STATUS PENCEMBANCAN INFRA - KODE ANALISIS KINERJA BAHAN BAKAR PLTN di KOREA SELATAN
|
|
- Shinta Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISSN STATUS PENCEMBANCAN INFRA - KODE ANALISIS KINERJA BAHAN BAKAR PLTN di KOREA SELATAN Suwardi ABSTRAK STATUS PENGEMBANGAN INFRA-KODE ANALISIS KINERJA BAHAN BAKAR PLTN DI KOREA SELATAN. Bahan bakar U02 untuk PWR di dalam Negara Korea diizinkan dibakar sampai pad a bakaran 60 MWd/Kg-U rerata batang. dan direncanakan peningkatan bakaran lebih lebih tinggi. Dalam rangka meneliti perilaku batang bahan bakar pada bakaran tinggi di bawah kondisi-kondisi mantap dan transien, INFRA (Analisis Batang bahan-bakar terintegrasi, sedang dikembangkan Kaeri. Model kinerja bahan bakar untuk meneliti perilaku kelongsong dan pelet pad a bakaran tinggi itu adalah baru saja dikembangkan, dan modul analisa elemen hingga ditambahkan untuk analisa mekanik. Untuk mempelajari perilaku bahan bakar bakaran yang tinggi sepanjang RIA dan kondisi-kondisi LOCA transien, beberapa uji dalam sel panas direncanakan seperti pengujian post-irradiation (PASTEL) untuk bahan bakar bakaran tinggi, test pendinginan logam dari pelet bakaran tinggi dengan daerah bingkai, dan uji oksidasi temperatur tinggi dan uji mekanis menyangkut kelongsong yang diradiasi di bawah kondisi LOCA dengan penggunaan spesimen bahan bakar bakaran tinggi. PENDAHULUAN Dalam rangka meningkaukan ekonomi siklus bahan bakar dan mengurangi kwantitas bahan-bakar bekas, bakaran bahan bakar telah ditingkatkan secara terus-menerus dengan peningkatan sifat ketahanan korosi kelongsong. Pada pertengahan 1990, Bahan bakar U02 bakaran mencapai 60 MWD/KG-U rerata tangkai. Di dalam Negara Korea, material batang bahan-bakar maju (advanced) dan komponen-komponen seperti paduan logam zirconium mengedepan (advanced), suatu pelet baru, pengatur jarak panggangan (spacer grid), dan ujung atas/bawah, sedang dikembangkan untuk peningkatan bakaran bahan bakar dan juga kode analisis kinerja bahan bakar, INFRA, sedang dikembangkan untuk meneliti perilaku bakaran yang tinggi batang bahan-bakar di bawah posisi mantap dan transien, sampai kepada bakaran yang lebih tinggi dari 70 MWd/Kg-U rerata tangkai.[1]. Karena ramalan perilaku kelongsong dan pelet pada bakaran tinggi, beberapa model kelongsong dan pelet telah dikembangkan. Bahan bakar domestik telah diradiasi di dalam PWR sampai kepada bakaran yang lebih tinggi dari 55 MWD/KG-U rerata tangkai, dan peningkatan bakaran lebih lanjut juga telah direncanakan. Oleh karena itu, Negara Korea adalah di dalam situasi yang sama sebagaimana negara-negara yang lain di dalam isu keselamatan bahan bakar bakaran tinggi. Tabel 1 menunjukan status bakaran bahan bakar yang sedang diradiasi di dalam PWR. Uji Keselamatan bahan bakar di dalam sel panes direncanakan dengan penggunaan perakitan bahan bakar bakaran tinggi yang telah diradiasi di dalam YGN-1. Puncak bakaran batang bahan-bakar adalah sekitar 55.4 MWD/KG-U - rerata tangkai. Direncanakan pengujian di dalam sel panes seperti pengujian post-irradiation (PASTEL) untuk bahan bakar bakaran tinggi,uji pending inan logam dari pelet bakaran tinggi dengan daerah bingkai, dan test oksidasi temperatur tinggi dan mekanis untuk kelongsong yang diradiasi di bawah kondisi LOCA dengan penggunaan bahan bakar spesimen bakaran tinggi. PENGEMBANGAN BATANG KODE KINERJA BAHAN-BAKAR, INFRA Ketika bakaran bahan bakar meningkat di luar 60 MWD/KG-U, isu yang 56
2 baru untuk bahan bakar perilaku sudah muncul. Dalam rangka meramalkan perilaku dari bahan bakar bakaran tinggi, batang kode kinerja bahan bakar, INFRA sedang dikembangkan [1]. Beberapa model adalah dikembangkan baru saja untuk meramalkan ~ahan bakar perilaku bakaran yang tinggi. Khususnya, adalah penting untuk meramalkan perilaku didalam pelet daerah microstructure melingkar pad a bakaran tinggi. Keterhantaran termal di dalam daerah bingkai, mekanisme formasi microstructure bingkai, dan distribusi radial lokal dari bakaran adalah parameter penting di dalam penggambaran kesimpulan perilaku pelet pad a bakaran tinggi. Disamping itu perilaku creep-out dalam kaitan dengan bakaran yang lebih tinggi : pelepasan gas pembelahan, peningkatan korosi dan pertumbuhan memanjang, dan pengurangan duktilitas kelongsong adalah di antara parameter yang penting di dalam perilaku kelongsong pada bakaran tinggi. Spektrum energi netron dan besaran divariasi pad a posisi radial di dalam pelet bahan-bakar U02, kemudian laju densitas lokal pembelahan berubah dan diperlukan untuk meramalkan gejala itu untuk meneliti efek bingkai bahan bakar bakaran yang tinggi. Oleh karena itu, RAPID (Radial Power and Burnup Prediction by following fissile Isotope Distribution in the Pellet) Ramalan Daya Radial dan Bakaran dengan Distribusi Isotop fisil (cenderung membelah) di dalam Pelet dikembangkan untuk meramalkan daya lokal, bakaran, dan distribusi isotop belah sebagai fungsi dari posisi radial, bakaran pelet dan pengayaan awal U-235 [2]. Gambar 1 menunjukan perbandingan tentang ramalan RAPID dan Frapcon-3 dengan data yang eksperimen itu. Model RAPID meramalkan data terukur secara lebih baik. Ketika bakaran U02 meningkat, generasi gelembung gas pembelahan meningkat secara berangsur-angsur oleh pembelahan yang terkumpulkan dan oleh karena itu, bengkak oleh gelembung gas pembelahan menjadi takterabaikan. Dalam rangka menaksir bengkak disebabkan oleh gelembung gas pembelahan, dikembangkanlah model bengkak oleh gas [3]. Keterhantaran termal dari U02 diradiasi adalah suatu parameter penting di dalam bahan bakar perilaku yang berkenaan dengan panas seperti temperatur bahan bakar dan pelepasan gas pembelahan. Di dalam kode INFRA, model keterhantaran termal dikembangkan berdasarkan atas data difusivitas termal dari pengukuran Bahan bakar U02 telah diradiasi selama proses pendinginan[4]. efek dari hasil belah-inti Karena itu mempertimbangkan padat dan hasil belahinti berupa gas secara terpisah, hal itu dapat digunakan untuk menaksir keterhantaran termal U02 daerah microstructure bingkai di mana nuklida hasil belah-yang bersifat gas bergabung ke dalam gelembung gas pembelahan. Mekanisme formasi microstructure bingkai dipelajari untuk menunjukkan bahwa formasi microstructure bingkai itu tergantung tidak hanya bakaran lokal tetapi konsentrasi gas pembelahan di dalam matriks U02 [5]. Pad a konsentrasi kritis dari gas pembelahan, gelembung gas pembelahan adalah distabilkan dan diintikan, mengikuti dengan sub-division butir untuk membentuk microstructure bingkai itu. Oleh karenanya hal itu menunjukkan ketika temperatur meningkat, formasi microstructure melingkari tertunda dalam kaitan dengan pelepasan gas pembelahan dan kemudian pada temperatur tinggi daerah pelet bagian dalam, bingkai microstructure tidak akan dibentuk sama sekali bahkan pada bakaran lebih tinggi. Dalam rangka meramalkan perilaku Zircaloy-4 kelongsong pad a bakaran tinggi, dikembangkan model perilaku kelongsong Zircaloy-4 pad a bakaran tinggi di dalam area seperti creep-out dan korosi.. Pada bakaran tinggi, tekanan dalam batang bahan-bakar dapat melebihi tekanan eksternal oleh pelepasan gas pembelahan, yang mana bisa mengakibatkan pada bagian kelongsong itu menonjol keluar. Dalam rangka meneliti peristiwa ini, adalah diperlukan untuk menaksir menilai creep-out kelongsong itu 57
3 dengan tepat. Perbandingan menyangkut ramalan creep-out kelongsong dari kode analisis kinerja bahan bakar yang didasarkan atas data uji creep-down kelongsong itu dengan Halden menunjukkan bahwa kode under-estimate laju creep-out kelongsong itu. Oleh karena itu, berdasarkan atas model krip yang ada, model baru creep-out kelongsong diperoleh dengan mengubah ketergantungan dari laju krip atas perubahan fluks neutron cepat dan tekanan [6]. Gambar 2 menunjukan perbandingan hasil kalkulasi INFRA dan ramalan Frapcon-3 dengan data terukur. Model korosi kelongsong Zircaloy-4 telah dikembangkan melalui analisa dari mekanisme korosi dan model korosi lain. Parameter yang mempengaruhi korosi kelongsong bahan bakar menjadi material dan karakteristik pabrikasi menyangkut kelongsong, kimiawi air pending in, formasi hydride di dalam kelongsong, dan perubahan terus menerus neutron cepat. Model yang diperoleh dengan mempertimbangkan efek dari tiap parameter pada korosi Zircaloy. Model Yang diperoleh dievaluasi oleh kedua-duanya hal yaitu analisa kepekaan dari parameter dan kemungkinan meramalkan gejala seperti itu dari seperti misalnya distribusi korosi di sekitar axis, efek kimiawi dan akselerasi korosi air pada bakaran tinggi [ 7]. Untuk analisa mekanik pelet bahanbakar dan kelongsong yang akurat selama posisi mantap transien dan modul analisa elemen-hingga dikembangkan [8] dan menambahkannya ke kode INFRA. Kode itu menerima data yang perlu seperti sifat dan temperatur material dari kode INFRA dan mengkalkulasi ketegangan dan regangan lokal tangkai bahan bakar. RISET KESELAMATAN BAHAN BAKAR BAKARAN TINGGI Setelah hasil simulasi uji RIA di dalam CABRI Perancis disajikan pada 1994, KAERI melakukan analisa dan evaluasi keselamatan untuk perilaku Bahan bakar U02 domestik [9], di mana jika analisis 3-dimensional transien pada teras selama RIA dilakukan untuk kali pertama sebagai pekerjaan pelopor dan ukuran-ukuran/kriteria kegagalan bahan bakar dan menggunakan peningkatan entalpi bahan bakar selama RIA sebagai ganti ental pi total bahan bakar telah diusulkan untuk kali pertama, mempertimbangkan mekanisme kegagalan bahan bakar pada PCMI. KAERI juga melakukan analisa keselamatan untuk pembangkit daya nuklir domestik bahan bakar di dalam kerjasama dengan organisasi nuklir lain seperti KINS (Korea Institute of Nuclear Safety- Institut Keselamatan Nuklir Negara Korea) dan KEPCO [10]. KAERI telah dan terus mengembangkan teknologi bahan bakar maju untuk PWR sebagai proyek nuklir nasional sejak Dalam rangka bersiap-siap menghadapi pengembangan dan komersialisasi dari bahan bakar bakaran tinggi, sifat