Rancang Bangun Sistem pengendalian Level Unit Storage Tank A pada Simulator Mixing Process

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rancang Bangun Sistem pengendalian Level Unit Storage Tank A pada Simulator Mixing Process"

Transkripsi

1 Rancang Bangun Sistem pengendalian Level Unit Storage Tank A pada Simulator Mixing Process Oleh: Dion Hendra Wisudana ( ) Pembimbing: Ir. Matraji M.Sc Ir. Roekmono Program Studi D3 Teknik Instrumentasi Jurusan Teknik Fisika - Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh November Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya ABSTRAK Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akurasi pengukuran dan pengendalian level yang baik dalam skala laboratorium maupun industri maka perlu dibuat sebuah sistem pengukuran yang mampu memberikan akurasi yang baik dengan akurasi yang memadai dan mampu tahan terhadap gangguan. Untuk hal tersebut diperlukan alat pengendalian level agar level pada suatu plan tetap terjaga kondisinya seperti kondisi setpoint. Pengendalian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah pengendalian dengan menggunakan PLC (Programmable Logic Control) untuk mengendalikan putaran propeller pada mixing tank yang kemudian diintegrasikan dengan DCS sehingga dapat ditampilkan menggunakan HMI (Human Machine Interface). Pengendalian atau sistem kontrol level pada unit storage tank ini dimaksudkan untuk menjaga ketinggian permukaan larutan A. PLC yang digunakan adalah PLC 5/40 Allen Bradley. Sebelum larutan tersebut dicampurkan pada mixing tank. Pengendali yang digunakan menggunakan kontroller DCS (Distributted Control System). Pada Tugas Akhir kali ini DCS yang digunakan merupakan tipe ControlLogix 1756 system dari allen bradley Rockwell. Kata kunci: PLC,DCS, Pengendali BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir semua proses industri dalam menjalankan proses produksinya membutuhkan bantuan sistem pengendali, Ada banyak pengendalian yang harus dikendalikan di dalam suatu proses. Diantaranya yang paling umum, adalah tekanan (pressure) didalam sebuah vessel atau pipa, aliran (flow) didalam pipa, suhu (temperature) di unit proses seperti mixing process, atau permukaan zat cair (level) disebuah tangki. Ada beberapa parameter lain diluar keempat elemen diatas yang cukup penting juga dan juga perlu dikendalikan karena kebutuhan spesifik proses yang disebut juga sebagai variabel proses analitik, diantaranya : ph, Velocity, berat, lain sebagainya. Pengendalian pada umumnya menghendaki proses berjalan dengan stabil. Proses yang stabil merupakan sebuah proses dimana besarnya setpoint sama dengan besarnya meassurment variabel, sehingga error sama dengan nol. Error yang sama dengan nol ini dapat mengakibatkan tidak adanya manipulated variabel untuk membuka atau menutup valve yang menjadikan sebuah proses yang berjalan secara kontinyu tanpa gangguan. Untuk itu diperlukan suatu pengontrol pada system pengendalian dimana controller akan didesain menjadi Local Control Unit ( LCU ) yang nantinya akan dihubungkan dengan Human Machine Interface ( HMI ) sehingga system control dapat didistribusikan dan LCU akan mengontrol plant sehingga proses pengendalian menjadi stabil. Pada pengendalian dan sistem kontrol seringkali sering menggunakan sebuah kontroller berupa DCS agar pengendalian dari variabel- variabel proses tersebut dapat didistribusikan secara langsung pada server. Sistem kontrol atau pengendalian level pada storage tank dimaksudkan untuk menjaga ketinggian permukaan larutan pada unit storage tank ini.

