BAB I. pareparekota.bps.go.id

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I. pareparekota.bps.go.id"

Transkripsi

1 BAB I

2 DIREKTORI HOTEL DAN AKOMODASI LAINNYA KOTA PAREPARE TAHUN 2015 ISSN : NomorPublikasi : Katalog BPS : UkuranBuku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : v + 18 Halaman Naskah : Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Parepare Penyunting : Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Parepare Gambar Kulit : Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Parepare Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Dicetakoleh : Catatan: Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya. Direktori Hotel danakomodasilainnya Kota Parepare 2015 i

3 KATA PENGANTAR Publikasi Direktori Hotel dan Akomodasi Lainnya Kota Parepare Tahun 2015 merupakan publikasi tahunan yang di terbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kota Parepare. Dalam publikasi ini membuat tabel-tabel, menyajikan ruang lingkup dan cakupan, konsep dan definisi sertaulasan singkat. Penyajian publikasi ini dimaksudkan agar konsumen data dapat mengetahui gambaran lebih rinci mengenai berbagai hal yang terkait dengan keterangan pokok fasilitas akomodasi/perhotelan di Kota Parepare seperti banyaknya akomodasi, banyaknya kamar dan tempat tidur, banyaknya pekerja serta jumlah tamu yang dating dan menginap. Diharapkan publikasi Direktori Hotel dan Akomodasi Lainnya ini mampu memenuhi harapan kebutuhan para konsumen data, baik itu instansi pemerintah, swasta maupun akademis sebagai bahan masukan, rujukan perencanaan dan evaluasi ataupun penelitian di sektor yang terkait dengan Akomodasi/Perhotelan. Terima kasih dan penghargaan diucapkan kepada semua pihak yang telah membantu hingga terbitnya publikasi ini. Parepare, 25 September 2015 Badan Pusat StatistiK Kota Parepare Kepala, Ir. Ari Prihandini, M.Si NIP ii Direktori Hotel danakomodasilainnya Kota Parepare 2015

4 DAFTAR ISI Halaman Halaman Katalog Publikasi... Kata Pengantar... i ii Daftar Isi... iii Daftar Lampiran Tabel... Daftar Grafik... I. Pendahuluan LatarBelakang Ruang Lingkup dan Cakupan Konsep dan Definisi Penyajian Data... 8 ll. UlasanSingkat Lampiran Tabel iv v Direktori Hotel danakomodasilainnya Kota Parepare 2015 iii

5 DaftarTabel Tabel Halaman 1. Jumlah Pengunjung Hotel dan Akomodasi Lain di Kota Parepare Tahun Jumlah Kamar, Tempat Tidur dan Kapasitas Tamu Hotel dan Akomodasi Lainnya di Kota Parepare Tahun Jumlah Hotel atau Akomodasi Lainnya menurut Fasilitas yang dimilikinya di Kota Parepare Tahun iv Direktori Hotel danakomodasilainnya Kota Parepare 2015

6 DaftarGrafik Grafik Halaman 1. Persentase Pekerja Hotel dan Akomodasi Lainnya menurut Jenis Kelamin di Kota Parepare Tahun Direktori Hotel danakomodasilainnya Kota Parepare 2015 v

7 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata cukup penting dilakukan oleh setiap daerah, tidak hanya dalam rangka peningkatan penerimaan PAD Daerah, akan tetapi juga peningkatan dan pengembangan sektor yang lain seperti : perdagangan, jasa pelengkap pariwisata, industri makanan dan minuman, angkutan, dsb. Sehingga pengelolaan sektor pariwisata berserta sektor pelengkapnya akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan peningatan pendapatan masyarakat. Salah satu sektor yang terkait erat dengan sektor pariwisata adalah sektor jasa akomodasi atau tempat penginapan, baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara. Berdasarkan data hunian hotel tahun 2013, jumlah hunian hotel mengalami peningkatan sebesar 21,59 persen. Sebagai salah satu dasar dalam perencanaan, pengembangan dan evaluasi sektor pariwisata baik pemerintah atau swasta, maka diperlukan suatu direktori atau data base jasa akomodasi akomodasi atau penginapanyang terdapat disuatu daerah. Kota Parepare

8 Pada publikasi ini, akomodasi terbagi menjadi dua yaitu Hotel Berbintang dan Akomodasi Lainnya. Usaha akomodasi lainnya mencakup antara lain usaha hotel melati, wisma, losmen, pondok wisata, dan penginapan remaja atau sering disebut dengan youth hostel. 2. Ruang lingkup dan Cakupan Dalam Publikasi ini, data hotel dan akomodasi lainnya dikumpulkan di seluruh Kota Parepare melalui Survei Tingkat Penghunian Kamar Hotel Listing (daftar VHT-L) yang mencakup : 1. Semua hotel berbintang yang ada di wilayah Kota Parepare, berdasarkan klasifikasi hotel yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2. Semua akomodasi lainnya yang ada di wilayah Kota Parepare, dan memiliki izin usaha dari dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 3. Konsep dan Definisi a. Hotel/ Akomodasi Usaha akomodasi ialah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, dan setiap orang dapat menginap, makan, 2 Kota Parepare 2015

9 serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Hoteladalah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian dari padanya yang khusus disediakan, dimana setiap orang dapat menginap dan makan serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran (mempunyai restauran yang berada di bawah managemen hotel tersebut). Selanjutnya Direktur Jendral Parawisata menetapkan klasifikasi hotel ke dalam : - Hotel Bintang -Hotel Melati b. Hotel Berbintang Hotel Bintang adalah hotel-hotel yang berdasarkan penilitian team penilai Ditjen Parawisata telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Persyaratan tersebut antara lain : 1. Persyaratan fisik, lokasi hotel, kondisi bangunan dan sebagainya. 2. Bentuk pelayanan yang diberikan. Kota Parepare

10 3. Kualifikasi tenaga kerja yang meliputi pendidikan, kesejahteraan karyawan dan sebagainya. 4. Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia seperti lapangan kolam renang, diskotik, dan sebagainya. 5. Jumlah kamar yang tersedia. Hotel bintang diklasifikasikan menurut : 1. Bintang satu 2. Bintang dua 3. Bintang tiga 4. Bintang empat 5. Bintang lima c. Akomodasi Lain Akomodasi lainnya adalah usaha penyediaan tempat penginapan yang tidak termasuk kriteria di atas seperti wisma, losmen dll. d. Hotel Melati Hotel Melati adalah suatu usaha yang menggunakan satu bangunan atau sebagian dari padanya yang khusus yang disediakan, dimana setiap orang dapat menginap dan makan (jika ada restoran), tanpa makan (jika tidak ada restoran) serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Yang tergolong hotel melati antara lain : Hotel, 4 Kota Parepare 2015

11 Motel, Losmen, Penginapan, Pondok, Bungalow, dan lain sebagainya. Hotel melati dikelompokkan menurut jumlah kamar yaitu: 1. < 9 kamar (melati lainnya) kamar (melati satu) kamar (melati dua) > kamar (melati tiga) e. Penginapan Remaja (youth hostel) Penginapan remaja(youth Hostel) adalah usaha jasa pelayanan penginapan bagi remaja sebagai akomodasi dalam rangka kegiatan pariwisata dengan tujuan untuk rekreasi, memperluas pengetahuan/pengalaman. f. Pondok Wisata Pondok wisata(home Stay) adalah usaha jasa pelayanan penginapan bagi umum yang dilakukan perorangan dengan menggunakan sebagian atau seluruh dari tempat tinggalnya (dengan pembayaran harian). g. Jasa Akomodasi Lainnya Akomodasi lainnya adalah usaha penyediaan tempat penginapan yang tidak termasuk kriteria di atas seperti wisma, losmen dll. Kota Parepare

12 h. Tenaga Kerja Dibayar Tenaga kerja dibayar adalah semua orang yang bekerja di perusahaan/usaha dengan mendapatkan upah dan gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya baik berupa uang maupun barang. i. Tenaga Kerja Tidak Dibayar Tenaga kerja tidak dibayar ialah orang yang bekerja pada perusahaan dengan tidak menerima upah dan gaji sebagaimana yang berlaku di perusahaan tersebut. Tenaga kerja ini biasanya berasal dari pekerja pemilik/pengusaha dan pekerja keluarga lainnya. j. Direktur Utama Direktur/General Manager, adalah orang yang berwenang merumuskan dan menetapkan suatu kebijaksanaan dan program umum perusahaan, atau organisasi sesuai dengan batas wewenang yang diberikan oleh suatu badan pengurus atau badan pimpinan yang serupa seperti dewan komisaris. k. Manager/Asisten Manager Manager/asisten manager, adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab dalam merencanakan, mengatur serta mengendalikan penyelenggaraan usaha. 6 Kota Parepare 2015

13 l. Pekerja Teknis Pekerja teknis, adalah pekerja yang bertugas menangani bidang pekerjaan yang berkaitan langsung dengan kegiatan operasional perusahaan/usaha. Seperti pekerja pemasaran/ humas, pemeliharaan (maintenance)/perbaikan, resepsionis/ informasi, juru masak, petugas kamar, petugas bar dan restoran. m. Pekerja Administrasi Pekerja administrasi, adalah pekerja yang menangani administrasi, keuangan/akunting, kepegawaian dan umum. n. Pekerja lainnya Pekerja lainnya adalah pekerja yang sifat pekerjaannya mendukung kegiatan operasional perusahaan/usaha, seperti pekerja operator telepon, binatu, keamanan dan tukang kebun. o. Bentuk Badan Hukum Bentuk badan hukum adalah suatu status badan hukum yang telah dimiliki oleh suatu kegiatan ekonomi/usaha berdasarkan akte pendiriannya yang dikeluarkan oleh notaris, berupa akte notaris, atau berdasarkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang. Kota Parepare

14 4. PENYAJIAN DATA Data mengenai hotel berbintang dan usaha akomodasi lainnya, seperti telah disebutkan pada penjelasan ruang lingkup dan cakupan data, meliputi seluruh Kecamatan/kota di Kota Parepare. Penyajian data ini mengenai informasi dasar keberadaan hotel/akomodasi lain. Serta seluruh fasilitas yang dimiliki oleh hotel dan akomodasi lain pada tahun 2013 baik fasilitas kamar maupun umum, berupa : 1) Kamar ber AC 2) Kamar ber TV/TV Kabel 3) Freezer/Mini Bar 4) Air Mandi Panas dan Dingin 5) Rak Koper 6) Lemari Pakaian 7) Meja dan Kursi Duduk 8) Saluran Komunikasi Internal dan Eksternal 9) Jaringan Internet 10) Tempat Bermain Anak (Play Ground) 11) Pelayanan Antara Jemput (Transfer Service) 12) Tempat Penitipan Barang 13) Kolam Renang 14) Lapangan Tenis 15) Squash 16) Salon kecantikan/barber Shop 8 Kota Parepare 2015

15 17) Toko Cinderamata 18) Money Changer 19) Minimarket 20) Biro/Angen Perjalanan Wisata 21) Meeting/Function Room 22) ATM 23) WIFI 24) Diskotik/Café 25) Karaoke 26) Pusat Kebudayaan 27) Spa 28) Binatu 29) Hospitality Room 30) Restoran Kota Parepare

16 BAB II ULASAN SINGKAT Perkembangan sektor parawisata di Kota Parepare tidak terlepas dari peran aktif yang di lakukan oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan pariwisata untuk menggalakkan kegiatan ekonomi, sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat serta pendapatan asli daerah dapat meningkat melalui upaya pembangunan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan suatu daerah. Indikator keberhasilan kepariwisataan di suatu daerah dapat ditunjukkan dari banyaknya hotel/wisma/penginapan yang tersedia dan arus wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah. Objek wisata di Kota Parepare antara lain : Pantai Lumpue,Pantai Tonrangeng,Pantai Mattirotasi (Pantai Bibir) serta Hutan Kota Jompie, Sumur Jodoh Soreang, Goa Tompangeng (Goa Kelelawar), Desa Wisata Wattang Bacukiki, Salo Karajae, Musium Gandaria, Kompleks Makam Datu Lacincin, dan Pasar Senggol. Objek wisata yang paling menarik banyak wisatawan adalah Pasar Senggol, yang merupakan lokasi wisata belanja barang-barang impor bekas pakai, utamanya pakaian. 10 Kota Parepare 2015

17 A. Pengunjung Hotel dan Akomodasi Lainnya Dari hasil pendataan yang dilakukan Badan Pusat Statistik Kota Parepare pada tahun 2015 terhadap 35 hotel dan akomodasi lain yang ada di Kota Parepare, jumlah pengunjung hotel berbintang dan akomodasi lain pada tahun 2014 sekitar orang dengan perbandingan 99,05 persen merupakan wisatawan domestik dan 0,95 persen merupakan wisatawan mancenagara.secara umum jumlah pengujung hotel dan akomodasi lainnya pada tahun 2014 mengalami penurunan. Tabel 1. Jumlah Pengunjung Hotel Bintang dan Akomodasi lain di Kota Parepare Tahun Tahun Domestik Jumlah Wisatawan Mancanegara Total (1) (2) (3) (4) Kota Parepare

18 B. Jumlah Kamar dan Kapasitas Tamu Pembangunan hotel dan akomodasi lainnya di Kota Parepare terus mengalami pertambahan dari tahun ke tahun, baik dari segi fisik bangunan hotel tetapi juga fasilitas yang ditawarkan oleh masing-masing hotel/akomodasi lainnya. Pertumbuhan hotel/akomodasi lainnya ini disebabkan oleh semakin banyaknya wisatawan domestik baik untuk berbelanja maupun menikmati keindahan alam/pantai di Kota Parepare Jumlah kamar yang tersedia dari seluruh hotel dan akomodasi lain pada tahun 2014 di Kota Parepare sebanyak kamar dengan jumlah tempat tidur tersedia sebanyak unit dan kapasitas tamu orang. Berdasarkan jenis kamar, terbagi menjadi 2 jenis yaitu kamar non suite (standart, superior dan dulux) dan kamar suite (junior suite, suite dan presidential suite). Hotel dan penginapan di Kota Parepare pada tahun 2014 yang memiliki kamar non suite sebanyak 35 hotel/penginapan dengan jumlah kamar sebanyak 726 kamar, tempat tidur dan dengan kapasitas tamu sebanyak orang. Sedangkan jenis kamar suite hanya dimiliki oleh 10 hotel/penginapan dengan jumlah kamar sebanyak 52 kamar, 69 tempat tidur dan kapasitas tamu sebanyak 114 orang. 12 Kota Parepare 2015

19 Tabel 2. Jumlah Kamar, Tempat Tidur dan Kapasitas Tamu Hotel Bintang dan Akomodasi lain menurut Jenis Kamar di Kota Parepare Tahun 2014 Kategori Non Suite Jenis Kamar Suite Total (1) (2) (3) (4) Kamar Tempat Tidur Kapasitas Tamu C. Ruang Pertemuan Dari sebanyak 35 hotel/penginapan pada tahun 2014 di Kota Parepare terdapat 10 hotel/penginapan yang memiliki ruang pertemuan dengan rincian : a. Kapasitas < 50 orang : 3 hotel/penginapan b. Kapasitas orang : 5 hotel/penginapan c. Kapasitas orang : 6 hotel/penginapan d. Kapasitas orang : 4 hotel/penginapan Kota Parepare

20 D. Tenaga Kerja Keberadaan hotel/akomodasi lainnya memiliki banyak keuntungan bagi masyarakat, salah satunya adalah pencipataan lapangan kerja baik pekerja yang langsung bekerja di hotel/akomodasi maupun sektor lain yang menunjang, seperti : bintu, makanan/catering, dll dimana hotel/akomodasi lainnya tidak menyediakan sendiri fasilitas tersebut. Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam sektor perhotelan dan akomodasi lainnya di Kota Parepare tahun 2014 sebanyak 401 orang, yang terdiri dari 342 pekeja tetap (85,29 persen) dan 59 pekerja tidak dibayar (14,71 persen). Jumlah pekerja laki-laki sebanyak 234 orang (58,35 persen) dan pekerja perempuan sebanyak 167 orang (41,65 persen). Gambar2.Persentase Tenaga Kerja Hotel danakomdasi lain menurut Jenis Kelamindi Kota Parepare Tahun Kota Parepare 2015

21 E. Tingkat Penghuni Kamar (TPK) Hotel Berbintang Tingkat Penghunian Kamar merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat aktivitas prhotelan dan penginapan di suatu daerah, dengan besaran Tingkat Penghunian Kamar (TPK) akan terlihat sejauh mana tingkat penggunaan kamar yang tersedia pada suatu wilayah tertentu, khususnya di Kota Parepare. Pada tahun 2014 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) untuk hotel berbintang secara keseluruhan mencapai 30,14 persen atau dapat dikatakan selama tahun 2014 rata-rata kamar terpakai setiap malam dari seluruh kamar yang tersedia pada hotel berbintang sebesar 30,14 persen. Tingkat pemakaian tempat tidur hotel berbintang di Kota Parepare tahun 2014 sebanyak 23,44 persen. Jadi rata-rata tempat tidur terpakai setiap malam dari seluruh tempat tidur yang tersedia pada hotel berbintang sebesar 23,44 persen. F. Tingkat Penghuni Kamar (TPK) Hotel/Penginapan Lainnya Pada tahun 2014 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) untuk hotel/penginapan lainnya secara keseluruhan mencapai 26,63 persen atau dapat dikatakan selama tahun 2014 rata-rata kamar terpakai setiap malam dari seluruh kamar yang tersedia pada hotel berbintang sebesar 26,63 persen. Kota Parepare

22 Tingkat pemakaian tempat tidur hotel berbintang di Kota Parepare tahun 2014 sebanyak 32,14 persen. Jadi rata-rata tempat tidur terpakai setiap malam dari seluruh tempat tidur yang tersedia pada hotel berbintang sebesar 32,14 persen 16 Kota Parepare 2015

23 LAMPIRAN DAFTAR NAMA HOTEL DAN ALAMATNYA DI KOTA PAREPARE NO. NAMA HOTEL ALAMAT (1) (2) (3) 1 Hotel Yusida JL. PinggirLaut No 3. (0421) Hotel Cahaya Ujung Jl. BauMasepe. (0421) Hotel Ritch Jl. Abu Bakar No 6, (0421) Hotel EdotelWisata Jl. Matahari No. 1 (0421) Hotel Pare Wisata Jl. Sulawesi (0421) Hotel Gazzaz Jl Dg Perani No. 7, (0421) Hotel Mario Jl. Jend. Sudirman (0421) Hotel Fortuna Jl. AndiSinta No. 39 (0421) PenginapanTali Super Jl Bukit Indah, (0421) Hotel Denpasar Jl. Abu BakarLambogo 11 Hotel Siswa Jl. Baso Dg Patompo No. 30 (0421) Hotel Kumalasari Jl. Calakara No 5 (0421) Hotel Permatasari Jl. A. Makassau No. 52 (0421) Hotel Delima Sari Jl. A. Makassau No 67 (0421) Hotel Nirwana Jl. BauMassepe No. 193 (0421) Hotel Graha Indah Jl. BauMassepe No. 9 Lumpue Direktori Hotel danakomodasilainnya Kota Parepare

24 17 Hotel Bukit Kenari Jl. JendSudirman No Hotel Platinum Jl. Industri Kecil 19 Hotel Ashar Jl. Sultan Hasanuddin No. 9 (0421) Hotel PuriGandaria Indah Jl. BauMassepe No 17 Lumpue 21 Hotel Gandaria II Jl. Samparaja No 4, Kel. Ujung Bulu 22 Hotel Gandaria I Jl. BauMassepe No 395 KelMallusetasi 23 Hotel Bugis Jl. Dg. Pawero No 1 (0421) Hotel Lotus Jl. Sasilia No Hotel Grand Star Jl. Dg. Pawero No 12 (0421) Hotel SatriaWisata Jl. Abu BakarLambogo (0421) WismaTidar Jl. A. Cammi No 100, Tlp. (0421) WismaMawarMelati JlDelima, Tlp. (0421) WismaLumpue Jl. BauMassepe 30 WismaHarapan Lumpue (Masuk Terminal) 31 WismaAr Rahman Jl. MatirotasiBaru 32 Penginapan Metro Jl. Lapadde Mas No WismaMitraSelaras Jl. A. Cammi No. 94,Tlp. (0421) Direktori Hotel danakomodasilainnya Kota Parepare 2014

25 2Kota Parepare 2015

Direktori Hotel & Akomodasi Lainnya Kota Parepare 2014 Badan Pusat Statistik Kota Parepare

Direktori Hotel & Akomodasi Lainnya Kota Parepare 2014 Badan Pusat Statistik Kota Parepare Katalog BPS : 1305043.7372 Direktori Hotel & Akomodasi Lainnya Kota Parepare 2014 Badan Pusat Statistik Kota Parepare Direktori Hotel & Akomodasi Lainnya Kota Parepare 2014 DIREKTORI HOTEL DAN AKOMODASI

Lebih terperinci

DIREKTORI HOTEL DAN AKOMODASI LAINNYA KOTA PAREPARE TAHUN 2013

DIREKTORI HOTEL DAN AKOMODASI LAINNYA KOTA PAREPARE TAHUN 2013 DIREKTORI HOTEL DAN AKOMODASI LAINNYA KOTA PAREPARE TAHUN 2013 ISSN : Nomor Publikasi/ Publication Number : 7372.4.1001 Katalog BPS/ BPS Catalog : 1305043.7372 Ukuran Buku/ Book Size : 21 cm x 15 cm Jumlah

Lebih terperinci

KOTA BATU KATALOG BPS : 35794. 15.01 KOTA BATU ISSN : No. Publikasi : 35794.14.01 Katalog BPS : Ukuran Buku : 21 cm x 28 cm Jumlah Halaman : V + 30 Halaman Naskah : Seksi Statistik Distribusi Kota Batu

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL PROVINSI PAPUA BARAT 2012 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL PAPUA BARAT 2012 Katalog BPS : 8403001.91 ISSN : 2303-0038 No. Publikasi

Lebih terperinci

STATISTIK PERHOTELAN KOTA BATU TAHUN 217 ISSN : No. Publikasi : 3579.17.5 Katalog BPS : 8435.3579 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 17,6 cm x 25 cm : IV + 42 Halaman Penyunting Naskah : Seksi Statistik Distribusi

Lebih terperinci

STATISTIK PERHOTELAN PROVINSI PAPUA BARAT Hotel Statistics of Papua Barat Province 2008 BPS Provinsi Papua Barat BPS Statistics of Papua Barat Province STATISTIK PERHOTELAN PROVINSI PAPUA BARAT 2008 Hotel

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2013 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2013 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT VHTL (1) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2013 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT (2) (3) 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Kelurahan/Desa

Lebih terperinci

Katalog : pareparekota.bps.go.id

Katalog : pareparekota.bps.go.id Katalog : 1101002.7372011 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 ISSN : Katalog BPS : 1101002.7372011 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktori Hotel dan Akomodasi Lainnya 2015 merupakan salah satu publikasi yang sangat penting dan turut memperkaya ragam data yang disajikan BPS kepada masyarakat pengguna data sebagai implementasi

Lebih terperinci

Katalog :

Katalog : Katalog : 1101002.7372020 STATISTIK DAERAH KECAMATAN UJUNG 2016 ISSN : Katalog BPS : 1101002.7372020 No.Publikasi : 73720.1609 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah halaman : 21 halaman Naskah : Seksi Neraca

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012 Katalog : 1101002.7372011 1101002 i STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012 ISSN : Katalog BPS : 1101002.7372011 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah Halaman : 20 halaman Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

STATISTIK TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL JAWA TENGAH 2015 ISSN : 0216-5929 Katalog BPS : 8403001.33 No. Publikasi : 33540.1603 Ukuran Buku : 18,2 cm x 25,7 cm Jumlah Halaman : xi + 81 halaman Naskah :

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAREPARE KECAMATAN SOREANG pareparekota.bps.go.id JL. JEND. SUDIRMAN NO.

STATISTIK DAERAH BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAREPARE KECAMATAN SOREANG pareparekota.bps.go.id JL. JEND. SUDIRMAN NO. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAREPARE Katalog : 1101002.7372030 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SOREANG 2015 JL. JEND. SUDIRMAN NO. 66 KOTA PAREPARE Katalog : 1101002.7372030 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SOREANG

Lebih terperinci

Direktori Hotel dan Jasa Akomodasi Lainnya Kota Batam 2015 Katalog BPS : Ukuran Buku : 21 Cm X 28 Cm Jumlah Halaman : ii + 36 Halaman Naskah : Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Batam Gambar Kulit : Seksi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Saran konstruktif dari para pengguna data sangat diharapkan untuk penyempurnaan publikasi mendatang.

KATA PENGANTAR. Saran konstruktif dari para pengguna data sangat diharapkan untuk penyempurnaan publikasi mendatang. KATA PENGANTAR Publikasi Statistik Perhotelan Kota Semarang Tahun 2014 terwujud berkat kerjasama antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang dengan Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Publikasi

Lebih terperinci

Direktori Hotel dan Jasa Akomodasi Lainnya Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 No. Publikasi : 21000.1404 Katalog BPS : 1305043.21 Ukuran Buku : 14.8 Cm X 21 Cm Jumlah Halaman : v + 135 Halaman Naskah :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keunggulan Bersaing Dewasa ini semakin diyakini bahwa kunci utama dalam memenangkan persaingan adalah dengan memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian

Lebih terperinci

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4 Lampiran 4.1 Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4 Untuk membangun sebuah Hotel Resort khususnya Bintang 4 harus memperhatikan persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut : 1. Lokasi dan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 58/10/76/Th. X, 3 Oktober TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG AGUSTUS MENCAPAI 61,93 PERSEN Tingkat Penghunian

Lebih terperinci

Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPK) Di Provinsi Sulawesi Barat

Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPK) Di Provinsi Sulawesi Barat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Bulan BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPK) Di Provinsi Sulawesi Barat, TPK Hotel Bintang Mencapai 41, 74 persen. Tingkat Penghunian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa Negara. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus sebagai peluang

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL (TPK) Perub. September terhdp er 2017 er KLASIFIKASI HUNIAN. Perub. September. Agustus 2017.

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL (TPK) Perub. September terhdp er 2017 er KLASIFIKASI HUNIAN. Perub. September. Agustus 2017. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Bulan September BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPK) Di Provinsi Sulawesi Barat September, TPK Hotel Bintang sebesar 30,61 persen.

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 54/09/76/Th.XI, 04 September TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG JULI MENCAPAI 33,88 PERSEN Tingkat Penghunian

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 53,21% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,97%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 53,21% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,97% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/07/18/Th.X, 1 Juli 2016 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 53,21% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,97% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT JULI 2016

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT JULI 2016 Pr BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 54/09/76/Th.X, 1 SEPTEMBER TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT JULI Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang di Sulawesi Barat periode mencapai 33,61

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 24/05/76/Th. XI, 2 Mei TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG MARET MENINGKAT 4,59 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR JULI 2017 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 52,52% DAN AKOMODASI LAINNYA 49,93%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR JULI 2017 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 52,52% DAN AKOMODASI LAINNYA 49,93% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/09/18/Th.XI, 4 September 2017 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR JULI 2017 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 52,52% DAN AKOMODASI LAINNYA 49,93% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR NOVEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 50,38% DAN AKOMODASI LAINNYA 37,26%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR NOVEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 50,38% DAN AKOMODASI LAINNYA 37,26% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/01/18/Th.X, 4 Januari 2016 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR NOVEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 50,38% DAN AKOMODASI LAINNYA 37,26% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 08/02/76/Th. XI, 1 Februari 2017 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG DESEMBER MENCAPAI 35,34 PERSEN Tingkat Penghunian

Lebih terperinci

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan zaman diberbagai bidang, berdampak pada semakin kompleksnya kebutuhan akan barang dan jasa. Hal inilah yang mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Untuk menunjang kelancaran arus pariwisata tersebut disadari perlu adanya

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Untuk menunjang kelancaran arus pariwisata tersebut disadari perlu adanya BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Dalam meningkatkan perekonomian Indonesia, pemerintah berusaha menggalakkan industri pariwisata sebagai salah satu sumber devisa negara. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang pariwisata di Indonesia makin berkembang seiring

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang pariwisata di Indonesia makin berkembang seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan bidang pariwisata di Indonesia makin berkembang seiring dengan laju pembangunan. Bidang ini merupakan salah satu sumber penghasil devisa yang juga mendorong

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 03/01/76/Th. XI, 3 Januari 2017 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG NOVEMBER MENCAPAI 90,30 PERSEN Tingkat Penghunian

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 35/06/76/Th. XI, 2 Juni TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG APRIL MENCAPAI 39,18 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR SEPTEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 42,95% DAN AKOMODASI LAINNYA 36,06%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR SEPTEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 42,95% DAN AKOMODASI LAINNYA 36,06% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/11/18/Th.IX, 2 November 2015 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR SEPTEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 42,95% DAN AKOMODASI LAINNYA 36,06% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI MALANG

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI MALANG 2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI MALANG METODOLOGI Desk Research i DAFTAR ISI KOTA MALANG BAB 1. PERTUMBUHAN KOTA MALANG Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Kota Malang, 2010-2014 Grafik 1.2. Pertumbuhan

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2) Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 63/11/76/Th. X, 1 November TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG SEPTEMBER MENCAPAI 34,37 PERSEN Tingkat Penghunian

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2017 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 52,03% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,18%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2017 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 52,03% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,18% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/07/18/Th.XI, 3 Juli 2017 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR MEI 2017 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 52,03% DAN AKOMODASI LAINNYA 43,18% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 45/08/76/Th.XI, 01 Agustus TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG JUNI MENCAPAI 26,06 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pekembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR FEBRUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 47,74% DAN AKOMODASI LAINNYA 44,75%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR FEBRUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 47,74% DAN AKOMODASI LAINNYA 44,75% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/04/18/Th.XI, 3 April 2017 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR FEBRUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 47,74% DAN AKOMODASI LAINNYA 44,75% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam dunia bisnis tumbuh secara pesat, dari beberapa sektor bisnis favorit, pariwisata termasuk salah satunya dan hal ini mendorong perkembangan bidang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR JANUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 57,19% DAN AKOMODASI LAINNYA 45,15%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR JANUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 57,19% DAN AKOMODASI LAINNYA 45,15% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/03/18/Th.XI, 1 Maret 2017 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR JANUARI 2017 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 57,19% DAN AKOMODASI LAINNYA 45,15% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR APRIL 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 57,97% DAN AKOMODASI LAINNYA 41,87%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR APRIL 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 57,97% DAN AKOMODASI LAINNYA 41,87% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/06/18/Th.X, 1 Juni 2016 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR APRIL 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 57,97% DAN AKOMODASI LAINNYA 41,87% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang

Lebih terperinci

Sports Hotel di Kawasan Bukit Gombel Semarang BAB I PENDAHULUAN

Sports Hotel di Kawasan Bukit Gombel Semarang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semarang sebagai ibu kota Propinsi Jawa Tengah merupakan pusat segala kegiatan, baik ekonomi, perdagangan, jasa dan industri serta menjadi pusat interland wilayah Jawa

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR APRIL 2017 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 57,20% DAN AKOMODASI LAINNYA 46,27%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR APRIL 2017 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 57,20% DAN AKOMODASI LAINNYA 46,27% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/06/18/Th.XI, 2 Juni 2017 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR APRIL 2017 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 57,20% DAN AKOMODASI LAINNYA 46,27% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KOTA PAREPARE 2016 STATISTIK DAERAH KOTA PAREPARE 2016 No. Publikasi : 7372.5. Katalog BPS : 1103001.7372 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Penyunting Gambar Kulit Diterbitkan Oleh : 17,6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Indonesia adalah salah satu tujuan wisata yang cukup diminati oleh wisatawan mancanegara, bukan saja karena Indonesia memiliki kekayaan alam yang banyak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI BEKASI

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI BEKASI 2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI BEKASI METODOLOGI Desk Research i DAFTAR ISI BAB I. PERTUMBUHAN HOTEL 1.1. HOTEL BINTANG Grafik 1.1. Jumlah Hotel Bintang di Bekasi, 2011-2015 Grafik 1.2. Jumlah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN SIMALUNGUN No.06/11/1209/Th.XI, Nopember 2012 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG SEPTEMBER 2012 27,82 % No.06/11/1209/Th.XI, Nopember 2012 Pariwisata sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI Peta Kota Batavia pada tahun

LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI Peta Kota Batavia pada tahun LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI 1650 Peta Kota Batavia pada tahun 1627-1632 Peta Kota Batavia pada tahun 1635-1650 Sumber: Sejarah Kota Tua, UPT Kota Tua, 2005 LAMPIRAN 2 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Daerah Istimewa BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1.1.1. Lingkungan Ekternal Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Daerah Istimewa Yogyakarta baik wisatawan nusantara maupun mancanegara setiap tahunnya menjadi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata di dunia dewasa ini berkembang dengan sangat cepat dan dikatakan berada ada tingkat sekunder, artinya keberadaan pariwisata bisa di sejajarkan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA Pariwisata DKI Jakarta No. 43/09/31/Th.XIX, 4 September 2017 KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA Lima Negara asal terbanyak mendatangkan wisman ke Jakarta adalah Arab Saudi, Tiongkok,

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DI KABUPATEN KARIMUN SKRIPSI. Disusun oleh: JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DI KABUPATEN KARIMUN SKRIPSI. Disusun oleh: JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL ANALISIS POTENSI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DI KABUPATEN KARIMUN SKRIPSI Disusun oleh: RIKA MAYASARI 10975005773 JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh wisatawan, baik domestik ataupun mancanegara. Bandung juga memiliki wisata kuliner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti, hal ini terlihat dari sumbangan sektor jasa(tersier) yang mencapai 37,3%

Lebih terperinci

Katalog :

Katalog : Katalog : 1101002.7372010 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI 2014 ISSN : Nomor Publikasi : 73720.1408 Katalog BPS : 1101002.7372010 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah Halaman : 20 halaman Naskah :

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI BEKASI

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI BEKASI 2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI BEKASI METODOLOGI Desk Research i METODOLOGI Dalam melakukan riset industri, kami menggunakan metodologi desk research atau melakukan data gathering dan data intelligent

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR DESEMBER 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 55,61% DAN AKOMODASI LAINNYA 48,82%

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR DESEMBER 2016 PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 55,61% DAN AKOMODASI LAINNYA 48,82% BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/02/18/Th.XI, 16 Februari 2017 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR DESEMBER PROVINSI LAMPUNG, HOTEL BERBINTANG 55,61% DAN AKOMODASI LAINNYA 48,82% Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang

Lebih terperinci

DAFTAR PERIKSA TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA (TDUP)

DAFTAR PERIKSA TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA (TDUP) b Komplek Perkantoran Gedung Bukit Gang, Jl. Jenderal Surman Poros,,, Prov. Kepulauan Riau Telp. (0777) 7366036, 7366037, Fax. (0777) 7366009, Email : bpmpt.kab.karimun@gmail.com, Website : www.dpmptsp.karimunkab.go.id

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL (TPK) KALIMANTAN SELATAN BULAN OKTOBER 2013

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL (TPK) KALIMANTAN SELATAN BULAN OKTOBER 2013 No.68/12/63/Th. XVII, 2 Desember 2013 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL (TPK) KALIMANTAN SELATAN BULAN OKTOBER 2013 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Kalimantan Selatan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata memiliki potensi cukup besar dalam usaha meningkatkan devisa negara. Pariwisata menjadi suatu kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan tidak

Lebih terperinci

STATISTIK HOTEL DAN PARIWISATA DI KOTA TARAKAN, BULAN APRIL 2017

STATISTIK HOTEL DAN PARIWISATA DI KOTA TARAKAN, BULAN APRIL 2017 BPS KOTA TARAKAN No.07/06/6571/Th.XI, 02 Juni STATISTIK HOTEL DAN PARIWISATA DI KOTA TARAKAN, BULAN APRIL TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BERBINTANG BULAN APRIL MENCAPAI 35,28 PERSEN Tingkat Penghunian

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT ~~ ~---

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT ~~ ~--- BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT ~~--------~--- BADAN PUSAT STATISTIK PRO VIM '/ PAPU ~RAT: TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL PAPUA BARAT 2015/2016 Katalog : 8403001. 91 ISSN : 2303-0038 No. Publikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Undang nomor 16 tahun 2009, sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Undang nomor 16 tahun 2009, sebagai berikut : 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pajak 2.1.1. Pengertian Pajak Definisi atau pengertian Pajak menurut Undang-Undang pasal 1 angka 1 Undang-Undang nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sangat terkenal sebagai destinasi tujuan wisatawan berkunjung ke Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar 563.286 Ha dan memiliki penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terus menerus tanpa dibatasi oleh waktu (Kasmir,2004:131). Tidak terkecuali pada persaingan usaha perhotelan di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. terus menerus tanpa dibatasi oleh waktu (Kasmir,2004:131). Tidak terkecuali pada persaingan usaha perhotelan di Indonesia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

Lebih terperinci

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA Pariwisata DKI Jakarta No. 51/11/31/Th.XIX, 01 Nopember 2017 KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA Lima Negara asal terbanyak mendatangkan wisman ke Jakarta adalah Tiongkok, Malaysia,

Lebih terperinci

http://papuabarat.bps.go.id http://papuabarat.bps.go.id TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL PROVINSI PAPUA BARAT 2015 http://papuabarat.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT TINGKAT PENGHUNIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu industri yang berkembang sangat pesat dan mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2016 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2016 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT VHT-L REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2016 * Tujuan : Mendapatkan informasi/karakteristik kegiatan perusahaan/usaha akomodasi. * Objek Survei

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Gili Trawangan Gili Trawangan merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di pinggir pulau Lombok. Dahulunya pulau ini merupakan pulau yang pernah dijadikan

Lebih terperinci

PARIWISATA DKI JAKARTA

PARIWISATA DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA PARIWISATA DKI JAKARTA No.41/09/31/Th.XVIII, 01 September 2016 JUMLAH WISMAN YANG MENGUNJUNGI DKI JAKARTA BULAN JULI 2016 MENCAPAI 222.135 KUNJUNGAN Jumlah kunjungan wisatawan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2009 MENCAPAI 51,71 PERSEN

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2009 MENCAPAI 51,71 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.03/01/34/Th.XII, 04 Januari 2010 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2009 MENCAPAI 51,71 PERSEN Pada bulan November 2009 Tingkat

Lebih terperinci

PARIWISATA DKI JAKARTA

PARIWISATA DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA PARIWISATA DKI JAKARTA No.55/12/31/Th.XVIII, 01 Desember 2016 JUMLAH WISMAN YANG MENGUNJUNGI DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2016 MENCAPAI 243.007 KUNJUNGAN Jumlah kunjungan wisatawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negeri tropis dengan keindahan alam dan ragam budaya yang melimpah. Alam dan budaya hadir sebagai suatu bentuk keunggulan pariwisata, yang mampu

Lebih terperinci

PARIWISATA DKI JAKARTA

PARIWISATA DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA PARIWISATA DKI JAKARTA No.48/11/31/Th.XVIII, 01 November 2016 JUMLAH WISMAN YANG MENGUNJUNGI DKI JAKARTA BULAN SEPTEMBER 2016 MENCAPAI 234.887 KUNJUNGAN Jumlah kunjungan wisatawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling populer akan kepariwisataannya. Selain itu, pariwisata di Bali berkembang sangat pesat bahkan promosi pariwisata

Lebih terperinci

PARIWISATA DKI JAKARTA

PARIWISATA DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA PARIWISATA DKI JAKARTA No.50/11/31/Th. XVII, 02 November 2015 JUMLAH WISMAN YANG MENGUNJUNGI DKI JAKARTA BULAN SEPTEMBER 2015 MENCAPAI 217.994 KUNJUNGAN Jumlah kunjungan wisatawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Gianyar. Sektor pariwisata memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet merupakan salah satu bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan manusia terutama dalam menyebarkan berbagai informasi

Lebih terperinci

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA Pariwisata DKI Jakarta No. 34/07/31/Th.XIX, 3 Juli 2017 KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA Lima Negara asal terbanyak mendatangkan wisman ke Jakarta adalah Tiongkok, Malaysia, Jepang,

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2015 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2015 BLOK I : PENGENALAN TEMPAT VHT-L REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI Tahun : 2015 * Tujuan : Mendapatkan informasi/karakteristik kegiatan perusahaan/usaha akomodasi. * Objek Survei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri yang memiliki pertumbuhan pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi terhadap

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT )

RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) RENCANA KERJA TAHUNAN ( RKT ) BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALU TAHUN ANGGARAN 206 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALU 206 REVIU RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALU TAHUN 206 Tujuan

Lebih terperinci

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017 Agustus 2017, Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara sebesar 419 Kunjungan. Tingkat Penghunian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia khususnya dalam bidang perhotelan sedang mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. Tingkat hunian kamar hotel berbintang

Lebih terperinci

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA Pariwisata DKI Jakarta No. 39/08/31/Th.XIX, 1 Agustus 2017 KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA Lima Negara asal terbanyak mendatangkan wisman ke Jakarta adalah Tiongkok, Malaysia, Jepang,

Lebih terperinci

PARIWISATA DKI JAKARTA

PARIWISATA DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA PARIWISATA DKI JAKARTA No.45/10/31/Th.XVIII, 01 Oktober 2016 JUMLAH WISMAN YANG MENGUNJUNGI DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 MENCAPAI 276.260 KUNJUNGAN Jumlah kunjungan wisatawan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA KALIMANTAN BARAT MARET 2010

PERKEMBANGAN PARIWISATA KALIMANTAN BARAT MARET 2010 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERKEMBANGAN PARIWISATA KALIMANTAN BARAT MARET No. 22/05/61/Th. XIII, 3 Mei Jumlah wisatawan mancanegara (Wisman) yang berkunjung ke Kalimantan Barat melalui 2 pintu masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan maupun

Lebih terperinci

BAB VIII PARIWISATA Profil Kepariwisataan

BAB VIII PARIWISATA Profil Kepariwisataan BAB VIII PARIWISATA 8.1. Profil Kepariwisataan Sektor kepariwisataan merupakan salah satu sektor yang memegang penting bagi perkembangan perekonomian daerah. Sebagai salah satu penerimaan devisa dan kesempatan

Lebih terperinci

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017 September 2017, TPK Hotel Berbintang 53,41% dan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara

Lebih terperinci