BAB 2 LANDASAN TEORI
|
|
- Leony Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Diagram Pareto Berdasarkan Stan (2010) pada tahun 1906, seorang ekonom Italia bernama Vilfredo Pareto membuat sebuah rumus matematika untuk menjelaskan distribusi yang tidak seimbang kekayaan di negaranya, diketahui bahwa 20% dari populasi Negara Italia menguasai sekitar 80% dari total kekayaan negara tersebut. Pada akhir 1940 Dr. Joseph M. Juran menghubungkan sebuah prinsip 80/20 kepada prinsip Pareto, dan menyebutnya sebagai prinsip Pareto. Nilai dari prinsip Pareto adalah untuk berfokus kepada 20% kepada masalah yang menghasilkan 80% dari hasil akhir. Dengan berfokus dalam menyelesaikan 20% masalah tersebut maka akan menimbulkan efiensi waktu dan biaya untuk mendapatkan hasil sebesar 80%. 2.2 Jenis Permintaan Jenis permintaan ada 2 yaitu permintaan yang dependen dan indenpenden. 1. Permintaan Dependen Menurut Rushton, Croucher, & Baker (2014), permintaan yang dependen merupakan permintaan suatu barang yang secara langsung berhubungan dengan barang yang lain. Biasanya. jenis permintaan ini terdapat pada barang mentah atau raw material, komponen, dan subperakitan. Karena hal tersebut, ada batasan persyaratan untuk meramalkan permintaan pada elemen-elemen sebagai kebutuhan aktual yang secara langsung berhubungan dengan finished goods. 2. Permintaan Independen Menurut Toomey (2012), permintaan independen didefinisikan sebagai permintaan yang tidak berhubungan dengan permintaan barang lainnya. Persediaan pada permintaan yang independen disebut dengan distribution inventory, sedangkan permintaan yang dependen disebut sebagai manufacturing inventory. Dasar teori dari distribusi normal disebutkan untuk memperlihatkan bentuk rumit dari probability density function. Tujuannya adalah untuk menghitung peluang pada variabel acak yang normal. Pendekatan yang terbaik untuk nilai peluang tidak lebih dari 0,05. (Montgomery & Runger, 2011) 2.3 Peramalan Permintaan Menurut Chopra & Meindl (2010), metode peramalan diklasifikasikan berdasarkan 4 tipe, yaitu: 5
2 6 1. Qualitative Metode peramalan qualitative pada umumnya bersifat subjektif dan berdasarkan kepada penilaian manusia. Metode ini dapat dipakai jika data historical yang tersedia sedikit atau ketika para ahli memiliki market intelligence yang dapat mempengaruhi peramalan. 2. Time Series Peramalan time series menggunakan data permintaan historical untuk membuat peramalan. Metode ini mengasumsikan bahwa data permintaan historical merupakan indikator yang bagus untuk permintaan masa depan. 3. Causal Metode peramalan causal mengasumsikan bahwa peramalan permintaan sangat berkaitan dengan faktor-faktor tertentu dalam lingkungan (status ekonomi, suku bunga, dll). Metode causal ini menganggap korelasi tersebut antara permintaan dan faktor lingkungan dan menggunakan estimasi bahwa faktor lingkungan tersebut dapat menjadi peramalan untuk masa depan. 4. Simulation Metode peramalan simulasi menirukan pilihan konsumen yang memberikan peningkatan permintaan pada peramalan. Dengan menggunakan simulasi. perusahaan dapat mengkombinasikan metode time-series dan causal. Manfaat dari model-model peramalan permintaan dengan akurasi yang tinggi melambangkan kecilnya ketidakpastian pada pengambilan keputusan. Perusahaan dapat melakukan perbaikan penting seperti pengurangan persediaan pada barang jadi dan barang mentah, perbaikan pada production planning, alokasi tenaga kerja yang lebih baik, serta pengurangan kerugian financial secara keseluruhan. (Paulo, 2010) Metode Peramalan Statis 1. Time Series Decomposition Menurut Chopra & Meindl (2010), metode statis mengasumsikan bahwa estimasi pada level, trend, dan seasonality dalam komponen yang sistematis tidak bervariasi ketika permintaan baru diamati. Pada kasus ini, diestimasikan masing-masing parameter berdasarkan kepada data historical dan menggunakan nilai yang sama untuk semua peramalan masa depan. Dalam metode ini dibahas mengenai peramalan yang statis untuk digunakan ketika permintaan memiliki trend yang sama dengan komponen seasonality. Diasumsikan komponen sistematis dari permintaan merupakan campuran, yakni:
3 7 Komponen sistematis = (level + trend) x seasonal factor L = level pada t = 0 (deseasonalized demand diestimasikan sepanjang periode t = 0) T = trend (pertambahan atau pengurangan pada permintaan dalam periode) S t = seasonal factor untuk periode t D t = permintaan aktual yang diamati pada periode t F t = peramalan permintaan pada periode t Pada model peramalan statis, peramalan pada periode t untuk permintaan pada periode t + 1 dirumuskan: F t + 1 = [L + (t + l) T] S t + 1 Deseasonalized demand merepresentasikan permintaan yang telah diamati tanpa adanya fluktuasi seasonal. Periode p adalah jumlah periode pada siklus permintaan yang berulang. D t = L + T t D t = deseasonalized demand Regresi linier untuk mencari level dan trend: Y = a + bx X = periode t Y = permintaan aktual a = y b x b = Hasil dari a dan b merupakan level dan trend. Seasonal factor: S i = Metode Peramalan Adaptif 1. Simple Moving Average Metode ini digunakan jika permintaan tidak memiliki trend atau seasonality yang diamati. Pada model ini, level pada periode t diestimasikan sebagai permintaan rata-rata selama N periode.
4 8 L t = (D t + D t D t N + 1 ) / N F t + n = L t 2. Simple Exponential Smoothing Metode ini digunakan jika permintaan tidak memiliki trend atau seasonality yang diamati. Estimasi pertama pada level, L 0, didapatkan untuk menjadi rata-rata dari semua data historical karena permintaan diasumsikan tidak memiliki trend atau seasonality. L 0 = F t + n = L t 3. Trend-Corrected Exponential Smoothing (Holt s Model) Metode ini sesuai jika permintaan diasumsikan memiliki level dan trend tetapi tidak memiliki seasonality. Estimasi pertama untuk level dan trend ditentukan dengan menghitung regresi linier antara permintaan D t dan periode t dalam bentuk: D t = at + b Nilai b merepresentasikan L 0 dan a merepresentasikan T 0. F t + 1 = L t + T t dan F t+n = L t + nt t Setelah mendapatkan permintaan untuk periode t. maka level dan trend direvisi sebagai berikut: L t+1 = α D t+1 + (1 α) (L t + T t ) T t+1 = β (L t+1 L t ) + (1 β) T t α = smoothing constant untuk level, 0 < α < 1 β = smoothing constant untuk trend, 0 < β < 1 4. Trend and Seasonality-Corrected Exponential Smoothingv (Winter s Model) Metode ini sesuai jika permintaan diasumsikan memiliki level, trend, dan seasonality. Diasumsikan periode siklus dari permintaan adalah p. Tahap pertama adalah menentukan estimasi awal untuk level dan trend. serta seasonal factors (S 1.. S p ). F t+1 = (L t + T t ) S t+1 Setelah mendapatkan permintaan untuk periode t, maka level dan trend direvisi sebagai berikut: L t+1 = α(d t+1 /S t+1 ) + (1 α)(l t + T t) T t+1 = β(l t+1 L t ) + (1 β)t t S t+p+1 = γ(d t+1 /L t+1 ) + (1 γ)s t+1
5 9 α = smoothing constant untuk level. 0 < α < 1 β = smoothing constant untuk trend. 0 < β < 1 γ = smoothing constant untuk seasonal factor. 0 < γ < Pengukuran Error pada Peramalan Error pada peramalan dapat dihitung dengan: E t = F t - D t Metode pengukuran: 1. Mean Squared Error (MSE) MSE n = MSE berkaitan dengan variasi dari forecast error. Dampaknya adalah dapat diestimasikan bahwa komponen acak dari permintaan memiliki rata-rata 0 dan variasi senilai MSE. 2. Mean Absolute Deviation (MAD) Definisikan absolute deviation pada periode t, A t merupakan nilai absolut dari error pada periode t, yaitu: A t = E t MAD n = Standar deviasi dari komponen acak adalah: σ = 1,25 MAD 3. Mean Absolute Percentage Error (MAPE) 4. Bias MAPE n = 5. Tracking Signal (TS) Bias n = TS t = 2.4 Model Persediaan Menurut Muckstadt & Sapra (2010), salah satu peran persediaan adalah untuk memenuhi permintaan dari stok yang telah ada sebelumnya karena adanya siklus natural pada pasokan mendatang persediaan. Menurut Muller (2011), persediaan mencakup bahan mentah, work in process, perlengkapan yang digunakan pada operasional, dan barang jadi.
