BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem refrigerasi tela memainkan peranan yang sangat penting saat ini. Hal ini terliat dari semakin banyaknya penggunaan sistem ini baik di industri maupun ruma tangga. Sebagai conto adala pada pemrosesan maupun pengawetan makanan, penyerapan kalor dari baan-baan kimia, pengkondisian udara dan sebagainya. Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas idup manusia. Kemajuan dalam bidang refrigerasi akir-akir ini adala akibat dari perkembangan sistem kontrol yang menunjang kinerja dari sistem refrigerasi. Apalikasi dari sistem refrigerasi tidak terbatas, tetapi yang paling banyak digunakan adala untuk pengawetan makanan dan pendingin suu, misalnya lemasi es gambar 1 freezer, cold strorage, air conditioner/ac Window, AC split dan AC mobil. Dengan perkembangan teknologi saat ini, refrigeran (baan pendingin) yang di pasarkan dituntut untuk rama lingkungan, disamping aspek teknis lainnya yang diperlukan. Apapun refrigeran yang dipakai, semua memiliki kelebian dan kekurangan masingmasing ole karena itu, diperlukan kebijakan dalam memili refrigerant yang paling aman berdasarkan kepentingan saat ini dan masa yang akan datang. Pada sistem refrigerasi terdapat beberapa komponen utama yaitu kompresor untuk menaikkan tekanan refrigeran, kondenser untuk membuang panas dari refrigeran, alat ekspansi untuk menurunkan tekanan refrigeran, dan evaporator untuk menyerap panas dari luar kedalam refrigeran. Pada makala ini akan dibaas lebi dalam mengenai sistem refrigerasi, baik itu siklus siklus pada refrigerasi, macam macam refrigerant yang digunakan dalam proses refrigerasi, dll. 1

2 1. Tujuan a. Sebagai syarat untuk memenui tugas mata kulia Termodinamika II b. Memaami prinsip kerja dari berbagai jenis siklus refrigerasi c. Memaami konsep dasar perubaan bentuk energi di siklus siklus refrigerasi d. Mampu mengidentifikasi, menguraikan, dan menganalisa persoalan keseimbangan energi yang terjadi pada siklus siklus refrigerasi e. Mengetaui jenis jenis dari refrigeran serta memili refrigeran yang sesuai 1.3 Rumusan Masala a. Apaka yang dimaksud dengan Refrigerasi? b. Apaka yang dimaksud dengan siklus Refrigerasi? c. Apa sajaka macam macam dari siklus Refrigerasi? d. Apa sajaka yang termasuk kedalam refrigeran? e. Bagaimanaka menentukan refrigeran yang tepat dan sesuai? 1.4 Manfaat a. Maasiswa dapat memaami prinsip kerja dari berbagai jenis siklus refrigerasi b. Maasiswa dapat memaami konsep dasar perubaan bentuk energi di siklus refrigerasi c. Maasiswa mampu mengidentifikasi, menguraikan, dan menganalisa persoalan keseimbangan energi yang terjadi pada siklus refrigerasi d. Maasiswa dapat mengetaui jenis jenis dari refrigeran serta dapat memili refrigeran yang sesuai

3 BAB II PEMBAHASAN.1 PENGERTIAN REFRIGERASI Refrigeran merupakan baan pendingin atau fluida yang digunakan untuk menyerap panas melalui perubaan fase dari cair ke gas (evaporasi) dan membuang panas melalui perubaan fase dari gas ke cair (kondensasi), seingga refrigeran dapat dikatakan sebagai peminda panas dalam sistem pendingin. Adapun pengertian lainnya adala Refrigerasi atau pendinginan merupakan proses pengambilan atau pengeluaran kalor dari suatu materi atau ruangan dan mempertaankan keadaannya sedemikian rupa seingga temperaturnya lebi renda dari pada lingkungan sekitarnya. Pada prinsipnya refrigerasi adala terapan dari mata kulia Perpindaan Panas dan Termodinamika, dimana kalor akan mengalir atau berpinda dari suatu keadaan yang mempunyai temperatur tinggi ke suatu keadaan yang bertemperatur renda. Sedangkan pengkondisian udara atau penyegaran udara adala merupakan satu dari teknik-teknik refrigerasi. Penyegaran udara itu sendiri adala suatu proses pendinginan udara seingga dapat dicapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan yang dipersyaratkan teradap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu serta mengatur aliran udara dan kebersian udaranya. Untuk mencapai tujuan dari penyegaran udara tersebut, dibutukan suatu fluida kerja yang disebut refrigeran. Dimana refrigeran akan dialirkan melalui sistem. Dalam sistem tersebut, refrigeran mengalami beberapa proses atau perubaan fase (cair dan uap), yaitu refrigeran yang mula-mula pada keadaan awal (cair), setela melalui beberapa proses akan kembali ke keadaan awalnya. 3

4 . PERALATAN - PERALATAN POKOK REFRIGERASI Operasi refrigerasi butu suatu mesin yang disebut dengan refrigerator. Refrigerator merupakan kumpulan serangkaian peralatan, seperti: 1. Kompressor.. Kondensor. 3 Akumulator. 4. Mesin ekspansi / katup ekspansi. 5. Evaporator...1 Kompresor Kompressor adala alat yang digunakan untuk mengisap uap refrigerant dan mengkompresinya seingga tekanan uap refrigerant naik sampai ke tekanan yang diperlukan untuk pengembunan (kondensasi) uap regrigerant di dalam kondensor. Kompressor ini digerakkan ole sumber tenaga dari mesin penggerak, seperti: Motor listrik Motor bakar Diesel Mesin uap Turbin gas Pada kompressor, berlaku persamaan neraca energi; W = H H kompressor 1 Karena kompressi, fluida kerja (uap refrigerant) terkompressi menjadi naik entalpinya (H > H J, seingga dapat dikatakan energi dari sumber digunakan untuk menaikkan entalpi fluida kerja. - W = ΔH kompressor 4