bahan bakar bakaran tinggi dan data test terkait telah dianalisis. Perilaku bahan bakar di bawah kondisi RIA dan isu keselamatan untuk bahan bakar bakaran tinggi telah dianalisa. Ditemukan bahwa test lebih lanjut akan diperlukan dalam area tersebut sebagaimana kegagalan bahan bakar dan dispersi di bawah kondisi RIA, korosi kelongsong pada temperatur tinggi, kelainan bentuk mekanis di bawah LOCA. Bahan bakar domestik telah diradiasi sampai kepada bakaran rata-rata tangkai yang lebih tinggi daripada 55 MWD/KG-U. Rencana untuk riset keselamatan dibentuk setelah analisa isu keselamatan bahan bakar dan pemakaian bahan bakar serta rencana pengembangan domestik [11]. Sasaran riset keselamatan bahan bakar adalah ditetapkan sebagai berikut: - Reevaluation Ukuran-Ukuran/kriteria Keselamatan untuk PWR Bahan bakar Bakaran Tinggi -Test Keselamatan, Verifikasi dan pembangunan Database untuk Bahan bakar Domestik Bakaran Tinggi -pengembangan Teknologi Analisa Keselamatan untuk Bahan bakar Bakaran Tinggi 58
4 KESIMPULAN Kode kinerja bahan bakar INFRA sedang dan telah dikembangkan KAERI dalam rangka meramalkan perilaku bahan bakar bakaran yang tinggi di bawah posisi kondisikondisi mantap dan transien. Model untuk ~nalisis kinerja bahan bakar baru saja mulai dikembangkan yaitu untuk menaksir perilaku bahan bakar bakaran tinggi: untuk pelet, model bengkak oleh gas, model keterhantaran termal, model mekanisme formasi bingkai melingkar, serta program RAPID untuk meramalkan bakaran dan daya lokal, dan untuk kelongsong, model creep-out, model sifat mekanis, dan model korosi, dan modul analisa elemenhingga untuk analisa mekanik batang bahanbakar sepanjang kondisi transien. Bahan bakar domestik Korea Selatan telah diradiasi di dalam PWR sampai kepada suatu bakaran rerata tangkai 55 MWd/Kg-U. Oleh karena itu, Negara Korea adalah di dalam situasi yang sama sebagai negara-negara yang lain di dalam hal keselamatan bahan bakar bakaran tinggi. Suatu rencana riset keselamatan telah dibentuk. Simulasi uji untuk RIA dan LOCA akan dilakukan dengan penggunaan spesimen bahan bakar dan ukuran-ukuran/kriteria keselamatan bahan bakar bakaran tinggi akan dievaluasi kembali dan perkakas analisa untuk masalah yang terkait dengan transien akan dikembangkan. ACUAN [1] LEE, C.B. et ai., "Development of U02 Fuel Rod Performance Analysis Code, INFRA", Proceedings of KNS 2001 Fall Meeting, 2001 [2] LEE, C.B.,, et ai., "RAPID model to predict radial burnup distribution in LWR U02 fuel", J. of Nuclear Mater., vol.282, p.196, [3] KIM, D.H. et ai., "Fission Gas Swelling Model of high burnup Fuel", Proceedings of KNS Fall Meeting, [4] LEE, C.B. et ai., "Development of Irradiated U02 Thermal Conductivity Model", IAEA Technical Committee Meeting on Nuclear Fuel Behavior Modelling at High Burnup and its Experimental Support, Windermere, UK, [5] LEE, C.B., and Y.H. JUNG, "An Attempt to Explain High Burnup Structure Formation Mechanism in U02 Fuel", J. of Nuclear Mater., vo1.279, p.207, [6] BANG, J.G. et ai., "Development of LWR Zircaloy-4 Cladding Creep-out Model", Proceedings of KNS 1998 Fall Meeting, [7] BANG, J.G. et ai., "Development of LWR Fuel Zircaloy-4 Cladding Corrosion Model", Proceedings of KNS 1999 Fall Meeting, [8] KWON, Y.D. et ai., "Development of Finite Element Module Technology", KAERI/CM 399/99, KAERI, [9] LEE, C.B. et ai., "Analysis of the Fuel Rod Behavior Under the Rod Ejection Accident in the Pressurized Water Reactor", OECD/NEA Specialists Meeting on Transient Behavior of High Burnup Fuel, Cadarache, France, [10] LEE, C.B. et ai., "Analysis of Fuel Behavior During Rod Ejection Accident in the Korea Standard PWR", 1997 Int. Top. Mtg. on LWR Fuel Performance, Portland, [11] LEE, C.Bet ai., "Analysis of High Burnup Fuel Safety Issues", KAERIITR-1693/2000, KAERI, [12] J.G. BANG, C.B. LEE, D.H. KIM, Y.M. KIM, Y.S. YANG, Y.H. JUNG STATUS OF HIGH BURNUP FUEL SAFETY RESEARCH IN THE REPUBLIC OF KOREA, Korea Atomic Energy Research Institute, Yuseong, Daejeon, Republic of Korea 59
5 HasH Hasil Penelitian EBN Tahun 2005 LAMPIRAN. Tabel-1: Stataus tingka bakar bahan bakar PLTN di Korea Tipe Reaktor kw/ft IRerata Masuk Daya MWD/MTU Keluar Bakaran Teras Diijinkan Pendingin Tingkat Panas Kanal Temperatur Faktor 000 Siklus Teras c m..c C) C!) C» 40 3D Measured Data --INFRA --- Frapcon-:l o {} I 20 I Irradiation Time, days Gambar-1: Perbandingan distribusi radial [dari] nuklida Pu dan bakaran. GAMBAR-2: Perbandingan Ramalan NFRA dengan Data Hasil pengukuran. 60
PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE
PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE EDY SULISTYONO PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR ( PTBN ), BATAN e-mail: edysulis@batan.go.id ABSTRAK PENGARUH
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan listrik di Indonesia semakin meningkat, sedangkan bahan bakar fosil akan segera habis. Oleh karena itu dibutuhkan pembangkit listrik yang dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) didesain berdasarkan 3 (tiga) prinsip yaitu mampu dipadamkan dengan aman (safe shutdown), didinginkan serta mengungkung produk
