ORETNA SUSANTI BUDIKASE MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ORETNA SUSANTI BUDIKASE MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO"

Transkripsi

1

2 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELAS II SDN LOKOTOY KECAMATAN BANGGAI UTARA KABUPATEN BANGGAI LAUT ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas II SDN Lokotoy Kecamatan Banggai Laut Kabupaten Banggai Utara) ORETNA SUSANTI BUDIKASE MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Dr.Hj. Rusmin Husain, S. Pd., M. Pd, Dra. Dajani Suleman, M. Hum 1 ) ABSTRAK ORETNA SUSANTI BUDIKASE Meningkatkan Berbicara Siswa Melalui Metode Bermain Peran Di Kelas II SDN Lokotoy Kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu pendididkan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Ibu Dr. Hj. Rusmin Husain S.Pd,M.Pd dan Ibu Dajani Suleman, M.Hum sebagai Pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk dapat Meningkatkan Siswa Berbicara di Kelas II SDN Lokotoy Kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut dalam memerankan tokoh cerita melalui metode bermain peran. Dengan adanya penelitian tentang meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui metode bermain peran yang digunakan guru untuk melatih siswa dalam berbicara melalui percakapan singkat. Pada hasil penelitian ini menunjukan peningkatan rata-rata presentasi jumlah siswa yang memperlihatkan peningkatan kemampuan berbicara siswa melalui metode bermain peran pada tokoh percakapan singkat, hal ini nampak dimulai dari obserasi awal yang tadinya 35, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan sampai 45, dan akhirnya pada siklus terakhir atau siklus II ini siswa sudah mengalami peningkatan belajarnya sangat baik yaitu mencapai 85. Kata Kunci : Siswa, Berbicara, Bermain Peran, 1 1 Oretna Susanti Budikase, Jurusan PGSD Universitas Negeri Gorontalo, Dr.H.Rusmin Husain, S.Pd, M.Pd Dosen Jurusan PGSD Universitas Negeri Gorontalo, Dra.Dajani Suleman, M.Hum Dosen Jurusan PGSD Universitas Negeri Gorontalo

3 Pendahuluan Mata pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD) mencakup empat aspek yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Dan dilengkapi dengan apesiasi karya sastra, baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi sekolah dasar. Dari keempat aspek tersebut saya lebih fokus pada kemampuan berbicara. Adapun kemampuan kemampuan berbicara yang dimaksud sama halnya dengan kemampuan bercakap-cakap. bercakap-cakap dalam kehidupan sehari-hari sangat mendukung penggunaan bahasa dalam aktivitas manusia untuk menyampaikan informasi ataupun idenya kepada orang lain. Selain itu juga menurut pemahaman peneliti bahwa dengan membiasakan siswa untuk memerankan cerita dalam bentuk percakapan maka akan menumbuhkan hal-hal positif pada anak seperti : (1) Dapat menumbuhkan kepercayaan diri anak, (2) Dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa, (3) Dapat meningkatkan sikap saling menghargai dan menghormati antar sesama. Penggunaan metode bermain peran adalah cara yang tepat bagi siswa untuk belajar dan berlatih berbicara dengan mengungkapkan perasaan melalui gerakan-gerakan serta ekspresi wajah, sehingga kemampuan berbicara siswa lambat laun semakin meningkat. Metode yang ditempuh dalam pembelajaran berbicara melalui metode bermai peran akan lebih baik jika guru benar-benar tepat dan baik dalam membelajarkan metodenya. Sehingga dengan metode yag dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang ada. Selain pentingnya kemampuan berbicara untuk berkomunikasi, komunikasi dapat berlangung secara efektif dan efesien dengan menggunakan bahasa, sedangkan hakikat bahasa adalah ucapan. Proses pengucapan bunyi-bunyi bahasa itu tidak lain adalah berbicara. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas II SDN

4 Lokotoy Kecamatan Banggai Utara dalam memerankan tokoh cerita melalui metode bermain peran. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Siswa Memberikan rangsangan kepada anak dalam berfikir dan berbicara serta menjadi sarana pembelajaran yang menyenangkan dan dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. 2. Bagi Guru Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam upaya menigkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi Sekolah Dapat menciptakan kehangatan dan keharmonisan bagi warga sekolah, karena adanya komunikasi yang baik. 4. Bagi Peneliti Menambah wawasan peneliti dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang metode-metode pembelajaran, khususnya metode bermain peran dalam meningkatkan hasil belajar siswa. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat adalah hal penting dalam proses prmbelajaran, kemampuan berasal dari kata mampu yang menurut kamus bahasa Indonesia mampu adalah sanggup. Jadi kemampuan adalah sebagai kemampuan (skill) yang dimiliki seseorang untuk dapat menyelesaikan sesuatu. Mohammad Zain dalam Milman Yusdi (2010:10) mengartikan bahwa adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Sementara itu, Robbin (2007:57) kemampuan berarti kapasitas seseorang individu unutk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. lebih lanjut