5 .. Kondensor Kondensor merupakan alat penukar panas yang berguna untuk mendinginkan uap refrigerant dari kompressor agar dapat mengembun menjadi cairan. Pada saat pengembunan ini, refrigerant mengeluarkan sejumla kalori (panas pengembunan) yang mana panas ini diterima ole media pendingin di dalam kondensor...3 Akumulator Merupakan alat yang berguna untuk mengumpulkan cairan refrigerant yang berasal dari kondensor. Dengan adanya alat ini akan memudakan pengaturan stock dari total refrigerant...4 Mesin Ekspansi atau Katup Ekspansi Mesin atau katup ekspansi ini berfungsi untuk menurunkan tekanan dari cairan refrigerant sebelum masuk ke evaporator, seingga akan memudakan refrigerant menguap di evaporator dan menyerap kalori (panas) dari media yang didinginkan...5 Evaporator Juga merupakan alat penukar panas. Refrigerant cair dengan tekanan renda setela proses ekspansi, diuapkan dalam alat ini. Untuk penguapan refrigerant cair ini tentunya diperlukan sejumla kalori, yang mana diambil dari media yang akan didinginkan ole sistem refrigerasi. Misalnya pada mesin Air Conditioning (AC), media yang didinginkan adala udara di dalam ruangan (kamar). Begitu pula pada kulkas, media yang didinginkan adala ruangan dalam kulkas dan segala sesuatu yang berada dalam kulkas. Uap refrigerant yang terbentuk di evaporator langsung diisap ole kompressor, demikian seterusnya mengulangi langka pertama tadi seingga membentuk suatu siklus, yang disebut dengan siklus refrigerasi. 5

6 .3 SIKLUS REFRIGERASI Siklus refrigerasi adala siklus kerja yang mentransfer kalor dari media bertemperatur renda ke media bertemperatur tinggi dengan menggunakan kerja dari luar sistem. Secara prinsip merupakan kebalikan dari siklus mesin kalor (eat engine). Diliat dari tujuannya maka alat dengan siklus refrigerasi dibagi menjadi dua yaitu refrigerator yang berfungsi untuk mendinginkan media dan eat pump yang berfungsi untuk memanaskan media. Ilustrasi tentang refrigerator dan eat pump dapat diliat pada gambar di bawa. Prinsip terjadinya suatu pendinginan di dalam sistem refrigerasi adala penyerapan kalor ole suatu zat pendingin yang dinamakan refrigeran. Karena kalor yang berada disekeliling refrigeran diserap, akibatnya refrigeran akan menguap, seingga temperatur di sekitar refrigeran akan bertamba dingin. Hal ini dapat terjadi mengingat penguapan memerlukan kalor. Di dalam suatu alat pendingin (misal lemari es) kalor diserap di evaporator dan dibuang ke kondensor. Uap refrigeran yang berasal dari evaporator yang bertekanan dan bertemperatur renda masuk ke kompresor melalui saluran isap. Di kompresor, uap refrigerant tersebut dimampatkan, seingga ketika ke luar dari kompresor, uap refrigeran akan bertekanan dan bersuu tinggi, jau lebi tinggi dibanding temperatur udara sekitar. 6

7 Kemudian uap menunjuk ke kondensor melalui saluran tekan. Di kondensor, uap tersebut akan melepaskan kalor, seingga akan beruba fasa dari uap menjadi cair (terkondensasi) dan selanjutnya cairan tersebut terkumpul di penampungan cairan refrigeran. Cairan refrigeran yang bertekanan tinggi mengalir dari penampung refrigeran ke katup ekspansi. Keluar dari katup ekspansi tekanan menjadi sangat berkurang dan akibatnya cairan refrigeran bersuu sangat renda. Pada saat itula cairan tersebut mulai menguap yaitu di evaporator, dengan menyerap kalor dari sekitarnya ingga cairan refrigeran abis menguap. Akibatnya evaporator menjadi dingin. Bagian inila yang dimanfaatkan untuk mengawetkan baan makanan atau untuk mendinginkan ruangan. Kemudian uap refrigeran akan diisap ole kompresor dan demikian seterusnya proses-proses tersebut berulang kembali. Siklus refrigerasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut, 1. Siklus kompresi uap (vapor compression refrigeration cycle) dimana refrigeran mengalami proses penguapan dan kondensasi, dan dikompresi dalam fasa uap.. Siklus gas (gas refrigeration cycle), dimana refrigeran tetap dalam kondisi gas. 3. Siklus bertingkat (cascade refrigeration cycle), dimana merupakan gabungan lebi dari satu siklus refrigerasi. 4. Siklus absorpsi (absorption refrigeration cylce), dimana refrigeran dilarutkan dalam sebua cairan sebelum dikompresi. 5. Siklus termoelektrik (termoelectric refrigeration cycle), dimana proses refrigerasi diasilkan dari mengalirkan arus listrik melalui bua material yang berbeda. Kinerja suatu refrigerator dan eat pump dinilai dari besarnya koefisien kinerja (coefficient of performance COP) yang didefinisikan sebagai berikut, COP COP R HP output tujuan kerja yang dibutukan output tujuan kerja yang dibutukan efek pendinginan input kerja efek pemanasan input kerja Q W Q W net,in H L net,in 7

8 Harga COP R dan COP HP umumnya lebi besar dari satu dimana COP HP = COP R + 1 untuk suatu rentang tekanan kerja yang sama..3.1 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Gambar di bawa menunjukkan siklus refrigerasi kompresi uap ideal secara skematis. Di sini refrigeran dalam kondisi uap jenu masuk ke kompresor dan keluar sebagai uap panas lanjut. Refrigeran kemudian masuk ke kondenser untuk melepas kalor seingga terjadi kondensasi sampai ke kondisi cairan jenu. Keluar kondenser refrigeran masuk ke katup ekspansi untuk menjalani proses pencekikan (trottling) seingga mengalami penurunan tekanan dan beruba menjadi campuran jenu. Proses terakir ini bisa juga diganti dengan sebua turbin isentropis untuk menaikkan kapasitas pendinginan dan menurunkan kerja input (dengan kompensasi kompleksnya sistem). Selanjutnya refrigeran masuk ke evaporator untuk menyerap kalor seingga terjadi proses evaporasi dan siap untuk dilakukan langka kompresi berikutnya. Siklus refrigerasi kompresi uap ideal dapat digambarkan dalam diagram T-s seperti gambar di atas-kanan. Proses-proses yang terjadi adala, 1- : Kompresi isentropis dalam kompresor -3 : Pembuangan kalor secara isobaris dalam kondenser 3-4 : Trottling dalam katup ekspansi atau tabung kapiler 4-1 : Penyerapan kalor secara isobaris dalam evaporator 8

9 Persamaan energi untuk komponen-komponen refrigerator bisa dituliskan sebagai berikut: q w e i dimana diasumsikan perubaan energi kinetik dan potensial bisa diabaikan. Dari notasi-notasi pada gambar di atas maka COPs dapat dituliskan sebagai berikut: di mana 1 dan 1 COP COP R HP 3 3. q w q w L net,in H net,in Conto Soal Refrigerator menggunakan refrigeran R-1 dan beroperasi dengan siklus kompresi uap ideal antara 0,14 dan 0,8 MPa. Apabila laju massa refrigeran 0,05kg/s, tentukan (a) laju kalor dari ruangan yang didinginkan dan kerja kompresor, (b) laju kalor yang dibuang ke lingkungan, (c) COP Solusi Dari tabel Refrigeran-1 (Tabel A-11A13) Kondisi 1 (uap jenu) : 1 p 1 0,14MPa s1 s Kondisi (uap panas lanjut) : p 0,8MPa s s1 08,65 kj/kg 177,87 kj/kg 0,710 kj/kg Kondisi 3 (cairan jenu) : p 3 0,8MPa 3 MPa 67,3 kj/kg Kondisi 4 (campuran jenu) : ,3 kj/kg 9

