ABSTRAK. Kata Kunci : Karakteristik Orang Jawa, Transmigran, Perantauan, Gorontalo. Nama :Sikawati Palilati. Nim :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Kata Kunci : Karakteristik Orang Jawa, Transmigran, Perantauan, Gorontalo. Nama :Sikawati Palilati. Nim :"

Transkripsi

1 JURNAL JURNAL

2 Karakteristik Orang Jawa Transmigrasi Dan Orang Jawa Perantauan : Studi Komparasi Di Gorontalo Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Palilati, Siskawati Karakteristik Orang Jawa Transmigrasi dan Orang Jawa Perantauan : Studi Komparasi di Gorontalo.Skripsi, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Drs. Joni Apriyanto., M.Hum., dan Rudy Harold, S.Th., M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan karakteristik orang Jawa Transmigrasi dan Orang Jawa Perantauan di Gorontalo. Penelitian ini berlangsung di dua wilayah yang berbeda di Gorontalo yaitu pertama Desa Sidomulyo dan Sidodadi, kedua yaitu Kota Gorontalo. Hal ini dilakukan karena orang Jawa transmigrasi di Gorontalo pertama kali ditempatkan di wilayah Desa Sidomulyo dan Sidodadi di Kabupaten Gorontalo, sedangkan orang Jawa perantauan banyak tersebar dan beraktivitas di wilayah Kota Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang menekankan pada proses bukan hasil. Penelitian ini akan menggunakan wawancara sebagai salah satu upaya untuk mencari informasi mengenai keberadaan dan juga karakteristik orang Jawa baik sebagai transmigran maupun perantauan. Selain itu juga observasi akan dilakukan. Hal yang akan diobservasi adalah pola perilaku orang Jawa transmigrasi dan perantauan di dua lokasi yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan karakteristik orang Jawa yang ada di Gorontalo yakni terdapat pada sikap dan perilaku yang masih memperlihatkan kesopanan, dan tata krama apabila berinteraksi dengan orang lain baik sesama orang Jawa dan juga yang lainnya. Sangat terlihat bagaimana mereka menjaga perilaku agar orang lain senang dan menerima keberadaan mereka di Gorontalo. Terdapat juga perbedaan karakteristik antara orang Jawa transmigrasi di Sidomulyo dan Sidodadi dengan orang Jawa perantauan di Kota Gorontalo. Orang Jawa transmigrasi di Sidomulyo dan Sidodai memiliki kecenderungan untuk tinggal dan menetap di Gorontalo karena memang telah memiliki rumah dan lahan garapan pertanian sebagai mata pencaharian mereka, sedangkan orang Jawa perantauan di Kota Gorontalo memiliki kecenderungan untuk pulang ke kampung halaman karena keluarga masih berada di pulau Jawa. Kedatangan mereka ke Kota Gorontalo hanya semata mata untuk berdagang dan mencari keuntungan ekonomis. Perbedaan yang terjadi pada keduanya sebenarnya diakibatkan oleh faktor geografis yang berbeda dimana satu berada di wilayah pedesaan yang cenderung mempertahankan karakternya, dan satu lagi berada di wilayah perkotaan yang sangat rentan dengan perubahan akibat dari faktor perkembangan jaman. Kata Kunci : Karakteristik Orang Jawa, Transmigran, Perantauan, Gorontalo. Nama :Sikawati Palilati Nim : Judul : Karakteristik Orang Jawa Transmigrasi dan Orang Jawa Perantauan : Studi Komparasi di Gorontalo

3 Pembimbing : 1. Drs. Joni Apriyanto, M.Hum 2. Rudi Harold, S.Th., M.Si PENDAHULUAN Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan karakter, budaya, dan tradisi yang berbeda beda. Ada suku Jawa yang termasuk suku yang paling dominan di Indonesia dan paling banyak bertempat di pulau Jawa, suku Batak yang banyak banyak menempati pulau Sumatera, suku Dayak yang menempati pulau Kalimantan, Bugis di pulau Sulawesi, Tidore di Maluku Utara, orang Papua di Papua, dan masih banyak suku bangsa lainya yang ada di berbagai tempat di Indonesia. Pada umumnya suku suku bangsa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda beda, baik mengenai pandangan hidup, sikap dan perilaku, tradisi, etos kerja dan sebagainya. Inilah yang menjadi suatu ukuran kekayaan budaya di Indonesia walaupun memang perbedaan ini merupakan salah satu ancaman bagi disintegrasi bangsa. Diantara sekian banyaknya suku bangsa yang ada di Indonesia tersebut, Suku Jawa lah yang akan menjadi fokus penelitian ini karena selain kuantitasnya (jumlah) banyak, orang Jawa juga banyak menyebar di seluruh wilayah yang ada di Indonesia. Setiap pulau pulau besar yang ada di Indonesia terdapat orang Jawa. Terlebih lagi adanya program transmigrasi yang dicanangkan semenjak jaman pemerintah Kolonial Belanda sampai dengan pemerintahan Republik Indonesia yang telah membawa orang orang Jawa yang tadinya menetap di pulau Jawa kini sudah berada di pulau pulau luar Jawa. Sebagai suku bangsa yang terbesar di Indonesia, terkadang perilaku orang orang Jawa yang sopan dan penuh tata krama direpresentasikan oleh dunia sebagai sikap bangsa Indonesia secara keseluruhan. Karakteristik orang Jawa umumnya dikenal memiliki sipak dan perilaku yang sopan, ramah, serta sangat menghargai orang lain. Namun demikian, sikap mereka yang juga bisa dikatakan pendiam membuat mereka menjadi orang yang susah ditebak. Dalam pergaulan keseharian orang orang Jawa sangat ramah asalkan mereka tidak diganggu. Itulah sebabnya mengapa mereka sangat mudah berinteraksi dan mudah diterima di daerah baru. Seperti halnya pada pelaksanaan program transmigrasi yang dilakukan pemerintah. Perpindahan orang orang Jawa ke berbagai daerah tersebutterbukti telah membuat orang Jawa banyak tersebar dan telah menetap di pulau pulau luar Jawa dengan sedikit terjadi konflik dengan penduduk setempat. Dalam bidang keagamaan, orang Jawa dikenal sebagai orang yang sangat tekun melaksanakan ajaran ajaran agama.