Lebih terperinciKRITERIA PENERIMAAN UNTUK KECELAKAAN INSERSI REAKTIVITAS PADA REAKTOR DAYA
Kriteria Penerimaan Untuk Kecelakaan ISSN : 0854-2910 Budi Rohman P2STPIBN-BAPETEN KRITERIA PENERIMAAN UNTUK KECELAKAAN INSERSI REAKTIVITAS PADA REAKTOR DAYA Budi Rohman Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Lebih terperinciRISET KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADA SAAT REAKTOR MENGALAMI FLUKTUASI DAYA
RISET KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR PADA SAAT REAKTOR MENGALAMI FLUKTUASI DAYA RINGKASAN Untuk meningkatkan nilai ekonomisnya, PLTN harus dapat mensuplai daya sesuai kebutuhan pada saat diperlukan. Oleh karena
Lebih terperinciAnalisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)
Bab 2 Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga nuklir secara umum tidak berbeda dengan pembangkit listrik
Lebih terperinciBAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM
BAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM 3.1. Siklus Bahan Bakar Nuklir Siklus bahan bakar nuklir (nuclear fuel cycle) adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pemanfaatan
Lebih terperinciREAKTOR PEMBIAK CEPAT
REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Elemen bakar yang telah digunakan pada reaktor termal masih dapat digunakan lagi di reaktor pembiak cepat, dan oleh karenanya reaktor ini dikembangkan untuk menaikkan rasio
Lebih terperinciRISET KARAKTERISTIK RADIASI PADA PELET BAHAN BAKAR
RISET KARAKTERISTIK RADIASI PADA PELET BAHAN BAKAR RINGKASAN Selama beropersinya reaktor nuklir, pelet bahan bakar mengalami iradiasi neutron pada suhu tinggi dan memproduksi produk fisi. Akibatnya pelet
Lebih terperinciSTUDI PARAMETER BURNUP SEL BAHAN BAKAR BERBASIS THORIUM NITRIDE PADA REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN HELIUM
DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.02.tpn.01 STUDI PARAMETER BURNUP SEL BAHAN BAKAR BERBASIS THORIUM NITRIDE PADA REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN HELIUM Ridha Mayanti 1,a), Menik Ariani 2,b), Fiber Monado 2,c)
Lebih terperinciPENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI
No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI Lilis Windaryati, Ngatijo dan Agus Sartono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN MASSA BAHAN FISIL DAN NON FISIL DALAM TERAS PWR
ISSN 1411 240X Analisis Perubahan Massa Bahan Fisil dan... (Anis Rohanda) ANALISIS PERUBAHAN MASSA BAHAN FISIL DAN NON FISIL DALAM TERAS PWR 1000 MWe DENGAN ORIGEN-ARP 5.1 Anis Rohanda Pusat Teknologi
Lebih terperinciBAB III DESAIN REAKTOR DAN METODE PERHITUNGAN
BAB III DESAIN REAKTOR DAN METODE PERHITUNGAN 3.1 Spesifikasi Umum Desain Reaktor Pada penelitian ini, penulis menggunakan data-data reaktor GCFR yang sedang dikembangkan oleh para ilmuwan dari Argonne
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa mendatang penggunaan bahan bakar berbasis minyak bumi harus dikurangi karena semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan dampak
Lebih terperinciAnalisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )
Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 ) Riska*, Dian Fitriyani, Feriska Handayani Irka Jurusan Fisika Universitas Andalas *riska_fya@yahoo.com
Lebih terperinciANALISIS SIFAT TERMAL TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI TUNAK
ANALISIS SIFAT TERMAL TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI TUNAK Edy Sulistyono 1, Etty Marti Wigayati 2 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong,
Lebih terperinciPENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo
PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo ABSTRAK PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR
Lebih terperinciSTUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 18, No. 3, Juli 2015, hal 95-100 STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O Very Richardina 1*, Wahyu Setia Budi 1 dan Tri
Lebih terperinciPENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER
ISSN 979-409 PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER Yanlinastuti, Sutri Indaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENGUKURAN
Lebih terperinciEVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN.
EVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN Rizki Budi Rahayu 1, Riyatun 1, Azizul Khakim 2 1 Prodi Fisika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hampir 50 persen dari kebutuhan, terutama energi minyak dan gas bumi.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah energi merupakan salah satu hal yang sedang hangat dibicarakan saat ini. Di Indonesia, ketergantungan kepada energi fosil masih cukup tinggi hampir 50 persen
Lebih terperinciDEFINISI. Definisi-definisi berikut berlaku untuk maksud-maksud dari publikasi yang sekarang.