10 (a) Laju kalor yang diserap dari media yang didinginkan: Q L m ( 4 ) 1 0,05 (117,87 67,3) 5,53 kw Kerja kompresor: W in m ( 1) 0,05 (08,65 177,87) 1,54 kw (b) Kalor yang dibuang ke lingkungan: Q H m ( 3) 0,05 (08,65 67,3) 7,07 kw (c) Coefficient of Performance: COP R w q L net,in 5,53 3,59 1,53.3. Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Aktual Pada kenyataannya refrigerator atau eat pump akan bekerja dengan suatu proses yang menyimpang dari siklus idealnya akibat ireversibilitas dalam tiap komponennya. Ireversibilitas ini pada umumnya disebabkan ole gesekan fluida dan perpindaan kalor dari atau ke lingkungan sekitar. Siklus refrigerasi kompresi uap aktual dapat digambarkan secara skematis seperti gambar di bawa. 10

11 Hal-al yang terjadi dalam siklus aktual: 1. Refrigeran suda dalam kondisi uap panas lanjut sebelum masuk ke kompresor.. Akibat cukup panjangnya pipa pengubung kompresor-evaporator akan mengakibatkan rugi tekanan. Rugi tekanan yang disertai peningkatan volume spesifik dari refrigeran membutukan power input yang lebi besar. 3. Dalam proses kompresi ada rugi gesekan dan perpindaan kalor yang akan meningkatkan entropi (1-) atau menurunkan entropi (1-') dari refrigeran tergantung kepada ara perpindaan kalornya. Proses (1-') lebi disukai karena volume spesifiknya turun seingga power input bisa lebi kecil. Hal ini bisa dilakukan apabila dilakukan pendinginan dalam langka kompresi. 4. Di dalam kondenser akan terjadi juga rugi tekanan. 5. Refrigeran dalam kondisi cairan terkompresi ketika masuk dalam katup ekspansi. Conto Soal Dalam sebua refrigerator aktual, R-1 masuk ke kompresor sebagai uap panas lanjut pada 0,14MPa, 0C, laju massa 0,05kg/s, dan keluar pada 0,8MPa, 50C. Refrigeran didinginkan dalam kondenser sampai 6C, 0,7MPa dan di-trottling sampai 0,15MPa. Dengan mengabaikan rugi kalor dan rugi tekanan dalam pipa-pipa sambungan tentukan (a) laju kalor dari media yang didinginkan dan kerja kompresor, (b) efisiensi adaibatik kompresor, (c) COP. 11

12 Solusi Dari Tabel refrigeran Kondisi 1 (uap panas lanjut) : p1 0,14 MPa T1 0C Kondisi (uap panas lanjut) : p 0,8 MPa T 50C Kondisi 3 (cairan terkompresi) p3 0,7 MPa T3 6C Kondisi 4 (campuran jenu) : ,58 kj/kg 179,01kJ/kg 13,45 kj/kg 3 6C 60,68 kj/kg (a) Laju kalor yang diserap dari media yang didinginkan: Q L Kerja kompresor: W in m ( 4 ) 1 0,05 (179,01-60,68) 5,9kW m ( 1 ) (b) Efisiensi adiabatis: di sini 0,05 (13,45-179,01) 1,7kW s C s Seingga, C s 1 1 ps 0,8MPa s kj/(kg.k) 10,08-179,01 90,% 13,45-179,01 s 10,08 kj/kg 1

13 (c) Coefficient of Performance: COP R w q L net,in 5,8 3,44 1,7.3.3 Inovasi Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Dalam aplikasi sistem refrigerasi di industri, gedung bertingkat dan lain-lain, sistem dengan siklus sederana seperti dijelaskan sebelumnya tidak mencukupi. Untuk itula diperlukan modifikasi supaya memenui kriteria penggunaan. Sistem Cascade Di industri sering dibutukan kondisi refrigerasi dengan temperatur yang cukup renda dan sekaligus dalam rentang temperatur yang lebar. Rentang temperatur yang lebar berarti bawa sistem refrigerasi arus bisa beroperasi dalam beda tekanan yang besar dimana al ini anya bisa dipenui apabila tingkat refrigerasi dibuat lebi dari satu. Di sini prinsipnya adala menggabungkan dua bua siklus kompresi uap di mana kondenser dari siklus dengan tekanan kerja lebi renda akan membuang panas ke evaporator dari siklus dengan tekanan kerja lebi tinggi dalam sebua alat penukar kalor (eat excanger). Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut. 13

14 14 Dalam eat excanger antara siklus bawa dan siklus atas terjadi ubungan: B A 3 B 8 5 A ) ( ) ( m m m m Juga, ) ( ) ( ) ( COP 1 B 5 6 A 4 1 B net,in L R,cascade m m m W Q Dalam sistem cascade maka jenis refrigeran untuk siklus tekanan tinggi (A) dan siklus tekanan renda (B) tidak perlu sama seingga pemilian refrigeran akan bisa lebi fleksibel karena bisa disesuaikan dengan batas bawa dan atasnya. Conto Soal Sistem refrigerasi cascade tingkat beroperasi antara 0,8 dan 0,14 MPa. Setiap tingkat beroperasi dengan siklus kompresi uap ideal dengan R-1 sebagai fluida kerja. Kalor dibuang dari siklus tekanan renda ke tekanan tinggi dilewatkan alat penukar kalor adiabatik dimana masing-masing fluida kerja bertekanan 0,3MPa. Apabila laju fluida kerja pada siklus tekanan tinggi adala 0,05 kg/s, tentukan (a) laju fluida kerja pada siklus tekanan renda, (b) laju kalor dari media yang didinginkan dan kerja kompresor, (c) COP Solusi Misal siklus tekanan tinggi diberi indeks A, siklus tekanan renda dengan indeks B (a) Dari keseimbangan energi di alat penukar kalor ) ( ) ( 3 B 8 5 A m m Dari Tabel R-1 didapatkan: 191,97 kj/kg; ; 37,08 kj/kg 67,3 kj/kg ; 188,00 f 3 8 5

