BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Manajemen 1. Data, Informasi dan Sistem Informasi Untuk mendalami sistem informasi manajemen perlu diketahui konsep perbedaan dan keterkaitaan aantara data dan informasi. Menurut Kenneth C. Loudon (2008:16) Informasi berarti data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang memiliki arti dan berguna bagi manusia, sebaliknya, data merupakan sekumpulan fakta mentah yang mewakili kejadian-kejadian yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan fisik organisasi. Data biasanya belum dikelola dan diorganisasikan ke dalam bentuk yang dapat secara efektif dipahami oleh manusia. Terdapat tiga proses dalam sistem informasi yang mengolah data menjadi informasi antara lain: a. Input; merekam dan mengumpulkan data mentah dari dalam maupun luar organisasi; b. Pemrosesan; mengubah data mentah yang berasal dari tahapan input menjadi bentuk yang lebih berarti; c. Output; mengirimkan informasi yang telah diproses tersebut ke pihak-pihak atau aktivitas yang akan menggunakan informasi tersebut. 8

2 9 2. Sistem Informasi Sistem Informasi merupakan suatu penggabungan kumpulan-kumpulan jaringan menjadi satu bentuk output yaitu informasi, dimana kumpulan-kumpulan jaringan tersebut terdiri atas manusia, hardware, software, jaringan komunikasi serta sumber daya utama berupa data yang kemudian akan diolah melalui proses pengumpulan, perubahan sehingga menghasilkan penyebaran informasi dalam suatu organisasi. Menurut Kenneth C. Loudon (2008:52), sistem informasi tidak dapat berjalan tanpa adanya faktor sumber daya pendukung diantaranya adalah: a. Sumber Daya Manusia Ada dua kelompok yang terlibat dalam penggunaan SDM. Pertama, orangorang yang menggunakan sistem informasi seperti akuntan, pelanggan, tenaga penjualan, teknisi, manajer dll. Kebanyakan para pengguna informasi pada organisasi bisnis adalah knowledge workers yaitu orang yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dalam tim dan workgroups dan tentunya menciptakan, menggunakan dan mendistribusikan informasi. Kedua, orang-orang yang mengoperasikan dan mengembangkan sistem informasi seperti analis sistem, pembuat software, operator sistem, dll. Analis sistem mendesain sistem informasi berdasarkan pada permintaan-permintaan informasi yang diinginkan end user, selanjutnya pembuat software menciptakan program komputernya berdasarkan sepesifikasi yang diminta oleh analis sistem dan akhirnya

3 10 operator sistem membantu untuk memonitor dan mengoperasikan sistem dan jaringan komputer tersebut. b. Sumber Daya Perangkat Keras (hardware) Sumber daya hardware meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan dalam pemrosesan informasi yang terdiri atas sistem komputer berupa notebook, desktop, mainframe,dll.dan peralatan pendukung komputer berupa keyboard, mouse, monitor, printer, dll. c. Sumber Daya Perangkat Lunak (software) Sumber daya software merupakan semua rangkaian perintah berupa kodekode bahasa pemrograman komputer dalam rangka pemorosesan informasi. Contoh dari sumber daya ini adalah software sistem merupakan program sistem operasi yang mengendalikan serta mendukung operasi komputer. Software aplikasi merupakan contoh lain yang memprogram pemrosesan langsung bagi pengguna tertentu komputer oleh pemakai akhir berupa persediaan, penggajian, pembukuan, dll. Terakhir prosedur yang merupakan instruksi operasional untuk orang yang akan menggunakan sistem informasi. d. Sumber Daya Data Data lebih daripada hanya bahan baku mentah sistem informasi. Data seharusnya dilihat sebagai sumber daya data yang harus dikelola secara efektif agar dapat memberi manfaat para pemakai akhir dalam sebuah

4 11 organisasi. Sumberdaya data disimpan, diatur, dan diakses oleh berbagai teknologi pengelolaan sumber daya data ke dalam database yang menyimpan data yang telah diproses dan diatur dan dasar pengetahuan yang menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuk. e. Sumber Daya Jaringan Pada sumber daya jaringan lebih menekankan bahwa teknologi komunikasi dan jaringan adalah komponen daya dasar dari semua sistem informasi. Media komunikasi dan dukungan jaringan merupakan contoh dari sumber daya jaringan. Media komunikasi berupa kabel tembaga, fiber optic, gelombang mikro, dll. Kategori dukungan jaringan menekankan bahwa banyak hardware, software, dan teknologi data dibutuhkan untuk mendukung operasi dan penggunaan jaringan yaitu berupa modem, web browser, prosesor antar jaringan, dll. 3. Pendekatan Kontemporer Terhadap Sistem Informasi Menurut Kenneth C. Loudon (2008:29) bidang sistem informasi dapat dilihat dengan beberapa pendekatan yaitu: a. Pendekatan Teknis Menekankan model matematika untuk mempelajari sistem informasi, serta penekanan pada teknologi secara fisik dan kemampuan format dari sistem

5 12 tersebut. Disiplin ilmu yang berkontribusi adalah ilmu komputer, metode kuantitatif, dan riset operasi. b. Pendekatan Prilaku Bagian penting bidang sistem informasi melibatkan isu perilaku yang muncul dalam pengembangan dan pengelolaan jangka panjang dari sistem informasi. Isu seperti integrasi bisnis strategis, perancangan, implementasi, penggunaan, dan manajemen tidak dapat dijelajahi dengan menggunakan model dari pendekatan teknis. Disiplin ilmu mengenai perilaku lainnya berkontribusi pada metode dan konsep penting. Sebagai contoh, ahli sosiologi mempelajari sistem informasi dengan melihat bagaimana kelompok dan organisasi mempengaruhi pengembangan sistem informasi dan juga bagaimana sistem mempengaruhi individu, kelompok dan organisasi. Ahli ekonomi mempelajari sistem informasi dengan ketertarikan dalam memahami proses produksi barang-barang digital, dinamika dari pasar digital, dan pemahaman bagaimana sistem informasi baru mengubah pengawasan dan struktur biaya di dalam perusahaan. Fokus pendekatan ini berkonsentrasi pada perubahan tingkah laku, kebijakan manajemen dan organisasi, dan perilaku.

