Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya
|
|
- Sonny Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Aplikasi Fuzzy Pada Pengaturan Rumah Kaca Tanaman Dataran Tinggi Dimas Seto Irawan #1, Akhmad Hendriawan -1 #2, Dedit Cahya H.-2 #3, Edy Satriyanto -3 #4 # Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya 1 dim.seto@gmail.com 2 hendri@eepis-its.edu 3 dedit@eepis-its.edu 4 kangedi@eepis-its.edu ABSTRAK Budidaya tanaman selama ini dilakukan pada kondisi lingkungan (iklim) yang sesuai dengan tanaman. Jika tanaman dipindah ke daerah dengan kondisi lingkungan (iklim) yang berbeda maka tanaman tersebut tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik atau bahkan mati. Pembuatan rumah kaca (Greenhouse) merupakan solusi yang baik untuk media budidaya tanaman dan merekayasa unsur-unsur fisik lingkungan. Penelitian mengenai rumah kaca sendiri sudah banyak sekali dilakukan mulai dari pembuatan desain rumah kaca sampai dengan pengontrolan otomatis aktuator seperti lampu, alat penyiraman dan mesin pendingin agar sesuai dengan lingkungan yang dibutuhkan. Merujuk dari penelitian yang sudah ada maka pada paper ini menawarkan sesuatu yang baru dalam proses rekayasa rumah kaca dimana akan dikontrol suhu dan kelembaban rumah kaca yang disesuaikan dengan keadaan iklim dataran tinggi. Kemudian untuk proses pengontrolannya menggunakan metode logika fuzzy. Berdasarkan dari hasil pengujian menggunakan elemen pendingin peltier yang digabungkan dengan prinsip kerja heat exchanger untuk pengaturan suhu dan kelembaban pada dataran rendah yang dikondisikan seperti dataran tinggi hanya bisa mencapai kisaran suhu 25 o C - 27 o C hal ini dipengaruhi oleh peletakan sensor dan sistem pendingin yang digunakan. Kata kunci : udara, Kelembaban udara, Rumah kaca, Logika Fuzzy, Peltier 1. Pendahuluan Lingkungan merupakan faktor terpenting dalam dunia pertanian karena kondisi lingkungan akan mempengaruhi keberhasilan kualitas dan kuantitas produksi. Oleh sebab itu kondisi lingkungan pertanian sangat diperhatikan sesuai dengan jenis produknya. Salah satu faktor lingkungan adalah udara. Kondisi udara ditentukan oleh kombinasi dua faktor yaitu suhu dan kelembaban. Hampir semua proses pertanian atau pembudidayaan tanaman sangat memperhatikan suhu dan kelembaban. Dalam praktek, suhu dan kelembaban sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai dengan kebutuhan, ditambah lagi dengan fenomena pemanasan global akibat radiasi matahari yang penyinarannya jatuh secara total akibat lapisan ozon yang telah menipis. Kalaupun bisa memerlukan biaya dan teknologi yang tinggi. dan kelembaban seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi pertanian. 2. Latar Belakang Untuk bisa memodifikasi atau mengendalikan suhu dan kelembaban tanaman, dalam hal ini untuk mengatasi faktor pembatas produksi pertanian khususnya tanaman dataran tinggi yang ditanam pada dataran rendah maka salah satu teknologi yang dipakai adalah teknologi pertanian rumah kaca (greenhouse) yang dikondisikan seperti pada lingkungan dataran tinggi. Pertanian rumah kaca sendiri merupakan kegiatan pertanian yang dilakukan pada suatu bangunan yang dapat digunakan untuk melakukan budidaya tanaman di dalam ruangan. Pada paper ini merujuk [2], [4], [6] yang juga membahas tentang pengontrolan greenhouse, akan tetapi terdapat beberapa kelemahan anatara lain hanya mengontrol intensitas cahaya dengan kontrol waktu [2], hanya mengontrol suhu greenhouse yang dibandingkan dengan suhu diluar greenhouse saja [4], dan masih menggunakan kontrol on off untuk mengontrol AC sehingga kalau diimplementasikan cost yang dibutuhkan tinggi karena menggunakan AC[6]. Sedangkan pada paper ini menawarkan pengontrolan suhu dan kelembaban greenhouse yang dikondisikan seperti pada lingkungan dataran tinggi dengan menggunakan syitem pendingin yang lebih terjangkau dari pada AC dan digunakan logika fuzzy yang lebih stabil dalam proses pengontrolannya. Oleh karena itu dibutuhkan juga suatu sistem pendingin yang efektif dan efisien untuk diimplementasikan, selain dari AC. Paper [5] mengenalkan suatu elemen peltier yang bisa digunakan untuk pendingin juga. Untuk pengaturannya akan diterapkan suatu metode berbasis logika fuzzy yang mempunyai parameter utama suhu dan kelembaban ruang. Diharapkan dengan metode ini dapat diatur suhu dan kelembaban ruang yang dibutuhkan. Oleh karena itu telah dirancang suatu sistem kontrol dan pengondisian ruangan berdasarkan suhu dan kelembaban ruang yang digunakan dalam bidang pertanian sesuai keinginan kita. Pada paper ini merupakan pengembangan dari [2], [4], [6] dan penelitian [5] dalam pembuatan sistem pendingin baru untuk ruangan. 3. Perancangan Sistem Secara garis besar sistem pengaturan suhu dan kelembaban menggunakan logika fuzzy dapat dilihat pada blok diagram gambar 3.1 berikut ini: 1
2 LCD Pengontrol suhu dan kelembaban (mikrokontroler+sensor+aktuator) LCD GUI User Sensor µc RS 232 Buka GUI MinSys On Kipas Aktuator Spray Sistem pendingin peltier Lihat A1: Sensor bekerja Deteksi suhu dan kelembaban awal dan kelembaban awal Gambar 3.1 Blok diagram sistem pengontrolan suhu dan kelembaban Pada gambar 3.1 menunjukan sistem yang digunakan untuk mengkondisikan suhu dan kelembaban sesuai dengan set poin yang diharapkan sehingga perlu adanya gabungan beberapa komponen yang terdiri dari sensor, mikrokontroler, aktuator serta sistem pendingin yang tergabung menjadi satu dalam sebuah plant greenhouse untuk mengatur suhu dan kelembaban plant. Yang mana hasil dari pengaturan suhu dan kelembaban di tampilkan melalui LCD dan GUI pada komputer. Perlu diketahui bagian yang penting disini merupakan sistem pendingin, karena tanpa pendingin logika fuzzy yang digunakan tidak akan bekerja, untuk pendinginnya sendiri digunakan aplikasi dari peltier. Peltier sendiri digunakan untuk mendinginkan air, air yang dingin ini nantinya digunakan untuk mendinginkan pipa aluminum yang mana bagian dalam pipa aluminium dialirkan udara dari kipas yang mana hasil dari semburan kipas digunakan untuk mengatur suhu plant, sedangkan untuk pengaturan kelembaban digunakan spray penyembur air yang dihubungkan dengan kompresor. Yang kecepatan putaran kipas dan on off kompresor dikontrol oleh ada dan tidaknya sinyal listrik mikrokontroler. Mikrokontroler ini memberikan perintah pada kipas dan spray sesuai dengan logika fuzzy yang dibuat. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada skenario sistem gambar 3.2 berikut ini: dan kelembaban awal dan kelembaban dan kelembaban Lihat A2: Fuzzy logic & Aktuator aktif compare Menampilkan nilai hasil aktuator dan grafik User menentukanset poin suhu dan kelembaban yang di inginkan MinSys OFF Gambar 3.2 Main success scenario Pada gambar 3.2 dijelaskan proses atau alur dari kerja sistem ini. Awalnya user mengaktifkan mikrokontroler, setelah itu alat pengontrol suhu dan kelembabannya akan aktif, sensor pun juga demikian. Kemudian sensor melakukan pembacaan suhu dan kelembaban yang hasil dari pembacaan ini ditampilkan pada LCD dan GUI pada komputer. Dari tampilan yang ada ini user bisa melakukan seting set poin sesuai keinginan, kemudian besar nilai set poinnya dibandingkan dengan nilai suhu dan kelembaban yang terbaca sensor untuk diproses menggunakan logika fuzzy yang output pemrosesannya digunakan untuk mengontrol suhu dan kelembaban sesuai dengan set poin yang ditentukan. Dan semua informasi yang ada ditampilkan lagi di LCD dan GUI. 3.1 Plant (Rumah Kaca/ greenhouse) Rumah kaca pada gambar 3.3 merupakan plant dari proyek akhir ini, merupakan suatu bangunan yang dapat digunakan untuk melakukan budidaya tanaman di dalam ruangan. Bangunan ini mempunyai atap yang terbuat dari kaca atau bisa diganti dengan plastik yang bening, yang mana dapat berfungsi untuk menahan energi panas matahari yang dipancarkan sehingga energi panas tetap berada di dalam bangunan rumah kaca tersebut. Dengan rumah kaca ini bisa dilakukan suatu pengkondisisan ruangan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Untuk pembuatan prototipe rumah kaca dibutuhkan spesifikasi dan ukuran sebagai berikut : 2
3 Bahan - Besi untuk kerangka - Plastik mika untuk penutup Ukuran - Panjang : 120 cm - Lebar : 60 cm - Tinggi : 80 cm mana bertujuan untuk memindahkan kalor dari peltier agar peltier dapat menghasilkan dingin yang maksimal, kemudian bejana aluminium ini di isi dengan air dan ditutup rapat agar tidak terpengaruh oleh udara luar. Heat exchanger yang berisikan air dari bejana Gambar 3.3 Plant greenhouse 3.2 Sistem pendingin Untuk pendinginnya sendiri digunakan sistem seperti radiator atau heat exchanger yang dikombinasikan dengan peltier. Heat exchanger merupakan alat yang prinsip dasarnya adalah melakukan proses pertukaran kalor antara dua fluida yang berbeda suhunya tanpa pencampuran kedua fluida. Dari prinsip dasar heat exchanger yang dikombinasikan dengan peltier dapat digunakan untuk menghasilkan udara dingin, yang nantinya udara dingin ini disalurkan ke plant sebagai pendingin ruangan. Prinsip kerja dari sistem pendingin ini adalah mula-mula pipa paralon besar yang dijadikan seperti pipa heat exchanger diletakan pada plant greenhouse untuk di isi air dari bejana (gambar 3.5). Untuk pipa paralon sendiri didalamnya terdiri dari pipa-pipa aluminium sebanyak 22 buah dan panjangnya 30 cm yang disusun didalam pipa paralon, yang mana pipa-pipa aluminium diberi jarak renggang sebagai tempat untuk diisi air. Setelah itu ujung dari pipa paralon ditutup dengan lem agar air yang berada dalam pipa paralon tidak bocor keluar. Sehingga pipa-pipa aluminium tadi bersentuhan langsung dengan air. Kemudian dialirkan udara dari kipas melewati lubang-lubang pipa aluminium. Karena pipa aluminium yang ada bersentuhan langsung dengan air dingin, maka dengan sendirinya pipa aluminum juga akan menjadi dingin. Dari sinilah udara dari kipas dialirkan melewati lubang aluminium sehingga udara yang melewati lubang juga akan menjadi dingin. Desain dari pipa paralon ini bisa dilihat pada gambar 3.4. Air dalam bejana Selang sirkulasi Gambar 3.5 Sususnan peletakan system pendingin pada plant greenhouse Air yang ada didalam bejana lama kelamaan akan menjadi dingin suhunya karena pengaruh dari sisi peltier yang dingin. Air yang dingin ini nantinya digunakan untuk pipapipa pada heat exchanger dan dibantu dengan kipas juga untuk membantu menyebarkan udara dingin ke seluruh ruangan. Dalam proses pendinginan air didalam bejana peltier juga mengeluarkan kalor yang cukup tinggi di sisi panasnya, oleh karena itu untuk mendinginkan sisi panas ini digunakan hetasink yang di rendam dalam air guna mengurangi pengaruh panas pada heatsink sehingga sisi dingin dari peltier bisa tetap menjaga kondisi dinginnya tanpa terpengaruhi kalor dari sisi panas peltier. 3.3 Algoritma Perancangan Pengendali Fuzzy Dalam merancang pengendali fuzzy ini, kita membaginya ke dalam beberapa bagian yaitu : fuzzyfikasi, if then rule, dan defuzzyfikasi. Logika fuzzy pada sistem ini digunakan untuk mengontrol suhu dan kelembaban plant berupa greenhouse, dimana suhu dan kelembaban plant dipertahankan konstan sesuai dengan set oin yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan fuzzy pada sistem ini bisa dilihat dalam blok diagram gambar 3.7 berikut Fuzzy Logic Error suhu dan Error Rule 1 (untuk suhu) Rule 2(untuk kelembaban) Gambar 3.4 Desain heat exchanger outputuntuk suhu output untuk kelembaban Pada proses pendinginan air sendiri digunakan peltier. Peltier sisi dinginnya ditempelkan pada bejana aluminium dan sisi panasnya ditempelkan pada heatsink yang Gambar 3.7 Blok diagram perencanaan fuzzy 3
4 Fuzzyfikasi Dalam proses fuzzyfikasi ini menggunakan masukan berupa error suhu dan error kelembaban. Nilai crips masukan dari error suhu, error kelembaban ini diubaha menjadi nilai fuzzy masukan. Untuk membership function (MF) error suhu: - negative big (NB) = sangat kecil (-15 sampai -5) - negative small (NS) = kecil (-10 sampai 0) - almost zero (AZ) = sedang (-5 sampai 5) - positive small (PS) = besar (0 sampai 10) - positive big (PB) = sangat besar (5 sampai 15) Gambar 3.8 Tipe MF masukan error dari suhu untuk membership function (MF) error kelembaban: - negative big (NB) = sangat kecil (-25 sampai -10) - negative small (NS) = kecil (-20 sampai 0) - almost zero (AZ) = sedang (-10 sampai 10) - positive small (PS) = besar (0 sampai 20) - positive big (PB) = sangat besar (10 sampai 25) PS PS PS PS PB PB PB PS PS PB PB PB Keterangan : NB sampai dengan PB adalah label untuk MF defuzzyfikasi kelembaban yang mempresentasikan berapa kali semprotan yang diberikan pada spary. Defuzzyfikasi Setelah itu akan diproses ke defuzzyfikasi mengubah nilai keluaran fuzzy kedalam nilai keluaran nyata. Berikut ini membership function untuk keluaran kipas dan spray. Untuk membership function kipas (dalam volt): - negative big (NB) = sangat lambat (0 sampai 4,5) - negative small (NS) = lambat (2 sampai 7) - almost zero (AZ) = sedang (4,5 sampai 9,5) - positive small (PS) = cepat (7 sampai 12) - positive big (PB) = sangat cepat (9,5 sampai 14) Gambar 3.9 Tipe MF masukan error dari kelembaban If Then Rule Setelah nilai derajat keanggotaan MF masukan dari error suhu dan error kelembaban itu akan dimasukkan ke dalam proses penentuan aturan atau biasa disebut dengan if then rule untuk didapatkan rule strength dengan operasi AND. If then rule ini mempunyai 2 aturan untuk masing-masing aktuator yang digunakan yaitu aturan untuk mengatur suhu dengan kipas dan aturan untuk mengatur kelembaban dengan spray. Tabel 3.1 If then rule untuk suhu e h et NB NS Z PS PB e s NB PB PB PS Z NS NS PB PS Z Z NS Z PB PS Z NS NB PS PB PS Z NS NB PB PB PS Z NS NB Keterangan : NB sampai dengan PB adalah label untuk MF defuzzyfikasi suhu yang mempresentasikan PWM yang diberikan pada kipas. Tabel 3.2 If then rule untuk kelembaban e h et NB NS Z PS PB e s NB NB NB NB NB NB NS NB NS NS Z Z Z NB NS NS Z PS Gambar 3.10 Tipe MF keluaran kipas Untuk membership function spray(dalam berapa kali): - negative big (NB) = 0 kali (-1 sampai 2) - negative small (NS) = 2 kali (0 sampai 4) - almost zero (AZ) = 4 kali (2 sampai 6) - positive small (PS) = 6 kali (4,5 sampai 8) - positive big (PB) = 8 kali (6 sampai 9) 4. Hasil dan Analisa 4.1 Pengujian Peltier Gambar 3.11 Tipe MF keluaran kelembaban Tabel 4.1 Tabel pengukuran peltier sisi dingin menggunakan pendingin heatsink dan tanpa air pada peltier sisi panas No. Tegangan (volt) Arus (ampere) (celcius) 1. 1,5 0,25 22, ,61 19,7 3. 4,5 1,05 18, ,33 15,4 5. 7,5 1,68 12, ,91 13, ,5 2,38 14, ,04 15,6 4
5 Dari hasil pengujian peltier diatas dapat dilihat bahwa suhu yang ada pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 merupakan suhu terkecil yang bisa dihasilkan oleh peltier pada saat diberikan besar tegangan tertentu. Tabel 4.2 Tabel pengukuran peltier sisi dingin menggunakan pendingin heatsink dan air pada peltier sisi panas No. Tegangan (volt) Arus (ampere) (celcius) 1. 1,5 0,42 22, ,8 17,4 3. 4,5 1,35 12, ,84 11,2 5. 7,5 2,27 10, ,65 11, ,5 2,93 12, ,10 13,9 peltier pada sisi dingin dengan perilakuan berbeda memiliki nilai yang berbeda pula. Ini dapat dilihat dalam mendinginkan peltier sisi panas, jika dalam mendinginkannya menggunakan heatsink dan air suhu yang didapat lebih dingin daripada tanpa menggunakan air. Selanjutnya untuk besar arus yang dihasilkan masing-masing peltier tidak sama meskipun besar tegangannya sama, yang mana dalam pengujian ini digunakan 2 buah peltier yang berbeda dimana besar arus yang ada tidak sama (seperti terlihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2). 4.2 Pengujian Sistem Pendingin Tabel 4.3 Tabel pengukuran suhu dan kelembaban pada sistem pendingin dengan jarak sensor 5 cm dari output udara No Jarak sensor dari keluaran pipa air Udara Kelembaban udara pendingin 1. 5 cm 24,5 27, cm 23,2 27, cm cm 22,1 26, cm 21,8 26, cm 21,4 26, cm 20,9 25, cm 20,3 25, cm 19,8 25, cm 19,2 24,81 76 Tabel 4.4 Tabel pengukuran suhu dan kelembaban pada sistem pendingin dengan jarak sensor 10 cm dari output udara No Jarak sensor dari keluaran pipa air Udara Kelembaban udara pendingin cm 25,2 28, cm 24,9 27, cm cm 23,7 27, cm 23,1 26, cm 22,5 26, cm 21,9 26, cm 21,2 26, cm 20,7 25, cm 19,8 25,21 77 Dari tabel 4.3 dan 4.4 hasil pengujian dan pengamatan sistem pendingin bisa diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi keluaran dari sistem pendingin yaitu yang pertama dalam mendapatkan suhu ruangan yang rendah (dingin) diperlukan bantuan air yang juga harus bersuhu dingin dan yang kedua adalah peletakan posisi sensor suhu dan kelembaban pada sistem pendingin, yang mana semakin jauh dari sumber dingin maka hasil suhu yang terbaca sensor semakin tinggi. Serta ukuran besar kecilnya ruangan dari plant juga mempengaruhi dari pembacaan sensor terhadap suhu dan kelembaban yang dihasilkan sistem pendingin.tetapi pada kenyataannya sistem pendingin ini hanya bisa bekerja efektif dalam mempertahankan suhu kisaran 25 o C 27 o C, kalupun kurang dari 25 o C dibutuhkan suhu air yang lebih dingin dan konstan. 4.3 Pengujian Kontrol Fuzzy Untuk yang pertama dibandingkan hasil dari kontrol suhu dengan set poin suhu 25 o C yang menggunakan 3 membership function dan 5 membership function. Hasilnya disajikan dalam bentuk grafik suhu sebagai berikut Gambar 4.1 Grafik suhu set poin 25 o C dengan 3 membership function Pada gambar 4.1bisa dilihat bahwa dalam mencapai nilai set poin yang ditentukan perlu adanya waktu, dimana waktu ini juga berpengaruh pada rule dan nilai dari defuzzyfikasi yang diberikan. Selain itu pada gambar 4.1 terlihat masih adanya overshoot dengan nilai yang besar sehingga terlihat kurang halus grafik yang dihasilkan, hal disebabakan karena rule yang digunakan kurang teliti. Selain itu juga nilai output suhu relatif sulit untuk dijaga konstan berbeda dengan nilai output motor yang tidak dipengaruhi oleh faktor alam. Gambar 4.2 Grafik suhu set poin 25 o C dengan 5 membership function 5
6 Kemudian untuk hasil dari kontrol fuzzy dengan 5 membership function pada gambar 4.2, dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai set poin lebih lama dan nilai overshoot yang dihasilkan relatif lebih kecil dari pada hasil grafik gambar 4.2. Hal ini dikarenakan semakin banyak jumlah membership fuction yang digunakan semakin banyak pula rule yang ditentukan, yang mengakibatkan semakin teliti juga kontrol fuzzy dalam melakukan aksinya. Dalam hal ini ditunjukan pada nilai range tegangan kipas yang bekerja untuk menurunkan suhu. 4.4 Pengujian Keseluruhan Sistem Pada awalnya suhu mula-mula ruangan terdeteksi 29,76 o C ketika sistem pendinginnya aktif suhu udara didalam plant lama-kelamaan akan turun dan kelembaban akan naik. Gambar 4.3 Grafik hasil pembacaan suhu dan kelembaban kisaran 140 detik Pada gambar 4.3 diatas bisa dilihat bahwa grafik dari suhu lama-kelamaan akan mengalami penurunan yang mana proses penurunannya juga dikontrol dengan logika fuzzy untuk hasil kontrol bisa dilihat bahwa ketika kondisi seperti diatas untuk respon kipas (PWM) memiliki 242,7 dan respon spary 6 kali sempot. Lama-kelamaan respon kipas dan spray ini akan mengikuti sendiri sesuai dengan perubahan suhu dan kelembaban yang terjadi pada plant greenhouse. Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa grafik suhu mulai dalam keadaan sesuai set poin dalam waktu 320 detik dan saat itu juga untu kelembaban masih mendekati nilai dari set poin yang ditentukan. Karena dalam proses pendinginannya sendiri memang membutuhkan waktu yang lama dan dalam hal ini juga kadang faktor lingkungan dari luar juga mempengaruhui hasil dari sistem pendinginnya sendiri, sehingga membuat kerja dari pendingin tidak maksimal. 5. Kesimpulan Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan dari hasil pengujian dengan spek hardware elemen pendingin peltier yang digabungkan dengan prinsip kerja seperti heat exchanger untuk pengaturan suhu dan kelembaban pada dataran rendah yang dikondisikan seperti dataran tinggi hanya bisa mencapai kisaran suhu 25 o C - 27 o C dan kelembaban kisaran 88% - 90 % sesuai dengan kemampuan fuzzy logic yang dibuat dalam proyek akhir ini. 2. Peletakan sensor dan sistem pendingin yang digunakan menjadi faktor penentu utama keberhasilan sistem ini. Semakin dekat peletakan sensor semakin mudah bisa terbaca nilai suhu dan kelembaban yang ada. 3. Sistem pendingin dengan menggunakan peltier kurang bisa diaplikasikan untuk pendingin ruangan dengan suhu yang lebih rendah. 4. Banyaknya jumlah membership function yang digunakan mempengaruhi hasil dari output fuzzy. DAFTAR PUSTAKA [1] Hadianto, 1997, Kontroler Fuzzy Logic untuk DC-DC Converter dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Visual C++ Beroerientasi Obyek, proyek akhir, PENS-ITS, Surabaya, Indonesia. [2] Hariswati, Lusi, 2002, Uji Kinerja Alat Pengontrol dan Kelembaban Udara Greenhouse Menggunakan Mikrokontroler AT89C51, SHT 75, dan Personal Computer, proyek akhir, Sarjana Pertanian UB, Malang, Indonesia [3] Kumar, Anuj., Singh, Abhishek., Singh I.P., and Sud S.K., (2010). Prototype Greenhouse Environment Monitoring System. Proceeding of the International MultiConference of Engineers and Computer Scientists 2010 Vol II, Hong Kong. [4] Saptoto, Eko P., 1997, Pengaturan Rumah Tanaman Dengan Kontrol Logika Fuzzy, proyek akhir, Sarjana Pertanian IPB, Bogor, Indonesia Gambar 4.4 Grafik hasil pembacaan suhu dan kelembaban kisaran 320 detik [5] Reza, Deddy, 2010, Perhitungan Heat Rate Heatsink Pada Sisi Panas Thermoelektik TEC Pada Daya 22,4 watt, proyek akhir, D3 Mesin ITS, Surabaya, Indonesia 6
7 [6] Sunardi, 2004, Sistem Pengaturan Intensitas Cahaya Pada Iklim Buatan Dalam Rumah Kaca (Greenhouse),proyek akhir,sarjana Elektronika Undip, Semarang, Indonesia [7] malvino albert paul, hanapi gunawan, (1989). Prinsipprinsip elektronika. Jakarta: Erlangga. [8] Shoim, Achmad, 2006, Desain Pengaturan Proses Multiloop Dengan Kontrol Fuzzy, proyek akhir, PENS- ITS,Surabaya, Indonesia [9] Takhfifur, Farid, Perancangan Pengendalian Logika Fuzzy Untuk Kelembaban Ruang, proyek akhir, Sarjana Fisika FMIPA ITS, Surabaya, Indonesia 7
GPENELITIAN MANDIRI RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI MOTOR DC MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER
GPENELITIAN MANDIRI RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI MOTOR DC MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC BERBASIS MIKROKONTROLER Hendra Kusdarwanto Jurusan Fisika Unibraw Universitas Brawijaya Malang nra_kus@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cara mengatur suhu dan kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor
Lebih terperinci( ) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, M.T
Farid Takhfifur Rahman (115.1.5) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, M.T Latar belakang Lingkungan Udara Kelembaban & Temperatur Metode Logika Fuzzy Kualitas & Kuantitas Tujuan Merancang dan mengembangankan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA PROTOTYPE GREEN HOUSE BERBASIS KENDALI LOGIKA FUZZY
PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA PROTOTYPE GREEN HOUSE BERBASIS KENDALI LOGIKA FUZZY Mulkan Azizi *), Sumardi **), Munawar Agus R ***) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl.
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan
BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan
Lebih terperinciImplementasi Fuzzy Logic Untuk Mengatur Banyak Air Pada Tanaman Mawar Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban
Implementasi Fuzzy Logic Untuk Mengatur Banyak Air Pada Tanaman Mawar Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban Lingga Dwi Putra 1, Joke Pratilastiarso 2, Endro Wahjono 3 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi iklim yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Greenhouse atau yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Greenhouse adalah sebuah bangunan yang berkerangka atau dibentuk menggelembung, diselubungi bahan bening atau tembus cahaya yang dapat meneruskan cahaya secara optimum
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah
III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan
Lebih terperinciPerancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran
Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini 1 Helmi Wiratran 2209105020 2 Latarbelakang (1) Segway PT: Transportasi alternatif dengan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.
Lebih terperinciRANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER
RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER Cahya Firman AP 1, Endro Wahjono 2, Era Purwanto 3. 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri 2. Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3.
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY UNTUK PEMBUATAN KIPAS ANGIN HEMAT ENERGI BERDASARKAN SUHU, KELEMBABAN DAN GERAK
IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY UNTUK PEMBUATAN KIPAS ANGIN HEMAT ENERGI BERDASARKAN SUHU, KELEMBABAN DAN GERAK Hadi Saputra Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendingin merupakan suatu kebutuhan bagi manusia,sebagai pendingin ruangan, penggunaan AC (AirConditioner) mulai meningkat secara signifikan. Ini merupakan salah satu
Lebih terperinciPerancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet
Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet Muhammad Agam Syaifur Rizal 1, Widjonarko 2, Satryo Budi Utomo 3 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem
BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang meliputi sistem kontrol logika fuzzy, perancangan perangkat keras robot, dan perancangan perangkat lunak dalam pengimplementasian
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Pendingin Mesin Mobil Menggunakan Pengendali Logika Fuzzy
Rancang Bangun Sistem Pendingin Mesin Mobil Menggunakan Pengendali Logika Fuzzy Purwanto Priyojatmiko 1, Akhmad Musafa 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur Jl.Raya
Lebih terperinciKontrol Kecepatan Motor Induksi Menggunakan Metode PID-Fuzzy
Kontrol Kecepatan Motor Induksi Menggunakan Metode PID-Fuzzy Tianur -1 #1, Dedid Cahya Happiyanto -2 #2, Agus Indra Gunawan -3 #3, Rusminto Tjatur Widodo -4 #4 # Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termoelektrik merupakan material yang terbuat dari semikonduktor yang salah satu kegunaannya untuk keperluan pembangkit tenaga listrik. Material semikonduktor dapat
Lebih terperinciPROTOTIPE SISTEM KENDALI TEMPERATUR BERBASIS FUZZY LOGIC PADA SEBUAH INKUBATOR
PROTOTIPE SISTEM KENDALI TEMPERATUR BERBASIS FUZZY LOGIC PADA SEBUAH INKUBATOR Abstrak Anies Hannawati, Thiang, Resmana JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSISTAS KRISTEN PETRA Makalah ini menyajikan framework
Lebih terperinciSISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER
SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER Ary Indah Ivrilianita Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Sistem pengendali lampu menggunakan mikrokontroler ATMega
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENDINGIN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO
RANCANG BANGUN PENDINGIN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO Intan Erlita Dewanti *, Jaenal Arifin, Danny Kurnianto Program Studi DIII Teknik Telekomunikasi, STT Telematika Telkom JL.
Lebih terperinciAhmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a)
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a) Abstrak: Pada penelitian ini metode Fuzzy Logic diterapkan untuk
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini membahas tentang pengujian dan analisa dari Sistem Simulasi yang telah di desain pada bab sebelumnya. Secara umum pengujian ini bertujuan untuk mengecek apakah piranti
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas perancangan serta penerapan pengendalian berbasis logika fuzzy pada sistem Fuzzy Logic Sebagai Kendali Pendingin Ruangan Menggunakan MATLAB. Dan simulasi
Lebih terperinciOleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. 2. Ir. Tasripan, MT.
Implementasi Sensor Gas pada Kontrol Lengan Robot untuk Mencari Sumber Gas (The Implementation of Gas Sensors on the Robotic Arm Control to Locate Gas Source ) Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software dan hardware yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem otomasi di bidang pertanian kurangnya berkembang dan adanya beberapa kendala di bidang pertanian, sehingga mengakibatkan kurangnya hasil yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sistem. Tujuan pengujian ini adalah
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan spesifikasi sistem yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sistem. Tujuan pengujian ini adalah untuk membuktikan apakah
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MICROKONTROLLER UNTUK SISTEM KENDALI KECEPATAN BRUSHLESS DC MOTOR MENGGUNAKAN ALGORITMA HYBRID PID FUZZY
Implementasi Microkontroller untuk Sistem Kendali Kecepatan (Kristiyono dkk.) IMPLEMENTASI MICROKONTROLLER UNTUK SISTEM KENDALI KECEPATAN BRUSHLESS DC MOTOR MENGGUNAKAN ALGORITMA HYBRID PID FUZZY Roedy
Lebih terperinciFUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC
FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC Afriadi Rahman #1, Agus Indra G, ST, M.Sc, #2, Dr. Rusminto Tjatur W, ST, #3, Legowo S, S.ST, M.Sc #4 # Jurusan Teknik
Lebih terperinciJurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
APLIKASI PENGENDALI SUHU RUANGAN DENGAN KONTROLER LOGIKA FUZZY BERBASIS MIKROKONTROLER AVR-ATMEGA 328 Diyan Agung W. 1, Ir. Purwanto MT. 2, Ir.Bambang Siswojo MT. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ruangan kandang brooding ayam sesuai keinginan user. Bisa dikatakan adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada penelitian ini adalah mengatur suhu di dalam ruangan kandang brooding ayam sesuai keinginan user. Bisa dikatakan adalah sistem kontrol
Lebih terperinciDesain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter
Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter Ainur Rofiq N 1, Irianto 2, Setyo Suka Wahyu 3 1 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciProceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Pengaruh Variasi Luas Heat Sink
Pengaruh Variasi Luas Heat Sink Terhadap Densitas Energi dan Tegangan Listrik Thermoelektrik Purnami1 *, Widya Wijayanti1 dan Sidiq Darmawan1 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam cuaca yang mendukung perkembangannya. Terdapat aspek-aspek yang. kelembaban udara, sirkulasi udara dan penyiraman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum perawatan tanaman adalah bertujuan agar tanaman tumbuh dengan baik dan memperoleh hasil panen yang memuaskan. Agar tanaman tumbuh dengan baik harus diperhatikan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input
Lebih terperinciSistem Kontrol Temperatur Air pada Proses Pemanasan dan Pendinginan dengan Pompa sebagai Pengoptimal
ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 3, Juli 2016 222 Sistem Kontrol Temperatur Air pada Proses Pemanasan dan Pendinginan dengan Pompa sebagai Pengoptimal Heru Sagito Palka *, Meqorry Yusfi Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Prosedur Perancangan Prosedur perancangan merupakan langkah langkah dalam pembuatan tugas akhir ini. Dan prosedur perancangan ini digambarkan pada diagram alir berikut:
Lebih terperinciBAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL
BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL 5.1 Respon Sensor Arus Pengujian terhadap sensor arus terbagi menjadi dua, yaitu pengujian tanpa rangkaian pengkodisisan sinyal (transformator arus dan sensor
Lebih terperinciRANGKAIAN OTOMATISASI RUANGAN BERBASISKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535
RANGKAIAN OTOMATISASI RUANGAN BERBASISKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Latar Belakang Pralatan-peralatan modern yang ada saat ini baik dalam bidang perkantoran, perumahan, pertokoan, perindustrian maupun
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER
Rancang Bangun Sistem Monitoring Beban dan Indikator RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER Donny Prasetyo Santoso 1*,Indhana Sudiharto.
Lebih terperinciRancang Bangun Alat Pengukur Kadar Air pada Gabah Dengan Mikrokontroler Atmega 8535
Rancang Bangun Alat Pengukur Kadar Air pada Gabah Dengan Mikrokontroler Atmega 8535 Muryono 1), Ir. Sulistyo M Buwono 2), Akuwan Saleh, SST 3) 1) Jurusan Teknik Telekomunikasi,PENS ITS Surabaya Kampus
Lebih terperinciPENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi
PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC Publikasi Jurnal Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unggas untuk mewujudkan beternak itik secara praktis. Dahulu saat teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembang pesatnya teknologi saat ini memberi peluang kepada peternak unggas untuk mewujudkan beternak itik secara praktis. Dahulu saat teknologi belum seperti saat
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)
Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1) 1 Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cahaya merupakan elemen yang penting bagi makhluk hidup di muka bumi. Tanpa
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cahaya merupakan elemen yang penting bagi makhluk hidup di muka bumi. Tanpa adanya cahaya, tidak mungkin ada kehidupan pada planet bumi. Manusia, hewan dan tumbuh
Lebih terperinciDESAIN PENYEARAH 1 FASE DENGAN POWER FACTOR MENDEKATI UNITY DAN MEMILIKI THD MINIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PID-fuzzy PADA BOOST CONVERTER
DESAIN PENYEARAH 1 FASE DENGAN POWER FACTOR MENDEKATI UNITY DAN MEMILIKI THD MINIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PID-fuzzy PADA BOOST CONVERTER Ainur Rofiq N 1, Irianto 2, Setyo Suka Wahyu 3 1 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat
Lebih terperinciInput ADC Output ADC IN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari pengujian alat-alat meliputi mikrokontroler, LCD, dan yang lainnya untuk melihat komponen-komponen
Lebih terperinciSISTEM MONITORING DAN KONTROL OTOMATIS INKUBATOR BAYI DENGAN VISUAL BASIC 6.0 BERBASIS ARDUINO
SISTEM MONITORING DAN KONTROL OTOMATIS INKUBATOR BAYI DENGAN VISUAL BASIC 6.0 BERBASIS ARDUINO Oleh : Rayzah Nur Ilmiyati Pembimbing : Dr. Ir. Andi Adriansyah, M. Eng ABSTRAK Saat ini perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengukuran, pemantauan dan tampilan nilai suhu adalah bagian yang sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pengendalian merupakan hal yang penting di bidang teknologi dan industri. Pengendalian secara manual sudah tidak lagi efisien karena akan membutuhkan waktu.
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pendingin Air Menggunakan Elemen Peltier Berbasis Mikrokontroler ATmega8535
Perancangan Sistem Pendingin Air Menggunakan Elemen Peltier Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 Frima Gandi*, Meqorry Yusfi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas *frimagandi@rocketmail.com ABSTRAK Perancangan
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Spesifikasi yang ada pada sistem dapat diuraikan menjadi dua bagian, yaitu spesifikasi perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak yang akan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM KONTROLTEMPERATUR BERBASIS LOGIKA FUZZY DESIGN AND CONSTRUCTION FUZZY LOGIC TEMPERATURECONTROL SYSTEM
RANCANG BANGUN SISTEM KONTROLTEMPERATUR BERBASIS LOGIKA FUZZY DESIGN AND CONSTRUCTION FUZZY LOGIC TEMPERATURECONTROL SYSTEM Ardiyanto Happy Susilo, Ninik Purwati, I.G. Puja Astawa, Arna Fariza Jurusan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ADAPTIVE SWITCHING FUZZY LOGIC CONTROLER SEBAGAI PENGENDALI LEVEL AIR PADA TIGA BEJANA BERINTERAKSI
IMPLEMENTASI ADAPTIVE SWITCHING FUZZY LOGIC CONTROLER SEBAGAI PENGENDALI LEVEL AIR PADA TIGA BEJANA BERINTERAKSI Satryo Budi Utomo ), Rusdhianto ), Katjuk Astrowulan ) ) Fakultas Teknik,Jurusan Teknik
Lebih terperinciSISTEM KENDALI INTENSITAS CAHAYA RUMAH KACA CERDAS UNTUK BUDIDAYA BUNGA KRISAN
SISTEM KENDALI INTENSITAS CAHAYA RUMAH KACA CERDAS UNTUK BUDIDAYA BUNGA KRISAN Tracy Marsela 1, Rhiza S.Sadjad 2, Andani Achmad 2 1 Jurusan Teknik Elektro, Prodi Informatika, Politeknik Negeri Manado 2
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN
Lebih terperinciTabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]
1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL
RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL Sutedjo ¹, Rusiana², Zuan Mariana Wulan Sari 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa
Lebih terperinciANALISA SISTEM KENDALI FUZZY PADA CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DENGAN DUA PENGGERAK PUSH BELT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA CVT
ANALISA SISTEM KENDALI FUZZY PADA CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DENGAN DUA PENGGERAK PUSH BELT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA CVT Oleh : Agung Prasetya Adhayatmaka NRP 2108100521 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciSISTEM MONITORING PEMAKAIAN TINTA VIA WEB DI PT. TEMPRINA (JAWA POS)
SISTEM MONITORING PEMAKAIAN TINTA VIA WEB DI PT. TEMPRINA (JAWA POS) Achmad Burhanuddin 1, Dedid Cahya H 2,Firman Arifin 2, Elly Purwantini 2 1 Penulis, Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika PENS - ITS
Lebih terperinciPERANCANGAN KONTROLER KASKADE FUZZY UNTUK PENGATURAN TEKANAN PADA PRESSURE CONTROL TRAINER
TUGAS AKHIR TE 091399 PERANCANGAN KONTROLER KASKADE FUZZY UNTUK PENGATURAN TEKANAN PADA PRESSURE CONTROL TRAINER 38-714 Nur Muhlis NRP 2208 100 662 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BAGI TANAMAN PADA RUMAH KACA BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0 TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN SISTEM PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BAGI TANAMAN PADA RUMAH KACA BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0 TUGAS AKHIR Disusun Oleh: Siswo Sutisna 24040211060014 PROGRAM STUDI D3 INSTRUMENTASI
Lebih terperinciSIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY
SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Nesi Syafitri. N Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 3,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan
Lebih terperinciTeknik Telekomunikasi Vol.2, No.2, 2014 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Jurnal Elektro PENS www.jurnalpa.eepis-its.edu Teknik Telekomunikasi Vol.2, No.2, 2014 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya SODAR ULTRASONIK UNTUK MONITORING KONDISI RUANG DENGAN KOMUNIKASI NIRKABEL
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENGATUR LEVEL KECEPATAN MOTOR DC PADA ALAT PELAPISAN (DIP COATING) BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN PENGATUR LEVEL KECEPATAN MOTOR DC PADA ALAT PELAPISAN (DIP COATING) BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR Disusun Oleh : Phutrie Dewi Pertiwi J0D007059 PROGRAM STUDI DIII INSTRUMENTASI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan analisis terhadap sistem yang telah dibuat secara keseluruhan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras serta pengujian
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,
Lebih terperinciRancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic
Rancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic Fadillah Nufinda Rachman 1, Supadi 2, Tri Anggono Prijo 3 1 Program Studi Teknobiomedik Fakultas Sains dan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. media cacing dengan metode adaptive neuro fuzzy inference system (ANFIS)
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Studi Literatur Untuk memehami cara rancang bangun pengontrol suhu dan kelembaban media cacing dengan metode adaptive neuro fuzzy inference system (ANFIS) dibutuhkan studi
Lebih terperinciJurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No. 2 (2017), hal ISSN : X
RANCANG BANGUN PENJEMUR DAN PENGERING PAKAIAN OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER [1] Adnan Feriska, [2] Dedi Triyanto [1][2] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Jalan Prof. Dr.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KONTROL LOGIKA FUZZY PADA SISTEM KESETIMBANGAN ROBOT BERODA DUA
IMPLEMENTASI KONTROL LOGIKA FUZZY PADA SISTEM KESETIMBANGAN ROBOT BERODA DUA Shanty Puspitasari¹, Gugus Dwi Nusantoro, ST., MT 2., M. Aziz Muslim, ST., MT., Ph.D 3, ¹Mahasiswa Teknik Elektro. 2 Dosen Teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor DC merupakan salah satu jenis aktuator yang cukup banyak digunakan dalam bidang industri. Seiring dengan kemajuan teknologi, permasalahan pada dunia industri
Lebih terperinciDESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER FUZZY-SUPERVISED PID BERBASIS PLC PADA SISTEM KONTROL LEVEL CAIRAN COUPLED-TANK
TUGAS AKHIR TE091399 Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013 DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER FUZZY-SUPERVISED PID
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan membahas mengenai pengujian dari alat yang telah dirancang pada bab sebelumnya. Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, semua aspek kehidupan menjadi sangat terbantu. Di mulai dari sistem penyampaian informasi, sistem pertahanan, hingga sektor pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan
Lebih terperinciBAB VI PENGUJIAN SISTEM. Beberapa skenario pengujian akan dilakukan untuk memperlihatkan
BAB VI PENGUJIAN SISTEM 6.1 Tahap Persiapan Pengujian Beberapa skenario pengujian akan dilakukan untuk memperlihatkan performansi sistem kontrol yang dirancang. Namun perlu dipersiapkan terlebih dahulu
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
19 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1. Perancangan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Rancang Bangun Kontrol Logika Fuzzy-PID Pada Plant Pengendalian ph (Studi Kasus : Asam Lemah dan Basa Kuat) Oleh : Fista Rachma Danianta 24 08 100 068 Dosen Pembimbing Hendra Cordova ST, MT. JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkisar 50% - 100%,[1] sehingga Indonesia menjadi tempat yang ideal untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang beriklim tropis dengan suhu hangat dan kelembaban yang cukup tinggi, sangat bagus untuk pengembangan budidaya jamur bila dikondisikam
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Dalam perancangan alat pengendali kipas angin menggunnakan mikrokontroler ATMEGA8535 berbasis sensor suhu LM35 terdapat beberapa masalah yang
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciII. PERANCANGAN SISTEM
Sistem Pengaturan Intensitas Cahaya Dengan Perekayasaan Kondisi Lingkungan Pada Rumah Kaca Alfido, Ir. Purwanto, MT., M.Aziz muslim, ST., MT.,Ph.D. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Jalan M.T Haryono
Lebih terperinciPEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR
PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR M. Helmi F. A. P. 1, Epyk Sunarno 2, Endro Wahjono 2 Mahasiswa Teknik Elektro Industri 1, Dosen
Lebih terperinciSistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler
Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler Heri Mulyono 1, Yuan Novandhya Yudistira 2 1,2 Program Studi Sistem Komputer STMIK Jayanusa Padang herimulyonoaja@gmail.com,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang elektronika saat ini berkembang cepat sekali dan berpengaruh dalam pembuatan alat-alat canggih, yaitu alat yang dapat bekerja secara otomatis
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KONTROL KESTABILAN SUDUT AYUNAN BOX BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROL
PERANCANGAN SISTEM KONTROL KESTABILAN SUDUT AYUNAN BOX BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROL Wiwit Fitria 1*, Anton Hidayat, Ratna Aisuwarya 2 Jurusan Sistem Komputer, Universitas
Lebih terperinciAnalisa dan Simulasi Model Kualitas Air pada Tambak dengan Menggunakan Kontrol Logika Fuzzy dan Kontrol ON/OFF
SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Analisa dan Simulasi Model Kualitas Air pada Tambak dengan Menggunakan Kontrol Logika Fuzzy dan Kontrol Bela Nurlia, dan Suharmadi
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMANTAU SUHU SERTA PENANGANAN DINI KANDANG AYAM BOILER BERBASIS MIKROKONTROLER
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMANTAU SUHU SERTA PENANGANAN DINI KANDANG AYAM BOILER BERBASIS MIKROKONTROLER Sonty Lena, S.Kom., MM., MCAS. 1 Aditya Perdana 2 Konsentrasi Teknik Informatika Program Studi
Lebih terperinci