15 seingga m B m A ,0 67,3 0,05 0,039 kg/s 191,97 37,08 (b) Laju kalor yang diserap dari media yang akan didinginkan: Q L m B ( 4 ) Dari Tabel R-1 diketaui: seingga ,87 kj/kg ; 6 04,18 kj/kg Q L 5,49 kw Kerja kompresor: W in W m comp A A W (c) Coefficient of Performance COP R Q W comp B ( 6 5 ) m B( 1 ) 1,36kW L in 4,04 Sistem Banyak Tingkat (Multistage System) Pada prinsipnya adala tidak berbeda dengan sistem cascade. Perbedaannya adala digantinya eat excanger dengan mixing camber dan flas camber di mana di sini akan terjadi pencampuran refrigeran yang melewati siklus tekanan atas dan siklus tekanan bawa. Secara skematis sistem banyak tingkat dapat digambarkan seperti gambar dibawa. 15

16 Disini yang perlu diperatikan adala dalam tiap proses akan mempunyai jumla laju yang berbeda walaupun dalam satu siklus yang sama. Sistem Multi Purpose Dengan Kompresor Tunggal Seperti dalam sebua lemari es di ruma tinggal, beberapa jenis refrigerator membutukan beberapa ruang dengan temperatur yang berbeda. Untuk sistem seperti ini maka penggunaan beberapa katup ekspansi adala solusinya, dimana pada proses trottling pertama akan didapatkan temperatur moderat (misal bagian refrigerator 5C) dan pada trottling selanjutnya akan didapatkan temperatur yang lebi renda (bagian freezer - 10C). Gambar di bawa menunjukkan prinsip kerja secara skematis. 16

17 Pencairan Gas (Liquefaction of Gases) Di lapangan sering dibutukan kondisi dengan temperatur yang sangat renda (di bawa -100C), seperti pada proses pemisaan gas oksigen dan nitrogen dari udara, pembuatan idrogen cair untuk baan bakar mesin roket, riset tentang superkonduksi dan lain-lain. Pada sebua proses pencairan gas, gas arus didinginkan sampai pada temperatur di bawa temperatur kritisnya. Misal temperatur kritis untuk elium, idrogen, dan nitrogen adala masing-masing 68, -40, dan -147C. Sala satu metode refrigerasi yang memungkinkan untuk mendapatkan temperatur sangat renda ini adala metode Linde- Hampson seperti pada gambar di bawa. 17

18 Di sini gas baru yang akan dicairkan (1) dicampur dengan gas yang tidak berasil dicairkan pada taap sebelumnya (9) seingga temperaturnya turun sampai titik () dan kemudian bersama-sama masuk ke kompresor bertingkat. Pengkompresian dilakukan bertingkat sampai titik (3) dengan dilengkapi intercooling. Gas tekanan tinggi kemudian didinginkan sampai titik (4) dalam after-cooler dengan menggunakan media pendingin dan didinginkan lebi lanjut sampai titik (5) dalam alat penukar kalor regenerative dengan membuang kalornya ke gas yang tidak berasil dicairkan pada taap sebelumnya dan akirnya di-trottled ke titik (6) seingga beruba menjadi campuran jenu. Uap dipisakan dari gas yang tela beruba menjadi cair untuk kemudian dilewatkan melalui alat penukar kalor regenerative untuk menjalani taap berikutnya..3.4 Siklus Refrigerasi Gas Dalam pembaasan mengenai siklus Carnot diketaui bawa apabila ara siklus dibalik akan didapatkan siklus Carnot terbalik (reversed Carnot cycle) yang merupakan sebua refrigerator ideal. Hal ini menimbulkan ide bawa siklus mesin kalor (eat engine) dan siklus refrigerator sebenarnya adala mempunyai prinsip kerja sama anya aranya saja yang berlawanan (peratikan bawa siklus refrigerasi yang dibaas di atas adala sangat mirip dengan siklus Rankine dengan ara terbalik). Ole karena itu maka apabila siklus Brayton dibalik aranya akan didapatkan apa yang disebut siklus refrigerasi gas (reversed Brayton cycle). 18

19 Disini akan berlaku bawa, COP R q w L net,in w comp ql w turb dimana, q L ; w ; w 1 4 turb 3 4 comp 1 Siklus refrigerasi gas ini akan mempunyai COP yang lebi renda dibandingkan dengan siklus kompresi uap. Tetapi karena konstruksi yang sederana dan komponen yang ringan maka siklus ini banyak dipakai di pesawat terbang dan dapat dikombinasikan dengan proses regenerasi..3.5 Siklus Refrigerasi Absorpsi Peningkatan COP dari mesin refrigerasi dapat dilakukan dengan menurunkan kerja yang dibutukan ole kompresor. Dibanding dengan sebua kompresor, pompa dapat melakukan proses kompresi fluida cair dengan kerja input yang jau lebi kecil untuk laju 19

20 massa yang sama. Ole karena itu dalam sistem refrigerasi absorpsi, refrigeran akan dilarutkan dalam fluida cair sebagai media transport seingga refrigeran dapat dikompresi dengan kerja yang lebi kecil. Refrigeran yang sering dipakai adala amoniak dengan media transport berupa air. Refrigeran lain yang juga dipakai adala air dengan media transport berupa litium bromide atau litium cloride. Keunggulan sistem ini lebi terasa apabila ada sumber panas dengan temperatur 10000C yang mura seperti misalnya energi surya, geotermal dan lain-lain. Skema sistem refrigerasi absorpsi bisa diliat pada gambar di atas. Amoniak murni keluar dari evaporator dan masuk ke absorber. Di dalam absorber, amoniak larut dalam air seingga terbentuk larutan air-amoniak. Karena pelarutan amoniak akan berlangsung dengan lebi baik pada temperatur yang lebi renda maka larutan dalam absorber didinginkan dengan cooling water. Larutan air-amoniak kemudian masuk ke pompa untuk mengalami proses kompresi dan masuk ke regenerator untuk menerima panas. Pemanasan larutan air-amoniak lebi lanjut dilakukan dalam generator dengan sumber panas, misalnya dari energi surya, seingga terjadi proses penguapan larutan. Larutan yang menguap kemudian masuk ke rectifier untuk dilakukan pemisaan amoniak dan air. Amoniak murni masuk ke kondenser dan melanjutkan siklus refrigerasi, sedangkan air kembali masuk generator untuk dipakai kembali sebagai media transport. Dari gambar di atas dapat diliat bawa prinsip sistem absorpsi adala sama dengan dengan sistem kompresi uap, anya berbeda pada bagian dalam garis putus-putus..3.6 Sistem Refrigerasi Termoelektrik Tela diketaui dari apa yang disebut efek Seebeck bawa dua bua logam yang berbeda apabila ujung-ujungnya diubungkan kemudian dipanaskan sala satu ujungnya maka akan timbul arus listrik dalam rangkaian logam tersebut. 0

21 Efek Seebeck ini kemudian bisa dimanfaatkan untuk sebua generator listrik yang biasa disebut sebagai termoelectric power generator. Seperti pada bagian sebelumnya bawa siklus daya dan siklus refrigerasi adala mempunyai prinsip kerja yang sama anya dengan ara yang berlawanan, maka siklus daya termoelektrik ini bisa juga dipakai untuk siklus refrigerasi. Siklus refrigerasi termoelektrik akan memanfaatkan efek Peltier dimana apabila dialirkan arus listrik dalam rangkaian yang terbuat dari dua bua logam yang berbeda, maka pada ujung yang satu terjadi penyerapan kalor dan pada ujung yang satunya terjadi pembuangan kalor. Prinsip kerja dan susunan sistem secara skematis dapat diliat di gambar di bawa. Pada aplikasinya refrigerasi termoelektrik akan menggunakan semikonduktor sebagai media untuk menyerap dan membuang kalor. Walaupun sistem ini mempunyai kelemaan yaitu rendanya efisiensi, tetapi karena ringan, sederana, dan tidak berisik maka dipandang sebagai teknologi refrigerasi masa depan..3.7 Sistem Heat Pump Karena eat pump biasanya dipakai di daera dengan iklim yang dingin maka persoalan dari manaka panas dapat diambil menjadi persoalan. Sumber panas yang sering dipakai dalam sebua eat pump adala: 1

22 1. Udara atmosfer (paling umum). Sumber panas ini paling praktis tetapi ada problem frosting pada koil evaporator seingga akan menurunkan laju perpindaan kalor.. Air tana. Pada kedalaman tertentu air tana mempunyai temperatur berkisar 518C seingga didapatkan eat pump dengan COP tinggi, tidak ada frosting tetapi konstruksi rumit. 3. Tana Untuk tujuan pemanasan suatu media, pemanasan dengan proses pembakaran dari sumber energi primer (baan bakar) secara ekonomis lebi menguntungkan dibandingkan dengan eat pump. Ole karena itu jarang ditemui sebua eat pump yang bekerja sendiri. Tetapi karena prinsip kerja yang sama antara refrigerator dan eat pump maka sekarang ini banyak diproduksi sistem refrigerasi yang bekerja secara dual yaitu sebagai pendingin dalam musim panas dan sebagai pemanas dalam musim dingin. Di sini pada prinsipnya koil (eat excanger) di dalam dan di luar ruangan akan beruba fungsinya sebagai evaporator dan kondenser sesuai dengan mode kerjanya dengan bantuan katup pembalik ara. Prinsip kerja sistem dual dapat diliat pada gambar di bawa..4 PEMILIHAN REFRIGERAN Jenis refrigeran adala sangat banyak dimana pemilian refrigeran secara tidak tepat akan bisa membuat kerja refrigerator menjadi tidak optimal. Refrigeran ada dua macam yaitu refrigeran primer dan sekunder. Adapun pengertian refrigeran primer adala

23 refrigeran yang digunakan dalam sistem kompresi uap. Dan refrigeran sekunder adala cairan-cairan yang digunakan untuk membawa energi kalor bersuu renda dari satu lokasi ke tempat lain. Nama lain dari refrigersai sekunder adala cairan anti beku atau brines (larutan garam). Tabel Penggunaan Refrigeran REFRIGERAN KOMPRESOR KETERANGAN PENGGUNAAN R11 Sentrifugal Pendinginan air sentrifugal R1 Torak putar Sentrifugal Penyegar udara, refrigerasi, dan pendinginan Pendinginan air sentrifugal ukuran besar R13 Torak putar Refrigerasi temperatur sangat renda R1 - Pendingin kabin alat pengangkat R - Sentrifugal Penyegar udara, refrigerasi pada umumnya, pendinginan beberapa unit refrigerasi, unit temperatur renda Pendingin air sentrifugal temperatur renda ukuran besar R113 Sentrifugal Pendingin air sentrifugal ukuran kecil R114 Torak putar sentrifugal Pendingin kabin alat pengangkat Pendingin air sentrifugal R500 Torak putar Sentrifugal Refrigerasi pada umumnya dan pendinginan, misal penyegar udara Pendingin air sentrifugal temperatur renda R50 Torak putar Lemari pamer, unit temperatur renda, refrigerasi dan pendinginan pada umumnya 3

24 R717 Torak Sentrifugal Unit pembuat es, ruang dingin, pendinginan larutan garam, peti es, pendinginan pabrik (prose) kimia Ring es, pendingin larutan garam, pendingin pabrik (proses) kimia Dibawa ini ada beberapa jenis refrigeran yang biasa dipergunakan, antara lain : 1. Udara Refrigeran ini sangat mura, tidak beracun dan tidak muda terbakar. Koefisien prestasi renda. Biasanya digunakan pada pesawat terbang.. Carbon Dioksida (CO ) Senyawa ini tidak berwarna, tidak berbau dan lebi berat dari udara. Titik didinya -78,5 C, berat jenisnya 1,56 dan anya dapat beroperasi pada tekanan tinggi seingga pemakaiannya terbatas dan biasanya dipakai pada proses refrigerasi dengan tekanan per ton yang besar. 3. Metil Clorida (CH 3 Cl) Berupa cairan tidak berwarna dan tidak berbau merangsang. Titik didinya 3,7 0 F. 4. Freon atau Cloro Fluoro Carbon (CFC) Freon merupakan refrigeran yang paling banyak digunakan dalam sistem pendingin. Baan dasarnya etane dan metane yang berisi fluor dan clor dalam komposisinya. Karena mengandung unsur clor refrigeran jenis ini mempunyai dampak penipisan ozon dimana akan berpengaru negatif teradap keidupan makluk idup di bumi. Selain itu, juga berdampak negatif teradap iklim, yaitu meningkatkan suu rata-rata dan perubaan iklim global serta pencemaran udara. Spesifikasi freon yang biasa digunakan dalam pendinginan Nama Rumus Kimia Titik Didi ( C) 4

