I.PENDAHULUAN. yang mengalami pertumbuhan produksi yang cukup pesat dibandingkan dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I.PENDAHULUAN. yang mengalami pertumbuhan produksi yang cukup pesat dibandingkan dengan"

Transkripsi

1 1 I.PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) merupakan tanaman perkebunan yang mengalami pertumbuhan produksi yang cukup pesat dibandingkan dengan tanaman perkebunan lainnya di Indonesia. Produksi kelapa sawit Indonesia sebesar 17,54 juta ton pada tahun 2008 menjadi 23,52 juta ton pada tahun 2012, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,7% per tahun pada periode Produksi minyak sawit Indonesia saat ini kurang lebih sebesar 36 persen dari total produksi dunia, sedangkan Malaysia telah mencapai kontribusi sebesar 47 persen. Sehingga secara bersama-sama, Indonesia dan Malaysia praktis menguasai 83 persen produksi dunia ( Samhadi.S.H,2014 ). Prospek pasar minyak sawit diprediksikan masih akan sangat cerah, antara lain karena masih tingginya permintaan dunia. Konsumsi dunia rata-rata tumbuh 8 persen per tahun, bahkan beberapa tahun terakhir, jauh di atas kemampuan produksi sehingga harga dipastikan akan terus meningkat. Berbeda dengan Malaysia, peluang Indonesia untuk menggenjot produksi masih sangat besar, terutama dengan ketersediaan lahan, kesesuaian iklim, ketersediaan tenaga kerja relatif murah yang melimpah, serta biaya pembangunan dan perawatan per hektar yang juga lebih murah ( Samhadi.S.H,2014 ). Demikian menariknya prospek pasar dan masih relatif terbukanya potensi pasar produksi kelapa sawit di Indonesia, telah membawa dampak terhadap semakin ketatnya tingkat persaingan di sektor bersangkutan. Semakin meruncingnya tingkat persaingan di pasar produksi pengolahan kelapa sawit

2 2 tersebut, telah menyebabkan Departemen teknis terkait dan pemerintah di beberapa daerah secara langsung melakukan intervensi. Beberapa bentuk regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah diantaranya adalah Permentan No. 395/Kpts/OT.140/11/2005 tentang Pedoman Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit Produksi Pekebun dan Permentan No. 26/Permentan/OT.140/2/2007 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan ( Samhadi.S.H,2014 ). Panen dan pasca panen merupakan kegiatan akhir dari tahap budidaya pada tanaman kelapa sawit yang berhubungan secara langsung dengan nilai ekonomis perusahaan. Untuk mendapatkan kualitas kelapa sawit yang mempunyai nilai ekonomis tinggi tergantung pada proses pemanenan dan derajat kematangan buah. Jika buah telah lewat matang, minyak yang dihasilkan mengandung asam lemak bebas (ALB) yang tinggi (lebih dari 5 %). Sebaliknya, jika memanen buah yang mentah, menghasilkan minyak dengan kandungan ALB yang rendah. Tetapi, jumlah minyaknya masih sedikit. Untuk keperluan ekspor, kandungan ALB minyak harus lebih kecil dari 3 %. (Notowijoyo SIT, 2011) Teknik panen dan pasca panen merupakan salah satu kegiatan yang dapat menentukan kualitas dari produksi yang dihasilkan dari suatu tanaman. Dengan menggunakan teknik panen dan pasca panen yang benar suatu perusahaan akan dapat menghitung berapa tingkat keuntungan yang di hasilkan jika di bandingkan dengan input dalam melakukan item-item kegiatan.

3 Tujuan Berdasarkan uraian diatas penulis mengamabil judul tugas akhir Teknik Panen dan Pasca panen pada tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) di FIRST RESOURCES GROUP PT. Subur Arum Makmur I kebun senamanenek Kampar,Riau dengan tujuan : - Mengetahui cara pengelolaan panen dan pasca panen kelapa sawit di PT. Subur Arum Makmur 1 kebun senamanenek Kampar, Riau. - Mengetahui kendala kendala dalam panen dan pasca panen kelapa sawit di PT. Subur Arum Makmur 1 kebun senamanenek Kampar, Riau Manfaat Adapun manfaat yang di peroleh mahasiswa dari pelaksanaan kegiatan PKPM dengan judul Teknik Panen dan Pasca panen pada tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) di FIRST RESOURCES GROUP PT. Subur Arum Makmur I kebun senamanenek Kampar,Riau adalah : Memberikan pengalaman dari lapangan yang dapat menghubungkan pengetahuan akademik dengan keterampilan serta mampu mengidentifikasi pengalaman yang sesuai dengan teori dan praktek yang di dapatkan dalam bidang teknik panen dan pasca panen pada tanaman kelapa sawit. Mengetahui tahapan-tahapan kegiatan yang berhubungan dengan panen dan pasca panen pada tanaman kelapa sawit yang dilakukan untuk mendapatkan produksi yang berkualitas. Memahami dan melakukan panen dan pasca panen pada tanaman kelapa sawit yang pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan puncak dari suatu budidaya.

4 4 Mengetahui dan memahami kriteria panen yang benar pada tanaman kelapa sawit baik pada saat pemanenan maupun pada saat pengangkutan.

5 5 II.TINJAUAN PUSTAKA 2.I. Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit dalam bahasa latin dinamakan juga Elaeis guineensis Jacq. Elaeis dalam bahasa yunani berarti minyak, sedangkan Guineensis berasal dari kata guinea yaitu pantai barat afrika dan Jacq merupakan singkatan dari Jacquin seorang botani asal Amerika. Adapun taksonomi dari tanaman kelapa sawit : Divisi Sub Divisi Klas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae : Palmales : Palmaceae : Elaeis Spesies : Elaeis guineensis Jacq (Sastrosayono.S, 2008) Morfologi Kelapa Sawit Akar Akar serabut sekunder merupakan cabang akar serabut primer yang bercabang keatas dan kebawah. Akar serabut tersier merupakan cabang akar sekunder yang selanjutnya bercabang lagi merupakan bulu-bulu akar (pilus radicalis) dan akar ini lah yang akan banyak menyerap unsur hara dan juga berfungsi sebagi alat pernapasan. Sedangkan tudung akar (calypatra) yaitu bagian akar yang paling ujung, terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah (Sastrosayono.S, 2008)

6 Batang Batang kelapa sawit berdiameter cm, namun di perkebunan umumnya cm, pangkal batang lebih besar pada tanaman yang lebih tua. Batang kelapa sawit merupakan batang tunggal yang tidak bercabang. Laju pertumbuhan batang di pengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Di Indonesia dan Malaysia pertumbuhan tinggi batang rata-rata 45 cm/tahun dan bisa mencapai 100 cm/tahun bila berada pada kondisi yang sangat cocok. Tinggi batang bisa mencapai 20 m lebih namun umumnya diperkebunan hanya berkisar antara m (Sastrosayono.S, 2008) Daun Daun kelapa sawit membentuk satu pelepah yang panjangnya mencapai lebih dari 7,5 9 meter dengan jumlah anakan daun pada setiap pelepah berkisar antara helai. Daun kelapa sawit terdiri dari rachis (pelepah daun), pinnae (anak daun) dan spines (lidi). Panjang pelepah daun bervariasi tergantung varitas dan tipenya serta kondisi lingkungan. Rata-rata panjang pelepah tanaman dewasa mencapai 9 m (Sastrosayono.S, 2008) Bunga Kelapa sawit merupakan tanaman monoecious ( berumah satu) artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon, tetapi tidak pada tandan yang sama. Walaupun demikian, kadang kadang dijumpai juga bunga jantan dan betina pada satu tandan (hermafrodit) sering terdapat pada tanaman kelapa sawit terutama pada masa pembungaan. Ada daur pembentukan tipe bunga tertentu yang dipengaruhi oleh teknik budidaya dan lingkungan misalnya pemangkasan daun yang terlalu berat dapat mengakibatkan terbentuk

7 7 inflorisensi jantan yang lebih banyak, sedangkan kekeringan dapat mengakibatkan absorsi kuncup tandan bunga. Tandan bunga jantan terdiri atas sejumlah spliket yang panjangnya cm, yang tumbuh dari tangkai bunga. Setiap spliket terdapat bunga yang sangat kecil, berwarna kuning dengan bau yang khas (Sastrosayono.S, 2008) Buah Buah Kelapa Sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah dengan daging buah yang tipissehingga kadar minyak dalam perikarp hanya mencapai sekitar % (Sastrosayono.S, 2008) Varietas Tanaman Kelapa Sawit Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietas varietas itu dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah, atau berdasarkan warna kulit buahnya. Selain varietas-varietas tersebut, ternyata dikenal juga beberapa varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan, antara lain mampu menghasilkan produksi yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lain. 1. Dura Varietas ini mempunyai tempurung tebal 2-8 mm, tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung, daging buah relatif tipis, yaitu

8 % terhadap buah, kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah, dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betina 2. Pisifera Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging buahnya tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi. Jenis Pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain. Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga betina gugur pada fase dini. Oleh sebab itu, dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk jantan. Penyerbukan silang antara Pisifera dengan Dura akan menghasilkan varietas Tenera. 3. Tenera Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu Dura dan Pisifera. Varietas inilah yang banyak ditanam di perkebunanperkebunan pada saat ini. Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara 0,5 4 mm, dan terdapat lingkaran serabut di sekelilingnya. Persentase daging buah terhadap buah tinggi, antara 60 96%. Tandan buah yang dihasilkan oleh Tenera lebih banyak daripada Dura, tetapi ukuran tandannya relatif lebih kecil. Berdasarkan warna kulit buahnya varietas kelapa sawit dibedakan atas 3 varietas kelapa sawit yang terkenal. Varietas-varietas tersebut adalah: 1. Nigrescens Buah nigrescens berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu matang. Tipe buah nigrescens hampir dominan ditemukan pada varietas tenera yang ditanam secara komersial di Indonesia.

9 9 2. Virescens Pada waktu muda, buah virescens berwarna hijau dan ketika matang warnanya berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijauhijauan. 3. Albescens Pada waktu muda, buah albescens berwarna keputih-putihan, sedangkan setelah matang berubah menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitam-hitaman Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Iklim Faktor-faktor iklim yang penting adalah curah hujan, suhu (temperatur), intensitas penyinaran dan angin. Faktor-faktor ini sepintas lalu tampak berbeda jelas satu sama lain, tetapi pada kenyataannya berkaitan erat dan saling mempengaruhi (Pahan, 2008). a. Curah Hujan Kelapa sawit memerlukan curah hujan sekitar mm yang merata sepanjang tahun tanpa adanya bulan kering (defisit air) yang nyata. Hujan yang tidak turun selama 3 bulan menyebabkan pertumbuhan kuncup daun terhambat sampai hujan turun (anak daun atau janur tidak dapat memecah). Hujan yang lama tidak turun juga berpengaruh terhadap produksi buah, karena buah yang telah cukup umur tidak mau masak sampai turun hujan. Hujan yang terlalu banyak (lebih dari mm/tahun) tidak berpengaruh jelek terhadap produksi buah kelapa sawit, asalkan drainase tanah dan penyinaran matahari cukup baik (Pahan, 2008).

10 10 b. Suhu Tanaman kelapa sawit di perkebunan komersial dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu C. Di daerah sekitar garis khatulistiwa, tanaman sawit liar masih dapat menghasilkan buah pada ketinggian m diatas permukaan laut. Dengan demikian, tanaman kelapa sawit diperkirakan masih dapat tumbuh dengan baik sampai kisaran suhu 20 0 C, tetapi pertumbuhannya sudah mulai terhambat pada suhu C. Produksi TBS yang tertinggi didapatkan dari daerah yang rata-rata suhu tahunannya berkisar C (Pahan, 2008). c. Intensitas Penyinaran Tanaman kelapa sawit membutuhkan intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi untuk melakukan fotosintesis, kecuali pada kondisi juvenile di prenursery. Pada kondisi langit cerah di daerah zona khatulistiwa, intensitas cahaya matahari bervariasi J/cm 2 /hari. Intensitas cahaya matahari sebesar terjadi pada bulan Juni dan Desember, sedangkan terjadi pada bulan Maret dan September. Dengan semakin jauhnya suatu daerah dari khatulistiwa misalnya pada daerah 10 0 LU intensitas cahaya akan turun dan berkisar J/cm 2 /hari. Intensitas terjadi pada bulan Desember, sedangkan terjadi pada periode Maret-September (Pahan, 2008). Fotosintesis pada daun kelapa sawit akan meningkat pada kondisi langit berawan karena intensitas cahaya matahari dapat berkurang. Produksi bahan kering bibit umur 13 minggu yang diberi naungan ternyata berkurang. Penurunan berat kering tersebut meliputi penurunan pada bagian tajuk dan pada bagian akar (Pahan, 2008)

11 11 Produksi TBS/tahun juga dipengaruhi oleh jumlah jam efektif penyinaran matahari. Penyinaran efektif didefinisikan sebagai total jumlah jam penyinaran yang diterima sepanjang periode kelembaban air tanah yang mencukupi ditambah selama periode stress air dan dikurangi dengan lamanya stress air tanah yang terjadi. Pengaruh lamanya penyinaran terhadap peningkatan produksi yaitu 5,7 kg/kenaikan 100 jam penyinaran efektif per pohon. Pada kondisi di daerah khatulistiwa yang menerima lebih dari jam penyinaran efektif sepanjang tahun maka rata-rata setiap pohon dapat menghasilkan minimal 125 kg TBS atau 18 ton/ha/tahun. Panjang penyinaran yang diperlukan kelapa sawit yaitu 5-12 jam/hari dengan kondisi kelembapan udara 80 % (Pahan, 2008). d. Angin Kecepatan angin 5-6 km/jam sangat baik untuk membantu penyerbukan kelapa sawit. Angin yang terlalu kencang dapat menyebabkan tanaman baru menjadi miring, bahkan pada kasus angin putting beliung dapat menghancurkan perkebunan kelapa sawit di daerah yang agak jauh dari khatulistiwa, seperti Thailand (Pahan, 2008) Tanah Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di banyak jenis tanah, yang penting tidak kekurangan air pada musim kemarau dan tidak tergenang air pada musim hujan (drainase baik). Di lahan lahan yang permukaan air tanah nya tinggi atau tergenang, akar akan busuk. Selain itu, pertumbuhan batang dan daun nya tidak mengindikasikan produksi buah yang baik. Kesuburan tanah bukan merupakan syarat mutlak bagi perkebunan kelapa sawit.

12 12 Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit dan banyak terdapat didaerah tropis diuraikan sebagai berikut: 1. Latosol Latosol didaerah tropis bisa berwarna merah,cokelat,dan kuning. Tanah latosol terbentuk di daerah yang iklimnya juga cocok untuk tanaman kelapa sawit. Tanah latosol mudah tercuci dan melapisi sebagian besar tanah didaerah tropikal basah. 2. Aluvial Tanah tanah aluvial sangat penting untuk tanaman kelapa sawit, meski pun kesuburannya di setiap tempat berbeda beda. Aluvial ditepi pantai dan sungai umum ditanami kelapa sawit di asia dan amerika Panen Kelapa Sawit Kriteria Matang Panen Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria matang panen kelapa sawit dapat dilihat secara visual dan secara fisiologi. Secara visual dapat dilihat dari perubahan warna kulit buah menjadi merah jingga, sedangkan secara fisiologi dapat ditentukan pada saat kandungan minyak maksimal dan kandungan asam lemak bebas atau free fatty acid (ALB atau FFA) minimal. Pada saat ini kriteria umum yang banyak dipakai adalah berdasarkan jumlah brondolan kurang sepuluh butir. Tanaman dengan umur lebih dari 10 tahun, jumlah brondolan sekitar butir. Namun, secara peraktis digunakan kriteria umum yaitu

13 13 pada setiap 1 kg tandan buah segar (TBS) terdapat dua brondolan(fauzi,et al., 2012) Alat Panen Alat-alat kerja untuk potong buah yang akan digunakan berbeda berdasarkan tinggi tanaman. Penggolongan alat kerja tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu alat untuk memotong TBS, alat untuk bongkar muat TBS dan alat untuk membawa TBS ke TPH (Sunarko, 2009). Menurut Sunarko (2009),alat untuk memotong buah/tbs yaitu dodos kecil, dodos besar, pisau egrek, dan batu asah. a. Dodos kecil dengan ukuran lebar mata 6 8 cm digunakan untuk memanen tanaman kelapa sawit dengan ketinggian 2 5 meter, tandan buah terdapat di setiap pelepah dan berada 0,3 0,8 meter dari permukaan tanah. Cara panen ini disebut dengan system panen jongkok. b. Dodos besar dengan ukuran lebar mata cm di gunakan untuk memanen tanaman kelapa sawit dengan ketinggian 5 10 meter, tandan buah berada pada ketinggian sekitar 1 meter di atas permukaan tanah. Pemanenan buah pada ketinggian demikan bisa juga dengan menggunakan kampak siam. c. Egrek di gunakan untuk memanen tanaman kelapa sawit dengan ketinggian > 10 meter. Panen dengan menggunakan alat ini di sebut cara panen system berdiri d. Gerobak digunakan untuk mengangkut buah dari pasar pikul (ancak panen) ke TPH. e. Gancu digunakan untuk mengangkat dan meindahkan buah yang sudah di panen.

14 14 f. Korekan brondolan di gunakan untuk memudahkan pengumpulan brondolan pada piringan. g. Karung goni di gunakan sebagai tempat brondolan yang sudah di kumpulkan. h. Ember digunakan sebagai tempat brondolan sebelum di masukkan ke dalam karung goni Rotasi dan Sistem Panen Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada umumnya menggunakan rotasi panen tujuh hari, artinya satu areal panen harus dimasuki (diancak) oleh pemetik tiap tujuh hari. Rotasi panen dianggap baik bila buah tidak lewat matang, yaitu dengan menggunakan sistem 5/7. Artinya, dalam satu minggu terdapat lima hari panen dan masing-masing ancak panen diulangi (dipanen) pada tujuh hari berikutnya ( Fauzi,et al.,2012). Menurut Sunarko (2009), pemberlakuan sistem pengancakan dapat menggunakan sistem yang lain dengan pertimbangan kondisi setempat. Sistem pengancakan potong buah terdiri dari 3 jenis, yaitu: 1. Ancak giring murni Pada sistem ini, apabila suatu ancak telah selesai dipanen, pemanen pindah keancak berikutnya yang telah ditunjuk oleh mandor, begitu seterusnya. Kelebihan ancak giring murni,cocok untuk areal yang baru dipanen, dapat diterapkan pada tukang potong buah dalam jumlah besar, buah cepat keluar, distribusi buah mengumpul, memudahkan transport TBS, kemungkinan ancak tertinggal kecil.sementara, kekurangan ancak giring murni, tanggung jawab karyawan terhadap kondisi ancak rendah, susah ditelusuri karyawan/mandoran

15 15 yang melakukan kesalahan, output karyawan biasanya rendah, lebih banyak jalan-jalan (Sunarko, 2009). 2. Ancak giring tetap per mandoran Kelebihan ancak giring tetap permandoran, manajemen pelaksanaan panen berdasarkan sasaran/persentase kerapatan panen dapat dilaksanakan secara sempurna, jumlah tenaga kerja dapat diatur (harus ditambah/dikurangi)sesuai kebutuhan/ kondisi kematangan buah (potensi), antara mandor yang satu dengan mandor yang lain dapat bersaing secara sehat, mandor aktif melaksanakan pengawasan dan senantiasa terdidik untuk berfikir, cocok untuk areal yang baru dipanen atau sudah lama, output mandoran dan karyawan bias dipacu dengan pengancakan karyawan yang memperhatiakan kekuatan masingmasing karyawan, menghindari kecemburuan di antara karyawan karena ancak dapat ditukar/bergilir dari pusingan yang satu keselanjutnya.semetara kekurangan pengancakan sistem ini, tanggung jawab karyawan terhadap ancak masih relative kecil, adanya pelanggaran masih sulit dideteksi. Hal ini bisa dicegah apabila mandor tetap konsisten untuk mengintruksikan agar pemanen senantiasa membuat pancang ancak, control harus ketat. Hal ini sebenarnya sebuah menjadi kewajiban yang terkesan berat jika dibandingkan ancak tetap (Sunarko, 2009). 3. Ancak tetap Pada sistem ini pemanen diberi ancak dengan luas tertentu dan tidak dapat berpindah-pindah. Kelebihan ancak tetap, tanggung jawab karyawan terhadap ancak tinggi, kondisi areal relative bagus karena kesalahan dapat dideteksi dengan mudah, penguasaan terhadap areal oleh karyawan tinggi sehingga lebih mudah mencari solusi sendiri jika menemukan kesulitan kerja.sementara,

16 16 kekurangan ancak tetap, pelaksanaan potong buah tidak mengacu pada banyak atau sedikitnya buah karena luas ancaknya telah tertentu (ancak tetap), ada kesan bahwa mandor memaksa karena karyawan langsung mengetahui ancak masing-masing. Dalam hal ini, peran mandor mengecil, yakni bukan sebagai pembimbing (kontrol saat kerja), melainkan lebih banyak pendenda (control setelah selesai kerja), distribusi buah menyebar karena kekuatan karyawan berbeda, transport kurang efektif karena buah lambat keluar/menyebar, kurang sesuai pada ancak yang masih heterogen dan turn over karyawan yang tinggi (Sunarko, 2009) Kerapatan Panen Kerapatan panen adalah sejumlah angka yang menunjukkan tingkat kerapatan pohon matang panen didalam suatu areal, baik itu pada sistem blok maupun pada sistem grup. Tujuanya untuk mendapatkan minimal satu tandan yang matang panen. Sebagai contoh, kerapatan panen 1 : 5 artinya setiap 5 pohon akan ditemukan minimal 1 tandan yang matang panen. Agar lebih akurat didalam menetukan kerapatan panen, dapat ditentukan selama satu hari sebelum panen buah, perhitungan dilakukan khususnya pada areal-areal yang keesokan harinya akan dipanen (Fauzi, et al., 2012). Untuk menghitung kerapatan panen dalam satu areal, dapat mengambil beberapa pohon yang akan digunakan sebagai contoh secara sistematis. Misalnya, didalam 1 blok atau grup diambil sebanyak 10 barisan tanaman sebagai barisan pohon contoh, kemudian didalam setiap barisan tersebut ditentukan pula sebanyak 10 batang pohon untuk contoh perhitungan. Dengan demikian, didalam satu blok atau grup akan digunakan sebanyak 100 batang

17 17 pohon contoh, selanjutnya pada setiap pohon terrsebut dilakukan perhitungan dan pencatatan jumlah tandan yang matang (Fauzi,et al., 2012) Cara Panen Berdasarkan tinggi tanaman,ada tiga cara panen yang umum dilakukan oleh perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Untuk tanaman yang tingginya 2-5 meter digunakan cara panen jongkok dengan alat dodos, sedangkan tanaman dengan ketinggian 5-10 meter dipanen dengan cara berdiri dan menggunakan kampak siam. Sementara itu, cara egrek digunakan untuk tanaman yang tingginya lebih dari 10 m, yaitu dengan menggunakan alat arit bergagang panjang. Untuk memudahkan pemanen, sebaiknya pelepah daun yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu dan diatur rapi ditengah gawangan. Tandan buah yang matang dipotong sedikit mungkin dengan pangkalnya, maksimal 2 cm. Tandan buah yang telah dipotong diletakkan teratur dipiringan dan berondolan dikumpulkan terpisah dari tandan. Berondolan harus bersih dan tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Proporsi kotoran idealnya tidak melebihi 0,3 % dari berat tandan. Selanjutnya tandan buah dan berondolan dikumpulkan di TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) (Fauzi,et al., 2012). Menurut sunarko, 2009 tahapan pemanenan kelapa sawit adalah sebagai berikut : 1. Sediakan peralatan panen dalam jumlah yang cukup dan kondisinya tajam. 2. Pemanen masuk ke areal panen melalui jalan buah (pasar pikul). Pilih tandan buah yang matang panen. 3. Potong pelepah penyangga buah.

