Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3 STATISTIK TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL JAWA TENGAH 2015 ISSN : Katalog BPS : No. Publikasi : Ukuran Buku : 18,2 cm x 25,7 cm Jumlah Halaman : xi + 81 halaman Naskah : Bidang Statistik Distribusi Gambar Kulit : Bidang Integrasi Pengolahan Dan Diseminasi Statistik Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah Dicetak oleh : CV. Pelita Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

4 KATA PENGANTAR Publikasi Statistik Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah Tahun 2015 merupakan publikasi tahunan yang secara rutin disusun dan diterbitkan oleh BPS Provinsi Jawa Tengah. Publikasi ini menyajikan keterangan pokok tentang usaha perhotelan/akomodasi dalam tabel-tabel hasil pengolahan Pendataan Usaha Akomodasi Tahunan (VHTL) dan Survei Tingkat Penghunian Hotel Bulanan (VHTS) dengan cakupan wilayah Jawa Tengah keadaan tahun Dari publikasi ini diperoleh informasi mengenai jumlah dan perkembangan usaha akomodasi serta indikator-indikator inti usaha perhotelan seperti Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel, Tingkat Penggunaan Tempat Tidur (TPTT) Hotel, dan Rata-rata lama Menginap (RLM) Hotel. Publikasi ini juga menyajikan ulasan singkat guna melengkapi informasi mengenai profil usaha perhotelan di Jawa Tengah. Kepada semua pihak yang telah membantu hingga terwujudnya publikasi ini disampaikan ucapan terima kasih. Semoga publikasi ini memberikan informasi yang bermanfaat pada perkembangan usaha perhotelan khususnya dan perkembangan pariwisata Jawa Tengah pada umumnya. Saran konstruktif dari para pengguna data sangat diharapkan untuk penyempurnaan publikasi mendatang. Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah Dr. MARGO YUWONO, S.Si, M.Si

5 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Singkatan Lampiran Tabel Perkembangan Usaha Akomodasi di Jawa Tengah Tahun 2015 A. Pendahuluan B. Pengumpulan Data C. Ruang Lingkup dan Cakupan D. Konsep dan Definisi a. Usaha Akomodasi dan Klasifikasinya b. Wisatawan Mancanegara (Wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnus) c. Pengelompokan Jenis Akomodasi d. Metode Estimasi E. Perkembangan Usaha Akomodasi F. Indikator Kinerja Lampiran-Lampiran iii iv v vi vii viii Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah 2015 iv

6 DAFTAR TABEL Tabel Uraian Hal Tabel 1 Jumlah Usaha Akomodasi Hotel Bintang di Jawa Tengah Periode Tabel 2 Jumlah Kamar dan Tempat Tidur Usaha Akomodasi di Jawa Tengah 11 Periode Tabel 3 Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Jenis Pekerjaan di Jawa 14 Tengah Tahun 2015 Tabel 4 Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Tingkat Pendidikan di Jawa 15 Tengah Tahun 2015 Tabel 5 Jumlah Ruang Sidang dan Konferensi Usaha Akomodasi Menurut 17 Kapasitas Tempat Duduk di Jawa Tengah Tahun 2015 Tabel 6 Indikator Kinerja Usaha Jasa Akomodasi di Jawa Tengah Periode Tabel 7 Nilai TPK dan TPTT Menurut Klasifikasi Hotel di Jawa Tengah Periode Tabel 8 Nilai TPGK dan RLM Menurut Klasifikasi Hotel di Jawa Tengah Periode Tabel 9 Rata-rata Lama Menginap Tamu Hotel di Jawa Tengah Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah 2015 v

7 DAFTAR GAMBAR Gambar Uraian Hal Gambar 1 Distribusi Jumlah Hotel Bintang dan Non Bintang di Jawa Tengah 11 Tahun Gambar 2 Perkembangan Jumlah Hotel Bintang Periode Gambar 3 Perkembangan Jumlah Hotel Non Bintang Periode Gambar 4 Perbandingan Jumlah Hotel Bintang di Jawa Tengah Menurut 13 Klasifikasi Tahun 2015 Gambar 5 Perbandingan Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Jenis 13 Kelamin di Jawa Tengah Tahun 2015 Gambar 6 Perbandingan Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut jenis 15 Pekerjaan di Jawa Tengah Tahun 2015 Gambar 7 Perbandingan Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Tingkat 16 Pendidikan di Jawa Tengah Tahun 2015 Gambar 8 Rata-rata Lama Menginap Tamu Hotel Bintang dan Non Bintang di Jawa Tengah Menurut Tamu Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah 2015 vi

8 DAFTAR SINGKATAN BPS : Badan Pusat Statistik Diparda : Dinas Pariwisata Daerah GPR : Guest Per Room PDB : Produk Domestik Bruto PHRI : Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia RLM : Rata-rata Lama Menginap TPK : Tingkat Penghunian Kamar TPTT : Tingkat Penghunian Tempat Tidur TPGK : Tingkat Penghunian Ganda Kamar VHTS : Survei Hotel Sampel VHTL : Survei Hotel Listing Wisman : Wisatawan Mancanegara Wisnus : Wisatawan Nusantara WNA : Warga Negara Asing WNI : Warga Negara Indonesia Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah 2015 vii

9 LAMPIRAN TABEL Tabel Uraian Hal Tabel 1.1 Jumlah Hotel dan Jasa Akomodasi Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Unit) Tabel 1.2 Jumlah Kamar Hotel dan Jasa Akomodasi Lain Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Kamar) Tabel 1.3 Jumlah Tempat Tidur Hotel dan Jasa Akomodasi Lain Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Tempat Tidur) Tabel 2.1 Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Wilayah dan Jenis Pekerjaan, Jawa Tengah 2015 (Orang) Tabel 2.2 Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin, Jawa Tengah 2015 (Orang) Tabel 2.3 Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Status Pekerja dan Jenis Kelamin, Jawa Tengah 2015 (Orang) Tabel 3.1 Jumlah Ruang Sidang Pada Usaha Akomodasi Menurut Wilayah dan Kapasitas Tempat Duduk, Jawa Tengah 2015 Tabel 3.2 Jumlah Konferensi Yang Diselenggarakan Pada Usaha Akomodasi Menurut Wilayah dan Kapasitas Tempat Duduk Ruang Sidang, Jawa Tengah 2015 Tabel 4.1 Tingkat Penghunian Kamar Hotel dan Jasa Akomodasi Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Persen) Tabel 4.2 Tingkat Penghunian Tempat Tidur Hotel dan Jasa Akomodasi Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Persen) Tabel 4.3 Tingkat Penghunian Ganda Kamar Hotel dan Jasa Akomodasi Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Tamu Per Kamar) Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah 2015 viii

10 Tabel Uraian Hal Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 5.5 Tabel 5.6 Tabel 6.1. Tabel 6.2. Tabel 6.3. Tabel 6.4. Tabel 6.5. Rata-rata Lama Menginap Tamu di Hotel dan Jasa Akomodasi Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Rata-rata Lama Menginap Tamu Indonesia di Hotel dan Jasa Akomodasi Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing di Hotel dan Jasa Akomodasi Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Tingkat Penghunian Kamar Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Persen) Tingkat Penghunian Tempat Tidur Hotel Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Persen) Tingkat Penghunian Ganda Kamar (TPGK) Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Tamu Per Kamar) Rata-rata Lama Menginap Tamu di Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Rata-rata Lama Menginap Tamu Indonesia di Hotel Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing di Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Tingkat Penghunian Kamar Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Persen) Tingkat Penghunian Tempat Tidur Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Persen) Tingkat Penghunian Ganda Kamar Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Tamu Per Kamar) Rata-rata Lama Menginap Tamu di Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Malam) Rata-rata Lama Menginap Tamu Indonesia di Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Malam) Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah 2015 ix

11 Tabel Uraian Hal Tabel 6.6. Tabel 7.1. Tabel 7.2. Tabel 7.3. Tabel 7.4. Tabel 7.5. Tabel 7.6. Tabel 8.1. Tabel 8.2. Tabel 8.3. Tabel 8.4. Tabel 8.5. Tabel 8.6. Tabel 9.1. Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing di Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Malam) Tingkat Penghunian Kamar Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Persen) Tingkat Penghunian Tempat Tidur Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Persen) Tingkat Penghunian Ganda Kamar Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Tamu Per Kamar) Rata-rata Lama Menginap Tamu di Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Malam) Rata-rata Lama Menginap Tamu Indonesia di Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Malam) Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing di Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Malam) Tingkat Penghunian Kamar Hotel Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Persen) Tingkat Penghunian Tempat Tidur Hotel Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Persen) Tingkat Penghunian Ganda Kamar Hotel Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Tamu Per Kamar) Rata-rata Lama Menginap Tamu di Hotel Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Rata-rata Lama Menginap Tamu Indonesia di Hotel Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing di Hotel Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Tingkat Penghunian Kamar Hotel Bintang Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Persen) Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah 2015 x

12 Tabel Uraian Hal Tabel 9.2. Tabel 9.3 Tabel 9.4. Tabel 9.5. Tabel 9.6. Tingkat Penghunian Tempat Tidur Hotel Bintang Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Persen) Tingkat Penghunian Ganda Kamar Hotel Bintang Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Tamu Per Kamar) Rata-rata Lama Menginap Tamu di Hotel Bintang Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Rata-rata Lama Menginap Tamu Indonesia di Hotel Bintang Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing di Hotel Bintang Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah 2015 xi