25 Freon 11 CCl 3 F 3,8 Freon 1 CCl 3 F - 9,8 Freon 13 CClF 3-81,4 Freon 1 CHCL F 8,9 Freon CHClF - 40,8 5. Uap Air Refrigeran ini paling mura dan paling aman. Pemakaiannya terbatas untuk pendingin suu tinggi karena mempunyai titik beku yang tinggi, yaitu 0 C. pemakaian utamanya untuk comfort air cionditioning dan water cooling. 6. Hidrocarbon Dipakai pada industri karena arganya mura. Jenisnya butana, iso butana, propana, propylana, etana dan etylana. Semuanya muda terbakar dan meledak. Berikut ini macam-macam nama kimia dari idrokarbon : Ketentuan penomoran + Nama kimia Rumus kimia 50 Metana CH Etana C H 6 90 Propana C 3 H 8 7. Amonia (NH 3 ) Amonia ini digunakan secara luas pada mesin refrigerasi industri atau refrigerasi kapasitas besar. Titik didinya kurang lebi - 33 C. zat ini mempunyai karakteristik bau meskipun pada konsentrasi kecil di udara. Tidak dapat terbakar, tetapi meledak jika bereaksi dengan udara dengan prosentase 13,8 %. Ole karena itu efek korosi amonia, tembaga atau campuran tembaga tidak bole digunakan pada mesin dengan refrigeran amonia. 5

26 8. Azetropes Merupakan campuran dari beberapa refrigeran yang mempunyai sifat berbeda. Jenis yang banyak dipakai : Correne-7 Yang terdiri dari campuran 73,8 % freon-1 dan 6,% genetron 100. Refrigeran-50 Merupakan campuran dari 98,8 % freon-1 dan 51, % freon Larutan Garam (brine) Larutan garam (brine) juga digunakan untuk refrigeran misalnya untuk pendinginan lokasi lapangan es (ice skating rinks). 10. Sulfur Dioksida (SO ) Berupa gas atau cairan yang tidak berwarna, sangat beracun dan berbau merangsang. Senyawa ini tidak muda terbakar dan tidak muda meledak. Dengan titik didi 10,1 C. 11. Hydro Fluoro Carbon (HFC) HFC merupakan refrigeran baru sebagai alternatif untuk menggantikan posisi freon. Hal ini disebabkan karena refrigeran freon mengandung zat clor (Cl) yang dapat merusak lapisan ozon. Sedangkan HFC terdiri dari atom-atom idrogen, fluorine dan karbon tanpa adanya zat clor (Cl). Macam-macam HFC dan pemakaiannya : HFC 15 (CHF CF 3 ) Sebagai pengganti freon 115 / R115 untuk pendingin air. HFC 134a (CH 3 CH F) Merupakan alternatif pengganti freon-1 / R-1. tidak muda meledak dan tingkat kandungan racun renda, digunakan untuk pengkondisian udara, lemari es dan pendingin air. HFC 15a (CH 3 CHF ) 6

27 Sebagai pengganti freon-1 / R-1 digunakan untuk penyegaran udara, pendingin air. Karakteristik Refrigeran Karena refrigeran merupakan baan yang penting dalam proses refrigerasi, agar dapat menyerap panas (evaporasi) dan mengeluarkan panas (kondensasi) dengan baik. Karakteristik termodinamikanya antara lain meliputi temperatur penguapan serta temperatur pengembunan dan tekanan pengembunan. Persyaratan refrigeran untuk unit refrigerasi adala sebagai berikut : Tekanan penguapan arus tinggi Tekanan pengembunan yang tidak terlalu tinggi Kalor laten penguapan arus tinggi Volume spesifik (refrigeran) yang cukup kecil Koefisisen prestasinya arus tinggi Konduktifitas termal yang tinggi Viskositas yang renda dalam fase cair maupun fase gas Konstanta dielektrika dari refriegerasi yang kecil, taanan listrik yang besar, serta tidak menyebabkan korosi pada material Refrigerasi tidak bole beracun dan berbau merangsang Refrigerasi tidak bole muda terbakar dan meledak Refrigerasi arus muda didieteksi, jika terjadi kebocoran Harganya tidak maal dan muda diperole Hal-al yang perlu diperatikan dalam pemilian refrigeran: 1. Temperatur media yang akan didinginkan. Disini perlu perbedaan temperatur yang cukup antara media dan refrigeran (yang optimal 510C). Misal, untuk mendinginkan media pada temperatur -10C maka temperatur refrigeran adala sekitar -0C. 7

28 Hal lain yang perlu diperatikan adala tekanan minimum (tekanan dalam evaporator) dalam sistem arus sedikit lebi besar dari tekanan atmosfer untuk mencega masuknya udara masuk dalam sistem perpipaan. Dengan kata lain refrigeran arus mempunyai tekanan jenu sedikit lebi besar dari 1 atm pada -0C (dalam conto di atas).. Temperatur media dimana panas dibuang Temperatur ini akan menentukan temperatur minimum refrigeran. Misal, untuk refrigerator ruma tangga maka refrigeran tidak bole dibawa 40C (kondisi Indonesia). Juga tekanan jenu dari refrigeran di kondenser arus dibawa tekanan kritisnya. Dari semua uraian diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan : 1. Setiap refrigeran mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda, dan juga mempunyai kelebian dan kekurangan. Titik didi refrigeran sangat mempengarui dalam penyerapan kalor pada suatu ruangan. Apabila titik didi refrigeran tinggi maka kalor ruangan akan sulit diserap ole refrigeran dan titik didi refrigeran yang renda maka kalor ruangan dapat diserap ole refrigeran. 3. Kemampuan penyerapan kalor pada ruangan semakin besar apabila titik didi suatu fluida refrigeran semakin renda. 4. Dalam memili refrigeran arusla selektif mungkin agar tidak terjadi dampak yang merugikan pada lingkungan sekitar. 5. Freon atau HFC mempunyai sifat yang dapat merusak lapisan ozon, ole karena itu diciptakanla HFC yang lebi rama lingkungan dan tidak merusak lapisan ozon. 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

TURBIN UAP. Penggunaan:

TURBIN UAP. Penggunaan: Turbin Uap TURBIN UAP Siklus pembangkitan tenaga terdiri dari pompa, generator uap (boiler), turbin, dan kondenser di mana fluida kerjanya (umumnya adala air) mengalami perubaan fasa dari cair ke uap

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN EVAPORATOR KULKAS (LEMARI ES) DENGAN MENGUNAKAN REFRIGERANT R-22 DAN R-134A

ANALISIS PERBANDINGAN EVAPORATOR KULKAS (LEMARI ES) DENGAN MENGUNAKAN REFRIGERANT R-22 DAN R-134A 99 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober 2015 ANALISIS PERBANDINGAN EVAPORATOR KULKAS (LEMARI ES) DENGAN MENGUNAKAN REFRIGERANT R-22 DAN R-134A Imam Faozan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR Untuk mengenalkan aspek-aspek refrigerasi, pandanglah sebuah siklus refrigerasi uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot. Gambar 1.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Mesin Refrigerasi Secara umum bidang refrigerasi mencakup kisaran temperatur sampai 123 K Sedangkan proses-proses dan aplikasi teknik yang beroperasi pada kisaran temperatur

Lebih terperinci

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin Galuh Renggani Wilis, ST.,MT ABSTRAKSI Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik

Lebih terperinci

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.