5 Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Pada dasarnya kemampuan terdiri atas dua faktor (Robbin,2007:57) yaitu: 1. kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir, menalar dan memecahkan masalah. 2. kemampuan fisik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan tugastugas yang menuntut stamina, kemampuan, kekuatan, dan karakteristik serupa. Hakikat Berbicara Berbicara merupakan suatu kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berbicara adalah berkata, berbahasa, untuk melahirkan idea tau pendapat melalui perkataan, tulisan dan sebagainya. Sedangkan menurut Tarigan, (2008:16-17) Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak. Dari uraian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa berbicara merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan kepada sekelompok orang atau individu. Manfaat dan Tujuan Berbicara Menurut Keraf (2007:320) tujuan yang akan dicapai dari berbicara, yaitu memberikan dorongan, menanamkan keyakinan, bertindak atau berbuat, menginformasikan atau memberitahukan dan memberi kesenangan. a. Memberikan dorongan Tujuan berbicara yang bersifat mendorong dimaksudkan bahwa pembicara berusaha memberikan semangat, membangkitkan gairah atau menekankan perasaan yang kurang baik serta menunjukkan rasa hormat dan pengabdian. Reaksi yang diharapkan dari pendengar yaitu menumbuhkan ilham atau inspirasi, dan membakar semangat atau emosi pendengar.

6 b. Meyakinkan Tujuan berbicara yang berusaha untuk mempengaruhi keyakinan atau sikap mental atau intelektual para pendengar merupakan tujuan berbicara yang bersifat meyakinkan atau mempengaruhi. Alat yang tepat dan penting untuk tujuan ini adalah bentuk argumentasi. c. Berbuat atau Bertindak Tujuan berbicara agar pendengar berbuat atau bertindak adalah untuk memunculkan reaksi kepada pendengar agar melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Memberitahukan Tujuan berbicara untuk memberitahukan atau menginformasikan dimaksudkan agar pendengar mengerti tentang suatu hal, untuk memperluas bidang pengetahuan yang belum pernah diketahui. d. Menyenangkan Berbicara untuk menyenangkan atau menggembirakan maksudnya pembicara berusaha membangkitkan suasana menghibur dan munculnya keceriaan pada suatu pertemuan. Metode Bermain Peran Pengertian Metode Bermain Peran Menurut Hamzah B uno dan Nurdin Mohamad (2013: 100) mengemukakakn bahwa metode ini sengaja dirancang untuk memecahkan masalah yang diawali dengan kasus, lalu akan ada yang berperan sesuai dengan kasus, untuk menyelesaikan masalah tersebut. Biasanya, siswa atau mahasiswa memainkan peran yang berbeda-beda dala situasi tertentu dan secara spontan memainkan peran sesuai dengan situasi atau kasus yang diberikan. Melalui kegiatan ini kemungkinan siswa untuk melakukan analisa dan memecahkan masalah Dari beberapa pendapat para ahli di atas penulis mengambil satu pengertian bahwa bermain peran adalah suatu metode untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata kedalam pertunjukan peran di dalam kelas. Kelebihan dan Kelemahan Metode Bermain Peran Menurut (Djamarah dan Zain : 2006:88) menguraikan kelebihan dan kekurangan metode bermain peran sebagai berikut :

7 Kelebihan metode bermain peran : 1. Siswa melatih dirinya untuk memahami,dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. 2. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. 3. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. 4. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaikbaiknya. 5. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya. 6. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain. Kekurangan metode bermain peran : 1. sebagian besar anak yang tidak ikut bermai drama mereka menjadi kurang kreatif. 2. banyak memakan waktu, baik persiapan dalam rangka pemahamn isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan. 3. memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas. 4. sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan dan sebagainya. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Bermain Peran (Lili 2009 : 36-37), menguraikan bahwa langkah-langkah penggunaan metode bermain peran sebagai berikut : 1) Persiapan Dalam langkah persiapan ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan yakni menentukan permasalahan sebagai topik, merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK),kemudian, merumuskan langkah-langkah bermain peran, menyiapkan cerita yang akan dimain perankan, mengidentifikasi peran yang diperlukan, lokasi, pengamat, dan sebagainya. 2) Pelaksanaan

8 Dalam langkah yang kedua ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni : melakukan pemanasan, kemudian memilih peserta, mengatur tempat main, mempersiapkan pengamat, memainkanya,diskusi dan evaluasi, memainkan kembali, diskusi dan evaluasi, mengemukakan pengalaman dan generalisasi. Sedangkan menurut Hamzah B Uno dan Nurdin Mohamad (2013: 86) secara singkat mengurutkan langkah-langkah pemebelajaran bermain peran sebagai berikut: 1) Guru menyusun skenario yang ditampilkan, 2) Menunjuk beberapa siswa untuk memepelajari skenario dua hari sebelum kegiatan belajar mengajar, 3) Guru menunjuk kelompok siswa yang anggotanya 3-5 orang siswa, 4) Memberikan penjelasan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai, 5) Memanggil siswa yang sudah ditujuk untuk melakonkan skenari yang sudah dipersiapkan, 6) Masing-masing siswa duduk dikelompoknya, sambil memperhatikan dan mengamati skenario yang sedang diperagakan, 7) Setelah selesai dipentaskan masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untk dibahas, 8) Masing-masin kelompok menyampaikan hasil kesimpulnnya, 9) Guru memberikan kesimpulan secara umum, 10) Guru memberikan evaluasi pembelajaran, 11) Penutup. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang dilaksanakan di SDN Lokotoy Kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut Provinsi Sulawesi Tengah, pada kelas II semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SDN Lokotoy Kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 10 orang siswa perempuan dan 10 orang siswa laki-laki pada tahun ajaran 2013/2014 dengan kemampuan dan karakteristik siswa heterogen atau yang berbeda-beda. Penelitian tindakan kelas ini akan di