6 13 c. Pendekatan Sistem Sosioteknis Kinerja optimal organisasi dicapai dengan secara bersama-sama mengoptimalkan sistem sosial dan teknis yang digunakan dalam produksi. Menerapkan perspektif sistem sosioteknis membantu untuk mennghindari pendekatan teknologi murni terhadap sistem informasi. Sebagai contoh, kenyataan bahwa teknologi informasi dapat menurunkan biaya dengan cepat dan pertumbuhan kekuatan tidak begitu saja dengan mudah diterjemahkan menjadi peningkatan produktivitas atau laba. Kenyataan bahwa perusahaan baru saja menginstalasi sistem laporan keuangan perusahaan tidak diartikan begitu saja akan digunakan atau digunakan secara efektif. Sama dengan kenyataan bahwa perusahaan baru saja memperkenalkan prosedur dan proses bisnis baru tidak berarti karyawan akan lebih produktif bila tidak ada invenstasi dalam sistem informasi baru guna memudahkan proses tersebut. 4. Dimensi Informasi Pengembangan sistem informasi mempertimbangkan empat dimensi dasar informasi. Keempat dimensi yang diinginkan ini akan menambah nilai dari informasi tersebut. Menurut McLeod (2007:43) keempat dimensi itu adalah : a. Relevansi. Informasi memiliki relevansi jika informasi tersebut berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Pengguna seharusnya dapat memilih data yang diperlukan tanpa harus melewati dahulu sejumlah fakta-fakta yang tidak

7 14 berhubungan. Data yang relevan dengan pengambilan keputusan yang akan diambil saja yang akan disebut sebagai informasi. b. Akurasi. Seluruh informasi pada kondisi ideal seharusnya akurat. Data yang tidak akurat tidak dapat menjadi informasi melainkan sesuatu yang menyesatkan dan antiproduktif dengan pengambilan keputusan. c. Ketepatan Waktu. Informasi hendaknya tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum situasi mendesak berkembang dan informasi tersebut tidak berguna. Pengguna informasi hendaknya mendapatkan informasi pada saat informasi tersebut benarbenar dibutuhkan dan kebutuhan pengguna tersebut merepresentasikan situasi pada saat ini. Informasi yang diperoleh setelah keputusaan diambil tidak memiliki nilai manfaat. d. Kelengkapan. Para pengguna hendaknya dapat memperoleh informasi yang menyajikan gambaran lengkap atas suatu kondisi dan solusinya. Namun, sistem tidak boleh membanjiri pengguna dengan lautan informasi yang tidak relevan. Suatu pemanggilan informasi dibutuhkan untuk menautkan suatu perintah pemanggilan informasi yang dibutuhkan saja. Informasi harus lengkap dan tepat untuk mendukung keputusan yang akan diambil pengguna.

8 15 5. Dimensi Sistem Informasi Untuk memahami sistem informasi kita perlu memperhatikan tiga dimensi yang lebih luas dari sistem itu sendiri. Dimensi tersebut antara lain: a. Organisasi Sistem informasi merupakan bagian yang terpisahkan dari organisasi. Bahkan untuk beberapa organisasi, kegiatan utamanya adalah sistem informasi itu sendiri. Elemen kunci dari organisasi adalah sumber daya manusia di dalamnya, struktur, proses bisnis,politik dan budaya organisasi. Seluruh elemen organisasi memiliki potensi konflik masing-masing. Sistem informasi hadir untuk mengatasi konflik-konflik tersebut. b. Manajemen Tugas manajemen adalah untuk berusaha memahami kadaan yang dihadapi perusahaan, mengambil keputusan, merumuskan rencana kegiatan untuk memecahkan konflik dalam organisasi. Bagian penting dari manajemen adalah menggunakan sistem informasi untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam mengambil keputusan yang tepat dalam organisasi. c. Teknologi Teknologi informasi diperlukan manajemen untuk semakin efektif mengolah sistem informasi. Teknologi mutakhir terus berkembang dan semakin memerlukan concern managemen. Piranti lunak yang semakin canggih mutlak diperlukan sehinggan informasi semakin cepat dan tepat diperoleh. Tampilan yang semakin user friendly diperlukan sehingga menambah nilai jual dari

9 16 informasi tersebut. Jaringan data diperlukan untuk mempercepat lalu lintas pergerakan data sehingga dapat diolah sistem dan menghasilkan informasi yang berguna bagi manajemen. 6. Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sistem Informasi Manajemen dibentuk supaya organisasi memiliki suatu sistem yang dapat diandalkan dalam mengelola data dan informasi yang bermanfaat bagi operasionalisasi organisasi tersebut. SIM merangkum dan melaporkan operasi dasar perusahaan menggunakan data yang disediakan sistem pemrosesan transasksi. Output yang dihasilkan SIM berupa laporan mingguan, bulanan dan tahunan sehingga memudahkan top manajer dalam memberikan keputusan vital bagi organisasi. Informasi pada SIM dihasilkan melalui dua jenis perangkat lunak (McLeod & Schell, 2007:22). Pertama, melalui perangkat lunak penulis laporan yang menghasilkan laporan periodik dan laporan khusus. Kedua, model matematika, menghasilkan informasi sebagai hasil simulasi operasioanal perusahaan yang diperoleh dari bahasa pemprograman. Hal ini dilakukan agar pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

10 17 B. Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Keuangan Barang Milik Negara (SIMAK BMN) SIMAK BMN merupakan sistem terpadu yang merupakan gabungan prosedur manual dan komputerisasi dalam rangka menghasilkan data transaksi untuk mendukung penyusunan neraca. Di samping itu, SIMAK BMN menghasilkan Buku Barang (BB), Laporan BMN (LBMN), dan berbagai kartu yang berguna untuk menunjang fungsi pengelolaan BMN. Penerapan komputerisasi dalam pelaksanaan akuntansi BMN dibantu dengan perangkat lunak (software) SIMAK BMN yang memungkinkan penyederhanaan dalam proses manual dan mengurangi tingkat kesalahan manusia (human error) dalam pelaksanaannya. 1. Barang Milik Negara Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara, barang adalah bagian dari kekayaan yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai/dihitung/diukur/ditimbang/ dan dinilai, tidak termasuk uang dan surat berharga. Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004, Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Tidak termasuk dalam pengertian BMN adalah barang-barang yang dikuasai dan atau dimiliki oleh: a. Pemerintah Daerah (sumber dananya berasal dari APBD termasuk yang sumber dananya berasal dari APBN tetapi sudah diserahterimakan kepada pemerintah Daerah).

11 18 b. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang terdiri dari: 1) Perusahaan Perseroan 2) Perusahaan Umum c. Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah 2. Penatausahaan Barang Milik Negara Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara, Penatausahaan BMN adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan BMN sesuai ketentuan yang berlaku. a) Pembukuan Pembukuan adalah kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMN ke dalam Daftar Barang yang ada pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang. Maksud pembukuan adalah agar semua BMN yang berada dalam penguasaan Pengguna Barang dan yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang tercatat dengan baik. b) Inventarisasi Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan BMN. Maksud inventarisasi adalah untuk mengetahui jumlah dan nilai serta kondisi BMN yang sebenarnya, baik yang

12 19 berada dalam penguasaan Pengguna Barang maupun yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang. c) Pelaporan Pelaporan adalah kegiatan penyampaian data dan informasi yang dilakukan oleh unit pelaksana penatausahaan BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang. Maksud pelaporan adalah agar semua data dan informasi mengenai BMN dapat disajikan dan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan dengan akurat guna mendukung pelaksanaan pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan BMN dan sebagai bahan penyusunan Neraca Pemerintah Pusat. 3. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) Sistem Akuntansi Pemerintah Pust (SAPP) adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulna data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat. SAPP memiliki 2 (dua) subsistem, yaitu Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). SA-BUN dilaksanakan oleh Departemen Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Selanjutnya, SA-BUN memiliki 7 (tujuh) subsistem, yaitu SiAP (Sistem Akuntansi Pusat) yang terdiri Sistem Akuntansi Umum (SAU) dan Sistem Akuntansi Kas Negara (SAKUN),

13 20 SAUP&H (Sistem Akuntansi Utang dan Hibah), SA-IP (Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah), SA-PP (Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman), SA-TD (Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah), SA-BL (Sistem Akuntansi Badan Lainnya dan SA- BAPP (Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan). SiAp dilaksanakan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (Chief Financial Officer). SAI memiliki 2 (dua) subsitem, yaitu Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Keuangan (SIMAK) BMN. SAI dilaksanakan oleh Menteri /Ketua Lembaga Teknis selaku Chief Operational Officer (COO). Gambar 2.1. Posisi SAK dan SABMN (SIMAK BMN) dalam SAPP DJKN SAPP SAI SA-BUN SAK SABMN (SIMAK- BMN) SIAP SAUP&H SA-IP SA-PP SA-TD SA-BL SABAPP SAKUN SAU (sumber : Peraturan Menteri Keuangan RI No.171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat) SAK digunakan untuk memproses transaksi anggaran dan realisasinya, sehingga menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran. SIMAK BMN memproses transaksi

14 21 perolehan, perubahan dan penghapusan BMN untuk mendukung SAK dalam rangka menghasilkan Laporan Neraca. Di samping itu, SIMAK BMN menghasilkan berbagai laporan, buku-buku, serta kartu-kartu yang memberikan informasi manajerial dalam pengelolaan BMN. 4. BMN dalam SAPP Dalam akuntansi pemerintahan, BMN merupakan bagian dari aset pemerintah pusat yang berwujud. Aset pemerintah adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomui dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. BMN tercakup dalam aset lancar dan aset tetap. Klasifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam BMN adalah: a. Aset lancar Aset lancar adalah aset yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Bagian aset lancar dalam BMN adalah Persediaan. Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan

15 22 yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. b. Aset tetap Sedangkan aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin; gedung dan bangunan; jalan, irigasi dan jaringan; aset tetap lainnya dan konstruksi dalam pengerjaan. c. Aset lainnya Aset lainnya merupakan aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah sehingga tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya. d. Aset bersejarah Aset bersejarah merupakan aset tetap yang mempunyai ketetapan hukum sebagai aset bersejarah dikarenakan kepentingan budaya, lingkungan dan sejarah. Secara tersurat, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 menyatakan bahwa dalam pengelolaan keuangan di Kementrian Negara/Lembaga dikenal adanya Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran di satu pihak, serta Pengguna Barang dan

16 23 Kuasa Pengguna Barang di pihak yang lain. Dalam rangka pertanggungjawaban, Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran melaksanakan akuntansi keuangan. Sedangkan Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang melaksanakan Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Keuangan Barang Milik Negara (SIMAK BMN). Dalam prakteknya, sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi barang dilaksanakan secara simultan dalam rangka menyusun laporan pertanggungjawaban, juga memberikan berbagai informasi dalam rangka pengelolaan barang. Oleh karena itu, keluaran SIMAK BMN juga memberikan manfaat kepada Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang dalam tugas-tugas manajerialnya. 5. Konsep Dasar SIMAK BMN Untuk memudahkan pemahaman tentang SIMAK BMN berikut dijabarkan konsep dasar yang terkait: a) Klasifikasi BMN Untuk memudahkan identifikasi, maka setiap BMN diklasifikasikan dengan cara tertentu sehingga memberikan kemudahan dalam pengelolaannya. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97/PMK.06./2007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara sebagai pengganti Keputusan Menteri Keuangan Nomor 18/KMK.018/1999 tentang Klasifikasi dan Kodefikasi Barang Inventaris Milik/Kekayaan Negara

17 24 membagi BMN dalam klasifikasi Golongan, Bidang, Kelompok, Sub Kelompok, dan Sub-sub kelompok. b) Pengkodean BMN Untuk memudahkan pencatatan dan pengendalian, BMN selain diberikan identifikasi berupa nama, juga diberikan identifikasi dalam bentuk kode. Pemberian kode BMN sepenuhnya mengacu pada PMK Nomor 97/PMK.6/2007. Untuk memberikan identitas, BMN diberikan nomor kode barang (ditambah nomor urut pendaftarannya) dan kode lokasi (ditambah tahun perolehannya). c) Tabel Kode Barang Setiap BMN dibukukan dengan mengacu pada kode BMN yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara. d) Kondisi BMN Kondisi BMN dapat dikategorikan dalam 3 (tiga) variasi yaitu Baik (B), Rusak Ringan (RR) dan Rusak Berat (RB), untuk kategori barang bergerak dapat diterangkan sebagai berikut : 1) Baik (B) : Apabila kondisi barang tersebut masih dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik.

18 25 2) Rusak Ringan (RR) : Apabila barang tersebut masih dalam keadaan utuh tetapi kurang berfungsi dengan baik. Untuk berfungsi dengan baik memerlukan perbaikan ringan dan tidak memerlukan penggantian bagian utama/ komponen pokok. 3) Rusak Berat (RB) : Apabila kondisi barang tersebut tidak utuh dan tidak berfungsi lagi atau memerlukan perbaikan besar/ penggantian bagian utama/komponen pokok, sehingga tidak ekonomis lagi untuk diadakan perbaikan/rehabilitasi. e) Buku Barang Buku Barang adalah peranti akuntansi BMN yang digunakan untuk mencatat mutasi BMN secara berkesinambungan dan disusun untuk setiap sub-sub kelompok BMN. Buku Barang Intrakomtabel digunakan untuk mencatat BMN non Persediaan dan non Konstruksi Dalam Pengerjaan yang memenuhi syarat kapitalisasi. Buku Barang Ekstrakomtabel digunakan untuk mencatat BMN non Persediaan dan non Konstruksi Dalam Pengerjaan yang tidak memenuhi syarat kapitalisasi. f) Buku Barang Bersejarah Buku Barang Bersejarah adalah peranti akuntansi BMN yang digunakan untuk mencatat mutasi BMN berupa barang bersejarah secara berkesinambungan.

19 26 g) Laporan Barang Milik Negara (LBMN) LBMN adalah laporan yang menyajikan posisi BMN pada awal dan akhir suatu periode serta mutasi BMN yang terjadi selama periode tersebut. Laporan BMN Intrakomtabel digunakan untuk melaporkan BMN non Persediaan dan non Konstruksi Dalam Pengerjaan yang memenuhi syarat kapitalisasi. Laporan BMN Ekstrakomtabel digunakan untuk melaporkan BMN non Persediaan dan non Konstruksi Dalam Pengerjaan yang tidak memenuhi syarat kapitalisasi. h) Catatan Ringkas BMN (CRBMN) CRBMN adalah deskripsi yang menjelaskan BMN yang dikuasai Unit Organisasi Akuntansi BMN, berguna untuk mendukung penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). i) Daftar Barang Ruangan (DBR) DBR adalah kartu yang memuat data BMN yang berada pada suatu ruangan yang berguna untuk mengontrol BMN yang bersangkutan. j) Kartu Inventaris Barang (KIB) KIB adalah kartu yang memuat data BMN yang digunakan mengontrol BMN berupa Tanah, Gedung, Alat Angkutan Bermotor, serta Senjata Api.

20 27 k) Daftar Barang Lainnya (DBL) DBL adalah kartu yang memuat data BMN yang digunakan untuk mengontrol BMN yang tidak termasuk yang di-kib-kan atau di-dir-kan. 6. Prinsip-prinsip Dasar dalam SIMAK BMN SIMAK BMN diselenggarakan oleh organisasi Akuntansi BMN dengan prinsipprinsip: a. Ketaatan SIMAK BMN diselenggarakan sesuai peraturan perundang-undangan dan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Apabila prinsip akuntansi bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, maka yang diiikuti adalah ketentuan perundang-undangan. b. Konsistensi SIMAK BMN dilaksanakan secara berkesinambungan sesuai dengan peraturan yang berlaku. c. Kemampubandingan SIMAK BMN menggunakan klasifikasi standar sehingga menghasilkan laporan yang dapat dibandingkan antar periode akuntansi. d. Materialitas SIMAK BMN dilaksanakan dengan tertib dan teratur sehingga seluruh informasi yang mempengaruhi keputusan dapat diungkapkan.

21 28 e. Obyektif SIMAK BMN dilakukan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. f. Kelengkapan SIMAK BMN mencakup seluruh transaksi BMN yang terjadi. C. Kerangka Pemikiran Sistem Akuntansi yang berlaku dalam satu Kementerian/Lembaga adalah Sistem Akuntansi Instansi. Sistem Akuntansi Instansi merupakan sistem akuntansi yang berlaku pada instansi pengguna anggaran. Sistem Akuntansi Instansi terdiri dari dua sistem yaitu sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi barang milik negara. Sistem akuntansi keuangan meliputi seluruh transaksi keuangan dalam satu instansi, sedangkan sistem akuntansi barang milik negara meliputi pengelolaan barang milik negara di satu instansi. Output dari sistem akuntansi instansi yang dihasilkan adalah laporan keuangan instansi yang terdiri dari catatan atas laporan keuangan, laporan realisasi anggaran, neraca dan laporan barang milik negara. Keterkaitan antara sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi barang terjadi dalam penyusunan neraca, di mana aset yang dilaporkan dalam neraca di antaranya adalah barang-barang milik negara yang informasinya diperoleh dari laporan barang milik negara yang disusun melalui sistem akuntansi barang milik

22 29 negara yang pada saat ini dihasilkan oleh aplikasi sistem informasi dan manajemen akuntansi barang milik negara (SIMAK BMN). Dari uraian di atas dapat disimpulkan pentingnya aplikasi SIMAK BMN sebagai pendukung sistem dalam menyajikan informasi mengenai barang milik negara dalam laporan keuangan, dalam hal ini neraca. Selain itu SIMAK BMN berperan dalam pengelolaan barang milik negara, karena di samping mempunyai fungsi pencatatan, SIMAK BMN berperan sebagai alat bantu manajemen dalam mengelola barang milik negara. Dengan demikian penulis menguraikan analisis penatausahan barang milik negara melalui penggunaan SIMAK BMN sebagai bagan penyusunan neraca.

BARANG MILIK NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

BARANG MILIK NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT 5 BAB II BARANG MILIK NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI Bab ini membahas pengertian Barang Milik Negara, Cakupan Barang Milik Negara, dan kedudukannya dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP). Secara

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI

Lebih terperinci

APLIKASI SIMAK BMN. A. Pendahuluan. B. Standar Kompetensi

APLIKASI SIMAK BMN. A. Pendahuluan. B. Standar Kompetensi APLIKASI SIMAK BMN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI A. Pendahuluan Pusdikmin Lemdiklat Polri merupakan lembaga pendidikan Polri yang menyelenggarakan pendidikan di bidang pembinaan. Salah satu jenis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Barang Milik Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Barang Milik Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Barang Milik Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Pada UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dinyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA BAGIAN ANGGARAN 5.4 SEMESTER I TAHUN 216 I. Pendahuluan CATATAN

Lebih terperinci

mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dimiliki oleh Pemerintah, dan dapat diukur dalam satuan uang, termasuk

BAB II LANDASAN TEORI. dimiliki oleh Pemerintah, dan dapat diukur dalam satuan uang, termasuk 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aset 2.1.1. Pengertian aset Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), aset adalah sumber daya yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan/atau sosial yang dikuasai dan/atau

Lebih terperinci

ASEP BUDI SAPUTRA AKUNTANSI KOMPUTER

ASEP BUDI SAPUTRA AKUNTANSI KOMPUTER ASEP BUDI SAPUTRA 45209071 AKUNTANSI KOMPUTER PROSEDUR PENCATATAN DAN PELAPORAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA (BMN) TINGKAT ESELON I BADAN PPSDM KESEHATAN MENGGUNAKAN APLIKASI SIMAK-BMN Barang merupakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.894, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Istem Akuntansi. Pelaporan Keuangan. Pemerintah Pusat. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.05/2011 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 233/PMK.05/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 233/PMK.05/2011 TENTANG 1 of 15 12/22/2015 3:53 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.05/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171/PMK.05/2007

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN II : TATA CARA PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN LAMPIRAN II : TATA CARA PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA LAMPIRAN II : TATA CARA PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA A. Pengertian dan maksud pembukuan Pembukuan adalah kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMN ke dalam Daftar Barang yang ada pada Kementerian Sosial.

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKUNTANSI - BARANG MILIK NEGARA (SIMAK-BMN) PADA RSUP.DR SARDJITO YOGYAKARTA

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKUNTANSI - BARANG MILIK NEGARA (SIMAK-BMN) PADA RSUP.DR SARDJITO YOGYAKARTA MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKUNTANSI - BARANG MILIK NEGARA (SIMAK-BMN) PADA RSUP.DR SARDJITO YOGYAKARTA Makalah ini Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Konsep Sistem Informasi Dosen Pembina: Putri

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf

Lebih terperinci

BAGAN ALIR DATA BMN LAP. MANAJERIAL LAINNYA SABMN KONVERSI SIMAKBMN SAKPA LAP. BMN NERACA PERSEDIAAN KONVERSI

BAGAN ALIR DATA BMN LAP. MANAJERIAL LAINNYA SABMN KONVERSI SIMAKBMN SAKPA LAP. BMN NERACA PERSEDIAAN KONVERSI APLIKASI SIMAK-BMN SIMAK-BMN merupakan subsistem dari SAI yang merupakan rangkaian prosedur yang saling berhubungan untuk mengolah dokumen sumber dalam rangka menghasilkan informasi untuk penyusunan neraca

Lebih terperinci

PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA Oleh: Mukhtaromin (Widyaiswara Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan) A. Pendahuluan Penyelenggaraan pemerintahan negara yang efektif dan efisien sangat membutuhkan tersedianya

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA BAGIAN ANGGARAN 005.01 SEMESTER I TAHUN 2016 I. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dinyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hal dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara sebagaimana tercantum juga dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 120/PMK.06/2007 tentang

Lebih terperinci

50 BAB VII PENUTUP BAB VII PENUTUP A. RANGKUMAN

50 BAB VII PENUTUP BAB VII PENUTUP A. RANGKUMAN 50 BAB VII PENUTUP BAB VII PENUTUP A. RANGKUMAN Setelah diuraikan mengenai Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara dalam kerangka Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat beserta kebijakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Sistem Akuntansi. Keuangan. Pelaporan. Tentara Nasional Indonesia.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Sistem Akuntansi. Keuangan. Pelaporan. Tentara Nasional Indonesia. No.89, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Sistem Akuntansi. Keuangan. Pelaporan. Tentara Nasional Indonesia. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM AKUNTANSI

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BAGIAN ANGGARAN 005.01 BADAN URUSAN ADMINISTRASI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PENGADILAN AGAMA TANGERANG opentbs1 LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN AGAMA

Lebih terperinci

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Sistem akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai

Lebih terperinci

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN BARANG MILIK NEGARA Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2016 TAHUN ANGGARAN 2016 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MAGETAN Jl. Karya Dharma No. 70 Magetan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

BAHAN AJAR PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA BAHAN AJAR PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA DTSS Pengelolaan Barang Milik Negara (Bagi Pengguna Barang) Tahun 2016 Maret 2016 Oktavia E P Pusdiklat KNPK [TYPE THE COMPANY ADDRESS] A. Pembukuan BMN Penatausahaan

Lebih terperinci

Laporan Barang Kuasa Pengguna Balai Besar Keramik Semester I Tahun Anggaran 2016

Laporan Barang Kuasa Pengguna Balai Besar Keramik Semester I Tahun Anggaran 2016 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA SEMESTERAN PERIODE SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016 I. PENDAHULUAN a) Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Whitten, Bentley, & Dittman pada bukunya yang berjudul Systems Analysis and Design Methods (2004), sistem informasi adalah serangkaian prosedur, metode,

Lebih terperinci

Pertanggungjawaban Barang Milik Negara pada Kementerian Negara/Lembaga

Pertanggungjawaban Barang Milik Negara pada Kementerian Negara/Lembaga SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA Pertanggungjawaban Barang Milik Negara pada Kementerian Negara/Lembaga DASAR HUKUM Undang Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang-undang

Lebih terperinci

RANGKUMAN TUGAS AKHIR

RANGKUMAN TUGAS AKHIR APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA (SIMAK- BMN) BERUPA ASET TETAP PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA JAWA TIMUR RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : CITA

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA BAGIAN ANGGARAN 005.04 SEMESTER II TAHUN2016 I. Pendahuluan

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan 1 Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan Disampaikan oleh: Mohamad Hardi, Ak. MProf Acc., CA Inspektur I Kementerian Ristek Dikti Pada Rapat Koordinasi Pengawasan 2 Februari 2017 1. PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT ABSTRAK

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT ABSTRAK LAMPIRAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /KM.6/2013 TENTANG MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS

Lebih terperinci

Laporan Barang Kuasa Pengguna Balai Besar Logam dan Mesin Tahun Anggaran 2017

Laporan Barang Kuasa Pengguna Balai Besar Logam dan Mesin Tahun Anggaran 2017 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN PERIODE TAHUN ANGGARAN 2017 I. PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM a) Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; b) Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 233/PMK.05/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 233/PMK.05/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 233/PMK.05/2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171/PMK.05/2007 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN BARANG MILIK NEGARA Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 TAHUN ANGGARAN 2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MAGETAN Jl. Karya Dharma No. 70 Magetan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.05/2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.05/2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT 1 of 18 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.05/2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR... TENTANG MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK. 06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK. 06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK. 06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT Menimbang: bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf o Undang-undang

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA

BAB IV PROSEDUR AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA 29 BAB IV PROSEDUR AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA BAB IV PROSEDUR AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA Bab ini membahas prosedur akuntansi BMN dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP). SIMAK-BMN

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI Sesi 6: SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun LKPP untuk disampaikan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN PERIODE 31 Desember 2017

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN PERIODE 31 Desember 2017 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN PERIODE 31 Desember 2017 I. PENDAHULUAN 1. DASAR HUKUM a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; b. Undang-Undang

Lebih terperinci

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BAGIAN ANGGARAN 5.1 BADAN URUSAN ADMINISTRASI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA opentbs1 LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN MILITER UTAMA SEMESTER_I TAHUN_213 BAGIAN

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA BAGIAN ANGGARAN 5.1 SEMESTER II TAHUN216 I. Pendahuluan a.

Lebih terperinci

Laporan Barang Kuasa Pengguna Balai Besar Keramik Semester II Tahun Anggaran 2016

Laporan Barang Kuasa Pengguna Balai Besar Keramik Semester II Tahun Anggaran 2016 bcatatan ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA SEMESTERAN PERIODE SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016 I. PENDAHULUAN a) Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

Lebih terperinci

TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebelum berlakunya paket Undang-undang di bidang keuangan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebelum berlakunya paket Undang-undang di bidang keuangan Negara, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebelum berlakunya paket Undang-undang di bidang keuangan Negara, ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku mengharuskan pertanggungjawaban pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan hingga mewujudkan suatu negara. Negara tersebut memiliki kekayaan alam

BAB 1 PENDAHULUAN. dan hingga mewujudkan suatu negara. Negara tersebut memiliki kekayaan alam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu Negara yang merupakan cakupan serangkaian wilayah yang telah ditentukan secara teori dan praktikal pastinya terdiri dari kekayaan alam, manusiawi dan struktur

Lebih terperinci

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BAGIAN ANGGARAN 005.04 BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA opentbs1 LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN TINGGI AGAMA BANTEN 005.04.2900.440713.000-KD

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.530, 2013 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Akuntansi. Pelaporan. Keuangan. Sistem. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN

Lebih terperinci

CATATAN RINGKAS BARANG MILIK NEGARA TA. 2016

CATATAN RINGKAS BARANG MILIK NEGARA TA. 2016 CATATAN RINGKAS BARANG MILIK NEGARA TA. 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2017 I. PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM bcatatan ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BAGIAN ANGGARAN 005.04 BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA opentbs1 LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN AGAMA WONOSARI SEMESTER_I TAHUN_2013

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana BPK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana BPK BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Organisasi 1. Analisis Organisasi BPK RI Berdasarkan Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut A.Hall definisi sistem sebagai berikut : A Sistem is group of two

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut A.Hall definisi sistem sebagai berikut : A Sistem is group of two BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Akuntansi Pemerintah 1. Pengertian Sistem Akuntansi Menurut A.Hall definisi sistem sebagai berikut : A Sistem is group of two or more interrelated components or subsistems

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dalam beberapa dekade terakhir membawa implikasi terhadap hampir semua sektor. Pengaruh signifikan dari teknologi dirasakan dengan terjadinya

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA Gedung Syafrudin Prawiranegara Lantai 10 Utara Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta 10710 Telepon : 3449230 (7 saluran),

Lebih terperinci

Lampiran I Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : 45/Menhut/II/2008 Tanggal : 5 Agustus 2008 PEDOMAN PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Lampiran I Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : 45/Menhut/II/2008 Tanggal : 5 Agustus 2008 PEDOMAN PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA Lampiran I Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : 45/Menhut/II/2008 Tanggal : 5 Agustus 2008 PEDOMAN PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai pelaksanaan dari ketentuan

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI PMK 76 /PMK.05/2008 tentang PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENIMBANG (a) dalam rangka pelaksanaan pengembangan dan penerapan sistem akuntansi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Jalan Jenderal Sudirman, Gedung D, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 57946100; Faksimile (021) 57946109 Laman http://www.ristekdikti.go.id SURAT EDARAN

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN AGAMA SOE BAGIAN ANGGARAN 005.04 I TAHUN 2016 I. Pendahuluan a. Dasar Hukum 1.

Lebih terperinci

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BAGIAN ANGGARAN 5.5 BADAN PERADILAN MILITER DAN TATA USAHA NEGARA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA opentbs1 LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN MILITER UTAMA SEMESTER_I

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BARANG MILIK NEGARA LINGKUP BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BBP2TP) BOGOR

PROSEDUR PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BARANG MILIK NEGARA LINGKUP BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BBP2TP) BOGOR PROSEDUR PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BARANG MILIK NEGARA LINGKUP BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BBP2TP) BOGOR Nama : Emilya Octaviana NPM : 52213898 Pembimbing : Iman Murtono

Lebih terperinci

PENGANTAR SISTEM INFORMASI KOMPONEN SISTEM INFORMASI. Hendri Sopryadi,M.T.I 10/12/2011 KOMPONEN SISTEM INFORMASI. Hendri Sopryadi,M.T.

PENGANTAR SISTEM INFORMASI KOMPONEN SISTEM INFORMASI. Hendri Sopryadi,M.T.I 10/12/2011 KOMPONEN SISTEM INFORMASI. Hendri Sopryadi,M.T. PENGANTAR SISTEM INFORMASI Hendri Sopryadi,M.T.I Hendri Sopryadi,M.T.I KOMPONEN SISTEM INFORMASI Hendri Sopryadi,M.T.I Hendri Sopryadi,M.T.I KOMPONEN SISTEM INFORMASI KOMPONEN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN AGAMA WATAMPONE BAGIAN ANGGARAN 005.01 SEMESTER I TAHUN2016 I. Pendahuluan CATATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reformasi dalam bidang keuangan yang ditandai dengan lahirnya Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018 GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLAAN AIR LIMBAH DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Fungsi-fungsi Aplikasi SIMAK-BMN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Fungsi-fungsi Aplikasi SIMAK-BMN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Departemen Teknik Industri dan Mesin (DTMI) UGM, sebagai salah satu bagian dari instansi pendidikan Universitas Gadjah Mada, saat ini memiliki berbagai

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA opentbs1 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIT AKUNTANSI

BAGIAN ANGGARAN BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA opentbs1 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIT AKUNTANSI BAGIAN ANGGARAN 005.04 BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA opentbs1 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIT AKUNTANSI PEMBANTU PENGGUNA BARANG WILAYAH PENGADILAN TINGGI AGAMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA LAPORAN BARANG PEMBANTU PENGGUNA WILAYAH UNIT AKUNTANSI PEMBANTU PENGGUNA BARANG WILAYAH PENGADILAN TINGGI YOGYAKARTA BAGIAN ANGGARAN 005.03 SEMESTER II TAHUN2014

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA TAHUN 2015

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA TAHUN 2015 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH TINGKAT SATUAN KERJA CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA TAHUN 2015 Nomor : LAP-33/PW11/1/2016 Tanggal : 1 Februari 2016 Jalan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA TATACARA PROSEDUR KONVERSI PENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARA DARI PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 97/PMK.06/2007 KE PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 29/PMK.06/2010 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

APLIKASI PERSEDIAAN BARANG MILIK NEGARA

APLIKASI PERSEDIAAN BARANG MILIK NEGARA MODUL 01 APLIKASI PERSEDIAAN BARANG MILIK NEGARA 26 JP (1.170 menit) Pengantar Dalam bagian ini dibahas materi tentang dasar hukum, pengertian,latar belakang, cakupan, Aplikasi, dokumen sumber, output

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.05/2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BARANG PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERIODE TAHUN ANGGARAN 2013

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERIODE TAHUN ANGGARAN 2013 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERIODE TAHUN ANGGARAN 2013 I. PENDAHULUAN A. Dasar Hukum 1. Undang- Undang Nomor. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo No.847, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. PSAK. Poltekpel. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 63 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN POLITEKNIK PELAYARAN

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Bab TRANSAKSI

Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Bab TRANSAKSI Bab 3 TRANSAKSI Daftar BMN Tahun Lalu Saldo Awal BMN Perolehan BMN Perubahan BMN Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Penghapusan BMN Penghentian BMN dari Penggunaan Kartu Identitas Barang Catatan Mutasi

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT I. PENDAHULUAN I.1. Umum Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. PSAK. Politeknik. Ilmu Pelayaran. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN SISTEM AKUNTANSI

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

A. DASAR-DASAR KEBIJAKAN TENTANG KEUANGAN

A. DASAR-DASAR KEBIJAKAN TENTANG KEUANGAN A. DASAR-DASAR KEBIJAKAN TENTANG KEUANGAN 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tanggal 5 April 2003, tentang Keuangan Negara. 2. Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tanggal 14 Januari 2004,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Menurut Mulyadi (2016: 4), Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG PENATAUSAHAAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1. Aset Lancar

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1. Aset Lancar Aset Lancar Rp287.181.100,00 C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1. Aset Lancar Nilai Aset Lancar per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masingmasing sebesar Rp287.181.100,00 dan Rp86.787.400,00.

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA (CALBMN) AUDITED UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) UNIVERSITAS BENGKULU TA.

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA (CALBMN) AUDITED UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) UNIVERSITAS BENGKULU TA. KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BENGKULU Jalan W.R. Supratman, Kandang Limun Bengkulu 38371A Telpon (0736) 21170, 26793 Faksimile (0736) 20815 Laman : //www.unib.ac.id e-mail

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA SEMESTER II PERIODE 31 DESEMBER 2015 TAHUN 2015

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA SEMESTER II PERIODE 31 DESEMBER 2015 TAHUN 2015 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA SEMESTER II PERIODE 31 DESEMBER 2015 TAHUN 2015 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN-SMAK MAKASSAR PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya reformasi birokrasi pemerintahan maka seluruh hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya reformasi birokrasi pemerintahan maka seluruh hal-hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya reformasi birokrasi pemerintahan maka seluruh hal-hal yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintah dituntut untuk dapat menjalankan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne No.532, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Likuidasi Entitas Akuntansi. Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48

Lebih terperinci

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Pengadilan Tinggi Agama Kupang Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis Tahun 2014 merupakan bagian dari rencana strategis

Lebih terperinci

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BAGIAN ANGGARAN 005.01 BADAN URUSAN ADMINISTRASI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA opentbs1 LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN AGAMA BANTAENG SEMESTER_II TAHUN_2013

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG 9 5 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN DAERAH DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER

Lebih terperinci

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BAGIAN ANGGARAN 005.04.2900.440713.000-KD BADAN URUSAN ADMINISTRASI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA opentbs1 LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN TINGGI AGAMA BANTEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Barang Milik Daerah Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007, Barang Milik Daerah (BMD) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem informasi Akuntansi Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma), artinya suatu kesatuan komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN FAKTA. Sumatera Utara dan Aceh dengan membentuk Yayasan USU dan mendirikan

BAB II DATA DAN FAKTA. Sumatera Utara dan Aceh dengan membentuk Yayasan USU dan mendirikan BAB II DATA DAN FAKTA A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi USU (USU) diprakarsai oleh pemuka masyarakat Sumatera Utara dan Aceh dengan membentuk Yayasan USU dan mendirikan Fakultas Kedokteran pada 20 Agustus

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG 1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK

Lebih terperinci