Lebih terperinci

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng MULTIREFRIGERASI SISTEM Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng SIKLUS REFRIGERASI Sistem refrigerasi dengan siklus kompresi uap Proses 1 2 : Kompresi isentropik Proses 2 2 : Desuperheating Proses 2 3 : Kondensasi

Lebih terperinci

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin BELLA TANIA Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya May 9, 2013 Abstrak Mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Refrigeran merupakan media pendingin yang bersirkulasi di dalam sistem refrigerasi kompresi uap. ASHRAE 2005 mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II INJAUAN PUSAKA 2.. Sistem Kerja dan Start urbin Gas Penggerak mula yang digunakan pada system ini adala motor diesel. Motor diesel ini diubungkan dengan accessory gear melalui torque converter dan

Lebih terperinci

PENDINGINAN KOMPRESI UAP

PENDINGINAN KOMPRESI UAP Babar Priyadi M.H. L2C008020 PENDINGINAN KOMPRESI UAP Pendinginan kompresi uap adalah salah satu dari banyak siklus pendingin tersedia yang banyak digunakan. Metode ini merupakan yang paling banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika Oleh : Robbin Sanjaya 2106.030.060 Pembimbing : Ir. Denny M.E. Soedjono,M.T PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisian udara merupakan modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk mengkondisikan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM : LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan

Lebih terperinci

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada Siklus Kompresi Uap Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak digunakan dalam daur refrigerasi, pada daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), pengembunan( 2 ke 3), ekspansi (3

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R12 DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR

ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R12 DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR Agung Nugroo Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Fata (UNISFAT) Jl.

Lebih terperinci

UJI EKSPERIMENTAL MESIN PENDINGIN BERPENDINGIN UDARA, DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERAN R22 DAN REFRIGERAN R407C.

UJI EKSPERIMENTAL MESIN PENDINGIN BERPENDINGIN UDARA, DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERAN R22 DAN REFRIGERAN R407C. UJI EKSPERIMENTAL MESIN PENDINGIN BERPENDINGIN UDARA, DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERAN R22 DAN REFRIGERAN Kevin Sanjaya 1), I Made Kartika Dhiputra 2) dan Harto Tanujaya 1) 1) Program Studi Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sistem pengkondisian udara pada saat ini bukan lagi. merupakan suatu kemewahan, namun telah menjadi kebutuhan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sistem pengkondisian udara pada saat ini bukan lagi. merupakan suatu kemewahan, namun telah menjadi kebutuhan yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem pengkondisian udara pada saat ini bukan lagi merupakan suatu kemewahan, namun telah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect Cooling System) Sistem pendinginan tidak langsung (indirect Cooling system) adalah salah satu jenis proses pendinginan dimana digunakannya

Lebih terperinci

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan REFRIGERAN & PELUMAS Persyaratan Refrigeran Persyaratan refrigeran (zat pendingin) untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut : 1. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigeran memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Refrigerasi adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda atau ruang tertutup untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk dari energi,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Freezer Freezer merupakan salah satu mesin pendingin yang digunakan untuk penyimpanan suatu produk yang bertujuan untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Pengujian sistem refrigerasi..., Dedeng Rahmat, FT UI, Universitas 2008 Indonesia

BAB II DASAR TEORI. Pengujian sistem refrigerasi..., Dedeng Rahmat, FT UI, Universitas 2008 Indonesia BAB II DASAR TEORI 2.1 REFRIGERASI DAN SISTEM REFRIGERASI Refrigerasi merupakan proses penyerapan kalor dari ruangan bertemperatur tinggi, dan memindahkan kalor tersebut ke suatu medium tertentu yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya terbatas untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan hidup, namun juga telah

Lebih terperinci

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer SISTEM REFRIGERASI Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan sistem kontrol yang menunjang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet BAB II DASAR TEORI 2.1 Blood Bank Cabinet Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH Diajukan guna melengkapi sebagaian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Properti Termodinamika Refrigeran Untuk menduga sifat-sifat termofisik masing-masing refrigeran dibutuhkan data-data termodinamik yang diambil dari program REFPROP 6.. Sedangkan

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Vaksin Vaksin merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Refrigerasi adalah suatu proses penyerapan panas dari suatu zat atau produk sehingga temperaturnya berada di bawah temperatur lingkungan. Mesin refrigerasi atau disebut juga mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN 1 Amrullah, 2 Zuryati Djafar, 3 Wahyu H. Piarah 1 Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin, Politeknik Bosowa, Makassar 90245,Indonesia

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang

Lebih terperinci

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 Suroso, I Wayan Sukania, dan Ian Mariano Jl. Let. Jend. S. Parman No. 1 Jakarta 11440 Telp. (021) 5672548

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. This document was created with the trial version of Print2PDF! Once Print2PDF is registered, this message will disappear!

BAB II DASAR TEORI. This document was created with the trial version of Print2PDF! Once Print2PDF is registered, this message will disappear! BAB II DASAR TEORI 2.1 SEJARAH REFRIGERAN Sistem kompresi uap untuk refrigerasi pertama kali dipatenkan pada tahun 1834 oleh Jacob Perkins, seorang warga Amerika, dengan menggunakan ethyl ether sebagai

Lebih terperinci

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : TRI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Pendinginan Proses pendinginan merupakan proses pengambilan kalor/panas dari suatu ruang atau benda untuk menurunkan suhunya dengan jalan memindahkan kalor yang terkandung

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan temperature dan kelembapan udara agar memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada penelitian ini landasan teori yang digunakan ialah mengenai cara kerja sistem pendingin lemari es dan teori mengenai heatsink. 2.1. Heatsink Heatsink merupakan material yang

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP MENGGUNAKAN R22 DAN R134a DENGAN KAPASITAS KOMPRESOR 1 PK

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP MENGGUNAKAN R22 DAN R134a DENGAN KAPASITAS KOMPRESOR 1 PK ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP MENGGUNAKAN R22 DAN R134a DENGAN KAPASITAS KOMPRESOR 1 PK Dwi Bayu Saputro, Suryadimal, S.T.,M.T 1), Ir. Wenny Marthiana., M.T 2) Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN Kemas. Ridhuan 1), I Gede Angga J. 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Sistem refrigerasi kompresi uap paling umum digunakan di antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T.

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T. MODUL PRAKTIKUM Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T. PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 i ii KATA PENGANTAR Assalaamu

Lebih terperinci

Termodinamika II FST USD Jogja. TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 2007/2008

Termodinamika II FST USD Jogja. TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 2007/2008 TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 007/008 Siklus Kompresi Uap Ideal (A Simple Vapor-Compression Refrigeration Cycle) Mempunyai komponen dan proses.. Compressor: mengkompresi uap menjadi uap bertekanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN Eko Budiyanto Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyan Metro Jl. KH. Dewantara No.