9 laksanakan pada minggu ke dua bulan Maret sampai minggu ke tiga bulan Mei Variable Penelitian Variabel input Variabel input merupakan proses sebelum pembelajaran berlangsung yang meliputi: 1. Guru Keberhasilan proses pembelajaran tidak akan berhasil tanpa seorang fasilitator dan nara sumber.sosok seorang gurulah yang membantu demi tercapainya pembelajaran yang signifikan. 2. Bahan ajar Kegiatan belajar mengajar yang signifikan bukan saja melibatkan seorang guru atau fasilitator yang handal pada saat mengajar melainkan materi atau bahan pembelajaran yang akan diberikan nanti pada saat proses pembelajaran berlangsung. 3. Prosedur evaluasi Kegiatan evaluasi adalah salah satu langkah mengukur sejauh mana kemampuan para siswa menerima palajaran diakhir kegiatan pembelajaran. 4. Lingkungan belajar Suasana dan waktu merupakan factor satu satunya yang dapat menentukan keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas II. Variabel proses Variable ini merupakan proses selama pembelajaran berlangsung dapat diukur melalui: 1. Menjelaskan materi secara singkat 2. Membagikan teks bacaan pada setiap kelompok 3. Memerankan cerita pada teks bacaan tersebut 4. Setelah selesai, beberapa orang siswa diminta mengungkapkan makna dari cerita yang telah diperankan.

10 Variabel output Variable output merupakan variable setelah pelaksanaan pembelajaran, dapat diukur melalui: 1. Memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran yang diberiakn oleh guru. 2. siswa dalam bermain peran 3. Meningkatnya kemampuan siswa dalam mengungkapakn cerita 4. Meningkatnya kemampuan siswa dalam berbicara 5. Hasil belajar yang diperoleh siswa 6. Tindakan perbaikan terhadap hasil yang dicapai oleh siswa Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengumpulkan data umum.objek penelitian yaitu dengan mengamati secara langsung situasi dan kondisi di lapangan dengan tetap berfokus pada subjek yang dikaji, dalam hal ini tentang meningkatkan kemampuan berbicara siswa. b. Wawancara Melalui teknik ini peneliti mengadakan wawancara atau dialog langsung dengan responden atau pihak-pihak yang terkait seperti kepala sekolah, guru dan siswa-siswa tentang penggunaan metode bermain peran. c. Dokumentasi Agar pelaksanaan tindakan ini benar-benar diakui kebuktiannya dan konkret, maka peneliti mengadakan pemotretan (dokumentasi) pada saat kegiatan penelitian berlangsung tentang meningkatkan kemampuan berbicara siswa dan sebagai bukti fisik pelaksanaan penelitian. d. Tes perbuatan Pada pelaksanaan tindakan ini, peneliti menggunakan tes perbuatan dengan fungsi untuk mengukur sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung yaitu meningkatkan kemampuan berbicara siswa di kelas II SDN Lokotoy Kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut.

11 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Awal Dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan diperoleh data hasil pengamatan awal dari 20 orang siswa yang memiliki kemampuan dalam memerankan tokoh percakapan dalam mata pelajaran bahasa indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut. Bahwa dari jumlah siswa kelas II yang berjumlah 20 siswa nilai kemampuan memerankan tokoh dalam percakapan dari aspek memerankan tokoh percakapan hanya 8 orang dengan kategori mampu atau 40 dan 12 orang dengan kategori kurang mampu atau 60, dan pada aspek kemampuan berekspresi terdapat 7 orang dengan kategori mampu dengan prosentase 35 dan 13 orang dengan kategori tidak mampu dengan prosentase 65 dan pada aspek memerankan tokoh percakapan dengan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat diperoleh 6 orang siswa dengan kategori mampu dengan prosentase 30 dan 14 orang siswa dengan kategori tidak mampu dengan prosentase 70. Jadi dari 20 orang jumlah siswa yang masih perlu ditingkatkan kemampuan dalam dalam berbicara. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Hasil pengamatan kemampuan siswa berbicara melalui bermain peran pada siklus I N o Nama Siswa siswa memerankan isi percakapan mengekspresikan isi percakapan mengungkapkan isi drama dengan lafal dan intonasi yang tepat M KM TM M KM TM M KM TM RT Amzal 5 55,5 6

