ANALISIS ASESMEN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BIPA PROGRAM CLS 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS ASESMEN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BIPA PROGRAM CLS 2013"

Transkripsi

1 ANALISIS ASESMEN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BIPA PROGRAM CLS 2013 Achmad Kusen Sutrisno Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) berpijak pada dasar kemampuan berbahasa Indonesia pebelajar asing, karakteristik pebelajar asing, dan tujuan belajar bahasa Indonesia. Pembelajaran yang dilakukan kepada seorang pebelajar BIPA akan sangat mungkin berbeda dengan pebelajar lain dengan berdasar kepada tiga hal tersebut. Seorang pengajar BIPA akan menyusun perencanaan dan pelaksanaan silabus ajar yang berbeda-beda untuk pebelajar dengan tingkat kemampuan dasar bahasa Indonesia yang berbeda-beda. Unsur asesmen seringkali terlupakan karena pengajar BIPA cenderung berfokus pada materi, media, dan kegiatan pembelajaran. Peneliti menitikberatkan penelitian pada unsur asesmen yang kurang diperhatikan oleh pengajar BIPA. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan asesmen keterampilan berbicara dalam pembelajaran BIPA Program CLS Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan asesmen dalam pembelajaran BIPA Program CLS 2013 meliputi perencanaan materi, teknik penilaian dan bentuk instrumen yang terangkum dalam silabus pembelajaran Program CLS Perencanaan materi dalam pembelajaran BIPA Program CLS 2013 menitikberatkan pada materi yang menuntut pebelajar asing untuk berbicara langsung. Materi yang menitikberatkan pada keterampilan berbicara terbagi atas tiga kategori, yaitu materi mendasar, materi praktikal, dan materi tematik. Teknik penilaian yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah teknik penilaian unjuk kerja. Hal ini dikarenakan program CLS menitikberatkan ada performansi keterampilan berbicara pebelajar asing. Ada dua jenis teknik penilaian unjuk kerja, yaitu unjuk kerja berdasar stimulus pengajar dan unjuk kerja berdasar tulisan pebelajar. Selain itu, bentuk instrumen yang digunakan dalam pembelajaran BIPA Program CLS bersifat umum, yaitu satu jenis instrumen berupa skala penilaian yang digunakan untuk materi-materi pembelajaran. Kelebihan penggunaan skala penilaian yang bersifat umum adalah kemudahan bagi pengajar untuk menggunakan skala penilaian tersebut. Kelemahan dalam penggunaan skala penilaian tersebut adalah ketidakcocokan skala penilaian dalam jenis materi NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 1

2 tertentu. Pelaksanaan asesmen dalam pembelajaran BIPA Program CLS secara umum dapat dikatakan baik. Hanya ada 13 materi pembelajaran yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan yang berjalan kurang baik terjadi karena 1) teknik penilaian unjuk kerja berjalan kurang terarah dan meluas, 2) teknik penilaian unjuk kerja berjalan kurang maksimal, dan 3) teknik penilaian unjuk kerja tidak dapat dilaksanakan. Pelaporan asesmen meliputi 1) teknik pelaporan asesmen, 2) bentuk pelaporan asesmen, 3) isi pelaporan asesmen, dan 4) tindak lanjut terhadap pelaporan asesmen. Teknik pelaporan asesmen adalah dengan melakukan rapat bersama sebagai ajang diskusi. Bentuk pelaporan asesmen adalah lisan. Adapun bentuk laporan asesmen tulis dilakukan pada akhir program dan juga bila diperlukan laporan tertulis dalam situasi khusus. Isi pelaporan asesmen meliputi perkembangan keterampilan berbicara pebelajar asing dan hal-hal yang mendukung atau menghambat pemerolehan bahasa pebelajar asing. Tindak lanjut terhadap pelaporan asesmen secara umum dilakukan oleh pengelola program CLS. Tindak lanjut tersebut dapat berupa saran, penetapan aturan baru, dan pemberian teguran atau surat peringatan kepada pebelajar asing yang bermasalah. Keyword: assesmen, analisis, kemampuan berbicara, pembelajaran BIPA. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) menunjukkan perkembangan yang baik di seluruh dunia. Saat ini, lebih dari 35 negara telah menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa yang dipelajari, (Widodo, 2006). Selain itu, di dalam negeri, sudah banyak universitas dan lembaga yang memasukkan program pembelajaran BIPA dalam salah satu program pembelajaran mereka. Sugono (dalam Gatut, 2007:22) menyebutkan bahwa pada tahun 2007 ada tiga negara asing yang paling banyak menyelenggarakan pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu Amerika Serikat, Australia, dan Jepang. Program CLS menerapkan pendekatan komunikatif dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajarannya. Pendekatan komunikatif yang digunakan berfokus pada keluaran keterampilan berbicara pebelajar asing. Keterampilan menyimak, menulis, dan membaca bersifat terintegrasi dalam pembelajaran. Unsur asesmen seringkali terlupakan karena pengajar BIPA cenderung berfokus pada materi, media, dan kegiatan pembelajaran. Titik berat pada asesmen pembelajaran adalah hal yang penting karena dalam asesmen dapat diindikasikan tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran dan faktorfaktor apa yang memengaruhi tingkat ketercapaian tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan asesmen keterampilan berbicara dalam pembelajaran BIPA Program CLS NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 2