Lebih terperinci

2.1 SEJARAH REFRIGERAN

2.1 SEJARAH REFRIGERAN BAB II DASAR TEORI 2.1 SEJARAH REFRIGERAN Sistem kompresi uap untuk refrigerasi pertama kali dipatenkan pada tahun 1834 oleh Jacob Perkins, seorang warga Amerika, dengan menggunakan ethyl ether sebagai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI 2012 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil

Lebih terperinci

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR Arif Kurniawan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang; Jl.Raya Karanglo KM. 2 Malang 1 Jurusan Teknik Mesin, FTI-Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Blast Chiller Blast Chiller adalah salah satu sistem refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan suatu produk dengan cepat. Waktu pendinginan yang diperlukan untuk sistem Blast

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 8 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan energi pun terus meningkat Untuk dapat memenuhi

Lebih terperinci

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya Di era serba maju sekarang ini, kita pasti sudah sangat akrab dengan air conditioner. Kehidupan modern, apalagi di perkotaan hampir tidak bisa lepas dari pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penarikan kalor dari suatu ruang/benda ke ruang/benda yang lain untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Cooling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Mesin pendingin atau refrigerasi pada dasarnya merupakan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Mesin pendingin atau refrigerasi pada dasarnya merupakan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mesin Pendingin Mesin pendingin atau refrigerasi pada dasarnya merupakan proses penyerapan kalor dari ruangan bertemperatur tinggi dan memindahkan kalor tersebut ke suatu medium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Prinsip Kerja Mesin Pendingin Penemuan siklus refrigerasi dan perkembangan mesin refrigerasi merintis jalan bagi pembuatan dan penggunaan mesin penyegaran udara. Komponen utama

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Vaksin

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Vaksin BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Vaksin Vaksin merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi

Lebih terperinci

Maka persamaan energi,

Maka persamaan energi, II. DASAR TEORI 2. 1. Hukum termodinamika dan sistem terbuka Termodinamika teknik dikaitkan dengan hal-hal tentang perpindahan energi dalam zat kerja pada suatu sistem. Sistem merupakan susunan seperangkat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1)

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1) BAB II DASAR TEORI 2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA Hukum pertama termodinamika adalah hukum kekekalan energi. Hukum ini menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Energi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perencanaan pengkondisian udara dalam suatu gedung diperlukan suatu perhitungan beban kalor dan kebutuhan ventilasi udara, perhitungan kalor ini tidak lepas dari prinsip perpindahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air conditioner atau yang biasa di sebut AC merupakan sebuah alat yang mampu mengondisikan udara. Dengan kata lain, AC berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan

Lebih terperinci

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI Suciati

Lebih terperinci

Kunci Jawaban Latihan Termodinamika Bab 5 & 6 Kamis, 12 April 2012 W NET

Kunci Jawaban Latihan Termodinamika Bab 5 & 6 Kamis, 12 April 2012 W NET Kunci Jawaban Latihan Termodinamika Bab 5 & 6 Kamis, 12 April 2012 1. Sebuah mesin mobil mampu menghasilkan daya keluaran sebesar 136 hp dengan efisiensi termal 30% bila dipasok dengan bahan bakar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini teknologi mengenai sistem refrigerasi maupun tata udara telah mengalami banyak kemajuan dan aplikasinya pun telah banyak digunakan baik dari kepeluan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect System)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect System) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect System) Melinder (2010) menjelaskan sistem refrigerasi tidak langsung yang menggunakan secondary refrigerant telah lama banyak digunakan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-2 DAN R-34a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W Ridwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma e-mail: ridwan@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA State of the art penelitian BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Mesin refrigerasi Siklus Kompresi Uap Standar (SKU) pada adalah salah satu jenis mesin konversi energi, dimana sejumlah energi dibutuhkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi Pasteurisasi ialah proses pemanasan bahan makanan, biasanya berbentuk cairan dengan temperatur dan waktu tertentu dan kemudian langsung didinginkan secepatnya. Proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X ANALISIS KARAKTERISTIK MESIN REFRIGERASI MOBIL MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI ALAT UJI Annisa Wulan Sari 1* Sunaryo 1** 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Riau Jl. K.H.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Sistem refrigerasi kompresi uap. 2. Sistem refrigeasi absorbsi. 3. Sistem refrigerasi udara

BAB II DASAR TEORI. 1. Sistem refrigerasi kompresi uap. 2. Sistem refrigeasi absorbsi. 3. Sistem refrigerasi udara BAB II DASAR TEORI 2.1 Klasifikasi Sistem Refrigerasi Ditinjau dari prinsip kerjanya, sistem refrigerasi di bagi menjadi 3 jenis, yaitu: 1. Sistem refrigerasi kompresi uap 2. Sistem refrigeasi absorbsi

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-18 Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF Akhmad Syukri Maulana dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli

ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli 2005 25 PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR EVAPORATOR TERHADAP PRESTASI AIR COOLED CHILLER DENGAN REFREGERAN R-134a, PADA TEMPERATUR KODENSOR TETAP Bambang Yunianto 1) Abstrak Pengujian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda BAB II DASAR TEORI 2.1 Benih Kedelai Penyimpanan benih dimaksudkan untuk mendapatkan benih berkualitas. Kualitas benih yang dapat mempengaruhi kualitas bibit yang dihubungkan dengan aspek penyimpanan adalah

Lebih terperinci

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013 1.2.3 AC Central AC central sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar Perpindahan Kalor 2.1.1. Umum Penukaran Kalor sering dipergunakan dalam kehidupan sehari hari dan juga di gedung dan industri. Contoh kegiatan penukaran kalor dalam

Lebih terperinci

AIR CONDITIONING SYSTEM. Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 28 July 2009

AIR CONDITIONING SYSTEM. Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 28 July 2009 AIR CONDITIONING SYSTEM Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 28 July 2009 Fungsi dan Klasifikasi Air Conditioning System Fungsi : sistim yang dibuat untuk

Lebih terperinci

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Prinsip Kerja Instalasi Instalasi ini merupakan instalasi mesin pendingin kompresi uap hibrida yang berfungsi sebagai mesin pendingin pada lemari pendingin dan pompa kalor pada

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 HASIL PENGUJIAN KESTABILAN SISTEM CASCADE Dalam proses pengujian pada saat menyalakan sistem untuk pertama kali, diperlukan waktu oleh sistem supaya dapat bekerja dengan stabil.

Lebih terperinci