I. PENDAHULUAN. berpenghuni.pada pulau-pulau yang berpenghuni, penduduk nya tersebar secara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. berpenghuni.pada pulau-pulau yang berpenghuni, penduduk nya tersebar secara"

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah negara Indonesia yang terdiri dari ± pulau besar dan kecil.diantara pulau-pulau tersebut ada yang berpenghuni dan ada yang tidak berpenghuni.pada pulau-pulau yang berpenghuni, penduduk nya tersebar secara tidak merata.menurut Siswono Yudo Husodo (1998:23) mengemukakan bahwa: Dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 100 jiwa per km², sebenarnya Indonesia bukanlah merupakan negeri yang berpenduduk terlalu padat, masalah utama yang dihadapi dalam kaitan dengan kepadatan penduduk itu ialah persebarannya yang tidak merata. Sekitar 59,9% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa yang luasnya hanya 6,7% dari luas seluruh daratan Indonesia. Sementara, Kalimantan, pulau terluas di Indonesia (28,1%) dari seluruh daratan Indonesia), hanya dihuni oleh sekitar 5,1% dari jumlah penduduk Indonesia. Irian Jaya, Propinsi terluas di Indonesia yang luasnya 22% dari jumlah penduduk Indonesia, di huni oleh kurang dari satu persen penduduk Indonesia. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa pemusatan penduduk di Pulau Jawa mengakibatkan jumlah kepadatan penduduk tertinggi berada di Pulau Jawa dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia, sehingga luas wilayah tidak sesuai dengan jumlah penduduk, seharusnya ada pemerataan penduduk di setiap wilayah Indonesia agar tidak terjadi densitas penduduk pada satu wilayah saja. Karena akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya kesejahteraan penduduk. Oleh karena itu dibutuhkan suatu upaya untuk mengatasai hal tersebut yaitu salah satunya dengan cara migrasi penduduk.

2 Fenomena migrasi merupakan salah satu bagian dari proses pembangunan yang dilakukan sebagai sutau upaya bagi kehidupan manusia. Migrasi merupakan usaha yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara ekonomi, sosial, budaya, dan poilitik. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sans Hutabarat (1985:34) bahwa berbeda dengan kelahiran dan kematian, perpindahan penduduk sangat berpengaruh terhadap jumlah penduduk struktur umum, penyebaran penduduk maupun perkembangan penduduk baik di daerah tujuan maupun daerah asal, selain itu juga berpengaruh terhadap kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik maupun pertahanan dan keamanan. Jadi, terjadinya dinamika penduduk pada suatu daerah, tidak hanya diakibatkan oleh jumlah kelahiran (fertilitas) dan jumlah kematian (mortalitas), tetapi juga disebabkan oleh lebih banyaknya migrasi masuk daripada migrasi keluar pada suatu daerah. Migrasi penduduk dapat terjadi disebabkan oleh adanya faktor dari daerah asal yang kurang menguntungkan merupakan daya pendorong dari daerah asal serta adanya daya tarik dari daerah tujuan yang lebih baik. Hal ini seperti dikemukakan oleh Henry J. Warman dalam Suharyono dan Amin (1994:34) yang dikenal dengan istilah Differensiation of Area yaitu perbedaan suatu wilayah akan mencerminkan karakteristik kehidupan penduduk nya. Maka, dapat dijelaskan bahwa perbedaan persebaran sumber daya alam dan sumber daya manusia di setiap daerah di muka bumi tentunya berbeda-beda, sehingga menyebabkan penduduk melakukan gerak perpindahan dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan harapan dapat memberikan perubahan dalam hidupnya.kelurahan Sukajawa merupakan salah satu daerah yang banyak

3 didatangi oleh migran yang berasal dari Pulau Jawa.Bahkan jumlah penduduk nya pun lebih didominasi olehpenduduk pendatang, khususnya Suku Jawa. Jika dibandingkan dengan penduduk asli pribumi yaitu Suku Lampung jumlahnyajauh lebih sedikit yang mendirikan pemukiman di wilayah ini. Hal ini dikarenakan pada awal berdirinya Kelurahan Sukajawa Kepala Desanya berasal dari Pualu Jawa tepatnya Pandeglang Banten, yang bernama Jaro Isot.Beliau yang memproklamirkan nama Kampung Solok. Kemudian istilah Kampung Solok berubah menjadi Kampung Sukajawa, lalu setelah ada UU Pemerintah berubah menjadi Desa Sukajawa pada tahun Seiring dengan berkembangnya zaman pada tahun 1981 berubah menjadi Kelurahan Sukajawa pada saat pemerintahan Bapak M. Hamdan (Sumber: Wawancara dengan Bapak Thohir sesepuhsuku Banten pada tanggal 17 Februari 2012). Pada masa inilah jumlahmigran Suku Banten terus berkembang, sehingga terjadi arus migrasi berantai.awalnya para migran bermigrasi karena adanya informasi dari sanak famili di daerah tujuan yang terlebih dahulu telah melakukan migrasi. Semakin banyaknya informasi mengenai lokasi tujuan migran menimbulkan ketertarikan terhadap daerah tujuan.bahkan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi memudahkan mereka berkomunikasi dan mencari sendiri informasi tentang daerah tujuan. Hampir sebagian migran daerah asalnya berada di wilayah pedesaan yang cukup terpencil dan di pinggiran perkotaan. Sehingga memanfaatkan kekayaan alam sebagai sumber kehidupan di daerah asal. Namun ada pula yang mata pencahariannya tidak menentu atau bekerja serabutan.

4 Sedangkan bagi mereka yang bermukim di sekitar pinggiran kota berusaha dibidang perdagangan. Perolehan pengahasilan di daerah asal rupanya tidak sesuai dengan biaya kebutuhan hidup yang dikeluarkan.oleh karena itu, penduduk Suku Banten memilih untuk bermigrasi ke daerah yang berpeluang untuk bekerja. Pada umumnya kecenderungan yang mempengaruhi setiap individu penduduk Suku Banten untuk melakukan migrasi sangat bervariasi dari faktor ekonomi maupun non ekonomi.faktor ekonomi yaitu semakin sempitnya kesempatan berusaha di daerah asal perkembangan sektor industri mengakibatkan sebagian penduduk kehilangan sumber mata pencaharian. Sedangkan faktor non ekonomi yang turut mempengaruhi yaitu keadaan tempat tinggal tidak mendukung untuk beraktivitas, sebab hampir sebagian penduduk Suku Banten bermukim di wilayah yang jauh dari pusat pemerintahan ibu kotanya, sehingga mengalami kesulitan untuk beraktivitas. Hal pokok yang menjadi motivasi penduduk Suku Banten melakukan gerak perpindahan yaitu motif ekonomi, karena kondisi di daerah asal yang sangat memprihatinkan dirasakan oleh migran secara rasional menjadi pertimbangan migran Suku Banten bermigrasi, sehingga adanya keinginan atau dorongan dari dalam diri setiap individu. Adanya faktor pendorong dari daerah asal yaitu semakin berkurangnya sumber-sumber kehidupan pada daerah asal, dianggap tidak dapat memperoleh sumber penghasilan yang diharapkan bagi kehidupannya.sehingga menyebabkan migrasi ke daerah yang memiliki sumbersumber kehidupan yang lebih memadai. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sans S. Hutabarat (1985:38) yang menyatakan bahwa migrasi dapat terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut : 1.) faktor-faktor pribadi/keluarga di daerah asal, 2.)

5 faktor-faktor di luar pribadi/keluarga di daerah asal, 3.) faktor-faktor yang terdapat didaerah tujuan, dan 4.) faktor-faktor yang merupakan kemudahankemudahan dalam gerak perpindahan.maka dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa faktor-faktor migrasisuku Banten sebagai berikut: faktor-faktor pribadi/keluarga di daerah asal, yaitu, kurangnya lapangan usaha di daerah asal dan pendapatan yang rendah di daerah asal. Faktor-faktor di luar pribadi/keluarga di daerah asal, harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik, kemudahan mendapatkan kesempatan pekerjaan, adanya tarikan atau ajakan dari teman atau saudara menjadi alasan seseoarang untuk menetap tinggal di daerah tujuan.sedangkan faktor-faktor yang merupakan kemudahan-kemudahan dalam gerak perpindahan adalah kemudahan transportasi yaitu aksesbilitas yang tinggi.hal ini berkaitan dengan faktor-faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi di Kelurahan Sukajawa. Penyebab tingginya laju pertumbuhan penduduk di Propinsi Lampung bukan hanya disebabkan oleh besarnya jumlah kelahiran dibandingkan dengan jumlah kematian.akan tetapi, disebabkan oleh besarnya jumlah migrasi yang masuk dibandingkan dengan jumlah migrasi yang keluar.sehingga Propinsi Lampung memiliki jumlah etnis yang beraneka ragam, dan salah satunya adalahsuku Banten yang tertarik bermigrasi ke Propinsi Lampung karena terletak pada posisi yang stategis dan merupakan pintu gerbang antar pulau Sumatera ke Pulau Jawa dan sebaliknya. Selain itu, didukung pula dengan sarana dan prasarana transportasi yang relatif lancar (angkutan darat, laut dan udara). Sehingga memudahkan penduduk dari luar Sumatera untuk memilih bermigrasi ke daerah yang dekat dengan daerah asalnya. Oleh karena itu, Propinsi Lampung merupakan

6 salah satu daerah tujuan migrasi.propinsi Lampung dengan Ibukota di Kota Bandar Lampung ini, pada sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk di Propinsi Lampung berjumlah jiwa, yang tersebar di berbagai wilayah yang ada di Propinsi Lampung. Jumlah penduduk yang menetap di Kota Bandar Lampung sebesar jiwa dari 15 Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Lampung, (Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung 2011). Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah yang banyak didatangi oleh migran yang berasal dari berbagai daerah. Kota Bandar Lampung memiliki 13 Kecamatan, Salah satu kecamatan yang jaraknya dekat dengan wilayah Kota Bandar Lampung adalah Kecamatan Tanjungkarang Barat yang jumlah penduduk nya jiwa dengan perbandingan jiwa laki-laki dan jiwa perempuan dengan luas wilayah Ha (Monografi Kecamatan Tanjungkarang Barat, 2010). Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian di Kelurahan Sukajawa. Berdasarkan penelitian pendahuluan pada tanggal 17 Februari 2012, menurut informasi yang diperoleh dari Ibu Maimunah (Sekertaris Lurah Sukajawa) dan bersumber dari monografi Kelurahan Sukajawa, mengatakan bahwa jumlah penduduk Kelurahan Sukajawa yaitu jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak kepala keluarga, yang terdiri dari 24.20% (848 KK)Suku Banten, 22,86% (802 KK) Suku Jawa, 20,98% (735 KK) Suku Sunda, 19,06 (668 KK) Suku Lampung, dan 12,90% (452 KK) lain-lain penduduk tersebut tersebar di tiga lingkungan. Persebaran tempat tinggal kepala keluarga penduduk di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat tahun 2012 berikut ini:

7 Tabel 1. Persebaran Tempat Tinggal Kepala Keluarga Pendudukdi Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun Nama Lingk Lingk I Lingk II Kepala Keluarga Penduduk Suku Banten Jawa Sunda Lampung Lainnya Total % ,53 (13,30) (25,07) (19,46) (24,70) (17,47) 416 (43,48) 197 (20,59) 184 (19,22) 88 (9,19) 72 (7,52) ,30 Lingk III 285 (19,75) 328 (22,73) 336 (23,29) 307 (21,28) 187 (12,95) ,17 Jumlah 848 (76,75) 802 (68,37) 735 (61,95) 668 (55,16) 452 (37,94) Sumber : Monografi Kelurahan Sukajawa dan wawancara dengan ketua-ketua RT setempat, 17 Februari 2012 Dari Tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa penduduk yang paling banyak adalahsuku Banten yaitu sebanyak 848 KK yang sebagian besar bertempat tinggal di lingkungan II, sebab lokasi lingkungan II berada di pusat kegiatan ekonomi penduduk. Sehingga banyak penduduk asal Suku Banten memilih untuk mendiami wilayah yang menguntungkan bagi mereka. Keberadaan tempat tinggal kepala keluarga yang migrasi dan non migrasi di Kelurahan Sukajawa.Pada saat penelitian pendahuluan terdapat keanekaragaman Sukubangsa yang bermukimdi Kelurahan Sukajawapenduduk pendatangbanyak yang berasal dari Pulau Jawa lebih mendominasi daripada penduduk pribumi yaitu Suku Lampung.Persebaran para migran pada setiap lingkungan jumlahnya bervariasi, sehingga agar memudahkan dalam mengidentifikasi pengelompokan migran dapat dibedakan dengan melihat data migrasi dan non migrasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

8 Tabel 2. Persebaran Tempat Tinggal Kepala Keluarga (Migran dan Non-Migran) Suku Banten Per Lingkungan di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. Lk Lk I Kepala keluarga (Suku) Migrasi Non migrasi Banten Jawa Sunda Dll Banten Jawa Sunda Lpg Dll Total 10 (1,17) 16 (2,00) 11 (1.49) 10 (2,21) 137 (16,15) 261 (32,5) 204 (27,7) 273 (40,8) 183 (40,4) 1105 (31,53) Lk II 33 (3,9) 12 (1,49) 10 (1,36) 4 (0,88) 383 (45,16) ,06) 174 (23,67) 88 (13,17) 68 (15,04) 957 (27,30) Lk III Jmlh 24 (3,06) 67 (8,13) 22 (2,74) 50 (6,23) 21 (2,85) 43 (5,7) 8 (1,76) 22 (4,85) 259 (30,5) 779 (91,8) 306 (38,15) 752 (55,5) 315 (42,8) 693 (94,17) 307 (45,95) 668 (100) 179 (39,6) 430 (95,12) Sumber : Wawancara dengan SesepuhSuku Banten dan Monografi Kelurahan Sukajawa tahun 2012 tanggal 20 Maret (41,17) 3505 (100) Dari Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa saat penelitian jumlah penduduk yang bermigrasi terdiri darisuku Banten, Suku Jawa, Sunda, dan lain-lain. Namun, terjadinya arus migrasi terbesar yaitu migrasi asal Suku Bantenterdapat 67 (8,13%) kepala keluarga dan sebanyak 779 (91,8%) kepala keluarga yang non migrasi. Sedangkan penduduk asli yaitu Suku Lampung hanya sebagian kecil yang terdapat di Kelurahan Sukajawa yaitu sebanyak 668 (100%) kepala keluarga migran Suku Banten yang jumlahnya paling banyak yaitu berada di lingkungan II baik yang migrasi maupun non migrasi. Maka secara keseluruhan migran Suku Banten yang dimaksud dalam penelitian ini adalah migrasi Suku Banten yang sebenarnya lahir di Banten, namun pada saat pencacahan bertempat tinggal di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. Menurut informasi dari salah satu tokoh sesepuh Suku Banten Bapak Thohir, bahwa migrasi yang dilakukan penduduk Suku Banten yaitu sejak tahun Saat ini jumlah Suku Banten yang bermigrasi sebanyak 69 KK. Namun secara rinci pada tahun 2012 migran Suku Banten yang

9 tersebar di tiga lingkungan yaitu sebanyak 1,96% (69 KK) dari 3505 KK atau jiwa dari jumlah keseluruhan penduduk yang ada di Kelurahan SukajawaKecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji tentang kependudukan, khususnya penelitian mengenai faktor-faktor pendorong dan penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah yang muncul di dalam penelitian ini yaitu tentang faktor-faktor pendorong dan penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa adalah sebagai berikut : A. Faktor pendorong terjadinya migrasi: 1) Kurangnya lapangan usaha di daerah asal 2) Memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal 3) Adanya rasa tidak puas dan tidak senang di daerah asal 4) Semakin padatnya penduduk di daerah asal B. Faktor-faktor penarik terjadinya migrasi: 1) Lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau di daerah tujuan 2) Harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan 3) Kemudahan mendapatkan kesempatan kerja di daerah tujuan 4) Adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan 5) Ketersediaan fasilitas umum yang lengkap

10 C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka penulis hanya menekankan pada faktor-faktor sebagai berikut : A. Faktor pendorong terjadinya migrasi: 1) Kurangnya lapangan usaha di daerah asal 2) Memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal B. Faktor-faktor penarik terjadinya migrasi: 1) Lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau 2) Harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan 3) Kemudahan mendapatkan kesempatan kerja di daerah tujuan 4) Adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan yaitu sebagai berikut : 1) Apakah kurangnya lapangan usaha di daerah asal faktor pendorong yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung? 2) Apakah memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal faktor pendorong yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung?

11 3) Apakah lokasi daerah tujuan mudah dijangkau (aksesbilitas tinggi) merupakan faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung? 4) Apakah harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan merupakan faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung? 5) Apakah kemudahan mendapatkan kesempatan pekerjaan di daerah tujuan merupakan faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung? 6) Apakah adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui bahwa kurangnya lapangan usaha di daerah asal sebagai faktor pendorong yang menyebabkanpenduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. 2) Untuk mengetahui bahwa pendapatan yang di daerah asal sebagai faktor pendorong yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.

12 3) Untuk mengetahui bahwa lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau sebagai faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. 4) Untuk mengetahui harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan sebagai faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. 5) Untuk mengetahui bahwa kemudahan mendapatkan kesempatan pekerjaan di daerah tujuan sebagai faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. 6) Untuk mengetahui bahwa adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan sebagai faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. F. Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan ini mempunyai manfaat atau kegunaan sebagai berikut : 1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

13 2. Menambah ilmu pengetahauan dan wawasan pemikiran bagi penulis khususnya tentang migrasi dan geografi penduduk pada umumnya. 3. Sebagai bahan referensi bagi pembaca yang akan melakukan penelitian sejenis 4. Sebagai suplemen untuk pendidikan khususnya kelas VIII SMP semester 2 mata pelajaran Pengetahuan Sosial Geografi, Pokok Bahasan Dinamika Penduduk dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Sub Pokok Bahasan Jenis-Jenis Migrasi dan Faktor-Faktor Penyebabnya, dan pada mata pelajaran Geografi SMA kelas X semester genap pada Pokok Bahasan Penduduk Sebagai Sumber Daya Manusia. G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup subyek penelitian adalah seluruh kepala keluarga (KK) Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. 2. Ruang lingkup obyek penelitian adalah faktor-faktor pendorong dan penarik yang menyebabakan penduduk bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. 3. Ruang lingkup lokasi dan waktu penelitian ini adalah Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Penduduk Geografi penduduk adalah cabang geografi manusia yang obyek studinya aspek keruangan dari penduduk. Obyek studi ini meliputi penyebaran, densitas, perbandingan jenis (sex ratio), perbandingan manusia dengan luas tanah (mandland ratio), dan lain-lain sebaginya (Nursid Sumaatmadja, 1988:54).

14 Berdasarkan definisi tersebut, maka geografi penduduk sebagai ruang lingkup karena dalam penelitian ini mengkaji tentang migrasi yang berkaitan dengan persebaran penduduk secara keruangan di suatu wilayah. Sehingga akan menyebabkan kepadatan penduduk (densitas) di daerah tersebut. Oleh karena itu migrasi merupakan bagian dari ruang lingkup ilmu geografi penduduk.

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transmigrasi di Indonesia dikenal sebagai upaya untuk memindahkan penduduk dari daerah asal yang padat penduduknya ke daerah baru yang jarang penduduknya untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan seutuhnya yaitu tercapainya kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan tersebut dapat tercapai bila seluruh kebutuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Penduduk Menurut Nursid Sumaatmaja, (1988:52) secara garis besar, Geografi dapat diklasifikasikan menjadi tiga cabang, yaitu Geografi Fisik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk relatif tinggi merupakan beban dalam pembangunan nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati oleh rakyat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk di Provinsi Lampung yang selalu bertambah pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan otonomi daerah, serta pertambahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap kebutuhan transportasi yang semakin meningkat. Dari fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi penduduk yang tidak merata di Indonesia telah terjadi jauh sebelum masa penjajahan Belanda, dimana penduduk terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Bali. Hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan melakukan kegiatan/aktivitas sehari-harinya. Permukiman dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ruang untuk penggunaan lahan bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal

I. PENDAHULUAN. ruang untuk penggunaan lahan bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan lahan permukiman dan perkembangan penduduk merupakan fenomena yang menarik perhatian pemerintah, dalam penyediaan dan penataan ruang untuk penggunaan lahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. GEOGRAFI 1. Letak Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Propinsi Lampung, sekaligus sebagai pusat perdagangan dan jasa terbesar di propinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sangat luas yaitu di Dunia. Jumlah penduduk yang begitu besar tanpa di

I. PENDAHULUAN. yang sangat luas yaitu di Dunia. Jumlah penduduk yang begitu besar tanpa di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang cukup besar, bukan hanya di kawasan Asia Tenggara, atau kawasan Asia, tetapi dalam lingkup yang sangat

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan wilayah yang lain (Differensiation of Area). Perpindahan penduduk dikenal

I. PENDAHULUAN. dengan wilayah yang lain (Differensiation of Area). Perpindahan penduduk dikenal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbedaan penduduk pada umunya terjadi karena adanya perbedaan wilayah satu dengan wilayah yang lain (Differensiation of Area). Perpindahan penduduk dikenal dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan umum Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai 31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

D. Dinamika Kependudukan Indonesia D. Dinamika Kependudukan Indonesia Indonesia adalah negara kepulauan dengan potensi sumber daya manusia yang sangat besar. Jumlah penduduk yang tinggal di Indonesia mencapai 256 juta jiwa (Worl Population

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Secara umum masalah kependudukan di berbagai negara dapat dibedakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,

Lebih terperinci

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan Umum Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan pemukiman. Pada awalnya lingkungan mungkin hanyalah lahan kosong, rawarawa, atau bahkan hutan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang

PENDAHULUAN Latar belakang PENDAHULUAN Latar belakang Pertumbuhan ekonomi yang pesat di ibukota berdampak pada peningkatan jumlah penduduk dan dinamika penggunaan lahan. Pertumbuhan sektor perdagangan, jasa dan industri mendominasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fasilitas yang ada

I. PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fasilitas yang ada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan penghuni bumi yang memerlukan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Fasilitas yang ada merupakan wujud

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Kemajukan ini di tandai oleh adanya suku-suku bangsa yang masing-masing

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang III. METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari instansi dan pihak-pihak terkait dengan penelitian ini yaitu : 1. Dinas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, sehingga pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan keindahan alamnya. Keindahaan alam yang terdapat di Indonesia sangat berpotensi menjadi obyek wisata yang

Lebih terperinci

SEKAPUR SIRIH. Tanjungpinang, Agustus 2010 Kepala BPS Kota Tanjungpinang. Ir. ABRIANSYAH MULLER NIP

SEKAPUR SIRIH. Tanjungpinang, Agustus 2010 Kepala BPS Kota Tanjungpinang. Ir. ABRIANSYAH MULLER NIP SEKAPUR SIRIH Sebagai pengemban amanat UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik serta sejalan dengan rekomendasi PBB mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan, maka BPS menyelengarakan Sensus Penduduk 2010.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara berkembang di dunia. Hal yang paling mendasar yang umum dijumpai dalam suatu negara berkembang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan 77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Tercatat pada tahun 2005, jumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang dapat memperlambat lajunya pembangunan, walaupun

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang dapat memperlambat lajunya pembangunan, walaupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara yang sedang melaksanakan pembangunan selalu dihadapkan pada masalah penduduk dan peningkatan pendapatan penduduk. Kedua permasalahan di atas merupakan suatu hal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom

I. PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan 41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padatnya penduduk di wilayah perkotaan berdampak terhadap daerah perkotaan

I. PENDAHULUAN. Padatnya penduduk di wilayah perkotaan berdampak terhadap daerah perkotaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Padatnya penduduk di wilayah perkotaan berdampak terhadap daerah perkotaan yakni mengakibatkan kebutuhan sarana dan prasarana perkotaan semakin meningkat. Jika

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung, Indonesia. Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 12 tahun

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung, Indonesia. Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 12 tahun 49 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Indonesia. Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan iklim tropis pada persilangan rute-rute pelayaran internasional antara

I. PENDAHULUAN. dengan iklim tropis pada persilangan rute-rute pelayaran internasional antara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya laut yang melimpah dengan biota didalamnya dan terletak di kawasan khatulistiwa dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah penduduk dan sempitnya lahan pertanian, maka pembangunan

I. PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah penduduk dan sempitnya lahan pertanian, maka pembangunan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan hasil pertanian mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perekonomian daerah terutama perekonomian rakyat. Usaha untuk pengolahan hasil pertanian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi penduduk atau population geography merupakan cabang ilmu geografi.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi penduduk atau population geography merupakan cabang ilmu geografi. 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Penduduk Geografi penduduk atau population geography merupakan cabang ilmu geografi. Menurut Bintarto (1977: 10) geografi dapat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proses pembangunan di Indonesia terus bergulir dan ekspansi pemanfaatan ruang terus berlanjut. Sejalan dengan ini maka pengembangan lahan terus terjadi dan akan berhadapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Formal Latar Belakang Material

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Formal Latar Belakang Material BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Formal Geografi adalah salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang memperhatikan aspek-aspek geografi yang mendukung dalam pembangunan wilayah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar. Adapun jarak desa Pulau

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar. Adapun jarak desa Pulau BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Secara geografis desa Pulau Rambai merupakan desa yang termasuk ke dalam pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan 64 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perwilayahan adalah usaha untuk membagi bagi permukaan bumi atau bagian permukaan bumi tertentu untuk tujuan yang tertentu pula (Hadi Sabari Yunus, 1977).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat dan persebaran penduduk yang tidak merata masih merupakan masalah yang cukup serius apabila tidak segera mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus sebagai ibu kota

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus sebagai ibu kota BAB IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Geografis Kota Bandar Lampung 1. Profil Wilayah Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota, sekaligus sebagai ibu kota Provinsi Lampung,

Lebih terperinci

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Mulai Tahun 1961 sampai Tahun 2010

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Mulai Tahun 1961 sampai Tahun 2010 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Mulai Tahun 1961 sampai Tahun 2010 Kondis i penduduk di suatu negara sangat besar pengaruhnya terhadap pembangunan nasional. Jumlah penduduk di suatu negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung oleh ketersediaannya air yang cukup merupakan faktor fisik pendukung majunya potensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai ciri-ciri khas dan kemampuan dalam mengolah potensi sumber daya alam yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban 55 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Sukajawa Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban yang mulai diresmikan pada tahun 1951. Pada awalnya merupakan bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang selalu meningkat di setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang selalu meningkat di setiap tahunnya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang selalu meningkat di setiap tahunnya telah menimbulkan berbagai macam permasalahan yang dapat menghambat upaya perwujudan kemakmuran

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang berdiri di atas empat pilar berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia, dan Bhinneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi mempunyai peranan yang cukup penting bagi pembangunan suatu negara. Dapat dikatakan bahwa keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Asas otonomi daerah merupakan hal yang hidup sesuai dengan kebutuhan dan

I. PENDAHULUAN. Asas otonomi daerah merupakan hal yang hidup sesuai dengan kebutuhan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, maka penyelenggaraan pemerintahan di daerah dilaksanakan dengan asas otonomi. Asas otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sangat pesat dan telah membawa perubahan tata kehidupan pada masyarakat di sekitar lokasi industri. Perubahan tata kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk dapat diartikan sebagai suatu kesatuan organisme yang terdiri dari individu, individu yang sejenis yang mendiami suatu daerah dengan batasbatas tertentu.

Lebih terperinci

PEDESAAN DAN KEPENDUDUKAN. Oleh Agustina Bidarti, S.P, M.Si. dan M. Arby, S.P., M.Sc

PEDESAAN DAN KEPENDUDUKAN. Oleh Agustina Bidarti, S.P, M.Si. dan M. Arby, S.P., M.Sc PEDESAAN DAN KEPENDUDUKAN Oleh Agustina Bidarti, S.P, M.Si. dan M. Arby, S.P., M.Sc PENDAHULUAN Dalam konteks pembangunan modern, terutama di negara2 berkembang, pedesaan dan kependudukan merupkan dua

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. strategis dan didukung dengan sarana trasportasi yang lancar memberikan dampak yang

I. PENDAHULUAN. strategis dan didukung dengan sarana trasportasi yang lancar memberikan dampak yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah Kecamatan Terbanggi Besar yang terletak di Kabupaten Lampung Tengah merupakan wilayah yang strategis, karena di lalui jalan lintas Sumatera. Lokasinya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pelaksanaan pembangunan tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

Pulau Morotai Data Agregat Per Kecamatan

Pulau Morotai Data Agregat Per Kecamatan Jumlah Penduduk Pulau Pulau Morotai Data Agregat Per Kecamatan Morotai berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 52.862 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 2,86 persen per tahun BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Dalam sistem tata lingkungan, air merupakan unsur utama. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menjadi masalah yang cukup serius apabila tidak segera mendapat pemecahannya, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KABUPATEN MAPPI BADAN PUSAT STATISTIK. Angka Sementara

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KABUPATEN MAPPI BADAN PUSAT STATISTIK. Angka Sementara HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 Angka Sementara KABUPATEN MAPPI BADAN PUSAT STATISTIK Sekapur sirih Sesuai dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) PERMASALAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) PERMASALAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) PERMASALAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA A. Kuantitas dan Kualitas Penduduk Indonesia 1. Pengertian Penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro 61 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Metro Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro termasuk bagian dari Provinsi Lampung, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK ARISAN JAJAN DENGAN SISTEM BAGI HASIL DI TAMBAK LUMPANG KELURAHAN SUKOMANUNNGAL KECAMATAN SUKOMANUNGGAL SURABAYA

BAB III PRAKTEK ARISAN JAJAN DENGAN SISTEM BAGI HASIL DI TAMBAK LUMPANG KELURAHAN SUKOMANUNNGAL KECAMATAN SUKOMANUNGGAL SURABAYA BAB III PRAKTEK ARISAN JAJAN DENGAN SISTEM BAGI HASIL DI TAMBAK LUMPANG KELURAHAN SUKOMANUNNGAL KECAMATAN SUKOMANUNGGAL SURABAYA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Pada dasarnya dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Transmigrasi penduduk sudah dikenal sejak tahun 1905, yaitu pada masa

I. PENDAHULUAN. Transmigrasi penduduk sudah dikenal sejak tahun 1905, yaitu pada masa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transmigrasi penduduk sudah dikenal sejak tahun 1905, yaitu pada masa pendudukan Belanda. Desa Gedong Tataan di Provinsi Lampung merupakan basis pertama kolonialisasi petani

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

BAB IV GAMABARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Terbanggi Besar adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Terbanggi

BAB IV GAMABARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Terbanggi Besar adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Terbanggi BAB IV GAMABARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Kelurahan Terbanggi Besar Desa Terbanggi Besar adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Terbanggi Besar termasuk dalam Kabupaten Lampung Tengah, Desa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat demi mencapai kesejahteraan. Salah satu bentuk pembangunan

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi

Lebih terperinci

Dalam penelitain ini digunkan metode deskriptif, karena menggambarkan keadan. yang ada pada masa sekarang, berdasarkan data yang di peroleh dalam

Dalam penelitain ini digunkan metode deskriptif, karena menggambarkan keadan. yang ada pada masa sekarang, berdasarkan data yang di peroleh dalam III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitain ini digunkan metode deskriptif, karena menggambarkan keadan yang ada pada masa sekarang, berdasarkan data yang di peroleh dalam penelitian.lebih

Lebih terperinci

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena yang sering terjadi di suatu negara yang tingkat pembangunannya tidak merata. Fenomena urbanisasi menyebabkan timbulnya pemukimanpemukiman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara berkembang yang memiliki banyak permasalahan penduduk, salah satunya adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kota Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pariwisata dan kebudayaan juga merupakan pintu gerbang keluar masuknya nilai-nilai budaya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi sehingga banyak masyarakat menyebutnya sebagai ilmu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia diciptakan di atas bumi, sejak itu manusia telah beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia diciptakan di atas bumi, sejak itu manusia telah beradaptasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak manusia diciptakan di atas bumi, sejak itu manusia telah beradaptasi dengan alam sekelilingnya atau lingkungannya. Seiring dengan perkembangan zaman,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik

I. PENDAHULUAN. Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik daerahnya, kondisi fisik yang dimaksud yaitu topografi wilayah. Pengaruh kondisi fisik ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

MODUL ONLINE INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI

MODUL ONLINE INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI MODUL ONLINE 20.11 INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI FERANI MULIANINGSIH PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 i A. PENDAHULUAN Materi-materi pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya. Pertama, diakui keberadaannya, kedua,

I. PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya. Pertama, diakui keberadaannya, kedua, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah homo homonicus yakni sebagai makhluk sosial untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Pertama, diakui keberadaannya, kedua, diterima dalam kelompoknya, dan ketiga,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka percepatan pembangunan daerah, salah satu sektor yang menjadi andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. Pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat tercermin melalui jumlah penduduk dan pendapatan perkapita di suatu negara. Penduduk merupakan salah satu faktor keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Lokasi kelurahan Kampung Sawah. beberapa keterangan penduduk kampung sawah yang berdomisili di Bandar

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Lokasi kelurahan Kampung Sawah. beberapa keterangan penduduk kampung sawah yang berdomisili di Bandar 48 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Lokasi kelurahan Kampung Sawah 1. Sejarah Singkat Kelurahan Kampung Sawah Sejarah kelurahan kampung sawah disusun berdasarkan fakta yang ada, dan dari

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 16 IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 4.1 Administrasi dan Geografis Secara administratif Pit Ata terletak di tiga desa yaitu Desa Batuharang, Desa Gunung Raya dan Desa Produksi. Ketiga desa ini terdaftar

Lebih terperinci

peran menghabiskan sumber daya ekonomi yang tersedia.

peran menghabiskan sumber daya ekonomi yang tersedia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penduduk merupakan sumber daya utama yang berpengaruh besar terhadap pembangunan ekonomi di suatu daerah. Secara umum penduduk berperan sebagai input produksi dalam

Lebih terperinci