3 2013. Adapun rumusan tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan perencanaan asesmen keterampilan berbicara dalam Pembelajaran BIPA Kelas Pre-Advance Program BIPA, (2) mendeskripsikan pelaksanaan asesmen keterampilan berbicara dalam Pembelajaran BIPA Kelas Pre-Advance Program BIPA, dan (3) mendeskripsikan pelaporan asesmen keterampilan berbicara dalam Pembelajaran BIPA Kelas Pre- Advance Program BIPA. Manfaat hasil penelitian dirinci sebagai berikut. Pertma, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh para penggiat BIPA dalam merencanakan penyusunan asesmen dalam program pembelajaran BIPA. Kedua, hasil penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi bagi pelaksana program CLS dalam menyusun program pembelajaran BIPA komunikatif yang terintegrasi dalam perencanaan, pelaksanaan, penyusunan asesmen, dan evaluasi. Ketiga, hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan oleh peneliti selanjutnya untuk melakukan pengembangan model asesmen berbasis pendekatan komunikatif. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini menggunakan latar alami dalam sebagai sumber data langsung (Moleong, 2002: 4). Peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian ini. Penelitian ini mengumpulkan data-data yang berupa kata-kata dan analisisnya dilakukan secara induktif. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model asesmen dalam pembelajaran BIPA Program CLS 2013 yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan asesmen dalam Program CLS 2013 yang dilakukan di Universitas Negeri Malang. Data dalam penelitian ini berupa paparan verbal mengenai asesmen dalam Program CLS 2013 Kelas Intermediate 3 ( Pre-Advance). Data dalam penelitian meliputi data perencanaan asesmen, pelaksanaan asesmen, dan pelaporan asesmen dalam pembelajaran BIPA Program CLS Kelas Intermediate 3 (Pre - Advance). Untuk memeroleh data perencanaan asesmen, peneliti akan melakukan pengamatan terhadap silabus dan teknik penilaian yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Selain itu, peneliti akan melakukan wawancara dengan guru kelas. Wawancara tersebut bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil pengamatan peneliti. Adapun untuk memeroleh data pelaksanaan asesmen, peneliti akan membandingkan perencanaan dalam silabus dengan jurnal mengajar yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Data pelaksanaan pembelajaran juga akan dikonfirmasi dengan guru kelas. Untuk memeroleh data pelaporan asesmen berbicara, peneliti akan melakukan wawancara dengan guru kelas dan penanggung jawab program CLS. Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode (Arikunto, 2006:149). Dalam penelitian kualitatif, instrumen dalam penelitian adalah peneliti sendiri atau dengan NOSI Volume 1, Nomor 8, Februari 2014 Halaman 3

4 bantuan orang lain sebagai alat pengumpul data utama (Moleong, 2002:4). Peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian ini. Tugas peneliti dalam penelitian ini meliputi mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh dari subjek penelitian. Tahap Pengumpulan Data Data merupakan bahan yang penting dalam penelitian. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan harus relevan dengan masalah penelitian. Untuk mendapatkan data yang akurat, diperlukan teknik yang akurat dalam pengumpulannya. Penulis menggunakan teknik analisis dokumentasi. Teknik analisis dokumentasi digunakan karena sumber data yang digunakan berupa dokumen. Data diperoleh dengan cara mengobservasi (membaca) dokumen yang ada, selanjutnya direkam dalam bentuk tabel pengumpul data. Selain teknik tersebut, peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru kelas dan penanggung jawab Program CLS. Hal ini dilakukan untuk mengecek hasil temuan peneliti dengan kondisi nyata yang dialami oleh guru kelas dan penanggung jawab program. Tahap Analisis Data Tahapan selanjutnya dalam penelitian ini adalah tahapan analisis data. Data yang telah terkumpul berupa data-data deskriptif kualitatif. Oleh karena itu, analisis data pada penelitian ini akan menggunakan analisis non-statistik. Analisis nonstatistik merupakan analisis yang dilakukan berdasarkan isi. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama proses pengumpulan data dan setelah pengumpulan selesai. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan sebagai berikut. Reduksi Data Pada tahap identifikasi, kegiatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi data-data yang tersedia, yaitu silabus, materi, media, dan instrumen pendukung lain yang digunakan oleh para pengajar di tiaptiap kelas dengan teknik analisis dokumentasi. Pada tahapan ini juga dilakukan wawancara terhadap para pengajar di Program CLS. Pada tahap klasifikasi, kegiatan yang dilakukan adalah memasukkan data-data yang sudah diidentifikasi baik melalui teknik dokumentasi dan observasi maupun wawancara ke dalam tabel-tabel pengumpul data yang tersedia. Pada tahapan ini, juga akan dilakukan pengkodean data (kodifikasi data). Pengkodean dilakukan terhadap data awal penelitian dan data-data pendukung. Penyajian Data Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan penyajian hasil klasifikasi. Secara umum, hasil klasifikasi diurutkan berdasar urutan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Penyimpulan Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan interpretasi data untuk menghasilkan temuan-temuan. Penyimpulan hasil analisis data didasarkan pada masalah dan tujuan yang ingin dicapai. NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 4

5 Verifikasi Data Untuk memperoleh data yang benar-benar diinginkan dilakukan verifikasi data. Data dianalisis sesuai dengan tahapan penelitian, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN Perencanaan Asesmen Berdasarkan hasil analisis dokumentasi dan wawancara tersebut, didapatkan data mengenai perencanaan asesmen yang meliputi materi yang menitikberatkan pada keterampilan berbicara pebelajar asing, teknik penilaian yang digunakan dalam pembelajaran, serta bentuk instrumen yang digunakan. Materi Peneliti menemukan materimateri dalam pembelajaran BIPA yang menitikberatkan pada aspek keterampilan berbicara pebelajar asing. Selain materi-materi tersebut, materi-materi pembelajaran BIPA yang lain tidak langsung menitikberatkan pada aspek keterampilan berbicara, tetapi bersifat mendukung aspek keterampilan berbicara. Materi-materi itu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu materi mendasar, materi praktikal, dan materi tematik. Dalam pembelajaran BIPA, terdapat materi mendasar. Yang dimaksud dengan materi mendasar adalah materi yang bersifat sangat penting dan harus segera dikuasai oleh pebelajar asing. Sifat penting dan harus segera dikuasai tersebut berkaitan dengan penguasaan bahasa untuk kebutuhan hidup pada awal-awal tinggal di Indonesia. Adapun materi-materi yang tergolong materi mendasar adalah sebagai berikut. 1) Perkenalan 2) Penggunaan kata ganti 3) Mengucapkan salam 4) Arah dan lokasi 5) Angka 6) Jam 7) Kalender (hari, bulan, tahun) 8) Keluarga 9) Lingkungan sekitar 10) Jadwal sehari-hari 11) Berbelanja ke pasar tradisional Kelompok materi kedua adalah materi praktikal. Materi praktikal adalah materi kebahasaan yang menitikberatkan pada kemampuan untuk praktek atau menerapkan aspek kebahasaan tertentu. Adapun yang tergolong pada kelompok materi praktikal adalah sebagai berikut: 12) Mendeskripsikan ciri fisik 13) Aktivitas dalam pekerjaan 14) Wawancara terhadap pemetik teh 15) Kunjungan ke Wonosari 16) Bertemu/mendapat teman baru 17) Membuat/membatalkan janji 18) Berkunjung ke rumah teman baru 19) Memberikan komentar dan saran tentang pasar tradisional 20) Bermain peran berbelanja ke pasar tradisional 21) Makan di luar 22) Intensitas hobi mahasiswa 23) Pergi ke klinik 24) Mempromosikan obat herbal 25) Menjenguk teman yang sakit 26) Wawancara perokok 27) Menyampaikan pendapat tentang rokok 28) Kunjungan ke bromo NOSI Volume 1, Nomor 8, Februari 2014 Halaman 5