13 HOTEL TPK TPTT TPGK RLM Pekerja Ruang Sidang Konferensi Ulasan Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

14 PERKEMBANGAN USAHA AKOMODASI DI JAWA TENGAH TAHUN 2015 A. Pendahuluan Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan cukup penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Pariwisata selain sebagai salah satu sumber penghasil devisa, juga merupakan sektor yang dapat menyerap tenaga kerja. Pariwisata memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional dan daya serap lapangan kerja di sektor pariwisata. Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan bahwa kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional terus meningkat sejak tahun Pertumbuhan usaha akomodasi memiliki hubungan timbal balik yang berkaitan erat dengan perkembangan sektor pariwisata. Potensi sektor pariwisata menunjukkan perkembangan yang pesat, hal ini terlihat dari pertumbuhan usaha akomodasi sebagai unsur penunjang pariwisata di Jawa Tengah yang menjamur baik berupa hotel, losmen, pondok wisata, homestay maupun kelas usaha akomodasi lainnya. Jawa Tengah memiliki wilayah-wilayah obyek wisata yang potensial, di antaranya kawasan Baturaden di Banyumas, kawasan Dieng yang masuk wilayah Banjarnegara dan Wonosobo. Area pariwisata lainnya di Jawa Tengah, seperti kawasan Kopeng di Salatiga, Bandungan di Semarang, kawasan Tawangmangu di Karanganyar dan Magelang dengan keindahan candi Borobudur yang merupakan salah satu diantara tujuh keajaiban dunia, juga merupakan wilayah yang potensial bagi tumbuh kembangnya usaha akomodasi dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain di Jawa Tengah. Daerah dengan panorama yang indah dengan suhu yang relatif dingin menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berlama-lama di area wisata tersebut dengan memanfaatkan moda akomodasi untuk menginap. Wilayah pusat bisnis seperti kota Semarang dan kota Surakarta menjadi daerah sentra usaha akomodasi yang cukup pesat perkembangannya, dimana para pelaku bisnis di kota tersebut memanfaatkan moda akomodasi sebagai sarana untuk keperluan bisnis mereka. Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

15 Sebagai salah satu sektor yang mempunyai peranan strategis guna menopang pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Jawa Tengah, maka Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berusaha sedemikian rupa untuk meningkatkan sektor ini, sehingga mampu memainkan peranan sebagai sumber devisa yang handal. Setiap tahun arus wisatawan mancanegara yang datang ke Jawa Tengah terus meningkat, begitu pula pergerakan wisatawan nusantara di wilayah Jawa Tengah. Peningkatan ini perlu diimbangi dengan penyediaan kamar hotel maupun akomodasi lainnya sehingga tidak menimbulkan kesenjangan antara permintaan dan penawaran atas kamar/akomodasi tersebut. Untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya di bidang akomodasi kepada wisatawan, kiranya perlu direncanakan dengan baik peningkatan atau penambahan jumlah kamar hotel dan akomodasi lainnya. Sejalan dengan itu perlu juga diperhatikan peningkatan mutu dan jumlah tenaga kerja pada akomodasi, khususnya tenaga-tenaga profesional di bidang hotel dan kepariwisataan seiring dengan peningkatan arus wisatawan yang datang dan menginap di sarana akomodasi. Pembangunan hotel dan usaha jasa akomodasi lainnya di Jawa Tengah menunjukkan tren yang cukup meningkat. Untuk mengevaluasi hasil pembangunan hotel dan akomodasi lainnya diperlukan tersedianya data statistik yang informatif, akurat dan lengkap. B. PENGUMPULAN DATA Statistik hotel dan akomodasi lainnya yang disajikan dalam publikasi ini bersumber dari hasil kegiatan inventarisasi hotel dan akomodasi lainnya yang dilakukan oleh BPS Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Tengah. Pencacahan atau inventarisasi dilaksanakan secara serentak meliputi seluruh hotel di Jawa Tengah dengan menggunakan dokumen model VHT-L pada awal tahun Pencacahan tingkat hunian kamar hotel untuk data banyaknya tamu per hari yang datang dan menginap ditanyakan berdasarkan rata-rata selama tahun 2015 dengan menggunakan dokumen model VHT-S. Pencacahan dengan model VHT-S untuk hotel berbintang dicacah secara lengkap/seluruhnya (sensus), sedangkan hotel melati/akomodasi Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

16 lainnya (non bintang) dicacah secara sampel. Dari hasil pencacahan VHT-L maupun VHT-S diperoleh data sebagaimana disajikan dalam tabel-tabel publikasi ini. C. RUANG LINGKUP DAN CAKUPAN Karakteristik yang disajikan meliputi semua karakteristik usaha akomodasi, baik hotel berbintang, non bintang (melati) maupun akomodasi lainnya di seluruh Kabupaten/Kota provinsi Jawa Tengah. Data dasar tentang akomodasi yang disajikan terdiri dari jumlah usaha jasa akomodasi, kamar dan tempat tidur, yang dirinci menurut Kabupaten/Kota dan klasifikasi akomodasi. Selain itu juga disajikan data Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel, Tingkat Penggunaan Tempat Tidur (TPTT), Tingkat Penggunaan Ganda Kamar (TPGK), Rata-rata Lama Menginap (RLM) tamu dan informasi lainnya pada hotel berbintang dan hotel non bintang (Melati) baik yang dilakukan oleh wisatawan asing (mancanegara) yang selanjutnya disebut dengan wisman maupun wisatawan domestik (nusantara) dengan sebutan wisnus menurut Kabupaten/Kota dan klasifikasi akomodasi maupun menurut bulan. D. KONSEP DAN DEFINISI a. Usaha Akomodasi dan Klasifikasinya Usaha akomodasi adalah usaha yang menyediakan akomodasi jangka pendek untuk pengunjung dan pelancong lainnya. Usaha penyediaan akomodasi ini dapat berupa penyediaan fasilitas akomodasi saja atau fasilitas akomodasi yang disertai dengan fasilitas makanan dan minuman. Termasuk penyediaan akomodasi dengan dengan furniture, lengkap dengan dapur, dengan atau tanpa jasa pramuwisma dan seringkali termasuk beberapa tambahan jasa dan fasilitas parker, binatu, kolam renang, ruang olahraga, fasilitas rekreasi dan ruang rapat. Usaha penyediaan akomodasi yang tercakup disini adalah penyediaan akomodasi jangka pendek yang menyediakan akomodasi, khususnya untuk harian atau mingguan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Permenbudpar) Nomor PM.86/HK.501/MKP/2010 tentang cara pendaftaran usaha penyediaan akomodasi, jenis usaha akomodasi meliputi hotel (bintang dan non bintang), bumi perkemahan, Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

17 persinggahan caravan, vila, pondok wisata dan akomodasi lainnya. Klasifikasi hotel bintang dan nonbintang berdasar Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Kepmenbudpar) Nomor KM.3/HK.001/MKP.02 dilakukan oleh lembaga independen yang dibentuk oleh pemerintah beranggotakan pihak swasta seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan pemerintah seperti Pemerintah Daerah (Pemda). Hotel adalah suatu usaha yang menggunakan bangunan atau sebagian daripadanya yang khusus disediakan, dimana setiap orang dapat menginap dan makan serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran (mempunyai restoran yang berada di bawah manajemen hotel tersebut). Hotel-hotel yang berdasarkan penelitian team peneliti Direktorat Jenderal Pariwisata telah memenuhi persyaratan yang ditentukan, selanjutnya akan disebut sebagai hotel berbintang, sedang yang belum memenuhi persyaratan disebut sebagai hotel tidak berbintang (Melati). Hotel berbintang adalah usaha penyediaan akomodasi jangka pendek yang memenuhi ketentuan sebagai hotel bintang dan ditetapkan oleh instansi khusus yang membinanya. Persyaratan tersebut antara lain mencakup : a) Persyaratan fisik, seperti lokasi hotel, kondisi bangunan b) Bentuk pelayanan yang diberikan (service) c) Kualifikasi tenaga kerja, seperti pendidikan, dan kesejahteraan karyawan d) Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia, seperti lapangan tenis, kolam renang dan diskotik e) Jumlah kamar tersedia Usaha hotel bintang mencakup : hotel bintang lima, hotel bintang empat, hotel bintang tiga, hotel bintang dua dan hotel bintang satu. Akomodasi jangka pendek lainnya dalam publikasi ini meliputi hotel melati, penginapan remaja, pondok wisata dan lainnya. Hotel non bintang (Melati) adalah usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, dimana setiap orang dapat menginap, makan, serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran dan belum Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

