni dapat larut dalam larutan

Lebih terperinci

II. PEWARNAAN SEL BAKTERI

II. PEWARNAAN SEL BAKTERI II. PEWARNAAN SEL BAKTERI TUJUAN 1. Mempelajari dasar kimiawi dan teoritis pewarnaan bakteri 2. Mempelajari teknik pembuatan apusan kering dalam pewarnaan bakteri 3. Mempelajari tata cara pewarnaan sederhana

Lebih terperinci

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME MAKANAN DAN KEMASAN Bahan pangan mempunyai mikroflora spesifik yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang jahe segar yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aromatik dan Obat (Balitro) Bogor berumur 8

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Yani dan Purwanto (2006) dan Atabany et al. (2008), sapi Fries Holland

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Yani dan Purwanto (2006) dan Atabany et al. (2008), sapi Fries Holland 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai prinsip fisik sebagai penghasil susu yang berasal dari sekresi fisiologis kelenjar susu dengan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

Deteksi Efektifitas Bahan Antiseptik Melalui Pengukuran Tegangan Permukaan.

Deteksi Efektifitas Bahan Antiseptik Melalui Pengukuran Tegangan Permukaan. Deteksi Efektifitas Bahan Antiseptik Melalui Pengukuran Tegangan Permukaan. Sri Suryani *), Hendra Purnomo, *) Jurusan Fisika FMIPA UNHAS, Kampus Tamalanrea, Makassar 90245 E-mail : sri_sumah@yahoo.com.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA mulut. 6) Bandeng presto merupakan makanan yan cukup populer sehingga dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bandeng Presto Jenis olahan bandeng presto adalah salah satu diversifikasi pengolahan hasil perikanan,

Lebih terperinci

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar. pengertian Bahan Pangan Hewani dan Nabati dan pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai: latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, tempat dan waktu penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia sering terjadi di masyarakat indonesia. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING (Laporan Penelitian) Oleh PUTRI CYNTIA DEWI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak, laktosa, mineral, vitamin, dan enzim-enzim (Djaafar dan Rahayu, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. lemak, laktosa, mineral, vitamin, dan enzim-enzim (Djaafar dan Rahayu, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan gizi manusia dan diminati berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. kelenjar susu mamalia. Susu memiliki banyak fungsi dan manfaat.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. kelenjar susu mamalia. Susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. PENDAHULUAN Latar Belakang Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia. Susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Seseorang pada umur produktif, susu dapat membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Susu Kuda Sumbawa Kuda Sumbawa dikenal sebagai ternak penghasil susu yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Orang-orang mengenalnya dengan sebutan susu kuda. Susu kuda

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN PRE-TREATMENT MADU

KARAKTERISTIK DAN PRE-TREATMENT MADU KARAKTERISTIK DAN PRE-TREATMENT MADU Firman Jaya 1 KARAKTERISTIK MADU SIFAT FISIK SIFAT KIMIA Sifat Higrokopis Tekanan Osmosis Kadar Air Warna Madu Karbohidrat Enzim Keasaman Komposisi Kimia Madu Granulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Warna Dendeng Sapi Warna merupakan salah satu indikator fisik yang dapat mempengaruhi konsumen terhadap penerimaan suatu produk. Derajat warna menunjukkan tingkat warna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daging Sapi Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino essensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%,

Lebih terperinci

Densitas = Jumlah koloni/cawan x 60m/30m x Luas cawan

Densitas = Jumlah koloni/cawan x 60m/30m x Luas cawan VI. PEMBAHASAN Mikroorganisme berdasarkan pengaruh hidupnya terhadap kehidupan manusia terbagi menjadi dua yaitu mikroorganisme pathogen dan mikroorganisme non- pathogen. Mikroorganisme pathogen adalah

Lebih terperinci