2 Seperti halnya dalam sistem kontrol dan pengendalian yang dimana sebelum dilakukan aksi kontrol harus dilakukan aksi pengukuran terlebih dahulu. Pada kasus ini digunakan sensor berupa d/p transmitter. 1.2 Permasalahan Pada pelaksanaan tugas akhir ini terdapat permasalahan yaitu bagaimana menjaga dan mempertahankan level pada unit Storage Tank A pada simulator Mixing process agar larutan tersebut dapat diteruskan menuju mixing tank. 1.3 Batasan Masalah Perlu diberikan beberapa batasan permasalahan dengan tujuan agar pembahasan tidak meluas dan menyimpang dari tujuan. Adapun batasan permasalahan dari sistem yang dirancang ini adalah : Bahwa tugas akhir ini hanya membahas tentang sistem pengendalian untuk variabel proses level pada unit storage tank A sebagai bagian dari suatu sistem simulator mixing process. Dalam tugas akhir ini untuk pengendalian yang digunakan adalah pengendalian dengan menggunakan kontroller dengan PLC 5/40 AB ssebagai slave dan pengendali utama beserta HMI menggunakan controllogix 1756 AB. Software yang digunakan sebagai HMI aalah factorytalkview SE dan software untuk pemrograman ladder PLC dengan RSLogix. Mode pengukuran yang dilakukan adalah mode pengukuran dengan menggunakan measuring unit d/p transmitter. Pengendalian level menggunakan PLC 5/40 AB dengan ladder yang diprogram pada software RSLogix. 1.4 Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk merancang suatu sistem pengendalian yang bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan level pada unit Storage Tank A pada simulator Mixing process agar larutan tersebut dapat diteruskan menuju mixing tank. BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Sistem Kontrol dan Pengendalian Proses Hampir semua proses di industri membutuhkan peralatan peralatan otomatis untuk mengendalikan parameter parameter prosesnya. Otomatisasi tidak hanya diperlukan demi kelancaran operasi, keamanan, ekonomi maupun mutu produk, tetapi lebih merupakan kebutuhan pokok. Suatu proses industri tidak akan dapat dijalankan tanpa bantuan sistem pengendalian. Parameter parameter yang umum dikendalikan dalam suatu proses adalah tekanan (pressure), laju aliran (flow), suhu (temperature ) dan permukaan zat cair (level). Gabungan serta alat alat pengendalian otomatis itulah yang disebut sistem pengendalian proses (process control system). Sedangkan semua peralatan yang membentuk sistem pengendalian tersebut disebut instrumentasi pengendalian proses (process control instrumentation). Istilah istilah yang perlu diketahui dalam sistem otomatis adalah sebagai berikut: Proses : tatanan peralatan yang mempunyai suatu fungsi tertentu, contohnya level tangki. Controlled Variable : besaran atau variabel yang dikendalikan. Besaran ini pada diagram kotak disebut juga dengan output proses atau level tangki.. Manipulated Variable : input dari suatu proses yang dapat di manipulasi agar controlled variable sesuai dengan set point-nya. Disturbance : besaran lain (selain manipulated variable) yang dapat menyebabkan berubahnya level tangki diatas dari tangki yang dikendalikan Sensing Element : bagian paling ujung suatu sistem pengukuran, seperti sensor level. Transmitter : untuk membaca sinyal sensing element dan mengubah sinyal yang dapat dipahami oleh kontroller seperti signal conditioning (SC). Tranducer : unit pengalih sinyal. Measurement Variable : sinyal yang keluar dari transmitter. Jika dalam pengendalian level, sinyal yang keluar adalah berupa level. Set Point : besar process variable (level) yang dikehendaki.

3 Controller : elemen yang melakukan tahapan mengukur - membandingkan menghitung mengkoreksi. Proporsional Integral Derivatif (PID) salah satu controller yang sering digunakan dalam industri. Final Control Element : bagian akhir dari instrumentasi sistem pengendalian yang berfungsi untuk mengubah measurement variable dengan cara manipulated variable, berdasarkan perintah pengendali. Salah satu final control element yang digunakan dalam pengendalian level adalah motorized valve. Secara garis besar suatu rangkaian pengendalian proses dibagi menjadi 4 langkah, yaitu : mengukur membandingkan - menghitung mengkoreksi. Langkah pertama yaitu mengukur, merupakan tugas dari sensor. Langkah berikutnya adalah membandingkan apakah hasil pengukuran dari sensor sudah sesuai dengan apa yang dikehendaki. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara set point dengan hasil pengukuran maka akan dilakukan perhitungan untuk menentukan aksi apa yang dilakukan supaya sesuai dengan set point yang diinginkan. Pada langkah kedua dan ketiga ini adalah tugas dari pengendali. Langkah terakhir adalah melakukan pengkoreksian yang merupakan tugas dari aktuator. 2.2 Storage Tank Tangki penyimpanan yang tersedia dalam berbagai bentuk. Tergantung pada status produk, Bisa jadi vertikal dan horisontal silinder, atas terbuka dan tertutup atas, bawah datar, bagian bawah kerucut, bawah lereng dan bawah piring. Tangki besar cenderung silinder vertikal, atau telah sudut bulat sudut (transisi dari dinding sisi vertikal ke profil bawah, untuk lebih mudah menahan tekanan hidrostatik diinduksi hidrolik cairan). Tank wadah paling untuk menangani cairan selama transportasi dirancang untuk menangani berbagai tingkat tekanan. Gambar 2.1 Storage tank [3] 2.3 PLC (Programmable Logic Controller) Otomatisasi merupakan salah satu realisasi dari perkembangan teknologi, dan merupakan satu-satunya alternatif yang tidak dapat dielakkan lagi untuk memperoleh sistem kerja yang sederhana, praktis, dan efisien sehingga memperoleh hasil dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Segi waktu juga harus dipertimbangkan, karena dengan semakin pendek waktu yang diperlukan untuk proses produksi, maka akan mendapatkan hasil yang mempunyai kualitas lebih jika dibandingkan dengan proses produksi yang menggunakan waktu lebih lama. Selain jumlah produksi lebih banyak, biaya pengoperasiannya juga dapat ditekan seminim mungkin serta membutuhkan tenaga yang lebih sedikit, sehingga proses produksi tersebut memperoleh keuntungan lebih tinggi. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, untuk menunjang proses otomatisasi agar faktorfaktor produksi dapat tercapai dibutuhkan sistem kontrol. Programmable Logic Control (PLC) merupakan salah satu kontroler yang umum digunakan. Pada dasarnya didalam PLC terdapat beberapa peralatan yang berfungsi sebagai relay, coil, latching coil, timer, counter, perubahan analog ke digital, perubahan digital ke analog dan lain sebagainya yang dapat digunakan untuk mengendalikan peralatan dengan bantuan program yang kita rancang sesuai dengan kehendak kita. PLC dapat digunakan untuk mengatur peralatan dengan pengendali perangkat lunak.