18 18 4. Susun rapi pelepah daun bekas potongan di gawangan dan potong minimum tiga bagian. 5. Ambil brondolan pada ketiak pelepah dan kumpulkan bersama brondolan yang jatuh di tanah. 6. Rontokkan tandan buah yang terlalu matang sebagai brondolan. 7. Bersihkan pokok yang sudah di panen dari bunga jantan yang sudah kering. Tidak boleh ada buah mentah yang di panen dan buah matang yang terlewat tidak di panen. 8. Kumpulkan dan bawa Tandan Buah Segar kelapa sawit ke TPH dengan kondisi bersih. 9. Tandan buah hasil panen di kumpulkan dan di angkut ke TPH yang terdekat. 10. Tandan buah di susun rapi di TPH agar mudah di hitung. 11. Tandan di beri label yang berisi tanggal panen, nomor pemanen, dan jumlah tandan dan nomor blok. 12. Brondolan dikumpulkan dan di masukkan ke dalam kantong bekas pupuk. 13. Brondolan tidak di tumpuk di atas tanah langsung, karena dapat menaikkan ALB (Asam Lemak Bebas) Pasca Panen Kelapa Sawit Fraksi TBS dan Mutu Panen Komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan dipabrik sangat dipengaruhi perlakuan sejak awal panen. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah dan tingkat kecepatan pengangkutan buah ke pabrik. Berdasarkan hal tersebut, ada beberapa tingkatan atau fraksi

19 19 TBS yang dipanen. Fraksi-fraksi TBS tersebut sangat mempengaruhi mutu panen, termasuk kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Dikenal ada lima fraksi TBS. Menurut Fauzi, et al. (2012),secara ideal, dengan mengikuti ketentuan dan kriteria matang panen dan terkumpulnya brondolan serta pengangkutan yang lancar maka dalam suatu pemanenan akan diperoleh komposisi fraksi tandan yang dapat diolah sebagai berikut. a. Jumlah berondolan di pabrik berkisar antara 25% dari berat tandan seluruhnya b. Tandan terdiri dari fraksi 2 dan 3 minimal 65% dari jumlah tandan c. Tandan yang terdiri dari fraksi 1 maksimal 20% dari jumlah tandan. d. Tandan yang terdiri dari fraksi 4 dan 5 maksimal 15% dari jumlah tandan, untuk mengetahui tingkat fraksi tandan buah segar dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Tingkat Fraksi tandan buah segar (TBS) Fraksi Panen Kriteria Matang Buah Derajat Kematangan 00 Tidak ada, buah berwarna hitam Sangat mentah ,5 % dari buah luar membrondol Mentah 1 12,5-25% buah luar membrondol Kurang Matang % buah luar membrondol Matang I % buah luar membrondol Matang II % buah luar memberondol Lewat matang I 5 Buah bagian dalam juga membrondol,ada buah yang busuk Lewat matang II Sumber. Fauzi, et al.,(2012). Dalam hal ini, pengetahuan mengenai derajat kematangan buah mempunyai arti penting sebab jumlah dan mutu minyak yang akan diperoleh ditentukan oleh faktor ini. Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas (ALB) minyak sawit yang dihasilkan.

20 20 Apabila pemanen buah dilakukan dalam keadaan lewat matang II maka minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam persentase tinggi (lebih dari 3%), namun rendemen minyaknya sudah mulai menurun, Sebaiknya, jika pemanen dilakukan dalam keadaan buah belum matang, selain kadar ALB-nya rendah, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah (Fauzi, et al., 2012) Pengangkutan TBS ke Pabrik TBS harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah yaitu maksimal 8 jam setelah panen harus segera diolah. Buah yang tidak segera diolah akan mengalami kerusakan. Pemilihan alat angkut yang tepat dapat membantu mengatasi kerusakan buah selama pengangkutan. Jadwal kedatangan alat angkut kelokasi panen dan pabrik harus diatur sedemikian rupa agar sesampainya dikebun, tandan yang harus diangkut sudah tersedia. Alat angkut yang dapat digunakan dari perkebunan ke pabrik, di antaranya lori, traktor gandengan atau truk (Fauzi, et al., 2012). Pengangkutan dengan lori dianggap lebih baik dibandingkan dengan alat angkutan lain. Jika menggunakan truk atau traktor gandengan, guncangan selama perjalanan lebih banyak terjadi sehingga kemungkinan adanya pelukaan pada buah lebih banyak. Setelah TBS sampai dipabrik, segera dilakukan penimbangan. Penimbangan penting dilakukan terutama untuk mendapatkan angka-angka yang berkaitan dengan produksi, pembayaran upah pekerja, dan perhitungan rendemen minyak sawit (Fauzi, et al., 2012).

21 21 III. METODE PELAKSANAAN 1.1. Tempat dan waktu pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan PKPM dilaksanakan di PT. SUBUR ARUM MAKMUR I, Kecamatan Tapung hulu, Kabupaten Kampar, Riau. Pelaksanaan PKPM ini dimulai dari tanggal 06 Maret 2015 sampai dengan tanggal 20 juni Metode kegiatan Metode yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan dan penambahan wawasan selama kegiatan PKPM yaitu sebagai berikut : a. Praktek langsung Praktek langsung dilakukan bersama karyawan atau sendiri pada kegiatan yang terkait dengan kegiatan panen dan pasca panen atas izin pembimbing lapangan. b. Diskusi Diskusi melakukan tanya jawab dengan pembimbing lapangan atau petugas lain yang terkait dengan kegiatan panen dan pasca panen.

22 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Deskripsi areal kebun PT. Subur Arum Makmur I (SAM I) merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dibawah naungan First Resources Group. PT. SAM I terletak di Desa Danau Lancang Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau. PT. SAM I mempunyai luasan kebun 8.831,16 Ha dan terdiri dari 12 Afdeling, 4 rayon untuk setiap Rayon terdiri dari 3 Afdeling dan yang bertanggung jawab adalah FM (Field Manager) dan FA (Field Asisten). Benih yang ditanam adalah berasal dari PPKS (Marihat) dan PNG. PT. SAM I bertopografi datar dengan jenis tanah gambut dan tanah mineral. PT. SAM I sebelah utara berbatasan dengan PT. Subur Arum Makmur II (SAM II), Desa Sidodadi dan Desa Mandau, sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Panasan dan Desa Koto Popal, sebelah timur berbatasan dengan Desa Kampong Baru dan Desa Danau Lancang dan sebelah barat berbatasan dengan PT. Sumber Jaya ( Lampiran 1). Tempat praktek magang di afdeling II yang memiliki luasan 690,06 Ha yang terdiri dari pokok dengan batas wilayah pada( Lampiran 2) Iklim PT. SAM I memiliki curah hujan mm/thn dan merata sepanjang tahun, kelembaban 80% dengan suhu C dan memiliki ketinggian tempat m dpl. Berdasarkan keadaan iklim yang ada di PT. SAM I tersebut maka sesuai untuk ditanam kelapa sawit.

23 23 Menurut Fauzi,et al., 2012 syarat tumbuh yang baik untuk tanaman kelapa sawit yaitu curah hujan diatas mm dan merata sepanjang tahun, temperatur yang optimal C, terendah 18 0 C dan tertinggi 32 0 C, kelembaban 80% Tanah Wilayah PT. SAM I sebagian besar memiliki tanah mineral yaitu sekitar 95% dan memiliki tanah gambut 5% serta memiliki tanah ph 5-6,5. Berdasarkan keadaan tanah yang ada di PT. SAM I maka sesuai atau cocok untuk pertumbuhan kelapa sawit. Menurut Pahan (2008), tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah, yang penting tidak kekurangan air pada musim kemarau dan tidak tergenang air pada musim hujan. Selain itu juga tanaman kelapa sawit ini dapat tumbuh pada ph 4-6 namun yang terbaik yaitu ph Produk yang dihasilkan Produk utama yang dihasilkan PT.SAM I adalah berupa produk bahan mentah Crude Palm Oil (CPO) dan Inti sawit (Palm Kernel). Daerah pemasaran produksi yang dihasilkan pada umumnya dibawa ke kota Dumai, kemudian dibawa lagi ke perusahaan pembeli dan diekspor keluar negeri seperti Singapura, India, Jerman untuk dipasarkan. Selain produksi utama tersebut juga dihasilkan produk sampingan, seperti limbah akhir berupa limbah cair yang dijadikan untuk pupuk, bisa juga dijadikan untuk pengeras jalan di perkebunan dan Lainnya sebagai bahan bakar aktif untuk menghasilkan steam di pabrik pada saat pengolahan.

24 Panen Dan Pasca panen Kriteria matang panen Kriteria panen yang diterapkan di PT. Subur Arum Makmur I yaitu dengan cara memperhatikan jumlah brondolan yang jatuh secara alami di piringan sebanyak 2 butir brondoran per kilogram, kemudian dengan memperhatikan warna kulit buah dimana telah terjadi perubahan warna dari hitam menjadi merah mengkilat. berikut : Adapun kualitas buah yang di harapkan oleh perusahaan adalah sebagai Tabel 2. Kualitas buah berdasarkan standarisasi PT. SAM I Jenis Buah Persentase Brondolan Mentah 0% Kurang Matang < 5 % Matang > 89 % Lewat Matang <5 % Tankos < 1 % Brondolan 8-12 % Alat Panen Peralatan panen yang digunakan untuk membantu dalam kegiatan pemanenan buah kelapa sawit ialah sebagai berikut: - Egrek berfungsi untuk memotong tangkai buah dari pokok tanaman. - Angkong Berfungsi untuk mengangkut buah dari dalam ancak/areal panen ke TPH. - Karung goni Sebagai tempat brondolan yang sudah di kutip. - Kampak Berfungsi untuk memotong tangkai buah yang terlalu panjang.

25 25 - Ember Sebagai tempat pengumpulan brondolan yang di kutip sebelum di masukkan ke dalam karung goni. - Batu asah Berfungsi untuk menajamkan kembali mata egrek dan kampak. - Gancu Berfungsi untuk mengangkat dan memindahkan buah Rotasi dan Sistem Panen Rotasi panen yang ditetapkan di PT. Subur Arum Makmur I yaitu 6/7 dimana dalam seminggu panen dilakukan sebanyak 6 kali berdasarkan seksi panen. Tujuan dari penetapan rotasi panen ialah untuk menghindari buah dan brondolan tidak terpanen (buah tinggal) serta untuk menormalkan produksi per luasannya. Ancak panen adalah luasan suatu areal panen yang diberikan kepada tenaga pemanen berupa tanggung jawab yang harus diselesaikan. Ancak panen yang diterapkan di PT. Subur Arum Makmur I ialah ancak giring. Ancak giring ialah apabila suatu ancak telah dipanen maka pindah keancak berikutnya yang telah ditunjuk oleh mandor, sistem ini memudahkan dalam pengawasan pekerjaan dan hasil panen lebih cepat sampai ke TPH dan pabrik namun pemanen cendrung memanen buah yang mudah dipanen sehingga ada tandan buah dan berondolan yang tertinggal di lapangan. Adapun kelebihan dan kekurangan dari sistem ancak giring ini adalah sebagai berikut : Kelebihan : 1. Pengangkutan lebih mudah 2. Pengecekan / pemeriksaan buah lebih cepat dan mudah Kekurangan : 1. Ancak panen kurang bersih

26 26 2. Pengawasan lebih sulit Angka Kerapatan Panen (AKP) Kerapatan panen merupakan persentase jumlah pohon yang dapat dipanen pada areal kebun dalam luasan tertentu. Tujuan penentuan kerapatan panen ini adalah untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja dan untuk menentukan estimasi produksi yang akan di panen pada areal tersebut. Adapun cara kerja penentuan Angka Kerapatan Panen (AKP) ini adalah : 1. Menentukan blok yang akan di AKP (Angka Kerapatan Panen). Jumlah penentuan blok AKP yaitu sebesar 10% dari luas areal yang akan dipanen yang disebut pasar sampel. 2. Mandor panen Masuk ke dalam pasar sampel yang telah ditentukan untuk menentukan jumlah tandan buah yang dapat dipanen dengan melakukan pengamatan pada tanaman secara selang seling ( dimulai dari pokok pertama dari pinggir dan dilanjutkan pada pokok pertama pada baris disampingnya). Yaitu dengan menghitung buah yang sudah memenuhi tingkat kematangan optimum (2 butir brondolan per kilogram) dan hasilnya dicatat pada kertas yang sudah disiapkan. 3. Setelah selesai kemudian dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai berikut: a. Menghitung Angka Kerapatan Panen dengan rumus: AKP = JUMLAH TANDAN YANG DIPERIKSA x 100 % JUMLAH POKOK PERIKSA b. Menghitung janjang panen dengan rumus: Janjang panen = Jumlah janjang produktif x Akp %

27 27 c. Menentukan BJR dengan rumus: BJR = Jumlah kg panen (kg) Jumlah tandan panen (tdn) d. Menentukan taksasi dengan rumus: Taksasi = Jumlah janjang panen x BJR e. Menentukan kebutuhan tenaga kerja panen esok harinya dengan rumus: Tenaga Kerja = Hasil taksasi (kg) Output pemanen (kg) f. Menentukan kebutuhan mobil yang diperlukan untuk pengangkutan esok harinya dengan rumus: Output mobil = Hasil taksasi (kg) Output mobil (kg) g. Menentukan kebutuhan pemuat dengan rumus: = Output pemuat Hasil taksasi (kg) Output pemuat (kg) 4. Kegiatan AKP dilakukan sehari sebelum kegiatan pemanenan buah kelapa sawit Tahapan Panen Adapun prosedur kerja kegiatan pemanenan buah kelapa sawit yang diterapkan di di PT. Subur Arum Makmur I adalah : a. Pemanen menyiapakan alat panen dan pemanen menuju ke ancak masingmasing. b. Pemanen mendatangi tiap pokok kelapa sawit satu demi satu, dan mengamati ada tidaknya tandan buah matang dengan melihat berondolan dipiringan dengan kriteria matang panen ( 2 brondolan/tandan).

28 28 c. Apabila yang diamati telah matang panen maka pelepah yang menyangga tandan buah tersebut dipotong lebih dulu dengan egrek. d. Potong tandan buah mepet kebatang dengan menggunakan egrek, pelepah yang dipotong diletakkan digawangan mati atau antar pokok. e. Tangkai tandan buah dipotong pendek berbentuk huruf V dengan kampak atau panjang tangkai maksimal 2 cm. Kutip semua brondolan yang terdapat pada ketiak pelepah dan piringan dengan bersih. f. Tandan Buah Segar (TBS) dan berondolan yang telah dikumpulkan diangkat dan dilangsir ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dengan menggunakan gancu dan gerobak sorong. g. Di TPH, TBS disusun berjejer 5 tandan buah perbaris dengan tangkai posisi keatas dan menghadap kejalan, kemudian masukkan brondolan kedalam karung dan letakkan disamping susunan TBS. h. Beri nomor pemanen pada tangkai buah bekas potongan dengan menggunakan arang atau brondolan Efisiensi Panen ( cek lossis brondolan ) Efisiensi panen merupakan suatu kegiatan manajemen pengawasan dan pengelolaan produksi untuk memastikan ancak panen bersih dari buah tinggal dan brondolan yang tidak terkutip pada saat pemanenan. Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk memeriksa apakah ada buah tinggal dan brondolan yang tidak terkutip pada saat pemanenan. Kegiatan ini dilakukan oleh mandor panen dan asisten afdeling, tetapi biasa juga dilakukan bersama pimpinan kebun (General Manager) apabila persentase lossis brondolan dan buah tinggal tinggi yang diperoleh dari laporan harian asisten afdeling.

29 29 Pelaksanaan kegiatan efisiensi panen ini dilakukan setelah kegiatan panen selesai. adapun item pekerjaan yang di amati melalui kegiatan efisiensi panen adalah : a. Lossis brondolan b. Efisiensi panen c. Jumlah brondolan per hektar. Adapun prosedur kerja pelaksanaan kegiatan Efisiensi panen ini adalah sebagai berikut : a. Efisiensi panen dilakukan oleh asisten kebun dan mandor panen. b. Setelah selesai kegiatan pemanenan asisten dan mandor masuk kedalam ancak yang sudah dipanen untuk memeriksa apakah ada buah tinggal dan brondolan yang tidak terkutip di piringan. c. Efisiensi panen dalam satu blok di tetapkan standar oleh perusahaan bahwa luas areal yang harus di periksa yaitu 2 pasar / blok. d. Kriteria yang di periksa yaitu buah yang tidak di panen / buah tinggal dan brondolan tidak terkutip. e. Setelah selesai pemeriksaan maka di tentukan beberapa hal, diantaranya : 1. Losis brondolan 2. Efisiensi panen 3. Jumlah brondolan / hektar Grading TBS (Tandan Buah Segar) di TPH Grading buah merupakan suatu kegiatan pemeriksaan dan perhitungan jumlah buah yang ada di TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) yang dilakukan oleh kerani produksi. Adapun kriteria pemeriksaan yang dilakukan dimana telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu :

30 30 a. Buah kurang matang b. Buah mentah c. Tangkai panjang d. Buah busuk e. Tandan kosong Adapun prosedur kerja dari pelaksanaan Grading TBS di TPH yang di lakukan di PT. Subur Arum Makmur I adalah sebagai berikut : a. Kerani produksi pergi ke lapangan bersama dengan mobil pengangkut TBS (Dump truck) untuk melakukan greading TBS di TPH dengan tujuan untuk menghitung dan memeriksa buah yang sudah dipanen. b. Kerani produksi mengecek buah yang dianggap tidak memenuhi kriteria matang panen seperti buah kurang matang (KM), Buah busuk, tandan kosong, dan buah mentah c. Selain dari memeriksa buah kerani juga harus mencatat nomor panen dan nomor TPH yang digreading. d. Buah yang sudah di grading langsung dimuat ke Dump truck untuk diangkut ke PKS. e. Pada saat memuat buah dan brondolan kedalam truck buah tidak boleh ada yang tertinggal di TPH. f. Kemudian setelah buah selesai di muat kerani produksi akan memastikan kembali buah dan brondolan telah terangkut semua Pengangkutan TBS (Tandan Buah Segar) ke PKS Pengangkutan buah yang di terapkan di PT. Subur Arum Makmur I ialah dengan menggunakan mobil Dump Truck (Colt Diesel 125 ps) yang di lengkapi

31 31 dengan sistem Hidrolik pada bak mobil penggunaan alat angkutan ini di tujukan untuk memudahkan proses penuangan buah pada stasiun penerimaan buah. Adapun prosedur kerja pelaksanaan kegiatan pengangkutan TBS (Tandan Buah Segar) dari TPH ke PKS adalah sebagai berikut : a. Buah yang sudah berada di TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) dinaikkan oleh tukang muat ke dalam dump truck dengan menggunakan alat tojok. b. Kemudian brondolan yang masih berserakan di TPH di korek dan di angkat dengan karung goni kedalam dump truck. c. Setelah buah terisi penuh pada bak truck kemudian salah satu dari tukang muat naik ke atas dump truck untuk menyusun buah dengan rapi agar tidak berat sebelah dan untuk memudahkan pengangkutan. d. Standart muatan dump truck telah di tetapkan oleh perusahaan yaitu kg (7,5 ton), dengan tampilan petak dua di atas bak. e. Sebelum buah diangkut, kerani produksi menyiapkan SPB (Surat Pengiriman Buah) untuk di bawa oleh supir menuju PKS yang di lengkapi dengan : a. Jumlah tandan yang diangkut b. Jumlah kilogram brondolan c. Nama supir pengangkut d. Nomor seri kenderaan e. Tanggal penen buah yang diangkut. f. Dan nama tukang muat f. Kemudian dump truck berangkat ke PKS untuk mengangkut buah.

32 32 g. Setelah sampai di loket penimbangan sopir truck harus turun dari mobil, karena akan berpengaruh terhadap berat bruto (berat kotor) dari muatan, Sekaligus SPB di berikan pada stasiun penimbangan. h. Kemudian setelah di timbang dump truck menuju loading rump untuk mengantar buah ke stasiun penampungan buah. i. Setelah selesai meletakkan buah di stasiun penampungan buah, dump truck kembali di timbang di stasiun penimbangan dan sopir harus turun dari mobil j. Kemudian setelah ada bel dari loket penimbangan sopir mengambil SPB yang sudah di berikan sebelumnya, hasil penimbangannya disebut dengan tarra (berat kosong). Pada slip tersebut terdapat juga netto (berat bersih angkutan). k. Slip tersebut pada esok harinya di serahkan kepada kerani produksi untuk di rekap pada buku produksi afdeling. Dalam pelaksanaan kegiatan ini ada hal yang harus benar-benar di perhatikan, yaitu persentase brondolan di TPH. Persentase brondolan di TPH pada saat pengangkutan buah harus 0 %, sehingga pada saat pelaksanaan kegiatan ini kerani produksi harus betul-betul mengawasinya Pembahasan Kriteria Matang Panen Penetapan kriteria matang panen yang di tetapkan di PT. SAM I yaitu pada setiap 1 kg tandan buah segar (TBS) terdapat dua butir brondolan dan secara visual telah mengalami perubahan warna menjadi merah mengkilat. Hal ini sesuai dengan pendapat Fauzi,et al., 2012 yang menyatakan bahwa kriteria

33 33 matang panen buah kelapa sawit secara visual telah terjadi perubahan warna kulit buah menjadi merah dan secara praktis kriteria umum yang digunakan yaitu pada setiap 1 kg tandan buah segar (TBS) terdapat dua brodolan yang jatuh. Kualitas buah yang diharapkan oleh perusahaan tidak adanya buah mentah yang terpanen, dan tidak adanya brondolan yang tertinggal. Tetapi dalam pengamatan dilapangan masih banyak buah yang belum masuk kriteria panen yang di panen dan buah yang siap panen tidak terpanen (buah tinggal) Rotasi Panen dan Sistem Panen Rotasi panen yang diterapkan di PT. Subur Arum Makmur I yaitu 6/7 sedangkan menurut Fauzi, 2012 bahwa pemanenan kelapa sawit umumnya menggunakan rotasi 7 hari. Penerapan rotasi panen 6/7 PT. Subur Arum Makmur I disebabkan adanya ketetapan yang telah di cantumkan dalam Standarisasi Operasional Perusahaan (SOP) dan kebijakan dari pimpinan suatu afdeling dalam menentukan rotasi panen tersebut. Meskipun demikian dengan menggunakan rotasi panen 6/7 keadaan buah masih tergolong normal baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas. Sistem panen yang di terapkan di PT. Subur Arum Makmur I yaitu sistem panen ancak giring. Penetapan sistem panen ini ditetapkan atas kebijaksanaan pimpinan afdeling setempat yang dasarkan atas kondisi produksi dan keadaan cuaca yang tidak stabil. Pada sistem ini apabila suatu ancak telah selesai dipanen maka pemanen pindah keancak berikutnya yang telah ditunjukkan oleh mandor. Setiap hari

34 34 mandor harus membagi ancak panen dan luas areal yang harus di panen oleh pemanen. Menurut Sunarko,2009 ancak giring adalah sistem panen yang seluruh hasil panennya di tempatkan di satu lokasi panen tertentu, sehingga masing-masing pemanen apabila suatu ancak telah selesai dipanen maka pemanen pindah keancak berikutnya yang telah ditunjukkan oleh mandor Angka Kerapatan Panen (AKP) Angka Kerapatan Panen yang diterapkan di PT. Subur Arum Makmur I, yaitu dengan menetapkan pohon sampel sebanyak 10 % dari seluruh pohon yang akan di AKP sehingga ditetapkan perhitungan produksi yang waktunya dilakukan sehari sebelum panen. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Fauzi,et al., 2012 yang menyatakan bahwa pada saat pelaksanaan kegiatan AKP beberapa hal yang harus benar-benar di perhatikan diantaranya penetapan jumlah pohon sebagai pohon sampel pengamatan, waktu dan cara pengamatan, serta perhitungan produksi hasil pengamatan. Agar lebih akurat di dalam menentukan angka kerapatan panen, dapat di tentukan selama 1 hari sebelum panen buah. Perhitungan di lakukan khususnya pada areal yang keesokan harinya akan di panen. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dalam pelaksanaan AKP masih dijumpai adanya mandor panen yang tidak melakukan pengamatan dengan sungguh-sungguh sehingga penetapan hasil dilakukan dengan cara diperkirakan saja Pelaksanaan Panen Pada pelaksanaan panen di PT Subur Arum Makmur 1, bunga jantan yang telah kering tidak langsung dibersihkan pada saat panen. Sedangkan menurut

35 35 Sunarko (2009), bahwa kegiatan pembersihan bunga jantan yang sudah mati dilakukan pada saat pemanenan berlangsung. Tidak dilakukan pembersihan bunga jantan pada saat panen di PT. Subur Arum Makmur 1 yaitu untuk mempertimbangkan efesiensi waktu pemanenan. Sedangkan kegiatan pembersihan bunga jantan yang sudah kering dilakukan pada saat kegiatan penunasan. Pemotongan tandan buah pada saat panen di PT. Subur Arum Makmur 1 tidak dilakukan sampai mepet ke batang dan pada saat memberikan kode pada tangkai buah pemanen hanya memberi nomor pemanen saja. Menurut Sunarko,2009 pada saat pemotongan tangkai buah dipotong mepet ke pangkalnya maksimal 2 cm dan kegiatan pemberian label buah harus dicantumkan identitas buah seperti tanggal panen, no pemanen, jumlah tandan dan nomor blok Efisiensi Panen Efisiensi panen adalah suatu kegiatan penilaian oleh tim khusus perusahaan yang disebut dengan Team Quality Control. Kegiatan ini bertujuan menjaga kualitas kegiatan panen pada suatu afdeling dengan memberikan penilain terhadap beberapa kriteria seperti jumlah losis brondolan, buah tinggal, pelepah sengkleh dan buah gantung. Tetapi pada saat kegiatan efisiensi panen di lapangan masih banyaknya brondolan yang tidak terkutip oleh pemanen. Adanya Penilaian efisiensi panen pada suatu afdeling dapat mengggambarkan efektifitas kegiatan panen pada afdeling tersebut dengan dilakukan kegiatan efisiensi panen dapat meningkatkan kualitas kerja baik dari asisten afdeling, mandor panen, hingga pemanen. Berdasarkan pengamatan

36 36 dilapangan kegiatan efisiensi panen sudah berjalan dengan baik walaupun masih dijumpai pemanen yang kurang bersih dalam pengutipan brondolan Grading Buah Grading buah merupakan suatu kegiatan pemeriksaan dan perhitungan jumlah buah yang ada di TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) yang dilakukan oleh asisten afdeling, mandor panen, kerani produksi. Dalam pengamatan dilapangan kegiatan Grading buah sudah berjalan dengan sangat baik dengan adanya kegiatan grading buah dapat menjaga kualitas buah yang akan dikirim ke PKS sehingga dapat memaksimalkan produksi CPO yang dihasilkan pada kegiatan pasca panen pengolahan buah di PKS Pengangkutan TBS (Tandan Buah Segar) ke PKS Pengangkutan buah dari TPH ke PKS yang diterapkan di PT. Subur Arum Makmur I yaitu dengan menggunakan mobil Dump Truck (Colt diesel 125 ps). Tetapi saat memuat buah kedalam truck buah banyak juga buah yang kebanting sehingga banyak buah yang terluka. Menurut Fauzi,et al., 2012 Pada prinsipnya, pengangkutan yang benar ialah pengangkutan TBS yang dilakukan secara cermat dan tepat waktu sebaiknya tumpukan TBS di dalam bak truk atau bak terbuka lainnya hendaknya tidak terlalu tinggi karena dikhawatirkan akan merusak buah sawit. Ketika memuat TBS ke dalam truk, usahakan jangan di banting karena bisa merusak buah.

37 37 V.KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN 1. Dalam pengelolaan teknik panen dan pasca panen kelapa sawit di PT. Subur Arum Makmur 1 kebun senamanenek Kampar, Riau secara keseluruhan sudah baik akan tetapi dalam beberapa kegitan ada yang kurang berjalan dengan baik seperti: a) kegiatan AKP dijumpai adanya mandor panen yang tidak melakukan pengamatan dengan sungguh-sungguh sehingga penetapan hasil dilakukan dengan cara diperkirakan saja. b) Pada tahapan panen masih banyak pemanen yang tidak mengutip brondolan dengan bersih. c) Pengakutan buah ke PKS saat memuat buah kedalam truck masih banyak buah yang kebanting sehingga banyak buah yang terluka. 2. Kendala yang dihadapi di PT. Subur Arum Makmur 1 hampir tidak ditemui kendala-kendala yang berarti dalam pelaksanaan panen dan pasca panen.

38 SARAN Berdasarkan praktek kerja yang dilakukan dilapangan,penulis menyarankan sebagai berikut : 1. Untuk mendapatkan kualitas buah yang memenuhi standar perusahaan sebaiknya staf (mandor) lapangan lebih meningkatkan pengawasan pada saat kegiatan pemanenan dan pasca panen. 2. Sebaiknya sebelum melakukan kegiatan pemanenan mandor panen terlebih dahulu melakukan pemeriksaan terhadap alat-alat panen yang digunakan, dengan tujuan untuk mempercepat waktu pemanenan. 3. Untuk menghindari rotasi panen yang tinggi sebaiknya staf lapangan lebih memperhatikan faktor lapangan, seperti melakukan perhitungan angka kerapatan panen (AKP) setiap hari sehingga dapat menyesuaikan kebutuhan tenaga kerja untuk melakukan kegiatan pemotongan buah. 4. Sebaiknya pelaksanaan greading buah di TPH lebih di tingkatkan lagi oleh kerani produksi sehingga pada saat pengangkutan buah dari TPH ke PKS tidak ada buah yang mentah terangkut.

39 39

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Proses pemanenan kelapa sawit meliputi kegiatan memotong tandan buah yang masak, memungut brondolan,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP 38 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP (CLP GROUP) dengan nama P.T. SUBUR ARUM MAKMUR kebun Senamanenek I (PT.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen 45 PEMBAHASAN Kegiatan panen merupakan salah satu kegiatan budidaya kelapa sawit yang paling penting. Cara panen yang tepat sangat mempengaruhi kuantitas produksi dan waktu yang tepat mempengaruhi kualitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MUSTIKA PT SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh CINDY CHAIRUNISA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit tergantung dari tingkat kesesuaian lahan, keunggulan bahan tanam, dan tindakan kultur teknis. Unsur kesesuaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

guineensis Jacq. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion dari bahasa Yunani yang

guineensis Jacq. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion dari bahasa Yunani yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit dalam bahasa latin dinamakan juga Elaeis guineensis Jacq. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion dari bahasa Yunani yang berarti minyak dan kata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyebaran Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elais guineensis Jacq) diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik selatan, serta beberapa daerah lain

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Hasil Analisa hasil yang dilakukan yaitu perhitungan biaya bahan, biaya alat, biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Varietas Kelapa Sawit 1. Varietas Kelapa Sawit Berdasarkan Ketebalan Tempurung dan Daging Buah Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietasvarietas itu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen juga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013).

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013). TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Taksonomi dari tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut; divisi Spermatophyta, dengan subdivisi Pteropsida. Kelapa sawit tergolong kelas Angiospermae dengan subkelas

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, 4 (1) : 1-11 SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) 1 2 Mardiana

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peluang usaha membudidayakan kelapa sawit di Indonesia sangatlah besar.

I. PENDAHULUAN. Peluang usaha membudidayakan kelapa sawit di Indonesia sangatlah besar. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineesis Jacq) merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi daripada tanaman penghasil minyak nabati

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI (Pemahaman - Persiapan Pelaksanaan - Angkutan) NO. PSM/AGR-KBN/06 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 03 Maret 2015 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Disusun Oleh ; Diperiksa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit 2.1.1 Sejarah Perkelapa Sawitan Mengenai daerah asal kelapa sawit terdapat beberapa pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa kalapa sawit berasal dari

Lebih terperinci

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama.

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Kelapa Sawit Panen dan produksi merupakan hasil dari aktivitas kerja dibidang pemeliharaan tanaman. Baik dan buruknya pemeliharaan tanaman selama ini akan tercermin dari panen

Lebih terperinci

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit 41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha) I. TINJAUAN PUSTAKA A. Produksi 1. Peramalan Produksi Peramalan produksi sangat penting dan ketepatannya akan meningkatkan efesiensi dibidang pemakaian tenaga pemanen, angkutan dan jam olah pabrik. peramalan

Lebih terperinci

2013, No.217 8

2013, No.217 8 2013, No.217 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN TATA CARA

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 11 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT. Panca Surya Agrindo terletak di antara 100 0 36-100 0 24 Bujur Timur dan 100 0 04 100 0 14 Lintang Utara, di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang (Hartono,

TINJAUAN PUSTAKA. dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang (Hartono, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit memiliki klasifikasi: Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae (dahulu disebut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN 54 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS SUMATERA BARAT. PT. Bakrie Pasaman Plantations ini bernaung dibawah PT. Bakrie

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. TINTIN BOYOK SAWIT MAKMUR PROPINSI KALIMANTAN BARAT Aang Kuvaini Abstrak Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada secara geografis terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Konsep pengembangan

Lebih terperinci

I. U M U M. TATA CARA PANEN.

I. U M U M. TATA CARA PANEN. LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 17/Permentan/OT.140/2/2010 TANGGAL : 5 Pebruari 2010 TENTANG : PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDA BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN TATA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI GUNUNG KEMASAN ESTATE, PT. BERSAMA SEJAHTERA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 5 November 2009 PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dapat mencapai 15-20 m. Tanaman ini berumah satu atau monoeclous dimana bunga jantan dan bunga betina terdapat

Lebih terperinci

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Havest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) at Sungai Bahaur Estate, Kotawaringin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis 17 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Pelaksanaan Teknis Pelaksanaan pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen 53 PEMBAHASAN Kriteria Panen Kriteria panen atau minimum ripenes standart (MRS) secara umum untuk tandan buah yang dapat dipanen di Unit Kebun Pinang Sebatang Estate berdasarkan jumlah brondolan yang terlepas

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Tambusai Estate terletak di antara 100 0 37-100 0 24 Bujur Timur dan 1 0 04-1 0 14 Lintang Utara yang terletak di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT

MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT Tujuan manajemen budidaya kelapa sawit adalah untuk menghasilkan produksi kelapa sawit yang maksimal per hektar areal dengan biaya produksi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN (A) (B) (C) (D) Gambar 13. TBS Yang Tidak Sehat (A) Buah Mentah dan Abnormal, (B) Buah Sakit, (C) Buah Batu dan (D) Buah Matang Normal

PEMBAHASAN (A) (B) (C) (D) Gambar 13. TBS Yang Tidak Sehat (A) Buah Mentah dan Abnormal, (B) Buah Sakit, (C) Buah Batu dan (D) Buah Matang Normal PEMBAHASAN Kriteria Mutu Buah Sebagai Dasar Sortasi TBS Tandan buah segar yang diterima oleh pabrik hendaknya memenuhi persyaratan bahan baku, yaitu tidak menimbulkan kesulitan dalam proses ekstraksi minyak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini di. Divisi : Spermatophyta. Subdivisi : Angiospermae

TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini di. Divisi : Spermatophyta. Subdivisi : Angiospermae II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Klasifikasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Penunasan terhadap Produksi, Jumlah Tandan dan BTR Pengaruh penunasan dilihat dari pengaruhnya terhadap produksi, jumlah tandan dan bobot tandan rata-rata pada setiap kelompok

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil perennial dengan periode regenerasi yang panjang sekitar 20 tahun

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku 50 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM 3.1.1. Lokasi PKPM Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku V Jorong, kecematan Tanjung Mutiara, kabupaten Agam, provinsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong II. TINJAUAN PUSTAKA A. Panen Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan

Lebih terperinci

4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus: 108 4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen Tujuan Intruksional Khusus: Setelah mengikuti course content ini mahasiswa dapat menjelaskan kriteria, komponen dan cara panen tanaman semusim dan tahunan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi

I. PENDAHULUAN. Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi meliputi wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Tahun 2010

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan. Tanaman ini lebih berkembang di Asia Tenggara. Bibit kelapa sawit pertama kali masuk ke Indonesia

Lebih terperinci

NB: KERANGKA EKSEKUTIF PROPOSAL PKL DISUSUN MAKSIMAL 5 HALAMAN 1 SPASI (kecuali cover dan lembar pengesahan)

NB: KERANGKA EKSEKUTIF PROPOSAL PKL DISUSUN MAKSIMAL 5 HALAMAN 1 SPASI (kecuali cover dan lembar pengesahan) FORMAT EKSEKUTIF PROPOSAL PKL Berikut ini kerangka eksekutif proposal PKL dengan format sebagai berikut 1. COVER JUDUL / TOPIK 2. PENDAHULUAN Latar belakang Identifikasi permasalahan Tujuan umum dan khusus

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Harvest and Transportation Management of Palm Oil Fresh Fruit Bunch (Elaeis guineensis

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode menghasilkan,

Lebih terperinci

KAJIAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

KAJIAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KAJIAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis jacq) PT. YUDHA WAHANA ABADI AFDELING DELTA KECAMATAN SUNGAI KELAI KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : KHALID BIN WALID NIM. 120500056

Lebih terperinci

KAJIAN KEGIATAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

KAJIAN KEGIATAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KAJIAN KEGIATAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: MUHAMMAD

Lebih terperinci

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : BAYU SUGARA NIM. 110500079 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan tanaman monokotil, dimana batangnya tidak memiliki kambium dan tidak bercabang. Kelapa sawit sendiri

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledonae, ordo Palmales, famili Palmae, genus Elaeis,

Lebih terperinci

KAJIAN KEGIATAN PANEN DAN PRODUKSI KELAPA SAWIT

KAJIAN KEGIATAN PANEN DAN PRODUKSI KELAPA SAWIT KAJIAN KEGIATAN PANEN DAN PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PT. KALPATARU SAWIT PLANTATION KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : ADE CANDRA

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Deskripsi objek penelitian adalah putusan Pengadilan Pajak terhadap sengketa pengkreditan Pajak Masukan yang terkait dengan penyerahan barang yang bersifat strategis

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya dari Brasilia. Di Brasilia tanaman ini tumbuh secara liar atau setengah liar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

guineensis berasal dari kata Guinea yaitu merupakan nama suatu daerah di Pantai

guineensis berasal dari kata Guinea yaitu merupakan nama suatu daerah di Pantai I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit dalam bahasa latin dinamakan juga Elaeis guineensis Jacq. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion dari bahasa Yunani yang berarti minyak dan kata guineensis

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG Oleh : MARIA ULFA NIM.110 500 106 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

Ringkasan. Agro Masang Perkasa III (AMP-III) Tapian kandis, Kecamatan Palembayan, Kabupaten

Ringkasan. Agro Masang Perkasa III (AMP-III) Tapian kandis, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Ringkasan Zilfiadi. Manajemen Panen dan pasca panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di PT. Agro Masang Perkasa III (AMP-III) Tapian kandis, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Dibimbing

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010).

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Panen 1. Pengertian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Penanaman dilakukan dengan menanam di Kebun Raya Bogor,

Lebih terperinci