12 N o Nama Siswa siswa memerankan isi percakapan mengekspresikan isi percakapan mengungkapkan isi drama dengan lafal dan intonasi yang tepat M KM TM M KM TM M KM TM RT Efendi L 3 33, Faidil 3 33, Febiola Hadija Jenarista Muh. K Muh. S 3 33, Muslimi n Melia P Rendi S 7 77, Rian H 5 55, Raflin 4 44,4 4

13 N o Nama Siswa siswa memerankan isi percakapan mengekspresikan isi percakapan mengungkapkan isi drama dengan lafal dan intonasi yang tepat M KM TM M KM TM M KM TM RT Siti M 8 88, Suanti 8 88, Tasrik B Wanasar i Wiga A Yulvita 7 77, Yulita 7 77,7 8 Jumlah Prosentase Keterangan: - M = 13 Orang (65) KM = 2 Orang ( 10 ) TM = 5 Orang ( 25 ) - M = 12 Orang ( 60) KM = 2 Orang ( 10 ) TM = 6 Orang ( 30 ) - M = 12 Orang ( 60) KM = 2 Orang ( 10 ) TM = 6 Orang ( 30 ) Dari tabel di atas terlihat bahwa dari jumlah total siswa 20 orang memiliki kemampuan memerankan tokoh percakapan yang berbeda baik dari aspek

14 keberanian, kemampuan memerankan percakapan, dan kemampuan mengungkapkan isi percakapan dengan lafal dan intonasi yang tepat, dari aspek memerankan isi percakapan 13 orang siswa dengan kategori mampu atau 65, sedangkan kategori kurang mampu ada 2 orang atau 10 dan 5 orang dengan kategori tidak mampu atau 25, sedangkan dalam aspek kemampuan mengekspresikan isi percakapan 12 orang dengan kategori mampu atau 60, dan 2 orang dengan kategori kurang mampu atau 10, dan pada kategori tidak mampu ada 6 orang atau 30, sedangkan pada kemampuan mengungkapkan terdapat 12 orang dengan kategori mampu atau 60, dan 2 orang dengan kategori kurang mampu atau 10, dan ada 6 orang atau 30 pada kategori tidak mampu. Sedangkan untuk kemapuan siswa secara individu mendapatkan rata-rata 45. Dari data di atas dapat dilihat bahwa kemampuan memerankan tokoh percakapan belum mencapai indikator yang diharapkan. Pelaksanaan siklus II Hasil pengamatan kemampuan siswa berbicara melalui bermain peran pada siklus II No Nama Siswa siswa memerankan isi percakapan mengekspresikan isi percakapan mengungkapkan isi drama dengan lafal dan intonasi yang tepat M KM TM M KM TM M KM TM RT Amzal Efendi L Faidil 6 66,67 4. Febiola 9 100

15 No Nama Siswa siswa memerankan isi percakapan mengekspresikan isi percakapan mengungkapkan isi drama dengan lafal dan intonasi yang tepat M KM TM M KM TM M KM TM RT Hadija Jenarista Muh. K Muh. S 7 77,78 9. Muslimin Melia P Rendi S Rian H Raflin Siti M Suanti Tasrik B Wanasari Wiga A Yulvita Yulita 3 33,33

16 No Nama Siswa siswa memerankan isi percakapan mengekspresikan isi percakapan mengungkapkan isi drama dengan lafal dan intonasi yang tepat M KM TM M KM TM M KM TM RT Jumlah Prosentase Keterangan: - M = 18 ( 90 ) KM =1 Orang ( 5 ) TM = 1 Orang ( 5 ) - M = 17 ( 85 ) KM =1 Orang ( 5 ) TM = 2 Orang ( 10 ) - M = 17 ( 85 ) KM =1 Orang ( 5 ) TM = 2 Orang ( 10 ) Dari tabel di atas dapat dilihat terjadi peningkatan terhadap kemampuan siswa dari siklus sebelumnya, yakni dari aspek kemampuan memerankan isi percakapan telah meningkat menjadi 18 orang dengan kategori mampu atau 90, sedangkan aspek mengekspresikan isi percakapan menjadi 17 orang dengan prosentase 85, demikian pula ang terjadi pada aspek kemampuan mengungkapkan isi percakapan 17 orang dengan prosentase 85. Sedangkan untuk rata-rata kemampuan siswa secara individu adalah 85 artinya, kemampuan siswa sudah mencapai target sesuai dengan indikator yang diharapkan. Analisis dan Refleksi Berdasarkan pada hasil tindakan siklus II, dapat diketahui hasil yang dicapai sudah memenuhi indikator kinerja sebesar 75. Dengan demikian peneliti berkesimpulan bahwa tidak perlu diadakan tindakan lanjutan dan penelitian tindakan kelas ini (PTK) ini dianggap selesai dan berhasil.

