Kata Kunci : Sejarah Sosial, Masyarakat Transmigrasi, Sidoharjo.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : Sejarah Sosial, Masyarakat Transmigrasi, Sidoharjo."

Transkripsi

1 JURNAL

2 Studi Sejarah Sosial Masyarakat Transmigrasi Di Desa Sidoharjo Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Humonggio, Rosita Studi Sejarah Sosial Masyarakat Transmigrasi di Desa Sidoharjo.Skripsi, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Drs. Joni Apriyanto., M.Hum., dan Sutrisno Mohamad, S.Pd., M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses masuknya masyarakat transmigrasi di Desa Sidoharjo, interaksi sosial masyarakat transmigrasi dengan masyarakat lokal, dan perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat transmigrasi di Desa Sidoharjo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat langkah yakni pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Sumber yang banyak digunakan pada penelitian ini adalah sumber lisan karena para pelaku masih ada dan memungkinkan untuk diwawancarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa awal kedatangan masyarakat transmigrasi ke Sidoharjo berlangsung sekitar tahun 1970an. Para transmigran yang datang merupakan transmigran lokal yang berasal dari Desa Sidomulyo, dan Desa Sidodadi Kecamatan Boliyohuto, dan transmigran spontan dari Banyuwangi Jawa Timur. Kedatangan transmigran dilatari oleh keinginan untuk meningkatkan kehidupan ekonomi dengan membuka lahan baru, berdasarkan data tahun 2013 Desa Sidoharjo terdapat 1612 jiwa. Semenjak kedatangan transmigran sampai dengan hari ini interaksi yang terjalin dengan masyarakat lokal (etnis Gorontalo) bisa dikatakan bersifat asosiatif karena banyak terjadi akulturasi budaya dan juga integrasi dalam kehidupan sosial diantara mereka. Namun ada suatu peristiwa yang sempat membuat masyarakat transmigrasi terganggu sehingga terjadi konflik antara masyarakat transmigran dengan orang Polahi di sekitar gunung. Namun konflik tersebut tidak mengarah pada persoalan etnik melainkan hanya kepentingan tertentu. Setelah menetap sampai dengan saat ini, kehidupan ekonomi, pendidikan, dan budaya masyarakat transmigran semakin meningkat walaupun tidak dalam kemewahan. Namun demikian, tujuan untuk mendapatkan kesempatan untuk berkembang dalam bidang ekonomi telah didapatkan, dan masyarakat transmigrasi di Sidoharjo telah merasa memiliki kekuatan ekonomi yang lebih baik dari sebelumnya. Pada tahun 2012 tercatat bahwa masyarakat transmigran yang berprofesi sebagai Petani telah memberikan sumbangan terhadap pembangunan Desa, untuk petani tanaman Padi menyumbang sebesar Rp , sementara itu petani tanaman Jagung menyumbang Rp , dan petani tanaman Kelapa memberikan sumbangan sebesar Rp ,. Kata Kunci : Sejarah Sosial, Masyarakat Transmigrasi, Sidoharjo.

3 Nama : Rosita Humonggio Nim : Judul : Studi Sejarah Sosial Masyarakat Transmigrasi di Desa Sidoharjo Pembimbing : 1. Drs. Joni Apriyanto, M.Hum 2. Sutrisno Mohamad, S.Pd., M.Pd PENGANTAR Transmigrasi merupakan salah satu program kependudukan yang telah lama dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Secara kontekstual tujuan pelaksanaan transmigrasi adalah untuk penyebaran penduduk secara merata di Indonesia, pemanfaatan sumber daya alam di daerah yang masih jarang penduduknya dengan menggunakan sumber daya yang berasal dari daerah luar. Dengan demikian maka diharapkan kesejahteraan masyarakat lokal dapat meningkat. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa program transmigrasi memiliki tujuan yang mulia bagi kemanusiaan di Indonesia secara umum. Dilihat dalam konteks kebangsaan, sepertinya program transmigrasi yang dilaksanakan semenjak masa pemerintahan presiden Soekarno merupakan usaha dalam mempersatukan bangsa Indonesia melalui bidang sosial dan budaya. Sejak dahulu, yang menjadi objek dalam pelaksanaan program transmigrasi adalah masyarakat dari Pulau Jawa yang kebanyakan memang merupakan suku Jawa itu sendiri. Ditinjau dari keadaan pulau Jawa yang penduduknya sangat padat dibandingkan dengan pulau pulau lain di Indonesia, maka tidak terlalu mengherankan apabila memang selama ini program transmigrasi selalu dilaksanakan dari pulau Jawa ke pulau pulau lainnya di luar pulau Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan sebagainya.

4 Adanya program transmigrasi memungkinkan perubahan yang terjadi di daerah tempat tujuan transmigrasi mulai dari persoalan sosial, budaya, ekonomi, bahkan dalam aspek politik. Hal ini disebabkan karena kedatangan suku Jawa yang sebagai transmigran akan mempengaruhi kehidupan sosial seperti interaksi sosial, perubahan sosial dan sebagainya bagi penduduk lokal. Begitu pula dalam aspek budaya. Tidak sedikit terjadi akulturasi bahkan asimilasi budaya antara suku Jawa sebagai Transmigran dan suku suku lainnya sebagai penduduk asli yang telah lama menempati daerah yang menjadi tujuan transmigrasi. Perubahan perubahan dalam aspek ekonomi dan juga politik kemungkinan besar akan terjadi pula di daerah yang menjadi tujuan transmigrasi tersebut. Melihat latar belakang masalah tersebut diatas, maka pada kesempatan ini penulis akan meneliti bagaimana kehidupan sosial masyarakat transmigrasi di Desa Sidoharjo dalam perspektif sejarah. Adapun yang menjadi judul dalam penelitian skripsi ini adalah Studi Sejarah Sosial Masyarakat Transmigrasi di Desa Sidoharjo. MASUKNYA MASYARAKAT TRANSMIGRASI Sebelum kedatangan masyarakat transmigrasi dari Desa Sidomulyo ke Desa Sidoharjo, lokasi ini masih merupakan hutan belantara yang bisa dikatakan belum ada pengelolahnya ataupun orang yang menghuninya. Keadaan ini memang dijadikan peluang bagi masyarakat transmigrasi untuk mengembangkan kehidupan ekonominya. Perpindahan penduduk yang dilakukan tentu memiliki tujuan tertentu termasuk juga tujuan secara ekonomis. Kondisi ekonomi masyarakat yang tidak mendukung di daerah asal menjadi salah satu latar belakang sehingga terjadinya perpindahan penduduk. Masyarakat transmigrasi yang ada di Desa Sidoharjo sebagian besar merupakan transmigran lokal dari Desa Sidomulyo dan Desa Sidodadi yang sekarang berada di Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. Pada tahun 1970, masyarakat transmigran dari Sidomulyo melakukan perpindahan penduduk ke Sidoharjo.

5 Dipimpin oleh seorang tokoh masyarakat yang bernama Noto Prawiro, rombongan yang berjumlah kurang lebih 40 orang melakukan perjalanan menuju Sidoharjo yang saat itu masih hutan belantara dan daerahnya belum siap untuk dikelolah langsung. Bisa dikatakan bahwa perjalanan Mbah Noto Prawiro beserta rombongan merupakan rintisan awal dari pembukaan lahan yang kemudian berkembang menjadi Desa Sidoharjo. Dalam perjalanan menuju lahan baru tersebut, rombongan ini diperhadapkan dengan kondisi jalan yang sangat sulit. Tentu saja mengingat daerah ini masih merupakan daerah yang bebas dan juga merupakan hutan belantara. Setelah memutuskan untuk menetap di daerah tersebut, keluarga para rombongan perintis pembukaan lahan baru itu mulai berdatangan dan ikut mendiami lahan baru tersebut. Setelah mendiami tempat tersebut, maka kembali mereka melakukan musyawarah dan Noto Prawiro mengusulkan apabila tempat yang mereka buka tersebut kelak menjadi ramai, maka tempat tersebut diberi nama Sidoharjo yang dalam bahasa Jawa artinya menjadi sejahtera dan makmur. Saat pembukaan pertama, secara administrasi lahan tersebut masih merupakan wilayah dari Desa Diloniyohu Kecamatan Paguyaman Kabupaten Gorontalo. Dan kegiatan yang dilakukan oleh rombongan transmigran lokal tersebut mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat. Tempat awal yang menjadi pusat pembukaan lahan tersebut sekarang menjadi dusun yaitu dusun Purworejo. Selain transmigran lokal dari daerah sekitar, terdapat pula masyarakat transmigran langsung dari Jawa. Transmigran spontan yang datang dari pulau Jawa banyak berasal dari daerah Jawa Timur. Kedatangan mereka karena faktor ekonomi pula, mereka datang setelah lahan baru terbuka menjadi pemukiman. Adanya ikatan keluarga antara masyarakat transmigran yang telah lebih dahulu datang ke Desa Sidoharjo menjadi salah satu faktor juga sehingga mendorong transmigran spontan dari pulau Jawa tersebut datang. Selain itu, kesulitan untuk mendapatkan tempat baik untuk ditinggali maupun tempat untuk dikelolah sebagai pendongkrak kehidupan

6 ekonominya turut pula menjadi faktor penentu dalam proses mobilitas sosial ke Desa Sidoharjo. KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT TRANSMIGRASI Keberadaan masyarakat transmigrasi hampir di seluruh wilayah Indonesia telah memberikan dampak yang signifikan baik dari bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Bagaimana tidak, dengan terjadinya interaksi antara dua suku atau bahkan lebih akan menimbulkan berbagai macam dampak baik yang bersifat positif maupun negatif. Potensi terjadinya konflik sosial yang bisa mengancam integrasi bangsa sangat memungkinkan, begitu pula halnya dengan terjadinya proses integrasi sosial diantara suku suku di berbagai pulau di Indonesia yang semakin memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan penyebaran suku Jawa ke luar pulau Jawa telah menandakan era baru kemajemukan bangsa yang terdapat hampir di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terkait dengan masyarakat transmigrasi di Sidoharjo, proses integrasi juga akan menjadi fokus pada penelitian ini dikarenakan sepanjang periode pembukaan lahan sekitar tahun 1970 sampai dengan awal abad ke 21 sekarang ini, terlihat bagaimana proses integrasi sosial antara suku Jawa sebagai masyarakat transmigran dengan suku Gorontalo sebagai masyarakat Lokal. Berdasarkan data tahun 2012 di Sidoharjo terdapat 1315 etnis Jawa, 285 etnis Gorontalo, dan 2 orang etnis Makasar.sangat terlihat jelas bagaimana dominasi etnis Jawa yang berkembang dari masyarakat transmigrasi di Sidoharjo. Sudah banyak unsur unsur budaya yang dimiliki oleh tiap tiap suku di Sidoharjo menjadi satu sehingga sudah sulit dibedakan antara suku Jawa dan Gorontalo. Sebagai contoh tarian kuda lumping yang menjadi ciri khas dan hanya dimainkan oleh orang orang Jawa, di Desa Sidoharjo terlihat bagaimana tarian itu nampak tidak hanya dimainkan oleh orang orang Jawa saja, sudah banyak orang orang Gorontalo yang paham dan mampu untuk mempertunjukkan tarian kuda lumping. Kenyataan bahwa tarian kuda lumping yang

7 katanya hanya mampu dipahami dan dilakukan oleh orang Jawa ternyata tidak berlaku di Sidoharjo. Tarian ini sudah mampu dilakukan oleh orang orang Gorontalo yang berada di Sidoharjo. Pemandangan seperti ini sekarang sudah biasa ditemukan pada masyarakat Desa Sidoharjo. Integrasi yang terjadi antara masyarakat transmigran (orang Jawa) dengan masyarakat lokal (orang Gorontalo) sampai dengan hari ini tentunya memiliki faktor pendorong. Selain yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa karakteristik orang Jawa yang sopan, santun, sederhana dan sebagainya yang telah membuat mereka mudah diterima, juga terdapat faktor lain yang menjadi pendorong terjadinya integrasi sosial yakni kondisi ekonomi yang tidak mengecewakan diantara dua kelompok etnik yang paling dominan di Desa Sidoharjo ini. Orang Jawa dan orang Gorontalo merasa mereka sama sama mendapatkan kesempatan dalam meningkatkan kehidupan ekonominya. Faktor keagamaan juga telah memberikan pengaruh yang besar. Agama yang dianut oleh orang Jawa dan Gorontalo memiliki kesamaan yaitu Islam, sehingganya faktor kesukuan menjadi tidak terlalu menonjol karena ada beberapa ritual keagamaan yang memiliki kesamaan, seperti halnya syukuran, pernikahan, dan sebagainya. Walaupun dilaksanakan dengan tata cara yang berbeda, namun inti dari semua kegiatan tersebut sama yakni meminta rahmat dari Allah SWT. Keadaan ini telah memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa mereka adalah satu bagian dari umat Islam. Nampak bahwa sikap yang menganggap bahwa suku mereka lebih baik dibandingkan dengan suku lainnya berusaha diredam oleh masyarakat. Disatu pihak masyarakat transmigrasi sangat sadar dan memahami bahwa mereka datang dengan tujuan untuk mensejahterakan keluarga dan harus berusaha menghormati dan menghargai penduduk asli (Gorontalo), dan dilain pihak orang Gorontalo sebagai penghuni tempat disekitaran Desa Sioharjo yakni di Lakeya sangat terbuka dan menyambut kedatangan masyarakat transmigrasi tersebut.

8 Setiap kelompok masyarakat tentu memiliki suatu kebiasaan yang lahir baik dari keadaan yang memaksa maupun dari suatu kebiasaan yang diturunkan dari nenek moyang mereka sampai kepada anak cucunya. Suatu kebiasaan yang dilakukan sejak dulu sampai dengan sekarang ini dan masih terus dilestarikan merupakan bentuk tradisi yang ada dalam masyarakat. Terdapat ragam bentuk tradisi yang dilaksanakan dalam masyarakat, termasuk juga makna ataupun nilai yang terkandung didalamnya. Keragaman tradisi tersebut bergantung pada keadaan alam dan juga keadaan mentalitas suatu masyarakat. Dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat transmigrasi di Desa Sidoharjo, yang secara keseluruhan adalah etnis Jawa tentu memiliki tradisi yang dibawah dan dikembangkan dari daerah asal mereka ke daerah yang baru. Masyarakat Jawa dikenal dengan kemampuan dalam melestararikan dan juga mengembangkan tradisi yang dimiliki sejak dahulu kala. Terlebih lagi secara teritorial Sidoharjo merupakan suatu daerah pedesaan yang tentu memiliki pengaruh terhadap pembentukan karakter masyarakat. Masyarakat pedesaan sangat dikenal dengan pola kehidupan yang tradisional dan masih mempertahankan eksistensi dari tradisi yang ada. Kehidupan Ekonomi dan Pendidikan Masyarakat Transmigran Tujuan awal dari perpindahan penduduk yang dilakukan dari Desa Sidomulyo dan Sidodadi adalah untuk meningkatkan kehidupan ekonomi demi kesejahteraan anak cucunya. Inilah yang menjadi kekuatan utama sehingga para transmigran tersebut berupaya untuk membuka lahan baru di Sidoharjo sekarang walaupun rintangan yang besar dihadapi. Seperti yang diuraikan sebelumnya bahwa keadaan ekonomi masyarakat transmigran Sidoharjo di daerah asal sangat memprihatinkan dan tidak menjanjikan, karena lahan yang sudah sempit. Jangankan untuk lahan pertanian, untuk tempat tinggal saja sulit untuk ditemukan dan dikembangkan. Keadaan ini mempengaruhi motivasi kerja para transmigran untuk lebih giat lagi

9 ditanah yang baru mereka buka. Bagian ini akan menguraikan bagaimana ketercapaian tujuan yang sejak awal dicanangkan oleh masyarakat pelopor transmigrasi ke Sidoharjo. Kehidupan ekonomi masyarakat transmigran di Sidoharjo lebih didominasi oleh sektor pertanian. Adanya tanah yang cukup luas untuk digarap menjadi lahan pertanian yang produktif menjadi faktor utamanya, serta keahlian yang dimiliki dalam bidang pertanian juga menjai faktor pendukung sehingga masyarakat transmigran di Sidoharjo bertahan dan membuka pemukiman untuk keluarga mereka. Ketekunan dan keuletan yang dimiliki oleh masyarakat transmigran telah dijadikan modal utama dalam mempertahankan dan bahkan mengembangkan ekonomi di tanah yang baru dan masih tergolong hutan belantara di awal kedatangan mereka. Motivasi untuk hidup lebih baik lagi menjadi pendorong dalam aktivitas ekonomi. Sampai dengan hari ini, tercatat 369 orang yang bermata pencaharian sebagai petani, 304 orang buruh tani, 79 orang sebagai pengusaha kecil dan menengah, 42 orang sebagai karyawan perusahaan swasta, 21 orang pedagang keliling, 11 orang Pegawai Negeri Sipil, 2 orang peternak, 2 orang dukun kampung terlatih, 1 orang TNI, 1 orang POLRI, 1 orang pensiunan PNS, dan 1 orang buruh migran perempuan 1. Sangat jelas bagaimana pertanian menjadi alternatif utama dalam menjalankan roka perekonomian masyarakat baik sebagai petani yang memiliki lahan maupun sebagai buruh tani yang menggarap tanah milik orang lain. Tidak meragukan lagi jika dikatakan bahwa Desa Sidoharjo merupakan daerah pertanian. Simpulan Dan Saran Simpulan Kedatangan masyarakat transmigrasi di Sidoharjo dilatar belakangi oleh keadaan sosial dan ekonomi di tempat asal mereka. Artinya bahwa kepadatan 2012., hal Daftar Isian Profil Desa Sidoharjo, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo tahun

10 penduduk yang berdampak pada kurangnya lahan yang tersedia untuk digarap sebagai lahan pertanian dan juga untuk tempat tinggal telah menjadi faktor pendorong sehingga terjadinya perpindahan penduduk tersebut. Kebanyakan dari mereka adalah etnis Jawa yang berasal dari Desa Sidomulyo, Desa Sidodadi, dan juga ada yang berasal dari pulau Jawa seperti daerah Banyuwangi Jawa Timur. Proses transmigrasi yang dilakukan merupakan kategori transmigrasi spontan karena atas dasar kemauan, motivasi, dan bahkan biaya mereka sendiri. Hal ini pula yang menjadi pendorong agar berusaha keras untuk berhasil ditanah baru yang awalnya adalah hutan belantara. Pada awal masa kedatangan mereka, sudah ada masyarakat lokal yakni suku Gorontalo, namun suku Gorontalo tersebut belum membuka lahan yang sekarang berkembang menjadi Desa Sidoharjo. Mereka masih berada di sekitaran wilayah yang sekarang menjadi Desa Lakeya dan Himalaya. Kedatangan masyarakat transmigrasi di daerah Sidoharjo yang waktu itu masih hutan belantara mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat lokal (suku Gorontalo). Ini ditandai dengan adanya beberapa tokoh masyarakat Gorontalo yang memberikan dukungan pembukaan lahan tersebut. Karakter masyarakat Jawa yang sopan, santun, dan sederhana merupakan salah satu faktor yang mendukung terjadinya interaksi yang asosiatif antara penduduk lokal dan transmigrasi. Tidak hanya itu, motivasi untuk mengembangkan kehidupan ekonomi masyarakat transmigrasi juga tidak dianggap sebagai ancaman bagi masyarakat lokal yang saat itu sudah lebih dahulu ada walaupun jaraknya sedikit berjauhan. Sampai sejauh ini, keberadaan masyarakat transmigrasi di Sidoharjo bukan tanpa rintangan dan juga ancaman. Sempat terjadi konflik di era akhir abad ke 20 antara masyarakat transmigrasi dengan orang orang polahi di sekitar pegunungan. Walaupun konflik tersebut tidak membawa isu etnis, namun konflik tersebut telah menjadi memori kolektif masyarakat transmigrasi sebagai bagian dari pengalaman hidup di Sidoharjo. Konflik tersebut dilatari ketidakpuasan orang orang Polahi terhadap keberadaan masyarakat transmigran sehingga mereka mencuri hewan ternak

11 milik masyarakat transmigrasi. Masyarakat transmigrasi tidak menerima begitu saja perlakuan dari orang orang Polahi sehingga mereka memutuskan untuk melawan. Konflik berakhir dengan upaya pemindahan orang orang Polahi di daerah pegunungan yang berjauhan dengan masyarakat transmigrasi di Sidoharjo. Satu hal yang perlu dicatat dalam peristiwa tersebut yakni peristiwa itu tidak patut dianggap sebagai konflik etnis karena ada sebagian besar masyarakat Gorontalo yang mendukung dan bahkan melakukan pembelaan kepada masyarakat transmigrasi untuk tetap bertahan di Sidoharjo. Sampai dengan saat ini, bisa dikatakan bahwa masyarakat transmigrasi berhasil mempertahankan kehidupan mereka di Sioharjo dan bahkan mengembangkannya. Banyak tradisi yang masih dipertahankan oleh masyarakat transmigrasi yang notabenenya adalah etnis Jawa, seperti tarian Kuda Lumping, tradisi berseh deso, selamatan dan sebagainya. Bahkan tradisi tersebut tidak hanya diikuti oleh masyarakat transmigrasi melainkan penduduk lokal atau etnis Gorontalo. Banyak juga orang Jawa transmigran yang telah memahami bahasa Gorontalo dan bahkan mampu menggunakannya, begitu pula sebaliknya, ada sebagian orang Gorontalo yang telah mengerti dan bahkan menggunakan bahasa Jawa dalam interaksi sehari hari. Sejak periode kedatangan masyarakat transmigran sampai dengan saat ini, telah terjadi perkembangan kehidupan sosial maupun ekonomi masyarakat transmigrasi itu sendiri. Banyak dari mereka yang memiliki lahan untuk dikelolah sebagai lahan pertanian dan juga untuk tempat tinggal. Keahlian yang dimiliki dalam bersawah membuat mereka bertahan dan bahkan berkembang dalam kehidupannya. Kebanyakan dari mereka sudah memiliki mata pencaharian dengan berbagai profesi yang bisa meningkatkan kehidupan ekonomi. Keadaan seperti inilah yang menjadi impian masyarakat transmigran saat kedatangan pertama mereka di Sidoharjo. Sehingga mereka menganggap keputusan para pelopor pembukaan lahan untuk berpindah ke Sidoharjo sangat tepat dan tidak ada yang disesali. Kehidupan ekonomi mereka meningkat dan terus berpengaruh terhadap jangkauan pendidikan. Jika dahulu

12 mereka datang dengan latar pendidikan sekolah dasar dan bahkan tidak tamat, maka sekarang ini kebanyakan dari anak cucu mereka telah menikmati perkembangan pendidikan yang ada. Satu demi satu keturunan mereka menamatkan sekolah bahkan sampai pada tingkat perguruan tinggi. A. Saran Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan diatas, maka penulis melahirkan saran yang dapat dijadikan rekomendasi ke berbagai pihak yakni : 1. Kepada Pemerintah : mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada kesejahteraan kehidupan rakyat baik sosial, ekonomi, maupun budaya, dan lebih spesifik lagi untuk masyarakat transmigrasi di Sidoharjo. 2. Kepada masyarakat : selalu menjaga keharmonisan hubungan di Sidoharjo baik antar sesama etnis maupun antara etnis yang satu dengan yang lainnya guna tercapainya persatuan dan kesatuan untuk pembangunan bangsa. DAFTAR PUSTAKA A. Buku, Skripsi, Tesis, Disertasi A Daliman Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta : Ombak Agus Salim Perubahan Sosial. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya Bayu Setiawan Program Transmigrasi : Upaya Mengatasi Permasalahan Kependudukan dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, dalam Mita Noveria (Editor). Pertumbuhan Penduduk dan Kesejahteraan, Jakarta : LIPI Pres Beni Ahmad Saebani Pengantar Antropologi, Bandung : Pustaka Setia Esti Ismawati Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta : Ombak Harry Heriawan Saleh, dkk Naskah Akademik Arah Kebijakan Ketransmigrasian Tahun , Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketransmigrasian Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Helius Sjamsudin Metodologi Sejarah, Yogyakarta : Ombak

13 Helman Manay Transmigrasi Indonesia di Tengah Ancaman Disintegrasi Nasional (Studi Kasus Transmigrasi di Gorontalo Tahun ), Tesis Program Magister Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro : Semarang Kuntowijoyo Sejarah Sosial, dalam M. Nursam (Penyunting). Sejarah Sosial : Konseptualisasi, Model dan Tantangannya, Yogyakarta : Ombak M. Dahlan Yacub Al Barry Kamus Sosiologi Antropologi, Surabaya : Penerbit Indah Surabaya Mirwanto Manuwiyoto Mengenal dan Memahami Transmigrasi, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Mona Lohanda Membaca Sumber Menulis Sejarah, Yogyakarta : Ombak Nicholas Abercrombie, Stephen Hill, Bryan S. Turner Kamus Sosilogi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Novrimanto Akutali Etnik Jawa di Tolangohula (Tahun ) : Studi Sejarah Sosial, Skripsi. Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Patrice Levang Ayo Ke Tanah Sabrang : Transmigrasi di Indonesia, Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia Paul Thompson Teori dan Metode Sejarah Lisan. Yogyakarta : Ombak Paulus Wirutomo, dkk Sistem Sosial Indonesia, Jakarta : Universitas Indonesia Press Piotr Sztompka (cetakan ke 6). Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta : Prenada Media Group Sartono Kartodirdjo Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia, Jakarta : PT. Gramedia Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Sejarah Sosial, dalam M. Nursam (Penyunting). Sejarah Sosial : Konseptualisasi, Model dan Tantangannya, Yogyakarta : Ombak

14 Siswono Yudohusodo Transmigrasi : Kebutuhan Negara Kepulauan Berpenduduk Heterogen Dengan Persebaran Yang Timpang, Jakarta : Jurnalindo Aksara Grafika Soerjono Soekanto (edisi baru). Sosiologi Suatu pengantar, Jakarta : Raja Grafindo Persada Sugeng Priyadi Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Bekerja Sama Dengan Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Metode Penelitian pendidikan Sejarah, Yogyakarta : Ombak Undang Undang Nomor 3 Tahun 1972 Tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Transmigrasi., pasal Pasal B. Arsip Desa Daftar Isian Profil Desa Sidoharjo, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah Desa Sidoharjo Tahun Laporan Tingkat Perkembangan Desa Sidoharjo, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo tahun 2012.

BAB I PENGANTAR. dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Secara kontekstual tujuan

BAB I PENGANTAR. dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Secara kontekstual tujuan BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Transmigrasi merupakan salah satu program kependudukan yang telah lama dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Secara kontekstual tujuan pelaksanaan transmigrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dengan karakter, budaya, dan tradisi yang berbeda beda. Ada suku Jawa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dengan karakter, budaya, dan tradisi yang berbeda beda. Ada suku Jawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan karakter, budaya, dan tradisi yang berbeda beda. Ada suku Jawa yang termasuk suku

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Karakteristik Orang Jawa, Transmigran, Perantauan, Gorontalo. Nama :Sikawati Palilati. Nim :

ABSTRAK. Kata Kunci : Karakteristik Orang Jawa, Transmigran, Perantauan, Gorontalo. Nama :Sikawati Palilati. Nim : JURNAL JURNAL Karakteristik Orang Jawa Transmigrasi Dan Orang Jawa Perantauan : Studi Komparasi Di Gorontalo Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Palilati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi itu terjadi kalau satu individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa,

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi itu terjadi kalau satu individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan suatu kesatuan individu yang dipandang dalam keseluruhannya satu dengan yang lain, berada dalam interaksi yang berulang tetap. Interaksi itu terjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat manusia dan kebudayaan yang dihasilkannya adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan kebudayaan adalah hasil dari karya manusia. Kebudayaan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain dalam satu negara. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk secara permanen dari pulau

Lebih terperinci

TRADISI SIGGI (STUDI SEJARAH SOSIAL PADA MASYARAKAT PINOLOSIAN) Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 2015

TRADISI SIGGI (STUDI SEJARAH SOSIAL PADA MASYARAKAT PINOLOSIAN) Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 2015 1 TRADISI SIGGI (STUDI SEJARAH SOSIAL PADA MASYARAKAT PINOLOSIAN) Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 2015 ABSTRAK Fina, Singo 2015. Tradisi Siggi (Studi Sejarah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa, bahasa serta agama yang bervariasi. Hal ini disebabkan karena Indonesia merupakan negara yang

Lebih terperinci

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember 2 PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia pernah mengalami goncangan yang berat di bidang perekonomian dan juga politik yang terjadi pada tahun 1950-an yang disebabkan karena tidak puas terhadap keputusan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Letak dan Luas Wilayah Kelurahan Pagaruyung merupakan salah satu dari sekian banyak kelurahan yang ada dikecamatan Tapung yang terbentuk dari program Transmigrasi oleh

Lebih terperinci

FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK TRANSMIGRAN DI DESA KOTARAYA KECAMATAN MEPANGA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK TRANSMIGRAN DI DESA KOTARAYA KECAMATAN MEPANGA KABUPATEN PARIGI MOUTONG FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK TRANSMIGRAN DI DESA KOTARAYA KECAMATAN MEPANGA KABUPATEN PARIGI MOUTONG ARIF MASHURI HIDAYAT & IKA LISTIQOWATI Alumni dan Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

ETNIK JAWA. (Studi Sejarah Sosial Di Kotaraya, Kab. Parigi Moutong) JURNAL. Oleh SRI REJEKI

ETNIK JAWA. (Studi Sejarah Sosial Di Kotaraya, Kab. Parigi Moutong) JURNAL. Oleh SRI REJEKI ETNIK JAWA (Studi Sejarah Sosial Di Kotaraya, Kab. Parigi Moutong) JURNAL Oleh SRI REJEKI 231 411 037 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH PROGRAM S1 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

INTERAKSI antar etnis di DESA ARGAKENCANA. Skripsi

INTERAKSI antar etnis di DESA ARGAKENCANA. Skripsi INTERAKSI antar etnis di DESA ARGAKENCANA (Suatu penelitian di Desa Argakencana Kecamatan Toili Kabupaten Banggai) Skripsi Diajukan sebagai Persyaratan Ujian Sarjana Jurusan Sejarah Prodi Pendidikan S1

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. warna mengenai kekayaan budaya bangsa. Dengan perbedaan etnik, adat istiadat,

BAB I PENGANTAR. warna mengenai kekayaan budaya bangsa. Dengan perbedaan etnik, adat istiadat, BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Keberadaan orang Arab di Indonesia pada umumnya telah memberikan sebuah warna mengenai kekayaan budaya bangsa. Dengan perbedaan etnik, adat istiadat, pola hidup, pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami oleh masyarakat yang multietnis. Hal ini tampak dari banyaknya suku yang beragam yang ada di provinsi ini misalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya dengan ragam kebudayaan. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang memiliki

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nusantara (Kepulauan Antara) yang terletak di antara Benua Asia Tenggara dan Australia

BAB I PENDAHULUAN. Nusantara (Kepulauan Antara) yang terletak di antara Benua Asia Tenggara dan Australia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Republik Indonesia ialah sebuah Negara Kepulauan yang juga disebut sebagai Nusantara (Kepulauan Antara) yang terletak di antara Benua Asia Tenggara dan Australia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah suatu Negara yang berbentuk Republik, dengan banyak Pulau di dalamnya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan di dalamnya tumbuh berbagai

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIAL EKONOMI KELOMPOK TRANMSIGRAN DALAM PERSPEKTIF ETNISITAS

PERBANDINGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIAL EKONOMI KELOMPOK TRANMSIGRAN DALAM PERSPEKTIF ETNISITAS ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4 (3): 971-980 ISSN 2477-2458, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 PERBANDINGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIAL EKONOMI KELOMPOK TRANMSIGRAN DALAM PERSPEKTIF ETNISITAS

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Gobah Desa Gobah adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar ini yang menurut beberapa tokoh masyarakat Desa Gobah dikenal karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transmigrasi di Indonesia dikenal sebagai upaya untuk memindahkan penduduk dari daerah asal yang padat penduduknya ke daerah baru yang jarang penduduknya untuk

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan kebudayaan adalah hasil dari karya manusia. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo,

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, 35 VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Pada bab ini akan disajikan hasil temuan data yang didapat dari lapangan dengan mendeskripsikan profil lokasi penelitian. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. empat dunia setelah China, India dan Amerika Serikat, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. empat dunia setelah China, India dan Amerika Serikat, jumlah penduduk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk terbesar ke empat dunia setelah China, India dan Amerika Serikat, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2012

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. tersebut memiliki kaitan erat dengan cara pandang orang Sabu tentang sesama

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. tersebut memiliki kaitan erat dengan cara pandang orang Sabu tentang sesama BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN 7.1. Kesimpulan Penelitian tentang pola tata spasial pada hunian orang Sabu di desa Kadumbul menemukan sebuah konsep mendasar, bahwa pola tata hunian tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan apabila ada interaksi sosial yang positif, diantara setiap etnik tersebut dengan syarat kesatuan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Kecamatan Kretek Kecamatan Kretek merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Bantul. Gambar 5. Peta Administrasi Kecamatan Kretek 17 18 Secara geografis Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI 189 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI A. Simpulan Umum Kampung Kuta yang berada di wilayah Kabupaten Ciamis, merupakan komunitas masyarakat adat yang masih teguh memegang dan menjalankan tradisi nenek

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK BAGI HASIL PENGOLAAN LAHAN TAMBAK DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK BAGI HASIL PENGOLAAN LAHAN TAMBAK DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN BAB III PRAKTIK BAGI HASIL PENGOLAAN LAHAN TAMBAK DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Desa Rejosari Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan Pada bab ini akan diuraikan tentang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan sebagai hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang universal,

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa

Lebih terperinci

BAB III KERJASAMA DALAM PENGADAANDAN PENGOPERASIONALAN MESIN DOS DI DESA LEMBAH KECAMATAN DOLOPO KABUPATEN MADIUN

BAB III KERJASAMA DALAM PENGADAANDAN PENGOPERASIONALAN MESIN DOS DI DESA LEMBAH KECAMATAN DOLOPO KABUPATEN MADIUN BAB III KERJASAMA DALAM PENGADAANDAN PENGOPERASIONALAN MESIN DOS DI DESA LEMBAH KECAMATAN DOLOPO KABUPATEN MADIUN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Desa Lembah adalah suatu desa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena umum yang menjadi masalah kependudukan di Indonesia meliputi jumlah penduduk yang sangat besar atau padat,tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi,

Lebih terperinci

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

D. Dinamika Kependudukan Indonesia D. Dinamika Kependudukan Indonesia Indonesia adalah negara kepulauan dengan potensi sumber daya manusia yang sangat besar. Jumlah penduduk yang tinggal di Indonesia mencapai 256 juta jiwa (Worl Population

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan luas daratan sebesar km 2, memiliki potensi sumberdaya alam

BAB I PENDAHULUAN. dan luas daratan sebesar km 2, memiliki potensi sumberdaya alam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia, merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau ± 17.869 dan luas daratan sebesar 1.919.443 km 2, memiliki potensi sumberdaya alam yang berbeda-beda

Lebih terperinci

Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang 2010

Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang 2010 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1960 TENTANG PERJANJIAN BAGI HASIL DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU TESIS Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S2 Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki struktur masyarakat majemuk dan multikultural terbesar di dunia. Keberagaman budaya tersebut memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan sawah memiliki arti penting, yakni sebagai media aktivitas bercocok tanam guna menghasilkan bahan pangan pokok (khususnya padi) bagi kebutuhan umat manusia.

Lebih terperinci

Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata

Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata Hanifah Gunawan 1, Karim Suryadi 2, Elly Malihah 3 1 SMA Negeri 2 Cianjur 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi 3 Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari pulau Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan daerah lainnya. Hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. dari pulau Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan daerah lainnya. Hal tersebut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang terletak di pulau Sumatera, tepatnya berada di ujung Pulau Sumatera yang merupakan pintu masuk pendatang dari pulau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan akan terwujud apabila manusia menggunakan

Lebih terperinci

SEJARAH SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRASI RANTAU RASAU TAHUN SKRIPSI

SEJARAH SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRASI RANTAU RASAU TAHUN SKRIPSI SEJARAH SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRASI RANTAU RASAU TAHUN 1967-1999 SKRIPSI OLEH : SUMARNI I1A113018 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JAMBI 2017 ABSTRAK Sumarni, 2017.

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai perbedaan latar belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam ciri-ciri fisik,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah

BAB VI KESIMPULAN. Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah BAB VI KESIMPULAN Sampai pada saat penelitian lapangan untuk tesis ini dilaksanakan, Goenawan Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah Tempo dalam waktu yang relatif lama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup. Upaya pemenuhan kebutuhan ini, pada dasarnya tak pernah berakhir, karena sifat kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III PAPARAN DATA DAN BEBERAPA ARGUMEN. A. Pendeskripsian Tradisi Menikah pada Desa Wedi Gedangan

BAB III PAPARAN DATA DAN BEBERAPA ARGUMEN. A. Pendeskripsian Tradisi Menikah pada Desa Wedi Gedangan BAB III PAPARAN DATA DAN BEBERAPA ARGUMEN A. Pendeskripsian Tradisi Menikah pada Desa Wedi Gedangan 1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian yang berjudul Fikih Prioritas Antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Setiap suku atau etnik yang terdapat pada Negara kita Indonesia pasti memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. motif batik terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Dusun. Dongkelan Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul

BAB V PENUTUP. motif batik terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Dusun. Dongkelan Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai dampak industri kerajinan kayu motif batik terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Dusun Dongkelan Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia yang di bangun di atas keberagaman/kemajemukan etnis, budaya, agama, bahasa, adat istiadat.kemajemukan merupakan kekayaan bangsa Indonesia, sesuatu

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Direktorat Pembukaan Tanah (DPT) Jawatan Transmigrasi pada tahun Setelah

IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Direktorat Pembukaan Tanah (DPT) Jawatan Transmigrasi pada tahun Setelah 40 IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Desa Sumber Bahagia Desa Sumber Bahagia merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Bolaang Mongondow yang direncanakan akan pisah dari Provinsi Sulawesi Utara menjadi Provinsi Bolaang Mongondow Raya terdiri dari lima wilayah yakni

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai. 36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1. Keadaan Geografis 4.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Sungai Jalau merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Kampar Utara, Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

dan teori yang dipegang dalam penafsiran pendidikan tersebut. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.

dan teori yang dipegang dalam penafsiran pendidikan tersebut. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, kita sering menjumpai kata mendidik dan pendidikan. Pendidikan berasal dari kata didik yang berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, berinteraksi, bermasyarakat dan menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB V TINGKAT KEINGINAN PINDAH PENDUDUK DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR

BAB V TINGKAT KEINGINAN PINDAH PENDUDUK DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR BAB V TINGKAT KEINGINAN PINDAH PENDUDUK DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR 5.1 Tingkat Keinginan Pindah Penduduk di Daerah Longsor Pola keinginan pindah penduduk dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Pesawaran Indah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2007 tanggal 10 Agustus 2007 tentang Pembentukan Kabupaten

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam suku bangsa yang menyebar dan menetap pada berbagai pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari Sabang sampai

Lebih terperinci

MIGRASI DARI JAWA TENGAH KE JAWA TIMUR MASA KOLONIAL. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kolonial

MIGRASI DARI JAWA TENGAH KE JAWA TIMUR MASA KOLONIAL. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kolonial MIGRASI DARI JAWA TENGAH KE JAWA TIMUR MASA KOLONIAL Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kolonial Dosen Pengampu: Drs. Mudji Hartono, M.Hum. (REVISI) Disusun oleh: Arief Wibowo

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan sebuah ciri dari masyarakat di suatu daerah. Contoh nyata dari kebudayaan di masyarakat adalah adanya berbagai macam pakaian adat, tradisi,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Transmigrasi penduduk sudah dikenal sejak tahun 1905, yaitu pada masa

I. PENDAHULUAN. Transmigrasi penduduk sudah dikenal sejak tahun 1905, yaitu pada masa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transmigrasi penduduk sudah dikenal sejak tahun 1905, yaitu pada masa pendudukan Belanda. Desa Gedong Tataan di Provinsi Lampung merupakan basis pertama kolonialisasi petani

Lebih terperinci

ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN

ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN Fani Julia Putri, Analisis Konflik Antara Masyarakat Dengan Perhutani ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN Fani Julia Putri 1, Bunyamin Maftuh 2,Elly Malihah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berpenghuni.pada pulau-pulau yang berpenghuni, penduduk nya tersebar secara

I. PENDAHULUAN. berpenghuni.pada pulau-pulau yang berpenghuni, penduduk nya tersebar secara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah negara Indonesia yang terdiri dari ± 18000 pulau besar dan kecil.diantara pulau-pulau tersebut ada yang berpenghuni dan ada yang tidak berpenghuni.pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akses, bersifat privat dan tergantung kepada pihak lain (laki-laki). Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. akses, bersifat privat dan tergantung kepada pihak lain (laki-laki). Perempuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan merupakan makhluk sosial yang membutuhkan pengakuan dan penghormatan untuk memosisikan dirinya sebagai manusia yang bermartabat. Dalam pandangan politik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan istilah Kolonisasi. Pelaksanaan kolonisasi pada waktu itu adalah dengan tujuan untuk

I. PENDAHULUAN. dengan istilah Kolonisasi. Pelaksanaan kolonisasi pada waktu itu adalah dengan tujuan untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program pemindahan penduduk telah dilaksanakan sejak zaman penjajahan, dan dikenal dengan istilah Kolonisasi. Pelaksanaan kolonisasi pada waktu itu adalah dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara agraris. Sebagai negara agraris, salah satu peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Masyarakat majemuk yang hidup bersama dalam satu wilayah terdiri dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda tentunya sangat rentan dengan gesekan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bekerja. Bekerja adalah aktifitas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bekerja. Bekerja adalah aktifitas yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kelangsungan hidupnya memerlukan berbagai aktifitas yang harus dilakukan. Salah satunya adalah bekerja. Bekerja adalah aktifitas yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan berbagai

Lebih terperinci

URBANISASI DAN TRANSMIGRASI

URBANISASI DAN TRANSMIGRASI 1 URBANISASI DAN TRANSMIGRASI Disampaikan dalam Siaran Langsung Interaktif TV Edukasi 24 APRIL 2010 oleh : Dr. Siti Nurjanah, SE, M.Si DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan data yang ada penduduk Kabupaten Lampung Selatan secara garis

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan data yang ada penduduk Kabupaten Lampung Selatan secara garis IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Selatan Berdasarkan data yang ada penduduk Kabupaten Lampung Selatan secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu penduduk asli

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari berbagai etnik dan berada dalam keberagaman budaya. Belajar dari sejarah bahwa kemajemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat manusia secara keseluruhan. Ajaran Islam dapat berpengaruh bagi umat manusia dalam segala

Lebih terperinci

2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ETNIS MINANGKABAU SEBAGAI PEDAGANG DI PASAR AL-WATHONIYAH, CAKUNG, JAKARTA TIMUR

2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ETNIS MINANGKABAU SEBAGAI PEDAGANG DI PASAR AL-WATHONIYAH, CAKUNG, JAKARTA TIMUR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupan dan memenuhi segala kebutuhannya. Seperti yang dikemukakan oleh Soekanto (2007, hlm.23) Manusia senantiasa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kampung Sidoarjo Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan

IV. GAMBARAN UMUM. Kampung Sidoarjo Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan IV. GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Kampung Sidoarjo Kampung Sidoarjo Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan dibangun pada tahun 1965 dan dipetakan 1973 oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui

Lebih terperinci

PEDESAAN DAN KEPENDUDUKAN. Oleh Agustina Bidarti, S.P, M.Si. dan M. Arby, S.P., M.Sc

PEDESAAN DAN KEPENDUDUKAN. Oleh Agustina Bidarti, S.P, M.Si. dan M. Arby, S.P., M.Sc PEDESAAN DAN KEPENDUDUKAN Oleh Agustina Bidarti, S.P, M.Si. dan M. Arby, S.P., M.Sc PENDAHULUAN Dalam konteks pembangunan modern, terutama di negara2 berkembang, pedesaan dan kependudukan merupkan dua

Lebih terperinci

2015 ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN

2015 ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara dengan hutan yang luas. Hutan di Indonesia tersebar di berbagai pulau besar yakni Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Hutan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Umum Hasil Penelitian a. Profil Desa 1) Demografi Desa Caruban mempunyai jumlah penduduk 4.927 Jiwa. Tabel 4.1 Statistik penduduk

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau dan Kabupaten Lingga BAB III KONDISI UMUM 3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pembahasan, sebagaimana telah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pembahasan, sebagaimana telah BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pembahasan, sebagaimana telah diuraikan pada bagian terdahulu, maka pada bagian ini peneliti akan menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan, alam, dan wilayah geografis. Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku

BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG A. Sejarah Desa Terantang Sekalipun Desa Terantang merupakan suatu desa kecil, namun ia tetap mempunyai sejarah karena beberapa abad yang silam daerah ini sudah di huni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembahasan mengenai transmigrasi merupakan pembahasan yang dirasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembahasan mengenai transmigrasi merupakan pembahasan yang dirasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembahasan mengenai transmigrasi merupakan pembahasan yang dirasa perlu untuk diperbincangkan. Karena transmigrasi merupakan salah satu program pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sosial merupakan kajian sejarah tentang masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sosial merupakan kajian sejarah tentang masalah-masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah sosial merupakan kajian sejarah tentang masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan masyarakat yang mencoba untuk melihat bukti-bukti sejarah dari sudut pandang

Lebih terperinci