6 29) Pidato duta Pulau Komodo 30) Keinginan berkunjung ke tempat wisata 31) Presentasi ppt liburan 32) Wawancara tentang puasa 33) Bermain peran sebagai menteri perhubungan 34) Bermain peran silaturahmi 35) Berita tentang pendidikan 36) Melamar pekerjaan 37) Kunjungan ke Sanan 38) Kampanye presiden Kelompok materi ketiga adalah materi tematik. Materi tematik menitikberatkan pada tema yang digunakan dalam menyampaikan aspek kebahasaan tertentu. Adapun kelompok materi tematik adalah sebagai berikut. 1) Pekerjaan orang lain/teman/keluarga 2) Rumah makan 3) Pesantren 4) Hobi dan olahraga 5) Tips-tips hidup sehat 6) Mewawancarai tukang jamu 7) Mitos 8) Hari kemerdekaan Amerika 9) Ngabuburit 10) Sahur 11) Puasa di berbagai agama 12) Hari raya 13) Pendidikan 14) Pendidikan seks di Indonesia 15) Topik dari mahasiswa 16) Pendidikan di sekolah pinggiran 17) Sekolah luar biasa 18) Pekerjaan keluargaku 19) Industri impian 20) Penebangan liar 21) Presiden Indonesia 22) Macam-macam manfaat kelapa Materi-materi tersebut menitikberatkan pada keterampilan berbicara karena memiliki tujuan pembelajaran yang bersifat komunikatif. Contohnya pada materi Perkenalan. Materi tersebut memiliki tujuan pembelajaran sebagai berikut: 1) Mahasiswa mampu memperkenalkan diri sendiri 2) Mahasiswa mampu mengisi formulir berisi data diri 3) Mahasiswa mampu memperkenalkan teman sejawat Pada contoh materi Perkenalan tersebut, tujuan pembelajaran (1) menitikberatkan pada keterampilan pebelajar asing untuk praktek berbicara. Sedangkan tujuan pembelajaran (2) bersifat mendukung pebelajar asing untuk praktek berbicara. Tujuan pembelajaran (3) juga menitikberatkan keterampilan berbicara pebelajar asing. Materi penggunaan kata ganti juga merupakan materi yang menitikberatkan pada keterampilan berbicara. Materi tersebut memiliki tujuan agar mahasiswa mampu menggunakan kata ganti orang kedua dan ketiga dalam berbagai situasi. Tujuan pembelajaran pada materi Penggunaan kata ganti menitikberatkan pembelajaran pada keterampilan berbicara berupa praktek langsung dalam berbagai situasi. Teknik Penilaian Teknik penilaian yang lebih banyak digunakan adalah teknik penilaian unjuk kerja. Berdasar analisis yang dilakukan, ada dua jenis unjuk kerja yang dilakukan dalam pembelajaran BIPA. Yang pertama adalah unjuk kerja yang dilakukan berdasar stimulus yang diberikan pengajar. Jenis yang kedua adalah unjuk kerja yang berdasar pada hasil tulisan yang dibuat oleh pebelajar asing. NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 6

7 Pada jenis unjuk kerja yang berdasar pada stimulus pengajar, ditemukan 32 materi pembelajaran BIPA yang menggunakan stimulus pengajar sebagai dasar unjuk kerja. Pada materi Perkenalan unjuk kerja dilakukan berdasarkan stimulus yang diberikan oleh pengajar. Stimulus yang diberikan oleh pengajar adalah berupa bentuk latihan yang mengharuskan pebelajar asing menulis identitas diri mereka. Setelah pebelajar menulis identitas diri mereka, pebelajar asing memperkenalkan diri mereka di depan teman-teman sejawat dan pengajar. Adapun bentuk latihan yang digunakan sebagai stimulus adalah sebagai berikut. LATIHAN Silakan menulis identitas diri Anda! Nama saya Anda bisa memanggil saya Umur saya Saya berasal dari Alamat saya, Saya kuliah di Aktivitas saya sekarang Hobi saya, Selanjutnya, materi Penggunaan kata ganti dan materi Mengucapkan salam menggunakan stimulus yang terintegrasi untuk merangsang unjuk kerja pebelajar asing. Stimulus yang diberikan berupa panduan wawancara yang disertai contoh. Berdasar panduan wawancara tersebut, pebelajar asing kemudian melakukan wawancara kepada orang lain. Dalam wawancara yang dilakukan tersebut, pebelajar asing diharuskan menggunakan kata ganti dan mengucapkan salam sesuai dengan materi pembelajaran. Pada materi Wawancara terhadap pemetik teh, unjuk kerja dilakukan berdasar panduan wawancara yang diberikan oleh pengajar. Berdasarkan panduan wawancara tersebut, pebelajar asing langsung melakukan unjuk kerja berupa wawancara terhadap pengajar yang diperankan sebagai pemetik teh. Pada materi Berkunjung ke rumah teman baru, unjuk kerja dilakukan berdasar stimulus yang diberikan oleh pengajar. Stimulus yang diberikan berupa panduan bermain peran yang digunakan sebagai rambu-rambu dalam melakukan kegiatan bermain peran. Dengan panduan tersebut, pebelajar asing melakukan unjuk kerja langsung dengan rambu-rambu yang ditentukan. Materi pembelajaran BIPA yang tergolong memakai teknik pernilaian unjuk kerja berdasar pada tulisan pebelajar berjumlah 27 buah. Pada materi Jam, unjuk kerja pebelajar asing dilakukan dengan berdasar tulisan pebelajar asing. Tulisan tersebut berbentuk jadwal aktivitas yang disertai dengan keterangan waktu. Selanjutnya, jadwal yang telah dibuat dipresentasikan di depan teman-teman sejawat. Unjuk kerja pada materi Jam dilakukan dengan pebelajar asing menulis aktivitas sehari-harinya, dengan mengisi tabel jam dan aktivitas. Setelah itu, pebelajar asing mempresentasikan tabel yang telah diisi di depan temanteman sejawatnya. NOSI Volume 1, Nomor 8, Februari 2014 Halaman 7

8 Bentuk Instrumen Program CLS memiliki tujuan utama untuk memperkuat kecakapan pebelajar asing dalam praktek berbicara bahasa Indonesia. Hal ini memengaruhi bentuk instrumen yang digunakan dalam program CLS. Bentuk instrumen yang paling banyak digunakan dalam pembelajaran BIPA Program CLS adalah bentuk skala penilaian (rating scale). Adapun skala penilaian yang umum digunakan Lampiran 1. Skala penilaian tersebut digunakan hampir di seluruh materi pembelajaran. Para pengajar menggunakan skala penilaian tersebut secara berpasangan, ada dua pengajar yang memberikan penilaian pada saat pebelajar asing melakukan unjuk kerja. Pada akhir kegiatan pembelajaran, kedua pengajar tersebut mencari rata-rata nilai yang diperoleh pebelajar asing. Selain bentuk nilai, asesmen juga akan diberikan dengan koreksi langsung dan saran-saran yang berkaitan dengan aspek kebahasaan pebelajar asing. Berdasar analisis peneliti, ada kelebihan dan kekurangan pada skala penilaian (rating scale) yang bersifat umum yang digunakan dalam program ini. Kelebihan skala penilaian yang bersifat umum adalah memudahkan para pengajar untuk segera merekam capaian keterampilan pebelajar asing. Dengan kemudahan tersebut, para pengajar akan dapat merekam dan mengetahui perkembangan keterampilan tiap-tiap pebelajar asing dalam satuan waktu yang singkat. Adapun kekurangan skala penilaian yang bersifat umum adalah kemungkinan skala penilaian tersebut tidak dapat secara tepat digunakan untuk merekam capaian keterampilan berbicara pelajar asing. Skala penilaiann yang digunakan lebih tepat untuk merekam keterampilan berbicara untuk materi pembelajaran yang bersifat praktikal saja. Adapun untuk materi pembelajaran yang bersifat mendasar dan materi pembelajaran yang bersifat tematik, skala penilaian umum yang digunakan dinilai kurang tepat untuk merekam capaian keterampilan berbicara pebelajar asing. Selain skala penelitian tersebut, peneliti juga menemukan skala penilaian yang berbeda yang digunakan pada saat ujian akhir lisan program CLS. Berdasarkan wawancara peneliti dengan pengelola program CLS, ditemukan format penilaian yang berbeda dengan sistem penilaian yang berbeda pula. Format tersebut sudah digunakan pada saat ujian akhir lisan program CLS. Pelaksanaan Asesmen Peneliti melakukan analisis dokumentasi dan wawancara dengan pengajar untuk menemukan data mengenai pelaksanaan asesmen. Hasil temuan dari analisis dan wawancara tersebut adalah secara umum pelaksanaan pembelajaran telah dilakukan dengan baik. Dengan demikian, pelaksanaan asesmen dalam pembelajaran BIPA juga berjalan dengan baik karena mampu mencapai tujuan pembelajaran, teknik penilaian berupa unjuk kerja berjalan dengan maksimal, dan NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 8

9 instrumen yang digunakan juga sudah tepat. Selain itu, terdapat beberapa materi pembelajaran yang tidak terlaksanakan dengan baik. Hal ini juga berpengaruh pada pelaksanaan asesmen yang kurang maksimal. Berdasar analisis dokumentasi dan wawancara, peneliti menemukan 13 materi pembelajaran yang pelaksanaan asesmennya kurang baik. Pelaksanaan asesmen yang kurang baik tersebut terjadi karena (1) teknik penilaian unjuk kerja berjalan kurang terarah dan meluas, (2) teknik penilaian unjuk kerja berjalan kurang maksimal, dan (3) teknik penilaian unjuk kerja tidak dapat dilaksanakan. Pada materi mewawancarai tukang jamu pelaksanaan pembelajaran kurang terarah dan meluas sehingga berpengaruh juga pada pelaksanaan asesmen yang kurang baik. Kegiatan wawancara menjadi kurang maksimal karena menggunakan rubrik panduan wawancara yang kurang terarah. Panduan wawancara tersebut memungkinkan antara satu pebelajar asing dengan pebelajar asing yang lain untuk menyampaikan pertanyaan yang sama. Menurut Harmer (dalam Azies & Alwasilah, 1996: 58) kegiatan wawancara merupakan aktivitas komunikatif yang masuk pada kategori simulasi. Kegiatan simulasi sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga benar-benar memberikan cerminan kondisi kehidupan yang nyata. Selain itu, kegiatan simulasi sebaiknya juga mampu merangsang pebelajar untuk menggunakan keterampilan berbahasa mereka. Oleh karena itu, seharusnya kegiatan wawancara tukang jamu dilakukan dengan membagi poin-poin pertanyaan yang harus disampaikan para pebelajar. Misalnya satu pebelajar fokus untuk bertanya tentang bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jamu, sedangkan pebelajar lain fokus untuk bertanya tentang cara pembuatan jamu. Pada materi Mendeskripsikan ciri fisik pelaksanaan pembelajaran kurang lancar sehingga berpengaruh juga pada pelaksanaan asesmen. Pada materi ini, pebelajar diminta untuk mendeskripsikan kekasih idaman masing-masing. Pada saat melakukan presentasi tentang kekasih idaman, pebelajar asing tidak banyak menyampaikan deskripsi fisik kekasih idaman mereka. Hal ini berpengaruh pada penilaian yang dilakukan oleh pengajar. Berdasar hasil wawancara terhadap pengajar program CLS, peneliti menemukan bahwa pelaksanaan yang kurang maksimal terjadi karena rubrik yang digunakan kurang bisa memberikan kesempatan kepada pebelajar untuk menyusun deskripsi kekasih idaman dengan baik. Menurut Harmer (dalam Azies & Alwasilah, 1996: 58), unjuk kerja dalam materi Mendeskripsikan ciri fisik merupakan jenis aktivitas permainan komunikasi. Dalam aktivitas permainan bahasa pebelajar dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mereka menggunakan semua atau sebagian aspek bahasa yang dimiliki untuk melakukan tugas. Peran pengajar adalah sebagai fasilitator yang memberikan batasan sampai sejauh mana aspek bahasa yang harus digunakan pebelajar. Batasan tersebut ditampilkan dalam NOSI Volume 1, Nomor 8, Februari 2014 Halaman 9

10 rubrik pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya pengajar menyusun rubrik yang lebih baik agar pebelajar mampu menggunakan aspek bahasa yang proporsional, sesuai dengan kemampuan mereka dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada materi Hari Kemerdekaan Amerika pengajar membuat rencana kegiatan unjuk kerja berupa menceritakan kembali pengalaman dalam merayakan kemerdekaan Amerika dengan bentukan me-kan. Dalam pelaksanaannya, alokasi waktu kegiatan pembelajaran lebih banyak dihabiskan untuk menjelaskan bentukan imbuhan mekan. Para pebelajar ingin memahami bentukan imbuhan me-kan terlebih dahulu baru kemudian menceritakan pengalaman mereka. Pada akhirnya, kegiatan pembelajaran hanya membahas tentang bentukan me-kan, tanpa melakukan unjuk kerja menceritakan kembali pengalaman dalam merayakan kemerdekaan Amerika. Pelaporan Asesmen Pelaporan asesmen dalam program CLS memiliki karakteristik yang berbeda dengan pelaporan asesmen dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya. Secara umum, pelaporan asesmen dalam program CLS bersifat lisan dan hal yang disampaikan merupakan asesmen proses, bukan asesmen hasil berupa nilai akhir. Adapun pembahasan mengenai pelaporan asesmen meliputi 1) teknik pelaporan asesmen, 2) bentuk pelaporan asesmen, 3) isi pelaporan asesmen, dan 4) tindak lanjut terhadap pelaporan asesmen. Teknik Pelaporan Asesmen Teknik pelaporan asesmen mencakup waktu pelaporan dan siapa yang melakukan pelaporan. Pelaporan asesmen dalam program CLS dilakukan pada hari Kamis setelah kegiatan pembelajaran bahasa. Pelaporan asesmen disampaikan oleh seluruh pengajar di program CLS, terutama pengajar utama dalam satu kelas bahasa. Pelaporan tersebut diterima oleh pengelola program CLS yang mencakup penanggung jawab dari pihak kampus, penanggung jawab dari program CLS (resident director), dan penanggung jawab akademik program CLS. Bentuk Pelaporan Asesmen Bentuk pelaporan asesmen adalah pelaporan lisan. Pelaporan lisan dilakukan oleh para pengajar di program CLS, terutama pengajar utama. Pelaporan lisan ini akan direkam secara tertulis baik oleh pengelola program maupun para pengajar. Selain bentuk pelaporan lisan, pelaporan tertulis akan dilakukan pada akhir program CLS. Ada dua jenis pelaporan tertulis yang dilakukan, yaitu rekapitulasi nilai kuis mingguan dan nilai ujian dan rekapitulasi nilai tiap-tiap aspek keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Isi Pelaporan Asesmen Isi pelaporan asesmen yang dilakukan dalam program CLS cenderung berupa laporan perkembangan proses pemerolehan bahasa, bukan laporan nilai pembelajaran. Laporan yang disampaikan terutama berkaitan dengan perkembangan keterampilan NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 10

11 berbicara pebelajar asing. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa hal-hal yang disampaikan dalam pelaporan asesmen berkaitan dengan perkembangan kebahasaan dan hambatan-hambatan yang muncul dalam proses pemerolehan bahasa. Selain pelaporan tentang hal-hal yang terjadi di dalam kelas, pelaporan mengenai hal-hal di luar kelas pembelajaran juga dilakukan oleh pengajar CLS. Hal-hal di luar kelas pembelajaran tersebut dianggap perlu untuk dilaporkan karena juga berpengaruh pada pemerolehan bahasa pebelajar asing. Tindak Lanjut Pelaporan Asesmen Setiap pelaporan asesmen yang disampaikan tidak akan berarti tanpa tindak lanjut untuk menemukan solusi yang terbaik. Dalam program CLS, pelaporan asesmen yang dilakukan akan langsung ditanggapi karena pelaporan dilakukan dalam rapat bersama. Tanggapan terhadap pelaporan tersebut pada umumnya dilakukan oleh pengelola program CLS. Selain itu, tanggapan juga bisa disampaikan oleh para pengajar dari kelas lain. Salah satu contoh tindak lanjut yang dilakukan berupa penetapan aturan baru dalam program CLS. Selain penetapan aturan baru, tindak lanjut yang dilakukan juga bisa berupa pemberian teguran atau bahkan surat peringatan untuk pebelajar asing yang bermasalah. SIMPULAN Perencanaan asesmen dalam pembelajaran BIPA Program CLS 2013 meliputi perencanaan materi, teknik penilaian dan bentuk instrumen yang terangkum dalam silabus pembelajaran Program CLS Perencanaan materi dalam pembelajaran BIPA Program CLS 2013 menitikberatkan pada materi yang menuntut pebelajar asing untuk berbicara langsung. Materi yang menitikberatkan pada keterampilan berbicara berjumlah 60 materi. Materi tersebut terbagi atas tiga kategori, yaitu materi mendasar, materi praktikal, dan materi tematik. Perencanaan asesmen juga meliputi teknik penilaian yang digunakan dalam pembelajaran BIPA Program CLS Teknik penilaian yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah teknik penilaian unjuk kerja. Hal ini dikarenakan program CLS menitikberatkan ada performansi keterampilan berbicara pebelajar asing. Ada dua jenis teknik penilaian unjuk kerja, yaitu unjuk kerja berdasar stimulus pengajar dan unjuk kerja berdasar tulisan pebelajar. Selain itu, bentuk instrumen juga termasuk dalam kajian perencanaan asesmen. Bentuk instrumen yang digunakan dalam pembelajaran BIPA Program CLS bersifat umum, yaitu satu jenis instrumen berupa skala penilaian yang digunakan untuk materi-materi pembelajaran. Pelaksanaan asesmen dalam pembelajaran BIPA Program CLS secara umum dapat dikatakan baik. Dari 60 materi yang menitikberatkan pada keterampilan berbicara, hanya ada 13 materi pembelajaran yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan yang berjalan kurang baik terjadi karena 1) teknik penilaian unjuk kerja berjalan kurang terarah dan meluas, 2) teknik NOSI Volume 1, Nomor 8, Februari 2014 Halaman 11

12 penilaian unjuk kerja berjalan kurang maksimal, dan 3) teknik penilaian unjuk kerja tidak dapat dilaksanakan. Pelaporan asesmen meliputi 1) teknik pelaporan asesmen, 2) bentuk pelaporan asesmen, 3) isi pelaporan asesmen, dan 4) tindak lanjut terhadap pelaporan asesmen. Teknik pelaporan asesmen adalah dengan melakukan rapat bersama sebagai ajang diskusi. Bentuk pelaporan asesmen adalah lisan. Adapun bentuk laporan asesmen tulis dilakukan pada akhir program dan juga bila diperlukan laporan tertulis dalam situasi khusus. Isi pelaporan asesmen meliputi perkembangan keterampilan berbicara pebelajar asing dan hal-hal yang mendukung atau menghambat pemerolehan bahasa pebelajar asing. Tindak lanjut terhadap pelaporan asesmen secara umum dilakukan oleh pengelola program CLS. Tindak lanjut tersebut dapat berupa saran, penetapan aturan baru, dan pemberian teguran atau surat peringatan kepada pebelajar asing yang bermasalah. Saran Dari hasil penelitian, dapat ditampilkan saran-saran sebagai berikut: 1) Untuk penelitian selanjutnya disarankan mengadakan penelitian lebih luas dengan meneliti asesmen keterampilan berbahasa yang mencakup asesmen menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. 2) Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi literatur atau rujukan bagi pengajar untuk mengembangkan asesmen dalam pembelajaran BIPA. 3) Pengelola pembelajaran BIPA disarankan untuk memberikan perhatian lebih terhadap aspek asesmen. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Aziez, Furqanul dan A. Chaedar Alwasilah Pengajaran Bahasa Komunikatif: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Moleong, Lexi J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Susanto,Gatut Pengembangan Bahan Ajar BIPA Berdasarkan Analisis Kesalahan Berbahasa. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang Widodo. Hubungan Kondisi Strategis Masyarakat Indonesia, (Online) ( nas, diakses 21 September 2012). NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 12

13 LAMPIRAN 1. FORMAT PENILAIAN LISAN KELAS KADIRI TEMA/TOPIK:... TANGGAL :.. No Nama 1 Katie Whitcombe 2 Erica Skadsen 3 Jared Koller 4 Ben Nathan Joshua Keterangan 4: sangat bagus 3: bagus 2: cukup 1: kurang Artikulasi Tata Bahasa Penilaian Struktur Kalimat Isi Kelancaran NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014 Halaman 13

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BUG1A2 BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Diyas Puspandari, S.S., M.Pd. PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTASI FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY 1 LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BAHASA INDONESIA BUG1A2 Disusun oleh: Diyas Puspandari, S.S., M.Pd. dan Tim Dosen Luar Biasa TELKOM UNIVERSITY 1 LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meida Taftiawati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meida Taftiawati, 2013 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang besar, terdapat sekitar 17.504 pulau besar dan kecil. Indonesia juga merupakan negara yang memiliki daya tarik tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Syamsuddin & Damaianti (2007: 73) mengungkapkan bahwa penelitian

Lebih terperinci

Panduan Tesis Program Magister Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia

Panduan Tesis Program Magister Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Panduan Tesis Program Magister Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Maret 2017 Panduan Tesis Program Magister Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia (c) Maret 2017 Panduan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas Peneliti disini sebagai observer yang membantu guru melaksanakan Penelitian Tindaan Kelas.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran bahasa asing merupakan salah satu ilmu yang popular

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran bahasa asing merupakan salah satu ilmu yang popular BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran bahasa asing merupakan salah satu ilmu yang popular dipelajari di seluruh dunia. Beberapa orang beranggapan bahwa dengan mempelajari bahasa suatu negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negeri 12 Bandung Jalan Dr. Setiabudhi No. 195 untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Jenis dan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap serta untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap serta untuk 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam penelitian dan pengembangan pengetahuan karena mempunyai beberapa fungsi, antara lain adalah untuk menambah kemampuan

Lebih terperinci

BAB 4 KEBUTUHAN KOMUNIKATIF PEMELAJAR

BAB 4 KEBUTUHAN KOMUNIKATIF PEMELAJAR BAB 4 KEBUTUHAN KOMUNIKATIF PEMELAJAR Pada bab ini dibahas kebutuhan komunikatif pemelajar BIPA di Universitas Trisakti yang akan menggunakan bahasa Indonesia. Latar belakang institusi dan pemelajar juga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dalam Bahasa Inggris diartikan sebagai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIPA TINGKAT MENENGAH MELALUI E-BOOK INTERAKTIF DI PROGRAM INCOUNTRY UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN 2014

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIPA TINGKAT MENENGAH MELALUI E-BOOK INTERAKTIF DI PROGRAM INCOUNTRY UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN 2014 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIPA TINGKAT MENENGAH MELALUI E-BOOK INTERAKTIF DI PROGRAM INCOUNTRY UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN 2014 Citra Megawati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Guna mendapatkan data yang valid, maka penulis akan langsung mengunjungi

BAB III METODE PENELITIAN. Guna mendapatkan data yang valid, maka penulis akan langsung mengunjungi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Guna mendapatkan data yang valid, maka penulis akan langsung mengunjungi tempat yang akan diteliti yaitu di RSUD Dr Sutomo yang terletak di Jalan Mayjend.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran Fikih di MIS Raudhatul Ulum Kabupaten Lamandau. dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, yaitu tanggal 15 Februari 2015

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran Fikih di MIS Raudhatul Ulum Kabupaten Lamandau. dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, yaitu tanggal 15 Februari 2015 A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Waktu Penelitian Adapun alokasi waktu yang diperlukan peneliti pada saat pengumpulan data di lapangan tentang pengelolaan pembelajaran pada pelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANDUAN WAWANCARA MELALUI MEDIA REKAMAN TAYANGAN BERITA. Nur Kholik Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANDUAN WAWANCARA MELALUI MEDIA REKAMAN TAYANGAN BERITA. Nur Kholik Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANDUAN WAWANCARA MELALUI MEDIA REKAMAN TAYANGAN BERITA Nur Kholik Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dalam hal ini, peneliti akan mendeskripsikan tentang kesulitan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VII SMPN 2

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA MENCERITAKAN TOKOH IDOLA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 TAROGONG GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Susilawati 1021.0943 DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa terdapat empat kompetensi dasar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa terdapat empat kompetensi dasar, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran bahasa terdapat empat kompetensi dasar, yaitu menulis (la production écrite), membaca (la compréhension écrite), berbicara (la production

Lebih terperinci

pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA C. Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan pada waktu penelitian yang dirasakan oleh peneliti dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa masjid di Surabaya, sebagaimana seseorang peneliti dalam kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa masjid di Surabaya, sebagaimana seseorang peneliti dalam kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Guna mengungkap realita sosial yang ada dalam usaha untuk memaknai sebuah pesan dalam khutbah yang disampaikan oleh H. Sunarto di beberapa masjid

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BUG1A2 BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Diyas Puspandari, S.S., M.Pd. PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTASI FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY 1 LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI KUSNI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan observasi awal di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode penelitian deskriptifkualitatif. Adapun tujuan penelitian deskriptif kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran bahasa, aspek keterampilan berbahasa adalah salah satu hal yang diperlukan. Berdasarkan jenisnya, aspek keterampilan berbahasa dibagi menjadi 4 yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan menggambarkan karakteristik atau perilaku dengan cara yang sistematis dan akurat. Menyediakan

Lebih terperinci

SILABUS. A. Wajib Boone et al. (1997). Contemporary Business Communication. New Jersey : Prentice Hall (B)

SILABUS. A. Wajib Boone et al. (1997). Contemporary Business Communication. New Jersey : Prentice Hall (B) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI FRM/FISE/46-01 12 Januari 2009 SILABUS Fakultas : Ilmu Sosial dan Ekonomi Jurusan/Program Studi : Manajemen Mata Kuliah : Komunikasi Bisnis

Lebih terperinci

Paket 13 PRAKTIK PEMBELAJARAN MENDENGARKAN-BERBICARA DI MI

Paket 13 PRAKTIK PEMBELAJARAN MENDENGARKAN-BERBICARA DI MI Paket 13 PRAKTIK PEMBELAJARAN MENDENGARKAN-BERBICARA DI MI Pendahuluan 13-1 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan 13-2 13-3 13-4 Pembelajaran Bahasa Indonesia MI Lembar Kegiatan 13.1A 13-5 Lembar Kegiatan 13.1B

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penulis meninjau langsung ke lapangan atau lokasi kampus Universitas Lambung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penulis meninjau langsung ke lapangan atau lokasi kampus Universitas Lambung BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research, yaitu penulis meninjau langsung ke lapangan atau lokasi kampus Universitas Lambung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu metode untuk menemukan secara spesifik dan realitas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan fenomena atau hubungan antarfenomena yang diteliti secara

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan fenomena atau hubungan antarfenomena yang diteliti secara 57 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Seperti dikemukakan sebelumnya penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mendeskripsikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE INKUIRI BAGI SISWA KELAS IV SDN I NGEMPLAK TAHUN 2013/2014

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE INKUIRI BAGI SISWA KELAS IV SDN I NGEMPLAK TAHUN 2013/2014 PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE INKUIRI BAGI SISWA KELAS IV SDN I NGEMPLAK TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh SITI YULAICHA A54B111017

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

Cerita Rakyat Sebagai Media Keterampilan Berbahasa

Cerita Rakyat Sebagai Media Keterampilan Berbahasa JURNAL INOVASI PENDIDIKAN Volume 1 Nomer 2, September 2017, Halaman 12-18 Cerita Rakyat Sebagai Media Keterampilan Berbahasa Elva Riezky Maharany Universitas Islam Malang elvmaharany@gmail.com Abstract:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan 24 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK CERITA BERANTAI PADA SISWA KELAS IV-C SDN DITOTRUNAN 01 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK CERITA BERANTAI PADA SISWA KELAS IV-C SDN DITOTRUNAN 01 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK CERITA BERANTAI PADA SISWA KELAS IV-C SDN DITOTRUNAN 01 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jupri Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. latar dan individu secara holistic yang disebut dengan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. latar dan individu secara holistic yang disebut dengan kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Untuk mengungkap realita sosial yang ada, maka seseorang harus menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian, dengan melalui sebuah prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan dari gejala-gejala subyek suatu kelompok yang menjadi obyek penelitian atau bersifat fenomenologis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan suatu tindakan reflektif guna untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mempunyai sifat kolaboratif antara guru bidang studi matematika di MTs Negeri Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap peneliti selalu dihadapkan pada persoalan yang menuntut jawaban yang

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap peneliti selalu dihadapkan pada persoalan yang menuntut jawaban yang 75 BAB III METODE PENELITIAN Setiap peneliti selalu dihadapkan pada persoalan yang menuntut jawaban yang sistematis dan akurat, oleh karena itu diperlukan adanya metode yang digunakan dalam melakukan penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk mengungkapkan kembali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini dirancang dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan penelitan tindakan dilakukan membentuk spiral yang dimulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu 87 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau pada responden. 1 Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran berbahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan pengajaran keterampilan-keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang berbahasa. Keterampilan-keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif. Secara harfiah, penelitian kualitatif adalah jenis penelitian

Lebih terperinci

Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIDATO MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS IX-C SMP NEGERI 1 SINGOSARI KABUPATEN MALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. akhlakul karimah peserta didik di SMP IT Ar Raihan. Untuk mencapai tujuan,

III. METODE PENELITIAN. akhlakul karimah peserta didik di SMP IT Ar Raihan. Untuk mencapai tujuan, 49 III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan peran Guru IPS dalam membina akhlakul karimah peserta didik di SMP IT Ar Raihan. Untuk mencapai tujuan,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMES TER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMES TER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMES TER (RPS) AKUNTANSI BUG1A2 Disusun oleh: Fanni Husnul Hanifa, SE., MM TELKOM UNIVERSITY 1 LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran Semester (RPS) ini telah disahkan untuk mata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, penelitian kualitatif yaitu, penelitian yang tidak menggunakan perhitungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan tergolong penelitian kualitatif. Menurut Moleong, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dianalisis dan dijabarkan secara kualitatif. Sasaran akhir yang diharapkan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. dianalisis dan dijabarkan secara kualitatif. Sasaran akhir yang diharapkan yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada langkah kerja action research (penelitian tindakan). Data-data yang diperoleh selanjutnya dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta yang berlokasi di Jl. Monginsidi No. 40, Banjarsari, Surakarta, pada kelas XI IPA

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATEMATIKA BISNIS Disusun oleh: Widya Sastika, ST., MM TELKOM UNIVERSITY 1 LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran Semester (RPS) ini telah disahkan untuk mata kuliah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan dari. bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan dari. bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu dalam penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan dari bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013. 2. Tempat

Lebih terperinci

Tabel 3.1. Juli Agustus September Studi lapangan x 2 Penyusunan Proposal x

Tabel 3.1. Juli Agustus September Studi lapangan x 2 Penyusunan Proposal x BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas V SD N Kalimanggis, Kecamatan Subah Kabupaten Batang. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Winni Siti Alawiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Winni Siti Alawiah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jumlah pembelajar bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) terus mengalami peningkatan. Seperti yang diberitakan dalam Kompas.com (1 Juni 2009), Kementerian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pada dasarnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan untuk berpikir. Belajar bahasa berarti belajar menggunakannya untuk berkomunikasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan secara mendalam tingkat kemampuan berpikir siswa berdasarkan teori Bruner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas tentang (1) Pendekatan dan Rancang Penelitian, (2) Kehadiran Peneliti, (3) Sumber Data Penelitian, (4) Teknik Pengumpulan Data, (5) Analisis Data,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pembelajaran Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Deskripsi sebagai Salah Satu Kegiatan Membaca Pemahaman 1. Pengertian Membaca Pemahaman Membaca merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian. Dengan kata lain metode penelitian akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar,

BAB III METODE PENELITIAN. yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 29 Januari sampai dengan 29 Maret 2013. Waktu yang tersedia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan metode dan pendekatan yang tepat untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan transformasional dalam pembinaan toleransi budaya mahasiswa yang tinggal di Ma had al-jami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan upaya yang dilaksanakan oleh guru untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Nasution (1996: 43) mengemukakan bahwa lokasi penelitian merupakan situasi sosial yang mengandung unsur tempat, pelaku dan kegiatan. Tempat

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA INGGRIS

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA INGGRIS STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA INGGRIS DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 1 A. Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kedungwaru yang beralamat di Desa Kedungwaru, Kecamatan Karangsambung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dilakukan. Adapun penelitian yang sudah dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dilakukan. Adapun penelitian yang sudah dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian tersebut dilakukan. Adapun penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MANAJEMEN OPERASI Disusun oleh: Widya Sastika, ST., MM TELKOM UNIVERSITY 1 LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran Semester (RPS) ini telah disahkan untuk mata kuliah

Lebih terperinci

A. Pendahuluan (Background) Kata kunci: menyimak, pidato, media audiovisual, Student Team Learning

A. Pendahuluan (Background) Kata kunci: menyimak, pidato, media audiovisual, Student Team Learning PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PIDATO DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL BERBASIS KOOPERATIF STUDENT TEAM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI I AMBAL KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: kukuh arif

Lebih terperinci

Inisiasi I ASESMEN PEMBELJARAN SD

Inisiasi I ASESMEN PEMBELJARAN SD Inisiasi I ASESMEN PEMBELJARAN SD (Strategi dan Prosedur Penilaian) Saudara mahasiswa, selamat bertemu kembali dalam pembelajaran mata kuliah asesmen pembelajaran SD. Saya Yuni Pantiwati sebagai tutor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menekankan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menekankan 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar 2 PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM 3 Azwinar ABSTRAK Perkembangan bahasa anak di Taman Kanak-kanak Syukrillah Agam masih rendah. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lisan, dan gerak tubuh (gesture). Bahasa tulis yang merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lisan, dan gerak tubuh (gesture). Bahasa tulis yang merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana penghubung antarmanusia yang membantu manusia untuk berkomunikasi satu sama lain. Bahasa terbagi atas bahasa tulis, bahasa lisan, dan gerak

Lebih terperinci

BAB 3 MOTODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB 3 MOTODE DAN TEKNIK PENELITIAN BAB 3 MOTODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Paradigma, Disain dan Metode Penelitian Dengan mendasarkan pada teori yang membahas tentang karakter bahasa nonverbal, kedudukannya dalam kajian bahasa dan ilmu komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Retnosari, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Retnosari, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Tanpa bahasa, manusia akan sulit berinteraksi dengan orang lain. Menurut data dari Stephen Juan, Ph.D, seorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tentang implementasi strategi pembelajaran langsung dengan media audio visual dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan 76 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian dengan menggambarkan peristiwa atau kejadian yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Metodologi 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Metodologi dengan pendekatan kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai

Lebih terperinci

Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI

Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI Pendahuluan 11-1 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan,,,,. Waktu 3x50 menit 11-2 11-3 11-4 Lembar Kegiatan 11.1A 11-5 Lembar Kegiatan 11.1B

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Directed Reading Thinking

Lebih terperinci

UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI

UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI UNIT 6 : ASESMEN DAN EVALUASI Waktu : 3 jam A. PENDAHULUAN Asesmen adalah pengumpulan bukti yang diilakukan secara sengaja, sistematis, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUMPULAN DATA. penelitian hukum empiris kualitatif. Penelitian hukum empiris adalah sebuah

BAB III METODE PENGUMPULAN DATA. penelitian hukum empiris kualitatif. Penelitian hukum empiris adalah sebuah BAB III METODE PENGUMPULAN DATA A. Tipe Penelitian Jenis penelitian hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris kualitatif. Penelitian hukum empiris adalah sebuah metode penelitian

Lebih terperinci

A an Mi rajul Wathoni Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

A an Mi rajul Wathoni Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING SISWA KELAS V SDN 3 MUNGGU KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 A an Mi rajul

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan mixemethod,

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan mixemethod, BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan mixemethod,

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB Diah Ayu Wulan Dosen Sastra Cina FIB UB diahayuwulan96@yahoo.co.id Abstrak Bahasa Mandarin merupakan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN NONDIRECTIVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK

MODEL PEMBELAJARAN NONDIRECTIVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK MODEL PEMBELAJARAN NONDIRECTIVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK M. Ali Rajai 1 Vismaia S. Damaianti 2 ABSTRAK Pembelajaran yang masih bersifat pemindahan isi melatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan

BAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan 213 BAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan dan dampak implementasi model pembelajaran menulis makalah berbasis penelitian serta peningkatan

Lebih terperinci

NAS KAH PUBLAKAS I ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MEMBACA INTENSIF MELALUI METODE ASSESSMENT SEARCH PADA SISWA

NAS KAH PUBLAKAS I ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MEMBACA INTENSIF MELALUI METODE ASSESSMENT SEARCH PADA SISWA NAS KAH PUBLAKAS I ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MEMBACA INTENSIF MELALUI METODE ASSESSMENT SEARCH PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 2 ALASTUWO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan. 1 Metode dapat diartikan juga sebagai suatu cara atau teknis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu menggambarkan keadaan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Untuk mencapai tujuan penelitian maka diperlukan suatu metode, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Fenomena gagal Ujian Nasional merupakan sebuah realitas sosial yang terjadi di dunia pendidikan kita. Fenomena yang terjadi dalam seting nyata ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara atau sistem untuk mengerjakan sesuatu secara sistematis adalah pengetahuan tentang cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam

Lebih terperinci