DEFINISI Definisi-definisi berikut berlaku untuk maksud-maksud dari publikasi yang sekarang. Batas-batas Yang Dapat Diterima (Acceptable limits) Batas-batas yang dapat diterima oleh badan pengaturan. Kondisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012),
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012), maka peningkatan kebutuhan
Lebih terperinciPEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al
ABSTRAK PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al Susworo, Suhardyo, Setia Permana Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al. Pembuatan pelat elemen bakar/peb mini
Lebih terperinciPADA BAHAN BAKAR UO2 DERAJAT BAKAR TINGGI TERHADAP PELEPASAN GAS HASIL FISI
Prosiding Presentasi I/miah Daur Bahan Bakar Nukfir V P2TBDU dan P2BGN-BA TAN Jakarla, 22 Pebruari 2000 ISSN 1410-1998 EFEK REKRISTALISASI PADA BAHAN BAKAR UO2 DERAJAT BAKAR TINGGI TERHADAP PELEPASAN GAS
Lebih terperinciPERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL. Mochamad Imron, Ariyawan Sunardi
Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir PRSG Tahun 2012 ISBN 978-979-17109-7-8 PERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL Mochamad Imron,
Lebih terperinciREAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)
REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) RINGKASAN Reaktor Grafit Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) adalah reaktor berbahan bakar uranium alam dengan moderator grafit dan berpendingin
Lebih terperinciPENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati
PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2 Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati ABSTRAK PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Elemen bakar merupakan salah
Lebih terperinciREAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)
REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU) RINGKASAN Setelah perang dunia kedua berakhir, Kanada mulai mengembangkan PLTN tipe reaktor air berat (air berat: D 2 O, D: deuterium) berbahan bakar uranium alam. Reaktor
Lebih terperinciREAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)
REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR) RINGKASAN Reaktor Air Didih adalah salah satu tipe reaktor nuklir yang digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Reaktor tipe ini menggunakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA Tri Yulianto ABSTRAK PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA. Kegiatan pengembangan
Lebih terperinciPENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR
PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi
Lebih terperinciPENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER
No. 02/ Tahun I. Oktober 2008 ISSN 19792409 PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN UZr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER Yanlinastuti, Sutri Indaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciSTUDI TENTANG FISIBILITAS DAUR ULANG AKTINIDA MINOR DALAM BWR. Abdul Waris 1* dan Budiono 2
Studi Tentang Fisibilitas Daur Ulang Aktinida Minor dalam BWR (Abdul Waris) ISSN 1411-3481 STUDI TENTANG FISIBILITAS DAUR ULANG AKTINIDA MINOR DALAM BWR Abdul Waris 1* dan Budiono 2 1 Kelompok Keilmuan
Lebih terperinciPARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL
LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reaktor nuklir membutuhkan suatu sistem pendingin yang sangat penting dalam aspek keselamatan pada saat pengoperasian reaktor. Pada umumnya suatu reaktor menggunakan
Lebih terperinciMODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN
MODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN Muhammad Ilham, Annisa Khair, Mohamad Yusup, Praba Fitra Perdana, Nata Adriya, Rizki Budiman 121178, 12115, 121177, 121118, 12116, 12114 Program Studi Fisika, Institut
Lebih terperinciEVALUASI KESELAMATAN REAKTOR AIR MENDIDIH (BWR) DALAM PENGAWASAN REAKTOR DAYA
EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR AIR MENDIDIH (BWR) DALAM PENGAWASAN REAKTOR DAYA Oleh: Budi Rohman Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Memperoleh energi yang terjangkau untuk rumah tangga dan industri adalah aktivitas utama pada masa ini dimana fisi nuklir memainkan peran yang sangat penting. Para
Lebih terperinciPENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT
PENTINGNYA REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Reaktor pembiak cepat (Fast Breeder Reactor/FBR) adalah reaktor yang memiliki kemampuan untuk melakukan "pembiakan", yaitu suatu proses di mana selama reaktor
Lebih terperinciPROSES PENGOMPAKAN DAN PENYINTERAN PELET CERMET UO2-Zr
ISSN 0852-4777 Proses Pengompakan dan Penyinteran Pelet CERMET UO 2-Zr (Tri Yulianto, Meniek Rachmawati, Etty Mutiara) PROSES PENGOMPAKAN DAN PENYINTERAN PELET CERMET UO2-Zr Tri Yulianto, Meniek Rachmawati,
Lebih terperinciRISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK
RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK RINGKASAN Apabila ada sistem perpipaan reaktor pecah, sehingga pendingin reaktor mengalir keluar, maka kondisi ini disebut kecelakaan
Lebih terperinciTEKNOLOGI DUPIC SEBAGAI ALTERNATIF PENUTUPAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR
TEKNOLOGI DUPIC SEBAGAI ALTERNATIF PENUTUPAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR Erlan Dewita, Djati H Salimy Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN) BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan Jakarta12710 Telp/Fax:
Lebih terperinciCONTOH KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI. Kejadian Awal Terpostulasi. No. Kelompok Kejadian Kejadian Awal
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA CONTOH KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI Kejadian Awal Terpostulasi No. Kelompok
Lebih terperinciANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER
ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER YANLINASTUTI, SUTRI INDARYATI, RAHMIATI Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Serpong Abstrak ANALISIS
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR NONDAYA - 2 - CONTOH KEJADIAN AWAL TERPOSTULASI Kejadian Awal Terpostulasi No. Kelompok
Lebih terperinciBAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi
BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi 3.1 Konfigurasi Teras Reaktor Spesifikasi utama dari HTTR diberikan pada tabel 3.1 di bawah ini. Reaktor terdiri
Lebih terperinciDiterima editor 10 Agustus 2010 Disetujui untuk dipublikasi 28 September 2010
Vol. No. Oktober 00, Hal. - ISSN 0X Nomor : /AU/PMI/0/00 ANALISIS PARAMETER KINETIK DAN TRANSIEN TERAS KOMPAK REAKTOR G-GAS Iman Kuntoro ), Surian Pinem ), Tagor Malem Sembiring. Pusat Teknologi ahan Industri
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. mekanisme yang banyak digunakan untuk menghasilkan energi nuklir melalui
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Reaktor Secara umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya cadangan minyak bumi, gas dan batubara di Indonesia,membuat kita harus segera memikirkan
Lebih terperinciDesain Reaktor Air Superkritis (Supercritical Cooled Water Reactor) dengan Menggunakan Bahan Bakar Uranium-horium Model Teras Silinder
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No.01, Januari Tahun 2016 Desain Reaktor Air Superkritis (Supercritical Cooled Water Reactor) dengan Menggunakan Bahan Bakar Uranium-horium Model Teras Silinder
Lebih terperinciANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER
ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER YANLINASTUTI, SUTRI INDARYATI, RAHMIATI Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Serpong Abstrak ANALISIS
Lebih terperinciDISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SEBAGAI FUNGSI BURN-UP BAHAN BAKAR PADA REAKTOR KARTINI
Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 2, April 2014, Hal 107-112 DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SEBAGAI FUNGSI BURN-UP BAHAN BAKAR PADA REAKTOR KARTINI Fatkhiyatul Athiqoh 1), Wahyu Setia Budi
Lebih terperinciPEMODELAN TERMOHIDROLIKA SUB-KANAL ELEMEN BAKAR AP-1000 MENGGUNAKAN RELAP5
Urania Vol. 16 No. 4, Oktober 2010 : 145-205 PEMODELAN TERMOHIDROLIKA SUB-KANAL ELEMEN BAKAR AP-1000 MENGGUNAKAN RELAP5 ABSTRAK Suroso (1) dan Sukmanto Dibyo (1) Pusat Teknologi Rekayasa dan Keselamatan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BAHAN BAKAR BEKAS BERBAGAI TIPE REAKTOR. Kuat Heriyanto, Nurokhim, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR BEKAS BERBAGAI TIPE REAKTOR Kuat Heriyanto, Nurokhim, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR BEKAS BERBAGAI TIPE REAKTOR. Telah dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di dunia, yang menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang besar. PLTN
Lebih terperinciPENENTUAN LAJU KOROSI PADA SUHU 150 ac UNTUK BAHAN STRUKTUR AIMg2 PASCA PERLAKUAN PANAS
Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005 ISSN 0854-5561 PENENTUAN LAJU KOROSI PADA SUHU 150 ac UNTUK BAHAN STRUKTUR AIMg2 PASCA PERLAKUAN PANAS Maman Kartaman A, Sigit dan Dedi Hariadi ABSTRAK PENENTUAN LAJU
Lebih terperinciSTUDI TI GKAT RADIOAKTIVITAS DA PA AS PELURUHA BAHA BAKAR BEKAS REAKTOR AIR RI GA SEBAGAI FU GSI WAKTU
Pusat Teknologi Limbah RadioaktifBATA ISSN 14106086 Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan TeknologiRISTEK STUDI TI GKAT RADIOAKTIVITAS DA PA AS PELURUHA BAHA BAKAR BEKAS REAKTOR AIR RI GA SEBAGAI FU GSI
Lebih terperinciREAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2
ISSN 1907 2635 Reaksi Termokimia Paduan AlFeNi dengan Bahan Bakar U 3Si 2 (Aslina Br.Ginting, M. Husna Al Hasa) REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 Aslina Br. Ginting dan M. Husna
Lebih terperinciANALISIS VISUAL PENDINGINAN ALIRAN DUA FASA MENGGUNAKAN KAMERA KECEPATAN TINGGI ABSTRAK ABSTRACT
ANALISIS VISUAL PENDINGINAN ALIRAN DUA FASA MENGGUNAKAN KAMERA KECEPATAN TINGGI Ainur Rosidi, G. Bambang Heru, Kiswanta Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK ANALISIS VISUAL PENDINGINAN
Lebih terperinciPE GARUH BUR -UP TERHADAP KUA TITAS DA KARAKTERISTIK BAHA BAKAR UKLIR BEKAS PLT. urokhim Pusat Teknology Limbah Radioaktif-BATAN
PE GARUH BUR -UP TERHADAP KUA TITAS DA KARAKTERISTIK BAHA BAKAR UKLIR BEKAS PLT urokhim Pusat Teknology Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK PE GARUH BUR -UP TERHADAP KUA TITAS DA KARAKTERISTIK BAHA BAKAR UKLIR
Lebih terperinciREAKTOR NUKLIR. Sulistyani, M.Si.
REAKTOR NUKLIR Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Reaktor Nuklir Reaktor Nuklir pertama kali dibuat oleh Fermi tahun 1942. Reaktor nuklir dikelompokkanmenjadi reaktor penelitian dan reaktor
Lebih terperinciPERHITUNGAN DEFLESI BAHAN BAKAR TERAS PWR
PERHITUNGAN DEFLESI BAHAN BAKAR TERAS PWR Elfrida Saragi, Tukiran S ABSTRAK PERHITUNGAN DEFLESI BAHAN BAKAR TERAS PWR. Perhitungan deflesi bahan bakar sangat berkaitan dengan keselamatan tempat penyimpanan
Lebih terperinciAnalisis Neutronik Super Critical Water Reactor (SCWR) dengan Variasi Bahan Bakar (UN-PuN, UC-PuC dan MOX)
Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 1, Januari 2016 ISSN 2302-8491 Analisis Neutronik Super Critical Water Reactor (SCWR) dengan Variasi Bahan Bakar (UN-PuN, UC-PuC dan MOX) Nella Permata Sari 1,*, Dian Fitriyani,
Lebih terperinciKata kunci: analisis transient aliran, SSSR, aliran sirkulasi alam, loop primer, kondisi normal.
J. Tek. Reaktor. Nukl. Vol. 10 No. 3, Oktober 2008, Hal. 126-135 ISSN 1411 240X ANALISIS TRANSIEN ALIRAN PENDINGIN SMALL SIMPLE AND SAFE REACTOR TANPA POSTULASI KECELAKAAN Enjang Ruhiat, Andang Widi Harto,
Lebih terperinciSTUDI SIFAT BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA AKIBAT IRADIASI
ID0100126 Pmsiding Pesentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir II STUDI SIFAT BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA AKIBAT IRADIASI ABSTRAK Supardjo Pusat Elemen Bakar Nuklir STUDI SIFAT BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA
Lebih terperinciKARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN
No.06 / Tahun III Oktober 2010 ISSN 1979-2409 KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN Martoyo, Ahmad Paid, M.Suryadiman Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciSYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA
SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA PENDAHULUAN Disamping sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu pemanfaatan energi nuklir secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu pemanfaatan tenaga nuklir dalam bidang energi adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu pemanfaatan tenaga nuklir dalam bidang energi adalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Seiring dengan pemanfaatan PLTN terdapat kecenderungan penumpukan
Lebih terperinciINVESTIGASI PENGARUH RETAK RADIAL PADA PELET EKSENTRIS TERHADAP PARAMETER TERMAL ELEMEN BAKAR PWR
INVESTIGASI PENGARUH RETAK RADIAL PADA PELET EKSENTRIS TERHADAP PARAMETER TERMAL ELEMEN BAKAR PWR Hendro Tjahjono Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN)-BATAN Kawasan Puspiptek Serpong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umat manusia kepada tingkat kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, termasuk juga kemajuan dalam bidang teknologi nuklir telah mengantarkan umat manusia kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumsi energi listrik dunia dari tahun ke tahun terus meningkat. Dalam hal ini industri memegang peranan penting dalam kenaikan konsumsi listrik dunia. Di Indonesia,
Lebih terperinciSTUDI PERPINDAHAN PANAS SELAMA REWETTING PADA SIMULASI PENDINGINAN PASCA LOCA*
STUDI PERPINDAHAN PANAS SELAMA REWETTING PADA SIMULASI PENDINGINAN PASCA LOCA* Mulya JUARSA, Anhar R. ANTARIKSAWAN PUSAT TEKNOLOGI REAKTOR DAN KESELAMATAN NUKLIR PTRKN Gedung80 Kawasan PUSPIPTEK Serpong,
Lebih terperinciREACTOR SAFETY SYSTEMS AND SAFETY CLASSIFICATION
REACTOR SAFETY SYSTEMS AND SAFETY CLASSIFICATION Puradwi I.W. Bidang Analisis Risiko dan Mitigasi Sistem P2TKN-BATAN NATIONAL BASIC PROFESSIONAL TRAINING COURSE ON NUCLEAR SAFETY PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Lebih terperinciANALISIS DESAIN ECCS TERHADAP FREKUENSI KERUSAKAN TERAS PADA PWR
ANALISIS DESAIN ECCS TERHADAP FREKUENSI KERUSAKAN TERAS PADA PWR D. T. Sony Tjahyani, Surip Widodo Bidang Pengkajian dan Analisis Keselamatan Reaktor Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIKA FRAKSI VOID PADA KONDISI RE-FLOODING POST LOCA MENGGUNAKAN RELAP5
Sukmanto Dibyo ISSN 0216-3128 197 ANALISIS KARAKTERISTIKA FRAKSI VOID PADA KONDISI RE-FLOODING POST LOCA MENGGUNAKAN RELAP5 Sukmanto Dibyo PTRKN- BATAN, E-mail : sukdibyo@batan.go.id ABSTRAK ANALISIS KARAKTERISTIKA
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ALIRAN DARI BAWAH KE ATAS (BOTTOM-UP) TERHADAP KARAKTERISTIK PENDINGINAN TERAS REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG
PENGARUH PENAMBAHAN ALIRAN DARI BAWAH KE ATAS (BOTTOM-UP) TERHADAP KARAKTERISTIK PENDINGINAN TERAS REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG V. Indriati Sri Wardhani vero@batan-bdg.go.id Pusat Teknologi Nuklir Bahan
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Di Susun Oleh: 1. Nur imam (2014110005) 2. Satria Diguna (2014110006) 3. Boni Marianto (2014110011) 4. Ulia Rahman (2014110014) 5. Wahyu Hidayatul
Lebih terperinciANALISIS TEGANGAN PADA SAMBUNGAN NOSEL MASUK DAN KELUAR BEJANA TEKAN REAKTOR DENGAN MEH
Anni Rahmat, dkk. ISSN 0216-3128 179 ANALISIS TEGANGAN PADA SAMBUNGAN NOSEL MASUK DAN KELUAR BEJANA TEKAN REAKTOR DENGAN MEH Anni Rahmat, Roziq Himawan Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir, BATAN
Lebih terperinciSpesifikasi Teknis Teras Reaktor Nuklir Kartini dan Eksperimental Setup Fasilitas Uji In-vitro dan In-vivo Metode BNCT
Spesifikasi Teknis Teras Reaktor Nuklir Kartini dan Eksperimental Setup Fasilitas Uji In-vitro dan In-vivo Metode BNCT Drs. Widarto Peneliti Madya Reaktor Riset Kartini Tipe TRIGA (Training Riset Isotop
Lebih terperinciPENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)
PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945. Sedemikian
Lebih terperinciPENGARUH KANDUNGAN Fe DAN Mo TERHADAP KETAHANAN KOROSI INGOT PADUAN ZIRLO-Mo DALAM MEDIA UAP AIR JENUH
ISSN 0852-4777 Pengaruh Kandungan Fe dan Mo Terhadap Ketahanan Korosi Ingot Paduan Zirlo-Mo Dalam Media Uap Air Jenuh (Sungkono, Futichah) PENGARUH KANDUNGAN Fe DAN Mo TERHADAP KETAHANAN KOROSI INGOT PADUAN
Lebih terperinciRISET PROSES PELELEHAN TERAS SAAT KECELAKAAN PARAH
RISET PROSES PELELEHAN TERAS SAAT KECELAKAAN PARAH RINGKASAN Kecelakaan yang terjadi pada reaktor Three Mile Island No.2 (TMI-2) di Amerika Serikat pada bulan Maret 1979, telah mengakibatkan sekitar separuh
Lebih terperinciANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET
ISSN 907 635 ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET Aslina Br.Ginting, M.Husna Al Hasa, Masrukan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Tangerang
Lebih terperinciPENGARUH UNSUR GERMANIUM TERHADAP KETAHANAN KOROSI PADUAN Zr-Nb-Mo-Ge UNTUK MATERIAL KELONGSONG PERUSAHAAN LISTRIK TENAGA NUKLIR
Pengaruh Unsur Germanium Terhadap Ketahanan Korosi Paduan Zr-Nb-Mo-Ge untuk Material Kelongsong Perusahaan Listrik Tenaga Nuklir (B. Bandriyana) Akreditasi LIPI Nomor : 395/D/2012 Tanggal 24 April 2012
Lebih terperinci2. Prinsip kerja dan Komponen Utama PLTN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) DAN JENIS-JENIS REAKTOR PLTN (Yopiter L.A.Titi, NRP:1114201016, PascaSarjana Fisika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh November (ITS Surabaya) 1. Pendahuluan Nuklir
Lebih terperinciDESAIN TERAS SUPERCRITICAL WATER COOLED FAST BREEDER REACTOR
DESAIN TERAS SUPERCRITICAL WATER COOLED FAST BREEDER REACTOR R. Sigit E.B. Prasetyo, Andang Widi Harto, Alexander Agung Program Studi Teknik Nuklir, Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik UGM ABSTRAK DESAIN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Perpindahan panas adalah perpindahan energi yang terjadi pada benda atau material yang bersuhu tinggi ke benda atau material yang bersuhu rendah, hingga tercapainya kesetimbangan
Lebih terperinciBERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR
BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR RINGKASAN Beberapa tipe Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah Reaktor Air Tekan (Pressurized Water Reactor, PWR), Reaktor Air Tekan Rusia (VVER),
Lebih terperinciRISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR
RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR RINGKASAN Meskipun terjadi kecelakaan kehilangan air pendingin ( Loss Of Coolant Accident, LOCA), seandainya bundel bahan bakar dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reaktor Kartini merupakan reaktor nuklir tipe TRIGA Mark II (Training Research and Isotop Production by General Atomic) yang mempunyai daya maksimum 250 kw dan beroperasi
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN X STUDI LITERATUR PENGEMBANGAN NANOFLUIDA UNTUK APLIKASI PADA BIDANG TEKNIK DI INDONESIA
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN 2339-028X STUDI LITERATUR PENGEMBANGAN NANOFLUIDA UNTUK APLIKASI PADA BIDANG TEKNIK DI INDONESIA Anwar Ilmar Ramadhan 1*, Ery Diniardi 1, Cahyo Sutowo 1
Lebih terperinciDefinisi PLTN. Komponen PLTN
Definisi PLTN PLTN adalah sebuah pembangkit daya thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik
Lebih terperinciPENGARUH KANDUNGAN Si TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN KEKERASAN INGOT Zr-Nb-Si
ISSN 1907 2635 Pengaruh Kandungan Si terhadap Mikrostruktur dan Kekerasan Ingot Zr-Nb-Si (Heri Hardiyanti, Futichah, Djoko Kisworo, Slamet P.) PENGARUH KANDUNGAN Si TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN KEKERASAN
Lebih terperinciREAKTOR PENDINGIN GAS MAJU
REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU RINGKASAN Reaktor Pendingin Gas Maju (Advanced Gas-cooled Reactor, AGR) adalah reaktor berbahan bakar uranium dengan pengkayaan rendah, moderator grafit dan pendingin gas yang
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH DAYA UNTUK PENGUJIAN PIN BAHAN BAKAR TIPE PWR DI PRTF RSG-GAS
Analisis Pengaruh Daya Untuk Pengujian Pin Bahan Bakar Tipe PWR di PRTF RSG-GAS Edy Sulistyono, Tri Yulianto ANALISIS PENGARUH DAYA UNTUK PENGUJIAN PIN BAHAN BAKAR TIPE PWR DI PRTF RSG-GAS Edy Sulistyono,Tri
Lebih terperinci2014, No MANAJEMEN TERAS. Langkah-langkah Manajemen Teras terdiri atas:
8 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN TERAS SERTA PENANGANAN DAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR NUKLIR PADA REAKTOR NONDAYA MANAJEMEN TERAS Langkah-langkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat di dunia. Saat ini Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar ke 16 di dunia dan dalam
Lebih terperinciKONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH
KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN MANAJEMEN PENUAAN REAKTOR NONDAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN MANAJEMEN PENUAAN REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinci