Review Buku. Dialektologi Sebuah Pengantar oleh Ayat Rohaedi. Dialectology oleh J. K. Chambers dan Peter Trudgill
|
|
- Vera Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Review Buku Dialektologi Sebuah Pengantar oleh Ayat Rohaedi Dialectology oleh J. K. Chambers dan Peter Trudgill Dosen Pengampu: Dr. Inyo Yos Fernandez Oleh Intan Rawit Sapanti 12 / / PSA / FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2 A. Dialektologi Sebuah Pengantar oleh Ayat Rohaedi Buku yang berjudul Dialektologi sebuah pengantar ini disusun oleh Ayatrohedi pada tahun Buku ini terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama menjelaskan tentang dialektologi yakni mengenai pengertian, batasan dialek, isoglos, asal usul dan perkembangan dialek, sumber penelitian dialek, ragam dialek, dan perkembangan dialektologi dari masa sebelum dan sesudah tahun Bagian kedua memaparkan secara lebih lanjut mengenai geografi dialek yaitu tentang pengantar, metode penelitian geografi dialek, daerah penelitian, daftar tanyaan, pemupu, pembahan, cara memupu bahan dan yang terakhir adalah penerbitan dan Bahasa Peta. Bab pertama, mengenai Dialektologi. Pertama-tama dijelaskan mengenai pengertian dialek berasal dari kata Yunani yaitu dialektos. Pengertian dialek menurut Panitia Atlas Bahasa- bahasa Eropa adalah sistem kebahasaan yang dipergunakan oleh satu masyarakat untuk membedakannya dari masyarakat lain yang bertetangga, yang mempergunakan sistem yang berlainan walaupun erat hubungannya (Weijnen dkk., 1975:63). Dialek mempunyai ciri perbedaan dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan (Meillet, 1967 :70). Ciri lain yang dimiliki dialek adalah (1) dialek ialah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda- beda, yang memiliki ciri- ciri umum danmasing- masing lebih mirip sesamanya dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama, dan (2) dialek tidak harus mengambil semua bentuk ujaran dari sebuah bahasa (Meillet, 1967: 69). Pembeda dialek pada garis besarnya dibagi menjadi lima, yaitu perbedaan fonetik, semantik, onomasiologis, semasiologis dan morfologis. Pada subbab ketiga, Ayatrohedi menjelaskan tentang Isoglos. Isoglos adalah garis yang memisahkan dua lingkungan dialek atau bahasa berdasarkan wujud atau sistem kedua lingkungan itu yang berbeda. Garis watas kata itu kadang- kadang juga disebut heteroglos. Asal usul perkembangan dialek dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain keadaan alam, pengaruh ruang gerak perpindahan penduduk, batas- batas politik, pertukaran bahasa dan budaya, ekonomi, cara hidup dan sbagainya. Perkembangan dialek dibagi menjasdi dua yaitu perkembangan membaik dan perkembangan memburuk. Perkembangan memburuk disebabkan beberapa faktor yaitu; faktor sosial dan susupan bahasa nasional yang terjadi karena penggunaannya sebagai bahasa sekolah atau lembaga dan saluran budaya. Subbab keempat, dipaparkan lebih lanjut mengenai sumber penelitian dialek yang dapat berbentuk lisan yang didapat dari para penuturnya, dan sumber tulis yang berasal dari sumber tertulis yang berupa naskah, dan kamus atau atlas bahasa. 2
3 Berikutnya pada subbab kelima dijelaskan tentang ragam- ragam dialek atau bahasa ditentukan oleh faktor waktu, tempat, sosio- budaya, situasi dan sarana pengungkapan. Dialek digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu dialek 1 yaitu dialek yang berbeda- beda karena keadaan alam sekitar, dialek 2 yaitu bahasa yang dipergunakan di luar daerah pakainya, dan dialek sosial yaitu ragam bahasa yang dipergunakan oleh kelompok tertentu yang membedakan dengan kelompok masyarakat lainnya. Pada bagian terakhir bab ini, dipaparkan mengenai perkembangan dialektologi yang terbagi menjadi dua, yaitu masa sebelum 1875 dimana tulisan mengenai dialek selalu dikaitkan denga tulisan dalam bidang ilmu bahasa bandingan dan filologi, terutama bahasa Indo- Eropa. Masa sessudah 1875 dibagi menjadi aliran jerman dan aliran perancis. Bab kedua dalam buku ini membahas tentang geografi dialek. Geografi dialek ialah cabang dialektologi yang mempelajari hubungan yang terdapat dalam ragam- ragam bahasa, dengan bertumpu kepada satuan ruang atau tempat terwujudnya ragam- ragam tersebut (Dubois dkk., 1973: 230).Geografi dialek setidak- tidaknya harus didasarkan kepada pengamatan yang seksama dan setara terhadap daerah penelitian, dan bahannya harus dapat diperbandingkan. Tujuan penelitian geografi dialek diarahkan untuk menetapkan ruang lingkup gejala- gejala kebahasaan, dengan jalan mengelompokkan dan memaparkan ciri- ciri dialek. Dalam perkembangannya, diarahkan untuk mencari hubungan yang ada antara batas- batas alam maupun sejarah, yang kemudian diarahkan untuk menemukan gejala- gejala yang rumit dan sering bertentangan. Tujuan tersebut didapatkan di dalam penelitian geografi dialek aliran jerman. Aliran Perancis menekankan kajiannya kepada sejarah bahasa, sehingga harus mencari sejarah pada setiap katanya. Tujuannya untuk mencari hubungan yang ada antara perkembangan bahasa dengan perkembangan budaya. Penelitiannya bertujuan untuk mencari dan menemukan hal- hal yang berkenaan dengan biologi bahasa, sosiologi bahasa dan hubungan antara kata dengan hal atau benda yang dilambangkan. Kedudukan geografi dialek dalam ilmu bahasa adalah dapat diperolehnya gambaran umum mengenai sejumlah dialek sehingga menghemat waktu, tenaga, dan dana. Peta bahasa di dalam kajian geografi dialek merupakan sesuatu yang secara mutlak diperlukan yang merupakan alat bantu dalam peta bahasa baik perbedaan maupun persamaan yang terdapat di antara dialek- dialek yang diteliti. Dialektometri adalah ukuran secara statistik yang dipergunakan untuk melihat berapa jauh perbedaan dan persamaan yang terdapat di tempat- tempat yang diteliti dengan membandingkan 3
4 sejumlah bahan yang terkumpul dari tempat tang diteliti tersebut (Revier, 1975: 424). Anasir bahasa yang diperbandingkan antartempat itu ialah anasir fonologi, morfologi, kosa kata, morfosintaksis, dan morfonologi. Perbedaan yang lebih dari 80% dianggap perbedaan bahasa, 51%- 80% dianggap perbedaan dialek, 31%- 50% dianggap perbedaan subdialek, 21%- 30% dianggap perbedaan wicara, dan yang kurang dari 20% dianggap tidak ada perbedaan. Metode Penelitian Geografi Dialek ada tiga, yaitu (1) Metode Pupuan Sinurat pada dasarnya mudah,, cepat tetapi agak mahal, dan hal ini biasanya berlaku untuk negara atau daerah yang sudah terbebas dari buta huruf dan yang keadaan komunikasi sudah lancar. Faktor Penentu dalam Metode Pupuan Sinurat adalah; Daftar tanyaan harus benar- benar terarah dan disertai dengan banyak gambar atau foto, Pembahan harus diberi keterangan dan perintah yang jelas sejak awal, bagaimana menjawab pertanyaan, Ahli tulis fonetik bisa dibantu dengan daftar abjad fonetik yang sederhana. Metode ini sangat sesuai dipergunakan untuk pengumpulan bahan yang ditujukan kepada pembuatan kamus dialek. (2) Metode Pupuan Lapangan dilaksanakan dengan pencatatan langsung yaitu pemupu secara langsung mencatat berian dari pembahasan, yang kedua dengan perekaman atau pencatatan tak langsung. (3) Coba Uji dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh kepastian apakah daftar tanyaan yang disusun sudah sepenuhnya cocok atau tidak. Daerah penelitian atau titik pengamatan perlu memperhatikan hal-hal; Keadaan geografi daerah penelitian, Keadaan kependudukan, Tinjauan sejarah, Keadaan Kebahasaan, dan kajian sebelumnya. Tempat yang diteliti bisa berupa daerah perkotaan ataupun daerah pedusunan. Ekologi Daerah penelitian juga perlu diperhatikan. Daftar tanyaan mempunyai syarat; harus memberikan kemungkinan dan dapat menampilkan ciri- ciri istimewa dari derah yang diteliti, harus mengandung hal- hal yang berkenaan dengan sifat dan keadaan budaya daerah penelitian, dan harus memberikan kemungkinan untuk dijawab dengan langsung dan spontan. Cakupan daftar tanyaan harus bersifat nasional, dan menggunakan bahasa baku. Cakupan daftar tanyaan daerah, dibuat khusus untuk daerah tertentu. Susunan daftar tanyaan dengan cara; Susunan menurut abjad, dan susunan menurut makna. Rangkuman daftar tanyaan memperhatikan segi kosa kata, onomasiologi, semasiologi, fonetik, morfologi, tata kalimat, etnografi, dan perundagian. Bahasa daftar tanyaan haruslah bahasa baku atau menggunakan dialek setempat. Pemupu atau peneliti harus memeperhatikan; jumlah pemupu yang terdiri dari 3 orang, kelamin pemupu yang sejenis dengan informan, Asal usul pemupu bisa pribumi atau penutur 4
5 asing, Pemupu juga harus mempunyai kemampuan, mereka bisa saja ahli ataupun orang awam yang sudah diberi latihan atau petunjuk. Pembahan atau informan harus memperhatikan; jumlah pembahan, kelamin pembahan. Syarat pembahan yaitu usia antara tahun, Pendidikan tidak terlalu tinggi, Asal usul dari desa yang diteliti, Hanya mengenal bahasa atau dialeknya sendiri, dan menjaga kemurnian pembahan. Pembahan yang kurang ideal adalah pembahan yang terlalu tua, terlalu muda, buta huruf, guru yang berpendidikan, ahli dialek amatir atau kaum cendekia, pernah meninggalkan kampungnya terlalu lama, orang tuanya bukan pribumi, termasuk dalam kelompok kecil. Cara memupu bahan dengan cakupan terarah, bertanya langsung, bertanya tak langsung, memancing jawaban, pertanyaan dan jawaban berganda, menerjemahkan bahasa baku ke dialek. Dalam penerbitan dapat terjadi masalah teknis yaitu pada pengelompokan bahan, pembuatan peta dan pengisian peta dan masalah ilmiah yaitu urutan peta, pemuatan berian, pemetaan berian, pembuatan peta, dan bahasan peta. Masalah bahasan peta yaitu bahasan stratigrafi atau lapisan yang berhubungan dengan bentuk dan fungsinya yang terdiri dari Lapisan Onomasiologis dan Semasiologis dan juga terbentuknya lapisan- lapisan. Tafsiran peta tergantung pada sebab luar bahasa antara lain sukulapis purba, lapis sastra, lapis budaya, tukaran, garus watas budaya dan sebab dalam bahasa yaitu perkembangan fonetik, usangan fonetik, tikaian homonim, tikaian semantik, pmurbaan dan keterlebihan. Review buku Dialektologi karya Ayatrohedi Buku yang disusun oleh Ayatrohedi ini awal mulanya hanyalah berbentuk sebuah makalah yang dibukukan, yang bertujuan untuk memberikan pengantar bagi mahasiswa jurusan Linguistik yang ingin melakukan penelitian Dialektologi. Karena sifat dan tujuannya hanya sebagai pengantar, maka buku ini sangat singkat, padat dan sederhana. Banyak sekali kekurangan dan banyak hal yang belum dapat dijelaskan dalam buku ini. Sebagai contoh adalah tidak adanya penjelasan yang lengkap dan akurat mengenai perhitungan dialektometri berikut langkah-langkah analisis data yang sangat dibutuhkan dalam penelitian dialektologi. Kajian mengenai dialektometri ini hanya dibahas secara singkat pada halaman 31 tanpa disertai contoh yang real sehingga pembaca masih belum memiliki gambaran yang utuh mengenai hal ini. Namun kekurangan dan keterbatasan tersebut tidak menjadi masalah yang berarti, karena dalam buku ini juga disertakan referensi dan daftar pustaka yang dapat memberi alternatif lain untuk mencari buku yang menjelaskan lebih banyak tentang penelitian dialektologi. Buku 5
6 pengantar Dialektologi ini sangat bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui tentang apa itu dialektologi dan hal- hal yang berhubungan dengan penelitian dialektologi, buku ini menjadi suatu bentuk bantuan yang sangat berarti bagi pembaca yang pertama kali ingin mengetahui tentang penelitian dialektologi. Bahasanya yang sederhana, jumlah halaman yang tidak terlalu banyak, isi yang padat dan mudah dimengerti juga merupakan suatu kelebihan dari buku pengantar ini.. B. Buku Dialectology yang ditulis oleh J. K. Chambers dan Peter Trudgill Dialectology merupakan salah satu referensi berbahasa Inggris tentang Dialektologi yang disusun oleh JK. Chambers dan Peter Trudgill. Cakupan bahasan dalam buku ini lebih luas dan lengkap daripada karya Ayatrohedi. Buku ini merupakan buku pegangan yang terbagi dalam dua belas bab yang kesemuanya berhubungan dengan dialektologi dan variasi yang mempengaruhi dialek yakni Dialektologi dan bahasa, dialek geografi, dialektologi dan linguistik, urban dialektologi, Perbedaan sosial dan bahasa, struktur sosiolinguistik dan variasi linguistik, batas, transisi, variabilitas, difusi: sosiolinguistik dan leksikal, geografikal, dan bahasa terakhir adalah tentang geolinguistik. Pada latar belakang, terdiri dari empat bab yang kesemuanya berhubungan erat dengan dialektologi. Pada bab I yaitu tentang dialek dan bahasa, dimana dalam bab ini menjelaskan tentang perbedaan mendasar antara apa yang disebut dialek dan apa yang disebut bahasa dengan menggunakan contoh- contoh. Dalam bab ini juga menjelaskan tenatang perbedaan antara bahasa, dialek dan aksen. Geografi dialek, sosial dialek, autonomi, heteronomi juga dijelaskan dalm bab pertama ini. Pada bab kedua, dijelaskan tentang awal mula Geografi dialek, metode yang digunakan dalam penelitian dialektologi, syarat- syarat dari daftar pertanyaan, hingga pembuatan peta dan juga pemilihan informan yang baik untuk penelitian dialektologi. Pada bab ketiga juga masih berhubungan erat denga penelitian dialektologi yaitu tentang dialektologi dan struktur- struktur yang lebih khusus dengan perubahan-perubahan bunyi dari segi struktur, distribusi dan juga dari segi leksikon. Bab keempat membahas tentang macam- macam dialek yaitu tentang sosial dialek dan urban dialek. Di bab ini juga dijelaskan tentang perwakilan dan bagaimana mencari data dengan mengklasifikasikan informan dan juga menjelaskan tentang variabel linguistik. 6
7 Bab lima, dan bab enam termasuk dalan variasi sosial yang mempengaruhi perbedaan dialek. Pada bab lima menerangkan tentang perbedaan sosial dan perbedaan bahasa. Dalam bab ini lebih dijelaskan adanya pengaruh sosial terhadap dialek yang ada pada masyarakat setempat. Hal- hal sosial tersebut anatara lain adalah tentang kelas sosial, perbedaan style dalam berbahasa, perbedaan jenis kelamin antara perempuan dan laki- laki, perbedaan etnik, hubungan antar masyarakat, dan ciri khas individu dalam berbahasa juga hal lain yang mempengaruhi perbedaan dialek berdasarkan faktor- faktor sosial. Bab enam dituliskan tentang struktur sosioloinguistik dan perubahan linguistik yang terdiri dari penanda dan yang ditandai, adanya perubahan bahasa, perbedaan fonologi, stereotypes, juga mempelajari tentang perubahan bahasa. Dalam bab ini juga dijelaskan bahaimana mekanisme dari perubahan bahasa yang termasuk di dalamnya variasi stilistika, peran jenis kelamin, dan adanya prestise masyarakat. Bab tujuh menjelaskan tentang boundaries, yang lebih jelasnya menjelaskan tentang beberapa isoglos dengan menentukan fungsi dan kegunaannya dalam penelitian dilektologi. Pada bab ini dijelaskan tentang pengertian isoglos dan juga pengertian heteroglos, bentuk- bentuk isoglos, juga daerah isoglos. Pembagian kelas isoglos, kategori struktural dari isoglos, juga distribusi leksikal isoglos juga hubungannya budaya dengan isoglos termasuk dalam pembahasan tentang isoglos dalam bab ini. Pada bab selanjutnya, menjelaskan tentang transisi dari variasivariasi dialek. Dalam bab ini lebih dijelaskan tentang variabel- variabel yang mempengaruhi variabel dari transisi tersebut. Mekanisme dari variasi dijelaskan dalam bab sembilan, sepuluh, sebelas dan bab terakhir. Pada bab sembilan, dijelaskan tentang variabilitas yang menjelaskan tentang variabel sebagai bentuk struktural, skala yang menunujukkan kesamaan dan perbedaan, aturan- aturan variabel dan pilihan penggunaan skala dan aturan variabel. Bab selanjutnya membahas tentang difusi antara sosiolinguistik dan leksikal yang membedakan antara waktu pada saat itu, innovator perubahan, inovasi bedasarkan kelas di Norwegia, inovasi berdasarkan jenis kelamin di Belfast, dan inovasi berdasarkan umur di kota NewYork juga tentang difusi leksikal. Pada bab sebelas, difusi berdasarkan goegrafi yang menyangkut difusi spasial bahasa juga linguistik, wilayah linguistik, uvular di Eropa, difusi menurun dari hierarki urban, dan perwakilan kartografi dari difusi spasial. Dalam bab ini juga dijelaskan pembelajaran tentang Norwegia yaitu penjelasan dialek geografi sosiolinguistik dan juga adanya contoh yang diberikan. Bab terakhir menjelaskan tentang geolinguistik yang kesemuanya dijabarkan pada bab sebelumnya. 7
8 Review buku Dialectology karya J. K. Chambers dan Peter Trudgill Buku yang ditulis oleh J. K. Chambers dan Peter Trudgill ini benar- benar memberikan gambaran yang jelas tentang penelitian dialektologi dan hal- hal yang beruhubungan dengan dialektologi, baik dari segi geografis dan juga segi sosial. Dalam buku ini juga menjelaskan variabel- variabel yang menjadikan dialek itu bisa berkembang dan mengalami perubahan. Kesulitan yang mungkin dihadapi oleh pembaca yang mungkin tidak terlalu bagus bahasa inggrisnya, karena dalam buku ini juga banyak menyertakan contoh- contoh di Eropa. Jadi, untuk pembaca yang bukan dari penutur bahasa yang digunakan, akan sedikit kesulitan dalam mengerti dan memahami isi dari buku tersebut. Tetapi, dengan penjelasan yang banyak dan adanya contoh tetap membantu pembaca untuk mengerti isi dari buku tersebut. 8
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini. 2.1.1 Dialek Dialek berasal dari bahasa Yunani yaitu dialektos. Dialektologi merupakan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tinggal pada daerah tertentu (lih. Sumarsono, 2010:21).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Bahasa Indonesia terdapat bermacam-macam dialek. Istilah dialek merupakan sebuah bahasa yang digunakan oleh sekelompok masyarakat yang tinggal pada daerah tertentu
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berikut beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Berikut beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini. 2.1.1 Dialek Dialek berasal dari bahasa Yunani yaitu dialekto syang berarti varian
Lebih terperinciPEMETAAN PERBEDAAN Isolek di KABUPATEN INDRAMAYU. Oleh
PEMETAAN PERBEDAAN Isolek di KABUPATEN INDRAMAYU Oleh Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd., Sri Wiyanti, S.S.,M.Hum., Yulianeta, M.Pd. Dra. Novi Resmini, M.Pd., Hendri Hidayat, dan Zaenal Muttaqin FPBS Abstrak
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Dialek Dialek adalah sebagai sistem kebahasaan yang dipergunakan oleh satu masyarakat untuk membedakannya dari masyarakat lain yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pendukungnya. Dalam perubahan masyarakat Indonesia telah terjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kedudukan bahasa sangat penting untuk manusia. Bahasa juga mencerminkan identitas suatu negara. Masalah kebahasaan di Indonesia tidak terlepas dari kehidupan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 10 Universitas Indonesia
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Pengantar Geografi dialek mempelajari variasi bahasa berdasarkan perbedaan lokal suatu bahasa (Keraf, 1984: 143). Menurut Lauder, geografi dialek pada dasarnya mempunyai hubungan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dialek berasal dari bahasa Yunani dialektos. Pada mulanya istilah
BAB II KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Dialek Istilah dialek berasal dari bahasa Yunani dialektos. Pada mulanya istilah tersebut dipergunakan dalam hubungan bahasa. Di Yunani terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Dalam bagian ini diuraikan (1) latar belakang, (2) masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut. 1.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I diuraikan pembahasan mengenai (1) latar belakang penelitian, (2) masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) stuktur organisasi skripsi. Adapun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Terdahulu Penting disampaikan mengenai beberapa hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan selama ini. Penelitian atau kajian secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab III diuraikan pembahasan mengenai () lokasi penelitian, () metode penelitian, () definisi operasional, () instrumen penelitian, () teknik pengumpulan, dan (6) sumber
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS. Dialek merupakan khazanah kebudayaan suatu bangsa yang perlu dipelajari, dikaji, serta
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS 2.1 Pengantar Dialek merupakan khazanah kebudayaan suatu bangsa yang perlu dipelajari, dikaji, serta dipelihara sebaik mungkin. Bidang ilmu yang mengkaji dialek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting digunakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting digunakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat lainnya. Anggota masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Batak Simalungun merupakan bahasa yang digunakan oleh suku Simalungun yang mendiami Kabupaten Simalungun. Bahasa Batak Simalungun merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat dipisahkan. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat primer dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pula bahasa Jawa juga mengalami perkembangan. Dari bahasa Jawa kuno
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Demikian pula bahasa Jawa juga mengalami perkembangan. Dari bahasa Jawa kuno berkembang menjadi bahasa Jawa tengahan,
Lebih terperinciBAHASA JAWA DI KABUPATEN PURBALINGGA (KAJIAN GEOGRAFI DIALEK)
BAHASA JAWA DI KABUPATEN PURBALINGGA (KAJIAN GEOGRAFI DIALEK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka yang dikerjakan di sini terbatas pada hasil-hasil penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka yang dikerjakan di sini terbatas pada hasil-hasil penelitian dialek geografi yang dipandang erat relevansinya dengan penelitian
Lebih terperinciBAB II KONSEP PENELITIAN DAN LANDASAN TEORI. isoglos, mutual intelligibility, sinkronis, dan diakronis, serta inovasi dan retensi.
BAB II KONSEP PENELITIAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Penelitian Bagian ini menjelaskan konsep dialek, dialektometri, isoglos dan berkas isoglos, mutual intelligibility, sinkronis, dan diakronis, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak di antara bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Bahasa Jawa digunakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jawa merupakan bahasa yang memiliki jumlah penutur paling banyak di antara bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Bahasa Jawa digunakan oleh masyarakat etnis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian mengenai isoglos dialek bahasa Jawa di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini termasuk dalam penelitian lapangan (field study) baik penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah bangsa Indonesia berhasil lepas dari belenggu penjajahan dengan diproklamasikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahasa Indonesia memiliki peran yang lebih
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dipaparkan metodologi penelitian yang mencakup desain penelitian, partisipasi dan tempat penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. Adapun pemaparan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya masing-masing. Setiap wilayah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya masing-masing. Setiap wilayah memiliki cara pemakaian bahasa yang berbeda-beda. Dialek merupakan disiplin ilmu yang mengkaji
Lebih terperinciT. H GEOGRAFI DIALEK BAHASA SIMALUNGUN DALAM PENGEMBANGAN LEKSIKON BAHASA INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Simalungun atau Sahap Simalungun adalah bahasa yang digunakan oleh suku Simalungun yang mendiami Kabupaten Simalungun. Bahasa Simalungun merupakan salah
Lebih terperinciANALISIS FONOLOGI DAN LEKSIKOLOGI BAHASA JAWA DI DESAPAKEM KECAMATAN GEBANGKABUPATEN PURWOREJO
ANALISIS FONOLOGI DAN LEKSIKOLOGI BAHASA JAWA DI DESAPAKEM KECAMATAN GEBANGKABUPATEN PURWOREJO Pramu Tri Kurniawan Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: Pramukurniawan@yahoo.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitan Terdahulu Penelitian mengenai dialektologi semakin jarang dilakukan khususnya mengenai isolek. Berikut ini beberapa penelitian sejenis
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga
320 BAB VII KESIMPULAN Kosakata bahasa Prancis yang masuk dan diserap ke dalam bahasa Indonesia secara difusi dikenal dan digunakan dari masa kolonial Eropa di Indonesia hingga saat ini. Kosakata bahasa
Lebih terperinciFENOMENA DIFUSI LEKSIKAL UNSUR BAHASA *) Oleh Wahya
FENOMENA DIFUSI LEKSIKAL UNSUR BAHASA *) Oleh Wahya Abstrak Difusi leksikal merupakan fenomena lingusitik yang dapat terjadi pada bahasa apa pun. Difusi leksikal merupakan unsur inovasi bahasa yang menyebar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi, bekerja sama, dan mengidentifikasikan diri dalam suatu masyarakat bahasa. Anggota masyarakat
Lebih terperinciBAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Senada dengan tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yakni berusaha
16 BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Metode Kajian Senada dengan tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yakni berusaha menggambarkan secara objektif dan tepat aspek fonologi bahasa yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses pemunculan variasi bahasa. Dalam kajian variasi bahasa diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian tentang konvergensi dan divergensi berkaitan erat dengan proses pemunculan variasi bahasa. Dalam kajian variasi bahasa diperlukan sejumlah pemahaman terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan yang berbeda dan lain-lain. Perbedaan dari latar belakang etnis yang berbeda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Variasi bahasa sangat beragam ditemukan dalam masyarakat. Ketika seseorang berinteraksi akan tampak perbedaan satu dengan lainnya. Perbedaan tersebut biasa dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur. Anggota masyarakat bahasa biasanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki manusia (Chaer dan Agustina,2010:11). Bahasa Jawa (BJ) merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam aktivitas sehari-hari, termasuk dalam aktivitas di sekolah, di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Mentawai merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat yang berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Bahasa Mentawai digunakan untuk berkomunikasi dalam aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa dapat didefinisikan sebagai alat bantu antara anggota atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa dapat didefinisikan sebagai alat bantu antara anggota atau kelompok masyarakat untuk bekerja sama dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 1983: 17), dengan
Lebih terperinciISOGLOS LEKSIKAL KATA SIFAT BAHASA JAWA DI PERBATASAN ZONA TENGAH DAN ZONA SELATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI
ISOGLOS LEKSIKAL KATA SIFAT BAHASA JAWA DI PERBATASAN ZONA TENGAH DAN ZONA SELATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bentuk komunikasi masyarakat untuk saling berinteraksi sosial. Berbagai macam kelas sosial memengaruhi perkembangan bahasa yang digunakan dalam
Lebih terperinciANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH
47-51 ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH Asriani, Harunnun Rasyid dan Erfinawati Universitas Serambi Mekkah Email : asrianiusm82@gmail.com Diterima 14 Oktober 2017/Disetujui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa maupun di Pulau Bali, Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan, dan pulaupulau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian dialektologi yang meletakkan titik fokus pada kajian kebervariasian penggunaan bahasa dalam wujud dialek atau subdialek di bumi Nusantara, dewasa ini telah
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialbudaya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialbudaya, merupakan sebuah sistem yang saling terkait satu sama lain. Manusia dalam menjalani kehidupannya
Lebih terperinciANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH
ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH Asriani, S.Pd, M. Pd Dan Erfinawati, S.Pd, M.Pd. Program Studi Pendidikan B.Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciPERBEDAAN STATUS DIALEK GEOGRAFIS BAHASA JAWA SOLO-YOGYA (KAJIAN DIALEKTOLOGI)
PERBEDAAN STATUS DIALEK GEOGRAFIS BAHASA JAWA SOLO-YOGYA (KAJIAN DIALEKTOLOGI) Sri Andayani Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Filsafat, Universitas Panca Marga, Jalan Yos Sudarso Pabean
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN. Studi kasus..., Kartika, FIB UI, 2010.
BAB 5 SIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini: 1. Ditemukan perubahan kosakata di seluruh titik pengamatan di wilayah Kabupaten Bogor. Dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa bervariasi karena anggota masyarakat penutur itu pun beragam. Banyak faktor yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keanekaragaman bahasa merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keanekaragaman bahasa merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Bahasa dalam suatu masyarakat digunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi
Lebih terperinciPemetaan Bahasa di Wilayah Cagar Budaya Betawi Condet: Sebuah Kajian Dialektologi
Pemetaan Bahasa di Wilayah Cagar Budaya Betawi Condet: Sebuah Kajian Dialektologi Diar Luthfi Khairina, Sri Munawarah Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok
Lebih terperinciGEOGRAFI DIALEK BAHASA JAWA PESISIRAN DI DESA PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN
GEOGRAFI DIALEK BAHASA JAWA PESISIRAN DI DESA PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN Apriyani Purwaningsih S2 Ilmu Linguistik Universitas Udayana apriyanipurwa@gmail.com Abstrak: Desa Paciran dipilih sebagai lokasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. biasanya dalam wilayah yang multilingual, dipertentangkan dengan bahasa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan penduduk asli suatu daerah, biasanya dalam wilayah yang multilingual, dipertentangkan dengan bahasa persatuan, bahasa nasional,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengantar Bab ini menjelaskan tentang pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bersosial atau hidup bermasyarakat tidak pernah meninggalkan bahasa, yaitu sarana untuk berkomunikasi satu sama lain. Dengan berbahasa kita memahami apa yang orang
Lebih terperinci: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul
Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu identitas sebuah bangsa demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
1 BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif yang berfungsi untuk mendeskripsikan variasi dialek dan hubungan
Lebih terperinciPERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI
PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciPEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI
PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Variasi leksikal merupakan variasi bahasa yang dapat diketahui dari adanya perbedaan cara pelafalan dan perubahan bentuk dalam suatu bahasa. Seperti pada leksikon [inong]
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA PEMETAAN BAHASA DI KABUPATEN SUMEDANG: SEBUAH KAJIAN DIALEKTOLOGI SKRIPSI. Fitri Nuraeni
UNIVERSITAS INDONESIA PEMETAAN BAHASA DI KABUPATEN SUMEDANG: SEBUAH KAJIAN DIALEKTOLOGI SKRIPSI Fitri Nuraeni 0806466254 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JANUARI 2012 UNIVERSITAS
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM WUJUD KEARIFAN LOKAL DIALEK BAHASA OSING BANYUWANGI JAWA TIMUR BIDANG KEGIATAN PKM PENELITIAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM WUJUD KEARIFAN LOKAL DIALEK BAHASA OSING BANYUWANGI JAWA TIMUR BIDANG KEGIATAN PKM PENELITIAN Diusulkan Oleh: Fachrudin Mahendra Irawan Nopitasari Ahmad Abdul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Bahasa adalah suatu sistem simbol bunyi yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu penelitian
61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu penelitian yang mendeskripsikan apa saja yang saat ini berlaku, khususnya dalam bidang
Lebih terperinci1. Metode dan Teknik Penyediaan Data dalam Penelitian Dialektologi. mengamati, menjelaskan, dan menganalisis suatu fenomena atau data.
MATERI PELATIHAN PENELITIAN DIALEKTOLOG: SEPINTAS TENTANG METODE DAN TEKNIK PENYEDIAAN DAN ANALISIS DATA SERTA METODE PENYAJIAN HASIL ANALISIS DATA 1) Oleh Wahya 2) 1. Metode dan Teknik Penyediaan Data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bagian ini diuraikan (1) lokasi dan subjek penelitian, (2) desain penelitian, (3) metode penelitian, (4) definisi operasional, (5) instrumen penelitian, (6) teknik pengumpulan
Lebih terperinciISOGLOS DIALEK BAHASA JAWA DI PERBATASAN JAWA TENGAH-JAWA TIMUR (Studi Kasus di Kecamatan Giriwoyo, Punung, dan Pringkuku)
ISOGLOS DIALEK BAHASA JAWA DI PERBATASAN JAWA TENGAH-JAWA TIMUR (Studi Kasus di Kecamatan Giriwoyo, Punung, dan Pringkuku) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kajian yang luas. Salah satu bidang kajian tersebut merupakan variasi fonologis. Penelitianpenelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pengiventarisasian bahasa Minangkabau dalam berbagai aspek kebahasaan memang sudah banyak dilakukan oleh para peneliti bahasa. Penelitian mengenai bahasa memiliki kajian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti menggambarkan gejala bahasa di daerah pengamatan berupa variasi
Lebih terperinciDAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS... iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat
1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat menentukan dalam perkembangan kehidupan bangsa Indonesia. Dalam masa perjuangan kemerdekaan, bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 1) Berdasarkan bentuk perbedaan penggunaan bahasa Sunda di Kecamatan Bojong,
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab 4 yang menganalisis bentuk kosakata pokok, korespondensi dan variasi bunyi, deskripsi bahasa daerah di Kecamatan Bojong, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan untuk para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas yang bertuliskan berita-berita dan sebagainya (Sugono ed., 2015:872). Beritaberita dalam surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki status sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang kebanggaan
Lebih terperinciFENOMENA DIFUSI LEKSIKAL UNSUR BAHASA. Wahya*
FENOMENA DIFUSI LEKSIKAL UNSUR BAHASA Wahya* Rizka.cikal@yahoo.com ABSTRACT Linguistics lexical diffusion is a phenomenon that can occur in any language. Lexical diffusion of innovation is an element of
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka karena teori secara nyata dapat dipeoleh melalui studi atau kajian kepustakaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, baik secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, baik secara sosial, budaya, maupun linguistik. Berdasarkan aspek linguistik, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi
Lebih terperinciISTILAH ALAT TEKNOLOGI TRADISIONAL PERTANIAN SAWAH Sunda WULUKU BAJAK DAN PERSEBARANNYA SECARA GEOGRAFIS
ISTILAH ALAT TEKNOLOGI TRADISIONAL PERTANIAN SAWAH Sunda WULUKU BAJAK DAN PERSEBARANNYA SECARA GEOGRAFIS SundaNESE TERM WULUKU PLOW IN RICE FARMING TRADITIONAL TECHNOLOGY AND ITS GEOGRAPHICAL SPREAD Wahya
Lebih terperinciISOGLOS DIALEK BAHASA JAWA DI PERBATASAN JAWA TENGAH-JAWA TIMUR (Studi Kasus di Kecamatan Giriwoyo, Punung, dan Pringkuku)
ISOGLOS DIALEK BAHASA JAWA DI PERBATASAN JAWA TENGAH-JAWA TIMUR (Studi Kasus di Kecamatan Giriwoyo, Punung, dan Pringkuku) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana
Lebih terperinciGEOGRAFI DIALEK BAHASA SUNDA DI KECAMATAN PARUNGPANJANG, KABUPATEN BOGOR (KAJIAN DIALEKTOLOGI SINKRONIS)
GEOGRAFI DIALEK BAHASA SUNDA DI KECAMATAN PARUNGPANJANG, KABUPATEN BOGOR (KAJIAN DIALEKTOLOGI SINKRONIS) Siti Rahmawati Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI Rahmawatisiti747@ymail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh masyarakat umum dengan tujuan berkomunikasi. Dalam ilmu bahasa dikenal dengan
Lebih terperinciSeminar Tahunan Linguistik 2015
Hubungan Bahasa Melayu dengan Bahasa Betawi di Wilayah Condet Diar Luthfi Khairina Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424 khairinadiar@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Informan dan Lokasi Dalam penelitian ini, pengambilan struktur melodik dan struktur temporal bahasa Indonesia yang digunakan oleh penutur asli bahasa Korea dan penutur asli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi tersebut, manusia memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun kelompok. Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa, metode dan media. Unsur ini diperlukan baik dalam pembelajaran bahasa daerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antar sesama. Melalui bahasa manusia dapat mengekspresikan ide dan gagasan yang ada di dalam pikiran. Di dunia ini terdapat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Demikian pula bahasa Jawa juga mengalami perkembangan. Dari bahasa Jawa Kuna berkembang menjadi bahasa Jawa
Lebih terperinciVARIASI DIALEKTAL DALAM MUATAN LOKAL BAHASA MADURA DI JAWA TIMUR. Agusniar Dian Savitri 1 Universitas Negeri Surabaya
VARIASI DIALEKTAL DALAM MUATAN LOKAL BAHASA MADURA DI JAWA TIMUR Agusniar Dian Savitri 1 Universitas Negeri Surabaya Hasil kajian dialektologis dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan, begitupula
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab III pada penelitian ini akan dibahas mengenai metode yang berhubungan dengan penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, sumber data dan data penelitian, prosedur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merantau adalah tipe khusus dari migrasi dengan konotasi budaya tersendiri yang tidak mudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris atau bahasa asing manapun. Merantau
Lebih terperinci