18 memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang tetapi telah memenuhi kriteria sebagai hotel melati yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Daerah. Persyaratan-persyaratan tersebut antara lain adalah : a) Persyaratan fisik, meliputi kondisi bangunan dan sebagainya, b) Bentuk pelayanan yang disediakan (service), c) Klasifikasi tenaga kerja, meliputi pendidikan, kesejahteraan karyawan dan sebagainya, d) Fasilitas olah raga dan rekreasi lainnya yang tersedia, seperti lapangan tenis, kolam renang, diskotik dan sebagainya. Losmen adalah suatu usaha yang menggunakan bangunan atau sebagian daripadanya yang khusus disediakan dimana setiap orang dapat menginap tanpa makan (tidak ada restoran dengan pembayaran). Penginapan Remaja (Youth Hostel) adalah usaha jasa pelayanan penginapan yang biasanya digunakan bagi remaja sebagai akomodasi dalam rangka kegiatan pariwisata dengan tujuan untuk rekreasi, memperluas pengetahuan/pengalaman dan perjalanan. Pondok wisata (Home Stay) adalah usaha jasa pelayanan penginapan bagi umum yang dilakukan perorangan dengan menggunakan sebagian atau seluruh dari tempat tinggalnya dengan pembayaran harian. Akomodasi jangka pendek lainnya adalah suatu usaha yang menggunakan bangunan atau sebagian daripadanya yang khusus disediakan dimana setiap orang dapat menginap tanpa makan (tidak ada restoran) tetapi dapat memperoleh fasilitas lainnya dengan pembayaran (akomodasi yang tidak dapat digolongkan sebagai hotel maupun losmen), seperti villa, wisma, pondok wisata/remaja, motel, bungalo, cottage, rumah pemondokan dan lain-lain. Tenaga kerja tetap adalah semua orang yang bekerja di perusahaan/usaha yang menerima upah/gaji secara tetap, tidak tergantung pada absensi/kehadiran pekerja tersebut. Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

19 Tenaga kerja tidak tetap adalah semua orang yang bekerja di perusahaan/usaha yang menerima upah/gaji secara tidak tetap, tergantung pada absensi/kehadiran pekerja tersebut. Tenaga kerja dibayar adalah semua orang yang bekerja di perusahaan/usaha dengan mendapatkan upah dan gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya baik berupa uang maupun barang. Tenaga kerja tidak dibayar ialah orang yang bekerja pada perusahaan dengan tidak menerima upah dan gaji sebagaimana yang berlaku di perusahaan tersebut. Tenaga kerja ini biasanya berasal dari pekerja pemilik/pengusaha dan pekerja lainnya. Direktur/General Manager adalah orang yang berwenang merumuskan dan menetapkan suatu kebijaksanaan dan program umum perusahaan, atau organisasi sesuai dengan batas wewenang yang diberikan oleh suatu badan pengurus atau badan pimpinan yang serupa seperti dewan komisaris. Manager/asisten manager adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab dalam merencanakan, mengatur serta mengendalikan penyelenggaraan usaha. Pekerja teknis adalah pekerja yang bertugas menangani bidang pekerjaan yang berkaitan langsung dengan kegiatan operasional perusahaan/usaha. Seperti pekerja pemasaran/humas, pemeliharaan (maintenance)/perbaikan, resepsionis/informasi, juru masak, petugas kamar, petugas bar dan restoran. Pekerja administrasi adalah pekerja yang menangani administrasi, keuangan/akunting, kepegawaian dan umum. Pekerja lainnya adalah pekerja yang sifat pekerjaannya mendukung kegiatan operasional perusahaan/usaha, seperti pekerja operator telepon, binatu, keamanan dan tukang kebun. Rata-rata Tenaga Kerja Per Usaha adalah hasil bagi jumlah tenaga kerja pada usaha akomodasi (sesuai dengan klasifikasi) dengan jumlah usaha akomodasi (yang termasuk ke dalam klasifikasi/kelompok tersebut). Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

20 Rata-rata Tenaga Kerja Per Kamar adalah hasil bagi jumlah tenaga kerja pada usaha akomodasi dengan jumlah kamar usaha akomodasi (sesuai dengan klasifikasi) Tamat SD/SLTP berarti telah menamatkan Sekolah Dasar/Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau sederajat. Tamat SLTA berarti telah menamatkan Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) atau sederajat. Diploma I/II/III adalah kategori bagi tamatan program DI/DII/DIII pada suatu pendidikan yang khusus diberikan untuk program diploma. Program akta I, akta II, akta III termasuk dalam jenjang pendidikan program DI/DII/DIII. Universitas adalah tamat program pendidikan sarjana, doctor, diploma IV, akta IV & V, Spesialis I & II pada suatu universitas/institut/sekolah tinggi. Rata-rata Tamu Per Hari adalah rata-rata tamu yang datang dan menginap di hotel akomodasi per harinya, dihitung berdasarkan tamu yang datang dan menginap selama tahun tersebut. b. Wisatawan Mancanegara (Wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnus) Sesuai dengan rekomendasi World Tourism Organization (WTO) dan International Union of Office Travel Organization definisi tamu manca negara adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara di luar tempat tinggalnya, didorong oleh satu atau beberapa keperluan tanpa bermaksud memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjungi. Definisi ini mencakup dua kategori tamu mancanegara, yaitu Wisatawan (tourist) dan pelancong (Excursionist). Definisi dari Wisatawan (tourist) adalah setiap pengunjung seperti definisi di atas yang tinggal paling sedikit dua puluh empat jam, akan tetapi tidak lebih dari enam bulan di tempat yang dikunjungi dengan maksud kunjungan antara lain a) berlibur, rekreasi dan olahraga, b) bisnis, mengunjungi teman dan keluarga, misi, menghadiri pertemuan, konferensi, kunjungan dengan alasan kesehatan, belajar, dan keagamaan. Definisi Pelancong (Excursionist) adalah setiap pengunjung seperti definisi di atas yang tinggal kurang dari dua puluh empat jam di tempat yang dikunjungi (termasuk cruise passenger Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

21 yaitu setiap pengunjung yang tiba di suatu negara dengan kapal atau kereta api, dimana mereka tidak menginap di akomodasi yang tersedia di negara tersebut). c. Pengelompokan Jenis Akomodasi Pengelompokan jenis akomodasi dalam publikasi Statistik hotel ini dibagi menjadi 6 (enam) kelompok yaitu hotel Bintang 1, Bintang 2, Bintang 3, Bintang 4 dan Bintang 5, serta kelompok hotel non Bintang (Melati). Dalam publikasi ini disamping data per bulan juga ditampilkan data berdasarkan wilayah (Kabupaten/Kota) dan klasifikasi hotel. d. Metode Estimasi Metode estimasi yang diterapkan menggunakan estimasi bobot (weight) sebagai faktor pengali dengan rumus sebagai berikut : i kamar ( tersedia) kamar( tersedia) Weight (1.1) x i adalah jumlah kamar yang tersedia pada kelas tertentu per provinsi; x adalah jumlah kamar tersedia pada kelas tertentu per provinsi dari data yang masuk. Indikator statistik yang diperoleh dari hasil survei VHT-L dan VHT-S tersebut adalah sebagai berikut : Tingkat Penghunian Kamar/TPK (Room Occupancy Rate) Adalah persentase kamar yang dihuni/dipakai tamu terhadap jumlah kamar yang tersedia. TPK dihitung berdasarkan jumlah kamar yang dihuni/dipakai tamu (room night occupied) dibagi dengan banyaknya kamar yang tersedia/dapat dipakai (room night available) dikalikan 100 persen (rumus 1.2). Kamar( dihuni) TPK x 100% (1.2) y i Kamar ( dihuni) adalah jumlah kamar yang dihuni/dipakai tamu (room night occupied) yi adalah banyaknya kamar yang tersedia/dapat dipakai (room night available) Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

22 Tingkat Penghunian Tempat Tidur/TPTT (Bed Occupancy Rate) Adalah Persentase tempat tidur yang dihuni/dipakai tamu terhadap seluruh tempat tidur yang tersedia. TPTT dihitung berdasarkan jumlah tempat tidur yang dihuni/dipakai tamu (bed night used/guest night) dibagi dengan banyaknya malam tempat tidur yang tersedia (bed night available) dikalikan 100 persen (rumus 1.3). TempatTidur ( dihuni) TPK x 100% (1.3) z i TempatTidur ( dihuni) adalah jumlah tempat tidur yang dihuni/dipakai tamu (bed night used/guest night), available). zi adalah banyaknya malam tempat tidur yang tersedia (bed night Tingkat Penghunian Ganda Kamar/TPGK (Guest per Room) Adalah angka yang menunjukkan rata-rata banyaknya tamu yang menghuni satu kamar yang terjual. TPGK dihitung berdasarkan banyaknya malam tamu menginap (guest night) atau malam tempat tidur (bed night) dibagi dengan banyaknya malam kamar yang dihuni (room night occupied), sesuai rumus (1.4).. MalamTamu TPGK (1.4) m MalamTamu adalah banyaknya malam tamu menginap (guest night)/malam tempat tidur (bed night), mi adalah banyaknya malam kamar yang dihuni (room night occupied) Rata-rata Lama Menginap/RLM (Average Lenght of Stay) Dihitung berdasarkan banyaknya malam tempat tidur yang dihuni atau dipakai (bed night used/guest night) dibagi dengan banyaknya tamu yang datang, sebagaimana rumus (1.5). RLM ini dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu : RLM untuk tamu asing/mancanegara, RLM tamu Nusantara/dalam negeri dan RLM dari seluruh tamu (asing dan dalam negeri). i MalamTempatTidur TPGK (1.5) t MalamTempatTidur adalah banyaknya malam tempat tidur yang dihuni atau dipakai bed night used/guest night), t i adalah banyaknya tamu yang datang i Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

23 E. PERKEMBANGAN USAHA AKOMODASI a. Jumlah Usaha Akomodasi Dari hasil pendaftaran lengkap (listing) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah dengan dokumen VHT-L, kondisi keadaan akhir 2015 tercatat ada jumlah usaha akomodasi yang terdiri dari 204 hotel bintang dan non bintang di Jawa Tengah dengan rincian sebagaimana disajikan pada Tabel 1. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan data tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2014 terdapat hotel, tahun 2013 sebanyak hotel, tahun 2012 terdapat hotel, tahun 2011 sebanyak hotel dan tahun 2010 sebanyak hotel. Berdasarkan Tabel 1, terlihat terjadi kenaikan jumlah hotel bintang di sepanjang periode tahun Untuk hotel non bintang pada tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014, jika dibandingkan tahun 2013, mengalami kenaikan. Jumlah kamar dan tempat tidur yang tersedia pada usaha akomodasi (bintang dan non bintang) pada periode 2010 sampai 2015 mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sebagaimana yang diharapkan. Tabel 1. Jumlah Usaha Akomodasi Menurut Klasifikasi Hotel Bintang Klasifikasi di Jawa Tengah Periode Jumlah Hotel (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Bintang Bintang Bintang Bintang Bintang Bintang Non Bintang Jumlah Hotel Sumber : BPS, diolah dari VHTL-2015 Perbandingan jumlah usaha akomodasi hotel bintang dan non bintang dan jumlah kamar dan tempat tidur di Jawa Tengah periode disajikan pada Tabel 2. Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

24 Tahun Tabel 2. Jumlah Kamar dan Tempat Tidur Usaha Akomodasi di Jawa Tengah Periode Hotel Bintang Non Bintang Jumlah Kamar Tempat Tidur (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sumber : BPS, diolah dari VHTL-2015 Dibandingkan dengan tahun 2014, hotel berbintang bertambah jumlahnya, dari 186 hotel menjadi 204 hotel, atau bertambah 18 unit hotel atau meningkat sebesar 9,7 persen. Hal ini antara lain disebabkan adanya perubahan status dari hotel non bintang menjadi berbintang serta dibangunnya hotel berbintang yang baru. Distribusi hotel bintang dan non bintang tahun 2014 dan 2015 disajikan pada Gambar 1, yang menunjukkan perbandingan distribusi jumlah hotel bintang dan non bintang. Terlihat bahwa jumlah hotel non bintang di Jawa Tengah jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah hotel bintang. Pada 2015, jumlah hotel bintang maupun non bintang keduanya meningkat. Gambar 1. Distribusi Jumlah Hotel Bintang dan Non Bintang di Jawa Tengah Tahun Non Bintang, Bintang, 186 Non Bintang, Bintang, 204 Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

25 Gambar 2. Perkembangan Jumlah Hotel Bintang Periode Perkembangan jumlah usaha akomodasi hotel berbintang dan hotel non bintang di Jawa Tengah disajikan pada Gambar 2 dan Gambar 3. Gambar 2, terlihat bahwa hotel berbintang menunjukkan trend yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, dari periode 2010 sampai dengan Gambar 3. Perkembangan Jumlah Hotel Non Bintang Periode dibandingkan tahun 2013, yaitu dari Sementara hotel non bintang pada 2010 ke 2011 dan 2012 meningkat, kemudian menurun dari tahun 2012 ke 2013, yaitu dari hotel menjadi hotel yang kemungkinan karena berubah status menjadi bintang ataupun ada beberapa yang tutup dan melakukan renovasi. Jumlah hotel non bintang meningkat kembali pada hotel menjadi hotel. Perkembangan hotel non bintang periode disajikan pada Gambar 3. Apabila dilihat menurut klasifikasi usaha hotel berbintang yang terdiri dari hotel bintang 1, bintang 2, bintang 3, bintang 4 dan bintang 5, jumlah usaha akomodasi yang terbanyak adalah hotel bintang 1, yaitu sebesar 58 usaha, disusul bintang 3 dengan jumlah usaha sebanyak 60 usaha, bintang 2 sebanyak 50 usaha, bintang 4 sebanyak 27 usaha dan hotel berbintang 5 terdapat 9 usaha di tahun 2015, sama dengan jumlah hotel bintang 5 di tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

26 Gambar 4. Perbandingan Jumlah Hotel Bintang di Jawa Tengah Menurut Klasifikasi Tahun Perempuan 25.96% 0 Bintang 5 Bintang 4 Bintang 3 Bintang 2 Bintang 1 b. Jumlah Tenaga Kerja Usaha Akomodasi Penyerapan tenaga kerja di sektor pariwisata khususnya di usaha jasa akomodasi di Jawa Tengah pada tahun 2015 sebanyak orang pekerja. Gambar 5. Perbandingan Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015 Laki-laki 74.04% Dirinci menurut jenis kelamin, jumlah tenaga kerja pada usaha akomodasi Jawa Tengah didominasi kaum laki-laki yang sebanyak orang (74,04 persen) dari total pekerja, dan pekerja perempuan sebanyak orang pekerja (25,96 persen) dari total pekerja usaha jasa akomodasi. Perbandingan jumlah pekerja menurut jenis kelamin disajikan pada Gambar 5. Apabila dilihat pada masing-masing Kabupaten Kota, jumlah penyerapan tenaga kerja usaha akomodasi terbanyak di kota Semarang yang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah dengan total jumlah pekerja sebanyak (20.78 persen) meningkat dibanding Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

27 tahun 2014 yang sebanyak orang pekerja, yang terdiri dari pekerja laki-laki dan pekerja perempuan. Disusul Kota Surakarta dengan total jumlah pekerja usaha akomodasi sebanyak orang pekerja (14,70 persen), terdiri dari pekerja laki-laki dan 771 pekerja perempuan. Berikutnya Kabupaten Banyumas, sebanyak pekerja, Kab. Semarang pekerja, Kab. Karanganyar pekerja dan Kabupaten Magelang pekerja. Jumlah tenaga kerja berdasarkan jabatannya disajikan pada Tabel 3. Jumlah yang menduduki jabatan sebagai direktur sebanyak 764 orang, sebagai manager orang, sebagai asisten manager 526 orang, penyelia (supervisi) orang, pekerja teknis (resepsionis, juru masak, petugas kamar, petugas bar dan restoran, pemasaran, pemeliharaan) orang, administrasi orang dan lainnya (operator telepon, binatu, keamanan, tukang kebun) sebanyak orang. Tabel 3. Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Jenis Pekerjaan Di Jawa Tengah Tahun Jenis Kelamin Jumlah Persentase Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Direktur Manager 929 1, ,264 1, Asist Manager Penyelia 1,148 1, ,482 1, Teknis 3,718 6, ,080 4,534 9, Adminitrasi ,143 1,131 2,079 2, Lainnya 8,087 5,527 2,302 1,455 10,389 6, Jumlah 15,698 16,496 5,266 5,785 20,964 22, Sumber : BPS, diolah dari VHTL-2015 Perbandingan jumlah pekerja menurut jenis pekerjaan disajikan pada Gambar 6. Terlihat bahwa jumlah pekerja teknis mendominasi jenis pekerjaan, yaitu sebanyak pekerja (40,42 persen). Pekerja lainnya yang termasuk didalamnya pekerja sebagai operator telepon, binatu, keamanan dan tukang kebun, juga cukup banyak pada jenis pekerjaan ini dengan total orang pekerja (31.34 persen) dari total pekerja. Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

28 Gambar 6. Perbandingan Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Jenis Pekerjaan di Jawa Tengah, Tahun 2015 Lainnya 31.34% Adminitrasi 9.10% Direktur 3.43% Teknis 40.42% Penyelia 7.11% Manager 6.24% Asist Manager 2.36% Tabel 4. Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Tingkat Pendidikan Di Jawa Tengah, Tahun Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) S2/S DIV/S1 Lainnya ,497 1, DIV/S1 Kejuruan D I/II/III lainnya ,432 1, D I/II/III Kejuruan 1,586 1, ,152 2, SMA Lainnya 7,849 8,186 1,948 2,077 9,797 10, SMK Kejuruan 1,000 1, ,510 1, SMP 3,161 3,094 1,011 1,045 4,172 4, Jumlah 15,698 16,496 5,266 5,785 20,964 22, Sumber : BPS, diolah dari VHTL-2015 Jumlah tenaga kerja berdasarkan pendidikannya, didominasi tingkat pendidikan SMA lainnya (selain kejuruan pariwisata) yang sebanyak pekerja (46,06 persen) dari total pekerja, disusul tingkat pendidikan SMP sebanyak pekerja (18,58 persen). Pekerja dengan tingkat pendidikan S2/S3 paling kecil jumlahnya sebanyak 111 orang pekerja (0,50 Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

29 persen). Tabel 4 menyajikan jumlah pekerja menurut jenjang pendidikan yang ditamatkan dengan pendidikan terendah setingkat SMP dan tertinggi pasca sarjana S2/S3. Gambar 7. Perbandingan Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Tingkat Pendidikan di Jawa Tengah, Tahun 2015 SMA Lainnya; 46.06% SMK Kejuruan; 8.46% D I/II/III Kejuruan; 11.01% D I/II/III lainnya; 6.75% DIV/S1 Kejuruan ; 1.43% DIV/S1 Lainnya; 7.21% S2/S3; 0.50% SMP; 18.58% Peningkatan mutu pelayanan hotel harus terus diusahakan, untuk meningkatkan jumlah kunjungan tamu baik wisman maupun wisnus. Peningkatan ini bisa melalui binaan pemerintah maupun oleh pengusaha hotel itu sendiri. Hal ini terkait dengan sumber daya yang profesional di bidang perhotelan. Dengan SDM yang handal dan profesional tentu akan berpengaruh terhadap peningkatan mutu hotel itu sendiri. Peningkatan SDM dapat dicapai melalui lembaga pendidikan khusus kejuruan hotel/pariwisata, atau diselenggarakan pendidikan dan pelatihan perhotelan dan pariwisata dari pihak terkait. Namun pekerja dengan pendidikan kejuruan hotel/pariwisata masih rendah bila dibandingkan dengan pekerja berpendidikan selain kejuruan hotel/pariwisata. Gambar 7 menyajikan perbandingan jumlah pekerja pada usaha jasa akomodasi menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan. Jumlah ruang sidang menurut kapasitas tempat duduk pada usaha jasa akomodasi di Jawa Tengah pada tahun 2015 sebanyak ruang sidang. Banyaknya konferensi yang diselenggarakan dengan menggunakan usaha jasa akomodasi di Jawa Tengah selama tahun 2015 sebanyak konferensi. Tabel 5 menyajikan jumlah ruang sidang dan Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

30 banyaknya konferensi yang diselenggarakan pada usaha akomodasi di Jawa Tengah pada tahun 2015 menurut kapasitas tempat duduk. F. INDIKATOR KINERJA Tabel 5. Jumlah Ruang Sidang dan Konferensi Usaha Akomodasi Menurut Kapasitas Tempat Duduk, di Jawa Tengah Tahun 2015 Kapasitas tempat Jumlah duduk Ruang Konferensi (1) (2) (3) (4) (5) < >= Jumlah Sumber : BPS, diolah dari VHTL-2015 Indikator kinerja usaha jasa akomodasi dapat dilihat dari nilai-nilai statistik yang dihasilkan, seperti nilai Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel, nilai Tingkat Penggunaan Tempat Tidur (TPTT) Hotel, Rata-Rata Lama Menginap (RLM) tamu hotel, yang dibedakan atas tamu asing dan domestik dan Tingkat Penggunaan Ganda Kamar (TPGK) hotel. Nilai-nilai Statistik TPK, TPTT, RLM dan TPGK tersebut diperoleh dari pengolahan data hasil survei hotel bulanan (VHT-S) dengan metode estimasi proporsi jumlah kamar dari VHT-S terhadap jumlah kamar VHT-L. Pada Tabel 6, dapat dilihat statistik TPK, TPTT, RLM dan TPGK hotel tahun 2015, masing-masing sebesar 36,42 persen, 39,40 persen, 1,32 malam dan 1,84 tamu/kamar. TPK mengalami kenaikan sebesar 0,60 poin, TPTT juga mengalami kenaikan sebesar 0.07 poin, RLM menurun sebesar 0,02 poin, dan TPGK menurun sebesar 0,04 poin. Tabel 6. Indikator Kinerja Usaha Jasa Akomodasi Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

31 Di Jawa Tengah Periode Indikator Kinerja Tahun TPK TPTT RLM TPGK (persen) (persen) (malam) (tamu/kmr) (1) (2) (3) (4) (5) ,92 32,81 1,23 1, ,75 36,58 1,30 2, ,50 41,90 1,36 1, ,11 39,33 1,29 1, ,82 39,33 1,34 1, ,42 39,40 1,32 1,84 Sumber : BPS, diolah dari VHTS-2015 Jika dirinci menurut klasifikasi hotel/usaha akomodasi, hotel-hotel berklasifikasi bintang menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik dibanding usaha akomodasi non bintang. Nilai rata-rata TPK hotel dengan klasifikasi bintang di Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 42,06 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan TPK hotel atau usaha jasa akomodasi dengan klasifikasi non bintang yang nilainya sebesar 30,18 persen. Selama periode menunjukkan trend yang sama, yaitu untuk klasifikasi hotel bintang capaian kinerjanya lebih tinggi dibandingkan hotel non bintang, disajikan pada Tabel 7. Namun apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, TPK hotel bintang mengalami penurunan sebesar 0,95 poin, sedangkan TPK hotel non bintang turun sebesar 1,94 poin apabila dibandingkan tahun Nilai rata-rata TPTT masing-masing klasifikasi untuk hotel bintang juga menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan hotel non bintang. TPTT hotel bintang tahun 2015 sebesar 44,16 persen lebih tinggi dibandingkan hotel non bintang yang sebesar 34,20 persen. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, TPTT 2015 bintang mengalami penurunan 1,30 poin, sementara TPTT non bintang juga mengalami penurunan sebesar 2,80 poin. Nilai statistik TPK dan TPTT menurut klasifikasi hotel disajikan pada Tabel 7. Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

32 Tabel 7. Nilai TPK dan TPTT Menurut Klasifikasi Hotel di Jawa Tengah Periode Tahun TPK TPTT Bintang Non Bintang Bintang Non Bintang (1) (2) (3) (4) (5) ,23 30,39 40,11 29, ,93 28,53 49,14 31, ,31 30,31 50,47 34, ,12 30,86 50,45 34, ,01 32,12 45,46 37, ,06 30,18 44,16 34,20 Sumber : BPS, diolah dari VHTS-2015 Indikator TPGK, rata-rata di angka 2 orang tamu per kamar untuk hotel berbintang, demikian pula untuk hotel nonbintang juga rata-rata 2 orang tamu per kamar. Angka RLM untuk hotel berbintang rata-rata 1,48 malam, sedangkan untuk hotel nonbintang lebih rendah angka RLM nya yaitu rata-rata hanya 1,27 malam selama 5 tahun terakhir. Perbandingan statistik TPK dan TPTT hotel berbintang dan non bintang disajikan pada Tabel 7, perbandingan nilai statistik RLM dan TPGK disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Nilai TPGK dan RLM Menurut Klasifikasi Hotel di Jawa Tengah Periode Tahun TPGK RLM Bintang Non Bintang Bintang Non Bintang (1) (2) (3) (4) (5) ,86 2,00 1,49 1, ,02 2,04 1,58 1, ,84 2,01 1,54 1, ,83 2,02 1,53 1, ,79 1,95 1,48 1, ,77 1,94 1,47 1,15 Sumber : BPS, diolah dari VHTS-2015 Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

33 Sebagai penutup dari ulasan ringkas mengenai indikator kinerja usaha akomodasi ini adalah rata-rata lama menginap (RLM) tamu hotel di Jawa Tengah tahun 2015 menurut asal tamu yang dibedakan sebagai wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus), data disajikan pada Tabel 9. Ada kecenderungan bahwa pada umumnya tamu mancanegara (wisman) menginap lebih lama di hotel berbintang dibandingkan hotel non bintang. Demikian pula tamu nusantara/domestik (wisnus) lebih lama menginap di hotel berbintang dibandingkan non bintang. Perbandingan tamu wisman dan wisnus, terlihat bahwa wisman cenderung menginap lebih lama di hotel daripada tamu wisnus, dengan perbandingan 1,63 malam untuk wisman dan 1,34 untuk tamu wisnus. Gambar 8. Rata-rata Lama Menginap Tamu Hotel Bintang dan Non Bintang Bintang di Jawa Tengah Non Bintang 1.15 Jumlah 1.31 Wisnus Wisman Apabila dilihat pada jenis hotel, pada Gambar 8 terlihat perbandingan tamu yang menginap di hotel bintang lebih lama dibandingkan yang menginap di hotel non bintang. Untuk hotel bintang RLM mancangera selama 1,89 malam dan RLM domestik selama 1,46 malam. Sementara di hotel Non Bintang RLM mancanegara menginap selama 1,07 malam dan untuk tamu domestik selama 1,15 malam. Secara keseluruhan RLM wisman selama 1,55 malam dan RLM wisatawan nusantara selama 1,31 malam. Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

34 Tabel 9. Rata-rata Lama Menginap Tamu Hotel Di Jawa Tengah Tahun 2015 Kelas Hotel RLM (malam) Wisman Wisnus Total (1) (2) (3) (4) Bintang 1,56 1,46 1,47 Non Bintang 1,07 1,15 1,15 Total 1,55 1,31 1,32 Sumber : BPS, diolah dari VHTS-2015 Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

35 HOTEL TPTT TPK TPGK RLM Pekerja Ruang Sidang Konferensi Lampiran Tabel Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

36 Tabel 1.1. Jumlah Hotel dan Jasa Akomodasi Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah Tahun 2015 (Unit) Kab / Kota Bintang Jml Non Bintang Bintang Bintang non (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Sumber : BPS, diolah dari VHTL-2015 Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

37 Tabel 1.2. Jumlah Kamar Hotel dan Jasa Akomodasi Lain Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah Tahun 2015 (Kamar) Kab / Kota Bintang Non Bintang Jml Bintang non (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta , , Kota Salatiga Kota Semarang 558 1,235 1, , Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Sumber : BPS, diolah dari VHTL-2015 Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

38 Tabel 1.3. Jumlah Tempat Tidur Hotel dan Jasa Akomodasi Lain Menurut Wilayah dan klasifikasi, Jawa Tengah Tahun 2015 (Tempat Tidur) Kab / Kota Bintang Non Bintang Jml Bintang non (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas , Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta 210 1,209 1,904 1, , Kota Salatiga Kota Semarang 713 1,698 2,315 1, , Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Sumber : BPS, diolah dari VHTL-2015 Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

39 Tabel 2.1. Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Wilayah dan Jenis Pekerjaan, Jawa Tengah Tahun 2015 (Orang) Jenis Pekerjaan Kab / Kota Direktur Manager Asisten Manager Penyelia / Supervisi L P L P L P L P (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Sumber : BPS, diolah dari VHTL-2015 Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

40 Tabel 2.1.(Lanjutan) Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Wilayah dan Jenis Pekerjaan, Jawa Tengah Tahun 2015 (Orang) Kab / Kota Teknis Jenis Pekerjaan Administrasi Lainnya Jumlah L P L P L P L P (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas , Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang , Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta 1, , Kota Salatiga Kota Semarang 1, , ,431 1, Kota Pekalongan Kota Tegal Jawa Tengah Jawa Tengah Sumber : BPS, diolah dari VHTL-2015 Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

41 Tabel 2.2. Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin, Jawa Tengah 2015 (Orang) Pendidikan Kab / Kota S2/S3 DIV/S1 lainnya DIV/S1 Kejuruan Pariwisata L P L P L P (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Jawa Tengah Jawa Tengah Sumber : BPS, diolah dari VHTL-2015 Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

42 Tabel 2.2. (Lanjutan) Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin, Jawa Tengah 2015 (Orang) Kab / Kota Diploma I/II/III lainnya Diploma I/II/III kejuruan SMA Lainnya L P L P L P (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta , Kota Salatiga Kota Semarang , Kota Pekalongan Kota Tegal Jawa Tengah Jawa Tengah Sumber : BPS, diolah dari VHTL-2015 Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

43 Tabel 2.2. (Lanjutan) Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin, Jawa Tengah 2015 (Orang) Kab / Kota SMK Kejuruan Jumlah SMP Pariwisata L P L P L P (1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas , Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang , Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta , Kota Salatiga Kota Semarang ,431 1, Kota Pekalongan Kota Tegal Jawa Tengah Jawa Tengah Sumber : BPS, diolah dari VHTL-2015 Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

44 Tabel 2.3. Jumlah Pekerja Usaha Akomodasi Menurut Status Pekerja dan Jenis Kelamin, Jawa Tengah 2015 Status Pekerja Kab / Kota pekerja kontrak/tdk pekerja tidak Jumlah pekerja tetap pekerja asing tetap dibayar L P L P L P L P L P (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas 1, , Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang , Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta 1, , Kota Salatiga Kota Semarang 1, , ,431 1, Kota Pekalongan Kota Tegal ,496 5,785 Jawa Tengah Jawa Tengah Sumber : BPS, diolah dari VHTL-2015 Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

45 Tabel 3.1. Jumlah Ruang Sidang Pada Usaha Akomodasi Menurut Wilayah dan Kapasitas Tempat Duduk, Jawa Tengah 2015 Kab / Kota Kapasitas < >=1000 Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal ,222 Jawa Tengah Jawa Tengah Sumber : BPS, diolah dari VHTL-2015 Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

46 Tabel 3.2. Kab / Kota Jumlah Konferensi Yang Diselenggarakan Pada Usaha Akomodasi Menurut Wilayah dan Kapasitas Tempat Duduk Ruang Sidang, Jawa Tengah 2015 Kapasitas < >=1000 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta 1, Kota Salatiga Kota Semarang 2,071 2,253 1, Kota Pekalongan Kota Tegal ,173 6,801 5,101 2, Jawa Tengah Jawa Tengah Sumber : BPS, diolah dari VHTL-2015 Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

47 Tabel 4.1. Tingkat Penghunian Kamar Hotel dan Jasa Akomodasi Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Persen) Kab / Kota Bintang Melati Seluruh Hotel (1) (2) (3) (4) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

48 Tabel 4.2. Tingkat Penghunian Tempat Tidur Hotel dan Jasa Akomodasi Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Persen) Kab / Kota Bintang Melati Seluruh Hotel (1) (2) (3) (4) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

49 Tabel 4.3. Tingkat Penghunian Ganda Kamar Hotel dan Jasa Akomodasi Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Tamu Per Kamar) Kab / Kota Bintang Melati Seluruh Hotel (1) (2) (3) (4) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

50 Tabel 4.4. Rata-rata Lama Menginap Tamu di Hotel dan Jasa Akomodasi Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Kab / Kota Bintang Melati Seluruh Hotel (1) (2) (3) (4) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

51 Tabel 4.5. Rata-rata Lama Menginap Tamu Indonesia di Hotel dan Jasa Akomodasi Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Kab / Kota Bintang Melati Seluruh Hotel (1) (2) (3) (4) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

52 Tabel 4.6. Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing di Hotel dan Jasa Akomodasi Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Kab / Kota Bintang Melati Seluruh Hotel (1) (2) (3) (4) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

53 Tabel 5.1. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Persen) Kab/Kota Bintang 3+ Bintang 2 Bintang 1 Bintang (1) (2) (3) (4) (5) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

54 Tabel 5.2. Tingkat Penghunian Tempat Tidur Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Persen) Kab/Kota Bintang 3+ Bintang 2 Bintang 1 Bintang (1) (2) (3) (4) (5) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

55 Tabel 5.3. Tingkat Penghunian Ganda Kamar Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Tamu Per Kamar) Kab/Kota Bintang 3+ Bintang 2 Bintang 1 Bintang (1) (2) (3) (4) (5) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

56 Tabel 5.4. Rata-rata Lama Menginap Tamu di Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Kab/Kota Bintang 3+ Bintang 2 Bintang 1 Bintang (1) (2) (3) (4) (5) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

57 Tabel 5.5. Rata-rata Lama Menginap Tamu Indonesia di Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Kab/Kota Bintang 3+ Bintang 2 Bintang 1 Bintang (1) (2) (3) (4) (5) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

58 Tabel 5.6. Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Kab/Kota Bintang 3+ Bintang 2 Bintang 1 Bintang (1) (2) (3) (4) (5) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

59 Tabel 6.1. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Persen) Kab/Kota Jan Peb Maret April Mei Juni (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

60 Tabel 6.2. Tingkat Penghunian Tempat Tidur Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Persen) Kab/Kota Jan Peb Maret April Mei Juni (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

61 Tabel 6.1. (Lanjutan) Tingkat Penghunian Kamar Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Persen) Kab/Kota Juli Agust Sept Okt Nop Des (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

62 Tabel 6.2. (Lanjutan) Tingkat Penghunian Tempat Tidur Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Persen) Kab/Kota Juli Agust Sept Okt Nop Des (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

63 Tabel 6.3. Tingkat Penghunian Ganda Kamar Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Tamu Per Kamar) Kab/Kota Jan Peb Maret April Mei Juni (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

64 Tabel 6.3. (Lanjutan) Tingkat Penghunian Ganda Kamar Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Tamu Per Kamar) Kab/Kota Juli Agust Sept Okt Nop Des (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

65 Tabel 6.4. Rata-rata Lama Menginap Tamu Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Malam) Kab/Kota Jan Peb Maret April Mei Juni (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

66 Tabel 6.4. (Lanjutan) Rata-rata Lama Menginap Tamu Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Malam) Kab/Kota Juli Agust Sept Okt Nop Des (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

67 Tabel 6.5. Rata-rata Lama Menginap Tamu Indonesia Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Malam) Kab/Kota Jan Peb Maret April Mei Juni (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

68 Tabel 6.5. (Lanjutan) Rata-rata Lama Menginap Tamu Indonesia Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Malam) Kab/Kota Juli Agust Sept Okt Nop Des (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

69 Tabel 6.6. Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Malam) Kab/Kota Jan Peb Maret April Mei Juni (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

70 Tabel 6.6. (Lanjutan) Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing Hotel Bintang Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Malam) Kab/Kota Juli Agust Sept Okt Nop Des (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

71 Tabel 7.1. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Persen) Kab/Kota Jan Peb Maret April Mei Juni (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

72 Tabel 7.1. (Lanjutan) Tingkat Penghunian Kamar Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Persen) Kab/Kota Juli Agust Sept Okt Nop Des (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

73 Tabel 7.2. Tingkat Penghunian Tempat Tidur Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Persen) Kab/Kota Jan Peb Maret April Mei Juni (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

74 Tabel 7.2. (Lanjutan) Tingkat Penghunian Tempat Tidur Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Persen) Kab/Kota Juli Agust Sept Okt Nop Des (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

75 Tabel 7.3. Tingkat Penghunian Ganda Kamar Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Tamu Per Kamar) Kab/Kota Jan Peb Maret April Mei Juni (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

76 Tabel 7.3. (Lanjutan) Tingkat Penghunian Ganda Kamar Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Tamu Per Kamar) Kab/Kota Juli Agust Sept Okt Nop Des (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

77 Tabel 7.4. Rata-rata Lama Menginap Tamu Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2014 (Malam) Kab/Kota Jan Peb Maret April Mei Juni (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

78 Tabel 7.4. (Lanjutan) Rata-rata Lama Menginap Tamu Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2014 (Malam) Kab/Kota Juli Agust Sept Okt Nop Des (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

79 Tabel 7.5. Rata-rata Lama Menginap Tamu Indonesia Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Malam) Kab/Kota Jan Peb Maret April Mei Juni (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

80 Tabel 7.5. (Lanjutan) Rata-rata Lama Menginap Tamu Indonesia Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Malam) Kab/Kota Juli Agust Sept Okt Nop Des (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

81 Tabel 7.6. Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Malam) Kab/Kota Jan Peb Maret April Mei Juni (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

82 Tabel 7.6. (Lanjutan) Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing Hotel Melati Menurut Wilayah dan Bulan, Jawa Tengah 2015 (Malam) Kab/Kota Juli Agust Sept Okt Nop Des (1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 01. Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

83 Tabel 8.1. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Persen) Bulan Bintang Melati Bintang + Melati (1) (2) (3) (4) Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

84 Tabel 8.2. Tingkat Penghunian Tempat Tidur Hotel Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Persen) Bulan Bintang Melati Bintang + Melati (1) (2) (3) (4) Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

85 Tabel 8.3. Tingkat Penghunian Ganda Kamar Hotel Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Tamu Per Kamar) Bulan Bintang Melati Bintang + Melati (1) (2) (3) (4) Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

86 Tabel 8.4. Rata-rata Lama Menginap Tamu Hotel Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Bulan Bintang Melati Bintang + Melati (1) (2) (3) (4) Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

87 Tabel 8.5. Rata-rata Lama Menginap Tamu Indonesia Hotel Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Bulan Bintang Melati Bintang + Melati (1) (2) (3) (4) Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

88 Tabel 8.6. Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing Hotel Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Bulan Bintang Melati Bintang + Melati (1) (2) (3) (4) Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

89 Tabel 9.1. Tingkat Penghunian Kamar Hotel Bintang Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Persen) Bulan Bintang 3+ Bintang 2 Bintang 1 Total (1) (2) (3) (4) (5) Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

90 Tabel 9.2. Tingkat Penghunian Tempat Tidur Hotel Bintang Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Persen) Bulan Bintang 3+ Bintang 2 Bintang 1 Total (1) (2) (3) (4) (5) Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

91 Tabel 9.3. Tingkat Penghunian Ganda Kamar Hotel Bintang Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Tamu Per Kamar) Bulan Bintang 3+ Bintang 2 Bintang 1 Total (1) (2) (3) (4) (5) Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

92 Tabel 9.4. Rata-rata Lama Menginap Tamu di Hotel Bintang Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Bulan Bintang 3+ Bintang 2 Bintang 1 Total (1) (2) (3) (4) (5) Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

93 Tabel 9.5. Rata-rata Lama Menginap Tamu Indonesia di Hotel Bintang Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Bulan Bintang 3+ Bintang 2 Bintang 1 Total (1) (2) (3) (4) (5) Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

94 Tabel 9.6. Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing di Hotel Bintang Menurut Bulan dan Klasifikasi, Jawa Tengah 2015 (Malam) Bulan Bintang 3+ Bintang 2 Bintang 1 Total (1) (2) (3) (4) (5) Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Statistik Tingkat Penghunian Kamar Hotel Jawa Tengah

95

KATA PENGANTAR. Saran konstruktif dari para pengguna data sangat diharapkan untuk penyempurnaan publikasi mendatang.

KATA PENGANTAR. Saran konstruktif dari para pengguna data sangat diharapkan untuk penyempurnaan publikasi mendatang. KATA PENGANTAR Publikasi Statistik Perhotelan Kota Semarang Tahun 2014 terwujud berkat kerjasama antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang dengan Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Publikasi

Lebih terperinci

STATISTIK PERHOTELAN KOTA BATU TAHUN 217 ISSN : No. Publikasi : 3579.17.5 Katalog BPS : 8435.3579 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 17,6 cm x 25 cm : IV + 42 Halaman Penyunting Naskah : Seksi Statistik Distribusi

Lebih terperinci

KOTA BATU KATALOG BPS : 35794. 15.01 KOTA BATU ISSN : No. Publikasi : 35794.14.01 Katalog BPS : Ukuran Buku : 21 cm x 28 cm Jumlah Halaman : V + 30 Halaman Naskah : Seksi Statistik Distribusi Kota Batu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA TEGAL TPK HOTEL FEBRUARI 32,07 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA TEGAL TPK HOTEL FEBRUARI 32,07 PERSEN BPS KOTA TEGAL 27 Maret 2015 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA TEGAL TPK HOTEL FEBRUARI 32,07 PERSEN Pada bulan ini secara umum, hampir semua indikator produktivitas usaha hotel/jasa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA TEGAL TPK HOTEL JANUARI 28,02 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA TEGAL TPK HOTEL JANUARI 28,02 PERSEN BPS KOTA TEGAL 27 Februari 2015 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA TEGAL TPK HOTEL JANUARI 28,02 PERSEN Pada bulan ini secara umum, hampir semua indikator produktivitas usaha hotel/jasa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA TEGAL BULAN DESEMBER 2015 TPK HOTEL 32,84 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA TEGAL BULAN DESEMBER 2015 TPK HOTEL 32,84 PERSEN BPS KOTA TEGAL 25 Januari 2016 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA TEGAL BULAN DESEMBER 2015 TPK HOTEL 32,84 PERSEN Pada bulan Desember 2015 ini secara umum, hampir semua indikator produktivitas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MARET 50,62 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MARET 50,62 PERSEN No. 08/3373/4/04/17/Th.IX, 28 April 2017 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MARET 50,62 PERSEN Pada bulan Maret ini seluruh indikator produktivitas usaha hotel/jasa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MEI 55,02 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MEI 55,02 PERSEN No. 12/3373/4/06/17/Th.IX, 20 Juni 2017 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MEI 55,02 PERSEN Pada bulan Mei ini seluruh indikator produktivitas usaha hotel/jasa akomodasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL JANUARI 45,68 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL JANUARI 45,68 PERSEN No. 4/3373/4/2/7/Th.IX, 22 Februari 27 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL JANUARI 45,68 PERSEN Pada bulan ini seluruh indikator produktivitas usaha hotel/jasa akomodasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL FEBRUARI 45,14 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL FEBRUARI 45,14 PERSEN No. 06/3373/4/03/17/Th.IX, 31 Maret 2017 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL FEBRUARI 45,14 PERSEN Pada bulan ini seluruh indikator produktivitas usaha hotel/jasa akomodasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL JULI 60,12 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL JULI 60,12 PERSEN No. 16/3373/4/08/17/Th.IX, 24 Agustus 2017 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL JULI 60,12 PERSEN Pada bulan Juni ini seluruh indikator produktivitas usaha hotel/jasa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL SEPTEMBER 40,86 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL SEPTEMBER 40,86 PERSEN No. 20/3373/4/10/16/Th.VIII, 20 Oktober 2016 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL SEPTEMBER 40,86 PERSEN Pada bulan September 2016 ini secara umum beberapa indikator produktivitas

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL PROVINSI PAPUA BARAT 2012 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL PAPUA BARAT 2012 Katalog BPS : 8403001.91 ISSN : 2303-0038 No. Publikasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL AGUSTUS 45,38 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL AGUSTUS 45,38 PERSEN Wsw, No. 18/3373/4/09/16/Th.VIII, 20 September 2016 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL AGUSTUS 45,38 PERSEN Pada bulan Agustus 2016 ini beberapa indikator produktivitas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL JULI 43,98 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL JULI 43,98 PERSEN No. 16/3373/4/08/16/Th.VIII, 22 Agustus 2016 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL JULI 43,98 PERSEN Bertepatan dengan hari raya idul fitri 1437 H, pada bulan Juli 2016

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TINGKAT HUNIAN KAMAR HOTEL JULI 28,55 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TINGKAT HUNIAN KAMAR HOTEL JULI 28,55 PERSEN No. 16/3373/4/08/13/Th.V, 16 Agustus 2013 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TINGKAT HUNIAN KAMAR HOTEL JULI 28,55 PERSEN Pada bulan 2013 ini dari semua indikator produktivitas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MARET 37,13 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MARET 37,13 PERSEN No. 08/3373/4/04/16/Th.VIII, 20 April PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MARET 37,13 PERSEN Pada bulan seluruh indikator produktivitas usaha hotel/jasa akomodasi di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL SEPTEMBER 35,11 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL SEPTEMBER 35,11 PERSEN No. 20/3373/4/10/15/Th.VII, 19 Oktober 2015 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL SEPTEMBER 35,11 PERSEN Pada bulan 2015 ini secara umum, hampir semua indikator produktivitas

Lebih terperinci

STATISTIK PERHOTELAN PROVINSI PAPUA BARAT Hotel Statistics of Papua Barat Province 2008 BPS Provinsi Papua Barat BPS Statistics of Papua Barat Province STATISTIK PERHOTELAN PROVINSI PAPUA BARAT 2008 Hotel

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL DESEMBER 47,54 PERSEN

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL DESEMBER 47,54 PERSEN No. 02/3373/4/01/17/Th.IX, 20 Januari 2017 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL DESEMBER 47,54 PERSEN Pada bulan Desember ini indikator beberapa produktivitas usaha hotel/jasa

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017 No. 79/11/33/Th. XI, 06 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017 Agustus

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.31 /05/33/Th.VIII, 05 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,45 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2014 yang sebesar 17,72

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.69 /11/33/Th.VII, 06 November 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,02 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2013 mencapai 16,99

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Provinsi Jawa Tengah Sensus Ekonomi 2016 No. 37/05/33 Th. XI, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Hasil Pendaftaran

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.70 /11/33/Th.VIII, 05 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,68 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2014 yang sebesar

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t PROVINSI JAWA TENGAH Data Agregat per K b t /K t PROVINSI JAWA TENGAH Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan.

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No. 66/11/33/Th.VI, 05 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2012: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,63 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2012 mencapai 17,09

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 78 TAHUN 2013 TAHUN 2012 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 71 A TAHUN 201356 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 No. 50/08/33/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 145,04 RIBU TON, CABAI RAWIT 85,36 RIBU TON, DAN BAWANG

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 201256 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Provinsi besar, yaitu

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah yang bersangkutan dengan

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH No. 56/08/33 Th.IX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 167,79 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 107,95 RIBU TON,

Lebih terperinci

Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPK) Di Provinsi Sulawesi Barat

Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPK) Di Provinsi Sulawesi Barat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Bulan BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPK) Di Provinsi Sulawesi Barat, TPK Hotel Bintang Mencapai 41, 74 persen. Tingkat Penghunian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Akan

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) No. 74/12/33 Th.VII, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM JAWA TENGAH TAHUN 2013 SEBANYAK 3,31 JUTA RUMAH TANGGA, TURUN 28,46 PERSEN DARI TAHUN 2003 Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode berikutnya kemampuan suatu negara untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 58/10/76/Th. X, 3 Oktober TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG AGUSTUS MENCAPAI 61,93 PERSEN Tingkat Penghunian

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 748 34 3 790 684 2,379 1,165 5,803 57,379 10.11 2 Purbalingga 141 51 10 139 228

Lebih terperinci

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016 PENEMPATAN TENAGA KERJA A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016 NO KAB./KOTA L P JUMLAH 1 KABUPATEN REMBANG 820 530 1.350 2 KOTA MAGELANG 238 292 530 3 KABUPATEN WONOGIRI 2.861

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 447 60 8 364 478 2.632 629 4.618 57.379 8,05 2 Purbalingga 87 145 33 174 119 1.137

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/12/33/Th.III, 1 Desember 2009 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2009 Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dilaksanakan dua kali dalam setahun,

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No.42/06/33/Th.X, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Jawa Tengah Tahun 2015 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 24/05/76/Th. XI, 2 Mei TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG MARET MENINGKAT 4,59 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Industrialisasi pada negara sedang berkembang sangat diperlukan agar dapat tumbuh

Lebih terperinci

PENEMPATAN TENAGA KERJA

PENEMPATAN TENAGA KERJA PENEMPATAN TENAGA KERJA A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2015 NO. KAB./KOTA 2015 *) L P JUMLAH 1 KABUPATEN SEMARANG 3,999 8,817 12816 2 KABUPATEN REMBANG 1,098 803 1901 3 KOTA.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris, maka pembangunan pertanian akan memberikan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA JAW A TENGAH 1996-2011 ISSN : 0854-6932 No. Publikasi : 33531.1204 Katalog BPS : 5203007.33 Ukuran Buku : 21 cm x 28 cm Jumlah Halaman : 245 halaman Naskah : Bidang Statistik

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL (TPK) Perub. September terhdp er 2017 er KLASIFIKASI HUNIAN. Perub. September. Agustus 2017.

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL (TPK) Perub. September terhdp er 2017 er KLASIFIKASI HUNIAN. Perub. September. Agustus 2017. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Bulan September BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Tingkat Penghunian Kamar Hotel (TPK) Di Provinsi Sulawesi Barat September, TPK Hotel Bintang sebesar 30,61 persen.

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH 3.1 Keadaan Geografis dan Pemerintahan Propinsi Jawa Tengah adalah salah satu propinsi yang terletak di pulau Jawa dengan luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir terdapat minat yang terus meningkat terhadap desentralisasi di berbagai pemerintahan di belahan dunia. Bahkan banyak negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 08/02/76/Th. XI, 1 Februari 2017 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG DESEMBER MENCAPAI 35,34 PERSEN Tingkat Penghunian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Peta Provinsi Jawa Tengah Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 2. Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan

Lebih terperinci

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah, No.26/04/33/Th.XI, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Jawa Tengah Tahun 2016 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 03/01/76/Th. XI, 3 Januari 2017 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG NOVEMBER MENCAPAI 90,30 PERSEN Tingkat Penghunian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Batas Administrasi. Gambar 4.1: Peta Wilayah Jawa Tengah Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 561.4/69/2010 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 35/06/76/Th. XI, 2 Juni TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG APRIL MENCAPAI 39,18 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/01/33/Th.II, 2 Januari 2008 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2007 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Agustus 2007 adalah

Lebih terperinci

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT JULI 2016

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT JULI 2016 Pr BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 54/09/76/Th.X, 1 SEPTEMBER TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT JULI Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang di Sulawesi Barat periode mencapai 33,61

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 63/11/76/Th. X, 1 November TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG SEPTEMBER MENCAPAI 34,37 PERSEN Tingkat Penghunian

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 54/09/76/Th.XI, 04 September TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG JULI MENCAPAI 33,88 PERSEN Tingkat Penghunian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan suatu proses perubahan terencana yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang berperan di berbagai sektor yang bertujuan

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 728 112 20 1,955 2,178 2,627 1,802 9,422 57,379 16.42 2 Purbalingga 70 50 11 471

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH,

GUBERNUR JAWA TENGAH, GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 wsm 2^17 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA TENGAH, Membaca : Surat Kepala Dinas Tenaga

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN No. 62/11/33/Th.V, 07 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2011 mencapai 16,92 juta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang dinamakan dengan nawacita.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah merupakan Provinsi yang termasuk ke dalam Provinsi yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun 2000-an kondisi agribisnis tembakau di dunia cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri yang memiliki pertumbuhan pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi terhadap

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 08/05/33/Th.I, 15 Mei 2007 TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH MENURUN 0,1% Tingkat Penganguran Terbuka di Jawa Tengah pada Februari 2007 adalah 8,10%. Angka ini 0,10% lebih

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No.1/3307/BRS/11/2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 Pembangunan manusia di Wonosobo pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT

BPS PROVINSI SULAWESI BARAT BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 45/08/76/Th.XI, 01 Agustus TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI SULAWESI BARAT TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG JUNI MENCAPAI 26,06 PERSEN Tingkat Penghunian Kamar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat yang dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan pada kemampuan nasional, dengan

Lebih terperinci

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal LP2KD Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Kendal TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN No Kelompok Pola Harapan Nasional Gram/hari2) Energi (kkal) %AKG 2) 1 Padi-padian 275 1000 50.0 25.0 2 Umbi-umbian 100 120 6.0

Lebih terperinci

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA Pariwisata DKI Jakarta No. 48/10/31/Th.XIX, 02 Oktober 2017 KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA Pada bulan Agustus 2017, wisman Tiongkok menggeser posisi Lima Negara asal terbanyak

Lebih terperinci

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH No Program Anggaran Sub Sasaran Lokasi 1. Program Rp. 1.000.000.000 Pelayanan dan Sosial Kesejahteraan Sosial Penyandang

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Hasil Regresi Dalam bab ini akan dibahas mengenai bagaimana pengaruh PAD dan DAU terhadap pertumbuhan ekonomi dan bagaimana perbandingan pengaruh kedua variabel tersebut

Lebih terperinci

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG GUBERNURJAWATENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG PERKIRAANALOKASIDANABAGI HASILCUKAIHASILTEMBAKAU BAGIANPEMERINTAHPROVINSIJAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATENjKOTADI JAWATENGAHTAHUNANGGARAN2016

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara atau wilayah di berbagai belahan dunia pasti melakukan kegiatan pembangunan ekonomi, dimana kegiatan pembangunan tersebut bertujuan untuk mencapai social

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan yang dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan

Lebih terperinci

Sosialisasi Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/94 Tahun 2017 tanggal 20 Nop 2017 tentang Upah Minimum Pada 35 Kabupaten/Kota Tahun 2018 di

Sosialisasi Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/94 Tahun 2017 tanggal 20 Nop 2017 tentang Upah Minimum Pada 35 Kabupaten/Kota Tahun 2018 di Sosialisasi Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/94 Tahun 2017 tanggal 20 Nop 2017 tentang Upah Minimum Pada 35 Kabupaten/Kota Tahun 2018 di Provinsi Jawa Tengah 1 Dasar Hukum 2 1. Undang Undang Nomor

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENGELOMPOKAN PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KABUPATEN/KOTA DAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pandangan pembangunan ekonomi modern memiliki suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan ekonomi modern tidak hanya

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH Kondisi umum Provinsi Jawa Tengah ditinjau dari aspek pemerintahan, wilayah, kependudukan dan ketenagakerjaan antara lain sebagai berikut : A. Administrasi Pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu keadaan di mana masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kehidupan yang layak, (menurut World Bank dalam Whisnu, 2004),

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci