Bab II Tinjauan Pustaka
|
|
- Djaja Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Tuberkulosis Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). TB menginfeksi sekitar dua milyar penduduk dunia dan sekitar 10% di antaranya akan mengembangkan penyakit TB. Diperkirakan dua juta penderita TB tersebut meninggal setiap tahunnya (Yue et al., 2003; Corbett et al., 2003). Berdasarkan data dari WHO, pada tahun 2005 kawasan Asia Tenggara menduduki peringkat pertama dalam jumlah kasus TB baru dengan jumlah kasus sebanyak 34% dari seluruh kasus dan jumlah kematian sebanyak 1,6 juta (WHO, 2007). Di Indonesia, penyakit ini menjadi penyebab kematian terbesar ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan, serta merupakan nomor satu terbesar dalam kelompok infeksi tunggal. Penyakit TB menular melalui udara. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan basil ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung basil dapat bertahan diudara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan, baksil tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran napas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. Untuk penderita HIV resiko tertular penyakit ini lebih besar karena daya tahan tubuh mereka yang rendah. Ketika Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) berhasil menginfeksi paruparu, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulst). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri M. tuberculosis akan berusaha dihambat perkembanganya melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri oleh sel paru-paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri M.
2 tuberculosis berada dalam keadaan dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto Rontgen. Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru, ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). II.2 Mycobacterium tuberculosis Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) termasuk ke dalam kelas Mycobacteria bersifat gram positif, tidak dapat membentuk spora dan non-motile. Bakteri ini berbentuk batang sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882 ( tuberculosis), sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri obligat aerob yang pertumbuhannya dibantu oleh tekanan CO 2 sebesar 5% - 10% tetapi dihambat oleh ph dibawah 6,5. Waktu pembelahannya berkisar jam. Bakteri ini hanya tumbuh pada suhu o C namun dapat tahan berbulan bulan pada suhu fluktuatif dan sputum kering ( Mycobacterium tuberculosis memiliki genom yang berukuran pb yang terdiri kira-kira gen. Seratus gen diantaranya telah diprediksikan berfungsi dalam β-oksidasi asam lemak, sejumlah besar gen yang digunakan dalam metabolisme asam lemak diduga berhubungan dengan kemampuan sebagai patogen untuk tumbuh dalam jaringan atau host yang terinfeksi, dimana asam lemak merupakan sumber karbon utama.
3 Gambar II.1 Peta genom M.tuberculosis H37Rv. Gambar di atas memperlihatkan genom M. tuberculosis H37Rv yang berukuran 4,411,529 bp dan berbentuk sirkular. Lebih dari 60% dinding sel M.tuberculosis terdiri atas lipid yang dibagi ke dalam tiga komponen utama, yaitu asam mikolat, cord factor, dan wax-d. Asam mikolat adalah asam lemak rantai panjang α-alkil β-hidroksi yang mengandung C60-C90 dengan atau tanpa lapisan lilin, dan merupakan komponen utama dinding sel mikobakteri, yaitu sebanyak 50% berat kering sel. Asam mikolat merupakan molekul hidrofobik kuat yang membentuk cangkang lipid di sekeliling sel dan mempengaruhi permeabilitas sel. Asam mikolat diduga kuat menentukan virulensi M. tuberculosis. Komplek lipid-arabinogalaktan dan lipoarabinomannan (LAM) adalah antigen permukaan sel M. tuberculosis yang akan berikatan dengan reseptor manosa pada sel makrofag (Brooks et al., 2004). M. tuberculosis resisten terhadap pengeringan dan bertahan di dahak yang kering pada periode waktu yang cukup panjang. Selain itu, M. tuberculosis tidak menghasilkan eksotoksin, endotoksin, atau enzim nekrotisasi jaringan lainnya. Namun selain asam mikolat, cord factor (trehalosa 6,6-dimikolat) juga terlibat dalam virulensi (menghambat migrasi sel-sel polimorfonuklear pada sistem imun)
4 dan hipersensitivitas karena komponen ini banyak terdapat pada M. tuberculosis yang virulen. Cord factor bertanggung jawab atas pembentukan serpentine cord sehingga pertumbuhan M. tuberculosis membentuk ikatan dalam media cair (Brooks et al., 2004). II.3 Multidrug-resistant Mycobacterium tuberculosis (MDR-TB) Menurut WHO, MDR-TB didefinisikan sebagai M. tuberculosis yang resisten terhadap RIF dan INH (Yue et al., 2003 ). MDR-TB digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu resisten primer, bila populasi M.tuberculosis telah resisten OAT pada penderita yang sebelumnya belum pernah diobati sedangkan resistensi sekunder terjadi selama kemoterapi pada penderita TB yang sebelumnya diobati oleh OAT tersebut (Brooks, et al., 2004). Saat ini penyebaran MDR-TB telah menjadi perhatian utama karena bakteri ini sering menyebabkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Semakin bertambahnya jumlah penderita TB dan penggunaan OAT yang kurang terkontrol, maka semakin banyak jumlah isolat MDR-TB. Selain itu, MDR-TB mengembangkan sifat resistennya pada jenis OAT yang lain sehingga saat ini terdapat isolat M. tuberculosis yang dinamai XDR TB (extreme drug-resistant TB, resisten ganda ekstrim). Isolat XDR TB didefinisikan sebagai MDR-TB yang resisten kuinolon dan minimal satu dari tiga OAT lapis pertama golongan kedua dengan pemberian injeksi, yaitu kapreomisin, kanamisin, dan amikasin. II.4 Sifat resisten Mycobacterium tuberculosis Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) tidak memiliki plasmid dan tidak dapat melakukan transfer DNA untuk menyebarkan sifat resisten. Adaptasi M. tuberculosis terhadap antibiotik disebabkan oleh mutasi kromosomal secara spontan, dilanjutkan dengan adanya proses seleksi M. tuberculosis yang resisten selama kemoterapi suboptimal (Werngren & Hoffner, 2003). Sifat resisten terhadap berbagai OAT adalah konsekuensi dari mutasi yang terakumulasi (Rie et al., 2001). Pada umumnya mutasi yang terjadi adalah mutasi titik dan delesi pada gen di kromosom.
5 Sejak tahun 1950-an, M. tuberculosis galur Beijing telah menjadi predominan di dunia dengan prevalensi 50%-80%. Genotipe ini disebut sebagai keluarga Beijing karena intensitas tertinggi ditemukan di Beijing, Cina. Seiring dengan mobilitas penduduk dunia, maka galur Beijing juga ikut menyebar. Bakteri M. tuberculosis galur W merupakan kelompok galur Beijing yang sering menimbulkan masalah karena memiliki sifat resisten terhadap INH, etambutol, RIF, dan streptomisin (Soto et al., 2004). Resistensi terhadap rifampin disebabkan mutasi, setidaknya delapan asam amino di sub unit ß RNA polymerase (Talenti et al., 1993). Isoniazid berperan menghambat jalan oksigen dalam biosintesis asam mikolat dinding sel. Setidaknya terdapat empat gen yang terlibat dalam resistensi isoniazid yaitu gen katg yang mengkode protein katalase, gen inha yang mengode enzim InhA sebagai target isoniazid, gen oxyr dan tetangganya gen ahpc. Resistensi terhadap streptomisin berhubungan dengan mutasi dalam gen rrs yang mengkode 16S rrna dan gen rspl yang mengkode protein ribosom S12. Sedangkan resistensi terhadap etambutol berhubungan dengan bergantinya protein EmbB, protein yang terlibat dalam sintesis dinding sel komponen arabinogalaktan. II.4.1 Resistensi M. tuberculosis terhadap isoniazid (INH) Isonicotinic acid hydrazide (INH) adalah obat anti tuberkulosis (OAT) lini pertama yang dipakai baik dalam pengobatan ataupun pencegahan TB. Struktur isoniazid (INH) mengandung cincin piridin dan gugus hidrazid, isoniazid berukuran kecil, larut dalam air, dan tidak terionisasi pada ph 6 dan 9 (Kruger- Thiemer, 1956). INH dapat memasuki basil tuberkel melalui difusi pasif (Zhang et al., 2005).
6 Gambar II.2 Struktur isoniazid. Gambar diatas memperlihatkan bahwa struktur isoniazid terdiri dari cincin piridin dan gugus hidrazid (Timmins and Deretic, 2006). Sifat resisten INH disebabkan oleh mutasi beberapa gen yaitu katg, inha, kasa, ahpc. Mutasi yang paling sering terjadi adalah mutasi serin menjadi treonin pada kodon 315 (S315T) pada gen katg. Adanya mutasi S315T menyebabkan INH tidak dapat terikat pada sisi oksidasi protein KatG, hal ini diduga sebagai penyebab resistensi (Yue et al., 2003). Mutasi katg315 menghasilkan 70% penurunan aktivitas katalase peroksidase (Wei et al., 2003). Protein KatG dibutuhkan untuk melindungi sel M. tuberculosis dari radikal bebas oksigen di dalam sel makrofag (Pym et al., 2002). II.4.2 Resistensi M. tuberculosis terhadap rifampin (RIF) Rifampin adalah derivat semisintetik dari antibiotik rifamisin yang dihasilkan oleh Streptomyces mediterranei. RIF membunuh mikobakteri secara perlahan dan mensterilkan dahak penderita dari bakteri penyebab TB (Gillespie, 2002). Pemakaian RIF harus berkombinasi dengan OAT lainnya. Resistensi terhadap RIF disebabkan oleh pemberian RIF yang terus menerus sebagai obat tunggal (Brooks et al., 2004).
7 Gambar II.3 Struktur Rifampin. Gambar diatas memperlihatkan struktur rifampin yang merupakan derivat sintetik dari rifampisisn (Campbell et al., 2001) Dalam M. tuberculosis, mono resistansi terhadap RIF jarang terjadi karena 90% isolat klinis tidak hanya resisten terhadap RIF tetapi resisten juga terhadap INH. Adanya resisten terhadap RIF merupakan petunjuk adanya MDR-TB, karena sifat strain ini resisten terhadap RIF. Resistensi terhadap RIF mengacu pada mutasi sub unit ß RNA polymerase yang dikode oleh gen rpob, jenis mutasi meliputi delesi, insersi dan mutasi titik (Gillespie, 2002). Mutasi terjadi pada daerah sepanjang 81 pb dalam rifampin resistance determining region (RRDR) yang mengkode sisi aktif enzim RNA polymerase. RIF terikat pada celah protein RNA polimerase sehingga mencegah pembentukan ikatan fosfodiester pada basa kedua mrna, sehingga dapat dikatakan fungsi RIF adalah penghambatan total sintesis ikatan fosfodiester kedua pada transkripsi nukleosida trifosfat (Campell et al., 2001). II.5 Aktivasi INH pada M. tuberculosis INH adalah prodrug yang diaktivasi oleh enzim katalase peroksidase (KatG) M. tuberculosis (Zhang et al., 1992). Enzim ini mengubah INH menjadi bentuk teroksidasi dan radikal organik toksik yang menyerang beberapa target pada sel mikobakteri (Rozwarski et al., 1998). Target utama dari radikal ini adalah asam mikolat pembentuk dinding sel, selain itu target lainnya adalah DNA, karbohidrat, lemak dan metabolisme DNA. Beberapa laporan mengatakan bahwa NADHprotein InhA (enoyl acyl carrier protein [ACP] reductase) dan protein KasA (ketoacyl acyl carrier protein reductase) terlibat dalam biosintesis asam mikolat dan merupakan dua target enzim intraseluler bagi INH teraktivasi (Marrakchi et al., 2000, Mdluli et al., 1998). Gambar II.4 Aktivasi isoniazid menjadi radikal asil isonikotinat. Gambar diatas memperlihatkan tahapan aktivasi isoniazid yang dirubah menjadi radikal
8 isonikotinat hidrazil, kemudian menjadi radikal asil isonikotinat oleh enzim KatG (Pierattelli et al., 2004). INH yang telah diaktivasi ke dalam bentuk radikal asil isonikotinat oleh katalase akan berikatan kovalen dengan NADH dan membentuk senyawa asil-nadh isonikotinat di tempat terikatnya protein InhA dan menimbulkan efek toksik bagi M tuberculosis. Protein InhA bekerja pada pemanjangan rantai lipid dan mengkatalisis tahap sintesis asam mikolat. Mn 2+ yang terlibat dalam reaksi ini tidak mempengaruhi peningkatan produksi enoil-acp reduktase (Salyers dan Whitt, 2002). Gambar II.5 Pembentukan senyawa asil-nadh isonikotinat. Gambar tersebut menjelaskan pembentukan senyawa asil-nadh isonikotinat melalui ikatan kovalen antara gugus hidrazil dan NADH yang terjadi pada enzim InhA (Graham et al., 2006). Aktivasi INH pada M. tuberculosis memerlukan enzim KatG, enzim ini mengkatalisis oksidasi INH saat tidak ada peroksida, oksidasi INH membutuhkan agen pereduksi contohnya hidrazin, produk dekomposisinya terlihat dalam larutan INH (Magliozzo et al., 1996), dan INH diaktivasi hanya pada kondisi aerob (Magliozzo et al., 1996). Bentuk enzim yang tereduksi mengandung ferro-heme bereaksi dengan O 2 untuk menghasilkan bentuk aktif enzim-oksiferro, namun reaksi secara in vivo belum diketahui. Piratelli et al., pada tahun 2004 telah memperkirakan mekansme pengaktifan INH pada enzim KatG. Interaksi antara residu-residu pada sisi aktif yang dapat menstabilkan jalur aktifasi INH hingga menghasilkan radikal asil. Senyawa I yang didapat setelah bereaksi dengan peroksida direduksi oleh INH dengan mentransfer
9 satu elektron ke heme, bersamaan dengan lepasnya proton dari hidrazid dan diterima oleh His108. Reaksi selanjutnya adalah ikatan C-N pada hidrazida terpecah menghasilkan diazene. Reaksi intermediet diazene dapat distabilkan dalam sisi aktif enzim dengan interaksi Trp107, Asp137. Pengubahan diazene menjadi hidrazin dan amonia melibatkan deprotonasi his108 dan Asp137. Gambar II.6 Kompleks INH-KatG M. tuberculosis. Heme berwarna abu-abu, rantai utama protein dan gugus samping berwarna merah muda, Asp137 berada dekat INH. Atom karbon INH berwarna hijau (Pirattelli et al., 2004). Langkah 1 Langkah 2
10 Gambar II.7 Interaksi-interaksi yang mungkin dalam pengaktifan INH. Residureisdu enzim KatG M. tuberculosis yang terlibat dalam produksi radikalisonikotinat. Heme porphyrin ditunjukkan dalam bentuk jajaran genjang (Pirratteli et al., 2004). II.5 Enzim katalase peroksidase (KatG) M. tuberculosis Enzim katalase peroksidase adalah enzim bifungsional dan sangat bergantung pada hemes sebagai ligan. Enzim ini mempunyai aktifitas katalitik yang lebih besar daripada enzim katalase yang monofungsional dan aktifitas peroksida yang melebar. Peran enzim KatG adalah melindungi bakteri dari molekul racun termasuk hidroperoksida dan aktif pada lingkungan aerob (Bertrand et al., 2004). Enzim KatG biasanya homodimer atau tetramer dengan masing-masing subunit berukuran 80 kda. Setiap rantai polipeptida tunggal berukuran 40 kda (Bertrand et al., 2004). Enzim KatG terdiri dari tiga domain: Domain N terminal yang terdiri dari 54 residu asam amino, domain pengikatan heme dimulai dari residu 55 hingga 423, dan domain C terminal yang dimulai dari residu 424 hingga 740. Peta densitas elektron tiap monomer, residu rantai polipeptida, 703 molekul air berhubungan dengan homodimer. Gambar II.8 Monomer enzim KatG. Domain N terminal ditunjukkan oleh warna merah muda, dan domain C termnal ditunjukkan oleh warna merah tua. Heme ditunjukkan oleh warna abu-abu. Residu N terminal diberi garis bawah hijau dan residu diberi garis bawah merah (Bertrand et al., 2004)
11 Analisis sekuen menunjukkan domain N terminal mengandung motif pengikatan heme, sedangkan domain C terminal tidak mempunyai fitur ini. Disamping mempunyai aktifitas katalitik yang kuat, sekuen enzim KatG tidak mempunyai kesamaan dengan katalase. Bagaimanapun, kedua domain enzim KatG menunjukkan kesamaan yang tinggi sekuen dengan cytochrome c peroxidase (CcP) dan ascorbate peroxidase (APX). Enzim KatG termasuk kedalam kelas I peroksidase dari superfamili tumbuh-tumbuhan, jamur dan bakteri (Bertrand et al., 2004). Observasi homodimer pada struktur kristal enzim KatG M. tuberculosis dengan menggunakan filtrasi gel dan studi penyebaran x-ray sudut kecil memperlihatkan bahwa enzim tersebut dimer dalam larutan. Berdasarkan struktur kristal enzim KatG diperkirakan interaksi inter-domain antara domain N dan C terminal merupakan dua monomer yang membentuk homodimer fungsional. Kurangnya kerapatan elektron pada 23 residu pertama diartikan bahwa terdapat fleksibilitas konformasi pada domain N terminal. Selain itu residu N terminal berbentuk kait hook disekeliling domain tersebut yang mungkin berfungsi menstabilkan formasi dimer.
12 Gambar II.9 Struktur enzim KatG M. tuberculosis. Struktur keseluruhan homodimer, subunit 1 berwarna merah muda (domain N terminal berwarna merah muda terang, dan domain C terminal berwarna merah tua), subunit 2 berwarna biru (domain N terminal berwarna biru terang, dan domain C tereminal berwarna biru gelap). Grup heme berwarna abu-abu (A). Skema representatif homodimer (B) (Bertrand et al., 2004) Gambar II.10 Interaksi hidrofobik pada enzim KatG. Residu N-ujung tiap sub unit monomer dari kait hook saling terikat melalui interaksi hidrofobik termasuk residu Tyr28 dan Tyr197 dan residu Trp38 dan Trp204. elips yang berwarna hitam menunjukkan arah simetri axis folding-2 (Bertrand et al., 2004)
13 Kestabilan enzim KatG dimediasi oleh adanya tumpukan interaksi antara Tyr28 dan Tyr97 serta Trp38 dan Trp204 dari monomer yang berhadapan (Bertrand et al., 2004). Sisi aktif enzim KatG M.tuberculosis berada didaerah heme, pola ini sama dengan hmcp dan bpcp serta menyerupai enzim peroksidase kelas I. Kerapatan heme protoporphyrin IX yang ditempeli sisi aktif enzim KatG sepenuhnya belum dimodifikasi. Pada kasus enzim KatG M. tuberculosis, jumlah heme bertambah dari 0,5 heme/dimer menjadi 2 heme/dimer oleh inkubasi sel E.coli yang mengandung overproduksi enzim dengan suspensi hemin sesaat sebelum sonikasi. Disekeliling heme pada enzim KatG terdapat elemen struktur yang tipikal dengan enzim KatG kelas I keluarga peroksidase. Pemetaan enam residu kunci sisi aktif lestari yaitu Arg104, Trp107, dan His108 pada kantung distal dan His270, Trp321, dan Asp381 pada kantung proksimal. Empat molekul air dapat juga diidentifikasi diatas heme didalam kantung distal struktur kristal enzim katg M. tuberculosis. Wat7, wat235, and wat427 kedudukanya posisinya sama dalam observasi molekul air pada struktur kristal bpcp dan hmcp. Enzim KatG M. tuberculosis mengandung juga tambahan molekul air yaitu wat352 dan berikatan hidrogen Wat427. Hasil observasi memperlihatkan tidak ada molekul air yang ditemukan berligasi dengan besi heme dan heme hanya memiliki lima keadaan koordinasi (Bertrand et al., 2004)..
14 Gambar II.11 Lingkungan heme enzim KatG M. tuberculosis. Pada sisi distal, residu Arg104, Trp107 dan His108 ditunjukkan berhadapan dengan empat molekul air (merah). Di sisi proksimal ditunjukkan His270, trp321, dan Asp381. Ikatan hydrogen ditunjukkan dengan garis putus-putus(a). Simulasi gabungan penempelan F o _F c menghilangkan peta kerapatan electron disekeliling 2σ (berwarna biru laut). Atom karbon protein berwarna merah muda, atom oksigen berwarna merah, nitrogen berwarna biru, sulfur berwarna oranye, karbon heme berwarna abu-abu, oksigen berwarna merah keunguan(b) (Bertrand et al., 2004) II.6 Mutasi protein KatG M.tuberculosis Resistansi terhadap INH berasal dari delesi atau mutasi titik pada gen katg yang mengkode enzim katalase peroksidase (KatG) M. tuberculosis, meskipun pada beberapa kasus resistansi dapat hadir pada gen yang mengkode enzim InhA dan KasA, enzim tersebut dibutuhkan untuk memproduksi asam mikolat, dimana asam mikolat ini dibutuhkan bakteri untuk bertahan hidup. Dengan menggunakan struktur kristal enzim KatG, pengaruh dari mutasi titik yang bertempat di sisi pengikatan INH pada kantung distal dapat dilihat pada gambar 12. Mutasi Ser315 merupakan mutasi yang paling sering terjadi pada kasus resistensi. Ser315 dilaporkan mengalami mutasi menjadi asparagin, isoleusin, arginin, dan glisin meskipun mutasi yang paling banyak terjadi adalah treonin. Berdasarkan sisi pengikatan INH pada struktur KatG, mutasi 315Thr diprediksikan mengubah sisi pengikatan untuk kerapatan hidrazinil INH dan atau mempengaruhi transfer elektron ke heme. Lokasi Ser315 terletak di batas luar kantung pengikatan INH dibagian bawah saluran substrat. Mutasi menjadi treonin pada kompleks enzim
15 KatG dan INH dapat menurunkan afinitas enzim terhadap obat dengan cara menaikkan halangan sterik pada posisi ini dan menghalangi akses pengikatan substrat pada sisi pengikatan substrat. Hasil observasi menyatakan mutan S315T mengurangi afinitas untuk berikatan dengan INH tetapi enzim masih mampu mengoksidasi INH dengan jumlah yang eqivalen seperti pada enzim KatG wild type. Selain itu, mutasi yang lainya kecuali glisin dapat menaikkan halangan sterik dan membatasi akses sisi pengikatan substrat. Besarnya perubahan konformasi dapat mengurangi afinitas dan secara potensial mengubah orientasi INH di sisi aktif enzim. Gambar II.12 Posisi mutasi dekat dengan sisi pengikatan INH pada enzim KatG M. tuberculosis. Residu yang ditemukan mengalami mutasi pada isolat diberi warna hijau. Residu Arg104, Trp107, Asp137, Tyr229, Met255, His270, Trp321, dan Asp381 diwarnai pink, untuk menunjukkan sisi aktif KatG. INH diwarnai hijau dan heme abu-abu (Bertrand et al., 2004)
16 Gambar II.13 Sisi pengikatan substrat untuk INH pada M. tuberculosis. Kerapatan elektron Fo-Fc pada wilayah pengikatan INH. Residu disekeliling ditandai dengan label (A). Dua sisi pengikatan INH berwarna hijau (2). Atom karbon enzim berwarna merah muda, oksigen berwarna merah, nitrogen berwarna biru, karbon heme berwarna abu-abu (B) (Bertrand et al., 2004)
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka II.1 Tuberkulosis Tuberkulosis (TB) adalah salah satu penyakit klasik dan hingga saat ini TB masih termasuk pembunuh terbesar diantara penyakit infeksi. Walaupun sudah banyak vaksin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Multi-Drug Resistance Mycobacterium tuberculosis (MDR-TB) adalah jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Multi-Drug Resistance Mycobacterium tuberculosis (MDR-TB) adalah jenis Tuberkulosis (TB) yang resisten terhadap dua atau lebih Obat Anti Tuberkulosis (OAT) lini pertama,
Lebih terperinciMUTASI C825T GEN katg ISOLAT L5 MULTIDRUG RESISTANT Mycobacterium tuberculosis TESIS RINA BUDI SATIYARTI NIM: Program Studi Kimia
MUTASI C825T GEN katg ISOLAT L5 MULTIDRUG RESISTANT Mycobacterium tuberculosis TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh: RINA BUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini pada umumnya menyerang paru-paru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini pada umumnya menyerang paru-paru (pulmonary tuberculosis),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis. Secara umum penyebaran bakteri ini melalui inhalasi, yaitu udara yang tercemar oleh penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) merupakan tuberkulosis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) merupakan tuberkulosis yang disebabkan oleh resistensi Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) terhadap minimal dua jenis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global. yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia tiap tahun dan menduduki peringkat nomor dua penyebab
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mutschler, 1991). Tuberculosis (TB) menyebar antar individu terutama
Lebih terperinciHasil dan Pembahasan
BAB IV Hasil dan Pembahasan Hasil yang diperoleh dari tahapan penelitian akan dijelaskan pada bab ini. Dimulai dengan amplifikasi gen katg, penentuan urutan nukleotida (sequencing), dan diakhiri dengan
Lebih terperinciBAB IV Hasil dan Pembahasan
BAB IV Hasil dan Pembahasan Bab ini akan membahas hasil PCR, hasil penentuan urutan nukleotida, analisa in silico dan posisi residu yang mengalami mutasi dengan menggunakan program Pymol. IV.1 PCR Multiplek
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II
ISBN : 978-602-97522-0-5 PROSEDING SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II Konstribusi Sains Untuk Pengembangan Pendidikan, Biodiversitas dan Metigasi Bencana Pada Daerah Kepulauan SCIENTIFIC COMMITTEE: Prof.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya (Depkes RI, 2011). Manusia adalah satu-satunya tempat untuk. termasuk bakteri aerob obligat (Todar, 2009).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TUBERKULOSIS 1. Pengertian Tuberkulosis Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis atau kuman TB. Sebagian bakteri ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama kesehatan global. World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi Mycobacterium
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan obat saat ini tengah mengalami kemajuan yang cukup pesat dengan semakin banyaknya peneliti yang melakukan penelitian dan menciptakan berbagai macam obat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena resistensi tuberkulosis ( TB). MDR-TB didefinisikan sebagai keadaan resistensi terhadap setidaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi masalah kesehatan yang utama di dunia maupun di Indonesia. Penyakit Tuberkulosis merupakan penyebab
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bakteri Asam Laktat Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase negatif yang dapat memproduksi asam laktat dengan cara memfermentasi karbohidrat, selnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak saja di Indonesia, tapi juga diseluruh dunia. Selain virus sebagai penyebabnya, bakteri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etiologi dan Patogenesis Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium
Lebih terperinciAliran elektron pembawa elektron berupa satu seri protein pembawa elektron dan lipid (quinone)
Aliran elektron pembawa elektron berupa satu seri protein pembawa elektron dan lipid (quinone) Setiap pembawa elektron mempunyai potensial elektroda yang berbeda serta mentransfer elektron ke pembawa dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang terutama disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, sebagian kecil oleh bakteri Mycobacterium africanum dan Mycobacterium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut terdapat di negara-negara berkembang dan 75% penderita TB Paru adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis paru selanjutnya disebut TB paru merupakan penyakit menular yang mempunyai angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Menurut World Health Organization
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggandaan dan penyediaan asam amino menjadi amat penting oleh karena senyawa tersebut dipergunakan sebagai satuan penyusun protein. Kemampuan jasad hidup untuk membentuk
Lebih terperinciRetikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)
Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia. Menurut laporan status global WHO (2016), perilaku merokok telah membunuh sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dan untuk mengenang jasanya bakteri ini diberi nama baksil Koch,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Tuberculosa adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam, makanya dikenal sebagai Batang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu melalui inhalasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman tuberkulosis
Lebih terperinciProtein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
A. Protein Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Penyakit Tuberkulosis paru Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut biasanya masuk ke dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang paling sering mengenai organ paru-paru. Tuberkulosis paru merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Tuberkulosis adalah penyakit yang penularannya langsung dari penderita TB yang terinfeksi oleh strain TB yaitu Microbacterium tuberculosis. Menurut
Lebih terperinciSecara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI
Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberculosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberculosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi
Lebih terperinciBAB III. SUBSTANSI GENETIK
BAB III. SUBSTANSI ETIK Kromosom merupakan struktur padat yg tersusun dr komponen molekul berupa protein histon dan DNA (kumpulan dr kromatin) Kromosom akan tampak lebih jelas pada tahap metafase pembelahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah diketahui bahwa ketinggian menimbulkan stress pada berbagai sistem organ manusia. Tekanan atmosfer menurun pada ketinggian, sehingga terjadi penurunan tekanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mycobacterium Tuberculosis 1. Etiologi Mycobacterium adalah salah satu bakteri yang banyak ditemukan di masyarakat. Salah satu spesiesnya adalah Mycobacterium tuberculosis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi merupakan peristiwa masuknya mikroorganisme ke suatu bagian di dalam tubuh yang secara normal dalam keadaan steril (Daniela, 2010). Infeksi dapat disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama di Asia dan Afrika. Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyebab utama kesakitan dan kematian didunia terutama di Asia dan Afrika. Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah tersedia tapi sampai saat ini
Lebih terperinci5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor
1. Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah. a. suhu b. cahaya c. hormon d. makanan e. ph 2. Hormon yang termasuk ke dalam jenis hormon penghambat pertumbuhan
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords : Mycobacterium tuberculosis, Resistance, Isoniazid, Rifampin, Streptomycin, Ethambutol. xviii
ABSTRACT Background : Tuberculosis is a leading cause disease of death in infectious diseases. Until now there are many cases of M. tuberculosis resistance to primary choice anti tuberculosis drugs (ATD).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penularan langsung terjadi melalui aerosol yang mengandung
Lebih terperinciSecara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI
Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria
Lebih terperinciS T O P T U B E R K U L O S I S
PERKUMPULAN PELITA INDONESIA helping people to help themselves * D I V I S I K E S E H A T A N * S T O P T U B E R K U L O S I S INGAT 4M : 1. MENGETAHUI 2. MENCEGAH 3. MENGOBATI 4. MEMBERANTAS PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan
Lebih terperinciorganel yang tersebar dalam sitosol organisme
STRUKTUR DAN FUNGSI MITOKONDRIA Mitokondria Mitokondria merupakan organel yang tersebar dalam sitosol organisme eukariot. STRUKTUR MITOKONDRIA Ukuran : diameter 0.2 1.0 μm panjang 1-4 μm mitokondria dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) merupakan bakteri
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mycobacterium tuberculosis Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) merupakan bakteri intraseluler sebagai agen penyebab penyakit tuberkulosis pada manusia. Bakteri ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Dalam perkembangannya, tuberkulosis telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Persetujuan Komisi Etik
Lampiran 1. Surat Persetujuan Komisi Etik 81 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian 82 83 84 Lampiran 3. Surat Ijin Pembelian Bakteri 85 Lampiran 4. Rancangan Anggaran Biaya 86 Lampiran 5. Lembar penjelasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB Paru) sampai saat ini masih masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dimana hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukan
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS SKRIPSI. Oleh : Lisa Prihutami J2A
ANALISIS KESTABILAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS SKRIPSI Oleh : Lisa Prihutami J2A 002 035 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aerob yang tahan asam. Sifat aerob pada kuman M.tuberculosis ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 4 /µm dan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
14 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Konfirmasi bakteri C. violaceum dan B. cereus dilakukan dengan pewarnaan Gram, identifikasi morfologi sel bakteri, sekuensing PCR 16s rdna dan uji kualitatif aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis bersifat tahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Health
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir tahun 2015, United Nation Program on HIV/AIDS (UNAIDS) melaporkan bahwa secara global sekitar 36.7 juta orang hidup dengan HIV dan 2.1 juta orang baru terinfeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar atau sekitar 80%, menyerang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar atau sekitar 80%, menyerang paru (DepKes RI, 2005).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) complex (Isbaniyah et al., 2011;
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) complex (Isbaniyah et al., 2011; World Health Organization,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. Dalam situasi TB di dunia yang memburuk dengan meningkatnya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Antimikroba Menurut Setiabudy (2011) antimikroba adalah obat pembasmi mikroba, terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit. Khususnya mikroba yang merugikan
Lebih terperinciMateri Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru
1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
Lebih terperinciSMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses
Lebih terperinciBAHAN GENETIK SITOPLASMA
BAHAN GENETIK SITOPLASMA Bahan genetik Kromosom Ekstrakromosom Prokaryot: Plasmid Bahan genetik ekstrakromosom Eukaryot: Mitokondria Kloroplast Bahan genetik sitoplasma Sel Suharsono. 2005. BTK505. IPB
Lebih terperinci2.1.Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya.
2.1.Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Gejala utama adalah batuk selama 2 minggu atau lebih, batuk disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengawet adalah substansi kimia yang berguna untuk melindungi produksi makanan, stimulan, produksi obat-obatan, dan kosmetik untuk melawan perubahan berbahaya yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga mengenai organ tubuh lainnya (Departemen Kesehatan RI, 2007). Terdapat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tuberculosis (TB) a. Definisi dan etiologi Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, sebagian besar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Arti tuberkulosis. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Arti tuberkulosis. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis ). Sebagian besar kuman tuberkulosis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Pengertian Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang di sebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia. Pada tahun 2012 diperkirakan 8,6 juta orang terinfeksi TB dan 1,3 juta orang meninggal karena penyakit ini (termasuk
Lebih terperinciIdentifikasi Faktor Resiko 1
IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO TERJADINYA TB MDR PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA KOTA MADIUN Lilla Maria.,S.Kep. Ners, M.Kep (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK Multi Drug
Lebih terperinciENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu
ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu terikat pada satu atau lebih zat-zat yang bereaksi. Dengan demikian enzim menurunkan barier energi (jumlah energi aktivasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia. Mycobacterium tuberculosis,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia. Mycobacterium tuberculosis, agen penyebab TB yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus infeksi bakteri semakin meningkat setiap tahunnya. Infeksi bakteri dapat diobati dengan antibiotika yang sesuai. Namun terdapat penyalahgunaan antibiotika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis (MTB). TB paling sering menjangkiti paru-paru dan TB paru sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini paling sering menyerang organ paru dengan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyebab tingginya angka kematian di Indonesia maupun di dunia adalah penyakit infeksi (Priyanto, 2009). Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh
Lebih terperinci19/10/2016. The Central Dogma
TRANSKRIPSI dr.syazili Mustofa M.Biomed DEPARTEMEN BIOKIMIA DAN BIOLOGI MOLEKULER FK UNILA The Central Dogma 1 The Central Dogma TRANSKRIPSI Transkripsi: Proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Nannochloropsis sp. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama hidupnya tetap dalam bentuk plankton dan merupakan makanan langsung bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit degeneratif, seperti kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, stroke, sirosis hati, katarak,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit yang mudah menular dimana dalam tahun-tahun terakhir memperlihatkan peningkatan dalam jumlah kasus baru maupun jumlah angka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang biasanya sering menyerang paru, tetapi juga bisa menyerang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Nigeria sering menggunakan kombinasi obat herbal karena dipercaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip pengobatan kombinasi terhadap suatu penyakit telah lama dikembangkan dalam pengobatan kuno. Masyarakat Afrika Barat seperti Ghana dan Nigeria sering menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah yang bersifat akut, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam
Lebih terperinci2016 GAMBARAN MOTIVASI KLIEN TB PARU DALAM MINUM OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT DUSTIRA KOTA CIMAHI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Depertemen Kesehatan RI (2008) Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Sampai saat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat dan secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).
Lebih terperinciKomponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012
Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.
Lebih terperinciBIOMOLEKUL II PROTEIN
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 22 Sesi NGAN BIOMOLEKUL II PROTEIN Protein dan peptida adalah molekul raksasa yang tersusun dari asam α-amino (disebut residu) yang terikat satu dengan lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksius dapat disebabkan oleh invasi organisme mikroskopik yang disebut patogen. Patogen adalah organisme atau substansi seperti bakteri, virus, atau parasit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa, Mycobacterium bovis serta Mycobacyerium avium, tetapi lebih sering disebabkan oleh
Lebih terperinciProtein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan
Lebih terperinciTINJAUAN TENTANG HIV/AIDS
BAB 2 TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS 2.1 Pengenalan Singkat HIV dan AIDS Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, HIV adalah virus penyebab AIDS. Kasus pertama AIDS ditemukan pada tahun 1981. HIV
Lebih terperinciBEBERAPA MUTASI GEN katg ISOLAT KLINIS Mycobacterium tuberculosis RESISTEN ISONIAZID TESIS. ELFIRA ROSA PANE NIM: Program Studi Kimia
BEBERAPA MUTASI GEN katg ISOLAT KLINIS Mycobacterium tuberculosis RESISTEN ISONIAZID TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh: ELFIRA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam,
Lebih terperinci