4 2.4 Sensor Level ( d/p transmitter) Sensor level adalah pengukur ketinggian permukaan fluida cair pada suatu tangki. Level adalah suatu besaran fisika yang dapat dikatakan sebagai variabel proses dasar yang dapat diukur dengan jenis sensor fisika (sesuai dengan klasifikasi sensor). Sensor yang digunakan adalah dengan menggunakan d/p transmitter. Untuk mengukur level dapat menggunakan d/p transmitter. Sensor berupa d/p transmitter merupakan instrument yg paling umum dugunakan untuk pengukuran level. Selain harganya lebih murah, instalasinya pun lebih mudah dibandingkan level transmitter jenis lain. Level transmitter sendiri banyak macamnya,seperti radar, ultrasonic, radioaktif, D/P, displacer, etc. Jadi d/p transmitter itu sendiri juga bisa digunakan sebagai level transmitter. Yang membedakan masingmasing tipe level transmitter adalah prinsip kerjanya. Untuk d/p hanya menggunakan prinsip tekanan hidrostatis yg rumusnya bisa kita lihat dibuku- buku fisika dasar. Untuk di tangki, d/p transmitter yg digunakan pun bermacam- macam dengan cara installasi yg berbeda pula. Untuk tangki yg terbuka kita bisa menggunakan flanged d/p transmitter dengan L side dibiarkan ke ATM. Ini lebih efisien karena kita tidak perlu tubing untuk hook-up. Untuk tangki tertutup, kita bisa menggunakan d/p type level transmitter dengan hook-up tubing. Dry leg dan Wet leg pada d/p transmitter. Untuk dry leg memang tidak direkomendasikan digunakan (tergantung pada service tanki juga), karena ada beberapa kasus error yang terjadi pada Plow disebabkan kondensasi dan evaporasi fluida dari tanki. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut dipakailah wet leg. Sebenarnya selain dry leg dan wet leg, ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan pada instalasi DP transmitter seperti zero suppresion sebagai kompensasi dari jarak pemasangan DP transmitter dan zero elevation sebagai kompensasi dari instalasi wet leg (dimana pada P low bisa mendapat P lebih besar dari P high, karena tinggi dari wet leg bisa sama atau lebih tinggi dari level tanki tersebut, sehingga hasil DP bisa menjadi negatif, karena itu saat kalibrasi dan set up transmitter dibutuhkan positif bias agar pembacaan transmitter tidak instrumen adalah impuls saluran pipa dengan berjalan dari sisi hulu dan hilir dari lubang piring, proses tekanan dari masingmasing baris dikirim melalui isolatingdiafrakma dan mengisi minyak Silicone cairan ke sensing diafrakma di bagian tengah kapsul. Capacitance piring di kedua sisi sensing diafrakma mendeteksi posisi yang diafrakma dan mengkonversikan diferensial tekanan menjadi sinyal 4-20 ma A yang berkomunikasi dengan 8246-C menggunakan Antarmuka standar frekuensi shift keying, yang diterima secara luas komunikasi teknik. Antarmuka yang menggunakan frekuensi tinggi sinyal dilapiskan keatasnya pada 4-20 ma transmitter output untuk berkomunikasi atas lingkaran. Karena energi bersih ditambahkan ke lingkaran kecil, komunikasi tidak mengganggu 4-20 ma sinyal sama sekali. Instrumen yang dapat kembali berkisar dengan atau tanpa alat. Interface unit jika tidak tersedia, kisaran dapat diatur dengan tombol yang terletak di bawah label sertifikasi logam. Rentang pengaturan dapat mengambil tempat di baris yang disediakan 8246-A-3M (3-katup, zeroing manifold) atau 8246-A-5M (5-katup, dan zeroing baris blowdown manifold) digunakan untuk mengisolasi yang impuls baris Dari proses Dalam tahanan mentransfer aplikasi ini untuk umum menggunakan lubang piring dikombinasikan dengan diferensial preassure (DP) transmitters untuk menunjukkan volumetric arus dan untuk dijadikan sebagai "cash register." Karena ini, pelanggan Emerson Process Management permintaan handal, akurasi tinggi perangkat. Bergantung pada kualitas pengukuran perangkat, beberapa sumber kesalahan ada di dalam pipa negatif yang mungkin mempengaruhi ketepatan alur pengukuran. Dua Contoh-contoh termasuk Persen Square Root Error (%SRE) Amerika dan melebihi Gas Association (Aga) denyut lingkungan disarankan batas. Bila menggunakan DP untuk menentukan arus menilai, maka persegi akar DP adalah proporsional dan mengalir dianggap sangat akurat pengukuran saat operasi di bawah steadystate kondisi. Bila proses ini tidak stabil, untuk contoh ini karena disebabkan oleh pulsations pompa, Kompresor atau kontrol

5 katup, maka akan menunjukkan hasil yang lebih tinggi daripada arus menilai sebenarnya. Sebelum bekerja pada mengidentifikasi% SRE yang telah diambil bentuk metode signifikan untuk meningkatkan tingkat yang di DP adalah sampel untuk mencapai virtual seketika DP membaca. Teknik ini efektif menghilangkan square root kesalahan melalui kemampuan untuk melaporkan rata-rata seketika persegi akar DP, dianggap oleh dunia industri menjadi akurat keterwakilan benar arus tinggi. Sebelumnya telah ada perangkat tersedia baik untuk memberikan yang handal dan akurat tekanan pengukuran serta menawarkan indikasi adanya proses denyutan sampai sekarang. 3051S yang dilengkapi dengan diagnosa fitur papan memenuhi kedua kebutuhan. Khas aliran aplikasi akan mengambil persegi akar rata-rata dari beberapa DP pembacaan sebagai artifact dari sampel menilai bila menggunakan Distributed Control System (DCS) atau arus komputer. dan juga solenoid valve sebagai aktuator yang bertujuan untuk mengatur input fluida yang masuk dari water supply ke storage tank. Start Studi Literatur Perancangan Alat dan komponen penyusun mixing process unit Uji Alat Penentuan Model Pengendali ON-OFF Validasi pengukuran YA Uji Performansi Plan Uji Set Point Pengambilan Data Penyusunan Laporan Selesai YA YA TIDAK TIDAK TIDAK Gambar 3.1 Flowchart Pengerjaan Tugas Akhir Gambar 2.10 Wiring DP Transmitter [5] Gambar 2.11 Bagian depan DP transmitter [5] Prinsip kerja dari unit storage tank A yaitu fluida air yang keluar melalui solenoid valve dari water supply akan berhenti ketika sensor level DP transmitter mendeteksi ketinggian maksimal yang telah ditentukan oleh set point setelah itu fluida air yang telah terisi dalam storage tank A akan tersimpan. Setelah set point tercapai fluida air tersebut akan dilanjutkan untuk dicampur pada mixing tank dengan perbandingan ratio control dengan menggunakan dua buah control valve. Perbandingan yang akan tercampur yaitu 1 : 3 untuk perbandingan antara storage tank A dan storage tank B. BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Konsep Perancangan Perancangan sistem storage tank A terdiri dari transmitter sebagai sensor level

6 Gambar 3.2 Gambar Storage Tank A Dalam proses pembuatan alat terdapat metodologi yang dilakukan antara lain : Studi literatur Melakukan pemahaman sistem pengendalian level dengan menggunakan mode on-off dan pemasangan instrument seperti level transmitter yang digunakan sebagai measuring unit pada plan tersebut. Perancangan Alat Melakukan perancangan sistem unit storage tank A dengan memperhatikan alat-alat instrumentasi yang dipakai pada plan seperti sensor atau transmitter, controller dan aktuator. Pengujian Alat Melakukan pengujian alat apakah alat yang telah di bangun berjalan atau tidak berjalan. Pengujian Performansi Alat Melakukan uji performansi alat apakah alat yang telah terbangun menunjukkan hasil performa sesuai yang diharapkan. dikeluarkan dari DP transmitter 4-20 ma dan tegangan 1-5 Volt yang merupakan sinyal standart. Untuk pemasangan DP transmitter sebagai sensor level dengan open tank dilakukan pemasangan pipa berulir sebagai penyambung antara tanki dengan transmitter di bagian lubang pada transmitter yang bertuliskan LOW sedangkan yang lubang pada transmitter yang bertuliskan HIGH tidak terpasang pipa karena pada tangki terbuka lubang HIGH pada transmitter bernilai 1 atm. Sedangkan pengkabelan pada transmitter dihubungkan pada supply ( + dan - ) dan check yang berada dibelakang bagian transmitter dan tersambung pada control panel plant keseluruhan. Gambar 3.4 Wiring pada transmitter 3.3 Pengkabelan PLC5/ Pemasangan dan wiring DP Transmitter Gambar 3.3 Pemasangan Transmitter DP transmitter yang digunakan sebagai sensor level yaitu menggunakan produk dari YOKOGAWA dengan sinyal yang Gambar 3.5 Allen bradley PLC5/40 Gambar diatas adalah gambar port input dan output allen bradley PLC5/40, dimana terdiri dari power supply, 2 modul input, 2 modul output, downloader, serta ada kunci yang digunakan untuk memposisikan keadaan PLC sesuai yang diinginkan yaitu posisi run, program dan remote. Posisi run digunakan untuk menjalankan program yang ada, atau program yang telah di download dari software RSLogix 5 untuk dijalankan. Selain melalui posisi kunci

7 run, dapat juga pada posisi remote yaitu keadaan run dapat diperintahkan melalui software pendukungnya. Posisi remote juga dapat digunakan untuk keadaan download ladder diagram yang telah dibuat didalam software RSLogix, sedangkan posisi prog pada kunci tersebut merupakan posisi dimana untuk mematikan posisi run dan untuk proses pendownloadtan pada PLC5/40 untuk keadaan manual. Gambar diatas merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk membuat lader diagram sebagai pendukung dari PLC 5/40. Perangkat lunak tersebut adalah RSLogix 5, Dimana pada perangkat lunak ini sangat mudah penggunaanya. Adapun untuk penginstalan RSLogix 5 tersebut harus memnuhi standart sistem pada komputer yaitu seperti yang ada pada gambar dibawah ini. Hal ini dikarenakan untuk kelancaran penggunaan Gambar 3.6 Port I/O PLC5/40 Port output dari PLC5/40 berjumlah 32 buah begitu jugfa dengan port inputnya karena dalam satu modul input dan output berjumlah 16 buah. Output dari PLC5/40 ditambah dengan terminal relay dan juga supply tegangan eksternal. Hal ini dikarenakan PLC 5/40 tidak mempunyai supply internal sehingga membutuhkan supply tegangan dari luar. MCB disini digunakan untuk keamanan PLC, alat ini ditambahkan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan yaitu hubungan arus pendek karena hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada PLC5/40. software RSLogix Gambar 3.8 standar sistem minimum Selain itu digunakan juga software factorytalk view untuk kontroller controllogix 1756 system. Tampilan dari software tersebut adalah sebagai berikut. 3.4 Perancangan software Gambar 3.9 Gambar tampilan dari factorytalk view Gambar 3.7 RSLogix Diagram Blok Pengendalian Level Komponen yang terdapat dalam diagram blok pengendalian level yaitu controller berfungsi sebagai kontrol level yang menerima informasi level yang terukur dari sensor transmitter sehingga dapat mengkondisikan solenoid valve membuka atau menutup. Metode pengendalian yang digunakan dalam pengendalian level ini adalah menggunakan pengendalian ON/OFF.

8 Input Output Contro ller Solenoid Valve Pros es Transmitte r Gambar 3.10 Diagram Blok Pengendalian Level 3.5 Pemasangan Solenoid Valve Solenoid valve adalah katup yang digerakan oleh energi listrik, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakan piston yang dapat digerakan oleh arus AC maupun DC, solenoid valve atau katup (valve) solenoida mempunyai lubang keluaran, lubang masukan dan lubang exhaust, lubang masukan, berfungsi sebagai terminal / tempat cairan masuk atau supply, lalu lubang keluaran, berfungsi sebagai terminal atau tempat cairan keluar yang dihubungkan ke beban, sedangkan lubang exhaust, berfungsi sebagai saluran untuk mengeluarkan cairan yang terjebak saat piston bergerak atau pindah posisi ketika solenoid valve bekerja. Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply tegangan maka koil tersebut akan berubah menjadi medan magnet sehingga menggerakan piston pada bagian dalamnya ketika piston berpindah posisi maka pada lubang keluaran dari solenoid valve akan keluar cairan yang berasal dari supply, pada umumnya solenoid valve mempunyai tegangan kerja 100/200 VAC namun ada juga yang mempunyai tegangan kerja DC. Berikut merupakan gambar pemasangan solenoid valve beserta pengkabelannya pada unit storage tank A. Gambar 3.11 Pemasangan Solenoid Valve BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Dalam bab ini menjelaskan tentang hasil simulasi dan juga data yang diperoleh dari suatu plant storage tank yang dibuat. 4.1 Hasil Pengujian Transmitter Tabel dibawah ini menunjukkan tabel yang berupa nilai perbandingan pengukuran untuk transmitter dalam tegangan (volt) dan arus (ma). Pengukran dilakukan pada nilai standar yang telah tercantum di manual book. Tabel 4.1 Hasil Pengujian Level Transmitter No V ma , , , , ,87 Untuk mengetahui keakuratannya transmitter perlu diuji dengan menggunakan multimeter. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan transmitter dengan power supply dan setelah terhubung digunakan multimeter untuk mengukur output yang terbaca oleh transmitter. Probe pada multimeter dihubungkan pada bagian check di belakang bagian transmitter. Dari hasil pengukuran yang diperoleh nilai yang terukur dengan membandingkan besaran dari tegangan dengan arus standar pada interval tegangan 1-5 Volt dan arus 4-20 ma. Perubahan nilai tegangan dan arus terjadi ketika pada lubang high/low pada transmitter diberikan tekanan udara.

9 4.2 Perbandiangan Level dan Tegangan dengan Set Point 40cm Pengujian alat dilakukan dengan nilai set point pada 40 cm. Ketika level dari dasar sampai mencapai 40 cm terjadi pula perubahan tegangan terukur. Tabel 4.2 Hasil Pengujian dengan Set Point 40 cm N o. Lev el Tegangan (V. Out ) (cm ) ,69 7, ,23-1,46 2, ,37-1,32 1, ,24-0,45 0, ,56-0,13 0, ,76 1,07 1, ,96 1,27 1, ,98 1,29 1, ,97 2,28 5,1984 = 19,23 Dari data diatas dapat dihitung standar deviasi ( dan nilai ketidakpastian (U A1 ) sebagai berikut = 1,55 Setalah diketahui standar deviasi untuk nilai ketidakpastiannya (U A1 ) adalah sebagai berikut. U A1 = = = 0,17 Grafik diatas menunjukkan perbandingan keneikan level dengan tegangan yang terukur. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa sifat perbandingan antara kenaikan level dengan tegangan berbanding lurus. 4.3 Perbandiangan Level dan Tegangan dengan Set Point 30cm Pengujian alat dilakukan dengan nilai set point pada 40 cm. Ketika level dari dasar sampai mencapai 30 cm terjadi pula perubahan tegangan terukur. Setelah itu dapat dicarinilai rata- rata pengukuran, standar deviasi dan nilai ketidakpastian mutlaknya. Hasil pengujian didapatkan dengan 9 data pada nilai interval 0 sampai 30 cm. Tabel 4.3 Hasil Pengujian dengan Set Point 30 cm N o. Lev el Tegangan (V. Out ) (cm ) ,06 9, ,98-2,08 4, ,87-1,19 1, ,09-0,43 0, ,24 0,18 0, ,98 0,92 0, ,69 1,63 2, ,05 1,99 3, ,13 2,07 4,28 = 27,03 Grafik 4.1 Perbandingan Level dan Tegangan dengan set point 40 cm Dari data diatas dapat dihitung standar deviasi ( dan nilai ketidakpastian (U A1 ) sebagai berikut

10 = 1,83 Setelah diketahui standar deviasi untuk nilai ketidakpastiannya (U A1 ) adalah sebagai berikut. U A1 = = = 0,61 Grafik 4.2 Perbandingan Level dan Tegangan dengan set point 30 cm Grafik diatas menunjukkan perbandingan keneikan level dengan tegangan yang terukur. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa sifat perbandingan antara kenaikan level dengan tegangan berbanding lurus. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari tugas akhir yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : Tipe pengendalian yang dirancang berupa on-off dengan menggunakan bandul yang disambungkan dengan rangkaian pembagi tegangan dan transmitter. Logika PLC dirancang dengan mengalamatkan (addressing) bandul yang disambungkan dengan rangkaian pembagi tegangan dan transmitter ke salah satu I/O pada PLC. Perbandingan antara kenaikan level dengan tegangan terukur berbanding lurus. 5.2 Saran Dari tugas akhir yang telah dilakukan didapatkan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut : Rancang bangun dapat dikembangan dengan memperbaiki slot analog input pada contollogix 1756 karena kontroller tersebut tidak dapat membaca hasil sensing dari transmitter Frameware dan software yang digunakan harus lebih kompetibel agar dapat dikembangkan untuk mengubah set point melalui interface dari monitor. DAFTAR PUSTAKA _logic_controller 3. ixing-process-industry.html 4. ler.html 5. ptransmitter.html 6. water-lever-control-wlc-rangkaian.html 7.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC Afriadi Rahman #1, Agus Indra G, ST, M.Sc, #2, Dr. Rusminto Tjatur W, ST, #3, Legowo S, S.ST, M.Sc #4 # Jurusan Teknik

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, laju perkembangan teknologi semakin hari semakin bertambah maju, dengan mengedepankan digitalisasi suatu perangkat, maka akan berdampak pada kemudahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

IX Strategi Kendali Proses

IX Strategi Kendali Proses 1 1 1 IX Strategi Kendali Proses Definisi Sistem kendali proses Instrumen Industri Peralatan pengukuran dan pengendalian yang digunakan pada proses produksi di Industri Kendali Proses Suatu metoda untuk

Lebih terperinci

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3 RANCANG BANGUN MINIATUR PENGATURAN DAN MONITORING PENGISIAN MINK PELUMAS MENUJU MULTI-BANKER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (Sub judul : Pemrograman PLC Omron CS1W) Ir. Sutedjo.MT 1, Rusiana. S.T

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV KOMPONEN DASAR DCS

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-153 Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan suatu kebutuhan yang sangat primer bagi manusia, kapan saja dan dimana saja manusia pasti membutuhkan air. Air menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON 162 ISSN 0216-3128 I. Wayan Widiana, dkk. RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON I. Wayan Widiana, Cahyana a., Artadi Heru

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI FUNGSI DAN CARA KERJA DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB III FUNGSI DAN

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS INTEGRASI PLC SIEMENS S7 Lite300DAN DCS CENTUM CS 3000 UNTUK IMPLEMENTASI PENGATURAN CONTROL VALVE Samsul Rajab

Lebih terperinci

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1] 1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan

Lebih terperinci

STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG

STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG Oleh : Dwi Heri Sudaryanto *) ABSTRAK Transmitter adalah salah satu instrument yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Data acquisition system atau DAS adalah teknik yang dilakukan pada sistem pengukuran yang mempunyai prinsip kerja mengukur/mengambil data, menyimpan sementara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID Joko Prasetyo, Purwanto, Rahmadwati. Abstrak Pompa air di dunia industri sudah umum digunakan sebagai aktuator

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM Konsep dasar sistem pada depo pengisian ulang air minum terdiri dari tiga komponen utama yang saling berhubungan. Komponen pertama yaitu terdapat pembeli

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab berikut ini akan dijabarkan mengenai latar belakang, permasalahan, pendekatan masalah yang diambil, tujuan dan manfaat yang akan dicapai,beserta sistematika laporan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1. Arduino Uno Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source, Arduino Uno merupakan sebuah mikrokontroler dengan menggunakan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Muhammad Fajri Nur Reimansyah (L2F009032) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga sistem pengendalian ketinggian air. 3.1. Gambaran Alat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia Medan. Penelitian ini adalah penelitian dengan membuat simulasi proses pemasakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Untuk menjalankan proses produksi, program PLC, SCADA panel kontrol PLC dan MCC harus dalam kondisi ON atau hidup. Saat tombol atau intruksi pada SCADA dijalankan,

Lebih terperinci

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mengerti filosopi sistem control dan aplikasinya serta memahami istilahistilah/terminology yang digunakan dalam system control

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lampung 2 x 100 MW unit 5 dan 6 Sebalang, Lampung Selatan. Pengerjaan tugas akhir ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik

Lebih terperinci

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol 4.1 Perancangan Umum Plant ini digunakan untuk proses pembuatan makanan surabi otomatis. Input sistem adalah adonan bahan dan adonan rasa sedangkan hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

APLIKASI PLC SCHNEIDER PADA MESIN PENGEPAKAN TELUR

APLIKASI PLC SCHNEIDER PADA MESIN PENGEPAKAN TELUR APLIKASI PLC SCHNEIDER PADA MESIN PENGEPAKAN TELUR Budiyanto Darmadi 1), Agung Prayitno 2) Jurusan Teknik Elektro / Fakultas Teknik 1,2) budiyanto_d@ymail.com 1) Prayitno_agung@staff.ubaya.ac.id 2) Abstrak

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT

PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT Frans Gullit B Simarmata, Riswan Dinzi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

VIII Sistem Kendali Proses 7.1 VIII Sistem Kendali Proses 7.1 Pengantar ke Proses 1. Tentang apakah pengendalian proses itu? - Mengenai mengoperasikan sebuah proses sedemikian rupa hingga karakteristik proses yang penting dapat dijaga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Hasil Penelitian Setelah perancangan alat dilakukan, analisa dan pengujian alat pun dilakukan guna meneliti apakah alat bekerja dengan baik sesuai dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR BAB II SISTEM PEMANASAN AIR Konsep dasar sistem pemanasan air ini memiliki 3 tahapan utama yang saling berhubungan. Tahapan pertama, yaitu operator menjalankan sistem melalui HMI InTouch. Operator akan

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang handal dan efisien namun mudah dalam pengoperasiannya semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang handal dan efisien namun mudah dalam pengoperasiannya semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya dalam bidang otomatisasi kontrol mengalami kemajuan yang cukup pesat mengingat kebutuhan akan sistem kontrol yang handal dan efisien

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL PADA MINI_MIKROHIDRO SKALA LABORATORIUM DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERTA DINA ULINNUHA NRP

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL PADA MINI_MIKROHIDRO SKALA LABORATORIUM DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERTA DINA ULINNUHA NRP RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL PADA MINI_MIKROHIDRO SKALA LABORATORIUM DI WORKSHOP INSTRUMENTASI BERTA DINA ULINNUHA NRP 2409.030.043 Dosen Pembimbing : Dr.Bamabng Lelono W, ST, MT Program Studi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan BAB II TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan Pengertian kontrol atau pengaturan adalah proses atau upaya untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh sederhana dan akrab dengan aktivitas sehari-hari dari konsep

Lebih terperinci

Bab III. Metodelogi Penelitian

Bab III. Metodelogi Penelitian Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kebutuhan manusia akan energi semakin berkembang seiring dengan semakin pesatnya perkembangnya teknologi, berbagai penemuan terbaru yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN Untuk pembahasan ini penulis menganalisa data dari lapangan yang berupa peralatan meliputi PCD, jenis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER PRODI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan OTOMASI WORK STATI (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CTROLLER Purnawan A. PENGANTAR Sebagian besar proses di industri menghendaki strategi pengontrolan atau pengendalian sekuensial. Pengendalian sekuensial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah PLC Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh Richard E.Morley yang merupakan pendiri Modicon Coorporation. PLC pertama yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Pengantar Perancangan System Pada bab ini dibahas tentang perancangan dan pembuatan Alat Sistem Monitoring Volume dan Kejernihan Air pada Tangki Air Berbasis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. BAB II LANDASAN TEORI II.I. Pengenalan Alat Ukur. Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang

Lebih terperinci

X Sistem Pengendalian Advance

X Sistem Pengendalian Advance X Sistem Pengendalian Advance KENDALI CASCADE Control cascade adalah sebuah metode control yang memiliki minimal dua buah loop pengontrolan : a. loop pengontrolan primer atau master b. loop pengontrolan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis

BAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor listrik adalah pilihan utama sebagai mesin penggerak dalam industri saat ini. Dari beberapa macam mesin listrik, motor induksi 3 fasa adalah salah satu yang banyak

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC Publikasi Jurnal Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat pengaturan air dan nutrisi secara otomatis yang mampu mengatur dan memberi nutrisi A dan B secara otomatis berbasis

Lebih terperinci

: Sistem Kontrol, Instrumentasi, PLC, Pengontrolan

: Sistem Kontrol, Instrumentasi, PLC, Pengontrolan Makalah Kerja Praktek PERANCANGAN SHUT DOWN SYSTEM PADA UNIT BOILER PLANT SIMULATOR MENGGUNAKAN PLC ALLEN BRADLEY SECARA SIMULASI DI LABORATORIUM INSTRUMENTASI PUSDIKLAT MIGAS CEPU Achmad Hermansyah (21060110120008)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Alat Ukur Level Setiap alat ukur instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. Pengukuran

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5 1 BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5.1 Pengantar Pada aplikasi industri, banyak dibutuhkan implementasi pengontrol proses yang akan beraksi menghasilkan output sebagai fungsi dari state, perubahan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT

TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana Ekstensi (PPSE) Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Lilik Kurniawan (L2F008053) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L DESIGN AND IMPLEMENTATION OF DOMESTIC ELECTRICAL INSTALATION AND WATER PUMPING SIMULATOR USING PLC

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SIMULATOR LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN SMART RELAY ZELIO SR2B201BD

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SIMULATOR LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN SMART RELAY ZELIO SR2B201BD NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SIMULATOR LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN SMART RELAY ZELIO SR2B201BD Di Susun Oleh: NAMA : MUHAMMAD LISTRIAWAN NIM : D 400 040 006 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Blow out adalah suatu peristiwa mengalirnya minyak, gas atau cairan lain dari dalam sumur minyak dan gas ke permukaan atau di bawah tanah yang tidak bisa dikontrol. Peristiwa ini

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC 2.1 Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri Pada awalnya, proses kendali mesin-mesin dan berbagai peralatan di dunia industri yang digerakkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Chevron Corporation merupakan salah satu perusahaan dunia yang bergerak dalam bidang minyak bumi dan gas yang berpusat di California, Amerika Serikat. Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik HCSR04. Gambar 2.2 Cara Kerja Sensor Ultrasonik.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik HCSR04. Gambar 2.2 Cara Kerja Sensor Ultrasonik. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari sensor

Lebih terperinci

Pertemuan ke. Tujuan pembelajaran khusus (performansi/ indikator) Pokok bahasan dan rincian materi 1 Mahasiswa dapat 1.

Pertemuan ke. Tujuan pembelajaran khusus (performansi/ indikator) Pokok bahasan dan rincian materi 1 Mahasiswa dapat 1. Topik bahasan : Permbangan kontrol proses Tujuan pembelajaran umum : Para mahasiswa mengetahui permbangan kontrol proses di industri 1 dapat 1. permbangan menceritakan permbangan kontrol proses kontrol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggerakan belt conveyor, pengangkat beban, ataupun sebagai mesin

BAB I PENDAHULUAN. menggerakan belt conveyor, pengangkat beban, ataupun sebagai mesin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor DC atau motor arus searah yaitu motor yang sering digunakan di dunia industri, biasanya motor DC ini digunakan sebagai penggerak seperti untuk menggerakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Sifat Fisik Tanah Lahan Percobaan Pengujian sifat fisik tanah dilakukan di balai penelitian tanah kota bogor. Pengujian tanah berupa nilai pf tanah, sifat fisik tanah,

Lebih terperinci

ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN

ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN PENGANTAR Sistem pengaturan khususnya pengaturan otomatis memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam bahasan ini, akan diberikan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI PENGAMAN BEBAN LEBIH TRANSFORMATOR GARDU INDUK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

RANCANG BANGUN SIMULASI PENGAMAN BEBAN LEBIH TRANSFORMATOR GARDU INDUK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER RANCANG BANGUN SIMULASI PENGAMAN BEBAN LEBIH TRANSFORMATOR GARDU INDUK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Doni Irifan (2210038020) Dosen Pembimbing : Ir. R.Wahyudi. Ir. Josaphat Pramudijanto, M.Eng.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah BAB III PERANCANGAN 3.1. Perancangan Sistem Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah melakukan perancangan dengan memahami cara kerja alat atau sistem tersebut serta sifat dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) Vinsensius Litmantoro 1), Joni Dewanto 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC UNTUK STARTING DAN BREAKING PADA PINTU GESER MENGGUNAKAN PID

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC UNTUK STARTING DAN BREAKING PADA PINTU GESER MENGGUNAKAN PID SISTEM PENGATURAN MOTOR DC UNTUK STARTING DAN BREAKING PADA PINTU GESER MENGGUNAKAN PID Disusun oleh : Rachmat Yustiawan Hadi 2209030002 Lucky Setiawan 2209030031 Dosen pembimbing 1 Ir. Rusdhianto Effendi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING Mesin automatic mixing adalah suatu sistem yang memproses bahan mentah seperti biji plastik menjadi bahan yang stengah jadi untuk dicetak atau di bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Tujuan Perancangan Perancangan sistem merupakan tahapan penting yang perlu diperhatikan sebelum memasuki tahapan merakit suatu sistem, baik pernagkat keras (hardware) maupun

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu industri penggunaaan peralatan instrumentasi merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu industri penggunaaan peralatan instrumentasi merupakan hal BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pada suatu industri penggunaaan peralatan instrumentasi merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung jalannya proses dalam suatu pabrik. Untuk itu peralatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga Oscillating Water Column. 3.1. Gambaran Alat Alat yang

Lebih terperinci