17 Pembahasan Pengajaran yang efektif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas sekaligus dapat meningkatkan penguasaan siswa pada materi yang diajarkan. Makin baik kualitas belajar mengajar peneliti maka makin baik pula kualitas hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini. Pada pelaksanaan penelitian nampak bahwa pemilihan metode mengajar yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar sangat menentukan tingkat keberhasilan penguasaan siswa pada materi yang diajarkan. Hal ini ditunjukan oleh keadaan siswa dalam proses pembelajaran dimana siswa sangat aktif dalam proses pembelajaran dimana sangat aktif dalam proses belajar, siswa memahami benar materi pelajaran, dan materi lebih lama diingat oleh siswa. Dari hasil pengamatan dan pelaksanaan evaluasi selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran dikelas, pada siklus I menunjukan bahwa dari 23 aspek kegiatan peneliti yang diamati terdapat1 aspek dengan kriteria sangat baik, 16 aspek dengan kriteria baik, dan 5 aspek dengan kriteria cukup, dan 1 aspek dengan kriteria kurang. Demikian pula kegiatan siswa dari aspek 10 aspek yang diamati 5 aspek dengan kriteria baik, 4 aspek dengan kriteria cukup, dan 1 aspek dengan kriteria kurang. Dengan demikian secara keseluruhan baik kegiatan peneliti maupun kegiatan siswa belum sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Hal ini didukung pula oleh hasil evaluasi terhadap analisis kemampuan siswa memerankan tokoh percakapan, dimana kemampuan siswa pada setiap aspek memperoleh hasil yang berbeda dari aspek memerankan tokoh percakapan pada siklus I ini terdapat 13 orang dengan prosentase 65,dan pada kemampuan mengekspresikan isi percakapan terdapat 12 orang dengan prosentase 60, sedangkan pada kemampuan mengungkapkan isi percakapan dengan lafal dan intonasi terdapat 12 orang dengan prosentase 60. Ketidakberhasilan siklus I telah dilakukan analisis terhadap data hasil pengamatan kegiatan peneliti dan siswa dan hasil belajar siswa belum

18 menggambarkan hasil yang diharapkan. Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan peneliti mitra, ternyata ada beberapa aspek yang diamati belum terlaksana sesuai indikator-indikator yang dicantumkan pada format penilaian pengamatan baik pengamatan terhadap peneliti maupun pada siswa, kekurangan tersebut antara lain : (a) menyampaikan kompentensi tujuan masih kurang, (b) penyampaian materi ajar belum sesuai dengan hirarki pembelajaran, (c) pelaksanaan pebelajaran belum optimal,(d) penguasaan kelas masih kurang,(e) penggunaan waktu belum efisien, (f) belum mampu menumbuhkan partisipasi siswa secara aktif,(g) kurangnya perhatian siswa dalam memperhatikan penjelasan-penjelasan yang diberikan peneliti, (h) kurangnya respon terhadap arahan dalam memerankan tokoh percakapan,(i) kurang meminta penjelasan kepada peneliti terhadap kesulitankesulitan yang dihadapi dalam memerankan tokoh percakapan, siswa kurang optimal dalam memerankan tokoh percakapan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dirumuskan kesimpulan bahwa kemampuan memerankan percakapan pendek sangat penting untuk dimilki siswa terutama siswa kelas II guna meningkatkan kemampuan berbicara melalui metode bermain peran kemampuan memerankan percakapan pendek pada pelajaran bahasa indonesia di kelas II dapat ditingkatkan. Hal ini dapat ditunjukan oleh hasil peneliitian tindakan. Prosentse siswa yang memperlihatkan kemampuan memerankan tokoh dalam percakapan dari aspek memerankan isi drama 65 meningkat menjadi 90, sedangkan pada aspek mengekspresikan isi drama yang sebelumnya 60 meningkat menjadi 85, dan pada aspek mengungkapkan isi drama yang pada siklus I 22,72 meningkat menjadi 85 pada proses tindakan siklus II. Demikian pula pada rata-rata kemapuan siswa secara individu, pada siklus I mencapai 45 dan meningkat 85 pada siklus II. Dengan demikian indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya bahwa minimal 75 siswa dapat meningkatkan kemampuan memerankan tokoh percakapan melalui metode bermain peran dapat

19 meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas II SDN Lokotoy Kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut dapat diterima 5.2 Saran Berdasarkan simpulan diatas, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut : 1) Bagi Guru a. Diharapkan para guru bahasa indonesia khususnya guru kelas II dapat menggunakan pembimbingan dengan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. b. Diharapkan para guru agar melaksankan peneliitian tindakan kelas yang serupa dalam rangka perbaikan peningkatan proses hasil belajar siswa khususnya memerankan tokoh drama dengan menggunakan metode bermain peran 2) Bagi siswa, merupaka latihan untuk meningkatkan kemampuan berbicara melalui metode bermain peran. 3) Bagi sekolah, kiranya dapat memberikan dukungan serta memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian tindakan kelas lainnya guna meningkatkan kemapuan dan hasil belajar siswa. 4) Bagi Peneliti, dapat menambah wawasan peneliti sebagai calon guru yang professional melalui pengalaman penelitian tindakan ini. DAFTAR PUSTAKA Djamarah dan Aswan, Zain Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Keraf, Gorys Argumentasi dan Narasi Komposisi Lanjutan III. Jakarta: Gramedia. Robbins, Stephen P Perilaku Organisasi Buku 1.Jakarta: Salemba Empat Sudjana, Nana Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo Uno, B Hamzah Model Pembelajaran. Jakarata : Bumi Aksara Uno, Hamzah B dan Mohamad, Nurdin Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakrta: Bumi Aksara

20 Yusdi Milman, Pengertian. blogspot.com/pengertian- kemampuan.html (14 Maret 2014) Zain, Aswan Strategi belajar mengajar. Jakarta : PT. Rhineka Cipta

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING KELAS IV SDN 3 TOLINGGULA TENGAH KECAMATAN TOLINGGULA KABUPATEN GORONTALO UTARA Oleh WIWIN KARES YASIN NIM. 151

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang melibatkan berbagai komponen antara lain komponen pendidik (guru), peserta didik (siswa), materi,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA R. ArnisFahmiasih 1 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah kemampuan pembelajaran sastra dalam memerankan drama

Lebih terperinci

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio Hijria.H.Aliakir, Muh. Tahir, dan Saharudin Barsandji Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MEMBERI TANGGAPAN DARI CERITA TEMAN DI KELAS III SDN 4 BONE KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh

KEMAMPUAN SISWA MEMBERI TANGGAPAN DARI CERITA TEMAN DI KELAS III SDN 4 BONE KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh KEMAMPUAN SISWA MEMBERI TANGGAPAN DARI CERITA TEMAN DI KELAS III SDN 4 BONE KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh Pebriyanti Madjadi 1. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M.Hum 2. Pembimbing II Dr.Hj. Rusmin Husain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam meniti karir misalnya, dapat juga ditentukan oleh terampil

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam meniti karir misalnya, dapat juga ditentukan oleh terampil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dimiliki dan dikuasai oleh seseorang. Bahkan keberhasilan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO NOVITA Evi Hasim 1 Wiwy T. Pulukadang 2 Jurusan /

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS III SDN NO. 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO.

Lebih terperinci

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan keterampilan dan sikap. Seseorang dapat belajar dari pengalaman sendiri maupun pengalaman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam mengatasi masalah belajar siswa memerankan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA TAMAN KANAK-KANAK KOTA A DISUSUN OLEH: MARYANI.M SEMESTER 4 PROGRAM STUDI S1 PAUD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGIPEMBELAJARAN ROLE PLAYING SISWA KELAS VA SD ISLAM TERPADU HIDAYAH KLATEN TAHUN 2013/ 2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum pendidikan dasar salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD adalah bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia dimaksudkan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS IV SDN 3 TIBAWA KABUPATEN GORONTALO. Oleh: Noviyanti Ahmad Jurusan / Prodi : PGSD/ S1 PGSD ABSTRAK

KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS IV SDN 3 TIBAWA KABUPATEN GORONTALO. Oleh: Noviyanti Ahmad Jurusan / Prodi : PGSD/ S1 PGSD ABSTRAK KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS IV SDN 3 TIBAWA KABUPATEN GORONTALO Oleh: Noviyanti Ahmad Jurusan / Prodi : PGSD/ S1 PGSD ABSTRAK Noviyanti Ahmad. 2013. Kemampuan Siswa Menulis Karangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat untuk melakukan komunikasi dan bekerja sama dengan orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan didalam perkembangan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGIDENTIFIKASI UNSUR - UNSUR DRAMA MELALUI MODEL JIGSAW DI KELAS V SDN II SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGIDENTIFIKASI UNSUR - UNSUR DRAMA MELALUI MODEL JIGSAW DI KELAS V SDN II SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGIDENTIFIKASI UNSUR - UNSUR DRAMA MELALUI MODEL JIGSAW DI KELAS V SDN II SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh : USMAN AS. ALI Pembimbing I : Dr. Rusmin Husain, S.Pd, M.Pd

Lebih terperinci

PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS

PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 2 Oktober 2016 PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakter (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan.

Lebih terperinci

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DIKELAS X PEMASARAN SMK NEGERI I LIMBOTO Candra Hulopi 911 409 022

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan bermain peran merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting dikuasai oleh siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Pertama. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masih rendahnya kualitas pendidikan. Hal tersebut disebabkan oleh lemahnya proses pembelajaran.

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENCERITAKAN ISI GAMBAR MELALUI METODE CARD SORT DI KELAS I SDN 08 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO ningsiyusuf80@yahoo.co.id Dajani Suleman, Rusmin Husain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini haruslah disadari benar, terutama oleh guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN 2010-2011 Jenep Hanapiah Suwadi Abstrak: Salah satu tujuan Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 10 Tenilo koata Barat Kota Gorontalo kelas V dengan jumlah 20 siswa. Peneliti adalah guru kelas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIIA SEMESTER II SMP NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIIA SEMESTER II SMP NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIIA SEMESTER II SMP NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Marsini * Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konkret; sejak bayi seorang anak yang hidup di lingkungan serigala, maka

BAB I PENDAHULUAN. konkret; sejak bayi seorang anak yang hidup di lingkungan serigala, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan produk budaya yang berharga dari generasi ke generasi berikutnya. Bahasa adalah hasil budaya yang hidup dan berkembang dan harus dipelajari. Seorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. kepandaian dalam melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Spencer

BAB II KAJIAN TEORETIS. kepandaian dalam melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Spencer BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakekat Kemampuan 2.1.1 Pengertian Kemampuan Mampu adalah cakap dalam menjalankan tugas, mampu dan cekatan. Kata kemampuan sama artinya dengan kecekatan. Mampu atau kecekatan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI DI KELAS V SDN 13 BONGOMEME KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO NURLAELA

KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI DI KELAS V SDN 13 BONGOMEME KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO NURLAELA KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI DI KELAS V SDN 13 BONGOMEME KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO NURLAELA JURUSAN PENDIDIKAN GUTU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Dr.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu. interaksi dengan lingkungan (Roestiyah, 2012: 3).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu. interaksi dengan lingkungan (Roestiyah, 2012: 3). BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Belajar adalah sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perubahan perilaku dalam proses belajar adalah akibat dari interaksi dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW inamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR ERITA PENEK MELALUI METOE JIGSAW S Negeri Kasimpar Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MEMBANDINGKAN DUA TEKS DI KELAS V SDN 2 TELAGA 2 KABUPATEN GORONTALO

KEMAMPUAN SISWA MEMBANDINGKAN DUA TEKS DI KELAS V SDN 2 TELAGA 2 KABUPATEN GORONTALO KEMAMPUAN SISWA MEMBANDINGKAN DUA TEKS DI KELAS V SDN 2 TELAGA 2 KABUPATEN GORONTALO OLEH YULIN PATILIMA Pembimbing I: Dra. Dajani Suleman M.Hum Pembimbing II: Dra. Hj. Pertiwi Laboro M.Pd Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Oleh SIKRIPON AMU NIM

Oleh SIKRIPON AMU NIM JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN DUA ANGKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS II SDN 5 PULUBALA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara Keterampilan berbicara memiliki cakupan materi mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang menjadikan peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan. Disamping

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas : VII, VIII, IX Nama Guru : Dwi Agus Yunianto, S.Pd. NIP/NIK : 19650628

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. seorang karakter di suatu cerita fiksi. Pada metode bermain peranan, titik tekanannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. seorang karakter di suatu cerita fiksi. Pada metode bermain peranan, titik tekanannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Metode Bermain Peran Bermain peran adalah suatu tipe permainan dimana pemain mengatur peran seorang karakter di suatu cerita fiksi. Pada metode bermain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN. PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN Oleh: YUL ISHARYANI NIM F33209045 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui. Metode Tanya Jawab Pada Anak Usia 4-5 Tahun

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui. Metode Tanya Jawab Pada Anak Usia 4-5 Tahun ISSN 2301-9905 Volume 6, No. 1, Juli 2017 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Universitas Muhammadiyah Tangerang Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Tanya Jawab Pada Anak Usia 4-5

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali

Lebih terperinci

Evi Rufaidah SMAN 1 Waru Pamekasan. dengan menggunakan Teknik TTW siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru Pamekasan tahun

Evi Rufaidah SMAN 1 Waru Pamekasan. dengan menggunakan Teknik TTW siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru Pamekasan tahun PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WARU PAMEKASAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Evi Rufaidah SMAN 1 Waru Pamekasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), karena penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian

Lebih terperinci

Ninda Beny Asfuri, S.Pd, M.Pd ABSTRAK. Kata Kunci : Keterampilan Berbicara, Bahasa Jawa, Role Playing

Ninda Beny Asfuri, S.Pd, M.Pd ABSTRAK. Kata Kunci : Keterampilan Berbicara, Bahasa Jawa, Role Playing PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 02 MALANGJIWAN COLOMADU TAHUN AJARAN 2016/2017 Ninda Beny Asfuri, S.Pd, M.Pd

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENERAPAN METODE SIMULASI BERMAIN PERAN / ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JAGOAN SAMBI BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Penelitian Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan pada anak yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Supaya perubahan pada peserta didik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa 1 BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Pembelajaran sastra dalam pelajaran bahasa Indonesia pada umumnya dibagi menjadi tiga jenis yaitu: prosa fiksi, puisi dan drama. Drama dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi. Bahasa Indonesia berperan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi. Bahasa Indonesia berperan sebagai alat untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar 2 PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM 3 Azwinar ABSTRAK Perkembangan bahasa anak di Taman Kanak-kanak Syukrillah Agam masih rendah. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan kecerdasan, sosial, dan emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang keberhasilan siswa dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari dan dikuasai yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO RUSMIN HUSAIN Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : V (lima)/ II (dua) : 1 (satu) / siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : V (lima)/ II (dua) : 1 (satu) / siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Namasekolah Mata pelajaran Kelas Waktu Pertemuan : SDN 3 Cibodas : Bahasa Indonesia : V (lima)/ II (dua) : 4x35 menit : 1 (satu) / siklus I A. Standar Kompetensi Berbicara

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia bukan tentang ilmu bahasa atau ilmu sastra, melainkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia bukan tentang ilmu bahasa atau ilmu sastra, melainkan peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah berkembang dengan sangat pesat terutama dalam hal ruang lingkup materi pokok yang harus dibelajarkan guru kepada peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus terus dibina untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa sekarang ini. Kita mengenal ada berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkomunikasi kita menggunakan bahasa verbal atau lisan, baik dalam menyampaikan atau menerima informasi. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara dalam hal ini menyampaikan pesan merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang utama dan yang pertama kali dipelajari oleh manusia dalam hidupnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sangat strategis dan mudah dijangkau untuk melaksanakan penelitian, subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sangat strategis dan mudah dijangkau untuk melaksanakan penelitian, subjek 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 7 Bonepantai, Kabupaten Bone Bolango. Sekolah ini dipilih oleh peneliti karena

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS LAPORAN PENGAMATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 19 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS LAPORAN PENGAMATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 19 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS LAPORAN PENGAMATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 19 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO ABDUL KADIR HARUN DALI (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Dr. Hj. Rusmin

Lebih terperinci

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* Hartono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY e-mail: hartono-fbs@uny.ac.id Pemilihan metode pengenalan bahasa untuk anak usia dini perlu memperhatikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UKURAN PANJANG MELALUI METODE LATIHAN PADA ANAK KELOMPOK B TK KARTIKA KECAMATAN BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UKURAN PANJANG MELALUI METODE LATIHAN PADA ANAK KELOMPOK B TK KARTIKA KECAMATAN BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UKURAN PANJANG MELALUI METODE LATIHAN PADA ANAK KELOMPOK B TK KARTIKA KECAMATAN BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh Evi Karama Ruslin W. Badu, Samsiar Rivai Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2008:73). Pada jaman dahulu dongeng disampaikan secara lisan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 2008:73). Pada jaman dahulu dongeng disampaikan secara lisan sebelum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng adalah cerita bersifat khayal yang dianggap tidak benarbenar terjadi, baik oleh penuturnya maupun oleh pendengarnya (Itadz, 2008:73). Pada jaman dahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berbahasa merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan dari pembicara kepada pendengar. Si pembicara berkedudukan sebagai komunikator, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat penting. Kualitas kinerja atau mutu guru dapat mempengaruhi proses pembelajaran dan mutu pendidikan.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS VII SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI KABUPATEN GORONTALO

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS VII SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI KABUPATEN GORONTALO 1 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS VII SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI KABUPATEN GORONTALO Ummurul Hasanah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA INTENSIF MELALUI TEKNIK KLOS DI KELAS IV SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA INTENSIF MELALUI TEKNIK KLOS DI KELAS IV SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA INTENSIF MELALUI TEKNIK KLOS DI KELAS IV SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: TIKA NOVELINA SEMBIRING (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan kehidupan tingkat tinggi sehingga menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan senantiasa mengalami perubahan yang bertujuan untuk mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai pengembangan kebijakan tentang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN BIASA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAKON BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN 1 TELAGA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN BIASA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAKON BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN 1 TELAGA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN PENGURANGAN PECAHAN BIASA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAKON BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN 1 TELAGA SYAMSUDIN DANGKUA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU Ramlah 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan berbicara anak kelompok B

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Yayu M.Binol, Ali Karim, Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan

Lebih terperinci

Oleh Sri Rahayu

Oleh Sri Rahayu Efektivitas Metode Bermain Peran terhadap Kemampuan Mengekspresikan Dialogdalam Pementasan Dramapada Siswa Kelas XI SMALaksamana Martadinata Medan Tahun Ajaran 2013/2014 Oleh Sri Rahayu 209311077 ABSTRAK

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang

Lebih terperinci

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto )

METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto ) METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Oleh : Ari Yanto ) Email : ari.thea86@gmail.com Abstrak Salah satu masalah yang dihadapi oleh tenaga pengajar

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita semua dapat berhubungan satu sama lain. Komunikasi pula tidak lepas kegiatan berbicara,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Boalemo yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 12

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Boalemo yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Penetapan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelompok A TK Beringin III Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo yang berjumlah 20 orang

Lebih terperinci

Nina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Nina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Meningkatkan Kemampuan Bertanya Jawab Berdasarkan Isi Teks Bacaan Melalui Metode Diskusi Pada Kelas IV SDN Kaukes Kecamatan Bokan Kabupaten Banggai Kepulauan Nina Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi. Hal tersebut terjadi karena sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA NIM. A1B109055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sasaran pendidikan adalah manusia, pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan dapat diartikan sebagai pewarisan ilmu dari satu

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO 1 MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa, Dinco Karim ABSTRAK Masalah dalam penelitian

Lebih terperinci