ANALISIS PENAWARAN TOMAT DI KABUPATEN SEMARANG
|
|
- Handoko Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PENAWARAN TOMAT DI KABUPATEN SEMARANG Nicolaus Eko Nugroho, Sri Marwanti, Setyowati Program Studi Agribisnis - Universitas Sebelas Maret Surakarta Jalan Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta Telp./ Fax. (0271) Nicolauseko@rocketmail.com. Telp Abstract : This research aim to determine the factors that affect the supply of tomatoes in Semarang Regency, knowing the factors that most affect the supply of tomato in Semarang Regency and knowing a tomato supply elasticity in Semarang Regency. The basic method used in this research is descriptive method of analysis. Locations were selected intentionally (purposive) that Semarang Regency. The data used are secondary data time series for 60 months ie from January December Analysis of the data used is multiple linear regression on the supply function by direct approach on the amount of production. The results showed that the coefficient of determination (R 2 ) of F test results obtained F value (0.000) is significant at the 99 % confidence level. T test analysis results indicate that the variable production of tomatoes in the previous month, production of cabbage in the previous month and a tomato crop area in t are variables that significantly affect tomato deals in Semarang Regency. T test analysis of the results obtained in the tomato supply function model of Semarang Regency as follows: Ln Q t = 3, ,202 Ln X 1 + 0,167 Ln X 2 0,046 Ln X 3 + 0,115 Ln X 4 + 0,022 Ln X 5 + 0,299 Ln X 6 0,017 Ln X 7. Based on the value of the partial regression coefficients, the tomato crop area variables in t has a value of the partial regression coefficients are highest. This suggests that these variables have the greatest influence on tomato deals in Semarang Regency. Tomato supply elasticity is inelastic in the short term. Keywords : Semarang Regency, Tomato, Supply, Elasticity of Supply Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Semarang, mengetahui faktor yang paling mempengaruhi Semarang dan mengetahui elastisitas Semarang. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu di Kabupaten Semarang. Data yang digunakan adalah data sekunder time series selama 60 bulan yaitu dari bulan Januari tahun 2008 bulan Desember tahun Analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda pada fungsi penawaran dengan pendekatan langsung pada jumlah produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,605. Hasil uji F diperoleh nilai F (0,000) signifikan pada tingkat kepercayaan 99%. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa variabel produksi tomat pada bulan sebelumnya, produksi kobis pada bulan sebelumnya dan luas areal panen tomat pada bulan t merupakan variabel yang Semarang. Dari hasil analisis uji t tersebut diperoleh model fungsi penawaran tomat di Kabupaten Semarang sebagai berikut: Ln Q t = 3, ,202 Ln X 1 + 0,167 Ln X 2 0,046 Ln X 3 + 0,115 Ln X 4 + 0,022 Ln X 5 + 0,299 Ln X 6 0,017 Ln X 7. Berdasarkan nilai koefisien regresi parsial, variabel luas areal panen tomat pada bulan t mempunyai nilai koefisien regresi parsial yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ini mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap Semarang. Elastisitas penawaran tomat dalam jangka pendek bersifat inelastis. Kata Kunci : Kabupaten Semarang, Tomat, Penawaran, Elastisitas Penawara
2 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris yang telah lama dikenal sebagai penghasil beragam produk pertanian yang sangat dibutuhkan dan laku di pasar dunia, utamanya yang termasuk kelompok produkproduk perkebunan, rempah-rempah, kayu dan perikanan negara agraris (Mardikanto, 2009). Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki luas lahan dan agroklimat yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai usaha pertanian. Sektor pertanian terbagi menjadi beberapa subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor peternakan, subsektor perkebunan, subsektor kehutanan, subsektor perikanan dan kelautan. Salah satu subsektor yang cukup penting adalah subsektor tanaman pangan dan hortikultura. Salah satu tanaman hortikultura yang mulai dikembangkan adalah tanaman tomat. Tomat (Licopersicum esculentum Mill) adalah jenis sayuran/buah yang memiliki banyak keunggulan, sebab selain dapat langsung konsumsi dalam bentuk segar, buah tomat juga dapat digunakan sebagai bahan penyedap berbagai macam masakan dan juga dapat dikonsumsi dalam bentuk olahan lainnya (Jordan, 2010). Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang kondisi wilayahnya berada pada dataran tinggi, memiliki iklim tropis dan berhawa sejuk. Kondisi wilayah dan keadaan iklim di Kabupaten Semarang merupakan potensi alam yang bagus untuk mengembangkan budidaya tanaman hortikultura. Salah satu tanaman hortikultura yang dibudidayakan oleh petani di Kabupaten Semarang yaitu tanaman tomat. Jumlah produksi tomat, luas areal panen tomat, curah hujan, harga pupuk dan variabel-variabel lainnya yang mempengaruhi penawaran tomat di Kabupaten Semarang mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Hal ini akan mempengaruhi penawaran tomat. Oleh karena itu penulis terdorong untuk mengadakan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tomat di Kabupaten Semarang dan elastisitas penawaran tomat sebagai akibat adanya perubahan faktorfaktor yang mempengaruhinya.. Berdasarkan uraian tersebut, tujuan penelitian adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Semarang, mengetahui faktor yang paling mempengaruhi penawaran tomat di Kabupaten Semarang dan mengetahui elastisitas penawaran tomat di Kabupaten Semarang. METODOLOGI PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan tehnik survei. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Semarang dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Semarang merupakan daerah sentra tanaman tomat yang memiliki produktivitas penanaman tomat terbesar di Jawa Tengah. Untuk mengestimasi jumlah penawaran tomat digunakan model regresi linier berganda yang dituliskan sebagai berikut :
3 Ln Qt = Ln b 0 + b 1 Ln Q t-1 + b 2 Ln Q k-1 + b 3 Ln P t-1 + b 4 Ln P k-1 + b 5 Ln P urea t + b 6 Ln A t + b 7 Ln W t + e (1) Keterangan : Qt : Penawaran tomat pada bulan t (kw), bo : Konstanta, b 1 -b 7 : Nilai koefesien regresi dari masing-masing variabel, Q t-1 : Produksi tomat pada bulan sebelumnya (kw), Q k-1 : Produksi kobis pada bulan sebelumnya (kw), P t-1 : Harga tomat pada bulan sebelumnya (Rp/kg), P k-1 : Harga kobis pada bulan sebelumnya (Rp/kg), P urea t : Harga pupuk Urea pada bulan t (Rp/Kg), A t : Luas areal panen tomat pada bulan t (ha), W t : Rata-rata curah hujan pada bulan t (mm/bulan), e : Kesalahan pengganggu. Untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga ataupun perubahan nilai tukar uang yang terjadi, harga barang terdeflasi dapat dicari dengan rumus: Px = IHKd x Ps... (2) IHKt Keterangan: Px = harga yang terdeflasi (Rp/kg), IHKd = indeks harga konsumen pada bulan dasar, IHKt = indeks harga konsumen pada bulan dasar t, Ps = harga tomat sebelum terdeflasi (Rp/kg). Untuk menganalisis tingkat kepekaan (elastisitas) penawaran tomat di kabupaten Semarang, maka dapat dilihat dari nilai koefisien regresi variabel bebasnya. Sebab dalam model log-log, koefisien elastisitas antara Y dan X selalu konstan. Artinya bila ln X berubah 1 unit, perubahan ln Y akan selalu sama meskipun elastisitas tersebut diukur pada ln X yang mana saja. Oleh karena itu, model ini disebut juga model elastisitas konstan (Nachrowi et al., 2005). HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini variabelvariabel yang diduga berpengaruh terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang adalah produksi tomat pada bulan sebelumnya (Qtt-1), harga tomat pada bulan sebelumnya (Pt-1), produksi kobis pada bulan sebelumnya (Qtk-1), harga kobis pada bulan sebelumnya (Pk-1), harga pupuk Urea pada bulan t (P urea t), luas areal panen pada bulan t (A t ) dan rata-rata curah hujan pada bulan t (W t ). dari data time series selama bulan Januari 2008 bulan Desember 2012 diperoleh data sebagai berikut:
4 Tabel 1. Variabel Bebas dan Tak bebas pada Penawaran Tomat di Kabupaten Semarang Selama Bulan Januari 2008 Desember 2012 Q t Qtt-1 Qtk-1 Pt-1 Pk-1 P urea t A t W t , , , , , , ,17 755, , ,76 957, , , , , ,93 685, , ,33 769, , ,27 812, , , , , , , , , , , ,88 999, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,
5 Sumber : Analisis Data Sekunder, 2013 Dari data di atas kemudian dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda pada fungsi penawaran. Model persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Ln Q t = 3, ,202 Ln X 1 + 0,167 Ln X 2 0,046 Ln X 3 + 0,115 Ln X 4 + 0,022 Ln X 5 + 0,299 Ln X 6 0,017 Ln X 7 + e Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai (R 2 ) sebesar 0,605. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebesar 60,50% penawaran tomat di Kabupaten Semarang dapat dijelaskan oleh variabel produksi tomat pada bulan sebelumnya, harga tomat pada bulan sebelumnya, produksi kobis pada bulan sebelumnya, harga kobis pada bulan sebelumnya, harga pupuk Urea pada bulan t, luas areal panen pada bulan t dan rata-rata curah hujan pada bulan t, sedangkan sisanya sekitar 39,50% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Hasil uji F dari model persamaan di atas disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Analisis Varian Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Penawaran Tomat di Kabupaten Semarang Model Regression Residual Total Sum of Squares Df Sumber : Analisis Data Sekunder, Mean Square F Sig ,000***
6 Keterangan: * : signifikan pada tingkat kepercayaan 90%, ** : signifikan pada tingkat kepercayaan 95%, *** : signifikan pada tingkat kepercayaan 99%. Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa semua variabel yang diamati yaitu variabel produksi tomat pada bulan sebelumnya, harga tomat pada bulan sebelumnya, produksi kobis pada bulan sebelumnya, harga kobis pada bulan sebelumnya, harga pupuk Urea pada bulan t, luas areal panen pada bulan t dan rata-rata curah hujan pada bulan t, secara bersama-sama Semarang pada tingkat kepercayaan 99%. Hasil uji t dari model persamaan di atas disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Pengaruh Masing-masing Varibel Bebas Terhadap Penawaran Tomat di Kabupaten Semarang Model Koefisien Regresi t hitung Sig Konstanta 3,930 1,292 0,202 Produksi tomat pada bulan sebelumnya (Ln X 1 ) 0,202 1,838 0,072* Produksi kobis pada bulan sebelumnya (Ln X 2 ) 0,167 2,207 0,032** Harga tomat pada bulan sebelumnya (Ln X 3 ) -0,046-0,475 0,637 ns Harga kobis pada bulan sebelumnya (Ln X 4 ) 0,115 1,457 0,151 ns Harga pupuk urea pada bulan t (Ln X 5 ) 0,022 0,047 0,963 ns Luas areal panen tomat pada bulan t (Ln X 6 ) 0,299 3,730 0,000 *** Rata-rata jumlah curah hujan pada bulan t (Ln X 7 ) -0,017-0,988 0,328 ns Sumber : Analisis Data Sekunder, 201 Keterangan: * : signifikan pada tingkat kepercayaan 90%, **: signifikan pada tingkat kepercayaan 95%, *** : signifikan pada tingkat kepercayaan 99%, ns : tidak signifikan. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa produksi tomat pada bulan sebelumnya berpengaruh nyata terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang pada tingkat kepercayaan 90%, produksi kobis pada bulan sebelumnya berpengaruh nyata terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang pada tingkat kepercayaan 95% dan luas areal panen tomat pada bulan t Semarang pada tingkat kepercayaan 99%. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi variabel produksi
7 tomat pada bulan sebelumnya, produksi kobis pada bulan sebelumnya dan luas areal panen tomat pada bulan t yang lebih kecil dari nilai α yang digunakan. Penjelasan mengenai pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang dapat dijelaskan sebagai berikut : Jumlah Produksi Tomat Pada Bulan Sebelumnya 90%, nilai signifikansi jumlah produksi tomat pada bulan sebelumnya lebih kecil dari α ( 0,072<0,1). Hal ini berarti bahwa variabel jumlah produksi tomat pada bulan sebelumnya secara individu Semarang. Jumlah produksi tomat pada bulan sebelumnya berpengaruh terhadap jumlah tomat yang ditawarkan di Kabupaten Semarang dikarenakan petani berasumsi jika produksi pada bulan sebelumnya meningkat maka kondisi alam pada saat tersebut sedang berada pada kondisi yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat. Hal ini membuat semakin banyak jumlah petani yang tertarik memanfaatkan kondisi ini untuk menanam tomat sehingga pada akhirnya akan meningkatkan jumlah produksi tomat yang selanjutnya akan meningkatkan Semarang. Jumlah Produksi Kobis Pada Bulan Sebelumnya 95%, nilai signifikansi jumlah produksi kobis pada bulan sebelumnya lebih kecil dari α (0,032<0,05). Hal ini berarti bahwa variabel jumlah produksi kobis pada bulan sebelumnya secara individu Semarang. Produksi kobis pada bulan sebelumnya berpengaruh terhadap peningkatan penawaran tomat karena kobis ditanam bersamaan dengan tomat secara tumpangsari. Penanaman kobis di sela-sela tanmaan tomat dapat mengurangi serangan hama ulat yang akan menyerang tanaman tomat. Karena dengan adanya tanaman kobis di sela-sela tanaman tomat, maka ulat akan memakan daun-daun kobis tua sehingga serangan pada daun tomat akan berkurang. Hal ini akan menyebabkan produksi tomat menjadi meningkat karena resiko tanaman tomat terserang hama ulat menjadi lebih kecil. Harga Tomat Pada Bulan Sebelumnya 90%, nilai signifikansi harga tomat pada tahun sebelumnya lebih besar dari α (0,637>0,10). Hal ini berarti bahwa variabel harga tomat pada bulan sebelumnya secara individu tidak berpengaruh nyata dan mempunyai hubungan negatif terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Kondisi yang terjadi di kabupaten Semarang ini tidak sesuai dengan hukum penawaran yang ada, dimana pada saat harga tinggi maka penawaran barang tersebut juga akan meningkat. Salah satu penyebab tidak berlakunya hukum penawaran dalam kasus ini yaitu petani tomat di Kabupaten Semarang menanam tomat tanpa mempedulikan harga
8 tomat yang tercipta di pasar pada waktu tersebut. Sehingga meskipun harga tomat sedang jatuh ataupun tinggi, petani tomat akan tetap menanam tomat seperti rutinitas biasanya. Sebab pekerjaan di bidang inilah merupakan cara mereka untuk dapat bertahan hidup. Pada saat harga tomat sedang jatuh, petani tomat akan tetap menanam tomat dengan berharap bahwa harga tomat nantinya ketika panen akan kembali stabil. Kurangnya informasi pasar juga membuat petani tidak mempunyai bargaining position pada saat mereka akan menjual hasil produksi tomatnya kepada pedagang pengepul. Oleh sebab itu, petani tomat di Kabupaten Semarang seringkali melakukan survey harga di pasaran secara mandiri untuk mendapatkan informasi pasar tentang harga tomat di pasaran pada saat ini. Harga Kobis Pada Bulan Sebelumnya 90%, nilai signifikansi harga kobis pada bulan sebelumnya lebih besar dari α (0,151>0,10) yang berarti. Hal ini berarti bahwa harga kobis pada bulan sebelumnya secara individu tidak Semarang. Pola tanam yang digunakan oleh petani dalam menanam tomat adalah sistem tumpangsari bersama dengan tanaman kobis. Pemilihan komoditas kobis dilakukan karena lebih murahnya harga benih kobis dibandingkan harga benih komoditas lain. Harga benih tomat di Kabupaten Semarang juga sama murahnya dengan harga kobis, namun harga jual dari buah tomat pada saat panen lebih tinggi dibandingkan dengan komoditas kobis. Oleh sebab itu keuntungan usahatani tomat lebih besar jika dibandingkan dengan usahatani komoditas lainnya. Biasanya tanaman tomat ditumpangsarikan dengan tanaman kobis atau cabai sehingga meskipun harga kobis naik maka tidak akan mempengaruhi para petani untuk mengurangi menanam tomat. Dengan menerapkan sistem tumpangsari ini, nantinya petani akan mengambil keuntungan dari setiap petak lahannya berdasarkan akumulasi keuntungan yang didapat dari total komoditas sayuran yang ditanam pada lahan tersebut. Hal ini mengakibatkan harga komoditas yang satu tidak akan mempengaruhi harga komoditas kompetitornya. Jadi pada satu petak lahan tumpangsari antara tomat dan kobis, biaya produksi pada lahan tersebut akan ditutup oleh penerimaan dari usahatani tomat dan petani akan mengambil untung dari pendapatan usahatani kobis. Harga Pupuk Urea Pada Bulan t 90%, nilai signifikansi harga pupuk Urea pada bulan tanam lebih besar dari nilai α (0,963>0,10). Hal ini berarti variabel harga pupuk Urea pada bulan tanam secara individu tidak terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Pupuk Urea digunakan hanya digunakan sebagai pupuk dasar pada awal penanaman tomat. Selanjutnya pada masa pertumbuhan tomat, akan diberikan pupuk lain sebagai pemupukan susulan. Pupuk Urea banyak digunakan oleh petani tomat di Kabupaten Semarang untuk meningkatkan hasil panen mereka,
9 sehingga mereka cenderung akan mencari pupuk Urea untuk usahatani mereka sesuai dengan harga yang terjadi. Namun pada saat ini, petani tomat di Kabupaten Semarang sudah mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia pada usahatani mereka dan sudah mulai mengkombinasikan penggunaan pupuk dasar yang berasal dari pupuk kandang. Hal ini didasarkan pada keasadaran para petani akan dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan pupuk kimia. Hal ini membuat variabel harga pupuk Urea tidak berpengaruh Semarang. Luas Areal Panen Pada Bulan t 99%, nilai signifikansi luas areal panen pada bulan tanam lebih kecil dari nilai α (0,000<0,01). Hal ini berarti variabel luas areal panen pada bulan tanam secara individu Semarang. Artinya jika terjadi peningkatan luas areal panen tomat bulan tanam maka akan meningkatkan penawaran tomat pada bulan tanam. Semakin meningkatnya luas areal panen akan berpengaruh terhadap meningkatnya produksi tomat. Salah satu upaya yang dilakukan para petani untuk meningkatkan jumlah produksi tomat yang ditawarkan yaitu dengan cara meningkatkan luas areal yang ditanami tomat. Sebab dengan meningkatnya luas areal tanam ini maka akan meningkatkan luas areal panen serta jumlah produksi tomat yang dihasilkan sehingga jumlah penawaran tomat juga mengalami peningkatan. Upaya peningkatan luas areal panen juga didukung dengan perlakuan budidaya yang intensif berupa penanaman menggunakan mulsa, pemeliharaan tanaman dengan pembersihan gulma dan penggunaan pupuk berimbang. Hal ini dilakukan karena tanaman tomat membutuhkan perawatan yang cukup telaten. Seluruh perlakuan tersebut akan menyebabkan bertambahnya jumlah produksi sehingga akan berpengaruh terhadap meningkatnya penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Rata-rata Curah Hujan Pada Bulan Tanam 90%, nilai signifikansi rata-rata curah hujan pada bulan tanam lebih besar dari nilai α (0,328>0,10). Hal ini berarti variabel rata-rata curah hujan pada bulan tanam secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Curah hujan pada rentang waktu bulan Januari tahun 2008 bulan Desember tahun 2012 tidak berpengaruh nyata karena pada rentang waktu ini perubahan rata-rata curah hujan di Kabupaten Semarang tidak sampai berada di luar batas toleransi maksimal yang dikehendaki oleh tanaman tomat. Hal ini menyebabkan tanaman tomat di Kabupaten Semarang masih dapat mentoleransi curah hujan yang turun dan masih dapat berproduksi dengan baik. Tanaman tomat dapat ditanam sepanjang tahun, tetapi pada saat musim hujan biasanya produksi tomat akan mengalami penurunan. Untuk mengatasi faktor alam berupa curah hujan, maka dilakukan perlakuan budidaya tomat yang lebih intensif dengan cara penambahan
10 asupan pupuk dan pestisida yang lebih banyak daripada musim kemarau menggunakan cara peyemprotan. Jika pada musim kemarau penyemprotan dilakukan 7 hari sekali, maka pada musim hujan penyemproptan dilakukan 5 hari sekali. Selain itu penanaman tomat dengan varietas yang tahan terhadap hujan juga penting untuk dilakukan. Dengan dilakukannya segala usaha tersebut, maka produksi tomat pada saat musim hujan akan tetap tinggi. Tetapi biaya input yang harus dikeluarkan oleh para petani menjadi lebih besar dibandingkan pada saat musim kemarau. Variabel Bebas yang Paling Berpengaruh Nilai standar koefisien regresi parsial menunjukan variabel yang paling berpengaruh terhadap Semarang. Semakin besar nilai koefisien regresi parsial, maka semakin besar pula pengaruh variabel bebas tersebut terhadap Semarang. Tabel 4. Nilai Standar Koefisisen Regresi Variabel yang Berpengaruh Terhadap Penawaran Tomat di Kabupaten Semarang Variabel Koefisiensi Regresi Peringkat Parsial Luas areal panen tomat pada bulan t 0,504 1 Produksi kobis pada bulan sebelumnya 0,243 2 Produksi tomat pada bulan sebelumnya 0,204 3 Sumber : Analisis Data Sekunder, 2013 Berdasarkan Tabel 4 di atas menunjukan bahwa luas areal panen tomat pada bulan t memiliki nilai koefisien regresi tertinggi yaitu sebesar 0,504. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel luas areal panen pada bulan t merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap Semarang. Nilai koefisien regresi sebesar 0,504 satuan menunjukan bahwa pengaruh yang diberikan positif, dimana setiap penambahan 1 Ha tomat pada bulan tanam di Kabupaten Semarang akan menaikan Semarang sebesar 0,504 kw. Pengujian Asumsi Klasik Untuk menguji ketepatan koefisien regresi yang dihasilkan dari model analisis maka dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mendeteksi ada tidaknya Multikolinearitas, Autokorelasi dan Heterokedastisitas. Berdasarkan nilai Matrik Pearson Correlation, dapat diketahui bahwa korelasi antar variabel bebas tidak ada yang bernilai lebih besar dari 0,8. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel bebas yang mempengaruhi penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka digunakan statistik d-durbin Watson.
11 Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai d sebesar 1,746. Karena nilai d yang diperoleh terletak pada 1,65<DW<2,35 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan diagram scatterplot. Berdasarkan hasil output regresi, dapat dilihat bahwa titik-titik yang ada dalam diagram menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Hal ini berarti tidak terjadi heterokeadstisitas pada model regresi sehingga model regresi ini layak digunakan untuk memprediksi penawaran tomat. Elastisitas Penawaran Dalam penelitian ini elatisitas yang dikaji yaitu elatisitas jangka pendek. Analisis penawaran tomat di Kabupaten Semarang mendapatkan tiga variabel yang berpengaruh terhadap penawaran tomat yaitu produksi tomat pada bulan sebelumnya, produksi kobis pada bulan sebelumnya dan luas areal panen tomat pada bulan t. Nilai elastisitas ketiga variabel yang signifikan dapat diketahui berdasarkan nilai dari koefisien regresi masing-masing variabel bebas pada persamaan regresi yang sudah terbentuk. Nilai elastisitas ketiga variabel yang signifikan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Elastisitas