BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah sewajarnya suatu perusahaan menginginkan baik produk maupun brandnya memiliki suatu value added yang bisa membekas pada pikiran konsumen. Hal tersebut kemudian berkaitan dengan usaha yang mereka lakukan untuk mendapatkan perhatian lebih dari calon konsumen dan mempengaruhi mereka dalam mengambil keputusan. Sesuai faktanya bahwa calon konsumen dalam proses mengambil keputusan pasti akan dihadapkan dengan berbagai macam stimulus. Calon konsumen harus memilih salah satu produk atau brand yang mampu memposisikan produk atau brand mereka dengan baik dan juga memiliki diferensiasi produk atau brand. Sehingga tampak memiliki keunggulan apabila dibandingkan dengan kompetitornya. Diferensiasi suatu produk biasanya terletak pada perbedaan kemasan dan juga tema promosi yang digunakan tanpa mengubah spesifikasi fisik produk meskipun itu sebenarnya di perbolehkan. Diferensiasi dalam suatu produk dilakukan untuk mengembangkan positioning yang tepat sesuai dengan keinginan konsumen potensial yang menjadi sasaran pemasaran. Apabila kemudian diferensiasi produk mampu mengalihkan dasar persaingan dari harga ke faktor lain seperti karakteristik produk berarti pembentukan diferensiasi produk itu sendiri sudah berhasil. Produk-produk yang kemudian berhasil membentuk diferesiansi yang kuat apabila dibandingkan dengan produk lainnya maka produk tersebut bisa diberi harga premium atau biasa disebut dengan produk premium. Produk premium atau premium products adalah produk-produk yang memang sengaja didesain khusus agar berbeda dan menyasar kepada kalangan menengah keatas karena memang harga produk premium sendiri lebih tinggi dari produk lain yang sejenis. Produk premium tidak hanya merupakan barang yang memiliki harga 1

2 lebih tinggi dari produk lain sejenisnya, tetapi juga dapat memanjakan ego pengguna produk tersebut. Produk-produk premium ini biasanya dijual ditempat berbeda, yaitu di toko yang memiliki konsep khusus sehingga menjadi lebih menarik dan mendukung value added dari produk atau brand itu sendiri. Toko yang menjual produk premium atau premium product store ada berbagai macam, sesuai dengan jenis produk yang dijualnya. Salah satu jenis premium product store yang ingin diangkat disini adalah fashion premium product store yang tidak hanya menjadi reseller produk-produk biasa yang menarik tetapi juga menawarkan produk-produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dari sebuah segmen tertentu. Hal tersebut yang membedakan premium product store dengan toko-toko lainnya, karena mereka sendiri memiliki visi tunggal untuk segmen tertentu yang memang tertarik dengan produk-produk yang dijual seperti urban fashion atau hipster fashion. Satusatunya fashion premium product store di Yogyakarta yang termasuk dalam jenis premium product store tersebut adalah Gate Store. Gate Store hadir di Yogyakarta pada tahun Sebelum Gate Store didirikan, sudah terdapat beberapa premium product store sejenis lainnya di Jakarta, Bandung dan Bali. Salah satunya yang menjadi pelopor adalah Premium di Jakarta yang berdiri pada tahun Gate Store memiliki konsep yang berbeda dari toko lainnya, dimana pada masa itu sebenarnya sedang marak dengan banyaknya distro-distro yang berdiri dan menguasai pasar yang juga merupakan target dari Gate Store sendiri yaitu anak muda. Tentu hal tersebut menjadi hal yang menarik karena muncul pilihan lain di industri fashion Yogyakarta. Produk yang mereka jual adalah produk-produk premium sehingga memang menyasar kepada golongan A sampai dengan B+, yaitu golongan menengah keatas. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, produk premium merupakan produk yang membutuhkan biaya lebih mahal pada saat memproduksinya sehingga harga dipasarannya juga lebih mahal dibandingkan dengan produk atau brand lain pada lini yang sama. Jadi, Gate Store ini sendiri bisa 2

3 menjadi pilihan lain bagi pecinta fashion terlebih lagi bagi urban fashion dan hipster fashion untuk berbelanja. Premium product store memang menyasar segmen tertentu, begitu juga dengan Gate Store. Segmen tertentu tersebut seperti komunitas sneakers, denim, dan komunitas-komunitas lainnya yang memang menggunakan produk-produk premium, dimana sebelum Gate Store dibuka, para anggota komunitas contohnya anggota komunitas Sneakers Addict Yogyakarta tidak memiliki tempat berbelanja sneakers di Yogyakarta. Dimulai dari memenuhi kebutuhan para anak komunitas, kemudian meluas ke masyarakat Yogyakarta. Cara Gate Store melakukan promosi juga tampak elegan sesuai dengan concept dan produk mereka. Berbagai fashion premium product store yang sejenis dengan Gate Store juga terus berkembang di Indonesia, hal itu tentu saja juga disebabkan karena para pendirinya melihat adanya peluang pasar yang baik. Maka dari situ sendiri sudah dapat diambil kesimpulan bahwa saat ini tidak hanya komunitas-komunitas saja yang tertarik dengan produk-produk premium melainkan anak-anak muda lainnya juga mulai tertarik untuk mengkonsumsinya. Gate Store merupakan pelopor fashion premium product store di Yogyakarta yang dapat diterima sebagai pilihan lain untuk fashion di Yogyakarta melalui konsep toko yang memang berbeda dengan toko lainnya yang menyediakan pakaian, sepatu dan juga barang kebutuhan sehari-hari untuk menyempurnakan lifestyle. Gate Store yang menjadi reseller produk-produk premium memiliki target yang spesifik, jadi bisa dibilang untuk membuka premium product store ini terlebih di Yogyakarta yang sudah melekat image murah pada segi apapun sangatlah high risk. Tetapi selama dua tahun sejak berdirinya, Gate Store mengalami perkembangan yang pesat. Baik dari segi market, produk yang disediakan hingga tokonya sendiri. Hal tersebut berkaitan dengan bagaimana komunikasi pemasaran yang Gate Store lakukan. Komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam pemasaran brand, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang 3

4 disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya 1. Oleh karena itu menjadi suatu hal yang menarik untuk diteliti dan dipelajari mengenai bagaimana komunikasi pemasaran yang Gate Store lakukan hingga dapat mecapai titik yang mereka duduki saat ini. B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, dapat diambil rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Gate Store sebagai reseller produk premium dan pelopor fashion premium product store di Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Gate Store sebagai reseller produk premium dan pelopor fashion premium product store di Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti antara lain: - Diharapkan dapat menjadi arsip pelengkap bagi Gate Store apabila dibutuhkan lebih lanjut dalam melakukan komunikasi pemasaran toko. 1 Shimp, Terence A Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran terpadu Edisi 5 Terjemahan, Jakarta: Penerbit Erlangga, hal

5 - Bagi penulis penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan dan juga syarat untuk mendapatkan gelar S1 di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada. E. Objek Penelitian Lokus: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi pemasaran Gate Store sebagai fashion premium product store di Yogyakarta. Sehingga dalam penelitian ini yang menjadi lokus adalah proses produksi pesan dalam Gate Store yang diharapkan dapat diterima dengan baik oleh calon konsumen. Fokus: Fokus pada penelitian ini adalah bagaimana Gate Store bisa menciptakan eksistensi di Yogyakarta melalui komunikasi pemasaran yang mereka lakukan. Menarik karena dibukanya premium product store di Yogyakarta sangatlah high risk melihat di kota ini terkenal dengan segala hal yang murah, sesuai dengan UMK Yogyakarta yang juga rendah, yaitu Rp UMK Yogyakarta tersebut apabila dibandingkan dengan UMP kota-kota besar lainnya di Indonesia sangat rendah. 2 Tercantum pada Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 279/KEP/2013 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota Tahun 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta, tertanggal 14 November

6 F. Kerangka Pemikiran 1. Pemasaran dalam Kajian Komunikasi Pemasaran merupakan salah satu jenis kegiatan penting yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menigkatkan usaha dan juga menjaga kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain 3. Pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan tidak terlepas dari komunikasi, salah satunya dalam kegiatan pemasaran yang berupa promosi, dimana promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian suatu pesan yang dilakukan oleh satu orang atau kelompok yang diharapkan bisa diterima dengan baik oleh khalayak. Harold Laswell mendefinisikan sebuah proses komunikasi sebagai: Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect. Who disini adalah komunikator atau yang mengirimkan pesan, Say What adalah isi dari pesan yang ingin disampaikan, In Which Channel adalah saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan isi pesan, To Whom adalah komunikan atau yang akan menerima pesan dan yang terakhir adalah With What Effect yaitu hasil akhir dari proses komunikasi yang sudah dilakukan, bagaimana pesan yang disampaikan menimbulkan suatu efek. Para pemasar mulai memandang komunikasi sebagai manajemen proses pembelian pelanggan sepanjang waktu, selama tahap prapenjualan, penjualan, pemakaian dan sesudah pemakaian 4. Disinilah kemudian peran komunikasi dalam pemasaran, yang biasa disebut komunikasi pemasaran dalam ranah komunikasi. 3 Kotler, Philip Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo, hal. 8 4 Severin, Werner J dan James W. Tankard Teori Komunikasi. Jakarta: Kencana, hal. 8. 6

7 Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada khalayak terutama kepada konsumen yang menjadi sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasaran, karena tanpa komunikasi khalayak maupun calon konsumen tidak akan mengetahui keberadaan produk tersebut di pasar. Komunikasi pemasaran ini memerlukan ataupun menyedot dana yang sangat besar, oleh karena itu pemasar harus hati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi pemasaran 5. Komunikasi pemasaran biasanya memberikan pengaruh yang besar terhadap awareness dan juga knowledge suatu produk yang kemudian berujung pada keputusan pembelian. Maka yang menjadi hasil akhir yang baik dari komunikasi pemasaran yang efektif adalah terbentuknya brand image produk yang baik juga sehingga penjualan perusahaan meningkat. Bauran komunikasi pemasaran merupakan penggabungan dari lima model komunikasi dalam pemasaran sebagai berikut 6 : 1. Iklan: Setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan. 2. Promosi Penjualan: Berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong orang mencoba atau membeli produk atau jasa. 3. Hubungan masyarakat dan pemberitaan: Berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya. 4. Penjualan pribadi: Interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan memperoleh pemesanan. 5 Dalam penelitian Albari dan Anita Liriswati Analisis Minat Beli Konsumen Sabun Cair Lux, Biore dan Lifebuoy di Kotamadya Yogyakarta Ditinjau Dari Pengaruh Sikapnya Setelah Melihat Iklan di Televisi dan Norma Subyektif, hal Kotler, Philip Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, hal

8 5. Pemasaran langsung dan interaktif: Penggunaan surat, telepon, faksimili, , atau internet untuk berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan atau berdialog dengan pelanggan tertentu dan calon pelanggan. Dalam upaya pemasaran produknya, perusahaan perlu menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen melalui perantara komunikasi pemasaran. Secara umum, suatu komunikasi pemasaran akan bisa menjawab beberapa hal yang meliputi siapa pengirimnya, apa yang dikirimkan, media apa yang digunakan dan ditujukan untuk siapa dan apa akibat yang akan ditimbulkannya, kurang lebih sama dengan bagaimana proses komunikasi berjalan. Model proses komunikasi dapat memberi gambaran kepada pemasar bagaimana mempengaruhi atau mengubah sikap konsumen melalui disain, implementasi dan komunikasi yang bersifat persuasif Komunikasi Pemasaran Saat ini masyarakat bisa dibilang hidup di era dimana mereka dikepung oleh informasi. Masyarakat dibombardir dengan berbagai informasi yang bertujuan untuk mendapatkan perhatian lebih agar bisa melekat pada benak masyarakat. Agar hal tersebut tercapai pasti dibutuhkan usaha lebih. Disinilah kemudian komunikasi menjadi aspek penting dalam keseluruhan proses pemasaran yang dilakukan. Pemasaran di era 1990-an adalah komunikasi dan komunikasi adalah pemasaran, keduanya tak terpisahkan 8. Dalam komunikasi pemasaran terdapat dua unsur pokok 7 Kotler, Philip Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, hal Schultz, Don E., Stanley I. Tannenbaum, and Robert F. Lauterborn The new marketing paradigm: Integrated marketing communications. Lincolnwood: NTC Publishing, hal

9 yaitu komunikasi dan pemasaran 9. Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam 10. Proses dari komunikasi sendiri menurut Kotler terdiri dari sembilan elemen, dua elemen merupakan pihak utama yaitu pengirim dan penerima, dua elemen lainnya merupakan alat komunikasi utama yaitu pesan dan media dan empat elemen lainnya merupakan fungsi utama komunikasi yaitu penyandian (encoding), pengartian (decoding), respons dan umpan balik (feedback). Sembilan elemen proses komunikasi tersebut dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut: Bagan I.1 Elements in the Communication Process Sumber diolah dari Kotler (2009: 512) Sedangkan pemasaran adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi dimana perusahaan dan organisasi tersebut mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara brand dan pelanggannya. Jadi kemudian dari kedua pengertian diatas dapat dimengerti bahwa komunikasi pemasaran merupakan gabungan dari kedua pengertian tersebut. Marketing communication dapat didefinisikan sebagai kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak agar tujuan 9 Knapp, Duane E The Brand Mindset TM. McGraw Hill, hal Rogers, Everett M., D. Lawrence Kincaid Communication Networks: Toward a New Paradigm for Research. New York : The Free Press, hal

10 perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan 11. Awal dari proses komunikasi pemasaran adalah menetapkan tujuan dan sasaran komunikasi yang kemudian disandikan atau encoding dalam semua pesan. Kemudian dilanjutkan dengan pemilihan media untuk pengiriman pesan melalui proses perencanaan media atau biasa disebut dengan media plan yang dianggap efektif. Media plan yang dibentuk disesuaikan dengan target audiens yang memang ingin dicapai dan juga anggaran yang dimiliki. Apabila media plan sudah terbentuk, masuk ke tahap selanjutnya yaitu melibatkan audiens yang telah ter-exposure oleh pesan dimana kemudian audiens mencoba mengartikan pesan yang diterima dan kemudian memilih tindakan yang akan dilakukan. Setelah semua tahap tersebut dilakukan, masuklah pada tahap pengukuran umpan balik atau feedback terhadap pesan yang sudah dikirim sekaligus mengevaluasi keseluruhan proses yang telah dilakukan. Dalam pelaksanaan proses komunikasi seperti halnya dalam proses komunikasi sendiri pasti akan ada hambatan atau noise, hambatan tersebut dapat terjadi pada sumber, proses encoding, proses pengiriman atau pada proses penerimaan pada saat mengartikan pesan yang dikirim. Proses komunikasi pemasaran apabila dijelaskan secara sistematis dapat dilihat pada bagan berikut: 11 Kennedy, Jhon E & R. Dermawan Soemanagara Marketing Comunication. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, hal

11 Bagan I.2 Model Komunikasi Pemasaran Sumber diolah dari Tjiptono (1997: 219) Bagan proses komunikasi dan bagan komunikasi pemasaran yang sudah dipaparkan diatas dapat dilihat bahwa keduanya memiliki pola yang sama. Dalam bagan komunikasi pemasaran dapat dilihat bahwa unsur yang terdapat didalamnya merupakan pengaplikasian dari unsur-unsur komunikasi. Pada bagan 1.3 dibawah mencerminkan pemahaman mengenai komunikasi pemasaran yang didasari oleh pemikiran Kotler dalam buku Essentials of Marketing. Bagan I.3 Proses Komunikasi Pemasaran Sumber: Lamb, Hair dan McDaniel Essentials of Marketing 7 th Edition. USA: South-Western Cengage Learning. Komunikasi pemasaran memang dibutuhkan untuk menciptakan suatu arti dibenak konsumen yang nantinya akan menentukan positioning brand itu sendiri sekaligus membentuk diferensiasi dalam membangun ekuitas brand. Ekuitas brand 11

12 lebih dikenal dengan sebutan brand equity akan lebih mudah dibangun atau dibentuk dengan pendekatan komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication/imc). IMC sebagai proses pengembangan dua implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasive kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan. Tujuan IMC adalah mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya. 12 Jadi, menurut IMC seluruh sumber yang dapat menghubungkan pelanggan atau calon pelanggan dengan produk atau jasa dari suatu brand atau perusahaan merupakan jalur yang potensial untuk menyampaikan pesan di masa datang. Potensial karena IMC menggunakan semua bentuk komunikasi yang relevan dan yang bisa menyampaikan pesan dengan baik kepada pelanggan maupun calon pelanggan. Proses IMC dimulai dari bagaimana keadaan pasar sebagai pelanggan atau calon pelanggan, kemudian perusahaan menentukan dan mendefinisikan bentuk dan metode apa yang butuh dikembangkan bagi program komunikasi yang persuasif. Pendekatan Integrated Marketing Communication/IMC memiliki ciri utama sebagai berikut 13 : 1. Mempengaruhi perilaku, tujuan IMC adalah untuk mempengaruhi perilaku khalayak sasarannya. Hal ini berarti komunikasi pemasaran harus melakukan lebih dari sekedar mempengaruhi kesadaran brand atau memperbaiki perilaku konsumen terhadap brand. Sebaliknya, kesuksesan IMC membutuhkan usaha-usaha komunikasi yang diarahkan kepada peningkatan beberapa bentuk respon dari perilaku konsumen. Dengan kata lain tujuannya untuk menggerakkan orang untuk bertindak. 12 Shimp, Terence. A Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran terpadu Edisi 5 Terjemahan, Jakarta: Penerbit Erlangga, hal Ibid, hal

13 2. Berawal dari calon pelanggan dan pelanggan, proses IMC diawali dari pelanggan atau calon pelanggan, kemudian berbalik kepada komunikator brand untuk menentukan metode paling tepat dan efektif dalam mengembangkan program komunikasi persuasive. IMC cenderung menggunakan pendekatan outside in untuk menentukan metode komunikasi yang paling baik dalam melayani kebutuhan informasi pelanggan, serta memotivasi mereka untuk membeli brand. 3. Menjalin hubungan, dalam komunikasi pemasaran yang sukses membutuhkan terjalinnya hubungan antara brand dengan pelanggannya. Dapat dikatakan bahwa pembinaan hubungan adalah kunci pemasaran dan IMC. Merupakan kunci dari terjalinnya hubungan tersebut. Suatu hubungan merupakan pengait yang tahan lama antara brand dengan konsumen; ia membangkitkan pembelian yang berulang dan loyalitas terhadap brand. 4. Menciptakan sinergi, yaitu berusaha menciptakan sinergi/kesinambungan, semua elemen komunikasi (iklan, tempat pembelian, promosi penjualan, event, dan lain-lain) harus berbicara dalam satu suara; koordinasi merupakan hal yang amat penting untuk menghasilkan citra brand yang kuat dan utuh, serta dapat membuat konsumen melakukan aksi. 5. Menggunakan seluruh bentuk kontak yang menghubungkan brand atau perusahaan dengan pelanggan mereka, sebagai jalur penyampaian pesan yang potensial. Kontak merupakan segala jenis media penyampaian pesan yang dapat meraih pelanggan dan 13

14 menyampaikan mendukung. brand yang dikomunikasikan melalui cara Pendekatan komunikasi pemasaran terpadu atau IMC memandang bahwa audience atau calon konsumen memang harus didekati dari segala penjuru dan terus dibombardir dengan informasi dari segala arah dengan menggunakan berbagai bauran komunikasi pemasaran, seperti penjelasan mengenai apa itu Integrated Marketing Communication yang dipaparkan oleh Persatuan Perusahaan Iklan Amerika, yaitu: a concept of marketing communications planning that recognizes the added value of a comprehensive plan that evaluates the strategic roles of a variety of communication disciplines-for example, general advertising, direct response, sales promotion, and public relations-and combines these discipline to provide clarity, consistency, and maximum communications impact Premium Product Premium product atau produk premium adalah produk-produk yang memang sengaja didesain khusus agar berbeda (memiliki diferensiasi) dan menyasar kepada kalangan menengah keatas karena memang harga produk premium sendiri lebih tinggi dari produk lain yang sejenis. Sebelum membahas lebih jauh mengenai produk premium, ada baiknya memahami mengenai produk itu sendiri terlebih dahulu. A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need 15. Artinya adalah produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar dengan tujuan mendapatkan perhatian, dibeli kemudian dipergunakan dan yang dapat memuaskan atau memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Dalam prakteknya, pelanggan dalam membeli 14 Duncan, Thomas R. and Stephen E. Everett Client Perceptions of Integrated Marketing Communications, Journal of Advertising Research, 33, Kotler, Philip dan Gary Amstrong Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi V, jilid 2. Jakarta: Intermedia, hal

15 suatu barang tidak hanya membeli atribut fisiknya saja tetapi juga yang bisa memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Menurut Kotler, produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok utama, pertama adalah berdasarkan wujudnya yang dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu barang dan jasa. Barang merupakan produk yang tidak berwujud fisik, sehingga dapat dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya 16. Sedangkan jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain) 17. Kedua adalah berdasarkan aspek daya tahannya produk yang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu barang tidak tahan lama atau nondurable goods dan barang tahan lama atau dourable goods. Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian 18. Biasanya produk ini dalam kondisi pemakaian normal bertahan kurang dari satu tahun, contohnya adalah pasta gigi. Sedangkan barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih) 19. Contohnya adalah pakaian. Kemudian terakhir berdasarkan tujuan konsumsi yaitu didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu barang konsumen dan barang industri. Barang konsumen yaitu barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri, bukan untuk tujuan bisnis 20. Barang konsumsi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu barang kebutuhan sehari-hari (convience goods) yang merupakan 16 Kotler, Philip. 2002, Manajemen Pemasaran Edisi Millenium 1 (Diterjemahkan Oleh Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli). Jakarta: PT. Prenhalindo, hal Ibid. 18 Ibid, hal Ibid. 20 Kotler dan Amstrong Prinsip-prinsip Marketing, Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, hal

16 produk yang sering dibeli oleh konsumen dan dibutuhkan dalam waktu yang segera, barang belanjaan (shopping goods) yang merupakan produk yang oleh konsumen dapat dibandingkan karakteristiknya dengan produk lainnya yang sejenis, barang khusus (speciality goods) yang merupakan produk yang memiliki keunikan sehingga membutuhkan usaha khusus untuk memperolehnya dan terakhir yaitu barang yang tidak dicari (unsought goods) yang merupakan produk yang tidak terpikir oleh konsumen untuk membelinya. Sedangkan barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis) untuk keperluan selain konsumsi langsung, yaitu: untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual kembali oleh produsen, untuk dijual kembali oleh pedagang tanpa dilakukan transformasi fisik (proses produksi) 21. Dari pengklasifikasian produk diatas dapat dilihat bahwa produk premium masuk dalam kategori barang konsumen, lebih tepatnya barang belanjaan atau shooping goods. Karena produk-produk premium merupakan produk yang memang dibeli untuk kebutuhan akhir konsumen itu sendiri. Secara umum kita akan memahami produk premium merupakan produk yang memiliki harga tinggi seperti tanah, rumah, mobil dan lain sebagainya termasuk juga fashion yang memang tersedia pula dengan harga premium. Produk premium yang akan dibahas pada penelitian ini merupakan produk-produk yang berkaitan dengan fashion tetapi tidak hanya terpaku pada pakaian saja melainkan juga produk lainnya yang mendukung lifestyle. Gaya yang diterima dan digunakan oleh mayoritas anggota sebuah kelompok dalam satu waktu tertentu 22. Dari definisi fashion tersebut dapat dilihat memang fashion berkaitan dengan gaya yang digemari dan juga pribadi seseorang. Produk-produk fashion itu sendiri seperti yang kita lihat di pasaran tidak semuanya merupakan produk premium, tetapi produk fashion yang akan diteliti memang memiliki harga diatas rata-rata 21 Kotler dan Amstrong Prinsip-prinsip Marketing, Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, hal Troxell, M.D. & Stone, E Fashion Merchandising:3rd Edition. New York: McGraw Hill. 16

17 produk sejenisnya sehingga disebut produk premium. Harga diatas rata-rata tersebut bisa disebut dengan premium pricing, yaitu dimana harga atau jumlah uang yang ditetapkan untuk suatu produk atau jasa lebih tinggi dari harga pasaran tetapi juga didukung dengan kualitas yang lebih baik juga. Produk fashion yang termasuk produk premium juga bisa terbagi dalam dua jenis, yaitu pertama produk yang memang memiliki harga tinggi atau mahal dan kedua yaitu produk yang membentuk brand image produk-nya premium dengan segala diferensiasi yang dimilikinya sehingga mereka bisa diberikan harga premium. Brand image adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merk tertentu 23. Dengan begitu brand dari produk itu sendiri menjadi premium dan bisa menaikkan harga jual. Biasanya juga berkaitan dengan reputasi yang bisa didapatkan sewaktu menggunakan produk-produk tersebut. Fashion premium product seperti itulah yang ingin diteliti pada penelitian ini, tidak semata-mata produk yang memiliki harga tinggi saja. Munculnya produk-produk premium kemudian diiringi dengan munculnya toko yang menjual produk tersebut atau bisa disebut dengan premium product store. Store atau toko adalah bangunan tetap yang digunakan untuk menjual barang-barang yang khusus, seperti toko buku, toko sepatu, toko baju, toko buah dan sebagainya. Toko adalah tempat dimana konsumen melakukan pembelian yang terencana maupun yang tidak terencana 24. Istilah toko sebenarnya memiliki arti yang hampir sama dengan kedai atau warung, tetapi saat ini istilah kedai dan warung lebih mengarah kepada yang bersifat tradisional dan sederhana. Kedai dan warung juga umumnya lebih dikaitkan dengan tempat penjualan makanan dan minuman. Bangunan toko lebih modern dalam arsitekturnya dan terkesan mewah apabila dibandingkan dengan kedai dan warung. Begitu pula dengan jenis barang yang dijual dan pengelolaan usahanya 23 Kotler, P. dan Armstrong, G Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 8. Jakarta: Erlangga, hal An Empirical Study of Consumer Impulse Buying Behavior inlocal Markets, European Journal of Scientific ResearchISSN X Vol.28 No.4 (2009), pp EuroJournals Publishing, Inc

18 yang lebih rapi. Harga barang di toko sudah ditetapkan dan tidak bisa ditawar. Sebuah toko dapat menjual puluhan bahkan ratusan jenis barang yang dapat dipilih oleh konsumen sebelum kemudian mereka melakukan keputusan pembelian dan membeli barang tersebut dengan sebagian dari pendapatan mereka. Premium product store ini merupakan salah satu point of sale dari produk-produk premium. Di Indonesia, banyak sekali produk-produk premium yang tidak memiliki gerai resmi sendiri, maka disinilah peran dari premium product store dimana mereka menjadi toko yang menjadi reseller produk-produk premium tersebut. Toko ini berbeda dengan toko lainnya, mereka juga memiliki konsep yang kreatif dan inovatif sehingga menghadirkan modern experience in shopping. Konsep yang dimiliki setiap premium product store berbeda-beda sehingga masing-masing dari mereka memiliki karakter sendiri. Desain bangunan dan dekorasi toko premium product store-pun berbeda-beda, sesuai dengan konsep mereka. Tetapi rata-rata mereka akan menggunakan gaya arsitektur yang unik dan modern sehingga menarik dan bisa mengundang calon konsumen dari segmen tertentu. Dapat dikatakan memang premium product store menyasar kepada kalangan yang memiliki selera yang tinggi. Istilah premium product store ini hanya marak di Indonesia dan jenis toko seperti concept store sendiri lebih sering disebut dengan istilah Boutique di Negara lain. Boutique sendiri berarti storehouse (Oxford dictionary), tetapi boutique lebih mengarah kepada toko berkonsep yang menjual perhiasan dan pakaian. Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah terdapat banyak premium product store yang menjual produk-produk fashion, aksesoris, interior rumah, CD, kamera bahkan hingga makanan yang sebagian besar merupakan produk buatan lokal. Sepuluh tahun belakangan ini, salah satu jenis premium product store yaitu fashion premium product store sedang sangat marak berkembang di Indonesia. Dimulai dari kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Bali kini sudah merambat hampir di seluruh Indonesia fashion premium product store didirikan. Fashion yang dibahas disini tidak hanya fashion yang merupakan pakaian baik untuk pria maupun 18

19 wanita, tetapi juga berbagai produk yang mempunyai pengertian dan simbol untuk kebudayaan. Jadi sebenarnya bisa dibilang bahwa produk fashion yang meliputi seluruh tipe fenomena budaya berupa musik, seni, arsitektur bahkan ilmu pengetahuan apabila terus berkembang bisa menghasilkan budaya kelas tinggi atau budaya populer. Dapat ditarik kesimpulan bahwa fashion premium product store merupakan toko berkonsep yang memiliki desain bangunan dan dekorasi yang unik serta modern yang menyediakan produk-produk fashion tidak hanya pakaian tetapi juga produk yang sedang menjadi budaya popular. Menjual pakaian, aksesoris, buku, sepeda, sepatu dan lain-lainnya dalam satu toko. Seperti yang sudah disebutkan juga memang premium product store menyasar kepada segmen tertentu dari kalangan menengah keatas, maka premium product store menjual produk-produk yang terbatas dan berkualitas bagus serta dapat memanjakan ego penggunanya atau bisa disebut dengan produk premium. 4. Perilaku Konsumen Premium Product Premium product menyasar kepada segmen tertentu dari kalangan menengah keatas. Segmen pasar pada kalangan ini memiliki volume yang kecil, maka sebenarnya tidak banyak produsen yang tertarik untuk bermain pada kalangan ini. Karena memang mayoritas konsumen menginginkan produk berkualitas dengan harga yang kompetitif yaitu lebih murah lebih baik. Menjual produk yang ditargetkan kepada kalangan menengah keatas bisa dibilang sulit dan memiliki tantangan lebih. Dapat dilogika memang konsumen yang dapat atau mampu membeli produk premium jumlahnya lebih kecil daripada produk yang memiliki harga dibawahnya, tetapi apabila dilihat dari sisi lain sebenarnya konsumen kalangan menengah keatas memiliki daya beli yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kalangan menengah kebawah. Tetapi kemudian tidak semua kalangan menengah keatas mau 19

20 dengan begitu saja membeli atau mengkonsumsi produk premium, karena apabila mereka merasa bahwa benefit atau keuntungan yang mereka dapatkan dari produk premium itu sendiri tidak berbeda dengan produk yang harganya dibawahnya, mereka tidak akan membeli produk premium tersebut. Oleh karena itu seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa penting bagi produk premium juga membentuk brand image premium sehingga tidak hanya memiliki kelebihan fungsional saja tetapi juga kualitas yang diatas rata-rata sehingga bisa memanjakan ego para pengguna produk tersebut. Berkaitan dengan kecilnya volume pasar konsumen premium product, maka sangat penting diperhatikan bagaimana perilaku konsumen dari produk premium itu sendiri. Pengertian perilaku konsumen adalah: Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs. 25 Artinya adalah perilaku yang diperhatikan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan suatu produk, jasa atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memenuhi kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dimana terdapat perasaan kekurangan akan kepuasan tertentu 26. Perilaku manusia termasuk didalamnya perilaku mereka sebagai konsumen tentu dipengaruhi oleh banyak faktor, dapat dilihat pada bagan dibawah ini: 25 Schiffman, Leon G. And Kanuk, Leslie Lazar Consumer Behavior. Prentice Hall International. 26 Kotler, Philip Marketing Management; Analysis, Planning, Implementation and Control (8th ed). New Jersey: International Edition, Englewood Cliffs, Prentice Hall, hal

21 Bagan I.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sumber diolah dari Kotler dan Armstrong (2001: 196) Pada bagan diatas dapat dilihat faktor kebudayaan, sosial, kepribadian dan kejiwaan dapat mempengaruhi bagaimana perilaku konsumen dalam mengambil tindakan yang diinginkannya saat menerima informasi mengenai pemenuhan kebutuhannya. Untuk melihat bagaimana perilaku konsumen premium produk sendiri dapat kita lihat dari contoh berikut ini: Gambar I.1 Contoh Perilaku Konsumen Premium Product dan Non-Konsumen Premium Product di Media Sumber: facebook.com/banananina 21

22 Bananina merupakan salah satu account pengguna Facebook yang menggunakan account-nya untuk menjual produk-produk premium. Mereka menjual tas, jam, sepatu, aksesoris dan berbagai macam produk wanita lainnya yang memiliki harga tinggi karena produk yang mereka jual merupakan produk dari brand-brand premium. Komentar para pemilik account Facebook yang melihat foto salah satu produk yang dijual oleh Banananina pada account-nya, seperti yang bisa dilihat pada gambar 1.1, sangat menarik. Karena dapat dilihat perdebatan mengenai harga barang produk premium dari orang-orang yang menggunakan media yang sama. Dengan melihat komentar mereka saja kita dapat mengklasifikasikan mana yang merupakan konsumen premium product dan mana yang non-konsumen premium product. Pemilik account dengan nama Endah Purwatiningsih dapat kita lihat dari komentar yang dia berikan dia bukanlah konsumen premium product. Dia memberikan komentar dengan maksud menyindir mengenai harga tas yang dijual. Kemudian komentar mereka dikomentari lagi oleh pemilik account dengan nama Mimie Suryani yang memberikan pembelaan mengenai produk dengan harga tinggi yang dijual oleh Banananina. Kemudian ditimpali juga dengan beberapa pemilik account lainnya yang membela komentar Mimie Suryani. Dari komentarnya kita dapat melihat bahwa mereka merupakan konsumen premium product. Perbedaan konsumen premium product dan non-konsumen premium product sangat terlihat disini, dimana ada pihak yang memandang tas sebagai aksesoris untuk gaya hidup hingga untuk mengangkat status sehingga menimpali dengan komentar ada harga ada kualitas dan pihak lain memandang tas lebih kepada fungsionalitasnya sehingga mereka menganggap tidak rasional apabila membeli tas dengan harga yang sangat tinggi. Dari contoh yang peneliti paparkan diatas dapat terlihat bagaimana perilaku konsumen premium product, dimana mereka merasa tidak masalah dengan harga yang tinggi dari produk premium tersebut karena dengan menggunakannya mereka bisa memanjakan ego mereka. 22

23 G. Kerangka Konsep Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana komunikasi pemasaran yang Gate Store lakukan sebagai reseller premium product dan pelopor fashion premium product store di Yogyakarta. Komunikasi pemasaran merupakan proses dialog yang terjadi antara suatu perusahaan dengan pasarnya menyangkut produk yang dimiliki oleh perusahaan dan ada tidaknya kebutuhan dan permintaan dari pasar kepada perusahaan. Proses komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dimulai dari penetapan tujuan sasaran kemudian diencoding dalam bentuk pesan lalu dilanjutkan dengan pemilihan media yang digunakan untuk mengirim pesan hingga sampai kepada tahap bagaimana audiens menerima pesan tersebut hingga apa feedback yang dilakukan oleh audiens setelah menerima pesan sekaligus mengevaluasi keseluruhan proses yang telah dilakukan. Dimana dalam pelaksanaan proses komunikasi pemasaran tersebut tetap ada hambatan atau noise yang dapat terjadi disetiap langkah dalam proses. Pemaparan mengenai proses komunikasi pemasaran tersebut dalam setiap tahapannya merupakan pengaplikasian dari elemen elemen yang ada pada proses komunikasi. Perbedaan yang terdapat pada elemen proses komunikasi dengan proses komunikasi pemasaran adalah dimana apabila dalam proses komunikasi pemasaran, proses produksi pesan dan juga penyampaian pesan melalui media yang dipilih bertujuan untuk membujuk target konsumen untuk mengambil keputusan pembelian, sedangkan dalam proses komunikasi pesan yang disampaikan lebih beragam. Meskipun berbeda, tetapi proses dan elemen yang dibutuhkan tetap serupa. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teori elemen dalam proses komunikasi Kotler karena pada dasarnya memiliki pola yang sama dengan komunikasi pemasaran. Tetapi dalam teori tersebut, tahap yang dilakukan sampai dengan elemen decoding, receiver, respons dan feedback. Jadi sampai kepada tahap 23

24 bagaimana audiens menerima dan mengartikan pesan yang disampaikan kemudian merespon pesan tersebut hingga memberikan feedback. Sedangkan yang menjadi lokus dari penelitian ini adalah proses produksi pesan dalam Gate Store yang diharapkan dapat diterima dengan baik oleh calon konsumen, oleh karena itu bagian elemen decoding, receiver, respons dan feedback pada teori tersebut akan diabaikan dalam penelitian ini. Batasan dari penelitan ini hanya sampai kepada elemen media yang digunakan dan perumusan gangguan (noise) yang ada pada elemen awal hingga perumusan media yang digunakan. Penelitian ini akan melihat bagaimana komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Gate Store melalui elemen pada proses komunikasi Kotler, tetapi tidak secara keseluruhan elemen. Dimana hanya elemen pengirim pesan (sender), encoding, pesan (message), media dan noise. Fashion premium product store Gate Store menjadi pengirim pesan yang akan menentukan komunikasi pemasaran yang mereka lakukan dan menyampaikan pesan tersebut kepada konsumen melalui media yang dipilih. Selain itu akan diperhatikan juga gangguan yang muncul dari luar Gate Store yang bisa menghambat proses komunikasi pemasaran yang dilakukan. Berikut bagan kerangka konsep untuk menjelaskan mengenai alur konseptual dari penelitian ini. SENDER Encoding Message Noise Media Bagan I.5 Bagan Kerangka Konsep Jadi, dalam penelitian ini peneliti akan melihat bagaimana Gate Store sebagai pembuat pesan dan pengirim pesan menentukan target konsumen kemudian menciptakan pesan tersebut dan melakukan pemilihan media yang akan digunakan 24

25 untuk melakukan komunikasi pemasaran agar pesan tersebut sampai kepada target konsumen. Termasuk juga noise yang ada selama proses berjalan. Peneliti akan melakukan wawancara kepada pemilik Gate Store dan juga salah satu shop assistant yang membantu melakukan proses komunikasi pemasaran toko yang kemudian akan diperkuat dengan observasi langsung oleh peneliti dan juga arsip-arsip yang terlebih dahulu sudah dimiliki oleh Gate Store. Dengan kerangka konsep yang sudah dijabarkan tersebut diharapkan penelitian ini mampu memberikan gambaran mengenai bagaimana komunikasi pemasaran yang dilakukan Gate Store sebagai fashion premium product store di Yogyakarta. H. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini lebih mengacu kepada penjelasan yang mendalam terkait proses yang diterapkan oleh suatu perusahaan. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran) 27. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan. 2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus, sesuai dengan rumusan masalah dan objek penelitian yang akan diteliti. Studi kasus 27 Strauss, Anselm, Juliet Corbin Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Surabaya: PT. Bina Ilmu, hal

26 merupakan uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial 28. Metode studi kasus memang lebih baik jika dilakukan pada peristiwa atau gejala yang sedang berlangsung, bukan pada gejala atau peristiwa yang sudah selesai 29. Oleh karena itu metode ini paling tepat digunakan dalam penelitian ini karena dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi didalam Gate Store yang merupakan suatu organisasi atau perusahaan yang melakukan komunikasi pemasaran dan masih berlangsung hingga saat ini. Peneliti akan melakukan observasi langsung terhadap Gate Store yang merupakan objek dari penelitian ini. Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how dan why atau bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bila mana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata 30. Studi kasus yang digunakan adalah studi kasus tunggal dengan single level analysis, yaitu studi kasus yang lebih menyoroti perilaku individu atau kelompok individu dengan satu masalah penting. Dengan model pengkajian yang akan digunakan adalah deskriptif. Deskriptif dipilih karena pada bentuk penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk aktifitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaan fenomena satu dengan yang lainnya 31. Penelitian deskriptif mempunyai 28 Mulyana, Deddy Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya. Bandung: PT. Remaja Rasdakarya, hal Terarsip dalam diakses pada 25 Mei Yin, Robert K Studi Kasus (Desain dan Metode). Edisi Revisi Terj. M Djauzi Mudzalir. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal Nana Syaodih Sukmadinata Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hal

27 karakteritistik-karakteristik antara lain 32 : penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur, mengutamakan objektifivitas dan dilakukan secara cermat. Salah satu bentuk penelitian deskriptif adalah studi kasus 33, dimana studi kasus dapat diartikan sebagai suatu penyelidikan yang sifatnya intensif tentang individu atau unit sosial yang dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variable penting tentang perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti. 3. Tehnik Pengumpulan Data Data akan dikumpulkan melalui berbagai sumber yang dibagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Peneliti mengumpulkan data tersebut pada rentang waktu enam bulan yang dimulai pada bulan September 2013 hingga Februari a. Sumber data primer Diperoleh dengan dua cara, yaitu melalui wawancara dan observasi langsung. 1. Wawancara Wawancara yang akan dilakukan adalah model wawancara mendalam atau in-depth interview. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik penelitian 34. Wawancara akan dilakukan kepada pemilik Gate Store dan salah satu shop assistant Gate Store yang bertanggung jawab sebagai social media control. 2. Observasi 32 Arief Furchan Introduction to Research in Education. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional, hal Ibid. hal Esterberg, Kristin G Qualitative Methods in Social Research. New York: McGraw Hill, hal

28 Menurut Nawawi dan Martini, observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian 35. Observasi langsung juga akan dilakukan oleh peneliti karena objek penelitain yang diamati masih berlangsung hingga saat ini, sehingga selain mendapatkan data formal peneliti juga bisa mendapatkan data informal mengenai kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Gate Store. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari arsip-arsip yang memang sudah ada sebelumnya yang memang dimiliki oleh Gate Store sendiri. 4. Tehnik Analisis Data Analisis data (bukti) terdiri dari pengkategorian, penulisan, atau pengombinasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk proposisi awal suatu penelitian 36. Sesuai dengan metode penelitian yang bersifat kualitatif yang bersifat deskriptif, maka teknik analisis data yang digunakan adalah dengan membuat penjelasan mengenai objek yang bersangkutan sesuai dengan fokus penelitian yang diangkat. Analisis juga dibantu dengan teori dasar yang dipilih untuk melakukan penelitian. Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dan diaplikasikan dengan poin-poin dari teori yang digunakan dan kemudian disajikan secara sistematis agar mudah dipahami. Model analisis ini dikenal dengan metode perjodohan pola dimana teknik tersebut membandingkan antara pola dari bukti empiris dengan pola yang terprediksi. 35 Afifudin, S dan Beni, A Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia, hal Yin, Robert K Studi Kasus (Desain dan Metode). Edisi Revisi Terj. M Djauzi Mudzalir. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal

29 Setelah didapatkan hasil analisis, data tersebut akan diuji lagi keabsahannya dengan menggunakan teknik triangulasi data. Inti dari penggunaan teknik triangulasi adalah pedoman bahwa untuk memahami representasi fenomena sosial tidaklah cukup dengan menggunakan satu alat saja 37. Triangulasi menekankan digunakannya lebih dari satu metode dan sumber data, termasuk juga diantaranya sejumlah peristiwa yang terjadi. Empat alasan perlunya penggunaan metode triangulasi, yaitu (a) konsep kebenaran dan kelemahan penggunaan metode tertentu dalam pengumpulan data; (b) untuk memahami fenomena sosial dan konstuksi psikologis perlu digunakan lebih dari satu metode; (c) validitas metode triangulasi sangat tinggi karena menekankan pada pengecekan ulang dari data yang diperoleh; dan (d) kelenturan peneliti-subjek yang diteliti dan metode atau alat pengumpul data yang tersaji lewat triangulasi akan mampu menembus kebuntuan dan keterbatasan penggunaan metode tertentu 38. Hasil yang didapatkan merupakan hasil akhir dari penelitian ini yang menjelaskan secara menyeluruh mengenai komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Gate Store. 37 Koentjoro Metode Triangulasi: Sebuah Pendekatan Holistik dalam Memahami Fenomena Sosial dan Konstruksi Psikologis. Makalah. Disampaikan dalam Pelatihan Metodologi Penelitian Tingkat Lanjut di Universitas Islam Indonesia, 18 Januari 2006, hal Ibid, hal

DAFTAR PUSTAKA. Abrar, Ana Nadhya Terampil Menulis Proposal Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

DAFTAR PUSTAKA. Abrar, Ana Nadhya Terampil Menulis Proposal Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. DAFTAR PUSTAKA Buku: Abrar, Ana Nadhya. 2005. Terampil Menulis Proposal Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Afifudin, S dan Beni, A. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

Lebih terperinci

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran BAB II KERANGKA KONSEP DAN TEORI Teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep konsep yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Suatu teori adalah suatu

Lebih terperinci

PENGANTAR PEMASARAN PERIKLANAN MARKETING COMMUNICATION

PENGANTAR PEMASARAN PERIKLANAN MARKETING COMMUNICATION Modul ke: PENGANTAR PEMASARAN PERIKLANAN MARKETING COMMUNICATION KULIAH 2 Marketing Mix Fakultas FIKOM BERLIANI ARDHA, SE, M.Si Program Studi MARKOM www.mercubuana.ac.id Marketing Mix Marketing Mix dicetuskan

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II Modul ke: INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II Aktivitas Promosi (1) Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pemahaman

Lebih terperinci

KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION. INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 09 KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION / Hal.

KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION. INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 09 KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION / Hal. KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 09 KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION / Hal. 1 PENGERTIAN Menurut American Association of Advertising Agencies, IMC adalah

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II Modul ke: INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II Membuat Pesan Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Distribution Outlet (distro) dan clothing kini menjadi salah satu bisnis yang sangat pesat perkembangannya di industri kreatif. Tak kurang dari 1000 distro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler dan Keller (2007: 204) Komunikasi Pemasaran adalah sarana

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler dan Keller (2007: 204) Komunikasi Pemasaran adalah sarana BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.2 Komunikasi Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2007: 204) Komunikasi Pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI DASAR / TEORI UMUM 2.1.1 DEFINISI PUBLIC RELATIONS Hubungan masyarakat ( humas ) atau yang lebih dikenal dengan istilah Public Relation merupakan serangkaian kegiatan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui strategi humas Departemen Agama dalam mengkampanyekan penyelenggaraan ibadah haji untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Marketing 2.1.1 Barang Konsumsi Barang Konsumsi (consumer goods) adalah produk yang ditujukan untuk pengguna akhir. Dasar klasifikasi barang konsumsi yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan kartu kredit telah bergeser menjadi alat pembayaran sehari-hari, melebihi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan kartu kredit telah bergeser menjadi alat pembayaran sehari-hari, melebihi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan kartu kredit telah bergeser menjadi alat pembayaran sehari-hari, melebihi uang biasa. Kini, kita tak perlu lagi membawa segepok uang untuk keperluan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN A. Analisis Data Analisis data merupakan tahap di mana data yang diperoleh akan dibahas oleh peneliti baik data yang berasal dari informan (wawancara), pengamatan lapangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini meneliti tentang strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Lion Star dalam menarik minat konsumen. Dalam bab ini akan membahas tentang konsep dan teori- teori

Lebih terperinci

Tahun : Strategi komunikasi Pemasaran Pertemuan 12 Buku 1 jilid 2 Hal:

Tahun : Strategi komunikasi Pemasaran Pertemuan 12 Buku 1 jilid 2 Hal: Matakuliah Tahun : 2009 : Pengantar Pemasaran Strategi komunikasi Pemasaran Pertemuan 12 Buku 1 jilid 2 Hal: 114-265 Learning Objective Mengkomunikasikan nilai pelanggan dan pemasaran terintegrasi Mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan salah satu dari hal terpenting bagi perusahaan untuk membantu organisasi mencapai tujuan utamanya adalah mendapatkan laba atau

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, berikut kesimpulan yang dapat ditarik serta jawaban dari rumusan masalah: 1. Penilaian persepsi responden terhadap atribut produk

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan 1. Kombinasi dari strategi yang digunakan Fitbar dalam mengelola reputasi PT Kalbe Nutritionals adalah Strategi Dorong (Push Strategy) dan Strategi Tarik (Pull Strategy). Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha semakin hari terasa semakin kuat, kondisi ini berdampak kepada prinsip-prinsip yang dilakukan oleh kalangan pengusaha khususnya strategi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Komunikasi kelompok Proses komunikasi kelompok tidak bisa terlepas dari hubungan dengan orang lain. Sekumpulan orang yang melakukan suatu proses komunikasi tentunya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat dunia menjadi tanpa batas (borderless). Terutama kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. membuat dunia menjadi tanpa batas (borderless). Terutama kemajuan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat, membuat dunia

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication (IMC) : Pengantar Umum

Integrated Marketing Communication (IMC) : Pengantar Umum BAB 1 PENDAHULUAN Modul ini merupakan kerja Tim yang tergabung dalam tim Marketing Communication (Komunikasi Pemasaran). Marketing communication merupakan salah satu unsur penting dalam proses pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan yang memproduksi produk-produk yang saat ini beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba menciptakan komunikasi yang unik agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis semakin maju di era globalisasi saat ini sehingga membuka berbagai peluang bisnis termasuk di Indonesia. Di satu sisi era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi menjelang era millennium tiga ini. Era tersebut diyakini pula sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis distribution store atau distro di beberapa kota besar di Indonesia terus membaik. Di Jakarta, misalnya, bisnis penjualan fashion dengan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber : II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber : 1. Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara

Lebih terperinci

MANAJEMEN BRAND. Pokok Bahasan 1. IMC dan Merek 2. Positioning 3. Ekuitas dan Strategi Merek. Dr. Inge Hutagalung, M.Si. Modul ke:

MANAJEMEN BRAND. Pokok Bahasan 1. IMC dan Merek 2. Positioning 3. Ekuitas dan Strategi Merek. Dr. Inge Hutagalung, M.Si. Modul ke: MANAJEMEN BRAND Modul ke: 02 Fakultas Program Pascasarjana Pokok Bahasan 1. IMC dan Merek 2. Positioning 3. Ekuitas dan Strategi Merek Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program Studi Magister Ilmu Komunikasi PENGERTIAN

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOPI SIDIKALANG

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOPI SIDIKALANG KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOPI SIDIKALANG OLEH DAUD ERWIN AYAMISEBA 10.11.4209 S1TI-2I STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 STRATEGI MARKETING ABSTRAK Persaingan industri bisnis kopi sudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai

Lebih terperinci

Diyah ayu amalia avina M.Si

Diyah ayu amalia avina M.Si Diyah ayu amalia avina M.Si D_avina@ub.ac.id 085755146398 Berbagai definisi... 1.a. Transmitting; 2.a) giving or exchange of information etc by talk, writing b) the information so given 3.a means of communicating

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah mengalami peningkatan yang pesat yang terjadi di berbagai Negara, dengan adanya perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (mobil, komputer, handycraft), sampai wedding pun tersedia. Event Organizer

BAB I PENDAHULUAN. (mobil, komputer, handycraft), sampai wedding pun tersedia. Event Organizer BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Event Organizer yang diartikan sebagai penyedia jasa profesional penyelenggara acara merupakan salah satu bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Event Organizer

Lebih terperinci

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI ADVERTISING AND MARKETING COMMUNICATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI ADVERTISING AND MARKETING COMMUNICATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI Judul Mata Kuliah : Integrated marketing Communications 2 Semester : 4 (empat) Sks : 3 (Tiga) Kode:... Dosen : Drs. Hardiyanto, M.Si Diskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas mengenai proses perumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ritel adalah sebuah set aktivitas bisnis untuk menambahkan nilai pada produk

BAB I PENDAHULUAN. Ritel adalah sebuah set aktivitas bisnis untuk menambahkan nilai pada produk BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Ritel adalah sebuah set aktivitas bisnis untuk menambahkan nilai pada produk dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk kegunaan pribadi atau keluarga konsumen.

Lebih terperinci

Pendekatan Interpretif Pendekatan ini untuk menggali secara

Pendekatan Interpretif Pendekatan ini untuk menggali secara HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek Pertemuan : IX (Sembilan) Topik/Pokok Bahasan : Pendekatan Perilaku Konsumen Pokok-Pokok Perkuliahan : Pendekatan

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Pada pertemuan ini, pembahasan focus kepada materi-materi komunikasi untuk pemasaran terpadu, yang antara lain meliputi : 1. Advertising ( Periklanan ) 2. Sales promotion

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu bersaing dalam menarik konsumen. Para pengusaha sebagai produsen harus saling

BAB I PENDAHULUAN. selalu bersaing dalam menarik konsumen. Para pengusaha sebagai produsen harus saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat saat ini menuntut setiap perusahaan untuk selalu bersaing dalam menarik konsumen. Para pengusaha sebagai produsen harus saling

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ekonomi, persaingan di sektor ekonomi semakin pesat, sebagaimana seperti yang terjadi sekarang ini. Apabila

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN PROMOSI Pokok Bahasan 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana Magister Ilmu 52024 Komunikasi 05 Abstrak Promosi sebagai

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan 14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh laba, meningkatkan volume penjualan dan menjaga kesinambungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Pemasaran. mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Pemasaran. mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Benyamin Molan (2007:6), mendefinisikan

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Modul ke: 01 Fakultas Program Pascasarjana Pokok Bahasan 1. Konsep IMC 2. Manajemen IMC Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program Studi Magister Ilmu Komunikasi KONSEP IMC PEMAHAMAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran 6 BAB II LANDASAN TEORI 2. 2 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN MODUL PERKULIAHAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN Pokok Bahasan 1. Komunikasi Pemasaran 2. Strategi Komunikasi Pemasaran Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, kondisi dunia usaha di Indonesia dihadapkan pada keadaan persaingan yang sangat ketat. Hal ini antara lain disebabkan oleh para pesaing dari luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

PENGARUH INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TOYOTA AVANZA DI KOTA LAMONGAN

PENGARUH INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TOYOTA AVANZA DI KOTA LAMONGAN PENGARUH INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TOYOTA AVANZA DI KOTA LAMONGAN SKRIPSI Oleh : SYA RONI YUSUF FARID 09510149 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Menurut M. Nazir: Metode penelitian deskriptif ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipastikan terisolasi dari lingkungan sekitarnya.harold D. Lasswell dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipastikan terisolasi dari lingkungan sekitarnya.harold D. Lasswell dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan satu hal yang wajib untuk dilakukan manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Selama hampir dua puluh empat jam, manusia berkomunikasi dengan sesamanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas 121 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas penunjang bagi masyarakat itu sendiri. Fasilitas penunjang yang di maksud,

Lebih terperinci

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si PERTEMUAN 12 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Perspektif Komunikasi Pemasaran Terpadu pada manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Semakin majunya zaman maka semakin banyak pula produk-produk yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Semakin majunya zaman maka semakin banyak pula produk-produk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin majunya zaman maka semakin banyak pula produk-produk yang berkembang, hal itu dikarenakan kebutuhan manusia yang tiada habisnya. Keinginan untuk memiliki dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian yang terjadi saat ini sangat bergantung pada perubahan penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN Setelah peneliti melakukan wawancara dan observasi pada objek penelitian, selanjutnya peneliti akan melakukan analisis untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan kepada para pelaku bisnis untuk memulai usahanya, menimbulkan banyak sekali bermunculan industri-industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan aset sebuah negara yang tidak ada habisnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok dan juga penunjang penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang memakainya. Begitu banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, perdagangan semakin bebas di era globalisasi seperti ini. Hal tersebut memacu banyak produsen dari berbagai sektor baik industri atau pun jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran jangka panjang yang tepat. Pesaing perusahaan dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran jangka panjang yang tepat. Pesaing perusahaan dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin tinggi menuntut adanya keunggulan bersaing yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan dan membutuhkan strategi pemasaran jangka panjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran saat ini di anggap menjadi bagian terpenting dalam kegiatan yang di lakukan oleh sebuah perusahaan, hal ini di karenakan pemasaran merupakan cara

Lebih terperinci

Account Management. KULIAH 6 Proses Produksi Iklan Pada Media. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si

Account Management. KULIAH 6 Proses Produksi Iklan Pada Media. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si Modul ke: Account Management KULIAH 6 Proses Produksi Iklan Pada Media Fakultas FIKOM BERLIANI ARDHA, SE, M.Si Program Studi MARKOM www.mercubuana.ac.id Life is really simple, but we insist on making it

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan. Sesungguhnya

Lebih terperinci

PROMOTION MIX Mengelola Iklan, Personal Selling, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung.

PROMOTION MIX Mengelola Iklan, Personal Selling, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung. STMIK - AMIK RAHARJA INFORMATIKA MARKETING MANAJAMEN PROMOTION MIX Mengelola Iklan, Personal Selling, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung. Marketing Mix Product Price Place Promotion

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mengenai produk dan membujuk terhadap keputusan pembelian kepada para pembeli di

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mengenai produk dan membujuk terhadap keputusan pembelian kepada para pembeli di BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Promosi 2.1.1.1 Pengertian Promosi Promosi digunakan untuk menginformasikan atau memberitahu kepada orang mengenai produk dan membujuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan manusia sehari-hari.

BAB II LANDASAN TEORI. Komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori - Teori Dasar / Umum Teori - teori dasar / umum yang digunakan penulis dan dibahas penulis yaitu : 2.1.1 Komunikasi Komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini banyak menyajikan peluang bisnis sekaligus tantangan bisnis bagi perusahaan-perusahaan. Dengan banyaknya tantangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. 1 Paradigma dalam penelitian ini adalah konstruktivisme. Menurut Guba dan Lincoln realitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur atau mengelola. Manajemen termasuk kelompok sosial. Manajemen adalah bidang yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teori 2.1.1.Teori Umum. 2.1.1.1 Komunikasi. Secara umum, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan dengan tujuan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan barang dan jasa. Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran Pengertian pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang dilakukan untuk mengubah dan memotivasi tingkah laku atau ketertarikan masyarakat untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah bekerja untuk orang lain untuk menyelesaikan tugas tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi seefisien mungkin

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit II. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam siklus yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Sejak orang mengenal kegitan pemasaran, telah banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media penyalur informasi yang memiliki peranan besar

BAB I PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media penyalur informasi yang memiliki peranan besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai salah satu media penyalur informasi yang memiliki peranan besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan ke semua lapisan masyarakat telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong

I. PENDAHULUAN. sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Situasi perekonomian dewasa ini berkembang sangat pesat, terlebih pada masa globalisasi seperti sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

Account Management. KULIAH 3 Konsep dan Strategi Pemasaran Jasa. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si

Account Management. KULIAH 3 Konsep dan Strategi Pemasaran Jasa. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si Modul ke: Account Management KULIAH 3 Konsep dan Strategi Pemasaran Jasa Fakultas FIKOM BERLIANI ARDHA, SE, M.Si Program Studi MARKOM www.mercubuana.ac.id Life is really simple, but we insist on making

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif yaitu dengan maksud penelitian untuk mengumpulkan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif yaitu dengan maksud penelitian untuk mengumpulkan suatu 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu dengan maksud penelitian untuk mengumpulkan suatu informasi mengenai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan untuk merancang dan mengaplikasikan strategi pemasaran seakurat mungkin dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring perkembangan zaman dan perubahan trend yang meliputi perubahan budaya, selera, maupun peningkatan

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks Bab II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks penelitian ini, meliputi perilaku konsumen, motivasi konsumen, loyalitas konsumen, produk, bauran pemasaran, merek

Lebih terperinci

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 1, Edisi Februari 2012 (ISSN : )

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 1, Edisi Februari 2012 (ISSN : ) MEMBANGUN BRAND IMAGE PRODUK MELALUI PROMOSI EVENT SPONSORSHIP DAN PUBLISITAS Th. Susetyarsi Dosen PNS DPK STIE Semarang Abstraksi Perusahaan dalam kegiatannya tidak bisa lepas dengan merk produk yang

Lebih terperinci

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Pertemuan 9&10 MODUL Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani POKOK BAHASAN Periklanan DESKRIPSI Dalam pokok bahasan ini akan

Lebih terperinci

PERAN SALES PROMOTION CAFE TIGA TJERET SURAKARTA

PERAN SALES PROMOTION CAFE TIGA TJERET SURAKARTA PERAN SALES PROMOTION CAFE TIGA TJERET SURAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Strategi Komunikasi Pemasaran pada Sales Promotion melalui Event di Cafe Tiga Tjeret Surakarta Terhadap Minat Beli Konsumen)

Lebih terperinci

MAKNA INTEGRASI DALAM INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

MAKNA INTEGRASI DALAM INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION MAKNA INTEGRASI DALAM INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Sarah Santi Fikom Universitas Esa Unggul,Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510 aci_us@gmail.com Abstrak Komunikasi pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Untuk memulai suatu penelitian penulis memerlukan suatu tinjauan pustaka dengan masalah yang diteliti. Tinjauan pustaka digunakan untuk menjelaskan konsep.

Lebih terperinci

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu elemen pokok yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Pemasaran berkaitan erat dengan bagaimana cara perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan banyak dipercaya oleh masyarakat. Masyarakat dapat melihat dunia tanpa harus keluar rumah,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Perusahaan merupakan hal yang penting dalam upaya untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. Dalam setiap perusahaan, aktivitas dibidang pemasaran

Lebih terperinci