6 10 Beberapa hal penting yang menjadi alasan untuk menyimpan persediaan adalah: Predictability: untuk menyesuaikan perencanaan kapasitas dan penjadwalan produksi, dibutuhkan kontrol tentang berapa banyak barang mentah dan berapa banyak bagian sub perakitan yang diproses pada waktu tertentu. Persediaan menyediakan apa yang dibutuhakn dari proses tersebut. Fluctuation in demand: pasokan untuk persediaan on hand merupakan perlindungan, artinya kebutuhan terhadap materi tidak selalu dapat diketahui, di saat permintaan harus tetap terpenuhi. Ketika perilaku konsumen diketahui, maka fluktuasi pada permintaan lebih dapat diprediksi. Unreliability of supply: persediaan dapat melindungi dari pemasok yang kurang dapat dipercaya atau ketika pasokan barang tidak dapat dipastikan. Price protection: membeli sejumlah persediaan pada waktu yang tepat membantu menghindari inflasi pada biaya, karena banyak pemasok yang lebih memilih mengirim barang secara periodik dibandingkan dengan mengirim barang selama pelayanan dilakukan. Buffer/safety inventory: jenis persediaan ini bertujuan untuk mengkompensasi ketidakpastian dari permintaan dan pemasokan serta decoupling dan memisahkan materi yang berbeda pada operasi sehingga materi tersebut tidak bergantung pada bagian yang lain. Anticipation stock: persediaan ini diproduksi sebagai antisipasi untuk periode mendatang, seperti hari natal, hari valentine, dan lain-lain. Transit inventory: persediaan ini diartikan sebagai material yang bergerak pada suatu channel distribusi, keluar dari suatu fasilitas atau barang yang dikirim ke konsumen. Menurut Adeyemi & Salami (2010), tujuan utama dari manajemen persediaan mencakup keseimbangan ekonomi atas pertimbangan apakah ingin menyimpan terlalu banyak stok atau tidak. Menurut Wisner, Tan, & Leong (2015), biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan adalah: 1. Holding cost Holding cost merupakan biaya yang dikenakan untuk menyimpan barang pada persediaan. 2. Order cost Order cost adalah variabel langsung yang berhubungan dengan melakukan pemesanan dengan supplier Economic Order Quantity (EOQ) Lot Sizing Pada tahun 1915, F.W. Harris memperkenalkan EOQ untuk membantu para penyimpan stok dalam menentukan berapa banyak barang yang harus dipesan. (Muller, 2011)
7 Menurut Anbazhagan & Vigneshwaran (2010), pada metode ini suatu barang harus dipesan ketika tingkat persediaan mencapai tingkat reorder dan ketika barang dalam satu kelompoknya dipesan, maka barang lainnya pada persediaan yang setingkat atau dibawahnya dapat dipesan pula. Annual ordering cost dan annual holding cost dapat dirumuskan sebagai berikut: 11 Annual ordering cost = C Annual holding cost = H Sedangkan rumus untuk mencari EOQ adalah sebagai berikut: EOQ = Q* = Dimana: D = Permintaan per tahun S = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan h = Biaya penyimpanan per unit per tahun dalam fraksi C = Harga per unit Menurut Toomey (2012), reorder point didefinisikan sebagai material yang dipesan saat jumlah stok mencapai titik dimana jumlah stok tersebut mencukupi untuk memenuhi permintaan hingga persediaan yang baru datang. Perhitungan reorder point juga dapat diartikan sebagai level persediaan pada saat replenishment dibutuhkan ketika persediaan on-hand mencapai atau dibawah level tersebut. Perhitungan reorder point: Reorder point = D x L D = permintaan L = lead time
8 12 Gambar 2.1 Economic Order Quantity Model Sumber: Karena model persediaan ini berkaitan dengan biaya-biaya, maka perhitungan total biaya tahunan adalah: Total annual cost = Annual purchase cost + Annual ordering cost + Annual holding cost atau TC = DC + S + H Dimana: TC = total biaya tahunan D = permintaan C = harga per unit Q = jumlah yang harus dipesan (jumlah optimal yang telah ditentukan menggunakan konsep EOQ) S = order cost H = holding cost per unit Silver Meal (SM) Lot Sizing Menurut Baciarello, D Avino, Onori, & Schiraldi (2013), masalah pada lot-sizing dimodelkan dalam berbagai macam model dan solusi. Untuk incapacitated single item lot size problem (USILP) mewakilkan titik awal untuk tiap perumusan penelitian pada masalah lot-sizing, tetapi implikasi single item atau incapacitated tidak selalu membatasi model pada kenyataan sesungguhnya.
9 Menurut Axsäter (2015), prinsip dasar heuristik adalah silver meal, silver meal merupakan pendekatan metode yang paling mudah digunakan dan dari pengerjaannya akan didapatkan hasil yang baik apabila dibandingkan dengan heuristik yang lainnya. Pengerjaan metode silver meal ini memiliki persamaan perhitungan economic order quantity (EOQ). Metode silver meal mencoba mencari biaya rata-rata minimal pada setiap periode, tetapi belum tentu optimal. Rumus silver meal yang digunakan adalah sebagai berikut: 13 C(t) = (S + H. D H. D (t - 1) H. D t ) / t D t C(s) t S H = permintaan pada periode m = rata-rata per unit waktu = periode = biaya pesan = biaya simpan/periode Least Unit Cost (LUC) Lot Sizing Least unit cost adalah metode dengan pendekatan trial and error. Penentuan jumlah pesanan dengan mempertimbangkan apakah pesanan dibuat dengan kebutuhan periode sebelumnya atau dengan menambahkan untuk menutupi kebutuhan periode-periode selanjutnya. (Axsäter, 2015) Biaya periode unitnya dihitung untuk masing-masing tahap dengan cara membagi total biaya pesan dan biaya penyimpanan dengan jumlah lot cumulative pada setiap tahapnya. Keputusan akhir dari metode ini berdasarkan pada biaya periode unit yang terendah. Rumus least unit cost adalah sebagai berikut: C(t) = (S + H. D H. D (t - 1) H. D t ) / (D 1 +D 2 + D t ) D t C(s) t S H = permintaan pada periode m = rata-rata per unit waktu = periode = biaya pesan = biaya simpan/periode Part Period Balancing (PPB) Lot Sizing Menurut Axsäter (2015), metode PPB yang sering juga disebut metode Part Period Algorithm adalah pendekatan jumlah lot untuk menentukan jumlah pemesanan berdasarkan keseimbangan antara biaya pesan dan biaya simpan. Oleh karena itu metode ini disebut juga Part Period Balancing (PPB) atau total biaya terkecil. Metode ini menseleksi jumlah periode untuk mencukupi pesanan tambahan berdasarkan akumulasi biaya
10 14 simpan dan biaya pesan. Tujuannya adalah menentukan jumlah lot untuk memenuhi periode kebutuhan. Penentuan jumlah pesanan dilaksanakan dengan mengakumulasikan permintaan dari periode-periode yang berdampingan kedalam suatu lot tunggal sampai biaya pesan kumulatifnya melampaui atau sama dengan setup cost. Pertama mengkonversikan ongkos pesan menjadi Equivalent Part Period (EPP) Wagner-Whitin (WW) Lot Sizing Metode Wagner-Whitin ditemukan pada tahun 1958 oleh Wagner dan Whitin. Metode Wagner-Whitin adalah pengembangan dari Dynamic Programming yang sudah ditemukan sebelumnya pada tahun 1957 oleh Richard Bellman. Metode Wagner-Whitin juga sering digunakan dalam pengenalan Dynamic Programming. (Axsäter, 2015) Salah satu kelebihan dari metode Wagner-Whitin adalah memiliki solusi optimal yang terjamin untuk permasalahan statis. Metode ini dimulai dari model deterministik dengan jumlah demand yang diketahui per periode. Biaya pemesanan dapat fluktuatif dan stok barang dari satu period ke periode juga diketahui. Pendekatan yang dilakukan menggunakan konsep ukuran lot dengan prosedur optimasi program linear bersifat matematis. Fokus utama dalam menyelesaikan masalah ini adalah melakukan pengurangan penggabungan ongkos total dari order cost dan holding cost. Kemudian mengusahakan agar kedua ongkos itu mendekati nilai yang sama untuk kuantitas pemesanan yang dilakukan. 2.5 Enterprise Resource Planning (ERP) Menurut Wagner dan Monk (2013) Enterprise Resource Planning (ERP) systems adalah sebuah program yang digunakan oleh sebuah perusahaan untuk melakukan koordinasi dan mengintegrasi informasi di setiap aspek bisnis. Program ERP membantu sebuah organisasi mengatur bisnis perusahaan menggunakan sebuah database dan informasi tersebut dapat dibagikan kepada pihak manajemen sebagai dasar sebuah laporan. Sebuah bisnis proses adalah sekelompok aktivitas yang membutuhkan satu atau lebih input dan menghasilkan sebuah output, seperti report dan forecast yang akan berguna untuk meningkatkan pelayanan untuk konsumen di masa yang akan datang. Program ERP membantu untuk menciptakan operasional yang lebih efisien dari sebuah bisnis proses dengan melakukan integrasi terkait kebutuhan yang dibutuhkan oleh divisi sales, marketing, manufacturing, logistics, dan accounting. Ketika suatu perusahaan menghadapi kompeksitas bisnis sehari-hari, seperti barang apa yang akan dikirim, berapa besar kapasitas yang dibutuhkan, kapan dan kemana aktivitas dilaksanakan dan aktivitas terkait
11 lainnya, maka saat itulah Enterprise Resource Planning (ERP) dapat digunakan. ERP membantu perusahaan untuk merencanakan perencanaan dan pengenadalian atas keputusan-keputusan. ERP juga dapat menyediakan pemahaman atas implikasi yang ditimbulkan dari perubahan-perubahan pada rencana tersebut. (Aisyah, 2011) Ray (2011) menyatakan bahwa keberhasilan dan kegagalan dari sebuah program ERP dapat disebabkan oleh bermacam-macam alasan. Berikut merupakan penyebab dari keberhasilan maupun kegagalan dari sebuah program ERP: a) Alasan dari gagalnya program ERP adalah program tidak dapat menunjang perkembangan dari bisnis perusahaan, kurangnya dukungan dari top management, pengguna menolak menggunakan ERP, kurangnya pelatihan yang diberikan untuk menggunakan program, dan mengubah program terlalu berlebihan. b) Alasan dari suksesnya program ERP adalah dapat membatasi scope permasalahan dengan tepat, melakukan prioritas pengguna, memiliki hubungan baik antara vendor ERP dan client, memiliki data ter-update, dan dapat mengambil keputusan dengan tepat. 15
BAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001), peramalan merupakan sebuah seni dan sains dalam memprediksi masa yang akan datang. Peramalan melibatkan dara historis dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat dari departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) adalah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Permintaan Konsumen Permintaan konsumen selama 12 periode (bulan) terakhir terhadap produk sandal kelom di Sagitria Collection adalah 6654 pasang dengan perincian 379 pasang pada periode
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Persediaan merupakan penyimpanan dari setiap item atau sumber daya yang digunakan dalam sebuah organisasi 1. Dalam pengertian lain bahwa inventory merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku.
BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi penelitian yang dilakukan. Referensi yang digunakan merupakan
Lebih terperinciMATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Dari hasil pengumpulan data yang didapat dari divisi produksi PT. Indotek Jaya, maka data tersebut diperlukan untuk membuat rancangan MRP (Material
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin
Lebih terperinciSI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)
SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan untuk memastikan kelancaran operasi rantai pasok 1. Peramalan dalam organisasi 2. Pola permintaan 3. Metode peramalan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan
BAB V ANALISA HASIL Bab ini berisikan mengenai analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan MRP Dolly pada satu tahun yang akan datang yang telah dibahas pada bab sebelumnya. 5.1 Analisa Peramalan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Forecasting is the art and science of predicting the events of the future. Forecasting require historical data retrieval and project into the future with some
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah
Lebih terperinciPERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113
PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Exponential Smoothing w/ Trend and Seasonality Pemulusan level/keseluruhan Pemulusan Trend Pemulusan Seasonal Peramalan periode t : Contoh: Data kuartal untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat
Lebih terperinciUSULAN PENENTUAN TEKNIK LOT SIZING TERBAIK DENGAN MINIMASI BIAYA DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN CANVAS EP 200 CONVEYOR BELT DI PT.
USULAN PENENTUAN TEKNIK LOT SIZING TERBAIK DENGAN MINIMASI BIAYA DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN CANVAS EP 200 CONVEYOR BELT DI PT. XWZ Lina Gozali, Andres, Rhio Handika Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Permintaan mengalami penurunan pada periode tertentu dan kenaikan pada periode setelahnya sehingga pola yang dimiliki selalu berubah-ubah (lumpy)
Lebih terperinciOPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK
OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK Robby Hidayat, Moses L.Singih, Mahasiswa MMT ITS Manajemen Industri Email : Robbie_First@Yahoo.Com ABSTRAK PT. Siantar Top Tbk adalah
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Persediaan (Inventory) Persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses selanjutnya, yang dimaksud dengan proses yang lebih lanjut tersebut adalah
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang
BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu kerangka yang mengungkapkan suatu teori-teori yang sesuai dengan pokok permasalahan penelitian yang dibahas.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Distribusi merupakan suatu proses kegiatan aliran atau penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan konsumen. Distribusi memerlukan perencanaan, dan pengendalian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen menurut Robbins dan Coulter (2010;23) adalah pengkoordinasikan dan pengawasan dari aktivitas pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan mereka
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian
BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan
Lebih terperinciManajemen Operasi Aulia Ishak, ST, MT
PENGENDALIAN PERSEDIAAN Oleh : 1 Introduction Definisi Persediaan Aliran dan Stock dari Persediaan 2 Proses Aliran Material Proses Produksi Work in process Work in process Work in process Work in process
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pareto Chart Pareto Chart merupakan jenis khusus dari suatubar chart dimana nilai-nilai diplot dan disusun dengan urutan dari terbesar ke terkecil.kejadian-kejadian atau hal-hal
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Heene dan Desmidt (2010:8), menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telat ditetapkannya.
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan membahas dua poin utama yaitu kesimpulan dan saran. Pada sub bab kesimpulan bisa dijawab pertanyaan yang ada di perumusan masalah. Sedangkan pada saran bisa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LADASA TEORI Pendistribusian merupakan salah satu bagian daripada manajemen logistik. Manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai suatu bagian dari proses rantai penyediaan yang berupa rencana,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.Persediaan Menurut Eddy Herjanto (1999, p 219-220), persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi
Lebih terperinciPengendalian Persediaan Bahan Kimia di UBOH PLTU Banten 1 Suralaya PT. Indonesia Power
Pengendalian Persediaan Bahan Kimia di UBOH PLTU Banten 1 Suralaya PT. Indonesia Power Dyah L.Trenggonowati Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon, Indonesia Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7
DAFTAR ISI Halaman Lembar Judul...i Lembar Pengesahan...ii Lembar Pernyataan...iii Kata Pengantar...iv Daftar Isi...vi Daftar Tabel...x Daftar Gambar...xii Daftar Persamaan...xiii Daftar Lampiran...xv
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman dan teknologi, dunia manufakturpun ikut berkembang dengan pesatnya. Persaingan menjadi hal yang sangat mempengaruhi kelangsungan
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Sebenarnya perusahaan sudah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK CV Setia Jaya Socks merupakan perusahaan yang memproduksi kaos kaki. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Kopo Permai II, Blok A no 2-6, Bandung dan memiliki lebih dari 50 tenaga kerja langsung. Perusahaan
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN
PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
19 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI Pengajuan Surat Survei PT. Bangkit Sukses Mandiri (BSM) Diterima? Tidak Ya Observasi Perusahaan Wawancara dengan Direktur PT. BSM Pengamatan
Lebih terperinciOPTIMASI PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU PRODUKSI MIE DENGAN METODE SILVER MEAL (Studi Kasus di PT. Surya Pratista Hutama manufactory, Sidoarjo)
OPTIMASI PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU PRODUKSI MIE DENGAN METODE SILVER MEAL (Studi Kasus di PT. Surya Pratista Hutama manufactory, Sidoarjo) M. Sugianto 1), Tedjo Sukmono 2) 1), 2) Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG
ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG I Made Aryantha dan Nita Anggraeni Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia,
Lebih terperinciMATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk merencanakan pembuatan/pembelian komponen/bahan baku yang diperlukan untuk melaksanakan MPS. MRP ini merupakan hal
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil perancangan dalam penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tujuan bab ini adalah memberikan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin
BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan
Lebih terperinciManajemen Persediaan (Inventory Management)
Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN
Lebih terperinciOPTIMASI UKURAN LOT PEMESANAN YANG EKONOMIS PADA PERMINTAAN DETERMINISTIK DINAMIS MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK SILVER-MEAL DI PT.
OPTIMASI UKURAN LOT PEMESANAN YANG EKONOMIS PADA PERMINTAAN DETERMINISTIK DINAMIS MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK SILVER-MEAL DI PT. XYZ Dosen Program Studi Manajemen Logistik Politeknik Kelapa Sawit Citra
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Heizer dan Render (2009:4) mengatakan bahwa manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah
Lebih terperinciMATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) ABC Amber Text Converter Trial version, http://www.processtext.com/abctxt.html MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Definisi MRP adalah suatu teknik yang dipakai untuk
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Menurut Sofyan Assauri (1984) dalam melakukan kegiatan usaha, setiap perusahaan harus memperkirakan semua yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Keadaan perekonomian di Indonesia telah mengalami banyak perubahan.
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Sampai saat ini perekonomian Indonesia belum bisa pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman
Lebih terperinci1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi
1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Bahan baku utama yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen
Lebih terperinciPembahasan Materi #7
1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen menurut Manullang (2004:5) adalah seni ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang sudah
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya.
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Peramalan Permintaan Pada umumnya setiap metode peramalan hanya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki penyimpangan
Lebih terperinciMANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI
INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Operasional
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasional Serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. (Heizer dan
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II Tinjauan Pustaka ini berisi tentang konsep aktivitas supply chain, Inventory Raw material, Inventory Cost, dan formulasi Basnet dan Leung. 2.1 Supply Chain Semua perusahaan
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi, Analisis, dan Evaluasi Sistem Pengendalian Bahan Baku Tahun 2011 Bahan baku merupakan suatu material yang memiliki peranan penting dalam proses produksi. Ketersediaan
Lebih terperinciBab 2 LANDASAN TEORI
Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.
Lebih terperinci1 Pendahuluan. 2 Metode Penelitian
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 29-34 ISSN 2302 934X Planning and Production System Optimasi Ukuran Pemesanan Lot Yang Ekonomis pada Permintaan Deterministik Dinamis Menggunakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Manajemen melibatkan koordinasi dan mengawasi kegiatan karya orang lain sehingga kegiatan mereka selesai efisien dan efektif. Efisiensi mengacu pada mendapatkan hasil
Lebih terperinciManajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen
Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi MRP didasarkan pada permintaan dependen.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Stok (Persediaan) Stok (persediaan) (Spencer B. Smith, 1989, p. 108) adalah persediaan barang atau secara umum dapat diartikan sebagai sumber daya yang sedang tidak dipakai, yang
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT Dinamika Indonusa Prima terkait dengan jumlah permintaan akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang
Lebih terperinci