4 Mengenai karakteristik bekerja orang Jawa, mereka dikenal dengan orang yang rajin dalam mencari rejeki dan sangat ahli dalam bidang pertanian terutama sawah. Itulah sebabnya ketika mereka mengikuti program transmigrasi dari pemerintah, yang menjadi salah satu pertimbangan penting adalah kondisi wilayah sasaran transmigran yang dapat mendukung kegiatan pertanian. Banyak diantara mereka yang bertahan hidup di daerah transmigrasi dengan mengandalkan pertanian sebagai sumber pendapatan. Jika diamati dalam kegiatan keseharian, sangat sedikit orang orang Jawa ditemukan siang hari berada dirumah. Kebanyakan dari mereka telah meninggalkan rumah pada subuh hari untuk pergi ke ladang dan kembali ke rumah pada waktu sore hari menjelang maghrib. Keadaan seperti ini banyak sekali ditemukan pada orang orang Jawa yang menjadi petani. Mengenai tradisi, orang orang Jawa sangat dikenal dengan kemampuan mempertahankan dan bahkan menyebarkan tradisi mereka diwilayah baru. Banyak tradisi mereka yang berhasil dipertahankan dan bahkan berhasil dalam proses akulturasi budaya dengan masyarakat setempat seperti tradisi ketupat dan juga tradisi besean dalam pernikahan. Perpindahan orang orang Jawa ke daerah lain dilakukan melalui berbagai cara dan motif yang berbeda pula. Selain mengikuti program transmigrasi yang dilakukan oleh pemerintah, perpindahan orang orang Jawa juga ada yang dilakukan secara pribadi, atas kemauan sendiri, biaya sendiri, dan juga biasanya perpindahan ini tidak secara menetap. Artinya bahwa masih ada keinginan untuk pulang kembali ke tanah asalnya di pulau Jawa. Dalam penelitian ini, orang orang Jawa yang seperti itu disebut dengan orang Jawa perantauan. Memang jika dicermati maka dapat dikatakan bahwa orang orang Jawa yang mengikuti program transmigrasi juga merupakan orang Jawa perantauan karena sama sama berada di tanah orang (rantau orang). Namun sebenarnya secara substansial ini berbeda karena orang Jawa transmigrasi terkesan dipaksa untuk merantau dan tentu akan menetap di daerah transmigrasi, sementara orang Jawa perantauan berpindah atas dasar kemauan sendiri, biaya sendiri dan masih memiliki keinginan untuk pulang ke kampung halamannya. Perbedaan motif ini akan mempengaruhi karakteristik orang Jawa di tanah rantau. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana karakteristik orang orang Jawa di Gorontalo baik orang Jawa yang mengikuti program transmigrasi (Jawa Transmigran) maupun Jawa yang datang ke Gorontalo atas dasar kemauan sendiri, biaya sendiri, dan biasanya punya keinginan untuk tetap pulang di tanah asalnya (Jawa Perantauan). Adapun judul penelitian ini adalah Karakteristik Orang Jawa Transmigrasi dan Orang Jawa Perantauan : Studi Komparasi di Gorontalo. Dilihat dari judulnya sudah dapat dipastikan bahwa penelitian ini hendak membandingkan karakteristik antara orang

5 Jawa transmigrasi dengan orang Jawa perantauan. Hal ini didasari karena adanya keinginan untuk melihat perbedaan dan juga persamaan antara keduanya. Kemudian jika dicermati lagi, penelitian ini fokus pada karakteristik salah satu suku yaitu Jawa. Yang mendasari hal itu adalah karena suku Jawa merupakan suku terbesar di Indonesia dan juga suku Jawa dikenal memiliki kemampuan beradaptasi yang baik dengan lingkungan sekitarnya walaupun memang tidak dapat digeneralisir. Tempat / Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua tempat yang memiliki ciri yang berbeda. Tempat penelitian pertama yakni di Desa Sidomulyo dan Desa Sidodadi, Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu 4 bulan, dimulai dari langkah persiapan administrasi, pengumpulan data, pengolahan data, dan terakhir adalah penyusunan laporan. Untuk lebih jelasnya penelitian ini dilakukan melalui tahapan tahapan berikut : Tahap persiapan selama 1 Bulan, tahap Pengumpulan Data selama 1 Bulan, tahap Analisis Data selama 1 Bulan dan tahap Penyusunan Laporan selama 1 Bulan. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sumber data Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. 1. Informan atau nara sumber yang berdiri dari tokoh tokoh masyarakat Jawa, para transmigran pertama di Desa Sidomulyo dan Desa Sidodadi Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo. 2. Buku buku, jurnal, artikel, skripsi, tesis, disertasi yang banyak membahas mengenai pelaksanaan transmigrasi pertama di Gorontalo maupun mengenai keberadaan orang Jawa perantauan di Kota Gorontalo. 3. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung mengenai sikap dan perilaku dalam interaksi keseharian, etos kerja, dan juga pelaksanaan tradisi oleh orang Jawa transmigran dan perantauan di dua lokasi secara bergantian. Teknik pengumpulan data a. Observasi Observasi di laksanakan di Desa Sidomulyo, Desa Sidodadi, dan Kota Gorontalo dengan memfokuskan pada pola perilaku dan sikap dalam interaksi

6 kehidupan sehari hari, etos dan prioritas kerja, dan juga pelaksanaan tradisi sebagai karakteristik orang Jawa. b. Wawancara Teknik Wawancara yaitu merupakan cara pengambilan data melalui tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini. Wawancara mendalam dilakukan pada tokoh masyarakat orang Jawa di Desa Sidomulyo, Desa Sidodadi dan juga Kota Gorontalo. Tidak hanya itu, wawancara mendalam akan dilakukan pula kepada para petani, pedagang, dan berbagai profesi orang Jawa di ketiga wilayah tersebut. c. Mencari tulisan yang relevan Tulisan yang relevan dengan penelitian ini dapat berupa buku, skripsi, tesis, disertasi, jurnal, artikel, dan sebagainya. Banyak penelitian yang telah mengkaji karakteristik orang Jawa tetapi masih kurang mempertimbangkan kondisi psikis dan juga geografis. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Karakteristik Orang Jawa Transmigrasi di Desa Sidomulyo dan Sidodadi. Berdasarkan wawancara dengan bapak Sutarjo dikatakan bahwa dikatakan bahwa dalam dalam sikap sopan santun orang Jawa di Sidodadi masih terus berlangsung sampai dengan saat ini. Memang sudah menjadi bawaan dari daerah asal sehingga sulit untuk kemudian dihilangkan. Apalagi ditambah dengan kesadaran bahwa mereka adalah orang pendatang yang mencoba untuk meningkatkan kehidupan ekonominya. Jika mereka harus memperlihatkan sikap sombong ataupun angkuh, maka mereka tidak akan mudah diterima oleh masyarakat lokal. Tapi kenyataan sampai dengan hari ini keberadaan masyarakat transmigran di Sidodadi mendapatkan tempat dan respon yang baik dari orang orang Gorontalo sebagai penduduk asli. Dalam kehidupan sehari hari, orang Jawa di Sidodadi selalu bersikap ramah 1. Pendapat diatas didukung oleh bapak Sutiwar yang mengatakan bahwa memang masyarakat Jawa dikenal dengan sikap yang sopan dan santun apalagi mereka berada ditanah perantauan. Dalam kehidupan sehari hari, penduduk Jawa transmigran selalu bersikap sopan baik antara sesama orang Jawa maupun dengan orang lain. Mereka menyadari bahwa mereka datang sejauh ini bukan untuk mendapatkan kejelekan ataupun untuk mengganggu orang lain. Sehingganya untuk dapat berkonsenterasi dalam mencapai tujuan bertransmigrasi, 1 Wawancara dengan bapak Sutarjo di Sidodadi pada tanggal 3 November 2014.

7 mereka harus bersikap sebaik mungkin dengan orang lain. Di Desa Sidodadi, orang Jawa transmigrasi sangat mendominasi secara jumlah, namun bukan berarti mereka harus berperilaku kasar dengan suku lainnya. Jika mereka melakukan hal tersebut, mereka sadar akan akibatnya. Hal ini bukan menandakan bahwa mereka orang yang penakut, tetapi memang orang Jawa yang ada di Sidodadi sifatnya sopan dan santun 2. Hal yang sama juga terjadi pada orang Jawa transmigran di Desa Sidomulyo. Hasil wawancara yang dilakukan dengan bapak Yunus mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari hari orang Jawa yang ada di Desa Sidomulyo selalu berperilaku sopan dan santun baik ketika berinteraksi sesama orang Jawa maupun dengan orang lain. Ini merupakan sikap bawaan dari daerah asal mereka. Ditambah lagi dengan faktor kesadaran bahwa mereka adalah orang pendatang yang menetap dengan tujuan ingin memperbaiki kehidupan ekonomi. Mereka tidak ingin kesalahpahaman membuat segala usaha dan kerja keras yang selama ini mereka lakukan menjadi sia sia. Sopan ketika berhadapan dengan orang lain menjadi pemandangan umum orang Jawa yang ada di Sidomulyo. Tidak hanya itu, diantara sesama orang Jawa, mereka masih memiliki ikatan kekeluargaan yang kuat karena kesadaran mereka akan jauhnya kampung halaman 3. Tidak hanya itu, penggunaan bahasa Jawa dalam interaksi keseharian antara sesama orang Jawa di Desa Sidomulyo dan Sidodadi masih sangat terlihat jelas. Berdasarkan observasi yang dilakukan mulai dari tanggal 3 9 November 2014, dapat dikatakan bahwa orang Jawa transmigran di kedua desa tersebut masih mempertahankan penggunaan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari hari, baik ketika berkomunikasi dengan orang tua, teman sebaya, maupun anak anak. Bahkan juga tidak jarang terlihat ada orang Gorontalo yang menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi dengan orang Jawa. Pemandangan yang begitu indah ketika disaksikan. Kebiasaan orang Jawa menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari hari membuat bahasa Jawa tetap diketahui dan dipahami oleh keturunan mereka bahkan oleh orang lain yang bukan orang Jawa. Namun ada sedikit pemandangan yang berbeda ketika mendengar dialek mereka ketika berbahasa Jawa. Tidak jarang terdengar ada pengaruh dialek Gorontalo yang digunakan namun dalam bahasa Jawa. Rupanya tidak hanya orang Jawa yang memberikan pengaruh terhadap orang Gorontalo, hal yang sebaliknya juga terjadi. Pengucapan dialek Gorontalo ini terkadang hanya muncul ketika orang Jawa berkomunikasi ditempat ramai dimana terdapat orang Gorontalo. Jika diantara sesama orang Jawa, dialek Jawa mereka sangat kental. 2 Wawancara dengan bapak Sutiwar di Sidodadi pada tanggal 3 November Wawancara dengan bapak Yunus di Desa Sidomulyo pada tanggal 5 November 2014.

8 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan bapak Karjono dikatakan bahwa karakteristik orang Jawa di Sidodadi hampir tidak memiliki perbedan dengan karakter orang Jawa yang ada di daerah mereka. Dalam kehidupan keluarga, apabila berbicara dengan orang yang lebih tua, kebanyakan dari mereka menggunakan bahasa yang halus yang berbeda mereka gunakan ketika berinteraksi dengan orang seusia mereka. Sikap dan perilaku sopan masih ditunjukkan oleh sebagian besar anak mereka terhadap orang tua. Dalam aktivitas keseharian, kebanyakan dari orang Jawa di Sidodadi masih memperlihatkan pola kehidupan masyarakat pedesaan. Setiap hari mereka keluar rumah pada pagi hari sekitar jam 6 pagi untuk pergi ke sawah atau perkebunan untuk kegiatan pertanian. Orang Jawa di Sidodadi sebagian besar menghabiskan waktu mereka untuk bekerja di sawah maupun kebun. Nanti sekitar jam 5 sore mereka kembali ke rumah untuk beristirahat. Begitulah gambaran kehidupan sehari hari yang dilakukan oleh sebagian besar orang Jawa di Sidodadi. Tidak terlalu mengherankan karena memang sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani 4. Memang karakteristik orang Jawa yang ada di Sidomulyo dan Sidodadi tergolong dalam kategori karakteristik masyarakat pedesaan dimana nilai nilai tradisional dan kekeluargaan menjadi ciri utama dalam aktivitas keseharian. Berdasarkan observasi yang dilakukan, sangat terlihat bagaimana orang Jawa yang satu dengan yang lainnya masih saling mengenal, bukan hanya dalam se kampung tetapi juga dengan orang Jawa yang berada di kampung lain. Sering kali terlihat bagaimana keluarga saling bersilaturahmi di malam hari. Ini menunjukkan ikatan persaudaraan yang masih ada diantara sesama orang Jawa. Sepertinya jumlah orang Jawa yang begitu banyak di kedua desa tersebut menjadi salah satu pendukung masih bertahannya karakter orang Jawa dari tanah asal mereka. Sejauh ini memang sangat terlihat bagaimana nuansa Jawa sangat kental di desa tersebut. Karakteristik Orang Jawa Perantauan di Kota Gorontalo Akan ditemukan perbedaan dan juga persamaan antara karakteristik orang Jawa transmigran di Desa Sidomulyo dan Sidodadi dengan karakteristik orang Jawa perantauan di Kota Gorontalo. Berdasarkan wawancara dengan bapak Hermanto Dikatakan bahwa perilaku sopan santun orang Jawa perantauan di Kota Gorontalo masih ada. Apalagi mereka yang berprofesi sebagai pedagang, perilaku sopan santun yang bisa dikatakan sebagai karakteristik orang Jawa harus dipertahankan karena dapat membuat mereka mudah mendapatkan rejeki. Selain itu juga mereka sadar dengan posisi mereka sebagai perantau yang harus mencari 4 Wawancara dengan Karjono di Sidodadi pada tanggal 4 November 2014.

9 banyak kenalan dan keluarga bukannya musuh. Semakin banyak kenalan ataupun keluarga, maka semakin banyak pula rejekinya 5. Hal yang sama juga dikatakan oleh bapak Ahmad Jaelani bahwa orang Jawa dikenal dengan sifat dan perilaku yang sopan, menjunjung tinggi tata krama dalam berperilaku di kehidupan sehari hari. Sampai sejauh ini, kebanyakan orang Jawa di Kota Gorontalo memperlihatkan sikap dan perilaku sopan baik sesama orang Jawa atau yang bukan orang Jawa. Ketika mereka berjualan juga harus sopan dan berperilaku yang baik dengan orang agar mudah rejeki. Sikap dan perilaku seperti ini juga sering dilakukan di daerah asal mereka. Walaupun memang diakui bahwa ada sebagian kecil orang Jawa yang tidak sopan di daerah asal. Namun untuk yang berada di Gorontalo, rata rata dari mereka sangat sopan dan menghargai orang lain 6. Bukan hanya berdagang yang menjadi tujuan kedatangan orang Jawa di Kota Gorontalo, ada juga yang datang menuntut ilmu seperti di Perguruan Tinggi yang ada di Kota Gorontalo. Berdasarkan wawancara dengan Yudi Kuncoro dikatakan bahwa orang Jawa memang memiliki sikap dan perilaku yang sopan baik sesama orang Jawa maupun bukan. Namun terkadang memang dapat dilihat bagaimana orang Jawa yang menjadi pelajar atau mahasiswa di Kota Gorontalo mulai mengeluarkan kata kata yang sedikit tidak sopan. Hal ini merupakan dampak dari pengaruh pergaulan dengan orang yang bukan Jawa. Dalam hal seperti ini biasanya hanya dilakukan sesama teman sebaya dan bukan kepada orang yang lebih tua. Dalam aktivitas keseharian mereka juga sangat terlihat bagaimana hubungan yang erat dengan sesama orang Jawa apalagi yang berasal dari daerah yang sama 7. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 17 sampai dengan 21 Novemeber 2014, sangat terlihat bagaimana perilaku sopan orang Jawa perantauan terhadap orang lain. Sangat terlihat bagaimana mereka terbuka dalam menjalin hubungan dengan siapa saja, interaksi tidak hanya terlihat antara sesama orang Jawa, namun juga dengan suku lainnya yang ada di Kota Gorontalo. Observasi dilakukan dalam kondisi dan situasi yang berbeda. Ketika dilakukan pengamatan terhadap kegiatan orang Jawa perantauan yang berdagang, kelihatan mereka masih menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi sesama orang Jawa. Dan sangat terlihat pula bagaimana keuletan dan kesabaran orang Jawa dalam melayani para pelanggannya. Ketika observasi dilakukan dalam dunia pendidikan atau dalam hal ini dunia kampus, terdapat kesamaan dimana orang 5 Wawancara dengan bapak Hermanto di Kota Gorontalo pada tanggal 17 November Wawancara dengan Ahmad Jaelani di Kota Gorontalo pada tanggal 17 November Wawancara dengan Yudi Kuncoro di Kota Gorontalo pada tanggal 18 November 2014.

10 Jawa perantauan masih menggunakan bahasa Jawa jika berkomunikasi antara sesama orang Jawa. Walaupun pemandangan ini terlihat hanya sekali kali karena dunia kampus penuh dengan keberagaman etnis. Berdasarkan wawancara dengan Mujiati dikatakan bahwa memang jika sesama orang Jawa bertemu di Kota Gorontalo, mereka berkomunikasi bahasa Jawa, karena memang mereka tidak di daerah asal mereka juga seperti itu. Namun jika dipersentasikan, maka paling banyak mereka menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi sehari hari. Hal ini disebabkan oleh interaksi yang terjadi kebanyakan mereka berkomunikasi dengan suku lainnya yang ada di Gorontalo 8. PEMBAHASAN Karakteristik Orang Jawa Transmigrasi di Sidomulyo dan Sidodadi Karakteristik orang Jawa yang ada di Desa Sidomulyo dan Sidodadi tergolong dalam karakteristik masyarakat pedesaan. Hal ini tidak terlalu mengherankan mengingat memang kedua tempat itu masih tergolong wilayah pedesaan. Sehingganya masih banyak terlihat pola kehidupan dan perilaku orang Jawa yang tradisional. Ada satu hal yang memang menunjukkan bagaimana karakteristik orang Jawa secara umum di Indonesia terlebih lagi di wilayah transmigran. Sikap sopan santun, dan menjunjung tata krama merupakan karakteristik orang Jawa yang ada di wilayah transmigran termasuk di Gorontalo yakni Sidomulyo dan Sidodadi. Dalam kehidupan berinteraksi sehari hari, orang Jawa di Sidomulyo dan Sidodadi menunjukkan sikap sopan baik sesama orang Jawa maupun dengan suku lainnya. Hal seperti ini memicu terjadinya proses adaptasi yang mengarah pada integrasi orang Jawa transmigran dengan masyarakat lokal. Sopan, sabar, dan ulet merupakan karakteristik masyarakat Jawa secara umum termasuk juga di Sidodadi dan Sidomulyo. Sikap nerimo ataupun menyerahkan diri dari orang Jawa di Sidomulyo dan Sidodadi nampak ketika mereka mengalami kesulitan dan juga hambatan. Misalnya terjadi kegagalan panen di sawah, mereka lebih cenderung menerima dan tidak menyalahkan sesuatu hal dan lebih memandang bahwa itu merupakan sebuah cobaan dari Allah SWT. Sehingga mereka kebanyakan masih melaksanakan ritual ritual selamatan untuk mereka baik dalam kehidupan sosial maupun ekonomi. Sikap seperti ini menunjukkan bahwa memang orang Jawa transmigrasi di Sidomulyo dan Sidodadi memiliki sifat sabar dan tidak mau mengganggu kehidupan orang lain. Alasan dan tujuan mereka mengikuti transmigrasi pemerintah yakni untuk memiliki kesempatan mensejahterakan 8 Wawancara dengan Mujiati di Kota Gorontalo pada tanggal 17 November 2014.

11 kehidupan menjadi fokus dalam kegiatan keseharian. Sehingganya segala sesuatu yang dilakukan selalu mempertimbangkan dampak pada kehidupan sosial maupun ekonomi mereka. Karakteristik Orang Jawa Perantauan di Kota Gorontalo Orang Jawa perantauan di Kota Gorontalo datang dengan cara yang berbeda dan tentu dengan motivasi yang beda pula. Ada yang datang karena kepentingan menunjang kehidupan ekonomi, ada pula yang datang untuk menuntut ilmu dan lain sebagainya. Namun secara umum mereka memiliki persamaan jika ditinjau pola sikap dan juga perilaku. Karakteristik orang Jawa yang dikenal dengan sikap sopan, sabar, dan menjunjung tata krama masih sangat terlihat pada orang Jawa perantauan di Kota Gorontalo. Dalam interaksi keseharian mereka baik sesama orang Jawa atau dengan orang lain, sangat terlihat bagaimana kesopanan yang ditunjukkan. Itulah sebabnya mengapa keberadaan orang Jawa di Kota Gorontalo mudah diterima, mendapatkan tempat dan juga dianggap tidak mengganggu kestabilan sosial. Ditambah lagi dengan karakter orang orang di Kota Gorontalo yang terbuka dan menerima segala perbedaan. Sama halnya dengan kesabaran yang dimiliki oleh orang Jawa. Sikap nerimo menjadi bagian dari pemahaman pemikirannya. Apabila mereka diperhadapkan dengan kesulitan dan juga tantangan, orang Jawa terkesan menerima dan tidak kelihatan memperlihatkan egoisme. Begitu juga ketika diperhadapkan dengan situasi yang dapat memicu konflik. Banyak diantara mereka yang lebih memilih untuk menghindari perselisihan dan mengalah agar tidak terlibat masalah yang lebih besar lagi. Kesadaran tentang orang pendatang sepertinya memberikan pengaruh yang sangat kuat sehingga orang Jawa perantauan di Kota Gorontalo lebih memilih sikap diam dan sebisa mungking menghindari potensi konflik. Bukan berarti mereka secara mentalitas dikatakan sebagai orang yang penakut. Tapi prinsip untuk tidak mencari masalah dan lebih banyak mencari teman dan keluarga menjadi hal yang utama mereka. Seperti keyakinan mereka bahwa banyak teman berarti banyak rejeki. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan uraian mengenai karakteristik orang Jawa transmigrasi di Sidomulyo dan Sidodadi, dan karakteristik orang Jawa perantauan di Kota Gorontalo, dapat ditemukan persamaan dan juga perbedaannya. Sebenarnya pada dasarnya mereka sama sama sebagai orang Jawa yang berada di luar pulau Jawa, namun yang membedakannya adalah tempat mereka berada. Ada yang berada di

12 daerah pedesaan dan ada pula yang berada di daerah perkotaan. Persamaan karakteristik orang Jawa yang ada di Gorontalo yakni terdapat pada sikap dan perilaku yang masih memperlihatkan kesopanan, dan tata krama apabila berinteraksi dengan orang lain baik sesama orang Jawa dan juga yang lainnya. Sangat terlihat bagaimana mereka menjaga perilaku agar orang lain senang dan menerima keberadaan mereka di Gorontalo. Hal ini dilakukan karena orang Jawa juga menyadari bahwa mereka merukapan orang pendatang sehingganya harus mencari keluarga, bukan sebaliknya yakni mencari musuh. Sikap dan perilaku seperti ini juga tetap terlihat pada orang Jawa secara umum. Selain itu, persamaan lainnya adalah kerja keras mereka yang selalu dipelihatkan di Gorontalo, sama halnya dengan keadaan di pulau Jawa. Orang Jawa dikenal sangat rajin dan tekun dalam mencari nafkah untuk kepentingan ekonomi keluarga. Apalagi pada orang Jawa perantauan yang datang dengan motivasi dan bahkan biaya sendiri. Yang membedakan orang Jawa transmigrasi dan perantauan di Gorontalo hanyalah pada lapangan pekerjaan. Di wilayah Sidomulyo dan Sidodadi yang di tempati oleh orang Jawa transmigrasi sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani karena memang lahan masih banyak tersedia, sedangkan orang jawa perantauan di Kota Gorontalo sebagian besar bermatapencaharian sebagai pedagang makanan dan sebagainya. Namun sangat terlihat jelas bagaimana kerja keras yang ditunjukkan untuk kepentingan ekonomi keluarga walaupun dengan aktivitas yang berbeda. Selain persamaan karakteristik diatas, terdapat juga perbedaan karakteristik antara orang Jawa transmigrasi di Sidomulyo dan Sidodadi dengan orang Jawa perantauan di Kota Gorontalo. Orang Jawa transmigrasi di Sidomulyo dan Sidodai memiliki kecenderungan untuk tinggal dan menetap di Gorontalo karena memang telah memiliki rumah dan lahan garapan pertanian sebagai mata pencaharian mereka, sedangkan orang Jawa perantauan di Kota Gorontalo memiliki kecenderungan untuk pulang ke kampung halaman karena keluarga masih berada di pulau Jawa. Kedatangan mereka ke Kota Gorontalo hanya semata mata untuk berdagang dan mencari keuntungan ekonomis. Sehingga tidak jarang terlihat orang Jawa perantaun di Kota Gorontalo melakukan mudik saat lebaran idul fitri. Namun ada juga sebagian kecil dari mereka yang telah tinggal dan menetap di Kota Gorontalo karena sudah memiliki pekerjaan dan tempat tinggal yang tetap. Selain itu, mereka juga orang Jawa perantauan di Kota Gorontalo sangat terlihat individualistiknya, tentu sangat berbeda dengan orang Jawa transmigrasi di Sidomulyo dan Sidodadi yang masih mempertahankan nilai nilai gotong royong. Orang Jawa perantauan cenderung melakukan pekerjaan mereka secara pribadi sementara untuk orang Jawa transmigrasi di Sidomulyo dan Sidodadi lebih menekankan gotong royong. Seperti misalnya saat berdagang, orang Jawa

13 perantauan di Kota Gorontalo lebih sering melakukannya secara individu, sedangkan untuk orang Jawa transmigrasi di Sidomulyo dan Sidodadi saat bertani, bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perbedaan ini dilatari oleh lingkungan dan juga jenis pekerjaan mereka yang berbeda. Pedagang memang lebih baik dilakukan secara individu, sedangkan bertani lebih efektif dilakukan secara bersama. Selain itu, perbedaan diantara keduanya adalah pada intensitas pelaksanaan tradisi mereka. Di Kota Gorontalo, walaupun tidak hilang secara keseluruhan, namun pelaksanaan tradisi seperti selamatan sudah sangat jarang dilaksanakan. Kalaupun dilaksanakan hanya pada acara acara besar tertentu. Hal ini berbeda dengan pelaksanaan tradisi orang Jawa transmigrasi di daerah pedesaan yakni Sidomulyo dan Sidodadi. Mereka masih sangat mempertahankan tradisi dari tanah asalnya. Hampir seluruh acara dilaksanakan dengan tradisi Jawa, baik itu selamatan maupun acara acara lainnya. Masih terlihat juga bagaimana tarian tradisional seperti Kuda Lumping dan juga kesenian lainnya seperti wayang kulit dipertontonkan oleh orang Jawa transmigrasi. Perbedaan yang terjadi pada keduanya sebenarnya diakibatkan oleh faktor geografis yang berbeda dimana satu berada di wilayah pedesaan yang cenderung mempertahankan karakternya, dan satu lagi berada di wilayah perkotaan yang sangat rentan dengan perubahan akibat dari faktor perkembangan jaman. Saran Berdasarkan kesimpulan yang ditemukan diatas, maka penulis menghadirkan sebuah saran dan juga rekomendasi kepada : 1. Pemerintah : harus memberikan perhatian yang serius terhadap keberadaan orang Jawa di Gorontalo baik di daerah pedesaan (orang Jawa Transmigrasi) maupun perkotaan (orang Jawa perantauan), sebab mereka telah memberikan kontribusi yang begitu besar dalam peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat. 2. Masyarakat Jawa : mempertahankan karakteristik orang Jawa yang dikenal dengan sikap dan perilaku sopan dan menjunjung tinggai tata krama guna terjadinya stabilitas sosial. 3. Masyarakat non Jawa : menghargai keberadaan orang Jawa di Gorontalo guna terjadinya integrasi sosial di masyarakat.

14 DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi (cetakan keempat). Ilmu Sosial Dasar, Jakarta : Rineka Cipta Denys Lombart (cetakan keempat). Nusa Jawa : Silang Budaya, Bagian I : Batas Batas Pembaratan, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama dan Forum Jakarta Paris dan Ecole Francaise d Extreme Orient. Djam an Satori dan Aan Komariah Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta. Helman Manay Transmigrasi Indonesia di Tengah Ancaman Disintegrasi Nasional (Studi Kasus Transmigrasi di Gorontalo Tahun ), Tesis Program Magister Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro : Semarang. H.R. Warsito Antropologi Budaya, Yogyakarta : Ombak. Irfan Dhani Pengertian Karakter, pada tanggal 1 Oktober John W. Creswell Research Design : Pendekatan Kualitaif, Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lexy J Moleong (Edisi revisi). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya. Linda Darmajanti dan Starlita Hubungan Desa Kota, dalam Paulus Wirutomo (Pengarang). Jakarta : Universitas Indonesia (UI Press). M.C. Ricklefs (Cetakan Ketiga). Sejarah Indonesia Modern, Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta. Novrimanto Akutali Etnik Jawa di Tolangohula (Tahun ) : Studi Sejarah Sosial, Skripsi. Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo. Pamomong Semar Karakter Khas Suku Jawa Dengan Tradisi Tradisinya, ( Diakses pada tanggal 5 Oktober Patrice Levang Ayo Ke Tanah Sabrang : Transmigrasi di Indonesia, Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia. Ridwan Ulasan Lengkap Suku Jawa : Asal Usul, Penggolongan Sosial, Padangan Hidup, Kepercayaan Dan Watak.

15 ( asal-usul-penggolongan-sosial-padangan-hidup-kepercayaan-danwatak/) diakses pada tanggal 2 Oktober Robert Cribb dan Audrey Kahin Kamus Sejarah Indonesia, Jakarta : Komunitas Bambu Setiawan Dimas Defenisi Karakter, ( pada tanggal 1 Oktober Sintya Apriliani Pengertian Karakter Menurut Ahli, diakses pada tanggal 1 Oktober Siswono Yudohusodo Transmigrasi : Kebutuhan Negara Kepulauan Berpenduduk Heterogen Dengan Persebaran Yang Timpang, Jakarta : Jurnalindo Aksara Grafika. Soegijanto Padmo (cetakan pertama). Bunga Rampai : Sejarah Sosial Ekonomi Indonesia, Yogyakarta : Aditya Media bekerjasama dengan Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada, dan Program Studi Sejarah Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada. Soerjono Soekanto SOSIOLOGI Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta. Thomas Stamford Raffles (Cetakan Ketiga). The History of Java, Eko Prasetyaningrum, Nuryati Agustin, Idda Qoryati Mahbubah (Alih Bahasa), Yogyakarta : Penerbit Narasi.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dengan karakter, budaya, dan tradisi yang berbeda beda. Ada suku Jawa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dengan karakter, budaya, dan tradisi yang berbeda beda. Ada suku Jawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan karakter, budaya, dan tradisi yang berbeda beda. Ada suku Jawa yang termasuk suku

Lebih terperinci

Kata Kunci : Sejarah Sosial, Masyarakat Transmigrasi, Sidoharjo.

Kata Kunci : Sejarah Sosial, Masyarakat Transmigrasi, Sidoharjo. JURNAL Studi Sejarah Sosial Masyarakat Transmigrasi Di Desa Sidoharjo Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Humonggio, Rosita. 2014. Studi Sejarah Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami oleh masyarakat yang multietnis. Hal ini tampak dari banyaknya suku yang beragam yang ada di provinsi ini misalnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seperti halnya suku-suku lain. Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun

I. PENDAHULUAN. seperti halnya suku-suku lain. Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suku Jawa adalah salah satu suku di Indonesia yang banyak memiliki keunikan seperti halnya suku-suku lain. Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun perhubungan-perhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Indonesia terkenal akan keberagamannya, keberagaman itu bisa dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Indonesia terkenal akan keberagamannya, keberagaman itu bisa dilihat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia terkenal akan keberagamannya, keberagaman itu bisa dilihat dari kelompok etnik, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Di mana setiap dalam suatu kelompok

Lebih terperinci

ETOS KERJA PETANI. (Studi DiDesa Sukamaju Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo) SUMIATI PAKAYA DR. RAUF A HATU M.SI

ETOS KERJA PETANI. (Studi DiDesa Sukamaju Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo) SUMIATI PAKAYA DR. RAUF A HATU M.SI ETOS KERJA PETANI (Studi DiDesa Sukamaju Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo) SUMIATI PAKAYA DR. RAUF A HATU M.SI YOWAN TAMU S.Ag MA PROGRAM STUDI SI SOSIOLOGI ABSTRAK SUMIATI PAKAYA. 281 409 106. Etos

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia yang di bangun di atas keberagaman/kemajemukan etnis, budaya, agama, bahasa, adat istiadat.kemajemukan merupakan kekayaan bangsa Indonesia, sesuatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat manusia dan kebudayaan yang dihasilkannya adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan kebudayaan adalah hasil dari karya manusia. Kebudayaan adalah

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. tersebut memiliki kaitan erat dengan cara pandang orang Sabu tentang sesama

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. tersebut memiliki kaitan erat dengan cara pandang orang Sabu tentang sesama BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN 7.1. Kesimpulan Penelitian tentang pola tata spasial pada hunian orang Sabu di desa Kadumbul menemukan sebuah konsep mendasar, bahwa pola tata hunian tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA RANTAU DARI INDONESIA BAGIAN TIMUR DI SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA RANTAU DARI INDONESIA BAGIAN TIMUR DI SEMARANG HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA RANTAU DARI INDONESIA BAGIAN TIMUR DI SEMARANG Rayhanatul Fitri 15010113130086 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

KONFLIK AGRARIA. (Studi Kasus di Desa Bilalang II Kecamatan Kotamobagu Utara) ABSTRAK

KONFLIK AGRARIA. (Studi Kasus di Desa Bilalang II Kecamatan Kotamobagu Utara) ABSTRAK KONFLIK AGRARIA (Studi Kasus di Desa Bilalang II Kecamatan Kotamobagu Utara) ABSTRAK Irfandi Mokoginta, Nim 281 410 032. Konflik Agraria (Studi Kasus di Desa Bilalang II, Kecamatan Kotamobagu Utara) di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pergaulan dengan sesamanya (gregoriousness). Individu yang terhimpun dalam masyarakat (society) merupakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pergaulan dengan sesamanya (gregoriousness). Individu yang terhimpun dalam masyarakat (society) merupakan sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain, hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan. Adanya keterbatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda

Lebih terperinci

KOMUNITAS ETNIS BATAK SEBAGAI SUPIR ANGKUTAN KOTA DI KOTA BANDUNG

KOMUNITAS ETNIS BATAK SEBAGAI SUPIR ANGKUTAN KOTA DI KOTA BANDUNG KOMUNITAS ETNIS BATAK SEBAGAI SUPIR ANGKUTAN KOTA DI KOTA BANDUNG 1 Akhmad Fazri, 2 Gurniwan Kamil dan 3 Siti Komariah 1 Mahasiswa Pascasarjana Universitas Wiralodra Indramayu 2 Dosen Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar yang berkeinginan untuk mengikuti pendidikan di Kota Medan.

BAB I PENDAHULUAN. luar yang berkeinginan untuk mengikuti pendidikan di Kota Medan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Medan di kenal sebagai kota pendidikan karena tersedianya sarana pendidikan yang begitu maju dalam tingkat pendidikannya sehingga membuat banyaknya mahasiswa dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari berbagai etnik dan berada dalam keberagaman budaya. Belajar dari sejarah bahwa kemajemukan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. baik. Perlu diakui bahwa tidak semua manusia dapat tumbuh dan berkembang

BAB V PENUTUP. baik. Perlu diakui bahwa tidak semua manusia dapat tumbuh dan berkembang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Dengan demikian, manusia dapat mencapai kemamjuan di berbagai bidang yang pada akhirnya dapat menempatkan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di sekitar lingkungan kita. Perpindahan yang kita temukan seperti perpindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang

BAB I PENDAHULUAN. Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Indonesia merupakan masyarakat yang plural dan multikultural.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan sebagai hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang universal,

Lebih terperinci

ETNIK JAWA. (Studi Sejarah Sosial Di Kotaraya, Kab. Parigi Moutong) JURNAL. Oleh SRI REJEKI

ETNIK JAWA. (Studi Sejarah Sosial Di Kotaraya, Kab. Parigi Moutong) JURNAL. Oleh SRI REJEKI ETNIK JAWA (Studi Sejarah Sosial Di Kotaraya, Kab. Parigi Moutong) JURNAL Oleh SRI REJEKI 231 411 037 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH PROGRAM S1 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Secara kontekstual tujuan

BAB I PENGANTAR. dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Secara kontekstual tujuan BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Transmigrasi merupakan salah satu program kependudukan yang telah lama dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Secara kontekstual tujuan pelaksanaan transmigrasi

Lebih terperinci

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain dalam satu negara. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk secara permanen dari pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penelitian Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia adalah tempat bagi kurang lebih satu juta penduduk yang heterogen. Berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Indonesia adalah negara yang multikultur, yakni bangsa yang memiliki aneka ragam budaya yang dapat memperkaya budaya nasional sekaligus sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, berinteraksi, bermasyarakat dan menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kehidupan masyarakat Desa Serang. 1. Dampak sosial alih fungsi lahan Desa Serang

BAB V PENUTUP. kehidupan masyarakat Desa Serang. 1. Dampak sosial alih fungsi lahan Desa Serang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian mengenai dampak sosial alih fungsi lahan terhadap pola kehidupan masyarakat Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam suku bangsa yang menyebar dan menetap pada berbagai pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari Sabang sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sebagai proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (Richard

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan apabila ada interaksi sosial yang positif, diantara setiap etnik tersebut dengan syarat kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sejak berdiri, wilayah Indonesia dihuni oleh berbagai kelompok etnik,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sejak berdiri, wilayah Indonesia dihuni oleh berbagai kelompok etnik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki sekitar 500-an suku bangsa. Sejak berdiri, wilayah Indonesia dihuni oleh berbagai kelompok etnik, agama dan ras yang hidup

Lebih terperinci

Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata

Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung sebagai Desa Wisata Hanifah Gunawan 1, Karim Suryadi 2, Elly Malihah 3 1 SMA Negeri 2 Cianjur 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi 3 Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan suatu hal terpenting dalam kehidupan. Banyak cara untuk mendapatkan informasi, melalui media televisi maupun radio. Majalah dan koran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terkena pembangunan Waduk Sermo. Pembangunan Waduk Sermo yang di

BAB V PENUTUP. terkena pembangunan Waduk Sermo. Pembangunan Waduk Sermo yang di 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dusun Sremo merupakan salah satu dusun yang wilayahnya banyak terkena pembangunan Waduk Sermo. Pembangunan Waduk Sermo yang di bangun tahun 1994 sampai 1996 merupakan program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki beberapa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki beberapa pulau-pulau besar, yang salah satunya adalah Pulau Jawa yang merupakan pulau besar yang ada di Indonesia,

Lebih terperinci

2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ETNIS MINANGKABAU SEBAGAI PEDAGANG DI PASAR AL-WATHONIYAH, CAKUNG, JAKARTA TIMUR

2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ETNIS MINANGKABAU SEBAGAI PEDAGANG DI PASAR AL-WATHONIYAH, CAKUNG, JAKARTA TIMUR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupan dan memenuhi segala kebutuhannya. Seperti yang dikemukakan oleh Soekanto (2007, hlm.23) Manusia senantiasa

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERILAKU ASERTIF ANTARA ETNIS JAWA DENGAN ETNIS DAYAK

PERBEDAAN PERILAKU ASERTIF ANTARA ETNIS JAWA DENGAN ETNIS DAYAK PERBEDAAN PERILAKU ASERTIF ANTARA ETNIS JAWA DENGAN ETNIS DAYAK SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan Oleh : UMIYATI F 100 050 239 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : ANANG MARWANTO NIM

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang diposting salah satu situs berita di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang diposting salah satu situs berita di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun terakhir ini kita sering melihat, mendengar, ataupun membaca dari berbagai media massa berita atau ulasan tentang kerusuhan, pembunuhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dapat menetap dalam jangka waktu lama. Setiap lingkungan tempat tinggal

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dapat menetap dalam jangka waktu lama. Setiap lingkungan tempat tinggal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap individu menginginkan lingkungan tempat tinggal yang memungkinkan dirinya dapat menetap dalam jangka waktu lama. Setiap lingkungan tempat tinggal diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu berupa kekayaan alam maupun kekayaan budaya serta keunikan yang dimiliki penduduknya. Tak heran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Masyarakat majemuk yang hidup bersama dalam satu wilayah terdiri dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda tentunya sangat rentan dengan gesekan yang dapat

Lebih terperinci

Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang 2010

Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang 2010 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1960 TENTANG PERJANJIAN BAGI HASIL DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU TESIS Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S2 Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman etnis, suku, bahasa, budaya, gender, agama dan lain sebagainya, sehingga Indonesia dikenal dan disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertunjukan kuda lumping berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang akhirnya menyebar keseluruh Indonesia termasuk di propinsi Sumatera Utara. Perkembangan pertunjukan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. untuk berpindah tempat.. Lingkungan dimana para pekerja anak tinggal

BAB V PENUTUP. untuk berpindah tempat.. Lingkungan dimana para pekerja anak tinggal BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Pekerja ojek payung merupakan pekerja yang menawarkan jasa payung pada saat hujan turun. Mereka akan menawarkan payung kepada siapa saja yang membutuhkan, entah itu hanya sekedar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa besar yang bersifat majemuk dan heterogen, yaitu terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang tersebar mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dengan banyak suku dan budaya yang berbeda menjadikan Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni merupakan sebuah kata yang semua orang pasti mengenalnya. Beragam jawaban dapat diberikan oleh para pengamat, dan pelaku seni. Menurut Sumardjo (2001:1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para

BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Sumatera Barat beserta masyarakatnya, kebudayaannya, hukum adat dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para cendikiawan

Lebih terperinci

Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan. nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian

Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan. nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian wilayah, sekaligus mengidentifikasikan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan bangsanya. Sebagai bangsa yang heterogen, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera Selatan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kesimpulan Akhir tahun 70-an dan awal 80-an, Pemerintahan Orde Baru menggalakkan program transmigrasi dari Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa, seperti Sulawesi, Kalimantan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu penelitian tentang tradisi masyarakat muslim dalam membagi harta warisan secara kekeluargaan di kecamatan Jekan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan

Lebih terperinci

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan sebuah kebisaan yang lahir atas dasar perilaku seharihari yang dianggap berkaitan erat dengan kehidupan dan proses perilaku kebiasaan itu menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Program transmigrasi di Indonesia mulai nampak memperoleh perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Program transmigrasi di Indonesia mulai nampak memperoleh perhatian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program transmigrasi di Indonesia mulai nampak memperoleh perhatian semenjak dasawarsa tujuh puluhan, dimana studi tentang transmigrasi ini masih menekankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki struktur masyarakat majemuk dan multikultural terbesar di dunia. Keberagaman budaya tersebut memperlihatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terdapat beranekaragam suku bangsa, yang memiliki adat-istiadat, tradisi dan

I. PENDAHULUAN. terdapat beranekaragam suku bangsa, yang memiliki adat-istiadat, tradisi dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang di dalamnya terdapat beranekaragam suku bangsa, yang memiliki adat-istiadat, tradisi dan kebiasaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang dilalui garis Khatulistiwa,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang dilalui garis Khatulistiwa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang wilayahnya terdiri dari banyak pulau, oleh karena itu Indonesia disebut dengan negara kepulauan. Negara Indonesia juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai perbedaan latar belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam ciri-ciri fisik,

Lebih terperinci

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember 2 PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia pernah mengalami goncangan yang berat di bidang perekonomian dan juga politik yang terjadi pada tahun 1950-an yang disebabkan karena tidak puas terhadap keputusan

Lebih terperinci

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI LAMONGAN (Studi pada Masyarakat Sedayulawas, Kec Brondong, Kab Lamongan)

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI LAMONGAN (Studi pada Masyarakat Sedayulawas, Kec Brondong, Kab Lamongan) KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN MASYARAKAT LOKAL DI LAMONGAN (Studi pada Masyarakat Sedayulawas, Kec Brondong, Kab Lamongan) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang diwajibkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang diwajibkan untuk berinteraksi satu sama lain antara manusia yang satu dengan manusia lainnya. Dimana dalam berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi itu terjadi kalau satu individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa,

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi itu terjadi kalau satu individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan suatu kesatuan individu yang dipandang dalam keseluruhannya satu dengan yang lain, berada dalam interaksi yang berulang tetap. Interaksi itu terjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan akan terwujud apabila manusia menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman kebudayaannya dari sabang sampai merauke dan setiap kebudayaannya memiliki ciri khas dan karakter yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan yang terjadi semakin ketat, individu dituntut untuk memiliki tingkat pendidikan yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, yang didiami oleh beberapa suku seperti suku Batak Toba, Karo, Mandailing. Beberapa

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN. dan berkuasa dalam aspek pendidikan dan politik, bahkan dipandang lebih superior

BAB VII KESIMPULAN. dan berkuasa dalam aspek pendidikan dan politik, bahkan dipandang lebih superior BAB VII KESIMPULAN Studi ini berangkat dari dua gejala kontradiktif dari kehidupan orang Makeang. Orang Makeang di masa lalu adalah kaum subordinat dan dipandang kampungan, sedangkan orang Makeang masa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar

Lebih terperinci

MEILIN NENCY NPM:

MEILIN NENCY NPM: STRATEGI PENDUDUK TRANSMIGRAN DALAM MEWUJUDKAN INTEGRASI DENGAN PENDUDUK ASLI DI JORONG SUNGAI TAMBANG II NAGARI SIJUNJUNG KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Kemajukan ini di tandai oleh adanya suku-suku bangsa yang masing-masing

Lebih terperinci

BAB V TINGKAT KEINGINAN PINDAH PENDUDUK DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR

BAB V TINGKAT KEINGINAN PINDAH PENDUDUK DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR BAB V TINGKAT KEINGINAN PINDAH PENDUDUK DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR 5.1 Tingkat Keinginan Pindah Penduduk di Daerah Longsor Pola keinginan pindah penduduk dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relasi antar individu yang kompleks Selain para penjual dan pembeli yang

BAB I PENDAHULUAN. relasi antar individu yang kompleks Selain para penjual dan pembeli yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan semua peran, status yang disandangnya serta kepentingan menciptakan relasi antar individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodologi guna mendapatkan data-data dari berbagai sumber sebagai bahan analisa. Menurut Kristi E. Kristi Poerwandari dalam bukunya yang berjudul Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan

BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tujuan kaum muda melakukan pekerjaan paruh waktu dan mengetahui dampak pekerjaan paruh waktu tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan luas daratan sebesar km 2, memiliki potensi sumberdaya alam

BAB I PENDAHULUAN. dan luas daratan sebesar km 2, memiliki potensi sumberdaya alam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia, merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau ± 17.869 dan luas daratan sebesar 1.919.443 km 2, memiliki potensi sumberdaya alam yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payung Geulis Nova Juwita, 2014 Analisis Estetik Payung Geulis Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payung Geulis Nova Juwita, 2014 Analisis Estetik Payung Geulis Tasikmalaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggarapan produk kerajinan tradisional pada kelompok masyarakat pekriya tradisional di daerah-daerah di Indonesia banyak dipengaruhi oleh latar belakang sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling berkomunikasi. Manusia juga pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup, yaitu sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Persepsi Masyarakat terhadap Warisan Adat Istiadat tentang. Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga

BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Persepsi Masyarakat terhadap Warisan Adat Istiadat tentang. Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan 1. Persepsi Masyarakat terhadap Warisan Adat Istiadat tentang Perkawinan Terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Adanya konflik yang melibatkan warga sipil dengan TNI menimbulkan berbagai perubahan pada bidang sosial maupun bidang budaya bagi kehidupan masyarakat Desa Setrojenar.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan gerbang terbentuknya keluarga dalam kehidupan masyarakat, bahkan kelangsungan hidup suatu masyarakat dijamin dalam dan oleh perkawinan. 1 Setiap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab tiga, maka akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Solidaritas sosial menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. langsung, wawancara, studi pustaka dan pembahasan. Tentang Makna

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. langsung, wawancara, studi pustaka dan pembahasan. Tentang Makna BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan metode dokumentasi, observasi langsung, wawancara, studi pustaka dan pembahasan. Tentang Makna Simbolis Ukiran Pada Mandau (Senjata

Lebih terperinci

ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK SEKANAK DESA TINJUL KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA

ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK SEKANAK DESA TINJUL KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK SEKANAK DESA TINJUL KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar (S.Pd.) Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satu dengan yang lain. Realitanya di zaman sekarang banyak terlihat konflikkonflik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satu dengan yang lain. Realitanya di zaman sekarang banyak terlihat konflikkonflik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari kelompokkelompok etnis, agama, suku, dan budaya yang berbeda-beda. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan

Lebih terperinci

memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat. PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian

memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat. PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa dan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KEPALA SEKOLAH TENTANG PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU (di SDN Bareng 3 Kecamatan Klojen Kota Malang)

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KEPALA SEKOLAH TENTANG PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU (di SDN Bareng 3 Kecamatan Klojen Kota Malang) ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KEPALA SEKOLAH TENTANG PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU (di SDN Bareng 3 Kecamatan Klojen Kota Malang) TESIS Program Studi Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Diajukan

Lebih terperinci