Penawaran Tomat Dalam Jangka Pendek Variabel Koefisien Regresi Produksi tomat pada bulan sebelumnya 0,202 Produksi kobis pada bulan sebelumnya 0,167 Luas areal panen tomat pada bulan t 0,299 Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Berdasarkan tabel 5 di atas, dapat diketahui bahwa dalam jangka pendek penawaran tomat memiliki nilai elastisitas kurang dari satu yang berarti bahwa bersifat inelastis terhadap perubahan produksi tomat pada bulan sebelumnya, perubahan produksi kobis pada bulan sebelumnya, dan perubahan luas areal panen tomat pada bulan t. Hal ini berarti persentase perubahan jumlah produksi tomat pada bulan sebelumnya, persentase perubahan jumlah produksi kobis pada bulan sebelumnya dan persentase perubahan luas areal panen tomat pada bulan t lebih kecil dibandingkan perubahan penawaran tomat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis penawaran tomat di Kabupaten Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut: Variabel produksi tomat pada bulan sebelumnya, harga tomat pada bulan sebelumnya, produksi kobis pada bulan sebelumnya, harga kobis pada bulan sebelumnya, harga pupuk Urea pada bulan t, luas areal panen tomat pada bulan t dan rata-rata curah hujan pada bulan t, merupakan faktor-faktor yang secara bersamasama
12 Semarang. Sedangkan variabelvariabel yang secara individual Semarang adalah produksi tomat pada bulan sebelumnya, produksi kobis pada bulan sebelumnya dan luas areal panen tomat pada bulan t. Luas areal panen tomat pada bulan t merupakan faktor yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Elastisitas penawaran tomat di Kabupaten Semarang dalam jangka pendek terhadap perubahan produksi tomat bulan sebelumnya, produksi kobis bulan sebelumnya dan luas areal panen tomat pada bulan t bersifat inelastis. Saran (1) Luas areal panen tomat merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap penawaran tomat di Kabupaten Semarang. Jadi untuk meningkatkan produksi tomat maka sebaiknya petani dapat memaksimalkan produktivitas lahan tomat mereka sekarang ini dengan melakukan upaya peningkatan kualitas penanaman tomat dengan cara budidaya tanaman yang lebih intensif melalui pemberian input tanaman yang berkualitas. Sehingga produksi tomat akan meningkat pada tingkat luasan lahan yang sama. (2) Perlu peningkatan penggunaan varietas tomat yang tahan hujan untuk meningkatkan produksi tomat pada saat curah hujan tinggi. Selain itu, penting bagi petani untuk dapat mengetahui karakteristik dari setiap varietas tomat tersebut agar dapat ditanam pada kondisi yang tepat DAFTAR PUSTAKA Ghatak, S. dan Ingersent Kent Agriculture and Economic Development. Great Britain : Harvester Press. Gujaratti, Damodar Ekonometrika Dasar (diterjemahkan oleh Sumarno Zain). Erlangga. Jakarta. Jordan, Ahmad Aneka Buah dan Khasiatnya. Aulia Publishing. Sleman. Mardikanto, Totok Membangun Pertanian Modern. LPP UNS dan UNS Press. Surakarta. Nachrowi, N. D dan Usman, Hardius Penggunaan Teknik Ekonometrika. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Priyatno, Duwi Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penulisan dengan SPSS. Gava Media. Yogyakarta.
ANALISIS PENAWARAN KOPI ROBUSTA DI PROVINSI JAWA TENGAH
ANALISIS PENAWARAN KOPI ROBUSTA DI PROVINSI JAWA TENGAH Nifka Nisarafika, Endang Siti Rahayu, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami No. 36
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO
ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO Vica Tri Ariyani, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi
Lebih terperinciANALISIS PENAWARAN SEMANGKA (Citrullus Vulgaris) DI KABUPATEN SRAGEN
ANALISIS PENAWARAN SEMANGKA (Citrullus Vulgaris) DI KABUPATEN SRAGEN Maryani, Endang Siti Rahayu, Setyowati Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciANALISIS PENAWARAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI KABUPATEN KARANGANYAR
AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal. 469-475 ISSN 2302-1713 ANALISIS PENAWARAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI KABUPATEN KARANGANYAR Dewi Novitasari Andriani Purwadi, Minar Ferichani, Susi Wuri
Lebih terperinciANALISIS PENAWARAN BELIMBING DEWA (Averrhoa carambola) SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DI KOTA DEPOK S K R I P S I
ANALISIS PENAWARAN BELIMBING DEWA (Averrhoa carambola) SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DI KOTA DEPOK S K R I P S I Oleh: Rahardyan Fajar Winaldi H0810093 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi jagung manis dilakukan di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor.
Lebih terperinciDusuki, Laily Fitriana, SP, Edi Saputra, SP 1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN KOPI BUBUK ROBUSTA (Cofea Canefora) DI PASAR TANGUN KECAMATAN BANGUN PURBA KABUPATEN ROKAN HULU 1 Dusuki, Laily Fitriana, SP, Edi Saputra, SP 1 Mahasiswa, 2 Dosen
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Rosalina Berliani, Dyah Mardiningsih, Siwi Gayatri Program Studi
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN WONOGIRI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN WONOGIRI Eftah Putri Hapsari, Joko Sutrisno, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR PANILI (Vanilla planifolia Andrews) DI INDONESIA
1 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR PANILI (Vanilla planifolia Andrews) DI INDONESIA Program Studi Agribisnis Oleh : Rosalina Dwi Rahmawati H 0808196 FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALYSIS EFFECT OF INPUT PRODUCTION FOR CASSAVA FARMING IN SUKASARI
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)
ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun) Monika M.S.Hutagalung 1), Luhut Sihombing 2) dan Thomson Sebayang 3) 1) Alumni Fakultas
Lebih terperinciELASTISITAS PERMINTAAN BERAS ORGANIK DI KOTA MEDAN
ELASTISITAS PERMINTAAN BERAS ORGANIK DI KOTA MEDAN Cut Risty T.B 1), Iskandarini 2), dan Rahmanta Ginting 3) 1) Alumni Fakultas Pertanian USU 2) dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih dan Arus Kas Operasi sebagai variabel independen (X) dan Dividen Kas sebagai
Lebih terperinciKUISONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG
LAMPIRAN Lampiran 1 KUISONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI JAGUNG 1. Keadaan Umum Responden 1.1. Identitas Responden 1. Nama : (L / P) 2. Umur : tahun 3. Alamat : RT /
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Permintaan Beras di Kabupaten Kudus Faktor-Faktor Permintaan Beras Harga barang itu sendiri Harga barang lain Jumlah penduduk Pendapatan penduduk Selera
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA Rudi Hartono Purba, HM Mozart B Darus dan Tavi Supriana Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan
Lebih terperinci33 ZIRAA AH, Volume 37 Nomor 2, Juni 2013 Halaman ISSN
33 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KETIMUN DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH (Factors Affecting Production of Cucumber in Hulu Sungai Tengah Regency) Arief Hidayatullah Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah
III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan
Lebih terperinciANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA
ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA Chairia*), Dr. Ir Salmiah, MS**), Ir. Luhut Sihombing, MP**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakutas Pertanian Universitas Sumatera
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data data penelitian seperti jumlah data yang diolah, nilai minimum,
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 41 Hasil Uji Statistik 411 Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil pengolahan data statistik deskriptif dari variabel-variabel yang diteliti Langkah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, yang bertempat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Dan waktu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa penjualan, piutang usaha, dan arus kas operasional pada laporan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software SPSS versi
Lebih terperinciprosedur penelitian dengan menggunakan formulasi-formulasi yang telah
39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis terhadap hipotesis yang telah diajukan. Analisis ini berupa hasil statistik yang merupakan hasil dari serangkaian prosedur
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun variabel independent
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendapatan margin pembiayaan murabahah dan pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah terhadap NPM
Lebih terperinciPROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA
PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA Tria Rosana Dewi dan Irma Wardani Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta Email : triardewi@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis) DI KABUPATEN PATI
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA) Volume 2, Nomor 3 (2018): 179-186 ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pada deskripsi variabel penelitian akan dijelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi pada masing-masing variabel penelitian,
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA Mawardati* ABSTRACT This research was conducted at the betel palm farming in Sawang subdistrict,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Tingkat Inflasi, Kurs Rupiah dan Harga Emas Dunia terhadap Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Dana Pihak Ketiga Bank BCA Syariah Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya keuntungan (profit) yang akan dihasilkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduannya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Lebih terperinciVII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA
VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA 7.1. Analisis Fungsi Produksi Hasil pendataan jumlah produksi serta tingkat penggunaan input yang digunakan dalam proses budidaya belimbing dewa digunakan
Lebih terperinciAGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KUBIS DI KABUPATEN MAGETAN (STUDI KASUS DI KECAMATAN PLAOSAN) Lia Indriyani 1, Endang Siti Rahayu 2, Suprapto 3 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskripsi menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun independen
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan
37 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan Semadam dan Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara Propinsi Aceh Dimana
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO
FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO (Studi Kasus di Desa Arjasa, Kec. Arjasa, Kab. Situbondo) Oleh : Yoki Hendra Sugiarto*), Yohanes
Lebih terperinciKeywords: management control systems, leadership style, performance company
ABSTRACT Management control system is a series of actions and activities that occur in all activities of the organization and running continuously. Management control is not a separate system within an
Lebih terperinciANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA
ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA Nurhidayati Ma rifah Sitompul *), Satia Negara Lubis **), dan A.T. Hutajulu **) *) Alumini Program Studi Agribisnis Departemen Agribisnis
Lebih terperinciANALISIS CURAHAN WAKTU DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA PADA INDUSTRI KERIPIK SALAK DI KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN
ANALISIS CURAHAN WAKTU DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA PADA INDUSTRI KERIPIK SALAK DI KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN Dian Rahmawati, Sri Marwanti, Aulia Qonita Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN PANGAN
1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN PANGAN di KABUPATEN KLATEN SEBAGAI KABUPATEN PENYANGGA PANGAN di JAWA TENGAH Firman Rompone, Suwarto, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciABSTRAK. : Agresivitas Pajak, Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh likuiditas, leverage, dan manajemen laba terhadap tingkat agresivitas pajak perusahaan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari
Lebih terperinciTHE ANALYSIS OF HONEYDUE SUPPLY IN SRAGEN REGENCY
Ikhsan Aminudin Analisis Penawaran Melon... THE ANALYSIS OF HONEYDUE SUPPLY IN SRAGEN REGENCY Ikhsan Aminudin *, Suprapti Supardi ** Mahasiswa *, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret ** Abstract
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan ialah metode penelitian eksplanatoris. Penelitian eksplanatoris merupakan penelitian yang bersifat noneksploratif,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DATA Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu variabel gaya belajar siswa (X1) dan variabel minat belajar siswa (X2) serta satu variabel terikat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pengolahan Data Pada bab ini akan dibahas mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang akan dilakukan. Data yang telah didapatkan akan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus: Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat) Ade Rezkika Nasution*),
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER
ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER 1 Indra Nofita dan 2 Syamsul Hadi 1 Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian ini, baik variabel dependen maupun
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, ratarata
Lebih terperinci: Baglog, Productivity, Multiple linear regression analysis
ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA PADA USAHA PEMBUATAN BAGLOG JAMUR KUPING DI KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO Siska Wahyu Wijayanti, Sapja
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti jumlah data, rata-rata, nilai
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHATANI ALPUKAT PADA KELOMPOK TANI DI KABUPATEN SEMARANG
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI ALPUKAT PADA KELOMPOK TANI DI KABUPATEN SEMARANG Oleh: Dytanti Ilmiansi Tamalia*, Siswanto Imam Santoso, dan Kustopo Budiraharjo Program Studi S1-Agribisnis Fakultas Peternakan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING POTATO FARMING INCOME IN BENER MERIAH DISTRICT PROVINCE OF ACEH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014
43 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014 dengan objek penelitian PT. Indosat Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian Library Research (Riset Kepustakaan). Penelitian ini untuk memperoleh data yang bersifat teoritis sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Pemerintah Provinsi di Indonesia dan periode pengamatan untuk sampel yang di ambil adalah tahun 2011-2014.
Lebih terperinciVI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA
66 VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA 6.1. Keragaan Umum Hasil Estimasi Model Model ekonometrika perdagangan bawang merah dalam penelitian
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA Indria Ukrita 1) ABSTRACTS Coffee is a traditional plantation commodity which have significant role in Indonesian economy,
Lebih terperinciProgram Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 1 Mahasiswa 2 Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping
KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI STEVIA TERHADAP TOTAL PENDAPATAN USAHATANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI STEVIA DI KABUPATEN KARANGANYAR Audina Yuniarsanty 1, Darsono 2 dan Agustono
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Produktivitas usahatani padi dapat mengalami peningkatan maupun penurunan jumlah produksi. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh penggunaan faktor produksi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Penelitian ini menggunakan data skunder berupa laporan keuangan audit yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Pengolahan data dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perdagangan, Jasa Dan Investasi Di Daftar Efek Syariah
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanatif asosiatif, di mana hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif pada penelitian ini akan menggambarkan data penelitian tentang FDR, ROE,dan NOM. Sampel penelitian sebanyak
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH
KODE : Sosial Humaniora ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH Zaenul Laily 1*, Wahyu Dyah Prastiwi 2 dan Hery Setiyawan 3 1 2 3 Fakultas Peternakan
Lebih terperinciAnalisis Produksi Usahatani Tomat di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Analisis Produksi Usahatani Tomat di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan Desy Issana Sari 1, Yudi Ferrianta 2, dan Rifiana 2 1 Alumni Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar petani sebagai indikator kesejahteraan petani padi di Kabupaten Sragen menggunakan metode
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan objek Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan Dewan Syariah Nasional Majelis
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG
P R O S I D I N G 345 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG Bagus Andriatno Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi varian,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Sampel 1. Gambaran Umum Sampel Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya adalah memproduksi atau membuat bahan baku menjadi barang
Lebih terperinciKONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR
KONSUMSI RUMAH TANGGA PADA KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR Nurul Annisa Prias Kusuma Wardani, Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. statistik Kolmogorov- Smirnov (uji K-S). Dasar untuk pengambilan
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Normalitas Pengujian normalitas distribusi data populasi dilakukan dengan menggunakan statistik Kolmogorov- Smirnov (uji K-S). Dasar untuk pengambilan keputusan yaitu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriftif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek Penelitian. sebagai sampel penelitian.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sampel
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO
71 Buana Sains Vol 11 No 1: 71-76, 2011 KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO Ana Arifatus Sa diyah dan Rikawanto Eko Muljawan PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciRegresi Linier Berganda Untuk Menganalisis Pendapatan Petani Pala
Regresi Linier Berganda Untuk Menganalisis Pendapatan Petani Pala Jamner R. Lawendatu, 2 John S. Kekenusa, 3 Djoni Hatidja Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT, jrlawendatu@yahoo.com 2 Program Studi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Pengujian hipotesis pada penelitian ini diguakan model regresi linear berganda. Sebelum model regresi linear berganda ini di gunakan sebagai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket
49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linier berganda sebagai alat analisis data. Dalam
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH HARGA DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT SERMANI STEEL MAKASSAR
ANALISIS PENGARUH HARGA DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT SERMANI STEEL MAKASSAR YIZKA V. PAKIDING A31107098 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu
Lebih terperinci